4
I. ANATOMI NASOFARING  Nasofaring merupakan lubang sempit yang terdapat pada belakang rongga hid ung . Nasofaring aka n tert utu p bil a pal atum mol le mel ekat ke dindin g  posterior pada waktu menelan, muntah, mengucapkan kata dan akan terbuka  pada waktu respirasi. Bagian atap dan dinding belakang dibentuk oleh basi sph eno id, basi occ ipu t dan rua s per tama tul ang bel akan g. Bag ian dep an  berhubungan dengan rongga hidung melalui koana. Orificium dari tuba eustachian berada pada dindin g samping dan pada bagian depan dan belakang terdapat ruangan berbentuk koma yang disebut dengan torus tubarius. Pada  bagian lateral, berbatasan dengan muara tuba eustachii. Mukosa tuba eustachii tidak datar tetapi menonjol seperti menara yang disebut torus tubarius. Bagian atas dan samping torus tubarius merupakan reses dari nasofaring yang disebut de ngan fossa rosenmulle r . Di daerah ini me rupakan tempa t pr edileksi karsinoma nasofaring.

Fossa Rosenmuller

Embed Size (px)

Citation preview

8/20/2019 Fossa Rosenmuller

http://slidepdf.com/reader/full/fossa-rosenmuller 1/4

I. ANATOMI NASOFARING

 Nasofaring merupakan lubang sempit yang terdapat pada belakang rongga

hidung. Nasofaring akan tertutup bila palatum molle melekat ke dinding posterior pada waktu menelan, muntah, mengucapkan kata dan akan terbuka

 pada waktu respirasi. Bagian atap dan dinding belakang dibentuk oleh basi

sphenoid, basi occiput dan ruas pertama tulang belakang. Bagian depan

 berhubungan dengan rongga hidung melalui koana. Orificium dari tuba

eustachian berada pada dinding samping dan pada bagian depan dan belakang

terdapat ruangan berbentuk koma yang disebut dengan torus tubarius. Pada

 bagian lateral, berbatasan dengan muara tuba eustachii. Mukosa tuba eustachii

tidak datar tetapi menonjol seperti menara yang disebut torus tubarius. Bagian

atas dan samping torus tubarius merupakan reses dari nasofaring yang disebut

dengan fossa rosenmuller. Di daerah ini merupakan tempat predileksi

karsinoma nasofaring.

8/20/2019 Fossa Rosenmuller

http://slidepdf.com/reader/full/fossa-rosenmuller 2/4

II. ANATOMI FOSSA ROSENMULLER 

Batas fossa rosenmuller

!nterior" #uba eustachii, le$ator $eli palatini

Posterior" Mukosa faringeal, fasia faringobasilar, nodus retrofaringeal rou$iere

Medial" Nasofaring

%uperior" &oramen laserum, kanal karotis

Posterolateral" Petrous ape' posterior, foramen o$ale dan spinosum lateral

(ateral" #ensor palatina dan ner$us mandibula, spasium parafaringeal

&ossa russenmuller mempunyai hubungan anatomi dengan sekitarnya,

sehingga berperan dalam kejadian dan prognosis )N&. #epat di atas apeks darifossa russenmuller terdapat foramen laserum, yang berisi arteri karotis interna

dengan sebuah lempeng tipis fibrokartilago. (empeng ini mencegah

 penyebaran )N& ke sinus ka$ernosus melalui karotis yang berjalan naik.

#epat di anterior fossa russenmuller, terdapat ner$us mandibula *+- yang

 berjalan di dasar tengkorak melalui foramen o$ale. )irakira ./ cm posterior 

dari fossa russenmuller terdapat foramen jugulare, yang dilewati oleh saraf 

kranial 0110, dengan kanalis hipoglosus yang terletak paling medial. 2

8/20/2019 Fossa Rosenmuller

http://slidepdf.com/reader/full/fossa-rosenmuller 3/4

&ossa russenmuller yang terletak di apeks dari ruang parafaring ini

merupakan tempat menyatunya beberapa fasia yang membagi ruang ini

menjadi kompartemen, yaitu " - kompartemen prestiloid, berisi a.

maksilaris, n. lingualis dan n. al$eolaris inferior3 2- kompartemen poststiloid,

yang berisi sarung karotis3 dan - kompartemen retrofaring, yang berisi

kelenjar 4ou$iere. )ompartemen retrofaring ini berhubungan dengan

kompartemen retrofaring kontralateral, sehingga pada keganasan nasofaring

mudah terjadi penyebaran menuju kelenjar limfa leher kontralateral. (okasi

fossa russenmuller yang demikian itu dan dengan sifat )N& yang in$asif,

menyebabkan mudahnya terjadi penyebaran )N& ke daerah sekitarnya yang

melibatkan banyak struktur penting sehingga timbul berbagai macam

gambaran klinis.2,

Dinding daerah nasofaring mengandung komponen lapisan otot,

 jaringan fibrosa dan mukosa. Dinding lateral daerah nasofaring dibentuk oleh

muskulus konstriktor superior. 4uang antara tepi atas muskulus konstriktor 

superior dan dasar tengkorak disebut sinus Morgagni. Daerah ini dilindungi

oleh fasia faringobasilar yang ditunjang oleh muskulus le$ator $eli palatini.

5jung medial dari tuba 6ustachius membentuk sebuah penonjolan *torus

tubarius- yang terletak di bagian atas dinding lateral. Dari tepi posterior 

orifisium tuba 6ustachius terdapat sebuah lipatan mukosa yang dibentuk oleh

muskulus salpingofaringeus, berjalan ke bawah dan turun secara bertahap pada

dinding faring bagian lateral. (apisan fibrosa terdiri dari dua lapisan yang

 berada di sebelah dalam dan di sebelah luar muskulus konstriktor. )edua

lapisan ini bersambunng dengan fasia di leher. (apisan luar atau fasia

 bukofaring menutupi bagian superfisial muskulus konstriktor superior.)omponen dalam atau aponeurosis faringealyang berada di antara lapisan

mukosa dan muskulus konstriktor adalah bagian dari fasia faringobasilar.

)edua lapisan fasia pada tepi atas muskulus konstriktor superior naik ke arah

dasar tengkorak sebagai bagian tersendiri.

8/20/2019 Fossa Rosenmuller

http://slidepdf.com/reader/full/fossa-rosenmuller 4/4

III. HISTOLOGI FOSSA ROSENMULLER 

(apisan mukosa ialah daerah nasofaring yang dilapisi oleh mukosa

dengan epitel kubus berlapis semu bersilia pada daerah dekat koana dan

daerah di sekitar atap, sedangkan pada daerah posterior dan inferior nasofaring

terdiri dari epitel skuamosa berlapis. Daerah dengan epitel transisional

terdapat pada daerah pertemuan antara atap nasofaring dan dinding lateral.

(amina propria seringkali diinfiltrasi oleh jaringan limfoid, sedangkan lapisan

submukosa mengandung kelenjar serosa dan mukosa. 7