Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
No. Reg. 1191150000018839
LAPORAN AKADEMIK 2019
PENELITIAN DASAR PROGRAM STUDI (PT)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MAHASISWA MEMILIH JURUSAN BARU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
IAIN LHOKSEUMAWE
Disusun oleh:
Ismaulina (IAIN Lhokseumawe)
Ali Muhayatsyah (IAIN Lhokseumawe)
DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA RI
TAHUN 2019
LAPORAN PENELITIAN Sumber Dana : DIPA APBN 2019
BPDPS (Bantuan Penelitian Dasar Program Studi)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MAHASISWA MEMILIH JURUSAN BARU DI FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
IAIN LHOKSEUMAWE
1191150000018839
Disusun oleh:
Ketua :
Ismaulina, S.E., Ak., M.Si : 011303760107000
Anggota :
Ali Muhayatsyah, M. EI : 202707880102000
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)LHOKSEUMAWE
TAHUN 2019M/1440H
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN
I. 1. Judul Penelitian : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa
Memilih Jurusan Baru di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI) IAIN Lhokseumawe.
2. Klaster : Penelitian Pengembangan Dasar Program Studi (PT)
3. Bidang Keilmuan : Ekonomi Akuntansi, Ekonomi Islam, Keuangan,
Akuntansi syariah, Statistik dan Ekonometrik.
4. No. Reg Penelitian : 1191150000018839
II. Nama Peneliti
1. Nama : Ismaulina, S.E., Ak., M. Si
2. NIP/NIDN : 197603132008012017/0113037601
3. No. Reg Peneliti : 011303760107000
4. Jabatan Fungsional : Lektor
5. Jurusan/Prodi : Akuntansi Syariah
Nama Anggota Peneliti
1. Nama : Ali Muhayatsyah, M. EI
2. NIP/NIDN : -/2027078801
3. No. Reg Peneliti : 202707880102000
4. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
5. Jurusan/Prodi : Perbankan Syariah
III. Waktu Penelitian : 08 Juli s.d 15 Desember 2019
IV. Jumlah Peneliti : 2 (dua ) Orang
V. Anggaran
Sumber Anggaran : DIPA IAIN Lhokseumawe Tahun 2019
Jumlah Anggaran : Rp. 18.000.000,-
Lhokseumawe, Desember 2019
Menyetujui:
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe LPPM IAIN Lhokseumawe
Rektor Plh, Ketua
Dr. Hafifuddin, M. Ag Sofyan Arianto, S. Ag., M. Pd
Nip. 196512311993031022 Nip. 197405032005011004
LEMBARAN PENGESAHAN
KOMITE PENILAIAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Komite penilai Laporan akhir penelitian menyatakan:
I. 1. Judul Penelitian : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa
Memilih Jurusan Baru di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI) IAIN Lhokseumawe.
2. Klaster : Penelitian Pengembangan Dasar Program Studi (PT)
3. Bidang Keilmuan : Ekonomi Akuntansi, Ekonomi Islam, Keuangan,
Akuntansi syariah, Statistik dan Ekonometrik.
4. No. Reg Penelitian : 1191150000018839
II. Nama Ketua Peneliti
1. Nama : Ismaulina, S.E., Ak., M. Si
2. NIP/NIDN : 197603132008012017/0113037601
3. No. Reg Peneliti : 011303760107000
4. Jabatan Fungsional : Lektor
5. Jurusan/Prodi : Akuntansi Syariah
III. Waktu Penelitian : 08 Juli s.d 15 Desember 2019
IV. Jumlah Peneliti : 2 (dua ) Orang
V. Anggaran
Sumber Anggaran : DIPA IAIN Lhokseumawe Tahun 2019
Jumlah Anggaran : Rp. 18.000.000,-
Bahwa penelitian sebagaimana identitas tersebut dinyatakan diterima dan dapat disahkan
sebagai laporan penelitian.
Lhokseumawe, Desember 2019
Dinilai dan disahkan oleh:
KOMITE PENILAI I KOMITE PENILAI II
Dr. Nasrullah, M. Ag Azzubaili, S.H., M.H
Nip.19721231200811142 Nip.197511242005011003
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Ketua Peneliti : Ismaulina, S.E., Ak., M. Si
NIP/NIDN : 197603132008012017/0113037601
No. Reg Peneliti : 011303760107000
Jabatan Fungsional : Lektor
Pangkat/Golongan : Penata TK.I/III.d
Tempat/Tgl. Lahir : Meulaboh/ 13 Maret 1976
Alamat : Desa Meunasah Mee Kec. Muara Dua
Kota Lhokseumawe
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Memilih Jurusan Baru di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Lhokseumawe” benar-benar karya asli kelompok kami,
kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya sebagai referensi. Laporan penelitian
ini telah dilakukan pendeteksian plegiasi dengan menggunakan Plagiarism Checker dari
SmallSEOtools dan hasilnya menunjukkan 19% kemiripan dengan berbagai tulisan lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Lhokseumawe, 21 Desember 2019
Yang Menyatakan,
Ketua Peneliti
Ismaulina, S.E., Ak., M. Si
NIP. 197603132008012017
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirobbil alamiin, segala puji bagi Allah SWT, Allah yang ada sebelum kita
lahir, Allah yang ada saat kita ada, dan Allah yang akan terus ada di saat kita tiada. Shalawat
beriring salam senantiasa kita curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW, Nabi
akhir zaman yang mampu merubah peradaban dunia dari zaman jahiliah menjadi zaman
Islamiyah. Alhamdulilah, penelitian ini adalah pemenang hibah penelitian KEMENAG
pada kluster hibah penelitian Pengembangan Dasar Program Studi (PT) dengan nomor
register 191150000018839 yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa
memilih Jurusan Baru di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN
Lhokseumawe”. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada jurusan baru yang ada di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam dan telah dilalui dengan baik. Laporan hasil penelitian ini di susun
berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan kuisioner, wawancara dan diskusi yang terkait
langsung dalam proses pelaksanaan penelitian yang dilakukan mulai bulan Juli hingga Akhir
Desember.
Pada penyusunan penelitian ini penulis di bantu oleh anggota peneliti yang bernama
Ali Muhayatsya, M. EI. Beliau adalah salah seorang dosen di lingkungan FEBI IAIN
Lhokseumawe dan menjabat sebagai kepala laboratorium. Dari proses sampai terselesaikannya
laporan hasil penelitian ini banyak pihak yang ikut andil di dalam nya, oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang memberikan
bantuan dan dukungan selama kami melakukan penelitian.
Secara khusus saya ucapkan terimaksih kepada :
1. Kepada anak semata wayang Muhammad Aksar Nurrazaq buah kasih dari
pernikahan dengan Almarhum H. Nurdin SE., yang selalu setia menemani nyanyak
Ismaulina dalam segala situasi dan kondisi. Walau terkadang timbul rasa jengkel dan
bosan dalam dirinya, yang sepatutnya anak seusia dirinya masih dalam masa bermain.
2. Kepada Ayah Chairawan, dan almarhumah ibu Nurminah, tercinta, tersayang dan
terkasih, kakak Nurisnindah, S. Si, dan adik-adikku (Kherlina, S. HI., Lismawarni, ST
dan Sri Julia, ST., MT) dan abang ipar, adik ipar serta keponakan-keponakanku yang
lucu-lucu dan selalu memberikan support serta motivasi untuk terus melakukan hal
yang terbaik.
3. Bapak Sofyan Arianto, M.Pd selaku Ketua LPPM IAIN Lhokseumawe yang telah
mempercayakan kami sebagai salah satu nominee penelitian tahun anggaran 2019 dari
sumber Anggaran DIPA IAIN Lhokseumawe.
4. Bapak Dr. Hafas Furqani, M. Si dan Bapak Dr. Nasrullah, MA selaku team
Reviewer yang membimbing kami selama masa penelitian hingga pada akhirnya kami
dapat menyelesaikannya.
5. Bapak Koordinator Azzubaili, S.H., M.H, yang dengan sabar memferivikasi dan
mengvalidasi dokumen-dokumen yang terkait dengan laporan penelitian.
6. Bapak Dekan Dr. Iskandar, M. SI, yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Lhokseumawe.
7. Mahasiswa sebagai asisten peneliti, Mahasiswa Jurusan Baru pada Fakultas FEBI
IAIN Lhokseumawe, beberapa orang tua mahasiswa, guru dari mahasiswa dan
rekan/kerabat mahasiswa sebagai responden yang telah memberikan bantuannya,
support dan informasi terkait penelitian yang saya lakukan.
Demikian pengantar dari kami sebagai team peneliti dan kami berharap semoga
laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaatkan bagi team peneliti khususnya dan
pembaca pada umumnya, sebagai sumbangsih pemikiran untuk perkembangan
pengetahuan. Team penulis siap menerima kritik dan saran yang membangun.
Alu Awee, 21 Desember 2019
Ketua Peneliti
Ismaulina, SE., Ak., M. Si
ABSTRAK
Sejak perubahan status yang ditetapkan PEPRES No. 72 tahun 2016, IAIN Lhokseumawe
menambah empat jurusan baru. Dua diantaranya berada di bawah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI) yakni Akuntansi Syariah dan Perbankan Syariah. Yang menjadi
masalahnya bagaimana mungkin dalam jangka waktu yang singkat dapat tercipta sebuah
kepercayaan, untuk itu perlu diketahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan baru, dan Faktor mana yang paling dominan
mempengaruhinya serta apakah terjadi perbedaan faktor dalam memilih jurusan baru di
lingkungan FEBI IAIN Lhokseumawe. Metode yang digunakan adalah mixed methods
research (MMR) agar data yang diperoleh lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif. Dari 9 faktor yang di Uji dapat di kelompokkan menjadi dua faktor, yaitu: faktor 1 terdiri
dari {Tempat, Proses, Bukti Fisik, Harga, Produk, Keputusan, dan Ekonomi} dan faktor 2
adalah {Isu Positif (0,874), dan Promosi (0,601)}. Hasil uji analisis faktor loading, nilai
component faktor Isu Positif (0,874) menunjukkan angka tertinggi dan ini menjadi faktor
yang paling dominan mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan baru di
FEBI IAIN Lhokseumawe. Kemudian disusul oleh faktor-faktor lainnya yaitu: Tempat
(0,752), Proses (0,724), Bukti Fisik (0,690), Harga (0,670), Produk (0,631), Promosi
(0,601), Keputusan (0,573), dan Ekonomi (0,542). Berdasarkan uji Independent Sample t-
Test terdapat nilai sig. 2- tailed (0,345) dan (0,652) > 0,05. Maka, disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan antara variabel Faktor 1 dan variabel Faktor 2 dalam mempengaruhi
keputusan mahasiswa dalam memilih juran baru pada FEBI.
KATA KUNCI: Akuntansi Syariah, Perbankan Syariah, Jurusan Baru, dan
Pengambilan Keputusan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
DARTAR TABEL.......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
E. Definisi Operasional .................................................................................. 6
F. Kajian Terdahulu........................................................................................ 6
G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORETIS .............................................................................. 10
A. Konsep Minat ............................................................................................. 10
B. Konsep Bauran Pemasaran ......................................................................... 12
1. Pengertian Pemasaran .......................................................................... 12
2. Pemasaran Jasa ..................................................................................... 13
3. Bauran Pemasaran ................................................................................ 13
C. Perilaku Konsumen .................................................................................... 19
1. Pengertian Perilaku Konsumen ............................................................ 19
2. Model Perilaku Konsumen ................................................................... 20
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ..................... 20
D. Pengambilan Keputusan Konsumen .......................................................... 25
1. Pengertian Pengambilan Keputusan..................................................... 25
2. Dasar Pengambilan Keputusan ............................................................ 28
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa
Memilih Jurusan ......................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 32
A. Jenis dan Sifat Penelitian .......................................................................... 32
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 32
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 33
D. Teknik Analisis Data .................................................................................. 34
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................................... 38
A. Gambaran Umum IAIN Lhokseumawe ..................................................... 38
1. Sejarah Singkat IAIN Lhokseumawe .................................................. 38
2. Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran ..................................................... 39
3. Visi dan Misi FEBI IAIN Lhokseumawe ........................................... 39
B. Pengaruh Mahasiswa dalam Memilih Jurusan Baru di FEBI
IAIN Lhokseumawe ................................................................................... 40
1. Karakteristik Responden ...................................................................... 40
2. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 42
3. KMO dan Barlett’s Test ....................................................................... 45
4. Uji Correlation Matrix ......................................................................... 45
C. Pembahasan Faktor yang Mempengaruhi .................................................. 48
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 53
A. Kesimpulan ................................................................................................ 53
B. Saran .......................................................................................................... 53
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penerimaan mahasiswa baru pada Jurusan baru di lingkungan IAIN
Lhokseumawe.
Tabel 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa di Jurusan Baru pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Lhokseumawe.
Tabel 3.2 Jumlah Sampel di Jurusan Baru pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Lhokseumawe.
Tabel 3.3 Orang yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Mahasiswa
Tabel 3.4 Skor Jawaban Pertanyaan.
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Tahun Masuk
Tabel 4.3 Semester
Tabel 4.4 Jurusan
Tabel 4.5 Hasil Uji Validasi
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.7 KMO and Bartlett’s test
Tabel 4.8 Uji Communalities
Tabel 4.9 Uji Komponen Matrix dengan Metode Rotasi
Tabel 4.10 Uji Independent Sample t-Test
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
Gambar 3.1. Model Penelitian MMR (mixed methods research)
Gambar 4.1 Pie Chart Jenis kelamin
Gambar 4.2 Pie Chart Tahun Masuk
Gambar 4.3 Pie Chart Semester
Gambar 4.4 Pie Chart Jurusan
Gambar 4.5 Scare Plot
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Angket
Lampiran 2 Instrumen Wawancara mahasiswa
Lampiran 3 Instrumen Wawancara Orang tua / Guru
Lampiran 4 Instrumen Wawancara Keluarga / Teman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi pendidikan menciptakan paradigma baru pada dunia pendidikan. Tidak
hanya pada pengelolaan manajemen pendidikan tetapi lembaga pendidikan mutlak
memerlukan pemasaran pendidikannya. Data jumlah pertumbuhan pada perguruan tinggi
terus meningkat di Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
(KPN-DJPT) sebanyak 3098 pada tahun 2010. Banyaknya Perguruan Tinggi/Universitas di
Indonesia mengakibatkan persaingan semakin ketat dalam menjaring mahasiswa. Sehingga
timbul ide untuk selalu mempromisikan berbagai jurusan/program studi yang menarik
dengan keungulannya masing-masing. Oleh karenanya pengelolaan sistem lembaga
pendidikan tidak dapat lagi dilakukan secara tradisional akan tetapi dibutuhkan
kemampuan khusus supaya output pendidikan sesuai dengan kebutuhan pasar nasional
maupun pangsa pasar internasional.
PT sebagai organisasi penyedia jasa pendidikan harus bisa mempertahankan
mutu/kualitas jasa pendidikannya agar dapat menarik minat mahasiswa. Oleh karenanya
output pendidikan harus sesuai atau melebihi kebutuhan mahasiswa. Pemerintah telah
menetapkan SPMPT (Sistem Penjamin Mutu Perguruan Tinggi) sebagai dasar penetapan
standar mutu perguruan tinggi. (Mulyatini, dkk. 2013 dalam Yuniati, 2017). Diantaranya
adalah memiliki standar misi, visi, tata kelola, kurikulum dan proses pembelajaran.
Mempunyai mahasiswa dan lulusan, SDM, sarana&prasarana (infrastruktur), pembiayaan,
sistem informasi, dan suasana akademik, serta penelitian & pengabdian kepada
masyarakat. Moses L.Singgih & Rahmayanti (2008) menemukan hasil bahwa Sistem
Penjaminan Mutu PT yang menjadi standar mutu dapat mempengaruhi kualitas pendidikan
yang diselenggarakan.
Bagi calon mahasiswa standar mutu SPMPT di atas menjadi faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan dalam memilih jurusan yang ada di perguruan tinggi. Seperti
penelitian Wan Suryani (2013) menyatakan ada enam faktor bagi calon mahasiswa dalam
menentukan pengambilan keputusan diantaranya: proses, motivasi, bukti fisik(physical
evidence), biaya, referensi dan lokasi. Di Syria penelitian tentang faktor-faktor yang
menentukan pengambilan keputusan calon mahasiswa mendaftar di perguruan tinggi ada
enam yaitu pengajaran dan pembelajaran, reputasi, informasi institusi, kenyamanan, isu-isu
administratif, sosial dan ekonomi (Anas Al-Fattal, 2010). Sedangkan negara Malaysia
faktor penentu pengambilan keputusannya adalah program studi, biaya, lokasi, pengaruh
konselor, kerabat atau teman, serta kunjungan kampus dapat menjadi variabel yang
dominan (menurut Joseph Kee Ming Sia, 2013)
Saat ini, mahasiswa dan calon mahasiswa semakin pintar, sadar dan kritis terhadap
mutu Perguruan Tinggi. Calon mahasiswa tentu mencari Perguruan Tinggi yang
berkualitas dan mampu menjawab semua tantangan masa depan. Mereka melihatnya pada
lulusan yang berdaya saing, mempunyai pengetahuan dan kompetensi yang tinggi.
Penentuan dan penilaian atas perguruan tinggi mana, yang akan dipilih oleh calon
mahasiswa serta jurusan apa yang ingin di ambil diibaratkan sebagai seorang pembeli yang
akan membeli suatu barang jasa pendidikan. Sebelum CAMA (calon mahasiswa)
mengambil keputusan untuk memilih salah satu perguruan tinggi pada jurusan yang
diminati tentunya banyak variabel yang harus dipertimbangkan diantaranya:
1. product, dengan indikator antara lain, jurusan yang ditawarkan, kurikulum, silabus,
akreditasi, kualitas pendidikan , kegiatan kemahasiswaan, sistem pendidikan dan waktu
penyelesaian studi;
2. price, dengan indikatornya adalah biaya pendidikan, biaya hidup, uang pendaftaran,
uang pembangunan dan sumbangan lainnya;
3. place, dengan indikator antara lain lokasi kampus, transportasi umum, kota pendidikan
dan keamanan lingkungan;
4. promotion dengan indikator antara lain informasi teman, nama populer, brosur, surat
kabar, informasi famili, baliho, media sosial;
5. people, dengan indikator antara lain tenaga pengajar/dosen, pimpinan PTS dan tenaga
Administrasi;
6. physical evident dengan indikatornya adalah gedung, perpustakaan, fasilitas
pendukung, fasilitas olah raga, fasilitas komputer & fasilitas laboratorium;
7. process. dengan indikatornya adalah orientasi spesialisasi, masa depan karir, kerjasama
eksternal, kesempatan magang, praktikum dan hubungan alumni, (James & Philips
dalam Wijaya (2016:68))
Sebelum menjatuhkan pilihannya setiap mahasiswa juga memiliki pertimbangan
yang berbeda antara satu sama lainnya hal ini disebabkan karena mereka memiliki bakat,
cita-cita dan minat, persepsi maupun pandangan yang berbeda untuk menilai jurusan (Yani
Iriani, 2010). Setiap jurusan memiliki peminat masing-masing. Dan tentunya mereka akan
mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas. IAIN Lhokseumawe adalah satu-satunya
kampus pendidikan Agama Islam yang ada di kota Lhokseumawe. Sejak perubahan status
dari STAIN Malikussaleh Lhokseumawe ke IAIN Lhokseumawe yang ditetapkan pada
PEPRES No. 72 tahun 2016, IAIN terus berusaha untuk selalu mendapatkan tempat di hati
masyarakat Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai institusi pendidikan Agama yang
dipercaya dan berkualitas. Beralihnya status menjadi IAIN Lhokseumawe lahir empat
jurusan baru, dua diantaranya pada Fakultas Syariah ada jurusan astronomi, Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah hadir jurusan tafsir dan hadits. Untuk fakultas FEBI ada jurusan
perbankan syariah dan akuntansi syariah.
Pada empat jurusan baru itu yang peminatnya paling banyak jatuh pada fakultas
ekonomi dan bisnis islam Hal ini seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel. 1.1. Penerimaan mahasiswa baru pada Jurusan baru di
lingkungan IAIN Lhokseumawe.
Fakultas Jurusan Tahun 2017 Tahun 2018
Fakultas Syariah Astronomi 9 38
Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah
Tafsir dan Hadits 0 22
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
Akuntansi Syariah 8 76
Perbankan Syariah 23 98
Sumber: Subbag Akademik IAIN Lhokseumawe
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jurusan (AKS) Akuntansi syariah dan
Perbankan Syariah (PBS) lebih banyak peminatnya dibandingkan dengan dua jurusan lain
yang ada di IAIN Lhokseumawe. Kenaikan jumlah mahasiswa dari tahun 2017 ke 2018
untuk jurusan akuntansi syariah sebesar 937,5% sedangkan perbankan syariah sebesar
426,1%. Terjadinya kenaikan kuantitas yang sangat signifikan pada kedua jurusan baru
tersebut mengindikasikan bahwa fakultas FEBI lebih diminati jika dibandingkan dengan
fakultas-fakultas lainnya. Apakah peningkatan jumlah mahasiswa ini semata-mata karena
jurusan perbankan syariah dan akuntansi syariah memiliki daya tarik tersendiri di mata
mahasiswa atau banyak faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi.
Menurut dugaan penulis bahwa mahasiswa dan calon mahasiswa memilih jurusan
akuntansi syariah dan perbankan syariah karena kedua jurusan tersebut mempunyai
peluang besar pada dunia kerja. Hal ini dapat kita ketahui dengan pemberlakuan qanun No. 11
tahun 2018 Tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang menyatakan deklarasinya untuk
seluruh lembaga keuangan (LK) yang beroperasi di Aceh maupun lembaga keuangan yang
beroperasi di luar Aceh akan tetapi mempunyai kantor pusat di Aceh, baik itu Lembaga Perbankan
maupun Lembaga keuangan nonFormal lainnya diwajibkan melaksanakan prinsip-prinsip syariah
dan segala yang berlaku di dalamnya harus sesuai dengan ketentuan Syariah Islam.
Ketentuan Qanun Aceh ini menjadi suatu terobasan penting bagi seluruh lapisan masyarakat
untuk mempersiapkan diri dalam membangun ekonomi menuju sistem yang berbasis syariah
artinya Sesuai qanun LKS, batas waktu yang ditetapkan bagi lembaga keuangan (LK) yang ada di
wilayah aceh paling lama 3 (tiga) tahun sejak Qanun LKS terbentuk atau hingga Januari 2022
semua LK di Aceh sudah berprinsip syariat. Adanya peraturan Qanun tersebut, menjadi peluang
bagi mahasiswa jurusan baru FEBI IAIN Lhokseumawe. Yakni kebutuhan akan sumber daya
manusia yang mempunyai latar belakang pendidikan ekonomi syariah atau lulusan ekonomi
Syariah.
Dengan demikian lulusan Akuntansi syariah dan perbankan syariah khususnya yang berlatar
belakang Ekonomi dan Bisnis Islam akan memiliki prospek dan peluang pekerjaan yang sangat
besar, mengingat lulusan FEBI lah yang mampu menguasai prinsip-prinsip muamalah yang sesuai
dengan aturan Syariah.
Realitas dilapangan jurusan akuntansi syariah dan perbankan syariah belum
memiliki akreditasi dan lulusan. Lulusan yang baik menunjukkan bahwa proses pendidikan
di lembaga tersebut baik dan berkualitas begitu pula sebaliknya. Tinggi rendahnya kualitas
lulusan, dapat diketahui dari kurikulum yang dijadikan acuan pembelajaran, kualitas dosen
yang mengelola perkuliahan, kualitas fasilitas belajar, kualitas lingkungan belajar, (tenang,
nyaman, asri, aman dan lain-lain), kualitas manajemen, kualitas masukan calon mahasiswa
dan kepemimpinan, (Arief Furchan, 2004: 128). Usaha peningkatan kualitas lulusan
dilakukan berdasarkan standar mutu SPMPT (Sistem Penjamin Mutu Perguruan Tinggi)
dan tujuan masa depan jurusan pada sebuah PT(Perguruan Tinggi). Yang perlu
diperhatikan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah kualitas mahasiswa sebagai
ukuran reputasi bagi PT atau baik buruknya suatu lembaga pendidikan.
Sedangkan status akreditasi dari Perguruan Tinggi dan Jurusan merupakan
cerminan kinerja perguruan tinggi dan jurusan yang bersangkutan yang menggambarkan
mutu, relevansi dan efisiensi dari sebuah institusi pendidikan. Akreditasi Jurusan
menyatakan, bahwa jurusan tersebut telah memenuhi standar mutu BAN-PT (Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) dan sekaligus mempunyai peran yang sangat vital
ketika mereka melamar pekerjaan, oleh karena itu setiap mahasiswa dan calon mahasiswa/i
memerlukan akreditasi. Dengan adanya syarat akreditasi, perguruan tinggi dan jurusan
terus meningkatkan mutu dan daya saing lulusannya, sehingga membuat mahasiswa
semakin yakin untuk melanjutkan pendidikannya dan akhirnya dapat menarik minat calon
mahasiswa/i memilih jurusan yang di idam-idamkan selama ini.
Namun ada jurusan di IAIN Lhokseumawe yang telah memiliki lulusan dan
akreditasi tetapi malah mengalami kelangkaan peminat yakni jurusan Hukum keluarga
Islam (HKI). Padahal jurusan HKI adalah Jurusan yang pertama lahir pada saat STAIM
(Sekolah Tinggi Agama Islam Mslikussaleh) berdiri. HKI Masa itu bernama Ahwalul
Syasiah (AS). Hasil surve lapangan Kelangkaan peminat pada jurusan ini terjadi karena
rendahnya mutu kebanyakan lulusan HKI dalam menerapkan hasil studinya yang dianggap
kurang memenuhi harapan masyarakat. Misalnya Ada lulusan HKI yang kurang fasih
dalam membaca Al-Qur’an secara tartil, apalagi membaca kitab berbahasa Arab. Ada juga
yang mengeluhkan lulusan HKI tidak mampu menjadi khatib jumat, kurang memahami
dan mengetahui persoalan yang di hadapi masyarakat. Untuk memandikan jenazah dan
mengkafani mayat yang dibutuhkan masyarakat secara konkritpun masih sangat minim.
Tidak dapat menjadi pemuka agama, hakim agama, dai dan lain sebagainya padalah semua
itu merupakan kompetensi profesionalitas pekerjaan lulusan PTAI khususnya jurusan HKI.
Apalagi bila dibandingkan dengan alumni Perguruan Tinggi umum, mahasiswa PTAI
khususnya jurusan HKI terkesan Gatek (gagap teknologi), hingga sering ketinggalan
dengan perkembangan-perkembangan aktual dalam masyarakat dan modernitas. Bahkan
hasil penelitian Abdurrahman Mas’ud (2004) menyatakan adanya kritik tajam bahwa PTAI
sok ilmiah.
Selain kedua variabel yang telah disebutkan diatas (akreditasi dan mutu lulusan),
variabel biaya pendidikan dan promosi juga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi
mahasiswa dan calon mahasiswa memilih kuliah pada jurusan yang di minati. Saat
seseorang melanjutkan pendidikan ke level yang lebih tinggi pasti membutuhkan dana
yang cukup besar, sehingga banyak orang memilih untuk tidak melanjutkan sekolah.
Dengan alasan takut tidak mampu membayar SPP yang cukup tinggi. Tetapi sebenarnya
ada beberapa perguruan tinggi yang menyediakan biaya yang cukup ringan salah satunya
adalah IAIN Lhokseumawe.
IAIN Lhokseumawe menetapkan biaya pendidikan berkisar pada angka Rp.
900.000,- dan merupakan biaya UKT (uang kuliah tunggal) terendah di seluruh PTKIN
yang ada di Indonesia berdasarkan KMA No.157 tahun 2017 tentang UKT pada PT
keagamaan negeri di kementerian agama tahun akademik 2017-2018, tentu hal ini menjadi
sebuah keunggulan bagi IAIN Lhokseumawe. Biaya yang cukup ringan ini di berikan
untuk menjaring seluruh masyarakat di kota Lhokseumawe khususnya dan seluruh
Indonesia pada umumnya agar dapat melanjutkan pendidikan yang menjadi impian dan
harapan semua orang. Artini (2014) menemukan dalam hasil penelitiannya bahwa harga,
keluarga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memiih
jurusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undisksha sebagai tempat kuliah.
Namun Biaya pendidikan yang rendah saja, tidak cukup tanpa adanya sosialisasi
dan promosi. Promosi bisa dijadikan sebagai sarana komunikasi dalam menyampaikan
informasi kepada konsumen, baik mengenai harga, kualitas dan semua jenis produk yang
akan dipasarkan. Jika dilakukan dengan perencanaan yang cermat dan matang, promosi
akan menjadi sukses sehingga promosi menjadi tepat sasaran dan dapat meningkatkan
penjualan. Lembaga perguruan tinggi melakukan kegiatan promosi dengan maksud untuk
memperoleh sebanyak mungkin calon mahasiswa yang akan mendaftar. Peran Promosi
dalam mengembangkan lembaga PT di masa yang akan datang sangat besar dan promosi
dapat mempengaruhi dan merubah jumlah pendaftaran calon mahasiswa baru pada sebuah
lembaga perguruan tinggi yang dipromosikan, selain itu perguruan tinggi yang di
promosikan akan terkenal di masyarakat, dan memperoleh keuntungan lainnya. Informasi
dan pesan yang di berikan secara menarik untuk calon pendaftar mahasiswa baru secara
berkesinambungan akan mempengaruhi calon mahasiswa yang mendaftar tertarik untuk
mendaftar.
Dalam memilih jurusan bukanlah masalah yang mudah dan persoalan yang dapat
dianggap sepele. Tetapi harus diperhitungkan dan dipikirkan secara matang seperti yang
telah di jelaskan di atas. Sebagian orang dalam menentukan jurusan dasar pijakannya
adalah ketertarikan (daya tarik), suka dan kepercayaan. Seperti hasil penelitian (Pasaribu,
2008 : 2); menyatakan 71% keputusan konsumen untuk membeli suatu produk didasarkan
pada faktor kepercayaan antara penjual dan pembeli. Hal ini menjadi tanda tanya bagi saya,
bagaimana mungkin dalam jangka waktu yang singkat tercipta sebuah kepercayaan. Tetapi
ada pula yang memilih sebuah Jurusan di dasarkan pada, SPP, reputasi perguruan tinggi
yang bersangkutan, sarana dan prasarana belajar mengajar, status akreditasi, serta kualitas
pengajar dan jumlah dosen yang dimilikinya (www.dikti.go.id/?page_id=655&lang=id).
Selain itu (Revandi & Djan 2005:36) menambahkan faktor jalur dan jenjang pendidikan,
gelar serta sebutan.
Selanjutnya pada akademianet.com kriteria jurusan yang di pilih calon mahasiswa
baru jatuh pada: biaya, status, fasilitas belajar atau sarana dan prasarana, citra, proses
belajar mengajar, mutu dosen, mutu lulusan, dan sebagainya. Sedangkan Sulaiman (2011)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi daya tarik perguruan tinggi
diantaranya adalah biaya pendidikan dan beasiswa, ma’had (asrama), informasi dari radio,
teknologi Informasi, brosur dan spanduk. Berdasarkan latar belakang yang di paparkan
sebelumnya maka penelitian ini perlu dilakukan dengan judul “FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA MEMILIH JURUSAN BARU
DI FEBI IAIN LHOKSEUMAWE”
B. Rumusan Masalah
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih
jurusan baru di FEBI IAIN Lhokseumawe
2. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam
memilih jurusan baru di FEBI IAIN Lhokseumawe.
3. Apakah terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih
jurusan akuntansi syariah dan perbankan syariah di lingkungan FEBI IAIN
Lhokseumawe.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuannya untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keputusan
mahasiswa dan calon mahasiswa dalam memilih jurusan baru di FEBI IAIN
Lhokseumawe.
2. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang dapat
memengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan baru di FEBI IAIN
Lhokseumawe.
3. Untuk menemukan faktor pembeda yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih
jurusan akuntansi syariah dan perbankan syariah FEBI IAIN Lhokseumawe.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan manfaat praktis untuk para pimpinan FEBI IAIN Lhokseumawe dalam
pengambil kebijakan.
2. Pihak manajemen harus bisa mengupayakan agar faktor yang secara dominan
memengaruhi keputusan mahasiswa dapat ditingkatkan kualitas maupun jumlah
kuantitasnya sehingga dapat meningkatkan daya tarik bagi calon mahasiswa dan
daya saing bagi semua PT yang ada di sekitarnya.
3. Dengan adanya faktor pembeda yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih
jurusan baru mengisyaratkan bahwa adanya perlakuan khusus untuk menjaring
mahasiswa akuntansi syariah dan perbankan syariah berdasarkan prospek
kebutuhan dunia kerja
E. Defenisi Operasional
Agar terhindar dari kesalahpahaman dalam memaknai penelitian ini, maka penulis
memberikan penjelasan istilah yang dipakai dalam penelitian ini:
1. Jurusan Baru(Akuntansi Syariah dan Perbankan Syariah) Jurusan baru pada sebuah Perguruan tinggi adalah jurusan yang belum ada atau
masih jarang di Indonesia atau jurusan umum namun baru di buka di perguruan
tinggi tersebut. Sedangkan yang di maksud Jurusan Baru di IAIN Lhokseumawe
adalah Jurusan yang masih jarang di Indonesia dan baru mendapatkan SK izin
operasional jurusan.
2. Perilaku Mahasiswa Merupakan “Proses dan tindakan yang dilakukan mahasiswa serta hubungan sosial
antar individu, kelompok dan organisasi dalam memperoleh, memakai produk atau
barang lainnya sebagai pengaruh pengalamannya terhadap barang tersebut, serta
pelayanan dan sumber-sumber lainnya. (Gerald Zaldman dalam Dwiastuti(2012, 3))
3. Minat Minat menurut Foerthiono & Sadjiarto (2014), adalah ketertarikan seseorang pada
sesuatu hal, dan hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan suatu
keputusan/tindakan. Sedangkan minat menurut Zaid (2015) merupakan ketertarikan
seseorang yang menimbulkan keinginan untuk memusatkan perhatiannya pada hal
tersebut. Pada dasarnya Minat dan motivasi tidak dapat dipisahkan dan ini
merupakan alasan dari setiap tindakan yang dilakukan seseorang termasuk dalam
pemilihan jurusan pada sebuah perguruan tinggi.
4. Pengambilan keputusan Adalah proses tindakan memilih dan menilai alternatif-alternatif yang ada sesuai
dengan kepentingan-kepentingan tertentu dalam menetapkan sebuah pilihan yang
dianggap lebih menguntungkan.Menurut Amirullah (2010:61). Pengambilan
keputusan dalam penelitian ini ialah cara bertindak yang didasarkan pada kriteria
pemilihan atas dua alternatif atau lebih dengan mempertimbangkan dan menilai
sejumlah alternatif.
F. Kajian Terdahulu
Untuk Penelitian yang dilakukan tentang mempengaruhi keputusan mahasiswa
memilih jurusan di PT sudah banyak dilakukan di Indonesia, namun hingga saat ini belum
ada yang melaksanakan penelitian dengan kasus faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
semakin banyaknya mahasiswa memilih melanjutkan kuliah di jurusan baru yang belum
memiliki akreditasi dan lulusan pada FEBI IAIN Lhokseumawe. Beberapa penelitian yang
relevan dengan penelitian saya adalah:
1. Penelitian Anggraini Puspitasari, Finisica Dwijayati Patrikha (2018) yang berjudul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Universitas
pada Siswa Kelas akhir SMA Negeri 22 Surabaya” bertujuan agar menemukan
bukti empiris mengenai faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi
keputusan pemilihan Universitas. Pendekatan yang dipakai adalah kuantitatif
confirmatori. Teknik pengambilan sampel memakai teknik proportional random
sampling, sebanyak 190 responden dari populasi 362. Temuannya adalah faktor
yang mempengaruhi keputusan memilih Universitas terdiri dari enam variabel
yakni kelompok referensi, citra lembaga, motivasi, keluarga, lokasi dan harga. Dan
semuanya menjadi faktor dominan.
2. Ramlan Ruvendi dan Ismulya Djan (dengan judul artikel “Faktor daya tarik STIE
Binaniaga dan kinerja pelayanan menurut persepsi mahasiswa”. Penelitian ini
bertujuan agar memperoleh pengetahuan tentang bagaimana responden menanggapi
variabel daya tarik STIE Binaniaga dan mengukur kinerja layanan yang dikaitkan
dengan beberapa variabel yang dipertimbangkan oleh mahasiswa/i, selain untuk
mencari hubungan antara usia mahasiswa, program studi, dan semester dengan
tingkat kepuasan mahasiswa. Sampel berjumlah 103 responden yang mewakili dari
mahasiswa berbagai program studi di STIE Binaniaga. Data diolah dengan
menggunakan teknik analisis statistik parametrik dan non parametrik seperti
Analisis Faktor, Chi Square, Spearmen's rho dan Important-Performance Matrix
Analysis. Hasilnya ditemukan cukup puas dengan nilai (3,45) untuk 15 variabel
yang di kelompokkan ke dalam 4 komponen (faktor) yaitu: keunggulan,
penampilan, promosi, dan lokasi. Indeks kepuasan mahasisiswa di STIE Binaniaga
dan dari Essential-Performance Matrix Analysis menunjukkan bahwa ordinasi
kepentingan dan kinerja turun di kuadran kedua (tingkat kepentingan tinggi dan
kinerja di atas memadai).
3. Agustinus Hari Budi Darmawan (2007) melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Promosi terhadap Banyaknya jumlah Pendaftar Calon Siswa Baru” tujuannya
adalah untuk mengetahui pengaruh promosi pada jumlah calon pendaftar
mahasiswa baru pada LPK Yotabakti dan LPKKP Wisata Bahari dan manakah dari
kegiatan promosi yang paling berpengaruh. Data penelitian studi kasus ini
dikumpulkan dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Pada penelitian ini
variabelnya ialah biaya promosi dan volume penjualan yang diwakili oleh
banyaknya jumlah calon pendaftar siswa baru pada LPK Yotabakti dan LPKKP
Wisata Bahari Yogyakarta. Estimasi yang digunakan ialah regresi linier berganda,
dilanjutkan dengan uji F dan uji t yang dipakai dalam menganalisis data. Hasil
penelitian menerangkan bahwa promosi (biaya periklanan dan biaya public
relation) berpengaruh secara bersama-sama terhadap jumlah pendaftar calon siswa
baru pada lembaga LPKKP Wisata Bahari. Dam LPK Yotabakti Yogyakarta.
Hasilnya ditunjukkan dari nilai koefisien determinasi masing-masing lembaga.
Selanjutnya biaya promosi berupa biaya iklan yang sangat mempengaruhi jumlah
pendaftar calon siswa baru. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien beta biaya
iklan untuk kedua perusahaan lebih besar dari pada nilai variabel biaya public
relation.
4. Prosiding Dwi Utami Adeningsi, Kristina Sisilia (2017) yang berjudul “ANALISIS
FAKTOR DALAM MENENTUKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MAHASISWA MENDAFTAR DI UNIVERSITAS TELKOM (Studi kasus
Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi angkatan 2016)” Tujuannya
agar memperoleh faktor-faktor apa saja dan faktor mana saja yang mendominasi
ketika menentukan putusan pilihan mendaftar di UT (Universitas Telkom) pada
jurusan Teknik Telekomunikasi angkatan 2016. Penelitian kuantitatif ini
menggunakan analisis faktor yang melibatkan 232 mahasiswa(i). Sampel berjumlah
53 orang dengan menggunakan sensus sampling. Data dari pertanyaan kuisioner
diolah dengan menggunakan metode analisis faktor dengan bantuan IBM SPSS 20.
Hasil Penelitian menyatakan bahwa faktor Kualitas Lingkungan Pembelajaran dan
faktor Pengaruh dari Pemberi Keputusan menentukan pengambilan keputusan
mendaftar Universitas Telkom angkatan 2016.
5. Tesis Wan Suryani, (2012) dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMILIH FE
(FAKULTAS EKONOMI) UISU (UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA
UTARA) AL MUNAWAROH MEDAN” menemukan hasil bahwa ada enam faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan mahasiswa memilih Fakultas
Ekonomi (FE) Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Al Munawaroh Medan
diantaranya adalah proses, motivasi, bukti fisik (physical evidence), referensi, biaya
dan lokasi. Penelitian yang dilakukan bersifat explanatory factor analysis.
Populasinya adalah seluruh mahasiswa yang menempuh pendidikan di Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara (FE-UISU) Al Munawaroh tahun 2009-
2012. Yang berjumlah 460 orang dan tergolong ke dalam tiga program studi yakni,
akuntansi, manajemen dan ekonomi pembangunan.
6. Moses L.Singgih & Rahmayanti (2008). Judul artikel “FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KUALITAS PENDIDIKAN PADA PERGURUAN TINGGI
(PT)” Penelitian yang dilaksanakan di sebuah PT Surabaya dalam meningkatkan
mutu atau kualitas pendidikan di tentukan oleh faktor-faktor dalam indikator
kualitas pendidikan itu sendiri yang meliputi pada proses pembelajaran, kurikulum
program studi, sumber daya manusia, kemahasiswaan, sarana dan prasarana,
suasana akademik, keuangan, penelitian dan publikasi, pengabdian pada
masyarakat dan tata kelola. Diharapkan setelah mendapat indikator dari faktor-
faktor tersebut pihak institusi dapat meningkatkan sasaran guna peningkatan
kualitas pendidikan yang bisa lebih bersaing pada mutu tingkat nasional dan
sekalipun taraf internasional. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari
10 indikator standar kualitas yang ditetapkan ternyata semua indikator tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pendidikan.
7. Baharuddin Pasaribu ”FAKTOR DAYA TARIK FKIP UIKA BOGOR DALAM
PERSEPSI MAHASISWA” Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan
pertumbuhan cepat mahasiswa FKIP selama lima tahun terakhir, dan menemukan
persepsi siswa mengenai keputusan mereka untuk melanjutkan studi di FKIP UIKA
Bogor. Ada 182 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini yang
merupakan mahasiswa baru dari semua departemen (PBI dan PLS / PAUD). Dari
15 variabel yang diteliti terdapat 13 variabel sebagai faktor daya tarik yang kuat
karena dipilih oleh lebih dari 50% mahasiswa dalam memutuskan untuk kuliah di
FKIP UIKA Bogor. Dari hasil analisis faktor melalui media SPSS versi 11.5
diperoleh 4 faktor yang merupakan ringkasan dari 15 faktor yang dianalisis yaitu:
Program dan Layanan; Informasi dan Promosi; Persepsi Orang dan Peluang Kerja;
Kualifikasi Dosen dan Fleksibilitas Waktu kuliah.
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel
harga yakni Biaya pendidikan (SPP) di IAIN Lhokseumawe adalah biaya pendidikan
terendah di seluruh PTKIN yang ada di Indonesia, variabel Jurusan baru (akuntansi syariah
dan perbankan syariah) yang masih jarang dan belum memiliki akreditasi Jurusan serta
variabel lulusan yang belum di miliki karena baru mendapatkan SK izin operasional
jurusan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam untuk menjalankan kegiatan belajar
mengajar pada juni 2017. Tidak hanya 3 variabel tersebut yang diteliti, namun penulis juga
menambahkan variabel-variabel lainnya yang di golongkan kedalam 7 komponen yakni:
komponen pertama ada produk, price (harga), place, dan promotion, selanjutnya ada
people (orang), physical evident (bukti fisik) serta komponen terkahir adalah process.
Yang secara detail di rincikan dalam landasan teori mengenai faktor-faktor yang akan di
analisis dalam penelitian ini dan di tambah dua variabel lainnya yaitu faktor ekonomi dan
issu positif.
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Yang akan menguraikan mulai dari latar belkang masalah secara garis besar,
kemudian perumusan masalah, dilanjutkan dengan tujuan dan serta manfaat
penelitian, defenisi operasional, review studi terdahulu dan terakhir
sistematika penulisan.
Bab II Landasan teoritis
Bab ini mengelaborasikan dari materi penelitian yang bersumber dari buku,
jurnal, prosiding, maupun data di internet yang isi literaturnya dapat
dipertanggungjawabkan.
Bab III Metodelogi Penelitian
Bab metodelogi ini berisi tentang bagaimana mekanisme penelitian yang
akan dilakukan bisa terlaksana dengan baik dan benar dengan pemilihan
teknik yang tepat.
Bab IV Temuan Penelitian dan Pembahasan
Pada Bab diskusi penelitian mengulas pengkajian temuan penelitian yang
dilaksanakan sesuai dengan teknik metodologi penelitian yang digunakan.
Bab V Penutup
Penutup penelitian ini diberikan konklusi penelitian dan saran penelitian
selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Konsep Minat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti Minat adalah “kecenderungan hati yang
kuat terhadap sesuatu, keinginan ataupun gairah,”(Nasional, 2007:744). Menurut
Foerthiono & Sadjiarto (2014), minat adalah ketertarikan seseorang pada sesuatu hal, dan
hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan suatu keputusan/tindakan. Agus Sujanto
(2004 : 86), mengatakan arti minat pada buku Psikologi Umumnya, adalah “minat sama
dengan kemauan, maknanya kekuatan yang hidup dan sadar, atau menciptakan sesuatu
berdasarkan pikiran dan perasaan,”. Sedangkan menurut Rahman Shaleh, dkk (2004:263),
“minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan
bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut
dengan disertai perasaan senang.” Zaid (2015) mengatakan bahwa minat merupakan
ketertarikan seseorang yang menimbulkan keinginan untuk memusatkan perhatiannya pada
hal tersebut.
Minat menurut Eysenck (1953) adalah aspek psikis manusia yang dapat mendorong
untuk mencapai tujuan. Jika seseorang memiliki minat terhadap suatu objek, maka dia akan
cenderung memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada objek
tersebut. Minat dapat menjadi sebab partisipasi seseorang dalam kegiatan dan minat juga
erat hubungannya dengan dorongan, reaksi emosional dan motif. Pada dasarnya minat dan
motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Motivasi dan minat merupakan
alasan dari setiap tindakan yang dilakukan seseorang termasuk dalam pemilihan jurusan
pada sebuah perguruan tinggi. Minat akan berubah sesuai dengan fase pertumbuhan dan
perkembangan seseorang. Semakin dewasa pemikiran maka semakin stabil kondisi minat
seseorang baik secara kaulitatif maupun secara kuantitatif.
Menurut Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab (2004, hal. 264-265),
ada tiga faktor yang menentukan timbulnya minat, yakni:
1. Faktor dari dalam diri individu (Widyastuti (dalam Permana, 2015))
Misalnya dorongan untuk makan dan ingin tahu sesuatu. Dorongan dan rasa ingin
tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, menuntut ilmu, belajar,
melakukan penelitian dan lain-lain. Dan Dorongan untuk makan pasti
membangkitkan minat seseorang untuk bekerja dalam mencapai penghasilan, minat
untuk memproduksi makanan, dan lain-lainnya.
2. Motif sosial
Menjadi faktor untuk membangkitkan minat melakukan suatu aktivitas (Widyastuti
(dalam Permana, 2015)). Misalnya minat kepada pakaian timbul karena ingin
mendapat perhatian, penerimaan dan persetujuan dari orang lain. Begitu juga
Minat untuk belajar akan timbul jika ingin mendapatkan penghargaan dari
masyarakat.
3. Faktor emosional
Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapat
kesuksesan pada aktivitas yang dilakukannya, maka akan timbul rasa senang dan
hal tersebut akan memperkuat rasa minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya
suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut. Sedangkan faktor
ke-3 yang menentukan timbulnya minat menurut (Widyastuti (dalam Permana,
2015)) adalah: Adanya dorongan dari luar. Dari penjelasan di atas, dapat dipahami
bahwa munculnya minat diawali adanya suatu ketertarikan terhadap sesuatu yang
mendorong adanya respon dari ketertarikan tersebut baik dalam bentuk tindakan
maupun perhatian.
Menurut (Sunarto, 2002, hal. 167-168) ada beberapa kondisi lainnya yang dapat
mempengaruhi minat individu yakni:
a. Faktor sosial-ekonomi
Kondisi sosial-ekonomi keluarga sangat menentukan kehidupan pendidikan dan
karir anak. Kondisi sosial menggambarkan status orang tua yang merupakan faktor
yang akan ‘dilihat’ oleh anak untuk menentukan pilihan sekolah dan pekerjaan.
Secara tidak langsung sebahagian anak keberhasilan orang tuanya merupakan
‘beban’ bagi anak tersebut, sehingga dalam menentukan pilihan pendidikan tersirat
untuk ikut mempertahankan kedudukan orang tuanya.
b. Tempat tinggal
Tempat di mana seseorang tinggal yang banyak dipengaruhi oleh keinginan yang
biasa mereka penuhi dalam kehidupan sebelumnya, apakah kebiasaan tersebut
masih dapat dilakukan atau tidak.
c. Faktor lingkungan (Suhartono & Hartono (dalam Mahmudah, 2013)).
Lingkungan yang dimaksud disini meliputi tiga macam.
Pertama, lingkungan kehidupan masyarakat seperti lingkungan masyarakat
perindustrian, pertanian, perdagangan, maupun lingkungan yang masyarakatnya
rata-rata terdidik. Lingkungan semacam itu akan memebentuk sikap anak dalam
menentukan pola kehidupan yang pada akhirnya akan memepengaruhi
pemikirannya dalam menentukan jenis pendidikan dan pekerjaan yang
diidamkannya.
Kedua, lingkungan kehidupan rumah tangga dan kondisi sekolah. Lembaga
pendidikan atau sekolah yang baik mutunya, memiliki disiplin tinggi, akan sangat
berpengaruh terhadap pembentukkan sikap dan perilaku kehidupan pendidikan
anak dan pola pikir karirnya.
Ketiga, lingkungan kehidupan teman sebaya, meliputi pergaulan sehari-hari dengan
teman sebaya akan memeberikan pengaruh terhadap kehidupan pendidikan masing-
masing remaja.
Hurlock (dalam Zaid, 2015) membagi minat menjadi dua aspek yaitu:
1) Aspek Kognitif
Dasar dari Aspek kognitif adalah pengembangan konsep seseorang mengenai
bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep tersebut dibangun atas dasar aspek
kognitif minat yang berasal dari pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari di
sekolah, rumah, dan masyarakat, serta dari berbagai media massa.
2) Aspek Afektif
Aspek afektif merupakan konsep aspek kognitif minat yang dibangun berdasarkan
bobot emosional, yang dinyatakan dalam sikap kegiatan yang menimbulkan minat.
Andi Mappiare (dalam Zaid, 2015) menyatakan bahwa pemilihan seseorang
terhadap sekolah dan pekerjaan dipengaruhi oleh minat dan aspirasinya sendiri,
minat dan aspirasi orang tuanya, dan kesan dari teman-teman sebaya.
Dimensi aspek afektif mencakup tiga hal penting, yaitu
1) Perasaan yang berhubungan dengan objek yang berbeda.
2) Arah perasaan-perasaan tersebut dimulai dari titik netral ke kubu yang
berlawanan, titik positif dan titik negatif.
3) Dan perasaan tersebut memiliki intensitas yang berbeda, mulai dari kuat, sedang
dan lemah (Stiggins, 1994: 312).
B. Konsep Bauran pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam mencapai
tujuan guna mempertahankan kelangsungan hidup, dengan mengembangkan usaha
sehingga mendapatkan laba. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan bisnis seseorang
tergantung pada keahliannya di bidang pemasaran, keuangan, produksi, maupun bidang
lain. Dan kemampuannya mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat
berjalan lancar.
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pemasaran, antara lain:
a. Menurut Kotler dan Amstrong (2010:5) definisi pemasaran adalah proses dimana
perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan perusahaan membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan sehingga tujuan untuk menangkap nilai
sebagai imbalan dari pelanggan terpenuhi secara maksimal.
b. Menurut William J. Stanton, (1993: 6) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
c. Menurut Philip Kotler (1967: 12) dalam Setiyaningrum (2015: 7) definisi
pemasaran adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasi, menganalisis dan
mengawasi sumber daya, kebijaksanaan, serta kegiatan yang menyangkut para
pelanggan perusahaan dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan
kelompok pelanggan yang terpilih untuk memperoleh laba
d. Kotler (1997: 13) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
e. Menurut Bashu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1982: 149) pemasaran adalah sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujikan untuk mencanangkan, menentukan
harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
f. Defenisi pemasaran menurut ari, (2015:06) bahwa pemasaran berhubungan pada
penyaluran produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Lalu pemasaran tidak
hanya memperhatikan produk yang dibuat akan tetapi pemasar harus mengetahui
produk apa yang sebetulnya dibutuhkan dan diinginkan konsumen atau pengguna.
Hal ini sebetulnya mengarah kepada pencarian cara dalam memuaskan kebutuhan
dan keinginan para pelanggan dengan penelitian dan analisis kebutuhan sehingga
pemasar menemukan cara-cara mengatur usaha pemasarannya supaya mampu
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen pada umumnya.
Dari defenisi pemasaran di atas merupakan salah satu kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan
hidup, berkembang dan mendapat laba dengan konsep inti pemasarannya adalah
kebutuhan, keinginan dan permintaan akan produk; nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran
dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar; serta pemasar dan prospek. Sebenarnya
proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang diproduksi dan bukan dimulai pada saat
produksi selesai atau berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran dalam perusahaan
harus dikelola dan dikoordinasikan dengan cara yang lebih baik.
2. Pemasaran Jasa
Menurut William J. Stanton (1981: 529) dalam Buchari (2013: 243) mengatakan
bahwa jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud namun dapat diidentifikasi dan dapat
memenuhi kebutuhan konsumen. Proses produksi jasa dapat dilakukan dengan
menggunakan benda-benda berwujud atau tidak. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak
atau kepemilikan serta terdapat interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa.
Sedangkan Valarie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner (2000: 3) mengatakan jasa adalah
suatu kegiatan ekonomi dimana output produknya tidak dikonsumsi secara bersamaan
dengan waktu produksi dan dapat memberikan nilai tambah (seperti hiburan, kenikmatan,
sehat, santai) serta bersifat tidak berwujud (Buchari, 2013: 243). Kotler, 1997:83
mendefenisikan jasa adalah kegiatan atau tindakan yang tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun namun dapat ditawarkan dari satu pihak kepada pihak
lain, dan hasil produksinya dapat dikaitkan atau tidak dengan produk fisik.
Defenisi ini memberikan makna bahwa dalam jasa selalu ada interaksi antara
konsumen dengan penyedia jasa. Jasa bukan barang melaikan suatu proses dari aktifitas
yang tidak berwujud (Rambat Lupiyoadi, 2001:6). Menurut Lockhart (2005) dalam Wijaya
(2012:16), pemasaran jasa pendidikan merupakan cara untuk melakukan sesuatu di mana
siswa atau mahasiswa, orang tua, karyawan sekolah, guru, dosen tenaga pendidikan dan
masyarakat menganggap sekolah dan perguruan tinggi sebagai institusi pendukung
masyarakat yang berdedikasi untuk melayani kebutuhan pelanggan jasa pendidikan. Oleh
karena itu, pemasaran jasa pendidikan meliputi aktivitas dan alat untuk mempromosikan
sekolah dan perguruan tinggi secara konsisten dan efektif sebagai pilihan pendidikan
terbaik bagi siswa, mahasiswa dan orang tua yang merupakan asset bagi masyarakat.
3. Bauran pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2008;62) “bauran pemasaran adalah kumpulan alat
pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang
diinginkan di pasar sasaran. Kotler mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat
kelompok yang luas disebut yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan
promosi (promotion) yang kemudian dikenal dengan istilah “4P”(Mc Carthy dalam Kotler
(1997:82) Shiffman dan Kanuk (2007:8) bauran pemasaran 4P ini juga merupakan
variabel yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, namun Marshall &
Jhonston (2010:13) mengemukakan konsep bauran pemasaran 4P sering berhasil untuk
barang namun untuk bisnis jasa keempat bauran pemasaran tersebut kurang memadai maka
perlu bauran pemasaran yang diperluas (Booms dan Bitner dalam Kotler (1997:82))
dengan menambah tiga variabel dalam dimensi pemasaran jasa yaitu people (orang),
process (proses) dan physical evidence (bukti fisik), sehingga menjadi tujuh unsur (7P).
(James dan Philip dalam Wijaya, 2016:68)
Penambahan tiga unsur bauran pemasaran jasa karena jasa memiliki karakteristik
yang berbeda dengan produk yaitu : tidak berwujud (intangibility), bervariasi(variability),
tidak terpisahkan (inseparability), dan tidak tahan lama (perishability). Sebagai suatu
bauran pemasaran, elemen-elemen ini saling terkait dan merupakan rangkaian yang tidak
dapat dipisahkan serta mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat
pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan (Rambat
Lupiyoadi 2001:58). Dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran jasa (Ari, 2005:298)
adalah suatu alat pemasaran yang terdiri dari tujuh elemen yaitu produk (product), harga
(price), tempat (place), promosi (promotion), people (orang), process (proses) dan physical
evidence (bukti fisik).
a. Product (produk)
Produk merupakan sarana pemuas kebutuhan konsumen. Produk berupa
penawaran barang yang berwujud dan tidak berwujud untuk jasa kepada pasar
yang mencakup rancangan, bentuk, kualitas, kemasan produk dan merek. Sifat
jasa disusun agar memberikan manfaat yang memuaskan bagi kebutuhan
konsumen. Secara umum produk jasa memiliki empat karakteristik, yaitu tak
berwujud (intangibility), tak terpisahkan (inseparability), bervariasi
(variability) dan tak tahan lama/dapat musnah (perishability). Kotler
mendefenisikan penawaran jasa dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu
barang murni berwujud (a pure tangible good), barang berwujud dengan jasa
yang menyertainya (a tangible good with accompanying service), jasa mayor
disertai barang dan jasa minor (a major service with accompanying minor
goods and service), dan jasa murni (a pure service).
Sebenarnya yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen
tidak hanya membeli fisik dari produk tersebut akan tetapi juga benefit dan
value dari produk tersebut. Terutama pada produk jasa yang tidak menimbulkan
beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Penelitian
Hurriyati (2009: 157) menemukan bahwa produk/jasa yang ditawarkan kepada
mahasiswa adalah mutu dan reputasi pendidikan yang baik, pilihan konsentrasi
yang bervariasi sesuai dengan bakat dan minat dan prospek dunia kerja yang
cerah bagi mahasiswa setelah lulus dari perguruan tinggi. Mutu, reputasi dan
prospek perguruan tinggi seperti menghasilkan lulusan yang bisa berkompetensi
serta mudah diterima di dunia kerja yang perlu diperhatikan dalam sebuah
produk karena konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk.
b. Price (harga)
Harga merupakan komponen bauran pemasaran yang penting dan terkait
erat dengan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk suatu produk tertentu
serta pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan. Penetapan harga yang
tepat dan sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan membuat suatu
jasa dipersepsikan secara baik oleh konsumen dan pihak-pihak berkepentingan
lainnya. Pertimbangan ini harus diperhatikan oleh perusahaan jika tidak
pembeli akan berpaling kepesaing. sehingga penentuan harga jasa tidak hanya
menyangkut tinggi atau rendah harga yang diberikan.
Harga menurut Kotler & Armstrong (2008: 345) adalah “jumlah uang
yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa kepada pelanggan, atau jumlah
semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari
memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa”. Dalam bisnis jasa harga
disebut dengan berbagai istilah. Seperti Menurut Lupiyoadi & Hamdani (2008:
98) harga di Universitas atau perguruan tinggi menggunakan istilah SPP
(tuition), bank menggunakan istilah service charge, konsultan profesional
menggunakan istilah fee, pialang menggunakan istilah komisi, asuransi
menggunakan istilah premi, jasa jalan tol atau jasa angkutan menggunakan
istilah tarif, apartemen menggunakan istilah sewa dan sebagainya.
Sedangkan Alma (2009: 383) menyatakan bahwa mutu produk yang
ditawarkan berkualitas menentukan tinggi rendahnya harga pada jasa
pendidikan tinggi. Jika mutu produk berkualitas tinggi, maka calon pelanggan
akan bersedia membayar lebih mahal, selama masih berada dalam batas yang
wajar dan terjangkau oleh mereka. Dalam kasus ini, harga adalah seluruh biaya
yang dikeluarkan oleh calon mahasiswa untuk mendapatkan jasa pendidikan
yang ditawarkan oleh suatu perguruan tinggi. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menetapkan harga untuk sebuah jurusan di perguruan
tinggi, antara lain adalah SPP, prosedur pembayaran, dan syarat cicilan, biaya
pembangunan, dan biaya laboratorium, serta pemberian beasiswa, (Hurriyati,
2009: 158).
Dilihat dari sudut pandang pemasaran, harga dimaknai sebagai satuan
moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang
ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suata barang
atau jasa (Tjiptono (2008: 151)). Dalam konteks dunia pendidikan harga dapat
disimpulkan menjadi seluruh biaya yang dikeluarkan oleh orang tua mahasiswa
atau mahasiswa untuk mendapatkan suatu jasa pendidikan yang ditawarkan oleh
suatu perguruan tinggi, Wijaya (2010:84); Buchari Alma (2008:306). Meliputi
(Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, 2008:132) sumbangan pembinaan
pendidikan (SPP), dana kesejahteraan dan fasilitas mahasiswa (DKM) per
semester, dana untuk asrama (khusus mahasiswa yang tinggal di asrama)
perbulan termasuk uang transpor dan makan dan biaya-biaya lainnya seperti
keanggotaan perpustakaan, kesehatan, biaya jaket, uang ujian, usng buku, uang
skripsi, laboratorium komputer dan lain-lain.
Biaya pendidikan pada setiap perguruan tinggi berbeda-beda dan setiap
perguruan tinggi juga menentukan biaya perkuliahan yang berbeda-beda untuk
setiap mahasiwa dan program (Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, 2008:133)
diantaranaya:
Berdasarkan jurusan, contoh ekonomi syariah, perbankan syariah, akuntansi
syariah, pendidikan matematika, pendidikan bahasa arab, hukum keluarga
islam, hukum tata negara dll.
Berdasarkan tingkat mahasiswa, seperti mahasiswa s1 berbeda dengan
mahasiswa pascasarjana, dimana biaya pendidikan untuk pascasarjana lebih
mahal.
Berdasarkan beban kredit mahasiswa
Dan berdasarkan jenis program mahasiswa contoh program dengan gelar s1
atau non gelar/sarjana muda/diploma.
c. Place (tempat)
Place (tempat) menurut Hurriyati (2005: 55) diartikan sebagai tempat
pelayanan jasa jika itu merupakan produk industri jasa sedangkan untuk produk
industry manufaktur di artikan sebagai saluran distribusi (zero channel, two
level channels, dan multilevel channels). Lupiyoadi & Hamdani (2008: 73)
menyatakan bahwa “tempat dalam produk industri jasa adalah gabungan antara
keputusan atas saluran distribusi dan lokasi, dalam hal ini hubungannya dengan
bagaimana cara penyampaian produk jasa kepada konsumen dan dimana lokasi
yang strategis”. Kotler & Amstrong (1999:353) mendefenisikan tempat/lokasi
sebagi tempat pemasaran yang melibatkan aktivitas untuk menciptakan,
memelihara atau mengubah perilaku dan sikap terhadap tempat tertentu. Ada
tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:
Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan),
Pemberi jasa mendatangi konsumen, dan
Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung.
Penting tidaknya sebuah lokasi akan sangat tergantung pada jenis jasa
yang ditawarkan. Hurriyati (2009:161) mengemukakan bahwa penentuan lokasi
suatu Perguruan tinggi perlu mempertimbangkan lingkungan dimana lokasi itu
berada misalnya dekat dengan pusat kota atau perumahan, kondisi lahan parkir,
lingkungan belajar yang kondusif dan transportasi, maksudnya kemudahan
sarana transportasi serta akses ke perguruan tinggi karena semua itu akan
mempengaruhi preferensi calon pelanggan dalam menentukan pilihan.
Dalam penelitian Alma (2009: 383) mengemukakan bahwa lokasi
strategis dan mudah dicapai kendaraan umum, akan menjadi daya tarik bagi
calon mahasiswa. Lokasi perguruan tinggi juga harus dapat dijangkau secara
virtual yaitu melalui internet dengan tersedianya situs suatu perguruan tinggi.
Lokasi dan skedul dari program suatu perguruan tinggi dapat menjadi penentu
suksesnya suatu lembaga pendidikan keputusan tentang lokasi dan sistem
penyampaian harus sejalan dengan strategi perguruan tinggi secara keseluruhan.
Menurut Tjipto (2004:42) pemilihan tempat atau lokasi perlu
mempertimbangkan beberapa faktor berikut ini:
(1) Akses, misalnya lokasi yang dilalui mudah dijangkau oleh sarana
transportasi umum.
(2) Visibilitas, misalnya lokasi mudah dilihat dengan jelas dari tepi jalan.
(3) Lalu lintas (traffic), perlu mempertimbangkan dua hal yaitu:
Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar
terjadinya impulse buying.
Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa menjadi hambatan,
misalnya pemadam kebakaran, ambulan dan pelayanan kepolisian.
(4) Tempat parkir yang aman dan luas.
(5) Ekspansi, tersedia tempat yang sangat luas untuk perluasan usaha
dikemudian hari.
(6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yag ditawarkan,
misalnya warung makan yang berdekatan dengan daerah kost, perkantoran
atau asrama mahasiswa.
(7) Persaingan, yaitu lokasi persaingan, misalnya dalam menentukan lokasi
wartel (warung telekomuikasi), perlu mempertimbangkan apakah jalan atau
di daerah yang sama banyak terdapat wartel lainnya.
(8) Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang tempat reparasi
(bengkel) kendaraan bermotor berdekatan dengan pemukiman penduduk.
d. Promotion (promosi).
Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan menginformasikan serta mempromosikan produknya
kepada pelanggan atau pasar sasaran. Kegiatan yang termasuk dalam promosi
adalah periklanan, personal seelling, publisitas dan promosi penjualan. Menurut
Swastha dan Irawan (1997:349), promosi merupakan arus informasi atau pesan
satu arah yang dibuat untuk mengarahkan organisasi atau seseorang kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Angipora (2002:28)
mendefenisikan promosi sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan
tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan
mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan.
Kotler & Keller (2009: 175) berpendapat bahwa promosi adalah bauran
komunikasi pemasaran yang terdiri dari delapan model komunikasi utama, yaitu
(1) iklan, (2) promosi penjualan, (3) acara dan pengalaman, (4) hubungan
masyarakat dan publisitas, (5) pemasaran langsung, (6) pemasaran dari mulut
ke mulut, (7) penjualan personal. Sedangkan Hurriyati (2009: 164) menyatakan
bahwa “dalam produk jasa perguruan tinggi, promosi dilakukan dengan cara
advertising/periklanan (seperti iklan TV, radio, spot, dan billboard, publikasi,
brosur pameran, media massa cetak maupun elektronik, media sosial), promosi
penjualan (seperti pameran dan invitasi), melakukan kontak langsung dengan
calon mahasiswa, dan melakukan kegiatan hubungan masyarakat”. Setiap
lembaga pendidikan harus secara teratur mengkomunikasikan diri melalui
programnya, mahasiswa alumni, kampus dan program komunikasi lainnya.
Tujuannya (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:159) adalah
Memelihara dan meningkatkan citra lembaga
Membangun loyalitas dan dukungan alumni
Menarik para donatur dan calon mahasiswa
Menyediakan informasi tentang penawaran dari suatu program lembaga
Mengoreksi informasi yag tidak akurat atau tidak lengkap tentang lembaga
tersebut.
Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam promosi
yaitu:
Identifikasi target audiens, hal ini berkaitan dengan segmentasi pasar.
Tentukan tujuan promosi
Pengembangan pesan yang disampaikan
Pemilihan bauran komunikasi
Perguruan tinggi membutuhkan komunikasi yang efektif dengan pasar
sasaran. Mereka harus menginformasikan kepada konsumen tentang tujuan,
aktivitas dan menawarkannya serta memotivasi agar konsumen tertarik dengan
programnya. Setiap perguruan tinggi secara teratur mengkomunikasikan diri
melalui programnya, mahasiswa, alumni, kampus dan komunikasi formal
seperti public relation, advertising dan marketing publication. Menurut
Tjiptono (2010: 45), promosi adalah media dalam memperkenalkan suatu
produk barang dan jasa baru serta memperkuat brand image suatu produk yang
telah ada sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa promosi adalah salah satu
faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran dalam mencapai pangsa
pasar yang lebih luas. Pada perusahaan jasa promosi perlu dilakukan guna
memberikan informasi pada masyarakat luas mengenai kelebihannya.
e. People (orang)
Menurut Hurryati (2005; 62) People dalam bisnis jasa adalah orang-
orang yang terlibat langsung dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan,
dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi.
Dalam bisnis jasa orang berfungsi sebagai service provider (penyedia jasa) dan
sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Dalam kaitannya perguruan
tinggi, sumber daya manusia meliputi pegawai, administrator, dan dosen.
Mereka perlu memiliki kompetensi yang tinggi karena mereka secara langsung
menyampaikan jasa kepada para mahasiswa sehingga tingkat puas atau tidaknya
mahasiswa tergantung dari cara penyampaian jasa yang dilakukannya.
Ada empat peranan orang dalam aspek bauran pemasaran jasa yang dapat
mempengaruhi konsumen (Rambat Lupiyoadi, 2001:63) yaitu:
Contractor, pegawai langsung berinteraksi dengan konsumen dalam
frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan membeli
konsumen.
Modifier, pegawai tidak mempengaruhi konsumen secara langsung tetapi
cukup sering berhubungan dengan konsumen
Influencers, pegawai mempengaruhi keputusan membeli konsumen namun
tidak secara langsung kontak dengan konsumen.
Isolated, pegawai tidak secara langsung ikut serta dalam bauran pemasaran
dan sering bertemu dengan konsumen.
Pada dasarnya untuk perguruan tinggi ada dua jenis staf yaitu staf
akademik yang melakukan pekerjaan mengajar, meneliti dan menjalankan
layanan masyarakat. Yang kedua adalah staf pendukung yang meliputi pekerja
profesional di bidang tertentu, staf administrasi, teknis, keamanan dan lain-lain.
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) pada perguruan tinggi didasarkan
pada sistem penilaian yang menekankan kualitas kinerja. Sistem
pengambangannya perlu dibuat sedemikian rupa agar staf terpaca untuk
memberikan performa yang terbaik.
f. Process (proses)
Defenisi proses menurut Lupiyoadi & Hamdani (2008: 76) adalah
gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan,
mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan
kepada konsumen”. Sedangkan Menurut Zethaml & Bitner (2000: 20) proses
sebagai prosedur, mekanisme dan rangkaian kegiatan jasa yang disampaikan
produsen kepada konsumen. Dalam bauran pemasaran jasa, faktor utama proses
adalah menciptakan dan memberikan jasa kepada pelanggan karena pelanggan
jasa akan memandang sistem pemberian jasa tersebut sebagai bagian dari jasa itu
sendiri. Proses harus mencerminkan bagaimana setiap elemen bauran pemasaran
dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan
kepada pelanggan. Maka Dapat disimpulkan bahwa proses merupakan suatu
mekanisme, prosedur dan rangkaian kegiatan untuk menyampaikan jasa dari
produsen ke konsumen.
Pada lembaga pendidikan, proses adalah serangkaian kegiatan yang
dialami mahasiswa selama dalam pendidikan, seperti proses belajar mengajar,
proses bimbingan tesis, proses ujian, proses wisuda dan sebagainya. Proses ini
dapat dilihat 7 dari dua aspek utama yaitu (1). dimensi kualitas jasa administrasi
(yaitu reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty), (2). dimensi kualitas
jasa perkuliahan (yaitu proses/mekanisme dan kualitas jasa/perkuliahan)
(Soedijati, 2009: 326).
g. Physical Evidence (bukti fisik).
Yazid (2008: 136) menyatakan: “bukti fisik jasa mencakup representasi
tangible tentang jasa seperti periklanan dan bentuk-bentuk komunikasi lain yang
mencakup lingkungan fisik didalam mana jasa disajikan dan konsumen-
karyawan organisasi berinteraksi”. Bukti fisik mencakup semua aspek fasilitas
fisik organisasi atau the servicescape (mencakup lingkungan fisik tempat jasa
diciptakan, buatan manusia, lingkungan fisik jasa). Konsumen akan melihat
lingkungan fisik perusahaan, mulai dari bangunan, interior, peralatan dan
furniture. Demikian juga bentuk-bentuk komunikasi tangibel lain yang
mencakup: surat-surat, nota, garansi jasa, kartu bisnis, dan harga. Elemen-
elemen the servicescape ini dapat mempengaruhi konsumen melalui atribut-
atribut interior dan eksterior. Atribu-atribut eksterior seperti tempat parkir,
rambu-rambu, taman maupun halaman. Sedangkan atribut-atribut interior seperti
layout, design, pencahayaan, musik, dekorasi dan peralatan.
Kondisi fisik dapat memberikan positioning perusahaan jasa dan
memberikan dukungan yang sangat penting pada pelayanan jasa. Pemasar bisnis
jasa, perlu menyediakan petunjuk fisik untuk dimensi intangible jasa yang
ditawarkan perusahaan, supaya mendukung positioning dan image serta
meningkatkan lingkup produk. Menurut Hurriyati (2009: 167) pada proses
penyampaian jasa pendidikan kepada mahasiswa, yang harus diperhatikan
perguruan tinggi adalah gaya bangunannya yakni kesesuaian antara segi estetika
dan fungsionalnya sebagai lembaga pendidikan serta fasilitas penunjang yang
meliputi kelengkapan sarana pendidikan, olah raga, peribadahan dan keamanan.
Bukti fisik mempunyai dua tipe yaitu:
Essential evidence merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh
pemberi jasa mengenai desain dan layout dari gedung, ruang dan lain-lain.
Peripheral evidence merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri tidak
akan berarti apa-apa hanya sebagai pelengkap namun peranannya sangat
penting dalam proses produksi jasa contoh tiket pesawat.
C. Perilaku Konsumen
1. Pengertian perilaku konsumen Sebelum kegiatan pemasaran dilakukan oleh seorang manajer pemasaran
pemasaran mempelajari terlebih dahulu perilaku konsumen supaya bisa menentukan
strategi yang tepat. Defenisi perilaku konsumen menurut Kotler, Amstrong (2012: 195)“
Perilaku komsumen dalam membeli (consumer buying behaviour) terfokus pada perilaku
konsumen pada pembelian akhir baik individu maupun rumah tangga dalam membeli
produk barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.” Sedangkan menurut Solomon dan Stuart
(2003 : 161) “Consumer behaviour is the process individuals or groups go through to
select, purchase, or use goods, ideas, or experiences to satisfy their needs dan desires.”
Pengertian diatas mengindikasikan bahwa pemasar mencoba untuk mengenal pembuatan
keputusan konsumen yang merupakan sebuah proses berkelanjutan.
Menurut Schiffman and Kanuk (2010 : 437) mengatakan perilaku konsumen adalah
“The term consumer behavior can bedefed as the behavior that consumers display in
searching for purchasing, using, evaluating, and disposing of products, service and ideas
and which they expect will satisfy their needs”. (perilaku konsumen dapat dilihat pada saat
konsumen mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan
jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka). Basu Swastha dan Hani
handoko, (2000:10) mengatakan perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut.
Hawkins, Best & Coney (2001:4) menyatakan bahwa “perilaku konsumen
merupakan studi tentang individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang
dilakukan untuk menentukan, memilih, mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan
pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan serta
dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat.” Adapun definisi lainnya menerangkan
bahwa perilaku konsumen adalah “perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka
harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka” (Dwiastuti, 2012:7)
Menurut John C.Mowen dan Michael Minor (2002 : 6) “Perilaku konsumen adalah
studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan
perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide–ide”.
Sedangkan David L. Louden dan Albert J. Della Bitta dalam Husein Umar (2003 : 11)
mendefenisikan “Perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan dalam
aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh,
menggunakan atau dapat mempergunakan barang–barang dan jasa.” Nessim Hanna dan
Richard Wazniak dalam Husein Umar (2003 : 11) “Perilaku konsumen adalah bagian dari
aktivitas kehidupan manusia, termasuk di dalamnya termasuk kegiatan memperoleh
barang atau jasa yang dapat dipergunakan sehingga ia akhirnya menjadi konsumen.”
Perilaku konsumen adalah “tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang dilakukan
individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau
lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan dan sumber-
sumber lainnya. (Gerald Zaldman dalam Dwiastuti(2012, 3))
2. Model Prilaku Konsumen
Model prilaku konsumen selalu didasari oleh hubungan stimulus response. Respon
konsumen tehadap terhadap rangsangan pemasaran yang diterima merupakan model
prilaku konsumen yang di awali dari proses pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh
karakter konsumen itu sendiri. Model black box adalah suatu model perilaku konsumen
yang sangat sederhana namun mampu menjelaskan proses pengambilan keputusan
konsumen.
Gambar 2.1. Model Perilaku Konsumen
Sumber : Kotler, 1997:153
Model ini terdiri dari tiga bagian yakni, rangsangan, konsumen dan respon. Dalam
model black box ini rangsangan dapat berupa pemasaran maupun rangsangan non
pemasaran, dan karakteristik konsumen sendiri dapat dipengaruhi oleh kultul sosial budaya
pribadi maupun psikologi yang akhirnya melahirkan proses pengambilan keputusan dan
selanjutnya keputusan membeli. Disini tugas pemasar adalah memahami karakteristik
konsumen, budaya, sosial dan psikologi yang mempengaruhi perilaku pembelian, sehingga
pemasar mampu menjawab bagaimana pembeli/ konsumen mengambil keputusan
pembelian. Sementara R. Chapman (1986) mendefiniskan (dalam Kusumawati (2010)),
orang pertama yang mengidentifikasi tren perilaku konsumen yang diterjemahkan dalam
beberapa tahap identifikasi dimana calon mahasiswa dan orang tuanya menegosiasikan
untuk mendapatkan keputusan akhir di dalam memilih institusi pendidikan tinggi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Untuk memahami perilaku konsumen para pelaku pasar haruslah mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu
produk atau jasa. Menurut Ali Hasan (2002, 131-137) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu produk
barang/jasa, seperti:
1. Budaya (Cultural)
Merupakan sekumpulan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku tertentu yang
diperoleh dari lingkungan keluarga, agama, bangsa, ras, dan geografis.
Dampaknya, produsen dapat membuat banyak segmen pasar yang disesuaikan
dengan kebutuhan segmen.
Karakteristik
konsumen
Proses pengambilan
keputusan
Kultural
Sosial
Personal
Psikologikal
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi
Keputusan
Perilaku pasca
pembelian
Keputusan
pembelian
Produk
Merek
Waktu
Penjual
Jumlah
Rangsangan
pemasaran
Rangsangan lain
1. Produk
2. Harga
3. Tempat
4. Promosi
1. Ekonomi
2. Teknologi
3. Politik
4. Budaya
2. Kelas Sosial (Social Class)
Marketer dapat membuat suatu produk yang sesuai dengan kelas sosial mereka
berdasarkan pembagian kelompok masyarakat yang relatif homogen dan
permanen yang tersusun secara sistematis, anggotanya menganut nilai, minat
dan perilaku yang serupa.
3. Kelompok Acuan (Refference Groups)
Seseorang dalam kelompok tertentu yang memiliki pengaruh- pengaruh
langsung terhadap sikap dan perilakunya (keanggotaan kelompok). Dalam hal
ini produsen dapat mengidentifikasi kelompok acuan yang mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap produk/merek.
4. Keluarga (Family)
Orang tua dalam sebuah Keluarga mampu mempengaruhi perilaku anggotanya.
Produsen perlu mengidentifikasi peran yang relatif dominan antara
suami/istri/anak dalam keluarga yang berpengaruh dalam membeli produk
barang/jasa.
5. Motivasi
Merupakan dorongan kebutuhan yang membentuk perilaku yang bersifat
biologis (lapar, haus, tidak nyaman) dan psikologis (pengakuan, penghargaan,
atau keanggotaan kelompok) serta aktualisasi optimal.
6. Pribadi (Personal)
Karakter pribadi seperti usia, tahap siklus hidup, pekerjaan dan kemampuan
ekonomi menjadi faktor penentu dalam pembelian. Dampaknya produsen harus
memilih kelompok pasar berdasarkan usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan
dan kemampuan ekonomi (terutama harga) sebagai target pasarnya.
7. Kepribadian (Personality)
Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda pada masing-
masing orang yang menyebabkan tanggapannya relatif konsisten dan bertahan
lama terhadap pilihan produk atau merek. Kepribadian ini mencakup
kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi,
pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi.
8. Citra Diri (Self Image)
Citra atau konsep tentang diri yang ideal dan aktual seseorang. Marketer harus
berusaha mengembangkan citra merek yang sesuai citra pribadi target pasar.
9. Gaya Hidup (Life Style)
Ekspresi seseorang dalam setiap aktivitas hidupnya termasuk minat dan opini
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sehingga produsen harus
mampu menemukan korelasi antara produk dengan gaya hidup konsumen yang
menjadi target pasarnya.
10. Pembelajaran
Perubahan perilaku seseorang yang dibentuk oleh pengalaman yang didorong
secara internal, dituntun oleh petunjuk, sehingga menyebabkan timbulnya
generalisasi dan diskriminasi. Marketer perlu membangun permintaan produk
yang menimbulkan dorongan, melalui generalisasi (kemiripan) dan diskriminasi
(perpindahan merek-produk).
11. Sikap
Sikap yang kita yakini, rasakan dan ingin dilakukan berhubungan dengan
stimuli pemasaran atau lingkungan yang kita hadapi.
Kotler (1997:158) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen secara lebih terperinci kedalam:
1. Kebudayaan
Kebudayaan dapat di defenisikan sebagai simbol atas fakta yang komplek, yang
di ciptakan oleh manusia diturunkan dari generasi ke generasi dalam
masyarakat yang ada (Basu Swasta dan Hani handoko, 2000:58). Dari uraian
tersebut Faktor kebudayaan memiliki pengaruh yang sangat luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen. Peran budaya, sub budaya dan kelas sosial
pembeli sangatlah penting.
a. Budaya.
Budaya sebagai peran penentu perilaku dan keinginan yang sangat
mendasar. Konsumen akan dipengaruhi oleh budaya yang tercermin pada
pola hidup, kebiasaan dan tradisi dalam permintaan bermacam-macam
barang dan jasa.
b. Sub kebudayaan
Setiap budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil dan memberikan
lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik. Sub
budaya terdiri dari agama, bangsa, daerah geografis, kelompok ras. Banyak
sub budaya yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar yang
sering merancang produk dari program pemasaran yang khusus dibuat untuk
kebutuhan mereka.
c. Kelas sosial
Menurut Philip kotler (1989:180) kelas sosial merupakan suatu kelompok
yang relatif homogen dan bertahan lama dalam setiap masyarakat yang
tersusun dalam sebuah urutan jenjang. Para anggota dari setiap jenjang ini
memiliki minat, nilai dan tingkah laku yang sama. Setiap masyarakat
mengelompokkan status berdasarkan kesamaan dalam pendapatan,
pendidikan dan pekerjaan. Dari kesamaan-kesamaan inilah muncul sikap
sosial yang mencirikan kelas tertentu. Ada lagi yang menggolongkannya
berdasarkan kekayaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan. Basu
Swastha dan Hani handoko, (2000:65) mengatakan kelas sosial dalam
masyarakat kita dikelompokkan menjadi tiga golongan masyarakat yaitu:
1. Golongan atas, kelas ini termasuk diantaranya, pengusaha kaya dan
pejabat-pejabat tinggi.
2. Golongan menengah, yang termasuk dalam golongan ini adalah
karyawan instansi pemerintahan dan pengusaha menengah.
3. Golongan rendah, antara lain buruh pabrik, tukang becak dan pedagang
kecil.
Dalam pemasaran pembagian kelas sosial ini dapat dijadikan sebagai
segmentasi pasar dan meramalkan tanggapan konsumen terhadap kegiatan
pemasaran perusahaan.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok
referensi/acuan, peran, keluarga dan status sosial.
a. Kelompok acuan/referansi
Banyak kelompok yang mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok
referensi/acuan dibedakan lagi menjadi kelompok primer (kelompok yang
berpengaruh langsung) yakni kelompok yang berinteraksi secara
berkedinambungan dan biasanya bersifat formal seperti; keluarga, tetangga,
teman dan rekan sejawat. Dan kelompok yang tidak berpengaruh langsung
atau kelompok sekunder yang cenderung lebih resmi dan kurang terjadi
interaksi yang berkesinambungan misalnya himpunan profesi, organisasi
keagamaan, dan serikat buruh.
Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000:68) kelompok referensi
adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota
kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilaku.
b. Keluarga.
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Keluarga
memainkan peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan
perilaku anggota keluargnya terutama dalam melakukan pembelian barang-
barang dan jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
c. Peran dan status
Posisi seseorang dalam tiap-tiap kelompok dapat didefenisikan sebagai
peran dan status. Peran meliputi partisipasi seseorang dalam banyak
kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang atau kelompok
sepanjang hidupnya. Setiap peran membawa suatu status yang
mempengaruhi perilaku seseorang di dalam masyarakat.
3. Faktor Pribadi
Faktor pribadi dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain ciri-ciri dari
kepribadian, usia dan daur hidup, kondisi ekonomi, pekerjaan, konsep diri dan
gaya hidup.
a. Ciri kepribadian dan konsep diri
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang dapat mempengaruhi
pembeliannya. Dan ini merupakan konsep diri seseorang. Ciri kepribadian
adalah ciri-ciri psikologi yang membedakan seseorang yang menyebabkan
terjadinya jawaban yang secara relatif tetap bertahan terhadap
lingkungannya. Konsep diri seseorang terdiri dari konsep diri ideal yaitu:
bagaiman seseorang memandang diri sendiri dan konsep diri menurut orang
lain yaitu bagaimana pendapatnya bagi orang lainmemandang dirinya. Teori
konsep ini menunjukkan prestasi yang berbeda terhadap citra merek.
b. Usia dan daur hidup
Usia dan daur hidup ini akan menentukan selera seseorang terhadap produk
atau jasa. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh siklus hidup keluarganya.
c. Pekerjaan.
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi perilaku pembelian konsumenatau
pola konsumsi seseorang. Pemasar harus mengidentifikasikan kelompok
pekerjaan untuk memproduksi produk yang khusus dibutuhkan oleh
pekerjaan tertentu.
d. Kondisi ekonomi
Pertimbangan ekonomi akan sangat mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen. Keadaan ekonomi terdiri dari pendapatan yang dapat
dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya dan polanya) tabungan dan hartanya,
kemampuan untuk meminjam (hutang), dan sikap atas belanja dan
menabung. Pemasar harus peka terhadap trend penghasilan, tabungan dan
suku bunga agar dapat terus menawarkan nilai pada pelanggan sasaran.
e. Gaya hidup.
Gaya hidup merupakan pola hidup yang diekspresikan dalam dunia
kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan
pendapatan seseorang. Gaya hidup ini menggambarkan keseluruhan dari
seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya disamping itu juga dapat
mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang. Pemasar harus
mencari hubungan antara produk mereka dengan gaya hidup suatu
kelompok masyarakat.
4. Faktor Psikologi
Faktor psikologi yang mempengaruhi perilaku membeli seseorang konsumen
dipengaruhi oleh motivasi, belajar, kepercayaan dan sikap serta persepsi.
a. Motivasi
Motivasi tau dorongan adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai suatu tujuan (Basu Swastha dan Hani Handoko, 2000:78)
dalam melakukan pembelian manusia mempunyai motivasi untuk
memenuhi keinginan dan memuaskan kebutuhannya.
b. Belajar
Proses belajar pada suatu pembelian dapat terjadi apabila konsumen ingin
menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan. Kepuasan konsumen dapat
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu yang diperoleh dari proses belajar.
Melalui belajar seseorang mendapatkan keyakinan dan sikap. Hal inilah
yang mempengaruhi perilaku pembelian seseorang.
c. Kepercayaan
Kepercayaan adalah pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal.
Keyakinan akan membentuk citra produk dan merek dan bertindak
berdasarkan citra tersebut.
d. Sikap
Sikap adalah sesuatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi
terhadap penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik maupun
kurang baik secara konsekuen (Basu Swastha dan Hani Handoko, 2000:94).
Sikap biasanya memberikan penilaian untuk menerima taupun menolak
terhadap produk atau obyek yang dihadapi.
Kotler dan Susanto (2000:223) menambahkan satu sub faktor psikologi dari
faktor-faktor yang mempengaruhi peilaku konsumen yakni persepsi.
e. Persepsi.
Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tapi juga pada stimuli
yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu
tersebut.
D. Pengambilan Keputusan Konsumen
1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan bagi seseorang adalah hal yang sangat penting dalam
hidupnya. (Atmosudirdjo, 1982:14) mengatakan bahwa Pengambilan keputusan merupakan
proses yang berlangsung dalam sebuah sistem, walaupun hal tersebut merupakan suatu
keputusan pribadi sekalipun yang menyangkut pada masalah pribadi pula. Proses
pengambilan keputusan menurut Kotler dan Fox (1995) merupakan sebuah studi
bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan
membuang barang atau jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang
didasarkan pada keinginan dan faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut. Menurut
Stoner dalam Hasan (2002:10) pengambilan keputusan adalahproses yang digunakan untuk
memilih suatu tindakan sebagai suatu cara dalam memecahkan masalah.
Sementara Siagian (1985:83) mengatakan pengambilan keputusan adalah
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan
data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan
menurut perhitungan yang tepat. Dari pengertian Siagian dapat disimpulkan bahwa ada
lima hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yakni:
1. Pengambilan keputusan bukanlah hal yang dilakukan secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan haruslah dilakukan berdasarkan sistematika tertentu
dan tidak dapat dilakukan secara sembrono.
3. Terlebih dahulu harus mengetahui hakikat dari masalah, sebelum masalah
tersebut dipecahkan.
4. Pemecahan masalah harus di dasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul secara
sistematis, di olah dengan baik dan disimpan secara teratur sebagai bukti yang
dapat dipercaya dan bersifat up to date.
5. Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan menunggu datangnya ilham
atau dengan mengarang.
Sedangkan Wilson bangun (2008) mengatakan proses pengambilan keputusan
harus dilakukan dengan beberapa langkah yakni menemukan dan menentukan masalah,
menyusun dan menganalisis alternatif, memilih alternatif, implementasi alternatif dan
mengevaluasi hasil-hasil keputusan. Kotler 1997:171 mengatakan proses pengambilan
keputusan pembelian konsumen akan melalui lima tahapan seperti yang diuraikan dibawah
ini:
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian suatu produk dimulai saat pembeli mengenali sebuah
masalah atau kebutuhan. Disini pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang
memicu kebutuhan tertentu. Banyak variabel-variabel penting dan atau situasi-
situasi yang menimbulkan dan mempengaruhi penganalisaan kebutuhan-
kebutuhan antara lain kondisi ekonomi, usaha pemasaran perusahaan dan lain-
lain. Dengan menggunakan informasi dari sejumlah konsumen pemasar dapat
mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan
mengembangkan strategi pemasaran yang pemicu minat konsumen.
2. Pencarian dan Pengumpulan Informasi yang Relevan.
Pencarian informasi dibagi menjadi dua yakni
Perhatian yang menguat atau meningkatkan perhatian
Pencarian aktif informasi
Minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang
menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap
keputusan pembeli selanjutnya. Sumber itu terdiri dari sumber pribadi misalnya
keluarga, tetangga, teman, kenalan; sedangkan sumber komersial misalnya
iklan, penyalur, wiraniaga, kemasan panjangan; dari sumber politik misalnya
media massa, organisasi konsumen, dan sumber pengalaman yakni pernah
menangani, menguji dan mempergunakan produk.
Sumber-sumber informasi tersebut memiliki pengaruh yang berbeda
sesuai dengan jenis produk dan perilaku pembeli. Jumlah relatif dan sumber-
sumber informasi berbeda-beda tergantung pada jenis dari sumber keluarga
terutama untuk produk jasa. Hal ini disebabkan karakteristik jasa yang bersifat
sangat variabel.
3. Evaluasi berbagai alternatif
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model terbaru dalam
memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi
kognitif yaitu mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk
terutama berdasarkan kesadaran dan rasio. Beberapa konsep dasar akan
membantu pemasar memahami proses evaluasi konsumen yaitu:
Konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan
Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk
Konsumen memandang setiap produk memiliki kemampuan berada dalam
memuaskan kebutuhan
Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang
atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan
perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicari.
4. Keputusan Membeli.
Setelah melalui tahapan-tahapan diatas konsumen akan melakukan
pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak. Dalam menjalankan niat
membeli, konsumen dapat membuat lima sub keputusan pembelian yakni;
keputusan merek, keputusan kualitas, keputusan pemasok, keputisan kuantitas,
keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran. Keputusan untuk membeli
merupakan proses dalam membeli yang nyata. Setiap perusahaan dapat
mengusahakan untuk menyederhanakan pengambilan keputusan yang akan
dilakukan oleh para konsumen.
Untuk memasarkan dengan cara yang lebih baik pemasar harus
mengetahui berapa banyak usaha yang harus dilakukan konsumen dalam
memilih produknya dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi konsumen dalam
pemilihan penjual, kesan terhadap lokasi, kesetiaan konsumen terhadap satu
merek tertentu.
Menurut Amirullah (2010:61) bahwa pengambilan keputusan adalah
suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan
kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang
dianggap paling menguntungkan. Baron & Bayne mengatakan bahwa
pengambilan keputusan merupakan suatu proses melalui kombinasi individu
atau kelompok dan mengintegrasikan informasi yang ada dengan tujuan
memilih satu dengan berbagai kemungkinan tindakan. Sedangkan Sweeney dan
Mc Farlin mendefenisikan pengambilan keputusan sebagai proses
mengevaluasi pilihan-pilihan yang ada untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan.
Sedangkan Kottler (2008:235) mendefenisikan keputusan pembelian
adalah tahapan atau proses dari pengambilan keputusan konsumen dalam
membeli produk. Pengambilan keputusan ini secara langsung melibatkan
individu untuk mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan oleh
produsen. Berbeda dengan Hasan (2002:14) pengambilan keputusan
dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah: (1). posisi/ kedudukan, (2)
masalah, (3) situasi, (4) kondisi dan (5) tujuan. Hal ini bisa terjadi ketika
konsumen memilih lembaga pendidikan yang sesuai dengan kriterianya,
sehingga perlu mempertimbangan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
pemgambilan keputusan memilih lembaga pendidikan khususnya universitas.
Kotler dan Amstrong (2003:189) menyatakan “Consumer purchases are
influence strongly by cultural, social, personal, and psichological
characteristic”. (Menurut Kotler dan Amstrong (2012:196), faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsomen untuk membeli terdiri dari :
a) Faktor budaya,
yaitu penentu keinginan dan perilaku yang mendasari yang terdiri dari
kumpulan nilai, preferensi dan perilaku menunjukkan preferensi produk dan
merek yang berbeda dalam banyak hal.
b) Faktor sosial,
yaitu dapat berasal dari kelompok acuan merupakan semua kelompok yang
mempengaruhi langsung (tatap muka) atau tidak terhadap sikap atau
perilaku seseorang, sedangkan berasal dari keluarga merupakan organisasi
pembelian yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi
objek penelitian yang luas.
c) Faktor pribadi,
yaitu terdiri dari usia dan tahap siklus hidup konsumsi yang dibentuk oleh
siklus hidup keluarga, pemasar sering memilih kelompok berdasarkan siklus
hidup sebagai pasar sasaran.
d) Faktor psikologis, yaitu motivasi dan pengetahuan seseoang konsumen yang
timbul dari pengalamannya.
Kotler (2009:181) mengartikan, keputusan pembelian adalah
tindakan berupa keinginan dari konsumen untuk membeli atau tidak
terhadap produk. Sementara Setiadi (2003) dalam Sangadji (2013:121)
mendefinisikan bahwa inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah
proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu di
antaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang
disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.
5. Perilaku pasca Pembelian.
Tugas pemasar tidak berakhir pada saat produk dibeli, melainkan
berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau beberapa
hal yakni:
a. Kepuasan pasca Pembelian
Menurut Kotler (1997:175) kepuasan pembeli merupakan fungsi seberapa
dekat harapan atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas
produk tersebut. Pembeli akan kecewa jika produk tidak sesuai harapan dan
akan puas jika kinerja produk melebihi harapannya. Perasaan-perasaan ini
akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut
dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
tentang produk tersebut pada orang lain.
b. Tindakan pasca Pembelian.
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan
mempengaruhi perilaku selanjutnya. Pemasar dapat dan harus mengambil
langkah-langkah untuk meminimalkan jumlah ketidakpuasan pasca
pembelian konsumen. Konumikasi pasca pembelian dengan konsumen akan
dapat menunjukkan hasil dalam mengurangi pembelian produk dan
pembatalan pesanan.
c. Pemakaian dan Pembuangan pasca pembelian.
Pemasar harus memantau bagaimana pembeli memakai dan membuang
produk. Jika ada konsumen menemukan kegunaan baru produk tersebut,
pemasar harus mengiklankan kegunaan-kegunaan tersebut. (Kotler,
2008:234)
2. Dasar Pengambilan Keputusan
Dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan bermacam-macam,
tergantung dari permasalahan yang terjadi dan dihadapi. Goerge R. Terry dalam
Hasan (2002:12) menyebutkan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang
berlaku adalah sebagai berikut:
Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan instuisi atau perasaan, hal inimemiliki
sifat yang subjuktif sehingga gampang terpengaruh .
Pengalaman.
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat yang
praktis, sebab pengalaman seseorang dapat memperkiraan dan
memperhitungkan keadaan untung ruginya sebuah hasil keputusan yang di
ambil.
Fakta.
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan
yang sehat solid dan baik. Dengan adanya fakta tingkat kepercayaan
terhadap pengambilan keputusan lebih tinggi sehingga orang akan rela dan
lapang dada menerima keputusan yang dibuat.
Wewenang.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya
kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
Rasional.
Pengambilan keputusan berdasarkan rasional bersifat objektif, logis dan
lebih transparan dalam memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas
kendala tertentu sehingga hasilnya dapat mendekati kebenaran atau sesuai
dengan yang diinginkan.
E. Faktor–faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa memilih Jurusan Dalam penelitian Mashur Razak (2008) tentang analisis proses pengambilan
keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan menemukan hasil (1) Sosial budaya
berpengaruh positif dan signifikan terhadap faktor pribadi, motivasi dan pengambilan
keputusan, namun tidak signifikan terhadap formasi sikap dan persepsi mahasiswa (2)
Kelompok rujukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap faktor pribadi, motivasi,
persepsi, formasi sikap dan pengambilan keputusan. (3) Faktor pribadi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap motivasi, persepsi, formasi sikap, namun tidak signifikan terhadap
pengambilan keputusan (4) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi,
formasi sikap dan pengambilan keputusan (5) Persepsi berpengaruh positif terhadap
pengambilan keputusan, namun tidak signifikan terhadap formasi sikap.
Pada survey terhadap 512 orang mahasiswa oleh Yoseph Kee Ming Sia (2011) hasil
dari faktor-faktor yang sangat menentukan keputusan mahasiswa memilih jurusan adalah
biaya, lokasi, rekan, sekolah asal dan kunjungan kampus. Andriani Kusumawati (2010)
menemukan biaya, reputasi PT, prospek lapangan pekerjaan, keputusan orang tua dan
kualitas mempengaruhi keputusan mahasiswa dan calon mahasiswa dalam memilih
program studi/jurusan. Sementara hasil penelitian Agni Alam Wirya, Indah Piliyanti
(2009) bahwa Reputasi Islam menjadi faktor yang sangat penting dalam memilih program
studi Ekonomi Islam, fasilitas lembaga, keluarga dan lingkungan dan faktor biaya bukan
menjadi faktor utama. Siti Falindah Padlee, Abdul Razak Kamarudin, Rohaizat Baharun
(2010) menemukan faktor utama dalam memilih jurusan adalah fokus pelanggan dan
fasilitas yang digunakan mahasiswa.
Sedangkan faktor utama yang mempengaruhi dalam pemilihan jurusan pada
penelitian Karl Wagner, Pooyan Yousefi Fard (2009) adalah Biaya pendidikan, isi dan
struktur kurikulum, dan ada beberapa faktor lainnya yang menjadi bahan pertimbangan
yaitu program khusus dari perguruan tinggi (PT), pengaruh anggota keluarga, fasilitas
lembaga, teman/rekan serta sistem informasi lembaga. Jacqueline Liza Fernandez (2010)
menemukan Alasan utama pemilihan PT adalah: prospek mendapatkan lapangan kerja,
tempat menambah pengetahuan dan pengalaman, fasilitas internet, kualitas pendidikan dan
biaya, reputasi yang baik dan memiliki hubungan bisnis yang kuat. Begitu juga pada
penelitian Samsinar Md. Sidin Siti Rahayu Hussin, Tan Ho Soon (2003) pemilihan
universitas berdasarkan kualitas akademik, fasilitas kampus, lingkungan kampus, dan
karakteristik pribadi.
Kemudian pada penelitian Anas Al-Fattal (2010) Proses pemilihan PT berisi 5
tahap yaitu: motivasi, kumpulan informasi, alternatif evaluasi, keputusan implementasi,
evaluasi pasca pemilihan serta ditemukan 5 elemen lainnya dari marketing mix yaitu:
teaching and learning, customer centred focus, finance, branding and environment.
Dalam penelitian ini faktor-faktor yang akan dianalisis yaitu:
1. Produk di interpretasikan pada: jurusan yang di tawarkan, kurikulum dan silabus,
citra/image, status akreditasi, kualitas pendidikan, kegiatan kemahasiswaan, sistem
pendidikan dan waktu penyelesaian
2. Price (harga) di interpretasikan berupa: biaya pendaftaran, biaya pendidikan (SPP),
persyaratan pembayaran, potongan biaya pendidikan, biaya pendaftaran, biaya
hidup, uang pembangunan, sumbangan lainnya dan ketersediaan beasiswa;
3. place berupa: Lokasi kampus, transportasi umum, kota pendidikan dan keamanan
lingkungan.
4. Physical Evident berupa kelengkapan fasilitas Jurusan, kondisi lingkungan Jurusan,
kondisi gedung Jurusan, perpustakaan, jumlah peralatan mengajar yang dimiliki,
keadaan ruang kuliah, jumlah laboratorium yang dimiliki, fasilitas komputer,
makhad (asrama), faslitas olah raga
5. Promotion meliputi : keluarga, teman, guru, jumlah peminat, daya tampung
jurusan, kemudahan masuk prodi, kemudahan memperoleh pekerjaan,
pengembangan potensi diri, prospek karir dari suatu pekerjaan dimasa depan,
peluang kerja yang diharapkan, gaji yang diharapkan, status sosial yang diharapkan
dan ketertarikan pada suatu pekerjaan; nama populer, brosur, baliho, media sosial,
surat kabar.
6. People meliputi: tenaga pengajar (dosen), pimpinan Perguruan tinggi dan Tenaga
administrasi.
7. Proses meliputi orientasi spesialisasi, masa depan karir, kerjasama ekstenal,
kesempatan magang, praktikum dan hubungan alumni dan di tambah dua variabel
lain yaitu:
8. Faktor ekonomi berupa penghasilan orang tua. dan
9. Faktor Issu Positif perubahan status dari STAIN Malikussaleh Lhokseumawe
menjadi IAIN Lhokseumawe.
Dari 55 faktor tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis faktor sehingga
nantinya akan dapat dilihat faktor-faktor apa yang lebih dominan dan berpengaruh dalam
pengambilan keputusan pada pemilihan prodi/jurusan.
Tabel 2.1. Kerangka pemikiran
Product 1. Kurikulim (X1) Analisis
faktor
Faktor-faktor
dominan yang
mempengaruhi
dalam keputusan
memilih jurusan
2. Silabus (X2)
3. Citra/ImageX3)
4. Akreditasi (X4)
5. Kualitas Pendidikan(X5)
6. Kegiatan Kemahasiswaan (X6)
7. Sistem Pendidikan (X7)
8. Waktu Penyelesaian (X8)
Price 1. biaya pendidikan (SPP) (X9) Analisis
faktor
Faktor-faktor dominan
yang mempengaruhi
dalam keputusan
memilih jurusan
2. Persyaratan pembayaran(X10)
3. Potongan Biaya pendidikan
(X11)
4. Ketersediaan Beasiswa (X12)
5. Biaya Hidup (X13)
6. Biaya pendaftaran (X14)
7. Uang pembangunan (X15)
8. Sumbangan lainnya(X16)
Place 1. Lokasi Kampus (X17) Analisis
faktor
Faktor-faktor dominan
yang mempengaruhi
dalam keputusan
memilih jurusan
2. Transportasi Umum (X18)
3. Kota Pendidikan (X19)
4. Keamanan Lingkungan (X20)
Promotion 1. Keluarga (X21) Analisis
faktor
Faktor-faktor dominan
yang mempengaruhi
dalam keputusan
memilih program
studi/jurusan
2. Teman (X22)
3. Guru (X23)
4. Jumlah peminat (X24)
5. Daya tampung Jurusan (X25)
6. Kemudahan masuk Jurusan
(X26)
7. Media cetak (X27)
8. Kemudahan memperoleh
pekerjaan(X28)
9. Pengembangan potensi diri (X29)
10. Prospek karir dari suatu
pekerjaan dimasa depan(X30)
11. Peluang kerja yang diharapkan
(X31)
12. Gaji yang diharapkan (X32)
13. Media sosial (X33)
14. Nama Populer (X34)
15. Surat kabar (X35)
16. status sosial yang diharapkan
(X36)
17. ketertarikan pada suatu
pekerjaan (X37)
Physical
Evident
1. Gegung (X38) Analisis
faktor
Faktor-faktor dominan
yang mempengaruhi
dalam keputusan 2. Kelengkapan fasilitas Jurusan
(X39)
3. Kondisi lingkungan jurusan
(X40)
memilih jurusan
4. Perpustakaan (X41)
5. Jumlah Peralatan Mengajar
(X42)
6. Keadaan ruang kuliah (X43)
7. Jumlah Laboratorium (X44)
8. Fasilitas Komputer (X45)
9. Fasilitas olah raga (X46)
10. Asrama (Makhad) (X47)
Process 1. Orientasi spesialisasi (X48) Analisis
faktor
Faktor-faktor dominan
yang mempengaruhi
dalam keputusan
memilih jurusan
2. Masa depan karir (X49)
3. Kerjasama eksternal (X50)
4. Kesempatan magang (X51)
5. Praktikum (X52)
6. Hubungan alumni (X53)
Ekonomi 1. Penghasilan Orang tua (X54) Analisis
faktor
Faktor-faktor dominan
yang mempengaruhi
dalam keputusan
memilih jurusan
Issu
Positif
1. perubahan status dari STAIN
Malikussaleh Lhokseumawe
menjadi IAIN Lhokseumawe.
(X55)
Analisis
faktor
Faktor-faktor dominan
yang mempengaruhi
dalam keputusan
memilih program
studi/jurusan
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode dan proses penelitian yang digunakan adalah mixed methods research
(MMR) yang menggabungkan dua cara penelitian (kualitatif dan kuantitatif) sekaligus
dalam satu aktivitas kegiatan penelitian dan sering pula disebut metode campuran.
Sehingga data yang ditemukan dan dihasilkan berupa informasi yang lebih lengkap dan
komprehensif, valid, reliabel dan objektif. Secara sederhana, simpel dan sangat mudah
model penelitian campuran ini dapat di ilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Model Penelitian MMR (mixed methods research)
Model penelitian campuran ini menempatkan pendekatan strategi kuantitatif
terlebih dahulu untuk mengumpulkan data dan menganalisis informasi kuantitatif
kemudian di ikuti oleh penghimpunan dan menganalisis uraian data, informasi kualitatif
yang dibangun berdasarkan efek hasil awal dari penelitian kuantitatif. Tujuan metode
penelitian campuran (MMR) ini diharapkan mampu untuk menghasilkan penelitian yang
lebih berkualitas.
Populasi & Sampel
Populasi (komunitas) adalah keseluruhan subjek yang ada pada penelitian (Arikunto, 2002:
108). Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh warga fakultas FEBI Lhokseumawe
yang berasal dari sejumlah anggota mahasiswa pada semester tiga dan lima di jurusan
perbankan syariah dan akuntansi syariah tahun 2017 dan kedua 2018 yang berjumlah 204
mahasiswa/i, yang lebih representatif di rincikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1. Kuantitas pada jumlah mahasiswa Jurusan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Lhokseumawe
Jurusan Tahun 2017 Tahun 2018 Total
Perbankan syariah 23 Mahasiswa 98 Mahasiswa 121 mahasiswa
Akuntansi syariah 8 Mahasiswa 75 Mahasiswa 83 mahasiswa
Total 31 mahasiswa 173 mahasiswa 204 mahasiswa
(sumber: sub bag akademik tahun 2018)
Sampel adalah spesimen dari wakil sebagian masyarakat yang diteliti (Arikunto,
1987:104). Pemaparan Sugiyono (2001:73) tentang keterangan defenisi sampel ialah
jumlah kuantitas perwakilan dari sejumlah orang yang meliputi bagian karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Umar (2000:146) Penjelasan metode dan cara
menentukan sampel pada penelitian ini di putuskan dengan menggunakan rumus Slovin
berikut:
n = 𝑁
1+(𝑁 𝑥 𝑒2)
n : Sampel
Quantitative Selection
Qualitatif Interpretation
- Data Collection
- Data Analyze
- Result Of Quantitative Analyze
- Data Collection - Data Analyze
Overall Data
N : Populasi
e : Persentase (%) kebebasan dari ketidaktelitian karena kealpaan dan kesalahan pada
waktu pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir dengan penyimpangan yang
masih dikatakan wajar (sebesar 0,10 atau 10%).
Berdasarkan rumus diatas ditemukan sampel berjumlah:
n = 𝟐𝟎𝟒
𝟏+(𝟐𝟎𝟒𝒙 𝟏𝟎%𝟐) = 67,11
Dengan demikian sampel penelitian sebanyak 67 orang mahasiswa dari kedua jurusan.
Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional stratified random sampling
(PSRS) Pemilihan teknik stratified random sampling didasarkan pada alasan bahwa ukuran
populasi mahasiswa semester 1 dan 3 dari kedua jurusan yang berbeda dan ukuran sampel
yang diinginkan agar proporsional sesuai dengan jumlah mahasiswa di setiap semester dan
jurusannya masing-masing. Dimana ditetapkan responden dari S-1 Akuntansi syariah
semester 5 sebanyak 3 orang, S-1 Akuntansi syariah semester 3 sebanyak 25 orang, S-1
perbankan syariah semester 5 sebanyak 7 orang dan S-1 Perbankan Syariah semester 3
sebanyak 32 orang.
Tabel 3.2. Jumlah Responden di Jurusan Baru
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Lhokseumawe
Jurusan Tahun 2017 Tahun 2018 Total
Jumlah
Mhsw
%
Sampel Jumlah
Mhsw
%
Sampel Jumlah
Mhsw
% Sampel
Perbankan
Syariah
23
orang
11% 7 orang 98
orang
48% 32 orang 121
orang
59% 39 orang
Akuntnasi
Syariah
8 orang 4% 3 orang 75
orang
37% 25 orang 83 orang 41% 28 orang
Total 31
orang
15
%
10
orang
173
orang
85% 57 orang 204 100% 67 orang
Teknik pengumpulan data
Data, bukti dan keterangan yang di ambil berupa data kualitatif dan kuantitatif yang
saling berhubungan, menunjang dan terkait satu sama lain. Data diperoleh tidak hanya dari
bukti, fakta, kuisioner, dan wawancara, yang dibagikan kepada responden namun data
yang di kumpulkan dalam penelitian ini juga menggunakan:
a. Studi Literatur dan Dokumentasi (SL&D)
Yakni kumpulan dan gabungan data skunder yang dibutuhkan dalam penelitian dan dapat
digunakan melalui proses metode SL&D. Data sekunder terdiri dari artikel jurnal, buku,
conference proceeding, dan penelitian ilmiah terkait. Dalam penelitian ini, studi literatur
dan dokumentasi dengan topik yang berkaitan dengan penelitian dilakukan untuk
membahas konsep dan teori. Semua itu, sebagai tambahan wawasan dan pemahaman dasar
peneliti dalam menyusunan kerangka pemikiran sebagai landasan konseptual.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data yang
faktual di lapangan. Creswell (2005) menyatakan bahwa observasi dari sistem pengamatan
yang dilakukan peneliti dalam rangka mengumpulkan data terhadap obyek penelitiannya
seperti mengamati perilaku, sikap, tabiat dan gerak gerik aktivitas kegiatan individu di
lokasi kejadian. Mengobservasi dapat dilakukan dengan cara penglihatan, pendengaran,
penciuman, pengecap dan peraba. Di dalam artian pantauan penelitian dengan observasi
dapat dilakukan melalui proses tes kuisioner, rekam suara dan rekam gambar, observasi ini
dilakukan dengan 2 cara yakni: (1). Pantauan observasi non sistematis dan acak-acakan,
dilakukan dengan cara tidak menggunakan instrumen perlengkapan pengamatan. (2).
Observasi sistematis analitis, dilakukan dengan sistem pengamatan menggunakan panduan
pedoman sebagai instrumen pengamatan (Arikunto 2006:157).
c. Wawancara Informan Kunci/ In-Depth Interview
Wawancara pada informan kunci dalam penelitian ini dipilih dengan prinsip non-
probability sampling dimana masing-masing informan memperkaya penelitian dengan data
kualitatif yang berada pada tingkat sampling di luar dan dalam pemberi keputusan jasa
pendidikan. Teknik dan metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Informan kunci yang diwawancarai adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Pengambilan dan Menentuan Pilihan Keputusan Mahasiswa
No Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Informasi yang dibutuhkan
Informan Kriteia Jumlah
1 Mahasiswa
itu sendiri
Mahasiswa jurusan baru FEBI
IAIN Lhokseumawe
67
Orang Pilihan jurusan dengan
peluang kerja yang
bergengsi dan mapan
Tantangan dan peluang
kerja di masa yang akan
datang
Pemanfaatan peluang bagi
jurusan baru yang masih
jarang ada di daerah dan
tantangan status akresitasi
jurusan belum ada
Tantangan dan peluang
magang dalam
pemanfaatan instansi
pemerintah dan swasta
sebagai sarana menguji
kemampuan diri
Langkah strategis dalam
upaya memperkenalkan
jurusan baru FEBI IAIN
Lhokseumawe
2 Orang tua Orang tua mahasiswa 7
Orang
3 Guru Guru tempat sekolah asal
mahasiswa
7
Orang
4 Teman/rekan
sejawat
Teman tempat sekolah asal dan
lingkungan rumah asal
mahasiswa
7
Orang
5 Keluarga
(kakak, adik,
paman, dan
bibi dari
mahasiswa)
Keluarga (kakak, adik, paman,
dan bibi dari mahasiswa)
7
Orang
Teknik Analisis Data
Mekanisme analisis data untuk data evidensi kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan analisis faktor. Analisis ini digunakan untuk menemukan sejumlah observasi
yang dipandang terinterkorelasi, untuk menetapkan apakah variasi-variasi yang terlihat dalam
pengataman ini berdasaran atas sejumlah kategori dasar yang nilainya lebih sedikit daripada
yang tercermin dalam observasi (Sumadi Suryabrata, 2001 : 274 ).
Variabel dalam analisis faktor tidak dikelompokkan menjadi variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Namun seluruh variabel set berhubungan
sebagai interdependent antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Sehingga proses
model mekanisme seperti ini sering di sebut dengan teknik interdependensi
(interdependence technique). (Supranto, 2004:113-114). Variabel Penelitian ini terdiri atas
komponen faktor 7P (product, price atau harga, place atau tempat, promotion, physical
evident atau bukti fisik, People atau orang dan Process) dan unsur-unsur yang terkait di
dalam 7P tersebut seperti yang telah di paparkan pada halaman kerangka berfikir, di
tambah dengan variabel ekonomi dan faktor issu positif yang mungkin dapat
mempengaruhi keputusan calon masahiswa memilih jurusan khususnya pada FEBI IAIN
Lhokseumawe. Hal ini sejalan dengan buah pikiran yang dikemukakan oleh (James &
Philips dalam Wijaya (2016:68)) Analisis faktor ini digunakan untuk mereduksi dan mendegradasi data untuk meringkas
variabel yang lebih banyak diubah menjadi jumlah variabelnya lebih sedikit. Dalam penelitian
ini analisis faktor digunakan untuk mengungkap faktor-faktor mana saja yang memberikan
pengaruh terhadap keputusan memilih jurusan akuntansi syariah dan perbankan syariah di
IAIN Lhokseumawe, dengan rumus sebagai berikut :
X1 = Ai1F1+Ai2F2…………AikFk+Ul
Dimana :
Xl = item/variabel dalam faktor
F1-k = faktor-faktor
A1-k = nilai Konstanta
Ul = variabel-variabel unik (Setyadin, 1997 : 4)
Dalam menghitung analisis faktor digunakan Program SPSS for Windows 22 akan
dilakukan teknik analisis uji Bartlett’s Test of Sphericity (BTS), dan uji korelasi Product
Moment Pearson (PMP). Analisis ini menjadi telaah pada uji hipotesis statistik matematik
yang digunakan untuk mengetahui dan membahas interdependensi antar item-item yang
menjadi indikator suatu variabel faktor. Analisis ini berguna untuk mendeklarasikan bahwa
setiap yang menjadi indikator dari variabel-variabel pemilihan Jurusan tidak berkorelasi atau
kolinearitas antara satu sama lain. Apabila terbukti ada alasan dari indikator variabel pemilihan
Jurusan yang saling berinteraksi dan berkorelasi, maka salah satunya tidak perlu di analisis
lebih lanjut, karena mencerminkan atas hal atau aspek yang sama. Setyadin (1997 : 6 )
menyatakan apabila terdapat koefisien korelasi (rxy) lebih besar dari 0,80 maka item tersebut
gugur.
Correlation Matrix
Analisis ini merupakan sajian hasil analisis korelasi antar item yang menjadi indikator dari
faktor-faktor pertimbangan pemilihan prodi yang menunjukan korelasi (r) antar item satu
dengan item yang lain, yang mungkin dapat atau tidak dapat dimasukan dalam persamaan
analisis faktor.
a. Communality
melambangkan jumlah varian dari versi analisis yang disumbangkan oleh suatu variabel
dengan variabel lainnya yang terangkum dalam cakupan analisis (J. Supranto, 2004:116).
Kajian pada Analisis ini menunjukan gambaran seberapa jauh variabel terukur mempunyai ciri
yang dimiliki oleh variabel-variabel lainnya. Selanjutnya koefisien communality disebut cukup
efektif dan berdayaguna apabila bernilai >50%
b. Eigenvalue
ialah mewujudkan dan membuat jumlah varian pada setiap versi yang dijelaskan oleh setiap
faktor. Faktor yang memiliki nilai eigenvalue lebih besar dari nilai 1 (>1), maka variabel
tersebut akan langsung secara otomatis dimasukan ke dalam model.
c. Faktor Loading
membentuk hubungan korelasi sederhana antara variabel dengan faktor, atau dapat dikatakan
bahwa besarnya hubungan muatan korelasi suatu variabel. Maka dapat dimasukan sebagai
indikator pada sebuah faktor jika mempunyai nilai loading faktor lebih besar dari >0,50
d. Kaiser-Mayer-Olkin atau KMO
merupakan ukuran tingkat kelayakan sampel secara representatif, yang dijadikan suatu indeks
dan dapat digunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor dari variabel-variabel 7P yang
mempengaruhi pilihan calon mahasiswa pada jurusan akuntansi syariah dan perbankan syariah
di kampus PTKAIN FEBI IAIN Lhokseumawe. Nilai koefisien KMO antara 0,50 sampai
dengan 1,0 (0,5-1,0) memberikan arti bahwa analisis variabel faktor sudah dilakukan dengan
tepat dan benar sedangkan jika kurang dari 0,50 analisa faktor menjabarkan penyelidikan yang
tidak tepat atau tidak sempurna (Supranto, 2004:118).
Sebelum mengumpulkan data, peneliti terlebih dahulu rancang instrumen
pengumpul data yang berupa kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan hasil
rancangan Pasaribu (2008:16) dengan beberapa penambahan variabel. Kuesioner yang
disebarkan sebanyak 67 orang sampel ini sudah dirasa cukup dan memenuhi syarat analisis
statistik. Kuesioner disusun dengan beberapa butir daftar pertanyaan dari indikator-
indikator yang akan dapat mengungkap faktor-faktor yang memengaruhi keputusan
mahasiswa memilih pada jurusan akuntansi syariah dan perbankan syariah di lingkungan
IAIN Lhokseumawe. Adapun yang menjadi kriteria penilaian dapat dilihat dari Tabel 3
berikut.
Tabel 3.4
Skor Jawaban Pertanyaan
Penilaian Faktor Bobot
Tinggi/ Sangat Memotivasi 3
Sedang/Cukup Memotivasi 2
Rendah/Kurang Memotivasi 1
Sebelum angket digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu angket akan diujicobakan.
Setelah di analisis Angket ujicoba akan menjadi angket penelitian. Langkah-langkah dan atau
prosedur yang harus dilakukan dalam pengumpulan dan pengambilan data angket ujicoba
adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Membuat kisi-kisi angket/kuesioner dengan beberapa variabel dan sub variabel yang
akan diungkap dengan batasan sesuai degnan judul penelitian.
b. Membuat pernyataan kuisioner sesuai dengan kisi-kisi penelitian yang sudah dibuat.
2. Tahap Pelaksanaan
Pengambilan data ujicoba dilaksanakan pada mahasiswa akuntansi syariah dan perbankan
syariah semester 3 dan 5 yang berjumlah 67 orang mahasiswa.
3. Tahap analisis Instrumen
a. Menentukan validitas; sebagai tingkat kebenaran dan kesahihan suatu ukuran instrumen.
Sebuah instrumen dikatakan sesuai dengan validitasnya apabila ukuran yang ditetapkan
sudah memenuhi standar keabsahan, kebenaran dan kevaliditan. Untuk mengukur
validitas dan tidak validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor satu variabel
tertentu dengan skor total, dengan menggunakan product moment correlation dengan
angka dasar yang ditemukan oleh Pearson, sebagai berikut :
𝑟𝑥𝑦 =N ∑ xy − (∑ x) (∑ y)
√{N ∑ x2
− (∑ x)2}{N ∑ y2
− (∑ y)2}
Dimana
rxy = validitas instrumen
X = jumlah skor faktor tertentu
Y = jumlah skor total (Arikunto, 2002:155)
Sedangkan untuk menentukan keabsahan dan keyakinan kebenaran instrumen ditentukan
dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi dengan tabel
nilai koefisien (r0) pada taraf derajat signifikansi 5% atau tingkat kepercayaan 95%.
Apabila rxy ≥ r tabel → valid
Apabila rxy < r tabel → tidak valid
Setelah diketahui hasil uji validitas angket jika memiliki harga atau jika harga r hitung > r
tabel maka butir soal pernyataan tersebut adalah valid dan menyakinkan sehingga dapat
digunakan dalam pengambilan data pemilihan keputusan.
Reliabilitas Instrumen
Reliabel artinya dapat dipercaya dan teruji. Dalam teknik uji reliabilitas dipakai rumus
alpha seperti dibawah ini.
𝑟11 =(K)
(K − 1) {1 −
∑ σ𝑏2
σ𝑡2}
Keterangan
r11 = reliabilitas perbutir soal penyataan atau keterandalan instrumen
k = banyaknya jumlah butir soal peryataan
Σσb2 = jumlah varians per butir soal
Σσt2 = total varians
Setelah diketahui koefisien reliabilitas lalu dibandingkan dengan nilai r tabel pada taraf
signifikansi 5% (0,05).
Apabila r 11 hitung ≥ r 11 tabel → reliabel
Apabila r 11 hitung ≤ r 11 tabel → tidak reliabel
Apabila Hasil uji reliabilitas angket per butir soal peryataan memperoleh harga r11>r tabel
pada tingkat signifikan (α 5%) pada N berjumlah = 67 responden. maka instrumen tersebut
reliabel dan bisa dijadikan sebagai pengambilan data kuisioner penelitian. Data dikumpulkan
dengan prosedur Metode Kuesioner atau angket langsung dan tertutup. Data yang diperoleh
dari butir-butir pernyataan angket dapat digunakan dalam memperoleh informasi dari
responden tentang pengalaman, keyakinan dan motivasi (dorongan) pribadi responden.
Kelebihan dari metode wawancara terstruktur dan kuisioner yaitu dapat mempermudah
responden untuk menjawab pertanyaan, karena responden tinggal memilih jawaban yang ada
sesuai dengan keadaannya. (Arikunto, S, 2002:128-129).
Sedangkan pola pendekatan kualitatif digunakan untuk menghimpun seluruh data
informasi yang sifatnya lebih mendalam, akurat dan sesuai dengan kondisi di lapangan
(Neuman, 2006:46). Pendekatan ini menuntut supaya peneliti mengambil kesimpulan
berdasarkan pandangan-pandangan dari informan/responden. Agar perolehan data analisis
kualitatif lebih akurat,tepat, eksplisit dan mendalam dilakukan dengan metode triangulasi
yang di dalamnya meliputi reduksi data, penyajian informasi data, dan menarik kesimpulan
dari data yang telah terkumpul baik diperoleh melalui wawancara maupun soal pernyataan
kuisioner dan telah memadai untuk menghasilkan data yang sangat baik dan akurat.
1. Reduksi data, merupakan proses penyeleksian atau merangkum data yang diperoleh
dari kajian terdahulu dan hasil menelaah buku yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan. Kemudian difokuskan dan disederhanakan semua data dari awal sampai
akhir sehingga data tersusun secara runut dan sistematis.
2. Penyajian data, setelah semua data direduksi, maka dilakukan langkah penyajian data
dengan cara menyusun naratif sejumlah informasi yang akan dikumpulkan berupa
keputusan atas pemilihan jurusan pada sebuah perguruan tinggi khususnya IAIN
Lhokseumawe dan pelaksanaan atas pilihan yang telah ditetapkan.
3. Menarik kesimpulan dan memverifikasi keputusan merupakan kegiatan akhir dalam
suatu penelitian. Pada kegiatan ini penulis menjawab rumusan masalah penelitian yang
telah ditetapkan pada awal penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Sketsa Lokasi Penelitian
1. Riwayat Lahirnya IAIN Lhokseumawe
STAIN Malikussaleh atau Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Malikusaleh
Lhokseumawe merupakan yayasan milik Pemerintah Daerah (PEMDA), dan berdiri pada
tanggal 12 Juni 1969. Pada masa itu bernama Akademik Ilmu Agama (AIA) Lhokseumawe
yang dirintis dan digagas oleh Drs. Tgk.H.A. Wahab Dahlawi yang juga menjabat sebagai
Bupati daerah tingkat dua Aceh Utara berserta beberapa tokoh masyarakat lainnya.
Diantaranya ada Bapak Drs. H. A. Gani El Ahmady bersama dengan Bapak Drs. H. Razali
A. Gani. Selanjutnya berdasarkan hasil keputusan rapat Pimpinan Yayasan Perguruan
Tinggi (YPT), pada tanggal 24 Mei 1972 AIA berubah bentuk dan namanya menjadi
PerguruanTinggi Islam Malikussaleh (PERTIM). Seiring perjalanan waktu PERTIM terus
mengalami kemajuan, perkembangan dan progres pertumbuhan yang mendapat respon
positif dari masyarakat luas, hingga tahun 1975 namanya beralih menjadi Fakultas Syariah
PERTIM yang merupakan filial atau kelas jauh dari Fakultas IAIN Ar- raniry Banda Aceh.
Pada tanggal 15 Mei 1980 dilaksanakan kembali rapat pengurusan yayasan dengan
putusan sebagai berikut: (1). membentuk pengurusan yayasan baru dan (2). megubah nama
Perguruan Tinggi menjadi Yayasan Pendidikan Malikussaleh. Pada periode 1990-1993
terjadi peralihan dan pergantian nama, yakni Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) dengan
status terdaftar dan wisuda perdana diadakan pada tahun 1994 dengan jumlah anggota 64
orang.
Penghargaan dari Departemen Agama (DEPAG) R.I terhadap eskalasi peningkatan
status STIS Malikussaleh menjadi di akui di tahun 1996-2001 mendapatkan pelorehan
tambahan satu jurusan Tarbiyah dengan status peringkat terdaftar sesuai dengan keputusan
dan ketetapan SK Menteri Agama RI tahun 1996 Nomor.181. Ditahun yang sama juga
terjadi proses transformasi alterasi nama lembaga menjelma menjadi Sekolah Tinggi
Agama Islam Malikussaleh (STAIM) Lhokseumawe dengan 2 (dua) tambahan komplemen
jurusan. Pertama jurusan Syariah dan kedua jurusan Tarbiyah. Pada bulan Juni tahun 2001
kepemimpinan Drs. H.A. Muthalib Hasan berakhir dan berdasarkan keputusan senat yang
dituangkan kedalam SK, STAIM dipimpin oleh Bapak Dr. Hafifudin, M. Ag untuk periode
masa jabatan 2001-2005. Dibawah kepemimpinan beliau mulai dilakukan estafet untuk
pengembangan-pengembangan kampus dengan melakukan elaborasi pada pantauan dan
pembangunan manajemen dalam persiapan-persiapan demi tercapainya penegerian
lembaga. Pada tanggal 5 Januari tahun 2004, efek dari perjuangan dan kerja keras tersebut
terwujudlah Penegerian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh
Lhokseumawe dengan penandatanganan Surat Keputusan atau SK Presiden RI, oleh
Magawati Soekarno Putri No.02 tentang Penegerian STAIN Malikussaleh Lhokseumawe.
STAIN Malikussaleh Lhokseumawe selaku institusi Perguruan Tinggi Islam tidak
hanya sekedar harus mampu memenuhi dan menjawab problematika serta urusan umat
masa depan tetapi juga bisa mengakomodir semua perkembangan pemikiran dan ide untuk
terus memajukan pendidikan. Guna mewujudkan keinginan tersebut, perlu sikap
profesional dan memberdayakan insan kampus yang mandiri. Karena nya STAIN
Malikussaleh diharapkan mampu menjadi poros utama yang sangat esensial dalam
mempersiapkan dan mengembangkan insane pada berbagai disiplin ilmu. Sikap
professional ini dapat diwujudkan dengan Sumber Daya civitas akademika yang dimiliki
agar dapat melahirkan insane akademis yang dinamis. Tidak hanya masalah dan urusan itu,
namun STAIN Malikussaleh diharapkan juga menjadi sebuah lembaga dan institusi yang
otonom dengan mengedepankan nilai-nilai kejujuran ilmiah.
Untuk mewujudkan tekad dan cita-cita tersebut, STAIN Malikussaleh dihadapkan
pada berbagai macam kendala. Kendala-kendala dan rintangan yang menghadang ini tidak
akan menyurutkan semangat civitas akademika STAIN Malikussaleh Lhokseumawe, tetapi
terus berusaha secara maksimal. Tekad ini lah yang diharapkan dapat menjadi spirit bagi
insane akademis STAIN dalam mewujudkan obsesi dan mewujudkan Lembaga Pendidikan
yang handal. Untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan, STAINM menjalin hubungan
kerja sama dengan berbagai macam pihak institusi atau lembaga. Baik lembaga
pemerintahan maupun swasta dan ini menjadi tombak sekaligus tolak ukur yang sangat
menentukan tercapai atau tidaknya cita-cita tersebut.
Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Malikussaleh Lhokseumawe di dirikan
berdasarkan Surat Keputusan Presiden Rebublik Indonesia Nomor 72 tahun 2016 tentang
perubahan bentuk struktur dan sistem susunan serta status dari STAIN Malikussaleh
Lhokseumawe. IAIN Malikussaleh Lhokseumawe lahir dengan 4 fakultas yaitu fakultas
syariah, fakultas tarbiyah, fakultas ushuluddin dan dakwal dan yang terakhir adalah FEBI.
Keempat dari fakultas ini harus di kelola, diatur, dijaga dan dioperasikan dengan baik,
benar dan tepat agar bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing serta
berintegritas untuk kemajuan pendidikan. FEBI IAIN Lhokseumawe adalah Fakultas yang
terbentuk setelah terjadinya peralihan status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe menjadi IAIN Lhokseumawe. Kendati baru
diresmikan pada tahun 2016 kiprah FEBI IAIN Lhokseumawe telah dimulai sejak
didirikannya jurusan syariah dengan prodi ekonomi islam pada masa itu.
Keberadaan dan eksistensi FEBI IAIN Lhokseumawe di tengah-tengah masyarakat
diharapkan mampu menyahuti kebutuhan dan keinginan SDM di bidang ekonomi syariah
yang terus tumbuh, berkembang dan meningkat setiap tahunnya. Apalagi sejak
diundangkannya Qanun Nomor 11 tahun 2018 tentang semua Lembaga Keuangan yang
beroperasi di Aceh harus sudah berprinsip syariah paling lama sampai Januari 2022.
Laporan tahunan Islamic Development Bankpun mengumumkan hal yang serupa bahwa
hasil perhitungan dan prediksi industri perbankan syariah akan tumbuh lebih dari 15% per
tahun. Kesenjangan dan ketimpangan disparitas yang terjadi antara industri keuangan
syari’ah yang terus berkembang dengan ketersediaan sumberdaya manusia syari’ah yang
dirasa masih sangat rendah, dan minim, maka pendidikan dan pengajaran serta pelatihan
merupakan cara yang paling masuk akal untuk mengatasinya. FEBI sangat serius
menyiapkan SDM berupa tenaga-tenaga praktis tersebut agar bisa bekerja di industri
keuangan syari’ah dan menyiapkan ahli yang dapat membangun, mengembangkan dan
memajukan sisi keilmuan ekonomi syari’ah. Dari kuasa tangan merekalah nantinya akan
lahir praktisi-praktisi ekonomi syari’ah yang unggul.
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran a. Visi
Menjadi Perguruan Tinggi Islam yang unggul dan berwawasan global dalam
pendidikan, penelitian, dan pengabdian bagi masyarakat.
b. Misi
1.) Menciptakan Sarjana yang cerdas dan berakhlak mulia
2.) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat
3.) Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang islami melalui
pengkajian dan penelitian ilmiah; dan
4.) Membangun kerjasama tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk
pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan institusional.
c. Tujuan
1.) Berikan akses pendidikan tinggi keislaman yang lebih besar untuk masyarakat
2.) Menyediakan sumber daya manusia yang terdidik dan berkualitas; dan
3.) Membantu menyelesaikan masalah keislaman, kemasyarakatan, dan kebangsaan
3. Visi dan Misi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam VISI
Unggul, Berperadaban, Berjiwa Enterpreneur, Berwawasan Global dan Kearifan
Lokal pada Tahun 2042
MISI
1) Menyelenggarakan Pendidikan dan Pengajaran Inovatif dan Dinamis di Bidang
Ekonomi dan Bisnis Islam.
2) Menanamkan Jiwa Pengusaha yang Inovatif dan Kreatif untuk Menciptakan
Lapangan Kerja dan Memenuhi Kebutuhan Pasar dan Dunia Usaha.
3) Mengembangkan Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Berbasis Riset.
4) Melakukan Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset.
5) Menjalin Kerjasama Lintas Jaringan di Tingkat Nasional Juga Internasional.
B. PENGARUH KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMILIH JURUSAN AKS
DAN PBS (JURUSAN BARU) DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
(FEBI) IAIN LHOKSEUMAWE 1. Karakteristik Responden
Data karakteristik informan mendeskripsikan penjelasan untuk semua gambaran
kondisi informan sebagai pemberi informasi tambahan untuk memahami hasil penelitian.
Karakteristik informan dan responden dalam penelitian ini terdiri dari:
Kekhususan Gender
Adapun data mengenai jenis khekususan gender atau sering di sebut dengan jenis
kelamin informan dan atau karakteristik responden dalam penelitian ini bisa kita lihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Jenis_Kelamin
Frekuensi Persen Valid Persen Cumulative
Persen
Valid Laki-laki 13 19,4 19,4 19,4
Perempuan 54 80,6 80,6 100,0
Total 67 100,0 100,0
Sumber: Data Output SPSS Versi 22
Tabel 4.1 menjelaskan bahwa responden dalam penelitian ini pada tabel jenis kelamin
laki-laki berfrequency atau berjumlah 13 orang dengan tingkat persentase 19,4%.
Sedangkan pada tabel jenis kelamin perempuan berfrequency atau berjumlah 54 orang
dengan tingkat persentase 80,6%. Hal ini membuktikan dan menerangkan bahwa sebagian
besar informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa berjenis kelamin perempuan.
Untuk lebih jelasnya berikut gambar pie chart jenis kelamin informan yang
dijadikan sampel pada penelitian ini:
Tahun dan Angkatan Masuk Perguruan Tinggi
Adapun data mengenai tahun masuk Perkuliahan responden pada penelitian ini kita
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Tahun Masuk Tahun_Masuk
Frekuensi Persen Valid Persen Komuatif persen
Valid 2017 10 14,9 14,9 14,9
2018 57 85,1 85,1 100,0
Total 67 100,0 100,0
Sumber: Data tahun 2018 Output SPSS Versi 22
Tabel 4.2 menggambarkan bahwa informan dalam penelitian ini masuk kuliah tahun 2018
atau angkatan ke-2 berfrequency atau berjumlah 57 orang dengan tingkat persentase
85,1%. Sedangkan pada tabel tahun masuk 2017 atau angkatan pertama berfrequency atau
berjumlah 10 orang dengan tingkat persentase 14,9%. Hal ini dibuktikan dan ditunjukkan
dari hasil output tabel di atas bahwa sebagian besar responden adalah mahasiswa angkatan
kedua atau masuk pada tahun 2018.
Untuk lebih jelasnya berikut gambar pie chart tahun masuk responden yang
menjadi sampel dalam penelitian ini:
Semester
Mengenai hal data semester responden dalam riset penyelidikan ini dapat kita amati
pada tabel semester dibawah ini:
Tabel 4.3 Semester Semester
Frekuensi Persen Valid Persen Komulatif
persen
Valid 3 57 85,1 85,1 85,1
5 10 14,9 14,9 100,0
Total 67 100,0 100,0
Sumber: Data olahan SPSS Versi model 22
Tabel 4.3 di atas memperlihatkan dan memberitahukan bahwa responden semester 3 pada
penelitian ini berfrequency atau berjumlah 57 orang dengan tingkat persentase 85,1%.
Sedangkan pada semester 5 berfrequency atau berjumlah 10 orang dengan tingkat
persentase 14,9%. Hal ini mengungkapkan dan menerangkan bahwa kebanyakkan atau
sebagian besar responden ini adalah mahasiswa/i semester 3.
Data diatas diperjelas dalam bentuk tampilan gambar pie chart semester responden
yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
Jurusan
Mencermati data responden untuk data jurusan dalam penelitian, dapat kita lihat
seperti pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Jurusan
Jurusan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid PBS 39 58,2 58,2 58,2
AKS 28 41,8 41,8 100,0
Total 67 100,0 100,0
Sumber: Data olahan SPSS Tipe 22
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini pada tabel Jurusan
AKS berfrequency atau berjumlah 28 orang dengan tingkat persentase 41,8%. Sedangkan
pada tabel jurusan PBS berfrequency atau berjumlah 39 orang dengan tingkat persentase
58,2%. Hal ini memperlihatkan dan menerangkan bahwa sebagian besar responden adalah
mahasiswa jurusan PBS.
Secara eksplisit dan spesifik dapat dijelaskan seperti gambar pie chart Jurusan
dibawah ini:
2. Bukti Uji Validitas dan Uji Reabilitas
Hasil pengkajian riset yang menggunakan kuesioner dan angket sebagai instrumen
dalam pengumpulan data akan sangat bergantung kepada baik buruknya kuesioner yang
digunakan. Untuk menguji ketetpatan pertanyaan dalam kuesioner digunakan analisis
validitas, sedangkan untuk menguji konsistensi dari seluruh pertanyaan yang digunakan
dalam kuesioner dilakukan dengan analisis reliabiltas.
Bukti Statistik Uji Validitas Data
Validitas membuktikan serta menerangkan seberapa besar suatu alat ukur yang
dipakai untuk mengukur tingkat keyakinan dapat dikatakan logis atau dipercaya. Butir soal
pernyataan dikatakan valid dan logis apabila korelasi rhitung> rtabel. Jika rhitung> rtabel, maka
setiap butir pertanyaan atau variabel tersebut dikatakan valid. Untuk melakukan uji
validitas, peneliti menggunakan bantuan SPSS for windows 22.
Hasil perhitungan yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan untuk
menunjukkan validitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas
Item
Pertanyaan rhitung
rtabel
(N=67) Hasil
A1 0,326 0,199 Valid
A2 0,409 0,199 Valid
A3 0,550 0,199 Valid
A4 0,332 0,199 Valid
A5 0,432 0,199 Valid
A6 0,531 0,199 Valid
A7 0,554 0,199 Valid
A8 0,601 0,199 Valid
A9 0,518 0,199 Valid
B1 0,753 0,199 Valid
B2 0,611 0,199 Valid
B3 0,666 0,199 Valid
B4 0,771 0,199 Valid
B5 0,552 0,199 Valid
B6 0,740 0,199 Valid
B7 0,340 0,199 Valid
B8 0,527 0,199 Valid
C1 0,757 0,199 Valid
C2 0,619 0,199 Valid
C3 0,385 0,199 Valid
C4 0,525 0,199 Valid
D1 0,459 0,199 Valid
D2 0,605 0,199 Valid
D3 0,543 0,199 Valid
D4 0,461 0,199 Valid
D5 0,265 0,199 Valid
D6 0,515 0,199 Valid
D7 0,546 0,199 Valid
D8 0,662 0,199 Valid
D9 0,549 0,199 Valid
D10 0,480 0,199 Valid
D11 0,488 0,199 Valid
D12 0,493 0,199 Valid
D13 0,370 0,199 Valid
D14 0,520 0,199 Valid
D15 0,677 0,199 Valid
D16 0,618 0,199 Valid
D17 0,474 0,199 Valid
D18 0,474 0,199 Valid
E1 0,551 0,199 Valid
E2 0,475 0,199 Valid
E3 0,550 0,199 Valid
E4 0,525 0,199 Valid
E5 0,753 0,199 Valid
E6 0,645 0,199 Valid
E7 0,668 0,199 Valid
E8 0,689 0,199 Valid
E9 0,309 0,199 Valid
E10 0,394 0,199 Valid
F1 0,656 0,199 Valid
F2 0,704 0,199 Valid
F3 0,623 0,199 Valid
F4 0,655 0,199 Valid
F5 0,504 0,199 Valid
F6 0,450 0,199 Valid
G1 1,000 0,199 Valid
H1 1,000 0,199 Valid
I1 0,488 0,199 Valid
I2 0,456 0,199 Valid
I3 0,624 0,199 Valid
I4 0,622 0,199 Valid
I5 0,619 0,199 Valid
I6 0,644 0,199 Valid
Sumber: Output SPSS Versi 22 (diolah).
Tabel Uji Validitas di atas mengungkapkan bahwa dari segi ketepatan seluruh butir
pertanyaan yang digunakan dalam mengukur, memiliki tingkat ketepatan akurasi dan
ketelitian yang baik. Ini terlihat pada besarnya nilai angka koefisien validitas yang
ditemukan oleh setiap item pertanyaan. Yang kesemuanya memiliki nilai di atas 0,199 atau
bisa dikatakan rhitung> rtabel, artinya semua item pernyataan adalah valid.
Test Statistik Uji Reliabilitas Data
Sebuah angket dan kuesioner dikatakan handal dan reliabel jika skor jawabannya
lebih besar dari r tabel atau jawaban seseorang terhadap pertanyaan ialah konsisten dan
stabil sepanjang waktu.
Mengenai hasil dan jumlah perhitungan uji reliabilitas pada masing-masing variabel
dapat dilihat pada tabel ini:
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel rAlpha rtabel
(N=67) Hasil
Produk 0,693 0,199 Reliabel
Harga 0,751 0,199 Reliabel
Tempat 0,704 0,199 Reliabel
Promosi 0,732 0,199 Reliabel
Bukti Fisik 0,736 0,199 Reliabel
Proses 0,736 0,199 Reliabel
Ekonomi 1,000 0,199 Reliabel
Isu Positif 1,000 0,199 Reliabel
Keputusan Mahasiswa 0,720 0,199 Reliabel
Sumber: Output SPSS Versi 22 (diolah)
Tabel 4.6 memberitahukan dan mengungkapkan bahwa semua instrumen
dinyatakan reliabel. Hal ini menginstruksikan bahwa skor hasil nilai koefisien reliabilitas
setiap instrumen yang ditunjukkan oleh nilai Cronbach’s Alpha atau rAlpha lebih besar dari
pada rtabel. Di mana rtabel (dengan N=67) yang diambil 0,199.
3. KMO and Bartlett’s Test
Di bawah ini akan disajikan tabel KMO and Bartlett’s Test yang berguna untuk
mengetahui kelayakan suatu variabel dalam penelitian. Akankah dapat diproses lebih lanjut
dengan menggunakan teknik uji analisis faktor atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut
dilakukan dengan cara melihat nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
SamplingAdequacy) pada tabel regress dibawah ini:
Tabel 4.7 KMO and Bartlett’s Test KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,779 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 154,317
Df 36
Sig. ,000
Ketentuan dalam uji KMO test dan uji BTS Test ialah jika nilai KMO MSA test lebih besar
dari 0,50 maka metode uji analisis faktor dapat dilanjutkan. Dari tabel yang diperlihatkan
di atas diketahui bahwa berdasarkan hasil output SPSS, nilai skor uji KMO MSA sebesar
0,779 > 0,50 dan nilai BTS (Sig.) 0,000 < 0,05, maka analisis faktor dalam penyelidikan
penelitian ini dapat dilanjutkan karena telah memenuhi persyaratan.
4. Uji Correlation Matrix
Communality
Di bawah ini merupakan sajian tabel hasi uji tes communality
Tabel 4.8 Uji Communalities
Communalities
Initial Extraction
PRODUK 1,000 ,549 HARGA 1,000 ,541 TEMPAT 1,000 ,572 PROMOSI 1,000 ,565 BUKTIFISIK 1,000 ,511 PROSES 1,000 ,547 EKONOMI 1,000 ,936 ISUPOSITIF 1,000 ,768 KEPUTUSAN 1,000 ,935
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Dari tabel yang ditunjukkan di atas nilai extraction pada masing-masing variabel yang
diteliti dapat dan mampu menjelaskan faktor karena skor nilainya lebih besar dari 0,50.
Setiap variabel dianggap mampu menjelaskan dan menggambarkan faktor apabila nilai
Extraction > 0,50. Artinya bahwa semua variabel observasi yang digunakan dan dipakai
dalam penelitian ini untuk menjelaskan faktor.
Eigenvalue dan Faktor Loading
Di bawah ini merupakan sajian tabel hasi uji tes Eigenvalue
Tabel 4.9 Uji Eigenvalue Test
Tabel total Varian Explained menggambarkan dan menjelaskan nilai dari masing-
masing faktor yang dianalisis. Dalam penelitian ini ada 9 faktor yang berarti ada 9
komponen variabel yang dianalisis. Pada penelitian penyelidikan ini kita menggukan
2 macam analisis untuk menjelaskan suatu varian, yaitu Iniatial Eigenvalues dan
Extraction Sums of Square Loadings. Pada varian “Initial Eigenvalues” diperoleh
dari penjumlahan semua faktor penelitian yaitu (3,554 + 1,070 + 0,965 + 0,841 +
0,765 + 0,660 + 0,476 + 0,384 + 0,294 = 9 variabel). Sedangkan pada bagian varian
ESSL dihasilkan dari penjumlahan variasi atau banyaknya faktor yang dapat
Total Varian Explained
Komponen
Initial Eigenvalues (IE) Extraction Sums of Squared Loadings (ESSL)
Total % of Varian komulatif % Total % of Varian komulatif %
1 3,544 39,379 39,379 3,544 39,379 39,379 2 1,070 11,890 51,268 1,070 11,890 51,268 3 ,965 10,727 61,995 4 ,841 9,348 71,344 5 ,765 8,503 79,846 6 ,660 7,333 87,179 7 ,476 5,294 92,473 8 ,384 4,262 96,734 9 ,294 3,266 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis/(PCA)
terbentuk dari variabel, pada hasil output di atas hanya ada dua variasi faktor yang
terjadi, yaitu nilai 3,544 dan nilai 1,070.
Berdasarkan tabel “Initial Eigenvalues”, makan ada dua faktor yang dapat terbentuk
dari 9 variabel yang dianalisis. Di mana syarat untuk menjadi sebuah faktor, maka
nilai Eigenvalues harus > 1. Nilai Eigenvalues Component 1 sebesar 3,554 atau >1
maka menjadi faktor 1 dan mampu menjelaskan 39,379% variasi. Sedangkan Nilai
Eigenvalues Component 2 sebesar 1,070 atau >1 maka menjadi faktor 2 dan mampu
menjelaskan 11,890% variasi.
Catatan: nilai total Component 3, 4, hingga 9 tidak dihitung sebab nilai Eigenvalues
Component 3, 4, hingga 9 < 1 maka tidak menjadi sebuah faktor.
Selain menggunakan uji statistik, peneliti juga menggunakan penjelasan dengan
gambar Scree Plot agar lebih terlihat jumlah faktor yang terbentuk dari 9 variabel.
Cara melihat gambar Scree Plot adalah dari jumlah faktor yang terbentuk melalui
titik-titik komponen yang memiliki nilai Eigenvalue> 1. Pada gambar diatas terlihat ada 2
titik komponen yang mempunyai nilai Eigenvalue > 1 maka dapat diartikan bahwa ada 2
faktor yang dapat terbentuk di dalamnya.
Adapun alternatif prefesensi yang digunakan agar dapat mengetahui pilihan variabel
mana saja yang termasuk ke dalam faktor 1 dan variabel apasaja yang termasuk ke dalam
golongan faktor 2, maka dilakukan uji kelayakan dengan menggunakan komponen matrix
dengan metode rotasi yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.9 Uji Komponen Matrix dengan Metode Rotasi
Rotated Component Matrix
a
Component
1 2
PRODUK ,631 ,106 HARGA ,670 ,050 TEMPAT ,752 ,084 PROMOSI ,452 ,601 BUKTIFISIK ,690 ,187 PROSES ,724 ,151 EKONOMI ,542 ,320
ISUPOSITIF ,070 ,874 KEPUTUSAN ,573 ,259
Untuk memastikan suatu variabel masuk dalam kelompok faktor mana, maka dapat
ditentukan dengan melihat nilai hubungan korelasi terbesar antara variabel dengan
komponen faktor yang terbentuk. Cara membaca hasil analisis faktor model rotasi ini,
dapat mengikuti dan mengambil contoh penjelasan berikut ini:
Variabel Produk. Nilai korelasi hubungan variabel produk ini dengan faktor 1 =
0,631 dan untuk faktor 2 = 0,106. Maka variabel Produk termasuk kedalam
kelompok faktor 1.
Variabel Harga. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,670 dan faktor 2 =
0,050. Maka variabel Harga termasuk kelompok faktor 1.
Variabel Tempat. Nilai korelasi dan hubungan variabel tempat dengan faktor 1 =
0,752 dan pada faktor 2 = 0,084. Maka variabel Tempat termasuk golongan
kelompok faktor 1.
Variabel Promosi. Nilai korelasi hubungan variabel promosi dengan variabel faktor
1 = 0,452 dan faktor 2 = 0,601. Maka variabel Promosi termasuk pada kelompok
faktor 2.
Variabel Bukti Fisik. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,690 dan faktor
2 = 0,187. Maka variabel Bukti Fisik termasuk kelompok faktor 1.
Variabel Proses. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,724 dan faktor 2 =
0,151. Maka variabel Proses termasuk kelompok faktor 1
Variabel Ekonomi. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,542 dan faktor 2
= 0,320. Maka variabel Ekonomi termasuk kelompok faktor 1
Variabel Isu Positif. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,070 dan faktor 2
= 0,874. Maka variabel issu positif termasuk kelompok faktor 2.
Variabel Keputusan. Nilai korelasi variabel ini dengan faktor 1 = 0,573 dan faktor 2
= 0,259. Maka variabel faktor Keputusan digolongkan ke dalam kelompok faktor 1.
Berdasarkan perincian tersebut maka dapat diklasifikasikan yaitu: faktor 1 terdiri dari
{Tempat (0,752), Proses (0,724), Bukti Fisik (0,690), Harga (0,670), Produk (0,631),
Keputusan (0,573), dan Ekonomi (0,542)}. Sedangkan faktor 2 terdiri dari { Isu Positif
(0,874), dan Promosi (0,601)}.
C. Pembahasan Faktor yang Mempengaruhi Setelah melakukan faktor loading dengan metode rotasi, langkah atau tahap
selanjutnya adalah menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk. Hal ini dilakukan
untuk bisa mewakili dan menggantikan dari variabel-variabel anggota kelompok faktor
tersebut. Berdasarkan hasil uji faktor loading, nilai komponen tertinggi ialah terdapat pada
variabel faktor Isu Positif (0,874). Hal tersebut menunjukkan variabel Isu positif
merupakan faktor yang paling dominan mempegaruhi keputusan mahasiswa dalam
memilih jurusan baru di FEBI IAIN Lhokseumawe.
Hal yang menjadi pendukung hasil tersebut adalah berdasarkan hasil informasi yang
diberikan oleh salah satu orang tua mahasiswa yang mungungkapkan bahwa:
“Saya banyak memperoleh informasi positif tentang IAIN Lhokseumawe
diantaranya issu peralihan status, terbentuknya fakultas dan jurusan baru yang
memiliki prospek kerja yang menjanjikan sehingga saya yakin dan mengizinkan
anak saya untuk melanjutkan dan meneruskan aktivitas belajarnya pada IAIN
Lhokseumawe”
Berdasarkan pengungkapan dari hasil wawancara dengan salah satu orang tua
mahasiswa tersebut, dapat menjadi suatu acuan atau bukti pendukung yang dapat
digunakan sebagai bukti bahwa Isu Positif merupakan faktor terkuat atau yang sangat
memberi pengaruh terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan baru di FEBI
IAIN Lhokseumawe.
Hal ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Melyta (2014 : 1),
kemunculan berita di media masa maupun dari penyampaian individu atau personal akan
memunculkan 2 pengaruh yang pasti bagi suatu objek, salah satu pengaruh tersebut
merupakan pengaruh negatif dan yang menimbulkan nilai negatif pula sehingga
mengakibatkan timbulnya pandangan negatif buruk terhadap suatu objek. Sebaliknya, jika
memberikan pengaruh positif maka penilai akan memberikan respon yang positif juga
terhadap suatu objek.
Selain Isu Positif, faktor tempat juga mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam
memilih jurusan baru di FEBI IAIN Lhokseumawe. Lokasi kampus yang sangat startegis
merupakan salah satu pengaruh bagi mahasiswa untuk menentukan pilihan. Di samping itu,
keadaan dan kondisi ruang kuliah juga menjadi bahan pertimbangan bagi mahasiswa dalam
menentukan keputusannya memilih tempat belajar. Berdasarkan hasil ungkapan mahasiswa
melalui wawancara bersamanya adalah:
“keputusan saya memilih kampus FEBI IAIN Lhokseumawe karena sangat
mudah terjangkau, dekat dengan kota, pesantren, kost-kostan, dan lain
sebagainya. Walaupun tempat tinggal saya atau tempat domisili yang
sebenarnya jauh tetapi keyakinan saya memilih kampus FEBI IAIN ialah
karena tempat yang begitu strategis dan mudah bagi siapa pun dalam
menempuh perjalan ke kampus FEBI IAIN”.
Jelas terlihat memalui jawaban narasumber di atas terbukti bahwa faktor tempat juga
sangat mempengaruhi mahasiswa dalam menentukan keputusannya untuk memilih
jurusan baru di FEBI IAIN Lhokseumawe.
Kemudian, faktor Proses juga mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih
jurusan baru di FEBI IAIN Lhokseumawe. Hal tersebut dapat dianalisa melalui realita yang
diinginkan oleh mahasiswa. Di mana, pada era ini mahasiswa yang semakin maju tidak
hanya ingin mendapatkan teori-teori saja. Akan tetapi mahasiswa juga membutuhkan
berbagai praktikum atau kerja lapangan untuk merealisasikan ilmu-ilmu yang telah mereka
dapatkan, serta ingin menilai seberapa dalam penguasaan bekerja mahasiswa tersebut
secara langsung pada suatu instansi atau institusi. Jurusan-jurusan pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam pada IAIN Lhokseumawe memberi kesempatan yang diinginkan oleh
mahasiswa dalam bentuk On The Job Training (OJT) pada intansi-instansi yang terkait
berdasarkan bidang dan jurusan yang mereka tekuni.
Hal tersebut diakui oleh salah satu guru sekolah asal salah satu mahasiswa
yang menyatakan bahwa: “banyaknya pengaruh lingkungan, gadget, internet,
sosial media atau lain sebagainya membuat siswa enggan mempelajari teori.
Hal tersebut terjadi karena setiap siswa menganggap dirinya bisa mencari ilmu
apa saja yang mereka inginkan melalui media internet atau sosial media yang
mereka gunakan. Alasan ini membuat mahasiswa menjadi kurangnya minat
belajar yang hanya menyajikan teori saja tanpa adanya suatu praktik atau upaya
agar dapat menggunakan secara langsung ilmu-ilmu yang telah dimilikinya”.
“Oleh karena perkembangan siswa yang demikian, saya merekomendasikan
jurusan terbaru pada FEBI IAIN Lhokseumawe. Jurusan-jurusan tersebut
sangatlah cocok untuk siswa mengingat adanya proses praktik lapangan (On
the Job Training) yang ada pada jurusan baru FEBI IAIN Lhokseumawe,
sehingga menambah wawasan siswa pada saat mengaplikasikan ilmu yang ada
dan tidak hanya monoton pada teori-teori saja. Di samping itu, mengingat pula
tersedianya jurusan baru pada FEBI IAIN Lhokseumawe akan menjadi peluang
besar siswa untuk lulus dengan mudah pada saat mengikuti tes atau ujian
masuk perguruan tinggi”.
Selanjutnya kegiatan perkuliahan yang diselenggarakan di PBS dan AKS pada
FEBI IAIN Lhokseumawe sudah tersusun dan terprogram dengan baik yang disesuaikan
dengan Kalender Pendidikan Nasional atau Kalender Akademik. Menurut responden
kondisi perkuliahan di PBS dan AKS pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Lhokseumawe sudah cukup nyaman, apalagi didukung dengan dosen-dosen yang ramah
membuat suasana perkuliahan menjadi santai dan tidak terlalu tegang, namun tetap
mengedepankan ketertiban dan keseriusan dari mahasiswa. Suasana dan kondisi
perkuliahan yang terlalu tegang justru akan menghambat proses belajar mengajar.
Faktor lainya yang mempengaruhi setiap keputusan mahasiswa itu ialah Bukti Fisik,
diantaranya sarana dan prasarana yang menjadi suatu hal yang sangat penting dan
dibutuhkan dalam membantu dan menunjang proses kegiatan belajar mengajar.
Infrastruktur, Sarana dan prasarana juga menjadi salah satu upaya dalam memberikan
kenyamanan pada mahasiswa pada saat mereka mengikuti dan memasuki proses
perkuliahan. Semakin sempurna, lengkap dan komprehensif sarana dan prasarana
infrasuktruk yang disediakan oleh Jurusan maka proses perkuliahan akan semakin lancar.
Keadaan dan kondisi ruang kuliah menurut responden sudah cukup nyaman, baik
dari segi tata ruangnya maupun dari segi penerangannya sudah memenuhi syarat tata ruang
yang baik. Penggunaan ruang kuliah dan laboratorium juga sudah diatur dengan baik dan
disusun dalam suatu jadwal yang tersusun dengan rapi. Dalam jadwal tersebut dapat dilihat
siapa dosen dan mahasiswa yang berhak untuk menggunakan ruangan tersebut, hari apa,
dan jam berapa ruangan itu dapat digunakan sehingga dosen maupun mahasiswa tidak
perlu berebut ruangan serta dapat dihindari mahasiswa yang tidak kuliah karena tidak
mendapat ruangan.
FEBI IAIN Lhokseumawe juga mempersiapkan dan menyediakan sejumlah fasilitas
peralatan mengajar yang sudah sangat cukup memadai dalam mendukung proses belajar
mengajar. Perpustakaan, fasilitas labaratorium komputer serta lengkap dengan segala
aplikasi yang memadai, adanya galeri investasi, fasilitas olah raga sebagai penunjang,
gedung megah yang sangat memberikan kenyaman bagi mahasiswa. Hal inilah yang dapat
memberi daya tarik mahasiswa untuk memilih jurusan yang ada pada FEBI IAIN
Lhokseumawe.
Faktor berikutnya ialah faktor Harga serta Ekonomi. Tersedianya UKT (Uang Kuliah
Tunggal) yang sangat murah membuat daya tarik tersendiri bagi calon mahasiswa dan
keluarganya. Sering kita dapatkan keluarga yang tergolong kelas ekonomi rendah namun
ingin anak-anaknya terus melanjutkan pendidikannya, dengan membayar uang kuliah yang
murah namun mendapatkan fasilitas belajar yang mewah dan nyaman merupakan hal yang
sangat penting bagi seluruh mahasiswa dan keluarganya.
Adapun faktor lain yang juga mempengaruhi mahasiswa dalam menentukan
keputusannya untuk memilih jurusan baru di FEBI IAIN Lhokseumawe ialah faktor
Produk. Jurusan Perbankan Syariah dan Jurusan Akuntansi Syariah merupakan jurusan
yang memiliki prospek dan peluang pekerjaan yang sangat besar. Dunia kerja dan
peluangnya menjadi faktor penting yang untuk pengambilan keputusan mahasiswa dalam
memilih suatu jurusan. Pertimbangannya adalah bahwa setelah lulus nanti mereka akan
memasuki dunia kerja yang penuh dengan persaingan, dan untuk memenangkan persaingan
dalam dunia kerja mereka harus memiliki ilmu pengetahuan, cakap pada keterampilan dan
etos kerja yang tinggi pada bidang yang mereka tekuni dan pelajari.
Didukung dengan adanya proses OJT pada jurusan Akuntansi Syariah dan perbankan
syariah menambah tingginya peluang kerja bagi lulusan yang memilih jurusan Akuntansi
Syariah dan Perbankan Syariah. Tantangan dan peluang magang dalam pemanfaatan
instansi pemerintah dan swasta sebagai sarana menguji kemampuan diri dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa dengan sebaik-baiknya. Mahasiswa dituntut dan dipaksa
agar bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan, untuk mendapatkan atau
memperoleh nilai yang tinggi. Apabila nilai yang didapatkan tinggi, maka besar
kemungkinan mahasiswa tersebut akan diberikan peluang untuk bekerja pada instansi
tersebut.
Dengan demikian sejak disahkannya Qanun Aceh No.11 Tahun 2018 Tentang
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang menyatakan deklarasinya untuk seluruh lembaga
keuangan (LK) yang beroperasi di Aceh maupun lembaga keuangan yang beroperasi di
luar Aceh akan tetapi mempunyai kantor pusat di Aceh, baik itu Lembaga Perbankan
maupun Lembaga keuangan nonFormal lainnya diwajibkan melaksanakan prinsip-prinsip
syariah dan segala yang berlaku di dalamnya harus sesuai dengan ketentuan Syariah Islam.
Ketentuan Qanun Aceh ini menjadi suatu terobasan penting bagi seluruh lapisan
masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam membangun ekonomi menuju sistem yang
berbasis syariah artinya Sesuai qanun LKS, batas waktu yang ditetapkan bagi lembaga
keuangan (LK) yang ada di wilayah aceh paling lama 3 (tiga) tahun sejak Qanun LKS
terbentuk atau hingga Januari 2022 semua LK di Aceh sudah berprinsip syariat. Adanya
peraturan Qanun tersebut, menjadi peluang bagi mahasiswa jurusan baru FEBI IAIN
Lhokseumawe. Yakni kebutuhan akan sumber daya manusia yang mempunyai latar
belakang pendidikan ekonomi syariah atau lulusan ekonomi Syariah.
Dengan demikian lulusan syariah khususnya yang berlatar belakang Ekonomi dan
Bisnis Islam akan memiliki prospek dan peluang pekerjaan yang sangat besar, mengingat
lulusan sayariahlah yang mampu menguasai prinsip-prinsip muamalah yang sesuai dengan
aturan Syariah.
Ini sesuai dengan hasil wawancara bersama bibi dari salah satu mahasiswa pada
IAIN Lhokseumawe, peneliti mendapatkan informasi yang sama bahwa adanya dukungan
keluarga terhadap mahasiswa dalam memilih jurusan baru pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam di IAIN Lhokseumawe sebagai berikut:
“Setelah saya mengetahui keberadaan dua jurusan baru Perbankan Syariah
pada FEBI IAIN Lhokseumawe, saya sangat menyarankan agar keponakan
saya memilih jurusan baru tersebut. Karena, saya juga mendapatkan kabar
bahwa kedepannya segala bisnis bagian keuangan akan dijalankan dengan
kesyariahan yang sempurna dengan aturan yang diterbitkan dan ditetapkan
melalui Qanun Aceh. Tentunya tidak menutup kemungkinan bahwa seluruh
perbankan yang ada di Aceh akan disyariahkan secara serentak atau secara
bersamaan, tentu pula akan sangat membutuhkan karyawan atau tenaga kerja
dengan lulusan syariah pula tepatnya lulusan Perbankan Syariah. Nah, itulah
sebabnya sangatlah tepat jika dikatakan jurusan Perbankan Syariah ini
memiliki peluang yang besar dalam menembus dunia kerja setelah lulus
perkuliahan nanti”.
Faktor tersisa yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam mengambil jurusan
baru pada FEBI IAIN Lhokseumawe adalah faktor Promosi, serta faktor Keputusan.Faktor
promosi merupakan faktor yang berpengaruh dalam pemilihan jurusan baru pada FEBI
IAIN Lhokseumawe. Faktor promosi dapat memperkenalkan keberadaan jurusan-jurusan
baru pada FEBI IAIN Lhokseumawe secara lengkap dan dikemas dengan kreatif dan
menarik kemudian dibagikan melalui situs online atau media internet serta berbagai media
sosial.
Melalui promosi atau informasi-informasi tersebut membuat calon mahasiswa dapat
mengenal dan mengetahui keberadaan jurusan-jurusan baru pada FEBI IAIN
Lhokseumawe, karena tanpa diketahui keberadaan jurusan-jurusan baru pada FEBI IAIN
Lhokseumawe tentunya calon mahasiswa tidak akan memilih jurusan-jurusan tersebut.
Namun, pada penelitian ini melalui hasil regresi data terdapat hasil kurangnya
pengaruh promosi terhadap pemilihan jurusan baru pada FEBI IAIN Lhokseumawe oleh
calon mahasiswa, hal tersebut juga didukung oleh penjelasan dari seorang mahasiswa FEBI
IAIN Lhokseumawe sebagai berikut.
“Saya tidak mengetahui bahwa Akuntansi Syariah merupakan jurusan baru
yang ada pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, saya mengetahui hal
tersebut setelah saya memasuki masa perkuliahan di kampus IAIN
Lhokseumawe. Sedangkan pada saat pendaftaran saya memilih jurusan
akuntansi ialah secara kebetulan saja, berhubung basic saya berasal dari
jurusan IPS pada jenjang sekolah SMA. Sehingga saya merasa bahwa jurusan
ini sejalan dengan basic dan kemampuan saya”.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa terdapat kurangnya
perhatian calon mahasiswa terhadap promosi yang dibagikan oleh pihak Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam. Menurut peneliti, hal tersebut bisa terjadi dikarenakan calon mahasiswa
dalam menggunakan media sosial tidak memiliki keinginan untuk mencari informasi akan
adanya keberadaan jurusan-jurusan baru pada FEBI IAIN Lhokseumawe.
Adapun faktor terakhir yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam mengambil
jurusan baru pada FEBI IAIN Lhokseumawe adalah faktor keputusan. Kecenderungan
memilih jurusan berdasarkan keputusan merupakan suatu hal yang mutlak akan dilakukan
oleh calon mahasiswa tanpa dipengaruhi oleh suatu apapun. Dalam memilih jurusan baru
pada FEBI IAIN Lhokseumawe telah menjadi keinginan atau tekat yang ada pada diri
calon mahasiswa.
Adapun hal-hal yang menguatkan keputusan tersebut diantaranya ialah minat atau
kesukaan, di samping itu juga didukung oleh faktor-faktor lainnya seperti isu positif,
promosi, dukungan orang tua, harga, ekonomi, harga, tempat, dan faktor-faktor lainnya.
Dari faktor lainnya yang mendukung faktor keputusan mahasiswa salah satunya
adalah dukungan teman. Melalui wawancara bersama teman dari salah seorang mahasiswa
FEBI yang mengatakan bahwa:
“Saya tidak menyarankan kepada teman saya untuk memilih jurusan baru pada
FEBI IAIN Lhokseumawe. Akan tetapi, pada saat teman saya mengambil
keputusan bahwa dia akan melanjutkan perkuliahan pada salah satu jurusan
bari pada FEBI tersebut saya langsung mendukung keputusannya. Saya
mengutarakan dukungan saya dengan beberapa isu positif seperti murahnya
pembayaran SPP karena UKT, tersedianya gedung perkuliahan yang baru dan
megah, adanya OJT pada instansi yang bergengsi seperti perbankan atau kantor
bagian keuangan, peluang kerja berkelas tinggi dan pekerjaan yang mapan, dan
banyak hal yang positif lainnya. Walaupun jurusan yang disediakan oleh FEBI
adalah jurusan baru dan belum terakreditasi, akan tetapi melihat kinerja atau
pengalaman kerja dosen dan staff atau semua pihak sebelumnya pada jurusan
lama status akreditasi didapatkan dengan mudah dan cepat. Rasanya jika kita
belajar dari pengalaman yang sudah ada, tentunya pada jurusan baru pun
akreditasi Insya Allah akan didapatkan dengan mudah. Mengingat jurusan yang
ada adalah jurusan baru pastinya kekompakan kerja akan ditingkatkan dan
semangat baru juga dikedepankan”.
Sangat jelas terlihat bahwa dukungan dari teman tidak mempengaruhi keputusan
mahasiswa, akan tetapi lebih mendukung mahasiswa dalam menguatkan keputusan yang
ada atau membantu menguatkan keputusan yang telah dibuat oleh mahasiswa dalam
memilih jurusan baru pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Lhokseumawe.
Analisa Uji Diskriminan
Perbedaan Rata-rata Variabel
Untuk membuktikan dan mengungkapkan ada tidaknya perbedaan variabel faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih jurusan AKS dan PBS di lingkungan FEBI IAIN
Lhokseumawe dapat dilihat atau dikaji melalui uji Independent Sample t-Test.
Sedangkan untuk menangkap dan menandai apakah ada perbedaan rata-rata faktor tersebut
secara signifikan, maka dapat diketahui berdasarkan tabel Test of Equality of Group Means.(EGM)
Tabel Test EGM berfungsi untuk menguji apakah ada perbedaan antar kelompok group
untuk setiap variabel. Jika sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang
bermakna antar variabel yang ada pada group. Sebaliknya jika Jika sig (2-tailed) lebih kecil dari
0,05 berarti terdapat perbedaan antar variabel kelompok group faktor.
Variabel yang akan diuji ialah semua fariabel yaitu 9 variabel yang ada. Akan tetapi,
variabel-variabel tersebut diklasifikasikan berdasarkan faktor 1 dan faktor 2 yang telah terbetuk
pada uji-uji sebelumnya.
Berikut ini adalah tabel Test EGM yang dilakukan melalui proses uji IS t-Test.
Tabel 4.10 Uji Independent Sample t-Test
Berdasarkan uji IS t-Test di atas, maka terlihat nilai sig. 2- tailed (0,345) dan (0,652)
> 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara variabel
Faktor 1 dan variabel Faktor 2 yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih
juran baru di Fakultas EBI IAIN Lhokseumawe.
Hal tersebut sesuai dengan luapan penyataan yang dijelaskan oleh salah satu
mahasiswa pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
“Hal yang mempengaruhi saya dalam memilih jurusan baru pada FEBI
IAIN adalah Isu Positif. Di mana pada masa yang akan datang bisnis dalam
jaringan ekonomi akan semakin dikedepankan, tentunya jurusan baru yang ada
pada FEBI IAIN Lhokseumawe tentu merupakan pilihan yang tepat.
Dikarenakan lulusan yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis-bisnis tersebut
ialah lulusan Ekonomi pada umumnya, dan juga termasuk lulusan Akuntansi
Syariah serta Perbankan Syariah. Di samping itu, faktor lainnya yang
mempengaruhi ialah faktor Harga. Hal tersebut ialah untuk mendukung
keputusan memilih jurusan yang dituju, tentunya harus ada dukungan ekonomi
dari orang tua. Orang tua pastinya akan mendukung keputusan tersebut,
dikarenakan sesuai dengan kesanggupan ekonominya.”
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Faktor1 Equal variances assumed
6,987
,033 -
1,013 7 ,345 -,082929
,081852
-,276477 ,11062
0
Equal variances not assumed -,594 1,093 ,652 -,082929
,139578
-1,53698
5
1,371128
Dari penjelasan seorang mahasiswa di atas terlihat beberapa faktor yang
mempengaruhinya untuk memilih jurusan baru pada Fakultas EBI di IAIN Lhokseumawe.
Adapun faktor Isu Positif, Faktor Harga, Faktor Keputusan dan Faktor Ekonomi. Faktor-
faktor yang disebutkan ialah merupakan gabungan dari variabel pada Faktor 1 dan variabel
pada Faktor 2 yang telah dibentuk.
Oleh karena itu, hasil yang dapat diputuskan ialah tidak ada perbedaan antara
variabel Faktor 1 dan variabel Faktor 2 yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam
memilih juran baru pada Fakultas EBI IAIN Lhokseumawe. Dengan kata lain, Faktor 1 dan
Faktor 2 secara bersama-sama telah mempengaruhi mahasiswa dalam memilih jurusan
baru di FEBI IAIN Lhokseumawe.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji analisis faktor, diperoleh 9 (sembilan) variabel yang terpakai
untuk mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan baru di FEBI IAIN
Lhokseumawe. Adapun 9 faktor tersebut terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu: faktor 1
terdiri dari {Tempat (0,752), Proses (0,724), Bukti Fisik (0,690), Harga (0,670), Produk
(0,631), Keputusan (0,573), dan Ekonomi (0,542)}. Sedangkan faktor 2 terdiri dari { Isu
Positif (0,874), dan Promosi (0,601)}.
Melalui hasil uji analisis tersebut terlihat nilai component tertinggi dari faktor
loading terletak pada faktor Isu Positif (0,874). Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor Isu
Positif merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam
memilih jurusan baru di FEBI IAIN Lhokseumawe. Kemudian disusul oleh faktor-faktor
lainnya yaitu: Tempat (0,752), Proses (0,724), Bukti Fisik (0,690), Harga (0,670), Produk
(0,631), Promosi (0,601), Keputusan (0,573), dan Ekonomi (0,542).
Berdasarkan uji Independent Sample t-Test terdapat dilihat nilai sig. 2- tailed (0,345)
dan (0,652) > 0,05. Oleh karenanya, simpulan yang dapat di ambil adalah bahwa tidak ada
perbedaan antara variabel Faktor 1 (satu) dan variabel Faktor 2 (dua) di dalam
memengaruhi pengambilan keputusan yang ditetapkan oleh seorang mahasiswa, untuk
memilih jurusaan akuntansi syariah dan perbankan syariah di linkungan kampus Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Lhokseumawe.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, terdapat beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh pihak Fakultas FEBI dan Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah serta
mahasiswa jurusan Akuntansi Syariah, di antaranya yaitu:
Dilihat dari kecilnya pengaruh promosi terhadap keputusan mahasiswa memilih
jurusan baru pada IAIN Lhokseumawe, maka harapan penulis kedepannya yang harus
dilakukan oleh para pimpinan dan pengambil kebijakan di lingkungan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam (FEBI) ialah meningkatkan promosi di segala arah dan sudut penjuru.
Baik itu secara online melalui sistem internet atau media sosial, maupun secara manual
dengan mengunjungi secara langsung ke sekolah-sekolah yang mungkin memiliki peluang,
prospek dan kesempatan yang besar dalam menarik perhatian calon mahasiswa/i terhadap
jurusan baru yang ada di fakultas FEBI khususnya dan kampus IAIN Lhokseumawe pada
umumnya. Bagi mahasiswa/i dan calon mahasiswa, hendaknya tidak asal-asalan, ceroboh dan
sembarangan dalam memilih suatu Jurusan. Perlu adanya pertimbangan dan alasan yang
matang sebelum memutuskan untuk menetapkan pilihan pada sebuah jurusan tertentu. Pilihlah
jurusan yang sesuai dengan kesanggupan, kegemaran, bakat, minat, hobi dan kemampuan serta
peluang kerja yang menjanjikan berikut prospek karir yang bagus di kemudian hari. Karena
melalui prodi inilah, kita akan belajar berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna sebagai bekal bagi kita di dunia kerja nanti. Dengan demikian pemilihan prodi yang
tepat akan sangat menentukan masa depan kita kelak setelah lulus nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Agni Alam Wirya, Indah Piliyanti (2009), Penggunaan Analisis Faktor untuk menentukan
Kriteria Pemilihan Program Studi Ekonomi Islam, EKBISI, Vol 4 , no. 1, hal 85-97
Al-Fattal Anas (2010),Understanding Student Choice of University and Marketing
Strategies in Syrian Private Higher Education,Doctor of Philosophy ,University of
Leeds
Arief Furchan. (2004). Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Gama
Media
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Amirullah dan Haris Budiono. (2010). Pengantar Manajemen. Cetakan Kedua.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fernandez Jacqueline Liza (2010),An explanatory study of factors influEencing the
decision of students to study at universiti sains Malaysia, Kajian Malaysia, Vol. 28,
No. 2, 2010
Kiat Memilih Program Studi, (diunduh dari www.dikti.go.id/?page_id=655&lang=id)
Kotler, 2003. Principles of Marketing, Eight Edition. New York : Prenhalindo.
Kotler, Philip, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12. Penerbit PT. Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philp and Amstrong. (2001). Principle of Marketing. Prentice-Hall
International,Inc. A Division of Simon & Scuster.Englewood Cliffs.
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary, 2009, Dasar-dasar Pemasaran, Penerbit PT Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2009). Manajemen Pemasaran, (Jilid 2. Edisi 13).
Penerbit PT. Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip & Karen F.A, Fox. (1995). Strategic Marketing fo Education Institutions 2
Editions. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Kotler, Philip and Amstrong, Gary, 2012, Principles Of Marketing, Fourteen Edition,
Pearson Education Limited, England
Kusumawati, A (2010), Privatization and marketization of Indonesian public universities :
a systematic review of student choice criteria literature Research Online Sydney
Business School – Papers mahasiswa.html).
Mashur Razak (2008), Analisis proses pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih
program studi pada PTS di Sulawesi Selatan,social and culture, reference group,
marketing communication, Vol 5 No. 2: 89 – 102
Md, Samsinar, Sidin Siti Rahayu Hussin , Tan Ho Soon (2003),An Exploratory Study of
Factors Influencing the College Choice Decision of Undergraduate Students in
Malaysia,Asia Pacific Management Review (2003) 8(3),259-280
Mas'ud, Abdurrahman, dkk.,( 2004). "Kompetensi Lulusan PTAI dalam Perspektif
Masyarakat Pengguna di Jawa Tengah".Laporan PenelitianKompetitif
Moses L. Singgih Rahmayanti ,Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan
pada Perguruan Tinggi, Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008 Bidang Teknik
Industri
Nugrahwati, Melyta. (2014), Analisis Strategi Manajemen Isu Pt Telkom Area Denpasar
Dalam Menghadapi Isu Ketidakpuasan Pelanggan Akibat Ketidaksatbilan Layanan
Speedy. Yogyakarta: UPN .
Pasaribu, B. 2008. Faktor Daya Tarik FKIP UIKA Bogor dalam Persepsi Mahasiswa,
Laporan Penelitian Internal FKIP UIKA Bogor.
Ruvendi, R. & dan Djan, I., “Faktor Daya Tarik STIE Binaniaga dan Kinerja Pelayanan
menurut Persepsi Mahasiswa”, Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol.01 No. 2 Tahun 2005.
Sangadji, Etta Mamang. (2013). Perilaku Konsumen – Pendekatan Praktis Disertai
Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Siti Falindah Padlee, Abdul Razak Kamarudin, Rohaizat Baharun (2010) International
Studens’ Choice Behavior for Higher Education at Malaysian Private Universities,
International Journal of Marketing Studies Vol. 2, No. 2;
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya
Sulaiman, E. 2011. “Analisis Daya Tarik Institut Agama Islam Negeri IAIN Walisongo
dalam Persepsi Mahasiswa”,(diunduh dari http://lemlitwalisongo.com/
dethasilpenelitian-90 analisisdaya-tarik-institut-agama-islam-negeri-iain-
walisongodalam-persepsi
Supranto. J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi 2001. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wagner, K. & Fard, P. Y. 2009, "Factors Influencing Malaysian Students' Intention to
Study at a Higher Educational Institution." Chinese American Scholars
Association, New York, New York, USA, Retrieved 11 July, 2009, from
http://www.gcasa.com/PDF/malaysia/Wagner- Fard.pdf
Wijaya, David. (2012). Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta: Salemba Empat.
Yoseph Kee Ming Sia (2011) ,Post Secondary Student’ Behaviour in the College Choice
Decision. Journal of Marketing Research & Case Studies Curtin University,
Yuniati, Rosita dan Patria Munkti (2017). Analisis 4P (Product, Price, Place dan
Promotion) dalam Pengambilan Keputusan Calon Mahasisea memilih Perguruan
Tinggi, Jurnal Psikologi Perseptual, p-ISSN : 2528-1895 dan e-ISSN : 2580-9520
Kee Ming Sia, Joseph (2013). University Choice: Implicants for Marketing and
Positioning. School of Business, Curtain University, Miri, 98009, Sarawak,
Malaysia Education 2013, 3(1): 7-14 DOI:10.5923/j.edu.20130301.020.
Suryani, Wan. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Memilih
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara Al – Munawaroh Medan.
Tesis Universitas Sumatera Utara.
Kusumawati A., Venkata Y., Nelson P. (2010). Exploring Student Choice Criteria for
Selecting an Indonesian Public University: A Preliminary Finding. University of
Wollongong Research Online
Ismaulina, SE., Ak., M.Si., Anak ke 2 dari 5 bersaudara lahir di kota Meulaboh Aceh barat
43 tahun yg lalu tepatnya pada tanggal 13 Maret 1976. Penulis menyelesaikan pendi-dikan
Diploma 3 Ekonomi tahun 1997, menamatkan Sarjana Ekonomi Akuntansi 2001,
mendapat Gelar Magister Akuntansi tahun 2006 sekarang sedang menempuh pendidikan
doktor Ilmu Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala.
Penulis adalah dosen tetap IAIN Lhokseumawe. Penulis Mengisi beberapa seminar dan
workshop di berbagai bidang
Beberapa karya tulis penulis dalam jurnal nasional, jurnal terakreditasi dan prosiding
internasional terindek scopus dan buku di 2 tahun terakhir adalah:
1. PENGARUH KUALITAS SDM DAN INFRASTUKTUR TERHADAP
PERTUMBUHAN INVESTASI DI GALERI INVESTASI BEI FEBI IAIN
LHOKSEUMAWE. JRMB (Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis) Fakultas Ekonomi
UNIAT eISSN : 2581-2165 | pISSN : 2527-7502 Vol 4 No 1 (2019) DOI: https://doi.org/10.36226/jrmb.v4i1.239.
2. ANALISIS MEKANISME KERJA SAMA USAHA AYAM POTONG
MENURUT TINJAUAN EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Tiga Saudara Di Desa
Blang Raleue Kecamatan Simpang Kramat) VOL 3 NO 1 (2019): JESKAPE VOL.
3 NO. 1 JANUARY-JUNE 2019. JESKaPe (Jurnal Ekonomi Syariah,
Akuntansi dan Perbankan) ISSN: 2615-8469 (Print) E-ISSN : 2714-
8793 (Online). [PDF] from iainlhokseumawe.ac.id
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI MASYARAKAT
KECAMATAN MATANGKULI TERHADAP PRODUK MEREK PRIBADI
ALFAMART (Stusi Kasus Alfamart Kecamatan Matangkuli) VOL 1 NO 1 (2017):
JESKAPE VOL. 1 NO 1 JANUARY-JUNE 2017 JESKaPe (Jurnal Ekonomi
Syariah, Akuntansi dan Perbankan) ISSN: 2615-8469 (Print)E-ISSN : 2714-
8793 (Online). [PDF] from iainlhokseumawe.ac.id
4. LITERASI KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF MAHASISWA: (STUDI
KASUS MAHASISWA FEBI IAIN LHOKSEUMAWE) : AL-MASRAF :
JURNAL LEMBAGA KEUANGAN DAN PERBANKAN eISSN : 2528-5637 |
pISSN : 2528-5629 Vol 4, No 1 (2019) DOI: http://dx.doi.org/10.15548/al-
masraf.v4i1.233
5. PENGARUH DPK DAN PEMBIAYAAN TERHADAP PENINGKATAN FEE
BASED INCOME PT. BANK SYARIAH MANDIRI VOL 2 NO 1 (2018):
JESKAPE VOL. 2 NO. 1 JANUARY-JUNE 2018 JESKaPe (Jurnal Ekonomi
Syariah, Akuntansi dan Perbankan) ISSN: 2615-8469 (Print)E-ISSN : 2714-
8793 (Online). [PDF] from iainlhokseumawe.ac.id
6. Buku Pertumbuhan Investasi di Tinjau dari Aspek Kualitas SDM dan Infrastruktur
Penerbit CV. AA RIZKY Penulis: Ismaulina, SE., Ak., M. Si. Cetakan Pertama,
November 201 9 ISBN : 978-623-7411-69-7 x + 60 hlm 7. Raskin distribution in Islamic Economic Perspective 2018/2 Conference wma 1-
2018 (http://eudl.eu/proceedings/WMA-1/2018) Issue http://confy.eai.eu,
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : H. Ali Muhayatsyah, S.E.I., M.E.I.
Tempat Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 27 Juli 1988
NIK E-KTP : 3471032707880005
Nomor Paspor : B5817904
NPWP : 75.694.965.7-102.000
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan Sekarang : Dosen
NIDN : 2027078801
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
Pangkat / Golongan : Penata Muda Tk.I / III/b
Alamat Tinggal : Jl. Merpati No.30, Lk.III Kel. Teumpok Teungoh,
Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, 24351
Alamat Kantor : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jl. Medan-Banda Aceh Km. 275
No. 1 Kel. Alue Awe, Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe, 24352.
Nomor Telepon/Fax : +6285292779888 / (0645) 45721
Email : [email protected] / [email protected]
MEDIA SOSIAL
Nama Akun Link
Google Scholar https://scholar.google.co.id/citations?user=2mmb_oQAAAAJ&hl=en
Academia.edu https://uinsuka.academia.edu/AliMuhayatsyah
Linkedin https://www.linkedin.com/in/alimuhayatsyah/
Facebook https://www.facebook.com/alimuhayatsyah88
Twitter https://twitter.com/alimuhayatsyah2?s=09
Instagram @muhayatsyah_ali
Islamic Market https://islamicmarkets.com/im/ali-muhayatsyah/1883
RIWAYAT PENDIDIKAN
Jenjang Institusi Pendidikan Program Studi Tahun
SD MIN Lhokseumawe - 1994-2000
SMP MTS Swasta Pondok Pesantren Modern
Al-Kautsar Al-Akbar Medan
- 2000-2003
SMA SMAN 1 Lhokseumawe Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA)
2003-2006
Sarjana Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Keuangan Islam 2006-2011
Magister Pascasarjana Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta
Hukum Islam: Konsentrasi
Keuangan dan Perbankan
Syari’ah
2011-2013
RIWAYAT PEKERJAAN
Instansi Satuan Kerja Posisi / Jabatan Tahun
Politeknik
Negeri
Lhokseumawe
Jurusan Tata Niaga Dosen Luar Biasa 2014-2017
Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi
Amanat Bangsa
Lhokseumawe
Jurusan Ekonomi Dosen Luar Biasa 2017
IAIN
Lhokseumawe
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam
Dosen Manajemen Bank
Syariah Prodi Ekonomi
Syariah / Asisten Ahli
Penata Muda Tk.I / III/b
2016-Sekarang
UPT Laboratorium Ekonomi
dan Bisnis Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
Kepala Laboratorium Bank
Mini
2016-Sekarang
Jurnal Ekonomi Syariah
Keuangan dan Perbankan
(JESKaPe) Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
Editor & Admin Open
Journal System (OJS)
2018-Sekarang
KEAHLIAN
Jenis Keahlian Spesifikasi Bidang Tingkat Keahlian
Mengajar Manajemen Bank Syari’ah
Manajemen Dana Bank
Manajemen Pembiayaan Bank
Ekonomi Islam : Mikro dan Makro
Keuangan Syariah
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Teknologi Informasi Instalasi Komputer
Microsoft Office
Komputer Akuntansi
Aplikasi Perbankan
SPSS
Corel Draw
Open Journal System
Mengelola Website
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Menengah
Ahli
Ahli
ORGANISASI
Nama Organisasi Jabatan Tahun
Forum Silaturrahmi Jamaah Masjid
Baiturrahman Lhokseumawe
Anggota Bidang Peribadatan dan
Syi’ar Islam
2014-2018
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kota
Lhokseumawe
Ketua Departemen Perencanaan
Keuangan, Kemandirian dan
Pendanaan Organisasi
2019-2022
Ikatan Alumni UIN Sunan Kalijaga
(IKASUKA) Aceh
Anggota Bidang Pemasaran 2019-2022
PENGALAMAN MENGAJAR
Tempat Instansi Prodi Mata Kuliah
Politeknik Negeri
Lhokseumawe,
Jurusan Tata Niaga
Keuangan dan Perbankan
Syari’ah (D-IV)
Keuangan dan Perbankan (D-
III)
Ekonomi Makro
Ekonomi Mikro
Perbankan Syariah
Manajemen Dana Bank Syariah
Manajemen Pembiayaan Syariah
Manajemen Dana Bank
Ekonomi Islam
Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Amanat
Bangsa Lhokseumawe
Akuntansi (S-1) Akuntansi Syariah
Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe,
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam
Ekonomi Syariah (S-1) Pengantar Ilmu Ekonomi
Investasi Dalam Islam
Sistem Perbankan Islam
Analisis Investasi Syariah
Investasi Syariah
Perekonomian Indonesia
Ekonomi Mikro Islam
Ekonomi Makro Islam
Lembaga Keuangan Syariah
Praktek Micro Bank
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian Ekonomi
Hukum Ekonomi Syariah (S-
1)
Ilmu Ekonomi Syariah
Perbankan Syariah (S-1) Aplikasi Komputer
Manajemen Dana Perbankan
Syariah
Akuntansi Syariah (S-1) Aplikasi Komputer
KEMAMPUAN BAHASA
Nama Bahasa Sertifikat Skor Lembaga Tahun
Inggris Paper-
Based
TOEFL
467 TOEFL
4,0 IELTS
Ministry of Education and
Culture, Yogyakarta State
University, Institute of
Educational Development
and Quality Assurance
(IEDQA), Center for
Language Development
Oktober 2013
Inggris Paper-
Based
TOEFL
466 TOEFL Language Development
Center UIN Sumatera Utara
15 Juli 2019
Inggris TOEFL -
ITP
410 TOEFL Language Center UNSYIAH
Banda Aceh
19 Juli 2019
PELATIHAN
Nama Pelatihan Lembaga Penyelenggara Tahun
Program Pengembangan Bahasa Asing UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008
Pengelolaan Lembaga Keuangan Mikro
Syari’ah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009
Metodologi Penelitian UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009
Short Crouse on Sharia Banking Sharia Banking Training Center (SBTC)
Yogyakarta 2009
Training Career Development SDM
Ekonomi Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010
Islamic Banking Training UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011
Workshop Sistem Informasi Laboratorium
Perbankan Syariah
CV. Lingkar Benua di STAIN
Malikussaleh Lhokseumawe 2016
Workshop Penggunaan Aplikasi
Laboratorium Bank Mini Syariah
BRISyariah (Bank Rakyat Indonesia
Syariah) di STAIN Malikussaleh
Lhokseumawe
2016
Pelatihan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Lhokseumawe 2017
Workshop Penguatan dan Sosialisasi KKNI LPM IAIN Lhokseumawe 2018
Workshop Peningkatan Kualitas Dosen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan
tema: Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Dosen Berbasis Kurikulum KKNI
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Lhokseumawe 2018
SEMINAR
Tema Seminar Penyelenggara Tahun Sebagai
“Kiat Sukses Mahasiswa Mandiri, Punya Bisnis
Sendiri Tanpa Meninggalkan Studi”
UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta 2006 Peserta
“Merentas Karir di Dunia Bank Syari’ah: Peluang
& Tantangan”
UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta 2007
Peserta
“BRISyariah EXPO and Training Career
Development SDM Ekonomi Islam”
UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta 2010
Peserta
Seminar Nasional “Kesiapan Teknologi Informasi
Bank Syari’ah Untuk Mendukung Less Cash
Society”
UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta 2010 Peserta
Seminar Internasional “Shariah, State, and
Globalization”
UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta 2012
Peserta
Seminar Internasional 4th IADI IDIG on Islamic
Deposit Insurance “Promoting Financial Stability
Through Effective Islamic Deposit Insurance
Coverage”
UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta 2012
Peserta
Seminar Nasional “Merevitaformasi Islamic
Studies di PTAI untuk Membangun Karakter
Bangsa”
UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta 2013 Peserta
Workshop “Pembuatan SOP Jurusan Syari’ah
STAIN Malikulssaleh Lhokseumawe”
Jurusan Syari’ah
STAIN Malikulssaleh
Lhokseumawe
2015 Peserta
Kuliah Umum “Kontribusi PTKIN dalam
Mengembangkan SDM Berkualitas”
STAIN Malikussaleh 2016 Peserta
Seminar “Investasi Cerdas di Pasar Modal” Prodi Ekonomi Syariah 2016
Peserta
Kuliah Umum “Mengawal Stabilitas Sistem
Keuangan, Mendorong Pertumbuhan Ekonomi”
Bank Indonesia
Lhokseumawe di IAIN
Lhokseumawe
2017 Peserta
Workshop “Kurikulum KKNI Prodi Ekonomi
Syariah IAIN Lhokseumawe”
Prodi Ekonomi Syariah
IAIN Lhokseumawe 2017
Peserta
Workshop “Kurikulum KKNI Prodi Akuntansi
Syariah IAIN Lhokseumawe”
Prodi Akuntansi
Syariah IAIN
Lhokseumawe
2018 Peserta
Seminar Qanun Lembaga Keuangan Syariah:
“Menjemput Keberkahan Dengan Ekonomi
Syariah
Masyarakat Ekonomi
Syariah (MES)
Lhokseumawe dan
2019 Peserta
Bank Indonesia
Lhokseumawe
PENGABDIAN MASYARAKAT
Nama Kegiatan Tempat Tahun Sebagai
Pelatihan Manajemen Bank Syari’ah Prodi Ekonomi Syari’ah
STAIN Malikussaleh 2015
Moderator
Workshop Peningkatan Mutu dan
Kompetensi Mahasiswa Program Studi
Ekonomi Islam STAIN Malikussaleh
Prodi Ekonomi Syari’ah
STAIN Malikussaleh 2016 Moderator
Workshop On Youth Employment And
Local Economic Development
Bank Indonesia
Lhokseumawe 2017
Narasumber
Workshop Kurikulum KKNI Prodi
Perbankan Syariah IAIN Lhokseumawe
Prodi Perbankan Syariah
IAIN Lhokseumawe 2018
Panitia
Festival Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN
Lhokseumawe
2018 Juri
PENELITIAN DAN KARYA TULIS
Judul Tulisan Jenis
Tulisan Penerbit Tahun
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan
Ekonomi Makro Terhadap Return Dan
Beta Saham Syari’ah Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic
Index (JII)
Skripsi Perpustakaan UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta (Tidak
Dipublikasi) 2011
Pengaruh Ekonomi Makro dan Faktor
Fundamental Terhadap Penyaluran
Pembiayaan Bank Syari’ah di
Indonesia.
Tesis Perpustakaan Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta (Tidak
Dipublikasi)
2013
Pengaruh Kinerja Keuangan dan
Ekonomi Makro Terhadap Return dan
Beta Saham Syariah Pada Perusahaan
Yang Konsisten di Jakarta Islamic
Index (JII)
Jurnal
Ilmiah
Syarah: (Jurnal Hukum Islam
dan Ekonomi) STAIN
Malikussaleh Lhokseumawe,
Volume 1. Nomor 2, Juli-
Desember 2012
2012
Analisis Kepuasan Stakeholder
Terhadap Kompetensi Mahasiswa On
The Job Training (OJT) Prodi Ekonomi
Syari’ah STAIN Malikussaleh
Lhokseumawe
Penelitian
Kelompok
Kemenag
Laporan Penelitian APBN
2016 STAIN Malikussaleh 2016
Pratikum Bank Syariah Buku Darras Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, IAIN Malikussaleh
Lhokseumawe , 2016
2016
Pengembangan Dana Cadangan Qardh Jurnal Jurnal Ekonomi Syariah,
Akuntansi dan Perbankan 2017
Pada Asuransi Syariah Ilmiah Syariah (JESKaPe) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Lhokseumawe, Volume.
1, Nomor. 1 Januari-Juni 2017
Paradigma Integrasi-Interkoneksi
Dalam Ekonomi Islam
Jurnal
Ilmiah
Jurnal Ekonomi Syariah,
Akuntansi dan Perbankan
Syariah (JESKaPe) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Lhokseumawe, Volume.
2, Nomor. 1 Januari-Juni 2018
2018
Analisis Hubungan Pemengang Saham
Dengan Perusahaan Pada Kebijakan
Dividen
Jurnal
Ilmiah
Jurnal Ekonomi Syariah,
Akuntansi dan Perbankan
Syariah (JESKaPe) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Lhokseumawe, Volume.
2, Nomor. 2 Juli-Desember
2018
2018
Overlaping Fungsi Baitul Mal dan
Kantor Urusan Agama Sebagai
Lembaga Pengelola Wakaf (Kritik
Terhadap Peran Baitul Mal sebagai
Lembaga Pengelola Wakaf di Aceh)
Penelitian
Kelompok
Kemenag
2018
Laporan Penelitian APBN
2018 STAIN Malikussaleh
2018
Analisis Rasio Keuangan Dalam
Memprediksi Perubahan Laba
(Studi Empiris Perusahaan di Jakarta
Islamic Index)
Jurnal
Ilmiah
Proses terbit di At-Taysri’
STAIN Dirundeng Meulaboh 2019
Analisis Penerapan Transaksi Ijarah
Dan Al Ijarah Al Muntahiya Bit Tamlik
Pada Bank Syariah
Jurnal
Ilmiah
Jurnal Ekonomi Syariah,
Akuntansi dan Perbankan
Syariah (JESKaPe) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Lhokseumawe, Volume.
3, Nomor. 2 Juli-Desember
2019
2019
Demikian curriculum vitae ini saya buat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Lhokseumawe, 18 Desember 2019
Yang Menyatakan
H. Ali Muhayatsyah, S.E.I., M.E.I.