Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI WAJIB PAJAK
UMKM DI KOTA YOGYAKARTA DALAM KEMAUAN
MEMBAYAR PAJAK
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi dalam Program Studi Akuntansi
Aprilia Dwi Ratnasari
31.14.276024
PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN
KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2017
ii
iii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan apakah kesadaran membayar
pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang
baik atas keefektifan sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem
pemerintahan dan hukum, serta sosialisasi pajak berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak pada UMKM di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
82 pemilik UMKM di Kota Yogyakarta sebagai responden. Metode pengumpulan
data primer yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan media
kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi yang baik atas
keefektifan sistem perpajakan dan sosialisasi pajak berpengaruh terhadap
kemauan membayar pajak. Sedangkan kesadaran membayar pajak, pengetahuan
dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap
sistem pemerintahan dan hukum tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar
pajak pada UMKM di Kota Yogyakararta.
Kata Kunci: kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang
peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas keefektifan sistem perpajakan,
tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum, sosialisasi pajak,
kemauan membayar pajak.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perekonomian negara sama halnya dengan perekonomian rumah tangga dimana
mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Salah satu
sumber penerimaan negara adalah pajak yang merupakan pendapatan sangat
penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Menyadari
akan hal itu, pemerintah selalu menggalakkan tentang pentingnya pajak bagi
pembangunan nasional. Pajak merupakan suatu bentuk kewajiban dan pengabdian
dari warga negara kepada negara untuk pembangunan nasional dan kesejahteraan
bersama. Warga negara yang baik, sudah seharusnya sadar dan taat membayar
pajak. Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1
ayat 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah:
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam pembayaran pajak di Indonesia ada dua sistem perpajakan yang
mengalami perubahan pada tahun 1983 dari official Assesment System menjadi
Self Assesment System. Self Assesment System adalah suatu sistem dimana
pemerintah memberi kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk menghitung,
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
2
menyetor, dan melaporkan sendiri kewajiban pajaknya. Sistem tersebut berlaku
untuk semua objek pajak termasuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
UMKM merupakan unit usaha yang dikelola oleh kelompok masyarakat
maupun keluarga yang mayoritas pelaku bisnis Indonesia. Hampir di seluruh kota
besar mudah menemukan UMKM bahkan hingga ke pinggiran kota dan pedesaan.
UMKM mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Pada
saat ini jumlah UMKM di Indonesia berkembang pesat. Asosiasi UMKM
Indonesia (Akumindo) menyebutkan ada 60 juta UMKM dengan 80% di
antaranya masuk dalam kategori usaha mikro kecil (Koran.bisnis.com,
13/7/2016).
Pertumbuhan UMKM semakin bertambah dari tahun ke tahun dan
keberadaanya menjadi tulang punggung perekonomian negara. Di hadapan para
pemimpin negara ASEAN dan Presiden Barack Obama, Presiden negara
Indonesia Joko widodo menyatakan pentingnya UMKM sebagai kunci penopang
perekonomian negara. Pada kesempatan itu, Jokowi mengatakan bahwa UMKM
adalah tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN. Sebanyak 88-99%
bentuk usaha ASEAN adalah UMKM dan bidang ini dapat menyerap 51-97%
tenaga kerja ASEAN. UMKM yang memiliki daya tahan tinggi dapat menopang
perekonomian negara , bahkan ketika terjadi krisis global (Presiden Jokowi, dalam
berita detik.com 16/02/2016). Oleh karena itu, kontribusi UMKM terhadap
perekonomian nasional tidak dapat dipandang sebelah mata.
Dalam pemenuhan kewajiban perpajakan serta mendorong kontribusi
penerimaan negara dari sektor UMKM, pemerintah telah menerbitkan Peraturan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang pajak penghasilan atas penghasilan
dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran
bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000 dalam satu tahun pajak. Menurut PMK
Nomor 197 tahun 2013 pasal 1, pengusaha kecil adalah pengusaha yang dalam
satu tahun buku melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau jasa kena
pajak yang memiliki peredaran bruto tidak lebih dari Rp4.800.000.000 Dari
landasan hukum tersebut, maka UMKM dapat dikategorikan sebagai Pengusaha
Kecil.
Pajak yang dibayarkan oleh sektor UMKM menjadi sumber penerimaan
negara yang sangat potensial. Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) berharap dengan dikeluarkannya PP No 46 tahun 2013 ini akan ada
perluasan partisipasi pembayaran pajak dan diikuti dengan kesejahteraan rakyat.
Beberapa penelitian yang mendasari penelitian ini adalah penelitian Septian
Fahmi Fahluzy dan Linda Agustina (2014), Neni Hendri (2016) yang
menggunakan dua variabel yang sama dalam penelitian mereka, yaitu
pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan, tingkat kepercayaan
terhadap sistem pemerintahan dan hukum.
Penelitian ini menggunakan UMKM di Kota Yogyakarta yang merupakan
daerah tujuan wisata, sehingga kota ini adalah pasar yang cukup baik bagi produk
UMKM lokal. Pembeli bukan hanya masyarakat kota tetapi juga wisatawan dari
dalam maupun luar negeri. Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah penyumbang
pajak tertinggi di Yogyakarta. Meski demikian, masih banyak UMKM DIY yang
belum membayar pajak sesuai ketentuan. Dari sekitar 84.019 wajib pajak di sektor
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
tersebut, baru 20 persennya saja yang sudah konsisten membayar pajak. Masih
rendahnya jumlah wajib pajak dari kalangan UMKM yang membayarkan
kewajibannya tentu sangat disayangkan mengingat sektor tersebut menjadi potensi
yang bagus untuk menghimpun penerimaan pajak lebih besar. (tribun jogja.com).
Untuk mengetahui apakah adanya kemungkinan pengusaha sudah
melakukan kewajiban perpajakannya, peneliti ingin mengetahui kesadaran
membayar pajak; pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan;
persepsi yang baik atas keefektifan sistem perpajakan; tingkat kepercayaan
terhadap sistem pemerintahan dan hukum; serta sosialisasi pajak mempengaruhi
kemauan untuk membayar pajak pada UMKM di Kota Yogyakarta.
Berdasarkan uraian latar belakang, permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian adalah:
1. Apakah kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar
pajak pada UMKM di Kota Yogyakarta?
2. Apakah pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak pada UMKM di Kota Yogyakarta?
3. Apakah persepsi yang baik atas keefektifan sistem perpajakan berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak pada UMKM di Kota Yogyakarta?
4. Apakah tingkat kepercayaan sistem pemerintahan dan hukum berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak pada UMKM di Kota Yogyakarta?
5. Apakah sosialisasi pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak pada
UMKM di Kota Yogyakarta?
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
TELAAH PUSTAKA
Teori Tentang Pajak
Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1 adalah:
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peran penting dalam perekonomian negara. Menurut Resmi
(2011), ada dua yaitu:
1. Sebagai suatu anggaran atau penerimaan (budgetair)
Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun untuk
pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya
memasukkan uang sebanyak banyaknya untuk kas negara.
2. Untuk mengatur (fungsi regulasi)
Pajak mempunyai fungsi regulatoir, artinya pajak merupakan alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan
sosial, serta memcapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
Wajib Pajak
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 menyatakan wajib pajak adalah orang
pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak dan pemungut pajak yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
PP No 46 Tahun 2013
Dalam ketentuan pajak penghasilan yang diatur dalam PP Nomor 46 Tahun 2013
pasal 2 menyebutkan bahwa yang dikenai pajak penghasilan bersifat final yaitu
atas penghasilan usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi
atau wajib pajak badan yang memiliki peredaran bruto tidak melebihi
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam satu tahun
pajak.
Pengertian UMKM
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) menurut Undang-Undang No 20
Tahun 2008 yaitu usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang-perorangan atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria tertentu.
UMKM juga diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197 Tahun 2013
yang menyebutkan pengusaha kecil merupakan pengusaha yang selama satu tahun
buku mempunyai peredaran bruto atau penerimaan bruto tidak lebih dari
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
Klasifikasi UMKM
Dalam perkembangannya, UMKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat)
kelompok yaitu:
1. Livelihood Activities, merupakan UMKM yang digunakan sebagai kesempatan
kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai faktor informal,
sebagai contoh adalah pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise, merupakan UMKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi
belum memiliki sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan mampu menerima subkontrak dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar.
Manfaat UMKM
Manfaat adanya UMKM antara lain:
1. Tersedianya Lowongan Pekerjaan
Dengan adanya UMKM, memiliki peran penting bagi individu maupun
negara. UMKM dapat menyediakan lowongan pekerjaan secara luas bagi
masyarakat sehingga dapat mengurangi pengangguran.
2. Pembangunan Nasional
UMKM menyumbang penerimaan pajak yang dapat digunakan untuk
pembangunan nasional.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak di Kota
Yogyakarta dan Perumusan Hipotesisnya
Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi
kemauan membayar pajak pada UMKM di Kota Yogyakarta. Faktor-faktor
tersebut antara lain: kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman
tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas keefektifan sistem
perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum, dan
sosialisasi pajak.
Hubungan antara Kesadaran dalam Membayar Pajak dengan Kemauan
Membayar Pajak
Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realita dan
bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realita. Kesadaran yang
dimiliki oleh manusia meliputi kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa lalu,
dan kemungkinan masa depannya. Masyarakat yang memiliki kesadaran
perpajakan berarti wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak
dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan dan merasa adanya paksaan.
Dalam penelitian Agus, Sapti dan Umi (2011) menyatakan bahwa
kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan
membayar pajak. Agus, Sapti dan Umi (2011) juga menyatakan bahwa kesadaran
membayar pajak masih kurang, responden mengakui bahwa kemauan untuk
membayarkan kewajiban pajaknya dipengaruhi oleh teguran atau harus diingatkan
oleh keluarga dan kerabat.
Mario (2016) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi UMKM Kabupaten Karanganyar terhadap kemauan membayar
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
pajak. Salah satu variabel dalam penelitian tersebut adalah kesadaran dalam
membayar pajak. Hasil dari peneltian tersebut menunjukkan bahwa kesadaran
dalam membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak.
Kesadaran wajib pajak atas perpajakan sangatlah diperlukan agar dapat
meningkatan kemauan wajib pajak untuk membayar pajaknya. Semakin tinggi
kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak maka semakin tinggi pula kemauan
wajib pajak dalam membayar pajak. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar
pajak.
Hubungan antara Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan
Perpajakan dengan Kemauan Membayar Pajak
Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan oleh wajib pajak
merupakan suatu proses yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengetahui
tentang aturan perpajakan dan mengaplikasikannya untuk memenuhi kewajiban
dan mendapatkan hak perpajakannya. Dengan adanya pengetahuan dan
pemahaman tentang peraturan perpajakan dapat meningkatkan kemauan dalam
membayar pajak.
Pancawati (2011) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kemauan membayar pajak. Salah satu variabel yang digunakan
dalam penelitian tersebut adalah pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan
perpajakan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan dan
pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kemauan membayar pajak. Menurut Pancawati (2011) pengetahuan yang diterima
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
oleh wajib pajak tidak menjamin seorang wajib pajak akan lebih menyadari
tentang kemauan membayar pajak. Pancawati (2011) juga menyebutkan
kurangnya pengetahuan yang dimiliki wajib pajak dikarenakan sebagian besar
respondennya masih berpendidikan SMA.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Agus, Sapti, dan Umi (2011)
yang menemukan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan
perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Penelitian ini
didukung dengan penelitian yang dilakukan Mario (2016), juga menunjukkan
bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H2: Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak.
Hubungan antara Persepsi yang Baik Atas Keefektifan Sistem Perpajakan
dengan Kemauan Membayar Pajak
Hal-hal yang mengindikasikan keefektifan sistem perpajakan dapat dirasakan oleh
wajib pajak antara lain adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-Filling,
pembayaran melalui e-Banking, penyampaian SPT melalui drop box yang dapat
dilakukan di berbagai tempat, tidak harus di KPP, peraturan perpajakan dapat
diakses secara lebih cepat melalui internet, pendaftaran NPWP yang dapat
dilakukan secara online melalui e-register dari website pajak. Semakin baik
fasilitas yang disediakan oleh fiskus akan meningkatkan kemauan wajib pajak
dalam membayar pajak.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
Nugroho dan Zulaikha (2012) juga telah menguji pengaruh persepsi yang
baik atas keefektifan sistem perpajakan terhadap kesadaran membayar pajak.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa persepsi yang baik atas sistem perpajakan
berpengaruh positif terhadap kesadaran membayar pajak. Wajib pajak yang
mengetahui sistem pembayaran pajak saat ini diharapkan wajib pajak tersebut
akan berkewajiban untuk membayar pajak, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H3: Persepsi yang baik atas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak.
Hubungan antara Tingkat Kepercayaan terhadap Sistem Pemerintah dan
Hukum dengan Kemauan Membayar Pajak
Kepercayaan terhadap sistem pemerintah dan hukum berarti anggapan atau
keyakinan bahwa sistem pemerintahan dan hukum itu benar dan nyata. Adanya
kepercayaan terhadap sistem pemerintah dan hukum yang berlaku turut
mendorong kemauan wajib pajak untuk membayar pajaknya ketika wajib pajak
memiliki kepercayaan yang tinggi kepada sistem pemerintahan dan hukum yang
tegas dalam melaksanakan semua aturan-aturan yang berlaku. Hal tersebut
dibuktikan dalam penelitian Betri (2014) bahwa tingkat kepercayaan terhadap
sistem pemerintah dan hukum berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak,
maka hipotesis yang diajukan adalah:
H4: Tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintah dan hukum berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak.
Hubungan antara Sosialisai Pajak terhadap Kemauan Membayar Pajak
Sosialisasi pajak merupakan upaya DJP untuk memberikan informasi dan
pembinaan kepada wajib pajak mengenai segala sesuatu yang ada hubungannya
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
dengan bidang perpajakan. Sosialisasi merupakan hal yang sangat penting dalam
upaya peningkatan kesadaran wajib pajak. Peningkatan kesadaran Wajib Pajak
dalam membayar pajak dapat dicapai dengan adanya sosialisasi yang dilakukan
secara intensif dan efektif oleh DJP. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh
Adiyati (2009) bahwa sosialisasi dapat berpengaruh terhadap kemauan wajib
pajak dalam membayar pajak, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H5: Sosialisai pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif yang merupakan analisis angka-angka sehingga dapat diukur dan
dihitung. Disamping menggunakan metode kuantitatif penelitian ini juga
menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan menggunakan 5
(lima) dimensi pengukuran, yaitu kesadaran membayar pajak; pengetahuan dan
pemahaman terhadap peraturan perpajakan; persepsi yang baik atas keefektifan
sistem perpajakan; tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum;
serta sosialisasi pajak.
Pada penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan convenience
sampling dari metode nonprobability sampling. Nonprobability sampling yaitu
memilih sampel secara tidak acak sehingga setiap elemen populasi mempunyai
probabilitas yang berbeda untuk dipilih menjadi sample. Convenience sampling
merupakan metode memilih sampe dari elemen populasi (orang atau kejadian)
yang datanya mudah diperoleh oleh peneliti . Convenience sampling dipilih
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
peneliti karena alasan kemudahan untuk mendapatkan data dan keterbatasan
biaya.
Untuk mengukur variabel yang akan diteliti melalui tanggapan responden
digunakan Skala Likert. Dalam penelitian ini masing-masing jawaban pertanyaan
dalam kuesioner diberi skor sebagai berikut:
1. Skor 5 untuk kategori sangat setuju dilambangkan dengan huruf “SS”.
2. Skor 4 untuk kategori setuju dilambangkan dengan huruf “S”.
3. Skor 3 untuk kategori ragu-ragu dilambangkan dengan huruf “R”.
4. Skor 2 untuk kategori tidak setuju dilambangkan dengan huruf “TS”.
5. Skor 1 untuk kategori sangat tidak setuju dilambangkan dengan huruf “STS”.
Untuk menganalisis data-data yang ada, sehingga memberikan hasil dan
membuat kesimpulan, maka ada beberapa alat analisa yang digunakan. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner,
sedangkan uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu.
2. Analisis Regresi Berganda
Untuk menentukan apakah model regresi yang digunakan sudah tepat, maka
dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas,
uji multikolinieritas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, uji
heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, uji
multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya korelasi
antar variabel independen dalam model regresi.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari uji koefisien determinasi, uji statistik
f, dan uji statistik t. Kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variasi
(perubahan) nilai variabel independen dapat diketahui dari besarnya koefisien
determinasi. Uji statistik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen.
HASIL PENELITIAN
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Uji validitasdengan factor analysis menghendaki nilai KMO MSA lebih besar dari
0,5. Penelitian ini mendapatkan nilai KMO MSA sebesar 0,687 yang artinya
factor analysis dapat dilanjutkan. Setiap pertanyaan dalam kuesioner dapat
dikatakan valid jika memiliki factor loading > 0,50.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
Hasil Uji Validitas
Pertanyaan Komponen
1 2 3 4 5 6
K1 Sebagai warga negara
yang baik, saya sadar
untuk membayar pajak 0,846
K2 Saya tetap membayar
pajak walaupun tidak
mendapat imbalan
langsung
0,879
K3 Penundaan pembayaran
pajak dapat merugikan
negara
0,846
K4 Membayar pajak tidak
sesuai dengan jumlah
yang seharusnya dibayar
sangat merugikan Negara
0,782
P2 Pajak yang dibayar
dihitung berdasarkan
Penghasilan Neto
dikurangi Penghasilan
Tidak Kena Pajak
kemudian dikalikan
dengan tarif pajak
0,791
P3 Saya sebagai wajib pajak
dapat dikenai Pajak
Penghasilan (PPh) dan
Pajak Pertambahan Nilai
0,838
S1 Pembayaran pajak
melalui e-banking lebih
mudah, aman dan
terpercaya
0,833
S2 Pelaporan pajak melalui
e-SPT dan e-Filling
sangat efektif
0,768
S3 Penyampaian SPT
melalui drop box dapat
dilakukan dimana saja
dan memudahkan wajib
pajak
0,842
S4 Pendaftaran NPWP dapat
dilakukan melalui e-
Registration dari website
pajak
0,747
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
PH1 Sistem Pemerintahan
yang sudah berjalan
dengan baik
0,831
PH2 Sistem hukum yang
dijalankan pemerintah
sudah baik
0,801
PH3 Keinginan untuk
membayar pajak karena
politisi dan wakil rakyat
sudah menjalankan
fungsi dan wewenangnya
0,851
PH4 Kepercayaan terhadap
pemungut pajak yang
dialokasikan kembali ke
rakyat
0,821
SP1 Direktorat Jenderal Pajak
melakukan sosialisasi
melalui berbagai media
0,896
SP2 Sosialisasi pajak dengan
mudah diperoleh melalui
media televisi, koran,
spanduk, flyer, radio
maupun internet
0,925
SP3 Internet sebagai salah
satu yang paling
informatif
0,798
SP4 Sosialisasi pajak
menyadarkan saya untuk
melakukan kepatuhan
pajak
0,808
Y2 Sebagai Wajib Pajak
saya berusaha mencari
informasi mengenai
tempat dan cara
pembayaran pajak
0,892
Y3 Wajib pajak berusaha
mencari informasi
mengenai batas waktu
pembayaran pajak
0,559
Dari hasil uji validitas pada tabel di atas dapat disimpulkan tidak semua
pertanyaan dalam kuesioner valid.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
Uji Reliabilitas
Pengukuran konsistensi internal menggunakan pengujian dengan teknik
cronbach’s alpha, yaitu koefisien reliabilitas yang menunjukkan seberapa baik
item dalam suatu instrumen berkorelasi positif dengan item lainnya. Reliabilitas
dikatakan baik apabila koefisien alpha (α) lebih dari 0,60.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach's
Alpha
Kesadaran Membayar Pajak 0,884
Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Pajak 0,739
Persepsi yang Baik atas Keefektifan Sistem Perpajakan 0,892
Tingkat Kepercayaan terhadap Sistem Pemerintah dan Hukum 0,910
Sosialisai Pajak 0,885
Kemauan Membayar Pajak 0,639
Hasil uji reliabilitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel
dalam penelitian ini reliabel karena nilai Cronbach”s Alpha lebih besar dari 0,60.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Data
Uji normalitas dapat dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, Uji
chi Square dan uji Kolmogorov Smirnov. Dalam penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov dengan melihat nilai probabilitas signifikansi. Jika
probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi normal sedangkan jika probabilitas <
0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai
Kolmogorov-Smirnov 1,158 dengan probabilitas sebesar 0,137 yang artinya data
dalam penelitian ini berdistribusi normal karena nilai probabilitasnya lebih dari
0,05.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
Uji Heteroskedastisitas
Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan uji statistik Glejser yaitu
dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen dalam
model. Jika diperoleh nilai probabilitas signifikansi untuk variabel independen >
0,05 maka model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel
Dependen Variabel Independen
Nilai
Signifikansi Keterangan
Kemauan
Membayar
Pajak
Kesadaran Membayar
Pajak 0,054
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Pengetahuan dan
Pemahaman tentang
Peraturan Pajak
0,478
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Persepsi yang Baik atas
Keefektifan Sistem
Perpajakan
0,286
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Tingkat Kepercayaan
terhadap Sistem
Pemerintah dan Hukum 0,069
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Sosialisai Pajak 0,846
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Dari hasil uji Glejser seperti yang terlihat pada tabel 4.9 di atas, semua
variabel bebas yang digunakan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam persamaan
regresi.
Uji Multikolinieritas
Dalam peneltian ini, uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF) dalam model regresi. Nilai cut off umumnya
digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance <
0,01 dan VIF > 0,01 berarti terdapat multikolinieritas antar variabel bebas.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel
Dependen Variabel Independen Toleransi VIF Keterangan
Kemauan
Membayar
Pajak
Kesadaran Membayar
Pajak 0,818 1,222 Tidak terjadi
multikolinieritas
Pengetahuan dan
Pemahaman tentang
Peraturan Pajak 0,690 1,450
Tidak terjadi
multikolinieritas
Persepsi yang Baik atas
Keefektifan Sistem
Perpajakan 0,637 1,570
Tidak terjadi
multikolinieritas
Tingkat Kepercayaan
terhadap Sistem
Pemerintah dan Hukum
0,621 1,611
Tidak terjadi
multikolinieritas
Sosialisai Pajak 0,960 1,041
Tidak terjadi
multikolinieritas
Hasil pengujian multikolonieritas tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa
seluruh variabel independen yang digunakan pada model regresi memiliki nilai
toleransi lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi antar variabel
independen yang digunakan dalam model regresi.
Analisis Regresi Berganda
Hasil analisis regresi linear berganda yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Dependen: Kemauan Membayar Pajak
Variabel Independen Koefisien
Regresi
Kesadaran Membayar Pajak 0,019
Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Pajak 0,100
Persepsi yang Baik atas Keefektifan Sistem Perpajakan 0,292
Tingkat Kepercayaan terhadap Sistem Pemerintah dan Hukum 0,078
Sosialisai Pajak -0,207
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda pada tabel, maka dapat
dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 2,856 + 0,019K + 0,100P + 0,292S + 0,078PH + (-0,207)SP
UJI HIPOTESIS
Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini hasil uji koefisien determinasi menunjukkan nilai R square
(R2) sebesar 0,288 atau 28,8% yang artinya 28,8% variabel kemauan membayar
pajak dapat dijelaskan variabel kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan
pemahaman terhadap peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas keefektifan
sistem pembayaran pajak, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintah dan
hukum, serta sosialisasi pajak sedangkan sisanya 71,2% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Uji Statistik F
Dalam penelitian ini hasil pengujian statistik F untuk persamaan regresi diperoleh
signifikansi sebesar 0,000. Nilai 0,000 lebih kecil dari 5% atau 0,05, hal ini berarti
terdapat pengaruh secara simultan variabel kesadaran membayar pajak,
pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan, persepsi yang baik
atas keefektifan sistem pembayaran pajak, tingkat kepercayaan terhadap sistem
pemerintah dan hukum, serta sosialisasi pajak terhadap kemauan membayar pajak
wajib pajak UMKM di Kota Yogyakarta.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
21
Uji Statistik T
Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05 (5%). Jika nilai
signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan),
berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis
diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel
independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berikut
tabel hasil uji statisti T atau uji parsial:
Hasil Uji Statistik T
Variabel Dependen: Kemauan Membayar Pajak
Variabel Independen Probability Value Keputusan
Kesadaran Membayar Pajak 0,833 Hipotesis 1
ditolak
Pengetahuan dan Pemahaman
tentang Peraturan Pajak 0,317
Hipotesis 2
ditolak
Persepsi yang Baik atas
Keefektifan Sistem
Pembayaran Pajak
0,006 Hipotesis 3
diterima
Tingkat Kepercayaan
terhadap Sistem Pemerintah
dan Hukum
0,391 Hipotesis 4
ditolak
Sosialisai Pajak 0,014 Hipotesis 5
diterima
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
22
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar
pajak pada UMKM di Kota Yogyakarta.
2. Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak pada UMKM di Kota Yogyakarta.
3. Persepsi yang baik atas keefektifan sistem perpajakan berpengaruh terhadap
kemauan membayar pajak pada UMKM di Kota Yogyakarta.
4. Tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum tidak
berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak pada UMKM di Kota
Yogyakarta.
5. Sosialisasi pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak pada
UMKM di Kota Yogyakarta.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada UMKM yang aktif mengikuti acara yang
diadakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota
Yogyakarta dengan jumlah perwakilan dari setiap kecamatan yang berbeda-
beda sehingga tidak mencerminkan keseluruhan wajib pajak UMKM di
seluruh Kota Yogyakarta.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
23
2. Ada beberapa responden yang tidak mengembalikan kuesioner dan mengisi
kuesioner dengan asal-asalan, sehingga jumlah data yang seharusnya 100
responden menjadi 82 responden.
Saran
Dengan berbagai analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka saran yang
dapat diberikan:
1. Penelitian ini dilakukan pada UMKM yang aktif mengikuti acara yang
diadakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota
Yogyakarta dengan jumlah perwakilan dari setiap kecamatan yang berbeda-
beda dan mungkin ada kecamatan yang tidak mengirimkan perwakilannya,
diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengambil perwakilan dari setiap
kecamatan sehingga dapat mencerminkan keseluruhan wajib pajak UMKM di
seluruh Kota Yogyakarta.
2. Penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel independen, yaitu kesadaran
membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan,
persepsi yang baik atas keefektifan sistem perpajakan, tingkat kepercayaan
terhadap sistem pemerintahan dan hukum, serta sosialisasi pajak. Untuk
penelitan selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel independen
seperti pelayanan fiskus, mengingat hasil uji R Square menunjukkan nilai R2
yang kecil yaitu hanya 28,8%, yang artinya 71,2% dipengaruhi oleh vaiabel
lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
24
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. Statistika Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Bernadheta. 03 november 2016. Harianjogja.com. Diakses 27 Desember 2016,
dari http://m.harianjogja.com/baca/2016/11/03/amnesti-pajak-periode-ii-
umkm-masih-tidur-766006
Betri, S. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pemilik Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak . Kuangan dan Perbankan.
Fahluzy, S. F., & Agustina, L. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Membayar Pajak UMKM Di Kabupaten Kendal. Accounting
Analysis Journal.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS Edisi
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati. 2003. Ekonometrika Dasar.Dialihbahasakan oleh Sumarno Zain.
Jakarta: Erlangga.
Handayani, S. W. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk
Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan
Bebas. Skripsi.
Hendri, Neni. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar Pajak Pada UMKM Di Kota Metro. Akuisisi Vol 12.
Irianto. 2005. Politik Perpajakan: Membangun Demokrasi Negara. Yogyakarta:
UII Press.
Khabibi. 02 Februari 2015. Diakses 03 Oktober 2016, dari Detik.com:
http://m.detik.com/news/berita/3142927/jokowi-umkm-kunci-penopang-
perekonomian-negara
Mario. 2016. Faktor-Faktor Yng Mempengaruhi Wajib Pajak UMKM terhadap
Kemauan Membayar pajak( Studi di Kabupaten Karanganyar). Skripsi.
Pamuji, A. R., Mukzan, M. D., & Sudjana, N. (2014). Faktor-Fakor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Pemilik Usaha Mikro Kecildan Menengah
dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan. Skripsi.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
25
Pancawati. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak.
Dinamika Keuangan dan Perbankan.
Republik Indonesia. Susunan Satu Naskah Undang-Undang Perpajakan no.
28tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Bab
1, Pasal 1.
Republik Indonesia. 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46
Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha
yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran
Bruto Tertentu. Jakarta.
Sari, Candra Puspita. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk
Membayar Pajak Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus
Pada Usaha Mebel Di Klaten). Skripsi.
Subiyakto, Haryo & Algifari. 2011. Praktikum Statistik dengan MS EXCEL dan
SPSS. Yogyakarta: STIE YKPN Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supomo, & Indriarto. 1999. Metodologi Penelintian Bisnis. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi & Bisnis UGM.
Tribunjogja.com. 23 Februari 2015. Diakses 03 Oktober 2016, dari
http://jogja.tribunnews.com/2015/02/23/setoran-pajak-ukm-masih-
minim&ei=qu_RAU92&lc=id-ID&S=1&M=217&host=www.google.co.id
Uma, Sekaran. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Widayati, & Nurlis. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan
Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan
Bebas (Studi Kasus Pada KPP Pratama Gambir Tiga). Prosiding
Simposium Nasioanal Akuntansi XIII.
Widodo, & Djefis. 2008. Tax Payer's Right: Apa Yang Perlu Kita Ketahui
Tentang Hak-Hak Wajib Pajak. Bandung: Alfabeta.
Widyaningrum. 2007. Identifikasi Kemampuan dan Kemauan Membayar Pajak
Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Jurnal EMBA.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id