92
FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK KUNYIT DAN LIDAH BUAYA TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat Strata 1 Program Studi Sarjana Farmasi Oleh: ELISABET BERNADETA FALLO NIM 154111007 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI UNIVERSITAS CITRA BANGSA KUPANG 2019

FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI

EKSTRAK KUNYIT DAN LIDAH BUAYA TERHADAP

PENYEMBUHAN LUKA BAKAR

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

derajat Strata 1 Program Studi Sarjana Farmasi

Oleh:

ELISABET BERNADETA FALLO

NIM 154111007

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2019

Page 2: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

i

FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI

EKSTRAK KUNYIT DAN LIDAH BUAYA TERHADAP

PENYEMBUHAN LUKA BAKAR

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

derajat Strata 1 Program Studi Sarjana Farmasi

Oleh:

ELISABET BERNADETA FALLO

NIM 154111007

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2019

Page 3: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

ii

Page 4: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

iii

Page 5: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

iv

Page 6: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

v

Page 7: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

vi

PERSEMBAHAN

Hidupkanlah dalam hatimu,

Sebuah proses adalah jalan menuju sebuah hal yang kamu raih

Hidupkanlah dalam pikiranmu,

Bahwa proses adalah suatu hal yang harus lebih kamu hargai

Hidupkanlah dalam tindakanmu,

Bahwa kamu berhak untuk berproses menjadi lebih baik lagi

(Anonim)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku

Bapa Gabriel Fallo, Mama Mery Fallo-Kadja yang selalu mendoakan,

mendukung dan menuntunku dengan penuh kasih sayang

Kakakku terkasih Hendrik Fallo yang selalu memberikan semangat dan

dukungan kepadaku

Teman-teman seperjuanganku di Prodi Farmasi Angkatan I Universitas

Citra Bangsa Kupang Khususnya Farmasi A

Almamaterku, Universitas Citra Bangsa Kupang

Page 8: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

vii

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

”FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK

KUNYIT DAN LIDAH BUAYA TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA

BAKAR”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi (S.Farm.) di Universitas Citra Bangsa Kupang.

Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi,

penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil,

sehingga skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dengan ketulusan

hati yang paling dalam, penulis menyampaikan terima kasih yang begitu besar kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat, rahmat dan perlindungan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. drg Jeffrey Jap, M. Kes., selaku Rektor Universitas Citra Bangsa

Kupang.

3. Ibu Novi Winda Lutsina, S.Farm., M.Si., Apt., selaku Ketua Program Studi

Sarjana Farmasi Universitas Citra Bangsa Kupang, yang telah mendukung dan

memberikan nasihat dalam proses penelitan hingga penyelesaian penyusunan

skripsi ini.

4. Ibu Maria Philomena Erika Rengga, S.Farm, M.Farm-Klin., Apt., selaku

Sekretaris Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Citra Bangsa Kupang

sekaligus selaku Dosen Wali yang selalu memberikan motivasi dan dukungan

kepada penulis dalam proses penelitian hingga penyelesaian penyusunan skripsi.

5. Ibu Christin Aprillian Beama, S.Farm., M.Farm., Apt., selaku Dosen Pembimbing

I yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, memberikan ilmu

serta motivasi kepada penulis selama proses penelitian dan penyelesaian

penyusunan skripsi.

Page 9: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

viii

6. Ibu Nur Oktavia, S. Farm., M.Farm-Klin., Apt., selaku Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, memberikan ilmu serta

motivasi kepada penulis selama proses penelitian dan penyelesaian penyusunan

skripsi.

7. Bapak Kornelis R.R.R. Naja, S.Farm., M.Farm., Apt., selaku penguji yang telah

meluangkan waktu untuk mengarahkan penulis serta memberikan masukan demi

kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Desi Apriana Tagi, S.Pd., selaku Laboran Laboratorium Farmasi Universitas

Citra Bangsa Kupang yang telah membantu dan mendukung penulis selama proses

penelitian di Laboratorium Universitas Citra Bangsa Kupang.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Citra Bangsa

Kupang, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

ilmu bagi penulis dalam proses penelitian hingga penyusunan skripsi ini.

10. Bapak Dr. Ir. Damianus Adar, M. Ec, selaku Dekan Fakultas Pertanian, beserta

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang yang

telah membantu mengidentifikasi tanaman yang digunakan pada penelitian ini.

11. Keluargaku tercinta, Bapa Gabriel Fallo dan Mama Mery Fallo-Kadja, ka

Hendrik, ka Linda, ka Yanti, ka Ida, ka Ina, ka Ody, ka Nella, Mama Ani, Bapa

Ani, serta keponakanku tersayang Rein, Felicia, Ezra, Carwyn, Dirga, yang selalu

memberikan kasih sayang, doa, dukungan, motivasi serta hiburan selama

penelitian hingga penyusunan skripsi ini.

12. Teman-teman seperjuangan Ochan, Yunni, Fidelia, Younike, Ricko, Aldo, Vicky,

Hendro, Deni, Habel terima kasih untuk dukungan, canda tawa, bantuan dan

kerjasamanya selama proses penelitian hingga penyusunan skripsi ini.

13. Saudariku terkasih Mega Ndoi dan Karmelita Pertiwi yang telah memberikan

dukungan, semangat, dan motivasi selama proses penelitian hingga penyusunan

skripsi ini.

14. Teman-teman seperjuanganku Farmasi Angkatan I Universitas Citra Bangsa

Kupang khususnya teman-teman kelas Farmasi A: Yuyun, Amel, Aty, Deni, Didi,

Aldo, Ancy, Fidel, Epy, Hendro, Riko, Tiwi, Elisa, Marlen, Any, ka Vony, Sintya,

Page 10: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

ix

Yuni, Mega, Rahelin, Siska, Ensy, Yuchan, Vany, dan Nay yang selalu

memberikan dukungan dan motivasi selama proses penelitian hingga penyusunan

skripsi ini.

15. Sahabatku Rina, Shinta, Rhya yang telah mendukung dan memberikan semangat

selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, tetapi penulis berharap bahwa

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi Farmasi.

Kupang, 17 September 2019

Penulis

Page 11: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN DEPAN ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI SKRIPSI ................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

ABSTRAK ...................................................................................................... xvi

ABSTRACT .................................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5

A. Tanaman ...................................................................................... 5

1. Kunyit ..................................................................................... 5

2. Lidah Buaya .......................................................................... 7

B. Ekstraksi ...................................................................................... 10

C. Kulit ............................................................................................ 14

D. Luka Bakar .................................................................................. 17

E. Krim ............................................................................................ 22

F. Hewan Coba Kelinci ................................................................... 25

Page 12: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

xi

G. Salep Mebo ................................................................................. 26

H. Uraian Bahan .............................................................................. 26

1. Setil Palmitat .......................................................................... 26

2. Propilenglikol ......................................................................... 27

3. Vitamin E ............................................................................... 27

I. Landasan Teori ........................................................................... 28

J. Hipotesis ..................................................................................... 31

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 32

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 32

1. Jenis Penelitian ....................................................................... 32

2. Rancangan Penelitian ............................................................. 32

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................... 32

C. Sampel ........................................................................................ 33

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 34

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 34

F. Alat dan Bahan ............................................................................ 34

G. Prosedur Penelitian ..................................................................... 35

1. Persiapan Sampel ................................................................... 35

2. Ekstraksi Sampel .................................................................... 36

3. Pembuatan Sediaan Krim ....................................................... 36

a. Rancangan Formula ........................................................... 36

b. Pembuatan Formula ........................................................... 36

4. Evaluasi Sediaan .................................................................... 37

5. Pengujian Penyembuhan Luka Bakar .................................... 37

6. Pengukuran Diameter Luka Bakar ......................................... 38

H. Pengumpulan dan Analisis Data ................................................. 38

I. Alur Penelitian ............................................................................ 39

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 40

A. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit .......................................... 40

B. Pembuatan Krim ......................................................................... 41

Page 13: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

xii

C. Evaluasi Sediaan Krim ................................................................ 42

D. Pengukuran Diameter Luka Bakar .............................................. 44

E. Analisis Statistik Penurunan Diameter Luka Bakar ................... 48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 50

A. Kesimpulan.................................................................................... 50

B. Saran ............................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51

Page 14: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tanaman Kunyit ........................................................................... 5

Gambar 2.2 Tanaman Lidah Buaya ................................................................. 8

Gambar 2.3 Struktur Epidermis Kulit .............................................................. 14

Gambar 2.4 Penyusun Epidermis Kulit ............................................................ 15

Gambar 2.3 Struktur Dermis Kulit ................................................................... 16

Gambar 2.3 Struktur Subkutan Kulit ............................................................... 17

Gambar 4.1 Diagram Penurunan Diameter Luka Bakar .................................. 45

Page 15: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rancangan Sediaan Krim Kombinasi Ekstrak Kunyit dan

Lidah Buaya ..................................................................................... 34

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rendemen Ekstrak Kunyit ................................. 40

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Sediaan ..................................................................... 41

Tabel 4.3 Rata-rata Penurunan Diameter Luka Bakar ..................................... 44

Page 16: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Determinasi Tanaman Kunyit dan Lidah buaya ........................ 60

Lampiran 2. Persen Rendemen Ekstrak Etanol 70% Kunyit ................................. 62

Lampiran 3. Penimbangan Bahan Pembuatan Krim ........................................ 63

Lampiran 4. Penyiapan Sampel .......................................................................... 64

Lampiran 5. Pembuatan Sediaan ...................................................................... 66

Lampiran 6. Evaluasi Sediaan .......................................................................... 68

Lampiran 7. Pengujian Luka Bakar ................................................................. 70

Lampiran 8. Tabel Rata-rata Diameter Luka bakar ......................................... 72

Lampiran 9. Hasil Analisis Statistik ................................................................ 72

Page 17: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

xvi

ABSTRAK

FALLO, ELISABET BERNADETA. 2019. Formulasi dan Uji Efektivitas Krim

Kombinasi Ekstrak Kunyit dan Lidah Buaya Terhadap Penyembuhan

Luka Bakar

Pembimbing I : Christin Aprillian Beama, S.Farm., M.Farm., Apt

Pembimbing II : Nur Oktavia, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt

Kunyit (Curcuma longa) dan Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman

tradisional yang telah dikenal berkhasiat dalam menyembuhkan luka. Kunyit dan lidah

buaya mengandung kurkumin dan glukomanan yang memiliki aktivitas terhadap

proses penyembuhan luka bakar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

efektivitas kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya yang diformulasi dalam bentuk

sediaan krim terhadap penyembuhan luka bakar. Jenis penelitian ini merupakan

penelitian eksperimental yang terdiri dari 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok

kontrol positif yang diberikan Salep MEBO, kontrol negatif yang tidak diberikan

pengobatan, serta kelompok perlakuan yang diberikan krim kombinasi ekstrak kunyit

dan lidah buaya. Parameter yang diamati yaitu penurunan diameter luka bakar dari hari

ke-1 hingga hari ke-14 yang diukur menggunakan jangka sorong digital. Analisis

statistik penurunan diameter luka bakar dilakukan dengan menggunakan uji One Way

Anova dengan nilai signifikan p<0,05 dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil analisis

statistik menyatakan bahwa terdapat perbedaan penurunan diameter luka bakar yang

signifikan antara 3 kelompok uji krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya

mempunyai efektivitas terhadap penyembuhan luka bakar. Krim kombinasi ekstrak

kunyit dan lidah buaya memercepat penyembuhan luka bakar.

Kata kunci: Kunyit (Curcuma longa), Lidah buaya (Aloe vera), Luka Bakar,

Penyembuhan Luka Bakar

Page 18: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

xvii

ABSTRACT

FALLO, ELISABET BERNADETA. 2019. Formulation and Effectiveness Test of

Cream Combination of Turmeric Extract and Aloe Vera Against Burn

Wound Healing

Advisor I : Christin Aprillian Beama, S.Farm., M.Farm., Apt

Advisor II : Nur Oktavia, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt

Turmeric (Curcuma longa) and Aloe vera (Aloe vera) are traditional plants that

have been known to be efficacious in healing wounds. Turmeric and aloe vera contain

curcumin and glucomannan have activity on the process of healing burns. The purpose

of this study was to determine the effectiveness of a combination of turmeric extract

and aloe vera formulated in the form of cream preparations for burn healing. This type

of research is an experimental study consisting of 3 treatment groups namely a positive

control group given MEBO Ointment, a negative control that was not given treatment,

and a treatment group that was given a combination of turmeric and aloe vera extract

cream. The observed parameter was the decrease in burn diameter from day 1 to day

14 which was measured using a digital calipers. Statistical analysis of the reduction in

burn diameter was performed using the One Way Anova test with a significant value

of p <0.05 and continued with the LSD test. The results of the statistical analysis stated

that there were significant differences in the reduction in burn diameter between the 3

groups of turmeric and aloe vera extract combination cream test which had the

effectiveness of burn healing. The combination cream of turmeric and aloe vera extract

accelerates the decrease in burns wound healing.

Keywords: Turmeric (Curcuma longa), Aloe vera (Aloe vera), Burns, Burns Wound

Healing

Page 19: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka bakar merupakan kecelakaan yang sering terjadi pada kehidupan

sehari-hari. Luka bakar terjadi akibat sentuhan atau kontak langsung kulit dengan

sumber panas seperti api, cairan panas, radiasi, radioaktivitas, listrik atau bahan

kimia (WHO, 2014). Kondisi ini akan mengakibatkan trauma serta menimbulkan

rasa sakit dan tidak nyaman. Kulit dengan luka bakar tidak hanya mengalami

kerusakan pada epidermis, tetapi menyebabkan kerusakan jaringan yang

mengaktifkan respon inflamasi kemudian menyebabkan efek patofisiologis secara

lokal ataupun sistemik. Efek lokal terjadi pada kulit dan jaringan subkutan,

sedangkan efek sistemik yang ditimbulkan tergantung pada kedalaman dan luas dari

jaringan yang rusak akibat luka bakar (Brodie et al., 2013)

Menurut World Health Organization, luka bakar menjadi cedera paling

umum ketujuh di dunia yang menyebabkan lebih dari 7,1 juta cedera dan 265.000

kematian setiap tahun diseluruh dunia. Besarnya kematian akibat luka bakar

diperkirakan menjadi 5% dari semua cedera, yang hampir seperempat kematian

karena kecelakaan lalu lintas (WHO, 2014). Di Indonesia, luka bakar menyebabkan

sekitar 195.000 kematian setiap tahun (WHO, 2012). Riset Kesehatan Dasar,

prevalensi luka bakar pada tahun 2013 menduduki peringkat keenam dalam

kecelakaan yang tidak disengaja di Indonesia dengan total sebesar 0,7%

(RISKESDAS, 2013). Kemudian pada tahun 2018, prevalensi luka bakar di

Indonesia sebesar 1,3%, sedangkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur prevalensi

luka bakar menduduki urutan terbesar ketiga dari beberapa jenis cedera yaitu

sebesar 1,1% (RISKESDAS, 2018).

Tindakan yang dapat dilakukan pada luka bakar adalah dengan memberikan

terapi lokal yang bertujuan mencegah terjadinya infeksi, memacu pembentukan

jaringan kolagen serta mengupayakan agar sisa-sisa sel epitel dapat berkembang

dan menutup permukaan luka (Wirastuty, 2016). Proses penyembuhan luka bakar

umumnya sama dengan penyembuhan luka lainnya yaitu dibagi menjadi tiga fase

Page 20: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

2

meliputi fase inflamasi, fase proliferasi dan fase maturasi (Maryunani, 2015).

Penggunaan tumbuhan dan bahan alam lainnya sebagai obat untuk

mengurangi rasa sakit, menyembuhkan, dan mencegah penyakit tertentu telah

dikenal masyarakat sejak zaman dahulu. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun

2018, pemanfaatan tanaman obat di Indonesia mencapai 24,6%, sedangkan di

Provinsi Nusa Tenggara Timur, pemanfaatan tanaman obat mencapai 55,1%

(RISKESDAS, 2018). Tanaman tradisional yang mudah ditemui serta dianggap

mampu menyembuhkan luka antara lain adalah kunyit dan lidah buaya. Menurut

Prasetyo et al (2010), kecepatan dari penyembuhan luka dapat dipengaruhi dari zat-

zat yang terdapat dalam obat yang diberikan, jika obat tersebut mempunyai

kemampuan untuk meningkatkan proses penyembuhan dengan cara merangsang

pertumbuhan sel-sel baru pada kulit dengan lebih cepat.

Kunyit (Curcuma domestica Val) mengandung senyawa kurkumin yang

berperan dalam penyembuhan luka dan regenerasi kulit (Tangapazham et al., 2013).

Kandungan kurkumin pada kunyit memiliki sifat antioksidan (He .Y et al., 2015).

Sebagai antiinflamasi, kurkumin akan menghambat enzim cyclo-oxygenase-2

(COX-2), sitokin pro-inflamasi dan menghambat aktivasi nuclear factor kappa B

(NFkB) sehingga akan mempercepat proses penyembuhan luka (Arshad et al.,

2018). Sedangkan tanaman lidah buaya (Aloe vera) mengandung glukomanan yaitu

karbohidrat yang terdiri dari manosa dan glukosa yang mempunyai kemampuan

meningkatkan sintesis kolagen melalui stimulasi fibroblas faktor pertumbuhan

(FGFs) dan meningkatkan aktivitas proliferasi sel. Hal ini akan merangsang

produksi dan sekresi kolagen pada luka sehingga tanaman lidah buaya dapat

digunakan sebagai salah satu tanaman yang dapat menyembuhan luka (Seyyed et

al., 2015). Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuri (2013)

bahwa kunyit dan lidah buaya dapat menyembuhkan luka insisi pada tikus putih.

Paula (2013) juga telah melakukan penelitian bahwa dengan konsentrasi 25%

ekstrak etanol kunyit dapat menyembuhkan luka pada mukosa mulut tikus.

Kemudian Rini et al (2016) melakukan penelitian menggunakan lidah buaya

dengan konsentrasi 25% menunjukkan aktivitas penyembuhan luka sayat pada

mencit.

Page 21: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

3

Meningkatnya kemajuan teknologi di Indonesia khususnya Industri Farmasi

dalam mengembangkan produk obat herbal yang diperoleh dari tanaman, maka

dibuatlah sediaan dengan pertimbangan bahwa pemanfaatan tanaman sebagai zat

aktif obat di nilai lebih aman karena efek samping yang ditimbulkan relatif lebih

kecil apabila dibandingkan dengan obat berbahan kimia (Dwisatyadini, 2017).

Krim merupakan bentuk sediaan topikal umumnya dengan tujuan lokal. Bentuk

sediaan krim mudah menyebar rata pada kulit, tidak lengket dan mudah digunakan

(Ansel, 2008). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Formulasi dan uji efektivitas sediaan krim dari kombinasi

ekstrak kunyit dan lidah buaya terhadap penyembuhan luka bakar”.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang timbul berdasarkan latar belakang diatas:

1. Bagaimana formulasi krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya?

2. Bagaimana efektivitas krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya dalam

menyembuhkan luka bakar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Membuat formulasi krim dari kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya

2. Mengetahui efektivitas dari krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya

dalam menyembuhkan luka bakar

Page 22: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

4

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan pengetahuan serta gambaran kepada pembaca tentang cara

membuat formulasi sediaan krim dari kombinasi ekstrak kunyit dan lidah

buaya terhadap penyembuhan luka bakar

2. Diharapkan dapat menjadi bukti empirik tentang efektivitas krim kombinasi

ekstrak kunyit dan lidah buaya terhadap penyembuhan luka bakar

Page 23: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman

1. Kunyit

a. Taksonomi

Dalam taksonomi tumbuhan, kunyit dikelompokkan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Sub-Divisio : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Lilliopsida

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma longa Linn.

(Roshan & Gaur, 2017)

b. Morfologi

Gambar 2.1 Tanaman Kunyit

Kunyit merupakan jenis rumput-rumputan, tingginya sekitar 1 meter

dan bunganya muncul dari pucuk batang semu dengan panjang sekitar 10-15

cm dan berwarna putih (Hartati & Balittro, 2013). Kunyit memiliki batang

semu yang tersusun dari kelopak atau pelepah daun yang saling menutupi.

Batang kunyit bersifat basah karena mampu menyimpan air dengan baik,

berbentuk bulat dan berwarna hijau keunguan (Depkes, 1977). Tinggi

Page 24: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

6

batang kunyit mencapai 0,75–1 m (Winarto, 2004). Daun kunyit tersusun dari

pelepah daun, gagang daun dan helai daun berwarna hijau atau hanya bagian

atas dekat tulang utama berwarna agak keunguan, panjang 28-85 cm, lebar 10

cm sampai 25 cm (Depkes, 1977). Bunga kunyit berbentuk kerucut runcing

berwarna putih atau kuning muda dengan pangkal berwarna putih. Setiap

bunga mempunyai tiga lembar kelopak bunga, tiga lembar tajuk bunga dan

empat helai benang sari (Winarto, 2004).

Bagian utama dari tanaman kunyit adalah rimpangnya yang berada

didalam tanah. Rimpang utama biasanya ditumbuhi tunas yang tumbuh

kearah samping, mendatar, atau melengkung. Warna kulit rimpang jingga

kecoklatan atau berwarna terang agak kuning kehitaman. Warna daging

rimpangnya jingga kekuningan dilengkapi dengan bau khas yang rasanya

agak pahit dan pedas. Rimpang cabang tanaman kunyit akan berkembang

secara terus menerus membentuk cabang-cabang baru dan batang semu,

sehingga berbentuk sebuah rumpun. Lebar rumpun mencapai 24,10 cm,

panjang rimpang bisa mencapai 22,5 cm, tebal rimpang yang tua 4,06 cm dan

rimpang muda 1,61 cm (Winarto, 2004).

c. Kandungan Kimia

Komponen kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit diantaranya

protein, lemak, mineral, karbohidrat, pelembab, minyak esensial (Rathaur et

al., 2012). Senyawa kimia utama yang terkandung dalam rimpang kunyit

adalah zat warna kurkuminioid dan minyak atsiri. Kandungan kurkuminoid

berkisar antara 1,8-5,4% yang terdiri dari kurkumin dan turunannya yaitu

demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin (Mohanta et al., 2015).

Senyawa tersebut memberikan fluoresensi warna kuning, jingga, sampai

jingga kemerahan. Menurut Winarto (2004), kandungan kurkumin pada

rimpang kunyit adalah 3 gram per 100 gram kunyit. Sedangkan kandungan

minyak atsiri pada rimpang kunyit berkisar antara 2,5-7,2% (Mohanta et al.,

2015). Rimpang kunyit juga mengandung senyawa lain seperti pati, lemak,

protein, kamfer, resin, damar, gom, kalsium, fosfor, dan zat besi (Hartati &

Balittro, 2013).

Page 25: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

7

d. Manfaat

Tanaman kunyit di Indonesia sering digunakan sebagai bumbu,

pengawet makanan dan pewarna. Dalam pengobatan herbal, rimpang kunyit

sering digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit seperti

penyembuhan luka, gangguan pencernaan, penyakit kuning, hepatitis, kanker,

ateroskleresis, osteoartritis, masalah menstruasi pada wanita, infeksi bakteri,

sinusitis dan gangguan mata (Roshan & Gaur, 2017). Kandungan kurkumin

pada kunyit telah terbukti memiliki sifat antioksidan dan dapat mengobati

inflamasi kronis (He .Y et al., 2015). Sebagai antiinflamasi, kurkumin akan

menghambat enzim cyclooxygenase-2 (COX-2), sitokin pro-inflamasi dan

menghambat aktivasi nuclear factor kappa B (NFkB) (Arshad et al., 2018).

Senyawa kurkumin diduga berkhasiat sebagai penyembuhan luka dengan

menekan produksi TNF-α dan IL-1 oleh makrofag. Selain itu, kurkumin juga

merupakan penghambat potensial fosforilasa kinase (PhK) dan aktivasi NFkB

(Ahmed & Saeid, 2017).

2. Lidah Buaya

a. Taksonomi

Secara taksonomi lidah buaya diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Sub-Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Class : Lilliopsida

Ordo : Liliales

Family : Aloaceae

Genus : Aloe

Spesies : Aloe vera

(Sahu et al., 2013)

Page 26: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

8

b. Morfologi

Gambar 2.2 Tanaman Lidah Buaya

Lidah buaya merupakan tumbuhan yang menyerupai kaktus yang

dapat tumbuh dalam berbagai iklim termasuk daerah beriklim sedang dan

subtropis (Manvitha & Bidya, 2014). Lidah buaya dapat tumbuh hingga

ketinggian 80-100 cm (Burlando et al., 2010). Daun tanaman lidah buaya

biasa berjumlah 12 hingga 16 daun. Daunnya berdaging tebal, tidak

bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifat sukulen (banyak

mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel). Bentuk

daunnya meruncing, permukaan daun dilapisi lilin. Panjang daun dapat

mencapai 20-30 cm dan lebar 3-10 cm (Ahlawat & Khatkar, 2011). Bunga

lidah buaya berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun dan

berwarna kuning atau kemerah-merahan. Bunga berukuran kecil, tersusun

dalam rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter.

Akar tanaman lidah buaya berupa akar serabut yang pendek menyebar ke

samping di bagian bawah tanaman. Panjang akar berkisar antara 50-100 cm

(Satya, 2013).

c. Kandungan kimia

Tingginya kandungan gel di dalam lidah buaya menyebabkan daun

lidah buaya tampak gemuk dan tebal (Yu et al., 2009). Gel lidah buaya

mengandung polisakarida (glukomanan) yang menyebabkan daun lidah

buaya menjadi lembab. Gel ini merupakan bagian lidah buaya yang memiliki

banyak manfaat baik secara biologis maupun fisiologis, seperti kemampuan

Page 27: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

9

dalam mempercepat penyembuhan luka bakar maupun luka sayat pada kulit,

mencegah keriput pada kulit, menghambat pertumbuhan bakteri dan

mikroorganisme lainnya, meningkatkan resistensi tubuh terhadap proliferasi

sel kanker, serta menstimulasi sistem pertahanan tubuh dikarenakan adanya

senyawa antrakuinon (Efferpi et al., 2010). Kandungan glukomanan dalam

lidah buaya adalah 0,268 gram per 100 gram lidah buaya (Femenia et al.,

2003). Lidah buaya juga mengandung hormon giberelin (hormon

pertumbuhan) yang apabila berinteraksi dengan reseptor hormon

pertumbuhan pada fibroblas dapat menstimulasi aktivitas proliferasi sel serta

dapat meningkatkan sintesis kolagen (Michael & Gary, 2016). Beberapa

penelitian telah menunjukkan bahwa tanaman lidah buaya memiliki

kandungan antioksidan yang berguna menjaga sel dari kerusakan oksidasi

(Jose et al., 2014).

d. Manfaat

Penggunaan lidah buaya dalam bidang kecantikan pada umumnya

digunakan dalam konsentrasi yang bervariasi. Lidah buaya atau Aloe vera

telah dikenal sebagai tanaman herbal yang mampu menjaga kelembaban kulit

dalam jangka waktu yang cukup lama. Lidah buaya biasa digunakan sebagai

penyubur rambut, penyembuhan luka, dan perawatan kulit (Indriaty et al.,

2016). Tanaman ini bermanfaat sebagai bahan baku, industri farmasi dan

kosmetik, serta sebagai bahan baku makanan dan minuman kesehatan,

maupun obat-obatan yang tidak mengandung bahan pengawet kimia (Natsir,

2013). Lidah buaya telah memberikan inovasi kepada industri makanan

sebagai produk makanan, minuman, susu atau es krim selain penggunaannya

sebagai pelapis yang dapat dimakan untuk buah-buahan (Benítez et al., 2013).

Dengan tingginya kadar senyawa glukomanan pada tanaman lidah

buaya menyebabkan tanaman ini dapat diguanakan secara terapeutik untuk

penyembuhan luka baik secara sistemik maupun topikal (Fahmi, 2012).

Kandungan glukomanan pada lidah buaya akan menstimulasi fibroblas faktor

pertumbuhan (FGFs) dan meningkatkan aktivitas proliferasi sel. Hal ini

kemudian akan merangsang produksi dan sekresi kolagen pada luka.

Page 28: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

10

Glukomanan meningkatkan ekspresi gen endotel vaskular faktor

pertumbuhan (VEGF) dan TGF 𝛽-1 di daerah luka. Dalam hal ini, TGF-𝛽1

akan merangsang fibroblas untuk memproduksi matriks ektraseluler yang

lebih baik di tempat luka lebih dari sebelumnya (Seyyed et al., 2015).

B. Ekstraksi

1. Pengertian

Ekstraksi adalah suatu proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian

tanaman obat tersebut dengan cara pemisahan bahan dari campurannya dengan

menggunakan pelarut tertentu (Marjoni, 2016). Pemilihan teknik ekstraksi

tergantung pada bagian tanaman yang akan diekstraksi dan bahan aktif yang

diinginkan. Teknik ekstraksi yang ideal adalah teknik ekstraksi yang mampu

mengekstraksi bahan aktif yang diinginkan sebanyak mungkin, cepat, mudah

dilakukan, murah dan ramah lingkungan (Andri, 2015).

Proses ekstraksi pada dasarnya adalah proses perpindahan massa dari

komponen zat padat yang terdapat pada simplisia ke dalam pelarut organik yang

digunakan. Pelarut organik akan menembus dinding sel dan selanjutnya akan

masuk ke dalam rongga sel tumbuhan yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan

terlarut dalam pelarut organik pada bagian luar sel untuk selanjutnya berdifusi

masuk ke dalam pelarut. Proses ini terus berulang sampai terjadi keseimbangan

konsentrasi zat aktif di luar sel (Marjoni, 2016)

Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode dan cara yang sesuai

dengan sifat dan tujuan ekstraksi itu sendiri. Simplisia yang akan diekstraksi

dapat berbentuk simplisia segar ataupun simplisia yang telah dikeringkan.

Umummnya sampel yang digunakan adalah sampel segar karena penetrasi

pelarut akan berlangsung lebih cepat. Selain itu penggunaan simplisia segar

dapat mengurangi kadar air yang terdapat di dalam simplisia, sehingga dapat

mencegah kemungkinan rusaknya senyawa akibat aktivitas antimikroba

(Marjoni, 2016).

Page 29: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

11

2. Jenis-jenis ekstraksi

a. Berdasarkan bentuk substansi dalam campuran

1) Ekstraksi padat-cair

Proses ekstraksi padat-cair ini merupakan proses ekstraksi yang

paling banyak ditemukan dalam mengisolasi suatu substansi yang

terkandung di dalam suatu bahan alam. Proses ini melibatkan substan yang

berbentuk padat di dalam campurannya dan memerlukan kontak yang

sangat lama antara pelarut dan zat padat. Kesempurnaan proses ekstraksi

sangat ditentukan oleh sifat dari bahan alam dan sifat dari bahan yang akan

diekstraksi (Marjoni, 2016)

2) Ekstraksi cair-cair

Ekstraksi ini dilakukan apabila substansi yang akan diekstraksi

berbentuk cairan di dalam campurannya (Marjoni, 2016).

b. Berdasarkan penggunaan panas

1) Ekstraksi secara dingin

Metode ekstraksi secara dingin bertujuan untuk mengekstrak

senyawa-senyawa yang terdapat dalam simplisia yang tidak tahan terhadap

panas atau bersifat termolabil (Marjoni, 2016). Ekstraksi secara dingin

dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:

a) Maserasi

Maserasi adalah proses ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara

merendam simplisia dalam satu atau campuran pelarut dalam bejana

tertutup pada suhu kamar sekurang-kurangnya 3 hari dengan

pengadukan berkali-kali sampai semua bagian tanaman yang dapat larut

melarut dalam cairan pelarut. Campuran ini kemudian disaring dan

ampas yang diperoleh diperas untuk memperoleh bagian cairnya saja.

Cairan yang diperoleh kemudian dijernihkan dengan penyaringan atau

dekantasi setelah dibiarkan selama waktu tertentu (Andri, 2015).

Page 30: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

12

b) Perkolasi

Perkolasi adalah proses penyarian zat aktif secara dingin dengan cara

mengalirkan pelarut secara kontinu pada simplisia selama waktu

tertentu (Marjoni, 2016).

2) Ekstraksi secara Panas

Metode panas digunakan apabila senyawa-senyawa yang

terkandung dalam simplisia sudah dipastikan tahan panas (Marjoni, 2016).

Metode ekstraksi yang membutuhkan panas diantaranya:

a) Seduhan

Merupakan metode ekstraksi paling sederhana hanya dengan

merendam simplisia dengan air panas selama waktu tertentu (5-10

menit) (Marjoni, 2016).

b) Coque (penggodokan)

Merupakan proses penyarian dengan cara menggodok simplisia

menggunakan api langsung dan hasilnya dapat langsung digunakan

sebagai obat baik secara keseluruhan termasuk ampasnya atau hanya

hasil godokannya saja tanpa ampas (Marjoni, 2016).

c) Infusa

Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan cara menyari

simplisia nabati dengan air pada suhu 90° selama 15 menit. Kecuali

dinyatakan lain, infusa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

“Simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukan kedalam panci

infusa, kemudian ditambahkan air secukupnya. Panaskan campuran di

atas penangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu 90°C sambil

sesekali diaduk. Serkai selagi panas menggunakan kain flanel,

tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh

volume infus yang dikehendaki” (Marjoni, 2016).

d) Refluks

Merupakan proses ekstraksi dengan pelarut pada titik didih

pelarut selama waktu dan jumlah pelarut tertentu dengan adanya

pendingin balik (kondensor). Proses ini umumnya dilakukan 3-5 kali

Page 31: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

13

pengulangan pada residu pertama, sehingga termasuk proses ekstraksi

yang cukup sempurna (Marjoni, 2016).

e) Soxhletasi

Proses soxhletasi merupakan proses ekstrasi panas

menggunakan alat khusus berupa ekstraktor soxhlet (Marjoni, 2016).

Bagian tanaman yang sudah digiling halus dimasukkan ke dalam

kantong berpori (thimble) yang terbuat dari kertas saring yang kuat dan

dimasukkan ke dalam ruang ekstraksi pada alat soxhlet. Pelarut yang

berada pada labu soxhlet dipanaskan dan uapnya akan mengembun

pada kondensor. Embunan pelarut ini akan menetes turun menuju

kantong berpori yang berisi bagian tanaman yang akan diekstrak.

Kontak antara embunan pelarut dan bagian tanaman ini menyebabkan

bahan aktif terekstrak (Andri, 2015).

c. Berdasarkan proses pelaksanaan

1) Ektraksi berkesinambungan (continous extraction)

Pada proses ektraksi ini, pelarut yang sama dipakai berulang-ulang

sampai proses ekstraksi selesai (Marjoni, 2016).

2) Ekstraksi bertahap (bath extraction)

Dalam ekstraksi ini pada setiap tahap ekstraksi selalu dipakai

pelarut yang selalu baru sampai proses ekstraksi selesai (Marjoni, 2016).

d. Berdasarkan metode ekstraksi

1) Ekstraksi tunggal

Merupakan proses ekstraksi dengan cara mencampurkan bahan

yang akan diekstrak sebanyak 1 kali dengan pelarut. Sebagian dari zat aktif

pada ekstraksi ini akan terlarut dalam pelarut sampai mencapai suatu

kesimbangan. Kekurangan dari ekstraksi dengan cara seperti ini adalah

rendahnya rendemen yang dihasilkan (Marjoni, 2016).

2) Ekstraksi multi tahap

Merupakan suatu proses ekstraksi dengan cara mencampurkan

bahan yang akan diekstrak beberapa kali dengan pelarut yang baru dalam

jumlah yang sama banyak. Ekstrak yang di hasilkan dengan cara ini

Page 32: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

14

memiliki rendemen lebih tinggi dibandingkan ekstraksi tunggal, karena

bahan yang diekstrak mengalami beberapa kali pencampuran dan

pemisahan (Marjoni, 2016).

C. Kulit

1. Pengertian

Kulit merupakan organ tubuh terluar yang memiliki peranan penting

sebagai barier atau pelindung tubuh sehingga kontinuitasnya harus selalu dijaga.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pelindung tubuh terluar, organ kulit

menjadi lebih berisiko memperoleh trauma dari luar. Kulit biasanya membentuk

15-20% berat badan total, memiliki luas permukaan sebesar 1,5-2 m2 dan juga

merupakan orang tunggal terberat di tubuh. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu

epidermis (lapisan epitel yang berasal dari ektoderm), dermis (lapisan jaringan

ikat yang berasal dari mesoderm), dan subkutan (jaringan ikat longgar yang

terdiri atas sel-sel adiposit) (Mescher, 2014).

2. Struktur Kulit

a. Lapisan Epidermis

Gambar 2.3 Struktur Epidermis Kulit

Lapisan epidermis adalah lapisan terluar kulit dan tersusun atas sel-

sel epidermal. Lapisan ini berfungsi untuk mempertahankan integritas kulit;

sebagai barier fisik terhadap benda-benda asing termasuk yang berukuran

kecil seperti mikroorganisme, serta untuk mengendalikan hidrasi (kandungan

air) dengan menjaga kelembaban kulit (Wasiatmadja, 2001). Sel epidermis

memiliki tebal antara 0,4-1,5 mm dengan kreatinosit sebagai sel penyusun

Epidermis

Page 33: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

15

terbesar dan terselip diantaranya adalah sel langerhans, melanosit, dan

kadang-kadang sel markel dan limfosit. Lapisan keratinosit yang tersusun

membentuk beberapa lapisan, yaitu stratum basalis, stratum spinosum,

stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum (Rihatmadja,

2015).

Gambar 2.4 Penyusun Epidermis Kulit

1) Stratum korneum

Lapisan korneum merupakan lapisan yang letaknya paling atas yang

berfungsi melindungi tubuh dari infeksi mikroorganisme, bahan-bahan

kimia berbahaya, kotoran serta polutan lingkungan. Stratum korneum

terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng berkeratin tanpa inti dengan sitoplasma

yang dipenuhi keratin filamen birefrigen (Mescher, 2014). Pada lapisan ini

banyak sel-sel yang telah mati, tidak berinti, berbentuk pipih serta

sitoplasmanya telah digantikan oleh keratin (Kalangi, 2013).

2) Stratum lusidum

Lapisan lusidum merupakan lapisan yang bersifat translusen dan

hanya ditemukan pada bagian kulit tertentu yang seperti pada telapak

tangan dan telapak kaki (Mescher, 2014)

3) Stratum granulosum

Lapisan granulosum merupakan lapisan yang mengandung sel-sel

bergranuladan berpartisipasi langsung dalam proses keratinisasi

(Rihatmadja, 2015)

Stratum korneum

Stratum lucidum

Stratum granulosum

Stratum spinosum

Stratum basale

Page 34: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

16

4) Stratum spinosum

Lapisan spinosum merupakan lapisan yang terdiri dari sel-sel

keratinosit yang semakin membesar sehingga lapisan ini merupakan

lapisan paling tebal dari epidermis. Struktur ini memberi kekuatan pada

epidermis untuk menahan trauma fisis di permukaan kulit. Pada stratum

spinosum dan granulosum terdapat sel langerhans (SL), sel dendritik yang

merupakan sel penyaji antigen yang berperan penting dalam pertahanan

imunologik (Rihatmadja, 2015)

5) Stratum germinativum-stratum basalis

Lapisan basalis merupakan lapisan kulit yang letaknya paling dalam

pada epidermis terdiri atas selapis sel kuboid atau kolumnar basofilik yang

berada di atas membran basal pada perbatasan epidermis dan dermis. Pada

stratum basal terdapat beberapa sel punca yang memproduksi keratinosit

dan bertanggung jawab atas regenerasi sel-sel epidermis secara

berkesinambungan (Mescher, 2014).

b. Lapisan Dermis

Gambar 2.5 Struktur Dermis Kulit

Lapisan dermis terdiri dari pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel-

folikel rambut, kelenjar sebasea (kelenjar minyak), kelenjar eccrine (kelenjar

sudorifera atau kelenjar keringat) dan kelenjar apocrine (kelenjar bau)

(Wasiatmadja, 2001). Dermis sebagian besar dibentuk oleh serabut kolagen

bersama dengan serabut elastik yang memberikan kekuatan dan elastisital

kulit. Keduanya terdapat dalam matriks (ground subtances) yang dibentuk

oleh proteoglikans (PG) dan glikos-aminoglikans (GAG). PG dan GAG

Dermis

Page 35: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

17

berfungsi menyerap dan mempertahankan air pada kulit dalam jumlah yang

besar sehingga berperan dalam pengaturan cairan (Kalangi, 2013).

c. Jaringan Subkutan

Gambar 2.6 Struktur Subkutan Kulit

Jaringan subkutan juga disebut dengan lapisan hipodermis atau fascia

superficialis. Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit

secara longgar pada organ-organ yang berada di bawahnya, yang

memungkinkan pergeseran kulit di atasnya. Lapisan subkutan mengandung

banyak lemak yang jumlahnya bervariasi pada setiap area tubuh (Mescher,

2014).

D. Luka bakar

1. Pengertian

Luka bakar merupakan kerusakan dan atau kehilangan jaringan yang

disebabkan oleh kontak kulit dengan sumber yang bersuhu lebih tinggi dari

suhu normal kulit yang dapat dirasakan misalnya; sentuhan atau kontak

langsung kulit dengan sumber panas seperti api, cairan panas, radiasi,

radioaktivitas, listrik atau bahan kimia (WHO, 2014).

2. Klasifikasi

Klasifikasi luka bakar menurut kedalaman:

a. Luka bakar derajat I (Superficial)

Kerusakan hanya terjadi di permukaan kulit yaitu epidermis dengan

tingkatan nyeri sedang hingga berat. Manifestasi klinisnya berupa kulit

tampak kemerahan, lembab, melepuh atau mungkin dapat ditemukan bula,

Subkutan

Page 36: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

18

dan nyeri (Barbara et al., 2013). Penyembuhan dapat berlangsung 3-5 hari

(Toussaint & Singer, 2014).

b. Luka bakar derajat II (Partial thickness)

Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagian

lapisan dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.

Manifestasi yang muncul pada kulit berupa kemerahan, terdapat bula,

edema, dan nyeri berat. Luka bakar ini dapat sembuh dalam waktu 7-21

hari. Luka bakar derajat II dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

1) Derajat II Dangkal

Luka bakar ini biasanya disebabkan oleh cairan panas, kimia

asam atau alkali. Pada luka bakar derajat II ini hanya mengenai

sebagian atau parsial (papilari) dermis. Gambaran klinis pada kulit

berupa kemerahan, terdapat gelembung pada kulit (Evers, 2010).

Apabila epidermis terlepas, terlihat dasar luka berwarna kemerahan

(Moenadjat, 2009).

2) Derajat II dalam

Luka bakar ini biasanya disebabkan oleh api, kimia, listrik,

cairan panas dengan viskositas tinggi yang mengenai bagian lebih

dalam lapisan dermis yaitu reticular dermis dengan gambaran klinis

pada kulit tampak putih, kering, dan kehilangan lapisan dermis (Evers,

2010).

c. Luka bakar derajat III (Full thickness burn)

Pada luka bakar derajat ini terjadi kerusakan semua lapisan kulit,

termasuk tulang tendon, saraf dan jaringan otot. Manifestasi klinisnya

berupa tampilan luka yang beragam dari warna putih, merah muda hingga

merah tua, mungkin ditemukan bula berdinding tipis, terdapat nyeri,

penyembuhan luka terjadi sangat lambat (Barbara et al., 2013).

3. Patofisiologi

Ketika suhu yang lebih dari 44⁰C mengenai kulit, protein mengalami

perubahan sehingga menyebabkan kerusakan sel dan jaringan (Tintinalli, 2010).

Panas tersebut tidak hanya mengakibatkan kerusakan lokal tetapi memiliki efek

Page 37: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

19

sistemik. Karena efek panas, terdapat perubahan sistemik peningkatan

permeabilitas kapiler. Hal ini menyebabkan plasma bocor keluar dari kapiler ke

luar interstisial. Peningkatan permeabilitas kapiler dan kebocoran plasma

maksimal muncul dalam 8 jam pertama dan berlanjut sampai 48 jam. Setelah 48

jam permeabilitas kapiler kembali normal atau membentuk trombus yang

menjadikan tidak adanya aliran sirkulasi darah. Hilangnya plasma merupakan

penyebab syok hipovolemik pada penderita luka bakar. Jumlah kehilangan

cairan tergantung pada luasnya luka bakar (Tiwari, 2012)

Saat terjadi kontak antara sumber panas dengan kulit, tubuh akan

merespon untuk mempertahankan homeostatis dengan adanya proses kontraksi,

retraksi dan koagulasi pembuluh darah. Jackson pada tahun 1947

mengklasifikasikan 3 zona respon lokal akibat luka bakar yaitu:

a. Zona koagulasi merupakan zona pada bagian tengah yang paling banyak

mengalami kerusakan dan terjadi denaturasi, degradasi dan koagulasi protein

yang luas sehingga menimbulkan nekrosis pada jaringannya (Rowan et al.,

2015). Pada zona ini terdiri dari jaringan eschar atau nekrosis dan terletak

paling dekat pada sumber panas (Cameron et al., 2010).

b. Zona statis, merupakan zona yang mengelilingi zona koagulasi, terjadi

kerusakan jaringan sedang dan sedikit edema (Cameron et al., 2010). Pada

zona ini terjadi penurunan perfusi organ. Dapat terjadi hipoksia dan iskemia

yang apabila tidak di terapi dalam 48 jam dapat menyebabkan nekrosis

jaringan (Rowan et al., 2015).

c. Zona hiperemis, merupakan zona yang mengelilingi zona stasis, kerusakan

sel minimal dan terjadi peningkatan aliran darah karena terjadi vasodilatasi

dan inflamasi yang akan menghasilkan pemulih spontan kecuali terjadi

infeksi atau luka lainnya (Rowan et al, 2015; Cameron et al., 2010).

4. Penyembuhan Luka

Proses yang kemudian terjadi pada jaringan yang rusak adalah

penyembuhan luka tersebut. Proses penyembuhan luka bakar mempunyai

persamaan dalam fase penyembuhan luka pada umumnya. Penyembuhan luka

Page 38: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

20

secara umum akan melalui tiga proses penyembuhan luka yaitu fase inflamasi,

fase proliferasi, dan fase maturasi atau remodeling (Maryunani, 2015).

a. Fase inflamasi

Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari

ke-5 pasca trauma. Fase ini pada umumnya terjadi hemostasis, dengan aktivasi

trombosit menghasilkan pembentukan gumpalan, yang pada dasarnya bertindak

sebagai mekanisme penutupan luka sementara (Portou et al., 2015). Pada luka

bakar terjadi vasodilatasi lokal dengan ekstravasasi cairan. Dalam luka bakar

yang luas, adanya peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan ekstravasasi

plasma yang cukup banyak dan membutuhkan penggantian cairan.

Proses koagulasi akibat panas menyebabkan di lepaskannya faktor

kemotaktik seperti faktor pertumbuhan yang diturunkan dari platelet (PDGF),

TGF-β dan fibroblast growth factor (FGF) sehingga terjadi migrasi neutrofil

menuju lokasi cedera (Portu et al., 2015). Neutrofil bertindak sebagai pertahanan

lini pertama terhadap invasi mikroba dan benda asing, yang dibersihkan oleh

fagositosis. Sel natural killer (NK) juga menginfiltrasi luka pada awal

peradangan bersama dengan neutrofil dan mengatur produksi sitokin monosit

(Schneider et al., 2011).

Makrofag juga akan mengikuti netrofil menuju luka setelah 48-72 jam

dan menjadi sel predominan setelah hari ketiga pasca trauma. Debris dan bakteri

akan difagositosis oleh makrofag (Gurtner, 2007). Sel-sel inflamasi tersebut

akan membantu proses fagositosis, pembersihan jaringan yang mati dan racun

yang dikeluarkan oleh jaringan yang terbakar. Neutrofil dan makrofag juga

berperan dalam eliminasi bakteri dengan cara memproduksi dan melepaskan

beberapa proteinase dan reactive oxygen species (ROS). ROS melalui sifat

radikal bebasnya penting dalam mencegah infeksi bakterial, namun tingginya

kadar ROS secara berkepanjangan juga akan menginduksi kerusakan sel tubuh

lainnya. ROS juga mengaktivasi dan mempertahankan kaskade asam arakidonat

yang akan memicu ulang timbulnya berbagai mediator inflamasi lagi seperti

prostaglandin dan leukotrien, sehingga proses inflamasi akan menjadi

berkepanjangan (Lima et al., 2009).

Page 39: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

21

b. Fase proliferasi

Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi (hari ke-6 sampai akhir

minggu ke-3). Pada fase ini luka dipenuhi oleh sel radang. Fibroblas dan kolagen

membentuk jaringan berwarna kemerahan dan mudah berdarah dengan

permukaan yang berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi (Moenadjat,

2009). Pada luka bakar derajat II, migrasi keratinosit pada tepi luka mulai

bekerja beberapa jam pasca trauma dan menginduksi terjadinya re-epitelisasi

sehingga luka akan menutup dalam 5-7 hari. Setelah re-epitelisasi, membran

basalis terbentuk antara epidermis dan dermis. Pembentukan kembali dermis

dibantu oleh proses angiogenesis dan fibrogenesis. Pada fase ini matriks fibrin

yang didominasi oleh platelet dan makrofag secara gradual digantikan oleh

jaringan granulasi yang tersusun dari kumpulan fibroblas, makrofag dan sel

endotel yang membentuk matriks ekstraseluler dan neovaskular (Gurtner, 2007).

Fibroblas memiliki peran yang sangat penting dalam fase ini. Fibroblas

memproduksi matriks ekstraselular yang akan mengisi kavitas luka dan

menyediakan landasan untuk migrasi keratinosit. Matriks ekstraselular

merupakan komponen yang paling nampak pada skar di kulit. Makrofag

mengeluarkan sitokin pro-inflamasi termasuk TNF-α dan IL-1, yang pada

akhirnya akan mengaktifkan rilisnya nuklir-faktor (NF-κB), sitokin pro-

inflamasi dan pelepasan matriks metalloproteinase (MMP). MMP menurunkan

sel yang rusak dan juga melepaskan faktor pertumbuhan dari matriks

ekstraseluler. Selain membuat keadaan mikro pro-inflamasi, makrofag juga

melepaskan faktor pertumbuhan termasuk faktor pertumbuhan endotel vaskular

(VEGF), TGF-β, FGF dasar (bFGF), PDGF, dan faktor pertumbuhan keratinosit

(KGF), yang menginduksi keratinosit dan migrasi fibroblast, proliferasi, dan

angiogenesis (Rodero & Khosrotehrani, 2010).

Matriks ekstraselular akan digantikan oleh kolagen tipe III yang juga

diproduksi oleh fibroblas dengan berjalannya waktu (Rodero & Khosrotehrani,

2010). Selanjutnya kolagen tipe III akan digantikan oleh kolagen tipe I pada fase

maturasi (Schultz, 2007). Faktor proangiogenik yang diproduksi makrofag

seperti vascular endothelial growth factor (VEGF), fibroblas growth factor

Page 40: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

22

(FGF)-2, angiopoietin-1 dan thrombospondin akan menstimulasi sel endotel

membentuk neovaskular melalui proses angiogenesis (Gurtner, 2007). Proses ini

baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan

luka. Dengan tertutupnya permukaan luka, proses fibroplasia dengan

pembentukan jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah proses

pematangan dalam fase penyudahan.

c. Fase remodeling

Fase remodeling terjadi proses pematangan yang terdiri atas penyerapan

kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya grafitasi, dan

akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk. Fase ini segera dimulai

segera setelah kavitas luka terisi oleh jaringan granulasi, proses re-epitelialisasi

usai, dan setelah kolagen menggantikan matriks temporer (Gurtner, 2007). Pada

fase ini terjadi maturasi luka dan graft (Tiwari, 2012). Fase ini dapat berlangsung

berbulan-bulan dan dinyatakan berakhir jika semua tanda radang sudah tidak

muncul. Udem dan sel radang diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap

dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama proses ini

dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, dan lemas, serta mudah digerakkan

dari dasar. Pada akhir fase ini perupaan kulit mampu menahan regangan kira-

kira 80% dari kemampuan kulit normal. (Sjamsuhidajat, 2004).

E. Krim

1. Pengertian

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih

bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Depkes,

1995)

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung

tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Untuk membuat

krim digunakan zat pengemulsi (Anief, 2007).

Krim adalah cairan kental atau emulsi setengah padat baik bertipe air

dalam minyak atau minyak dalam air. Krim biasanya digunakan sebagai

emollient atau pemakaian obat pada kulit (Ansel, 2008).

Page 41: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

23

2. Penggolongan Krim

Berdasarkan fase dispersinya, krim dibedakan menjadi :

a. Tipe A/M

Tipe A/M atau W/O adalah air yang terdispersi dalam minyak

(Syamsuni, 2006). Krim tipe ini tidak mudah di bilas dengan air karena

fase eksternalnya bukan air. Obat bersifat hidrofobik lebih mudah di

formulasi dalam krim tipe air dalam minyak. Krim air dalam minyak juga

lebih melembabkan karena memberikan pelindung berminyak sehingga

mengurangi kehilangan air dari stratum korneum, dan banyak digunakan

sebagai krim dingin dimana fase minyak membentuk lapisan pelindung

dan mencegah hilangnya kelembapan berlebihan dari kulit di musim

dingin (Alekha et al., 2014). Contohnya cold cream. Cold cream adalah

sediaan kosmetika yang digunakan untuk memberi rasa dingin dan nyaman

pada kulit (Syamsuni, 2006).

b. Tipe M/A

Tipe M/A atau O/W adalah minyak yang terdispersi dalam air.

Krim tipe ini dapat dengan mudah dibilas dengan air karena fase

eksternalnya adalah air. Krim tipe minyak dalam air baik dan sangat cocok

untuk penggunaan topikal, seperti pada luka karena dapat menyerap air

(Alekha et al., 2014). Contohnya vanishing cream. Vanishing cream

adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk membersihkan,

melembabkan dan sebagai alas bedak (Syamsuni, 2006).

3. Kelebihan sediaan krim

a. Mudah menyebar rata dan praktis.

b. Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air, untuk tipe M/A (minyak

dalam air).

c. Tidak lengket dan tidak berminyak, untuk tipe M/A.

d. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat

e. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe krim A/M

f. Digunakan sebagai kosmetik

g. Bahan yang diabsorpsi tidak cukup beracun

Page 42: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

24

(Ansel, 2008)

4. Bahan-bahan penyusun krim

Menurut Lachman (1994), bahan-bahan penyusun krim antara lain:

a. Zat Aktif

b. Fase minyak

Fase minyak atau basis hidrokarbon terdiri dari bahan yang

mengandung minyak. Basis hidrokarbon memberikan sifat emolien,

melindungi, dan menetap di kulit pada waktu yang lama (Wiley, 2008).

Berbagai lemak dan minyak digunakan dalam krim, misalnya petrolatum,

minyak nabati atau sintetis, dan lilin (Bakker et al., 2012)

c. Fase air

Adalah bahan bersifat basa yang larut dalam air dan tidak

mengandung minyak. Air umumnya digunakan sebagai fase hidrofilik

dalam krim. Humektan di tambahkan pada fase air untuk mencegah

penguapan air. Bahan-bahan seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol

sering ditambahkan sebagai humektan (Bakker et al, 2012)

d. Emulgator

Emulgator atau zat pengemulsi merupakan zat yang berguna untuk

mengemulsikan atau mencampurkan zat-zat yang tidak bercampur.

Emulgator membantu menstabilkan sediaan yang terdiri dari dua zat-zat

yang tidak bercampur. Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan

tipe dan sifat krim yang dikehendaki (Widodo & Nurdjanah, 2007)

e. Bahan tambahan :

1) Pengawet

Penambahan pengawet bertujuan untuk mencegah kontaminasi

dan pertumbuhan mikroorganisme pada krim (Jones, 2008)

2) Pendapar

Dapar digunakan dalam produk farmasi untuk mengontrol pH

produk yang diformulasikan sehingga dapat mengoptimalkan kinerja

fisikokimia produk. Penambahan dapar dimaksudkan agar menjaga

kelarutan zat terapeutik (Jones, 2008)

Page 43: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

25

3) Antioksidan

Antioksidan merupakan solusi farmasi untuk meningkatkan

stabilitas sediaan yang rentan terhadap degradasi kimia karena adanya

proses oksidasi (Jones, 2008). Oksidasi menyebabkan sediaan menjadi

tengik (Samal et al., 2017). Biasanya antioksidan merupakan molekul

sistem redoks yang menunjukkan potensi oksidatif lebih tinggi daripada

agent terapi atau sebagai senyawa alternatif untuk menghambat

dekomposisi obat yang diinduksi radikal bebas. Dalam larutan air,

antioksidan teroksidasi (dan karenanya terdegradasi) lebih disukai

daripada agen terapi, sehingga melindungi obat dari dekomposisi

(Jones, 2008).

F. Hewan Coba Kelinci

Berdasarkan taksonominya, klasifikasi kelinci yang digunakan pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub Phylum: Vertebrata

Class : Mammalia

Ordo : Logomorpha

Family : Leporidae

Genus : Oryctolagus

Species : Oryctolagus cuniculus

(Effendy, 2016)

Kelinci merupakan mamalia yang sering digunakan dalam penelitian

karena beberapa sistem organ secara biologi mirip dengan manusia (Anonim,

2016). Berat badan kelinci saat lahir dapat mencapai 30-80 g. Ketika dewasa,

berat badan badan kelinci sekitar 2-6 kg. Tingkat pertumbuhan kelinci 15-20 g

per hari hingga 8 minggu. Kelinci mempunyai suhu badan 38-40ºC. Penggunaan

kelinci juga dikarenakan efektivitas biaya, kemudahan pemeliharaan,

kemampuan pengembangbiakan, dan kemudahan untuk digunakan dalam

Page 44: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

26

berbagai penelitian, sedangkan volume darahnya yang tinggi, lebih mirip secara

filogenetik (paling dekat dengan manusia setelah primata), hemodinamik dan

histologis dengan manusia dan ukurannya yang lebih besar cocok dengan kriteria

keunggulan mamalia besar. Kelinci juga memiliki siklus vital pendek yang

membuatnya nyaman untuk diperiksa dalam rentang waktu penelitian yang lebih

kecil (Dutta & Pallav, 2018)

G. Salep Mebo

Moist Exposed Burn Ointment atau yang dikenal dengan MEBO merupakan

salep yang komposisinya terdiri beberapa bahan herbal seperti Radix Scutellaria,

Cortex Phellodendri and Rhizoma Coptidis yang mengandung minyak wijen

(sesame oil), lilin lebah (beeswax), 18 asam amino, 4 asam lemak, 7

polysaccharides dan vitamin yang berfungsi untuk membantu kulit melakukan re-

epitelisasi, memberikan nutrisi dan membantu mempercepat bersihan jaringan

nekrotik selain itu juga yang berfungsi mempermudah pengelupasan jaringan mati

pada luka bakar (liquefaction), memicu proses regenerasi, sekaligus berperan

sebagai nutrisi untuk proses penyembuhan luka. (Hindy, 2009). Kandungan lainnya

juga terdapat beta-sisterol dan berberine sebagai antiinflamasi, antibakteri, dan

memberikan kelembaban pada lingkungan kulit untuk proses terjadinya regenerasi

epitel dan mempercepat penyembuhan luka bakar (Li et al., 2017).

H. Uraian bahan

1. Setil Palmitat

Setil palmitat adalah derivat ester dari asam palmitat dan setil alkohol.

Setil palmitat merupakan cairan spermaceti yang apabila di dinginkan,

spermaseti akan membentuk hablur (Sumardjo, 2008). Setil palmitat melebur

pada suhu 44-52˚C. Setil palmitat tidak hanya berfungsi sebagai emolien, tetapi

juga melindungi tubuh dan teksturnya yang spesifik pada kebanyakan produk

krim dan lotion. Setil palmitat juga berfungsi sebagai bahan dasar dalam

pembuatan krim, salep, dan supositoria (Rowe et al., 2009). Setil palmitat pada

sediaan krim dapat digunakan dengan konsentrasi 9,45% (Niazi, 2009).

Page 45: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

27

2. Propilen glikol

Propilen glikol telah digunakan dalam dalam berbagai macam produk

kosmetik karena relatif tidak beracun. Propilen glikol mendidih pada suhu

188˚C. Selain sebagai humektan, propilen glikol biasa digunakan sebagai

pengawet antimikroba, desinfektan, plasticizer, pelarut, zat penstabil, kosolvent

larut air (Rowe et al., 2009). Propilen glikol merupakan cairan kental, jernih,

tidak berwarna, dan tidak berbau (FI IV, 1995). Propilen glikol memiliki

kelebihan yaitu tidak toksik, tidak menyebabkan iritasi lokal ketika diaplikasikan

di membran mukosa dan subkutan, tidak menyebabkan reaksi hipersensitifitas

(Loden, 2001). Propilen glikol pada sediaan topikal biasa digunakan sebagai

humektan dengan konsentrasi hingga 15%. (Rowe et al., 2009). Propilen glikol

dapat digunakan dengan konsentrasi hingga 8% untuk pembuatan krim (Niazi,

2009).

3. Tween 80

Tween 80 adalah ester asam lemak polioksitilen sorbitan, dengan nama

kimia polioksitilen 20 sorbitan monooleat. Tween 80 merupakan surfaktan

nonionik yang bersifat hidrofilik. Tween 80 digunakan secara luas sebagai zat

pengemulsi untuk emulsi tipe minyak dalam air. Tween 80 berfungsi sebagai zat

pembasah, emulgator, dan peningkat kelarutan. Sebagai emulgator, tween 80

dapat digunakan dengan konsentrasi 1-15% (Rowe et al, 2009).

4. Vitamin E

Vitamin E merupakan salah satu antioksidan yang dapat membantu tubuh

melawan radikal bebas. Vitamin E memiliki banyak manfaat untuk kulit antara

lain, melindungi tubuh dan kulit dari berbagai kerusakan yang disebabkan oleh

radikal bebas, membantu melembabkan kulit, memperbaiki elastisitas kulit, dan

mengurangi munculnya keriput (Achroni, 2012). Vitamin E juga disebut dengan

vitamin pelindung dan digunakan dalam industri kosmetika sebagai antioksidan

Page 46: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

28

untuk kulit ataupun formulasi. Vitamin E juga dapat membantu menghaluskan

kulit dan mengurangi kondisi kulit yang kering (Salvador dan Chisvert, 2007).

Vitamin sering digunakan pada bahan berlemak sebagai pengawet (Samal et al.,

2017). Vitamin E dapat digunakan dengan konsentrasi 0,002% (Niazi, 2009).

Namun pada konsentrasi vitamin E antara 0,1%-1,0% umumnya dianggap aman

dan efektif untuk meningkatkan kadar vitamin E di kulit, tetapi tingkat vitamin

E yang lebih tinggi telah digunakan dan tidak menunjukkan efek samping

(Thiele, 2007).

I. Landasan Teori

Kulit merupakan organ tubuh terluar yang memiliki peranan penting yaitu

sebagai barier pelindung tubuh sehingga kontinuitasnya harus selalu dijaga. Dalam

menjalankan fungsinya sebagai pelindung tubuh yang letaknya terluar, organ kulit

menjadi lebih berisiko memperoleh trauma dari luar. Kulit terdiri atas tiga lapisan

yaitu lapisan epidermis (lapisan epitel yang berasal dari ektoderm) yang berfungsi

untuk mempertahankan integritas kulit; sebagai barier fisik terhadap benda-benda

asing dari luar termasuk yang berukuran kecil seperti mikroorganisme, serta untuk

mengendalikan hidrasi (kandungan air) dengan menjaga kelembaban kulit

(Wasiatmadja, 2001); lapisan dermis (lapisan jaringan ikat yang berasal dari

mesoderm), dan subkutan (jaringan ikat longgar yang terdiri atas sel-sel adiposit)

(Mescher, 2014).

Luka bakar merupakan kecelakaan yang sering terjadi pada kehidupan

sehari-hari. Luka bakar terjadi akibat sentuhan atau kontak langsung kulit dengan

sumber panas seperti api, cairan panas, radiasi, radioaktivitas, listrik atau bahan

kimia (WHO, 2014). Panas yang mengenai tubuh tidak hanya mengakibatkan

kerusakan lokal tetapi memiliki efek sistemik. Karena efek panas, terdapat

perubahan sistemik peningkatan permeabilitas kapiler. Saat terjadi kontak antara

sumber panas dengan kulit, tubuh akan merespon untuk mempertahankan

homeostatis dengan adanya proses kontraksi, retraksi dan koagulasi pembuluh

darah yang kemudian akan terjadi proses penyembuhan pada luka tersebut.

Page 47: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

29

Luka bakar merusak fungsi barier kulit terhadap invasi mikroba serta adanya

jaringan nekrotik dan eksudat menjadi media pendukung pertumbuhan

mikroorganisme, sehingga beresiko untuk menjadi infeksi (Mawarsari, 2015).

Kecepatan dari penyembuhan luka dapat dipengaruhi dari zat-zat yang terdapat

dalam obat yang diberikan, jika obat tersebut mempunyai kemampuan untuk

meningkatkan penyembuhan dengan cara merangsang lebih cepat pertumbuhan sel-

sel baru pada kulit. Salah satu upaya terapi luka bakar adalah dengan pemberian

bahan yang efektif mencegah inflamasi sekunder. Prinsip penanganan dalam

penyembuhan luka bakar antara lain mencegah infeksi sekunder, memacu

pembentukan jaringan kolagen dan mengupayakan agar sisa-sisa sel epitel dapat

berkembang sehingga dapat menutup permukaan luka (Balqis et al, 2016).

Kunyit dan lidah buaya merupakan tanaman yang telah dikenal masyarakat

dapat menyembuhkan luka. Hal ini juga dibuktikan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yuri (2013) bahwa ekstrak rimpang kunyit dan gel lidah buaya dapat

menyembuhkan luka inisisi pada tikus putih. Kunyit (Curcuma longa Linn),

merupakan jenis rumput-rumputan, tingginya sekitar 1 meter dan bunganya muncul

dari puncuk batang semu dengan panjang sekitar 10–15 cm dan berwarna putih

(Hartati & Balittro, 2013). Kunyit mengandung senyawa kurkuminoid berkisar

antara 1,8-5,4% yang terdiri dari kurkumin dan turunannya yaitu

demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin (Mohanta et al, 2015). Senyawa

kurkumin ini, berperan sebagai antiinflamasi yang akan menghambat enzim

cyclooxygenase-2 (COX-2), sitokin pro-inflamasi dan menghambat aktivasi

nuclear factor kappa B (NFkB) (Arshad et al, 2018). Lidah buaya (Aloe vera)

merupakan tanaman dengan daun meruncing, permukaan daun dilapisi lilin.

Panjang daun dapat mencapai 20-30 cm dan lebar 3-10 cm (Ahlawat & Khatkar,

2011). Lidah buaya mengandung senyawa glukomanan yang dapat menstimulasi

fibroblastfaktor pertumbuhan (FGFs) dan meningkatkan aktivitas proliferasi sel

sehingga akan merangsang produksi dan sekresi kolagenpada luka.

Penyembuhan luka secara umum akan melalui tiga proses penyembuhan

luka yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi/remodeling

(Maryunani, 2015). Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-

Page 48: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

30

kira hari ke-5 pasca trauma, fase proliferasi berlangsung dari akhir fase inflamasi

(hari ke-6 sampai akhir minggu ke-3) sedangkan fase remodeling dapat berlangsung

berbulan-bulan dan dinyatakan berakhir jika semua tanda radang sudah tidak

muncul.

Ekstraksi adalah suatu proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian

tanaman obat tersebut dengan cara pemisahan bahan dari campurannya dengan

menggunakan pelarut tertentu (Marjoni, 2016). Proses ekstraksi pada dasarnya

adalah proses perpindahan massa dari komponen zat padat yang terdapat pada

simplisia ke dalam pelarut organik yang digunakan (Marjoni, 2016). Maserasi

adalah proses ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara merendam simplisia

dalam satu atau campuran pelarut dalam bejana tertutup pada suhu kamar selama

sekurang-kurangnya 3 hari dengan pengadukan berkali-kali sampai semua bagian

tanaman yang dapat larut melarut dalam cairan pelarut. Campuran ini kemudian

disaring dan ampas yang diperoleh dipress untuk memperoleh bagian cairnya saja.

Cairan yang diperoleh kemudian dijernihkan dengan penyaringan atau dekantasi

setelah dibiarkan selama waktu tertentu (Andri, 2015).

Ekstrak kunyit dan lidah buaya dibuat dalam sediaan krim karena sediaan

ini mempunyai kelebihan yaitu: mudah menyebar rata dan praktis, lebih mudah

dibersihkan atau dicuci dengan air (tipe M/A), tidak lengket dan tidak berminyak

(tipe M/A), cara kerja berlangsung pada jaringan setempat (Ansel, 2008). Krim

adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari

60% air, di maksudkan untuk pemakaian luar (Anief, 2007). Krim biasanya

digunakan sebagai emolient atau pemakaian obat pada kulit (Ansel, 2008). Krim

dibedakan menjadi 2 tipe yaitu tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam

minyak (A/M) (Syamsuni, 2006).

Page 49: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

31

J. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka sebagai jawaban sementara

penulis membuat hipotesa: “Kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya dalam

bentuk sediaan krim dapat meningkatkan efektivitas penyembuhan luka bakar”

Page 50: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang akan dilakukan yaitu meliputi:

a. Penyiapan bahan

b. Pembuatan ekstrak etanol kunyit dan lidah buaya

c. Formulasi krim dari kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya

d. Evaluasi organoleptik, pH dan daya sebar dari krim kombinasi ekstrak

kunyit dan lidah buaya

e. Uji efektivitas krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya terhadap

lama waktu penyembuhan luka bakar pada hewan uji kelinci dengan 3

perlakuan. Adapun perlakuan tersebut sebagai berikut:

1) K1 : Perlakuan yang diolesi dengan salep MEBO (kontrol positif)

2) K2 : Perlakuan tidak yang tidak diberikan pengobatan (kontrol

negatif)

3) K3 : Perlakuan yang diolesi dengan krim ekstrak kunyit dan lidah

buaya

f. Pengukuran diameter luka bakar pada punggung kelinci menggunakan

jangka sorong.

g. Pengumpulan dan analisis data menggunakan ANOVA (Analysis of

Variant)

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan selama bulan Juli sampai September 2019 di Laboratorium

Farmasi STIKes Citra Husada Mandiri Kupang

Page 51: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

33

Tabel 3.1 Rincian Waktu dan Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Bulan

Juli 2019 Agts 2019 Sept 2019

1. Persiapan sampel

2. Jalannya penelitian

3. Pengumpulan dan analisis

data

C. Sampel

1. Sampel Tanaman

Sampel tanaman dalam penelitian ini adalah kunyit yang diperoleh dari Desa

Baun, Kupang dan lidah buaya yang diperoleh dari Kelurahan Nunbaun Sabu,

Kota Kupang.

1. Kriteria Inklusi

1) Kunyit

a. Rimpang kunyit berwarna kuning kecoklatan

b. Rimpang kunyit segar

2) Lidah buaya

a. Lidah buaya berwarna hijau

b. Lidah buaya segar

2. Kriteria Ekslusi

Tanaman kunyit dan lidah buaya yang busuk dan terdapat ulat

2. Sampel Hewan

Sampel hewan dalam penelitian ini adalah kelinci yang diperoleh dari

Kelurahan Walikota, Kecamatan Kota Raja.

1. Kriteria Inklusi

1) Kelinci Jantan

2) Usia 8-12 minggu

3) Berat Badan 2500-3000 gram

2. Kriteria Ekslusi

Terdapat infeksi pada bagian kulit punggung

Page 52: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

34

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah krim kombinasi ekstrak kunyit dan

lidah buaya.

2. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah lama penyembuhan luka bakar

pada hewan uji.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas

Krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya adalah sediaan krim yang

dibuat dengan mengkombinasi ekstrak rimpang kunyit dan lidah buaya. Kunyit

dan lidah buaya memiliki kandungan kurkumin dan glukomanan yang dapat

memacu produksi kolagen yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Alat

ukur yang digunakan adalah timbangan. Hasil pengukuran yaitu 50 gram sediaan

krim.

2. Variabel terikat

Lama penyembuhan luka bakar merupakan waktu yang di butuhkan

dalam penyembuhan luka bakar dengan mengukur diameter luka bakar hari ke-

1, hari ke-3, hari ke-6, hari ke-9, hari ke-12 dan hari ke-14. Alat ukur yang

digunakan adalah jangka sorong dan hasil pengamatan dicatat dalam lembar

pengamatan.

F. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Alumninum foil

b. Botol kaca

c. Gelas ukur

d. Cawan porselin

Page 53: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

35

e. Batang pengaduk

f. Timbangan analitik

g. Kaca arloji

h. Kertas saring

i. Magnetic stirer

j. Pot salep

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kunyit

b. Lidah buaya

c. Etanol 70%

d. Setil palmitat

e. Tween 80

f. Propilenglikol

g. Vitamin E

h. Aquades.

G. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Sampel

a. Kunyit

Sampel kunyit yang diambil rimpangnya, dibersihkan, dikuliti kulitnya

dan dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran-kotoran pada

rimpang. Rimpang kunyit yang sudah bersih diiris tipis lalu kering anginkan

selama 1 minggu. Simplisia yang telah kering diblender menjadi serbuk kasar

lalu disimpan dalam botol kaca.

b. Lidah Buaya

Sampel lidah buaya diambil kemudian dikuliti kulitnya dan diambil bagian

daging (gel). Daging lidah buaya kemudian dibilas dengan air. Daging (gel)

yang sudah bersih diblender hingga halus lalu disimpan dalam botol kaca.

Page 54: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

36

2. Ekstraksi Sampel

a. Ektraksi Rimpang Kunyit dengan Metode Maserasi

Serbuk rimpang kunyit ditimbang sebanyak 200 gram, kemudian

dimaserasi dengan pelarut etanol 70% dengan perbandingan 1:10 selama

3x24 jam sambil sesekali diaduk. Hasil maserasi kemudian disaring dengan

menggunakan kertas saring. Filtrat yang diperoleh di uapkan semalam sampai

seluruh etanol menguap sehingga diperoleh ekstrak yang kental.

3. Pembuatan Sediaan Krim

a. Rancangan Formula

Tabel 3.1 Rancangan sediaan krim kombinasi ekstrak kunyit dan gel lidah buaya

Bahan Konsentrasi

(gram)

Kegunaan

Ekstrak Kunyit

Lidah buaya

Setil Palmitat

Tween 80

Propilenglikol

Vitamin E

Aquadest

12,5

12,5

3,5

2,5

5,0

0,5

ad 50 ml

Bahan aktif

Bahan aktif

Fase minyak

Emulgator

Humektan

Antioksidan

Fase air

b. Pembuatan Formula

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Fase minyak dibuat dengan melebur setil palmitat, tween 80 dan

vitamin E pada suhu 70⁰C termometer diatas penangas air

3. Fase air dibuat dengan melarutkan propilen glikol dalam aquades, pada

suhu 70⁰C termometer diatas penangas air

4. Kemudian fase minyak dimasukkan ke dalam fase air

5. Kedua fasa tersebut diletakkan pada magnetic stirer, diaduk hingga

membentuk massa krim

6. Setelah basis dingin, masukkan zat aktif ekstrak kunyit dan lidah buaya

diaduk menggunakan magnetic stirer hingga krim benar-benar

homogen.

Page 55: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

37

4. Evaluasi Sediaan Krim

a. Pengamatan Organoleptik

Pemeriksaan organoleptik sediaan krim terdiri dari pemeriksaan bentuk,

warna dan bau (DepKes RI, 1985).

b. Pemeriksaan pH

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat Indikator pH Universal.

Pemeriksaan pH dilakukan dengan mencelupkan Universal Indikator pH

ke dalam krim dan dibiarkan beberapa detik, lalu warna pada kertas

dibandingkan dengan pembanding pada kemasan (Rahmawati et al, 2010).

pH sediaan krim yang dihasilkan diharapkan memenuhi rentang pH

sediaan topikal yang tidak menimbulkan iritasi kulit dan mendekati pH

kulit normal yakni tidak kurang dari 4 dan tidak lebih dari 8 (Paudel et al,

2010).

c. Uji Daya Sebar

Krim ditimbang 1 g lalu diletakkan diatas kaca arloji, biarkan 1 menit,

ukur diameter sebar krim, kemudian ditambah beban 50 g, beban

didiamkan 1 menit, lalu diukur diameter sebarnya. Hal tersebut dilakukan

hingga beban 200 g (Rahmawati et al, 2010).

5. Pengujian Penyembuhan Luka

Pengujian efektivitas luka bakar dilakukan pada 4 ekor kelinci yang sebelumnya

rambut pada bagian punggung kelinci dicukur menggunakan pisau cukur.

Kemudian dibuat kotak perlakuan sebanyak 3 buah dengan masing-masing luas

kotak 8 cm2 (4 cm x 4 cm). Kotak perlakuan diberi batas menggunakan spidol

permanen untuk membedakan antara letak perlakuan yang satu dengan lainnya.

Selanjutnya dibuat 3 luka bakar dengan menginduksi kulit punggung kelinci

menggunakan lempeng logam dengan diameter 2 cm yang telah dipanaskan

selama 5 menit pada nyala api, kemudian ditempelkan pada punggung kelinci

selama 5 detik yang sebelumnya telah dianastesi dengan menyemprotkan etil

klorida pada punggung kelinci yang telah dicukur bulunya. Perawatan luka

dilakukan dengan cara pengolesan sediaan dua kali sehari, pada pagi dan sore

hari selama 14 hari. Pengamatan luka dimulai sejak hari ke-1. Pengamatan yang

Page 56: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

38

diamati meliputi perubahan luka bakar dari hari ke-1, hari ke-3, hari ke-6, hari

ke-9, hari ke-12 dan hari ke-14.

6. Pengukuran Diameter Luka

Diameter luka pada punggung kelinci diukur menggunakan jangka

sorong. Jangka sorong yang digunakan ialah jangka sorong digital sehingga ssat

kelinci akan diukur panjang luka, jangka sorong cukup ditempel pada bagian

punggung kelinci lalu geser scroll bawah sepanjang luka pada kelinci, layar

jangka sorong akan memperlihatkan angka panjang dari luka tersebut.

H. Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari setiap pengujian dianalisis menggunakan One Way

ANOVA (Analysis of Variant) untuk dilihat dan membandingkan efektivitas

sediaan krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya dengan kelompok kontrol

dalam menyembuhkan luka bakar.

Page 57: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

39

I. Alur Penelitian

Penyiapan Sampel

Ekstraksi Sampel

Ekstrak Kunyit

Penyiapan formula

krim

Evaluasi Sediaan

Gel Lidah buaya

Pembuatan Krim

Kombinasi Ekstrak Kunyit

dan Lidah buaya

Pengujian Krim Kombinasi

Ekstrak Kunyit dan Lidah

buaya

Pengukuran Diameter

Luka Bakar

Penyiapan

Hewan Coba

Pengumpulan dan

Analisis Data

Page 58: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit

Serbuk simplisia kunyit dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70%

dengan perbandingan 1:10. Sebanyak 200 gram serbuk kunyit dimaserasi

dengan pelarut etanol 70% sebanyak 2 liter dalam botol cokelat yang

digunakan sebagai bejana maserasi. Etanol digunakan sebagai pelarut ekstraksi

karena etanol memiliki tingkat kepolaran tinggi yang cocok untuk semua jenis

zat aktif (universal) karena disamping menarik senyawa yang bersifat polar,

pelarut polar juga tetap menarik senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran

lebih rendah (Marjoni, 2016). Proses penyarian dengan metode maserasi

dilakukan selama 5 hari sambil sesekali digojog, kemudian dipekatkan dengan

menggunakan oven pada suhu 40˚C selama kurang 14 hari. Hasil maserat yang

didapat sebanyak 28,41g. Hasil perhitungan rendemen ekstrak kunyit disajikan

dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil perhitungan rendemen ekstrak kunyit

Berat serbuk (g) Berat ekstrak kental (g) Rendemen (%)

277,53 28,41 10,24

Berdasarkan Tabel 4.1, rendemen ekstrak kunyit yang dihasilkan yaitu

10,24%. Menurut Nurhayati et al (2009) semakin tinggi nilai rendemen,

semakin banyak komponen bioaktif yang terkandung di dalamnya. Salah satu

faktor yang mempengaruhi rendemen adalah kadar air. Semakin tinggi kadar

air sampel, maka semakin tinggi rendemen ekstrak sampel tersebut. Penelitian

ini menggunakan etanol 70% sebagai pelarut. Etanol 70% merupakan etanol

yang terdiri dari 30% kandungan air, dan 70% kandungan etanol. Air bersifat

polar sehingga dapat mengekstraksi senyawa-senyawa yang bersifat polar,

sedangkan etanol mempunyai dua gugus yang berbeda kepolarannya, yaitu

gugus hidroksil yang bersifat polar dan gugus alkil yang bersifat nonpolar.

Adanya kandungan air pada pelarut etanol menambah kepolaran pelarut yang

digunakan sehingga akan menarik senyawa yang bersifat polar dan senyawa

yang memiliki tingkat kepolaran berbeda (Susanti, 2009) .

Page 59: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

41

B. Pembuatan Krim

Sediaan krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya yang digunakan

pada penelitian ini dibuat dengan menambahkan 25% ekstrak kunyit dan 25%

lidah buaya. Kunyit dan lidah buaya diformulasi dalam bentuk sediaan krim

karena sederhana dalam pembuatannya, bentuknya menarik, mudah

diaplikasikan, memiliki daya serap yang baik, dapat digunakan pada kulit

dengan luka yang basah serta terdistribusi merata (Depkes RI, 1995).

Formulasi dan pemilihan basis yang tepat pada pembuatan sediaan krim akan

mempengaruhi jumlah dan kecepatan zat aktif yang akan diabsorpsi maupun

daya sebar dan pH dari sediaan. Basis dan pembawa harus mudah diaplikasikan

pada kulit, tidak mengiritasi dan nyaman digunakan pada kulit.

Pemilihan setil palmitat sebagai fase minyak karena sifatnya sebagai

emolien dan tidak mengiritasi kulit sehingga baik digunakan untuk formulasi

krim. Pembuatan sediaan krim dimulai dengan meleburkan fase minyak dan

fase air pada suhu 70˚C. Komponen yang tidak bercampur dengan air seperti

minyak dan lilin dicairkan bersama-sama di penangas air pada suhu 70-75˚C,

sementara itu semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut

dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen lemak (Akmal,

2019). Pencampuran pada suhu yang sama bertujuan untuk mencegah

terjadinya pemisahan antara fase minyak dan fase air (Rowe et al., 2009).

Selain itu, peleburan pada suhu 70˚C jauh diatas titik lebur setil palmitat

sehingga dapat mencegah setil palimat memadat ketika di tuang ke dalam fase

air.

Fase minyak yang dileburkan kemudian ditambahkan tween 80.

Penambahan tween 80 bertujuan untuk mencampurkan zat-zat yang tidak

bercampur seperti minyak dengan air karena tween 80 merupakan surfaktan

nonionik yang stabil untuk emulsi M/A dan aman bagi tubuh. Sedangkan pada

fase air, ditambahkan propilen glikol. Propilen glikol merupakan ko-surfaktan

yang dapat membantu absorpsi obat. Penambahan propilen glikol sebagai ko-

surfaktan dalam formulasi krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya

dapat membantu surfaktan dalam menurunkan tegangan permukaan air dan

Page 60: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

42

minyak, meningkatkan disolusi dari zat aktif, serta memperbaiki dispersibilitas

dan absorpsi zat aktif (Rowe et al., 2009).

Pencampuran fase minyak dan fase air dilakukan dengan menggunakan

stirrer hot plate hingga terbentuk masa krim yang homogen. Pengadukan

menggunakan kecepatan 1500 rpm. Semakin tinggi kecepatan pengadukan,

semakin kecil ukuran partikel yang dihasilkan. Semakin kecil ukuran partikel,

memberikan kestabilan secara fisik sehingga tidak menyebabkan partikel

saling beragregasi (Avadi, 2010; Rahmawanty, 2014). Setelah terbentuk basis

krim, ekstrak kunyit 25% dan gel lidah buaya 25% dimasukkan kedalam basis

kemudian digerus dalam mortir dalam keadaan panas, hingga terbentuk krim

yang homogen.

C. Evaluasi Sediaan Krim

Hasil evaluasi sediaan krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya

meliputi uji organoleptik, pH dan daya sebar. Hasil evaluasi sediaan disajikan

dalam Tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Sediaan Krim Kombinasi Ekstrak Kunyit dan Gel Lidah

Buaya

Evaluasi Hari ke 1 Hari ke 7 Hari ke 14

Organoleptik

Warna Orange

kecoklatan

Orange

kecoklatan

Orange

kecoklatan

Bentuk Setengah padat Setengah padat Setengah padat

Bau Khas Khas Khas

pH 6 6 6

Daya sebar 4,8 4,225 4,2

Evaluasi sediaan krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya

bertujuan untuk memastikan mutu sediaan yang akan diaplikasikan pada luka

bakar. Sediaan krim dipilih karena krim tidak lengket, dan tidak berminyak

serta lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air (Ansel, 2008). Evaluasi

sediaan krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah secara organoleptis bertujuan

untuk melihat sifat fisik sediaan. Hasil evaluasi berdasarkan tabel 4.2

didapatkan bentuk krim yang setengah padat, dengan warna orange kecoklatan

Page 61: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

43

karena warna ekstrak kunyit lebih dominan dibandingkan dengan warna lidah

buaya. Warna ekstrak kunyit yang lebih dominan dikarenakan kunyit

mengandung kurkumin yang memberikan fluoresensi warna kuning, jingga,

sampai jingga kemerahan.

Hasil evaluasi pH sediaan menunjukkan sediaan krim yang dibuat

memiliki pH 6, dari hari ke-1 hingga hari ke-14. Hal tersebut menunjukkan

bahwa tidak terjadi perubahan pH pada sediaan krim. Kestabilan pH pada

sediaan dikarenakan adanya penambahan vitamin E yang mencegah degradasi

kimia karena adanya proses oksidasi ada fase minyak (Jones, 2008). Sediaan

krim yang dihasilkan memenuhi rentang pH sediaan topikal yang tidak

menimbulkan iritasi pada kulit, optimal untuk absorbsi sediaan melalui kulit.

Nilai pH yang terlalu rendah dapat menyebabkan iritasi, sedangkan pH terlalu

tinggi dapat menyebabkan kulit bersisik (Anggreani, 2008). pH kulit normal

yakni tidak kurang dari 4 dan tidak lebih dari 8 (Paudel et al, 2010).

Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan penyebaran

krim pada kulit. Kemampuan menyebar krim yang baik akan memberikan

kemudahan pengaplikasian pada permukaan kulit. Selain itu penyebaran zat

aktif pada kulit akan lebih meratas sehingga efek yang dihasilkan menjadi lebih

optimal. Semakin besar daya sebar krim semakin baik karena semakin luas juga

kontak antara kulit dengan krim sehingga zat aktif yang terkandung dapat

menyebar dengan baik dan merata. Hasil evaluasi daya sebar krim pada tabel

4.2 menunjukkan kemampuan daya sebar sediaan hampir mendekati

persyaratan daya sebar yang baik yaitu 5-7 cm (Garg et al., 2002). Daya sebar

krim mengalami penurunan pada hari ke-7 hingga hari ke-14. Hal ini

menunjukkan bahwa lama penyimpanan berpengaruh terhadap daya sebar

sediaan (Agitya et al., 2018). Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yulias et al (2007) menunjukkan bahwa semakin lama waktu

penyimpanan beberapa daya sebar krim menurun. Hal ini bisa disebabkan

karena pengaruh konsistensi krim. Karena adanya kandungan minyak dan

disimpan di tempat dengan kelembaban cukup tinggi, sehingga konsistensi

krim menurun dan kemampuan penyebarannya menurun selama penyimpanan.

Page 62: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

44

D. Pengukuran Diameter Luka Bakar

Salah satu cara untuk mengamati efek penyembuhan luka bakar pada

hewan penelitian yakni dengan cara pengukuran diameter luka bakar pada

hewan percobaan. Kelinci uji yang akan diberi perlakuan dicukur bulunya pada

daerah punggung. Kelinci uji diberi anastesi dengan menyemprotkan etil

klorida pada bagian punggung yang telah dicukur bulunya. Pemberian anastesi

bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan saat diinduksi luka

bakar. Induksi luka bakar dilakukan menggunakan logam dengan diameter 2

cm yang dipanaskan pada nyala api kemudian diinduksi pada punggung kelinci

selama 5 detik. Induksi luka bakar selama 5 detik bertujuan agar luka bakar

yang terbentuk merupakan luka bakar derajat II dangkal yang ditandai dengan

adanya kerusakan pada bagian epidermis dan sebagian dermis (Tiara et al.,

2013).

Uji efektivitas krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya

dilakukan dengan mengoleskan krim pada punggung yang telah diinduksi luka

bakar. Parameter yang diamati berupa penuruan diameter luka bakar pada hari

ke-1, hingga hari ke-14. Pengaplikasian krim dilakukan setiap hari pagi dan

sore hari. Kelompok kontrol positif diberikan pengobatan salep MEBO,

kelompok kontrol negatif tidak diberikan pengobatan dan kelompok perlakuan

diberikan pengobatan menggunakan krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah

buaya. Salep MEBO digunakan karena bentuk sediaannya untuk penggunaan

topikal dan diindikasikan pada pengobatan luka bakar serta kandungan salep

MEBO juga terdiri dari beberapa bahan herbal. Penentuan penurunan diameter

luka bakar dilakukan dengan membandingkan rata-rata diameter luka hari ke-

1 (H-1) dikurangi rata-rata diameter luka luka hari ke-14 (H-14).

Berdasarkan data rata-rata penurunan diameter luka bakar,

menunjukkan adanya perubahan diameter luka bakar pada kelompok kontrol

positif, kontrol negatif maupun kelompok perlakuan. Rata-rata diameter awal

untuk setiap perlakuan adalah 20 mm (H1) dan terjadi penurunan diameter luka

bakar dengan rata-rata K3 sebesar 11,43333 mm, K1 sebesar 9,4 mm dan K2

Page 63: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

45

sebesar 8,333333. Hasil perhitungan rata-rata penurunan diameter luka bakar

disajikan dalam Tabel 4.3

Tabel 4.3 Rata-rata Penurunan Diameter Luka Bakar

Kelompok Rata-rata penurunan diameter luka bakar (mm)

H-1 H-14 (H1-H14)

K1 Positif 20 10,6 9,4

K2 Negatif 20 11,6667 8,333333

K3 KKEKLB 20 8,56667 11,43333

Berdasarkan Tabel 4.3, penurunan diameter luka bakar disajikan dalam bentuk

diagram pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Penurunan Diameter Luka bakar

Diagram penurunan diameter luka bakar tersebut menunjukkan adanya

perbedaan rata-rata tiap kelompok uji pada hari ke-14. Penurunan diameter

luka bakar kelompok perlakuan menunjukkan rata-rata penurunan paling besar

yaitu 11,43333 mm, sedangkan kelompok kontrol positif dan kelompok

negatif menunjukkan rata-rata penurunan sebesar 9,4 mm dan 8,333333 mm.

Salah satu parameter yang menunjukkan terjadinya penyembuhan luka

bakar adalah dengan mengukur penuruan diameter luka bakar (Ghofroh, 2017).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khorashani et al (2009) pemberian

ekstrak lidah buaya tunggal dengan konsentrasi 0,5% dapat menyembuhkan

luka bakar selama 15,9 hari. Penelitian lain juga dilakukan oleh Rizky et al

(2013) penggunaan krim lidah buaya dapat menyembuhkan luka bakar pada

10-14 hari, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mehrabani et al (2014)

0

5

10

15

20

25

K1 Positif K2 Negatif K3 KKEKLB

Penurunan Diameter Luka Bakar

Diameter Luka Awal Penurunan Diameter Luka bakar

Page 64: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

46

pemberian ekstrak kunyit tunggal dengan konsentrasi 2% dapat

menyembuhkan luka bakar derajat III selama 21 hari. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kunyit dan lidah buaya memberikan pengaruh terhadap

penyembuhan luka bakar.

Penelitian ini menunjukkan penurunan diameter pada kelompok

perlakuan lebih besar dibandingkan dengan penurunan diameter pada

kelompok kontrol pada hari ke-14. Kelompok kontrol negatif memberikan

penyembuhan luka bakar paling lama dilihat dari diameter luka jika

dibandingkan dengan diamter luka bakar kelompok lainnya. Hal ini

dikarenakan kelompok kontrol negatif tidak diberi pengobatan untuk

membantu proses penyembuhan luka bakar. Kelompok kontrol negatif yang

diberikan pengobatan dengan salep MEBO memberikan efek penyembuhan

yang lebih cepat dibandingkan dengan kontrol negatif karena salep MEBO

memiliki kandungan yang dapat membantu dalam proses penyembuhan luka

bakar.

Proses penyembuhan luka terdiri dari 3 fase yaitu fase inflamasi, fase

proliferasi, dan fase penyembuhan. Fase inflamasi berfungsi untuk mengontrol

perdarahan, mencegah masuknya bakteri, menghilangkan kotoran dari jaringan

yang luka dan mempersiapkan proses penyembuhan lanjutan. Berdasarkan

penelitian ini, fase inflamasi ditandai dengan tidak terjadinya perdarahan pada

kelompok kontrol positif, kontrol negatif maupun kelompok perlakuan. Luka

bakar pada penelitian ini tidak menunjukkan adanya infeksi dari hari ke-1

dimulainya fase inflamasi hingga hari ke-5. Hal tersebut menunjukkan bahwa

terjadinya migrasi neutrofil pada luka bakar kelompok kontrol positif, kontrol

negatif maupun kelompok perlakuan selama fase inflamasi sehingga

membantu proses fagositosis, pembersihan jaringan yang mati dan racun yang

dikeluarkan oleh jaringan yang terbakar.

Tahap penyembuhan secara proliferasi yang ditandai dengan

pembentukan jaringan granulasi pada luka. Fase ini berlangsung dari akhir fase

inflamasi (hari ke-6 sampai akhir minggu ke-3). Pada fase ini matriks fibrin

yang didominasi oleh platelet dan makrofag secara gradual digantikan oleh

Page 65: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

47

jaringan granulasi yang tersusun dari kumpulan fibroblas, makrofag dan sel

endotel yang membentuk matriks ekstraseluler dan neovaskular (Gurtner,

2007). Fibroblas memproduksi matriks ekstraselular yang akan mengisi kavitas

luka dan menyediakan landasan untuk migrasi keratinosit. Ketika makrofag

mengeluarkan sitokin pro-inflamasi termasuk TNF-α dan IL-1, yang pada

akhirnya akan mengaktifkan rilisnya nuklir-faktor (NF-κB), kandungan

kurkumin pada kunyit akan menghambat aktivasi nuclear factor kappa B

(NFkB) serta menekan produksi TNF-α dan IL-1 Selain membuat keadaan

mikro pro-inflamasi, makrofag juga melepaskan faktor pertumbuhan termasuk

faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF), TGF-β, FGF dasar (bFGF),

PDGF, dan faktor pertumbuhan keratinosit (KGF), sehingga kandungan

glukomanan pada lidah buaya akan meningkatkan ekspresi gen endotel

vaskular faktor pertumbuhan (VEGF) dan TGF 𝛽-1 di daerah luka. Dalam hal

ini, TGF-𝛽1 akan merangsang fibroblas untuk memproduksi matriks

ektraseluler yang lebih baik di tempat luka lebih dari sebelumnya

Fase proliferasi dimulai dengan adanya pembentukan jaringan

granulasi. Pembentukan jaringan granulasi ditunjukkan dengan terbentuknya

keropeng pada luka (Agustina, 2011). Di bawah keropeng, sel epitel berpindah

dari luka ke tepi, sel epitel membantu sebagai barier antara tubuh dengan

lingkungan. Keropeng akan menebal hingga terbentuk jaringan baru dan

terlepas sendiri ketika proses pembentukan jaringan baru selesai (angiogenesis)

dan tepi-tepi luka mulai tertarik ke tengah (Aponno et al., 2014).

Kelompok kontrol positif dan kontrol negatif menunjukkan

terbentuknya keropeng pada luka bakar, sedangkan kelompok perlakuan tidak

menunujukkan adanya pembentukan keropeng pada luka bakar. Penyebab

terbentuknya keropeng adalah kondisi luka yang kering. Kelompok kontrol

positif dan negatif menunjukkan kondisi luka yang kering dibandingkan

dengan kelompok perlakuan. Lingkungan luka kering tersebut akan

menyebabkan terbentuknya krusta (keropeng) pada luka akibat dehidrasi

jaringan luka sehingga menghambat granulasi (pembentukan jaringan baru dari

lapisan bawah ke atas) dan epitelisasi (migrasi sel epitel dari tepi luka ke tengah

Page 66: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

48

permukaan luka) (Andre & Dies, 2017). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pertumbuhan jaringan granulasi pada kelompok perlakuan krim kombinasi

kunyit dan lidah buaya lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol positif dan

negatif dilihat dari terbentuknya keropeng pada luka bakar kelompok kontrol

positif dan kontrol negatif, sedangkan tidak terbentuknya keropeng pada

kelompok perlakuan krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya. Dapat

disimpulkan bahwa krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya membantu

pembentukan jaringan granulasi dan migrasi sel epitel ke tengah permukaan

luka bakar sehingga terjadi penurunan diameter luka bakar.

E. Analisis Statistik Penurunan Diameter Luka Bakar

Data penurunan diameter luka bakar dianalisis dengan One Way Anova.

One Way Anova digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata lebih dari dua

kelompok. Sebelum dilakukan uji One Way Anova, perlu dilakukan uji

normalitas untuk melihat apakah data yang diuji terdistribusi normal atau tidak.

Dikatakan terdistribusi normal apabila nilai signifikan >0,05, sedangkan data

yang dikatakan tidak terdistribusi normal apabila nilai signifikan <0,05.

Berdasarkan hasil evaluasi uji Shapiro Wilk, data rata-rata penurunan diameter

luka bakar terdistribusi normal dengan nilai signifikan p>0,05. Selanjutnya

dilakukan uji homogenitas untuk melihat apakah data terdistribusi homogen

atau tidak. Dikatakan homogen apabila nilai signifikan >0,05, sedangkan data

yang dikatakan tidak terdistribusi homogen apabila nilai signifikan <0,05.

Berdasarkan hasil evaluasi uji homogenitas, data rata-rata penurunan diameter

luka bakar terdistribusi homogen dengan nilai signifikan p>0,05.

Data penurunan diameter luka bakar kemudian dianalisis menggunakan

uji One Way Anova untuk melihat adanya perbedaan antara kelompok kontrol

dan kelompok uji. Dikatakan berbeda jika nilai signifikan p<0,05. Hasil uji One

Way Anova menunjukkan data rata-rata penurunan diameter luka bakar

terdapat perbedaan dengan nilai signifikan p<0,05. Selanjutnya dilakukan uji

LSD (Least Significant Different) untuk melihat perbedaan antara tiap

kelompok uji. Hasil analisis LSD disajikan dalam Tabel 4.4

Page 67: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

49

Tabel 4.4 Uji Post Hoc dengan LSD Terhadap Rata-rata Penurunan Diameter Luka bakar

(I)

Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

Lower

Bound

Upper

Bound

K1 Positif K2 Negatif 1,0667* ,2293 ,003 ,506 1,628

K3 KKEKLB -2,0333* ,2293 ,000 -2,594 -1,472

K2 Negatif K1 Positif -1,0667* ,2293 ,003 -1,628 -,506

K3 KKEKLB -3,1000* ,2293 ,000 -3,661 -2,539

K3

KKEKLB

K1 Positif 2,0333* ,2293 ,000 1,472 2,594

K2 Negatif 3,1000* ,2293 ,000 2,539 3,661

Berdasarkan hasil uji LSD tersebut, nilai signifikan p<0,05

menunjukkan adanya perbedaan signifikan setiap kelompok perlakuan.

Perbedaan terlihat pada kelompok kontrol positif dengan kelompok kontrol

negatif (0,003<0,05) dan kelompok KKEKLB (0,000<0,05), kelompok kontrol

negatif dengan kelompok positif (0,003<0,05) dan kelompok KKEKLB

(0,000<0,05), serta kelompok KKEKLB dengan kelompok positif

(0,000<0,05) dan kelompok negatif (0,000<0,05). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok

kontrol positif, kontrol negatif maupun kelompok perlakuan.

Page 68: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian uji efektivitas krim kombinasi ekstrak

kunyit dan lidah buaya terhadap penyembuhan luka bakar diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kombinasi ekstrak kunyit dengan konsentrasi 25% dan lidah buaya dengan

konsentrasi 25% dapat di formulasi dalam bentuk sediaan krim.

2. Krim kombinasi ekstrak kunyit dan lidah buaya memberikan efektivitas

terhadap penyembuhan luka bakar

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol positif,

kontrol negatif dan kelompok perlakuan

B. Saran

Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut yaitu perlu dilakukan variasi dosis

kombinasi ekstrak kunyit dengan lidah buaya untuk mendapatkan dosis yang

efektif terhadap penyembuhan luka bakar

Page 69: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

51

DAFTAR PUSTAKA

Achroni K. 2012. Semua Rahasia Kulit Cantik Dan Sehat Ada Disini. PT Buku

Kita:Jakarta

Agitya RE, Dika D, Stefan AK. 2018. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap

Sediaan Fisik Krim Daun Alpukat (Persea Americana Mill) dan daun sirih

hijau (Piper betle Linn). Indonesian Journal of Pharmacy and Natural

Product Vol 01:01

Agustina DR. 2011. Pengaruh Pemberian Secara Topikal Kombinasi Rebusan Daun

Sirih Merah (Piper ef. fragile, Benth.) dan Rebusan Herba Pegagan

(Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Penyembuhan Luka Tikus Putih

Jantan Yang dibuat Diebetes. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Program Sarjana Farmasi Universitas Indonesia

Ahlawat KS, Khatkar BS. 2011. Processing, food applications and safety ofaloe

vera products: A review. Journal of Food Science and Technology. 48,525-

533.

Ahmed S, Saeid AN. 2017. The Role of Phytochemicals in the Inflammatory Phase

of Wound Healing. International Journal of Molecular Science. 4

Akmal B. 2019. Sediaan Krim (Cream): Uraian dan Penjelasan Lengkap.

Universitas Hassanudin. Makasar. Di akses 18 september 2019 dari

https://biofar.id/krim/

Alekha KD, Singh S, Justin T. 2014. Handbook of Pharmaceutics; Basic Principles

and Application to Pharmacy Practice. London: Academic Press is an

imprint of Elsevier. 262

Andri M, Dies S. 2017. Efektivitas Sediaan Salep yang Mengandung Ekstrak Ikan

Gabus (Channa striata) pada Proses Penyembuhan Luka Akut Stadium II

Terbuka pada Tikus Jantan Galur Wistar. Fakultas Kedokteran, Universitas

Tanjungpura, Pontianak 78124, Indonesia

Andri CK. 2015. Teknologi Ekstraksi Senyawa Bahan Aktif dari Tanaman Obat.

Yogyakarta: Plantaxia.

Page 70: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

52

Anggreani, AC. 2008. Pengaruh Bentuk Sediaan Krim, Gel dan Salep Terhadap

Penetrasi Aminofilin Sebagai Antiselulit Secara In Vitro Menggunakan Sel

Difusi Franz

Anief M. 2007. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anonim. 2016. Animal Use Training Session Rabbit Lab Handout. University of

Washigton. 5

Ansel HC. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV; Alih bahasa Ibrahim,

F. Jakarta: UI Press

Appono JV, Paulina VYY, Hamidah SS. 2014. Uji Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak

Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn) Terhadap Penyembuhan

Luka yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus aureus Pada Kelinci

(Oryctolagus cumiculus). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi-

UNSTRAT Vol.3 No.3

Arshad HR, Mohammed AA, Salah MA, Masood AK, Yousef HA. 2018. Role of

Curcumin in Disease Prevention and Treatment. Advanced Biomedical

Research

Avadi M. 2010. Preparation and Characterization Of Insulin Nanoparticles Using

Chitosan and Arabic Gum With Ionic Gelation Method. Nanomed:

Nanotech, Biol Med.

Bakker P, Herman W, et al. 2012. Dermatological Preparations for The Tropics; A

formulary of dermatological preparations and background information on

therapeutic choicesm production and dispensing 2nd revised edition.

University of Groningen. The Netherlands. 76-77

Barbara AB, Glen G, Marjorie S. 2013. Willard and Spackman's Occupational

Therapy. 12nd Edition. Philadephia: Wolters Kluwer Health

Benitez S, Isabel A, Francesc S, Montserrat P. 2013. Aloe Vera Based Coatings

Improve The Quality Of Minimally Processed Hayward Kiwifruit.

Postharvest Biology And Technology.

Brodie L, Brodribb RK, Dickson D, Farey N, Mandeno D, Leitch I, et al. 2013.

Emegency Management of Severe Burns (EMBS). The Australian and New

Zealand burn association. 17

Page 71: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

53

Burlando B, Luisella V, Cornara L, Elisa BM. 2010. Herbal Principles in

Cosmetics: Properties and Mecanisms of Action. London: CRC Press. 55

Cameron AM, Ruzehaji N, Cowin AJ. 2010. Burn wound management: a surgical

perspective. Wound Practice and Reasearch. 18(1):35-40.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Depkes RI. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia: Dirjen Pengawasan Obat dan

Makanan. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta

Depkes RI. 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid I. Jakarta: Dirjen Pengawasan

Obat dan Makanan.47

Dutta S, Pallav S. 2018. Rabbits and men: relating their ages. J Basic Clin Physiol

Pharmacol. 1-3

Dwisatyadini, Mutimanda. 2017. Pemanfaatan Tanaman Obat untuk Pencegahan

dan Pengobatan Penyakit Degeneratif: Optimalisasi Peran Sains dan

Teknologi untuk Mewujudkan Smart City. 237

Effendy MY. 2016. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Pertumbuhan Kelinci

Flemish Giant Lepas Sapih di Kaliurang Yogyakarta. Yogyakarta: UGM.

Efferpi V, Christaki, Panagiota C. Florou P. 2010. Aloe vera: a plant for many uses.

Journal of Food, Agriculture& Environmental. 8(2):245-9

Evers LH, Bhavsar D, Maila P. 2010. The biology of burn injury. Experimental

Dermatology. 19(9):777–783.

Fahmi MF, 2012. Uji Efektivitas Salep dan Jus Lidah Buaya (Aloe vera L.)

Terhadap Waktu Kesembuhan dan Gambaran Makroskopik Luka Bakar

Kimiawi Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Diabete Melitus Diinduksi

Streptozotocin.

Femenia A., Garcia PP., Simal S, Rosello C. 2003. Effect of Heat Treatment and

Dehydration on Bioactive Polysaccharide Glucomannan and Cell Wall

Polymers from Aloebarbadensis Miller”. Carbohydrate Polymer. 51: 397-

405.

Garg A, Aggarwal D, Garg S, Sigla AK. 2002. Spreading of Semi Solid

Formulation : An Update. Pharm. Technol. 84–102.

Page 72: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

54

Gurtner GC, et al, 2007. Wound healing, normal and abnormal. Grabb and Smith’s

Plastic Surgery, 6Th edition. Lippincott Williams And Wilkins,

Philadelphia.15-22.

Gofroh AA. 2017. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Kitolod (Isotoma

longiflora) Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Bakar (Combustio)

Derajat II A pada Mencit (Mus musculus)

Hartati SY, Balittro. 2013. Khasiat Kunyit Sebagai Obat Tradisional dan Manfaat

Lainnya. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Jurnal

Puslitbang Perkebunan.19 : 5-9

He Y, Yue Y, Zheng X, Zhang K, Chen S, Du Z, et al. 2015. Curcumin,

inflammation, and chronic diseases: Molecules.20:9183–213.

Hindy A. 2009. Carboxymethyl-cellulose silver, moist exposed burn ointment, and

saline-soaked dressing for treatment of facial burns. Animal Burn Fire

Disaster. 22(3):131–137.

Indriaty S, Indrawati T, Taurhesia S. 2016. Uji Aktivitas Kombinasi Ekstrak Air

Lidah Buaya (Aloe vera L.) Dan Akar Manis (Glycyrrhiza glabra L.)

Sebagai Penyubur Rambut. Pharmaciana. 6(1): 55-62.

Jones D. 2008. Handbook of Pharmaceutic Dosage Form and Design. London :

Pharmaceuticals Press.

Jose MAS, Massimiliano G, Tamara Y, Luca M., Francesca G. 2014. The

composition and biological activity of honey: a focus on Manuca honey. J

of Foods. (3):420-432

Kalangi SJR. 2013. Histofisiologi kulit. Jurnal Biomedik. 5(3):12–20.

Khorasani G. (2009). Aloe Versus Silver Sulfadiazine Creams for Second-Degree

Burns: A Randomized Controlled Study. Surgery Today, 58-591

Lachman L, Herbert AL, Joseph LK., 1994. Theory and Practice Industry

Pharmacy. London: Pharmaceutical Press.

Li W, Ma Y, Yang Q, Pan Y, Meng Q. 2017. Moist exposed burn ointment for

treating pressure ulcers. Medicine. 96(29):1-8.

Lima CC, et al. 2009. Ascorbic Acid for The Healing of Skin Wounds in Rats.Braz

J Bio. l69(4): 1195-1201.

Page 73: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

55

Loden M. 2001. Hydrating Substance in Paye, A.O. Barel, H.I. Maibach, M.,

Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcel Dekker, Inc., New

York. 354.

Manvitha K, Bidya B. 2014. Aloe vera: A wonder plant its history, cultivationand

medicinal uses. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry .2(5): 85-

88.

Marjoni R. 2016. Dasar-Dasar Fitokimia. Cetakan Pertama. Jakarta : CV. Trans

Info Media.

Maryunani A. 2015. Perawatan Luka Modern (Modern Woundcare). Bogor: In

Media

Mawarsari T. 2015. Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol Umbi

Talas Jepang (Colocasia esculenta L.) Schott Putih (Rattus norvegicus)

Jantan Galur Sprague Dawley [Skripsi]. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Mehrabani D. et al. 2014. The Healing Effect of Curcumin on Burn Wounds in Rat.

Departement of Medical Pharmacology

Mescher AL. 2014. Histologi dasar juqueira teks dan atlas. Edisi ke-12. Jakarta:

EGC.

Michael M, Gary T. 2016. Wound healing with apitherapy: a review of the effects

of honey. J Apither. 1(1): 29-32

Moenadjat Y. 2009. Luka Bakar Masalah dan Tata Laksana. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta.

Mohanta S, Swain PK, Sial P, Rout GR. 2015. Morphological and Molecular

Screening of Turmeric (Curcuma longa L.) Cultivars for Resistance against

Parasitic Nematode, Meloidogyne incognita. J Plant Pathol Microb. 1

Natsir N. 2013. Pengaruh Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai

Penghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Prosiding

FMIPA Universitas Pattimura. ISBN: 978-602-97522-0-5.

Niazi SK. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation:

Semisolid Product. CRC Press. 4: 163

Nurhayati TD, Aryanti, Nurjanah. 2009. Kajian Awal Potensi Ekstrak Spons

Sebagai Antioksidan. Jurnal Kelautan Nasional. 2(2):43-51

Page 74: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

56

Paudel KS, Mikolaj M, Courtney LS, Nicole KB, et al. 2010. Challenges and

opportunities in dermal or transdermal delivery.

Paula P. 2013. Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma domestica

Val.) Terhadap Waktu Penutupan Luka Mukosa Rongga Mulut (Studi

Eksperimental Pada Tikus Wistar). Undergraduate thesis. Universitas

Kristen Maranatha. 40

Portou, MJ, Baker D, Abraham D, Tsui, J. 2015. The innate immune system, toll-

like receptors and dermal wound healing: A review. Vascul. Pharmacol. 71,

31–36

Prasetyo BFI, Wientarsih, dan Priosoeryanto. 2010. Aktivitas sediaan gel ekstrak

batang pohon pisang ambon dalam proses penyembuhan luka pada mencit.

J. Veteriner. 11(2):70-73.

Rahmawati D. Sukmawati A. Indrayudha P. 2010. Formulasi krim minyak atsiri

rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp): uji sifat fisik dan

daya antijamur terhadap Candida albicans secara in vitro

Rahmawanti D, Effionora A, Anton B. 2014. Formulasi Gel Menggunakan Ikan

Haruan (Channa striatus) Sebagai Penyembuh Luka. Media Farmasi. 11(1):

29-40

Rathaur P, Raja W, Ramteke PW, Suchit AJ. 2012. Turmeric The Golden Spice of

Life. International Journal of Pharmaceutical Science and Research. 3(7):

1988

Rihatmadja R. 2015. Anatomi dan faal kulit. Dalam: Menaldi SL. Ilmu penyakit

kulit dan kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: FK UI.

Rini P, Sunyoto, Muschon A. 2016. Efektivitas Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.)

terhadap penyembuhan luka sayat pada mencit jantan (Mus muscullus) galur

Swiss.1-6

Riset Kesehatan Dasar. 2013. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Riset Kesehatan Dasar. 2018. Laporan Nasional Rikesdas. Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Page 75: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

57

Rizky AW, Latifah, Winarni P. 2013. Formulasi Krim Ekstrak Lidah Buaya (Aloe

vera) sebagai Alternatif Penyembuh Luka Bakar. Indonesian Journal of

Chemical Science. Universitas Negeri Semarang

Rodero, MP, Khosrotehrani K. 2010. Skin wound healing modulation by

macrophages.Int. J. Clin. Exp. Pathol. 3, 643–653

Roshan, PY dan Gaur T. 2017. Versatility of turmeric: A review the golden spice

of life.Journal Of Pharmacognosy and Phytochemistry. 43

Rowan MP, Cancio LC, Elster EA, Burmeister DM, Rose LF, Natesan S, et al.

2015. Burn wound healing and treatment: review and advancements.

Critical Care. 7(12):1–12.

Rowe RC, Sheskey P.J, Queen, ME. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th

Edition. London: Pharmaceutical Press.

Sahu PK, Giri, DD, Singh R., Pandey P, Gupta S, Shrivastava AK, et al.

2013.Therapeutic and medicinal uses of aloe vera: A review. Pharmacology

and Pharmacy. 4, 599-610.

Samal D, Gouda S, Jayanta KP. 2017. Food Preservatives and Their Uses; Short

Report. Asian Journal of Biology. 4(1): 3

Salvador A, Chisvert A. 2007. Analysis of Cosmetic Products.1st. Italy: Elsevier

B.V. 367-368.

Satya B. 2013. Koleksi Tumbuhan Berkhasiat. Yogyakarta: Rapha Publishing

Schneider DF, Palmer JL, Tulley JM, Speicher JT, Kovacs, EJ, Gamelli RL, Faunce

DE. 2011. A novel role for NKT cells in cutaneous wound repair. J. Surg.

Res. 168, 325–333

Schultz GS, 2007. The Physiology of Wound Bed Preparation. In Granick MS,

Ganelli RL, (Eds). Surgical Wound Healing and Management. Informa

Healthcare USA Inc. New York.1-5.

Setiabudi WA. 2009. Lidah buaya. Artikel. Diakses 28 oktober 2018, dari

http://soulkeeper28.files.wordpress.com/2009/01/artikel-lidah-buaya.pdf

Seyyed AH, Seyyed AM, Saeid A. 2015. The Review on Properties of Aloe Vera

in Healing of Cutaneous Wounds. Biomed Research International. 4

Sjamsuhidajat R, Nim de jong. 2004. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC

Page 76: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

58

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksata. Jakarta: EGC. 264

Susanti, Ai. 2009. Inhibisi Ekstrak Air dan Etanol Daun Asam Jawa dan Rimpang

Kunci Pepet Terhadap Lipase Pankreas Secara In Vitro. Institut Pertanian

Bogor. Fakultas Pertanian dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi, Jakarta: EGC,. 29-31.

Tangapazham RL, Shashwat S, Maheshwari RK. 2013. Phytochemicals in Wound

Healing. New York. 5: 232

Thiele JJ, Ekanayake MS. 2007. Vitamin E in human skin: organ-specific

physiology and considerations for its use in dermatology. Mol Aspects Med.

28(5-6):646-667.

Tiara M, Hosea JE, Novel K. 2013. Formulasi Gel Ekstrak Daun Sasaladahan

(Peperomia pellucida (L.) H.B.K) dan Uji Efektivitasnya Terhadap Luka

Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Jurnal Ilmiah Farmasi. 2: 51

Tintinalli, Judith E. 2010. Emergency Midicine: A Comperhensive Study Guide.

New York: McGraw-Hill Companies

Tiwari VK. 2012. Burn Wound: How It Differs From Other Wounds. Indian Journal

Of Plactic Surgery. 45: 364-373

Toussaint J, Singer AJ. 2014. The evaluation and management of thermal injuries.

Clinical and Experience Emergency Medicine. 1(1):8–18.

Wasiatmadja SM. 2001. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-3. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

WHO. 2014. WHO Health Estimates 2014 Summary Tables. 2014 Deaths and

Global Burden of Disease.

WHO. 2012. WHO biennal report 2010/2011: violence, injury and disability: 20

Widodo, Nurdjanah. 2007. Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil)

Menggunakan Microwave Oven. International Symposium and Seminar of

Indonesian Medicinal Plants

Wiley J Sons. 2008. Pharmaceutical Manufacturing Handbook; Production and

Processes. Wiley Interscience. Canada. 267-269

Page 77: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

59

Winarto WP. 2004. Khasiat & manfaat kunyit, Jakarta: Agro Media Pustaka.2-7,

11

Wirastuty RY. 2016. Uji Efektifitas Gel Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu Jawa

(Lannea coromandelica) pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Sebagai

Obat Penyembuhan Luka Bakar. Journal of Pharmaceutical Science and

Herbal Technolog. 1(1)

Yulias NW, Diah PW, Mimik MM. 2007. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Ekstrak

Etanolik Umbi Bengkuang (Pachyrrhizus erosus, Urb) Dalam Sediaan

Krim Terhadap Sifat Fisiknya. Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik. 4(3)

Yu ZH, Jin C, Xin M, Jian Min. 2009. Effect of Aloe vera polysaccharides on

immunity and antioxidan activities in oral ulcer animal models. Carbohyd.

Polym. 75

Yuri S. 2013. Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Luka Inisisi antara Olesan Gel

Lidah Buaya (Aloe vera) dan Olesan Ekstrak Etanolik Rimpang Kunyit

(Curcuma longa linn) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Page 78: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

52

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 79: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

60

Lampiran 1. Surat Determinasi Tanaman Kunyit dan Lidah buaya

Page 80: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

61

Page 81: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

62

Lampiran 2. Persen Rendemen Ekstrak Etanol 70% Kunyit

Berat serbuk (g) Berat ekstrak kental (g) Rendemen (%)

277,53 28,41 10,24

Rendemen (%) = Berat ekstrak kental

Berat serbuk𝑥 100

Rendemen (%) = 28,41

277,53𝑥 100

Rendemen (%) = 10,24%

Page 82: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

63

Lampiran 3. Penimbangan Bahan Pembuatan Krim

1. Ekstrak Kunyit 25% = 25

100𝑥 50 gram

= 12,5 gram

2. Lidah Buaya 25% = 25

100𝑥50 gram

= 12,5 gram

3. Setil Palmitat 7% = 8

100𝑥50 gram

= 3,5 gram

4. Tween 80 5% = 8

100𝑥50 gram

= 3,5 gram

5. Propilenglikol 15% = 15

100𝑥50 gram

= 7,5 gram

6. Vitamin E 1% = 1

100𝑥50 gram

= 0,5 gram

7. Aquadest ad 50 gram = 50 gram – (12,5+12,5+3,5+2,5+7,5+0,5) gram

= 11 gram

Page 83: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

64

Lampiran 4. Penyiapan Sampel

Tanaman Kunyit Tanaman Lidah buaya

(koleksi pribadi)

Sampel Kunyit Sampel Lidah buaya

Serbuk Kunyit yang sudah di blender Gel Lidah buaya yang sudah diblender

Page 84: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

65

Maserasi Kunyit

Penyaringan kunyit

Ekstrak Kunyit

Page 85: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

66

Lampiran 5. Pembuatan Sediaan

Ekstrak Kunyit Ekstrak Lidah buaya

Setil Palmitat Tween 80

Propilenglikol

Aquades

Page 86: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

67

Peleburan fase minyak dan fase air

Krim Kombinasi Ekstrak Kunyit dan Lidah buaya

Page 87: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

68

Lampiran 6. Evaluasi Sediaan

Evaluasi Hasil

Hari 1 Hari 7 Hari 14

Organoleptik

pH

Daya Sebar

Page 88: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

69

Page 89: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

70

Lampiran 7. Pengujian Luka Bakar

Kelompok Perubahan Luka Bakar

Hari 1 Hari 3 Hari 6

Kontrol

Positif

Kontrol

Negatif

KKEKLB

Page 90: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

71

Kelompok Perubahan Luka Bakar

Hari 9 Hari 12 Hari 14

Kontrol

Positif

Kontrol

Negatif

KKEKLB

Page 91: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

72

Lampiran 8. Tabel Rata-rata Diameter Luka bakar

Kelompok Rata-rata diameter luka bakar

Hari 1 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 Hari 14

K1 Positif 20 19,6667 20,33333 20,1333 18,9 10,6

K2 Negatif 20 19,5 18,56667 17,7 17,3333 11,6667

K3 KKEKLB 20 19,2667 18,33333 17,1 16,6667 8,56667

Lampiran 9. Hasil Analisis Statistik Penurunan Diameter Luka Bakar

1. Uji Normalitas

Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data rata-rata penyembuhan luka bakar

terdistribusi normal

Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data rata-rata penyembuhan luka bakar

tidak terdistribusi normal

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Rata-rata diameter

luka bakar

K1 Positif ,175 3 . 1,000 3 1,000

K2 Negatif ,253 3 . ,964 3 ,637

K3 KKEKLB ,292 3 . ,923 3 ,463

a. Lilliefors Significance Correction

Data rata-rata penyembuhan luka bakar terdistribusi normal (p>0,05)

2. Uji Homogenitas

Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data rata-rata penyembuhan luka bakar

terdistribusi homogen

Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data rata-rata penyembuhan luka bakar

tidak terdistribusi homogen

Test of Homogeneity of Variances

Rata-rata diameter luka bakar

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,336 2 6 ,178

Data rata-rata penyembuhan luka bakar terdistribusi homogen (p>0,05)

Page 92: FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS KRIM KOMBINASI EKSTRAK …repository.ucb.ac.id/41/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 7. 2. · Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat-Nya kepadaku Bapa

73

3. Uji one-way Anova

ANOVA

Rata-rata diameter luka bakar

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 14,882 2 7,441 94,324 ,000

Within Groups ,473 6 ,079

Total 15,356 8

4. Uji Multiple Comparisons Tipe LSD (Least Significant Different)

Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data rata-rata penyembuhan luka bakar

tidak berbeda signifikan

Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data rata-rata penyembuhan luka bakar

berbeda signifikan

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Rata-rata diameter luka bakar

LSD

(I)

Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

K1 Positif K2 Negatif 1,0667* ,2293 ,003 ,506 1,628

K3 KKEKLB -2,0333* ,2293 ,000 -2,594 -1,472

K2 Negatif K1 Positif -1,0667* ,2293 ,003 -1,628 -,506

K3 KKEKLB -3,1000* ,2293 ,000 -3,661 -2,539

K3 KKEKLB K1 Positif 2,0333* ,2293 ,000 1,472 2,594

K2 Negatif 3,1000* ,2293 ,000 2,539 3,661

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Data rata-rata penyembuhan luka bakar berbeda signifikan (p<0,05)