Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ii
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
PETANI CENGKEH DI KECAMATAN TEUPAH BARAT
KABUPATEN SIMEULUE
SKRIPSI
OLEH:
CANDRA IRAWAN
NIM : 11C20101020
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2016
iv
ABSTRAK
Candra Irawan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Poduksi Petani Cengkeh Di
Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue. Di bawah Bimbingan Bapak
Yoyon Safrianto.SE., M.Si.dan Bapak Said Mahdani. S.E. M.Si. Ak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang mempengaruhi Produksi
Cengkeh Di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue. Data yang diperoleh
yaitu dari kantor Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Simeulue dan
kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Simeulue Kantor Camat
Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue Dan Penelitian Lapangan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis secara kuantitatif dengan
menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, Analisis Korelasi dan Koefisien
Determinasi.
Koefisien korelasi (X) yang diperoleh adalah R = 0.905a secara positif
menjelaskan terdapat hubungan yang kuat antara luas lahan (X1), modal (X2),
tenaga kerja (X3) dan produksi (Y) dengan keeratan hubungan 90.5 persen
terhadap variabel produksi cengkeh Di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten
Simeulue. Berdasarkan hasil analisa pengaruh luas lahan (X1), modal (X2), tenaga
kerja (X3) Terhadap produksi petani cengkeh (Y) diperoleh nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0.819 yang berarti bahwa produksi petani Di Kecamatan
Teupah Barat Kabupaten Simeulue 81,9 persen dipengaruhi oleh variabel luas
lahan, modal, tenaga kerja, Sedangkan sisanya sebesar 18,1 persen yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model ini.
Hasil pengujian untuk variabel luas lahan nilai thitung sebesar 5.419 lebih
besar dari t-tabel sebesar 2.014 Artinya secara parsial variabel luas lahan
berpengaruh terhadap produksi petani cengkeh Di Kecamatan Teupah Barat
Kabupaten Simeulue. Untuk variabel jumlah Tenaga Kerja nilai thitung sebesar
2.162 lebih besar dari t-tabel 2.014 Artinya secara parsial variabel jumlah modal
berpengaruh terhadap produksi petani cengkeh Di Kecamatan Teupah Barat
Kabupaten Simeulue. Untuk variabel jumlah Modal nilai thitung sebesar 3.351 lebih
besar dari t-tabel 2.014 Artinya secara parsial variabel jumlah tenaga kerja
berpengaruh terhadap produksi petani Cengkeh Di Kecamatan Teupah Barat
Kabupaten Simeulue.
Hasil pengujian secara Simultan (bersama-sama) nilai Fhitung sebesar
66.417 lebih besar dari pada Ftabel sebesar 2.18 pada tingkat nyata α= 0,00 (derajat
signifikan maka variabel Luas Lahan (X1), Tenaga Kerja (X2), Modal (X3) dan
jumlah Produksi (Y) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
produksi cengkeh Di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
Kata Kunci : Produksi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal.
v
LEMBAR PENGESAHAN PEMIMBING
Judul Skripsi : FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI PETANI CENGKEH
DI KECAMATAN TEUPAH BARAT
KABUPATEN SIMEULUE
Nama : CANDRA IRAWAN
Nim : 11C20101120
Program Studi : Ekonomi Pembangunan ( EKP )
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
YOYON SAFRIANTO, SE., M.Si SAID MAHDANI, SE, M.Si. Ak
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Dr. Ishak Hasan, M.Si Yasrizal, M.Si
vi
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi/Tugas akhir dengan judul
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
PETANI CENGKEH DI KECAMATAN TEUPAH BARAT
KABUPATEN SIMEULUE
Yang disusun oleh : CANDRA IRAWAN
Nim : 11C20101120
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 27 September
2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
No. Nama Penguji Tanda Tangan
1. Dr. ISHAK HASAN, M.Si (..........................................)
( Ketua Penguji )
2. YOYON SAFRIANTO, SE., M.Si (...........................................)
( Anggota Penguji I )
3. SAID MAHDANI, SE., M.Si. Ak (...........................................)
( Anggota Penguji II )
4. CICI DARMAYANTI, SE.,M.Si (...........................................)
( Anggota Penguji III )
Alue Peunyareng, 27 September 2016
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Yasrizal, SE., M.Si
vii
PERNYATAAN
Saya bertanda tanggan dibawah ini :
Nama : CANDRA IRAWAN
Nim : 11C20101120
Dengan ini menyatakan sesungunya bahwa dalam skripsi adalah hasil
karya saya dan tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi,
tesis disertasi, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tampa saya
sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penciplakan .
sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat reproduksi karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan seolah – olah
karya asli saya sendiri. Apabila ternyata dalam skripsi saya terdapat bagian –
bagian yang memenmuhi unsur penciplakan maka saya menyatakan kesediaan
untuk dibatal sebagian atau seluruh hak gelar kesarjanaan saya demikian surat
pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Meulaboh, 27 Sepetember 2016
Saya yang membuat pernyataan
Candra Irawan
11C20101120
Materai
6.000
viii
RIWAYAT HIDUP
Nama : Candra Irawan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tanggal lahir : Maudil, 20Agustus 1992
Agama : Islam
Alamat Rumah : Desa Maudil, Kecamatan. Teupah Barat,
Kabupaten. Simeulue
No. Hp : 085361521968
Nama Orang Tua
Ayah : Ramli.Jm
Ibu : Mariani.Ms
Pendidikan Formal
SD (2000-2005) : SDN 6 Teupah Barat.
SMP (2005-2008) : SMPN 1 Teupah Barat.
SMA (2008-2011) : SMAN 1 Teupah Barat.
Perguruan Tinggi (2011) : Fakultas Ekonomi
Prodi Ekonomi Pembangunan
Universitas Teuku Umar, Meulaboh, Aceh
Barat.
ix
MOTTO DAN PERUNTUKAN
Ya Allah, seperak ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya mengetahui sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagai mana firman-Mu
“Seandainya air laut menjadi tinta untuk melukiskan perkataan Tuhan-Ku niscaya keringlah laut sebelum habis perkataan, walaupun kami datangkan tinta sebanyak itu sebagai tambahannya” (Q.S Al-Kahfi : 109) Hari ini telah ku temukan apa yang dahulu aku dambakan, yang aku tempuh dengan penuh keyakinan yang membara Dimana harapan-harapan yang pernah aku ukir hingga berjalannya waktu,,tentang hari-hari panjang untuk menggapai jati diri semua tertata rapi diingatku. Alhamdulilahirabbil alamin..... Sebuah langkah usai sudah satu cita telah ku gapai, namun itu semua bukan akhir dari perjalanan melainkan awal dari satu perjuangan. Setulus hatimu Ibu....Searif arahanmu Ayah.... Do”amu, hadirkan kerinduan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu, berkahi hidupku diantara perjuangan dan sebait do”a kini diriku telah selesai studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama kerinduanmu ya Allah, kupersembahkan karya tulis ini untuk kedua orang ku yang tidak tergantikan didunia ini yang telah iklas merawatku dari kecil hingga sebesar ini,Tetesan air mata dan keringatnya mengalir bagaikan mutiara dalam lautan, walaupun banyak cara untuk mengajar sesuatu yang bertujuan baik untukku Baik itu dengan nada kasar, bentakan, dan cacian tapi aku yakin orang tuaku sangat menyayangiku dan mungkin itu lah cara mereka agar aku menjadi orang yang kuat dan tegar... Dan tidak lupa kepada sahabatku Saya sangat berterimakasih kepada Agus Wandi, Sarman, Agusnidar, Harmadi, Faisal, adinda Lawardi dan saudari Wardiati dll yang tak bisa saya sebutkan satu persatu, di saat hari demi hari yang telah kita lalui bersama, walau lelah tapi tak pernah putus asa, dalam menuntut ilmu, dan untuk penyelesaiaan studi ini, sehingga Alhamdulillah pada saat ini telah datang susatu keberhasilan, dalam menuju suatu kebahagiaan…amin Akhirnya …… Saya sangat berterimakasih atas kasih sayang dan cinta yang tulus dan sejuta kesan yang telah di berikan dan insyaallah semua tidak ada kata akhir…(amin)
CANDRA IRAWAN
x
KATA PENGANTAR
Bersyukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk hidup di dunia ini dan dapat menuntut ilmu di bangku perkuliahan
sehingga menjadi orang-orang yang berpendidikan. Serta begitu besar karunia
yang Allah berikan untuk kita semua walaupun terkadang banyak sekali hal-hal
yang dilarang oleh -Nya, namun Allah tetap mencurahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua.
Shalawat beriring salam tidak bosan-bosannya penulis sanjung sajikan
kepangkuan alam Nabi besar baginda Muhammad Rassulullah SAW, yang telah
merubah pola pikir manusia dari alam kebodohan kealam yang penuh ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Maka dengan perjuangan beliaulah
hari ini kita dapat menikmati pendidikan yang semacam ini, dan penulis berhasil
menyelesaika skripsi ini dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Petani Cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue ’’
skripsi ini penulis susun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program S1 Ekonomi Pembangunan di Fakultas
Ekonomi Universaitas Teuku Umar Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah
mendapatkan begitu banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Program
Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Teuku Umar.
xi
2. Bapak Yasrizal, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.
3. Bapak Yoyon Safrianto, SE., M.Si. Selaku pemimbing Ketua yang telah
begitu banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penelitian skripsi
ini.
4. Bapak Said Mahdani, SE., M.Si.Ak. Selaku pemimbing anggota yang telah
memberikan masukan dan pembelajaran kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Staf Pengajar pada jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Teuku Umar yang telah banyak membekali berbagai
disiplin ilmu sehinga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini dengan baik.
6. Ayah dan Ibu serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan ataupun kesalahan oleh karena itu kritikan dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapakan. Maka dari itu Mohon maaf atas segalah
kekurangannya penulis akhiri Billahi taufiq walhidaya wassalamu’alaikum
wr...wb.
Alue peunyareng, 27 September 2016
Penulis
CANDRA IRAWAN
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN TUJUAN ...................................................................................... iii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................. v
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... viii
MOTTO DAN PERUNTUKAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
I . PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
1.4.1 Manfaat Praktis ............................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Teoritis .............................................................................. 5
1.5 Sistematika Pembahasan ........................................................................ 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
2.1 Produksi ................................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Produksi ........................................................................ 7
2.1.2 Teori Produksi ................................................................................ 8
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.............................................. 8
2.1.4 Fungsi Produksi .............................................................................. 13
2.1.5 Biaya Produksi ................................................................................ 13
2.2 Cengkeh ................................................................................................... 14
2.2.1 Pengertian Cengkeh ........................................................................ 17
2.2.2 Sejarah Cengkeh ............................................................................. 17
2.2.2 Kondisi Cengkeh Di Kabupaten Simeulue ................................... 19
2.3 Peneltian Terdahulu ................................................................................ 20
2.4 Kerangka Berpikir .................................................................................. 21
2.5 Perumusan Hipotesis .............................................................................. 22
xiii
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 23
3.1 Populasi dan Sampel............................................................................... 23
3.2 Data Penelitian ........................................................................................ 24
3.2.1 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 24
3.2.2 Teknik pengumpulan data .............................................................. 24
3.3. Model Analisis Data .............................................................................. 25
3.4.1 Statistik Deskripitif ......................................................................... 25
3.4. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 27
3.4.1 Uji Parsial ........................................................................................ 27
3.4.2 Uji Simultan .................................................................................... 28
3.5. Definisi Oprasional Variabel ................................................................ 29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 30
4.1 Letak Geografis Daerah Penelitian ........................................................ 30
4.2 Karateristik Responden .......................................................................... 30
4.2.1 Karateristik Usia Responden .......................................................... 30
4.2.2 Karateiristik Jenis Kelamin Responden ........................................ 32
4.2.3 Karateritik Pendidikan Responden ................................................ 33
4.3 Produksi Cengkeh Responden Di Kecamatan Teupah Barat ............... 34
4.3.1 Produksi Cengkeh Responden ( Tahun 2015) .............................. 34
4.3.2 Jumlah Luas Lahan Perkebunan Cengkih Responden.................. 36
4.3.3 Jumlah Tenaga Kerja Responden .................................................. 37
4.3.4 Jumlah Modal Responden .............................................................. 38
4.4 Hasil Pengujian Hipotesis ...................................................................... 39
4.5 Hasil Akhir .............................................................................................. 40
4.5.1 Uji Regresi Linier Berganda .......................................................... 40
4.5.2 Analisis Koefesien Korelasi dan Determinasi .............................. 42
4.5.3 Uji t (uji parsial/individual) ............................................................ 43
4.5.4 Uji F (uji simultan) ......................................................................... 44
V. KESIMPULAN ............................................................................................. 45
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 45
5.2 Saran ........................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 49
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Tabel Luas Lahan Dan Produksi Cengkeh Di Kecamatan Teupah Barat. 4
3.1 Tabel Populasi dan Sampel Petani Cengkih Tahun 2016 .......................... 20
4.1 Tabel Karateristik Responden Menurut Kelompok Umur ........................ 31
4.2 Tabel Karateristik Responden Menurut Jenis Kelamin ............................. 32
4.3 Tabel Karateristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan .................... 33
4.4 Tabel Jumlah Produksi Cengkeh Menurut Responden .............................. 35
4.5 Tabel Jumlah Luas Lahan Menurut Responden ......................................... 36
4.6 Tabel Jumlah Tenaga Kerja Menurut Responden ...................................... 37
4.7 Tabel Jumlah Modal Menurut Responden ................................................. 38
4.8 Tabel Output Standar Deviasi Rata-rata dan Observasi ............................ 39
4.9 Tabel Output Regresi Linier Berganda ....................................................... 40
4.10 Tabel Output Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi .......................... 42
4.11 Tabel Output Hasil Perhitungan Nilai t - hitung Uji t ............................... 43
4.12 Tabel Output Hasil Regresi Uji F ............................................................... 44
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Pedoman Wawancara (Kuisioner) ...................................................... 51
2. Hasil Kuisioner Responden ............................................................................ 52
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cengkeh di Kecamatan
Teupah Barat Kabupaten Simeulue ................................................................ 54
4. Hasil Regresi Linear Berganda ....................................................................... 56
5. Tabel Uji T ....................................................................................................... 60
6. Tabel Uji F ....................................................................................................... 61
7. Dokumentasi Kegiatan Penelitian .................................................................. 62
8. Surat Keterangan Penelitian Skripsi dari Akademik ..................................... 67
9. Surat Keterangan Peneltian (Balasan) Dari Kantor Camat Teupah Barat ... 68
10.Surat Keterangan Penelitian (Balasan) dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Simeulue ....................................................................................... 69
11.Surat Keterangan Penelitian (Balasan) dari Dinas Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Simeulue .................................................................... 70
I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai
ekonomis yang sangat tinggi. Apabila dikelola secara baik dapat
dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara. Telah banyak upaya
pemerintah untuk meningkatkan produksi sub sektor perkebunan misalnya
dengan cara intensifikasi, ekstensifikasi, diversivikasi dan rehabilitasi. Salah satu
tanaman perkebunan yang diharapkan memberikan sumbangan devisa negara
sebagai komoditi ekspor adalah komoditi cengkeh (Tumanggor, 2009).
Masa keemasan Kabupaten Simeulue dimulai sejak tahun 80-an, dulunya
masih bagian dari Kabupaten Aceh Barat. Kejayaan ini memiliki nilai tersendiri
bagi masyarakat daratan sumatera hingga seantero nusantara. Selain dikenal
dengan julukan pulau kelapa, juga di kenal dengan tanaman pusakanya yang
hampir terbentang luas di setiap penggunungan yang berjejeran di bumi pulau
Simeulue. Kurang nya informasi publik yang tersedia, sampai hari ini belum ada
data luas lahan perkebunan cengkeh di kabupaten simeulue. padahal tanaman
pusaka kebanggan warga Simeulue, telah di kenal oleh masyarakat luar. Mulai
era tahun 70-an warga simeulue berbondong-bondong untuk membuka lahan baru,
sehingga untuk aktifitas bercocok tanaman padi di sampingkan, hampir
setengahdari mereka lebih memilih untuk membuka lahan perkebunan cengkeh.
Menurut banyak pengakuan prosesi pembukaan lahan baru belum menggunakan
tenaga mesin, malainkan dengan tenaga kampak. sehingga untuk sebuah pohon
2
kayu yang rindang membutuhkan 2-3 hari. Hutan lindung kabupaten simeulue
yang memliki ekosistem Alami ini, di bumihanguskan oleh petani cegkeh pada
zamanya, sehingga terlihat pohon tanaman pusaka ini berdiri rindang, menghiasi
di setiap sendi pengunungan kepulauan ini. Masyarakat yang sudah terbiasa naik
turun gunung ini, membutuhkan waktu 1-2 jam untuk menempuh perjalanan,
belum lagi proses menempuh perjalanan, belum lagi proses pembukaan lahan
sampai dengan penamanan membutuhkan waktu 2-3 bulan. Menurut pengakuan
banyak sumber, petani cengkeh di kepulauan ini, rata-rata memiliki lahan
perkebunan yang cukup luas. Masing-masing ada yang memiliki jumlah tanaman
300-1000 batang per KK ( Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue 2014 ).
Cengkeh dapat mulai dipanen mulai umur tanaman 4,5-6,5 tahun, untuk
memproleh mutu yang baik bunga cengkeh dipetik saat matang, yaitu saat kepala
bunga kelihatan sudah penuh tetapi belum membuka. Setiap tanaman pada
umumnya tidak serentak dalam pemetikan dan pemetikan dapat diulangi setiap 10
atau 14 hari selama 3 atau 4 bulan. Bunga cengkeh dipetik pertandan tepat diatas
buku daun terakhir. ( Anonymous, 2012 ).
Hal ini peningkatan produksi perkebunan cengkeh, ternyata petani
secarah individu masih menggunakan cara lama melalui dari masa penanaman
hingga kemusim panennya peningkatan produksi tanaman cengkeh bertujuan
untuk meningkatkan taraf kehidupan ekonomi petani dan sekaligus memperbaiki
mutu kehidupan yang semaksimal mungkin. Tanaman cengkeh adalah tanaman
tahunan jika di budidayakan dengan baik maka akan dapat memberikan produksi
yang menguntungkan sampai umur yang panjang. Perkembangan tanaman
3
cengkeh di Kabupaten Simeulue tidak hanya menjadi bagian terpenting di daerah
Kabupaten itu sendiri akan tetapi di tingkat Nasional bahkan Internasional
sekalipun masih mempunyai prospek yang sangat tinggi dan nilai yang sangat
ekonomis. Saat ini perkebunan cengkeh masih sangat berkembang yang cukup
cerah di Indonesia umumnya dan di Kabupaten Simeulue khususnya. Tanaman
cengkeh mempunyai masa produktif secara umum lebih kurang berkisar antara
15-20 tahun. Dari peremajaan tersebut akan di hasilkan sejumlah biomasa. Tapi
yang paling penting adalah daun dan batang. Mengembalikan biomasa ke areal
perkebunan kembali membutuhkan waktu yang lama. Biomasa yang tetap berada
di areal perkebunan setelah peremajaan tersebut dapat menjadi sumber hara pada
areal perkebunan baru, satu di antara unsur hara tersebut pada areal penanaman
berasal dari limbah batang cengkeh, supaya unsur hara tersebut dapat tersedia bagi
tanaman, maka batang cengkeh yang sudah ditebang perlu terdegrasi terlebih
dahulu. ( Isrol 2006 ).
Kecamatan Teupah Barat merupakan salah satu Kecamatan yang terdiri
dari delapan belas desa, yang sangat berpotensial dengan berbagai usaha
pertanian, kelautan, dan perkebunan. Perkebunan yang dimaksud adalah seperti
tanaman cengkeh yang sesuai dengan iklim dan struktur sarana tanah yang sesuai
dengan syarat tumbuh tanaman cengkeh tersebut. Adapun luas lahan dan produksi
pengolahan tanaman cengkeh di Kecamatan Teupah Barat dapat dilihat pada tabel
1.1 sebagai berikut :
4
Tabel 1.1
Luas lahan dan Produksi Cengkeh di Kecamatan Teupah Barat
No Tahun Luas lahan (Ha) Produksi (Ton)
1 2010 3,211Ha 103
2 2011 3,211Ha 34
3 2012 3,211Ha 102
4 2014 15,42Ha 85,00
5 2015 49,35Ha 1034,40
Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Simeulue Data Kecamatan
Teupah Barat Tahun 2015
Dari hasil pendataan di kantor Camat Teupah Barat pada tanggal 13
agustus 2014 diperkirakan luas lahan yang ada di Kecamatan tersebut dikatakan
cukup luas dan mempunyai potensi yang sangat besar untuk pembudidayaan
tanaman cengkeh yang menjadi salah satu sumber pendapatan yang sebagian
besar penduduk di Kecamatan Teupah Barat tersebut.
Menurut Wahyudi ( 2006, h. 63 ) peroses produksi baru bisa berjalan bila
persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi, persyaratan ini lebih dikenal dengan
Faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari beberapa komponen yaitu luas lahan,
modal dan tenaga kerja. Masing – masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda
dan salin terkait satu dengan yang lainya.
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis terinspirasi untuk meneliti
kajian ini dengan judul : Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Produksi Petani
Cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
5
1.2 Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah yang diangkat
dalam penelitian skripsi ini adalah :
Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi produksi cengkeh di
Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
1.3 Tujuan Penelitian.
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi
cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
1.4 Manfaat Penelitian.
1.4.1 Manfaat Praktis.
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk mempertahankan dan menerapakan teori yang
diperoleh kedalam praktek yang sesungguhnya.
2. Lingkungan Akademik
Hasil penelitian ini di harapakan dapat berguna dalam menambah bahan
bacaan bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar khususnya bagi mahasiswa
Fakultas Ekonomi.
1.4.2 Manfaat Teoritis.
Hasil analisis dalam penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai
bahan masukan bagi masyarakat petani cengkeh dalam mengelolah usaha untuk
6
meningkatkan pertanian masyarakat di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten
Simeulue.
1.5. Sistematika Penulisan
Bagian pertama Pendahuluan, yang berisis pokok-pokok pembahasan
menegenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Dan Sistematika Penulisan.
Bagian kedua Tinjauan Pustaka yang meliputi tentang, Pengertian
Produksi, Teori Produksi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi, Fungsi
Produksi, Biaya Produksi, Pengertian Cengkeh, Kondisi Cengkeh Di Kabupaten
Simeulue, Penelitian Terdahulu, Kerangka Berpikir, Perumusan Hipotesis.
Bagian ketiga Metode penelitian meliputi, Populasi dan Sampel, Data
Penelitian, Model Analisis Data, Pengujian Hipotesis, Oprasional Variabel,
Bagian keempat Hasil dan Pembahasan Meliputi, Letak Geografis
Daerah Penelitian, Karateristik Responden, Produksi Cengkeh Responden di
Kecamatan Teupah Barat, Regresi Linear Berganda, Pengujian Hipotesis.
Bagian kelima Kesimpulan dan Saran Meliputi,Kesimpulan, Saran.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produksi
2.1.1 Pengertian Produksi
Menurut Noor (2010, h. 43 ). Produksi merupakan suatu kegiatan yang
mengelolah input baik berupah barang dan jasa yang lebih bernilai atau yang lebih
bermanafaat bagi konsumen, untuk menghasilkan produk dengan kriteria tersebut,
diperlukan beberapa tahapan dan faktor produksi yang satu dengan yang lainnya
harus seimbang.
Selanjutnya menurut Soeharno ( 2009, h. 4 ). Produksi merupakan
kegiatan untuk meningkatakan manfaat suatu barang sesuai dengan sumsi bbahwa
sumber-sumber ekonomi ( faktor produksi ) bersifat jsrsng maka faktor-faktor
produksi harus dikombinasi secarah baik atau secarah efisien sehingga dicapai
kombinasi faktor dengan yang paling rendah ( least cost combination)
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber ( tenaga kerja, mesin, bahan dan dana ) yang ada
diubah untuk memproleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan baranga atau jasa.
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana
produksi dilakasanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan
menambah kegunaaan ( utility ) suatu barang dan jasa. Menurut su’ut, ( 2007, h,
176 ) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menmbah
kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunanakan faktor produksi yang
ada.
8
Melihat kedua denifisi diatas, dapat diambilkan kesimpulan bahwa proses
produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang dan jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang seperti tenaga kerja,
mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
2.1.2 Teori Produksi
Menurut Sukirno ( 2006, h. 195 ) teori produksi yang sederhana
mengambarkan tentang hubungan diantara tingkaat produksi denganjumlah tenaga
kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi tersebut.
Selanjutnya menurut Sugiarto ( 2007, h. 205 ) toeri produksi yang
sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu komoditas
dengan suatu produksi yang variabel.
Selanjutnya Menurut Nadia dkk ( 2008, h. 111-112 ) teori produksi yang
sederhana menggambarkan tentang kaitan diantara tingkat produksi suatu barang
dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat
produksi barang tersebut. Dalam model produksi suaut faktor variabel, barang
modal dianggap faktor produksi tetap. Keputusan produksi di tentukan
berdasarkan lokasih efisiensi tenaga kerja.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi
Faktor produksi merupakan bagian yang terpenting dan sangatdibutuhkan
dalam menciptakan atau menghasilkan barang dan jasa. Faktor produksi
merupakan bagian yang paling utama dalam pengolahan agar dapat terlaksananya
proses dan menghasilkan barang mentah atau barang jadi. Adapun yang termasuk
kedalam faktor produksi dibidang pengolahan cengkeh adalah sebagai berikut :
9
1. Luas Lahan
Sebelum memenuhi penanaman alangkah baiknya terlebih dahulu
melakukan evaluasi terhadap lahan yang digunakan. Evaluasi ini bertujuan untuk
menilai sumber daya lahan. Bisa di dapatkan informasih yang jelas mengenai
seluk beluk lahan sesuai dengan yang dibutuhkan dari hasil penelitian akan segera
diketahui data-data mengenai aspek sumber datanya, baik yang mencakup
agrolikmat, sifat fiosik, dan sampai kendala-kendala yang mungkin ada. Dengan
demikian, bisa diketahui antisipasi serta teknik-teknik budi daya yang harus
dilakukan apabila dibutuhkan perbaikan-perbaikan untuk mengoptimalkan
penggunaan lahan Wahyudi ( 2008, h, 63 ).
Luas lahan yang selalu digunakan juga secarah otomatis mengacu pada nilai
modal, dan tenaga kerja.
Selanjutnya Menurut Sugiarto ( 2007, h. 4 ) Luas Lahan faktor produksi
dibedakan menjadi beberapa faktor yaitu tanah atau lahan merupakan pabrik hasil-
hasil pertanian dimana produksi berjalan dan dari mana produksi keluar, akan
tetapi kesuburan tanah sangat mempengaruhi produksi yang dihasilkan. Areal
tanah yang dimiliki suatu negara dalam kaitannya dengan keragaman, kesuburan,
dan topografignya sudah barang tentu akan mempengaruhi manfaat ekonomisnya.
Selanjutnya Menurut Nababan ( 2009, h. 91 ) tanah sebagai salah satu
faktor produksi biasanya terdiri dari batang ekonomi atau material yang diberikan
oleh alam tanpa bantuan manusia. Istilah tersebut bukan hanya meliputi
permukaan tanah dan air, melainkan segalah sesuatu yang terkandung
didalamnya.
10
Luas lahan sangat berpengaruh terhadap prodyuksi cengkeh dengan
semakin luas lahan yang dimilki semakin hasil produksi setiap tahunnya. Luas
lahan pertanian juga karena mempengaruhi skalah usaha dan pada akhirnya akan
mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian.
1. Modal.
Salah satu faktor produksi yang tidak kalah penting adalah modal sebab
didalam suatu usaha masalah modal mempunyai hubungan yang sangat kuat
dengan berhasil tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Perusahaan
membtuhkan modal didalam menjalankan aktifitasnya. Modal ialah jumlah dari
utang jangka panjang saham, pereferent, dan ekuitas saham biasa. Atau mungkin
pos-pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga.Modal dapat di
bagi sebagai berikut :
a. Modal tetap
Adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam
jangka waktu yang relatif lama dan tidak berpengaruh oleh besar kecilnya jumlah
produksi. Modal tetap dapat berupa tanah, bangunan, dan mesin yang digunakan.
b. Modal variabel
Adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi,
biasa dalam bentuk bahan baku dan kebutuhan sebagai penunjang usaha tersebut.
Dapat dikemukakan secara klasik, dimana modal mengandung pengertian sebagai
hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut schuieland
memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas, yaitu modal meliputi
baik modal dalam bentuk uang (Geld kapital), maupun dalam bentuk barang (Sach
11
kapital). Misalnya mesin, barang-brang dagangan dan lain-lain sebagainya. (
Riyanto dalam suryananto 2005, H. 37 ).Pengolongan modal antara lain :
1. Modal abstrack dan modal kongkrit :
Adalah modal tidak nyata atau tidak dapat dilihat tetapi hasilnya dapat
dilihat. Contoh : Kepandaian, Pengetahuan.
2. Modal langsung dan modal tidak langsung :
Adalah modal yang dapat digunakan seketika. Contoh : Toko, Dll
3. Modal tidak tetap dan Modal tetap :
Adalah modal yang dapat digunakan sekali proses produksi, seperti
semuah bahan mentah, kapas, karet, dan lain-lain.
4. Modal individu dan Modal populasi
Modal individu adalah modal milik perseorangan untuk sumber
penghasilannya. Contoh : mesin, bis, sero dan lain-lain
Modal populasi adalah modal milik masyarakat. Contoh : Jalan raya,
gedung pemerintahan dan lain-lain.
Menurut Kasmir ( 2009, h. 45 ) pada dasarnya kebutuhan untuk
melekukan usaha terdiri dari :
a. Modal Investasi
Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan
berulang-ualang biasa umurnya lebih dari satu tahun penggunaan modal investasi
jangka panjang adalah untuk membeli aktiva tetap seperti tanah, bangunan atau
gedung, mesin peralatan, kendaraan serta investasi lainnya.
12
b. Modal kerja
Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai oprasional
prusahaan pada saat sedang beroprasi jenis-jenis modalnya bersifat jangka pendek
biasanya hanya digunakan untuk sekali dan beberapa kali proses produksi.
2. Tenaga kerja
Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam
maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat ( UU Ketenagakerjaan No 14 tahun 1999). Oleh
karena itu perusahaan akan memberi balas jasa kepada pekerja dalam bentuk
upah. Jadi yang dimaksud dengan upah tenaga kerja adalah semuah balas jasa
(Taken prestasi) yang diberikan oleh perusahaan kepada semuah pekerja
( Sudarsono, dkk, 2005, H. 20 ). Kualitas tenaga kerja terdiri dari :
1. Pekerja terdidik ( Skilled Labour ).
2. Pekerja tidak terdidik ( Unskilled Labour ).
3. Pekerja terlatih ( Trained Labour ).
4. Selain dari 3 item yang tersebut diatas keahlian juga memiliki peran
penting dalam industri perkebunan guna dalam mewujudkan proses
produksi yang semaksimal munkin dan tercapainya hasil yang efisien.
Selanjutnya menurut Suratman ( 2010, h. 29 ) tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan jasa atau barang
untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat.
Selanjutnya menurut Nababan ( 2009, h. 45 ) Tenaga Kerja yaitu
sejumlah penduduk yang dapat digunakan dalam proses produksi, tetapi termasuk
juga kemahiran yang mereka milikih yang merupakan suatu elemen penddidikan
13
yang membantu masyarakat dengan jalan suatu kombinasi energi fisik dan
intelegensia bagi suatu produksi.
Tenaga kerja merupakan segala kegiatan manusia baik secara jasmani
maupn rohani yang dicurahkan didalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa maupun manfaat suatu barang. Faktor tenaga kerja memegang
peranan penting dalam proses dalam kegiatannya dengan variasi kemampuan
jumlah serta distribusi.
Menurut Sondang ( 2006, h. 15 ) yang dimaksud dengan tenaga kerja
adalah mencakup penduduk yang sudah bekerja atau yang sedang mencari
pekerjaan yang melakukan kegiatan seperti bersekolah, mengurus rumah tangga,
walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu pada
suwaktu-waktu untuk bekerja.
2.1.4 Fungsi Produksi
Menurut Pindyck dan Rubinfeld ( 2009, h. 211 ) prusahaan dapat
merubah input menjadi output dengan berbagai cara, dengan menggunakan variasi
tenaga kerja, bahan-bahan produksi dan modal. Proses dan pproduk yang
dihasilkan dalam sebuah fungsi produksi.
Menurut Sugiarto ( 2007, h.214-216 ) suatu fungsi produksi dikatakatan
sebagai jangka pendek atau jangka panjang adalah tergantung dari apakah
inputnya dapat diubah menjadi variabel, tetapi jika ada suatu input tetap, dinakan
fungsi produksi jangka pendek. Dengan demikian, maka perusahaan dapat
mengubah kombinasi pemakaian inputnya untuk menghasilkan jumlah output
yang sama.
14
Darsono Sukirno ( 2009, H. 195 ). Fungsi produksi menunjukan
hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan.
Faktor-faktor produksi di kenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi
selalu juga di sebut sebagai output, fungsi produksi selalu dinyatakan dalam
bentuk rumus sebagai berikut :
Q = f ( K, L, R, T )
Keterangan :
Q = Jumlah produksi yang dihasilkan
K = Jumlah stok modal
L = Jumlah tenaga kerja
R = Kekayaan Alam
T = Tingkat teknologi yang digunakan
Pernyataan diatas merupakan persamaan matematik yang pada dasarnya
Q merupakan variabel tidak bebas karena besar nilainya di tentukan oleh variabel
lain.K, L, R, T. Adalah variabel bebas karena besar nilainya tidak tergantung
besarnya variabel lain. Tanda positif dan negativ menunjukan pengaruh masing-
masing variabel bebas terhadap produksi tersebut.
2.1.5 Biaya Produksi
Menurut Soerharno ( 2009, h. 97 - 98 ) biaya produksi adalah semua
pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang
atau jasa. Terkait dengan pengertian tersebut ada beberapa konsep biaya perlu
diketahui, antara lain sebagai berikut.
15
a. Biaya langsung dan biaya tidak langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output
yang dihasilkan yang termasuk kedalam biaya langsung misalnya biaya untuk
membeli bahan baku, tenaga kerja yang laangsung menangani produksi. Adapun
biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan, tetapi bisa dhitung setiap unit
produk yang dihasilkan karena adanya unsur-unsur biaya penggunaan fasilitas
bersama, biaya tidak langsung ini disebut pula overheadcost.
b. Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit
Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan prusahaan,
misalnya pengeluaran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk
membayar tenaga langsung yang berkaitan dengan produksi dan sebagainya.
Niaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki prusahaan yang digunakan
dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang dikeluarkan
prusahaan.
c. Biaya kesempatan
Biaya kesempatan ( opportunity cost ) adalah nilai dari sumber-sumber
ekonomi dalam penggunaan alternatif yang paling baik, sumber ekonomi
termasuk faktor produksi misalnya bahan baku, tenaga kerja, dapat digunakan
secarah alternatif.
d. Biaya historis
Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu
membeli faktor produksi ( input ).
16
e. Biaya incremental
Adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan yang telah
dibuat. Biaya ini diukur dengan melihat adanya perusahaan biaya total, dengan
demikian biaya incremental bisa berupah biaya tetap atau biaya variabel atau
keduanya.
f. Biaya Relevan
Adalah biaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan telah
dilakukan.
g. Biaya variabel dan biaya tetap
Adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan.
Misalnya biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk. Semakin banyak produk
yang dihasilkan maka semakin banyak bahan baku yang digunakan. Biaya tetap
adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang
dihasilkan, misalnya biaya penyusutan mesin.
Menurut Sukirno ( 2006, h. 209 ) Analisis menegenai biaya produksi akan
memperhatikan juga tentang :
a. Biaya produksi Rata-rata yang meliputih biaya produksi total rata-rata, biaya
produksi tetap rata-rata, dan biaya produksi berubah rata-rata
b. Biaya produksi marjinal yaitu tambahan biaya produksi yang harus di
keluarkan untuk menambah satu unit produksi.
Biaya produksi dapat didenivisikan bahwa semuah pengeluaran yang
dilakukan oleh prusahaan untuk memproleh faktor-faktor produksi dan bahan-
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan prusahaan tersebut Sadono Sukirno ( 2013, h.208 ).
17
analisis mengenai biaya produksi dibedakan kepada dua jangka yaitu jangka
pendek dan jangka panjang.
1. Jangka pendek.
Jangka waktu dimana sebuah usaha dapat meneambah salah satu faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi.
2. Jangka panjang.
Jangka waktu dimana semuah faktor produksi dapat mengalami
perubahan yaitu dapat ditambah apabila pertambahan memang diperlukan.
2.2 Cengkeh
2.2.1 Pengertian Cengkeh
Cengkeh merupakan salah satu tanaman industri yang nilai produksi nya
sangat ditentukan oleh mutu produksi. Faktor iklim dan cuaca mempengaruhi
produksi cengkeh. Curah hujan yang berlebihan dan kemarau yang
berkepanjangan dapat meneurunkan produksi cengkeh. Dengan demikian cengkeh
peka terhadap penyakit belah daun dan pucuk busuk. Penanggulangan kerugian
akibat pengaruh iklim tersebut dilakukan dengan menanam tanaman pelindung
misalnya ( lamtoro ) disekitar tanaman cengkeh. Selain itu juga diperlukan
pemberian ( mulsa ) untuk mengurangi penguapan dan memperkecil erosi.
( Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Simeulue, 2008 ).
2.2.2 Sejarah Cengkeh
Tanaman Cengkeh (Syzigium aromaticum) merupakan tanaman tahunan
jika di budi dayakan dengan baik maka akan menghasilkan produksi dengan baik,
banyak berpendapat bahwa pohon ini berasal dari Maluku Utara, Kepulauan
Maluku, Philipina atau Irian. Di daerah kepulauan Maluku ditemukan tanaman
18
cengkeh tertua di dunia dan daerah ini merupakan satu-satunya produsen cengkeh
terbesar di dunia.
Penyebaran tanaman cengkeh keluar pulau Maluku mulai sejak tahun
1769. Bibit tanaman ini mula-mula diselundupkan oleh seorang kapten dari
Prancis ke Rumania, selanjutnya disebarkan ke Zanzibar dan Madagaskar.
Penyebaran tanaman cengkeh ke wilayah Indonesia seperti Jawa, Sumatra,
Kalimantan baru dimulai pada tahun 1870. Sampai saat ini tanaman cengkeh telah
tersebar ke seluruh dunia. Cengkeh dikenal sebagai tanaman rempah yang
digunakan sebagai obat tradisional. Cengkeh termasuk salah satu penghasil
minyak atsiri yang biasa digunakan sebagai bahan baku industri farmasi maupun
industri makanan, sedangkan penggunaan yang terbanyak sebagai bahan baku
rokok. Tanaman cengkeh cocok pada ketinggin 0-900 m dpl. (paling optimum
pada 300-600 m dpl) atau terletak pada ketingginan lebih dari 900 m dpl, dengan
hamparan lahan yang menghadap laut.Tanaman cengkeh di Indonesia mempunyai
periode produksi yang khas, yakni mempunyai jumlah produksi yang berfluktuasi
menurut siklus tertentu. Pada tahun tertentu tanaman akan menghasilkan produksi
yang banyak, dan pada tahun-tahun tertentu produksi bisa menurun sampai 10-
40%. Pola produksi tanaman cengkeh bisa digolongkan menjadi pola siklus 2
tahun dan siklus 3-4 tahun.Pola siklus 2 tahun umumnya terdapat daerah yang
mendapat pengaruh nyata dari iklim laut. Pada siklus ini, tanaman akan
berproduksi tinggi atau sedang pada tahun pertama, kemudian pada tahun
berikutnya mernjadi rendah. Pada tahun berikutnya lagi, jumlah produksi akan
kembali seperti tahun pertama.Siklus 3-4 tahun umumnya terdapat daerah yang
19
tidak dapat pengaruh iklim laut. Pada siklus ini produksi tinggi akan terulang
setiap 3-4 tahun, dengan pola yang bervariasi. ( Erland Arfandi Ukka, 2010 )
2.2.3 Kondisi Cengkeh di Kabupaten Simeulue Tahun 2016
Adapun proses produksi yang terdapat dalam pengolahan perkebunan
cengkeh meliputi bagian-bagian sbb :
1. Pengarapan awal/Pembersihan dan pengolahan.
2. Pengairan lahan untuk siap tanam.
3. Pembibitan/Penanaman bibit.
4. Pengairan tanaman setelah ditanam.
5. Pembersihan tanaman dari gulma.
6. Perlindungan dari hama.
7. Pemupukan tanaman sesuai aturan.
Pada tahun 2011 - 2015 terlihat nampak jelas perubahan-perubahan yang
membaik dalam pengolahan perkebunan di Kabupaten Simeulue umumnya di
Kecamatan Teupah Barat khususnya dalam meningkat hasil output dari
pembukaan lahan perkebunan cengkeh tersebut. Perubahan-perubahan tersebut
yang membaik dalam bidang perkebunan cengkeh pada saat potensi
masyarakatnya membaik dapat dilihat dari banyaknya jumlah pendapatan hasil
cengkeh yang jauh lebih meningkat dari sebelumnya, dan hal ini tentu kiranya di
sebabakan oleh dorongan-dorongan yang mendukung yang berkaitan dengan
proses dalam menjalankan proses-proses pengolahannya. Dalam upaya
terwujudnya efisiensi dalam pengolahannya perkebunan ini.
20
2.2.Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan yang menunjukan penelitian pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh ( Masrizal, 2013 ) dengan judul Faktor-Faktor
yang mempengaruhi produksi Pala di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Barat
daya Propinsi Aceh. Berdasarkan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi pala adalah, Luas lahan, Tenaga Kerja, Modal, Berdasarkan hasil
penelitian tersebut maka hasil estimasih diproleh konstanta sebesar 18,999.
Dengan koefisien regrsi variabel luas lahan 241.327 dan koefisien regresi tenaga
kerja sebesar 0,0404 dan koefisien regresi modal sebesar 2,610 sedangkan
koefisien determinasi ( R Adjusted ) sebesar 0,976. Hal ini berarti bahwa produksi
pala yang diteliti 97,6 persen dipengaruhi oleh luas lahan, tenaga kerja, modal.
Sedangkan sisanya sebesar 2,4 peresen dijelaskan oleh variabel lain.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh ( Rusdayani, 2013 ) dengan
judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Semangka di Kecamatan
Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Aceh dengan koefisien
determinasi ( R Adjusted ) sebesar 0,876. Hal ini berarti bahwa produksi
semangka yang diteliti 87,6 persen dipengaruhi oleh luas lahan, tenaga kerja,
modal sedangkan sisanya sebesar 12,4 persen dijelaskan oleh variabel lain.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh ( Idayani, 2012 ) dengan
judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Tempe di Kecamatan
Meureuboh Kabupaten Aceh Barat. Dengan koefisien determinasi ( R Adjusted )
sebesar 0,676. Hal ini berarti bahwa produksi tempe yang diteliti 67,6 persen
dipengaruhi oleh luas lahan, tenaga kerja, modal. Sedangkan sisanya sebesar 32,4
persen dijelaskan oleh variabel lain.
21
2.4 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir mengambarkan tentang pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikat yaitu penagruh tenaga kerja, modal dan luas lahan
terhadap produksi usaha tani cengkeh. Proses produksi akan berjalan lancar jika
persyaratan yang dibutuhkan dapat terpenuhi, persyratan ini lebih dikenal dengan
nama faktor produksi. Faktor produksi ini terdiri dari tiga komponen yaitu luas
lahan, modal, tenaga kerja. Keterkaitan anatara faktor-faktor produksi pertanian
seperti uraian diatas dapat ditunjukan dalam bagan seperti dibawah ini :
Gambar : 2.1 Kerangka Berpikir
Tenaga Kerja
Luas Lahan
Modal
Produksi
22
2.3 Pengujian Hipotesis
Diduga bahwa Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja. Berpengaruh terhadap
Produksi Cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue. Dengan
kriteria sebagai Berikut :
a. Apabila H0 ditolak H1 diterima, Artinya terdapat pengaruh yang nyata antara
faktor-faktor yang diteliti, ( luas lahan, tenaga kerja, dan modal ) terhadap
produksi cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
b. Apabila H0 diterima H1 ditolak, Artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata
antara faktor-faktor yang diteliti, ( luas lahan, tenaga kerja dan modal )
terhadap produksi cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Dan Sampel
Untuk populasi dalam penelitian adalah seluruh petanih cengkeh
perkebunan rakyat yang berada di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
Arikunto ( 2005, h. 107 ) mengemukakan bahwa apabila subjek penelitian kurang
dari 100, lebih baik diambil semuanya sehinga penelitianya merupakan penelitian
populasi dan apabila jumlah dari 100, maka dapat diambil antara 10 – 15% atau
20 – 25% atau lebih.
Tabel 3.1
Populasi dan sampel petanih cengkeh
Di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue tahun 2016
No Gampong atau Desa Populasi Sampel
1 Leubang 2 2
2 Salur Lasengalu 10 10
3 Nencala 10 10
4 Maudil 9 9
5 Inor 8 8
6 Naibos 9 9
Jumlah 48 48
Sumber : Dinas Perkebunan Dan Kehutanan Kabupaten Simeulue
Kecamatan Teupah Barat terdiri dari 18 desa hanya 6 desa yang menjadi
penarikan sampel dalam penelitian ini yang dilakukan dengan mengguanakan
metode accidental sampling yaitu pengambilan responden yang merupakan
produsen yang memang benar memiliki lahan perkebunan cengkeh di Kecamatan
Teupah Barat Kabupaten Simeulue sehingga ditentukan secara acak untuk
memenuhi besarnya sampel, mencakup menjadi 48 orang dan dijadikan sebagai
sampel.
23
3.2 Data Penelitian
3.3.1 Jenis dan Sumber Data
Data diproleh dari hasil pengamatan langsung dilapangan dengan
mewawancarai para petani cengkeh di beberapa desa yang dipilih dalam
Kecamatan Teupah Barat Kabupten Simeulue. Selain teknik wawancara, penulis
juga menyebarkan pertanyaan – pertanyaan dalam bentuk kuisioner yang
berhubungan dengan tujuan penelitian.
Adapun sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Data Primer yaitu data yang diproleh yang bersumber dari hasil kuisioner yang
dibagikan langsung kepada petani yang memiliki perkebunan cengkeh di
Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
b. Data Sekunder yaitu data yang diproleh dari instasi terkait seperti Badan Pusat
Statistik ( BPS ) Kabupaten Simeulue, Kantor Camat Teupah Barat dan Dinas
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Simeulue serta Skripsi yaitu data sebagai
pendukung dalam penelitian ini.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
dengan cara :
1. Studi Pustaka yaitu penelitian kepustakaan ( Library Research ) yaitu : dengan
cara mengumpulkan data – data dari perpustakaan, mengutip pada bagian –
bagian tertentu yang ada relevansinya dengan penelitian.
2. Penelitian Lapangan ( Field Research ) yaitu melupakan wawancara lansung
dengan responden, menggunakan kuisioner dan mendatangi observasi lansung
kelapangan.
23
3.4 Model Analisis Data
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberi gambaran mengenai
responden penelitian dan deskriptif mengenai variabel penelitian. Analisis
kuantitatif yaitu model analisa data berdasarkan atas asil statistik. Penelitian ini
menghubungkan analisis linier berganda.
a. Analisis linier berganda
Analisis ini digunakan sebagai alat analisis persamaan nilai pengaruh dua
variabel atau lebih terhadap suatu variabel terikat. Hasan, ( 2009, h. 65 ).
Persamaanya regresi linier berganda untuk produksi tani cengkeh ini adalah
sebagai berikut.
YLn = a + b1lnx1 + b2lnx2 + b3lnx3 + e……………………..( 1 )
Keterangan :
Y = Produksi cengkeh ( Ton/Kg )
a = Nilai constanta y ( apabila nilai X1,X2,X3 = 0 )
b = Slope ( Koefesien Regresi X )
X1 = Luas Lahan ( M2)
X2 = Tenaga Kerja ( Orang )
X3 = Modal Kerja ( Rupiah )
e = error term
b. Analisis Korelasi
Untuk mengukur faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat produksi
petani cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue maka digunakan
formulasi untuk mencari hubungan variabel dependen. Yaitu produksi cengkeh
23
( Y ). Sedangkan untuk variabel independen yaitu luas lahan, tenaga kerja, modal
di Kecamatan Teupah Barat yaitu ( X1 ) luas lahan, ( X2 ) modal, ( X3 ) tenaga
kerja. Analisis korelasi merupakan suatu analisa untuk mengetahui tingkat
hubungan antara dua variabel ataua lebih yaitu X variabel bebas dan Y variabel
terikat. rumus analisis korelasi berganda menurut Hasan ( 201, h. 61 ). adalah
sebagai berikut :
KP = r2 × 100%
Dimana :
KP = Besarnya Koefesien Penentu
r2
= Koefesien Korelasi
3.4 Pengujian Hipotesis
3.4.1 Uji Parsial ( Uji t )
Menurut Hasan ( 2009, h. 96 ) uji statistik t digunakan utnuk menguji
pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen
shinga dapat ditentukan t hitung dengan t tabel dengan rumus :
t hitung
………………………………………………..( 2 )
dimana :
r = Koefesien Korelasi
n = Jumlah Anggota Sampel
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
a. H0 :β = 0, variabel independen ( X ) secara parsial tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel petani cengkeh ( Y )
b. H0 :β ≠ 0, variabel independen ( X ) secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel produksi petani cengkeh ( Y )
23
Untuk hasil kesimpulan t hitung dalam pengambilan keputusan
1. t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima ( α =5 % )
2. t hitung < t tabel, maka H0 diterimah dan H1 ditolak ( α =5% )
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis dilakukan pada tingkat
signifikan ( Level of signifikan ) 0,05 atau 5 %
3.4.2 Uji Simultan
Uji Statistik F menunjukan apakah semua variabel independen yang
dimasukan dalam model ini mempunyai pengaruh secarah bersam – sama
terhadap variabel dependen. Hasan ( 2009, h. 88 ) dilakukan dengan
membandingkan F hitung dan F tabel dengan kriteria sebagai berikut :
a. Apabila F hitung > F tabel maka H0 ditolak H1 diterima yang menyatakan bahwa
Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal berpegaruh secara signifikan terhadap
veriabel dependen ( Produksi Cengkeh ) di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten
Simeulue.
b. Apabila F hitung < F tabel maka H0 diterima H1 ditolak yang menyatakan bahwa
luas lahan, tenaga kerja, modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen ( produksi cengkeh ) di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten
Simeulue.
F =
Keterangan :
R2 : koefisien determinasi
n : jumlah data atau kasus
k : jumlah variabel independen
23
3.5 Devinisi Oprasional Variabel
Adapun devinisih oprasinal variabel dalam penelitian ini meliputih :
a. Luas Lahan ( X1 ) adalah jumlah luas tanam yang diproleh petani untuk
produksi cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue yang diukur
dengan standart meter kuadrat ( M2 )
b. Modal ( X2 ) adalah jumlah modal usaha dalam melakukan proses produksi tani
cengkeh yang diukur dalam bentuk satuan rupiah ( Rp ) di Kecamatan Teupah
Barat Kabupaten Simeulue.
c. Tenaga Kerja ( X3 ) adalah jumlah orang yang dipekerjakan dalam setiap proses
produksi tani cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue yang
diukur dengan satuan jiwa.
d.Produksi ( Y ) adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam setiap kali panen
tani cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue. Yang di ukur
dengan satuan kilogram ( Kg )
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Kecamatan Teupah Barat adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten
Simeulue yang memiliki luas wilayah 14.673 Km. Kecamatan Teupah Barat
terdiri dari 3 mukim dan 18 desa dan dusun. Ibu kota Kecamatan teupah Barat
berada di desa salur. Kecamatan Teupah Barat merupakan kecamatan dengan
jumlah penduduk berkisar antara 7.344 di tahun 2016. Kecamatan ini terletak
pada dataran rendah dan berbukit membuat wilayah ini sangat cocok
dikembangkan sektor pertanian dan perkebunan. Secara umum Kecamatan
Teupah Barat memiliki batas-batas wilayah sebafgai berikut :
1. Sebelah utara berbatas dengan Kecamatan Simeulue Tengah
2. Sebelah selatan berbatas dengan Samudra Hindia
3. Sebelah timur berbatas dengan Kecamatan Teupah Tengah
4. Sebelah barat berbatas dengan Simulue Tengah Sumber : ( Badan
Pusat Statistik Kabupaten Simeulue Tahun 2016 ).
4.2 Karateristik Responden
4.2.1 Karateristik Usia Responden
Karateristik responden dalam penelitian digunakan untuk melihat
gambaran atau keadaan dan ciri-ciri responden yang menjalankan usaha tani
cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue. Adapun karateristik
responden yang digunakan dalam penelitian ini meliputih umur, pendidikan, jenis
kelamin, dan luas lahan yang digunakan petani karateristik ini memiliki
31
keterkaitan erat dengan tingkata pendapatan yang diterimah oleh petani dalam
proses produksi, hal ini dikarenakan karateristik mencerminkan kemampuan
bekerja, pola pikir, perencanaan dan berbagai macam kemampuan lainnya dalam
upaya meningkatkan peningkatan pendapatan usaha tani cengkeh. Untuk melihat
lebih jelas bagaimana karateristik responden yang meliputi, umur responden, jenis
kelamin responden, tingkat pendidikan responden Dan lain-lain.
Tabel 4.1
Karateristik Responden Menurut Kelompok Umur
di Kecamatan Teupah Barat kabupaten simeulue
No Umur Jumlah Responden
( Orang )
Persentase
( % )
1 20 - 30 6 12,5
2 31 - 41 13 29,17
3 42 - 52 14 27,09
4 53 - 63 11 22,91
5 64 - 70 4 8,33
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer ( April 2016 )
Jika dilihat berdasarkan kelompok umur menunjukan bahwa umur paling
banyak petani responden di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue berada
pada kelompok umur 31 – 41 tahun atau 27,17 % sebanyak 14 orang. Dan pada
kelompok umur 64 – 70 tahun atau 8,33 % merupakan petani yang sudah lanjut
usia sebanyak 4 orang. Sedangkan yang paling sedikit terdapat pada kelompok
umur 20 -30 tahun atau 12,5 % sebanyak 4 orang. Hal tersebut menjelaskan
bahwa sebagian besar petani responden dalam penelitian ini berada pada
kelompok umur produktif. Dimana semakin produktif umur maka diharapkan
dapat lebih baik dalam menjalankan usaha taninya.
32
4.2.2 Jenis Kelamin
Karateristik jenis kelamin digunakan untuk mengetahui jenis kelamin
responden dimana biasanya jenis kelamin laki-laki akan lebih produktif
dibandingkan dengan petani perempuan baik dari segi fisik maupun kemampuan
berpikir dalam menjalankan usaha pertanian maupun perkebunannya. Berikut
disajikan karateristik petani responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.2
Karateristik Pertani Responden Menurut Jenis Kelamin
Di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue
No Jenis Kelamin Jumlah Responden
( Orang )
Persentase
( % )
1 Laki - Laki 45 93,75
2 Perempuan 3 6,25
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer ( April 2016 )
Tabel 4.2 Menunjukan bahwa jenis kelamin responden dalam penelitian
ini didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 45 orang atau 93,75 % dari
jumlah petani perempuan. Hal ini menunjukan bahwa petani responden dalam
penelitian ini adalah petani produktif baik dari segi fisik maupun berpikir.
4.2.3 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap tingkat adopsi teknologi
dan inovasi yang sedang berkembang tingkat pendidikan merupakan faktor yang
sangat penting yang menentukan tingkat kecakapan petani untuk mengelolah
usaha taninya. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
proses adopsi teknoilogi akan semakin cepat.
33
Adapun tujuan teknologi dan inovasi adalah untuk memperbaiki usaha
pertanian atau perkebunan baik dari segi produksi maupun produktivitas. Untuk
melihat gambaran lebih jelas mengenai tingkat pendidikan petani responden
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3
Karateristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
( Orang )
Persentase
( % )
1 Tidak Tamat SD 11 22,91
2 Tamat SD 16 33,33
3 SMP Sederajat 9 18,75
4 SMA Sederajat 9 18,75
5 DIII 1 2.09
6 S1 2 4,17
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer ( April 2016 )
Berdasarkan tabel 4.3 Menunjukan bahwa tingkat pendidikan petani
responden dalam penelitian ini terkosentrasi pada kelompok SD sebanyak 16
orang atau sekitar 33,33 % dan terdapat 11 responden tidak tamat SD kemudian
terdapat 1 berpendidikan DIII dan 2 orang berpendidikan S1. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa sebagian besar petani responden dalam penelitian ini
merupakan petani yang berpendidikan rendah.
34
4.3 Produksi Cengkeh Responden di Kecamatan Teupah Barat
Bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang jumlah luas lahan cengkeh
petani, modal rata-rata yang digunakan petani, perbandingan tenaga kerja yang
dimiliki oleh para petani, dan jumlah produksi dalam setiap tahunnya. Jumlah
produksi menjadi variabel didalam penelitian skripsi ini adalah di Kecamatan
Teupah Barat.
4.3.1 Produksi Cengkeh Responden ( Tahun 2015 )
Sebagaimana yang telah penulis jelaskan sebelumnya bahwa petani
cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue yang menjadi
responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 48 orang petani cengkeh untuk
mendapat gambaran mengenai keadaan yang diteliti maka perlu dikemukakan
karateristik responden yang meliputi jumlah produksi, luas lahan, tenaga kerja,
modal yang dikeluarkan oleh petani dalam jangka satu tahun. Dalam penelitian ini
respondennya adalah para petani yang memiliki lahan sendiri dan bekerja sebagai
para petani di Kecamatan teupah barat Kabupaten Simeulue dari segi produksi
juga diketahui bahwa petani cengkeh yang ada di desa - desa di Kecamatan
Teupah barat Kabupaten Simeulue yang menjadi responden dalam penelitian ini
mempunyai produksi yang berbeda, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
35
Tabel 4.4
Jumlah Produksi Cengkeh Menurut Responden
di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue
No Produksi Responden
( Kg )
Jumlah Responden
( Orang )
Persentase
( % )
1 100 - 700 20 41,67
2 800 - 1400 24 50
3 1800 4 8,33
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer ( April 2016 )
Berdasarkan tabel 4.4 disimpulkan bahwa paling sedikit yaitu 100 – 700
Kg yang berjumlah 20 orang dengan persentase 41,67 % hal ini disebabkan luas
lahan tanaman cengkeh di Kecamatan Teupah Barat yang dimilki petani luas area
perkebunan produksi ini diproleh sesudah di kurangi modal yang dikeluarkan oleh
petani sedangkan produksi cengkeh paling banyak antara 800 – 1400 Kg yang
berjumlah 24 orang dengan persentase 50 % dan 1800 Kg merupakan hasil
produksi tanaman cengkeh yang sudah cukup tua sehingga semakin banyak
penghasilan produksinya dalam setiap kali panen dengan jumlah responden 4
orang atau dengan persentase 8,33 %.
4.3.2 Jumlah Luas Lahan Perkebunan Cengkeh Responden
Petani cengkeh yang mengelolah lahan sendiri yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah yang mengelolah lahan sendiri. Berdasarkan hasil
penelitian luas lahan petani cengkeh bervariasi antara 1 Ha sampai dengan 2 Ha
lebih seperti yang tertulis pada tabel 4.5 sebagai berikut :
36
Tabel 4.5
Jumlah Luas Lahan Perkebunan Cengkeh Responden
di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue
No Luas Lahan
( M2 )
Jumlah Responden
( Orang )
Persentase
( % )
1 0.4 – 0.99 29 60,42
2 1.00 – 1,99 15 31,25
3 2.00 – 2.16 4 8,33
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer ( April 2016 )
Berdasarkan tabel 4.5 bahwa yang paling banyak memiliki luas lahan
tanaman cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue adalah 0.4 –
0.99 Ha dengan jumlah responden 29 orang dengan persentase 60,42 %
sedangkan jumlah luas lahan 2.00 – 2.16 Ha yaitu dengan jumlah responden 4
orang dengan persentase 8,33 % merupakan petani cengkeh yang hanya beberapa
orang yang memiliki luas lahan cengkeh yang ada di Kecamatan Teupah Barat
Kabupaten Simeulue sangat luas.
4.3.3 Jumlah Tenaga Kerja Responden
Berdasarkan jumlah pekerja yang melakukan pengelolaan cengkeh
dihitung dalam satuan jiwa di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue
dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini.
37
Tabel 4.6
Jumlah Tenaga kerja pekebun cengkeh responden
di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue
No Jumlah Tenaga Kerja
( Jiwa )
Jumlah Responden
( orang)
Persentase
( % )
1 1 - 10 33 68,75
2 11 - 20 11 22,92
3 21 – 30 4 8,33
Jumlah 48 100
Sumber : Dataa Primer ( tahun 2016 )
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang paling rendah jumlah
tenaga kerja 21 – 30 jiwa yaitu dengan jumlah responden 4 jiwa dengan
persentase 8,33 persen, sedangkan jumlah tenaga kerja yang banyak 1 – 10 jiwa
dengan jumlah responden 33 jiwa dan persentase 68,75 persen. Hal ini menujukan
bahwa semakin banyak jumlah tenaga kerja yang dilakukan untuk mengolah
cengkeh maka semakin banyak cengkeh terpelihara sehinmga meningkatkan hasil
produksi yang maksimal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
4.3.4 Modal Responden
Perhitungan modal penelitian ini adalah mengunakan pendekatan biaya
yaitu besarnya biaya total yang dikeluarkan oleh para petani cengkeh dalam
jangka waktu 1 tahun. Biaya total ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel,
biaya tetap terdiri dari alat – alat, biaya variabel terdiri dari biaya pemeliharaan
berdasarkan hasil penelitian perhitungan besarnya modal petani cengkeh dapat
pada tabel 4.7 sebagai berikut :
38
Tabel 4.7
Jumlah Modal yang dikeluarkan responden selama 1 tahun
di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue
No Jumlah modal
( Rp )
Jumlah responden
( orang )
Peresentase
( % )
1 10.000.000 – 20.0000.0000 44 91,67
2 25.000.000 – 30.000.000 4 8,33
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer (April 2016)
Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang paling tinggi mengeluarkan
modal mulai dari 25.000.000 – 30.000.000 yaitu dengan jumlah responden 4
orang dan persentase 8,33 persen. Hal ini menunjukan penegeluaran modal yang
dilakukan petani untuk tanam cengkeh yang ada di Kecamatan Teupah Barat
Kabupaten Simeulue dengan penegeluaran yang banyak karena disebabkan
tanaman cengkeh merupakan tanaman tahunan, sedangkan yang berjumlah
10.000.000 – 20.000.000 yaitu dengan jumlah responden 44 orang dengan
persentase 91,67 persen. Hal ini menunjukan bahwa modal yang dikeluarkan
pertani berbeda - berbeda.
4.4 Hasil Pengujian Hipotesis
Bagian ini penulis akan membahas tentang pengaruh yang ditimbulkan
oleh luas lahan, tenaga kerja dan jumlah modal, terhadap produksi petani cengkeh
di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten simeulue tahun 2011 – 2015 yang akan
dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda yang akan
diolah melalui program statistik SPSS 17.0 dari hasil penelitian di proleh hasil
akhirnya sebagai berikut :
39
Tabel 4.8
Standart Deviasi Rata – Rata Dan Observasi
No Variabel Rata – Rata Std. deviasi Observasi
1
2
3
4
PRODUKSI
LUAS LAHAN
TENAGA KERJA
MODAL
843.75
1001.00
10.08
0.1583333.33
408.894
645.561
7.098
0.4351978.437
48
48
48
48
Sumber : Hasil Regresi ( Data Diolah April 2016 )
Pada tabel diatas peneliti dapat menjelaskan bahwa rata – rata variabel
produksi ( Y ) adalah 483.75 dengan standart deviasi 408.894 untuk variabel luas
lahan ( X1 ) rata – ratanya adalah 1001.00 dengan standart deviasi 645.561 untuk
variabel jumlah tenaga kerja ( X2 ) rata – rata adalah 10.08 denga standart deviasi
7.098 dan modal ( X3 ) rata – ratanya adalah 0.1583333.33 dengan standart
deviasi 0.4351978.437 dengan nilai observasi menyatakan berjumlah 48 orang.
4.5 Hasil Akhir
4.5.1 Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 4.9
Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized
koeficcients
B Standart error B
Constanta
Luas Lahan
Tenaga Kerja
Modal
- 47.714
.361
.10.590
.26.755
.106.382
.067
4.898
.000
.570
.184
.285
Sumber : Hasil Regresi ( Data Diolah April 2016 )
Berdasarkan hasil penelitian ini maka diproleh persamaan regresi linear
berganda akhir estimasi sebaga berikut :
40
YLn= a + b1lnX1 + b2LnX2 + b3LnX3 + e
YLn=- 47.714 + 0.361 + 10.590 + 26.755 + e
Perasmaan regresi linear berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Constanta
Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar
– 47.714 nilai konstanta ini menyatakan apabila semua variabel bebas. Luas
Lahan, Tenaga Kerja, Dan Modal sama dengan Nol, maka produksi petani
cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue sebesar – 47.714.
b.Koefisien regresi dari variabel luas lahan ( X1 )
Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien variabel
luas lahan ( X1 ) sebesar 0.361, hal ini menyatakan bahwa apabila terjadi
penambahan luas lahan sebesar 1 % maka produksi cengkeh di Kecamatan
Teupah Barat Kabupaten Simeulue sebesar 36,1 %
c. Koefisien regresi dari variabel jumlah tenaga kerja ( X2 )
Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien variabel
tenaga kerja ( X2 ) sebesar 10.590, hal ini menyatakan bahwa apabila terjadi
penambahan tenaga kerja sebesar 1 % maka produksi cengkeh di Kecamatan
Teupah Barat Kabupaten Simeulue sebesar 0.1059 %
d. Koefisien regresi dari variabel jumlah modal ( X3 )
Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien variabel
jumlah modal ( X3 ) sebesar 26.755, hal ini menyatakan bahwa apabila terjadi
penambahan jumlah modal sebesar 1 % maka produksi cengkeh di Kecamatan
Teupah Barat Kabupaten Simeulue sebesar 0.26755 %
41
4.5.2 analisis koefisien korelasi dan determinasi
Hal ini dipergunakan dengan tujuan untuk mengetahui keeratan serta arah
hubungan antara luas lahan, tenaga kerja, modal terhadap produksi petani cengkeh
di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.10
Hasil korelasi determinasi
Variabel Produksi Luas
lahan
Tenaga
kerja Modal
Pearson Correlation
Produksi
Luas Lahan
Tenaga Kerja
Modal
1.000
.873
.647
.714
.873
1.000
.647
.646
.647
.647
1.000
.332
.714
.646
.332
1.000
Model
Koefisien Korelasi ( R )
Koefisien Determinasi Adjusted
Koefisien Determinasi ( R2
)
.905
.807
.819
Sumber : Hasil Regresi ( Data Diolah April 2016 )
Tabel 4.10 menjelaskan dimana koefisien korelasi ( X1,X2,X3 ) yang
diproleh R2 adalah R = 0.905α, secara positif menjelaskan terdapat hubungan
yang sangat erat antar luas lahan, tenaga kerja, dan modal dengan keeratan
hubungan 90,5 % terhadap produksi petani cengkeh di Kecamatan Teupah Barat
Kabupaten Simeulue.
Berdasarkan hasil analisis pengaruh luas lahan, tenaga kerja, dan modal
terhadap produksi di proleh nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0.819 yang
berarti bahwa variasi perubahan produksi cengkeh di Kecamatan Teupah barat
Kabupaten Simeulue sebesar 81,9 %. Sedangkan 18,1 % merupakan pengaruh
faktor – faktor yang menyebabkan di luar model penelitian ini.
42
4.5.3 Uji t ( Uji Parsial )
Pembuktian bahwa variabel luas lahan, tenaga kerja dan modal
berpengaruh terhadap produksi petani cengkeh di Kecamatan Teupah Barat
Kabupaten Simeulue dilakukan pengujian secara parsial dengan uji t pada tingkat
kepercayaan ( Level of confidence 95 % ) pada taraf nyata ( α ) = 0,05
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan nilai t-hitung
Model
Unstandardized
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
t
Sig B
Standart
error Beta
Constanta
Luas Lahan
Tenaga Kerja
Modal
-47.714
.361
10.590
2.675-5
106.382
.067
4.898
.000
.570
.184
.285
-449
5.419
2.162
3.351
.656
.000
.036
.002
Sumber : Hasil Regresi ( Data Diolah April 2016 )
Berdasarkan tabel diatas nilai t-hitung dapat dijelaskan bahwa :
a. Luas Lahan
Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa untuk variabel luas lahan nilai
t-hitung sebesar 5.419 lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 2.014 artinya secara
parsial variabel luas lahan berpengaruh terhadap produksi petani cengkeh di
Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
b. Tenaga Kerja
Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa untuk variabel tenaga kerja nilai
t-hitung sebesar 2.162 lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 2.014 artinya secara
parsial variabel tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi petani cengkeh di
Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
c. Modal
43
Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa untuk variabel modal nilai t-
hitung sebesar 3.351 lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 2.014 artinya secara
parsial variabel jumlah modal berpengaruh terhadap produksi petani cengkeh di
Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
4.5.4 Uji F ( Uji Simultan )
Uji F digunakan untuk menguji semuah variabel bebas yaitu luas lahan ( X1 ),
tenaga kerja ( X2 ), dan mdal ( X3 ) terhadap variabel terikat yaitu produksi ( Y ).
Hasil perhitungan Uji F dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.12
Hasil Regresi Uji F
Model Sum of squares df Mean squares F sig
1 Regresion
Residual
Total
6436717.846
1421407.154
7858125.000
3
44
47
2145572.615
32304.708
66.417 .000a
Sumber : Hasil Regresi ( Data Diolah April 2016 )
Berdasarkan tabel diatas nilai F-hitung sebesar 66.714 lebih besar dari
F-tabel sebesar
2.18 pada tingkat nyata = .000a
derajat signifikan, maka variabel Luas Lahan,
Tenaga Kerja, Dan Modal secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
Dengan kata lain pada derajat keyakinan atau 5 % Luas Lahan, Tenaga Kerja
Dan Modal secara signifikan berpengaruh terhadap produksi petani cengkeh
( Signifikan .000a )
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan tentang faktor – faktor yang mempengaruhi
produksi petani cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue di
tentukan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Jumlah produksi di tahun 2015 sebesar 843.75 dan rata-rata luas lahan ( X1 )
sebesar 1001,00. Sedangkan untuk tenaga kerja ( X2 ) sebesar 10.08 dan modal
( X3 ) sebesar 0.1583333,33 dengan jumlah observasi 48 orang.
2. Koefisien korelasi ( X1,X2,X3 ) yang diproleh adalah R = 0.905a
secara positif
menjelaskan terdapat hubungan yang kuat antara luas lahan, modal, tenaga
kerja terhadap produksi petani cengkeh dengan keeratan 90.5 % terhadap
variabel produksi cengkeh di Kecamatan teupah Barat Kabupaten Simeulue.
Sedangkan koefisien determinasi ( R2
) diproleh nilai sebesar 0.819 yang
artinya bahwa produksi cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten
Simeulue Sebesar 81,9 %. Sedangkan sisanya sebesar 18,1 % merupakan
pengaruh di luar faktor – faktor model penelitian ini.
3. Hasil yang diproleh untuk variabel luas lahan, ( X1 ) nilai t-hitung sebesar
5.419 lebih besar dari t-tabel sebesar 2014. Artinya secara parsial variabel luas
lahan berpengaruh terhadap produksi petani cengkeh di Kecamatan Teupah
Barat Kabupaten Simeulue. Sedangkan jumlah tenaga kerja ( X2 ) nilai t-hitung
sebesar 2.162 lebih besar dari t-tabel sebesar 2.014. Artinya secara parsial
variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi petani cengkeh di
Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Srmeulue. Dan jumlah modal ( X3 ) nilai
45
t-hitung sebesar 3.315 lebih besar dari t-hitung sebesar 2.014. artinya secara
parsial variabel jumlah modal berpengaruh terhadap produksi petani cengkeh
di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
4. Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis secara simultan diproleh F-hitung
sebesar 66.417 lebih besar dari F-tabel sebesar 2.18 dengan tingkat nyata α =
0,05 derajat signifikan maka secara simultan variabel luas lahan, modal, dan
tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi petani
cengkeh di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue.
45
5.2 Saran – Saran
Berdasarkan hasil penulisan diatas, penulis menyarankan beberapa hal
untuk pihak – pihak terkait yaitu :
1. Kepada petani cengkeh diharapkan agar lebih memperhatikan terhadap
pengelolaan tani cengkeh guna untuk mendapatkan hasil yang efisien dari
sebelumnya.
2. Diharapkan kepada pemeintah daerah mampu memfokuskan diri untuk
mengusahakan kesejahtraan petani dengan lebih menyusun lagi konsep dan
strategi pertanian dan perkebunan secara mantap karena dengan meningkatnya
kesejahtraan petani maka secara otomatis ketahanan pangan dan pendapatan
masyarakat pun meningkat.
3. Diharapkan kepada dinas perkebunan dan kehutan kabupaten simeulue ini
harus melakukan penambahan objek – objek produksi cengkeh yang dapat
mendukung pendapatan penambahan para petani dari sektor perkebunan dan
pertanian. Antara lain dengan mencari objek – objek lahan produksi baru yang
objek –objek ini pada waktu yang lalu tidak begitu luas dan memfasilitasi
tempat para petani cengkeh dan sejenisnya.
4. Penetapatan dasar target petani daerah hendaknya lebih didasarkan pada
potensi luas lahan para petani dan melihat dari kondisi perekonomian serta
kesanggupan dalam melakukan pembukaan luas lahan.
5. Badan pusat statuistik (BPS) kabupaten simeulue ini harus melakuakn validasi
data yang valid terhadap produksi perkebunan cengkeh di Kecamatan Teupah
Barat Kabupaten Simeulue.
45
6. Penelitian ini masih terbatas pada tahapan melihat faktor – faktor yang
mempengaruhi produksi petani cengkeh di Kecamatan Teupah Barat
Kabupaten Simeulue kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melanjutkan
penelitian tentang tiga sektor yang tergabung didalam tiga sektor tersebut.