6
Kampanye Bandara Tingkatkan Kesadaran Perdagangan Ilegal Satwa Liar Peningkatan Pemantauan untuk Perdagangan Hiu dan Pari yang Berkelanjutan Peningkatan Kapasitas Pelatihan Memperkuat Pengelolaan Konservasi Halaman 6 Halaman 5 Melibatkan Anak Muda Indonesia di Isu Lingkungan Hidup Halaman 3 Halaman 1 Halaman 2 Staf bandara mempelajari tentang spesies yang dilindungi dan perdagangan satwa liar di pameran foto dan tampilan interaktif di aula keberangkatan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kampanye Bandara Tingkatkan Kesadaran Perdagangan Satwa Liar Tokoh Konservasi Arif Aliadi Halaman 4 Merayakan Hari Margasatwa Dunia 2020 Volume V Januari - Maret 2020 Penerbitan buletin ini dimungkinkan dengan dukungan Rakyat Amerika melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Isi dari buletin ini adalah tanggung jawab Chemonics International Inc. dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat. DI EDISI INI: Indonesia merupakan negara “megadiversitas” dan bersama enam negara Asia lainnya berkontribusi hingga 70 persen dari keanekaragaman hayati dunia. Namun, keanekaragaman hayati Indonesia menghadapi ancaman secara langsung berupa hilangnya habitat, perdagangan satwa liar baik domestik maupun internasional untuk konsumsi, hewan peliharaan, atau dimanfaatkan bagian tubuhnya seperti kulit, bulu, dan bagian tubuh lainnya. Sebagian perdagangan satwa liar, baik domestik maupun internasional dilakukan secara ilegal, dan Indonesia memiliki posisi yang makin besar sebagai negara tujuan, sumber, dan tempat transit. Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) berfungsi sebagai penghubung utama bagi 87 rute penerbangan internasional dan lebih dari 34 bandara regional yang tersebar di seluruh nusantara. Sektor transportasi udara merupakan kanal utama perdagangan ilegal satwa liar. Para penyelundup menggunakan bandara sebagai bagian dari jaringan canggih mereka untuk menyelundupkan satwa liar dan bagian-bagian tubuhnya. Dimulai dari bandara yang dekat dengan habitat satwa, terus melalui CGK, yang terhubung dengan penerbangan internasional, mereka mencapai pasar konsumen di negara lain. Baru-baru ini, sebuah laporan* menempatkan Indonesia dalam kelompok 10 negara teratas dengan tingkat perdagangan ilegal satwa liar tertinggi di sektor transportasi udara. Program USAID Reducing Opportunities for Unlawful Transport of Endangered Species (ROUTES) menemukan bahwa penggabungan pendekatan dalam usaha BIJAK BULETIN *https://routespartnership.org/industry-resources/publications/in-plane-sight, p.22 Foto: Suci Landon/ USAID BIJAK

Foto: Suci Landon/ USAID BIJAK · Melibatkan Anak Muda Indonesia di Isu Lingkungan Hidup Ditantang untuk mengunggah foto aksi pribadi terkait lingkungan hidup pada Hari Margasatwa

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Foto: Suci Landon/ USAID BIJAK · Melibatkan Anak Muda Indonesia di Isu Lingkungan Hidup Ditantang untuk mengunggah foto aksi pribadi terkait lingkungan hidup pada Hari Margasatwa

Kampanye Bandara Tingkatkan Kesadaran Perdagangan Ilegal Satwa Liar

Peningkatan Pemantauan untuk Perdagangan Hiu dan Pari yang Berkelanjutan

Peningkatan Kapasitas Pelatihan Memperkuat Pengelolaan Konservasi

Halaman 6

Halaman 5

Melibatkan Anak Muda Indonesia di Isu Lingkungan Hidup

Halaman 3

Halaman 1

Halaman 2

Staf bandara mempelajari tentang spesies yang dilindungi dan perdagangan satwa liar di pameran foto dan tampilan interaktif di aula keberangkatan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Kampanye Bandara Tingkatkan Kesadaran Perdagangan Satwa Liar

Tokoh Konservasi Arif Aliadi

Halaman 4

Merayakan Hari Margasatwa Dunia 2020

Volume V Januari - Maret 2020

Penerbitan buletin ini dimungkinkan dengan dukungan Rakyat Amerika melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Isi dari buletin ini adalah tanggung jawab Chemonics International Inc. dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.

DI EDISI INI:

Indonesia merupakan negara “megadiversitas” dan bersama enam negara Asia lainnya berkontribusi hingga 70 persen dari keanekaragaman hayati dunia. Namun, keanekaragaman hayati Indonesia menghadapi ancaman secara langsung berupa hilangnya habitat, perdagangan satwa liar baik domestik maupun internasional untuk konsumsi, hewan peliharaan, atau dimanfaatkan bagian tubuhnya seperti kulit, bulu, dan bagian tubuh lainnya.

Sebagian perdagangan satwa liar, baik domestik maupun internasional dilakukan secara ilegal, dan Indonesia memiliki posisi yang makin besar sebagai negara tujuan, sumber, dan tempat transit. Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) berfungsi sebagai penghubung utama bagi 87 rute penerbangan internasional dan lebih dari 34 bandara regional yang tersebar di seluruh nusantara. Sektor transportasi udara merupakan kanal utama perdagangan ilegal satwa liar. Para penyelundup menggunakan bandara sebagai bagian dari jaringan canggih mereka untuk menyelundupkan satwa liar dan bagian-bagian tubuhnya. Dimulai dari bandara yang dekat dengan habitat satwa, terus melalui CGK, yang terhubung dengan penerbangan internasional, mereka mencapai pasar konsumen di negara lain. Baru-baru ini, sebuah laporan* menempatkan Indonesia dalam kelompok 10 negara teratas dengan tingkat perdagangan ilegal satwa liar tertinggi di sektor transportasi udara.

Program USAID Reducing Opportunities for Unlawful Transport of Endangered Species (ROUTES) menemukan bahwa penggabungan pendekatan dalam usaha

BIJAK BULETIN

*https://routespartnership.org/industry-resources/publications/in-plane-sight, p.22

Foto

: Suc

i Lan

don/

USA

ID B

IJAK

Page 2: Foto: Suci Landon/ USAID BIJAK · Melibatkan Anak Muda Indonesia di Isu Lingkungan Hidup Ditantang untuk mengunggah foto aksi pribadi terkait lingkungan hidup pada Hari Margasatwa

2

peningkatan kesadaran penumpang, pengunjung bandara, staf penerbangan, petugas penegakan hukum, ekspeditur, dan pengiriman barang terbukti berdampak positif pada upaya melawan perdagangan ilegal satwa liar di sektor transportasi udara.

Pada tahun 2019, USAID BIJAK dan otoritas pengelola bandara Angkasa Pura II (AP II) mulai bekerjasama dalam serangkaian kegiatan kolaboratif untuk memerangi perdagangan ilegal satwa liar di bandara domestik dan internasional di Indonesia. Sebagai bagian dari upaya itu, pada bulan Februari 2020, BIJAK, AP II dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meluncurkan kampanye peningkatan kesadaran perdagangan ilegal satwa liar di aula keberangkatan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Tiga elemen kampanye ini mencakup: pameran foto, tampilan interaktif metode umum para penyelundupan satwa liar, dan pemutaran dua video animasi singkat di jaringan TV digital bandara.

Pameran ini menampilkan foto-foto besar 8 spesies yang paling sering diperdagangkan di Indonesia milik Indonesian Wildlife Photographers, Planet Indonesia, dan WCS Indonesia. Setiap foto disertai kisah para fotografer waktu pengambilan foto, nama ilmiah, morfologi, ancaman, status konservasi, data penyelundupan, dan seruan untuk bertindak bagi pengunjung untuk melapor dugaan penyelundupan ke hotline satwa dilindungi KLHK dengan menelepon atau mengirim teks ke

Tampilan interaktif menunjukkan metode umum para penyelundup satwa liar, termasuk menyembunyikan hewan kecil dan burung dalam pakaian dan koper mereka.

Hari Margasatwa Dunia 2020 (WWD2020), dengan tema Mempertahankan kehidupan di Bumi, adalah kesempatan untuk merayakan peran satwa dan tumbuhan liar sebagai bagian penting keanekaragaman hayati dunia. USAID BIJAK merayakan WWD2020 dengan menggelar kampanye media sosial selama seminggu untuk meningkatkan kesadaran lebih dari 1.700 pengikut dan masyarakat umum tentang peran penting yang dimainkan manusia dalam melestarikan spesies tumbuhan dan satwa agar ekosistem yang beragam tetap terjaga dan sehat.

BIJAK menggunakan media sosial dan memanfaatkan jaringan mitra dan pengikutnya untuk melibatkan anak muda Indonesia melalui posting harian, foto, kartun, dan kontes di Facebook, Twitter, dan Instagram.

Kampanye ini menampilkan foto dan klip video pengunjung yang berinteraksi dengan pameran foto dan tampilan interaktif BIJAK tentang spesies dilindungi dan perdagangan ilegal satwa liar di bandara Soekarno-Hatta, dengan seruan untuk bertindak menyelamatkan #IndonesianBiodiversity dan

#EndWildlifeTrafficking. Kampanye ini juga menyertakan teka-teki silang bertema konservasi dan kontes mewarnai yang menyoroti spesies satwa liar kunci yang dilindungi.

“Saya pikir ini adalah cara yang menarik untuk mengkampanyekan dan menyebarkan pesan tentang pelestarian lingkungan kepada audiens media sosial Anda,” kata Ratih Dewanti, salah satu pemenang kontes mewarnai yang Instagram story-nya mengalahkan lebih dari 40 karya seni kreatif dan indah lainnya. “Saya menantikan kompetisi BIJAK berikutnya!”

Posting media sosial BIJAK untuk WWD2020 dilihat lebih dari 37.000 kali, oleh setidaknya 10.000 orang.

Merayakan Hari Margasatwa Dunia 2020

diselundupkan di dalam pakaian dan koper. Sebuah stan pameran menyediakan informasi tentang latar belakang satwa-satwa yang diselundupkan serta modus operandi lain yang biasa digunakan oleh para penyelundup.

Video animasi singkat memperlihatkan kepada para pengunjung 14 spesies satwa liar Indonesia yang paling sering diperdagangkan, dan tanda-tanda khusus terkait perdagangan ilegal satwa liar yang harus diketahui oleh para pelancong ketika mereka berada di bandara. Kedua video itu memberikan informasi tentang cara melaporkan perilaku mencurigakan atau dugaan adanya satwa liar yang disembunyikan kepada otoritas Keamanan Penerbangan (Avsec) di bandara, serta hotline KLHK tentang penyelundupan satwa liar. Video-video ini diputar di 16 jaringan TV digital yang diputar terus menerus selama 24 jam/hari dari 17 Februari hingga 17 Maret 2020 bersama pengumuman layanan publik bandara lainnya.

Pameran ini berhasil meningkatkan kesadaran tentang perdagangan ilegal satwa liar diantara penumpang, staf maskapai, petugas bandara, dan pengunjung lainnya. Pengamatan menunjukkan lebih dari 4.800 pengunjung secara signifikan berinteraksi dengan tampilan interaktif. Orang-orang yang lalu lalang tertarik oleh foto berukuran besar dan tampilan interaktif yang menarik, serta terlibat dalam dialog dengan staf pameran tentang pentingnya perlindungan satwa liar dengan membantu melaporkan penyelundupan.

Karina Russell, seorang mahasiswa sarjana Indonesia-Kanada, menyatakan antusiasmenya terhadap pameran ini dengan mengatakan bahwa, “Memiliki sesuatu seperti ini memaksa orang untuk membuka pikiran mereka tentang keadaan satwa Indonesia yang terancam punah.”

Rini Saraswati Dewan, seorang pramugari, berkomentar: “Ini adalah acara yang sangat baik. Ini meningkatkan pengetahuan kita dalam membantu menghentikan perdagangan ilegal satwa liar yang dilindungi di Indonesia. Saya berharap suatu hari nanti tidak ada lagi kasus penyelundupan satwa liar di Indonesia.“

Pengunjung juga menyatakan dukungan mereka dengan menulis 156 komentar mendukung kampanye di buku tamu.

Kampanye ini adalah bagian dari upaya BIJAK yang lebih luas untuk meningkatkan kesadaran tentang perdagangan ilegal satwa liar di Indonesia. Kampanye ini adalah kegiatan kedua bersama AP II, Forum Bandara Soekarno-Hatta (FORBATA), dan KLHK untuk meningkatkan penyadartahuan staf bandara dan penumpang tentang masalah perdagangan ilegal satwa liar.

Rat

ih D

ewan

ti

Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta di 0812-8964-3727.

Tampilan interaktif terdiri dari dua manekin seukuran orang dewasa berpose sebagai turis, dengan berbagai binatang dan bagian-bagian satwa yang disembunyikan di pakaian dan koper mereka. Pengunjung ditantang oleh staf pameran untuk menemukan sebanyak mungkin satwa dan bagian tubuhnya yang

Foto

: Ana

stas

ia R

amal

o/ U

SAID

BIJA

K

Page 3: Foto: Suci Landon/ USAID BIJAK · Melibatkan Anak Muda Indonesia di Isu Lingkungan Hidup Ditantang untuk mengunggah foto aksi pribadi terkait lingkungan hidup pada Hari Margasatwa

3

Perlindungan spesies dan habitatnya di Indonesia perlu keterlibatan masyarakat yang termotivasi untuk mengubah perilaku pribadi agar mendukung upaya konservasi di negara ini. 63,4 juta milenial* Indonesia, yang lahir bersama teknologi dan media sosial, adalah potensi yang belum tersentuh bagi aksi-aksi lingkungan hidup. Di seluruh dunia, milenial memakai media sosial untuk menyuarakan isu dan memanfaatkan jaringan sosial mereka untuk menjangkau, mempengaruhi, dan mengadvokasi perubahan pada isu yang jadi perhatian mereka.

Tahun 2018, USAID BIJAK mensurvei lebih dari 2.000 masyarakat Indonesia di 34 provinsi terkait berbagai masalah lingkungan hidup. Disemua topik, warga perkotaan punya pemahaman lebih baik dan kepedulian lebih besar terhadap perubahan iklim, kawasan lindung, dan perlindungan satwa liar dibandingkan warga pedesaan. Hasil survei juga menunjukkan mayoritas responden berpandangan positif terhadap taman nasional di Indonesia. Survei ini juga mengungkapkan bahwa di semua provinsi, responden berusia paling muda adalah yang paling peduli terhadap lingkungan hidup. Temuan ini konsisten dengan temuan Deloitte Global Millennial Survey 2019 yang menunjukkan bahwa perubahan iklim dan perlindungan lingkungan hidup menempati urutan kedua topik yang jadi perhatian milenial, setelah korupsi dalam bisnis dan politik.

BIJAK membangun kepedulian dan pemahaman ini melalui kerja sama dengan influencer media sosial dan kelompok masyarakat sipil untuk bersama-sama merancang dan memicu gerakan lingkungan hidup di kalangan anak muda Indonesia. Pada bulan Maret 2020, BIJAK menyelenggarakan dua diskusi kelompok terfokus (FGD) untuk lebih memahami tantangan dan peluang yang dihadapi anak muda Indonesia dalam menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan aksi mendukung isu-isu lingkungan hidup. Perwakilan organisasi masyarakat sipil yang ikut berpartisipasi termasuk Hutan Itu Indonesia, Earth Hour Jakarta, Biodiversity Warriors, dan Klub Sigma Biologi Universitas Indonesia.

“Diskusinya menyenangkan, terutama karena masalahnya adalah lingkungan hidup, sesuatu yang saya sukai,” kata Rimbun, siswa kelas dua belas SMA Gonzaga, yang berpartisipasi dengan antusias dalam FGD pertamanya. “Setelah acara ini, saya berharap ada langkah-langkah untuk mengundang anak muda agar mereka dapat berkontribusi pada gerakan lingkungan hidup dan menciptakan dampak nyata bagi masyarakat.”

Diskusi intensif selama dua hari ini mengungkapkan bahwa semangat lingkungan hidup sangat kuat di kalangan anak

muda Indonesia, dan kesediaan mereka untuk beraksi sangat tinggi jika topik tersebut sedang tren dan dibicarakan di media sosial. Benang merah dalam kedua diskusi itu adalah hubungan antara nilai-nilai lingkungan hidup dengan kebanggaan nasional, terutama terkait dampak lingkungan hidup yang mempengaruhi masyarakat Indonesia, seperti kebakaran hutan.

BIJAK menggunakan informasi ini untuk menyesuaikan pendekatannya dalam memicu gerakan lingkungan hidup berdasarkan cara anak muda Indonesia hidup, berinteraksi, berperilaku, dan mengambil keputusan. Misalnya, karena banyak milenial Indonesia yang aktif di media sosial, berkirim pesan, membuat blog, dan memposting di media sosial dari rumah, seruan untuk aksi harus mendorong kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak muda dari rumah melalui jaringan media daring dan media sosial mereka.

Kini, BIJAK sudah mengetahui cara menjangkau anak muda dengan pesan yang membantu menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan aksi. Karena itu, BIJAK akan merangkul berbagai organisasi Indonesia dibidang lingkungan hidup yang selama ini bekerja sendiri-sendiri tapi memiliki tujuan serupa, untuk membentuk koalisi yang dapat memelihara dan mempertahankan gerakan anak muda dibidang lingkungan hidup. BIJAK akan terus bekerja dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan mitra lainnya menyelenggarakan acara yang berfokus pada kaum muda (seperti Hari Hutan Internasional dan Hari Konservasi Nasional); meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu lingkungan hidup; dan bekerja sama dengan blogger, musisi, dan artis yang aktif di media sosial untuk mempengaruhi anak muda Indonesia untuk beraksi mendukung lingkungan hidup.

Para pemimpin muda di bidang lingkungan hidup di FGD yang diselenggarakan oleh USAID BIJAK.

*https://www2.deloitte.com/global/en/pages/about-deloitte/articles/millennialsurvey.html

Melibatkan Anak Muda Indonesia di Isu Lingkungan Hidup

Ditantang untuk mengunggah foto aksi pribadi terkait lingkungan hidup pada Hari Margasatwa Dunia, Hutan Itu Indonesia memposting foto anggota muda yang menanam 1.000 pohon di Gunung Salak di laman Instagram BIJAK.

Foto

: Faz

ril /

Hut

an It

u In

done

sia

Foto

: Dw

i Ary

o/U

SAID

BIJA

K

Page 4: Foto: Suci Landon/ USAID BIJAK · Melibatkan Anak Muda Indonesia di Isu Lingkungan Hidup Ditantang untuk mengunggah foto aksi pribadi terkait lingkungan hidup pada Hari Margasatwa

4

Peningkatan Kapasitas Pelatihan Memperkuat Pengelolaan Konservasi

Secara keseluruhan, jaringan 552 kawasan konservasi di Indonesia memiliki luas 27,12 juta hektar dan berperan penting melindungi flora dan fauna di kawasan bernilai konservasi tinggi yang tersisa di Indonesia.

Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam mengelola kawasan konservasi dan keanekaragaman hayatinya. Di banyak kawasan konservasi, ada konflik serius yang sudah berlangsung lama antara masyarakat dan pengelola kawasan hutan terkait perburuan satwa liar, penebangan liar, dan perambahan. Terhambatnya pemecahan masalah lingkungan hidup yang serius ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan staf kawasan konservasi, koordinasi antar-lembaga pemerintah yang kurang baik, dan terbatasnya alokasi anggaran untuk penanganan masalah ini.

Salah satu pendekatan strategis USAID BIJAK untuk memperbaiki pengelolaan konservasi adalah dengan meningkatan pengetahuan dan keterampilan staf pemerintah yang bertanggung jawab terhadap kawasan konservasi di tingkat nasional dan daerah. Sejak 2016, BIJAK telah bermitra dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengembangkan standarisasi kurikulum pelatihan dan materi untuk melatih staf pemerintah tentang topik-topik terkait konservasi. Bermitra dengan KLHK dan pakar teknis lainnya untuk mengembangkan modul dan materi pelatihan dan menemukan cara untuk memastikan pelatihan digunakan sebagaimana dimaksud adalah hal yang menantang bagi BIJAK. Salah satu solusinya adalah bekerja dengan Pusdiklat - pusat pendidikan dan pelatihan KLHK, untuk memastikan modul pelatihan yang dikembangkan dengan dukungan BIJAK menjadi bagian dari katalog resmi pelatihan lembaga tersebut.

Misalnya, pada bulan Maret 2020, silabus pelatihan dan kurikulum tentang identifikasi spesies dilindungi, yang dikembangkan oleh Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Pusdiklat, dan BIJAK telah ditambahkan ke dalam katalog Pusdiklat melalui keputusan resmi. Hasilnya, pelatihan ini menjadi kurikulum resmi Pemerintah Indonesia tentang topik tersebut, dan akan digunakan untuk melatih staf pemerintah di kementerian terkait untuk mengidentifikasi spesies dilindungi dan modus operandi yang dipakai oleh penyelundup satwa liar. Selain itu, direktorat KLHK dapat menggunakan pelatihan untuk membantu memenuhi target

Staf pemerintah dapat mengakses pelatihan, yang dikembangkan dengan dukungan BIJAK, menggunakan platform pembelajaran daring Pusdiklat di http://elearning.menlhk.go.id/

indikator kinerja utama (KPI) tahunan mereka, dan dapat mengalokasikan anggaran untuk memastikan bahwa staf mereka dapat berpartisipasi dalam pelatihan.

Dalam contoh di atas, materi pelatihan ini terkait upaya tahun jamak BIJAK dan KKH untuk meningkatkan jumlah spesies dalam daftar spesies dilindungi Pemerintah Indonesia dengan pemberlakuan Peraturan Menteri LHK No.106/2018. Pelatihan ini akan memastikan bahwa KLHK memiliki kapasitas untuk menegakkan peraturan tersebut, dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf pemerintah untuk mengidentifikasi spesies mamalia, burung, dan herpetofauna dilindungi yang paling banyak diperdagangkan secara ilegal.

“Kami sangat mengapresiasi para pihak bahwa materi pelatihan kurikulum identifikasi spesies yang dilindungi, yang telah dikembangkan Direktorat KKH bersama Pusdiklat dan BIJAK, dimasukkan dalam sistem Pusdiklat,” kata Ibu Indra Exploitasia Semiawan, Direktur KKH. “Kami akan menggunakan materi ini untuk melatih pejabat KLHK dan juga staf pemerintah lintas kementerian, Bea Cukai, Karantina, Keselamatan Penerbangan, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Diharapkan petugas di garda depan pintu pengawasan dapat mengidentifikasi dan menangani satwa hidup dan bagian-bagiannya yang ditemukan saat penyitaan di titik rawan keluar masuknya perdagangan ilegal satwa liar.”

Contoh lain adalah adopsi Pusdiklat, pada tahun 2019, terkait kurikulum pelatihan dan modul untuk pengembangan Peta Zonasi dan Blok Kawasan Konservasi yang dikembangkan oleh Direktorat Perencanaan dan Informasi Konservasi Alam (PIKA) dengan dukungan BIJAK. Pelatihan ini mencakup manajemen data spasial untuk pemetaan sistem informasi geografis dan penginderaan jauh, menentukan kriteria zonasi dan blok, pemodelan data spasial, dan mengintegrasikan peta zonasi dan blok ke dalam One Map.

Pada Januari 2020, Pusdiklat secara resmi mengadopsi kurikulum pelatihan tentang penerapan Strategi Komunikasi Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), yang dikembangkan oleh KSDAE dengan dukungan BIJAK. KLHK akan menggunakan program baru ini untuk melatih staf kawasan konservasi melakukan penelitian, menetapkan target audiens, mengembangkan pesan, memilih saluran komunikasi, dan memantau hasil upaya mereka untuk melibatkan masyarakat dan membangun dukungan untuk taman nasional dan kawasan konservasi.

BIJAK akan terus bermintra dengan KLHK untuk mengembangkan dan memformalkan modul pelatihan lainnya. Mengintegrasikan materi ini ke Pusdiklat membantu memastikan keberlanjutan jangka panjang investasi yang dilakukan dalam pengembangan profesional staf di sektor lingkungan hidup.

Seorang fasilitator memimpin diskusi di lokakarya KSDAE/BIJAK untuk melatih para administrator situs web dari 19 taman nasional, tentang bagaimana mengembangkan komunikasi publik yang ditargetkan untuk mengimplementasikan Strategi Komunikasi KSDAE.

Foto

: Mid

a Sa

ragi

h/U

SAID

BIJA

K

Page 5: Foto: Suci Landon/ USAID BIJAK · Melibatkan Anak Muda Indonesia di Isu Lingkungan Hidup Ditantang untuk mengunggah foto aksi pribadi terkait lingkungan hidup pada Hari Margasatwa

5

.

Peningkatan Pemantauan untuk Perdagangan Hiu dan Pari yang Berkelanjutan

Indonesia adalah rumah bagi setidaknya 218 spesies hiu dan pari, dua puluh enam di antaranya dianggap bernilai ekonomi tinggi dan diperdagangkan di pasar nasional dan internasional. Spesies hiu dari keluarga Carcharhinidae, Lamnidae, Alopiidae, dan Sphyrnidae ditangkap untuk sirip mereka, termasuk bagian tubuh lainnya juga diperdagangkan seperti daging, kulit, tulang rawan, gigi, rahang, dan hati.

Sejak 2016, USAID BIJAK bermitra dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuat protokol pemantauan perdagangan hiu dan pari. Tahun lalu, BIJAK bekerja sama dengan KKP mengembangkan pedoman teknis dan standar prosedur operasi (SOP) untuk mendokumentasikan hasil tangkapan hiu dan pari untuk digunakan oleh pemerintah, nelayan, pedagang, dan pembeli hiu di lokasi pendaratan maupun gudang tempat penyimpanan produk hiu. BIJAK dan KKP juga mengembangkan pedoman teknis dan SOP untuk melakukan pemantauan proses perdagangan, termasuk pendaftaran pedagang hiu dan pari, pengumpulan data perdagangan, verifikasi produk hiu dan pari, dan pengisian data hiu dan pari yang didaratkan dan diperdagangkan ke dalam Sistem Informasi Pemanfaatan Jenis Ikan milik KKP.Data yang diisi yaitu jumlah hiu dan pari yang didaratkan, lokasi daerah penangkapan ikan, jenis dan volume produk hiu dan pari yang diperdagangkan, serta tujuan ekspornya.

Data yang dihimpun sangat penting bagi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk memastikan bahwa tangkapan dan ekspor hiu dan pari yang terdaftar dalam Lampiran II Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Flora dan Fauna Liar yang Terancam Punah (CITES) dikelola secara berkelanjutan. Untuk menetapkan kuota tangkapan dan ekspor, LIPI pertama-tama mengembangkan analisis temuan non-detriment (NDF) untuk setiap spesies hiu dan pari, yang merupakan tinjauan ilmiah apakah perdagangan internasional dapat membahayakan atau tidak bagi kelangsungan hidup spesies di alam liar. LIPI menggunakan NDF untuk menetapkan kuota penangkapan berbasis ilmiah yang disusun menggunakan dokumentasi dan SOP yang dikembangkan oleh KKP dengan dukungan BIJAK.

Foto

: N

urha

mda

ni /B

PSPL

Pada bulan Februari 2020, BIJAK dan KKP melatih 48 staf Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) dan pedagang ikan hiu tentang pemantauan dan pelaporan pendaratan hiu lanjaman (Carcharhinus falciformis) di pelabuhan Tanjung Luar, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggunakan SOP dan pedoman teknis yang dikembangkan tahun lalu oleh BIJAK dan KKP. Tanjung Luar dikenal sebagai salah satu pelabuhan pendaratan hiu dan pari terbesar di Indonesia Timur. Sekitar 6.000 hingga 8.000 individu hiu mendarat setiap tahunnya di Tanjung Luar dan 45 persen diantaranya adalah hiu lanjaman.

“Kami terus bekerja sama dengan lembaga pemerintah lainnya dalam melakukan konservasi kawasan pesisir dan pengembangan potensi hiu dan pari yang besar di provinsi ini secara berkelanjutan,” kata Pak Lalu Wahyudi Adiguna, Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB. “Sistem pemantauan perdagangan hiu dan pari dapat membantu memperluas pengetahuan kami untuk memastikan pemanfaatan spesies ini secara berkelanjutan. Kami berharap dapat mengumpulkan data yang akurat tentang jumlah hiu/pari yang mendarat, asal-usulnya, dan berapa banyak yang diekspor dan diperdagangkan di pasar domestik.”

Beberapa bulan mendatang, BIJAK dan BPSPL akan menilai tingkat efektivitas pedoman teknis dan SOP untuk memantau dan melaporkan penangkapan hiu lanjaman apakah pedoman yang digunakan perlu dikembangkan lagi.

Membangun sistem pemantauan dan pelaporannya yang kuat adalah prioritas utama bagi KKP.

Setelah pedoman dan SOP, yang dikembangkan oleh BIJAK dan KKP, diterapkan di semua enam kantor BPSPL di seluruh Indonesia, diharapkan akan meningkatkan transparansi dalam rantai pasokan hiu dan pari dan membantu Pemerintah Indonesia dalam menjamin perdagangan hiu dan pari yang berkelanjutan. Selain itu, hal ini juga akan membantu Pemerintah Indonesia untuk memenuhi komitmennya pada CITES untuk dapat ‘melacak’ asal-usul hiu Lampiran II CITES yang diperdagangkan.

Pelabuhan Tanjung Luar, Nusa Tenggara Barat, adalah salah satu pelabuhan pendaratan hiu dan pari terbesar di Indonesia Timur.

Page 6: Foto: Suci Landon/ USAID BIJAK · Melibatkan Anak Muda Indonesia di Isu Lingkungan Hidup Ditantang untuk mengunggah foto aksi pribadi terkait lingkungan hidup pada Hari Margasatwa

Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN) adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang terus mengadvokasi dan mengembangkan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan hutan, termasuk melalui kemitraan konservasi di kawasan konservasi selama hampir tiga dekade. Sejak 2018, USAID BIJAK dan penerima hibah LATIN telah bekerja sama meninjau kemitraan konservasi yang ada di taman nasional di Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur, untuk mengidentifikasi praktik terbaik dan keberhasilan yang dapat menginformasikan pengembangan kemitraan konservasi di taman nasional lainnya. Direktur Program LATIN, Pak Arif Aliadi, berbagi wawasannya dengan BIJAK tentang meningkatkan keterlibatan masyarakat dan mengembangkan kemitraan konservasi.

Ceritakan tentang diri Anda dan bagaimana Anda terlibat dalam konservasi hutan.Saya mengambil jurusan konservasi sumber daya hutan sebagai sarjana di Universitas IPB, Bogor, dan bergabung dengan LATIN sebagai staf lapangan sesaat setelah lulus tahun 1991. Tugas lapangan pertama saya adalah di Taman Nasional Ujung Kulon, di mana kami mengembangkan kemitraan konservasi untuk melestarikan badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) selama tiga tahun. Tugas saya berikutnya adalah di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), dimana kami memulai kemitraan konservasi dengan masyarakat sekitar. Pengalaman-pengalaman ini telah memperkuat dukungan saya akan partisipasi masyarakat dalam konservasi. Sejak muda saya hobi mendaki, terutama di taman nasional. Saat ini, saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama istri saya di Bogor karena anak perempuan dewasa saya sekarang tinggal bersama keluarganya di Jakarta.

Apa itu kemitraan konservasi, dan kenapa penting?Kemitraan konservasi adalah cara bagi pengelola kawasan konservasi untuk bermintra dengan masyarakat lokal sehingga mereka dapat mengakses area tertentu di kawasan konservasi untuk kegiatan produksi atau pemanenan sesuai dengan prinsip konservasi. Ketika kawasan konservasi didirikan, konflik dengan masyarakat lokal tak bisa dihindari. Sering kali, masyarakat sudah menetap di sana selama beberapa generasi sebelum taman nasional itu ada. Kemitraan konservasi dapat menyelesaikan konflik ini hanya jika pengelola taman nasional dapat bekerja sama dengan pemangku kepentingan lokal. Misalnya, di TNMB, kemitraan konservasi yang didirikan pada tahun 1997 membantu mengakhiri konflik tanah yang sudah

lama. Dibawah kemitraan ini, masyarakat lokal di desa Andongrejo, Curahnongko, Sanenrejo, Wonoasri, dan Curahtakir punya akses legal ke tanaman obat di taman nasional, dengan imbalan, mereka harus membantu merehabilitasi kawasan tersebut. Mereka sempat berpatroli dengan staf TNMB, meski hal ini tak berlanjut karena kurangnya sumber daya.

Mengapa Anda percaya pada pendekatan kemitraan konservasi?Sebelumnya, aparat dibawa untuk menangani konflik

jenis ini dan menangkap anggota masyarakat. Mereka hanya meningkatkan konflik antara masyarakat lokal dan pengelola kawasan konservasi tetapi tidak memberikan alternatif solusi dan mata pencaharian bagi masyarakat. Kemitraan konservasi telah terbukti menjadi solusi praktis untuk konflik jenis ini.

Apa saja tantangan dalam mengimplementasikan kemitraan konservasi di Indonesia? Dan bagaimana anda mengatasinya?Beberapa masyarakat lokal memiliki kesalahpahaman tentang kemitraan konservasi. Beberapa dari mereka berpikir pendekatan ini adalah cara melegitimasi pembukaan lahan baru di dalam kawasan lindung. Masyarakat lokal harus memahami bahwa pendekatan kemitraan konservasi adalah salah satu alat utama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menyelesaikan perambahan di kawasan konservasi dan memahami bahwa kemitraan tersebut dapat mengarah pada pelestarian yang lebih baik bila diterapkan dengan benar. Penting juga bagi masyarakat memahami hak dan tanggung jawab mereka dibawah kemitraan konservasi untuk menjadi peserta yang aktif dan berdaya. Kita perlu membangun kepercayaan dan membuka komunikasi sedini mungkin. Penelitian awal penting dan perlu dilakukan pengelola kawasan konservasi untuk memahami apakah konflik lahan dengan masyarakat lokal berpotensi diselesaikan melalui kemitraan konservasi.

Dampak apa yang Anda harapkan sebagai hasil kolaborasi dengan USAID BIJAK untuk mendukung kemitraan konservasi di Indonesia?Membangun banyak kemitraan konservasi baru di seluruh Indonesia akan mengurangi konflik antara taman nasional dan masyarakat. Bersama dengan BIJAK, kami mensosialisasikan konsep tersebut kepada seluruh staf taman nasional di Indonesia dan membantu para pengelola kawasan konservasi memahami dan mendukung implementasinya. Saya berharap dapat melihat hutan yang lebih hijau, rumah bagi banyak flora dan fauna, dilindungi oleh dukungan aktif dari komunitas lokal. Juga komunitas dan ekonomi lokal di sekitar taman nasional yang lebih kuat, dimana mereka diberdayakan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Saya menerima umpan balik positif bahwa program ini telah bermanfaat bagi masyarakat dan membantu menyalurkan suara mereka. Saya sangat optimis bahwa kita dapat mencapai ini dan bahwa kemitraan konservasi akan menghasilkan perubahan penting dan berjangka panjang.

Tokoh Konservasi Arif Aliadi

Pak Arif Aliadi (kiri) menanam bibit pohon bersama anggota kelompok masyarakat setempat di Air Terjun Moroesi, Taman Nasional Kelimutu, Nusa Tenggara Timur.

Foto

: Sya

friz

aldi

Jpan

g,/L

ATIN

Redaktur Utama: Symantha HolbenTim Produksi: Danumurthi Mahendra, Anastasia Ramalo

Kontributor: Dwi Aryo, Fazril/Hutan Itu Indonesia, Midaria Saragih, Nurhamdani,/BPSPL, Suci Landon, Syafrizaldi Jpang/LATIN

USAID BIJAK – Bangun Indonesia untuk Jaga Alam demi KeberlanjutanAIA Central, Level 41, Jl. Jend. Sudirman Kav 48-A, Karet Semanggi, Jakarta Selatan 12930DKI Jakarta – Indonesia. Phone: +62 21 2253 5830 htts://www.bijak-indonesia.org @BIJAKonservasi

Tim Editorial BIJAK Buletin