11
FISIOLOGI SEKRESI EMPEDU Secara fisiologi, empedu dihasilkan oleh hepatosit dan sel-sel duktus sebanyak 500-1500 mL/ hari. Sekresi aktif garam empedu ke dalam canaliculus bilier dipengaruhi oleh volume empedu. Na + dan air mengalir secara pasif untuk meningkatkan isoosmolaritas. Lechitin dan kolesterol memasuki canaliculus pada laju tertentu yang berhubungan dengan output garam empedu. Bilirubin dan sejumlah anion organik lainnya (esterogen, sulfobromopthalen, dll) secara aktif disekresikan oleh hepatosit melalui sistem transport yang berbeda dengan garam empedu. Diantara makan, empedu disimpan di vesica biliaris, dimana empedu terkonsentrasi pada hingga 20%/ jam. Na + dan HCO 3 - atau Cl - secara aktif ditransport dari lumennya selama absorpsi. Ada tiga faktor yang meregulasi aliran empedu yaitu : sekresi hepatik, kontraksi vesica biliaris, dan tahanan spincter choledochal. Dalam keadaan puasa, tekanan di ductus choledocus adalah 5-10 cm H 2 O dan empedu yang dihasilkan di hati disimpan di dalam vesica biliaris. Setelah makan, vesica biliaris berkontraksi, spincter relaksasi dan empedu di alirkan ke dalam duodenum dengan adanya tekanan di dalam duktus yang terjadi secara intermiten yang melebihi tahanan spincter. Saat berkontraksi, tekanan di dalam vesica biliaris mencapai 25 cm H 2 O dan di dalam ductus choledocus mencapai 15-20 cm H 2 O. Cholecystokonin (CCK) adalah stimulus

FISIOLOGI SEKRESI EMPEDU

Embed Size (px)

DESCRIPTION

test

Citation preview

Page 1: FISIOLOGI SEKRESI EMPEDU

FISIOLOGI SEKRESI EMPEDU

Secara fisiologi, empedu dihasilkan oleh hepatosit dan sel-sel duktus sebanyak

500-1500 mL/ hari. Sekresi aktif garam empedu ke dalam canaliculus bilier dipengaruhi

oleh volume empedu. Na+ dan air mengalir secara pasif untuk meningkatkan

isoosmolaritas. Lechitin dan kolesterol memasuki canaliculus pada laju tertentu yang

berhubungan dengan output garam empedu. Bilirubin dan sejumlah anion organik lainnya

(esterogen, sulfobromopthalen, dll) secara aktif disekresikan oleh hepatosit melalui

sistem transport yang berbeda dengan garam empedu. Diantara makan, empedu disimpan

di vesica biliaris, dimana empedu terkonsentrasi pada hingga 20%/ jam. Na+ dan HCO3-

atau Cl- secara aktif ditransport dari lumennya selama absorpsi.

Ada tiga faktor yang meregulasi aliran empedu yaitu : sekresi hepatik, kontraksi

vesica biliaris, dan tahanan spincter choledochal. Dalam keadaan puasa, tekanan di

ductus choledocus adalah 5-10 cm H2O dan empedu yang dihasilkan di hati disimpan di

dalam vesica biliaris. Setelah makan, vesica biliaris berkontraksi, spincter relaksasi dan

empedu di alirkan ke dalam duodenum dengan adanya tekanan di dalam duktus yang

terjadi secara intermiten yang melebihi tahanan spincter. Saat berkontraksi, tekanan di

dalam vesica biliaris mencapai 25 cm H2O dan di dalam ductus choledocus mencapai 15-

20 cm H2O. Cholecystokonin (CCK) adalah stimulus utama untuk berkontraksinya vesica

biliaris dan relaksasi spincter. CCK dilepaskan ke dalam aliran darah dari mukosa usus

halus.

Page 2: FISIOLOGI SEKRESI EMPEDU

Gambar 3. Fisiologi Pengeluaran Empedu

. Komposisi Empedu

Tabel 1. Komposisi empedu2

Komponen Dari Hati Dari Kandung Empedu

Air 97,5 gm % 95 gm %

Garam Empedu 1,1 gm % 6 gm %

Bilirubin 0,04 gm % 0,3 gm %

Kolesterol 0,1 gm % 0,3 – 0,9 gm %

Asam Lemak 0,12 gm % 0,3 – 1,2 gm %

Lecithin 0,04 gm % 0,3 gm %

Elektrolit -   -  

 

Page 3: FISIOLOGI SEKRESI EMPEDU

1. Garam Empedu

Asam empedu berasal dari kolesterol. Asam empedu dari hati ada dua macam

yaitu : Asam Deoxycholat dan Asam Cholat.

Fungsi garam empedu adalah

a. Menurunkan tegangan permukaan dari partikel lemak yang terdapat dalam

makanan, sehingga partikel lemak yang besar dapat dipecah menjadi partikel-

partikel kecil untuk dapat dicerna lebih lanjut.

b. Membantu absorbsi asam lemak, monoglycerid, kolesterol dan vitamin yang larut

dalam lemak.

Garam empedu yang masuk ke dalam lumen usus oleh kerja kuman-kuman

usus dirubah menjadi deoxycholat dan lithocholat. Sebagian besar (90 %) garam

empedu dalam lumen usus akan diabsorbsi kembali oleh mukosa usus sedangkan

sisanya akan dikeluarkan bersama feses dalam bentuk lithocholat. Absorbsi garam

empedu tersebut terjadi disegmen distal dari ilium. Sehingga bila ada gangguan pada

daerah tersebut misalnya oleh karena radang atau reseksi maka absorbsi garam empedu

akan terganggu.

2. Bilirubin

Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit akan pecah menjadi heme dan globin.

Heme bersatu membentuk rantai dengan empat inti pyrole menjadi bilverdin yang

segera berubah menjadi bilirubin bebas. Zat ini di dalam plasma terikat erat oleh

albumin. Sebagian bilirubin bebas diikat oleh zat lain (konjugasi) yaitu 80 % oleh

glukuronide. Bila terjadi pemecahan sel darah merah berlebihan misalnya pada malaria

maka bilirubin yang terbentuk sangat banyak.

Page 4: FISIOLOGI SEKRESI EMPEDU

Metabolisme bilirubin:

Page 5: FISIOLOGI SEKRESI EMPEDU

B. CAIRAN EMPEDU

1. Test Gmelin

Tujuan : Untuk mengetahui adanya pigmen empedu

Dasar : Penambahan asam nitrat pada pigmen empedu akan

menghasilkan senyawa hasil oksidasi yang berwarna

Bahan : 1. Cairan empedu encer ( 1:5)

2. Larutan asam nitrat pekat

Cara Kerja :

Bahan Tabung I Tabung II

Cairan empedu encer 3 ml -

Aquades - 3 ml

Asam nitrat pekat

(dinding tabung)3 ml 3 ml

HASIL

PENGAMATAN

Cairan empedu yang

berwarna hijau setelah

diteteskan asam nitrat

pekat berubah menjadi

warna ungu tua. Pertama-

tama hanya pada bagian

Tidak ada perubahan

warna. Hanya bening

dan jernih.

Page 6: FISIOLOGI SEKRESI EMPEDU

dasar, lama kelamaan

warna ungu naik yang

menyebabkan warna

hijaunya semakin sedikit.

Lalu warna ungu yg

didasar memudar,

menjadi warna ungu

muda. Sekarang terdapat

3 lapisan warna (dr atas

ke bawah): hijau, ungu,

orange muda kecoklatan.

Lalu berubah menjadi 2

lapisan lagi, yaitu biru

dan orange muda

kecoklatan. Lalu terkahir

sekali berubah menjadi 1

warna yaitu, orange

muda kecoklatan.

Kesimpulan : dari hasil percobaan, terbukti bahwa cairan empedu pada tabung I

tersebut mempunyai pigmen empedu karena positif terdapat pigmen empedu

jika terjadi perubahan warna.

2. Test Pattenkofer

Tujuan : Untuk mengetahui adanya asam empedu

Dasar : Asam-asam empedu yang terdappat dalam empedu terutama

sebagai garam empedu, yang merupakan senyawa aromatik

kompleks. Asam empedu bereaksi dengan furfural ( yang terbentuk

pada penambahan asam pekat dan karbohidrat) membentuk

Page 7: FISIOLOGI SEKRESI EMPEDU

turunan yang berwarna

Bahan : 1. Larutan asam empedu encer ( 1:5) dan aquades

2. Larutan sukrosa 5%

3. Asam sulfat pekat

Cara Kerja :

Bahan Tabung I Tabung II

Cairan empedu encer 5 ml -

Aquades - 5 ml

Larutan sukrosa 5% 5 tetes 5 tetes

H2SO4 pekat

(dinding tabung)3 ml 3 ml

HASIL

PENGAMATAN

Terdapat perubahan

warna menjadi warna

ungu yg membentuk

cincin.

Tidak ada perubahan

warna. Hanya bening

dan jernih.

Hasil Pengamatan :

Sampel Cairan empedu Aquades

Hasil : Terdapat 4 lapisan warna (dr

atas ke bawah), yaitu hijau,

ungu, kuning dan bening.

Warna ungu tersebut

membentuk suatu cincin

antara 2 lapisan warna.

Tidak ada perubahan

warna. Hanya bening dan

jernih.

Kesimpulan : dari hasil percobaan, terbukti bahwa cairan empedu

pada tabung I tersebut mengandung asam empedu, karena terbentuk

cincin berwarna ungu pada perubahan warnanya.