Upload
agung-indra
View
36
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pelajaran ph
Citation preview
MODUL TUGAS INDIVIDU
DOKTER KELUARGA
PUSKESMAS LAWANG
KESEHATAN MENULAR : OD KERATOKONJUNGTIVITIS
oleh :
Agung Adhitya Indra (0810710017)
Pembimbing :
DrG.Purwani Tirahiningrum, MPd
Dr. Alidha Nur Rachma
Department of Public Health
Faculty of Medicine Brawijaya University
2013
1. IDENTITAS
Nama : Ny. k
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Berat badan : 55 kg
Status kawin : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Keluarga : Suami, 2 anak
Alamat : Jl Telaga Sari No.27 RW005/RT003, ketindan. Lawang
Sosio/Genogram : Terlampir
DATA ANGGOTA KELUARGA
No. Nama Usia Pekerjaan Hub. Kelu-
arga
Status Kawin
1. Ny. H 60 th Ibu rumah
tangga
Pasien Kawin
2. Tn.M 62 th pensiunan Suami Kawin
3. Sdr. S 37 th Buruh Pabrik Anak Belum Kawin
4. Sdr. M 34 th Swasta Anak Belum Kawin
2. ANAMNESA
Keluhan Utama : penurunan tajam pengelihatan
Riw. Keluhan : Pasien mengalami keluhan ini sejak 3 hari yang lalu.
Selain itu terjadi penurunan tajam penglihatan pada
mata kanan. 3 hari yang lalu mata kanan pasien terkena
lumpur saat sedang bekerja bakti, kemudian pasien
mencuci matanya dengan air, dan mata pasien
kemudian memerah serta gatal dan ada rasa nyeri dan
disertai rasa mengganjal dimata kanan, kemudian di
beri tetes mata insto, keluhan mata merah berkurang,
namun pasien tetap merasa ada yang mengganjal pada
mata kanan dan perlahan penglihatan mata kanan
mulai menurun.
Keluhan lain : Pasien tidak mengalami keluhan lain.
Riw.pengobatan : Pasien hanya member tetes mata yang di jual bebas.
I. Motivasi saat ini :
Setelah diobati bisa sembuh
Takut penyakitnya semakit parah
Keluhannya mengganggu aktivitas sehari-hari
II. Persepsi saat ini :
Dengan memeriksakan diri, pasien dapat mengetahui penyebab
penyakitnya dan dapat segera sembuh
3. PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : compos mentis, kesan gizi baik.
Tanda-tanda vital : TD 120/80 mmHg Nadi : 84x/menit RR : 20x/menit
Kepala/leher :
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pembesaran KGB (-).
OCULI DEXTRA OCULI SINISTRA
5/60 Visus 5/6
Edema (-), spasme (+), massa (-) Palpebra Edema (-), spasme (-), massa (-)
CI (+), PCI (+) Konjungtiva CI (-), PCI (-)
Dalam, hifema (-), hipopion (-) COA Dalam, hifema (-),
hipopion (-)
Jernih, infiltrat (-), cycatrix (-) Kornea Jernih, infiltrat (-),
cycatryx (-)
Rad line, iris shadow (-), synekia (-) Iris Rad line, iris shadow (+),
synekia (-)
Bulat, Ǿ 3 mm , RP(+) Pupil Bulat, Ǿ 3 mm , RP(+)
jernih Lensa jernih
Tidak dievaluasi TIO Tidak dievaluasi
Tidak dievaluasi Funduskopi Tidak dievaluasi
Thoraks :
a. Cor :
- Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V MCL S
- Perkusi : RHM ~ parasternal line dekstra; LHM ~ ictus
- Auskultasi : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
b. Pulmo :
- Inspeksi : gerak dada simetris
- Palpasi : stem fremitus dekstra = sinistra
- Perkusi : sonor pada semua lapang paru
- Auskultasi :
o Vesikuler /Vesikuler
Vesikuler /Vesikuler
Vesikuler /Vesikuler
o Rhonki - Wheezing -
Abdomen :
- Inspeksi : flat
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Palpasi : soefl, Hepar dan lien tidak teraba besar
- Perkusi : liver span 8 cm.
Ekstremitas :
- Edema (-), anemis (-)
Kesimpulan klinis :
Pada pemeriksaan klinis ditemukan adanya gangguan visus pada oculi dextra
B. Sosial
Pasien tinggal di rumah bersama suami dan 2 orang anaknya. Sehari – hari
pasien sebagai ibu rumah tangga Pasien biasanya pergi ke pasar, bersihkan
rumah, mencuci pakaian dan memasak.
C. Ekonomi
Suami pasien adalah bekerja sebagai pensiunan penghasilan ±Rp 500,000 per
bulan.
D. Budaya
Keluhan mata biasanya dianggap sepele di masyarakat, dan biasanya membaik
sendiri.
E. Psikologi
Gangguan psikologi dari pasien adalah, pasien merasa tidak nyaman dengan
keluhannya, dan hal ini mengganggu aktivitas sehariannya dirumah.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan.
5. DIAGNOSA HOLISTIK SEMENTARA
A. 1. Diagnosa biomedis 1 : OD keratokonjungtivitis
2. Diagnosa biomedis 2 : OD Primary Angle Close Glaucoma
3. Diagnosa biomedis 3 : OD Konjungtivitis Vernal
B. Diagnosa faktor risiko :
Faktor risiko fisik : Terkena benda asing
Faktor risiko kimia : -
Faktor risiko biologi : bakteri maupun jamur yang menginvasi jaringan kornea
Faktor risiko ergonomi : tidak tidak memakai kacamata saat kerja bakti
Faktor risiko sosial-ekonomi : -
Faktor risiko budaya : Keluhan mata dianggap remeh di masyarakat.
C. Diagnosa upaya :
Pasien hanya member tetes mata yang di jual bebas.
6. ANALISIS
keratoconjungtivitis adalah suatu kondisi dimana kornea bagian depan mata mengalami
inflamasi. Kondisi ini sering ditandai dengan rasa nyeri,kemudian berkembang menjadi
photofobia atau rasa silau bila terkena cahaya dan dapat terjadi gangguan penglihatan.
Penyebab keratitis bermacam-macam, seperti infeksi bakteri, virus maupun jamur (virus
herpes simpleks merupakan penyebab tersering), kekeringan kornea, pajanan cahaya yang
terlalu terang, benda asing, reaksi alergi terhadap kosmetik, debu, polusi atau bahan iritan
lainnya, kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik.
Kasus seorang wanita usia 60 tahun, dari anamnesis didapatkan adanya keluhan
perasaan mengganjal pada mata kanan sejak tiga hari yang lalu, keluhan disertai dengan
penglihatan yang menjadi kabur. Penurunan visus yang terjadi pada keratoconjungtivitis
disebabkan adanya proses infiltrasi pada permukaan kornea sehingga menghalangi fungsi
kornea sebagai media refraksi. Lesi kornea pada umumnya dapat mengaburkan penglihatan
terutama pada lesi di tengah kornea. Biasanya keratitis disertai dengan keluhan rasa gatal
atau identik dengan nyeri disebabkan oleh karena kornea memiliki banyak serabut nyeri
sehingga lesi kornea dapat menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit diperhebat oleh gesekan
palpebra (terutama palpebra superior) pada kornea dan menetap sampai sembuh. Fotofobia
pada keratitis terjadi akibat kontraksi dari iris yang meradang. Dilatasi pembuluh darah iris
merupakan fenomena refleks yang disebabkan oleh iritasi pada ujung saraf kornea.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus okuli dekstra 5/60 dan visus okuli sinistra
6/6 dan tidak terdapat kemajuan visus dengan menggunakan tes pinhole (bukan kelainan
refraksi), terdapat penurunan visus karena sebelumnya pasien tidak memakai kaca mata
dan tidak mengeluhkan pandangan kabur serta terdapat periconjungtival injection dan
conjungtival injection dan spasme palpebra superior pada okuli dextra. Berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, diagnosa kerja sementara yaitu
keratoconjungtivitis okuli dextra.
7. DIAGNOSA KERJA :
Biomedis/klinis (prioritas) : OD keratoconjungtivitis
8. RENCANA MANAJEMEN
STATUS BIOMEDIS
Carpal tunnel syndrome
Medikamentosa, prosedur Tx
kloramfenikol eye drop per4jam
dan fulkonazol eye drop per4jam
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko fisik : Terkena benda asing
Faktor risiko kimia : -
Faktor risiko biologi : bakteri maupun jamur
yang menginvasi jaringan kornea
Faktor risiko ergonomi : tidak tidak
memakai kacamata saat kerja bakti
Faktor risiko sosial-ekonomi : -
Faktor risiko budaya : Keluhan mata diang-
gap remeh di masyarakat.
STATUS UPAYA Menjelaskan pada pasien mengenai penyakitnya,
penyebab, dan pengobatannya.
Menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan kaca
mata saat kerja bakti
Mengingatkan keluarga untuk memotivasi penderita agar
pasien mengkonsumsi obat mata sesuai dengan anjuran
dokter dan tidak beli obat sendiri tanpa resep
9. EFEK PADA KOMUNITAS
Pandangan masyarakat yang salah mengenai penyakit ini sangat mempen-
garuhi status kesehatan mata di sekitar tempat tinggal pasien. Dengan pengertian
yang benar pasien dapat menyampaikan pada masyarakat sekitar jika ada yang
mengalami hal serupa harus segera memeriksakan diri sehingga masyarakat tidak
terlambat berobat dan tidak terjadi komplikasi.
LAMPIRAN
SOSIOGRAM/ GENOGRAM
LAMPIRAN: DOKUMENTASI