Upload
dodien
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA REMAJA TERLANTAR
YANG ORANGTUANYA LENGKAP DAN YANG TIDAK LENGKAP
DI PANTI REHABILITASI SOSIAL KUMUDA
PUTRA PUTRI MAGELANG
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat sarjana S-1
Diajukan Oleh :
DINARLIN FENI NUGRAHENI
J500 090 073
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA REMAJA TERLANTAR
YANG ORANGTUANYA LENGKAP DAN YANG TIDAK LENGKAP DI
PANTI REHABILITASI SOSIAL KUMUDA
PUTRA PUTRI MAGELANG
Dinarlin, Rh. Budhi M, Sulistyani
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta/ Panti
Rehabilitasi Sosial Kumuda Putra Putri Magelang.
Abstrak
Latar belakang : Tumbuh kembang remaja memerlukan kasih sayang, perhatian,
pendidikan, pembinaan yang bersifat kejiwaan yang dapat diberikan orangtua.
Gangguan dalam keutuhan keluarga mengakibatkan terganggunya tumbuh
kembang dan beresiko mengalami depresi.
Tujuan Penelitian : Mengetahui perbedaan tingkat depresi antara remaja terlantar
yang orangtuanya lengkap dan yang tidak lengkap di Panti Rehabilitasi Sosial
Kumuda Putra Putri Magelang.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah purposive
sampling dengan metode random sampling, sehingga dari data primer sebanyak
140 sampel diperoleh data yang dapat dianalisis sebanyak 116 sampel. Data
kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-square melalui SPSS 17.0 for windows.
Hasil penelitian : Dari uji beda Chi-square di dapatkan p= 0,000 (p= < 0,05)
maka HO ditolak dan HI dapat diterima, sehingga dapat disimpulkan secara
statistik bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi antara remaja terlantar yang
orangtuanya lengkap dan yang tidak lengkap di Panti Rehabilitasi Sosial Kumuda
Putra Putri Magelang.
Saran : Memberikan perhatian lebih pada remaja terlantar dari segi fisik maupun
psikologis.
Kata kunci : remaja terlantar, orangtua lengkap, tingkat depresi.
THE DIFFERENCE LEVEL OF DEPRESSION BETWEEN THE
DISPLACED YOUTH WHOSE PARENTS COMPLETE AND
INCOMPLETE IN “KUMUDA PUTRA PUTRI MAGELANG”
SOCIAL REHABILITATION
Dinarlin, Rh. Budhi M, Sulistyani
Faculty of Medicine Muhammadiyah University of Surakarta/”Kumuda
Putra Putri Magelang” Social Rehabilitation
Abstract
Background : Growing teens need love, care, education and psychological
coaching from parents in the life of family. Disruptions in the integrity of the
family risk of depression.
Purpose: To identify the differences in rates of depression between the displaced
youth whose parents complete and incomplete in “Kumuda Putra Putri Magelang”
Social Rehabilitation.
Method: This research used observational analytic with cross-sectional study.
The sampling technique was purposive sampling with a random sampling method,
so that from a sample of 140 primary data obtained data that can be analyzed as
much as 116 samples. Data was analyzed using Chi-square test with SPSS 17.0
for windows.
Result: The results used Chi-square test showed that p= 0,000 (p= <0,05) and the
conclusion that ejected H0 and accepted H1. Thus it can be concluded that there
us a statistically significant difference in rates of depression among displaced
youth whose parents complete and incomplete in “Kumuda Putra Putri Magelang”
Social Rehabilitation.
Suggestion: This research has a result to pay more attention to the displaced
youth from the physical or psychological.
Key words:.displaced youth, parents complete, the level of depression
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tumbuh kembang remaja memerlukan pembinaan yang bersifat kejiwaan
yang dapat diberikan orang tua (Hawari,1999).
Kenyataan dalam masyarakat terdapat keluarga, penyandang masalah
kesejahteraan sosial, sehingga dapat mengakibatkan keterlantaran pada anak
termasuk remaja (Rehsos), 2012).
Jumlah anak terlantar di Indonesia mencapai 4,8 juta jiwa. Salah satu panti
rehabilitasi sosial adalah Panti Rehabilitasi Sosial Kumuda Putra Putri
Magelang. Panti ini mengasuh 140 anak terlantar yang masih mempunyai
orangtua lengkap maupun orangtua tidak lengkap (Sugondo (komunikasi
personal, 26 februari, 2012)).
Seorang anak yang tidak mendapatkan afeksi (deprivasi emosional) dalam
perkembangan selanjutnya akan mengalami kepribadian depresi (Hawari,
1999). Depresi adalah suatu gangguan jiwa dengan gejala utama sedih
(Ardjana, 2007).
Keterbatasan sumber daya dan kurangnya staf yang dimiliki panti asuhan
atau panti rehabilitasi sosial mempengaruhi kualitas pengasuhan dan pelayanan
yang diberikan (Sudrajat, 2008).
B. Perumusan Masalah
Adakah perbedaan tingkat depresi antara remaja terlantar yang orangtuanya
lengkap dan yang tidak lengkap.
C. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara tingkat depresi remaja
terlantar yang orangtuanya lengkap dan yang tidak lengkap
TINJAUAN PUSTAKA
A. Depresi
Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih (Ardjana,
2007).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa 17% pasien yang
berobat ke dokter adalah pasien depresi dengan prevalensi depresi pada
populasi manusia dunia adalah 3% (Hawari, 2011).
Prevalensi gangguan depresi utama pada remaja adalah sekitar 5% (Irwin
& Ryan, 2006).
B. Remaja Terlantar
Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun ditandai dengan
perubahan biologis, psikologis dan sosial yang mempengaruhi dari awal hingga
akhir masa remaja (Irwin dan Ryan, 2006).
Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002
tentang perlindungan anak, menyebutkan bahwa anak terlantar adalah anak
yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar baik fisik, mental, spiritual
maupun sosial. Anak terlantar dipelihara oleh Negara dengan cara adanya
panti-panti yang khusus menangani masalah anak terlantar (Rehsos, 2012).
C. Keluarga
Menurut Yazid (2010), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya yang hidup bersama dengan keterikatan emosional.
D. Hubungan depresi antara remaja terlantar yang orangtuanya lengkap dan
yang tidak lengkap
Penelantaran pada anak dapat mengakibatkan perilaku menyimpang
seperti berperilaku kasar dan depresi (Ardjana, 2007). Faktor yang
menyebabkan anak menjadi terlantar adalah faktor kondisi ekonomi rendah dan
broken home atau disfungsi keluarga (Tambunan, 2011).
Anak yang tinggal dalam keluarga miskin menghadapi tantangan yang
pervasif terhadap kesehatan dan perkembangan. Pengaruh kemiskinan dapat
diimbangi oleh faktor penyangga. Kemampuan tersebut penting untuk
kelangsungan hidup dan perkembangan anak (Kohlenberg & Zuckerman,
2006).
Perceraian berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak
(Maramis, 2009). Anak yang memiliki orangtua yang penuh kasih sayang
cenderung untuk baik-baik saja karena adanya hubungan secara emosional
(Bauman & Stein, 2006).
Kematian orangtua dalam masa anak dan remaja berhubungan dengan efek
yang merugikan seperti depresi (Kaplan & Saddock, 2010).
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian adalah Panti Rehabilitasi Sosial Kumuda Putra Putri
Magelang dan waktu penelitian adalah pada tanggal 4 - 8 September 2012
C. Populasi Penelitian
Semua remaja putra dan putri di Panti Rehabilitasi Sosial Kumuda Putra
Putri Magelang pada bulan September 2012.
D. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah remaja putra dan
putrid di Panti Rehabilitasi Sosial Kumuda Putra Putri Magelang pada bulan
September 2012. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling
dengan metode random sampling. Menurut Notoatmojo (2010),dapat
menggunakan formula yang lebih sederhana sehingga jumlah sampel yang
dibutuhkan adalah 58 orang untuk masing-masing kelompok penelitian.
D. Kriteria Restriksi
Kriteria Inklusinya adalah Remaja yang terdaftar di Panti Rehabilitasi
Sosial, Bersedia menjadi responden, Usia : 13-15 tahun, Pendidikan Minimal
SMP.
E. Variabel Penelitian
Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah remaja dengan orangtua
lengkap dan remaja dengan orangtua tidak lengkap, Variabel Terikatnya adalah
tingkat depresi, dan Variabel perancunya adalah usia anak saat perceraian,
usia anak saat kematian orang tua, faktor penyandang dana, hubungan anak
dengan orangtua, jenis kelamin, karakteristik bawaan.
F. Definisi Operasional Variabel
1. Remaja dengan orangtua lengkap dan remaja dengan orangtua tidak lengkap
Remaja dengan orangtua lengkap adalah remaja yang kedua orangtuanya
masih hidup namun karena suatu sebab orangtua melalaikan kewajibannya.
Remaja dengan orangtua tidak lengkap adalah remaja dengan salah satu
atau kedua orangtua telah meninggal dunia.
2. Tingkat depresi
Tingkat depresi pada remaja yang orangtuanya lengkap dan yang tidak
lengkap di Panti Rehabilitasi Sosial Kumuda Putra Putri Magelang pada
bulan September 2012.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen lembar persetujuan dan data diri, Skala Inventori L-MMPI (Lie
Scale Minnesota Multiphasic Personality Inventory) dan Kuesioner BDI (Beck
Depression Inventory)
H. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan
uji chi-square dan diolah dengan menggunakan Statistical Product and
ServiSolution (SPSS) 17 for windows.
PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Data penelitian diambil secara primer dengan cara menyebarkan kuesioner
pada populasi penelitian yang berjumlah 140 orang, kemudian di pilih sesuai
kriteria inklusi dan pengambilan sampel dengan metode random sampling,
sehingga memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 116 orang.
Tabel IV.1 Karakteristik Subyek Penelitian
Berdasarkan tabel IV.1 dari segi jenis kelamin responden, persentase laki-
laki maupun perempuan memiliki jumlah yang hampir sama, artinya pada
penelitian ini tidak membeda-bedakan antara jenis kelamin.
Tabel IV.2 Karakteristik subjek penelitian
Status Keterlantaran N %
Orangtua lengkap Sosial ekonomi 32 27,6
Perceraian 26 22,4
Orangtua tidak lengkap Yatim 23 19,8
Piatu 15 12,9
Yatim piatu 20 17,2
Total 116 100
Dari tabel IV.2 terlihat bahwa dari segi status keterlantaran, persentase status
keterlantaran memiliki jumlah yang hampir sama, artinya dengan adanya jumlah
sampel yang hampir sama pada masing-masing kelompok penelitian maka
diharapkan akan didapatkan hasil yang tidak timpang untuk dinilai.
Status
Keterlantaran
Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan
n % N % N %
Orangtua
lengkap 28 48,3 30 51,7 58 50
Orangtua
tidak lengkap 28 48,3 30 51,7 58 50
Total 116 100
Tabel IV.3 Data tabel uji chi square
Tabel IV.3 memperlihatkan responden yang orangtuanya lengkap yang depresi
sebanyak 6 orang ( 10,3 %) dan yang tidak depresi sebanyak 52 orang (89,7 %),
dengan keseluruhan responden sebanyak 58 orang. Sedangkan responden yang
orangtuanya tidak lengkap yang depresi sebanyak 50 orang (86,2 %) dan yang
tidak depresi sebanyak 8 orang ( 13,8 %) dengan jumlah keseluruhan responden
sebanyak 58 orang. Jadi, dengan adanya jumlah sampel yang sama pada masing-
masing kelompok penelitian maka diharapkan akan didapatkan hasil yang fair
atau tidak timpang sebelah sehingga data hasil penelitian ini valid untuk dinilai
Uji beda chi-square dengan menggunakan program SPSS 17 diperoleh nilai
probabilitas (p) sebesar 0,000 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat
disimpulkan secara statistik bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi antara
remaja terlantar yang orangtuanya lengkap dan yang tidak lengkap di Panti
Rehabilitasi Sosial Kumuda Putra Putri Magelang.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil sesuai dengan landasan teori dan
pada uji hipotesis didapatkan perbedaan tingkat depresi antara remaja yang
orangtuanya lengkap dan yang tidak lengkap. Menurut Kaplan & Saddock
(2010) Kematian orangtua pada masa anak dan remaja berhubungan dengan efek
yang merugikan seperti peningkatan masalah emosional di masa datang
khususnya kerentanan terhadap depresi.
Status
Keterlantaran
Tingkat depresi Total
P Depresi Tidak depresi
N % n % N %
Orangtua
lengkap 6 10,3 52 89,7 58 100
0,000 Orangtua tidak
lengkap 50 86,2 8 13,8 58 100
Dari penelitian ini, 32 responden dengan kondisi sosial ekonomi rendah, 2
responden (6,3 %) mengalami depresi. Hal tersebut tidak sesuai dengan
pernyataan Ardjana (2010) bahwa remaja dengan kondisi ekonomi rendah
cenderung memiliki gejala depresi daripada remaja dengan kondisi ekonomi
tinggi. Menurut Kohlenberg & Zuckerman (2006) pengaruh kemiskinan dalam
keluarga dapat diimbangi oleh faktor penyangga individu, bantuan dari
pemerintah dan masyarakat yang memberikan perlindungan. Kemampuan tersebut
sangat penting untuk kelangsungan hidup dan perkembangan anak.
Dari penelitian ini mendapatkan hasil bahwa dari 26 responden dengan status
orangtua yang telah bercerai, 4 responden (15, 9 %) mengalami depresi. Hal
tersebut sesuai dengan temuan Bauman & Stein (2006) bahwa Perceraian
memberikan dampak yang menyakitkan pada anak. Hasil riset melaporkan bahwa
anak yang memiliki orangtua yang sangat mendukung, pengertian dan penuh
kasih sayang cenderung untuk baik-baik saja karena adanya hubungan secara
emosional dengan orangtua.
Perceraian tidak selalu mengakibatkan dampak negatif disisi lain ada dampak
positif manakala remaja memiliki visi dan misi kedepan bahwa kehidupan masa
lalu orangtuanya patut dijadikan pelajaran untuk tercapainya masa depan yang
lebih baik (Munariyah, 2010).
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan tingkat depresi yang bermakna antara remaja terlantar
yang orangtuanya lengkap dan yang tidak lengkap di Panti Rehabilitasi
Sosial Kumuda Putra Putri Magelang
2. Remaja terlantar yang orangtuanya tidak lengkap lebih depresi daripada
remaja terlantar yang orangtuanya lengkap di Panti Rehabilitasi Sosial
Kumuda Putra Putri Magelang.
B. Saran
1. Bagi remaja terlantar agar lebih mandiri dari segi fisik dan psikologis agar
mudah beradaptasi dengan keadaan kondisi keluarga dan terdorong untuk
terus berprestasi
2. Perlu adanya bimbingan bagi remaja terlantar dalam menghadapi depresi
khususnya pada remaja terlantar dengan orangtua tidak lengkap.
3. Perlu diberikan perhatian, kasih sayang, pendidikan, pembinaan yang
bersifat kejiwaan pada remaja terlantar yang berguna untuk menghadapi
terjadinya depresi pada remaja terlantar.
4. Perlu diberikan pelatihan kepada remaja terlantar sesuai minat dan bakat
agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.
5. Bagi pemerintah, sebaiknya memberikan penyuluhan dan bekal pengetahuan
pada staf di panti rehabilitasi sosial untuk memperbaiki pengasuhan dan
pelayanan sehingga kebutuhan emosional anak lebih terpenuhi.
6. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang juga turut
mempengaruhi tingkat depresi pada remaja terlantar dengan pengambilan
data yang lebih akurat dan dengan jumlah subjek yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan terjemahnya. 1998. Semarang: PT karya toha putra
Al Hadist. 2011. Yogyakarta: Lingkar media
Ardjana, I gusti ayu endah., 2007. Depresi pada remaja.Dalam: Tumbuh Kembang
Remaja dan PermasalahannyaJakarta: CV. Sagung pp 219-228
Arijanto, Iwan., 2008. Derajat depresi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
pada orangtua anak berkebutuhan khusus di komunitas percik insani
Bandung. Isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/102083947.pdf (15 Juni 2012)
Bauman, L.J.,Stein, R.E., 2006. Masalah Psikososial dalam Keluarga
Kontemporer dan Kehidupan Masyarakat. Dalam : Buku Ajar Pediatri
Rudolph. Ed 20. Jakarta: EGC pp 207
Berger, Fred K., 2010. Adolescent depression.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001518.htm(18Maret 2012)
Bhatia, Sashi K., 2007. Chillhood and adolescent depression.
http://www.aafp.org/afp/2007/0101/p73.html (18 Maret 2012)
Dahlan, M Sopiyudin., 2009. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Ed 4.
Jakarta: Salemba medika pp 125
DepKes RI., 1993. Pedoman dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III).
Direktorat Kesehatan Jiwa DepKes RI.
DepKes RI., 2004. Pedoman kesehatan Jiwa Remaja (Pegangan Bagi dokter
Puskesmas).
www.depkes.go.id/downloads/pedoman%20Kesehatan%20Jiwa%20Remaja.
pdf (23 november 2012)
DepSos RI., 2008. Pusat data dan Informasi kemiskinan DepSos RI.
http://kfm.depsos.go.id/mod.php?mod=userpage&page_id=3(15 Maret 2012)
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Republik Indonesia., 2012.
http://rehsos.depsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=
5 (17 maret 2012)
Fitrikasari, Alifiati., 2003. Determinan depresi pada anak remaja studi pada panti
asuhan SOS desa Taruna Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/12313/1/2003PPDS2909.pdf (30 Juni 2012)
Forman, M.A.,Dalton,R., 2000. Perpisahan dan Kematian. Dalam: Ilmu
Kesehatan Anak Nelson. Ed 15. Jakarta: EGC pp 140
Hawari, Dadang., 1999. Al-Qur’an Ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan Jiwa.
Yogyakarta: PT Dana bhakti prima yasa pp 199-214
Hawari, Dadang., 2008. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI pp 85-92
Irwin, C.E.Jr.,Ryan, S.A., 2006. Pasien Remaja. Dalam : Buku Ajar Pediatri
Rudolph. Ed 20. Jakarta: EGC pp 42-9
Iskandar, Y., 2008. Tes Bakat, Minat, Sikap, dan Personaliti MMPI-DG. Cetakan
ke-8. Jakarta : Dharma Draha Group
Ismail,R.I.,Siste,K., 2010. Gangguan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Jellinek, Michael., 2006. Perpecahan Keluarga, Perceraian dan Perkawinan lagi.
Dalam: Buku Ajar Pediatri Rudolph. Ed 20. Jakarta: EGC pp 220-21
Jones, David butler., 2011.Depression.Public healt agency of Canada.
http://www.phac-aspc.gc.ca/cd-mc/mi-mm/depression-eng.php (30 Juni 2012)
Kaplan, H.I.,Sadock,B.J., 2010. Sinopsis Psikiatri. Tangerang: Binarupa Aksara
pp 89
Kolenberg, T,M.,Zuckerman, B.S., 2006. Kemiskinan, Tunawisma dan
Disorganisasi Sosial. Dalam: Buku Ajar Pediatri Rudolph. Ed 20. Jakarta:
EGC pp 227
Maramis,W.F., 2009. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Pusat penerbitan
dan percetakan UNAIR pp 166
Mc.Carty C. A., 2008. Adolescent School Failure Predicts Depression among
Girls. J Adolesc Health. 43 (2): 180-7
Munariyah., 2010. Dampak Perceraian Terhadap kepribadian Remaja (Studi
Kasus di Desa Plembutan Kecamatan Playen Gunung Kidul).
http://digilib.uin-suka.ac.id/4522/ ( 23 November 2012)
Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Rusmil, Kusnandi., 2007. Kekerasan dan Penelantaran terhadap Remaja. Dalam:
Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: EGC pp 257
Puri,B.Ket al., 2011. Buku ajar psikiatri. Jakarta : EGC pp 167
Sadock, BJ., Sadock, V.A., 2010. Kaplan & Sadock’s Buku Ajar Psikiatri
Klinis.Ed 2. Jakarta: EGC pp 631
Santrock, John W., 2002. Dampak Perceraian terhadap Anak. http://pa-
selong.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=74%3Adamp
ak-perceraian-terhadap-anak&catid=43%3Aartikel&Itemid=45 (23 november
2012
Sastroasmoro,S., 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.2th ed. Jakarta:
CV Sagung seto
Save, M. D. (2002). Psikologi keluarga. Jakarta: Cipta Jakarta
Setyawati Y., 2010. Waspada Bahaya Depresi pada Anak dan Remaja.
http://medicastore.com/health/7/WaspadaBahaya%20DepresiPadaAnakdan%
20Remaja.html (23 November 2012)
Soetjiningsih., 2007, Pertumbuhan somatik pada remaja.Dalam:Tumbuh Kembang
Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung seto pp 1-14
Sudrajat, Tata., 2008. Kurangnya Pengasuhan di Panti Asuhan.
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=674 (21
juli 2012)
Sulastriani,Ria., 2010. Kemandirian remaja akhir puteri pasca kematian ayah.
Guna dharma library. http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/05184.pdf
(7Juni 2012)
Tambunan, M.L., 2011. Pemberdayaan Anak Jalanan dan Anak Terlantar oleh
Yayasan Simpang Tiga di Medan. USU library.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25364/3/Chapter%20II.pdf (3
Juni 2012)
Taufiqurohman, M.A., 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu
Kesehatan. Klaten: CSGF (the Community of Sefl Help Group Forum)
Tomb, D.A., 2003, Gangguan Mood. Buku Saku Psikiatri. Ed. 6. Jakarta: EGC pp
47-65 Undang-Undang Republik Indonesia.Nomer 23 tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:Hgy1dPRszX4J:www.kpai.go.
id/publikasi-mainmenu-33/download/doc_download/12-uu-tentang-
perlindungan-anak.html (3 Juni 2012)
Yazid,B., 2010. Konsep Keluarga. USU digital Library.Pp : 1
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17030/4/Chapter%20II.pdf
(1 Juni 2011)