59
MAKALAH SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2012/2013 ACARA D-6 FILTRASI Disusun oleh : AKHMAD PUTHUT B. P 121100060 WAYAN PARTA 121100151 RISKI ADITYA K. 121100169 LABORATORIUM PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERANYOGYAKARTA 2012

FILTRASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PDTK D-6

Citation preview

MAKALAH SEMINAR

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2012/2013

ACARA D-6

FILTRASI

Disusun oleh :

AKHMAD PUTHUT B. P 121100060

WAYAN PARTA 121100151

RISKI ADITYA K. 121100169

LABORATORIUM PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UPN ”VETERAN” YOGYAKARTA

2012

i

HALAMAN PENGESAHAN

FILTRASI

( D - 6 )

Makalah seminar ini disusun untuk memenuhi syarat praktikum dasar teknik kimia

Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Kimia UPN ” Veteran”

Yogyakarta

Yogyakarta, 18 Desember 2012

Disetujui,

Asisten Pembimbing

Raden Bagus Anggy

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-

Nya kami dapat menyelesaikan makalah seminar praktikum dasar teknik kimia ini.

Makalah seminar ini kami susun untuk melengkapi praktikum yang telah kami

laksanakan di Laboratorium Dasar Teknik Kimia UPN ”Veteran” Yogyakarta.

Dengan tersusunnya makalah seminar ini, penyusun mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ir. Gogot Haryono M.T., selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia.

2. Raden Bagus Anggy selaku asisten pembimbing acara Filtrasi.

3. Rekan-rekan satu plug.

4. Segenap Staf Laboratorium PDTK UPN ”Veteran” Yogyakarta.

5. Semua pihak yang telah membantu kami dalam pelaksanaan dan penyusunan

makalah seminar ini.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah

ini. Oleh karena itu, saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan dan semoga

makalah seminar ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Yogyakarta,18 Desember 2012

Penyusun

iii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ............................................................................ vi

DAFTAR LAMBANG ................................................................................................. vii

INTISARI ....................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Percobaan.............................................................................. 1

1.2. Maksud dan Tujuan Percobaan ...................................................................... 2

1.3. Teori Dasar ..................................................................................................... 2

BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN ................................................................. 14

2.1. Bahan ............................................................................................................ 14

2.2. Alat & Rangkaian Alat .................................................................................. 14

2.3. Cara Kerja ..................................................................................................... 16

BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 22

3.1. Hasil Percobaan ............................................................................................. 22

3.2. Pembahasan ................................................................................................... 25

iv

BAB IV KESIMPULAN ............................................................................................. 42

BAB V DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45

LAMPIRAN ................................................................................................................. 46

v

DAFTAR TABEL

Hal

1. Hubungan antara volume filtrat dengan kecepatan filtrasi................................23

2. Hubungan antara volume air cucian dengan konsentrasi air cucian..................24

3. Hubungan antara volume filtrat dengan kecepatan filtrasi................................25

4. Hubungan antara Y data, Y hitung dan % kesalahan........................................27

5. Data absorbansi pada berbagai nilai konsentrasi yang diukur pada panjan

gelombang 415 nm.............................................................................................32

6. Hubungan antara volumen air cucian dengan konsentrasi.................................33

7. Hubungan antara y data, y hitung dan % kesalahan...........................................35

8. Hubungan antara volumen air cucian, transmitasi, dan konsentrasi..................37

9. Hubungan y data, y hitung, dan presentasi kesalahan pada air cucian..............39

vi

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Hal

1. Hubungan antara dt/dv dengan V………………………………………….…7

2. Rangkaian Alat…………………………………………………………..…...15

3. Grafik hubungan antara Volume Filtrat dengan Kecepatan

Filtrasi…………….…......................................................................................28

4. Grafik hubungan antara Volume dengan Konsentrasi Air Cucian berdasar

absorbansi…………………………………………………………………….36

5. Grafik hubungan Volume dengan Konsentrasi Air berdasarkan

transmitrasi..…..........................................................................................…...40

vii

DAFTAR LAMBANG

A = Luas medium filtrasi, (cm2)

Cv = Konstanta filtrasi, (gram/cm3)

Cw = Konsentrasi air cucian, (mg/ml)

K = Permeabilitas

topt = Waktu optimum, (detik)

ts = Waktu siklus, (detik)

tw = Waktu pencucian, (detik)

tp = Waktu bongkar pasang, (detik)

V = Volume filtrat, (ml)

Ve = Volume ekivalen, (ml)

Vf = Volume filtrat, (ml)

Vopt = Volume optimum, (ml)

Vw = Volume air cucian, (ml)

X = Porositas cake

x = Fraksi massa padatan dalam slurry

XLA = Volume cairan dalam cake, (ml)

= 1/kecepatan filtrasi, (detik/ml)

viii

(-Pc) = Penurunan tekanan melalui cake, (gram/ml)

µ =Viskositas, (gram/cm.detik)

ρ = Densitas filtrat, (gram/ml)

ix

INTISARI

Filtrasi merupakan operasi dimana campuran heterogen dari fluida partikel-

partikel padat dapat dipisahkan oleh media penyaring dimana fluidanya diteruskan

sedang partikel-partikel padatannya tertahan. Tujuan dari percobaan ini adalah

untuk mengetahui hubungan antara volume filtrasi dengan kecepatan filtrasi,

hubungan antara volume air cucian dengan konsentrasi air cucian, dan menentukan

nilai volume ekivalen (Ve), konstanta filtrasi (Cv), volume optimum (Vopt), dan waktu

optimum (topt).

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah filter press, pompa,

pengaduk listrik, manometer, filter cloth, tangki, tabung reaksi, pengukur waktu,

timbangan dan spektrometer. Bahan yang digunakan adalah CaCO3, Methyl Orange,

dan air. Dalam percobaan ini mula-mula membuat suspensi dengan mencampur

CaCO3 sebanyak 220 gram ke dalam 6500 ml air dan ditambah dengan 0.11 gram

Methyl Orange. Sebelum proses filtrasi dimulai, dilakukan uji kebocoran terlebih

dahulu, kemudian campuran diaduk dengan pengaduk listrik dalam tangki suspensi

dan dialirkan melalui filter. Setiap volume 500 ml filtrat yang keluar dicatat

waktunya. Setelah filtrasi selesai dilanjutkan dengan pencucian menggunakan air,

dan setiap kelipatan 500 ml air cucian yang keluar diambil sampelnya dalam tabung

reaksi dan dicatat waktunya. Sampel diamati absorbansinya dengan menggunakan

x

spektrometer dan dicari konsentrasinya dengan menggunakan grafik standard

absorbansi vs konsentrasi.

Dari percobaan ini diperolaeh hasil sebagai berikut :

Hubungan antara volume filtrat dengan kecepatan filtrasi :

persamaan garis : Y = 5.05 x 10⁻⁶X + 4.2107 x 10⁻³

persentase kesalahan rata-rata : 72.87580092 %

Hubungan antara volume air cucian dengan konsentrasi air cucian :

persamaan garis :

persentase kesalahan : 56.22350063 %

Konstanta filtrasi (Cv) : 147.7558 g/cm2

Volume ekivalen (Ve) : 416.9009 cm3

Volume optimum (Vopt) : 6000.0091 cm3

Waktu pencucian (tw) : 419.1691 detik

Waktu filtrasi (tf) : 303.4794 detik

Waktu siklus (ts) : 965 detik

Waktu optimum (topt) : 965 detik

Kemudian dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin besar

volume filtrat maka kecepatan filtrasi semakin lambat karena cake yang semakin

tebal akan menghalangi aliran dan semakin besar volume air cucian maka akan

semakin kecil konsentrasinya sehingga absorbansinya mendekati konstan, karena

cake sudah bersih.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Percobaan

Perlakuan bahan baku dalam industri banyak sekali macamnya

karena kita akan dihadapkan dengan bahan-bahan yang berbentuk padat,

cair, dan gas atau kombinasi antara ketiga bentuk bahan tersebut.

Adakalanya kita perlu memisahkan zat yang bercampur satu sama lain.

Disini pemisahan padatan dengan cairan dapat digunakan operasi

pengendapan atau filtrasi. Filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari

yang sederhana sampai operasi yang rumit, sehingga perlu dipelajari.

Pemisahan secara filtrasi ini dapat dijalankan tergantung dari

banyak hal diantaranya ukuran partikel padatan, jumlah bahan yang akan

dipisahkan dan sifat dari partikel itu sendiri. Dengan demikian dalam

masalah ini akan ditinjau hal-hal yang berhubungan dengan filtrasi baik

mengenai operasinya maupun teori-teori yang berhubungan dengan

filtrasi. Hasil filtrasi biasnya berupa padatan dan cairan, oleh sebab itu

operasi filtrasi sangat dipengaruhi oleh pemilihan filter yang sesuai

dengan sistem.

Didalam pengelolaan lingkungan, kita sering dihadapkan dengan

masalah-masalah yang berhubungan dengan filtrasi, misalnya pemisahan

limbah padat yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang.

2

Karena sangat eratnya hubungan manusia dengan lingkungan dan

industri, maka perlu dipelajari hal-hal yang menjembatani hubungan ketiga

factor diatas (manusia, lingkungan dan industri). Karena industri

menginginkan pembangunan industri yang berwawasan lingkungan,

sedangkan jembatan yang disepakati adalah ilmu yang termasuk didalam

mempelajari filtrasi.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Mempelajari hubungan antara volume filtrasi (V) dengan (dt/dv).

2. Mempelajari hubungan antara volume air cucian (Vw) dengan

konsentrasi air cucian (Cw).

3. Mencari harga :

a.Konstanta filtrasi(Cv)

b.Volume ekuivalen(Vc)

c.Volume Optimum(V Opt)

d.Waktu Optimum(t Opt)

1.3 Teori Dasar

Filtrasi adalah proses dimana suatu campuran heterogen antara

padatan dan cairan dari suatu larutan yang dipisahkan oleh suatu filter

medium, dimana cairannya akan terus mengalir melewati medium porous,

tetapi padatannya tertahan. Medium porous ini adalah cake yang dibentuk

oleh padatannya sendiri yang terkumpul karena tertahan oleh filter

3

medium primer (kain penyaring).Fluidanya mungkin berupa zat cair atau

gas.

Gaya pendorong pada operasi filtrasi dapat berupa:

Gaya berat

Tekana

Vakum

Sentrifugal

Jenis-jenis alat filtrasi

1. Horizontal Plate Filter

Biasanya digunakan dalam industri kecil, filter jenis ini digunakan

untuk kapasitas filtrasi yang kecil. Filtrasi terjadi pada bagian atas setiap

pelat yaitu bagian bawah cake. Cake yang terbentuk akan terakumulasi

pada filter. Untuk mengambil cake yang terbentuk, dilakukan dengan

membongkar badan filter. Penambahan lubang dapat dilakukan bila dirasa

laju pengeluaran cairan kurang lancer.

2. Rotary Vacum Filter (RVP)

RVP yang paling banyak digunakan dalam industry kimia yang

mempunyai kapasitas cukup besar dam mampu memisahkan padatan yang

sukar dipisahkan. Desain RVP sangat bervariasi yang dilengkapi oleh

drum yang terus berputar. Tekanan dalam drum mendekati vakum, sedang

diluar drum tekanannta atmosferik. Drum dmasukkan kedalam cairan yang

mengandung suspense yang akan difiltrasi, dan kecepatan putaran drum

4

sangat rendah.cairan tertarik melalui filter karena perbedaan tekanan,

sedangkan padatan akan tertinggal diluar permukaan drum membentuk

cake. Pengambilan cake dilakukan dengan memasang pisau yang

ditempelkan pada dinding luar drum.

3. Plate Frame Filter Press

Filter press terdiri atas seperangkat frame dan plate yang dirancang

untuk memberikan sederetan ruang dimana zat padat akan tertahan. Frame

ditutup dengan medium filter yang disebut dengan filter cloth. Umpan

masuk kedalam masing-masing komponen itu dengan tekanan, cairannya

akan melalui cloth dan keluar pipa pengeluran meninggalkan padatan

didalam ruang tersebut.

Filter dibagi menjadi tiga macam:

1. Filter yang beroperasi pada tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan

atmosfer disebelah hulu medium filter.

2. Filter yang beroperasi pada tekanan atmosfer sebelah hulu.

3. Filter yang beroperasi disebelah hilir.

Dalam filtrasi dikenal ada dua macam filter yaitu :

1. Filter medium primer.

Pada filtrasi, filter medium primer bukan merupakan filter yang

sesungguhnya. Filter medium primer dapat berupa kain saring dan

kertas saring. Adapun fungsi dari filter medium primer adalah sebagai

penahan zat padat pada permukaan filtrasi atau dapat juga sebagai

pembuat filter medium sekunder.

5

2. Filter medium sekunder.

Filter medium sekunder merupakan filter medium yang sesungguhnya,

yaitu berupa cake yang dibentuk oleh partikel padat yang tertahan filter

medium primer. Makin lama operasi filtrasi, cake yang terbentuk

makin tebal, sehingga penekanan cake terhadap filtrat yang

melewatinya akan semakin besar.

Untuk pencucian bahan terlarut yang terperangkap didalam ampas

filter (cake) dapat digunakan pelarut yang dapat tercampur dengan filtrat

itu. Sebagai bahan pencuci yang paling lazim digunakan adalah air.

Medium filter pada setiap filtrasi harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan

filtrat yang cukup bening.

2. Tidak mudah tersumbat.

3. Harus tahan baik secara kimia maupun fisika dalam kondisi proses.

4. Harus memungkinkan penumpukan ampas/cake secara total dan bersih.

5. Pengadaan alat dan proses tidak terlalu mahal.

Proses yang digunakan dalam percobaan ini adalah filtrasi secara

batch. Dalam filtrasi yang bekerja secara batch perlu diamati ketebalan

cake yang terbentuk, karena bila cake yang terbentuk sudah terlalu banyak,

filtrasi harus dihentukan untuk membuang cakenya, sehingga waktu yang

digunakan dapat lebih efisien.

6

Selama pembentukan filter cake, hubungan aliran laminar dan

kecepatan linier dari cairan tiap saat (V) diberikan oleh persamaan sebagai

berikut :

...(1)

Adapun neraca massanya :

massa padatan dalam cake = massa padatan dalam slurry

…(2)

...(3)

...(4)

persamaan (3) menunjukkan hubungan antara volume filtrat (V) dan

ketebalan cake (L), ini digunakan untuk mengeliminasi L dari persamaan

(1), sehingga diperoleh :

...(5)

Untuk suspensi tertentu harga Pc, V, t dapat diubah tergantung dari

operasinya, sedangkan operasi lainnya tetap.

...(6)

...(7)

7

Rumus diatas berlaku untuk penekanan nol, tetapi karena menggunakan

kain saring sebagai filter medium primer maka pada waktu mulai

menyaring sudah ada penekanan dari kain saring. Apabila volume filtrat

(Ve) yang memberi cake dengan ketebalan tertentu, dimana cakenya akan

memberi penekanan yang sama dengan penekanan kain saring yang

bersifat menekan, maka :

V = V + Ve ... (8)

Rumus (V) akan berubah menjadi :

...(9)

...(10)

Untuk cake yang noncompressible harga Cv konstan sehingga filtrasi

dilakukan pada tekanan konstan, grafik yang diperoleh merupakan garis

lurus.

(dt/dv)

volume

Gambar 1. Hubungan antara dt/dv dengan volume

8

Grafik diatas merupakan garis lurus yang mempunyai persamaan :

Y = aX + b …(11)

dimana :

slope :

...(12)

intercept :

...(13)

Bila besarnya slope dan intercept didapat, maka Cv dan Ve akan dapat

dihitung, karena A dan (-Pc) diketahui.

Waktu optimum yaitu waktu filtrasi yang memberikan waktu siklus per

satuan volume filtrat minimum.

t siklus = t filtrasi + t pencucian + t bongkar pasang + (t pengurasan + t

pengisian) pada filtrasi + (t pengurasan + t pengisisan) pada

pencucian.

Bila filtrasi dijalankan pada tekanan rendah sehingga cake yang terbentuk

noncompressible, maka didapat waktu filtrasi sebagai berikut :

...(14)

Dalam pencucian cake, kecepatan pencucian dianggap sama dengan

kecepatan filtrasi, sehingga didapat :

…(15)

9

...(16)

bila Vw/V = K maka Vw = K.V

...(17)

...(18)

Waktu operasi optimum bila ts/V minimum dan ts/V akan minimum bila :

...(19)

...(20)

...(21)

...(22)

...(23)

Pada pencucian, pekerjaan dianggap selesai bila air cucian yang

keluar sejernih mungkin atau sudah tidak berubah intensitas warnanya.

Untuk analisa air cucian diukur absorbansinya dengan menggunakan

spectrometer, selanjutnya konsentrasi didapat dengan cara memplotkan

nilai absorbansinya tadi pada grafik standard absirbansi Vs konsentrasi air

cucian.

(Brown, 1978)

10

Spektrofotometer

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang

tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian

dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai

absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan

konsentrasi larutan di dalam kuvet.

Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur

transmitans atau absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi

panjang gelombang.

Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik

maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar

masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya

diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan

dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi

sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu

pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Hukum

Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan

dengankonsentrasi dan ketebalan bahan/medium.

11

Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :

a. Sumber Cahaya

Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki

pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi

cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah

dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari

wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa,

daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 20 nanometer (nm).

b. Monokromator

Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan

cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang

tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).

c. Cuvet

Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai

tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat

dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi

panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai

cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat

dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat

dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).

12

d. Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap

cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah

cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh

penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.

Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan

untuk menentukan konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-

Beer. Spektrofotometer akan mengukur intensitas cahaya melewati sampel

(I), dan membandingkan ke intensitas cahaya sebelum melewati sampel

(Io). Rasio disebut transmittance, dan biasanya dinyatakan dalam

persentase (% T) sehingga bisa dihitung besar absorban (A) dengan rumus

A = -log %T

Spektrofotometer dibagi menjadi dua jenis yaitu spektrofotometer

single-beam dan spektrofotometer double-beam. Perbedaan kedua jenis

spektrofotometer tersebut hanya pada pemberian cahaya, dimana pada

single-beam, cahaya hanya melewati satu arah sehingga nilai yang

diperoleh hanya nilai absorbansi dari larutan yang dimasukan. Berbeda

dengan single-beam, pada spektrofotometer double-beam, nilai blanko

dapat langsung diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam

satu kali proses yang sama. Prinsipnya adalah dengan adanya chopper

13

yang akan membagi sinar menjadi dua, dimana salah satu melewati blanko

(disebut juga reference beam) dan yang lainnya melewati larutan (disebut

juga sample beam). Dari kedua jenis spektrofotometer tersebut,

spektrofotometer double-beam memiliki keunggulan lebih dibanding

single-beam, karena nilai absorbansi larutannya telah mengalami

pengurangan terhadap nilai absorbansi blanko. Selain itu, pada single-

beam, ditemukan juga beberapa kelemahan seperti perubahan intensitas

cahaya akibat fluktuasi voltase.

14

BAB II

PELAKSANAAN PERCOBAAN

2.1 Bahan-bahan yang digunakan :

1. CaCO3

2. Methyl Orange (MO)

3. Air

2.2 Alat-alat yang digunakan :

1. Frame filter press

2. Plate filter press

3. Cloth

4. Pompa

5. Manometer

6. Pengaduk listrik

7. Tangki

8. Tabung reaksi

9. Pengukur waktu

10. Gelas ukur

11. Timbangan

12. Spektrofotometer

15

2.3 Gambar rangkaian alat :

Gambar 2. Rangkaian Alat

Keterangan gambar :

1. Tangki penampung air cucian

2. Tangki penampung suspensi CaCO3

3. Pengaduk listrik

4. a. Kran air cucian

b. Kran suspensi

c. Kran by pass

d. Kran pembuangan

5. Pompa

6. Manometer

16

7. Filter plate

8. Filter cloth

9. Filter frame

10. Penampung filtrate

2.4 Cara Kerja

1. Proses filtrasi

a. Membuat suspensi CaCO3 sebanyak 220 gram kedalam 6.5

liter air dan 0.11 gram Methyl Orange (MO).

b. Mengukur diameter dalam frame filter press.

c. Memasang rangkaian alat filter plate, frame, dan cloth dan

mencatat waktunya.

d. Mengisi tangki 1 dengan air dan tangki 2 dengan suspensi

CaCO3 sesudah menghidupkan pengaduk listrik terlebih dahulu

yang ada pada tangki 2.

e. Melakukan uji kebocoran dengan cara, membuka kran 4a,

menghidupkan pompa dan membuka kran 4c untuk mengatur

tekanan dan kecepatan aliran. Bila terjadi kebocoran, pompa

dimatikan untuk membongkar dan memasang kembali

rangkaian alat filter. Menutup kran 4a setelah tidak terjadi

kebocoran, sedangkan kran yang lain tetap pada posisi semula.

f. Memulai filtrasi dengan membuka kran 4b dan menghidupkan

pompa.

17

g. Menampung filtrat dan mencatat waktunya setiap kelipatan 500

ml.

h. Menghentikan filtrasi bila suspensi sudah habis dan mematikan

pompa untuk dilanjutkan dengan pencucian.

i. Mengkonversi absirbansi dan transmitasi menjadi konsentrasi

dengan menggunakan grafik standart.

2. Proses pencucian

a. Mengisi tangki 1 dengan 5 liter air, menutup kran 4b dan

membuka kran 4a, sedangkan posisi kran yang lain tetap.

b. Menghidupkan pompa.

c. Menampung air dalam tabung reaksi setiap kelipatan 500 ml air

yang keluar dari lubang filter frame dan mencatat waktunya.

d. Mematikan pompa setelah air cucian habis.

e. Mengukur absorbansi sampel air cucian dengan menggunakan

spektometer sampai nilai absobansinya konstan

18

2.5 DIAGRAM ALIR

1.Proses Fitrasi

Membuat suspensi CaCO3 sebanyak 220

gram kedalam 6.5 liter air dan 0.11 gram

Methyl Orange (MO).

Mengukur diameter dalam frame filter

press.

Memasang rangkaian alat filter plate,

frame, dan cloth dan mencatat waktunya.

Mengisi tangki 1 dengan air dan tangki 2

dengan suspensi CaCO3 sesudah

menghidupkan pengaduk listrik terlebih

dahulu yang ada pada tangki 2.

).

Melakukan uji kebocoran

Memulai filtrasi dengan membuka kran 4b

dan menghidupkan pompa.

.

Menampung filtrat dan mencatat waktunya

setiap kelipatan 500 ml.

19

2. Proses Pencucian

Menghentikan filtrasi bila suspensi sudah

habis dan mematikan pompa untuk

dilanjutkan dengan pencucian.

Mengkonversi absirbansi dan transmitasi

menjadi konsentrasi dengan menggunakan

grafik standart.

Mengisi tangki 1 dengan 5 liter air,

menutup kran 4b dan membuka kran 4a,

sedangkan posisi kran yang lain

teta

Mengisi tangki 1 dengan 5 liter air, menutup

kran 4b dan membuka kran 4a, sedangkan

posisi kran yang lain tetap. p.

.

Menghidupkan pompa.

.

Menampung air dalam tabung reaksi setiap

kelipatan 500 ml air yang keluar dari

lubang filter frame dan mencatat

waktunya.

.

.

Mematikan pompa setelah air cucian habi

Mengukur absorbansi sampel air cucian

dengan menggunakan spektometer sampai

nilai absobansinya konstan

20

2.6 Analisis Perhitungan

1. Menentukan hubungan antara volume filtrat dengan kecepatan filtrasi.

2. Menentukan konstanta filtrasi (Cv) dengan menggunakan slope (a) dari

persamaan hubungan antara volume filtrat dengan kecepatan filtrasi.

Slope =

3. Menentukan volume ekivalen (Ve) dengan menggunakan intercept (b)

dari persamaan hubungan antara volume filtrat dengan kecepatan

filtrasi.

Intercept =

4. Menentukan waktu pencucian (tw).

5. Menentukan waktu filtrasi (tf).

21

6. Menentukan waktu siklus (t siklus).

t siklus = tf + tw + tp

7. Menentukan volume optimum (Vopt).

8. Menentukan waktu optimum (t opt).

9. Menentukan hubungan antara konsentrasi air cucian dengan volume air

cucian.

Untuk menentukan hubungan diatas digunakan persamaan

eksponensial, yaitu :

22

BAB III

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan

Data hasil percobaan :

Berat CaCO3 : 220 gram

Berat pewarna tekstil : 0,05 %

Volume larutan : 6,5 liter

Waktu bongkar pasang : 25 menit

Jumlah filter plate : 7 buah

Jumlah filter frame : 6 buah

Jumlah filter cloth : 13 buah

Tekanan pompa : 0,12 kg/cm2

Waktu filtrasi : 90,58 detik

Waktu pencucian : 90,85 detik

23

Tabel 1. Hubungan antara volume filtrat dengan kecepatan filtrasi.

No. Vol. Filtrat

(ml)

Waktu

(detik)

∆t

(detik)

∆V(ml)

∆ t/∆V

(detik)/ (ml)

1. 500 10.45 10.45 500 0.0209

2. 1000 16.61 6.16 500 0.01232

3. 1500 23.5 6.89 500 0.01378

4. 2000 28.95 5.45 500 0.0109

5. 2500 34.51 5.56 500 0.01112

6. 3000 39.9 5.39 500 0.01078

7. 3500 44.31 4.41 500 0.00882

8. 4000 49.38 5.07 500 0.01014

9. 4500 55.71 6.33 500 0.01266

10 5000 90.58 34.87 500 0.06974

24

Tabel 2. Hubungan antara volume air cucian dengan konsentrasi air

cucian.

No Vol.Air

Cucian

(ml)

Waktu

(detik)

Absorbansi C

A T

Transmitasi

(%)

1 500 10.45 0,078 1.734939759 0.12048435 77,3

2 1000 16.61 0,237 3.47645126 0.131239098 84,2

3 1500 23.5 0,058 1.515881709 0.135603344 87

4 2000 28.95 0,073 1.680175246 0.131083232 84,1

5 2500 34.51 0,091 1.877327492 0.127030719 81,5

6 3000 39.9 0,269 3.82694414 0.084323459 54,1

7 3500 44.31 0,146 2.47973713 0.077621224 49,8

8 4000 49.38 0,202 3.093099671 0.097727927 62,7

9 4500 55.71 0,273 3.87075575 0.057514522 36,9

10 5000 90.58 0,369 4.922234392 0.06671061 42,8

11 5500 96.48 0,437 5.667031763 0.056891058 36,5

12 6000 100.21 0,574 7.167579409 0.041616199 26,7

25

3.2 Pembahasan

1. Menentukan hubungan antara volume filtrat dengan kecepatan filtrasi.

Tabel 3. Hubungan antara volume filtrat dengan kecepatan filtrasi.

No Volume Filtrasi Waktu Δt ΔV Δt/ΔV X² X.Y

Cm³ (X) detik Detik cm³

dtk/cm³

(Y)

1 500 10.45 10.45 500 0.0209 250000 10.45

2 1000 16.61 6.16 500 0.01232 1000000 12.32

3 1500 23.5 6.89 500 0.01378 2250000 20.67

4 2000 28.95 5.45 500 0.0109 4000000 21.8

5 2500 34.51 5.56 500 0.01112 6250000 27.8

6 3000 39.9 5.39 500 0.01078 9000000 32.34

7 3500 44.31 4.41 500 0.00882 12250000 30.87

8 4000 49.38 5.07 500 0.01014 16000000 40.56

9 4500 55.71 6.33 500 0.01266 20250000 56.97

10 5000 90.58 34.87 500 0.06974 25000000 348.7

∑ 27500 393.9 90.58 5000 0.18116 96250000 602.48

Menentukan pesamaan garis dengan pendekatan least square:

∑Y = ∑X.a + n.b

26

∑X.Y = ∑ X².a + ∑X.b

Diperoleh nilai a dan b, sehingga persamaan menjadi:

Y = a.X + b

0.18116 = 27500 a + 10b ( x 2750)

602.48 = 96250000a + 27500b (x 1)

-104.29 = -20625000a

a = 5.05 x 10⁻⁶

b = 4.2107 x 10⁻³

sehingga persamaan menjadi : Y = 5.05 x 10⁻⁶X + 4.2107 x 10⁻³ , dengan

menggunakan persamaan Y, maka dapat menghitung Y hitung dan %

kesalahan.

Y hitung = 5.05 x 10⁻⁶X + 4.2107 x 10⁻³

= 6.7357 x 10⁻³

% kesalahan = Y data – Y hitung x 100%

Y data

= 0.0209 - 6.7357 x 10⁻³ x 100%

0.0209

= 67.771%

27

Dengan cara yang sama, diperoleh data sebagai berikut:

Table 4. hubungan antara Y data, Y hitung dan % kesalahan

No Volume Filtrasi Y data Y hitung % kesalahan

Cm³ (x)

1 500 0.0209 0.006736 67.77177033

2 1000 0.01232 0.009261 24.83198052

3 1500 0.01378 0.011786 14.4724238

4 2000 0.0109 0.014311 31.29082569

5 2500 0.01112 0.016836 51.40017986

6 3000 0.01078 0.019361 79.59833024

7 3500 0.00882 0.021886 148.1371882

8 4000 0.01014 0.024411 140.7366864

9 4500 0.01266 0.026936 112.7622433

10 5000 0.06974 0.029461 57.75638084

∑ 27500

728.7580092

rata-rata

72.87580092

Jadi % kesalahan rata-rata = 72.87580092 %

28

Dari persamaan 5.05 x 10⁻⁶X + 4.2107 x 10⁻³ dapat dibuat grafik

hubungan antara volume filtrasi dengan dt/dv sebagai berikut:

Grafik 1. Hubungan antara volume filtrasi dengan dt/dv

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar volume

filtrat maka kecepatan filtrasi semakin menurun / lambat, hal ini

disebabkan cake yang terbentuk pada filter semakin tebal sehingga

menutup pori-pori cloth dan menghambat kecepatan filtrasi.

Adanya % kesalahan disebabkan pembacaan waktu yang kurang

tepat, karena penggunaan tekanan yang terlalu besar sehingga kecepatan

aliran menjadi sangat cepat dan hal itu yang menyebabkan pembacaan

waktu menjadi kurang teliti.

29

2. Menentukan harga Cv, Ve, tw, tf, Vopt, dan topt

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data:

Diameter dalam pipa frame :10,239 cm

Jumlah filter frame :6 buah

Tekanan pompa (-∆Pc) :0,12 kg/cm² = 120 gr/cm²

Luas (A) :¼ π D² x n = ¼ π (10,239)² x 6

= 493,7828 cm²

a. Menentukan harga Cv

= 147.7558 gr/cm²

Dari rumus diatas, didapat nilai Cv sebesar 147.7558 gr/cm²

b. Menentukan harga Ve

= 416.9009 cm³

Dari rumus diatas, didapat nilai Ve sebesar 416.9009 cm³

c. Menentukan harga tw (waktu pencucian)

Vw : 6000

Vf : 6500

30

= 419.1691 detik

Dari rumus diatas, didapat nilai tw sebesar 419.1691 detik

d. Menentukan harga tf (waktu filtrasi)

= 303.4794 detik

Dari rumus diatas, didapat nilai tf sebesar 303.4794 detik

e. Menentukan harga volume optimum

tp : 25 menit = 1500 detik

… (1)

Mencari harga (2k + 1)

( 2k + 1) = 8.25082

Disubtitusikan kke persamaan (1)

31

= 6000.0091 cm³

Dari rumus diata, didapat nilai Vopt sebesar 6000.0091 cm³

f. Menentukan harga t opt

= 219.8266 detik

Dari rumus diatas, didapat nilai t opt sebesar 219.8266 detik

32

3. Menentukan hubungan antara volumen air cucian dengan

konsentrasi air cucian

Tebel 5. data absorbansi pada berbagai nilai konsentrasi yang diukur

pada panjang gelombang 415 nm

No Absorbansi (x) Konsentrasi (y)

1 0.034 0.1

2 0.098 0.2

3 0.17 0.3

4 0.254 0.4

5 0.358 0.5

6 0.493 0.6

7 0.594 0.7

8 0.687 0.8

9 0.723 0.9

10 0.806 1

Dari grafik hubungan absorbansi dengan konsentrasi diperoleh persamaan

garis linier Y = 0.0913 X – 0.0804 , dimana Y = absorbansi dan X = konsentrasi.

Dengan menggunakan persamaan garis linier Y = 0.0913 x – 0.0804 , dapat dicari

besar konsentrasi pada data nilai absorbansi yang diperoleh.

Y = 0.078

0.078 = 0.0913 X – 0.0804

33

X = 1.7349

Dengan cara yang sama, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 6. Hubungan antara volumen air cucian dengan konsentrasi

No

Vulome air

cucian (x) Absorbansi Konsentrasi (y) x² In y x.In y

1 6000 0.078 1.734939759 36000000 0.55097269 3305.836151

2 5500 0.237 3.47645126 30250000 1.24601202 6853.066113

3 5000 0.058 1.515881709 25000000 0.41599726 2079.986278

4 4500 0.073 1.680175246 20250000 0.5188981 2335.041456

5 4000 0.091 1.877327492 16000000 0.62984922 2519.396874

6 3500 0.269 3.82694414 12250000 1.34206661 4697.233135

7 3000 0.146 2.47973713 9000000 0.90815256 2724.457676

8 2500 0.202 3.093099671 6250000 1.12917372 2822.934295

9 2000 0.273 3.87075575 4000000 1.35344977 2706.899545

10 1500 0.369 4.922234392 2250000 1.59376257 2390.643858

11 1000 0.437 5.667031763 1000000 1.73466548 1734.665482

12 500 0.574 7.167579409 250000 1.969568 984.7839988

∑ 39000 2.807 41.31215772 162500000 13.392568 35154.94486

Menentukan persamaan garis dengan pendekatan persamaan

∑In Y = n . In a + b . ∑ X

∑X . In Y = ∑X . In a + b . ∑X²

34

n a a an b n a a aan n a Y = a.

13.392568 = 12 . In a + 39000 b ( x 39000)

35154.94486 = 39000 . In a + 162500000 b ( x 12)

100450.8137 = - 429000000 b

b = - 2.3415 x 10⁻⁴

a = 0.154123

sehingga persamaan menjadi:

menggunakan persamaan diatas, maka dapat dihitung y hitung, dengan x = 6000

didapat y hitung = 0.037814845

Didapat % kesalahan = 51.51942988 %

35

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 7. Hubungan antara y data, y hitung dan % kesalahan

No Volume filtrasi (x) y data y hitung % kesalahan

1 6000 0.078 0.037814845 51.51942988

2 5500 0.237 0.04251159 82.06262029

3 5000 0.058 0.047791688 17.60053718

4 4500 0.073 0.053727595 26.40055484

5 4000 0.091 0.060400763 33.62553483

6 3500 0.269 0.067902764 74.75733676

7 3000 0.146 0.076336541 47.71469761

8 2500 0.202 0.085817826 57.51592793

9 2000 0.273 0.096476721 64.66054189

10 1500 0.369 0.10845949 70.60718419

11 1000 0.437 0.121930565 72.09826891

12 500 0.574 0.137074797 76.1193733

∑ 39000

674.6820076

rata-rata

56.22350063

% kesalahan rata-rata = 56.22350063 %

36

Dari persamaan :

Maka dapat dibuat grafik hubungan antara volume air dengan konsentrasi air

cucian sebagai berikut:

Grafik 2. Hubungan volume air cucian dengan konsetrasi berdasarkan absorbansi

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar volume air

cucian maka semakin kecil konsentrasi air cucian hingga pada saat percobaan nilai

absorbansinya mencapai konstan, karena cake sudah dianggap bersih dari filtrat.

Adanya % kesalahn disebabkan kurang bersihnya tabung reaksi yang digunakan

sehingga menghasilkan konsentrasi yang tidak tepat.

Menggunakan Transmitasi

Dari data transmitasi pada berbagai nilai dengan konsentrasi, maka

diperoleh grafik standart hubungan transmitasi dengan konsentrasi.

37

Dari grafik standart hubungan transmitasi dengan konsentrasi dapat dibuat

tabel hubungan antara volume air cucian, transmitasi, dan konsentrasi sebagai

berikut.

Tabel 8. Hubungan antara volumen air cucian, transmitasi, dan konsentrasi

No Volume (x) Transmitasi Konsentrasi (y) x² In y x . In y

1 6000 77.3 0.12048435 36000000 -2.1162354 -12697.41245

2 5500 84.2 0.131239098 30250000 -2.0307344 -11169.03943

3 5000 87 0.135603344 25000000 -1.9980212 -9990.106226

4 4500 84.1 0.131083232 20250000 -2.0319228 -9143.652586

5 4000 81.5 0.127030719 16000000 -2.0633263 -8253.305375

6 3500 54.1 0.084323459 12250000 -2.4730952 -8655.833123

7 3000 49.8 0.077621224 9000000 -2.5559144 -7667.74314

8 2500 62.7 0.097727927 6250000 -2.3255679 -5813.919791

9 2000 36.9 0.057514522 4000000 -2.8557178 -5711.435626

10 1500 42.8 0.06671061 2250000 -2.7073913 -4061.086892

11 1000 36.5 0.056891058 1000000 -2.8666171 -2866.617103

12 500 26.7 0.041616199 250000 -3.1792658 -1589.632899

∑ 39000

162500000 -29.20381 -87619.78464

Dari tabel diatas maka dapat menentukan persamaan garis dengan pendekatan

persamaan:

∑In Y = n . a + b . ∑ X

∑X . In Y = ∑X . a + b . ∑X²

38

Diperoleh nilai a dan b, sehingga persamaannya menjadi

y = .

a = In A

-29.20381 = 12 a + 39000 b ( x 39000)

-87619.78 = 39000 a + 162500000 b ( x 12)

-87511.17432 = -429000000 b

b = 2.0391 x 10⁻⁴

a = -3.0961

a = In A

A = 0.0452

Sehingga persamaan menjadi:

Menggunakan persamaan diatas, maka dapat dapat dihitung

= 0.1536

= 27.49

39

Dengan cara yang sama maka diperoleh datasebagai berikut

Tebl 9. Hubungan y data, y hitung, dan presentasi kesalahan pada air cucian

No Volume (x) Y data Y hitung % kesalahan

1 6000 0.12048435 0.153631532 27.51160782

2 5500 0.131239098 0.138740057 5.715490795

3 5000 0.135603344 0.125292009 7.604041447

4 4500 0.131083232 0.113147478 13.68272164

5 4000 0.127030719 0.102180115 19.56267277

6 3500 0.084323459 0.092275816 9.430776568

7 3000 0.077621224 0.083331538 7.356639737

8 2500 0.097727927 0.075254228 22.99618931

9 2000 0.057514522 0.06795985 18.16120151

10 1500 0.06671061 0.061372514 8.001869596

11 1000 0.056891058 0.055423688 2.579262647

12 500 0.041616199 0.050051481 20.26922751

∑ 39000 1.127845741 1.118660306 162.8717014

Rata-rata

13.57264178

40

Dari data diatas maka didapat hubungan antara volumen air cucian dengan

konsentrasi air berdasar transmitasi.

Grafik 3. Hubunga volume air dengan konsentrasi air berdasarkan transmitrasi

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar volume air

cucian maka semakin besar konsentrasi air cucian hingga pada saat percobaan

nilai transmitasinya mencapai konstan, karena cake sudah dianggap bersih dari

filtrat. Adanya % kesalahn disebabkan kurang bersihnya tabung reaksi yang

digunakan sehingga menghasilkan konsentrasi yang tidak tepat.

41

PEMBAHASAN

Pada percobaan ini digunakan air sebanyak 6.5 liter, kemudian filtrat

ditampung setiap 500 ml dan dicatat waktunya. Seharusnya diperoleh 13 data

tetapi pada percobaan hanya didapat 10 data pada proses filtrasi. Hal ini

disebabkan karena:

1. Adanya air filtrasi yang terbuang saat penampungan filtrat

2. Adanya cake yang terbentuk pada frame sehingga volumen air filtrat

yang keluar berkurang.

3. Adanya air sisa pada tangki penampung suspensi.

Adanya % kesalahan disebabkan pembacaan volumen filtrat yang kurang

tepat pada saat menampung filtrat dan banyaknya filtrat yang terbuang sehingga

pencatatan waktu menjadi kurang tepat. Dan pada prasentase kesalahan air cucian

besar disebabkan pada hal yang sama.

Semakin lama waktu filtrasi, maka semakin menurun kecepatan filtrasi

karena cake yang semakin tebal sehingga menutupi pori-pori filter cloth dan

menghambat laju alir.

Semakin lama waktu filtrasi, maka konsentrasi air cucian makin rendah,

karena semakin banyak volumen air cucian yang membersihkan hingga

konsentrasinya semakin jernih atau rendah.

42

BAB IV

KESUMPULAN

1. Pembahasan grafik:

Grafik 1. Hubungan antara volume filtrasi dengan dt/dv

Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar volume

filtrat maka kecepatan filtrasi semakin menurun / lambat, hal ini

disebabkan cake yang terbentuk pada filter semakin tebal sehingga

menutup pori-pori cloth dan menghambat kecepatan filtrasi.

Adanya % kesalahan disebabkan pembacaan waktu yang kurang tepat,

karena penggunaan tekanan yang terlalu besar sehingga kecepatan aliran

menjadi sangat cepat dan hal itu yang menyebabkan pembacaan waktu

menjadi kurang teliti.

43

y = 0.154123e -2.3415x

R² = 0.6531

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000

kon

sen

tras

i

volume filtrasi (x)

y data

y hitung

Grafik 2. Hubungan volume air cucian dengan konsetrasi berdasarkan

absorbansi

Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar

volume air cucian maka semakin kecil konsentrasi air cucian hingga pada

saat percobaan nilai absorbansinya mencapai konstan, karena cake sudah

dianggap bersih dari filtrat. Adanya % kesalahn disebabkan kurang

bersihnya tabung reaksi yang digunakan sehingga menghasilkan

konsentrasi yang tidak tepat.

44

Grafik 3. Hubunga volume air dengan konsentrasi air berdasarkan

transmitrasi

Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar

volume air cucian maka semakin besar konsentrasi air cucian hingga pada

saat percobaan nilai transmitasinya mencapai konstan, karena cake sudah

dianggap bersih dari filtrat. Adanya % kesalahn disebabkan kurang

bersihnya tabung reaksi yang digunakan sehingga menghasilkan

konsentrasi yang tidak tepat.

2. Harga-harga :

Konstanta filtrasi (Cv) : 147.7558 g/cm2

Volume ekivalen (Ve) : 416.9009 cm3

Volume optimum (Vopt) : 6000.0091 cm3

Waktu pencucian (tw) : 419.1691 detik

Waktu filtrasi (tf) : 303.4794 detik

Waktu optimum (topt) : 219.8266 detik

45

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G., 1978, “Unit Operation”, 3rd

ed, p.p. 242-247, John Wiley and Sons

Inc, New York.

Haryono, Gogot, “Handout Operasi Teknik Kimia 3”, UPN ‘V’, Y yaka ta.

Mc Cabe, Smith, 1980, “Operasi Teknik Kimia”, jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Perry, R.H., 1973, “Chemical Engineering Hand Book”, 6th

ed, McGraw Hill

Book Company, Singapore.

(http://hildan09.student.ipb.ac.id/2011/03/26/spektrofotometer-ipbbiokimia/)

(http://sekara08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/spektrofotometer/)

http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrofotometer

46

LAMPIRAN

y = 0.0913x - 0.0804R² = 0.9904

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

0.034 0.098 0.17 0.254 0.358 0.493 0.594 0.687 0.723 0.806

kon

sen

tras

i (p

pm

)

Absorbansi

absorbansi

Linear (absorbansi)

Grafik 4. Hubungan absorbansi dengan konsentrasi

Grafik 5. Grafik standart hubungan transmitasi dengan konsentrasi

47

Pertanyaan dan jawaban:

1. Kukuh Setya Pambudi (121100160)

Apa fungsi transmitasi dan mengapa harus mencari transmitasi

Jawab:

Fungsi transmitasi yaitu untuk membuat grafik hubungan antara volume

air dengan konsentrasi air berdasarkan transmitrasi

2. Rakky Arman (121100053)

Apa fungsi dari spektrofotometer dan sebutkan dan jelaskan bagian-

bagiannya?

Jawab:

Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur

transmitans atau absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi

panjang gelombang.

Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :

a. Sumber Cahaya

Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki

pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi

cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah

dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari

wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa,

daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 20 nanometer (nm).

48

b. Monokromator

Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan

cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang

tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).

c. Cuvet

Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai

tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat

dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi

panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai

cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat

dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat

dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).

d. Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap

cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah

cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh

penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.