122
1 FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI CORPORATE CUSTOMER CARE CENTER (C4) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk TAHUN 2009 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Disusun oleh : DIAN NOURMAYANTI NIM : 105101003224 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2010 M

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

1

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

KELELAHAN MATA PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI

CORPORATE CUSTOMER CARE CENTER (C4) PT. TELEKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk TAHUN 2009

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM)

Disusun oleh :

DIAN NOURMAYANTI

NIM : 105101003224

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/ 2010 M

Page 2: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

2

lEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarata.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 5 Februari 2010

Dian Nourmayanti

Page 3: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

3

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, Januari 2010

DIAN NOURMAYANTI, NIM : 105101003224

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

KELELAHAN MATA PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI

CORPORATE CUSTOMER CARE CENTER (C4) PT. TELEKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk TAHUN 2009

(xix+ 82 halaman, 11 tabel, 4 gambar, 1 grafik, 4 lampiran)

ABSTRAKSI

Kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala yang diakibatkan oleh

upaya berlebihan dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi kurang

sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. Gejala-gejala seseorang

mengalami kelelahan mata antara lain nyeri atau terasa berdenyut di sekitar mata,

pandangan kabur, pandangan ganda, sulit dalam memfokuskan penglihatan, mata

perih, mata merah, mata berair, sakit kepala, dan pusing disertai mual. Penelitian

yang dilakukan oleh Japanese Ministry of Health (2004) didapatkan bahwa 91,6 %

operator komputer merasakan keluhan kelelahan mata. Berdasarkan penelitian

pendahuluan di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk, tahun 2009 diketahui bahwa dari 15 pekerja pengguna komputer

terdapat 13 pekerja yang mengalami keluhan kelelahan mata.

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian

cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 51 pekerja customer service.

Data penelitian didapat dengan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh

masing-masing pekerja untuk mengetahui keluhan kelelahan mata secara subjektif

dan karakteristik pekerja. Sedangkan kelainan refraksi, tingkat pencahayaan dan jarak

monitor diukur secara langsung dengan menggunakan snellen chart, luxmeter, dan

mistar. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran masing-masing

variabel, sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square

untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (usia, kelainan refraksi,

istirahat mata, jarak monitor dan tingkat pencahayaan) terhadap variabeldependen

(keluhan kelelahan mata).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja pengguna

komputer mengalami keluhan kelelahan mata. Selain itu terdapat hubungan antara

Page 4: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

4

usia dan tingkat pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna

komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia,

Tbk tahun 2009 dengan Pvalue 0,023 dan variabel tingkat pencahayaan memiliki nilai

OR sebesar 30.00 sehingga dapat diketahui bahwa tingkat pencahayaan memiliki

risiko 30 kali terhadap kejadian keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna

komputer di C4 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Faktor kelainan refraksi,

istirahat mata, dan jarak monitor ternyata tidak menunjukkan adanya hubungan

dengan keluhan kelelaha mata.

Untuk mengurangi keluhan kelelahan mata pada pekerja, saran yang diajukan

bagi perusahaan adalah memberikan penerangan sesuai dengan standar yang

dianjurkan untuk ruangan kerja berkomputer yaitu sebesar 300 Lux dan melakukan

pemeriksaan mata secara berkala bagi pekerja. Bagi pekerja, hindari penggunaan

lensa kontak pada saat bekerja dengan komputer karena kelelahan mata akan lebih

cepat terasa. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan pengukuran

kelelahan mata secara objektif dengan menggunakan alat ukur tingkat kelelahan mata

(reaction timer) dan meneliti variabel lain yang terkait dengan kelelahan mata dengan

menggunakan desain studi case control.

Daftar bacaan : 38 (1985 – 2008)

Page 5: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

5

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

STUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTH

Undergraduated Thesis, February 2010

DIAN NOURMAYANTI, NIM : 105101003224

FACTORS CORELATION WITH SYMPTOM OF EYESTRAIN IN

COMPUTER USER AT CORPORATE CUSTOMER CARE CENTER (C4) PT.

TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk OF YEAR 2010.

(xix + 83 pages, 11 tables, 4 pictures, 1 graphic, 4 attachments)

ABSTRACT

According to Medical Sciences, eyestrain symptoms is caused by excessive

efforts of the vision system in less than perfect conditions to get the sharpness of

vision. The symptom of eyestrain are throbbing pain or felt around the eyes, blurred

vision, double vision, difficult in focusing vision, giving hot/sore, red eyes, watery

eyes, headache, nausea and dizziness. Japanese Ministry of Health (2004) found that

the proportion of eyestrain symptoms felt by the computer operator is 91.6%. Based

on preliminary study in Corporate Customer Care Center (C4) PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk, in year 2009 is known that 15 workers from computer users, there

were 13 workers who eyestrain symptom.

This quantitative research using cross-sectional research design. The sample

in this study are 51 worker customer service. Research’s data obtained by using a

questionnaire to determine eyestrain symptom and worker characteristics.

Meanwhile, refraction disorder, lighting levels and the distance of monitor measured

directly by using snellen chart, luxmeter, and ruler. Univariate analysis performed to

describe of each variable, whereas the bivariate analysis is done using the chi-square

test to determine the corelation between the independent variables (age, refraction

disorder, eye rest, the distance of monitor and illumination level) and the dependent

variable (eyestrain symptom).

The results showed that the majority of computer users eyestrain symptom. In

addition there is a corelation between age and illumination level with eyestrain

symptom of computer users in Corporate Customer Care Center (C4) PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk in 2009 with Pvalue 0.023 and OR value of

illumination level is 30.00, that can be seen that the level of illumination has 30 times

the risk for eyestrain symptom on a computer user at C4 PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk. There is no corelation between the other variable with eyestrain

symptom.

Page 6: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

6

To reduce eyestrain symptom, the proposed suggestions for the company is

providing complying illumination standard for computer user as 300 Lux and conduct

periodic eye examinations for workers. For workers, avoid wearing contact lenses. As

for further research are expected to to objective measurement such as reaction timer

and examined other variables corelation with eyestrain symptom by using cohort

study design.

References : 38 (1985 – 2008)

Page 7: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

7

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi Dengan Judul

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

KELELAHAN MATA PADA PENGGUNA KOMPUTER

DI CORPORATE CUSTOMER CARE CENTER (C4) PT. TELEKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk TAHUN 2009

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 5 Februari 2010

Iting Shofwati, ST, MKKK Catur Rosidati, SKM, MKM Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Page 8: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

8

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 5 Februari 2010

Ketua

(Iting Shofwati, ST, MKKK)

Anggota I

(Catur Rosidati, SKM, MKM)

Anggota II

(Selamat Riyadi, SKM, MKKK )

Page 9: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dian Nourmayanti

TTL : Jakarta, 20 Maret 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Telepon : 085692552003/021-98576354

Alamat : Jl. Pinding No.25 RT 0014/01 Cipedak Jagakarsa Jak-Sel

E-mail : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

2005 – 2009 : Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2002 – 2005 : SMU Negeri 97 Jakarta

1999 – 2002 : SLTP Negeri 131 Jakarta

1993 – 1999 : SDN 05 Cipedak

PENGALAMAN ORGANISASI

2008 – 2009 : Anggota Forum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FSK3)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2006 – 2007 : Sekretaris Saman Dance Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2006 – 2007 : Anggota BEM Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

PENGALAMAN DAN PELATIHAN

2009 : Magang di PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan

Indramayu Jawa Barat

2008 : Pelatihan Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007 2008 : Pelatihan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:200

Page 10: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

10

KATA PENGANTAR

ا ��� م ����� ور �� ا و �� آ� ��

Alhamdulillah puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

hidayah, kasih sayang dan segala nikmat yang Ia berikan selama ini sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna

Komputer Di Corporate Customer Care Centre (C4) PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk Tahun 2009”.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penyusunan skripsi ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis, melainkan

banyak pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan semangat.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Keluarga tercinta, Bapak Cepi, Mama Eti, Ade Sari, Wahyu, yang telah

memberikan doa, semangat, dan pengertian yang luar biasa kepada kaka.

Kepada Nyai tersayang..terimakasi untuk setiap aliran doa yang tiada henti

untuk keselamatan dan keberhasilan kaka, ”semoga nyai cepet sembuh, amin”.

Ce’ May beserta dua jagoan ciliknya Kiki dan Syahna yang selalu menghibur

disaat semangat kaka mulai berkurang, serta segenap keluarga besar Alm. H.

Abd. Manan yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada kaka.

2. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 11: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

11

3. Bapak dr. Yuli P. Satar, MARS, selaku ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat (PSKM) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bu Iting dan Bu Catur selaku dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan

waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh perhatian dan kesabaran.

5. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Pak Bambang, Pak Daud, Pak Taufan serta seluruh staf dan karyawan

Corporate Customer Care Centre (C4) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang

telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan skripsi di C4

Jakarta.

7. Averroes seorang…makasi ay untuk semuanya *^.^*

8. Sahabat-sahabat tersayang Lea, Fina, Juniar, Gita dan Arini yang selalu setia

setiap saat ;) aku ada karena kalian ada ^.^

9. Teman-teman seperjuangan Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2005, Semangaaatttttt!!!!!!!!.

10. Sebuah kisah klasik untuk masa depan…Azelia, Barki, Syaichu, Akmal, Agus,

Indra….makasi untuk kebersamaannya selama ini dan selamanya.

11. Keluarga Pd. Ranggon, Depok, Kedaung, Pamulang, Bandung, Indramayu yang

selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan perjuangan ini.

12. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

telah membantu proses penyusunan laporan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat terutama bagi

perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Page 12: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

12

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................i

ABSTRAKSI.............................................................................................. ii

ABSTRACT ...............................................................................................iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................vi

DAFTAR PANITIA SIDANG.................................................................. vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................viii

KATA PENGANTAR................................................................................ix

DAFTAR ISI ..............................................................................................xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR................................................................................ xvii

DAFTAR GRAFIK..................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 5

1.3 Pertanyaan Penelitian............................................................................. 6

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................... 7

1.4.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 7

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 9

1.5.1 Bagi Perusahaan............................................................................ 9

1.5.2 Bagi Peneliti Lain.......................................................................... 9

1.5.3 Bagi Program Strata I K3 FKIK UIN............................................. 9

1.6 Ruang Lingkup ...................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 11

2.1 Kelelahan Mata..................................................................................... 11

Page 13: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

13

2.2 Sifat Melihat (visibilitas)....................................................................... 15

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Kelelahan Mata............................................... 16

2.3.1 Faktor Karakteristik Pekerja ......................................................... 16

2.3.2 Faktor Karakteristik Pekerjaan ..................................................... 22

2.3.3 Faktor Perangkat Kerja................................................................. 24

2.3.4 Faktor Lingkungan Kerja.............................................................. 26

2.4 Ergonomi Bekerja Dengan Komputer Desktop...................................... 31

2.4.1 Monitor ........................................................................................ 32

2.4.2 Kursi ............................................................................................ 33

2.4.3 Meja Komputer ............................................................................ 33

2.4.4 Keyboard dan Mouse .................................................................... 34

2.5 Kerangka Teori ..................................................................................... 34

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL..... 36

3.1 Kerangka Konsep.................................................................................. 36

3.2 Definisi Operasional ............................................................................ 38

3.3 Hipotesis............................................................................................... 41

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN................................................. 42

4.1 Desain Penelitian .................................................................................. 42

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 42

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................. 42

4.4 Instrumen Penelitian ............................................................................. 44

4.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 45

4.6 Pengolahan Data ................................................................................... 46

4.7 Analisis Data ........................................................................................ 48

BAB V HASIL........................................................................................... 50

5.1 Profil Perusahaan .................................................................................. 50

5.1.1 Profil PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk..................................... 50

Page 14: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

14

5.1.2 Visi dan Misi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk ........................ 52

5.1.3 Lima Pilar Bisnis PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk................... 52

5.1.4 Corporate Customer Care Center (C4) PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk.............................................................................. 53

5.2 Gambaran Kondisi Lingkungan Kerja ................................................... 54

5.3 Analisis Univariat ................................................................................. 55

5.3.1 Gambaran Keluahan Kelelahan Mata............................................ 55

5.3.2 Gambaran Jenis Keluhan Kelelahan Mata.................................... 55

5.3.3 Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan

Kelelahan mata............................................................................. 57

5.4 Analisis Bivariat ................................................................................... 59

5.4.1 Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata............... 59

5.4.2 Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan

Kelelahan Mata ............................................................................ 60

5.4.3 Hubungan antara Istirahat Mata dengan Keluhan

Kelelahan Mata ............................................................................ 61

5.4.4 Hubungan antara Jarak Monitor dengan Keluahan

Kelelahan Mata ............................................................................ 61

5.4.5 Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan

Kelelahan Mata ............................................................................ 62

BAB VI PEMBAHASAN.......................................................................... 64

6.1 Keterbatasan Penelitian......................................................................... 64

6.2 Keluhan Kelelahan Mata....................................................................... 64

6.3 Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata ....................... 67

6.4 Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan

Kelelahan Mata..................................................................................... 68

6.5 Hubungan antara Istirahat Mata dengan Keluhan Kelelahan Mata ......... 70

6.6 Hubungan antara Jarak Monitor dengan Keluahan Kelelahan Mata ....... 72

Page 15: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

15

6.7 Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan

Kelelahan Mata..................................................................................... 74

BAB VII PENUTUP ................................................................................. 78

7.1 Simpulan............................................................................................... 78

7.2 Saran..................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 81

LAMPIRAN

Page 16: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

16

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Derajat Visibilitas........................................................................ 16

Tabel 2.2 Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja...................................... 28

Tabel 2.3 Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja

Dengan Komputer....................................................................... 29

Tabel 2.4 Nilai Ambang Batas Cuaca Kerja ................................................ 31

Tabel 5.1 Gambaran Keluhan Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna

Komputer di Corporate Customer Care Centre (C4)

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2009 ......................... 55

Tabel 5.2 Gambaran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Faktor-

Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan Mata

Pada Pekerja Pengguna Komputer di Corporate Customer

Care Centre (C4) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2009................................................................................. 57

Tabel 5.3 Analisis Hubungan antara usia dengan Keluhan Kelelahan

Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer di Corporate

Customer Care Centre (C4) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2009................................................................................. 59

Tabel 5.4 Analisis Hubunga antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan

Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer di Corporate

Customer Care Centre (C4) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2009................................................................................. 60

Tabel 5.5 Analisis Hubunga antara Istirahat Mata dengan Keluhan

Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer di Corporate

Customer Care Centre (C4) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2009................................................................................. 61

Tabel 5.6 Analisis Hubunga antara Jarak Monitor dengan Keluhan

Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer di Corporate

Page 17: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

17

Customer Care Centre (C4) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2009................................................................................. 61

Tabel 5.7 Analisis Hubunga antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan

Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer di Corporate

Customer Care Centre (C4) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2009................................................................................. 62

Page 18: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ergonomi Kerja dengan Komputer Desktop............................. 32

Gambar 2.2 Kerangka Teori........................................................................ 35

Gambar 2.3 Kerangka Konsep .................................................................... 37

Gambar 6.1 Kacamata Khusus Komputer (anti-glare glassess) ................... 70

Page 19: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

19

DAFTAR GRAFIK

Grafik 5.1 Distribusi Jenis Keluhan Kelelahan Mata Pada Pekerja

Pengguna Komputer di Corporate Customer Care Centre (C4)

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2009 ........................ 56

Page 20: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

20

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pernyataan Persetujuan Penelitian

Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Hasil uji statistik univariat

Lampiran 4 : Hasil uji statistik bivariat

Page 21: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya

berlebihan dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi kurang sempurna untuk

memperoleh ketajaman penglihatan. Sedangkan menurut Trevino Pakasi (1999) kelelahan

mata adalah suatu kondisi subjektif yang disebabkan oleh penggunaan otot mata secara

berlebihan. Mata lelah, tegang atau pegal adalah gangguan yang dialami mata karena otot-

ototnya yang dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat objek dekat dalam jangka

waktu lama. Otot mata sendiri terdiri dari tiga sel-sel otot eksternal yang mengatur gerakan

bola mata, otot ciliary yang berfungsi memfokuskan lensa mata dan otot iris yang mengatur

sinar yang masuk ke dalam mata. Semua aktifitas yang berhubungan dengan pemaksaan otot-

otot tersebut untuk bekerja keras bisa membuat mata lelah. Gejala mata terasa pegal biasanya

akan muncul setelah beberapa jam kerja. Pada saat otot mata menjadi letih, mata akan

menjadi tidak nyaman atau sakit. Sedangkan menurut Suma’mur (1991) dalam Henny (2001)

kelelahan mata mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap

otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti atau terhadap retina

sebagai akibat ketidaktepatan kontras.

Gejala kelelahan mata dibagi menjadi tiga yaitu gejala visual seperti penglihatan

rangkap, gejala okular seperti nyeri pada kedua mata, dan gejala referral seperti mual dan

Page 22: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

22

sakit kepala (Trevino Pakasi, 1999). Kelelahan mata dapat menimbulkan gangguan fisik

seperti sakit kepala, penglihatan seolah ganda, penglihatan silau terhadap cahaya di waktu

malam, mata merah, radang pada selaput mata, berkurangnya ketajaman penglihatan, dan

berbagai masalah penglihatan lainnya. Dampak lain dari kelelahan mata di dunia kerja adalah

hilangnya produktivitas, meningkatnya angka kecelakaan, dan terjadinya keluhan-keluhan

penglihatan (Taylor & Francis, 1997). Menurut Departemen Kesehatan kelelahan mata dapat

menyebabkan iritasi seperti mata berair, dan kelopak mata berwarna merah, penglihatan

rangkap, sakit kepala, ketajaman mata merosot, dan kekuatan konvergensi serta akomodasi

menurun (Depkes, 1990).

Kelelahan mata sering terjadi pada pekerja yang menggunakan komputer dalam

melakukan aktifitas pekerjaannya sehari-hari. Gangguan penglihatan yang disebabkan karena

penggunaan komputer, oleh The American Optometric Association dinamakan Komputer

Vision Syndrome (CVS) yaitu suatu gejala yang dapat menyebabkan berbagai keluhan antara

lain mata lelah dan kering, sakit kepala, pandangan buram, dan sensitif terhadap cahaya

(Fauzi, 2006). Sedangkan menurut Pheasant (1990) gejala-gejala seseorang mengalami

kelelahan mata antara lain nyeri atau terasa berdenyut di sekitar mata, pandangan kabur,

pandangan ganda, sulit dalam memfokuskan penglihatan, mata perih, mata merah, mata

berair, sakit kepala, dan pusing disetai mual.

Faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan mata menurut Occupational Health and

Safety Unit Universitas Quessland adalah faktor perangkat kerja (ukuran objek pada layar dan

tampilan layar), lingkungan kerja (cahaya monitor, pencahayaan ruangan, suhu udara), desain

kerja (karakteristik dokumen, durasi kerja) dan karakteristik individu (riwayat penyakit).

Kelelahan mata menurut Trevino Pakasi (1999) dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal dapat diklasifikasikan menjadi faktor okular dan sistemik.

Page 23: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

23

Sedangkan untuk faktor eksternal dipengaruhi oleh tingkat pencahyaan dan distribusi

penyebaran cahaya di area kerja. Gejala visual menurut OSHA juga dapat diakibatkan dari

pencahayaan yang tidak sesuai, cahaya yang silau dari monitor, ukuran objek dari layar

monitor yang sulit dibaca, dan pola istirahat mata (OSHA, 1997). Usia pekerja menurut

Guyton (1991) juga memperngaruhi kelelahan mata. North (1993) menyebutkan bahwa

faktor yang mempengaruhi kinerja visual antara lain kemampuan individual itu sendiri, jarak

penglihatan ke objek, pencahayaan, durasi, ukuran objek, kesilauan, dan kekontrasan.

Penggunaan komputer di seluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

Dengan adanya komputer, pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Namun

penggunaan komputer juga memberikan efek terhadap kesehatan. Penggunaan komputer

dapat menimbulkan stress, seperti yang ditemukan NIOSH (The National Institute of

Occupational Safety and Health). NIOSH menemukan bahwa operator komputer memiliki

tingkat stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan lain (Djunaedi, 2003)

Pada berbagai penelitian yang dilakukan di United States, didapatkan bahwa

Komputer Vision Syndrome (CVS) atau kelelahan mata ditemukan berkaitan dengan

penggunaan monitor atau Video Display Terminal (VDT) secara terus menerus. Data menurut

EyeCare Technology (1995) dalam Endit (2003) didapatkan bahwa terdapat 60 juta orang

yang menderita gangguan penglihatan karena menggunakan Video Display Terminal (VDT)

untuk penggunaan 3 jam atau lebih dalam sehari. Sedangkan menurut NIOSH, dilaporkan

bahwa 88% orang yang berinteraksi dengan komputer lebih dari 3 jam per hari akan

mengalami gangguan kelelahan mata.

Manager Pelayanan Profesional dari Asosiasi Optometris Australia

menyatakan bahwa kelelahan mata, masalah penglihatan, dan kesehatan mata

Page 24: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

24

semakin memburuk selama kita meneruskan bekerja dengan jam kerja panjang dan

bergantung pada komputer. Kelompok pekerja kantor merupakan salah satu bagian

dari kategori resiko tertinggi kelelahan mata, beberapa studi mengindikasikan bahwa

35–48% dari pekerja kantor mederita problema tersebut (Robinson, 2003 dalam Hana

2008). Penelitian yang dilakukan oleh Japanese Ministry of Health (2004) juga

didapatkan bahwa proporsi keluhan kelelahan mata yang dirasakan oleh operator

komputer sebesar 91,6%.

Di Indonesia kelelahan mata merupakan salah satu gejala yang sering

ditemukan karena adanya interaksi mata secara terus menerus dengan penggunaan

komputer. Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit “X” pada tahun 2004

didapatkan angka prevalensi kelelahan mata pada pekerja komputer sebesar 95,8%

(Fauziah, 2004). Penggunaan komputer yang dilakukan secara lama akan membuat

mata lelah dan kering karena mata terus digunakan untuk melihat layar monitor.

Untuk mencegah hal tersebut kita perlu memperhatikan visual ergonomic dalam

menggunakan komputer seperti jarak mata dengan layar monitor, pencahayaan

ruangan serta posisi monitor terhadap mata agar pekerja mendapatkan kenyamanan

pandangan (visual comfort) saat melakukan pekerjaannya.

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), merupakan industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa komunikasi

untuk dalam negeri. Salah satu sub.divisinya adalah Corporate Customer Care

Center (C4), yaitu perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi untuk

menangani dan mengkoordinasikan gangguan pelanggan Corpotare yang memakai

produk Telkom. Dalam melakukan penanganan gangguan yang terjadi pada layanan

Page 25: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

25

Telkom, pekerja sangat bergantung pada komputer dengan pemakaian waktu yang

cukup lama dan terus menerus sehingga dapat menimbulkan konsekuensi negatif

pada kesehatan tubuh terutama kesehatan mata. Berdasarkan informasi dari kalangan

manajemen, hingga saat ini belum pernah dilakukan suatu kegiatan penelitian

terhadap kesehatan pekerja yang berhubungan dengan terjadinya gangguan kesehatan

mata, terutama kelelahan mata pada pengguna komputer. Untuk itu, peneliti tertarik

melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care Center

(C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Desember

tahun 2009 diketahui bahwa pada 15 pekerja yang menggunakan komputer di

Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk,

didapatkan 13 pekerja (86%) menyatakan mengalami keluhan kelelahan mata.

Berdasarkan teori dan data-data di atas, terdapat risiko gangguan kelelahan mata

akibat penggunaan komputer. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian

mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada

pengguna komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk tahun 2009.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Page 26: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

26

1. Bagaimana gambaran keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di

Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009?

2. Bagaimana gambaran faktor karakteristik pekerja (usia, kelainan refraksi, dan istirahat

mata) pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009?

3. Bagaimana gambaran faktor perangkat kerja yaitu jarak monitor pada pekerja pengguna

komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

tahun 2009?

4. Bagaimana gambaran faktor lingkungan kerja yaitu tingkat pencahayaan di Corporate

Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009?

5. Apakah faktor karakteristik pekerja (usia, kelainan refraksi, dan istirahat mata)

berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di

Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009?

6. Apakah faktor perangkat kerja yaitu jarak monitor berhubungan dengan keluhan

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care Center

(C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009?

7. Apakah faktor lingkungan kerja yaitu tingkat pencahayaan berhubungan dengan keluhan

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care Center

(C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Page 27: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

27

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata

pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care Center (C4)

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer

di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

tahun 2009.

2. Diketahuinya gambaran faktor karakteristik pekerja (usia, kelainan refraksi, dan

istirahat mata) pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care

Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009.

3. Diketahuinya gambaran faktor perangkat kerja yaitu jarak monitor pada pekerja

pengguna komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009.

4. Diketahuinya gambaran faktor lingkungan kerja yaitu tingkat pencahayaan di

Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun

2009.

5. Diketahuinya hubungan faktor karakteristik pekerja (usia, kelainan refraksi, dan

istirahat mata) dengan keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer

di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

tahun 2009.

6. Diketahuinya hubungan faktor perangkat kerja yaitu jarak monitor dengan

keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer

Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009.

Page 28: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

28

7. Diketahuinya hubungan faktor lingkungan kerja yaitu tingkat pencahayaan dengan

keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer

Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan

mengenai faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan keluhan kelelahan

mata pada pekerja sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan agar pekerja

merasa nyaman dengan pekerjaannya.

1.5.2 Bagi Peneliti Lain

Hasil dari penelitian diharapkan dapat berguna sebagai referensi dan informasi

tentang hal-hal yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata.

1.5.3 Bagi Program Strata I K3 FKIK UIN

Page 29: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

29

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan keluhan kelelalahan mata untuk mahasiswa peminatan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keluhan kelelahan mata pada

pekerja pengguna komputer ditinjau dari karakteristik pekerja, perangkat kerja dan

lingkungan kerja. Penelitian ini perlu dilakukan karena sebagian besar pekerja setiap

harinya bekerja dengan menggunakan alat bantu komputer sehingga pekerja tidak

lepas dari risiko terjadinya kelelahan mata. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Sasaran penelitian adalah pekerja pengguna komputer di

Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun

2009. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Januari

2010. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross

sectional. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh dengan cara pengisian kuesioner, pemeriksaan refraksi mata, pengukuran

jarak monitor dan pengukuran tingkat pencahayaan. Sedangkan sumber data sekunder

yaitu data profil Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk beserta jumlah karyawan.

Page 30: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelelahan Mata

Kelelahan mata atau astenopia menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala yang

diakibatkan oleh upaya berlebihan dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi

kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. Menurut Trevino Pakasi

(1999) kelelahan mata adalah suatu kondisi subjektif yang disebabkan oleh

penggunaan otot mata secara berlebihan. Sedangkan menurut Suma’mur (1991)

dalam Henny (2001) kelelahan mata mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-

fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu

pengamatan secara teliti atau terhadap retina sebagai akibat ketidak tepatan kontras.

Kelelahan mata disebabkan oleh stress yang terjadi pada fungsi penglihatan.

Stress pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang berupaya untuk melihat

pada obyek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu yang lama. Pada

kondisi demikian, otot-otot mata akan bekerja secara terus menerus dan lebih

dipaksakan. Ketegangan otot-otot pengakomodasi (otot-otot siliar) makin besar

sehingga terjadi peningkatan asam laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan

mata, stress pada retina dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam

lapangan penglihatan dan waktu pengamatan yang cukup lama.

Kelelahan mata dapat menimbulkan gangguan fisik seperti sakit kepala,

penglihatan seolah ganda, penglihatan silau terhadap cahaya di waktu malam, mata

Page 31: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

31

merah, radang pada selaput mata, berkurangnya ketajaman penglihatan, dan berbagai

masalah penglihatan lainnya. Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan saraf mata

sebagai akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak menyebabkan

kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban kerja, mempercepat lelah,

sering istirahat, kehilangan jam kerja dan mengurangi kepuasan kerja, penurunan

mutu produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, mengganggu konsentrasi dan

menurunkan produktivitas kerja (Pheasant 1993 dalam Padmanaba 2006). Dampak

lain dari kelelahan mata di dunia kerja adalah hilangnya produktivitas, meningkatnya

angka kecelakaan, dan terjadinya keluhan-keluhan penglihatan (Taylor & Francis,

1997). Menurut Departemen Kesehatan kelelahan mata dapat menyebabkan iritasi

seperti mata berair, dan kelopak mata berwarna merah, penglihatan rangkap, sakit

kepala, ketajaman mata merosot, dan kekuatan konvergensi dan akomodasi menurun

(Depkes, 1990).

Menurut Pheasant (1990) gejala-gejala seseorang mengalami kelelahan mata antara lain:

1. Nyeri atau terasa berdenyut di sekitar mata

2. Pandangan kabur

3. Pandangan ganda

4. Sulit dalam memfokuskan penglihatan

5. Mata perih

6. Mata merah

7. Mata berair

8. Sakit kepala, dan

Page 32: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

32

9. Pusing disetai mual.

Tanda-tanda tersebut di atas terjadi bila iluminasi tempat kerja berkurang dan

pekerja yang bersangkutan menderita kelainan reflaksi mata yang tidak dikoreksi.

Bila persepsi visual mengalami stress yang hebat tanpa disertai efek lokal pada otot

akomodasi atau retina maka keadaan ini akan menimbulkan kelelahan saraf. General

Nervus Fatique ini terutama akan terjadi bila pekerjaan yang dilakukan seseorang

memerlukan konsentrasi, kontrol otot dan gerakan gerakan yang sangat tepat (Ilyas,

1991).

Pengguna komputer dalam waktu lama beresiko terkena astenopia atau lelah

mata. Menurut dr Edi Supiandi Affandi SpM dari Bagian Ilmu Penyakit Mata FKUI

keluhan penderita astenopia antara lain mata tak nyaman, iritasi, panas, sakit, cepat

lelah, mengantuk, merah dan berair. Penglihatan mata terasa buram, ganda,

kemampuan melihat warna menurun. Gejala itu diikuti sakit kepala, bahu, punggung

dan pinggang, vertigo serta kembung (Fauzi, 2006). Pheasant (1991) menyebutkan

bahwa pekerja yang bekerja menggunakan komputer secara berulang-ulang dan terus

menerus memiliki prevalensi 70-90% menderita kelelahan mata dibandingkan dengan

pekerja yang tidak menggunakan komputer yaitu hanya 45% yang mengalami

kelelahan mata.

Astenopia banyak dijumpai pada pemakai kacamata, membaca dekat dan

terus-menerus lebih dari dua jam. Terutama di ruangan yang pencahayaannya kurang

dari 200 lux. Pada pengguna komputer astenopia terjadi karena kelelahan mata akibat

memusatkan pandangan pada komputer di mana obyek yang dilihat terlalu kecil,

Page 33: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

33

kurang terang, bergerak dan bergetar. Mata yang berkonsentrasi kurang berkedip,

sehingga penguapan air mata meningkat dan mata menjadi kering (Fauzi, 2006).

Ada beberapa cara untuk mengurangi kelelahan mata, seperti perbaikan kontras, cara

ini paling mudah dan paling sederhana, serta dilakukan dengan memilih latar penglihatan

yang tepat. Cara berikutnya dengan meninggikan intensitas penerangan. Biasanya penerangan

harus sekurang-kurangnya dua kali dibesarkan. Dalam berbagai hal, masih perlu dipakai

lampu-lampu di daerah kerja untuk lebih memudahkan penglihatan. Cara terakhir adalah

pemindahan tenaga kerja dengan visus yang setinggi-tingginya. Kerja malam harus

dikerjakan oleh tenaga kerja berusia muda, yang apabila usianya bertambah, dapat

dipindahkan kepada pekerjaan yang kurang diperlukan ketelitian (Suma’mur 1995).

Sedangkan untuk mengurangi munculnya kelelahan mata akibat penggunaan

komputer, (Anshel, 1996 dalam Swamardika 2001) menganjurkan untuk melakukan

“3B” yaitu Blink, Breat, dan Break. Adapun penjelasan dari “3B” adalah sebagai

berikut :

1. Blink yaitu mengedipkan mata, dalam keadaan normal dalam satu menit mata

akan mengedip 12-15 kali. Frekuensi mengedip akan bertambah bila dalam

keadaan gembira, terangsang, berbicara, melakukan aktivitas fisik. Frekuensi

berkurang bila sedang membaca, berfikir, dan sedang konsentrasi dalam

pekerjaan. Melihat tanpa berkedip akan melelahkan mata. Dengan berkedip mata

akan beristirahat walaupun hanya sesaat dan akan terjadi proses pembersihan

mata serta proses pembasahan ulang pada mata sehingga penglihatan akan tetap

jelas. Oleh karena proses mengedip ini merupakan proses yang otomatis maka

pada tahap awal harus tetap disadari bahwa mengedip adalah penting.

Page 34: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

34

2. Breath yaitu benafas. Apabila dalam keadaan stress, ada tendensi untuk menahan

nafas. Keadaan ini akan menyebabkan otot-otot menjadi tegang tanpa disadari.

Bernafas secara benar dan teratur akan menyebabkan relaksasi otot termasuk otot

mata.

3. Break yaitu istirahat. Apabila pekerjaan di komputer memerlukan konsentrasi

yang tinggi maka diperlukan adanya istirahat singkat untuk memberikan waktu

pemulihan.

2.2 Sifat Melihat (Visibilitas)

Mata dapat melihat sesuatu kalau mendapatkan rangsangan dari gelombang

cahaya dan sebaliknya benda disekitar kita dapat terlihat apabila memancarkan

cahaya, baik cahaya dari benda tersebut maupun dari cahaya pantulan yang datang

dari sumber cahaya lain yang mengenai benda tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi visibilitas antara lain : ukuran obyek,

luminensi, kontras antar obyek sekitar dan lamanya waktu melihat. Pada ruang

lingkup pekerjaan, faktor yang mempengaruhi visibilitas itu sendiri merupakan

kombinasi untuk dapat melihat dan mengenal benda-benda dengan jelas. Tidak semua

benda yang dapat dilihat akan sama jelasnya (equal visible). Suatu hal yang perlu

diperhatikan adalah ada yang bisa melihat dengan mudah dan cepat, ada yang

berusaha dengan keras, sedangkan yang lainnya tidak terlihat sama sekali (Ahmad

Sujudi, 1999).

Tabel 2.1

Derajat Visibilitas

Page 35: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

35

No. Perbandingan Ukuran (Size Ratio) Visibilitas

1. 2,5 atau lebih Melihat dengan mudah

2. 1 – 2,5 Perlu upaya kontinyu

3. Kurang dari 1 Tidak terlihat

Sumber : Suma’mur PK (1996)

2.3 Faktor Penyebab Kelelahan Mata

2.3.1 Faktor Karakteristik Pekerja

1. Usia

Daya akomodasi mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal

(cembung) atau menipis (pipih) sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar

bayangan jatuh tepat di retina. Titik terdekat yang dapat dilihat dengan jelas oleh

mata dengan berakomodasi maksimum disebut titik dekat mata atau punctum

proximum. Titik terjauh yang dapat dilihat jelas oleh mata dengan tidak

berakomodasi disebut titik jauh mata atau punctum remotum.

Adanya cahaya ekstra pada pekerjaan akan meningkatkan kejataman

sehingga menyebabkan pupil berkontraksi, mengurangi celah-celah lensa dan

mengubahnya menjadi lebih lebar untuk penyesuaiannya. Berkurangnya

kemampuan akomodasi dan kekurangan-kekurangan lain pada mata dapat

diperbaiki dengan bantuan kacamata, tetapi gangguan ini akan berkembang lebih

luas lagi dengan adanya kacamata. Oleh karena itu, penting untuk menguji

penglihatan manusia yang bekerja karena penglihatan yang baik adalah hal yang

penting.

Page 36: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

36

Dalam banyak hal dimana operator komputer yang telah mengeluh karena

ketidak-nyamanan pada mata mereka, berdasarkan tes yang telah diujikan,

diketahui bahwa ada cacat pada mata mereka. Hal ini ternyata juga sudah diduga

dan dari beberapa bukti menunjukkan bahwa penerimaan dari keadaan yang

buruk pada operator-operator tersebut sangat mungkin adalah suatu hasil dari

usaha-usaha untuk menekan keburukan pada penglihatan.

Orang-orang menggunakan lensa-lensa bifocal jika sedang menggunakan

layar komputer. Kacamata tersebut dapat dipakai melihat jarak jauh dan jarak

dekat. Untuk mereka, kacamata itu akan lebih baik dipakai, dengan lensa

sederhana yang didesain untuk jangkauan layar monitor. (Nurmianto, 2004).

Guyton (1991) juga menjelaskan bahwa semakin tua seseorang, lensa

semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan

otot-otot semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Daya akomodasi

menurun pada usia 45–50 tahun. Hal ini disebabkan setiap tahun lensa semakin

berkurang kelenturannya dan kehilangan kemampuan untuk menyesuaikan diri.

Sebaliknya semakin muda seseorang, kebutuhan cahaya akan lebih sedikit

dibandingkan dengan usia yang lebih tua dan kecenderungan mengalami

kelelahan mata lebih sedikit.

2. Kelainan Refraksi

Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada

retina. Secara umum, terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata

sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar tidak dibiaskan tepat pada

retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada satu

Page 37: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

37

titik fokus. Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan kelengkungan

kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.

Penderita kelainan refraksi biasanya mengalami keluhan sakit kepala terutama di

daerah tengkuk atau dahi, mata berair, cepat mengantuk, mata terasa pedas, pegal

pada bola mata, dan penglihatan kabur.

Otot-otot yang berperan pada proses pemusatan penglihatan bisa menjadi

penyebab kelelahan mata (astenopia) bila orang dengan kelainan refraksi tidak

menggunakan kacamata. Apabila matanya minus sekaligus silindris, maka

kemungkinan pertambahan jumlah minusnya lebih besar. Bila kacamatanya

dipakai, mata akan lebih rileks dan fokusnya tidak terlalu kuat, sehingga otot-otot

tersebut tidak bekerja terlalu keras untuk melihat layar komputer yang rata-rata

hurufnya sangat kecil. Lamanya penggunaan komputer merupakan faktor yang

menentukan. Penggunaan komputer yang dianjurkan adalah tidak lebih dari empat

jam sehari. Bila lebih dari waktu tersebut, mata cenderung mengalami refraksi.

Seandainya penggunaan dalam tempo lebih dari empat jam itu tak bisa dihindari,

frekuensi istirahatnya harus lebih sering (Ilyas, 1991).

Ametropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan refraksi sehingga

pada mata yang dalam keadaan istirahat memberikan fokus yang tidak terletak

pada retina. Ametropia dapat ditemukan dalam bentuk kelainan miopia (rabun

jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmatisma. (Ilyas, 1991).

Sebuah penelitian di Amerika Serikat menganjurkan untuk menghindari

penggunaan lensa kontak atau kacamata saat bekerja di depan komputer. Jika

Page 38: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

38

operator komputer menggunakan lensa kontak, kelelahan mata akan lebih cepat

terasa. Hal ini dapat terjadi karena mata yang dalam keadaan memfokuskan layar

monitor akan jarang berkedip, sehingga bola mata cepat menjadi kering. Bola

mata yang kering menyebabkan timbulnya gesekan antara lensa dan kelopak

mata. Ruang berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan tersebut,

karena udara ruangan ber-AC akan kering, sehingga air mata akan ikut menguap.

Bagi pengguna kacamata, gunakanlah kacamata khusus seperti yang

dianjurkan oleh ahli masalah mata (Optometrist) Dr. Jay Schlanger mengatakan

beberapa perusahaan kini mulai membuat lensa yang bagian atasnya dirancang

untuk melihat komputer, dan bagian bawahnya untuk membaca. Penggunaan

kacamata anti radiasi juga dapat membantu memberikan filter bagi radiasi yang

masuk ke dalam mata selama berinteraksi dengan komputer. Selain bisa dibawa

kemanapun kita bekerja, kacamata ini tak hanya berguna saat kita bekerja di

depan monitor, namun juga melindungi mata dari cahaya lampu mobil, radiasi

TV, dan sebagainya. Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut,

sangat berguna bagi mata kita karena lapisan tersebut secara otomatis

mengurangi efek nyeri di mata akibat radiasi cahaya berlebih (Fauzi, 2006).

Pengguna lensa kontak juga punya solusi, yaitu dengan mengganti lensa

kontak generasi baru yang terbuat dari silikon hydrogel. Silikon jenis ini

memungkinkan daya transmisi oksigen yang lebih tinggi dibanding jenis lain.

Penggunaan lapisan antirefleksi pada kacamata di beberapa negara maju telah

diteliti mampu mengurangi kelelahan mata. Penggunaan lensa kontak dapat

Page 39: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

39

menimbulkan sindrom mata kering. Penelitian menunjukkan bahwa 48% para

pekerja kantor mengalami sindrom mata kering. (Anies, 2005).

3. Istirahat Mata

Menurut NIOSH, disebutkan bahwa kondisi kerja sangat berperan

terhadap gangguan kesehatan pekerja, dan dapat mempengaruhi secara langsung

terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja termasuk beban kerja, waktu kerja

yang lama dan kurangnya istirahat. NIOSH juga menjelaskan bahwa keluhan

mata berkurang secara bermakna pada pekerja yang mengambil 5 menit istirahat

selama 4 kali sepanjang waktu bekerja mereka tanpa menurunkan produktivitas

kerja. Beristirahatlah sekitar 2-3 menit setiap 15–20 menit bekerja di depan

komputer, atau 5 menit istirahat setelah bekerja selama 30 menit,atau 10 menit

istirahat untuk 1 jam berkutat dengan komputer dan seterusnya. Suma’mur (1999)

berpendapat bahwa istirahat yang pendek tetapi sering atau banyak adalah lebih

baik daripada satu kali istirahat dengan durasi yang panjang. Karena sebenarnya

pengaturan waktu istirahat yang tepat akan berpengaruh positif terhadap tingkat

produktivitas pekerja.

Pendapat tersebut juga diperkuat oleh David L. Goetsch (2002) yang

mengatakan bahwa opetator komputer seharusnya melakukan banyak istirahat-

istirahat pendek namun sering dan teratur, selain itu juga disarankan pekerja atau

operator tersebut tidak terus menerus berhadapan dengan komputer tetapi

diselingi dengan melakukan pekerjaan yang tidak menggunakan komputer.

Istirahat mata bagi seseorang operator komputer memang sangat

diperlukan, karena mengingat bahwa mata operator tersebut digunakan untuk

Page 40: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

40

melihat dalam jarak yang cukup dekat sehingga mata mereka selalu berakomodasi

dan terfokus pada layar monitor. Ada tiga jenis istirahat bagi pengguna komputer

menurut Anshel (1996) :

1. Micro break : istirahat 10 detik setiap 10 menit menit bekerja, yaitu dengan

cara melihat jauh (minimal 6 meter) diikuti dengan bernafas dan mengedipkan

mata dengan relaks.

2. Mini break : dilakukan setiap setengah jam selama lima menit dengan cara

berdiri dan meregangkan tubuh. Lakukan juga melihat jauh dengan objek

yang berbeda-beda

3. Maxi break : termasuk disini minum kopi atau the dan makan siang. Bangun

dan jalan-jalan.

Menurut Josefina (1999) dalam Prasetyo (2006) lama istirahat yang

diperlukan bagi pekerja yang menggunakan komputer dianjurkan adalah selama

10 menit/jam (dengan waktu kerja 8 jam kerja/hari atau 40 jam kerja/minggu).

Sedangkan menurut peraturan Health Care and Resindential Facilities,

dikatakan bahwa jika seorang pekerja bekerja menggunakan Video Display

Terminal untuk jangka waktu yang cukup lama atau secara terus menerus selama

satu jam atau lebih, maka pekerja tersebut harus melakukan istirahat mata dari

melihat VDT setidaknya setiap lima menit sekali setiap jamnya (Occupational

Health Clinics, 1998).

Salah satu contoh metode istirahat mata yang disarankan oleh beberapa

ahli yaitu dengan melihat suatu benda atau objek dengan fokus yang berbeda dan

disarankan dengan jarak yang jauh dibandingkan dengan jarak monitor ke mata.

Page 41: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

41

Caranya yaitu jika bekerja selama 20 menit, lihatlah suatu objek dengan jarak

minimal 20 kaki (6 meter) selama kira-kira 20 detik, kemudian mengedip-

ngedipkan mata lalu memejamkan mata dalam-dalam dan buka mata secara

perlahan-lahan (Stephen, 1999).

2.3.2 Faktor Karakteristik Pekerjaan

Durasi Kerja

Waktu kerja bagi seseorang menentukan efisiensi dan produktivitasnya,

dan lamanya seseorang bekerja sehari yang baik pada umumnya adalah 6-8 jam.

Memperpanjang waktu kerja lebih dari batasan tersebut umumnya tidak diikuti

dengan efisiensi yang tinggi, bahkan biasanya terlihat penurunan produktivitas

serta kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan

(Suma’mur, 1996).

Secara umum, semakin panjang waktu kerja seseorang, maka makin besar

kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan atau bersifat negatif. Hal

ini berkaitan dengan potensi bahaya atau risiko yang mungkin muncul dari

pekerjaan atau material yang pekerja hadapi saat bekerja, sehingga semakin lama

mereka terpapar bahan atau hazard tersebut maka semakin besar kemungkinan

mereka akan mendapatkan dampak buruk dari hazard tersebut. (Suma’mur,

1996)

Seseorang pekerja yang bekerja menggunakan peralatan komputer

tentunya juga akan mengalami suatu risiko karena mata operator komputer akan

selalu berinteraksi dan berhadapan dengan monitor dalam jangka waktu yang

Page 42: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

42

cukup lama. Oleh karena itu, pekerjaan mata yang selalu berulang atau terus

menerus akan membuat mata tersebut selalu berupaya untuk memfokuskan

pandangan pada bidang layar monitor (Ankrum, 1996).

Durasi atau lamanya mata digunakan untuk melihat komputer juga

menjadi salah satu faktor dalam mempercepat terjadinya gangguan atau

kelelahan pada mata. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Rey dan Meyer (1980) terhadap pengguna monitor di sebuah industri

pembuat arloji di Swiss, bahwa ternyata ditemukan perbedaan yang signifikan

mengenai keluhan ataupun gangguan pada mata antara pengguna monitor yang

bekerja selama 6-9 jam per hari dengan mereka yang bekerja kurang dari 4 jam

per hari (Oborn, 1995).

Hal tersebut berkaitan dengan sifat atau fungsi mata yang tidak dibuat

untuk bekerja melihat dari jarak dekat dengan waktu yang lama, karena mata

akan bekerja keras untuk berakomodasi dan berkonvergensi agar mampu melihat

dan memfokuskan pandangan apabila digunakan untuk melihat jarak dekat. Hal

ini akan menyebabkan otot mata bekerja keras sehingga akan menyebabkan otot-

otot mata menjadi cepat lelah, keadaan seperti demikian ini sering dijumpai

terutama pada orang yang bekerja dengan jarak yang sangat dekat dengan

monitor komputer (Ankrum, 1996).

2.3.3 Faktor Perangkat Kerja

1. Jarak Monitor

Page 43: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

43

Jarak mata terhadap monitor merupakan hal yang perlu mendapat

perhatian karena turut menentukan kenyamanan pandang mata pekerja, terutama

untuk melihat jarak dekat dalam waktu yang cukup lama sesuai tipikal kerja

perkantoran. Menurut OSHA disebutkan bahwa jarak mata terhadap layar

monitor saat pekerja bekerja menggunakan komputer sekurang-kurangnya adalah

20-40 inch atau 50-100 cm. Hal ini sesuai dengan alasan atau penyebab utama

terjadinya kelelahan mata yaitu jarak mata yang terlalu dekat dengan monitor,

sehingga mata dipaksa bekerja untuk melihat dari jarak yang cukup dekat dalam

jangka waktu yang cukup lama, sedangkan fungsi mata sendiri sebenarnya tidak

dikhususkan untuk melihat dari jarak dekat (OSHA 1997).

Ankrum (1996) mengatakan bahwa ketika mata digunakan untuk melihat

dari jarak dekat, maka mata dipaksa secara berat untuk melakukan proses

akomodasi dan konvergensi. Akomodasi adalah proses ketika mata mengubah

atau mengatur fokus untuk melihat sesuatu dari jarak tertentu sehingga benda

yang dilihat dapat terfokus, sedangkan konvergensi adalah gerakan yang

dilakukan mata untuk menghindari terjadinya penglihatan ganda (double vision).

Sehingga semakin jauh jarak pandang terhadap objek mata kemungkinan

terjadinya iritasi mata akibat proses akomodasi dan konvergensi yang berlebihan

akan semakin kecil.

2. Ukuran Objek

Page 44: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

44

Ukuran objek berkaitan dengan kemampuan penglihatan, semakin besar ukuran

suatu objek kerja maka semakin rendah kemampuan mata yang diperlukan untuk

melihat objek tersebut. Sedangkan untuk ukuran objek kerja yang kecil

diperlukan kemampuan mata yang lebih untuk dapat melihat dengan fokus,

akibatnya ketegangan akomodasi konvergensi akan bertambah sehingga akan

menimbulkan kelelahan visual (Pheasant, 1991).

3. Tampilan Monitor

Ketika monitor dalam keadaan hidup atau beroperasi dan digunakan

untuk bekerja, maka tampilan dari layar yang meliputi tingkat kekontrasan layar

juga menentukan terjadinya kelelahan mata atau tidak bagi penggunanya.

Kontras secara sederhana dapat didefiniskan sebagai perbedaan ketajaman atau

tampilan antara dua hal atau image, dalam hal ini yaitu antara warna karakter

(huruf) pada layar monitor dengan warna latar layar itu sendiri (background).

Kesalahan dari pengaturan kontras akan semakin memperbesar

kemungkinan untuk timbulnya kelelahan mata pada pekerja. Secara ideal, tingkat

kontras dari tampilan monitor yang baik adalah tingkat kontrasnya tepat, yaitu

perpaduan antara warna teks dengan latar belakang tinggi. Dan dalam hal ini

yang paling ideal adalah teks atau karakter berwarna gelap dengan latar belakang

layar yang berwarna terang (dark letters on a light background), contohnya

seperti huruf berwarna hitam dengan layar berwarna putih, karena tampilan

seperti inilah yang dapat dikatakan paling nyaman untuk mata pekerja yang

menggunakan komputer dalam jangka waktu yang cukup lama (Ankrum, 1996).

Page 45: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

45

Pada pengguna komputer, menurut dr Edi Supiandi Affandi SpM dari

Bagian Ilmu penyakit Mata FKUI, kelelahan mata terjadi akibat memusatkan

pandangan pada komputer dimana obyek yang dilihat terlalu kecil, kurang

terang, bergerak dan bergetar. Mata yang berkonsentrasi kurang berkedip,

sehingga penguapan air mata meningkat dan mata menjadi kering. Untuk

pengaturan tingkat kenyamanan mata terhadap tampilan monitor yang meliputi

ukuran teks, warna layar, ketajaman, dan lain-lain relatif berbeda antara satu

pekerja dengan pekerja lainnya. Sehingga pengaturan tingkat kenyamanan

tampilan monitor ini disarankan disesuaikan dengan mata pekerja yang

bersangkutan (Fauzi, 2006).

4. Document Holder

Posisi monitor dapat dilihat oleh operator komputer sesuai dengn level mata,

yaitu membentuk sudut 20o–50

o. Dengan sudut pandang seperti itu, maka

penempatan dokumen yang baik adalah di atas keyboard, sehingga proses

melihat dokumen dan monitor tidak memerlukan pergerakan bola mata atau

kepala yang dapat mengakibatkan mata lebih cepat lelah dan nyeri pada bagian

leher (Fauzi, 2006).

2.3.4 Faktor Lingkungan Kerja

1. Tingkat Pencahayaan

Pencahayaan yang cukup dan diatur dengan baik merupakan salah satu

faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan kerja yang nyaman dan aman.

Dengan pencahayaan yang cukup, objek penglihatan akan terlihat jelas sehingga

Page 46: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

46

dengan demikian akan membantu pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya

dengan lebih mudah (Budiyono, 1994). Kurangnya pencahayaan di tempat kerja

dapat mengakibatkan kelelahan mata, sebab pekerja akan lebih mendekatkan

matanya ke objek guna memperbesar ukuran benda. Hal ini akan membuat proses

akomodasi mata lebih dipaksa dan dapat menyebabkan penglihatan rangkap atau

kabur (Notoatmodjo, 2003).

Apabila pencahayaan yang terlampau terang dapat menghasilkan banyak

pantulan cahaya sehingga mata akan beradaptasi untuk menyesuaikan perbedaan

yang besar sehingga kondisi ini akan menyebabkan kelelahan mata serta

ketidaknyamanan penglihatan. Pencahayaan yang memadai bisa mencegah

terjadinya kelelahan mata dan mempertinggi kecepatan dan efisien membaca.

Pencahayaan yang kurang bukannya menyebabkan penyakit mata tetapi

menimbulkan kelelahan mata. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405

tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang

diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Tingkat pencahayaan

ruangan dapat dilihat pada tabel 2.2 :

Page 47: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

47

Tabel 2.2

Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja

Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan

Minimal (Lux) Keterangan

Pekerjaan kasar dan

tidak terus – menerus 100

Ruang penyimpanan &

ruang peralatan/instalasi

yang memerlukan pekerjaan

yang kontinyu

Pekerjaan kasar dan

terus – menerus 200

Pekerjaan dengan mesin dan

perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300

Ruang administrasi, ruang

kontrol, pekerjaan mesin &

perakitan/penyusun

Pekerjaan agak halus 500

Pembuatan gambar atau

bekerja dengan mesin

kantor, pekerjaan

pemeriksaan atau pekerjaan

dengan mesin

Pekerjaan halus 1000

Pemilihan warna,

pemrosesan teksti,

pekerjaan mesin halus &

perakitan halus

Pekerjaan amat halus

1500

Tidak menimbulkan bayangan

Mengukir dengan tangan,

pemeriksaan pekerjaan

mesin dan perakitan yang

sangat halus

Pekerjaan terinci

3000

Tidak menimbulkan bayangan

Pemeriksaan pekerjaan,

perakitan sangat halus

Sumber: KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02

Menurut ILO (2000), pencahayaan yang cukup akan meningkatkan

kenyamanan dan kinerja pekerja, serta akan menjadikan tempat kerja

menyenangkan untuk bekerja. Pencahayaan yang berkualitas baik dan memadai

akan membantu pekerja melihat objek pekerjaan secara cepat dan detil sesuai

kebutuhan tugasnya.

Page 48: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

48

Untuk lingkungan kerja yang pekerjanya banyak menggunakan komputer,

apabila tingkat pencahayaannya terlalu tinggi maka akan mengaburkan image

atau tampilan dari layar monitor, karena VDT juga mempunyai atau

menghasilkan cahaya sendiri yang muncul pada saat dioperasikan. Sehingga

lingkungan kerja untuk pekerja dengan VDT, tingkat pencahayaan ruangan harus

diatur lebih rendah dibandingkan standar untuk ruang kantor, tingkat pencahayaan

yang sesuai adalah dalam kisaran 20-50 fc atau 200-500 lux (OSHA, 1997).

Tingkat pencahayaan menurut Granjean dapat dilihat pada tabel 2.3 :

Tabel 2.3

Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer

Keadaan Pekerja Tingkat Pencahayaan

(lux)

Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang

terbaca jelas

Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang tidak

terbaca jelas

Tugas memasukan data

300

400-500

500-700

Aspek pencahayaan lain yang harus diperhatikan adalah letak sumber

cahaya (misalnya lampu) yang salah, hal ini dapat mengakibatkan mata menjadi

silau. Kondisi yang baik adalah mata tidak langsung menerima cahaya dari

sumbernya, melainkan cahaya tersebut harus mengenai objek yang akan

dikerjakan yang selanjutnya dipantulkan objek tersebut ke mata (Purnomo, 2004).

Page 49: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

49

Pengaturan tingkat pencahayaan di tempat kerja memang sudah

seharusnya diatur sedemikian rupa sehingga menciptakan lingkungan kerja yang

nyaman bagi pekerjanya. Menurut Suma’mur (1995) apabila cahaya atau

pencahayaan di tempat kerja buruk, maka dapat mengakibatkan :

a. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja

b. Kelelahan mental

c. Keluhan pegal-pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata

d. Kerusakan alat penglihatan

e. Meningkatnya kecelakaan

Kelelahan mata sebagai akibat dari buruknya system pencahayaan ruangan ini umumnya

ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :

a. Mata berair dan memerah pada konjungtiva mata

b. Mata terasa perih dan gatal

c. Pandangan rangkap dan pandangan kabur

d. Sakit kepala

e. Daya akomodasi dan konvergensi menurun

f. Ketajaman penglihatan, kepekaan kontras dn kecepatan respon menurun.

2. Suhu Udara

Seorang tenaga kerja akan bekerja secara efisien dan produktif bila tenaga kerja

berada dalam tempat yang nyaman (comfort) atau dapat dikatakan efisiensi kerja

yang optimal dalam daerah yang nikmat kerja, yaitu suhu yang sesuai, tidak

dingin dan tidak panas (Santoso, 1985). Bagi orang Indonesia suhu udara yang

Page 50: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

50

dirasa nyaman adalah berada antara 24 °C – 26 °C serta toleransi 2-3 °C di atas

atau di bawah suhu nyaman. Untuk itu Menteri Tenaga Kerja, telah menetapkan

Nilai Ambang Batas Iklim Kerja dengan surat keputusan Menteri Tenaga Kerja

No. KEP. 51/MEN/1999 tentang NAB cuaca kerja berdasarkan Indeks Suhu Bola

Basah adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4

Nilai Ambang Batas Cuaca Kerja

Beban Kerja Waktu Kerja

8 Jam / hari

Waktu Istirahat

Ringan o C Sedang

o C Berat

o C

Kerja Terus 30 26,7 25

75 % 25 % 30,6 28 25,9

50% 50 % 31,4 29,4 27,9

25 % 75 % 32,2 31,1 30,0

Sumber : Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP.51/MEN/1999

Suhu udara yang akan mengurangi efisiensi kerja dengan keluhan kaku atau

kurangnya koordinasi otot. Suhu udara yang panas terutama menurunkan prestasi kerja

fikir, penurunan sangat hebat terjadi sesudah 32°C. suhu lingkungan yang terlalu tinggi

menyebabkan meningkatnya beban psikis (stres) sehingga akhirnya menurunkan

konsentrasi dan persepsi kontrol terhadap lingkungan kerja yang selanjutnya

menurunkan prestasi kerja. Dan juga dengan suhu yang terlalu tinggi dapat

menimbulkan terjadinya resiko kecelakaan dan kesehatan kerja.

2.4 Ergonomi Bekerja dengan Komputer Desktop

Page 51: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

51

Secara umum, kondisi yang baik untuk bekerja dengan komputer desktop dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

3.

Gambar 2.1

Ergonomi Kerja dengan Komputer Desktop

2.5.1 Monitor

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam memilih atau menggunakan

monitor untuk menekan resiko terhadap kesehatan adalah:

a. Pilih ukuran monitor yang sesuai (tidak terlalu kecil atau besar)

b. Pilih jenis monitor dengan radiasi yang kecil misalnya LCD.

Page 52: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

52

c. Letakkan monitor di depan mata dengan bagian atas monitor tepat sebatas dengan

….mata.

d. Hindari penggunaan kacamata bifocal.

e. Istirahatkan mata setiap 30-45 menit dari pandangan monitor.

2.5.2 Kursi

Untuk kenyamanan kerja, maka kursi yang sesuai adalah sebagai berikut:

a. Tingginya harus mampu menyediakan ruang yang cukup di bawah meja dan sudut

antara siku dengan tangan tidak kurang dari 90o.

b. Mempunyai penyokong punggung yang dapat disesuaikan untuk memperoleh

posisi yang sebernarnya.

c. Ketinggian kursi dapat disesuaikan ketika pengguna berada dalam kondisi duduk.

d. Disokong oleh lima kaki, dapat dipindahkan dengan mudah.

e. Memiliki bentuk yang dapat mendistribusikan berat badan.

f. Mempunyai penyokong lengan tangan yang dapat diatur lebar dan ketinggiannya.

g. Bila perlu dilengkapi dengan pijakan kaki yang dapat diatur kemiringan antara 10-

20o dari depan ke belakang dan memiliki ketinggian yang cukup bagi kaki

pengguna yang tidak menyentuh lantai.

2.5.3 Meja komputer

Meja komputer yang baik untuk kerja harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Memiliki ruang yang cukup untuk lengan tangan sehingga tangan dapat bekerja

dengan leluasa.

Page 53: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

53

b. Memiliki ketinggian yang sesuai sehingga keyboard dan mouse dapat diletakkan

dengan posisi yang sejajar dengan siku tangan serta monitor dapat diletakkan

sejajar dengan mata.

c. Memiliki ukuran yang cukup untuk meletakkan komputer dan dokumen.

2.5.4 Keyboard dan mouse

Untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat menggunakan komputer, maka

terkait dengan keyboard dan mouse perlu diperhatikan hal berikut:

a. Keyboard dan mouse diletakkan pada ketinggian tertentu sejajar lengan tangan

bawah tanpa harus mengangkat siku.

b. Keyboard dan mouse diletakkan saling berdekatan dan pada ketinggian yang

sama.

c. Keyboard diletakkan di depan monitor.

d. Tangan atau jari diletakkan lurus pada keyboard dan mouse bila perlu gunakan

keyboard dengan desain khusus.

e. Gunakan mousepad yang mempunyai penyangga tangan.

f. Gunakan penyangga dokumen yang diletakkan sejajar dengan monitor.

2.6 Kerangka Teori

Kelelahan mata yang terjadi di tempat kerja beserta faktor-faktor yang

mempengaruhinya secara komprehensif telah diuraikan oleh Guyton, OH&S

Universitas Queseland, North, dan OSHA. Dalam teori yang mereka ungkapkan

Page 54: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

54

kelelahan mata bisa terjadi karena berbagai faktor seperti karakteristik pekerja,

karakteristik pekerjaan, perangkat kerja, dan lingkungan kerja itu sendiri. Semua

faktor tersebut dapat berdampak terhadap kelelahan mata. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat secara konseptual pada bagan 2.1.

Gambar 2.2

Kerangka Teori

Sumber : Guyton, OH&S Universitas Queseland, North, dan OSHA

Karakteristik Pekerja

• Usia

• Kelainan Refraksi

• Istirahat mata

Karakteristik Pekerjaan

• Durasi kerja

Perangkat Kerja

• Jarak monitor

• Ukuran objek

• Tampilan monitor

• Document holder

Lingkungan kerja

Keluhan

Kelelahan mata

Page 55: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

55

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini mengacu kepada kerangka teori yang diungkapkan oleh

beberapa sumber bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan mata antara lain

karakteristik individu seperti usia (Guyton, 1991), riwayat penyakit (OH&S Universitas

Quessland, 1992), dan istirahat mata (OSHA, 1997). Faktor perangkat kerja seperti ukuran

objek, tampilan monitor, document holder (OHSA, 1007)), dan jarak pandang (North, 2003).

Faktor lingkungan kerja seperti pencahayaan ruangan, suhu udara, pantulan cahaya (OH&S

Universitas Quessland, 1992. Namun pada penelitian ini variabel ukuran objek, tampilan

monitor dan document holder tidak dimasukkan karena untuk ukuran objek dan tampilan

monitor relatif berbeda antara satu pekerja dengan pekerja lain sehingga pengaturan tingkat

kenyamanan disesuaikan dengan mata pekerja yang bersangkutan, serta berdasarkan hasil

studi pendahuluan semua perangkat komputer yang digunakan oleh pekerja tidak

menggunakan document holder. Untuk durasi kerja, semua pekerja bekerja dengan

menggunakan komputer lebih dari 5 jam/hari dan suhu udara diatur secara sentral pada suhu

21oC.

Kerangka konsep terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel

independen terdiri dari karakteristik pekerja (usia, kelainan refraksi, dan istirahat mata),

perangkat kerja (jarak monitor), dan lingkungan kerja (tingkat pencahayaan). Sedangkan

Page 56: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

56

keluhan kelelahan mata ditetapkan sebagai variabel dependen. Hubungan antara beberapa

variabel tersebut digambarkan dalam gambar 3.1:

Gambar 3.1

Kerangka Konsep

Karakteristik Pekerja

• Usia

• Kelainan Refraksi

• Istirahat mata

Perangkat Kerja

• Jarak monitor

Lingkungan kerja

Keluhan

Kelelahan mata

Page 57: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

57

3.2 Definisi Operasional

No. Variabel Dependen Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil ukur Skala

1. Keluhan Kelelahan mata Suatu kondisi subjektif yang

disebabkan oleh penggunaan

otot mata secara berlebihan

Keluhannya berupa :

1. Nyeri atau terasa

berdenyut di sekitar mata

2. Penglihatan kabur

3. Pandangan ganda

4. Sulit fokus

5. Mata perih

6. Mata merah

7. Mata berair

8. Sakit kepala

9. Pusing disertai mual

Mengalami kelelahan mata

jika merasakan satu atau lebih

dari sembilan keluhan

Kuesioner Menyebarkan

kuesioner kepada

pekerja

1. Mengeluh

2. Tidak

mengeluh

Ordinal

Page 58: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

58

tersebut (Pheasant,1991)

No. Variabel Independen Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil ukur Skala

Karateristik Pekerja

1. Usia Lama hidup pekerja dihitung

sejak tahun kelahiran sampai

saat dilakukan penelitian dengan

pembulatan ke atas apabila lebih

dari enam bulan dan pembulatan

kebawah apabila kurang dari

enam bulan.

Kuesioner Memberikan

kuesioner kepada

pekerja

1. ≥ 45 tahun

2. < 45 tahun

(Guyton, 1991)

Ordinal

Page 59: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

59

2. Kelainan Refraksi Suatu ketidakseimbangan sistem

penglihatan pada mata sehingga

menghasilkan bayangan yang

kabur.

Snellen Chart Melakukan

pemeriksaan mata

pada pekerja

1. Ada kelainan

2. Tidak ada

kelainan

Ordinal

3. Istirahat Mata Kegiatan mengistirahatkan mata

dari layar monitor setiap satu

jam sekali dan bersifat

akumulatif.

Kuesioner Memberikan

kuesioner kepada

pekerja

1. Tidak

2. Ya

(Josefina, 1999)

Ordinal

No. Variabel Independen Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil ukur Skala

Perangkat Kerja

4. Jarak monitor Jarak antara mata pekerja

dengan layar monitor pada saat

bekerja menggunakan komputer

Mistar

Pengukuran langsung

menggunakan mistar

diukur dari mata ke

bagian tengah layar

1. < 50 cm

2. ≥ 50 cm

(OSHA, 1997)

Ordinal

Page 60: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

60

monitor

Lingkungan Kerja

5. Tingkat Pencahayaan Jumlah cahaya yang diterima di

area titik dilakukannya

pengukuran dan dinyatakan

dengan lux, diukur sejajar meja

atau tempat diletakkannya

monitor komputer

Lux meter Pengukuran

langsung dengan

direct reading

instrument

1. < 300 lux

2. ≥ 300 lux

(KEPMENKES

No.1405)

Ordinal

Page 61: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

i

i

3.3 Hipotesis

1. Ada hubungan antara usia dengan keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna

komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk tahun 2009.

2. Ada hubungan antara kelainan refraksi dengan keluhan kelelahan mata pada

pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009.

3. Ada hubungan antara istirahat mata dengan keluhan kelelahan mata pada pekerja

pengguna komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009.

4. Ada hubungan antara jarak monitor dengan keluhan kelelahan mata pada pekerja

pengguna komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009.

5. Ada hubungan antara tingkat pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata pada

pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009.

Page 62: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

ii

ii

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) karena pada penelitian

ini variabel independent dan dependen akan diamati pada waktu (periode) yang sama.

4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Januari

2010 di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

4.3 Populasi Dan Sample Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja yang bekerja di Corporate Customer

Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009 yaitu 80 pekerja.

Sedangkan kriteria sampel yang diambil yaitu semua pekerja pengguna komputer bagian

customer service.

Page 63: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

iii

iii

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus jumlah sampel uji

hipotesis dua proporsi, dengan asumsi dari penelitian sebelumnya yaitu bahwa

proporsi pada populasi yang memiliki kelelahan mata dengan tingkat pencahyaan <

300 lux (P1) adalah 88,9% dan proporsi yang memiliki proporsi yang memiliki

kelelahan mata dengan dengan tingkat pencahyaan ≥ 300 lux (P2) adalah 42,9%

(Prayitno, 2008). Pada penelitian ini, peneliti menginginkan tingkat kepercayaan

sebesar 95% dengan memakai derajat kemaknaan 5 % dengan kekuatan uji 90%.

Rumus besar sampel uji hipotesis dua proporsi:

Keterangan :

n : Besar sampel minimum yang dibutuhkan dalam penelitian

Z2

1-α/2 : Derajat kemaknaan α pada uji 2 sisi (two tail), α = 5%

Z 1- β : Kekuatan uji 90%

P : Rata – rata proporsi pada populasi

P1 : Proporsi pada populasi yang memiliki kelelahan mata dengan tingkat

..pencahyaan < 300 lux (P1) adalah 0,889

P2 : proporsi yang memiliki proporsi yang memiliki kelelahan mata dengan ..dengan

tingkat pencahyaan ≥ 300 lux (P2) adalah 0,429

Berdasarkan rumus diatas maka besar sample yang dibutuhkan sebesar :

Sampel (n) = [ Z1- α/2x√(2P(1-P)) + Z1-β x√(P1 (1-P1) + P2 (1-P2)) ]2

(P1-P2)

2

Page 64: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

iv

iv

[1.96 √ 2 x 0,23 (1-0,889) + 1,28 √0,889 (1-0,889) + 0,429 (1-0,429 ]2

n =

(0,889– 0,429) 2

n masing – masing kelompok = 23 orang

n total = 23 X 2 = 46 Orang

Untuk menghindari drop out atau missing jawaban dari responden maka perlu

ditambahkan 10% dari jumlah sampel yang didapat sehingga jumlah sampel keseluruhan

sebesar 51 orang.

4.4 Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Luxmeter

Luxmeter digunakan untuk mengukur intensitas pencahayaan dengan satuan lux

(lx), lilin, lumen, lilin/m2. Prinsip kerja ; merupakan sebuah photocell yang bila

terkena cahaya akan menghasilkan arus listrik. Makin kuat intensitas cahaya

makin besar besar arus yang dihasilkan.

Ketentuan umum pengukuran :

• Operator harus berhati-hati supaya tidak menimbulkan bayangan

• Jangan menimbulkan pantulan cahaya yang disebabkan oleh pakaian operator

Page 65: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

v

v

• Letakkan sensor sejajar dengan posisi permukaan titik sampling dan mengarah

pada sumber cahaya

• Baca intensitas cahaya pada levelmeter (display). Lanjutkan pengukuran pada

titik ke-2, dan seterusnya, sampai sampai titik terakhir.

2. Mistar

Alat ini digunakan untuk melakukan pengukuran langsung jarak monitor.

Pengukuran dilakukan dari mata pekerja ke titik tengah layar monitor.

3. Snellen Chart

Alat ini digunakan untuk pemeriksaan mata agar diketahui apakah ada kelainan

refraksi pada mata pekerja.

4. Kuesioner

Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik pekerja,

perangkat kerja, lingkungan kerja, dan keluhan kelelahan mata dengan cara

pengisian kuesioner yang dilakukan oleh masing-masing pekerja.

4.5 Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari pekerja di

Corporate Customer Care Center (C4) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan

menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Data primer yang akan diteliti antara lain:

a. Keluhan Kelelahan Mata

Page 66: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

vi

vi

Keluhan kelelahan mata diketahui dengan cara menanyakan beberapa tanda-

tanda terjadinya keluhan kelelahan mata, jika responden menjawab salah satu

dari tanda-tanda tersebut maka responden diketahui memiliki keluhan

kelelahan mata.

b. Usia

Usia pekerja dihitung dengan menanyakan kepada reponden kapan tanggal

saat mereka dilahirkan. Penghitungan umur ini dilakukan sendiri oleh peneliti

dan pembulatan angkanya dihitung satu tahun apabila telah melebihi waktu 6

bulan.

c. Kelainan Refraksi

Untuk responden yang belum mengetahui apakah memiliki kelainan refraksi

atau tidak, maka dilakukan pemeriksaan mata pada responden dengan

menggunakan snellen chart.

d. Istirahat Mata

Variabel ini juga diukur dengan satu pertanyaan yang terdapat pada kuesioner

mengenai pola istirahat mata setelah satu jam menatap layar monitor pada saat

bekerja menggunakan komputer.

e. Jarak Monitor

Variabel ini diukur dengan menggunakan mistar untuk dapat diketaui berapa

centimeter (cm) jarak pandang antara mata pekerja dengan monitor pada saat

bekerja menggunakan komputer.

f. Tingkat Pencahayaan

Page 67: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

vii

vii

Variabel ini diukur dengan menggunakan alat ukur cahaya yaitu luxmeter

untuk mengetahui tingkat pencahayaan pada masing-masing meja kerja

pekerja.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelusuran dokumen, catatan, dan laporan

dari perusahaan yang berhubungan, contohnya company profil, jumlah pekerja, dan lain-

lain.

4.6 Pengolahan Data

Seluruh data yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder akan

diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Editing

Kegiatan pengecekan isian kuesioner apakah jawaban yang di kuesioner sudah:

Lengkap : Semua pertanyaan sudah ada jawaban

Jelas : Jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas dibaca

Relevan : Jawaban yang tertulis relevan dengan pertanyaan

Konsisten: Apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi jawaban konsisten

2. Coding

Kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka. Kegiatan coding

ini dilakukan untuk mempermudah analisis data dan mempercepat entry data. Koding

Page 68: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

viii

viii

pada penelitian ini dilakukan pada saat pengisian kuesioner dan pada saat memasukkan

data ke komputer.

Kode pada penelitan ini antara lain :

1. Keluhan kelelahan mata : 1 = mengeluh, 2 = tidak mengeluh.

2. Usia : 1 = ≥ 45, 2 = < 45 tahun.

3. Kelainan refraksi : 1 = ada kelainan, 2 = tidak ada kelainan.

4. Istirahat mata : 1 = tidak, 2 = ya

5. Jarak monitor : 1 = < 50 cm, 2 = ≥ 50cm.

6. Tingkat pencahayaan : 1 = < 300 lux, 2 = ≥ 300 lux.

3. Entry data

Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan sudah dilakukan pengkodingan, langkah

selanjutnya adalah memproses data agar dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan

meng-entry data dari kuesioner kedalam komputer dengan menggunakan program

komputer.

4. Cleaning data

Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.

Tahapan cleaning data terdiri dari :

a. Mengetahui missing data

b. Mengetahui variasi data

c. Mengetahui konsistensi data

Page 69: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

ix

ix

4.5 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan suatu analisis untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel yang diteliti. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi

frekuensi dan proporsi dari variabel dependen dan independen yang ada pada penelitian

ini, yaitu variabel keluhan kelelahan mata, karakteristik pekerja, perangkat kerja, dan

lingkungan kerja.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor independen dengan

faktor dependen. Variabel independen terdiri dari karakteristik pekerja, perangkat kerja,

dan lingkungan kerja, dan variabel dependen yaitu keluhan kelelahan mata. Analisis

menggunakan uji statistik Chi Square (X2) dengan α = 0,05.

Persamaan Chi Square :

(0 – E)2

X2 = ∑

E

Keterangan :

X2 = Chi Square

O = Efek yang diamati

Page 70: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

x

x

E = Efek yang diharapkan

Metode (analisis) ini untuk mendapatkan probabilitas kejadiannya. Jika Pvalue >

0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara

kedua variabel. Sebaliknya jika Pvalue ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

yang berarti terdapat hubungan antara kedua variabel.

Page 71: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xi

xi

BAB V

HASIL

5.1. Profil Perusahaan

5.1.1 Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan

penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and

Edutainmet) yang terbesar di Indonesia. Pengabdian TELKOM berawal pada 23

Oktober 1856, tepat saat dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam

bentuk pengiriman telegraf dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor). Selama itu

pula TELKOM telah mengalami berbagai transformasi.

Transformasi terakhir sekaligus yang disebut dengan NEW TELKOM

Indonesia adalah transformasi dalam bisnis, transformasi infrastruktur, transformasi

sistem dan model operasi dan transformasi sumber daya manusia. Transformasi

tersebut resmi diluncurkan kepada pihak eksternal bersamaan dengan New Corporate

Identity TELKOM pada tanggal 23 Oktober 2009, pada hari ulang tahun TELKOM

yang ke 153. TELKOM juga memiliki tagline baru, The World in Your Hand.

Sampai dengan 31 Desember 2008 jumlah pelanggan TELKOM tumbuh 37%

dari tahun sebelumnya sebanyak 68,6 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan

telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,6 juta, pelanggan telepon tidak bergerak

Page 72: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xii

xii

nirkabel sejumlah 12,7 juta pelanggan dan 65,3 juta pelanggan jasa telepon bergerak.

Sejalan dengan lahirnya NEW TELKOM Indonesia, berbekal semangat positioning

baru Life Confident manajemen dan seluruh karyawan TELKOM berupaya

mempersembahkan profesionalitas kerja, serta produk dan layanan terbaik bagi

pelanggan dan stakeholders.

Sepanjang tahun 2008, berbagai penghargaan dan sertifikasi telah diterima

oleh TELKOM, baik dari dalam maupun luar negeri antara lain, Sertifikasi ISO

9001:2000 dan ISO 9004:2000 untuk Divisi Enterprise Service dari TUV Rheinland

International Indonesia; Penghargaan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(SMK3) dan Kecelakaan Nihil 2008 dari Wakil Presiden RI; The Best Corporate

Image category dalam ajang Most Admired Companies Awards ke 8 dari Frontier

Consulting Group; Juara Umum 2007 Annual Report Award dari Menteri Keuangan

RI; Juara Umum Anugerah Media Humas 2008 dari Bakorhumas CIO of The Year

2008 dalam Hitachi Data System IT Inspiration Awards; dan Penghargaan CEO dan

Perusahaan Idaman dari Majalah Warta Ekonomi.

Saham TELKOM per 31 Desember 2008 dimiliki oleh pemerintah Indonesia

(52,47%) dan pemegang saham publik (47,53%). Saham TELKOM tercatat di Bursa

Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange

(LSE) dan Tokyo Stock Exchange, tanpa tercatat. Harga saham TELKOM di BEI

pada akhir Desember 2008 sebesar Rp 6.900. Nilai kapitalisasi pasar saham

TELKOM pada akhir tahun 2008 mencapai Rp 139,104 miliar atau 12,92 % dari

kapitalisasi pasar BEI.

Page 73: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xiii

xiii

Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasaan

pasar untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi

pertumbuhannya di masa mendatang, TELKOM menjadi model korporasi terbaik

Indonesia.

5.1.2 Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

a. Visi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

To become a leading InfoCom player in the region

Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom

terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia

Pasifik.

b. Misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom Services

with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the

Best Managed Indonesian Corporation " dengan jaminan bahwa pelanggan akan

mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas,

dengan harga kompetitif.

Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan

mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi

yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan

saling mendukung secara sinergis.

5.1.3 Lima Pilar Bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk:

Page 74: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xiv

xiv

a. Fixed Phone (TELKOM Phone)

1) Personal Line

2) Corporate Line

3) Wartel & Telum

b. Mobile Phone (TELKOMSEL)

1) Prepaid Services (simPATI)

2) Postpaid Services (Halo)

c. Network & Interconnection (TELKOM Intercarier)

1) Interconnection Services

2) Network Leased Services

d. Data & Internet

1) Leased Channel Service (TELKOM Link)

2) Internet Service (TELKOMNet)

3) VoIP Service (TELKOM Save & Global 017)

4) SMS Service (from TELKOMSEL, TELKOMFlexi & TELKOM SMS)

e. Fixed Wireless Access (TELKOM Flexi)

1) Prepaid Services (Flexi Trendy)

2) Postpaid Services (Flexi Classy)

5.1.4 Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Page 75: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xv

xv

Corporate Customer Care Center adalah suatu pelayanan terhadap pelanggan

kalangan perusahaan yang bekerja di bawah divisi Enterprise Service. Pelayanan

yang dilakukan oleh C-4 adalah Customer Handling, Network Monitoring, Fault

Handling, Provisioning Handling, Product Consultancy, SLG Management, CPE

Management. Ruang C-4 merupakan ruangan call center dan network monitoring

yang cukup terintegrasi. Petugas call center siap melayani panggilan masuk

pelanggan perusahaan yang berkonsultasi tentang produk, melakukan komplain,

memonitor penyelesaian gangguan, dan lain-lain. Pelanggan bisa menghubungi C-4

melalui telepon 0800-1-835566 (0800-1-TELKOM), http://www.c4.telkom.co.id/,

atau email [email protected]. Sementara petugas dilengkapi dengan monitor yang bisa

mengakses database nasional untuk melayani proses ini. Ada sejumlah 7 lokasi C-4

yang tersebar secara nasional, yaitu di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,

Medan, Makasar, dan Balikpapan. Masing-masing memiliki sumberdaya dan

kemampuan yang sama untuk melayani corporate customer. Pelanggan perusahaan

yang menggunakan layanan multimedia TELKOM seperti ASTINet, DINAccess,

VPN-IP (MPLS), VPN-Gold (Frame Relay), VPN Dial, Infonet, Webhosting,

Mailhosting, Colocation, dll, adalah pelanggan yang sangat berkepentingan dengan

keberadaan C-4 ini.

5.2 Gambaran Kondisi Lingkungan Kerja

Ruang C-4 merupakan ruangan call center dan network monitoring yang

cukup terintegrasi. Setiap ruang terdapat 10 – 15 pekerja, setiap pekerja memiliki

perangkat komputer dengan besar layar monitor 21 inci. Beberapa layar monitor

Page 76: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xvi

xvi

raksasa juga di pajang di bagian depan, sehingga seluruh petugas dapat melihat

kondisi network terkini secara jelas. Sekat pada setiap ruangan berupa kaca besar dan

tembok dengan warna cat krem serta setiap sudut ruangan terdapat tanaman dalam

pot sehingga pekerja bisa merelaksasikan mata dengan melihat penghijauan setelah

beberapa jam bekerja dengan komputer. Suhu di seluruh ruangan diatur secara sentral

pada suhu 21o celcius.

5.3 Analisis Univariat

5.3.1 Gambaran Keluhan Kelelahan Mata

Analisis univariat gambaran kejadian keluhan kelelahan mata pada pekerja

pengguna komputer di C4 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009

dapat dilihat pada tabel 5.1 :

Tabel 5.1

Gambaran Keluhan Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer

di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2009

Gambaran Keluhan

Kelelahan Mata Jumlah Prosentase (%)

Mengeluh 46 90,2

Tidak Mengeluh 5 9,8

Total 51 100

Page 77: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xvii

xvii

Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa sebagian besar pekerja mengalami

keluhan kelelahan mata yaitu sebanyak 90,2%. Sedangkan pekerja yang tidak

mengalami keluhan kelelahan mata sebanyak 9,8% pekerja.

5.3.2. Gambaran Jenis Keluhan Kelelahan Mata

Distribusi jenis keluhan kelelahan mata yang dikeluhkan oleh pekerja

pengguna komputer di C4 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dapat dilihat

pada grafik 5.1 :

Grafik 5.1

Distribusi Jenis Keluhan Kelelahan Mata pada Pekerja Pengguna Komputer di

Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 2009

Page 78: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xviii

xviii

Berdasarkan grafik 5.1, diketahui jenis keluhan kelelahan mata yang banyak

dikeluhkan oleh pekerja berupa mata perih yaitu sebanyak 58,8% pekerja.

Sedangkan jenis keluhan kelelahan mata yang paling sedikit dikeluhkan oleh

pekerja berupa pusing disertai mual yaitu sebanyak 11,8% pekerja. Dari grafik

tersebut juga dapat diketahui tiga besar keluhan yang paling banyak dialami

oleh seluruh pekerja pengguna komputer di C4 PT. Telekomunikasi Indonesia,

Tbk yaitu mata perih (58,8%), nyeri di sekitar mata (43,1%), dan sakit kepala

(43,1%). Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 23% pekerja yang mengalami

tiga besar keluhan kelelahan mata tersebut, dan sebagian besar dari pekerja

tersebut bekerja dengan tingkat pencahayaan di bawah 300 lux.

5.3.3 Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan Mata

Analisis univariat gambaran distribusi frekuensi berdasarkan variabel faktor-faktor

yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer

di C4 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 5.2 :

Tabel 5.2

Gambaran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pekerja Pengguna

Komputer di Corporate Customer Care Center (C4)

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2009

No. Variabel Kategori Jumlah Presentase(%)

1. Usia ≥ 45 tahun

< 45 tahun

3

48

5,9

94,1

Page 79: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xix

xix

Total 51 100

28 54,9 2. Kelainan Refraksi Ada Kelainan

Tidak ada Kelainan 23 45,1

Total 51 100

Tidak 10 19,6 3.

Istirahat Mata

Ya 41 80,4

Total 51 100

< 50 cm 11 21,6 4. Jarak Monitor

≥ 50 cm 40 78,4

Total 51 100

< 300 lux 48 94,1 5. Tingkat Pencahayaan

≥ 300 lux 3 5,9

Total 51 100

1. Usia

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 diketahui bahwa sebagian besar

pekerja memiliki usia < 45 tahun yaitu sebanyak 94,1% pekerja. Sedangkan

pekerja yang memiliki usia ≥ 45 tahun hanya 5,9% pekerja.

2. Kelainan Refraksi

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 diketahui bahwa pekerja yang

memiliki kelainan refraksi sebanyak 54,9% pekerja. Sedangkan pekerja

yang tidak memiliki kelainan refraksi sebanyak 45,1% pekerja.

3. Istirahat Mata

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 diketahui bahwa pekerja yang

tidak melakukan istirahat mata sebanyak 19,6% pekerja. Sedangkan

pekerja yang melakukan istirahat mata sebanyak 80,4% pekerja.

4. Jarak Monitor

Page 80: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xx

xx

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 diketahui bahwa pekerja yang

bekerja dengan jarak monitor < 50 cm sebanyak 21,6% pekerja.

Sedangkan pekerja yang bekerja dengan jarak monitor ≥ 50 cm sebanyak

78,4% pekerja.

5. Tingkat Pencahayaan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 diketahui bahwa tingkat

pencahayaan pada meja pekerja < 300 lux sebanyak 94,1% pekerja.

Sedangkan tingkat pencahayaan meja pekerja yang ≥ 300 lux hanya 5,9%

pekerja.

5.4 Analisis Bivariat

Analisis bivariat ini dilakukan dengan dilakukan untuk memperoleh

gambaran hubungan antara variabel karakteristik pekerja, perangkat kerja, dan

lingkungan kerja dengan kejadian keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna

komputer di Corporate Cutomer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia,

Tbk tahun 2009. Untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut

dengan keluhan kelelahan mata maka dilakukan uji statistik Chi-Square dengan

menggunakan derajat kemaknaan 5%. Berikut ini akan dipaparkan hasil analisis

bivariat dari masing-masing variabel.

5.4.1 Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata

Tabel 5.3

Page 81: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxi

xxi

Analisis Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Pekerja

Pengguna Komputer di Corporate Customer Care Center (C4)

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2009

Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui bahwa dari pekerja yang berusia ≥45

tahun hanya 1 pekerja yang mengalami keluhan kelelahan mata. Sebaliknya

pekerja yang berusia <45 tahun sebagian besar (93,8%) juga mengalami

keluhan kelelahan mata. Berdasarkan hasil uji statistik chi square pada derajat

kemaknaan 5%, didapatkan Pvalue = 0,023 sehingga dapat diketahui bahwa usia

memiliki hubungan yang bermakna dengan keluhan kelelahan mata.

Berdasarkan perhitungan risk estimete diperoleh OR = 0,033 (95% CI 0,002-

0,481), artinya pekerja yang berusia ≥ 45 tahun memiliki risiko 0,033 kali

Keluhan Kelelahan Mata

Mengeluh Tidak

Mengeluh

Total Usia

n % N % n %

Pvalue

OR

95% CI

≥ 45 tahun 1 33,3 2 66,7 3 100

< 45 tahun 45 93,8 3 6,3 48 100

Jumlah 46 90,2 5 9,8 51 100

0,023

0,033

0,002 – 0,481

Page 82: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxii

xxii

untuk mengalami keluhan kelelahan mata dibandingkan dengan pekerja yang

berusia < 45 tahun.

5.4.2 Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan Kelelahan Mata

Tabel 5.4 Analisis Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan Kelelahan Mata

Pada Pekerja Pengguna Komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2009

Keluhan Kelelahan

Mata

Mengeluh Tidak

Mengeluh

Total Kelainan Refraksi

n % N % n %

Pvalue

OR

95% CI

Ada Kelainan 24 85,7 4 14,3 28 100

Tidak ada Kelainan 22 95,7 1 4,3 23 100

Jumlah 46 90,2 5 9,8 51 100

0,362

0,273

0,028 – 2,630

Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa baik pekerja yang memiliki

kelainan refraksi maupun yang tidak memiliki kelainan refraksi

mengalami keluhan kelelahan mata. Pekerja yang memiliki kelainan refraksi dan

mengeluh sebanyak 85,7% sedangkan pekerja yang tidak memiliki kelainan refraksi

dan mengeluh sebanyak 95,5%. Berdasarkan hasil uji statistik chi square diketahui

kelainan refraksi tidak memiliki hubungan bermakna (α > 0,05) dengan keluhan

kelelahan mata, Pvalue = 0,362.

Page 83: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxiii

xxiii

5.4.3 Hubungan antara Istirahat Mata dengan Keluhan Kelelahan Mata

Tabel 5.5 Analisis Hubungan antara Istirahat Mata dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada

Pekerja Pengguna Komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2009

Berdasarkan tabel 5.5, dapat diketahui bahwa pekerja yang tidak melakukan

istirahat mata seluruhnya mengeluh kelelahan mata. Sebaliknya pekerja yang

melakukan istirahat mata sebagian besar juga mengeluh kelelahan mata.

Berdasarkan hasil uji statistik chi square diketahui istirahat mata tidak

memiliki hubungan bermakna (α > 0,05) dengan keluhan kelelahan mata, Pvalue

= 0,569.

5.4.4 Hubungan antara Jarak Monitor dengan Keluhan Kelelahan Mata

Tabel 5.6 Analisis Hubungan antara Jarak Monitor dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada

Pengguna Komputer di di Corporate Customer Care Center (C4)

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2009

Keluhan Kelelahan Mata

Keluhan Kelelahan Mata

Mengeluh Tidak

Mengeluh

Total Istirahat

Mata

n % N % n %

Pvalue

OR

95% CI

Tidak 10 100 0 0 10 100

Ya 36 87,8 5 12,2 41 100

Jumlah 46 90,2 5 9,8 51 100

0,569

1,139

1,016– 1,277

Page 84: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxiv

xxiv

Mengeluh Tidak

Mengeluh

Monitor

n % N % n %

< 50 cm 9 81,8 2 18,2 11 100

≥ 50 cm 37 92,5 3 7,5 40 100

Jumlah 46 90,2 5 9,8 51 100

0,292

0,365

0,053– 02,518

Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa baik pekerja yang memiliki jarak

monitor < 50 cm dan ≥ 50 cm sebagian besar mengeluh kelelahan mata.

Berdasarkan hasil uji statistik chi square diketahui istirahat mata tidak

memiliki hubungan bermakna (α > 0,05) dengan keluhan kelelahan mata, Pvalue

= 0,292.

5.4.5 Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata

Tabel 5.7

Analisis Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan

Mata Pada Pengguna Komputer di Corporate Customer Care Center (C4)

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2009

Keluhan Kelelahan Mata

Mengeluh Tidak

Mengeluh

Total Tingkat

Pencahayaan

n % N % n %

Pvalue

OR

95% CI

< 300 lux 45 93,8 3 6,3 48 100

≥ 300 lux 1 33,3 2 66,7 3 100

Jumlah 46 90,2 5 9,8 51 100

0,023

30,00

2,078 – 433, 129

Page 85: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxv

xxv

Berdasarkan tabel 5.7, dapat diketahui bahwa sebagian besar pekerja bekerja

dengan tingkat pencahayaan < 300 lux dan sebagian besar pekerja tersebut juga

mengeluh kelelahan mata. Sebaliknya pekerja yang bekerja dengan tingkat

pencahayaan ≥ 300 lux juga terdapat pekerja yang mengeluh kelelahan mata

yaitu hanya 1 pekerja. Berdasarkan hasil uji statistik chi square pada derajat

kemaknaan 5%, didapatkan Pvalue = 0,023 sehingga dapat diketahui bahwa

tingkat pencahayaan memiliki hubungan yang bermakna dengan keluhan

kelelahan mata. Berdasarkan perhitungan risk estimete diperoleh OR = 30,00

(95% CI 2,078 – 433, 129), artinya pekerja yang bekerja dengan tingkat

pencahayaan <300 lux memiliki risiko 30 kali untuk mengalami kelelahan

mata dibandingkan dengan pekerja yang bekerja dengan tingkat pencahayaan ≥

300 lux.

Page 86: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxvi

xxvi

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian keluhan

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care Center (C4)

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009 ini, penulis mengumpulkan data primer

dengan menyebar kuesioner kepada 51 pekerja. Penulis menyadari terdapat keterbatasan dan

kelemahan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pengukuran kelelahan mata hanya bersifat subjektif sehingga belum sepenuhnya

memiliki tingkat validitas data yang akurat.

2. Tidak melakukan pengecekan terhadap setting display pada layar monitor.

6.2 Keluhan Kelelahan Mata

Menurut Trevino Pakasi (1999) kelelahan mata adalah suatu kondisi subjektif

yang disebabkan oleh penggunaan otot mata secara berlebihan. Kelelahan mata atau

astenopia menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya

berlebihan dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi kurang sempurna untuk

memperoleh ketajaman penglihatan. Pada pengguna komputer astenopia terjadi

karena kelelahan mata akibat memusatkan pandangan pada komputer di mana obyek

Page 87: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxvii

xxvii

yang dilihat terlalu kecil, kurang terang, bergerak dan bergetar. Mata yang

berkonsentrasi kurang berkedip, sehingga penguapan air mata meningkat dan mata

menjadi kering. Dampak lain dari kelelahan mata di dunia kerja adalah hilangnya

produktivitas, meningkatnya angka kecelakaan, dan terjadinya keluhan-keluhan

penglihatan. (Taylor & Francis, 1997).

Hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan terhadap 51 pekerja yang

menggunakan komputer di C4 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009 ini

menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja mengalami keluhan kelelahan mata. Hal

ini dapat dilihat dari durasi pekerja yang menggunakan komputer bisa mencapai lebih

dari 5 jam/hari. Menurut data EyeCare Technology (1995) dalam Endit (2003)

didapatkan bahwa terdapat 60 juta orang yang menderita gangguan penghilatan

karena menggunakan Video Display Terminal (VDT) untuk penggunaan 3 jam atau

lebih dalam sehari. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rey dan Meyer (1980) terhadap pengguna monitor di sebuah industri

pembuat arloji di Swiss, bahwa ternyata ditemukan perbedaan yang signifikan

mengenai keluhan ataupun gangguan pada mata antara pengguna monitor yang

bekerja selama 6-9 jam per hari dengan mereka yang bekerja kurang dari 4 jam per

hari (Oborn, 1995).

Manager Pelayanan Profesional dari Asosiasi Optometris Australia juga

menyatakan bahwa kelelahan mata, masalah penglihatan, dan kesehatan mata

semakin memburuk selama kita meneruskan bekerja dengan jam kerja panjang dan

bergantung pada komputer. Kelompok pekerja kantor merupakan salah satu bagian

dari kategori resiko tertinggi kelelahan mata, beberapa studi mengindikasikan 35 –

Page 88: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxviii

xxviii

48% dari pekerja kantor mederita problema tersebut. (Robinson, 2003 dalam Hana

2008). Penelitian yang dilakukan oleh Japanese Ministry of Health (2004)

didapatkan juga proporsi keluhan kelelahan mata yang dirasakan oleh operator

komputer sebesar 91,6 %.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa pekerja yang berusia < 45 tahun

sebagian besar mengalami keluhan kelelahan mata. Pekerja yang memiliki kelainan

refraksi maupun yang tidak memiliki kelainan refraksi, pekerja dengan jarak monitor

< 50 cm maupun ≥ 50 cm sebagian besar juga mengalami keluhan kelelahan mata.

Bagi pekerja yang tidak melakukan istirahat mata seluruhnya mengeluh dan pekerja

yang melakukan istirahat mata pun sebagian besar juga mengeluh kelelahan mata.

Untuk tingkat pencahayaan sebagian besar bekerja pada cahaya < 300 lux, dan

sebagian pekerja tersebut juga mengeluh kelelahan mata. Berdasarkan jenis keluhan

kelelahan mata yang paling banyak dialami oleh pekerja adalah mata perih. Keluhan

ini timbul akibat frekuensi bekerja yang tinggi di depan monitor. Jika mata sedang

fokus terhadap suatu pekerjaan, maka mata terlalu lama terbuka tanpa berkedip

sehingga permukaan mata kita akan kering, karena air mata yang membasahi sudah

menguap. Permukaan mata yang kering terus menerus akan menyebabkan kondisi sel

permukaan bola mata tidak sehat sehingga terasa perih.

Untuk mengurangi munculnya kelelahan mata akibat penggunaan komputer,

(Anshel, 1996 dalam Swamardika 2001) menganjurkan untuk melakukan “3B” yaitu

Blink, Breat, dan Break. Blink yaitu mengedipkan mata, dalam keadaan normal dalam

satu menit mata akan mengedip 12-15 kali. Frekuensi mengedip akan bertambah bila

dalam keadaan gembira, terangsang, berbicara, melakukan aktivitas fisik. Frekuensi

Page 89: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxix

xxix

berkurang bila sedang membaca, berfikir, dan sedang konsentrasi dalam pekerjaan.

Melihat tanpa berkedip akan melelahkan mata. Dengan berkedip mata akan

beristirahat walaupun hanya sesaat dan akan terjadi proses pembersihan mata serta

proses pembasahan ulang pada mata sehingga penglihatan akan tetap jelas. Oleh

karena proses mengedip ini merupakan proses yang otomatis maka pada tahap awal

harus tetap disadari bahwa mengedip adalah penting. Breath yaitu benafas. Apabila

dalam keadaan stress, ada tendensi untuk menahan nafas. Keadaan ini akan

menyebabkan otot-otot menjadi tegang tanpa disadari. Bernafas secara benar dan

teratur akan menyebabkan relaksasi otot termasuk otot mata. Break yaitu istirahat.

Apabila pekerjaan di komputer memerlukan konsentrasi yang tinggi maka diperlukan

adanya istirahat singkat untuk memberikan waktu pemulihan.

6.3 Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata

Daya akomodasi mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal

(cembung) atau menipis (pipih) sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar

bayangan jatuh tepat di retina. Semakin tua seseorang, lensa semakin kehilangan

kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin

sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Daya akomodasi menurun pada

usia 45 – 50 tahun. Hal ini disebabkan setiap tahun lensa semakin berkurang

kelenturannya dan kehilangan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Sebaliknya

semakin muda seseorang, kebutuhan cahaya akan lebih sedikit dibandingkan

Page 90: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxx

xxx

dengan usia yang lebih tua dan kecenderungan mengalami kelelahan mata lebih

sedikit (Guyton, 1991).

Dalam penelitian ini persentase pekerja yang memiliki usia < 45 tahun

lebih banyak daripada pekerja yang memiliki usia ≥ 45 tahun yaitu 94,1% dan

5,9%. Hasil uji statistik terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan

keluhan kelelahan mata. Dari seluruh pekerja yang memiliki usia ≥ 45 tahun

sebagian mengalami keluhan kelelahan mata. Dari hasil analisis bivariat juga

diketahui nilai OR pada variabel usia yaitu sebesar 0,033, hal ini menyatakan

bahwa pekerja yang berusia ≥ 45 tahun memiliki risiko 0,033 kali untuk

mengalami keluhan kelelahan mata dibandingkan dengan pekerja yang berusia <

45 tahun.

Walaupun uji statistik tingkat risikonya rendah, tetapi variabel usia

menurut Guyton memiliki hubungan yang erat dengan kelelahan mata.

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa keluhan kelelahan mata yang terjadi pada pekerja dengan usia

< 45 tahun dapat dicegah jika postur maupun pola kerja dikelola dengan baik.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya keluhan

kelelahan mata bagi pengguna komputer terkait dengan usia adalah pemindahan

tenaga kerja dengan visus yang setinggi-tingginya. Kerja malam harus dikerjakan

oleh tenaga kerja berusia muda, yang apabila usianya bertambah, dapat

dipindahkan kepada pekerjaan yang kurang diperlukan ketelitian (Suma’mur

1995).

Page 91: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxxi

xxxi

6.4 Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan Kelelahan Mata

Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada retina.

Kelelahan pada mata dengan kelainan refraksi terjadi karena akomodasi mata untuk dapat

melihat subyek lebih jelas (Roestijawati, 2007). Pada penelitian ini sebagian pekerja C4 PT

Telkom Tbk memiliki kelainan refraksi dan dari pekerja tersebut sebagian besar mengalami

keluhan kelelahan mata. Penderita kelainan refraksi biasanya mengalami keluhan sakit kepala

terutama di daerah tengkuk atau dahi, mata berair, cepat mengantuk, mata terasa pedas, pegal

pada bola mata, dan penglihatan kabur (Ilyas, 1991).

Dari 54,9% pekerja yang memiliki kelainan refraksi dan 45,1% pekerja yang

tidak memiliki kelaianan refraksi sebagian besar sama-sama mengeluh kelelahan

mata. Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel

kelainan refraksi dengan keluhan kelelahan mata. Hal tersebut mungkin saja terjadi

karena berdasarkan hasil observasi, sebagian pekerja yang memiliki kelainan refraksi

sudah mengoreksi dengan penggunaan lensa yang sesuai dengan gejala dan

kebutuhan penglihatan baik dengan penggunaan kacamata ataupun dengan lensa

kontak. Kelemahan pada penelitian ini juga karena tidak ditelitinya kapan pekerja

mulai mengalami kelainan refraksi sehingga tidak dapat dipastikan apakah kelainan

refraksi tersebut terjadi akibat pekerja menggunakan komputer selama mereka

bekerja di bagian C4 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Secara teoritis, seseorang

yang memiliki kelainan refrakasi tanpa dikoreksi bisa menimbulkan kelelahan mata,

sebaliknya seseorang yang menggunakan komputer lebih dari 4 jam sehari matanya

cenderung mengalami refraksi.

Page 92: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxxii

xxxii

Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya keluhan

kelelahan mata bagi seluruh pekerja adalah dengan cara melakukan pemeriksaan mata

secara berkala sehingga apabila terdapat kelainan pada mata dapat segera dilakukan

tindakan pengobatan atau terapi pada mata serta menggunakan kacamata khusus

komputer (anti-glare glasses) seperti pada gambar 6.1, kacamata ini berfungsi untuk

mengurangi rasa sakit terutama pada saraf mata akibat terlalu lama berkerja di depan

monitor. Upaya selanjutnya yang dapat dilakukan bagi pekerja yang sudah memiliki

kelainan refraksi adalah dengan

menggunakan kacamata yang dirancang khusus untuk menggunakan komputer yaitu

bagian atas lensa untuk melihat komputer dan bagian bawahnya untuk membaca serta

menghindari pengggunaan lensa kontak pada saat bekerja dengan komputer karena

kelelahan mata akan lebih cepat terasa. Hal ini dapat terjadi karena mata yang dalam

keadaan memfokuskan layar monitor akan jarang berkedip, sehingga bola mata cepat

menjadi kering. Bola mata yang kering menyebabkan timbulnya gesekan antara lensa

dan kelopak mata. Ruang berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan

tersebut, karena udara ruangan ber-AC akan kering, sehingga air mata akan ikut

menguap (Anies, 2004).

Gambar 6.1

Kacamata Khusus Komputer (Anti-glare glasses)

Page 93: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxxiii

xxxiii

6.5 Hubungan antara Istirahat Mata dengan Keluhan Kelelahan Mata

Menurut NIOSH, disebutkan bahwa kondisi kerja sangat berperan terhadap

gangguan kesehatan pekerja, dan dapat mempengaruhi secara langsung terhadap

keselamatan dan kesehatan pekerja termasuk beban kerja, waktu kerja yang lama dan

kurangnya istirahat. Banyak pekerja hanya mengambil dua kali selama 15-menit

untuk istirahat dari komputer sepanjang hari kerja mereka. Menurut National Institute

of Occupational Safety and Health (NIOSH), keluhan mata berkurang secara

bermakna pada pekerja yang mengambil 5 menit istirahat selama 4 kali sepanjang

waktu bekerja mereka tanpa menurunkan produktivitas kerja. Beristirahatlah sekitar

2- 3 menit setiap 15 – 20 menit bekerja di depan komputer, atau 5 menit istirahat

setelah bekerja selama 30 menit,atau 10 menit istirahat untuk 1 jam berkutat dengan

komputer dan seterusnya. David L. Goetsch (2002) mengatakan bahwa opetator

komputer seharusnya melakukan banyak istirahat-istirahat pendek namun sering dan

teratur, selain itu juga disarankan pekerja atau operator tersebut tidak terus menerus

berhadapan dengan komputer tetapi diselingi dengan melakukan pekerjaan yang tidak

menggunakan komputer.

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa pekerja yang tidak

melakukan istirahat mata sebanyak 19,6% dan yang melakukan istirahat mata

sebanyak 80,4%. Pekerja yang tidak melakukan istirahat mata seluruhnya mengalami

keluhan kelelahan mata dan pekerja yang melakukan istirahat mata pun sebagian

besar mengalami keluhan kelelahan mata. Hasil analisis bivariat antara variabel

istirahat mata dengan kejadian keluhan kelelahan mata menunjukkan bahwa tidak

Page 94: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxxiv

xxxiv

adanya hubungan yang bermakna diantara keduanya. Hal tersebut mungkin saja

terjadi karena terkait dengan variabel lain seperti pencahayaan yang kurang dan

adanya kelainan refraksi pada pekerja yang belum dikoreksi sehingga meskipun

sudah melakukan istirahat mata pekerja masih tetap mengalami keluhan kelelahan

mata. Faktor lain yang mungkin terjadi dilapangan adalah pekerja belum mengerti

bagaimana istirahat mata yang baik dilakukan disela-sela aktivitas kerjanya sehingga

istirahat yang dilakukan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keluhan

kelelahan mata. Istirahat mata bagi seseorang operator komputer memang sangat

diperlukan, karena mengingat mata operator tersebut digunakan untuk melihat dalam

jarak yang cukup dekat sehingga mata mereka selalu berakomodasi dan terfokus pada

layar monitor. Menurut Josefina (1999) dalam Prasetyo (2006) lama istirahat yang

diperlukan bagi pekerja yang menggunakan komputer dianjurkan adalah selama 10

menit/jam (dengan waktu kerja 8 jam kerja/hari atau 40 jam kerja/minggu).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kelelahan mata dapat

dilakukan dengan melihat suatu benda atau objek dengan fokus yang berbeda dan

disarankan dengan jarak yang jauh dibandingkan dengan jarak monitor ke mata.

Caranya yaitu dengan melihat suatu objek dengan jarak minimal 20 kaki (6 meter)

selama kira-kira 20 detik, kemudian mengedip-ngedipkan mata lalu memejamkan

mata, dan membuka mata secara perlahan-lahan. (Stephen, 1999).

6.6 Hubungan antara Jarak Monitor dengan Keluhan Kelelahan Mata

Sebagaimana organ tubuh lain, mata juga memiliki keterbatasan adaptasi dan sangat

peka terhadap pengaruh lingkungan sekitar. Tubuh biasanya akan menyesuaikan berapapun

Page 95: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxxv

xxxv

jarak yang dibutuhkan agar mata dapat melihat secara nyaman. Namun pada kasus-kasus

dimana mata lelah kerap terjadi, posisi monitor komputer merupakan hal patut diperhatikan

pertama sekali. Yang menjadi perhatian dalam hal ini adalah jarak antara mata dengan

monitor komputer. Tidak ada batasan pasti tentang jarak ini, dan masih banyak faktor lain

yang mempengaruhinya seperti besar monitor, namun menurut OSHA disebutkan bahwa

jarak mata terhadap layar monitor saat pekerja bekerja menggunakan komputer sekurang-

kurangnya adalah 20-40 inch atau 50-100 cm. Ada pula sebagian ahli yang

menyimpulkannya dalam rumus yang didapat dengan mengkalikan lebar diagonal layar

dengan bilangan dua. Jarak mata terhadap monitor merupakan hal yang perlu mendapat

perhatian karena turut menentukan kenyamanan pandang mata pekerja, terutama untu melihat

jarak dekat dalam waktu yang cukup lama sesuai tipikal kerja perkantoran. Hal ini sesuai

dengan alasan atau penyebab utama terjadinya kelelahan mata yaitu jarak mata yang terlalu

dekat dengan monitor, sehingga mata dipaksa bekerja untuk melihat dari jarak yang cukup

dekat dalam jangka waktu yang cukup lama, sedangkan fungsi mata sendiri sebenarnya tidak

dikhususkan untuk melihat dari jarak dekat. (OSHA 1997).

Pada variabel jarak monitor, didapatkan hasil bahwa baik pekerja yang

bekerja dengan jarak monitor < 50 cm yaitu 21,6% maupun dengan jarak ≥ 50 cm

yaitu 78,4% sebagian besar mengalami keluhan kelelahan mata. Berdasarkan hasil

penelitian, rata-rata para pekerja di C4 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk bekerja

dengan jarak monitor 57 cm. Hasil analisis bivariat menyatakan bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara variabel jarak monitor dengan keluhan kelelaha

mata. Hal tersebut mungkin terjadi karena karena adanya faktor lain seperti

pencahayaan yang kurang sehingga baik pekerja dengan jarak monitor < 50 cm dan ≥

Page 96: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxxvi

xxxvi

50 cm tetap mengalami keluhan kelelahan mata. Besar layar monitor yang mencapai

21 inci juga menjadi faktor lain yang bisa menimbulkan keluhan kelelahan mata,

karena semakin besar layar monitor maka silau yang dihasilkan juga lebih besar.

Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang panas seperti warna

merah, kuning, ungu, oranye juga akan lebih mempercepat kelelahan pada mata.

Selain itu, pantulan cahaya (silau) pada layar monitor yang berasal dari sumber lain

seperti jendela, lampu penerangan dan lain sebagainya, akan menambah beban mata.

Upaya yang dapat dilakukan agar bisa mencegah terjadinya keluhan kelelahan

mata adalah dengan memperhatikan jarak mata dengan objek yang dilihat karena

Ankrum (1996) mengatakan bahwa ketika mata digunakan untuk melihat dari jarak

dekat, maka mata dipaksa secara berat untuk melakukan proses akomodasi dan

konvergensi. Akomodasi adalah proses ketika mata mengubah atau mengatur fokus

untuk melihat sesuatu dari jarak tertentu sehingga benda yang dilihat dapat terfokus,

sedangkan konvergensi adalah gerakan yang dilakukan mata untuk menghindari

terjadinya penglihatan ganda (double vision). Sehingga semakin jauh jarak pandang

terhadap objek mata kemungkinan terjadinya iritasi mata akibat proses akomodasi

dan konvergensi yang berlebihan akan semakin kecil. Upaya lain terkait dengan

monitor itu sendiri adalah dengan meletakkan layar monitor sedemikian rupa

sehingga tidak ada pantulan cahaya dari sumber cahaya lain seperti lampu ruang kerja

dan jendela yang dapat menyebabkan kesilauan pada mata. Kemudian buatlah cahaya

latar layar komputer dengan warna yang dingin, misalnya putih keabu-abuan dengan

warna huruf yang kontras. Perlu dipasang kaca pelindung pada layar monitor

komputer untuk mengurangi radiasi maupun kesilauan. Hindari penggunaan font

Page 97: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxxvii

xxxvii

huruf yang terlalu kecil (kecuali terpaksa). Font huruf yang termasuk norrnal adalah

font 12, lebih kecil dari ini mengakibatkan mata akan cepat lelah membacanya.

Resolusi layar monitor sudah barang tentu sangat berpengaruh terhadap ketajaman

huruf maupun gambar (Wardhana, 1997).

6.7 Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata

Pencahayaan yang cukup dan diatur dengan baik merupakan salah satu faktor

untuk mendapatkan keadaan lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Dengan

pencahayaan yang cukup, objek penglihatan akan terlihat jelas sehingga dengan

demikian akan membantu pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya dengan lebih

mudah (Budiyono, 1994). Tingkat pencahayaan ruang kerja menurut Keputusan

Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002 minimal 100 lux. Tetapi standar

pencahayaan untuk ruang perkantoran administrasi dan ruang kerja yang

menggunakan komputer menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002

dan Granjean adalah sebesar 300 lux.

Untuk variabel tingkat pencahayaan, hasil yang didapatkan dari analisi

bivariat adalah sebagian besar pekerja yang bekerja dengan tingkat pencahayaan <

300 lux mengalami keluhan kelelahan mata. Dalam penelitian ini terdapat hubungan

yang bermakna antara tingkat pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata. Dari

hasil analisis bivariat ini juga diketahui bahwa responden yang bekerja dengan tingkat

pencahayaan <300 lux memiliki risiko 30 kali untuk mengalami keluhan kelelahan

mata dibandingkan dengan responden yang bekerja dengan tingkat pencahayaan ≥

Page 98: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxxviii

xxxviii

300 lux. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hambali (2004) yaitu terdapat hubungan positif tingkat pencahayaan dengan

kelelahan mata secara sangat signifikan dengan (p = 0,002) dengan koefisien korelasi

(r) = 0,281.

Di C4 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, tingkat pencahayaan ruangan kerja

yang memadai hanya terdapat pada bagian yang letaknya dekat dengan kaca jendela.

Sedangkan ruangan lainnya sebagian besar tidak memiliki akses cahaya matahari

langsung. Dari 51 meja kerja yang diukur tingkat pencahayaannya, hanya terdapat 3

meja yang memiliki pencahayaan sesuai dengan standar pencahyaan. Dengan

demikian kondisi tersebut tentunya tidak sesuai dengan standar pencahayaan pada

ruang komputer dan konsep ergonomi yang berusaha meningkatkan kesehatan fisik

dan mental, menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat

demi tercapainya peningkatan produktivitas, penurunan angka kecelakaan yang

berhubungan dengan kerja dan kelelahan (Manuaba, 1992 dalam Padmanaba 2006).

Kurangnya pencahayaan di tempat kerja dapat mengakibatkan kelelahan mata,

sebab pekerja akan lebih mendekatkan matanya ke objek guna memperbesar ukuran

benda. Hal ini akan membuat proses akomodasi mata lebih dipaksa dan dapat

menyebabkan penglihatan rangkap atau kabur (Notoatmodjo, 2003).

Pengaturan tingkat pencahayaan di tempat kerja memang sudah seharusnya

diatur sedemikian rupa sehingga menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi

pekerjanya. Menurut Suma’mur (1995) apabila cahaya atau pencahayaan di tempat

kerja buruk, maka dapat mengakibatkan :

1. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja

Page 99: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xxxix

xxxix

2. Kelelahan mental

3. Keluhan pegal-pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata

4. Kerusakan alat penglihatan

5. Meningkatnya kecelakaan

Upaya yang bisa dilakukan oleh pihak perusahaan untuk memperbaiki tingkat

pencahayaan yang dibawah standar tersebut agar pekerja tidak mengalami keluhan kelelahan

mata adalah dengan cara mengoptimalkan pencahayaan alami dengan cara menggabungkan

pencahayaan alami dengan pencahayaan buatan untuk meningkatkan pencahayaan ditempat

kerja, menambah watt pada lampu penerangan ditempat kerja serta mengatur posisi bola

lampu agar menghasilkan penyinaran yang optimum.

Dari seluruh variabel yang diteliti, hanya variabel usia dan tingkat pencahayaan yang

memiliki hubungan bermakna dengan keluhan kelelahan mata. Hasil analisa yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pencahayaan diduga sebagai faktor yang dominan

terhadap kejadian keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate

Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Page 100: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xl

xl

BAB VII

PENUTUP

7.1 Simpulan

1. Gambaran keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate

Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009,

sebanyak 90,2% pekerja mengeluh kelelahan mata dan 9,8% pekerja tidak

mengalami keluhan kelelahan mata.

2. Ada hubungan yang bermakna antara usia dengan keluhan kelelahan mata pada

pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

3. Tidak ada hubungan yang bermakna antara kelainan refraksi dengan keluhan

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care

Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara istirahat mata dengan keluhan

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care

Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Page 101: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xli

xli

5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak monitor dengan keluhan

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care

Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

6. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pencahayaan dengan keluhan

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care

Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

7.2 Saran

Beberapa saran yang dapat direkomendasikan untuk mengatasi atau meminimalisasi

stres kerja pada perawat adalah sebagai berikut:

Bagi perusahaan :

1. Memberikan penerangan diruangan sesuai dengan standar yang dianjurkan untuk

ruang kerja berkomputer yaitu sebesar 300 Lux. Untuk meningkatkan kualitas

penerangan di ruangan kerja agar dilakukan :

a. Penambahan watt dan penggantian lampu yang mati/redup/berkedip.

b. Perawatan sumber pencahayaan dan membersihkan secara rurtin.

2. Perlu dipasang kaca pelindung pada layar monitor komputer untuk mengurangi

radiasi maupun kesilauan.

3. Melakukan pemeriksaan mata secara berkala untuk mengetahui keadaan fungsi

mata secara periodi sehingga penyakit akibat kerja khususnya kelainan pada mata

dapat dicegah sejak dini.

Page 102: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xlii

xlii

4. Perlu diadakan penyuluhan bagi pekerja mengenai sikap-sikap yang baik dalam

bekerja menggunakan komputer.

Bagi Pekerja :

1. Bagi seluruh pekerja sebaiknya menggunakan kacamata khusus komputer dan

bagi pekerja yang memiliki kelainan refraksi sebaiknya menghindari penggunaan

lensa kontak pada saat bekerja dengan komputer karena kelelahan mata akan lebih

cepat terasa.

2. Menerapkan metode 20-20-20, setiap bekerja 20 menit lakukan istirahat 20 detik

dengan memandang jarak sejauh 20 kaki (6 meter) agar mata tidak cepat lelah

karena terus menerus fokus menatap layar monitor.

Bagi Peneliti Lain :

1. Melakukan pengukuran kelelahan mata secara objektif dengan menggunakan alat ukur

tingkat kelelahan mata (reaction timer) sehingga dapat diketahui tingkat kelelahan mata

secara akurat.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan mengikutsertakan variabel – variabel lain yang diduga

berhubungan dengan kelelahan mata yang tidak diteliti pada penelitian ini dengan

menggunakan desain studi cohort.

Page 103: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xliii

xliii

DAFTAR PUSTAKA

AC, Guyton. 1991. Fisiologi Kedokteran II. Jakarta: EGC Buku Kedokteran

Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Ankrum, R. Dennis, CIE.1996. Eyestrain and Komputer Monitor Viewing Distance. Nova

Solution, Inc

Budiyono, Hendarto. 1994. Intensitas Penerangan Pada Industri Otomotif. Majalah Higiene

Perusahaan dan Keselamatan Kerja Edisi Juli-September Tahun 1994.

Departemen Kesehatan RI. 1990. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di Indonesia.

Jakarta : Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI. Kepmenkes RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02. Tingkat

Pencahayaan Lingkungan Kerja.

Djunaedi, Endit. 2003. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Eyestrain Pada Operator

Komputer di Pertamina Unit Pemasaran III Jakarta Tahun 2003. Universitas

Indonesia. Depok.

F, Stephen. 1999. Eye Strain as a Result of Komputer Use. Austin State University.

Available from http://www.laurenscharff.com/courseinfo/SL99/eyefatigue.html

Fauzi, Ahmad. 2006. Penyakit akibat kerja karena penggunaan Komputer. Bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Lampung. Available from

http://digilib.unila.ac.id/files/disk1/13/laptunilapp-gdl-jou-2007-afauzi-617-penyakit-

r.pdf

Goetsch, David L. 2002. Occupational Safety and Health for Technologists, Engineer and

Managers. Fourth Edition, Prentice Hell, New Jency.

Page 104: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xliv

xliv

Hambali. 2004. Hubungan Pencahayaan Dengan Kelelahan Mata Pengrajin Sulaman Di

Empat Angkat Candung Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat. Jogjakarta.

Hana, Lilian. 2008. Tinjauan Tingkat Pencahayaan dan Keadaan Visual Display Terkait

Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Pekerja Yang Menggunakan Komputer Di

Ruang Kantor PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant Bulan Desember Tahun

2008. Universitas Indonesia. Depok

Henny. 2001. Tinjauan Faktor Pencahayaan Terhadap Kelelahan Mata di Departemen

Development PT Hardaya Aneka Shoes Industri Tangerang Tahun 2001. Universitas

Indonesia. Depok.

ILO. 2000. Pedoman Praktis Ergonomik.Tim Penterjemah Dewan K3 Nasional. Jenewa

Ilyas, Sidarta. 1991. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI

Industrial Health. 2008. Effects of VDT Workstation Lighting Conditions on Operator Visual

Workload. Taiwan.

Available from http://www.jniosh.go.jp/en/indu_hel/pdf/IH_46_2_105.pdf

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar Cetakan

ke-2. Jakarta : Rineka Cipta.

North, R.V. 1993. Work and the Eye. Oxford, England: Oxford University Press.

Occupational Health and Safety Unit. Visual Fatigue. The University of Quessland. Available

from http://www.uq.edu.au/ohs/pdfs/visualfatigue.pdf

Page 105: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xlv

xlv

OSHA. 1997. Working Safely with Video Display Terminals. U.S. Department of Labor

Occupational Safety and Health Administration.

Available from http://www.osha.gov/Publications/osha3092.pdf

Pakasi, Trevino. 1999. The Eye Problem of Public Transportation’s Drivers and Its

Prevention. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja Vol XXXII No. 1 hal 22-25.

Jakarta.

Pheasant, Stephen. 1991. Ergonomic Work and Health. Aspen Publisher Inc, Maryland USA.

Padmanaba, Cok Gd Rai. 2006. Pengaruh Penerangan Dalam Ruang Terhadap Produktivitas

Kerja Mahasiswa Desain Interior. Dimensi Interior, Vol.4, No.2, Desember 2006: 57-

63. Available from

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/int/article/viewFile/16688/16680

Prasetio, Tri Eko. 2006. Hubungan Tingkat Pencahayaan Di Tempat Kerja Dengan Keluhan

Kelelahan Visual Pada Pekerja Di Area Produksi OBA & Chemicals PT. Clariant

Indonesia Tangerang Tahun 2006. Universitas Indonesia. Depok.

Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri Edisi II. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Roestijawati, Nendyah. 2007. Sindrom Dry Eye pada Pengguna Visual Display Terminal

(VDT). Cermin Dunia Kedokteran No.154. available from

http://kalbe.co.id/?mn=med&tipe=cdk&detail=printed&cat=det&det_id=176

Roger, Watson. 2002 Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta: ECG

Santosa, Adi. 2006. Pencahayaan Pada Interior Rumah Sakit: Studi Kasus Ruang Rawat

Inap Utama Gedung Lukas, Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Dimensi Interior,

Vol.4, No.2, Desember 2006: 49-56

Page 106: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xlvi

xlvi

Available from

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/int/article/viewArticle/16689

Santoso. 1985. Higine Perusahaan (Panas). Progarm D3 Hiperkes dan KesKer UI

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Sujudi, Achmad. 1999. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja. Jakarta: DepKes

Suma’mur. 1995. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.. Jakarta: CV. Haji Masagung

Suma’mur. 1996. Ergonomi untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: CV. Haji Masagung

Swamardika, Alit. I.B dkk. 2001. Penggunaan Filter Layar Monitor Menurunkan

Beban Kerja Dan Meningkatkan Produktivitas Operator Komputer. Jakarta:

Jurnal Ergonomi Indonesia Vol. 2 No. 1 Juni 2001 : 20 – 23.

Taylor & Francis. 1997. The Effects of Fatigue on Vision. Available from

http://www.engineering.wright.edu/bie/rehabengr/vision/visionfatigue.htm

Wardhana, Wisnu Arya dkk. 1997. Aspek Keselamatan Kerja pada Pemakaian

Komputer. Elektro Indonesia Edisi ke Tujuh, April 1997.

Available from http://www.elektroindonesia.com/elektro/komput6.html

Watson Roger. 2002 Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta: ECG.

________, Dupot Training and Service. 2007. Effects of Rest Breaks on Data-Entry

Productivity. Available from

http://www2.dupont.com/Safety_Products/en_US/news_events/article20070921.html....

Page 107: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xlvii

xlvii

Frequencies

Statistics

51 51 51 51 51 51 51 51 51 51 51 51 51 51 51

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1.94 1.45 1.80 1.78 1.06 1.10 1.57 1.65 1.82 1.84 1.41 1.63 1.61 1.57 1.88

.033 .070 .056 .058 .033 .042 .070 .068 .054 .051 .070 .068 .069 .070 .046

2.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00

2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2

.238 .503 .401 .415 .238 .300 .500 .483 .385 .367 .497 .488 .493 .500 .325

Valid

Missing

N

Mean

Std. Error of Mean

Median

Mode

Std. Deviation

usia

responden

kelainan

refraksi pd

respondenistirahat matajarak monitor

tingkat

pencahayaan

keluhan

kelelahan

mata pada

responden

nyeri/terasa

berdenyut di

sekitar mata

penglihatan

kabur

penglihatan

rangkap/ga

ndasulit fokusmata perihmata merahmata berairsakit kepala

pusing

disertai mual

Frequency Table

usia responden

3 5.9 5.9 5.9

48 94.1 94.1 100.0

51 100.0 100.0

>= 45

< 45

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

kelainan refraksi pd responden

28 54.9 54.9 54.9

23 45.1 45.1 100.0

51 100.0 100.0

ada kelainan

tidak ada kelainan

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

istirahat mata

10 19.6 19.6 19.6

41 80.4 80.4 100.0

51 100.0 100.0

tidak

ya

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 108: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xlviii

xlviii

jarak monitor

11 21.6 21.6 21.6

40 78.4 78.4 100.0

51 100.0 100.0

< 50

>= 50

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

tingkat pencahayaan

48 94.1 94.1 94.1

3 5.9 5.9 100.0

51 100.0 100.0

< 300

>= 300

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

keluhan kelelahan mata pada responden

46 90.2 90.2 90.2

5 9.8 9.8 100.0

51 100.0 100.0

mengeluh

tidak mengeluh

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

nyeri/terasa berdenyut di sekitar mata

22 43.1 43.1 43.1

29 56.9 56.9 100.0

51 100.0 100.0

ya

tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

penglihatan kabur

18 35.3 35.3 35.3

33 64.7 64.7 100.0

51 100.0 100.0

ya

tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 109: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

xlix

xlix

penglihatan rangkap/ganda

9 17.6 17.6 17.6

42 82.4 82.4 100.0

51 100.0 100.0

ya

tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

sulit fokus

8 15.7 15.7 15.7

43 84.3 84.3 100.0

51 100.0 100.0

ya

tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

mata perih

30 58.8 58.8 58.8

21 41.2 41.2 100.0

51 100.0 100.0

ya

tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

mata merah

19 37.3 37.3 37.3

32 62.7 62.7 100.0

51 100.0 100.0

ya

tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

mata berair

20 39.2 39.2 39.2

31 60.8 60.8 100.0

51 100.0 100.0

ya

tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 110: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

l

l

sakit kepala

22 43.1 43.1 43.1

29 56.9 56.9 100.0

51 100.0 100.0

ya

tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

pusing disertai mual

6 11.8 11.8 11.8

45 88.2 88.2 100.0

51 100.0 100.0

ya

tidak

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Crosstabs

Page 111: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

li

li

Case Processing Summary

51 100.0% 0 .0% 51 100.0%

51 100.0% 0 .0% 51 100.0%

51 100.0% 0 .0% 51 100.0%

51 100.0% 0 .0% 51 100.0%

51 100.0% 0 .0% 51 100.0%

51 100.0% 0 .0% 51 100.0%

usia responden *

keluhan kelelahan

mata pada responden

kelainan refraksi pd

responden * keluhan

kelelahan mata pada

responden

penggunaan alat bantu

penglihatan * keluhan

kelelahan mata pada

responden

istirahat mata *

keluhan kelelahan

mata pada responden

jarak monitor * keluhan

kelelahan mata pada

responden

tingkat pencahayaan *

keluhan kelelahan

mata pada responden

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

usia responden * keluhan kelelahan mata pada responden

Crosstab

1 2 3

33.3% 66.7% 100.0%

45 3 48

93.8% 6.3% 100.0%

46 5 51

90.2% 9.8% 100.0%

Count

% within usia responden

Count

% within usia responden

Count

% within usia responden

>= 45

< 45

usia responden

Total

mengeluh

tidak

mengeluh

keluhan kelelahan mata

pada responden

Total

Page 112: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

lii

lii

Chi-Square Tests

11.655b 1 .001

5.824 1 .016

6.454 1 .011

.023 .023

11.427 1 .001

51

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .

29.

b.

Risk Estimate

.033 .002 .481

.356 .072 1.765

10.667 2.747 41.423

51

Odds Ratio for usia

responden (>= 45 / < 45)

For cohort keluhan

kelelahan mata pada

responden = mengeluh

For cohort keluhan

kelelahan mata pada

responden = tidak

mengeluh

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence

Interval

Page 113: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

liii

liii

kelainan refraksi pd responden * keluhan kelelahan mata pada responden

Crosstab

24 4 28

85.7% 14.3% 100.0%

22 1 23

95.7% 4.3% 100.0%

46 5 51

90.2% 9.8% 100.0%

Count

% within kelainan

refraksi pd responden

Count

% within kelainan

refraksi pd responden

Count

% within kelainan

refraksi pd responden

ya

tidak

kelainan refraksi

pd responden

Total

mengeluh

tidak

mengeluh

keluhan kelelahan mata

pada responden

Total

Chi-Square Tests

1.410b 1 .235

.510 1 .475

1.523 1 .217

.362 .242

1.383 1 .240

51

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.

25.

b.

Page 114: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

liv

liv

Risk Estimate

.273 .028 2.630

.896 .753 1.067

3.286 .394 27.394

51

Odds Ratio for kelainan

refraksi pd responden

(ya / tidak)

For cohort keluhan

kelelahan mata pada

responden = mengeluh

For cohort keluhan

kelelahan mata pada

responden = tidak

mengeluh

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence

Interval

istirahat mata * keluhan kelelahan mata pada responden

Crosstab

10 0 10

100.0% .0% 100.0%

36 5 41

87.8% 12.2% 100.0%

46 5 51

90.2% 9.8% 100.0%

Count

% within istirahat mata

Count

% within istirahat mata

Count

% within istirahat mata

tidak

ya

istirahat

mata

Total

mengeluh

tidak

mengeluh

keluhan kelelahan mata

pada responden

Total

Page 115: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

lv

lv

Chi-Square Tests

1.352b 1 .245

.325 1 .569

2.312 1 .128

.569 .319

1.326 1 .250

51

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .

98.

b.

Risk Estimate

1.139 1.016 1.277

51

For cohort keluhan

kelelahan mata pada

responden = mengeluh

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence

Interval

Page 116: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

lvi

lvi

jarak monitor * keluhan kelelahan mata pada responden

Crosstab

9 2 11

81.8% 18.2% 100.0%

37 3 40

92.5% 7.5% 100.0%

46 5 51

90.2% 9.8% 100.0%

Count

% within jarak monitor

Count

% within jarak monitor

Count

% within jarak monitor

< 50

>= 50

jarak monitor

Total

mengeluh

tidak

mengeluh

keluhan kelelahan mata

pada responden

Total

Chi-Square Tests

1.113b 1 .291

.233 1 .629

.975 1 .323

.292 .292

1.091 1 .296

51

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.

08.

b.

Risk Estimate

.365 .053 2.518

.885 .660 1.185

2.424 .461 12.751

51

Odds Ratio for jarak

monitor (< 50 / >= 50)

For cohort keluhan

kelelahan mata pada

responden = mengeluh

For cohort keluhan

kelelahan mata pada

responden = tidak

mengeluh

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence

Interval

Page 117: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

lvii

lvii

tingkat pencahayaan * keluhan kelelahan mata pada responden

Crosstab

45 3 48

93.8% 6.3% 100.0%

1 2 3

33.3% 66.7% 100.0%

46 5 51

90.2% 9.8% 100.0%

Count

% within tingkat

pencahayaan

Count

% within tingkat

pencahayaan

Count

% within tingkat

pencahayaan

< 300

>= 300

tingkat pencahayaan

Total

mengeluh

tidak

mengeluh

keluhan kelelahan mata

pada responden

Total

Chi-Square Tests

11.655b 1 .001

5.824 1 .016

6.454 1 .011

.023 .023

11.427 1 .001

51

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .

29.

b.

Page 118: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

lviii

lviii

Risk Estimate

30.000 2.078 433.129

2.813 .567 13.958

.094 .024 .364

51

Odds Ratio for tingkat

pencahayaan (< 300 /

>= 300)

For cohort keluhan

kelelahan mata pada

responden = mengeluh

For cohort keluhan

kelelahan mata pada

responden = tidak

mengeluh

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence

Interval

Page 119: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

lix

lix

No Responden : …….

KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN KELELAHAN

MATA PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI CORPORATE CUSTOMER

CARE CENTRE (C4) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK TAHUN 2009

Karakteristik Pekerja

1. Nama :

2. TTL/Usia :

3. Jenis Kelamin :

4. Divisi :

Karakteristik Pekerja

1. Berapa lama anda bekerja menggunakan komputer dalam satu hari kerja?

………. Jam

2. Apakah anda memiliki kelainan refraksi (minus/plus/silider) ?

a. Ya

b. Tidak

Petunjuk pengisian:

• Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban

yang Anda pilih

• Isilah pertanyaan sesuai dengan kondisi Anda saat ini

Page 120: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

lx

lx

3. Apakah anda menggunakan kacamata pada saat menggunakan komputer?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah anda menggunakan lensa kontak pada saat menggunakan komputer?

(jika tidak, lanjut ke nomor 6) a. Ya

c. Tidak

5. Jenis lensa kontak apa yang anda gunakan?

a. Minus/plus/silinder

b. Normal

6. Apakah setiap satu jam pemakaian komputer anda mengistirahatkan mata anda?

a. tidak

d. ya

Perangkat Kerja

Jarak monitor dengan mata …….cm (diisi oleh peneliti)

Lingkungan Kerja

Tingkat pencahayaan meja kerja ………………………lux (diisi oleh peneliti)

Keluhan Kelelahan Mata

1. Apakah selama menggunakan komputer anda pernah mengalami keluhan

kelelahan

mata?

a. Ya

b. Tidak

2. Jika “ya”, keluhan apa saja yang pernah anda rasakan? (boleh di ceck-list lebih

dari satu)

No. Keluhan yang dirasakan Ya Tidak

1. Nyeri/terasa berdenyut di sekitar mata

2. Penglihatan kabur

3. Penglihatan rangkap/ganda

4. Sulit fokus

Page 121: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

lxi

lxi

5. Mata perih

6. Mata merah

7. Mata berair

8. Sakit kepala

9. Pusing disetai mual

TERIMAKASIH

SELAMAT BEKERJA KEMBALI ☺☺☺☺

Page 122: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileSkripsi Diajukan untuk ... sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. ... sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan

lxii

lxii

KUESIONER

Assalammualaikum Wr. Wb.

Saya Dian Nourmayanti bermaksud meneliti tentang “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna

Komputer Di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk Tahun 2009”.

Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat mendapatkan

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Responden diharapkan

menjawab setiap pertanyaan dengan sejujur- jujurnya. Setiap jawaban anda akan

dijaga kerahasiaannya dari siapapun dan tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap

kinerja anda, kemudian kuesioner akan disimpan oleh peneliti. Partisipasi responden

bersifat sukarela, responden dapat menolak untuk menjawab atau tidak melanjutkan

wawancara. Untuk itu dimohon kesediaan kepada karyawan C4 PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk selaku responden untuk mengisi kuesioner ini.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih yang mendalam untuk kesediaan

Anda menjadi responden pada penelitian ini. Semoga bantuan dan kerjasama Anda

menjadi amal ibadah yang bernilai disisi-Nya.