19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah merupakan jalan menuju Islam maksudnya adalah panggilan dari Allah SWT melalui Nabi Muhammad Saw untuk umat manusia agar menganut ajaran Islam (agama), dengan cara beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Bersikap sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak islamiyah, Islam adalah agama yang mencakup dan mengatur segala aspek kehidupan manusia guna memperoleh ridha dari Allah SWT. Pada permulaan kenabian Muhammad Saw, mencanangkan ide-ide pokok tentang Islam, kemudian tahap selanjutnya mengajarkan ibadah, perundang-undangan sosial dan pidana atau hukum Al-Qur’an yang diterapkan oleh Islam. di Mekkah ajaran Islam masih bersifat semu, tetapi dalam periode Madinah ajaran itu menjadi universal. Islam merupakan kesatuan, keseluruhan, tidak merupakan aspek agama di satu pihak dan aspek sosial dan politik di pihak lain. Jadi Islam di sini adalah agama risalah yang dikembangkan oleh Rasulullah Saw dan agama Islam adalah agama dakwah artinya agama yang di dalamnya terdapat kewajiban untuk menyebarluaskan kebenaran dalam mengatur segala aspek kehidupan orang mukmin.

fiqh A'la

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: fiqh A'la

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah merupakan jalan menuju Islam maksudnya adalah panggilan dari Allah

SWT melalui Nabi Muhammad Saw untuk umat manusia agar menganut ajaran

Islam (agama), dengan cara beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Bersikap

sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak islamiyah, Islam adalah

agama yang mencakup dan mengatur segala aspek kehidupan manusia guna

memperoleh ridha dari Allah SWT. Pada permulaan kenabian Muhammad Saw,

mencanangkan ide-ide pokok tentang Islam, kemudian tahap selanjutnya

mengajarkan ibadah, perundang-undangan sosial dan pidana atau hukum Al-

Qur’an yang diterapkan oleh Islam. di Mekkah ajaran Islam masih bersifat semu,

tetapi dalam periode Madinah ajaran itu menjadi universal. Islam merupakan

kesatuan, keseluruhan, tidak merupakan aspek agama di satu pihak dan aspek

sosial dan politik di pihak lain. Jadi Islam di sini adalah agama risalah yang

dikembangkan oleh Rasulullah Saw dan agama Islam adalah agama dakwah

artinya agama yang di dalamnya terdapat kewajiban untuk menyebarluaskan

kebenaran dalam mengatur segala aspek kehidupan orang mukmin.

Dakwah Islam memihak kepada kebenaran al-haq, ma’ruf, karena sesuai dengan

fitrah manusia. Dengan demikian ada hubungan antara Islam, dakwah, fitrah

manusia dan kebenaran karena dalam prakteknya dakwah merujuk pada fitrah

manusia. Karena dalam fitrah itulah ada kebenaran. Jadi hakikat dakwah adalah

mengajak manusia kembali kepada hakikat fitri, jalan Allah, tanpa ada unsur

paksaan dan tipu muslihat .Muhammad Saw adalah rasul yang membedakan

dengan jelas antara kebenaran dan kebathilan. Beliau diberi cahaya dan petunjuk

oleh Allah dalam berdakwah. Beliau tercipta dalam

keadaan ma’shum (dihindarkan dari segala kesalahan) oleh Allah SWT. Beliau

adalah keturunan bangsawan Arab yang lahir di Mekah, 20 April tahun 571 M.

Dakwah juga merupakan tugas Rasulullah yang patut dicontoh dan merupakan

Page 2: fiqh A'la

kehidupan Rabbaniyah. Dakwah memerlukan pengorbanan tanpa mengharapkan

imbalan dan hasil yang segera, tanpa putus asa.

Individu yang melaksanakan dakwah akan mendapat kehidupan yang berkah

dalam ridha Allah dan mendapat kecintaan Allah, memperoleh rahmat Allah serta

akan menerima pahala yang berlipat ganda sebagai balasannya, karena dakwah

merupakan amal terbaik yang dapat memunculkan potensi diri dan memelihara

keimanan yang kita dimiliki. Kedudukan Muhammad Saw sebagai Rasulullah

adalah pemberi kabar gembira, mendakwahkan agama Islam, sedangkan hidayah

itu hanya milik Allah. Sehingga dakwah dalam pengertian agama adalah

panggilan dari Allah dan Nabi Muhammad Saw kepada umat manusia agar

percaya kepada ajaran Islam serta mengamalkannnya dalam segi kehidupan.1

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Metode dakwah yang dipergunakan oleh Rasulullah SAW ?

2. Bagaimana perjalanan dakwah Rasulullah pada periode Mekah dan Madinah?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Metode dakwah yang dipergunakan oleh Rasulullah SAW

2. Untuk mengetahui perjalanan dakwah Rasulullah pada periode Mekah dan

Madinah

1http://www.arrahmah.com/read/2012/11/01/24405-metode-dakwah-rasulullah- shallallahu-alaihi-wassallam.html

Page 3: fiqh A'la

BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Dakwah Rasulullah Periode Mekkah

Pada awal periode Mekkah Rasulullah berdakwah secara sembunyi-sembunyi,

mendatangi orang-orang dekat Beliau antara lain istri Beliau Khadijah,

keponakannya Ali, budak Beliau Zaid, untuk diajak masuk Islam. Ketika turun

surat al Muddatstsir : 1-2, Rasululah mulai melakukan dakwah di tengah

masyarakat, setiap bertemu orang Beliau selalu mengajaknya untuk mengenal dan

masuk Islam (masih dalam keadaan sembunyi-sembunyi). Ketika Abu Bakar

menyatakan masuk Islam, dan menampakkannya kepada orang-orang yang dia

percayai, maka muncullah nama-nama seperti Utsman bin Affan, Zubair bin

Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqash dan Thalhah bin

Ubaidillah  yang juga masuk Islam. Dan seterusnya diikuti oleh yang lain seperti

Abu ‘Ubaidah, Abu Salamah, Arqom bin Abi al Arqom, dll. Beliau menjadikan

rumah Arqom bin Abi al Arqom sebagai pusat pengajaran dan sekaligus pusat

kutlah (kelompok) yang dalam bahasa kita tepatnya disebut sekretariat. Di tempat

ini Rasulullah mengajarkan hukum-hukum Islam, membentuk kepribadian Islam

serta membangkitkan aktivitas berpikir para sahabatnya tersebut. Beliau

menjalankan aktivitas ini lebih kurang selama 3 tahun dan menghasilkan 40 orang

lebih yang masuk Islam.

Selama 3 tahun membangun kutlah kaum muslim dengan membangun pola pikir

yang islami (‘aqliyah islamiyah) dan jiwa yang islami (nafsiyah islamiyah), maka

muncullah sekelompok orang yang memiliki syakhsiyah islamiyah (kepribadian

Islam) yang siap berdakwah di tengah-tengah masyarakat jahiliyah pada saat itu.

Hal ini bertepatan dengan turunnya surat al Hijr : 94, yang memerintahkan

Rasulullah untuk berdakwah secara terang-terangan dan terbuka.

Ini berarti Rasulullah dan para sahabatnya telah berpindah dari tahapan dakwah

secara sembunyi-sembunyi (daur al istikhfa’) kepada tahapan dakwah secara

Page 4: fiqh A'la

terang-terangan (daur al i’lan). Dari tahapan kontak secara individu menuju tahap

menyeruh seluruh masyarakat.

Sejak saat itu mulai terjadi benturan antara keimanan dan kekufuran, antara

pemikiran yang haq dan pemikiran yang batil. Tahapan ini disebut marhalah al

tafa’ul wa al kifah yaitu tahap interaksi dan perjuangan2. Di tahapan ini kaum

kafir mulai memerangi dan menganiayah Rasulullah dan para sahabatnya. Ini

adalah periode yang paling berat dan menakutkan di antara seluruh tahapan

dakwah. Bahkan sebagian sahabat yang dipimpin oleh Ja’far bi Abi Thalib

diperintahkan oleh rasul untuk melakukan hijrah ke Habsyi. Sementara Rasulullah

dan sahabat yang lain terus melakukan dakwah dan mendatangi para ketua kabilah

atau ketua suku baik itu suku yang ada di Mekkah maupun yang ada di luar

Mekkah. Terutama ketika musim haji, dimana banyak suku dan ketua sukunya

datang ke Mekkah untuk melakukan ibadah haji. Rasulullah mendatangi dan

mengajak mereka masuk Islam atau minimal memberikan dukungan terhadap

perjuangan Rasulullah.

Benturan antara Rasulullah dengan kafir Quraisy terjadi karena Rasulullah dan

para sahabat selalu melecehkan khayalan mereka, merendahkan tuhan-tuhan

mereka, menyebarkan rusaknya kehidupan mereka yang rendah, dan mencela

cara-cara hidup mereka yang sesat.

Menurut Syaikh Syafiyyur Rahman Al Mubarak Fry materi dakwah yang mula-

mula disampaikan oleh Rasulullah SAW adalah menyangkut masalah Akidah

(tauhid atau mengesakan Allah SWT), iman kepada hari akhir dan lain-lain yang

berkenaan dengan penyucian jiwa. Suatu perjuangan yang melelahkan Rasulullah

SAW dalam hal menyampaikan materi dakwah kepada Ummul Qura (penduduk

Makkah), karena dakwah yang beliau sampaikan tidak mendapat respon dari

umatnya kecuali sebagian kecil yang menerima ajakan beliau dan mempercayai

apa yang disampaikannya.

2 http://www.arrahmah.com/read/2012/11/01/24405-metode-dakwah-rasulullah-shallallahu-alaihi-wassallam.html

Page 5: fiqh A'la

Dapat dikatakan bahwa materi yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode

Makkah tidaklah banyak, secara garis besarnya adalah menitik beratkan pada

masalah iman dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah ibadah dan Akhlak.

Berdasarkan kontek ayat yang diturunkan kebanyakkan diwali dengan “Ya

ayyuhannas” yang menunjukan bahwa metode yang pertama yang dilakukan oleh

Rasulullah SAW adalah dengan lisan dalam bentuk ceramah (pidato) yang

disampaikan dengan penuh bijaksana.

Adapun inti dakwah pada masa periode mekkah yaitu :

a. Mentauhidkan Allah kepada masyarakat Mekkah

b. Menghilangkan kasta

c. Memupuk rasa kasih sayang antara kaum muhajirin dan kaum Ansharin

d. Mensucikan manusia

e. Mengangkat derajat para wanita

B. Metode Dakwah Rasulullah Periode Madinah

Dakwah di Madinah dianggap kelahiran baru agama islam setelah ruang dakwah

di Mekkah terasa sempit bagi kaum Muslimin. Allah SWT memilihkan untuk

Nabi Nya Madinah sebagai pilot project pembentukan masyarakat Islam pertama.

Madinah memang layak untuk dijadikan kawasan percontohan. Berawal dari

masuknya Islamnya beberapa orang asal Madinah pada tahun ke-11 kenabian

dalam gerakan dakwah Rasulullah kepada orang-orang yang datang ke Mekkah,

dakwah dikawasan ini berkembang pesat3.

Di tengah cobaan yang sangat berat tersebut, datanglah kabar gembira akan

kemenangan dari Madinah. Hal ini terjadi ketika beberapa orang dari suku khazraj

datang ke Mekkah untuk berhaji. Kemudian Rasulullah mendatangi mereka,

berdakwah kepada mereka dan merekapun akhirnya masuk Islam. Setelah selesai

melaksanakan haji dan mereka kembali ke Madinah, mereka menceritakan

3 Wahyu ilaihi, pengantar sejarah dakwah, (Jakarta : Kencana, 2007 ), hal 55

Page 6: fiqh A'la

keislaman mereka kepada kaumnya. Sejak saat itu cahaya Islam mulai muncul di

Madinah.

Pada musim haji tahun berikutnya, datang 12 orang dari Madinah ke Mekkah, lalu

mereka membai’at Rasulullah dalam peristiwan Bai’at ‘Aqobah pertama. Bai’at

ini adalah sebuah pernyataan janji di hadapan Rasulullah bahwa mereka akan

berpegang teguh pada risalah Islam dan meninggalkan semua perbuatan-perbuatan

yang rusak dan sesat yang selama ini mereka praktekkan dalam kehidupan. Ketika

penduduk Madinah ini akan kembali, Rasulullah memerintahkan Mush’ab bin

Umair untuk ikut bersama mereka dan mengajarkan Islam kepada penduduk

Madinah.

Berbeda dengan penduduk Mekkah yang jumud dan berusaha untuk

mempertahankan status quraisy, terutama para penguasa kekufuran seperti Abu

Lahab, Abu Jahal dan Abu Sofyan, penduduk Madinah lebih baik dan bersahabat

dengan Islam. Mereka mau menerima agama baru tersebut. Bahkan ketika musim

haji tiba dan Mush’ab kembali ke Mekkah serta melaporkan kepada Rasulullah

tentang kondisi perkembangan Islam di Madinah yang sangat baik, Rasulullah

mulai berpikir untuk memindahkan medan dakwah dari Mekkah ke Madinah.

Ketika rombongan haji dari Madinah yang berjumlah 75 orang datang, terjadilah

peristiwah Bai’at Aqobah kedua4.

Bai’at ini adalah sebuah pernyataan dan janji di hadapan Rasulullah bahwa

mereka penduduk Madinah akan melindungi Rasulullah dan menyerahkan

kekuasaan kepada Rasulullah untuk memimpin mereka baik dalam kehidupan

sehari-hari maupun memimpin mereka berperang melawan orang-orang yang

menghalangi risalah Islam. Tidak lama setelah itu Rasulullah memerintahkan

kepada para sahabatnya untuk melakukan hijrah ke Madinah dan Rasulullah

menyusul kemudian.

Sejak tiba di Madinah, Rasulullah memerintahkan para sahabatnya membangun

masjid sebagai tempat sholat, berkumpul, bermusyawarah serta mengatur berbagai

4 Ibid hal 55

Page 7: fiqh A'la

urusan ummat. Sekaligus memutuskan perkara yang ada di antara mereka. Beliau

menunjuk Abu Bakar dan Umar sebagai pembantunya. Beliau bersabda “dua

(orang) pembantuku di bumi adalah Abu Bakar dan Umar.5” Dengan demikian

Beliau berkedudukan sebagai kepala negara, qlodi dan panglima militer. Beliau

menyelesaikan perselisihan yang terjadi di antara penduduk Madinah dengan

hukum Islam, mengangkat komandan ekspedisi dan mengirimkannya ke luar

Madinah.

Negara Islam oleh Rasulullah ini dijadikan pusat pembangunan masyarakat yang

berdiri di atas pondasi yang kokoh dan pusat persiapan kekuatan militer yang

mampu melindungi negara dan menyebarkan dakwah. Setelah seluruh persoalan

dalam negeri stabil dan terkontrol, Baliau mulai menyiapkan pasukan militer

untuk memerangi orang-orang yang menghalangi penyebaran risalah Islam.

Tahapan Penerapan Syarat Islam di Madinah

1. Membangun Masjid

2. Membina Ukhuwah Islamiyah

3. Mengatur urusan masyarakat dengan syariat Islam

4. Membuat Perjanjian dengan warga non muslim

5. Menyusun strategi politik dan militer

6. Jihad

C. Metode Dakwah yang Digunakan pada Masa Rasulullah

Metode dakwah Rasulullah SAW pada awalnya dilakukan melalui pendekatan

individual (personal approach) dengan mengumpulkan kaum kerabatnya di bukit

Shafa. Kemudian berkembang melalui pendekatan kolektif seperti yang dilakukan

5http://www.arrahmah.com/read/2012/11/01/24405-metode-dakwah-rasulullah- shallallahu-alaihi-wassallam.html

Page 8: fiqh A'la

saat berdakwah ke Thaif dan pada musim haji. Ada yang berpendapat bahwa

berdakwah itu hukumnya fardhu kifayah, dengan menisbatkan pada lokasi-lokasi

yang didiami para dai dan muballigh. Artinya, jika pada satu kawasan sudah ada

yang melakukan dakwah, maka dakwah ketika itu hukumnya fardhu kifayah.

Tetapi jika dalam satu kawasan tidak ada orang yang melakukan dakwah padahal

mereka mampu, maka seluruh penghuni kawasan itu berdosa di mata Allah.

Dengan demikian sebenarnya dakwah merupakan kewajiban dan tugas setiap

individu. Hanya dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan dan

kondisi di lapangan. Jadi pada dasarnya setiap muslim wajib melaksanakan

dakwah Islamiyah, karena merupakan tugas ubudiyah dan bukti keikhlasan

kepada Allah SWT.

Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah tantangan dakwah yang semakin

hebat, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tantangan itu muncul dalam

berbagai bentuk kegiatan masyarakat modern, seperti perilaku dalam

mendapatkan hiburan (entertainment), kepariwisataan dan seni dalam arti luas,

yang semakin membuka peluang munculnya kerawanan-kerawanan moral dan

etika.

Kerawanan moral dan etik itu muncul semakin transparan dalam bentuk

kemaksiatan karena disokong oleh kemajuan alat-alat teknologi informasi

mutakhir seperti siaran televisi, keping-keping VCD, jaringan Internet, dan

sebagainya. Kemaksiatan itu senantiasa mengalami peningkatan kualitas dan

kuantitas, seperti maraknya perjudian, minum minuman keras, dan tindakan

kriminal, serta menjamurnya tempat-tempat hiburan, siang atau malam, yang

semua itu diawali dengan penjualan dan pendangkalan budaya moral dan rasa

malu.

Tidak asing lagi, akhirnya di negeri yang berbudaya, beradat dan beragama ini,

kemaksiatan yang berhubungan dengan apa yang dinamakan sex industry juga

mengalami kemajuan, terutama setelah terbukanya turisme internasional di

berbagai kawasan, hingga menjamah wilayah yang semakin luas dan menjarah

Page 9: fiqh A'la

semakin banyak generasi muda dan remaja yang kehilangan jati diri dan miskin

iman dan ilmu.

Hal yang terakhir ini semakin buruk dan mencemaskan perkembangannya karena

hampir-hampir tidak ada lagi batas antara kota dan desa, semuanya telah

terkontaminasi dalam eforia kebebasan yang tak kenal batas. Ledakan-ledakan

informasi dan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang itu tidak boleh kita

biarkan lewat begitu saja. Kita harus berusaha mencegah dan mengantisipasi

dengan memperkuat benteng pertahanan aqidah yang berpadukan ilmu dan

teknologi.

Tidak sedikit korban yang berjatuhan yang membuat kemuliaan Islam semakin

terancam dan masa depan generasi muda semakin suram. Apabila kita tetap

lengah dan terbuai oleh kemewahan hidup dengan berbagai fasilitasnya, ketika itu

pula secara perlahan kita meninggalkan petunjuk-petunjuk Allah yang sangat

diperlukan bagi hati nurani setiap kita. Di samping itu kelemahan dan

ketertinggalan umat Islam dalam mengakses informasi dari waktu ke waktu, pada

gilirannya juga akan membuat langkah-langkah dakwah kita semakin tumpul tak

berdaya.

Metode dakwah Rasulullah SAW. Pada intinya metode dakwah yang

disampaiakan oleh Rasulullah SAW. Tidak jauh berbeda dengan metode dakwah

yang berkembang pada saat ini, hanya saja karna pengaruh media-media dakwah

itu seolah olah berubah disamping itu bedanya juga terlihat pada situasi dan

kondisi yang dihadapi.

Metode dakwah yang dipergunakan oleh Rasulullah SAW tidak terlepas dari

bimbingan wahyu yang disampaikan kepadanya. Pada tahap awalnya metode yang

dipergunakan oleh Rasulullah dakwah sirryah (sembunyi-sembunyi) habis metode

ini dilanjutakan dengan metode dakwah jahriyah (terang-terangan), cara ini dapat

digolongkan pada beberapa bagian yaitu : pidato umum (khutbah, ceramah dan

lain-lain), diskusi ( hal ini biasanya berupa dialog atau perdebatan).

Page 10: fiqh A'la

Ada pula metode lain yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam berdakwah

yaitu metode tanya jawab. Pada saat-saat tertentu Rasulullah SAW juga

menggunakan metode peragaan atau praktek langsung, seperti masalah sholat,

haji, zakat, dan lain-lainnya. Bila ditinjau dari materi dakwah yang disampaikan,

maka metode dakwah Rasulullah SAW berbentuk tabsyir dan tandzir, sedangkan

bila ditinjau dari segi subjek dan objeknya maka metode dakwah Rasulullah SAW

terbagi pada tiga bagian. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nahl

ayat 125 Artinya : ” Serulah (manusia) kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesengguhnya

Tuhanmu Dialah yang maha tahu tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya, dan

Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” Dalam

sejarah dakwah Islam, Rasulullah SAW juga sangat memperhatikan metode

dakwah agar pesan dakwah dapat diterima dengan baik bagi mad’u (yang

didakwahi).

Hal itu dapat dilihat ketika Rasulullah saw melaksanakan wahyu Allah Ta’ala

untuk mentauhidkan akidah umat yang keliru dengan menuhankan banyak Illah

dan membersihkan peribadahan dari segala bentuk kesyirikan. Beliau secara

khusus memiliki sebuah tugas mulia dengan jalan mendakwahkan dien Islam ini

kepada umat melalui metode yang haq yaitu berupa cara-cara yang sesuai dengan

petunjuk Allah Ta’ala. Diantara metode dakwah beliau saw adalah

1. Metode Bil Hikmah, yang ditujukan kepada orang yang memiliki pemahan

yang tinggi sepert tokoh-tokoh Yahudi, Nasrani maumpun para bangsawan,

metode dakwah dengan memberi perhatian yang teliti terhadap keadaan dan

suasana yang melingkungi para mad’u (orang-orang yang didakwahi), juga

memperhatikan materi dakwah yang sesuai dengan kadar kemampuan mereka

dengan tidak memberatkan mereka sebelum mereka bersedia untuk menerimanya.

Metode ini juga membutuhkan cara berbicara dan berbahasa yang santun dan

lugas. Sikap ghiroh yang berlebihan serta terburu-buru dalam meraih tujuan

dakwah sehingga melampaui dari hikmah itu sendiri, lebih baik dihindari oleh

seorang pendakwah.

Page 11: fiqh A'la

2. Metode mau’idzatul hasanah, yang ditujukan pada orang-orang yang awam

serta yang rendah tingkat pemahamannya. Saperti memberikan cerita Nabi atau

orang shaleh. Metode dakwah dengan pengajaran yang meresap hingga ke hati

para mad’u. Pengajaran yang disampaikan dengan penuh kelembutan akan dapat

melunakkan kerasnya jiwa serta mencerahkan hati yang kelam dari petunjuk dien.

Pada beberapa da’i, ada yang masih saja menggunakan metode dakwah yang

berseberangan dengan hal ini, yaitu dengan cara memaksa, sikap yang kasar, serta

kecaman-kecaman yang melampaui batas syar’i.

3. Metode mujadalah yaitu dengan cara berdiskusi , ditujukan pada orang-orang

yang tingkat pemahamannya sedang-sedang saja, yang mana rasa ingin tahunya

cukup tinggi biasanya mereka suka mempertanyakan sampai mereka. Metode

dakwah dengan menggunakan dialog yang baik, tanpa tekanan yang zalim

terhadap pihak yang didakwahi, tanpa menghina dan tanpa memburuk-burukkan

mereka. Hal ini menjadi penting karena tujuan dakwah adalah sampai atau

diterimanya materi dakwah tersebut dengan kesadaran yang penuh terhadap

kebenaran yang haq dari objek dakwah. Metode ini menghindari dari semata

karena ingin memenangkan perdebatan dengan para mad’u. paham dari yang

mereka pertanyakan, sehingga tidak ada keragu-raguan lagi.6

6 http://www.lampuislam.org/2013/10/metode-dakwah-nabi-muhammad-saw.html

Page 12: fiqh A'la

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Muhammad Saw adalah rasul terakhir yang terpilih untuk melaksanakan

dakwah Islamiyah kepada umat manusia menuju keselamatan di dunia dan akhirat

2. Dakwah Islam Rasulullah Saw periode Mekah bertujuan membentuk pribadi

muslim masyarakat Mekah.

3. Dakwah Islam Rasululah Periode Madinah bertujuan untuk mendirikan

pemerintahan yang bersistem keadilan sosial dengan berlandaskan Al Qur’an

sebagai kitab undang undang dasar syariat Islam

4. Metode dakwah yang di anjurkan oleh Rasulullah ialah metode bil hikmah,

metode mauidzah hasanah, dan metode diskusi yang benar

Page 13: fiqh A'la

DAFTAR PUSTAKA

Ilaihi Wahyu, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada Media,

2007.

http://www.lampuislam.org/2013/10/metode-dakwah-nabi-muhammad-saw.html

http://www.arrahmah.com/read/2012/11/01/24405-metode-dakwah-rasulullah-shallallahu-alaihi-wassallam.html