Upload
luthfi-fadly
View
113
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
farmakologi
Citation preview
FARMAKOLOGI
1. Definisi
Farmakologi (farmakon = obat, logos = ilmu). Semula farmakologi mencakup semua ilmu
yang berhubungan dengan obat. Dengan definisi sebagai berikut : ilmu yang mempelajari
sejarah, asal usul obat, sifat fisik dan kimiawi, cara mencampur dan membuat obat, efek terhadap
fungsi biokimiawi dan faal, cara kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi dan ekskresi,
penggunaan dalam klinik dan efek toksiknya.
SUMBER Tanu, Ian. Farmakologi dan Terapi. Ed 2. Jakarta : Bagian Farmakologi FKUI, 1980;1
Dalam arti luas farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup,
lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam ilmu kedokteran senyawa tersebut disebut
obat, dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat.
Karena itu dikatakan farmakologi merupakan seni menimbang (the art of weighing).
SUMBER Setiawati A, Suyatna.F.D, Gan S. Farmakologi dan Terapi. Ed 5. Jakarta :
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, 2007;1
2. Cabang-cabang ilmu dalam lingkup farmakologi
Farmakognosi, ilmu yang mempelajari bentuk makroskopik dan mikroskopik
berbagai tumbuh-tumbuhan, dan organisme lainnya yang dapat digunakan dalam
pengobatan.
Farmasi, ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur dan formulasi obat.
Farmakokinetik, ilmu yang mempelajari absorpsi, distribusi, metabolisme
(biotransformasi) dan ekskresi obat.
Farmakodinamik, ilmu yang mempelajari cara kerja obat, efek obat terhadap
fungsi berbagai organ dan pengaruh obat terhadap reaksi biokimia dan struktur
organ.
Farmakoterapi, ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk menyembuhkan
penyakit.
Toksikologi, ilmu yang mempelajari keracunan oleh berbagai zat kimia, terutama
obat.
3. Farmakokinetik
1. Absorpsi
Penting dalam menentukan efek obat
Dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti, sifat fisik, kimia, bentuk serta
formulasi obat.
Melalui saluran cerna, dengan per oral biasanya lebih mudah, aman dan
ekonomis namun dapat membentuk kompleks dengan makanan sehingga lebih
sukar untuk diabsorpsi. Kecepatan absorpsi obat yang berbentuk tablet
tergantung kecepatan desintegrasi dan melarutnya bahan obat. Obat yang
nonpoler yaitu larut lemak lebih cepat diabsorpsi dibandingkan yang poler.
Selain per oral, pemberian obat juga dapat dilakukan secara sublingual dan
rektal.
Melalui suntikan (parenteral), pemberian obat melalui cara ini memberikan
efek yang timbul cepat dan teratur, tidak lebih dulu mengalami
biotransformasi di hati, dan berguna dalam keadaan darurat. Namun, dengan
cara ini, adanya bahaya infeksi serum, terutama serum hepatitis.
Melalui endotel paru-paru, cara pemberian obat ini umumnya untuk obat
yang berbentuk gas atau cairan yang mudah menguap. Keuntungannya,
absorpsi cepat, terutama pada penyakit paru-paru. Kerugiannya,
membutuhkan alat khusus dan metode yang sulit.
Melalui topikal pada kulit, jarang untuk mendapat efek sitemik. Pada
umumnya, ditemukan dalam bentuk salep dan digunakan dalam berbagai
penyakit kulit.
2. Distribusi
Obat yang diserap akan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Pada
beberapa tempat terjadi kumulasi selektif oleh obat yang berdistribusi tersebut, sehingga
membentuk gudang obat. Ada beberapa tempat pada jaringan dan organ yang menjadi gudang
obat seperti pada protein plasma terutama albumin, jaringan ikat dan jaringan lemak, tulang serta
organ tertentu lainnya.
3. Biotransformasi
Dilakukan oleh enzim mikrosom di retikulum endoplasma sel hepar. Di hati, hasil
metabolit diubah menjadi lebih polar supaya mudah diekskresi.
Reaksi biokimia yang terjadi dapat secara sintetik yang membutuhkan energi serta
menghasilkan metabolit yang inaktif dan secara non sintetik yang tidak membutuhkan energi
contohnya reduksi, oksidasi dan hidrolisis.
4. Ekskresi
Obat dikeluarkan dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau diubah dalam bentuk
asalnya. Biasanya dikeluarkan melalui ginjal, ada juga yang bersama tinja, empedu, paru-paru,
bersama air susu dan keringat.
4. Farmakodinamik
1. Mekanisme kerja obat
Gambaran mekanisme kerja obat dan efeknya :
O+R OR efek
Akibat langsung penggabungan molekul obat (O) dengan suatu reseptor (R) setelah kompleks
OR terbentuk, akan terjadi reaksi rantai lebih lanjut, akan terjadi perubahan fungsi organ tertentu
dan menghasilkan efek.
Reseptor obat merupakan makromolekul yang bergabung dengan obat, dan penggabungan ini
merupakan reaksi permulaan dalam suatu rangkaian reaksi yang pada akhirnya menimbulkan
efek.
Hubungan struktur dan aktivitas. Mempelajari hubungan antara struktur obat dan aktivitasnya.
Pengertian ini banyak membantu untuk lebih mengerti cara kerja obat dan mengenal sifat
reseptor.
2. Efek obat
Efek obat pada umumnya terlihat sebagai perubahan intensitas faal organ tertentu atau reaksi
biokimianya.
Obat golongan farmakodinamik bekerja dengan mempengaruhi faal organ dan dalam hal ini
pengaruhnya bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif.
Dalam mempelajari efek obat harus diperhatikan faktor-faktor penting yang mempengaruhinya
yaitu (1) waktu efek obat dan (2) hubungan dosis dengan intensitas obat.
Untuk menetapkan efek terapi yang diinginkan perlu diberikan dosis yang tepat. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhinya :
Berat badan pasien
Umur
Kelamin
Cara pemberian
Saat pemberian
Kecepatan biotransformasi dan ekskresi obat
Faktor genetik
Interaksi obat
Variasi biologik
SUMBER Tanu, Ian. Farmakologi dan Terapi. Ed 2. Jakarta : Bagian Farmakologi FKUI,
1980;1-7