20
1 BAB I DASAR TEORI Alat indra adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra manusia sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit). Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidium dan lapisan keempat adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan

fisiologi indera kulit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: fisiologi indera kulit

1

BAB I

DASAR TEORI

Alat indra adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra

manusia sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat (mata),

indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra

peraba (kulit).

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,

panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan

lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel

saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama

adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu

di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin

yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum

umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat

warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan

disebut stratum lusidium dan lapisan keempat adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.

Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai

alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai macam

rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.

Klasifikasi reseptor berdasarkan tingkat kepekaan terhadap modalitas tertentu antara lain:

1. Termoreseptor ( peka terhadap perubahan suhu )

2. Mekanoreseptor ( peka terhadap sentuhan dan tekanan )

3. Kemoreseptor ( Peka terhadap perubahan kimiawi )

4. Osmoreseptor ( peka terhadap perubahan tekanan osmotik )

Terdapat berbagai bentuk impuls yang dapat diterima oleh indra, yaitu:

1.      Rangsang Kimia diterima oleh Kemoreseptor

Pada proses penerimaan rangsang kimia (kemoresepsi), terjadi interaksi antara bahan kimia

dengan kemoreseptor membentuk kompleks bahan kimia-kemoreseptor. Kompleks tersebut

mengawali proses pembentukan potensial generator pada reseptor, yang akan segera

menghasilkan potensial aksi pada sel saraf sensoris dan sel berikutnya sehingga akhirnya

timbul tanggapan.

Page 2: fisiologi indera kulit

2

2.      Rangsang Mekanik diterima oleh Mekanoreseptor

Proses peneriman rangsang mekanik dinamakan mekanoresepsi. Mekanisme mekanoresepsi

adalah sebagai berikut; Rangsang mekanik yang menekan reseptor menyebabkan membrane

mekanoreseptor meregang. Peregangan membrane mekanopreseptor tersebut menimbulkan

perubahan konformasi protein penyusun pintu ion Na+. Pintu ion Na+ terbuka diikuti

terjadinya perubahan elektrokimia yang mendepolarisasikan mekanoreseptor.

Mekanoresepsi memiliki reseptor untuk menerima rangsang tekanan, suara, dan gerakan.

Bahkan insekta juga mempunyai mekanoreseptor pada permukaan tubuhnya, yang dapat

memberikan informasi mengenai arah angin, orientasi tubuh saat berada dalam ruangan, serta

kecepatan gerakan dan suara. Variasi reseptor akan akan tampak semakin jelas apabila kita

mengalami mekanoreseptor pada vertebrata.

3.      Rangsangan Suhu diterima oleh Termoreseptor

Termoresepsi adalah proses mengenali suhu tinggi dan rendah serta perubahan suhu

lingkungan. Peningkatan suhu secara ekstrem akan mempengaruhi struktur protein dan enzim

sehingga tidak dapat berfungsi secara maksimal. Hal ini dapat mengganggu penyelenggaraan

berbagai reaksi metabolik yang penting dalam tubuh spesies.

4.      Rangsang Cahaya diterima oleh Fotoreseptor

Tanpa adanya cahaya kehidupan akan gelap gulita. Ini sama pentingnya dengan keberadaan

inra untuk menangkap cahaya. Mulai mikroorganisme dan makroorganisme ternyata juga

dapat mendeteksi cahaya. Struktur fotoreseptor berfariasi, dari yang paling sederhana berupa

eye-spot hingga struktur yang rumit dan terorganisasi dengan baik seperti yang dimiliki

vertebrata.

Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :

a. Ujung Saraf Bebas (Free Neve Ending):

Saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan

tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat saraf akhir bebas

merupakan searat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecl,

yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat

saraf terbuka yang berjalan diantara sel epidermis. Sebuah serat saraf sering kali

bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir

mencapai stratum koneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba,

nyeri, dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang

berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.

Page 3: fisiologi indera kulit

3

b. Korpuskulus Peraba (Meissner):

Korpuskulus peraba terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir,

puting dan genetalia. Bentuknya sislindris, sumbu panjangnyua tegak lurus permukaan

kulit dan berukuran 80 mikron dan lebarnya 40 mikron. Korpuskulus ini peka terhadap

sentuhan dan memungkinkan deskriminasi / pembedaan dua titik (mampu

membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan)

c. Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini):

Korpuskulus berlamel ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak

kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium tendo, ligamen dan genetalia eksterna.

Setiap korpuskulus di suplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah

kehilangan sarung sel schwanya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak

mengandung mitokondria. Akson dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat

(terdiri dari sel gepeng ). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal

pada sisinya. Korpuskulus berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.

d. Korpuskulus Gelembung (Krause) :

Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia

eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Di dalam korpuskulus , serat

bermielin kehilangan mielin dan cabangngnya tetapi tetap diselubungi sel schwan.

Korpuskulus ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel

ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.

e. Korpuskulus Ruffini:

Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.

Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf

yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip

dengan tendo golgi.Korpuskulus ini terangsang oleh oleh regangan atau konstraksi

otot yang bersangkutan juga untukn menerima rangsangan panas.

f. Spindel Neuromuskular.

Page 4: fisiologi indera kulit

4

Diskriminasi Titik

Diskriminasi titik adalah kemampuan membedakan rangsanagan kulit oleh satu ujung

benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Diskriminasi pada setiap tubuh bervariasi

dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi dalam

kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemishan bervariasi. Normalnya dua

titik terpisah 2 sampai 4 mm dapat dibedakan pada ujung jari tangan, 30 sampai 40 mm dapat

dibedakan pada dorsum pedis .

Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron sensorik, yaitu :

serat tipe A yang besar, serat tipe A yang kecil dan serat tipe C yang paling kecil . Hampir

semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui

akar dorsal saraf spinal yang sesuai.Setelah bersinap di spinal, informasi dengan lokalisasi

dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat lalu dikirim ke otam

melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sistem ini menyebrang

dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinap di talamus. Informasi mengenai suhu dan

sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang

melepaskan potensil aksi secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang

otak dan kemudian ke pusat-pusat yang lebih tinggi melalui serat di sistem anterolateral.

Mekanoreseptor – stimulus taktil

Tempat-tempat di tubuh yang tidak terdapat rambut , tetepai dengan kepekaan besar

terhadap stimulus taktil, ternyata terdapat banyak corpusculum taktil, ternyata terdapat banyak

receptor taktil Perasaan taktil dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Perasaan taktil yang halus

Kepekaan taktil yang halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua

titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapatdibedakan sebagai dua titik.

Impuls taktil ini dihantarkan melalui fasiculus gracillis cuneatus.

2. Perasaan taktil kasar

Impulus taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior. Sensasi taktil

yang terdiri dari raba , tekanan dan getaran sering digolongkan sebagai sensaasi

terpisah, mereka semua di deteksi oleh jenis reseptor yang sama.

Page 5: fisiologi indera kulit

5

Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut

pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini

diintegrasikan.

Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa – rasa primitif atau rasa –

rasa vital seperti rasa raba, tekan sakit, dingin dan panas. Saraf aferen dari rasa-rasa ini

bersinaps dengan interneuron – interneuron yang bersinaps lagi dengan motor neuron – motor

neuron dari medula spinalis dan sentrum atasan ( thalamus dan korteks serebri) melalui traktur

spino-talamikus.

Golongan kedua, gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa yang sangat di

deferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi

kekuatan rangsang, diskriminasi kekerasan, diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari

rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus dorso-

spinalis ke arah sensoris di dalam korteks serebri, setelah di integrasikan seperlunya pada

pusat-pusat dibawahnya.

Page 6: fisiologi indera kulit

6

BAB II

HASIL PENGAMATAN

2.1 DATA PENGAMATAN

2.1.1 Rasa Panas dan Dingin

A. Jari Tangan

Jari Stimulus Respon

Kanan Es Dingin, nyeri dan kaku

Kiri Air hangat Hangat. panas di kulit

Kanan-Kiri Air Biasa Telunjuk kanan : sedikit kaku

Telunjuk kiri : biasa aja (normal)

B. Punggung Tangan

Lokasi Stimulus Respon

Punggung Tangan - Terasa dingin

Punggung tangan Alkohol Terasa bertambah dingin

2.1.2 Reaksi-Reaksi di Kulit

Telapak Tangan Lengan Bawah

Keterangan:

Panas :

Dingin :

Nyeri :

Tekan :

Page 7: fisiologi indera kulit

7

Kuduk Pipi

2.1.3 Lokalisasi Rasa Tekan

Lokasi

Taruh Titik Tekan dan Tunjuk (mm)

I II III Rerata

Ujung Jari 1 2 0 1

Telapak Tangan 1 4 1 2

Lengan Bawah 0 9 6 5

Lengan Atas 10 10 3 7,7

Pipi 5 3 1 3

Kuduk 12 10 15 12,1

2.1.4 Diskriminasi Rasa Tekan

Rangsangan Simultan

Keterangan:

Panas :

Dingin :

Nyeri :

Tekan :

No Perlakuan

Jumlah Reseptor

Rasa-Rasa Kulit

Telapak

Tangan

Lengan

BawahKuduk Pipi

1. Nyeri 4 3 3 4

2. Tekan 3 8 9 8

3. Suhu dingin 2 4 3 2

4. Suhu panas 3 1

Page 8: fisiologi indera kulit

8

No. Perlakuan

Dari kecil ke besar Dari besar ke kecil

Jarak dua titik

(mm)Rerata

Jarak dua titik

(mm)Rerata

I II III I II III

1. Telapak Tangan 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Lengan Bawah 0 0 0 0 0 0 0 0

3. Lengan Atas 0 0 0 0 0 0 0 0

4. Pipi 0 0 0 0 0 0 0 0

5. Kuduk 0 0 0 0 0 0 0 0

6. Bibir 0 0 0 0 0 0 0 0

7. Lidah 0 0 0 0 0 0 0 0

8. Depan Telinga 0 0 0 0 0 0 0 0

Rangsangan Berurutan

No. Perlakuan

Dari kecil ke besar Dari besar ke kecil

Jarak dua titik

(mm) Rerat

a

Jarak dua titik

(mm) Rerata

I II III I II III

1. Telapak Tangan 2 1 5 2,7 7 7 3 5,6

2. Lengan Bawa 3 2 6 3,6 6 3 4 4,1

3. Lengan Atas 2 3 4 3 7 5 1 4,1

4. Pipi 3 5 8 5,3 5 6 2 4,1

5. Kuduk 2 4 5 3,6 6 3 2 3,6

6. Bibir 2 4 4 3,3 5 4 2 4

7. Lidah 3 4 7 4,6 6 3 2 3,6

8. Depan Telinga 2 4 5 3,6 6 4 1 3,6

2.1.5 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan-Hukum Weber-fechner

No. Beban Awal (g) Ulangan (gr) Rerata

Page 9: fisiologi indera kulit

9

I II III

1 beban awal 5 g 5 10 7 7,3

2 beban awal 10 g 35 20 25 26,67

3 beban awal 50 g 30 40 30 23,3

4 beban awal 100 g 70 30 50 50

5 beban awal 200 g 150 200 190 180

2.1.6 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

No.

Kekasara

n

Kertas

Gosok

Jari Tangan Telapak Tangan Lengan Bawah Kuduk

Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan

I II III I II III I IIII

II II III

1 0 V V V V V V V V V V V V V V V V

2 1 V V V V V V V V V V V V V V V V

3 2 - - - - - - - - - - - - - - - -

4 3 - - - - - - - - - - - - - - - -

2.1.7 Kemampuan Diskriminasi Bentuk

No. Bentuk

Jari Tangan Telapak Tangan Lengan Bawah Kuduk

Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan

I II III I II III I II III I II III

1 Persegi V V V V V V V V V - V V V V V V

2 Segitiga V V V V - - - - - V - V - V - V

3 Silindris V V V V V V V V - V V V V V V V

4Persegi

PanjangV V V V - - - - V - - V - V V V

BAB III

PEMBAHASAN

Page 10: fisiologi indera kulit

10

3.1 Paleosensibilitas

3.1.1 Rasa Panas dan Dingin

Percobaan ini dilakukan pada jari tangan dan punggung tangan. Jari telunjuk tangan

kanan dimasukkan ke dalam air es pada suhu 5oC. Orang coba merasakan dingin. Kemudian

pada jari telunjuk tangan kiri dimasukkan ke dalam air hangat yang bersuhu 40oC, orang coba

merasakan panas. Kemudian, telunjuk tangan kanan dan kiri secara bersamaan dimasukkan

pada air yang bersuhu kamar. Jari telunjuk tangan kanan mula-mula merasakan hangat lalu

lama kelamaan terasa dingin, sedangkan pada jari telunjuk tangan kiri terasa hangat.

Hal ini dikarenakan tangan memiliki suhu yang berbeda pada awalnya karena

merupakan terusan dari percobaan pertama. Tangan masih mengingat sensasi sebelumnya.

Tangan yang sebelumnya berada di air yang lebih dingin akan merasakan sensasi hangat

karena ada kenaikan suhu.

Pada percobaan punggung tangan, punggung tangan ditempatkan 10 cm di depan

mulut kemudian kulit punggung tangan ditiup secara perlahan-lahan dalam kondisi kering,

orang coba merasakan hembusan nafas seperti biasa tidak panas dan tidak dingin. Kemudian

percobaan dengan punggung tangan yang dibasahi dengan alcohol dan ditiup secara perlahan-

lahan, terasa dingin seperti terkena air es. Lalu percobaan dengan mengoleskan alcohol pada

punggung tangan dan meniupnya secara perlahan-lahan, orang coba merasakan dingin pada

punggung tangannya.

3.1.2 Reaksi-Reaksi di Kulit

Percobaan ini dilakukan pada daerah telapak tangan, lengan bawah, kuduk dan pipi,

pada masing-masing daerah tersebut ditandai sebuah persegi dengan ukuran 3 x 3 cm. Untuk

menentukan titik-titik panas pada daerah coba digunakan kerucut kuningan yang telah

direndam dengan air panas yang bersuhu 50o C. Lalu untuk menentukan titik-titik dingin

dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam dalam air es. Untuk menentukan

titik nyeri menggunakan jarum. Dan untuk menentukan titik-titik tekan menggunakan pensil.

Pada semua daerah coba dirasakan panas, dingin, nyeri dan tekan tetapi tingkat sensibilitas

yang dirasakan berbeda. Tingkat sensibilitas paling tinggi yang dirasakan orang coba adalah

pada daerah pipi.

3.2 Neosensibilitas

3.2.1 Lokalisasi Rasa Tekan

Page 11: fisiologi indera kulit

11

Percobaan ini dilakukan dengan cara menekan ujung pensil dengan kuat pada ujung

jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk. Orang coba menunjukan

dengan tepat letak bagian tubuh yang dirangsang tersebut dan dilakukan 3 kali. Berdasarkan

percobaan yang telah dilakukan, bagian yang paling peka terhadap rasa tekan adalah pada

bagian ujung jari. Hal ini ditunjukan dengan hasil rata-rata pada daerah ujung jari yang paling

kecil yakni sebesar 1.0 mm.

3.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan

3.2.2.1 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Stimultan

Pada percobaan ini dilakukan dengan cara menekan pada ujung jari dengan sebuah

jangka. Jangka diperbesar setiap kali 2 mm sampai dirasakan dua titik yang dapat dibedakan

dua titik oleh orang coba. Dari hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa daerah yang paling

peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu bibir dan lidah. Hal ini terbukti dengan

rerata yang kecil yaitu 2 mm.

3.2.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan dua Titik Berurutan

Perlakuan sama seperti diskriminasi tekan dua titik, namun secara berurutan. Pada

percobaan ini dapat diketahui bahwa daerah yang paling peka dalam membedakan dua titik

ujung jangka yaitu pada lidah dan bibir. Hal ini terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 2 mm.

3.2.3 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan- Hukum Weber-Fechner

Pada percobaan kekuatan rangsangan – Hukum Weber-Fechner, orang coba ditutup

matanya kemudian pada telapak tangannya diletakan beban awal. Kemudian sedikit demi

sedikit ditambah bebannya sampai terasa pertambahan beban tersebut. Pertambahan beban

yang terasa berkisar 11-30 gram. Hasil percobaan tersebut sesuai dengan hukum Weber –

Fencher karena didapatkan sebuah pembuktian bahwa respon indera rangsang yang

didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan. Sehingga, beban akan terasa

lebih ringan dari berat asalnya.

3.2.4 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

Page 12: fisiologi indera kulit

12

Percobaan ini dilakukan untuk mengukur kemampuan menebak kekasaran kertas

gosok 1, 2, dan 3 (halus, sedang, kasar). Percobaan ini melibatkan jari tangan, telapak tangan,

lengan bawah dan kuduk. Dan didapat hasil dalam percobaan ini tidak ada yang salah

menebak kekasaran kertas gosok.

3.2.5 Kemampuan Diskriminasi Bentuk

Percobaan ini dilakukan untuk mengamati kemampuan menebak bentuk orang coba

yaitu bentuk kerucut, bola besar, bola kecil dan kubus pada bagian tubuh jari tangan, telapak

tangan, lengan bawah dan kuduk. Orang coba dapat menebak semua bentuk dengan benar

pada jari tangan dan telapak tangan. Akan tetapi, pada lengan bawah dan telapak tangan

terjadi kesalahan dalam penebakan terutama dalam menebak bentuk bola besar dan bola kecil.

BAB IV

Page 13: fisiologi indera kulit

13

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

- Jari tangan dan punggung tangan peka terhadap rasa panas dan dingin.

- Daerah pipi memiliki rasa sensibilitas yang tinggi di antara daerah kulit lainnya.

- Bagian yang paling peka terhadap rasa tekan yakni bagian ujung jari.

- Daerah yang paling peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yakni bibir dan

lidah.

- Daerah yang paling peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yakni pada lidah

dan bibir.

- Bagian yang paling peka dan tepat menebak kekasaran pada suatu benda adalah pada

jari tangan.

- Bagian yang peka dan tepat dalam menebak bentuk suatu benda adalah pada jari

tangan dan kuduk.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: fisiologi indera kulit

14

Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga.

Ganong, W.F. 1995. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.