110
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPRD KOTA BANDAR LAMPUNG PERIODE TAHUN 2014-2019 (Tesis) Oleh : FAIRA INDAH MUTIARA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN

FUNGSI LEGISLASI DPRD KOTA BANDAR LAMPUNG

PERIODE TAHUN 2014-2019

(Tesis)

Oleh :

FAIRA INDAH MUTIARA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

LEGISLASI DPRD KOTA BANDAR LAMPUNG

PERIODE TAHUN 2014-2019

Oleh :

FAIRA INDAH MUTIARA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

LEGISLASI DPRD KOTA BANDAR LAMPUNG

PERIODE TAHUN 2014-2019

Oleh

FAIRA INDAH MUTIARA

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempunyai fungsi dasar salah satunya

yaitu fungsi legislasi atau pembuat peraturan, Fungsi ini menjadi sangat penting

karena salah satu implikasi kesiapan daerah dalam merespon kebijakan otonomi,

dan diharapkan daerah mampu membuat kebijakan sendiri yang dituangkan dalam

Perda. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui dan menganalisis

pengaruh faktor internal terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung

periode tahun 2014-2019. 2) Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor

eksternal terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung periode tahun

2014-2019 dan 3) Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor internal dan faktor

eksternal secara bersama-sama terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar

Lampung periode tahun 2014-2019. Metode penelitian menggunakan pendekatan

kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung periode 2014-2019 yang berjumlah

50 Orang. Hasil peneltian ini adalah: 1) Faktor internal berpengaruh signifikan

terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung periode tahun 2014-2019. 2)

Faktor eksternal berpengaruh signifikan terhadap fungsi legislasi DPRD Kota

Bandar Lampung periode tahun 2014-2019. 3) Faktor internal dan faktor eksternal

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap fungsi legislasi DPRD Kota

Bandar Lampung periode tahun 2014-2019. 4) Fungsi legislasi DPRD dalam

membuat peraturan daerah lebih di pengaruhi dan bernuansa “Politik”, artinya

kreativitas, inisiatif DPRD dalam menjalankan fungsi legislasi dalam hal ini

pembuatan Peraturan Daerah akan muncul jika hasil akhir dari Peraturan Daerah

tersebut “menguntungkan” serta cenderung hanya mementingkan kepentingan

pribadi semata, hal tersebut terlihat dari 13 Peraturan Daerah yang di hasilkan

DPRD Kota Bandar Lampung 5 diantaranya adalah Peraturan Daerah yang

berkaitan dengan anggaran.

Kata Kunci: Fungsi, Legislasi, dan DPRD.

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

ABSTRACT

THE FACTORS THAT INFLUENCE THE IMPLEMENTATION OF THE

LEGISLATION FUNCTION OF THE REGIONAL REPRESENTATIVE

COUNCIL (DPRD) IN BANDAR LAMPUNG AT THE PERIOD YEARS

2014-2019

By

FAIRA INDAH MUTIARA

The Regional Representatives Council (DPRD) has many a basic function, one of

that function is the function of legislation or regulation makers. This function is

very important because one of the implications of regional readiness is in

responding the autonomy policies, and it is expected that the regions can make their

own policies as outlined in the Regional Regulation. The aims of this study was: 1)

to know and analyze the influence of internal factors on the legislative function of

the DPRD in Bandar Lampung at the period years 2014-2019. 2) to know and

analyze the influence of the external factors on the legislative function of the DPRD

in Bandar Lampung at the period years 2014-2019 and 3) to know and analyze the

influence of the internal factors and the external factors on the legislative function

of the DPRD in Bandar Lampung at the period years 2014-2019. The quantitative

approach was used as a research method in this study. The respondents were the 50

members of the Regional Representative Council (DPRD) in Bandar Lampung City

at the period years 2014-2019. The results of this study were: 1) there was a

significant effect of the internal factors to the legislative function of the DPRD in

Bandar Lampung at the period years 2014-2019. 2) A significant effect showed in

the external factors to the legislative function of the DPRD in Bandar Lampung at

the period years 2014-2019. 3) Internal and external factors also showed a

significant effect on the legislative function of the DPRD in Bandar Lampung at the

period years 2014-2019. 4) DPRD legislative function in making the regional

regulations more influenced and nuanced "Politics", it means that the creativity, the

initiatives of in carrying out the legislative functions in this case the making of

Regional Regulations would appeared if the final results of the Regional Regulation

were "profitable" and tend to prioritize the Personally interest, it could be seen from

the 13 Regional Regulations produced by the DPRD of Bandar Lampung and 5 of

that were the Regional Regulations that relating to the budget.

Keyword: Function, legislative, regional representative council (DPRD)

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI
Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI
Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI
Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

RIWAYAT HIDUP

FAIRA INDAH MUTIARA, lahir di Bandar Lampung, 3 Mei 1993, anak ke 4

(empat) dari 4 (empat) bersaudara putri dari pasangan H. Erpani S. Jaya dan

Hj.Thahera Achmad. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2005

di SD Al-Kautsar Bandar Lampung. Lulus Sekolah Menengah Pertama di SMPN

1 Bandar Lampung pada tahun 2008. Sekolah Menengah Atas di SMAN 3 Bandar

Lampung lulus pada tahun 2011. Melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di

Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jati Nangor Bandung lulus pada

tahun 2015. Selanjutnya pada tahun 2016 penulis tercatat sebagai mahasiswi S2 di

Perguruan Tinggi Universitas Lampung Program Studi Magister Ilmu

Pemerintahan hingga sekarang

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati Kupersembahkan

Karya Kecilku ini sebagai tanda baktiku

Kepada :

Ayah dan ibuku tercinta yang telah senantiasa tulus mendukung dan

mendoakan keberhasilan ku, serta telah banyak memberikan sumbangan baik

dari segi moril maupun materil. Terima kasih banyak atas semua

pengorbanan yang telah ayah dan ibu berikan, tidak ada yang dapat

Ananda berikan, semoga ALLAH selalu memberikan kebahagian kepada

ayah dan ibu di dunia dan di akhirat.

Seluruh keluarga besarku tersayang, terima kasih atas dorongan, motivasi

dan do’a nya selama ini.

Untuk teman-temanku, keluarga baruku, rekan seperjuangan ku, Magister

Ilmu Pemerintahan Angkatan 2016, serta

Almamater Tercinta, Universitas Lampung

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

MOTTO

“Dan bersabarlah dalam menggapai sesuatu, karena sabar tak pernah

berujung hingga Allah.SWT memberi petunjuk atau menggantinya

dengan yang lebih baik”

(Al-Hadist)

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

SANWACANA

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah.SWT karena atas limpahan rahmat dan

karuni-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pelaksanaan Fungsi Legislasi DPRD Kota Bandar Lampung Periode

Tahun 2014-2019”. Dalam menyelesaikan Tesis ini penulis memperoleh banyak

bantuan baik dari segi moril, materil serta dukungan dan bimbingan dari berbagai

pihak sehingga Tesis ini dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Untuk itu penulis

tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin. M.P. selaku Rektor Universitas

Lampung;

2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Hertanto, M.Si., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Pemerintahan Universitas Lampung

5. Ibu Dr. Feni Rosalia selaku dosen pembimbing Utama, yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, masukan serta arahan dalam

menyelesaikan Tesis ini;

6. Ibu Dr. Ari Damastuti., MA selaku pembimbing pembantu, yang telah banyak

memberi bimbingan dan masukan-masukan yang berguna dalam proses

penyusunan Tesis ini;

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan

Universitas Lampung yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan dan

pembelajaran selama masa perkuliahan;

8. Teman-teman seperjuangan Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan

Universitas Lampung, terima kasih atas motivasinya.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak sekali kekurangan, kesalahan serta

jauh dari kesempurnaan. Hal itu mengingat kurangnya pengalaman penulis baik dari

segi teori maupun praktek serta keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk itu saran

dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan

Tesis yang akan datang. Akhirnya dengan diselesaikan Tesis ini semoga dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, Desember 2018

Penulis

FAIRA INDAH MUTIARA

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 10

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 11

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsepsi Sistem Pemerintahan dan Teori Pemisahan Kekuasaan. 12

B. Konsepsi Otonomi Daerah ............................................................. 19

C. Konsepsi Peraturan Daerah ............................................................ 24

D. Konsepsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ................. 35

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Legislasi Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ............................................... 55

F. Kerangka Fikir ............................................................................... 59

G. Hipotesis ...................................................................................................... 62

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ............................................................................... 64

B. Definisi Konseptual ....................................................................... 64

C. Definisi Operasional ...................................................................... 65

D. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 68

E. Sumber Informasi........................................................................... 68

F. Jenis Data ....................................................................................... 69

G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 70

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ....................... 71

I. Teknik Analisis Data...................................................................... 72

BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sekretariat DPRD Kota Bandar Lampung ..................................... .76

B. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat DPRD .................................. .79

C. Profil DPRD Kota Bandar Lampung ............................................. .80

D. Alat Kelengkapan DPRD Kota Bandar Lampung...........................82

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden ................................................................ ...88

B. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ......................................... ...91

C. Hasil Penelitian .............................................................................. ....95

1. Distribusi Frekuensi Variabel......................................................95

2. Analisa Data Statistik.................................................................109

a. Regresi Linier Berganda.......................................................109

b. Koefisien Determinasi..........................................................111

c. Uji Hipotesis.........................................................................112

D. Pembahasan.................................................................................... .115

1. Pengaruh Faktor Internal terhadap Fungsi Legislasi DPRD di

DPRD Kota Bandar Lampung...................................................115

2. Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Fungsi Legislasi DPRD

di DPRD Kota Bandar Lampung...............................................131

3. Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Secara

Bersama-Sama terhadap Fungsi Legislasi DPRD di DPRD

Kota Bandar Lampung................................................................145

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... ...163

B. Saran ............................................................................................ ...164

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN I PERMOHONAN MENGISI KUESIONER

LAMPIRAN II ALAT BANTU PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN III OUTPUT SPSS

LAMPIRAN IV TABEL R

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Produk Peraturan Daerah DPRD Kota Bandar Lampung Tahun

2015 - 2017.................................................................................................

5

1.2 Rincian Perda Inisiatif DPR Kota Bandar Lampung Tahun 2015-2017... 6

3.1 Definisi Operasional................................................................................. 65

4.1 Nama Keanggotaan DPRD Kota Bandar Lampung................................... 80

5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia............................................... 88

5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja.................................... 88

5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Disiplin Ilmu................................. 89

5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan....................... 89

5.5 Jabatan dalam Kepengurusan Partai Politik............................................... 90

5.6 Durasi Waktu Menjadi Pengurus Partai Politik......................................... 90

5.7 Frekuensi Mengikuti Diklat Kepartaian..................................................... 91

5.8 Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Internal.............................................. 92

5.9 Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Eksternal............................................ 93

5.10 Hasil Uji Validitas Variabel Fungsi Legislasi DPRD................................ 93

5.11 Hasil Uji Reliabilitas.................................................................................. 94

5.12 Distribusi Frekuensi Variabel Faktor Internal............................................ 95

5.13 Distribusi Frekuensi Variabel Faktor Eksternal......................................... 100

5.14 Distribusi Frekuensi Variabel Fungsi Legislasi DPRD.............................. 104

5.15 Regresi Linier Berganda............................................................................. 110

5.16 Determinasi X1 terhadap Y......................................................................... 111

5.17 Determinasi X2 terhadap Y........................................................................ 111

5.18 Determinasi X1 dan X2 terhadap Y............................................................. 112

5.19 Uji Hipotesis Secara Parsial....................................................................... 113

5.20 Uji Hipotesis Secara Simultan.................................................................... 114

5.21 Rangkuman Penilaian/Tanggapan Responden terhadap Variabel Faktor

Internal....................................................................................................... 129

5.22 Rangkuman Penilaian/Tanggapan Responden terhadap Variabel Faktor

Eksternal..................................................................................................... 145

5.23 Penilaian/Tanggapan Responden terhadap Variabel Fungsi Legislasi..... 162

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Paradigma antara X1 dan X2 terhadap Y.................................................................62

4.1 Struktur Organisasi Seketariat DPRD Kota Bandar Lampung...............................79

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diterapkannya otonomi daerah yang ditandai dengan diberlakukannya

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah merupakan suatu

peluang emas bagi daerah (Provinsi, Kabupaten/kota) karena diberikan

kewenangan yang sangat besar untuk mengatur dan memerintah daerahnya

masing-masing. Peluang yang diberikan oleh kebijakan otonomi daerah itu

diterjemahkan beragam oleh daerah, salah satu terjemahan yang dipakai adalah

dengan membuat beragam Peraturan Daerah (Perda).

Peraturan daerah merupakan produk perundang-undangan pemerintah

daerah bertujuan untuk mengatur hidup bersama, melindungi hak dan kewajiban

manusia dalam masyarakat, menjaga keselamatan dan tata tertib masyarakat di

daerah, selain itu peraturan daerah adalah merupakan sarana komunikasi timbal

balik antara pemerintah dengan masyarakat di daerahnya. Lebih dari itu Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan daerah juga menyebutkan

bahwa Peraturan Daerah dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah

provinsi/ kabupaten/ kota dan tugas pembantuan yang merupakan penjabaran

lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan

memperhatikan ciri khas masing-masing daerah, berorientasi pada kepastian

1

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

2

hukum (rechtszekerheid), memiliki manfaat yang luas bagi publik dan

terwujudnya rasa keadilan masyarakat (gerechtigheid).

Sedemikian besar manfaat Peraturan Daerah untuk kepentingan publik,

maka untuk tingkat kabupaten/kota salah satu lembaga yang bertugas dan

bertanggung jawab untuk menjamin bahwa produk hukum peraturan daerah

memiliki manfaat yang luas bagi publik dan terwujudnya rasa keadilan

masyarakat (gerechtigheid) adalah lembaga perwakilan rakyat atau lazimnya

disebut Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Secara normatif Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) mempunyai 4 (empat) fungsi dasar yaitu: fungsi pembuat

peraturan (legislating), fungsi pembuat anggaran (budgeting), fungsi pengawasan

(controling), dan fungsi perwakilan (representatif).

Di tangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tentu masyarakat

daerah berharap bahwa produk hukum yang dihasilkan lembaga ini adalah produk

hukum yang pro rakyat. Hal tersebut cukup beralasan mengingat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan perwakilan dan perpanjangan

tangan kepentingan rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dapat

dikatakan juga lahir dari rakyat, dan mengusung kepentingan rakyat, sehingga

adanya inisiatif, kreatifitas dan campur tangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) dalam proses pembuatan raperda menjadi perda sangat besar sekali

pengaruhnya, karena Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) lahir dari rakyat,

dan mereka tau benar apa yang menjadi prioritas kebutuhan urgen publik. Adanya

keterlibatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam proses pembuatan

rancangan peraturan daerah, maka diharapkan nantinya setelah rancangan

peraturan daerah tersebut disahkan menjadi peraturan daerah dapat mengakomodir

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

3

seluruh kepentingan masyarakat sehingga tujuan yang diingin dicapai dapat

terwujud dan juga tidak ada hak-hak masyarakat terabaikan

Akan tetapi, kalau melihat dari iklim politik Indonesia, saat ini sedang

terjadi relasi Das sein, dimana politisasi dominan terhadap produk hukum.

Selama ini produk hukum yang dihasilkan masih dirasa kurang pro rakyat,

sehingga produk yang dihasilkan tidak lebih dari kristalisasi tawar-menawar

antara elite politik (Sumber: Kajian Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan

Daerah Dirjen Peraturan Perundang-undangan Dephumkam, 2017: 119)

Permasalahan lain yang sering terjadi adalah hampir semua Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Indonesia, memiliki gejala yang sama,

yaitu “kurang berjalannya fungsi legislasi dalam membuat peraturan daerah”.

Artinya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) diindikasikan kurang

memiliki kreatifitias, inovasi, dalam mengajukan usulan Rancangan Peraturan

Daerah (Raperda) yang pada akhirnya lebih di dominasi pihak eksekutif dalam hal

pengajuan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda).

Kajian Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah Dirjen Peraturan

Perundang-undangan Dephumkam (2017: 117) menyebutkan dalam pembentukan

Peraturan Daerah baik secara nasional masih banyak menyisakan masalah,

diantaranya:

1. Dari segi teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebagian besar

Peraturan Daerah dalam penyusunannya belum mengikuti teknik penyusunan

Peraturan Perundang-undangan serta tidak dipedomani secara taat asas dalam

Pembentukan Peraturan Daerah sebagaimana diatur dalam Lampiran Undang-

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

4

Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan.;

2. Permasalahan yang sering timbul di tingkat pembentukan Rancangan

Peraturan Daerah adalah aparat yang berwenang kurang memiliki kemampuan

mengenai mekanisme pembuatan Peraturan Daerah, kenyataan ini

mengindikasikan bahwa institusi yang ada sebagai pihak yang berwenang

menyusun Peraturan Daerah seperti Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD), masih kurang memadai untuk menghasilkan produk hukum yang

berkualitas, kekurang mampuan menciptakan produk hukum yang berkualitas

itu tidak diimbangi dengan pelibatan publik maupun instansi terkait untuk

berperan aktif.

3. Terindikasi rendahnya kemampuan, prakarsa, inisiatif institusi yang

memegang peranan legislasi dalam membuat peraturan daerah, hal tersebut

dibuktikan sebagian besar usulan perda lebih banyak didominasi oleh pihak

eksekutif. Tidak heran jika produk-produk yang dihasilkan di tiap-tiap daerah

agak mirip bahkan tidak jauh berbeda dari segi isi karena praktek copy paste

yang dilakukan terhadap peraturan-peraturan yang lain. Hampir seluruh

kabupaten di Indonesia memiliki Peraturan Daerah mengenai pemerintah

daerah yang tidak mempunyai perbedaan signifikan satu dengan yang lain.

Jumlahnya selalu sama, demikian pula dengan judul-judul yang digunakan.

Demikian halnya dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota

Bandar Lampung, berdasarkan observasi awal penulis, kinerja anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung khususnya dalam

menjalan kan fungsi legislasi dapat dikategori kan masih rendah Indikasi yang

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

5

menunjukkan kurangnya perhatian anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan fungsi legislasi dapat dilihat

dari 3 (tiga) aspek yaitu: aspek historys pembuatan Perda: dimana pada tahun

2017 hampir semua Rancangan Perda yang berasal dari pihak legislatif; aspek

policy: dimana sebagian besar Perda yang dihasilkan lebih mementingkan

kebijakan yang mengatur tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

dan upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) daripada

mememperjuangkan dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat; aspek

representative: dimana Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tidak proaktif

dan tidak mempunyai komitmen menyalurkan aspirasi masyarakat yang mereka

wakili. Fakta yang ada menunjukkan bahwa Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung hanya datang menunggu bola pengaduan

dari masyarakat saja tetapi tidak pernah berencana merancang peraturan-peraturan

(Raperda). Berikut disajikan data Perda selama tahun 2015-2017 yang dihasilkan

oleh anggota DPRD periode tahun 2014-2019.

Tabel 1.1 Jumlah Produk Peraturan Daerah DPRD Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 - 2017

Tahun Raperda Inisiatif Pemda Inisiatif DPR Jumlah Perda

2015 13 8 5 13

2016 12 10 2 12

2017 15 9 6 15

Jumlah 40 27 13 40

Sumber: DPRD Kota Bandar Lampung, 2017

Tabel 1 di atas memberikan gambaran bahwa, Peraturan Daerah yang

telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar

Lampung sepanjang tahun 2015-2017 adalah sebanyak 40 buah dengan rincian

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

6

pada tahun 2015 sebanyak 13 buah; tahun 2016 sebanyak 11 buah; dan tahun

2017 sebanyak 13 buah. Dari 40 buah Peraturan Daerah tersebut hanya 13

Peraturan Daerah yang berasal dari Hak Prakarsa Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung, dan sisanya sebanyak 27 Peraturan

Daerah berasal dari inisiatif Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Bandar Lampung.

Berikut disajikan rincian perda inisiatif DPR Kota Bandar Lampung Tahun 2015-

2017 dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.2 Rincian Perda Inisiatif DPR Kota Bandar Lampung Tahun 2015-

2017

Tahun Uraian Perda Inisiatif DPR Jumlah

Perda

2015 1. Perda sistem keamanan melalui kamera pengamanan

di objek vital, fasilitas umum dan kawasan tertentu di

Kota Bandar Lampung.

2. Perda pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap

perumahan kumuh dan pemukiman kumuh

3. Perda hak keuangan dan administratif pimpinan dan

anggota DPR Kota Bandar Lampung

4. Perda penyelenggaraan transportasi di Kota Bandar

Lampung

5. Perda ketentraman masyarakat dan ketertiban umum

5

2016 1. Perda pencegahan dan penanggulangan penyakit

menular

2. Perda APBD Perubahan Tahun 2015

2

2017 1. Peraturan Daerah tentang APBD Perubahan Tahun

2016

2. Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban APBD

2016

3. Peraturan Daerah tentang APBD 2018

4. Peraturan Daerah tentang kerjasama pemerintah

dalam penyelenggaraan sistem penyedian air minum

5. Peraturan Daerah tentang Pertamanan dan dekorasi

Kota

6. Peraturan Daerah tentang Retribusi Tempat Rekreasi

dan Olahraga, Kepariwisataan.

6

Jumlah 13

Sumber: DPRD Kota Bandar Lampung, 2018

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

7

Penjelasan di atas memberikan gambaran bahwa inisiatif anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan

fungsi legislasinya yaitu membuat Peraturan Daerah sangat kurang bahkan hampir

dikatakan tidak berjalan efektif, karena prakarsa, insiatif dalam merancang

peraturan daerah sangat rendah.

Timbul pertanyaan besar dimana tugas dan fungsi Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung, yang notabene sebagai lembaga

perwakilan rakyat, yang di gaji oleh rakyat, namun pada kenyataannya salah satu

fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yaitu fungsi legislasi kurang

berjalan maksimal. Padahal apabila merujuk pada Pasal 95 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 dengan tegas dinyatakan bahwa ”Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) memegang kekuasaan membentuk Peraturan

Daerah”, artinya bahwa “leading sector” pembentukan Peraturan Daerah

seharusnya ada ditangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Permasalahan diatas, di tengarai karena rendahnya tingkat pendidikan

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), kurangnya pengembangan

SDM bagi anggota dewan, serta kurangnya pengalaman dalam berorganisasi yang

pada akhirnya berdampak pada kurangnya pengetahuan, keterampilan anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam melaksanakan fungsi legislasi.

Faktor lain yang diduga menjadi pemicu rendahnya fungsi legislasi anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung diindikasikan

karena terbatasnya sarana-prasarana penunjang, kurang terlibatnya pihak ketiga

dan terbatasnya anggaran, hal tersebut mengutip pendapat Nugroho, (2004:78)

terdapat 2 (dua) faktor yang mempengaruhi fungsi Dewan Perwakilan Rakyat

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

8

Daerah (DPRD) dalam pembentukan Perda (legislasi) yaitu a) faktor internal

(kualitas SDM, pengembangan SDM, pendidikan dan pengalaman) b)Faktor

Eksternal (tenaga ahli, kerjasama dengan masyarakat, dukungan anggaran dan

sarana).

Fenomena di atas sejalan dengan jurnal hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Santori (2012) di DPRD Kabupaten Tulang Bawang hasil

penelitian didapat bahwa a) Faktor internal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap fungsi legislasi DPRD Kabupaten Tulang Bawang, b) Faktor eksternal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap fungsi legislasi DPRD Kabupaten

Tulang Bawang Lebih lanjut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizal

Efendi (2013) di DPRD Kabupaten Pringsewu hasil penelitian didapat bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi legislasi DPRD Kabupaten Pringsewu

diantaranya yang paling dominan adalah faktor internal (tingkat pengetahuan,

pendidikan dan kualitas SDM) Secara keseluruhan faktor internal dan faktor

eksternal secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap fungsi

legislasi DPRD Kabupaten Pringsewu.

Penelitian terdahulu lain yang dilakukan oleh Hendro Susilo (2014) di

DPRD Bantul Yogyakarta didapat hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

fungsi legislasi DPRD Bantul Yogyakarta diantaranya yang paling dominan

adalah faktor eksternal (dukungan pihak ketiga) Secara keseluruhan faktor internal

dan faktor eksternal secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan

terhadap fungsi legislasi DPRD Bantul Yogyakarta

Penelitian yang dilakukan oleh Santori (2012), Rizal Efendi (2013) dan

Hendro Susilo (2014) hampir memiliki kesamaan dengan yang peneliti lakukan

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

9

diantaranya adalah: 1) Analisa data sama-sama menggunakan analisa data

kualitatif dan kauntitatif, 2) Instrumen penelitian sama-sama menggunakan

kuesioner 3) Metode penelitian sama-sama mencari keterkaitan pengaruh antara

variabel bebas dan variabel terikat 4) Hasil akhir (kesimpulan) sama-sama

membuktikan dan menguji kebenaran hipotesis

Disamping ada persamaan namun terdapat juga perbedaan penelitian yang

pernah dilakukan oleh Santori (2012), Rizal Efendi (2013) dan Hendro Susilo

(2014) dengan peneliti diantaranya adalah, 1) Objek, lokasi, tempat dan waktu

penelitian berbeda dengan peneliti 2) Subjek yang dipilih peneliti terdahulu

jumlahnya tidak sama yaitu, menggunakan sumber informasi yang telah

ditentukan sedangkan peneliti menggunakan total populasi 3) Indikator yang

dipakai sebagai instrumen penelitian (kisi-kisi) kuesioner tidak sama dengan yang

peneliti gunakan. 4) Jumlah kuesioner atau item pernyataan antara peneliti

terdahulu dengan peneliti tidak sama

Berdasarkan kondisi yang telah diuraikan diatas membuktikan, bahwa

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung dalam

melaksanakan fungsi legislasi belum optimal, begitu juga perda/raperda yang

dihasilkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung

masih ada yang tidak tepat sasaran bahkan tidak menyentuh kepentingan publik.

Dengan demikian diharapkan fungsi DPRD Kota Bandar Lampung sebagai badan

legislasi harus lebih dioptimalkan demi menampung seluruh aspirasi masyarakat

yang ditujukan demi kemajuan pembangunan daerah Kota Bandar Lampung yang

pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan publik.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

10

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tesis dan meneliti seberapa jauh faktor internal dan faktor ekternal

dalam mempengaruhi fungsi legislasi dengan judul “Faktor-faktor yang

mempengaruhi Pelaksanaan Fungsi Legislasi DPRD Kota Bandar Lampung

Periode Tahun 2014-2019”

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor internal berpengaruh secara signifikan terhadap fungsi legislasi

DPRD Kota Bandar Lampung periode tahun 2014-2019?

2. Apakah faktor eksternal berpengaruh secara signifikan terhadap fungsi

legislasi DPRD Kota Bandar Lampung periode tahun 2014-2019?

3. Apakah faktor internal dan faktor eksternal secara bersama-sama berpengaruh

secara signifikan terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung

periode tahun 2014-2019?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor internal terhadap fungsi

legislasi DPRD Bandar Lampung periode tahun 2014-2019.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor eksternal terhadap fungsi

legislasi DPRD Bandar Lampung periode tahun 2014-2019.

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal

secara bersama-sama terhadap fungsi legislasi DPRD Bandar Lampung

periode tahun 2014-2019.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

11

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Akademis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi

pemikiran bagi pengembangan keilmuan khususnya ilmu pemerintahan, juga

dapat digunakan sebagai bahan informasi dan rujukan bagi penelitian lebih

lanjut.

2. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat:

a. Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung.,

khususnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota

Bandar Lampung, agar dapat melaksanakan fungsi-fungsinya secara

optimal, terutama dalam melaksanakan fungsi legislasi.

b. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan akademisi dan mendapat gelar S2

di Proram Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

12

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsepsi Sistem Pemerintahan dan Teori Pemisahan Kekuasaan

1. Sistem Pemerintahan

Berbicara mengenai pemerintahan daerah, maka akan dibahas terlebih

dahulu pengertian pemerintah. Pemerintahan dalam arti luas adalah segala sesuatu

yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya

dan kepentingan negara sendiri; jadi tidak diartikan sebagai pemerintahan yang

hanya menjalankan tugas eksekutif saja, melainkan juga meliputi tugas-tugas

lainnya termasuk legislatif dan yudikatif, sehingga sistem pemerintahan adalah

pembagaian kekuasaan serta hubungan antara lembaga-lembaga negara yang

menjalankan kekuasaan-kekuasaan negara itu, dalam rangka kepentingan rakyat.

Pemerintah menurut Ndraha .(2003 :43) adalah segenap alat perlengkapan

negara atau lembaga-lembaga kenegaraan yang berfungsi sebagai alat untuk

mencapai tujuan nasional. Untuk mencapai tujuan negara didalam negara

demokrasi, pemerintah harus melindungi dan memenuhi kebutuhan rakyatnya.

Pamudji (2010: 33) menjelaskan pengertian pemerintahan terbagi ke dalam dua

kelompok, yaitu:

a. Pemerintahan dalam arti luas adalah perbuatan memerintah yang dilakukan

oleh organ-organ atau badan-badan legislatif, eksekutif, yudikatif dalam

rangka mencapai tujuanpemerintahan negara (tujuan nasional).

12

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

13

b. Pemerintahan dalam arti sempit adalah perbuatan memerintah yang dilakukan

oleh organ eksekutif dan jajarannya dalam rangka mencapai tujuan

pemerintahan negara.

Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem

ketertiban didalam mana masyarakat bisa menjalani kehidupannya secara wajar.

Tugas-tugas pokok pemerintahan mencakup, yaitu: Menjamin keamanan negara

dari segala kemungkinan serangan dari luar, memelihara ketertiban, menjamin

diterapkannya perlakuan yang adil kepada setiap masyarakat, melakukan

pekerjaan umum dan memberi pelayanan dalambidang-bidang yang tidak

mungkin dikerjakan oleh lembaga non pemerintah, melakukan upaya-upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial, menerapkan kebijakan ekonomi yang

menguntungkan masyarakat luas, dan menerapkan kebijakanuntuk pemeliharaan

sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Pemerintahan tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk

melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota

masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitas demi mencapai tujuan

bersama. Dengan demikian adanya suatu pemerintahan adalah karena ada

komitmen antara pemerintah dengan rakyatnya, yang mana komitmen tersebut

hanya dapat dipegang apabila rakyat dapat merasa bahwa pemerintahan memang

diperlukan untuk melindungi, memberdayakan dan menyejahterakan rakyatnya.

Tugas pemerintah menurut Kaufman dalam Thoha (2003: 71) adalah untuk

melayani dan mengatur masyarakat. Tugas pelayanan lebih menekankan upaya

mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat

waktu proses pelaksanaan urusan publik, dan memberikan kepuasan kepada

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

14

publik, sedangkan tugas mengatur lebih menekankan kekuasaan atau power yang

melekat pada posisi jabatan birokrasi.

Hakekat dari tugas pokok pemerintahan dapat diringkas menjadi tiga fungsi

yang hakiki, yaitu: pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan

pembangunan (development). Pelayanan akan membuahkan keadilan dalam

masyarakat, pemberdayaan akan mendorong kemandirian dalam masyarakat dan

pembangunan akan menciptakan kemakmuran dalam masyarakat. Siagian

mengemukakan ada empat fungsi pokok pemerintah, yaitu: Pertama, memelihara

ketertiban dan ketenangan (maintenance of peace and order); Kedua, pertahanan

dan keamanan; Ketiga, diplomatik; dan Keempat, perpajakan.

Menurut Ndraha (2003: 87) ada dua macam fungsi pemerintah:

Pertama, fungsi primer, yaitu fungsi yang terus menerus berjalan dan

berhubungan positif dengan keberdayaan yang diperintah. Artinya

semakin berdaya yang diperintah, semakin meningkat fungsi primer

pemerintah. Pemerintah berfungsi primer sebagai provider jasa publik

yang tidak diprivatisasikan termasuk jasa hankam, layanan civil termasuk

layanan birokrasi. Kedua, fungsi sekunder yaitu fungsi yang berhubungan

negatif dengan tingkat keberdayaan yang diperintah. Artinya semakin

berdaya yang diperintah, semakin berkurang fungsi sekunder pemerintah.

Pemerintah berfungsi sekunder sebagai provider kebutuhan dan tuntutan

yang diperintah akan barang dan jasa yang mereka tidak mampu penuhi

sendiri karena masih lemah dan tak berdaya termasuk penyediaan dan

pembangunan sarana dan prasarana

Sistem pemerintahan yang dianut Indonesia sebelum perubahan Undang-

Undang Dasar tahun 1945 menurut Manan (2005: 78-79) terdapat dua pendapat

yang lazim digunakan, yaitu : kelompok yang berpendapat bahwa Indonesia

menganut sistem presidensial dan kelompok yang berpendapat bahwa Indonesia

menganut sistem campuran. Para ahli yang berpendapat sebagai sistem

presidensial karena presiden adalah kepala pemerintahan dan ditambah dengan

karakter : (a) Ada kepastian masa jabatan presiden, yaitu lima tahun; (b) Presiden

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

15

tidak bertanggung jawab kepada DPR; dan (c) Presiden tidak dapat membubarkan

DPR. Sementara itu, yang berpendapat bahwa Indonesia menganut sistem

pemerintah campuran karena selain terdapat karakter sistem pemerintahan

presidensial terdapat pula karakter sistem parlementer. Ciri parlementer yang

dimaksudkan adalah presiden bertanggung jawab kepada lembaga perwakilan

rakyat yang dalam hal ini MPR.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia menurut Khoirudin. (2005:

89) setelah amandemen Undang Dasar tahun 1945 yaitu :

a. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah

negara terbagi dalam beberapa provinsi.

b. Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem

pemerintahan presidensial.

c. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden

dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.

d. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada

presiden.

e. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan

anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi

jalannya pemerintahan.

f. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan

dibawahnya.

g. Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem

pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan

kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi

dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut;

h. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh Majelis Perwakilan Rakyat

(MPR) atas usul dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Jadi, Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden

meskipun secara tidak langsung.

i. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau

persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

j. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau

persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

k. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-

undang dan hak budget (anggaran).

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

16

Dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia ialah Negara Kesatuan,

sedangkan bentuk pemerintahannya ialah Republik dan sistem pemerintahan

presidensial. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala

negara dan sekaligus kepala pemerintahan dan dipilih secara langsung oleh rakyat

dalam satu paket selain itu Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu

pertimbangan atau persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

2. Pemisahan Kekuasaan Negara

Pada prinsipnya, konstitusi atau Undang-Undang Dasar suatu negara antara

lain merupakan pencatatan (registrasi) pembagian kekuasaan di dalam suatu

negara. Pembagian kekuasaan menurut fungsinya menunjukkan perbedaan antara

fungsi-fungsi pemerintahan yang bersifat legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang

lebih dikenal sebagai Trias Politika.

Lebih lanjut Budiardjo, (2005: 281) menjelaskan tentang pengertian Trias

Politika. yaitu :

Trias Politika adalah anggapan bahwa kekuasaan negara terdiri atas tiga

macam kekuasaan: Pertama, kekuasaan legislatif atau kekuasaan membuat

Undang-Undang (dalam peristilahan baru sering disebut (rule making

function); kedua, kekuasaan eksekutif atau kekuasaan melaksanakan

Undang-Undang (rule application function); ketiga kekuasaan yudikatif

atau kekuasaan mengadili atas pelanggaran Undang-Undang (rule

adjudication function). Trias politika adalah suatu prinsip normatif bahwa

kekuasaan-kekuasaan (function) ini sebaiknya tidak diserahkan kepada

orang yang sama untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak

yang berkuasa, dengan demikian hak-hak asasi warga negara lebih

terjamin.

Salah satu bentuk perubahan yang sangat penting menurut Manan, (2005:

77) dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah setelah diberlakukannya

perturan otonomi daerah adalah dengan dipisahkannya secara tegas antara Kepala

Daerah dengan DPRD.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

17

a. Badan Legislatif sebagai Lembaga Perwakilan Rakyat

Hakikat lembaga perwakilan (legislatif) berfungsi sebagai media komunikasi

antara pemerintah dengan yang diperintah (rakyat). Hal ini sejalan dengan

pendapat John Stuart dan Walter Bagehot dalam Cipto (2005: 35) dengan

tegas mendefinisikan fungsi parlemen adalah sebagai media komunikasi

antara rakyat dan pemerintah sekaligus sebagai institusi pemerintah dengan

tugas menanggapi keluhan-keluhan dari masyarakat. Dengan demikian fungsi

pokok lembaga perwakilan tidak harus diartikan sebagai media komunikasi

antara rakyat dengan pemerintah sekaligus badan pengelola konflik yang

berkembang dalam masyarakat.

Perwakilan Rakyat/Daerah atau dengan nama lain sering disebut parlemen,

diciptakan untuk memenuhi tuntutan masyarakat luas akan sebuah lembaga

dengan fungsi strategis pokok, yakni menyalurkan dan mencari penyelesaian

atas persoalan-persoalan politik dan kenegaraan yang melibatkan sebagian

besar masyarakat. Duduknya seseorang di Lembaga Perwakilan atau Dewan

Perwakilan Rakyat/Daerah baik karena pengangkatan/penunjukkan maupun

melalui pemilihan umum, mengakibatkan timbulnya hubungan antara yang

mewakili dengan yang diwakili.

b. Badan Eksekutif Sebagai Lembaga Pemerintah.

Pemerintah (eksekutif) merupakan manifestasi kehendak rakyat, karenanya

harus memperhatikan kepentingan rakyat dan melaksanakan fungsi rakyat

melalui proses dan mekanisme pemerintahan. Fungsi pemerintahan yang

dilakukan pemerintah (eksekutif) meliputi fungsi pelayanan publik dan

pengaturan warga negara, untuk melakukan fungsi pemerintahan tersebut,

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

18

pemerintah (eksekutif) melakukan aktivitas pelayanan, pengaturan,

pembinaan, pengaturan, koordinasi, pengelolaan, dan pembangunan dalam

berbagai bidang kehidupan masyarakat.

David Osborne dan Ted Gaebler (2005: 98) dalam “Reinventing Government”

mengungkapkan bahwa:

Fungsi pemerintahan dalam arus globalisasi sekarang ini yang ditandai

oleh berbagai kecenderungan pengaruh informasi, arah pelayanan publik

lebih dititikberatkan pada “rowing role’s” (peran pengaturan yang bersifat

pembinaan untuk mendorong partisipasi masyarakat) yang diwujudkan

dalam bentuk kebijakan publik dan “steering role’s” (peran pengendali

terhadap kegiatan masyarakat dalam proses pemerintahan dan

pembangunan).

Dalam melaksanakan peran dan fungsinya, pemerintah tidak dapat lepas dari

kebijakan publik, aktivitas administratif, organisasi dan manajemen,

pelayanan publik, serta kepentingan dan urusan publik (public affair and

public interest). Fungsi ini berkaitan erat dengan fungsi pemerintahan yang

dilakukan oleh kekuasaan pemerintah dalam wadah institusi atau organisasi

pemerintahan dalam skala besar yang berbentuk birokrasi pemerintah.

Hubungan antara pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan.

Kedudukan yang setara bermakna bahwa diantara lembaga pemerintahan daerah

itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling membawahi.

Hal ini tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah.

Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat

kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi

masing-masing sehingga antar kedua lembaga itu membangun suatu hubungan

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

19

kerja yang sifatnya saling mendukung bukan merupakan lawan ataupun pesaing

satu sama lain dalam melaksanakan fungsi masing-masing.

Eksekutif dan legislatif harus memahami tugas dan perannya masing-

masing, karena bagaimanapun juga dalam pencapaian tujuan otonomi daerah,

eksekutif dan legislatif merupakan dualitas yang bersifat inheren, tidak

terpisahkan dan bukan pemisahan mutlak, namun merupakan polaritas yang

meliputi dua dimensi komplementer dari realitas pemerintahan di daerah.

sebagaimana di atur dalam

Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah dengan tegas menjelaskan

bahwa pemerintahan daerah itu terdiri dari pemerintah daerah (eksekutif) dan

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) (legislatif). Undang-Undang tersebut artinya

menempatkan pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

selaku penyelenggara pemerintahan daerah. Sebagai sesama unsur pemerintahan

daerah, pada dasarnya kedudukan pemerintah daerah (eksekutif) dan DPRD

(legislatif) adalah sejajar, yang membedakannya adalah fungsi, tugas, wewenang

serta hak dan kewajibannya. Dengan demikian, hubungan yang harus dibangun

antara pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

mestinya hubungan kemitraan dalam rangka mewujudkan pemerintahan daerah

yang baik (good local governace).

B. Konsepsi Otonomi Daerah

1 Pengertian otonomi daerah

Hakekat otonomi daerah adalah mengembangkan manusia-manusia

Indonesia yang otonom, yang memberikan keleluasaan bagi terkuaknya potensi-

potensi terbaik yang dimiliki oleh setiap individu secara optimal. Individu-

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

20

individu yang otonom menjadi modal dasar bagi perwujudan otonomi daerah yang

hakiki. Oleh karena itu, penguatan otonomi daerah harus membuka kesempatan

yang sama dan seluas-luasnya bagi setiap pelaku dalam rambu-rambu yang

disepakati bersama sebagai jaminan terselenggaranya keteraturan sosial

(Sarundajang, 2000: 77).

,Otonomi daerah menurut pendapat Muslimin, (2001: 101) adalah:

Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyaraka tsetempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Konsep otonomi daerah menurut Undang-Undang tentang

Pemerintahan Daerah adalah demokratis, pemberdayaan dan pelayanan

masyarakat dan dalam rangka itu, kepala daerah otonom diserahkan

sejumlah kewenangan untuk mengatur daerahnya.

Otonomi atau desentralisasi perlu dilakukan karena tidak ada suatu

pemerintahan dari suatu negara yang luas mampu secara efektif membuat

kebijakan publik disegala bidang ataupun mampu melaksanakan kebijakan

tersebut secara efisien diseluruh wilayah tersebut, dengan adanya desentralisasi

diharapkan beban pemerintah pusat dapat berkurang, serta diharapkan akan

mempercepat pelayanan kepada masyarakat

2. Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Otonomi Daerah

Hakikat otonomi daerah merupakan upaya yang dibentuk guna memperbaiki

kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan dengan melakukan kegiatan atau

membuat pembaharuan yang sesuai dengan kehendak dan kepentingan

masyarakat. Prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah mengutip pendapat

Hoessin, (2000: 87) adalah sebagai berikut :

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

21

a. Pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan aspek demokrasi, keadilan,

dan pemerataan potensi yang dimiliki daerah sesuai dengan keragaman dan

ciri khas daerah tersebut.

b. Pelaksanaan otonomi daerah harus mencakup otonomi yang nyata, luas, dan

bertanggung jawab.

c. Pelaksanaan otonomi daerah secara luas dan utuh hanya berlaku pada wilayah

daerah dan kota, sementara otonomi di ranah provinsi masih terbatas, yang

artinya masih menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

d. Pelaksanaan otonomi daerah harus merujuk pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku agar keharmonisan antara pemerintah pusat dan daerah

tetap terjaga.

e. Otonomi daerah harus berlandaskan pada tujuan untuk meningkatkan

kemandirian daerah kabupaten, sedangkan daerah kota tidak termasuk ke

dalam wilayah administrasi. Hal tersebut juga berlaku bagi wilayah-wilayah

yang mendapatkan pembinaan khusus dari pemerintah.

f. Pelaksanaan otonomi daerah juga harus mencakup peningkatan kualitas dan

pelayanan badan legislatif daerah dalam menjalankan fungsinya sebagai

legislatif, pengawasan, dan pelaksana anggaran penyelenggaraan otonomi

daerah.

g. Penyelenggaraan dekonsentrasi dilimpahkan pada pemerintah provinsi yang

memiliki kedudukan sebagai wilayah administratif dan mendapatkan tugas

dari pemerintah pusat untuk melaksanakan kewenangan tertentu yang

tugasnya dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah.

h. Penyelenggaraan otonomi daerah dilakukan oleh pemerintah daerah kepada

desa dengan disertai pembiayaan, serta pembentukan sarana dan prasarana

juga sumber daya manusia. Pihak yang dilimpahi wewenang tersebut memiliki

kewajiban untuk memberikan laporan pertanggungjawaban atas tugas yang

dilimpahkan kepadanya.

Lebih lanjut Sarundajang, (2000: 101) mengemukakan bahwa asas otonomi

daerah mengandung dua macam yaitu:

a. Dekonsentrasi, yaitu pelimpahan sebagian dari kewenangan Pemerintah Pusat

pada alat-alat Pemerintah Pusat yang ada di daerah.

b. Desentralisasi, yaitu pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat yang

menimbulkan hak mengurus kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan-

badan politik di daerah

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

22

Menurut pandangan Ilmu Pemerintahan, salah satu cara untuk mendekatkan

pemerintahan kepada masyarakat adalah dengan menerapkan kebijakan

desentralisasi. Rasyid (2003: 29) mengatakan bahwa dalam teori pemerintahan

modern memang mengajarkan bahwa untuk menciptakan the good governance

perlu dilakukan desentralisasi pemerintahan Pemberlakuan otonomi daerah

sebenarnya merupakan suatu pilihan politis sebagai dampak penerapan bentuk

negara kesatuan dengan ciri terpusatnya kekuasaan. Ketika kondisi telah matang,

tercipta momentum yang menggerakkan arus balik pusat ke daerah. Penerapan

otonomi daerah juga dimaksud sebagai upaya mewujudkan terciptanya pusat-

pusat kota baru yang bersifat metropolitan, kosmopolitan, sebagai sentra-sentra

perdagangan, bisnis dan industri selain Jakarta. Hal ini sebagai pencerminan

bahwa otonomi daerah mampu membuka semangat untuk berkompetisi sekaligus

bekerjasama, bukan sebaliknya.

Inti pelaksanaan otonomi daerah menurut Hoessin, (2000: 16) adalah:

Terdapatnya kekuasaan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan

pemerintah sendiri atas dasar prakarsa, kreatifitas, peranserta aktif

masyarakat dalam rangka mengembangkan dan memajukan daerahnya.

Otonomi mengandung konsep kebebasan untuk berprakarsa dalam

mengambil keputusan atas dasar aspirasi masyarakat.

Pembentukan pemerintahan yang terstruktur dari pusat sampai ke daerah,

akan membuat pemerintah semakin dekat dengan rakyatnya sehingga dapat

mempermudah pelaksanaan tugas-tugas seperti pelaksanaan fungsi pelayanan

kepada masyarakat, karena pemerintah pada hakikatnya dibentuk bukan untuk

elayani dirinya sendiri, melainkan untuk melayani masyarakat. Pemerintah harus

didekatkan kepada masyarakat, karena pemerintah yang baik adalah yang dekat

dengan rakyatnya. Pemerintahan perlu didekatkan kepada masyarakat agar

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

23

pelayanan yang diberikan semakin baik. Hal tersebut didasarkan bahwa ada

hakikatnya suatu pemerintahan itu memikul amanah dan kepercayaan masyarakat.

Salah satu cara untuk mendekatkan pemerintahan kepada masyarakat adalah

dengan menerapkan kebijakan desentralisasi, dengan demikian sebagai akibat dari

pelaksanaan desentralisasi timbulah daerah otonom.

3. Manfaat Diberlakukannya Otonomi Daerah

Selain hak istimewa untuk menyelenggarakan pemerintahan mandiri yang

diberikan langsung oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, ada pula

manfaat-manfaat lainnya dari diberlakukannya otonomi daerah, menurut

Muslimin (2001:67) manfaat diberlakukannya otonomi daerah adalah sebagai

berikut:

a. Otonomi daerah dapat dilaksanakan sesuai dengang kepentingan dan

kebutuhan rakyat. Oleh karenanya diharapakan, otonomi daerah dapat menjadi

media agar rakyat mampu menyalurkan partisipasinya dalam mewujudkan

kesejahteraan daerah.

b. Memangkas prosedur birokrasi yang rumit dan sangat terstruktur dari

pemerintah pusat.

c. Penyelenggaraan pemerintahan menjadi lebih efisien sebab para pejabat

pemerintah pusat tidak lagi diwajibkan untuk turun ke daerah tiap bulannya

untuk memantau jalannya pemerintahan di daerah.

d. Pemerintah pusat dapat memantau kegiatan yang dilakukan para pejabat di

daerah yang kurang menunjukkan keseriusannya sebagai wakil pemerintah di

daerah.

e. Kewajiban pemerintah pusat dalam memenuhi kebutuhan daerah menjadi

lebih ringan sebab kewajiban tersebut sudah dilimpahkan pada pemerintah

daerah.

Otonomi daerah dalam rangka pemerataan pembangunan, menjamin

keserasian dan koordinasi antara berbagai kegiatan pembangunan yang ada di

tiap-tiap daerah dan memberikan pengarahan kegiatan pembangunan. Tujuan

pemekaran daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat,

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

24

percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi, percepatan pengelolaan potensi

daerah, serta peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.

C. Konsepsi Peraturan Daerah

1 Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dapat berasal dari Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atau kepala daerah (gubernur, bupati, atau

walikota). Raperda yang disiapkan oleh Kepala Daerah disampaikan kepada

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), sedangkan Rancangan Peraturan

Daerah (Raperda) yang disiapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

disampaikan oleh pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kepada

Kepala Daerah. Pembahasan Raperda di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama

gubernur atau bupati/walikota. Pembahasan bersama tersebut melalui tingkat-

tingkat pembicaraan, dalam rapat komisi/panitia/alat kelengkapan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang khusus menangani legislasi, dan dalam

rapat paripurna.

Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dapat berasal dari Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD), Gubernur, atau Bupati/Walikota. Selanjutnya,

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) harus mendapat persetujuan bersama

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Gubernur atau Bupati/ Walikota

untuk dapat dibahas lebih lanjut. Tanpa persetujuan bersama, rancangan perda

tidak akan dibahas lebih lanjut.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

25

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah

menyatakan bahwa Rancangan Perda yang telah disetujui bersama oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Gubernur atau Bupati/Walikota

disampaikan oleh pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kepada

Gubernur atau BupatiWalikotabuntuk ditetapkan sebagai Perda. Penyampaian

Rancangan Perda dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 hari, terhitung

sejak tanggal persetujuan bersama. Rancangan Perda ditetapkan oleh Gubernur

atau Bupati/Walikota paling lama 30 hari sejak rancangan tersebut disetujui

bersama.

Masih menurut Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah menetapkan

dalam hal rancangan perda tidak ditetapkan Gubernur atau Bupati/Walikota dalam

waktu paling lama 30 hari maka Rancangan Perda tersebut sah menjadi Perda dan

wajib diundangkan dengan memuatnya dalam Lembaran Daerah. Dalam hal

keabsahan Rancangan perda dimaksud, rumusan kalimat pengesahannya berbunyi

’Perda dinyatakan sah’, dengan mencantumkan tanggal sahnya. Terakhir

Pemerintahan Daerah menyebutkan ketentuan mengenai penyampaian perda

kepada pemerintah pusat paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.

2. Pengertian Peraturan Daerah

Peraturan Daerah adalah peraturan yang ditetapkan kepala daerah atas

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam rangka

menyelenggarakan otonomi daerah. Peraturan Daerah dibuat berdasarkan

Undang-Undang atau penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan

yang lebih tinggi. Untuk melaksanakan Peraturan Daerah dan atas kuasa peraturan

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

26

perundang-undangan lain yang berlaku, kepala daerah menetapkan keputusan

kepala daerah (Soebono, 2014:45).

Masih berkaitan dengan pengertian peraturan daerah Manan (2002:145)

mendifinisikan peraturan daerah yaitu:

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah peraturan perundang-

undangan yang dibentuk DPRD Kabupaten/Kota dan disahkan

Bupati/Walikota yang mengatur kepentingan masyarakat atau tatanan

pemerintahan yang menjadi fungsi pemerintahan Kabupaten/Kota di

bidang otonomi dan tugas pembatuan.

Senada dengan Irawan (2003:3) bahwa pada hakikatnya peraturan daerah itu

adalah:

Suatu peraturan yang ditetapkan oleh penguasa tertentu yakni Kepala

Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan

yang harus memenuhi syarat-syarat formal tertentu dapat mempunyai

kekuatan hukum dan mengikat.

Peraturan Daerah (Perda) merupakan salah satu jenis peraturan perundang-

undangan dan merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan

pada Pancasila, pada saat ini peraturan daerah memiliki kedudukan yang amat

sangat strategis selain dikarenakan terjadinya desentralisasi kekuasaan di era

otonomi daerah juga dikarenakan peraturan daerah diberikan landasan

konstitusional yang jelas, Peraturan Daerah yang baik dapat terwujud apabila

didukung oleh metode dan standar yang tepat sehingga memenuhi teknis

pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

3. Kedudukan dan Fungsi Peraturan Daerah

Peraturan Daerah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam hirarki

peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Peletakan norma

hukum secara berjenjang menurut Irawan (2003: 77) yakni:

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

27

a. Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2) Undang-Undang/Perpu

3) Peraturan Pemerintah

4) Peraturan Presidan

5) Peraturan Daerah

b. Peraturan Daerah yang meliputi:

1) Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Provinsi bersama dengan Gubernur.

2) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten/Kota bersama Bupati/Walikota.

3) Peraturan Desa/Peraturan yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan

desa atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.

Peraturan Daerah mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena

diberikan landasan konstitusional yang jelas sebagaimana diatur Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:

a. Sebagai instrumen kebijakan untuk melaksanakan otonomi daerah dan tugas

pembantuan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 dan regulasi-regulasi yang berkenan dengan

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

b. Merupakan peraturan pelaksana dari peraturan perundang-undangan yang

lebih tinggi. Dalam fungsi ini, peraturan daerah tunduk pada ketentuan

hierarki peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam sistem hukum

Indonesia. Peraturan Daerah tidak diperkenankan untuk bersebrangan dengan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Hal ini untuk menjamin

terciptanya kesatuan alur penyelenggaraan negara dan validitas norma yang

terkandung dalam peraturan daerah

c. Sebagai penampung kekhususan dan keragaman daerah serta penyalur aspirasi

masyarakat di daerah, namun dalam pengaturannya tetap dalam koridor

Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.

d. Sebagai instrumen utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

daerah sesuai dengan tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah.

Fungsi peraturan perundang-undangan menurut Manan (2002:71) dibagi

menjadi 2 (dua) yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal.

a. Fungsi Internal. Fungsi ini lebih berkaitan dengan keberadaan peraturan

perundang-undangan dimaksud dalam sistem hukum. Secara internal

peraturan perundang-undangan menjalankan fungsi sebagai berikut: 1) Fungsi

penciptaan hukum (rechts chepping), 2). Fungsi Pembaharuan hukum 3).

Fungsi Integrasi 4). Fungsi Kepastian hukum

b. Fungsi Eksternal: 1) Fungsi Perubahan, 2). Fungsi Stabilitasi dan 3). Fungsi

Kemudahan.

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

28

Fungsi peraturan daerah sebagaimana dikemukakan diatas menegaskan

bahwa peraturan perundang-undangan berisi kebijakan pemerintah (rencana) yang

ingin dicapai, untuk menjawab berbagai kepentingan masyarakat dan terutama

sebagai sarana legitimasi bagi pemerintah untuk menjalankan pemerintahan dan

sebagai instrumen kontrol maupun sebagai instrumen perubahan (rekayasa)

4. Jenis dan Asas Pembentukan Peraturan Daerah

.Ada berbagai jenis Peraturan Daerah (Perda) yang ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Kota dan Provinsi menurut Irawan (2003:45)

antara lain:

a. Pajak Daerah;

b. Retribusi Daerah;

c. Tata Ruang Wilayah Daerah;

d. APBD;

e. Rencana Program Jangka Menengah Daerah;

f. Perangkat Daerah;

g. Pemerintahan Desa;

h. Pengaturan umum lainnya.

Pembentukan peraturan daerah harus dilakukan berdasarkan asas-asas

pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik. Asas-asas yang

melandasi pembentukan suatu peraturanperundang-undangan yang dapat

mewujudkan hakikat perundang-perundangan dikemukakan oleh Attamimi,

(2000: 303) antara lain:

a. Asas formal meliputi:

1) Asas tujuan yang jelas (beginselen van duidelijke doelstelling)

2) Asas organ/lembaga yang tepat (beginselen van het juiste organ)

3) Asas perlunya pengaturan (het noodzakelijkheids beginselen)

4) Asas dapatnya dilaksanakan (het beginselen van uitvoerbaarheid)

5) Asas konsensus (het beginselen van de consensus)

b. Asas-asas yang materil meliputi:

1) Asas tentang terminologi dan sistematika yang benar (het beginselen van

duidelijketerminologie en duidelijke systematiek)

2) Asas tentang dapat dikenali (het beginselen van dekenbaarheid)

3) Asas kepastian hokum (het rechts zekerheidsbeginselen)

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

29

4) Asas pelaksanaan hukum

5) asas perlakuan yang sama dalam hokum (het rechtsgelijkheids beginsel)

sesuai keadaan individu (het beginselen van individuele rechtsbedeling)

Muin (2008:63) menemukakan bahwa asas-asas pembentukan peraturan

perundang-undangan meliputi:

a. Susunan peraturan (Form der regelung)

b. Metode pembentukan peraturan (Metode der ausorbeitung der regelung);

c. Bentuk dan isi peraturan (Inhalt der regelung);

d. Prosedur dan proses pembentukan peraturan (Verforen der Ausarbeitung der

regelung).

Undang-Undang Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Pembentukan menyebutkan Perda yang baik harus berdasarkan pada asas

pembentukan dan materi muatan Perda peraturan perundang- undangan sebagai

berikut:

a. Kejelasan tujuan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-

undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai

b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat, yaitu setiap jenis peraturan

perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga/pejabat pembentuk peraturan

perundang-undangan yang berwenang dan dapat dibatalkan atau batal demi

hukum bila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak berwenang.

c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan, yaitu dalam pembentukan

peraturan perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi

muatan yang tepat dengan jenis peraturan perundang-undangan.

d. Dapat dilaksanakan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-

undangan harus memperhatikan efektifitas peraturan perundang-undangan

tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun

sosiologis.

e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan, yaitu setiap peraturan perundang-undangan

dibuat karena memang benar- benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam

mengatur kehidupan bermasayarakat, berbangsa dan bernegara.

f. Kejelasan rumusan, yaitu setiap peraturan perundang-undangan harus

memenuhi persyaratan teknis penyusunan, sistematika dan pilihan kata atau

terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti sehingga

tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

g. Keterbukaan, yaitu dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan

mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan dan pembahasan bersifat

transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat

mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam

proses pembuatan peraturan perundang- undangan.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

30

Pedoman tentang materi muatan Peraturan Daerah dan Peraturan Perundang-

undangan tingkat daerah lainnya (Peraturan Gubernur, Peraturan

Bupati/Walikota), diatur dalam Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah

menetapkan bahwa materi muatan perda mengandung asas sebagai berikut:

a. Asas pengayoman, bahwa setiap materi muatan Perda harus berfungsi

memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman

masyarakat.

b. Asas kemanusiaan, bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan

perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan

martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.

c. Asas kebangsaan, bahwa setiap muatan Perda harus mencerminkan sifat dan

watak bangsa Indonesia yang pluralistik (kebhinnekaan) dengan tetap menjaga

prinsip negara kesatuan Republik Indonesia.

d. Asas kekeluargaan, bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan

musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.

e. Asas kenusantaraan, bahwa setiap materi muatan Perda senantiasa

memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan

Perda merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan

Pancasila.

f. Asas bhinneka tunggal ika, bahwa setiap materi muatan Perda harus

memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi

daerah dan budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

g. Asas keadilan, bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan

keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.

h. Asas kesamaan dalam hukum dan pemerintahan, bahwa setiap materi muatan

Perda tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar

belakang, antara lain agama, suku, ras, golongan, gender atau status sosial.

i. Asas ketertiban dan kepastian hukum, bahwa setiap materi muatan Perda

harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan

adanya kepastian hukum.

j. Asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan, bahwa setiap materi muatan

Perda harus mencerminkan keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara

kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.

Selain asas dan materi muatan di atas, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) dan Pemerintah Daerah dalam menetapkan Peraturan Daerah (Perda)

harus mempertimbangkan keunggulan lokal /daerah, sehingga mempunyai

daya saing dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

31

daerahnya. Menurut Fauzan (2006: 87) terdapat beberapa prinsip dasar dalam

proses penyusunan Perda yaitu:

a. Transparansi/keterbukaan. Proses yang transparan memberikan kepada

masyarakat: (a) informasi tentang akan ditetapkan suatu kebijakan, dan (b)

peluang bagi masyarakat untuk memberikan masukan dan melakukan

pengawasan terhadap pemerintah. Hal penting dalam proses pengambilan

keputusan adalah bahwa kegiatan ini membuka kesempatan bagi masyarakat

untuk dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada pemerintah

secara langsung. Proses yang transparan haruslah mampu meniadakan batas

antara pemerintah dan non pemerintah.

b. Partisipasi. Partisipasi mendorong: (a) terciptanya komunikasi publik untuk

meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap proses pengambilan

keputusan pemerintah, dan (b) keterbukaan informasi pemerintah yang lebih

baik untuk kemudian menyediakan gagasan baru dalam memperluas

pemahaman komprehensif terhadap suatu isu. Partisipasi mengurangi

kemungkinan terjadinya konflik dalam menerapkan suatu keputusan dan

mendukung penerapan akuntabilitas, serta mendorong publik untuk

mengamati apa yang dilakukan oleh pemerintah. Partisipasi publik tercermin

dalam: (a) kesempatan untuk melakukan kajian terhadap rancangan keputusan;

(b) kesempatan untuk memberikan masukan; dan (c) tanggapan terhadap

masukan publik dari pengambil keputusan, dalam hal ini pemerintah.

c. Koordinasi dan keterpaduan berkaitan dengan hubungan antara pemerintah

dan organisasi dalam pemerintah menyediakan mekanisme yang melibatkan

instansi lain dalam

Pendapat lain dikemukakan Soemantri (2008:63) menyatakan dalam

pembentukan Peraturan Daerah (Perda) paling sedikit harus memuat 3 (tiga)

landasan yaitu:

a. Landasan filosofis, adalah landasan yang berkaitan dengan dasar atau ideologi

negara;

b. Landasan sosiologis, adalah landasan yang berkaitan dengan kondisi atau

kenyataan empiris yang hidup dalam masyarakat, dapat berupa kebutuhan atau

tuntutan yang dihadapi oleh masyarakat, kecenderungan, dan harapan

masyarakat; dan

c. Landasan yuridis, adalah landasan yang berkaitan dengan kewenangan untuk

membentuk, kesesuaian antara jenis dan materi muatan, tata cara atau

prosedur tertentu, dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

32

Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang telah di

sebutkan diatas, jika terakomodasi secara baik dan utuh dalam pembentukan

peraturan perundang-undangan, sehingga peraturan perundangundangan dimaksud

mengandung 3 (tiga) aspek filosofi, aspek sosial dan aspek yuridis. maka

peraturan perundang-undangan dimaksud akan mewujudkan hakikat hukum

(perundang-undangan) dan tidak akan bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup

dalam masyarakat.

5. Materi Muatan dan Proses Penyusunan Peraturan Daerah

Materi muatan Peraturan Daerah secara tegas dinyatakan dalam Undang-

Undang tentang peraturan perundang-undangan yang menyatakan bahwa “materi

muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka

penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi

khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang

lebih tinggi.

Melihat ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang tersebut dapat

tergambarkan bagaimana luasnya materi pengaturan yang dimiliki oleh Peraturan

Daerah, hal ini tidak terlepas dari pelaksanaan desentralisasi yang mengakibatkan

lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah Daerah

memiliki kewenangan yang begitu luas dalam penyelenggaraan otonomi daerah.

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi

merupakan urusan dalam skala provinsi dan dalam skala kabupaten/kota meliputi:

a. Perencanaan dan pengendalian lingkungan

b. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

d. Penyediaan sarana dan prasarana umum

e. Penanganan bidang kesehatan

f. Penyelenggaraan pendidikan

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

33

g. Penanggulangan masalah sosial

h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan

i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah.

j. Pengendalian lingkungan hidup

k. Pelayanan pertanahan

l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil

m. Pelayanan administrasi umum pemerinahan

n. Pelayanan administrasi penanaman modal

o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya.

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Mengenai materi muatan Peraturan Daerah juga dapat dilihat dari urusan-

urusan yang menjadi wewenang dari pemerintah daerah untuk melaksanakannya.

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, terdiri dari urusan wajib

dan urusan pilihan. Urusan wajib, artinya penyelenggaraan pemerintahan yang

berpedoman pada standar pelayanan minimal, dilaksanakan secara bertahap dan

ditetapkan oleh pemerintah. Adapun untuk urusan pemerintahan yang bersifat

pilihan, baik untuk pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah

kabupaten/kota, meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan

berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,

kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Prosedur penyusunan ini adalah rangkaian kegiatan penyusunan produk

hukum daerah sejak dari perencanaan sampai dengan penetapannya. Proses

pembentukan Perda menurut Irawan (2003:24) terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu:

a. Proses penyiapan rancangan Perda yang merupakan proses penyusunan dan

perancangan di lingkungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atau di

lingkungan Pemda (dalam hal ini Raperda usul inisiatif). Proses ini termasuk

penyusunan naskah inisiatif (initiatives draft), naskah akademik (academic

draft) dan naskah rancangan Perda (legal draft).

b. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan di Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

c. Proses pengesahan oleh Kepala Daerah dan pengundangan oleh Sekretaris

Daerah

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

34

Proses pembentukan peraturan daerah tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Proses Penyiapan Raperda di lingkungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD)

Sesuai dengan kedudukannya sebagai lembaga legislatif di daerah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) memiliki yang sama dengan lembaga

legislatif di tingkat pusat yaitu salah satunya adalah fungsi legislasi. Fungsi

legislasi ini memberikan wewenang kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) untuk membentuk Peraturan Daerah. Dalam pelaksanaannya Raperda

dari lingkungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) diatur lebih lanjut

dalam peraturan tata tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

masing-masing daerah. Pembahasan Raperda atas inisiatif Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah atau unit

kerja yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. Setelah itu juga dibentuk Tim

Asistensi dengan Sekretariat Daerah yang berada di Biro/Bagian Hukum.

b. Proses Penyiapan Raperda di Lingkungan Pemerintah Daerah

Rancangan Peraturan Daerah dapat diusulkan oleh Satuan Kerja Perangkat

Daerah, dan dalam pelaksanaannya dapat didelegasikan kepada Biro/Bagian

Hukum. Penyusunan produk hukum daerah tersebut dibentuk Tim Antar

Satuan Kerja Perangkat Daerah. Setelah itu dilakukan pembahasan mengenai

substansi pengaturan dalam peraturan daerah tersebut. Setelah dilakukan

pembahasan disampaikan kepada Sekretaris Daerah yang terlebih dahulu

mendapatkan paraf koordinasi dari Kepala Biro/Bagian Hukum. Dan melalui

Sekretaris Daerah disampaikan kepada Kepala Daerah untuk kemudian

dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

c. Proses Mendapatkan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Pembahasan Raperda di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) baik

Perda yang berasal dari inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

ataupun Perda yang berasal dari inisiatif pemerintah daerah. Dilakukan secara

bersama-sama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan

Gubernur/Bupati/Walikota. Pemerintah daerah membentuk tim asistensi

dengan Sekretaris Daerah berada di Biro/Bagian hukum. Pembahasan

dilakukan dalam beberapa tahapan pembicaraan. Pembicaraan-pembicaraan

ini dilakukan dalam rapat paripurna, rapat komisi, rapat gabungan komisi,

rapat panitia khusus, dan diputuskan dalam rapat paripurna. Ketentuan ini

diatur dalam tata tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) masing-

masing daerah. Khusus untuk Raperda atas inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), Kepala Daerah akan menunjuk Sekretaris Daerah atau

pejabat unit kerja untuk mengkoordinasikan rancangan tersebut.

d. Proses Pengesahan dan Pengundangan

Setelah proses pembahasan bersama antara kepala daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) telah selesai dan disetujui oleh kedua

belah pihak, Raperda akan dikirim oleh Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah dalam hal

ini Biro/Bagian Hukum untuk mendapatkan pengesahan. Penomoran Perda

tersebut dilakukan oleh Biro/Bagian Hukum. Kemudian Kepala Daerah

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

35

mengesahkan dan menandatangani Perda tersebut untuk diundangkan oleh

Sekretaris dalam lembaran daerah

Dalam rangka tertib administrasi dan peningkatan kualitas produk hukum

daerah, diperlukan suatu proses atau prosedur penyusunan Perda agar lebih

terarah dan terkoordinasi. Hal ini disebabkan dalam pembentukan Perda perlu

adanya persiapan yang matang dan mendalam, antara lain pengetahuan mengenai

materi muatan yang akan diatur dalam Perda, pengetahuan tentang bagaimana

menuangkan materi muatan tersebut ke dalam Perda secara singkat tetapi jelas

dengan bahasa yang baik serta mudah dipahami, disusun secara sistematis tanpa

meninggalkan tata cara yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dalam

penyusunan kalimatnya.

D. Konsepsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

1. Pengertian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Pengertian DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) merupakan lembaga

perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Marbun (2012:55) pendapat Dewan Perwakilan Rakyat

adalah:

Dewan Perwakilan Rakyat suatu lembaga kenegaraan yang berfungsi

sebagai penyalur aspirasi rakyat mengenai penyelenggaraan pemerintahan

sehari-hari. Adanya lembaga perwakilan rakyat merupakan unsur

terpenting dalam sebuah negara yang menganut sistem demokrasi.

Pentingnya lembaga perwakilan dalam melaksanakan hak-hak terwakili dalam

setiap proses pengambilan keputusan politik tergambar dalam arti perwakilan,

perwakilan adalah konsep duduknya seseorang/suatu kelompok yang mempunyai

kemampuan/kewajiban untuk berbicara dan bertindak atas nama suatu kelompok

yang lebih besar.

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

36

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah salah satu lembaga

yang mewakili seluruh lapisan masyarakat dalam pemerintahan. Keberadan

lembaga perwakilan rakyat mengandung maksud bahwa rakyat diharapkan ikut

berperan dalam penyelenggraraan pemerintahan daerah melalui para wakilnya

yang berada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dalam Undang-

Undang tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan

berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah, yang di maskud

dengan lembaga pemerintah daerah adalah pemerintah daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah yang berada di tingkatan daerah, sedangkan

pemerintah daerah terdiri atas daerah beserta perangkat daerah. Berdasarkan

beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) adalah suatu lembaga yang bertujuan untuk menampung

dan menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat di daerah dalam kerangka

membentuk suatu tatanan hidup sesuai dengan kehidupan demokrasi yang

berdasarkan Pancasila.

2. Fungsi Badan Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Sebelum membahas tentang fungsi/peran lembaga legislatif terlebih dahulu

dikemukakan pengertian fungsi dan peran. Fungsi legeslatif adalah sekelompok

aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifatnya,

pelaksanaannya ataupun pertimbangan lainnya. Selanjutnya untuk melakukan

suatu usaha kerjasama, aktivitas-aktivitas yang sama jenisnya itu biasanya

digabung menjadi satu kesatuan dan diserahkan tanggung jawab dari seseorang

pejabat atau satuan organisasi (Budiardjo, 2007: 18).

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

37

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa dalam pengertian fungsi

terkandung makna, hak, wewenang dan kewajiban seseorang atau satuan badan

organisasi tertentu. Satuan badan organisasi tersebut dalam hal ini adalah lembaga

legislatif daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai wadah

dimana di dalamnya dilakukan berbagai aktivitas oleh sekelompok orang yang

dipercayai atas dasar suatu pemilihan. Sekelompok orang dimaksud adalah

anggota lembaga legislatif (DPRD).

Lebih lanjut Budiardjo, (2007: 138) menyatakan fungsi Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan lembaga

legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) seperti anggota,

pimpinan, fraksi, komisi dan badan kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) dalam rangka melaksanakan perannya yang telah diatur Undang-

Undang. Dengan demikian, seluruh aktivitas unsur-unsur Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) yang bertujuan melaksanakan fungsi perwakilan, fungsi

legislasi/perundang-undangan dan fungsi pengawasan merupakan peranan

lembaga ini.

Kedudukan fungsi dan hak-hak yang melekat pada Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) secara formal telah menempatkan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) sebagai instansi penting dalam mekanisme

penyelenggaraan pemerintah daerah. Sebagai unsur pemerintah daerah, Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menjalankan tugas-tugas dibidang legislatif.

Sebagai badan perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

berkewajiban menampung aspirasi rakyat dan memajukan kesejahteraan rakyat.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) juga mempunyai dua fungsi, yaitu:

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

38

sebagai partner Kepala Daerah dalam merumuskan kebijakan Daerah dan sebagai

pengawas atas pelaksanaan kebijakan yang dijalankan oleh Kepala Daerah

Undang-Undang tentang susunan dan kedudukan MPR/DPR-RI, DPD-RI dan

DPRD, menyebutkan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terhadap

pengelolaan anggaran yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan, adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Legislasi:

Salah satu tahap penting yang mewarnai pelaksanaan otonomi daerah adalah

ketika Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai lembaga yang

mewakili rakyat menjalankan fungsi-fungsinya, salah satunya adalah fungsi

legislasi. Fungsi legislasi dijalankan antara lain dengan membuat Peraturan

Daerah (Perda). Fungsi ini menjadi sangat penting karena salah satu implikasi

kesiapan daerah dalam merespon kebijakan otonomi, dan diharapkan daerah

mampu membuat kebijakan sendiri yang dituangkan dalam Perda. Dalam hal

ini, kemampuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menjadi penting

karena akan mempengaruhi kualitas dari produk kebijakan yang ditetapkan.

Fungsi Legislasi berawal dari kata “Legislasi” berasal dari bahasa inggris

“legislation” yang berarti (1) perundang-undangan dan (2) pembuatan undang-

undang. Sementara itu kata “legislation” berasal dari kata kerja “to legislate”

yang berarti mengatur atau membuat Undang-Undang, dengan demikian,

fungsi legilsasi adalah fungsi membuat undang-undang

Isra (2010: 353) menyatakan bahwa fungsi legislasi menyangkut empat bentuk

kegiatan, yaitu :

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

39

1) Prakarsa pembuatan undang-undang (legislative initation);

2) Pembahasan rancangan undang-undang (law making process);

3) Persetujuan atas pengesahan rancangan undang-undang (law enactement

approval);

4) Pemberian persetujuan pengikatan atau ratifikasi atas perjanjian atau

persetujuan internasional dan dokumendokumen hukum yang mengikat

lainnya

Berkaitan dengan fungsi legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Yasir, (2008: 101) berpendapat yaitu:

Sebagai lembaga legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) berfungsi juga sebagai badan pembuat perundang-

undangan, melalui fungsi ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) mengaktualisasikan diri sebagai wakil rakyat, Undang-

Undang Dasar dan undang-undang mengatur hak prakarsa atas

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dan hak atas perubahan

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda).

Fungsi legislasi merupakan suatu proses untuk mengakomodasi berbagai

kepentingan para pihak (stakeholders), untuk menetapkan bagaimana

pembangunan di daerah akan dilaksanakan. Menurut Yuliandri, (2009: 40)

fungsi legislasi bermakna penting dalam beberapa hal berikut

1) Menentukan arah pembangunan dan pemerintahan di daerah;

2) Dasar perumusan kebijakan publik di daerah;

3) Sebagai kontrak sosial di daerah;

4) Pendukung Pembentukan Perangkat Daerah dan Susunan Organisasi

Perangkat Daerah.

Mengutip pendapat Anajeng, (2014: 117) fungsi legislasi dikatakan berjalan

efektif jika:

1)Ketercapaian terget: realisasi pembuatan perda realisasinya tercapai

sesuai terget yang direncanakan, pembentukan perda harus mempunyai

tujuan yang jelas benar- benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam

mengatur kehidupan bermasayarakat. 2) Prakarsa: kreatifitas, inovasi,

ide, badan legislatif dalam memberikan usulan raperda, jemput bola

dengan cara menyaring aspirasi, kebutuhan masyarakat, menampung

aspirasi masyarakat dan menuangkanya dalam bentuk kebijakan

pembuatan perda 3) Kesesuaian: kesesuaian perda yang dihasilkan

antara jenis dan materi muatan serta perda yang tepat guna, tepat

sasaran dan perda yang tidak sia-sia 4) Kemanusiaan: materi muatan

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

40

Perda yang dihasilkan mencerminkan perlindungan dan penghormatan

hak-hak asasi manusia sehingga Perda yang dihasilkan tidak

membebani masyarakat dan 5) Partisipasi publik: proses pembentukan

peraturan perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan,

penyusunan dan pembahasan melibatkan publik, LSM, serta bersifat

transparan dan terbuka.

Meskipun kekuasaan membentuk undang-undang berada di lembaga

legislatif, eksekutif dapat mengusulkan rancangan undang-undang. Menurut

John H. Gavrey dan T. Alexander Aleinkoff, (Isra, 2010: 83) ada empat

kensekuensi pemisahan secara tegas antara legislatif dan eksekutif dalam

fungsi legislasi :

1) The Supremacy of statute (merupakan konesekuensi paling nyata dengan

memeberikan kewenangan legislasi kepada kongres sehingga

menjadikan undang-undang sebagai sesuatu yang supreme;

2) The Necessity for legislation (implikasimeletakkan kekuasaan

membentuk undang-undang di lembaga legislatif tidak dimungkinkan

cabang kekuasaan lain untuk membentuk undang-undang;

3) Undang-undang tidak dapat didelegasikan lebih lanjut kepada ketentuan

yang lebih rendah (the nondelegation doctrine);

4) The legislative veto (kewenangan yang diberikan kepada legislatif untuk

memainkan peran utama dalam proses pembentukan undang-undang

termasuk memberikan kesempatan kepada kongres membatalkan veto

presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

dan Senat.

Fungsi legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) selaku pemegang kekuasaan membentuk peraturan daerah.

Kebutuhan akan pembangunan daerah, betul-betul menjadi kebutuhan

masyarakat artinya, program pembangunan yang direncanakan oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) harus benar-benar menjadi kebutuhan

masyarakat dan atas kehendak masyarakat itu sendiri, bukan karena titipan

golongan tertentu dan bermanfaan pada golongan tertentu pula atau karena

titipan atau kehendak pejabat tertentu di lingkungan pemerintah daerah,

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

41

Uraian di atas dapat diketahui bahwa hakikat lembaga perwakilan (legislatif)

berfungsi sebagai media komunikasi antara pemerintah dengan yang

diperintah (rakyat). Fungsi parlemen adalah sebagai media komunikasi antara

rakyat dan pemerintah sekaligus sebagai institusi pemerintah dengan tugas

menanggapi keluhan-keluhan dari masyarakat. Dengan demikian fungsi pokok

lembaga perwakilan tidak harus diartikan sebagai media komunikasi antara

rakyat dengan pemerintah sekaligus badan pengelola konflik yang

berkembang dalam masyarakat.

b. Fungsi Anggaran

Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan

atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan peraturan daerah

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diajukan

oleh Bupati. Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas

pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai

uang publik. Anggaran merupakan managerial plan for action untuk

memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi (Mardiasmo, 2009: 61). Undang-

Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, menyebutkan fungsi anggaran

diwujudkan dalam membahas dan menyetujui Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah bersama kepala daerah.

Pemerintah daerah perlu memiliki komitmen bahwa anggaran daerah adalah

perwujudan amanat rakyat kepada pihak eksektutif dan legislatif, dalam

rangka mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka tugas Badan

Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yaitu :

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

42

1) Memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kepada kepala daerah dalam

mempersiapkan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah paling

lambat 5 (lima) bulan sebelum ditetapkannya Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD);

2) Melakukan konsultasi yang dapat diwakili oleh anggotanya kepada komisi

terkait untuk memperoleh masukan dalam rangka pembahasan rancangan

kebijakan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta

prioritas dan plafon anggaran sementara; c. memberikan saran dan

pendapat kepada kepala daerah dalam mempersiapkan rancangan

peraturan daerah tentang perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) dan rancangan peraturan daerah tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD);

3) Melakukan penyempurnaan rancangan peraturan daerah tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan rancangan peraturan daerah

tentang pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) berdasarkan hasil evaluasi Menteri Dalam Negeri

bagi DPRD provinsi dan gubernur bagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) kabupaten/kota bersama tim anggaran pemerintah daerah;

4) Melakukan pembahasan bersama tim anggaran pemerintah daerah

terhadap rancangan kebijakan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) serta rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara

yang disampaikan oleh kepala daerah; dan

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

43

5) Memberikan saran kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) dalam penyusunan anggaran belanja Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD).

Fungsi anggaran adalah penyusunan dan penetapan anggaran pendapatan dan

belanja daerah bersama-sama pemerintah daerah. Dalam menjalankan fungsi

ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) harus terlibat secara aktif,

proaktif, sebagai legitimator usulan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) yang diajuan pemerintah daerah. Pendapat Yuliandri, (2009: 45)

fungsi penganggaran memiliki makna pentingnya yaitu:

1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai fungsi

kebijakan fiskal (fungsi alokasi, fungsi distribusi, serta fungsistabilisasi);

2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai fungsi

investasi daerah;

3) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai fungsi

manajemen pemerintahan daerah (fungsi perencanaan, fungsi otorisasi,

fungsi pengawasan).

Dalam konteks good governance, maka peran serta Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) harus diwujudkan dalam tiap proses penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Adapun good public governance

pada fungsi penganggaran saat ini dapat lebih berperan secara konkrit apabila

memperoleh perhatian dan kecermatan dalam beberapa hal berikut:

a. Penyusunan KUA (Kebijakan Umum Anggaran), antara lain:

1) Efektifitas pembentukan jaring asmara;

2) Eliminasi kepentingan individu, kelompok, dan golongan;

3) Pembenahan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah. (RPJMD) dan Renstra- Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD);

4) Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) dalam merumuskan (Kebijakan Umum

Anggaran).

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

44

b. Penyusunan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), antara lain:

1) Akuntabilitas terhadap nilai anggaran;

2) Kelengkapan data-data pendukung;

3) Peningkatan kapasitas anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) dan pemerintah daerah;

4) Kesesuaian antara prioritas program dengan kebutuhan rakyat

c. Raperda Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah untuk jangka waktu

satu tahun harus dibahas secara mendalam antara pemangku kepentingan

bersama antara Legislatif yang dalam hal ini adalah Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) dan Eksekutif dalam hal ini pemerinta provonsi,

kabupaten dan kota.

d. Sosialisasi Perda Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan pemerintah provinsi,

kabupaten, dan kota sebagai bentuk transparansi pengeolaan keuangan

kepada masyarakat harus menyampaikan hasil pembahasan bersama

RaPerda Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). yang telah di

tetapkan sebagai Perda Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD).

c. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menjamin

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebijakan dan rencana yang telah

ditetapkan serta memastikan tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Fungsi ketiga ini bermakna penting, baik bagi pemerintah daerah maupun

pelaksana pengawasan. Bagi pemerintah daerah, fungsi pengawasan

merupakan suatu mekanisme peringatan dini (early warning system), untuk

mengawal pelaksanaan aktivitas mencapai tujuan dan sasaran. Sedangkan bagi

pelaksana pengawasan, fungsi pengawasan ini merupakan tugas mulia untuk

memberikan telaahan dan saran, berupa tindakan perbaikan.

Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan

Peraturan Daerah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terdahulu bahwa Komisi mempunyai tugas

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

45

pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan, pemerintahan, dan

kemasyarakatan sesuai dengan bidang Komisi masing-masing Pengawasan

dilakukan melalui alat-alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD), antara lain:

1) Rapat dengar pendapat.

2) Rapat kerja.

3) Rapat pembahasan dalam Pansus.

4) Pemandangan umum fraksi-fraksi dalam rapat paripurna.

5) Kunjungan kerja.

Pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). memiliki

tujuan utama, antara lain:

1) Menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana;

2) Menjamin kemungkinan tindakan koreksi yang cepat dan tepat terhadap

penyimpangan dan penyelewengan yang ditemukan;

3) Menumbuhkan motivasi, perbaikan, pengurangan, peniadaan

penyimpangan;

4) Meyakinkan bahwa kinerja pemerintah daerah sedang atau telah mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Bentuk pengawasan yang dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) adalah pengawasan politik yaitu pengawasan yang dilakukan oleh

lembaga legistalif (DPRD) terhadap lembaga eksekutif (kepala daerah, wakil

kepala daerah, beserta perangkat daerah) yang lebih bersifat kebijakan

strategis dan bukan pengawasan teknis maupun administrasi, sebab Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah adalah lembaga politik. Berdasarkan fungsi, tugas,

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

46

wewenang dan hak yang dimiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),

diharapkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mampu memainkan

perannya secara optimal mengemban fungsi kontrol terhadap pelaksanaan

peraturan daerah. Tujuannya adalah terwujudnya pemerintahan daerah yang

efisien, bersih, berwibawa dan terbebas dari berbagai praktek yang berdedikasi

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Sebagai wakil rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) harus

mampu mewakili masyarakat yang memilihnya. Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) harus mampu memperhatikan kepentingan dan aspirasi dari

masyarakatnya. Kepentingan dan aspirasi rakyat ini beraneka ragam, baik

disebabkan jumlah rakyat yang sangat besar, maupun disebabkan rakyat terdiri

dari berbagai lapisan yang masing-masing mempunyai kepentingan sendiri.

Aspirasi atau kepentingan masyarakat dapat berwujud material seperti sandang,

pangan, perumahan, kesehatan, dan sebagainya, selain itu dapat pula berwujud

spiritual seperti pendidikan, kebebasan, keadilan, keagamaan dan sebagainya, oleh

karena itu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam menjalankan fungsi,

wewenang, kewajiban dan haknya sebagai badan Legislatif harus benar-benar pro

rakyat sebagaimana Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tersebut dari

rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai Badan Legislatif daerah

yang merupakan cerminan wakil rakyat memiliki 3 (tiga) fungsi utama, yaitu

fungsi legislasi, fungsi penganggaran dan fungsi pengawasan atau kontrol karena

parlemen sebagai satu-satunya lembaga wakil rakyat berwenang mengawasi

tindakan pemerintah atau eksekutif. Masalah yang sering terjadi adalah Dewan

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

47

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) (dan juga lembaga pemerintahan di daerah

lainnya) cenderung untuk memaksakan atau mengedepankan pemikiran politik

mereka sendiri. Lembaga pemerintah itu memberikan tiga ciri utama kebijakan

negara yaitu (Budiardjo, 2007:118):

a. Lembaga pemerintah itu memberikan pengesahan (legitimasi) terhadap

kebijakan-kebijakan negara. Ini berarti bahwa kebijakan tersebut diposisikan

sebagai kewajiban hukum yang harus ditaati/dilaksanakan oleh semua orang.

b. Kebijakan negara itu bersifat universal dalam arti bahwa hanya kebijakan-

kebijakan negara yang dapat disosialisasikan pada seluruh warga negara.

Sedangkan kebijakan-kebijakan lain (bukan negara) hanya dapat mencapai

bagian kecil dan anggota masyarakat.

c. Hanya pemerintah yang memegang hak monopoli untuk memaksa secara sah

kebijakan-kebijakan pada anggota-anggota masyarakat, sehingga ia dapat

memberikan sanksi pada mereka yang tidak mentaatinya.

Mencermati pendapat di atas, maka dapat dikemukakan bahwa fungsi

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam dimensi kebijakan publik

adalah bagaimana upaya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

untuk menanggulangi masalah publik, maka seharusnya kebijakan itu berorientasi

pada kepentingan publik. Konsekuensi lebih lanjut, masalah dan alternatif solusi

permasalahan itu, juga diharapkan berasal dari publik, bukan sekedar cetusan

pikiran atau imajinasi dari pejabat pembuat kebijakan. Dengan bersandar pada

kondisi riil di masyarakat, kebijakan yang dibuat juga akan diterima oleh

masyarakat secara wajar bahkan spontan, sekaligus memiliki daya berlaku efektif.

3. Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) beserta

tugasnya terdiri atas :

a. Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah alat kelengkapan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)nyang merupakan kesatuan

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

48

pimpinan yang bersifat kolektif yang mencerminkan fraksi-fraksi berdasarkan

urutan besarnya jumlah anggota fraksi. Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) ditetapkan dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), dengan masa jabatan sama dengan masa keanggotaan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) terdiri dari satu orang dan maksimal tiga orang wakil ketua,

berdasarkan jumlah fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD).Tugas pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD):

1) Memimpin sidang-sidang dan menyimpulkan hasil sidang untuk

mengambil keputusan ;

2) Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja ketua dan

wakil ketua serta mengumumkannya pada rapat paripurna ;

3) Menjadi juru bicara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ;

4) Melaksanakan dan memasyarakatkan putusan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) ;

5) Mengadakan konsultasi dengan Kepala Daerah dan instansi pemerintah

lainnya sesuai dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) ;

6) Mewakili Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan / alat

kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dipengadilan ;

7) Melaksanakan putusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi anggota sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ; dan

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

49

8) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dalam rapat paripurna

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

b. Badan Musyawarah

Badan musyawarah bertugas:

1) Menetapkan agenda Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk 1

(satu) tahun sidang, 1 (satu) masa persidangan, atau sebagian dari suatu

masa sidang, perkiraan waktu penyelesaian suatu masalah, dan jangka

waktu penyelesaian rancangan peraturan daerah, dengan tidak mengurangi

kewenangan rapat paripurna untuk mengubahnya;

2) Memberikan pendapat kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) dalam menentukan garis kebijakan yang menyangkut

pelaksanaan tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD);

3) Meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang lain untuk memberikan

keterangan/penjelasan mengenai pelaksanaan tugas masing-masing;

4) Menentukan penanganan suatu rancangan peraturan daerah atau

pelaksanaan tugas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) lainnya oleh

alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

5) Mengusulkan kepada rapat paripurna mengenai jumlah komisi, ruang

lingkup tugas komisi, dan mitra kerja komisi yang telah dibahas dalam

konsultasi pada awal masa keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD); dan

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

50

6) Melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh rapat paripurna kepada

Badan Musyawarah.

c. Komisi

Komisi merupakan alat kelengkapan yang dibentuk oleh pimpinan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk menangani bidang tugas umum

tertentu. Anggota komisi terdiri dari unsur-unsur fraksi dengan masa kerja

maksimal dua tahun.

Tugas komisi :

1) Melakukan pembahasan, pengajuan dan perubahan terhadap rancangan

peraturan daerah dan rancangan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) yang masuk ke dalam tugas masing-masing komisi.

2) Melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pelayanan terhadap masyarakat yang termasuk

ke dalam tugas komisi.

3) Membantu pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk

mengupayakan penyelesaian masalah yang disampaikan kepala daerah

kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

4) Mengadakan peninjauan dan kunjungan kerja yang dianggap perlu oleh

komisi yang bersangkutan atas sepengetahuan pimpinan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

5) Mengadakan rapat kerja dengan kepala daerah dan rapat dengar pendapat

dengan perangkat daerah serta organisasi kemasyarakatan.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

51

6) Mengajukan usul dan saran kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) yang termasuk ke dalam ruang lingkup bidang tugas

masing-masing komisi.

7) Menyusun pertanyaan tertulis dalam rangka pembahasan suatu masalah

yang menjadi bidang komisi masing-masing.

8) Memberikan laporan kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) tentang hasil pekerjaan komisi.

Jumlah Komisi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terdiri dari:

1) Komisi A : Bidang Pemerintahan ;

2) Komisi B : Bidang Perekonomian dan Keuangan ;

3) Komisi C : Bidang Pembangunan ;

d. Badan Kehormatan

Badan Kehormatan mempunyai tugas :

1) Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika dan moral para anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam rangka menjaga martabat dan

kehormatan sesuai dengan kode etik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) ;

2) Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) terhadap Peraturan Tata Tertib dan Kode Etik

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) serta sumpah / janji ;

3) Melakukan penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi atas pengaduan

Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), masyarakat

dan/atau pemilih ;

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

52

4) Menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, verifikasi, dan

klarifikasi dan sebagai rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ; dan

5) Menyampaikan rekomendasi kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) berupa rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti

adanya pelanggaran yang dilakuka anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) atas pengaduan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), masyarakat dan/atau pemilih.

e. Panitia Anggaran

Tugas Panitia Anggaran :

1) Memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kepada Kepala Daerah dalam

mempersiapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(RAPBD) selambat-lambat lima bulan sebelum ditetapkannya Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);

2) Memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Daerah dalam

mempersiapkan penetapan, perubahan dan perhitungan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebelum ditetapkan dalam

paripurna ;

3) Memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) mengenai pra rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD), rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD), yang telah disampaikan oleh Kepala daerah ;

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

53

4) Memberikan saran dan pendapat terhadap rancangan perhitungan anggaran

yang disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) ; dan

5) Menyusun anggaran belanja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

dan memberikan saran terhadap penyusunan anggaran belanja sekretariat

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

f. Badan Legislasi

Sesuai dengan pasal 102 ayat (1) Undang-undang nomor 27 Tahun 2009

tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menyebutkan

bahwa :Badan legislasi bertugas:

1) Menyusun rancangan program legislasi daerah yang memuat daftar urutan

dan prioritas rancangan peraturan daerah beserta alasannya untuk 1 (satu)

masa keanggotaan dan untuk setiap tahun anggaran di lingkungan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

2) Mengoordinasi penyusunan program legislasi daerah antara Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah Daerah;

3) Menyiapkan rancangan peraturan daerah usul Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) berdasarkan program prioritas yang telah ditetapkan;

4) Melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi

rancangan peraturan daerah yang diajukan anggota, komisi, atau gabungan

komisi, sebelum rancangan peraturan daerah tersebut disampaikan kepada

pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

54

5) Memberikan pertimbangan terhadap rancangan peraturan daerah yang

diajukan oleh anggota, komisi, atau gabungan komisi, di luar prioritas

rancangan peraturan daerah tahun berjalan atau di luar rancangan

peraturan daerah yang terdaftar dalam program legislasi daerah;

6) Melakukan pembahasan, pengubahan, dan/atau penyempurnaan rancangan

peraturan daerah yang secara khusus ditugaskan oleh Badan Musyawarah;

7) Mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap pembahasan

materi muatan rancangan peraturan daerah melalui koordinasi dengan

komisi dan/atau panitia khusus;

8) Membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah dibidang perundang-

undangan pada akhir masa keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) untuk dapat digunakan oleh Badan Legislasi pada masa

keanggotaan berikutnya.

g. Alat Kelengkapan lainnya, meliputi :

1) Panitia legislasi, mempunyai tugas :

a) Mengkaji efektifitas peraturan daerah ;

b) Mempersiapkan dan menyusun rancangan peraturan daerah ;

c) Membahas rancangan peraturan daerah dan peraturan lainnya.

d) Panitia Khusus.

2) Susunan keanggotaan alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

dalam rapat paripurna atas usulan masing-masing fraksi dan diumumkan

dalam lembaran daerah. Dalam hal terjadinya penggantian anggota

kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), ditetapkan oleh

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

55

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan dilaporkan dalam rapat

paripurna. Alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

dalam mengatur tata kerjanya dengan persetujuan pimpinan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Secara garis besar alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) adalah terdiri dari Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),

Badan Musyawarah, Komisi, Badan Kehormatan, Badan Legislasi dan Panitia

Anggaran, masing-masing bidang ini tentunya telah memiliki tugas dan fungsi

masing-masing, diharapkan masing-masing bidang Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) mampu memainkan perannya secara optimal mengemban fungsi

kontrol terhadap pelaksanaan peraturan daerah. Tujuannya adalah terwujudnya

pemerintahan daerah yang efisien, bersih, berwibawa dan terbebas dari berbagai

praktek yang berdedikasi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

E Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD)

Dalam melaksanakan dan mengaktualisasikan dari fungsi Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD), dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkait

antara satu dengan yang lain. Menurut Lipset (2007: 119) ada 4 (empat) faktor

yang dapat mempengaruhi orientasi atau sikap dan perilaku anggota Dewan

sehingga ia dapat menjalankan fungsi dan perannya, yaitu: 1) Faktor keluarga. 2)

Faktor tingkat pendidikan, 3) Faktor pendapatan 3) Faktor keberadaan organisasi

otonom yang mengaktifkan kehidupan masyarakat setempat dan sebagainya.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

56

Faktor-Faktor yang mempengaruhi fungsi legislasi, pada umumnya

menurut Isra (2010: 269) yaitu :

1. Sistem Kepartaian, dalam sistem kepartaian seperti yang multipartai dan

sistem pemerintahannya Presidensial, yang eksekutif dan legislatif sama-sama

dipilih dan mendapatkan mandat oleh rakyat, hal tersebut sulit untuk

digabungkan. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat dari pakar poltik yang

menyatakan bahwa konflik antara eksekutif dan legislatif sering kali timbul

bila partai-partai yang berbeda menguasi kedua cabang tersebut, yang akan

menimbulkan akibat yang buruk terhadap stabilitas demokrasi. Cara untuk

mengatasi hal tersebut dengan dua cara. Pertama (Koalisi sebagai sebuah

langkah darurat) dan kedua (Koalisi Partai Politik di DPR);

2. Partisipasi Masyarakat, diartikan sebagai keikutsertaan masyarakat, baik

secara individual maupun kelompok, secara aktif dalam penentuan kebijakan

publik atau peraturan perundangundangan. Sebagai sebuah konsep yang

berkembang dalam sistem politik modern, partisipasi merupakan ruang bagi

masyarakat untuk melakukan negosiasi dalam proses perumusan kebijakan

terutama yang berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat atau yang

biasa dikenal dengan demokrasi partisipatoris. Terdapat beberapa cara dalam

partisipasi masyarakat yaitudengan : 1) Mengikutsertakan dalam tim ahli atau

kelompok-kelompok kerja; 2) Melakukan publik hearing atau mengundang

dalam rapat-rapat; 3). Melakukan uji sahih kepada pihak-pihak tertentu untuk

mendapatkan tanggapan; 4). Melakukan lokakarya (workshop) sebelum resmi

dibahas di Dewan; 5). Mempublikasikan peraturan agar mendapatkan

tanggapan publik.

3. Mahkamah Konstitusi, untuk menghindari kemungkinan adanya undang-

undang yang merugikan kepentingan masyarakat, yang biasa dilakukan

dengan konsep judical review berkaitan dengan pengujian undang-

undangyang dihasilkan oleh lembaga legislatif, namun juga konsep

konstitualisme yang meniscayakan keberadaanya, namun untuk Perda judical

review dilakukan di Mahkamah Agung.

Menurut Nugroho, (2004:78): terdapat 2 (dua) faktor yang mempengaruhi

fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam pembentukan Peraturan

Daerah (legislasi) yaitu a) faktor internal (kualitas SDM, pendidikan dan

pengalaman) b)Faktor Eksternal (tenaga ahli, dukungan anggaran dan sarana)

1. Faktor Internal Kualitas SDM, pendidikan, pengembangan SDM dan pengalaman

berorganisasi politik.

Untuk dapat merealisasikan fungsi legislasinya dengan baik dan bermutu

maka kualitas SDM anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

sangat diperlukan. Artinya penyusunan kebijaksanaan peraturan daerah yang

tepat sangat tergantung pada kecakapan kualitas anggota Dewan Perwakilan

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

57

Rakyat Daerah (DPRD) untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang

dihadapi rakyat termasuk dalam melaksanakan fungsi legislasi. Kualitas SDM

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dapat diperoleh

dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengembangan SDM, dan pengalaman.

Dengan pendidikan yang diperoleh baik formal maupun non formal akan

sangat mendukung anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam

melaksanakan pekerjaan, karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan maka semakin

berkualitas pula dalam melaksanakan pekerjaan. Adanya pengembangan

SDM, diklat dan seminar juga merupakan salah satu faktor yang dapat

meningkatkan kinerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

dalam melaksanakan pekerjaan. Kualitas anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), bisa juga diukur dari pengalaman anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) dalam proses pembuatan perda, baik keterlibatan

dalam bidang politik, misalnya lama menjadi anggota parpol, lamanya

menjadi pengurus parpol, jabatan dalam kepengurusan parpol, lamanya

menjadi anggota dewan. Pengalaman yang dimiliki anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dapat menjadi bekal bagi anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam melaksanakan peran dan fungsinya

selaku penyalur aspirasi rakyat, dan pengawas kebijakan pemerintah. Oleh

karenanya pengalaman anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

menjadi salah satu indikator dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

2. Faktor Eksternal

a. Sarana dan Prasarana

Selanjutnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai lembaga

legislatif adalah merupakan suatu organisasi dimana didalamnya terdapat

sekelompok manusia mempunyai tujuan yang sama. Untuk mencapai

tujuan tersebut tentunya memerlukan sarana dan prasarana baik berupa

perangkat keras maupun perangkat lunak. Gibson mengatakan bahwa:

Orang yang membuat organisasi berjalan dan juga yang berusaha

mempengaruhi orang lain dalam organisasi yang akhirnya menghasilkan

karya yang efektif untuk menghasilkan tujuan organisasi yang telah

disepakati bersama tidak mudah, tentu memerlukan sarana dan prasarana

organisasi yang berupa perangkat keras dan perangkat lunak. Dukungan

sarana dan prasarana untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

dapat mempengaruhi fungsi dan peran maupun kinerja Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) itu sendiri. Disamping itu dengan adanya

dukungan dan sarana yang masih terbatas menyebabkan kinerja dewan

tidak optimal, dan motivasi kerja dewan menjadi rendah

b. Ketersedian Tenaga Ahli

Keberadaan tenaga ahli di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

sangat dibutuhkan dalam rangka memberikan masukan-masukan, saran-

saran, menambah wawasan dan bimbingan teknis kepada anggota Dewan

dalam membuat Raperda, yang sasaran akhirnya secara bertahap pada

saatnya nanti usulan Raperda tersebut tidak lagi datang dari eksekutif,

akan tetapi inisiatif dari Dewan sendiri. Keberadaan tenaga ahli dapat

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

58

ditempatkan pada komisi-komisi yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD)

c. Kerjasama dengan Organisasi Masyarakat

Anggota Dewan, harus bisa menjalin hubungan kerjasama dengan institusi

organisasi kemasyarakatan (LSM) sesuai dengan keterkaitan

permasalahan yang dihadapi dalam rangka menyusun dan membentuk

Raperda. Menjalin hubungan kerjasama dengan pihak-pihak diluar Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah Daerah sangat

penting, pertama, menjaring pengetahuan, keahlian atau pengalaman

masyarakat sehingga Perda benar-benar memenuhi syarat peraturan

perundang-undangan yang baik. Kedua, menjamin Perda sesuai dengan

kenyataan yang hidup dalam masyarakat (politik, ekonomi, sosial, dan

lain-lain). Ketiga, menumbuhkan rasa memiliki, rasa bertanggung jawab

atas Perda. Dapat diketahui bahwa kerjasama dengan pihak lain sangat

membantu dalam menyusun dan membentuk Raperda sehingga Perda yang

dihasilkan nantinya akan memudahkan penerimaan masyarakat dan

memudahkan pula pelaksanaan atau penegakannya. Namun sebaliknya,

kurangnya kerjasama dengan pihak lain akan menghambat program yang

akan dijalankan.

d. Dukungan Anggaran yang mencukupi

Berhasil tidaknya tujuan organisasi diantaranya ditentukan oleh dukungan

anggaran yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Demikian juga halnya

dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai suatu

organisasi dalam menjalankan fungsi/perannya harus didukung oleh

anggaran yang memadai. Bagaimanapun juga dukungan anggaran bagi

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sangat berpengaruh besar

dalam meningkatkan, tidak saja fungsi dan perannya, tetapi juga

meningkatkan kinerja Dewan secara keseluruhan baik dalam fungsi

budget, pengawasan maupun fungsi legislasi

Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya

dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan

pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yang ditetapkan

dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah. Selain prinsip tersebut,

dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab harus selalu

berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kepentingan dan

aspirasi masyarakat tersebut harus dapat ditangkap oleh Pemerintah Daerah

maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai representasi perwakilan rakyat

dalam struktur kelembagaan pemerintahan daerah yang menjalankan fungsi

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

59

pemerintahan serta untuk mewakili masyarakat, dan memiliki tujuan sebagaimana

yang disebutkan di atas. Secara umum peran Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) diwujudkan dalam tiga fungsi, salah satunya yaitu fungsi

legislasi. Bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) selaku pemegang

kekuasaan dalam membentuk Peraturan Daerah; namun dalam pelaksanaan fungsi

legislasi ini tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik ini faktor internal dari

dalam diri anggota dewan itu sendiri atau pun faktor eksternal atau dorongan dari

luar.

F. Kerangka Fikir

Salah satu fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang sangat

penting dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi luas di Daerah adalah

fungsi legislasi. Untuk melaksanakan fungsi legislasi Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) diberi bermacam-macam hak yang salah satunya ialah “hak

mengajukan rancangan peraturan daerah dan hak mengadakan perubahan atas

Raperda”. Artinya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, kekuasaan

membentuk peraturan daerah (legislasi) merupakan kekuasaan tertinggi (supreme of

power) dan sangat penting yang dimiliki oleh Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD).

Melalui fungsi ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) diberi

kewenangan untuk membuat peraturan daerah melalui hak prakarsa dan hak

amandemen (perubahan), sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Umum

Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah menyebutkan bahwa : Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) memiliki fungsi antara lain: (a) fungsi

legislasi, (b) fungsi pengawasan, dan (c) fungsi anggaran. Untuk melaksanakan

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

60

fungsi tersebut, maka Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dilengkapi

dengan tugas, wewenang, kewajiban dan hak. (Pasal 42 UU No. 32 Tahun 2004).

Adanya fungsi legislasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),

maka kebijakan-kebijakan pemerintah di daerah akan lebih mencerminkan

kehendak rakyat di daerahnya. Tetapi, dalam prakteknya fungsi legislasi ini tidak

berjalan sebagaimana mestinya, hal ini dapat dilihat dari Perda yang dihasilkan

hanya yang berurusan dengan anggaran saja. Selain itu Peraturan Daerah yang

telah disetujui oleh DPRD Kota Bandar Lampung sepanjang tahun 2014-2016

adalah sebanyak 40 buah dan hanya 1 (satu) Peraturan Daerah yang berasal dari

Hak Prakarsa DPRD Kota Bandar Lampung, yaitu Perda Nomor 1 Tahun 2016

tentang Kedudukan keuangan pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung. Penjelasan di atas terlihat bahwa,

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung dalam

melaksanakan haknya sebagai implementasi dari fungsi legislasinya sangat kurang

bahkan hampir dikatakan tidak berjalan optimal.

Permasalahan diatas, ditengarai karena rendahnya tingkat pendidikan

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), kurangnya pengembangan

SDM bagi anggota dewan, serta kurangnya pengalaman dalam berorganisasi yang

pada akhirnya berdampak pada kurangnya pengetahuan, keterampilan anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam melaksanakan fungsi legislasi.

Faktor lain yang diduga menjadi pemicu rendahnya fungsi legislasi anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung terbatasnya

sarana-prasarana penunjang, kurang terlibatnya pihak ketiga dan terbatasnya

anggaran, hal tersebut mengutip pendapat Nugroho, (2004: 78) terdapat 2 (dua)

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

61

faktor yang mempengaruhi fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

dalam pembentukan Perda (legislasi) yaitu a) faktor internal (kualitas SDM,

pengembangan SDM, pendidikan dan pengalaman) b)Faktor Eksternal (tenaga

ahli, kerjasama dengan masyarakat, dukungan anggaran dan sarana).

Lebih lanjut mengutip pendapat Anajeng, (2014: 117) fungsi legislasi

dikatakan berjalan efektif jika 1) Ketercapaian terget: realisasi pembuatan perda

realisasinya tercapai sesuai terget yang direncanakan, pembentukan perda harus

mempunyai tujuan yang jelas benar- benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam

mengatur kehidupan bermasayarakat. 2) Prakarsa: kreatifitas, inovasi, ide, badan

legislatif dalam memberikan usulan raperda, jemput bola dengan cara menyaring

aspirasi, kebutuhan masyarakat, menampung aspirasi masyarakat dan

menuangkanya dalam bentuk kebijakan pembuatan perda 3) Kesesuaian:

kesesuaian perda yang dihasilkan antara jenis dan materi muatan serta perda yang

tepat guna, tepat sasaran dan perda yang tidak sia-sia 4) Kemanusiaan: materi

muatan Perda yang dihasilkan mencerminkan perlindungan dan penghormatan

hak-hak asasi manusia sehingga Perda yang dihasilkan tidak membebani

masyarakat dan 5) Partisipasi publik: proses pembentukan peraturan perundang-

undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan dan pembahasan

melibatkan publik, LSM, serta bersifat transparan dan terbuka.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat dibuat kedalam

diagram skematis sebagai berikut:

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

62

R. X1.X2Y

r. X2.Y

Gambar 2.1 Paradigma antara X1 dan X2 terhadap Y

G. Hipotesis

Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Ha : Faktor internal dengan indikator kualitas SDM, pendidikan pengembangan

sdm dan pengalaman berorganisasi berpengaruh signifikan terhadap fungsi

legislasi DPRD Kota Bandar Lampung periode tahun 2014-2019.

Ho : Faktor internal dengan indikator kualitas SDM, pendidikan pengembangan

sdm dan pengalaman berorganisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung tahun 2014-2019.

Fungsi Legislasi

DPRD (Y)

Anajeng, (2014:117)

Faktor Internal (X1)

1. Kualitas SDM

2. Pendidikan

3. Pengembangan SDM

4. Pengalaman berorganisasi

Nugroho, (2004:78)

Faktor Eksternal (X2)

1. Sarana dan prasarana

2. Ketersedian tenaga ahli

3. Kerjasama dengan organisasi

masyarakat

4. Dukungan anggaran yang

mencukupi

Nugroho, (2004:78)

r.X1.Y

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

63

Ha : Faktor eksternal dengan indikator sarana dan prasarana, ketersedian tenaga

ahli, kerjasama dengan organisasi masyarakat dan dukungan anggaran

yang mencukupi berpengaruh signifikan terhadap fungsi legislasi DPRD

Kota Bandar Lampung tahun 2014-2019.

Ho : Faktor eksternal dengan indikator sarana dan prasarana, ketersedian tenaga

ahli, kerjasama dengan organisasi masyarakat dan dukungan anggaran

yang mencukupi tidak berpengaruh signifikan terhadap fungsi legislasi

DPRD Kota Bandar Lampung tahun 2014-2019.

Ha : Faktor internal (dengan indikator kualitas SDM, pendidikan

pengembangan sdm dan pengalaman berorganisasi) dan faktor eksternal

(dengan indikator sarana dan prasarana, ketersedian tenaga ahli, kerjasama

dengan organisasi masyarakat dan dukungan anggaran yang mencukupi)

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap fungsi legislasi

DPRD Kota Bandar Lampung tahun 2014-2019.

Ho : Faktor dengan indikator kualitas SDM, pendidikan pengembangan sdm

dan pengalaman berorganisasi) dan faktor eksternal (dengan indikator

sarana dan prasarana, ketersedian tenaga ahli, kerjasama dengan organisasi

masyarakat dan dukungan anggaran yang mencukupi) secara bersama-

sama tidak berpengaruh signifikan terhadap fungsi legislasi DPRD Kota

Bandar Lampung tahun 2014-2019.

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

64

III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisa data kuantitatif yaitu dengan memberikan gambaran mengenai keadaan

obyek terkait permasalahan yang akan diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada,

selanjutnya hasil survey juga akan dianalisa secara asosiatif, yaitu untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas (independent variabel) terhadap variabel

terikat (dependent variabel) dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis,

(Sugiyono, 2013: 77)

B. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan pemaknaan konsep yang digunakan,

sehingga memudahkan peneliti untuk mengoprasionalkan konsep tersebut di

lapangan. Dalam penelitian ini definisi konseptualnya, yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan fungsi legislasi DPRD di DPRD Kota Bandar

Lampung.

1. Faktor adalah suatu sebab, latar belakang, pengaruh, keragaman dukungan

yang membentuk suatu kesatuan, suatu tindakan atau reaksi.

2. Fungsi Legislasi adalah merupakan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) untuk membentuk peraturan daerah bersama Bupati/Kepala

Daerah.

64

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

65

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah Lembaga Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

4. Peraturan Daerah adalah produk peraturan perundang-undangan daerah dalam

rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan merupakan penjabaran lebih

lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional berisikan indikator dari suatu variabel yang

memungkinkan peneliti mengumpulkan data secara relevan sehingga dari masing-

masing variabel tersebut lebih terarah dan sesuai dengan metode pengukuran yang

telah direncanakan, definisi operasional dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tebel 3.1 Definisi Operasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi legislasi di DPRD

Variabel Indikator

Indikator faktor internal (X1) yang dipakai dalam penelitian ini

menggunakan teori (Nugroho, (2004:78)

1. Kualitas SDM

2. Pendidikan

3. Pengembangan SDM

Fokus penelitian pada indikator kualitas SDM

adalah sejauh mana kualitas SDM atau personil

anggota DPRD, dalam pemahaman dan

penguasaan mengenai tupoksi selaku anggota

DPRD dalam melaksanakan fungsi legislasi.

Fokus penelitian pada indikator pendidikan

adalah untuk menilai sejauh mana tingkat

pendidikan anggota DPRD sehingga menunjang

IQ, intelegensi, kecerdasan dan tingkat

pengetahuan dalam melaksanakan fungsi

legislasi.

Fokus penelitian pada indikator pengembangan

SDM adalah untuk menilai sejauh mana

anggota DPRD dibekali pendidikan dan

pelatihan, seminar, workshop mengenai

tuposinya dalam melaksanakan fungsi legislasi.

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

66

4. Pengalaman berorganisasi

Fokus penelitian pada indikator pengalaman

berorganisasi adalah untuk menilai sejauh

mana pengalaman Anggota DPRD dalam

berorganisasi misalnya lamanya menjadi

anggota dan pengurus parpol, keaktifan dalam

parpol, masa kerja menjadi anggota DPRD

sehingga dapat menunjang anggota DPRD

dalam melaksanakan fungsi legislasi

Selanjutnya indikator variabel faktor internal

(X1) dibuat dalam bentuk kuesioner dan diberi

skor menggunakan skala likert

1. Alternatif jawaban (SS) Sangat Setuju diberi

skor 5

2. Alternatif jawaban (S) Setuju diberi skor 4

3. Alternatif jawaban (N) Netral diberi skor 3

4. Alternatif jawaban (TS) Tidak Setuju diberi

skor 2

5. Alternatif jawaban (STS) Sangat Tidak

Setuju diberi skor 1

Indikator Faktor Eksternal (X2) yang dipakai dalam penelitian ini

menggunakan teori (Nugroho, (2004:78)

1. Sarana dan prasarana

2. Ketersedian tenaga ahli

3.Kerjasama dengan

organisasi masyarakat

Fokus penelitian pada indikator sarana dan

prasarana adalah untuk menilai sejauh mana

sarana dan prasarana yang ada di DPRD Kota

Bandar Lampung dapat terpenuhi baik dari segi

kuantitas dan kualitas sehingga mendukung

anggota DPRD dalam melaksanakan fungsi

legislasi

Fokus penelitian pada indikator ketersedian

tenaga ahli adalah untuk menilai sejauh mana

DPRD Kota Bandar Lampung menyiapkan

tenaga ahli agar dapat berkonsultasi sehingga

mendukung anggota DPRD dalam

melaksanakan fungsi legislasi

Fokus penelitian pada indikator kerjasama

dengan organisasi masyarakat adalah untuk

menilai sejauh mana DPRD Kota Bandar

Lampung mampu bekerja sama dengan elemen

organisasi dan melibatkan publik untuk

menyumbangkan ide dan saran sehingga

sehingga mendukung anggota DPRD dalam

melaksanakan fungsi legislasi.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

67

4. Dukungan anggaran yang

mencukupi

Fokus penelitian pada indikator dukungan

anggaran yang mencukupi adalah untuk menilai

sejauh mana tersedianya anggaran yang

memadai sehingga mendukung anggota DPRD

dalam melaksanakan fungsi legislasi

Selanjutnya indikator variabel faktor eksternal

(X2) dibuat dalam bentuk kuesioner dan diberi

skor menggunakan skala likert

1. Alternatif jawaban (SS) Sangat Setuju diberi

skor 5

2.Alternatif jawaban (S) Setuju diberi skor 4

3.Alternatif jawaban (N) Netral diberi skor 3

4.Alternatif jawaban (TS) Tidak Setuju diberi

skor 2

5.Alternatif jawaban (STS) Sangat Tidak

Setuju diberi skor 1

Indikator fungsi legislasi (Y) yang dipakai dalam penelitian ini

menggunakan teori Anajeng, (2014:117)

1. Ketercapaian terget.

2. Prakarsa

3. Kesesuaian

4. Kemanusiaan

Fokus penelitian pada indikator ketercapaian

terget adalah untuk menilai sejauh mana

realisasi pembuatan perda tercapai sesuai terget

yang direncanakan, pembentukan perda harus

mempunyai tujuan yang jelas benar- benar

dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur

kehidupan bermasayarakat, dan menyentuh

kepentingan publik.

Fokus penelitian pada indikator prakarsa adalah

untuk menilai sejauh mana kreatifitas, inovasi,

ide, badan legislatif dalam memberikan usulan

raperda, jemput bola dengan cara menyaring

aspirasi, kebutuhan masyarakat, menampung

aspirasi masyarakat dan menuangkanya dalam

bentuk kebijakan pembuatan perda.

Fokus penelitian pada indikator kesesuaian

adalah untuk menilai sejauh mana kesesuaian

perda yang dihasilkan antara jenis dan materi

muatan serta perda yang tepat guna, tepat

sasaran dan perda yang tidak sia-sia

Fokus penelitian pada indikator kemanusiaan

adalah untuk menilai sejauh mana materi

muatan Perda yang dihasilkan mencerminkan

perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi

manusia sehingga Perda yang dihasilkan tidak

membebani masyarakat

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

68

5. Partisipasi publik

Fokus penelitian pada indikator partisipasi

publik adalah untuk menilai sejauh mana dalam

proses pembentukan peraturan perundang-

undangan mulai dari perencanaan, persiapan,

penyusunan dan pembahasan melibatkan

publik, LSM, serta bersifat transparan dan

terbuka.

Selanjutnya indikator variabel fungsi legislasi

(Y) dibuat dalam bentuk kuesioner dan diberi

skor menggunakan skala likert

1. Alternatif jawaban (SS) Sangat Setuju

diberi skor 5

2. Alternatif jawaban (S) Setuju diberi skor 4

3. Alternatif jawaban (N) Netral diberi skor 3

4. Alternatif jawaban (TS) Tidak Setuju

diberi skor 2

5. Alternatif jawaban (STS) Sangat Tidak

Setuju diberi skor 1 D. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kota Bandar Lampung, penelitian akan dilaksanakan bulan Maret 2018.

E. Sumber Informasi

1. Populasi

Menurut Sugiyono, (2013: 155) yang dimaksud populasi adalah kumpulan

individu-individu dalam suatu daerah. Kemudian lebih lanjut ditekankan pula

bahwa populasi adalah satuan individu yang menjadi sasaran dalam penelitian

sejalan dengan pengertian di atas, maka jelaslah bahwa yang dimaksud dengan

populasi adalah sejumlah individu yang akan dijadikan subyek dalam penelitian.

Jumlah subjek pada DPRD Kota Bandar Lampung berjumlah 50 orang.

2. Sampel

Mengutip pendapat Arikunto (2001:120) jika subjek yang akan diteliti diatas

100 maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% namun jika subjek yang akan

diteliti dibawah 100 maka lebih baik diambil seluruhnya dan penelitian tersebut

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

69

adalah populasi. Berdasarkan pendapat tersebut karena jumlah subjek pada

DPRD Kota Bandar Lampung berjumlah 50 orang atau dibawah 100 maka yang

menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung yang berjumlah 50 Orang dan

penelitian ini merupakan penelitian populasi, adapun yang menjadi responden

dalam penelitian ini adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Kota Bandar Lampung periode 2014-2019.

F. Jenis Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan

penelitian melalui wawancara secara langsung dan terbuka terhadap informan

yang berkompeten sesuai dengan keperluan data. Data Primer diambil dari

angggota DPRD Kota Bandar Lampung yang tertuang dalam bentuk

kuesioner. Kuesioner yang dibuat tentang dan berkaitan dengan Kualitas

Anggota DPRD seperti Pengalaman Anggota DPRD dan Tingkat Pendidikan

Anggota DPRD, Faktor Eksternal (sarana dan prasarana, ketersediaan tenaga

ahli, kerjasama dengan organisasi masyarakat dan dukungan anggaran) serta

berkaitan dengan fungsi legilasi pembuatan perda oleh DPRD yang

mementingkan kepentingan rakyat

2. Data sekunder adalah yang diperoleh dari buku atau literature yang

berhubungan dengan pembahasan dan penelitian yang berdasarkan data

penunjang lain yang kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, seperti

Undang-Undang, peraturan pemerintah serta wawancara yang menunjang

penelitian

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

70

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data dalam penelitian ini, maka digunakan teknik

pengumpulan data melalui:

1. Kuesioner

Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket yang berisikan pernyataan-

pernyataan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu variabel faktor

internal (X1), faktor eksternal (X2) dan fungsi legislasi DPRD (Y)

2. Observasi

Observas yakni mengadakan penelitian langsung dengan cara pengamatan

kepada objek penelitian untuk memperoleh data-data informasi yang akurat.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi langsung ke objek

penelitian yaitu DPRD Kota Bandar Lampung untuk mendapatkan data

mengenai data-data lokasi penelitian, kondisi sarana dan prasarana, serta data

mengenai jumlah raperda dan perda serta produk hukum lainnya yang telah

dihasilkan oleh DPRD Kota Bandar Lampung pada tahun 2015-2017..

3. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara

langsung dengan alat bantu daftar pertanyaan yang bersifat terbuka. Teknik

tersebut dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan beberapa

narasumber yang diangap telah memenuhi atau relevan dengan penelitian ini.

Wawancara yang dilakukan cecara terbuka serta serta mendalam agar dapat

memberikan kesempatan nara sumber tersebur dalam rangka menjawab secara

bebas. Untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan variabel X1, X2

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

71

dan Y maka peneliti melakukan wawancara dengan beberapa anggota DPRD

Kota Bandar Lampung.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

rangka pengumpulan data sekunder seperti data tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan fungsi legislasi DPRD. Dokumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Undang-undang Pemerintahan Daerah Nomor 32

Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Undang-undang Nomor 22

Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD,

Peraturan Tata Tertib DPRD, beserta dokumen-dokumen lain yang dianggap

penting dan ada hubungannya dengan objek yang diteliti. Selain itu dokumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejarah terbentuknya Kota Bandar

Lampung, profil seketariat DPRD Kota Bandar Lampung.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan

atau kesahihan suatu alat ukur, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas menggunakan bantuan

program software SPSS Versi 19.0 dengan analisa uji skala alpha cronbac’h, alat

ukur dikatakan valid jika r hitung yang didapat > r tabel.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah keajegan (konsistensi) alat pengumpul data/

instrumen dalam mengukur apa saja yang diukur. Instrumen yang reliabel

maksudnya instrumen yang jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

72

yang sama, akan menghasilkan data yang sama. menggunakan bantuan program

software dengan analisa uji skala alpha cronbac’h Alat ukur dikatakan reliabel

jika nilai alpha yang didapat > 0,60.

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data kuantitatif

dengan beberapa pendekatan sebagai berikut:

1. Distribusi Frekuensi Variabel

Analisis data distribusi frekuensi variabel yang dipergunakan dalam

penelitian dengan penggunaan tabel tunggal, yaitu metode yang dilakukan dengan

memasukkan data dari kuisoner ke dalam kerangka tabel untuk menghitung

frekuensi sebagai uraian mengenai hasil akhir penelitian. Skala pengukuran yang

digunakan ialah skala likert. Menurut Sugiyono (2010: 170) skala likert

digunakan untuk mengukur persepsi, pendapat, sikap serta penilaian seseorang

tentang fenomena sosial. Setiap jawaban dari kuesioner yang diberikan

mempunyai skor:

a. Alternatif jawaban (SS) Sangat Setuju diberi skor 5

b. Alternatif jawaban (S) Setuju diberi skor 4

c. Alternatif jawaban (N) Netral diberi skor 3

d. Alternatif jawaban (TS) Tidak Setuju diberi skor 2

e. Alternatif jawaban (STS) Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Berdasarkan skor yang diperoleh dikelompokkan dan menggunakan rumus

interval (Sugiyono, 2013: 158).

i = K

NRNT )(

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

73

Keterangan :

NT : Nilai Tertinggi

NR : Nilai Terendah

K : Kategori

i : Interval

2. Regresi Linier Berganda

Analisis untuk mengetahui pengaruh paling dominan antara faktor internal

dan faktor eksternal terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung

periode tahun 2014-2019 di gunakan rumus regresi linier berganda menggunakan

bantuan program software SPSS dengan rumus:

Ỷ = α + β1 X1 + β2 X2 + Et

Keterangan

Ỷ = Fungsi legislasi DPRD

α = Parameter/ kontantan

β1 = Koefisien Regresi variabel X1

β2 = Koefisien Regresi variabel X2

X1 = Faktor internal

X2 = Faktor eksternal

Et = Eror term

b. Koefisien Determinasi

Analisis untuk mengetahui kadar persentase pengaruh faktor internal

dan faktor eksternal terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung

periode tahun 2014-2019 menggunakan bantuan program software SPSS dengan

rumus:

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

74

KP = r2 x 100%

Dimana :

r2

= Korelasi

KP = Koefisien penentu

c. Rancangan Uji Hipotesis

Analisis untuk menguji kebenaran hipotesis secara parsial digunakan uji t

menggunakan bantuan program software SPSS dimana jika nilai sig < 0,05 maka

hipotesis yang diajukan diterima atau Ho ditolak dan Ha diterima:

Ho : β = 0 = Tidak ada pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap

fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung periode tahun

2014-2019.

Ha : β ≠ 0 = Ada pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap

fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung periode tahun

2014-2019.

Adapun rumus uji t tersebut adalah sebagai berikut:

2hitung

r - 1

2 - nr t

Keterangan :

thit = Pengujian signifikansi koefisien korelasi product moment

r2 =

Koefisien Korelasi Product moment

n = Jumlah anggota responden

Analisis untuk menguji kebenaran hipotesis secara simultan menggunakan

uji F atau Anova menggunakan bantuan program software SPSS dimana jika nilai

sig < 0,05 maka hipotesis yang diajukan diterima atau Ho ditolak dan Ha diterima:

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

75

Ho : β = 0 = Tidak ada pengaruh faktor internal dan faktor eksternal secara

bersama-sama terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar

Lampung periode tahun 2014-2019.

Ha : β ≠ 0 = Ada pengaruh faktor internal dan faktor eksternal secara

bersama-sama terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar

Lampung periode tahun 2014-2019.

Adapun rumus uji F tersebut adalah sebagai berikut:

)R - (1 k

1) - k - (n R F

2

2

hit

Keterangan :

Fhit = Pengujian signifikansi koefisien korelasi ganda

R = Koefisien korelasi ganda

k = Jumiah variabel independen

n = Jumlah anggota responden

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

76

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sekretariat DPRD Kota Bandar Lampung

Melaksanakan fungsinya Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kota Bandar Lampung memiliki susunan organisasi sebagai berikut: 1)

Sekretariat Dewan 2)Kepala Bagian Umum dan Keuangan Bagian Umum dan

Keuangan memiliki tugas pokok melaksanakan kegiatan usaha, menyiapkan fasilitas

rapat-rapat, rencana pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD), mengurus rumah tangga, rumah jabatan, gedung Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD), kendaraan dinas, barang invetaris lainnya, serta memelihara

keamanan lingkungan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan

rumah tangga pimpinan, Serta menyusun rencana anggaran, laporan keuangan,

penyelenggaraan pembayaran dan administrasi keuangan dan Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten.

Bagian Umum dan Keuangan dipimpin oleh seorang kepala bagian yang

dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Sekretaris Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung. Bagian Umum dan

Keuangan memiliki fungsi :

a. Pelaksanaan kegiatan urusan rumah tangga, mengurus rumah jabatan dan

kantor / gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota;

b. Penyiapan fasilitas rapat, acara peninjauan dan pertemuan;

76

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

77

c. Pengelolaan barang inventaris, perlengkapan, kendaraan dinas dan

perawatan;

d. Pemeliharaan dan pembinaan keamanan dan ketertiban di lingkungan gedung

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten dan rumah jabatan

pimpinan;

e. Mengatur perencanaan dan administrasi tentang keuangan di Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD);

f. Pelaksanaan kegiatan hubungan masyarakat;

g. Pelaksanaan dokumentasi, administrasi, kegiatan dan produk hukum.

Bagian Umum dan Keuangan terdiri dari :

a. Subag Rumah Tangga, memiliki tugas :

1) Melaksanakan kegiatan ketatausahaan ;

2) Melaksanakan kegiatan rumah tangga, rumah jabatan ketua Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), fasilitas rapat, pengelolaan barang

inventaris / perlengkapan dan pemeliharaan keamanan serta ketertiban ;

3) Memelihara kendaraan-kendaraan dinas dan barang inventaris dinas

lainnya.

b. Subag Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyusun rencana anggaran dan

laporan keuangan serta menyelenggarakan pembayaran dan administrasi

keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

78

c. Kepala Bagian Humas dan Protokol

Memiliki tugas sebagai penyelenggara hubungan kemasyarakatan serta

dokumentasi, dan menyiapkan perlengkapan dalam pelaksanaan rapat-rapat

serta kegiatan yang berkaitan dengan Pimpinan dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) agar berjalan sesuai dengan aturan.Kabag

Humas dan Protokol terdiri atas :

1) Subag Humas;

mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan melaksanakan kegiatan

hubungan masyarakat, mengumpulkan dan mengelola data dokumentasi

kegiatan dan perpustakaan.

2) Subbag Protokol

Mempunyai tugas menyiapkan dan mengatur pelaksanaan rapat paripurna,

melaksanakan kegiatan pelayanan keprotokolan terhadap pimpinn dan

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

d. Kepala Bagian Risalah dan Persidangan, terdiri dari :Sub Bagian Risalah dan

subbag Perundang-undangan, yang mempunyai fungsi :

1) Penyiapan rencana kegiatan persidangan dan rapat-rapat yang

diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota dan

Pembuatan risalah persidangan ;

2) Penyiapan bahan yang diperlukan untuk rapat alat perlengkapan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten dan fraksi ;

3) Penyiapan bahan peraturan Perundang-undangan dan administrasi produk

rancangan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

kabupaten.

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

79

B. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat DPRD

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar

Lampung mempunyai tugas pokok melaksanakan segala usaha dan kegiatan

dalam rangka penyelenggaraan sidang-sidang serta pengurusan rumah tangga dan

keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung,

sedangkan fungsi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota

Bandar Lampung, yaitu :

a. Penyiapan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi seluruh penyelenggaraan

tugas Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten ;

b. Penyusunan rencana, menelaah dan menyiapkan koordinasi perumusan

kebijakan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten ;

c. Pelaksanaan usaha, kepegawaian, keuangan dan perbekalan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

d. Penyiapan penyelenggaraan persidangan dan risalah rapat-rapat yang

diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten ;

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Seketariat DPRD Kota Bandar Lampung

Kabag Umum dan

Keuangan

Kabag Humas dan

Protokol

Kabag Risalah dan

persidangan

Kasubag

Rumah

Tangga

Kasubag

Keuangan

Kasubag

Humas

Kasubag

Protokol

Kasubag

Risalah

Kasubag

Perundangan

Seketariat DPRD

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

80

C. Profil DPRD Kota Bandar Lampung

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandar Lampung (disingkat

DPRD Kota Bandar Lampung) adalah lembaga legislatif unikameral yang

berkedudukan di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Dalam Pemilu 2014,

DPRD Kota Bandar Lampung menempatkan 50 orang wakilnya yang berasal dari

11 partai, dengan perolehan suara terbanyak diraih oleh PDI Perjuangan. Adapun

susunan keanggotaan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota

Bandar Lampung periode 2014-2019 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Nama Keanggotaan DPRD Kota Bandar Lampung

No Nama Asal Partai

1. Hanafi Pulung PDI Perjuangan

2. Wiwik Anggraini PDI Perjuangan

3. Sri Ningsih Djamsari PDI Perjuangan

4. Irpan Setiawan PDI Perjuangan

5. Suheli PDI Perjuangan

6. Fandi Tjandra PDI Perjuangan

7. Muhamad Pansor PDI Perjuangan

8. Dedi Yuginta PDI Perjuangan

9. Wiyadi PDI Perjuangan

10 Numan Abdi PDI Perjuangan

11. Abdul Salim PAN

12. Hamrin Sugandi PAN

13 Yusirwan PAN

14 Wahyu Lesmono PAN

15 Abdul Malik PAN

16 Edison Hadjar PAN

17 Heryadi PAN

18 Nandang Hendrawan PKS

19 Handrie Kurniawan PKS

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

81

20 Muchlas Ermanto Bastari PKS

21 Syarif Hidayat PKS

22 Grafieldy Mamesah PKS

23 Naldi Rinara Nasdem

24 Poltak Aritonang Nasdem

25 Mohammad Nizar Romas Nasdem

26 Budi Kurinawan Nasdem

27 Nani Mayasari Nasdem

28 Pebriana Piska Demokrat

29 Indrawani Demokrat

30 Agusman Arief Demokrat

31 Hendra Demokrat

32 Ernita Sidik Demokrat

33 Bernas Yuniarta Gerindra

34 Ahmad Riza Gerindra

35 Agus Sujatma Gerindra

36 Imam Santoso Gerindra

37 Supriyanto Malik Gerindra

38 Barlian Mansyur Golkar

39 Suwondo Golkar

40 Indrawan Golkar

41 Yuhadi Golkar

42 Heru Sambodo Golkar

43 Albert Alam PPP

44 Hambali Sanusi PPP

45 Musabakah PPP

46 Pandu Kesuma Dewangsa PPP

47 Erwansyah Hanura

48 M Yusuf Erdiansyah Putra Hanura

49 Taufik Rahman PKB

50 Ali Yusuf Tabana PKPI

Sumber : Sekretariat DPRD Kota Bandar Lampung, 2018

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

82

D. Alat Kelengkapan DPRD Kota Bandar Lampung

Alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar

Lampung beserta tugasnya terdiri atas :

1. Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah alat kelengkapan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang merupakan kesatuan

pimpinan yang bersifat kolektif yang mencerminkan fraksi-fraksi berdasarkan

urutan besarnya jumlah anggota fraksi. Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) ditetapkan dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), dengan masa jabatan sama dengan masa keanggotaan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) terdiri dari satu orang dan maksimal tiga orang wakil ketua,

berdasarkan jumlah fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)Tugas

pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) :

a. Memimpin sidang-sidang dan menyimpulkan hasil sidang untuk

mengambil keputusan ;

b. Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja ketua dan

wakil ketua serta mengumumkannya pada rapat paripurna ;

c. Menjadi juru bicara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

d. Melaksanakan dan memasyarakatkan putusan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD);

e. Mengadakan konsultasi dengan Kepala Daerah dan instansi pemerintah

lainnya sesuai dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) ;

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

83

f. Mewakili Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan / alat

kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dipengadilan ;

g. Melaksanakan putusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi anggota sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ; dan

h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dalam rapat paripurna

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

2. Badan Musyawarah

Undang-undang nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, pasal 89 menyebutkan bahwa : Badan

musyawarah bertugas:

a. Menetapkan agenda Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk 1

(satu) tahun sidang, 1 (satu) masa persidangan, atau sebagian dari suatu

masa sidang, perkiraan waktu penyelesaian suatu masalah, dan jangka

waktu penyelesaian rancangan peraturan daerah, dengan tidak mengurangi

kewenangan rapat paripurna untuk mengubahnya;

b. Memberikan pendapat kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) dalam menentukan garis kebijakan yang menyangkut

pelaksanaan tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD);

c. Meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang lain untuk memberikan

keterangan/penjelasan mengenai pelaksanaan tugas masing-masing;

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

84

d. menentukan penanganan suatu rancangan peraturan daerah atau

pelaksanaan tugas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) lainnya oleh

alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

e. Mengusulkan kepada rapat paripurna mengenai jumlah komisi, ruang

lingkup tugas komisi, dan mitra kerja komisi yang telah dibahas dalam

konsultasi pada awal masa keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD); dan

f. Melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh rapat paripurna kepada

Badan Musyawarah.

3. Komisi

Komisi merupakan alat kelengkapan yang dibentuk oleh pimpinan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk menangani bidang tugas umum

tertentu. Anggota komisi terdiri dari unsur-unsur fraksi dengan masa kerja

maksimal dua tahun.

Tugas komisi :

a. Melakukan pembahasan, pengajuan dan perubahan terhadap rancangan

peraturan daerah dan rancangan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) yang masuk ke dalam tugas masing-masing komisi.

b. Melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pelayanan terhadap masyarakat yang termasuk

ke dalam tugas komisi.

c. Membantu pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk

mengupayakan penyelesaian masalah yang disampaikan kepala daerah

kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

85

d. Mengadakan peninjauan dan kunjungan kerja yang dianggap perlu oleh

komisi yang bersangkutan atas sepengetahuan pimpinan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

e. Mengadakan rapat kerja dengan kepala daerah dan rapat dengar pendapat

dengan perangkat daerah serta organisasi kemasyarakatan.

f. Mengajukan usul dan saran kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) yang termasuk ke dalam ruang lingkup bidang tugas

masing-masing komisi.

g. Menyusun pertanyaan tertulis dalam rangka pembahasan suatu masalah

yang menjadi bidang komisi masing-masing.

h. Memberikan laporan kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) tentang hasil pekerjaan komisi.

Jumlah Komisi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandar

Lampung terdiri dari:

a. Komisi A : Bidang Pemerintahan.

b. Komisi B : Bidang Perekonomian dan Keuangan.

c. Komisi C : Bidang Pembangunan.

4. Badan Kehormatan

Badan Kehormatan mempunyai tugas :

a. Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika dan moral para anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)dalam rangka menjaga martabat dan

kehormatan sesuai dengan kode etik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) ;

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

86

b. Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) terhadap Peraturan Tata Tertib dan Kode Etik

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) serta sumpah / janji ;

c. Melakukan penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi atas pengaduan

Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) masyarakat dan/atau

pemilih ;

d. Menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, verifikasi, dan

klarifikasi dan sebagai rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ; dan

e. Menyampaikan rekomendasi kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) berupa rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti

adanya pelanggaran yang dilakuka anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) atas pengaduan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), masyarakat dan/atau pemilih.

5. Panitia Anggaran

Tugas Panitia Anggaran :

a. Memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kepada Kepala Daerah dalam

mempersiapkan RAPBD selambat-lambat lima bulan sebelum

ditetapkannya APBD ;

b. Memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Daerah dalam

mempersiapkan penetapan, perubahan dan perhitungan APBD sebelum

ditetapkan dalam paripurna ;

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

87

c. Memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) mengenai pra rancangan APBD, rancangan APBD, yang

telah disampaikan oleh Kepala daerah ;

d. Menyusun anggaran belanja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

dan memberikan saran terhadap penyusunan anggaran belanja sekretariat.

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

167

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembasan di atas maka dapat dibuat

kesimpulan, yaitu :

1. Faktor internal berpengaruh signifikan terhadap fungsi legislasi DPRD Kota

Bandar Lampung periode tahun 2014-2019, besarnya pengaruh faktor internal

terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung sebesar 12,6%,

artinya, dalam melaksanakan fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung

harus memperhatikan faktor internal seperti memiliki SDM yang berkualitas,

harus memiliki SDM yang memiliki pengalaman berorganisasi yang

mempuni, serta pengembangan SDM seperti seminar, diklat kepartaian yang

berkaitan dengan fungsi legislasi harus dilaksanakan secara efektif.

2. Faktor faktor eksternal berpengaruh signifikan terhadap fungsi legislasi DPRD

Kota Bandar Lampung periode tahun 2014-2019, besarnya pengaruh faktor

eksternal terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung sebesar

14,4%%, artinya, dalam melaksanakan fungsi legislasi DPRD Kota Bandar

Lampung harus memperhatikan faktor eksternal seperti sarana prasana yang

memadai, ketersedian anggaran, tenaga ahli yang memadai baik kapasitas

maupun kuantitasnya serta dalam melaksanakan fungsi legislasi tersebut

dibutuhkan kerjasama dengan organisasi masyarakat atau dalam proses

pembuatan perda harus melibatkan partisipasi publik.

167

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

168

3. Faktor internal dan faktor eksternal secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung periode

tahun 2014-2019, besarnya pengaruh faktor internal dan faktor eksternal

terhadap fungsi legislasi DPRD Kota Bandar Lampung sebesar 21,5%, artinya

dalam menjalankan fungsi legislasi DPRD memperhatikan ketercapaian target

dengan realisasi Peraturan Daerah, inisiatif dan prakarsa anggota DPRD Kota

Bandar Lampung dalam menjalankan fungsi legislasi harus ditingkatkan,

Peraturan Daerah yang dihasilkan harus terbuka transparan serta melibatkan

masyarakat sehingga kebutuhan masyarakat akan pentingnya payung hukum

terpenuhi atau Peraturan Daerah yang dihasilkan sesuai dengan prioritas

kebutuhan publik serta tidak membebani masyarakat.

4. Fungsi legislasi DPRD dalam membuat peraturan daerah lebih di pengaruhi

dan bernuansa “Politik”, artinya kreatifitas, inisiatif DPRD dalam

menjalankan fungsi legislasi dalam hal ini pembuatan Peraturan Daerah akan

muncul jika hasil akhir dari Peraturan Daerah tersebut “menguntungkan” serta

cenderung hanya mementingkan kepentingan pribadi semata, hal tersebut

terlihat dari 13 Peraturan Daerah yang dihasilkan DPR Kota Bandar Lampung

5 diantaranya adalah Peraturan Daerah yang berkaitan dengan anggaran yaitu

a) Perda hak keuangan dan administratif pimpinan dan anggota DPR Kota

Bandar Lampung b) Perda APBD Perubahan Tahun 2015 c) Peraturan Daerah

tentang APBD Perubahan Tahun 2016 d) Peraturan Daerah tentang

Pertanggungjawaban APBD 2016 e) Peraturan Daerah tentang APBD 2018.

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

169

B Saran

Upaya mengoptimalkan pelaksanaan fungsi legislasi DPRD terutama

dalam pembuatan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) menjadi Peraturan

Daerah (Perda) di DPRD Kota Bandar Lampung, maka saran yang penulis ajukan

adalah :

1. Untuk meningkatkan faktor internal khusunya yang berkaitan dengan kualitas

SDM DPRD Kota Bandar Lampung, hendaknya frekuensi pengadaan Bimtek

harus lebih di insentifkan lagi, dengan harapan dapat lebih meningkatkan

pengetahuan, keterampilan anggota DPR dalam bekerja sesuai dengan

tufoksinya masing-masing khusunya dalam melaksanakan fungsi legislasi

2. Untuk meningkatkan faktor eksernal khususnya yang berkaitan dengan

“rendahnya partisipasi masyarakat dalam perancangan peraturan daerah”

hendaknya anggota DPRD Kota Bandar Lampung meningkatkan pelibatan

publik dalam setiap perancangan peraturan daerah misalnya dengan

melakukan reses, melakukan musrenbang, turun ke dapilnya masing-masing

untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dengan demikian diharapkan perda

yang dibuat dapat sesuai dengan aspirasi masyarakat dan tidak memihak pada

kepentingan tertentu, yang pada akhirnya masyarakat dalam melaksanakan

perda tersebut, tidak berdasarkan keterpaksaan melainkan atas dasar

kewajiban yang telah disepakati bersama.

3. Untuk meningkatkan fungsi legislasi khususnya yang berkaitan dengan

ketercapaian target, meningkatkan inisiatif, prakarasa, serta pemenuhan

kepentingan publik terhadap Peraturan Daerah hendaknya anggota DPRD

Kota Bandar Lampung menanamkan kesadaran diri bahwa mereka adalah

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

170

wakil rakyat, di gaji dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, sehingga

produk Peraturan Daerah yang dibuat sudah selayaknya harus pro rakyat,

bukan Peraturan Daerah yang menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

171

DAFTAR PUSTAKA

Anajeng, 2014, Implementasi Fungsi Legislasi DPRD dalam Kerangka

Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta, Fokus Media.

Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta,

Rineka Karya.

Attamimi, Hamid, 2000, Asas-asas Pembentukan Peraturan (Algemen

Beginselen Van Behoorlijke Wetgeving) Jakarta, Universitas

Indonesia Pers

Budiardjo, Miriam, 2005, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta, Gramedia

Pustaka Utama.

Budiardjo, Miriam, 2007, DPRD dan Peranannya, Bandung, Bina Cipta.

Budiman, 2007, Pengembangan SDM dan Profesional kerja, PT Indeks,

Jakarta.

Darmodiharjo, Darji, 2007. Manajemen Lingkungan Organisasi.

Jakarta.Pustaka Indah.

David, Osborne dkk, 2005, Reinventing Government Edisi Terjemahan,

Jakarta, Gramedia.

Fauzan, Muhammad, 2006, Hukum Pemerintahan Daerah Yogyakarta,UII

Press.

Hasibuan, Malayu 2009, Manajeman Pengertian dan Masalah, Edisi

Revisi, Jakarta, CV Mas Agung.

Hoessin, 2000, Titik Berat Otonomi. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

Irawan, Tjandra, 2003, Legal Drafting Teori dan Teknik Pembuatan

Peraturan Daerah, Yogyakarta:Universitas Atmajaya.

Isra, Saldi. 2010, Pergeseran Fungsi Legislasi. Jakarta, Raja Grafindo.

Khoirudin, 2005, Sketsa Kebijakan Desentralisasi Di Indonesia: Format

Masa Depan Otonomi Menuju Kemandirian Daerah, Malang:

Averroes Press.

Kusnardi, Moh. dan Ibrahim, Harmaily, 2013, Pengantar Hukum Tata

Negara Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta, Pusat Studi Hukum Tata

Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

172

Kussriyanto, 2011, Iklim Organisasi dan Suasana Kerja. Bandung,

Rajawali News.

Leuven,2011, Pengetahuan (Knowledge, Science), Keterampilan Teknis

(Skill, Teknologi) dan Sikap Perilaku(Attitude). Bandung,Mandar

Maju.

Lipset, 2007, Public Policy Analisis, Strategi Teori dan Praktek,

Surabaya, ITS Press.

Manan, Bagir, 2005, Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut UUD

1945, Jakarta, Sinar Harapan.

Manan, Bagir, 2005, Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu

Negara, Bandung, Mandar Maju.

Manan. Bagir, 2002, Otonomi Daerah, Sketsa, Gagasan dan Pengalaman.

Jakarta, Media Pustaka.

Marbun, 2012, Implementasi Fungsi Legislasi DPRD dalam Kerangka

Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta, Fokus Media.

Mardiasmo, 2009, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama, Cetakan

Pertama, Jakarta, Grasindo.

Mathis, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT

Prenhalindo.

Muin, Fahmal, 2008, Peran Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Layak

Dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, Cet. ke 2, Jakarta

Total Media.

Muslimin, Amrah, 2001, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah.

Yogyakarta, Pustaka Indah.

Ndraha, Tazitudulu, 2003, Kibernologi Ilmu Pemerintahan, Jakarta,

Grasindo.

Nugroho, Riant, 2004, Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi, Jakarta, Grasindo

Rasyid, M. Ryaas, 2003, Prospek Otonomi Daerah. Jakarta, Rajawali

Press.

Purwadarminta,2010, Kompetensi Karyawan, Yakarta, Gramedia.

Sarundajang, 2000, Otonomi Birokrasi PartisipasI, Semarang, Dahara

Preze.

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI …digilib.unila.ac.id/55813/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-02-18 · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN FUNGSI

173

Siagian, Sondang, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung,

Mandar Maju.

Soebono, Wirjosoegito, 2004, Proses & Perencanaan Peraturan

Perundangan, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Soemantri M, Sri. 2008, Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia.

Bandung, Alumni.

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R dan D,

Bandung, Alfabeta

Surbakti, 2011, Memahami Ilmu Politik di Indonesia, Jakarta, PT. Fokus

Media.

Thoha, Mifta, 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava

Media.

Yasir, Armen, 2008, Hukum Perundang-Undangan, Jakarta,

PT.Rajagrafindo.

Yuliandri, 2009, Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Jurnal-Jurnal

Hendro Susilo, 2014, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Legislasi

Pembuatan Perda pada DPRD Bantul Yogyakarta, Jurnal, Ilmu

Pemerintahan,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Gajah Mada(di Akses 14 Februari 2018).

Rizal Efendi, 2013, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Legislasi

DPRD Kabupaten Pringsewu Jurnal Jurusan Administrasi Publik,

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang, (di

Akses 14 Februari 2018).

Santori, 2012, Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Ekternal terhadap

Fungsi Legislasi DPRD Kabupaten Tulang Bawang, Jurnal

Universitas Bandar Lampung Magister Administrasi Negara (di

Akses 14 Februari 2018).