View
48
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas coy
Citation preview
ASPEK HUKUM DALAM PEMBANGUNAN
( AHDP )
KEGAGALAN KONSTRUKSI DALAM BANGUNAN
DESEN PEMBIMBING:
ELIATUN, ST.MT
OLEH:
NAMA : FATHURRAHMAN
NIM : H1A113023
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2016
Berikut contoh kasus kegagalan konstruksi yang ada didunia:
1. Keruntuhan Sampoong departement store ,Korea Selatan (Juni 1995)
Sampoong departement store dibangun tahun 1987 hingga 1989. Berlokasi
di Seoul, Korea Selatan. Lokasi bangunan adalah Tempat Pembuangan Sampah
(TPA) yang dibeli oleh Sampoong Grup yang kemudian menjadikannya sebagai
lahan tempat pembangunan gedung perkantoran.
Perubahan dilakukan oleh direktur yaitu Lee Joon. Fungsi bangunan yang
semula perkantoran itu dirubah menjadi department store. Beberapa kolom
struktur dipotong sekitar 25 % agar escalator bisa dipasang. Saat kontraktor utama
menolak melakukannya, Lee memecat mereka dan menyewa kontraktor lainnya
untuk membangun bangunan tersebut. Departement Store merupakan yang
terbesar di distrik Seoul.
Bangunan dibuka untuk publik 7 Juli 1990 dengan pengunjung kira-kira
40.000 orang perhari selama 5 tahun, Bangunan ini terdiri dari sayap utara dan
selatan dan dihubungkan oleh atrium. Dikarenakan kebutuhannya bertambah,
maka lantai lima ditambahkan.
Pada tanggal 29 Juni, pukul 8 pagi, beberapa jam sebelum bangunan
tersebut runtuh, manajer Sampoong Departement Store, menerima notes di
mejanya dari karyawan jaga malam. Karyawan tersebut menulis bahwa ia
mendengar suara yang keras dari bagian atas gedung. Manajer segera mengecek
dan menemukan adanya retakan yang besar dilantai.
Departement Store yang menjadi icon kemajuan kota Seoul pada saat itu,
runtuh dalam waktu 20 detik, dengan 1.500 orang berada didalamnya. Kerugian
ditaksir $ 216 million.
Perubahan fungsi lantai lima dianggap menjadi awal mula kesalahan
pembangunan. Karena ketika makan, masyarakat Korea duduk dengan tidak
menggunakan kursi, maka pemanas ruangan ditaruh dibagian bawah lantai. Panas
yang dikeluarkan oleh pemanas ini terus menjalar ke pilar-pilar penyangga
gedung. Kemudian, getaran yang ditimbulkan oleh pendingin bangunan juga
semakin memperburuk retakan diantara pilar-pilar gedung.
Beberapa penyebab runtuhnya bangunan hasil investigasi, kondisi design dan
perkembangannya serta kronologis keruntuhan adalah:
1. Pondasi dibangun di tanah yang tidak stabil.
2. Kualitas beton di bawah standar.
3. Diameter kolom 60 cm dari seharunya 80 cm, besi tulangan terpasang
lebih kecil dari yang seharusnya.
4. Besi tulangan lantai dipasang 10 cm dari selimut beton atas dari yang
seharusnya 5 cm sehingga mengurangi kekuatan beton pelat lantai.
5. Perubahan yang dibuat kemudian, seperti pemotongan kolom hingga 25 %
dan penambahan 1 lantai diatasnya.
6. Beban yang berlebihan pada beton pelat lantai lima karena memiliki
ketebalan yang cukup besar.
7. Pemindahan unit chiller AC yang melewati daerah yang tidak mampu
untuk mendukung beban chiller yang begitu besar sehingga menimbulkan
kegagalan struktur atap.
8. Keterlambatan penanganan atas tanda-tanda awal keruntuhan gedung.
2. Runtuhnya Jembatan Mahakam II, Tenggarong (November 2011)
Jembatan yang merupakan tipe Gantung (Suspension Bridge) ini memiliki
panjang total 710 m. Keruntuhan terjadi pada tanggal 26 November 2011 sekitar
sepuluh tahun setelah diresmikan. Identifikasi penyebab keruntuhan ini
merupakan hasil investigasi yang dilakukan oleh tim LPPM UGM pada tanggal
27 November 2011 (sehari setelah kejadian) yang laporan lengkapnya dapat anda
unduh disini.
Berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa
jatuhnya truss jembatan beserta hangernya terjadi akibat kegagalan konstruksi
pada alat sambung kabel penggantung vertikal (clamps and sadle) yang
menghubungkan dengan kabel utama.
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan alat sambung ini
mengalami kegagalan diantaranya:
1. Kurang baiknya perawatan jembatan yang menyebabkan
konstruksi alat penggantung kabel vertikal tidak berfungsi dengan
baik dan tidak terdeteksi kemungkinan adanya kerusakan dini.
2. Kelelahan (fatigue) pada bahan konstruksi alat penggantung kabel
vertikal akibat kesalahan desain dalam pemilihan bahan atau sering
terjadi kelebihan beban rencana (over load) yang mempercepat
proses terjadinya degradasi kekuatan.
3. Kualitas bahan konstruksi alat sambung kabel penggantung ke
kabel utama yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan standar
perencanaan yang ditetapkan.
4. Kesalahan prosedur dalam pelaksanaan perawatan konstruksi atau
kesalahan dalam menyusun standar operasional dan perawatan
konstruksi yang direncanakan.
5. Kemungkinan terjadinya penyimpangan kaidah teknik sipil dalam
perencanaan karena seharusnya konstruksi alat penyambung
harusnya lebih kuat daripada kabel penggantung yang
disambungkan dalam kabel utama.
6. Kesalahan desain dalam menentukan jenis bahan/ material untuk
alat penyambung kabel penggantung vertikal yang dibuat dari besi
tuang/ cor (cas iron) atau kesalahan dalam menentukan jenis atau
kapasitas kekuatan alat tersebut.
3. Runtuhnya Highland Towers, Selangor Malaysia (Desember 1993)
Pada pukul 1:35 pagi waktu setempat tanggal 11 Desember 1993, salah
satu bangunan dari komplek apartement Highland Towers ambruk rata ketanah.
Komplek apartement Highland towers terdiri dari 3 blok bangunan tinggi didasar
dari sebuah bukit curam tidak jauh dari ibukota Malaysia, Kuala Lumpur.
Penyebab keruntuhan adalah dinding penahan serta sistem drainase yang buruk
dan juga maintenance yang buruk dan diperparah oleh tindakan adanya
pengembang lain yang membangun gedung di punggung bukit tepat diatas
Highland towers. Hal ini mengakibatkan lapisan tanah rentan terhadap erosi dan
pipa pipa drainase yang dibuat menghalangi akar-akar pepohonan dibukit tersebut.
Pada akhirnya hujan yang turun selama 10 hari berturut-turut membuat
tekanan yang besar pada pipa pipa drainase dibukit, pada akhirnya pipa meledak
dan menumpahkan air sehingga air mencapai kadar level berbahaya lalu mengikis
lapisan tanah yang berimbas pada longsor yang menerjang dan meruntuhkan
dinding pelindung di kaki bukit.
Seratus ribu meter persegi lumpur menerjang blok bangunan I dan
menerjang maju serta membuat fondasi bangunan tersebut amblas, Setelah
peristiwa itu, Blok II dan III para penghuninya dievakuasi dan selanjutnya mereka
meninggalkan apartement tersebut yang hingga kini masih berdiri sebagai saksi
bisu atas peristiwa kelalaian manusia.
4. Rana Plaza,Bangladesh (April 2013)
Pada tanggal 24 April 2013, tepat pukul 08.30 waktu setempat terjadi
peristiwa runtuhnya sebuah gedung berlantai delapan di Kecamatan Savar dekat
Dhaka, Savar berjarak 30 km dari ibu kota negara yakni Dhaka. Gedung ini terdiri
dari pabrik pakaian, bank dan sejumlah toko. Bagian belakang gedung digunakan
sebagai pabrik garmen dan pusat perbelanjaan Rana Plaza, dan dalam waktu
sekejap seluruh bangunan kecuali pilar utama dan beberapa bagian di dinding
depan ambruk peristiwa tersebut diiringi dengan jerit histeris yang melanda. Ini
merupakan peristiwa keruntuhan yang paling serius dalam sejarah Bangladesh.
Pihak pemerintah mengungkapkan bahwa telah ditemukan keretakan dalam
bangunan gedung sehari sebelum kejadian yakni pada tanggal 23 April 2013, saat
itu pemerintah langsung melarang warga untuk keluar masuk gedung tersebut
dikarenakan gedung itu sudah tidak aman. Retakan itu memicu kepanikan yang
membuat para pekerja bergegas meninggalkan bangunan itu, hal tersebut
menyebabkan 10 orang terluka. Akan tetapi pemilik pabrik pakaian tidak
menghiraukan larangan dari pemerintah dan tetap meminta para pekerja bekerja
seperti biasa secara paksa.
Bangladesh merupakan industri pakaian terbesar kedua di dunia. Pabrik
garmen (Rana Plaza) milik Mohammed Sohel Rana. Bangunan pabrik tidak
dibangun sesuai dengan peraturan yang ada dan tanpa izin, sehingga tingkat
keamanan penggunaan pabrik tersebut sangat rendah. Pemilik ditangkap karena
diduga mendukung anaknya yang memaksa orang bekerja di gedung yang
berbahaya. Polisi pun juga telah menangkap dua teknisi pabrik garmen, keduanya
ditangkap dengan tuduhan mengabaikan peringatan pihak pemerintahan yang
telah meminta pemilik pabrik untuk melarang karyawan masuk sehari sebelum
kejadian runtuhnya gedung.
Beberapa penyebab Runtuhnya Rana Plaza
1. Desain gedung yang tidak aman
2. Tidak dihiraukannya peringatan mengenai kondisi keselamatan yang
diumumkan oleh pemerintahan setempat
3. Beban gedung terlalu besar
4. Pembebanan tenaga kerja yang terlalu besar
5. Bendungan Teton ,Idaho Amerika Serikat (Juni 1976)
Bendungan Teton adalah bendungan tanah federal yang dibangun di
Sungai Teton ditenggara Idaho, bendungan ini dibangun di antara kabupaten
Fremont dan Madison, AS. Pada saatdiisi untuk yang pertamakalinya, runoff
(limpasan) musim semi hampir memenuhi kapasitasreservoir baru, dengan
kedalaman maksimum 240 kaki (73 m). bendungan ini mengalami
kegagalantepatnya pada tanggal 5 Juni 1976. Runtuhnya bendungan
mengakibatkan kematian 11 orang dibeberapa kota kecil yang tersapu air dan
13.000 ekor sapi. Sampai saat ini bendungan belum dibangunkembali.
Penyebap adalah konstruksi bendungan yang buruk telah menyebabkan
pengikisan pada bendungan. Studi lingkunganbendungan dan struktur
menempatkan kesalahan pada keruntuhan permeable loss soil digunakandalam inti
dan riolit pecah-pecah (cracked) di dasar bendungan yang memungkinkan air
untuk meresap ke bawah bendungan. Loss permeabel didapati menjadi retak. Maka
gabungan dari kedua kekurangan tersebut memungkinkan air untuk merembes melalui
bendungan dan menyebabkan erosi internal, yang disebut pipa, yang akhirnya
menyebabkan keruntuhan bendungan itu.
6. Royal Place Hotel, Nakhon Rachasima Thailand (Agustus 1993 )
Pada pukul 10 pagi 13 Agustus 1993, sebuah hotel mewah berlantai 6
runtuh hanya dalam waktu kurang dari 10 detik, berarti tiap lantainya sekitar 1.6
detik. Tragisnya 137 jiwa menjadi korban dan 227 orang cedera dalam peristiwa
runtuhnya hotel tersebut. Imbas dari peristiwa ini polisi menahan pemilik hotel,
arsitek serta insinyur yang menangani pembuatan hotel tersebut,
Penyebab utama runtuhnya hotel mewah ini adalah karena kelebihan
beban sebab pengelola melakukan penambahan lantai pada gedung tersebut tanpa
memperkuat kolom dan pondasi yang mengakibatkan struktur tidak mampu
menahan beban puncak. dan tidak mempertimbangkan kekuatan stabilitas struktur dan
tanah. selain itu di bagian atap juga digunakan sebagai tempat penampungan air
dalam jumlah besar.