fisdas cahaya

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    1/28

    Gelombang Cahaya, Optika Fisis, dan Optika Geometri

    Anggota kelompok :

    1.Febby Mutiara R H1E010012

    2. Elvira Kunthi H1E010031

    3. Daru Priya P H1E010034

    4. Fadllah Farah Diba H1E010038

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    2/28

    GelombangCahaya

    Optika Fisis

    Perubahan fase gelombang cahaya

    dispersi

    interferensi

    difraksi

    polarisasi

    OptikaGeometri

    pemantulan

    Cermin datar

    Cermin cekung dancembung

    pembiasan

    Pada cahaya

    Pada lensa

    Alat-alat

    optik

    Mata, kacamata, lup, mikroskop,

    teropong, dan kamera

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    3/28

    1. Definisi Cahaya :

    Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik transversal dengan panjang gelombang antara 400 nm

    hingga 600 nm. Karena merupakan gelombang elektromagnetik, cahaya tidak memerlukan medium

    sebagai media perambatannya. Artinya, walaupun tidak ada medium, gelombang cahaya dapat

    merambat dari sumber cahaya ke penerima gelombang cahaya

    2. Sifat-sifat Cahaya

    1. Cahaya merambat lurus2. Cahaya dapat menembus benda bening (benda transparan)

    3. Cahaya dapat dipantulkan

    4. Cahaya dapat dibiaskan (bila melalui dua medium dengan indeks bias yang berbeda

    5. Cahaya monokromatis (cahaya putih) dapat diuraikan menjadi beberapa cahaya berwarna

    6. Cahaya memiliki energi

    7. Cahaya dapat berbentuk gelombang maupun berbentuk partikel

    8. Cahaya dapat merambat tanpa medium perantara

    9. Cahaya dipancarkan dalam bentuk radiasi.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    4/28

    3. Perubahan Fase Gelombang Cahaya

    3.1 Karena Perubahan Kerapatan Medium

    Persamaan cepat rambat gelombang cahaya (gelombang elektromagnetik) diperoleh melalui

    persamaan-persamaan Maxwell. Hasil perhitungannya menunjukkan bahwa cepat rambat

    gelombang elektromagnetik dalam suatu medium adalah :

    (2.1)

    : permitivitas listrik medium, : permeabilitas magnetik medium. Cepat rambat gelombangelektromagnetik tergantung dari tempat ia menjalar. Dalam ruang hampa,

    farad/meter atau dan

    Dengan memasukkan kedua tetapan tersebut pada

    persamaan di atas akan didapat nilai cepat rambat gelombang elektromagnetik di ruang hampa

    sebesar Untuk medium lain, nilai permitivitas listrik menjadi

    dan permeabilitas magnetiknya sehingga laju rambat gelombang menjadi :

    (2.2)

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    5/28

    dengan rdan rmasing-masing merupakan permitivitas relatif dan permeabilitas relatif medium dan n

    menyatakan ukuran kerapatan medium. Oleh karena permeabilitas relatif berbagai macam bahan pada

    umumnya mendekati nilai 1, maka permitivitas listriknya saja. Tabel 2.1 menyajikan nilai

    indeks bias beberapa bahan.

    Telah diketahui bahwa perpindahan cahaya dari satu medium ke medium yang lain besaran yang tidak

    berubah adalah ferkuensi. Sekarang, bila seberkas sinar memiliki panjang gelombang dalam ruang

    hampa, dapat dibuktikan sendiri bahwa sinar itu dalam suatu medium berindeks bias n, akan memiliki

    panjang gelombang

    (2.3)

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    6/28

    Semakin rapat suatu medium, maka panjang gelombang sinar yang melaluinya semakin pendek. Ini

    berarti jumlah gelombang (lebih tepatnya disebut sebagai jumlah getaran) yang melalui medium itu

    menjadi lebih banyak dibandingkan di ruang hampa atau di medium lain yang kurang rapat untuk

    jarak tempuh yang sama. Andaikan seberkas sinar menempuh jarak sejauhLdalam medium itu, maka

    jumlah gelombang yang ada adalam rentang jarakLitu adalah

    dengan N adalah jumlah gelombang dalam rentang jarak yang sama di ruang hampa. Karena n > 1,

    maka Nn > N.

    lintasan optis : hasil kali antara indek bias (n) dengan panjang lintasan geometrik yang dilalui oleh

    cahaya. Dalan kasus di atas lintasan optis bagi berkas sinar tersebut adalahnL.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    7/28

    3.2 Karena Pemantulan

    Perubahan fase gelombang cahaya dapat diakibatkan oleh peristiwa pemantulan. Tetapi perubahan fase

    akibat pemantulan bersifat diskret atau pembalikan fase. Pemantulan cahaya oleh bidang batas dua

    medium yang memiliki indeks bias berbeda dianalogikan dengan pemantulan gelombang yang merambat

    pada tali dengan ujung tetap dan ujung bebas.

    1. Jika cahaya datang dari medium dengan indeks bias lebih tinggi dan dipantulkan oleh medium

    dengan indeks bias yang lebih rendah, maka tidak ada perubahan atau pembalikan fase.

    Contoh : pemantulan gelombang yang merambat pada tali oleh ujung bebas.

    2. Jika cahaya menjalar dari medium dengan indeks bias lebih rendah dan dipantulkan oleh permukaan

    medium dengan indeks bias lebih tinggi maka terjadi pembalikan fase, yakni mengalami perubahan

    fase sebesar . Hal ini terjadi sebagaimana pada pemantulan gelombang yang merambat pada tali

    oleh ujung tetap.

    Contoh pembalikan fase pemantulan : gejala interferensi pada lapisan tipis seperti gelembung sabun

    ataupun tumpahan minyak tanah di atas air. Gejala lain yang diakibatkan oleh pembalikan fase

    akibat pemantulan ini adalah peristiwa interferensi pada cermin Llyod.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    8/28

    2.Dispersi

    Cahaya matahari bersifat polikromatik, artinya terdiri dari banyak frekuensi. Di ruang hampa seluruh

    frekuensi yang dimiliki cahaya merambat dengan kecepatan sama. Tetapi begitu memasuki medium,

    kerapatan medium tersebut besarnya berlainan untuk tiap-tiap frekuensi, sehingga masing-masing

    frekuensi merambat dengan kecepatan berbeda satu dari yang lain. Dengan suatu teknik tertentu

    (memakai prisma), cahaya akan terurai menjadi komponen-komponen, mulai dari warna merah dengan

    frekuensi paling rendah sampai dengan warna ungu dengan frekuensi paling tinggi. Kita menyebut

    spektrum cahaya matahari ini dengan istilah pelangi.

    Gejala seperti ini dikenal sebagai peristiwa penguaraian cahaya atau dispersi, yaitu

    peristiwa penguraian gelombang elektromagnetik berfrekuensi banyak (polikromatik) atas komponen-

    kompnennya yang berfrekuensi tunggal (monokromatik). Salah satu gejala alamiah yang terjadi sebagai

    akibat dispersi adalah pelangi. Medium pengurainya adalah titik-titik air di angkasa setelah hujan

    turun. Semenatara di dalam laboratorium, menampilkan dispersi dengan menggunakan prisma atau

    melalui interferensi. Pada saat cahaya berada di dalam bahan prisma, warna-warna cahaya akan

    terpecah. Pecahan warna-warna ini akan keluar sebagai spektrum pelangi karena memiliki sudut

    pembelokan yang berbeda-beda Indeks bias untuk warna merah dan ungu dari beberapa bahan bening

    dapat kita lihat dalam tabel

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    9/28

    Tampak bahwa indeks bias untuk warna ungu lebih besar daripada indeks bias untuk warna merah,

    persis yang ditampilkan oleh dispersi pada prisma. Lebar spektrum pelangi diukur dengan sudut

    dispersi.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    10/28

    Dispersi juga terjadi pada lensa. Namun,

    dispersi ini merugikan, misalnya pada lensa

    kamera. Untuk melenyapkan gejala dispersi

    pada lensa kamera kita dapat membuat

    susunan lensa akromatik. Cahaya putih akan

    masuk ke lensa pertama dan terjadi dispersi.

    Spektrum hasil dispersi lensa pertama akan

    masuk ke lensa kedua dan dikeluarkan

    sebagai cahaya putih lagi.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    11/28

    Interferensi

    Interferensi cahaya merupakan interaksi dua ataulebih gelombang cahaya yang menghasilkan suaturadiasi yang menyimpang dari jumlah masing-masing komponen radiasi gelombangnya.

    Interferensi cahaya menghasilkan suatu polainterferensi (terang-gelap).

    Secara prinsip, interferensi merupakan prosessuperposisi gelombang/cahaya.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    12/28

    Syarat Kondisi Interferensi

    Dua buah gelombang akan menghasilkan polainterferensi yang stabil, jika memiliki frekuensiyang sama.

    Perbedaan frekuensi yang signifikanmengakibatkan beda fasa yang bergantungwaktu, sehingga I12 = 0.

    Jika sumber memancarkan cahaya putih, makakomponen merah berinterferensi dengan merah,

    biru dengan biru dst. Jika sumbernya monokromatik, maka pola

    interferensi adalah hitam-putih.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    13/28

    Interferensi Celah Ganda

    Interferensi adalah perpaduan antara dua

    gelombang cahaya yang datang pada suatu

    tempat secara bersamaan. Interferensi

    terjadi akibat perbedaan lintasan gelombang

    cahaya dengan syarat kedua gelombang

    memiliki beda fase yang sama.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    14/28

    Jika Hasil perpaduan saling menguatkan maka

    terjadi pola terang.

    Jika hasil perpaduan gelombang tersebutsaling melemahkan maka terjadi pola gelap.

    Interferensi maksimum :

    Interferensi minimum :

    md sin

    2

    1)12(sin md

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    15/28

    Gambar. Sinar dari S1 dan S2 bergabung di titik P. Berkas cahaya

    yang datang (Interferensi)

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    16/28

    B. Lup

    Lup adalah alat optik untuk mengamati benda-benda kecil sehingga kelihatan lebih besar. Biasanya

    digunakan oleh tukang arloji dan ahli tekstil. Benda diletakkan di ruang I yaitu antara lup dan fokus.

    Sifat bayangan yang dihasilkan : diperbesar, maya, dan tegak. Pembesaran lup yaitu pembesaran linier

    (m) dan pembesaran sudut (). Pembesaran sudut adalah perbandingan antara sudut lihat dengan alat

    ()dan sudut lihat tanpa alat ().

    a. Pengamatan mata tak berakomodasi: benda diletakkan di titik fokus lensa . Besarnya pembesaran

    sudut: M = pp/f , untuk mata normal pp = 25 cm.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    17/28

    b. Pengamatan mata berakomodasi pada jarak tertentu (x). Pembesaran sudutnya : M= pp/f

    + pp/x

    c. Pengamatan mata berakomodasi maksimum: benda diletakkan di ruang I yaitu antara

    lensa dan fokus. Pembesaran sudutnya : M = pp/f + 1

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    18/28

    C. Mikroskop

    Mikroskop merupakan alat optik untuk melihat benda-benda kecil (mikro) seperti bakteri, penampang

    sel, dan sejenisnya. Pertama kali mikroskop dibuat oleh seorang ilmuwan Belanda, Antoni van

    Leeuwenhoek (1632 1723), yang terdiri dari gabungan dua buah lensa cembung. Dengan

    menggunakan mikroskop sederhana bisa dihasilkan pembesaran bayangan hingga 300 kali lebih besar

    dari benda. Gambar penampang sebuah mikroskop diperlihatkan pada Gambar 8.33.

    Gambar 8.33. Penampang sebuah mikroskop

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    19/28

    Pada dasarnya mikroskop terdiri dari dua buah lensa lembung (bikonvek).Lensa cembung pertama

    terletak di dekat mata, dinamakan lensa okuler, dan lensa cembung kedua terletak di dekat benda,

    dinamakan lensa objektif. Ketika kita mengamati sebuah benda menggunakan sebuah mikroskop, maka

    bayangan benda yang dihasilkan oleh lensa objektif di belakang lensa objektif. Kemudian bagi lensa

    okuler, bayangan ini menjadi benda, sehingga dihasilkan bayangan akhir oleh lensa okuler yang

    berukuran beberapa kali lebih besar. Proses perjalanan sinar pada mikroskop dapat dilihat pada Gambar

    8.34.

    Gambar 8.34. Perjalanan sinar pada mikroskop

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    20/28

    Mikroskop menggunakan dua lensa positif yaitu lensa obyektif (ob) dan lensa okuler (ok). Lensaob

    terletak di depan benda dan lensa okterletak di dekat mata. Besarnya fokus oblebih kecil dari fokus

    ok. Bayangan yang dibentuk mikroskop bersifatdiperbesar, maya, dan terbalik.

    a. Pengamatan mata tak berakomodasi.

    Bayangan dari lensa ob harus jatuh di fokus oksehinggga bayangan yang dibentuk oleh lensa ok berada

    di jauh tak terhingga. Pembesaran mikroskop untuk mata tak berakomodasi :

    M = S'ob / Sob x pp/fok

    Jarak antara lensa ob dan lensa ok adalah

    d = S'ob + fok

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    21/28

    b. Pengamatan mata berakomodasi maksimum.

    Bayangan yang dibentuk oleh lensa ok harus berada di titik dekat mata (S'ok = - pp = - 25 cm ).

    Pembesaran untuk mata berakomodasi :

    M = S'ob/ Sob x ( pp/fok + 1 ).

    Jarak antara lensa ob dan lensa ok adalah

    d = S'ob + Sok L

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    22/28

    D. Teropong

    Teropong digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh seperti gunung, bintang dan lain-lain agar

    tampak lebih dekat dan jelas. Teropong dikelompokkan menjadi : teropong bias (lensa) dan teropong

    pantul (cermin).

    1.Teropong Bias, meliputi teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma dan teropong pangggung.

    a) Teropong bintang, menggunakan dua lensa (+) dimana fob lebih besar dari fok, ditemukan oleh

    Galileo-Galilei. Bayangan yang dihasilkan bersifat : diperbesar, maya, dan terbalik. Biasanya

    pengamatan dilakukan dengan mata tak berakomodasi, sehingga bayangan dari lensa ob jatuh di

    fokus lensa ok yang berimpit dengan fokus lensa ob. Panjang teropong (d) = fob+ fok.

    b) Teropong bumi, sering disebut teropong medan atau teropong Yojana, menggunakan tiga lensa (+)

    yaitu lensa obyektif (ob), lensa okuler (ok), dan lensa pembalik (p). Fokus ob lebih besar dari fokus

    ok. Bayangan yang dibentuk bersifat : diperbesar, maya, dan tegak. Jika pengamatan tak

    berakomodasi, benda terletak di jauh tak terhingga ( Sob= ). Pembesaran benda (M)= fob/fok. Dan

    panjang teropong (d) = fob+ 4 fp+ fok.

    c) Teropong Prisma, menggunakan dua buah prisma siku-siku sama kaki yang disisipkan di antara

    lensa obyektif dan lensa okuler.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    23/28

    d). Teropong Panggung, sering disebut teropong sandiwara atau teropong belanda atau teropong Galilei.

    Menggunakan dua lensa yaitu lensa positif sebagai lensa obyektif dan lensa obyektif sebagai lensa

    okuler, dimana fokus ob lebih besar dari fokus ok. Bayangan yang dibentuk bersifat :diperbesar,

    tegak, dan maya. Biasanya pengamatan tak berakomodasi. Besarnya pembesaran (M)=fob/-fokDan

    panjang teropong (d) = fob+ fok

    2. Teropong Pantul (teropong pantul astronomi), terdiri dari cermin cekung besar, cermin datar kecil,

    dan lensa cembung sebagai okuler. Teropong astronomi terbesar adalah teropong pantul,

    diantaranya adalahMount Palomaryang berdiameter 5 m berada di Amerika Serikat.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    24/28

    E. Kamera

    Kamera merupakan alat optik untuk mengambil gambar suatu objek atau benda. Jenis-jenis kamera

    yang dikenal diantaranya kamera autofokus, kamera single-lens reflex (SLR), dan kamera digital.

    Gambar 8.30. Jenis-jenis kamera

    Pada dasarnya kamera terdiri dari beberapa bagian, diantaranya :

    Lensa cembung (+) : untuk membiaskan cahaya sehingga terbentuk bayangan benda di film. Film : untuk menangkap bayangan.

    Diafragma : alat pengatur banyak sedikitnya cahaya yang boleh masuk.

    Penutup lensa.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    25/28

    Ketika mengambil gambar sebuah benda dengan menggunakan kamera, cahaya yang dipantulkan benda

    tersebut masuk ke lensa kamera. Banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera diatur oleh diafragma

    (mirip dengan pupil pada mata), dan pengatur cahaya (shutter). Untuk menghasilkan kualitas gambar

    yang baik dan tajam, maka perlu diatur fokus lensanya, yaitu dengan memajukan atau memundurkanlensa tersebut. Dengan pengaturan yang tepat, maka pantulan bayangan benda tersebut akan tepat jatuh

    pada film foto (film foto mirip dengan retina pada mata). Bayangan gambar yang dihasilkan pada

    kamera bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.

    Gambar 8.31. Persamaan pembentukan bayangan pada kamera dan mata

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    26/28

    F. Teleskop

    Teleskop atau teropong merupakan alat optik untuk melihat benda-benda yang letaknya jauh agar

    tampak lebih dekat dan jelas. Teleskop pertama kali ditemukan olehGalileo Galilei (15641642) pada

    tahun 1609. Gambar 8.35 memperlihatkan teleskop pertama yang dibuat oleh Galileo.

    Gambar 8.35. Teleskop Galileo

    Pada dasarnya ada dua jenis teleskop yaitu teleskop bias dan teleskop pantul. Hal ini didasarkan pada

    cara kerjanya yang berdasarkan prinsip pembiasan dan prinsip pemantulan.

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    27/28

    Teleskop bias bekerja berdasarkan prinsip pembiasan, sehingga teleskop jenis ini menggunakan

    sejumlah lensa. Seperti halnya mikroskop, teleskop bias menggunakan lensa objektif dan lensa okuler.

    Beberapa contoh teleskop bias diantaranya teleskop bintang atau teleskop astronomi, teleskop bumi,

    teleskop panggung, dan teleskop prisma atau teleskop binokuler. Struktur teleskop bias diperlihatkan

    pada Gambar 8.36.

    Gambar 8.36. Teleskop bias

  • 5/21/2018 fisdas cahaya

    28/28

    Disamping teleskop bias, ada yang dinamakan teleskop pantul, atau disebut juga teleskop Newtonian.

    Teleskop pantul ini bekerja berdasarkan prinsip pembiasan dan pemantulan, sehingga teleskop jenis ini

    menggunakan sejumlah lensa dan cermin. Teleskop pantul menggunakan cermin cekung sebagai

    objektif dan lensa cembung sebagai okuler. Struktur teleskop pantul diperlihatkan pada Gambar 8.37.

    Gambar 8.37. Teleskop pantul