Upload
nguyentu
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007-2011
Naskah Publikasi
Disusun oleh :
ARI WIDIYANTO
B 200 080 227
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007-2011
ARI WIDIYANTO
B 200 080 227
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian realisasi
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Klaten dengan target
penerimaan PBB yang telah ditetapkan untuk periode tahun 2007-2011.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran atau
informasi kepada Kabupaten Klaten dalam meningkatkan penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan untuk periode selanjutnya.
Dalam penelitian ini menggunakan analisis yang terdiri dari identifikasi
target dan realisasi, analisis efektivitas, analisis laju pertumbuhan, analisis
kontribusi, dan coverage ratio. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berasal dari KPP Pratama dan DPPKAD Kabupaten Klaten. Sumber data
tersebut berdasarkan dokumen yang tersusun dalam arsip yang berupa
ketetapan PBB, target dan realisasi, data luas objek PBB, dan penerimaan
pendapatan daerah.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa realisasi penerimaan PBB
di Kabupaten Klaten pada tahun 2007 sampai 2011 belum mampu mencapai
target yang telah ditetapkan. Tingkat efektivitas Pajak bumi dan bangunan di
Kabupaten Klaten pada tahun 2007 sampai 2011 dengan rata-rata tingkat
efektivitas sebesar 94,99% dengan kriteria efektif. Laju pertumbuhan
penerimaan PBB di Kabupaten Klaten pada tahun 2008 sampai 2011
mengalami dinamika dari penurunan sampai dengan peningkatan kembali
dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 2,88%. Tingkat kontribusi pajak
bumi dan bangunan terhadap pendapatan daerah di Kabupaten Klaten tahun
2007 sampai 2011 belum begitu besar dengan rata-rata tingkat kontribusi
sebesar 1,15%, tetapi coverage ratio di Kabupaten Klaten untuk tahun 2007
sampai 2011 selalu meningkat dengan rata-rata coverage ratio sebesar 83,22%,
hal ini dikarenakan luas bumi yang dikenakan pajak di Kabupaten Klaten
bertambah setiap tahunnya.
Kata kunci : realisasi dan target, efektivitas, kontribusi penerimaan.
A. PENDAHULUAN Pajak adalah salah satu unsur terbesar dalam menghasilkan pendapatan
daerah serta untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Pemerintah pusat
telah memberikan bagian penerimaan yang berasal dari pajak pusat untuk
kegiatan pembiayaan dan pembangunan bagi pemerintah daerah. Saat ini pajak
pusat yang sebagian penerimaannya telah diberikan kepada pemerintah daerah
antara lain Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan, Pajak Penghasilan. Sebagian besar yang telah diberikan seperti
Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan,
Sedangkan pajak lainnya masih sebagian kecil. Pembagian penerimaan pajak
pusat pemerintah daerah merupakan contoh penerapan desentralisasi fiskal di
Indonesia.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu penerimaan
Pemerintah Pusat yang sebagian hasilnya diserahkan kembali kepada daerah
yang memungutnya. PBB dikenakan pada lima sektor yaitu pedesaan,
perkotaan, perkebunan, kehutanan dan pertambangan. Penerimaan PBB dari
sektor pedesaan dan perkotaan merupakan penerimaan PBB yang begitu besar.
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak pusat, namun hasil penerimaan
seluruhnya telah dialokasikan oleh Pemerintah Daerah melalui mekanisme bagi
hasil pajak. Hasil penerimaan ini telah digunakan pemerintah daerah untuk
berbagai keperluan, terutama untuk pembangunan di daerah.
Ketentuan perpajakan yang merupakan landasan pemungutan pajak
yang ditetapkan dengan Undang-Undang No.12 tahun 1994 tentang perubahan
atas Undang-undang No.12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Dan untuk pembagian hasil Pajak Bumi dan Bangunan diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 16 tahun 2000 tentang pembagian hasil penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu jenis pajak dengan
kesadaran membayar yang cukup tinggi mengingat bumi dan bangunan telah
memberikan keuntungan atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi
orang atau badan yang mempunyai sesuatu hak atau memperoleh dari bumi
atau bangunan tersebut. Oleh karena itu wajar dan sepantasnya apabila mereka
yang memperoleh manfaat atas bumi dan bangunan tersebut diwajibkan
memperoleh manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya dari negara melalui
pembayaran pajak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian realisasi
penerimaan PBB di Kabupaten Klaten dengan target penerimaan PBB yang
telah ditetapkan untuk periode tahun 2007-2011.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas harta tak
bergerak. Yang dipentingkan adalah objeknya, dan oleh karena itu keadaan
atau status orang atau badan yang dijadikan subjek tidak penting sehingga tidak
mempengaruhi besarnya pajak (Soemitro, 1989: 2).
Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan
Dasar hukum yang mengatur tentang pajak bumi dan bangunan adalah
Undang-Undang No.12 tahun 1994 tentang perubahan atas Undang-Undang
No.12 tahun 1985 tentang pajak bumi dan bangunan (selanjutnya disebut UU
PBB).
Dalam pelaksanaannya, PBB juga diatur dalam peraturan pemerintah
serta keputusan menteri keuangan sebagai dasar hukum PBB adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang No.12 tahun 1985 tentang pajak bumi dan bangunan
sebagaimana telah diubah Undang-Undang No.12 tahun 1994.
2. Peraturan Pemerintah No.16 tahun 2000 tentang pembagian hasil
penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB) antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Menteri Keuangan N0.34/PMK.03/2005 tentang pembagian
hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
4. Keputusan Menteri Keuangan No.1007/KMK.04/1985 tentang pelimpahan
wewenang penagihan pajak bumi dan bangunan (PBB) kepada Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I dan/atau Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah
Tingkat II.
5. Keputusan Menteri keuanagan N0.249/KMK.04/1993 tentang pelimpahan
tempat dan tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
6. Keputusan Menteri Keuangan No.83/KMK.04/2000 tentang pembagian
dan penggunaan Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (BP PBB).
Adapun Pembagian hasil penerimaan PBB yang diatur dalam pasal 18
Undang-Undang PBB yang kemudian ditindak lanjuti dengan aturan
pelaksanaan berupa Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2000 tentang
pembagian hasil penerimaan pajak bumi dan bangunan antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah yang menjelaskan :
1. 10% untuk pemerintah pusat yang kemudian dibagikan kepada seluruh
daerah kabupaten dan kota yang ada diseluruh Indonesia. Pembagian
kepada seluruh kabupaten atau kota didasarkan atas realisasi penerimaan
PBB tahun anggaran berjalan dengan imbangan sebagi berikut :
a. 65% dibagi secara merata kepada seluruh daerah kabupaten dan kota.
b. 35% dbagikan sebagai insentif kepada daerah kabupaten dan kota yang
realisasi penerimaan PBB tahun sebelumnya untuk sektor pedesaan
dan perkotaan mencapai atau melampaui rencana penerimaan yang
ditetapkan.
2. 90% untuk pemerintah daerah yang kemudian dibagi dengan
imbangan sebagai berikut :
a. 16,2% untuk daerah propinsi yang disalurkan ke Rekening Kas Umum
Daerah Propinsi yang bersangkutan.
b. 64,8% untuk daerah kabupaten/kota yang disalurkan Rekening Kas
Umum Daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.
c. 9% untuk biaya pemungutan yang kemudian dibagi lagi antara
Direktorat Jenderal Pajak dan Pemerintah Daerah.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah sebagai upaya memberikan penilaian tentang sesuatu.
Dalam kaitan dengan suatu kebijakan, evaluasi lebih mengarah pada proses
menilai seberapa jauh suatu kebijakan membuahkan hasil yaitu dengan
membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan atau target yang
ditentukan (Darwin, 1994).
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang skematis digunakan untuk memudahkan
kegiatan penelitian sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
penyelesaian sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang pasti dan selanjutnya
akan dapat diperoleh implikasi untuk meningkatkan penerimaan pajak.
Kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan:
Pembagian hasil atas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah di Kabupaten Klaten,
sehingga PBB dijadikan sarana yang efektif untuk meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah. Dasar hukum yang mengatur tentang pajak bumi dan bangunan
adalah Undang-Undang No.12 tahun 1994 tentang perubahan atas Undang-
Undang No.12 tahun 1985 tentang pajak bumi dan bangunan.
Selanjutnya dalam pemungutan PBB, pemerintah Kabupaten Klaten
telah menentukan suatu anggaran dan realisasi dalam pelaksanaannya.
PBB (UU No 12
tahun 1994)
Pemerintah Kabupaten
Klaten
Anggaran
Realisasi
Evaluasi
Pendapatan daerah
a. Target dan realisasi b. Tingkat efektivitas c. Laju pertumbuhan d. Tingkat kontribusi e. Coverage ratio
Hasil evaluasi
Pemungutan PBB yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Klaten sesuai
dengan besarnya PBB yang telah ditetapkan oleh KPP Pratama Klaten. Untuk
mengetahui hasil dari pelaksanaan pemungutan PBB tersebut, maka perlu
dilakukan evaluasi sebagai penilaian suatu program dalam mencapai tujuan.
Adapun pengukuran dalam evaluasi penerimaan PBB yaitu
menganalisis tingkat efektivitas penerimaan PBB untuk mengetahui bahwa
pengelolaan PBB di Kabupaten Klaten telah dilakukan secara memadai,
menganalisis laju pertumbuhan realisasi penerimaan PBB untuk mengetahui
perkembangan dalam penerimaan PBB di Kabupaten Klaten, menganalisis
tingkat kontribusi penerimaan PBB terhadap pendapatan daerah untuk
mengetahui sumbangan atau manfaat yang diberikan oleh PBB terhadap
pendapatan daerah Kabupaten Klaten, coverage ratio untuk membandingkan
luas bumi yang dikenakan pajak dengan luas bumi yang seharusnya dikenakan
pajak.
C. METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup dan Jenis Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah penerimaan pajak bumi dan
bangunan di Kabupaten Klaten tahun 2007 sampai 2011. Alasan pengambilan
ruang lingkup ini adalah untuk mengetahui pencapaian target penerimaan PBB
dan pertumbuhan penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Klaten
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pemerintah Kabupaten Klaten. Untuk
memperoleh data tentang ketetapan PBB dan luas objek PBB dilakukan di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Klaten.
Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan (Supomo dan Indriantoro,1999 : 147). Data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa :
1. Dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD):
a. Target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten
Klaten tahun 2007-2011.
b. Rekapitulasi penerimaan pendapatan daerah di Kabupaten Klaten tahun
2007-2011.
2. Dari KPP Pratama Klaten
a. Rekapitulasi ketetapan PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan di Kabupaten
Klaten tahun 2007-2011.
b. Data luas objek Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Klaten tahun
2007-2011.
Sumber data penelitian ini diperoleh dari :
1. DPPKAD di Kabupaten Klaten dan KPP Pratama Klaten.
2. Berbagai literatur buku mengenai Pajak Bumi dan Bangunan, peraturan
perundang-undangan pajak daerah.
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu :
1. Dokumentasi
Cara ini digunakan dengan cara melihat catatan dokumen dan arsip yang ada
di DPPKAD Kabupaten Klaten dan KPP Pratama Klaten.
2. Studi kepustakaan
Cara ini digunakan untuk mendapatkan keterangan teori-teori data yang
diperlukan dalam pembahasan penelitian, landasan berfikir, literatur dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku berkaitan dengan hal yang
diteliti.
Teknik Analisis Data
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data adalah :
1. Mengidentifikasi PBB di Kabupaten Klaten
a. Mengindentifikasi objek PBB
b. Mengidentifikasi NJOP Bumi dan Bangunan
c. Mengidentifikasi NJOPTKP PBB
2. Mengevaluasi Realisasi Penerimaan PBB di Kabupaten Klaten
a. Mengidentifikasi target dan realisasi
Identifikasi target dan realisasi dilakukan dengan menghitung
selisih antara realisasi dengan target (anggaran) yang telah ditetapkan.
b. Menganalisis tingkat efektivitas penerimaan PBB
Perhitungan efektivitas dilakukan dengan cara membandingkan
realisasi penerimaan PBB dengan target penerimaan PBB. Adapun rumus
yang digunakan adalah (Abdul Halim, 2001: 156) :
Efektivitas Penerimaan PBB = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝐵𝐵
𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝐵𝐵 x 100%
Potensi PBB adalah target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Untuk menginterprestasikan tingkat efektivitas penerimaan PBB
digunakan kriteria sesuai dengan tabel sebagai berikut (Kepmendagri
No.690.900.327 dalam Yulia Angga Sari, 2010: 178) :
Tabel
Interpretasi Nilai Efektivitas
Presentase Kriteria
> 100 % Sangat efektif
90-100 % Efektif
80-90 % Cukup efektif
60-80% Kurang efektif
< 60 % Tidak efektif
c. Menganalisis laju pertumbuhan penerimaan PBB
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan
adalah sebagai berikut (Abdul Halim, 2001: 155) :
GX = 𝑋𝑡− 𝑋(𝑡−1)
𝑋(𝑡−1) x 100%
Keterangan :
GX = Laju pertumbuhan
𝑋𝑡 = Penerimaan tahun tertentu
𝑋 𝑡 − 1 = Penerimaan tahun sebelumnya
d. Menganalisis kontribusi penerimaan PBB terhadap pendapatan daerah
Dengan cara membandingkan realisasi PBB dengan realisasi
pendapatan daerah. Adapun rumus yang digunakan yaitu (Abdul Halim,
2001: 155) :
Kontribusi PBB = 𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝐵𝐵
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎 ℎ x 100%
Untuk menginterprestasikan kontribusi penerimaan PBB
terhadap pendapatan daerah digunakan kriteria sesuai dengan tabel
sebagai berikut (Tim Litbang Depdagri-Fisipol UGM 1991 dalam Yulia
Angga Sari, 2010: 179) :
Tabel
Klasifikasi Kriteria Kontribusi
Presentase Kriteria
0,00%-10% Sangat kurang
10,10%-20% Kurang
20,10%-30% Sedang
30,10%-40% Cukup baik
40,10%-50% Baik
Diatas 50% Sangat baik
e. Coverage ratio PBB
Adapun rumus untuk menghitung coverage ratio pajak bumi dan
bangunan sebagai berikut :
Coverage ratio PBB = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑚𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑚𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 x 100%
D. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Mengidentifikasi PBB di Kabupaten Klaten
a. Mengindentifikasi Objek PBB
Menurut sumber dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten, jumlah
objek pajak di Kabupaten Klaten dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011
adalah 546.320 objek pajak.
b. Mengidentifikasi NJOP Bumi dan Bangunan NJOP Bumi dan Bangunan terus meningkat dari tahun 2007 sejumlah
Rp 13.116.267.277 menjadi Rp 18.820.005.865 pada tahun 2011. Hal ini
disebabkan adanya peningkatan Luas Bumi, diikuti peningkatan Luas
Bangunan. Menurut informasi yang diterima dari KPP Pratama Klaten,
peningkatan Luas bumi tersebut disebabkan karena adanya alih fungsi objek
pajak PBB yang sebelumnya bukan merupakan objek pajak PBB menjadi
Objek pajak PBB di Kabupaten Klaten.
2. Mengidentifikasi NJOPTKP PBB Besarnya NJOPTKP untuk setiap daerah Kabupaten/Kota setinggi-
tingginya Rp 12.000.000. Untuk wilayah yang berada di Kabupaten Klaten
dikenakan NJOPTKP sebesar Rp 8.000.000 untuk setiap wajib pajak.
3. Mengevaluasi Realisasi Penerimaan PBB di Kabupaten Klaten
a. Mengidentifikasi Target dan Realisasi
Pada tahun 2007 sampai 2011 rata-rata target yang telah ditetapkan
sebesar Rp 12.929.966.139 dan untuk rata-rata realisasi sebesar
Rp 11.979.733.644, hal ini menunjukkan bahwa realisasi pada tahun 2007
sampai 2011 belum mampu mencapai target yang telah ditetapkan.
Sementara itu pada tahun 2007 telah sesuai atau lebih dari target yang
ditetapkan dan pada tahun 2008 sampai 2010 realisasinya belum sesuai atau
belum mencapai target. Pada tahun 2011 besarnya target diturunkan dari
besarnya target pada tahun sebelumnya agar realisasi pada tahun tersebut
dapat tercapai.
Dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tersebut, pemerintah
Kabupaten Klaten memperoleh timbal balik berupa dana bagi hasil atas
penerimaan PBB. Pembagian bagi hasil tersebut diatur dalam Peraturan
Pemerintah No.16 tahun 2000 tentang pembagian hasil penerimaan pajak
bumi dan bangunan (PBB) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
semakin besar penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan yang dipungut oleh
pemerintah Kabupaten, maka semakin besar pula pendapatan daerah yang
diperoleh atas bagi hasil dari pemungutan PBB tersebut. Hal ini dapat
dijadikan motivasi bagi Kabupaten Klaten untuk meningkatkan realisasi
dalam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, sehingga bagi hasil dari
pemungutan PBB yang diterima oleh Kabupaten Klaten juga akan
mengalami peningkatan.
b. Menganalisis Tingkat Efektivitas Penerimaan PBB
Perhitungan efektivitas berdasarkan target dilakukan dengan cara
membandingkan realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan dengan
target penerimaan pajak bumi dan bangunan. Pada tahun 2007 sampai 2011
rata-rata tingkat efektivitas pajak bumi dan bangunan mencapai 94,99%
dengan kriteria efektif. Sementara itu pada tahun 2007 dan 2011 tingkat
efektivitas pajak bumi dan bangunan sebesar 100,81% dan 121,19% dengan
kriteria sangat efektif. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar 93,16% dengan
kriteria efektif, tahun 2009 sebesar 83,98% dengan kriteria cukup efektif,
dan tahun 2010 sebesar 75,81% dengan kriteria kurang efektif.
c. Menganalisis Laju Pertumbuhan Penerimaan PBB
Pertumbuhan penerimaan PBB Kabupaten Klaten pada tahun 2008
sampai 2011 mengalami dinamika dari penurunan sampai peningkatan
kembali dengan nilai rata-rata laju pertumbuhan sebesar 2,88%. Sementara
itu laju pertumbuhan PBB pada tahun 2008 sebesar 11,52%, menurun
menjadi 0,90% pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 laju pertumbuhan
penerimaan PBB mengalami penurunan hingga mencapai -7,09%.
Kemudian pada tahun 2011 laju pertumbuhan penerimaan PBB meningkat
sebesar 6,19% karena penetapan besarnya target pada tahun ini diturunkan
dari besarnya target tahun sebelumnya.
d. Menganalisis Kontribusi Penerimaan PBB Terhadap Pendapatan
Daerah
Untuk menghitung kontribusi pajak bumi dan bangunan terhadap
pendapatan daerah adalah dengan cara membandingkan realisasi pajak bumi
dan bangunan dengan realisasi pendapatan daerah. Tingkat kontribusi PBB
pada tahun 2007 sampai 2011 dengan nilai rata-rata sebesar 1,15% dengan
kriteria sangat kurang. Sementara itu untuk tingkat kontribusi PBB terhadap
pendapatan daerah Kabupaten Klaten dari tahun 2007 sampai dengan 2011
selalu berada pada kriteria sangat kurang. Hal ini dikarenakan pajak bumi
dan bangunan termasuk dalam dana perimbangan yang merupakan pajak
pusat, sehingga pemerintah daerah mendapatkan timbal balik berupa dana
bagi hasil atas pemungutan pajak bumi dan bangunan tersebut.
e. Coverage ratio PBB
Coverage ratio pada tahun 2007 sampai 2011 selalu mengalami
peningkatan dengan rata-rata coverage ratio sebesar 83,22% karena luas
bumi yang dikenakan pajak di Kabupaten Klaten bertambah setiap
tahunnya. Hal ini disebabkan karena adanya alih fungsi objek pajak PBB,
sebelumnya bukan merupakan objek pajak PBB menjadi objek pajak PBB di
Kabupaten Klaten.
E. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan
mengenai evaluasi realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di
Kabupaten Klaten tahun 2007 sampai 2011, maka dapat disimpulkan bahwa
realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Klaten tahun
2007-2011 telah sesuai dengan target yang ditetapkan dengan segala
dinamikanya. Hal ini dapat disimpulkan dengan tinjauan :
1. Berdasarkan jumlah objek pajak yang berada di wilayah Kabupaten Klaten
pada tahun 2007 sampai 2011 adalah 546.320 objek pajak. Nilai NJOP
Bumi dan Bangunan juga mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebesar
Rp 13.116.267.277 menjadi Rp 18.820.005.865 di tahun 2011.
2. Realisasi pada tahun 2007 sampai 2011 belum mampu mencapai target yang
telah ditetapkan. Sementara itu realisasi pada tahun 2007 telah sesuai target
yang ditetapkan dan pada tahun 2008 sampai 2010 realisasinya belum
mencapai target yang ditetapkan. Untuk target pada tahun 2011 diturunkan
dari besarnya target pada tahun sebelumnya, sehingga realisasi pada tahun
2011 sesuai dengan target yang ditetapkan.
3. Tingkat efektivitas pajak bumi dan bangunan pada tahun 2007 sampai 2011
dengan rata-rata mencapai 94,99% dengan kriteria efektif. Sementara itu
tingkat efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2007
sampai dengan 2011 berdasarkan target, didapatkan nilai efektivitas
tertinggi pada tahun 2011 dengan kriteria sangat efektif. Dan nilai
efektivitas terendah pada tahun 2010 dengan kriteria kurang efektif. Hal ini
menunjukkan bahwa pengelolaan PBB di Kabupaten Klaten telah
dilaksanakan secara memadai, agar target yang ditetapkan mampu dicapai
4. Laju pertumbuhan penerimaan PBB Kabupaten Klaten tertinggi terjadi pada
tahun 2008 dan laju pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2010.
Kemudian pada tahun 2011 laju pertumbuhan penerimaan PBB meningkat
kembali karena penetapan besarnya target pada tahun ini diturunkan dari
besarnya target tahun sebelumnya.
5. Tingkat kontribusi PBB terhadap pendapatan daerah Kabupaten Klaten dari
tahun 2007 sampai dengan 2011 selalu berada pada kriteria sangat kurang.
Dengan kata lain sumbangan yang diberikan oleh pajak bumi dan bangunan
terhadap pendapatan daerah Kabupaten Klaten dari tahun 2007 sampai
dengan 2011 sangat kurang atau rendah. Hal ini disebabkan karena Pajak
bumi dan bangunan hanya merupakan bagian kecil saja dari beberapa
sumber pendapatan daerah.
6. Coverage ratio untuk tahun 2007 sampai 2011 selalu meningkat, karena
luas bumi yang dikenakan pajak di Kabupaten Klaten bertambah setiap
tahunnya. Bertambahnya luas bumi yang dikenakan pajak di Kabupaten
Klaten disebabkan karena adanya lahan yang semula bukan merupakan
objek PBB kemudian dialih fungsikan menjadi lahan yang menjadi objek
PBB di Kabupaten Klaten.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis,
maka sebagai bahan pertimbangan agar realisasi penerimaan pajak bumi dan
bangunan dapat lebih optimal diperlukan lagi beberapa penyempurnaan atas
kekurangan yang ada sebelumnya. Untuk itu penulis mengemukakan saran
sebagai berikut :
1. Pemerintah Kabupaten Klaten harus terus meningkatkan kinerja dalam
pemungutan PBB dengan cara :
a. Mendata dengan lebih tepat seluruh wajib pajak bumi dan bangunan.
b. Memberi penyuluhan kepada wajib pajak secara kontinyu tentang pajak
bumi dan bangunan.
c. Melakukan analisis potensi secara terinci untuk pajak bumi dan bangunan
yang dapat memberikan gambaran untuk penentuan target tahun
selanjutnya.
d. Meningkatkan kinerja pelayanan petugas pada saat pemungutan PBB.
Hal ini untuk menghindarkan wajib pajak mempunyai sikap enggan
untuk membayar pajak karena pelayanan yang kurang baik dari petugas
pajak yang dapat berdampak pada penerimaan pajak bumi dan bangunan.
2. Meningkatkan kesadaran wajib pajak dengan didukung program sosialisasi
penerimaan pajak bumi dan bangunan, sehingga penerimaan PBB dapat
dioptimalkan.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada sektor
pajak bumi dan bangunan yang lebih luas dengan periode yang lebih lama
serta pada beberapa Kabupaten/Kota agar dapat diperbandingkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.2012.Pajak Bumi dan
Bangunan. Klaten
Halim, Abdul.2001. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta :
UPP AMP YKPN.
Istiqomah, Sholichah.2005. Perilaku Wajib Pajak Terhadap Tingkat Keberhasilan
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Gresik. Jurnal
Logos, Vol 3 No.1, Juli 2005 : 62-75.
Kadir, Abdul.2007. Analisis Kebijakan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Bumi
Dan Bangunan Sektor Perkebunan Dalam Pelaksanaan Otonomi Dan
Peningkatan Sumber Pendapatan Daetrah Di Sumatera Utara. Jurnal
Wawasan, Vol 13 No.2, Oktober 2007 : 77-90.
Mardiasmo.2001. Perpajakan. Yogyakarta : Andi Offset.
Darwin.1994. Kebijaksanaan Publik. Surakarta: UNS Press.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 Tentang
Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Soemitro, Rochmat.1989. Pajak Bumi dan Bangunan. Bandung : PT.Eresco.
Sari, Yulia Anggara.2010. Analisis Efektifitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan Terhadap Pendapatan Daerah di Kota Bandung.
Jurnal Wacana Kinerja, Vol 13 No.2, November 2010 : 173-185.
Sasana, Hadi.2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol 2
No.1, Juli 2005 : 19-29.
Supomo, Bambang, dan Nur indriantoro.1999. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta : PT BPFE
Susanti, Evin.2010. Evaluasi Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di
Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009. Skripsi : FE S-1 Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sutawijaya, Adrian.2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Tanah Sebagai Dasar Penilaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) PBB di
Kota Semarang. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No.1, Juni 2004 :
65-78.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun Tentang Pajak Bumi dan
Bangunan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Waluyo.2008. Perpajakan Indonesia. Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat.
http://klatenkab.bps.go.id/Subyek_Statistik/02.Pemerintahan/wilad.pdf