Evaluasi Program CSR

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    1/18

    1

    Analisis Proses Implementasi Corporate Social Responsibil i ty yang Berbasis Pemberdayaan Masyarakat 1

    Ar li ta Puji Widiameiga 2 , Ni nuk Purnaningsih 3

    ABSTRACT

    The goal of this research is to understand the implementation of PT Astra Internasional Tbk. Corporate Social Responsibility ( CSR ) program. How far therealization of PT Astra International Tbk. CSR will also be analized in thisresearch through Dharma Bhakti Astra Foundation based on societyempowerment.CSR activities form done by PT Astra Internasional TBk will beexplained in this research. Empowerment aspects will be analyzed from MSMEestablishment held by Dharma Bhakti Astra Foundation. Identification and

    program analysis of establishment will point toward eight instruments of Verhagenempowerment.

    The result of this research are that PT Astra Internasional Tbk. has someCSR programs which are directly done or done by a foundation. MSMEestablishment program is one of CSR programs held by PT Astra InternasionalTbk. through Dharma Bakti Astra Foundation. Based on the analysis, entirely theestablishment program has implemented Verhagen empowerment aspects althoughthere are some aspects which need to be evaluated.

    Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), empowerment, Micro Small And Medium Enterprises (MSME) establishment program.

    Pendahuluan

    Latar Belakang

    Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau dikenal dengan

    tanggung jawab sosial perusahaan mulai bergema pada tahun 1950-an. Saat itu persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikanmulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan. Konsep CSR inisemakin dikenal sejak awal 1970 dan terus berkembang hingga saat ini.

    Pendefinisian CSR masih beragam karena CSR merupakan suatu konsepyang berkembang dengan cepat. World Business Council for Sustainable

    Development (WBCSD) menyatakan Corporate Social Responsibility is thecommitment of business to contribute to sustainable economic development,

    1) Tulisan ini merupakan sebagian analisis dari Skripsi Arlita Puji Widiameiga2) Mahasiswa S1 Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas

    Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor3) Dosen Pembimbing

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    2/18

    2

    working with employees, their families, the local community and society at large toimprove their quality of life. Sementara itu, Vogel dalam Sukada et al. (2007)mendefinisikan CSR sebagai policies and program of private firms that gobeyond legal requirement as a response to public pressures and societal

    expectation . Namun, pada dasarnya CSR merupakan sebuah pendekatan yangdilakukan untuk mengintegrasikan kepedulian sosial dalam interaksi dengan

    berbagai stakeholders yang berdasarkan pada prinsip sukarela maupun kemitraan.Telah banyak program CSR yang dilakukan oleh perusahan-perusahaan

    yang dipraktikkan berdasarkan pemahaman yang mereka miliki. Bentuk programyang sering menjadi pilihan dari perusahaan-perusahaan itu antara lain program

    bantuan kesehatan, pendidikan, bantuan dana dan pelatihan bagi usaha kecil, serta bantuan pembangunan sarana dan prasarana masyarakat.

    Program CSR yang diterapkan perusahaan hendaknya mengandung unsur pengembangan masyarakat dengan menitikberatkan pada keberlanjutan program.Perusahaan-perusahaan memiliki beragam pemahaman mengenai usaha

    pengembangan masyarakat yang berusaha diterapkan pada program CSR mereka.Untuk mempermudah penilaian keberhasilan suatu program pengembanganmasyarakat dapat dilihat dari keberlanjutan penerapan program tersebut dan

    pencapaian tujuan dari program sesuai dengan prinsip-prinsip pengembanganmasyarakat. Salah satu program pengembangan masyarakat yang diharapkan dapatterus berlanjut dan membantu memandirikan masyarakat adalah program

    pembinaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).Salah satu unsur pokok yang turut andil dalam perkembangan

    perekonomian Indonesia adalah UMKM. Peran UMKM di Indonesia menurutSulisto (2005) 4 sangat besar dan telah terbukti menyelamatkan perekonomian

    bangsa pada saat dilanda krisis ekonomi tahun 1997. Sebagian besar jumlah penduduk Indonesia berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Pembinaan dan pengembangan UMKMsekarang ini menjadi semakin mendesak dan sangat strategis untuk mengangkat

    perekonomian rakyat. Pembinaan dan pengembangan tersebut sangat pentinguntuk menciptakan kemandirian dari UMKM mengingat besarnya peran UMKM

    bagi perekonomian nasional.PT Astra Internasional Tbk. merupakan sebuah perusahaan dengan

    komitmen terhadap lingkungan yang sangat besar. Komitmen tersebut tercermindisetiap aspek kegiatan perusahaan yang selalu mengutamakan kepentingan rakyatserta aspek lingkungan dimana kelestarian alam dan lingkungan menjadi

    pertimbangan. Salah satu wujud komitmen dari PT Astra Internasional Tbk. adalahdengan melakukan pembinaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKMmelalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Program tersebut merupakansalah satu program CSR dan juga merupakan perwujudan cita-cita Astra ,Sejahtera Bersama Bangsa .

    YDBA merupakan sebuah yayasan pembinaan UMKM yang dalam kurunwaktu tiga puluh tahun telah membina kurang lebih 5300 UMKM yang beradadiseluruh Indonesia. Bentuk pembinaan yang dilakukan pun disesuaikan dengan

    4

    Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPP HIPPI).http://www.kapanlagi.com/h/0000061409.html. diakses tanggal 9 November 2009

    http://www.kapanlagi.com/h/0000061409.htmlhttp://www.kapanlagi.com/h/0000061409.html
  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    3/18

    3

    kondisi UMKM binaan. Pembentukan YDBA ini diharapkan dapat memandirikanmasyarakat Indonesia, khususnya UMKM.Perumusan Masalah1. Bagaimana penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT.

    Astra Internasional Tbk.?2. Sejauh mana pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Astra

    Internasional Tbk. melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah berbasiskan pemberdayaan masyarakat?

    Tujuan1. Mengetahui penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT.

    Astra Internasional Tbk.2. Menganalisis sejauh mana pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

    PT. Astra Internasional Tbk. melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA)telah berbasiskan pemberdayaan masyarakat.

    Kerangka Analisis

    Salah satu bentuk penerapan CSR yang dilakukan oleh PT. AstraInternasional Tbk. adalah Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah(UMKM) melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Implementasi program

    pembinaan UMKM yang diberikan oleh YDBA akan dianalisis berdasarkan jenisevaluasi Departemen Pertanian (1990) yaitu menganalisis aspek input, output,efek, dan dampak. Keempat aspek tersebut menunjukkan alur proses. Namundalam analisis, aspek-aspek tersebut dianalisis secara parsial. Aspek input - dalamhal ini termasuk proses dari program pembinaan UMKM akan dianalisismenggunakan indikator pemberdayaan masyarakat Verhagen, yaitu (1) Identifikasikelompok sasaran, (2) Penelitian dan perencanaan partisipatoris, (3) Pendidikandan pelatihan timbal balik, (4) Mobilisasi dan pemberian sumber daya secaraseimbang, (5) Konsultasi manajemen dan administrasi atau pembukuan, (6)Perluasan proses dan pengembangan gerakan (7) Pengembangan jaringan dengan

    pihak ketiga, dan (8) Pemantauan dan evaluasi terus-menerus. Dalam analisis proses ini, penulis mencoba membuat indikator setiap tahapan proses secarakuantitatif, kemudian menetapkan skor maksimal dan skor yang diperoleh dari

    hasil penelusuran data dan pengamatan selama penelitian. Indikator-indikatortersebu t diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan secara kuantitatif sehinggamempermudah analisis dan saran untuk pengembangan program.

    Metode Penelitian

    Penelitian akan dilaksanakan di dua lokasi, lokasi pertama yaitu di kantorYayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA Jakarta Utara dan salah satu UKM diCileungsi, Bogor yang menjadi binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra dan jugamerupakan UKM yang telah menjadi subkontraktor Grup Astra. Penelitian iniakan dilaksanakan pada bulan Desember 2009 Maret 2010. Responden

    merupakan anggota UKM yang menerima binaan dari Yayasan Dharma Bhakti

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    4/18

    4

    Astra. Jumlah responden yang akan diambil sekitar 30 orang yang merupakananggota (karyawan) dari UKM binaan. Responden dipilih secara sengaja( purposive ). Metode ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa peneliti inginmendapatkan informasi dari UKM binaan yang mendapatkan program.

    Hasil dan Pembahasan

    IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL

    Cara Pandang PT. Astra Internasional Tbk terhadap CSR

    Tanggung jawab sosial bagi PT. Astra Internasional Tbk. merupakansebuah proses berkelanjutan dan bukan merupakan suatu tujuan sesaat. KegiatanCSR yang dilakukan senantiasa diselaraskan dengan nilai-nilai yang dianut olehAstra. Keselarasan tersebut dilakukan dengan mengembangkan program dankegiatan yang terukur terhadap target-target untuk meningkatkan manfaat bagi

    pemangku kepentingan dan mengurangi dampak negatif aktivitas usaha Astrasecara sosial. Cakupan jenis dan aktivitas CSR yang dilakukan sejalan dengan

    pertumbuhan dan perkembangan bisnis Astra.Asal mula program CSR PT. Astra Internasional Tbk. adalah bagaimana

    Astra dapat memberikan manfaat dan melakukan yang terbaik bagi masyarakat.Hal ini juga sesuai dengan Catur Dharma Astra dan visi Astra yaitu menjadi

    perusahaan yang memberikan manfaat pada masyarakat. Program tanggung jawabsosial Astra awalnya dimulai dari prinsip berbuat baik yang selalu ditekankan oleh

    para pendiri Astra. Selanjutnya berkembang menjadi program pengembangan

    masyarakat, dan sampai saat ini dikenal dengan program CSR.

    PT. Astra Internasional Tbk. dalam Pengembangan Masyarakat Salah satu fokus CSR Astra adalah komitmen untuk mengembangkan

    masyarakat. Partisipasi Astra dalam berbagai proses kegiatan pengembanganmasyarakat bermula dari kesadaran para pendiri beserta manajemen dan s taff

    bahwa membantu dan mendukung pengembangan masayarakat merupakan salahsatu tanggung jawab yang harus dijalankan.

    Saat ini, komitmen pengembangan masyarakat mencakup lima bidang,yaitu bantuan kemanusiaan, program kemitraan termasuk income generating

    activities, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur. Keempat bidangtersebut, kecuali bidang kemanusiaan bertujuan pemberdayaan masyarakat yaitumembekali masyarakat dengan kemampuan untuk dapat secara terus menerusmengambil manfaat, khususnya melalui kegiatan-kegiatan pengembangan program

    bidang pendidikan dan income generating activities .Contoh program pengembangan masyarakat yang langsung dilakukan

    Astra adalah pengembangan masyarakat di bidang pendidikan dan peningkatan pendapatan masyarakat. Pengembangan masyarakat pada bidang pendidikan yangtelah dilakukan salah satunya adalah membangun sekolah di Aceh tahun 2004.Sekolah tersebut dibangun bagi masyarakat di sekitar lokasi yang terkena bencanaTsunami. Pembangunan infrastruktur sekolah tersebut dilakukan oleh masyarakatsekitar. Astra tidak hanya membangun sekolah saja namun masih terus memantau

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    5/18

    5

    perkembangan pendidikan siswa-siswanya sampai tahun 2011 nanti. Astra jugamemperhatikan kualitas dan kompetensi para pengajar di sekolah tersebut.

    Pada saat ini, Astra sedang membuat sekolah hijau di lingkungan sekitar.Sekolah hijau merupakan sekolah yang memenuhi kriteria Adiwiyata dari MenteriLingkungan Hidup. Sekolah tersebut antara lain harus mempunyai kebijakan,kurikulum yang mengarah pada lingkungan, mempunyai kegiatan ekstrakulikuleryang berhubungan dengan lingkungan (misalnya berkebun, membuat kompos,daur ulang dan lain-lain), infrastruktur yang dimiliki harus ramah lingkungan danlain-lain. Untuk melaksanakan program ini, Astra juga bekerja sama denganUniversitas Negeri Jakarta dalam membuat kurikulum sekolah hijau tersebut.

    Program peningkatan pendapatan atau Income Generating Activities (IGA)merupakan salah satu cara Astra untuk berupaya menumbuhkan semangatkewirausahaan, memberikan pelatihan, dan pendidikan yang dibutuhkan, sertamembangun jaringan yang dapat mendukung pertumbuhan usaha kecil. Prinsip

    utamanya adalah bagaimana membuat kegiatan yang dapat mendatangkan pendapatan bagi masyarakat. IGA merupakan bentuk pengembangan masyarakatdengan maksud membangun kemandirian masyarakat melalui kegiatan

    pemberdayaan masyarakat dan kemitraan. Contoh kegiatan IGA yang dilakukanAstra adalah pembuatan kompos dan kain majun yang dilakukan oleh masyarakatsekitar. Pupuk kompos dan kain majun yang dihasilkan juga dibeli oleh Astra.

    Untuk menciptakan keadilan bagi para pembuat kompos dan kain majun,Astra tidak hanya membeli kompos dan kain majun pada seorang atau sebuahUMKM saja, namun merata pada seluruh produsen. Besarnya pembelian kainmajun juga disesuaikan dengan kemampuan produsen dalam memproduksi kainmajun. Semakin banyak jumlah produksinya, maka semakin banyak pula kainmajun yang dibeli oleh Astra.

    Cara Pandang YDBA terhadap Pemberdayaan Masyarakat

    Konsep pengembangan masyarakat menurut Astra mengacu pada falsafahBerikan kail bukan ikan . Dengan falsafah ini diharapkan masyarakat yang dibinaoleh YDBA tidak terus menggantungkan diri pada bantuan atau hibah dari

    perusahaan. Sepaham dengan falsafah tersebut, konsep pengembangan masyarakatmenurut YDBA adalah menciptakan masyarakat yang bebas dari budaya meminta-

    minta karena tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Berdasarkan falsafah dan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat yang

    diyakini, YDBA mengimplementasikannya dalam setiap program pembinaan yangdilakukannya kepada sekitar 5300 UMKM binaannya. Kegiatan pembinaan iniditujukan untuk menjadikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaanYDBA mandiri, baik dalam produksi maupun dalam bidang pembiayaan.

    Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Pembinaan UMKMKegiatan pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA dapat

    diidentifikasi penerapan konsep pemberdayaan masyarakatnya dengan

    menggunakan delapan instrumen pemberdayaan masyarakat Verhagen. Skor

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    6/18

    6

    faktual dihitung dari jumlah maksimum yang disesuaikan dengan skor jawabandari setiap pertanyaan di dalam kuesioner mengenai delapan instrumen

    pemberdayaan Verhagen. Kedelapan instrumen tersebut adalah:1. Identifikasi kelompok sasaran2. Penelitian dan perencanaan usaha secara partisipatoris3. Pendidikan dan pelatihan timbal balik4. Mobilisasi dan pemberian sumberdaya secara seimbang5. Konsultasi manajemen dan administrasi atau pembukuan6. Pengembangan gerakan dan perluasan proses7. Pengembangan jaringan dengan pihak ketiga8. Evaluasi terus-menerus sebagai upaya menciptakan mekanisme umpan balik.

    Tabel. 4 Perbandingan Aspek Pemberdayaan dari Hasil Identifikasi denganKriteria Ideal Pemberdayaan

    No AspekPemberdayaan

    Skor yang Diperoleh SesuaiKriteria yang Diamati

    Skor MaksimumBerdasarkan Kriteria Ideal

    1 Identifikasi kelompoksasaran

    Kriteria calon mitra UMKMditetapkan oleh YDBA.Skor: 20

    Kriteria calon mitra UMKMditetapkan oleh YDBA danUMKM dengan melakukandiskusi sebelumnya.Skor: 30

    Keikutsertaan UMKM sebagai

    binaan merupakan usaha dariUMKM yang bersangkutan,walaupun masih terdapatcampur tangan beberapa pihakcontohnya rekomendasi dariGrup Astra pada UMKM calon

    binaan.Skor: 25

    Keikutsertaan UMKM

    sebagai binaan merupakanusaha dari UMKM yang bersangkutanSkor: 30

    Keikutsertaan anggota UMKMdalam pelatihan ditentukan olehUMKM yang bersangkutan.

    Skor: 40

    Keikutsertaan anggotaUMKM dalam pelatihanditentukan oleh UMKM yang

    bersangkutan.Skor: 40

    Jumlah Skor 85 100

    2 Penelitian dan perencanaan usahasecara partisipatoris

    Identifikasi masalah UMKMdilakukan oleh UMKM denganadanya masukan dari YDBA.Skor: 20

    Identifikasi masalah UMKMdilakukan oleh UMKMdengan didampingi YDBA.Skor: 25

    Penetapan masalah UMKMditentukan bersama denganYDBA pada awal keanggotaan.

    YDBA lebih dominan.

    Penetapan masalah UMKMditentukan bersama olehUMKM yang bersangkutan

    dan YDBA pada awal

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    7/18

    7

    No AspekPemberdayaan

    Skor yang Diperoleh SesuaiKriteria yang Diamati

    Skor MaksimumBerdasarkan Kriteria Ideal

    Skor: 20 keanggotaanSkor: 25

    Diskusi mengenai permasalahan dilakukan olehUMKM dan YDBA, namunsebelumnya UMKM telahmelakukan identifikasi masalah.Diskusi bersifat umum dandilakukan pada awalkeanggotaan.Skor: 20

    Diskusi mengenai permasalahan dilakukan olehUMKM dan YDBA secaramendetail dan dapatdilakukan selama kegiatantersebut diperlukan.Skor: 25

    Alternatif pemecahan masalah

    dilakukan oleh UMKM danYDBA, tetapi YDBA lebihdominanSkor: 20

    Alternatif pemecahan

    masalah dilakukan bersama-sama antara UMKM danYDBA.Skor: 25

    Jumlah Skor 80 100

    3 Pendidikan dan pelatihan timbal balik

    Materi Pelatihan disediakanoleh YDBA dan UMKM dapatmerekomendasikan jenis

    pelatihan tertentu namun padatahap pelaksanannya terdapatkuota peserta yang ditetapkanYDBA.Skor: 20

    Materi Pelatihan disediakanoleh YDBA dan UMKMdapat merekomendasikan

    jenis pelatihan tertentu sesuaidengan kebutuhannya.

    Skor: 25

    Adanya proses tanya jawabselama pelatihan.Skor: 50

    Adanya proses tanya jawabselama pelatihanSkor: 50

    Adanya transfer pengetahuandan keterampilan selama

    pelatihan, walaupun porsinyatidak seimbang antara pesertadengan pelatih.Skor: 20

    Adanya kegiatan transfer pengetahuan danketerampilan yangdiusahakan seimbang selama

    pelatihan antara pelatihdengan peserta pelatihanSkor: 25

    Jumlah Skor 90 100

    4 Mobilisasi dan pemberiansumberdaya secaraseimbang

    Penilaian potensi UMKMdilakukan oleh UMKM danYDBA, YDBA dominan.Penilaian potensi ini dilakukan

    pada saat YDBA melaksanakankunjungan pada UMKM yangmengajukan surat atau proposal

    pembinaan.

    Penilaian potensi UMKMdilakukan bersama-sama olehUMKM dan YDBA.Skor: 25

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    8/18

    8

    No AspekPemberdayaan

    Skor yang Diperoleh SesuaiKriteria yang Diamati

    Skor MaksimumBerdasarkan Kriteria Ideal

    Skor: 20

    YDBA memberikankemudahan bagi UMKM untukmendapatkan sumberdayaSkor: 30

    YDBA memberikankemudahan bagi UMKMuntuk mendapatkansumberdayaSkor: 30

    UMKM dapat mencukupikebutuhan sumberdayanyasendiri walaupun kadang-kadang masih bergantung padaYDBA.Skor: 35

    UMKM dapat mencukupikebutuhan sumberdayanyasendiri.Skor: 40

    Jumlah Skor 85 100

    5 Konsultasimanajemen danadministrasi atau

    pembukuan

    YDBA dan UMKM melakukandiskusi tentang manajemen dan

    pembukuan secara menyeluruhdan dilakukan pada awalkegiatan pembinaan.Skor: 30

    YDBA dan UMKMmelakukan diskusi tentangmanajemen dan pembukuansecara detail dan kontinu.Skor: 50

    YDBA memberikan pelatihandan keterampilan pembukuan

    pada awal kegiatan pembinaan

    tanpa melakukan pendampingan dan pengawasan.Skor: 30

    YDBA memberikan pelatihandan keterampilan pembukuanserta mengadakan

    pendampingan serta pengawasan.Skor: 50

    Jumlah Skor 60 100

    6 Pengembangangerakan dan perluasan

    proses

    Informasi program pembinaanUMKM masih terbatas hanya

    pada website dan melaluirekomendasi Grup Astra.Skor: 35

    YDBA memberikaninformasi program

    pembinaan kepada UMKMmelalui berbagai pihak tanpamemerlemah keswadayaanUMKM.Skor: 50

    Pemberdayaan terhadapmasyarakat sekitar dan atauUMKM lainnya tidak bisaselalu dilakukan oleh UMKMkarena beberapa kendala.Skor: 25

    YDBA melatih danmeningkatkan kesadaranUMKM binaannya untukdapat melakukan

    pemberdayaan terhadapmasyarakat sekitar dan atauUMKM lainnya.Skor: 50

    Jumlah Skor 55 100

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    9/18

    9

    No AspekPemberdayaan

    Skor yang Diperoleh SesuaiKriteria yang Diamati

    Skor MaksimumBerdasarkan Kriteria Ideal

    7 Pengembangan jaringan dengan pihakketiga

    YDBA bekerjasama dengan pihak ketiga dalam pembinaandan pelatihan, misalnya GrupAstra dan lembaga-lembagakeuangan.Skor: 40

    YDBA bekerjasama dengan pihak ketiga dalam pembinaan dan pelatihan.Skor: 40

    YDBA memberikanrekomendasi pihak ketiga olehuntuk memperluasan usahamisalnya adanya fasilitasi

    peminjaman modal kepadalembaga-lembaga keuangan.

    Skor: 30

    YDBA memberikanrekomendasi pihak ketigaoleh untuk memperluasanusaha tanpa memperlemahkeswadayaan UMKM.Skor: 30

    UMKM dapat merluasan usahamelalui kerjasama dengan pihakketiga terutama yangdirekomendasikan YDBA.Skor: 20

    UMKM dapat merluasanusaha melalui kerjasamadengan pihak ketiga baikyang direkomendasikanYDBA maupun hasil usahaUMKM sendiri.Skor: 30

    Jumlah Skor 90 100

    8 Evaluasi terus-

    menerus sebagaiupaya menciptakanmekanisme umpan

    balik

    YDBA melakukan pemantauan

    dan pengawasan terhadapUMKM binaannya secaramenyeluruh.Skor: 20

    YDBA melakukan

    pemantauan dan pengawasanterhadap UMKM binaannyasecara mendetail.Skor: 30

    YDBA melakukan evaluasiterhadap UMKM binaannyasecara menyeluruh.Skor: 20

    YDBA melakukan evaluasiterhadap UMKM binaannyasecara mendetail.Skor: 30

    YDBA dan UMKMmendiskusikan hasil

    pemantauan dan hasil evaluasi,namun belum kontinu dansifatnya menyeluruh.Skor: 30

    YDBA dan UMKMmendiskusikan hasil

    pemantauan dan hasilevaluasi namun secarakontinu dan mendetailSkor: 40

    Jumlah Skor 70 100

    Total Skor 615 800

    1. Identifikasi Kelompok SasaranIdentifikasi kelompok sasaran merupakan upaya untuk menemukan calon

    sasaran program pembinaan yang sesuai. Identifikasi kelompok sasaran adalahmekanisme pemilihan sasaran dan lokasi yang meliputi alasan, kriteria, dan proses

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    10/18

    10

    pemilihan sasaran. UMKM yang sekarang ini menjadi UMKM binaan YDBAterlebih dahulu mengajukan surat atau proposal pembinaan. Informasi mengenai

    program pembinaan tersebut diperoleh dari website YDBA, media massa, danGrup Astra. Selain sumber perolehan informasi pembinaan tersebut, peran aktif

    dari UMKM calon binaan juga sangat diperlukan agar UMKM tersebut dapatdibina oleh YDBA.

    Kriteria dan persyaratan bagi UMKM sebelumnya telah ditentukan olehYDBA. Persyaratan untuk menjadi UMKM binaan YDBA antara lain adalahsudah berbadan hukum (misalnya CV dan PT), usaha yang dijalankan termasukdalam kriteria UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UMKM, merupakankomunitas yang potensial untuk dikembangkan baik yang terkait bisnis Astramaupun tidak, memiliki produk yang diminati pasar, serta bersedia untuk dibinaoleh Astra. Setelah UMKM tersebut dinilai dan dinyatakan memenuhi persyaratan,YDBA akan mengundang UMKM untuk mengikuti pelatihan Basic Mentality (Mentalitas Dasar) dengan tujuan menanamkan budaya kerja Astra kepada UMKM

    binaan. UMKM tersebut juga dimasukkan ke dalam database YDBA. Sepertihalnya yang diungkapkan oleh informan berikut ini.

    Sebenarnya tidak harus proposal, surat permohonan sajabisa ko. Nanti akan kami tinjau, benar atau tidak UMKM itu ada, sesuaitidak dengan persyaratan kita. Baru kalau sudah sesuai nanti kitaundang untuk pelatihan awal. Yang diundang pelatihan biasanya sudahotomatis menjadi anggota binaan YDBA (M. Iq, Senior ManagerYDBA).

    Keikutsertaan anggota UMKM dalam pelatihan yang dilaksanakan YDBA

    adalah kewenangan penuh dari UMKM binaan. Artinya, anggota UMKM binaanyang akan mengikuti pelatihan dipilih oleh UMKM yang bersangkutan, YDBAtidak menunjuk orangnya. Pemilihan peserta pelatihan harus mempertimbangkankesesuaian peserta dengan jenis pelatihannya.

    2. Penelitian dan Perencanaan Partisipatoris Penelitian dan perencanaan usaha secara partisipatoris adalah mekanisme

    identifikasi masalah serta pembuatan alternatif pemecahan masalah yang dilakukan bersama-sama oleh UMKM dan YDBA. Identifikasi masalah yang ada padaUMKM dilakukan secara bersama-sama antara UMKM dan YDBA. Namun pada

    kenyataannya, UMKM terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan, setelah itu baru UMKM dan YDBA mendiskusikan permasalahan tersebut. Sebagai tindaklanjut, UMKM dan YDBA bersama-sama mencari solusi untuk memecahkanmasalah. Pada proses pemecahan masalah ini, YDBA mempunyai peran besar.YDBA memberikan solusi-solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.Diskusi permasalahan tersebut biasanya dilakukan pada saat YDBA melakukankunjungan. Umumnya, permasalahan yang dialami UMKM adalah permasalahanmodal dan keterampilan. Untuk permasalahan permodalan, biasanya YDBAmemfasilitasi UMKM untuk mendapatkan pinjaman yang berasal dari Astra MitraVentura maupun perbankan lainnya. Hal ini dinyatakan oleh informan dalam

    pernyataan berikut:

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    11/18

    11

    YDBA tidak pernah memberikan modal, tapi kami hanyamemfasilitasi UMKM dengan lembaga yang bisa memberikan bantuanmodal. Entah itu Astra Mitra Ventura atau bank-bank lainnya. YDBA

    juga bukan jaminan peminjaman (M. Ko, Senior Manager YDBA).

    Apabila permasalahan yang muncul adalah permasalahan teknis, YDBA akanmembantu dengan mengadakan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhanUMKM serta jenis usahanya.

    3. Pendidikan dan Pelatihan Timbal Balik Pendidikan dan pelatihan timbal balik adalah proses pertukaran

    pengetahuan dan pengalaman antara UMKM binaan dan YDBA. Pelatihanmerupakan salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan YDBA. YDBA

    mempunyai beberapa materi pelatihan yang nantinya akan diberikan kepadaUMKM binaannya. Materi tersebut adalah materi umum dan beberapa materikhusus yang disesuaikan dengan jenis usaha masing-masing UMKM binaannya.Materi umum meliputi materi manajemen dan pembukuan serta beberapa materilainnya yang dapat diterima oleh UMKM binaannya tanpa terkecuali. UMKM jugamempunyai kebebasan untuk mengajukan pelatihan kepada YDBA, namun untukmerealisasikannya YDBA perlu memperhatikan beberapa hal salah satunya adalahkuota peserta pelatihan. Hal ini didukung oleh pernyataan dari beberapa informan

    berikut ini:

    Kita bisa minta YDBA memberikan pelatihan sesuai dengan yangkita butuhkan, tapi semuanya tergantung sama pihak YDBA. Pesertanyaada atau tidak. Biasanya kita bikin rencana pelatihan apa saja yangdibutuhkan untuk satu tahun. Kalau kebetulan YDBA mengadakan yakita ikut. Tapi kalau enggak ya kita cari pelatihan lain atau bisa jugabuat pelatihan sendiri untuk para karyawan disini. Tapi YDBA selalumemberi tahu pelatihan-pelatihan yang diadakan, terutama pelatihan

    yang cocok dengan jenis usaha kita (Smr, Staff HRD PT. XYZ). Bisa juga UKM mengajukan usul pelatihan sesuai dengankebutuhan dan masalah yang mereka hadapi. Tapi kita jugamenyesuaikan dengan kuota peserta dan waktunya. Termasukmencocokkan pelatihan tersebut dengan para trainer. Biasanya setiap

    pelatihan diikuti oleh 25 orang dan dilaksanakan selama dua hari sampai dua minggu (M. Ko, Senior Manager YDBA).

    Kriteria calon peserta pelatihan umumnya disesuaikan dengan jenis pelatihan. Calon peserta pelatihan juga dipilih oleh masing-masing UMKM, sesuaidengan jenis pelatihannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan UMKM mempunyaikewenangan untuk menentukan anggotanya yang akan mengikuti pelatihan.

    Pada saat pelatihan, para peserta diberi kesempatan untuk bertanyamengenai materi pelatihan. Pertanyaan dapat juga berasal dari kondisi dan

    permasalahan yang dialami langsung oleh peserta pelatihan pada saat bekerja.Untuk pelatihan-pelatihan tertentu disertai pula dengan praktek.

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    12/18

    12

    Yang ngasih materi sih pasti ngasih kesempatan untuk tanya. Biasanya awal pelatihan ditanya dulu masalahnya apa aja. Pas ngasihmateri juga ada sesi tanya jawabnya (Spy, peserta Pelatihan

    Teknologi Press Dies II).

    Pada saat pelatihan tersebut, terdapat proses transfer pengetahuan antara pemberimateri dan peserta walaupun belum seimbang. Hal ini disebabkan oleh lebih

    banyaknya pengetahuan dan keterampilan yang berasal dari para pemberi materikepada peserta dibanding dari peserta ke pemberi materi.

    4. Mobilisasi dan Pemberian Sumberdaya Mobilisasi dan pemberian sumberdaya secara seimbang adalah proses

    penggerakan UMKM binaan dengan memberikan dukungan berupa kegiatan pendidikan dan pelatihan serta kemudahan akses terhadap sumberdaya yang penting. Mobilisasi dan pemberian sumberdaya dalam konteks pemberdayaanmengarah pada keseimbangan antara keduanya, di mana pemberian sumberdayakepada UMKM tidak memperlemah swadaya dan kemandirian kelompok.

    Untuk mempermudah pemberian sumberdaya kepada UMKM binaan, perluadanya penilaian potensi UMKM. YBDA memberikan kewenangan kepadaUMKM binaannya untuk menilai potensi yang ada dan setelah itumendiskusikannya YDBA. Selanjutnya, YDBA akan menilai kembali potensi-

    potensi UMKM tersebut. Proses penilaian ini dilakukan bersamaan dengan prosesidentifikasi masalah dan penetapan masalah. Adanya penilaian potensi dan

    identifikasi masalah tersebut akan mempermudah YDBA untuk memberikan bantuan atau penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi UMKM.Pada kasus PT. XYZ, YDBA memberikan kemudahan dalam penyediaan

    sumberdaya pelatih pada pelatihan yang diselenggarakannya. Selama menjadi binaan YDBA, PT. XYZ mendapatkan pelatihan-pelatihan dari tingkat operatorhingga pimpinan perusahaan, dari sisi manajerial hingga pelatihan teknik. PT.XYZ juga mempunyai kesempatan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakanoleh pihak lain baik yang bekerjasama dengan YDBA atau pun tidak. Di lainkesempatan, PT. XYZ juga pernah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan diluar negeri. Selain mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pihak lain, PT. XYZ

    juga seringkali mengundang trainer dari luar untuk memberikan pelatihan bagikaryawannya. Trainer pelatihan juga dapat berasal dari PT. XYZ jika pelatihantersebut diadakan sendiri oleh PT. XYZ. Keikutsertaan PT. XYZ dalam pelatihan-

    pelatihan lain selain yang diselenggarakan YDBA adalah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan karyawan yang nantinya akan bermanfaat bagikemajuan usaha. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

    PT. XYZ pernah mengikuti beberapa pelatihan. Ada yang dari YDBA,ada yang dari luar YDBA, dan kadang juga menyelenggarakan sendiri

    pelatihan tersebut. Kalau pelatihan yang diadakan YDBA dan luarYDBA otomatis trainernya dari mereka, tapi untuk pelatihan yangdiadakan sendiri oleh PT. XYZ trainernya berasal dari luar dan dari

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    13/18

    13

    dalam perusahaan sendiri. Misalnya untuk motivasi, pengisinya ya darimanager atau pemilik PT. XYZ (Hry, General Manager PT. XYZ).

    Dilain pihak, YDBA juga berperan sebagai fasilitator dalam penyediaan dana.Peran YDBA adalah memperkenalkan UMKM dengan lembaga-lembaga keuangan.Sebagai anggota binaan, UMKM yang merasa membutuhkan tambahan modal akandikenalkan dengan lembaga-lembaga keuangan. Adanya bantuan tersebut diharapkandapat membantu UMKM untuk lebih berkembang dan maju.

    5. Konsultasi Manajemen Konsultasi manajemen dan administrasi atau pembukuan merupakan

    diskusi dan pelatihan dalam hal teknis manajemen, administrasi termasuk didalamnya adalah proses pembukuan usaha. Hal ini sangat berguna bagikelangsungan usaha karena dapat membantu UMKM dalam menggunakan

    sumberdaya secara efisien.Konsultasi manajemen dan pembukuan hanya dilakukan pada awalmasuknya UMKM menjadi binaan YDBA. Selain konsultasi manajemen danadministrasi, YDBA juga selalu memberikan pelatihan manajemen danadministrasi kepada seluruh UMKM binaannya. Sebagai salah satu UMKM binaanYDBA, PT. XYZ juga pernah melakukan konsultasi manajemen dan pembukuan.YDBA juga pernah mengundang PT. XYZ untuk mengikuti pelatihan yang terkaitdengan manajemen dan administrasi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dariBapak Hry yang mengatakan bahwa YDBA memberikan pelatihan manajemen danadministrasi, keuangan bahkan perpajakan.

    Adanya laporan administrasi dan manajemen yang baik diharapkan dapatmempermudah proses pengawasan dan pengembangan usaha baik yang dilakukanoleh YDBA ataupun yang dilakukan oleh UMKM itu sendiri. YDBA memangselalu melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perkembangan kegiatanUMKM tersebut secara rutin. Namun pemantauan dan pengawasan tersebut

    bersifat menyeluruh pada kegiatan usaha.

    6. Pengembangan Gerakan dan Perluasan ProsesPengembangan gerakan dan perluasan proses adalah upaya

    mengembangkan proses kegiatan dan perluasan sasaran. Hal ini juga dimaksudkanuntuk memperluas wilayah pembinaan. Informasi tentang kegiatan pembinaanmenjadi salah satu faktor yang dapat membantu proses pengembanngan gerakandan perluasan sasaran. Untuk memperluas sasaran pembinaan, YDBAmenginformasikan program pembinaan melalui website dan rekomendasi yangdiberikan oleh Grup Astra. UMKM harus berperan aktif untuk memperolehinformasi pembinaan yang dilakukan oleh YDBA.

    Selain melakukan pembinaan UMKM, pada beberapa kasus, YDBAmengadakan pelatihan yang khusus ditujukan bagi masyarakat, salah satunyaadalah pelatihan bagi pemuda-pemuda putus sekolah. Pelatihan tersebutdimaksudkan untuk memberikan keterampilan kepada pemuda-pemuda agar dapatmandiri dengan merintis usaha di bidang bengkel motor atau menjadi tenagamekanik.

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    14/18

    14

    Untuk memperluas jaringan pembinaan UMKM di daerah, YDBAmendirikan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB). Lembaga ini juga bisadikatakan perpanjangan tangan YDBA di daerah. Sebagai tenaga pelaksana(fasilitator) LPB, YDBA merekrut para pemuda putera-puteri daerah setempat,

    misalnya para pemuda/pemudi Dayak untuk LPB di Kutai Barat, KalimantanTimur, begitu juga untuk daerah lainnya. Personil LPB tersebut sebelumnya diberi

    pelatihan (TOT) oleh YDBA mengenai pembinaan UMKM. Sampai akhir tahun2009 sudah didirikan sembilan LPB yang tersebar di Aceh Utara, Jakarta,Sidoarjo, Tegal, Gianyar, Mataram, Balangan, Yogyakarta, dan Kutai Barat.

    Selain LPB, YDBA juga memiliki Lembaga Keuangan Mikro (LKM).LKM ini dibentuk untuk membantu mengatasi masalah pembiayaan/ modal yangseringkali dialami oleh UMKM. Sistem pinjaman tersebut dibagi menjadi dua

    jenis, yaitu konvensional (sistem bunga) dan syariah (bagi hasil). Sampai dengan2009 sudah tujuh LKM yang didirikan YDBA yaitu di Tabalong, Balangan, danTapin (Kalsel), Barito Timur dan Barito Selatan (Kalteng), Mamuju Utara danMamuju (Sulbar).

    Proses pengembangan gerakan juga diharapkan dilakukan oleh UMKM binaan YDBA. Namun, hal ini belum bisa dilakukan karena keterbatasan yangdimiliki oleh UMKM binaan tersebut. Salah satu contoh adalah ketidaksesuaian

    jenis usaha yang dijalankan oleh UMKM dengan masyarakat sekitar.

    7. Pengembangan dengan Pihak KetigaUpaya pengembangan jaringan dengan pihak ketiga dilakukan dalam

    rangka memperluas lingkup pemberdayaan dengan melibatkan pihak-pihak yang

    dapat mendukung upaya pemberdayaan tersebut. Program pembinaan yangdilakukan oleh YDBA telah mengikutsertakan pihak ketiga di dalamnya. YDBAmelakukan kerjasama dengan beberapa pihak seperti Group Astra, perbankan,BUMN, serta BUMS dalam kegiatan pembinaan.

    Pada program pelatihan, YDBA melakukan kerjasama dengan Group Astraterutama pelatihan bagi UMKM yang mempunyai usaha yang terkait dengan usahaAstra. Contoh kerjasama yang telah dilakukan YDBA dalam pembinaan kepadaUMKM Subkon otomotif adalah kerjasama dengan PT Astra Honda Motor(AHM), PT Toyota Astra Motor/PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia(TAM/TMMIN), PT Astra Daihatsu Motor (ADM), PT Pantja Motor(PM/sekarang PT Isuzu Astra Motor Indonesia/IAMI), dan PT Astra Nissan Diesel

    Indonesia (ANDI) serta Grup Astra Otopart (AOP). Sedangkan kepada UKMSubkon alat berat YDBA bekerjasama dengan United Tractors Pandu Engineering(UTPE) dan Komatsu Indonesia (KI).

    Di bidang jasa perbengkelan Roda-2 YDBA bekerjasama dengan PT ASKI(Astra Komponen Indonesia) mengembangkan Bengkel Mitra Aspira. PT ASKImemberikan bantuan interior, eksterior bengkel dan ketersediaan spare parts ,sedangkan YDBA memberikan pelatihan baik teknis maupun manajemen.Bengkel-bengkel ini juga merupakan outlet suku cadang Aspira. Dalam rangkamemperkuat kerjasama sesama bengkel binaan, dibentuk Koperasi Bengkel BinaanYDBA (KOBBA). Disamping itu YDBA juga bekerjasama dengan AHMmengembangkan Bengkel Mitra Binaan.

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    15/18

    15

    YDBA bekerjasama dengan lembaga keuangan seperti Astra MitraVenturan dan beberapa bank untuk memberikan modal bagi UMKM. Untukmengembangkan program pembinaan, pihak YDBA melakukan kunjungan ke

    beberapa negara seperti Korea Selatan, Vietnam, Thailand, dan Jepang. Kunjungan

    tersebut juga diikuti pula oleh beberapa perwakilan UMKM binaan. Tujuan darikunjungan tersebut adalah bertukar pengalaman dengan lembaga terkait darimasing-masing negara yang diharapkan dapat menciptakan alternatif kegiatan

    pembinaan UMKM.Sebagai bentuk perluasan pasar, YDBA juga mengikutsertakan UMKM

    binaannya pada pameran-pameran termasuk pameran yang berskala internasional.Contohnya adalah PT. XYZ yang mendapatkan kesempatan untuk mengikutiPameran Indonesian Motor Show yang dilaksanakan setiap tahun. Selama menjadiUKM binaan YDBA, PT. XYZ pernah mengikuti beberapa pameran baik yangdiselenggarakan atas kerja sama YDBA dengan Kementrian Koperasi dan UMKMmaupun dengan pihak lain. YDBA juga berperan merekomendasikan PT. XYZ danUMKM binaan lainnya kepada calon customers. Hal ini diperkuat dengan

    pernyataan seorang responden berikut.

    YDBA sering mengajak PT. XYZ untuk ikut pameran-pameran. Keikutsertaan pada pameran-pameran tersebut juga bisa menjadi carauntuk mendapatkan pasar baru karena kita seringkali bertemu dengancalon customers. Tapi ya kita emang harus aktif juga mencari pembelibaru untuk memperluas pasar (Hry, General Manager PT. XYZ).

    Selain itu, UMKM juga mempunyai kesempatan untuk memperkenalkan produknya sekaligus mencari peluang kerjasama bisnis di luar negeri saatmengikuti kunjungan YDBA ke beberapa negara seperti yang telah dipaparkansebelumnya.

    YDBA juga mendirikan Galeri UMKM-YDBA untuk membantumempromosikan produk-produk UMKM serta sebagai media edukasi bagimasyarakat luas. Galeri ini berada di kantor YDBA, Sunter, Jakarta Utara, berisi

    produk-produk UMKM binaan terkait bisnis Astra seperti komponen otomotifroda-2 dan roda-4, komponen alat berat, produk olahan kelapa sawit, dan

    prototipe bengkel sepeda motor, serta tidak terkait seperti kerajinan, batik danfurnitur. Galeri UMKM ini didirikan juga sebagai ruang pamer produk UMKM

    binaan. Produk-produk yang dipamerkan merupakan produk yang telah memenuhistandar Quality, Cost dan Delivery (QCD), artinya mempunyai kualitas yang baik(Q), memiliki harga yang bersaing (C), serta pengirimannya tepat waktu termasuk

    jangka waktu kerja yang sesuai dengan ketentuan (D).8. Pemantauan dan Evaluasi Terus Menerus

    Pemantauan merupakan bagian dari pembinaan untuk menilai kesesuaianrencana dan efisiensinya. YDBA melakukan evaluasi dan pemantauan secara

    berkala pada UMKM binaannya. Kegiatan pemantauan tersebut meliputi pemantauan perkembangan bisnis UMKM binaannya, termasuk kinerja.Pemantauan tersebut juga bertujuan mengetahui kekuatan dan kelemahan dariUMKM. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan UMKM sesegeramungkin serta dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengembangkan

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    16/18

    16

    usaha. Monitoring dilakukan setiap enam bulan sekali dan hanya bersifat generalatau menyeluruh meliputi kinerja, sumberdaya manusia, produk, dan keuangan.Hasil pemantauan tersebut dipertanggungjawabkan pada manajemen Astra dandidiskusikan pula dengan UMKM binaan yang bersangkutan, walaupun tidak

    secara detail.YDBA juga melakukan evaluasi pada LPB-LPB yang telah dibentuk.

    Setiap tahun YDBA melakukan Rapat Kerja (Raker) LPB sekaligus mengevaluasikegiatan yang telah dilakukan selama satu tahun, rancangan kegiatan di tahunmendatang, serta perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam proses

    pengembangan.

    Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh YDBA adalah keikutsertaanYDBA dalam proses evaluasi terhadap perkembangan PT. XYZ.

    Biasanya, audit regular dilakukan oleh pihak Astra Internasional

    maupun oleh masing-masing UKM yang kemudian dilaporkan kepadaYDBA(Hry, General Manager PT. XYZ).

    Evaluasi juga dilaksanakan YDBA pada setiap kegiatan pelatihan. Bentukevaluasi yang dilakukan adalah dengan memberikan lembar evaluasi berupa

    pertanyaan-pertanyaan seputar pelatihan yang diberikan pada akhir pelatihan. Hasildari tes tersebut nantinya akan dibagikan kepada para peserta pelatihan besertasertifikat pelatihan. Selain evaluasi yang dilakukan oleh YDBA, PT. XYZ jugamelakukan evaluasi kepada karyawan yang mengikuti pelatihan. Evaluasi yangdilakukan oleh PT. XYZ melalui Departemen HRD diberikan tiga bulan setelah

    pelatihan berlangsung. Evaluasi tersebut dilakukan dengan memberikan form penilaian kepada atasan karyawan tersebut untuk menilai kerja mereka sebelumdan sesudah mengikuti pelatihan. Hasil evaluasi tersebut akan diserahkan kembalike Departemen HRD.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    KesimpulanPenerapan CSR oleh PT. Astra Internasional Tbk. dilakukan secara

    langsung dan tidak langsung. Kegiatan CSR yang langsung dilakukan oleh PT.Astra Internasional Tbk. antara lain Program Sunter Nusa Dua dan bantuan bagikorban bencana alam. Kegiatan CSR yang tidak langsung dilakukan antara laindilakukan melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). YDBA merupakansebuah yayasan yang didirikan PT. Astra Internasional Tbk. untuk melakukan

    pembinaan kepada sejumlah UMKM yang ada di Indonesia.Program pembinaan UMKM yang dilakukan YDBA telah berbasis

    pemberdayaan masyarakat. Secara keseluruhan, jika diidentifikasi denganmenggunakan delapan instrumen pemberdayaan Verhagen, masing-masinginstrumen menunjukkan bahwa program pembinaan UMKM yang dilakukanmemiliki tingkat pemberdayaan yang tinggi. Kekurangannya adalah pada

    pengembangan gerakan dan perluasan proses. Pada proses ini peran UMKM jugadiperlukan. Namun, PT. XYZ yang merupakan salah satu UMKM binaan kurang

    dapat menerapkan pemberdayaan kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk

  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    17/18

    17

    lanjutan program pembinaan. Hal ini disebabkan ketidaksesuaian jenis usaha yangdijalankan oleh PT. XYZ, yaitu membuat metal part kendaraan bermotor denganma syarakat sekitar. Jenis usaha ini memerlukan sumberdaya dan keterampilankhusus yang tidak dimiliki oleh masyarakat.

    SaranProgram pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA sudah terarah dan

    terorganisir, namun YDBA masih perlu memperbaiki dan meningkatkan kinerja program terutama dengan menambah jumlah Lembaga Pengembangan Bisnis(LPB) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada di daerah. Hal inidisebabkan masih banyak UMKM yang berada di daerah yang mengalami

    permasalahan baik dalam pelaksanaan usaha maupun pendanaan dan memerlukankegiatan pembinaan.

    Bila mengacu pada hasil analisis terhadap pemberdayaan masyarakat,YDBA diharapkan dapat melakukan perbaikan pada beberapa hal. Misalnya, padaidentifikasi calon mitra UMKM. Kriteria dari calon UMKM sebaiknya ditetapkan

    bersama dan didiskusikan dengan UMKM calon binaan. Selanjutnya, YDBA juga perlu melakukan pendampingan secara intensif kepada UMKM binaannya dalam pelaksanaan usaha secara keseluruhan, salah satunya adalah dengan melakukan pendampingan dalam kegiatan administrasi atau pembukuan. YDBA juga perlumelakukan diskusi-diskusi yang rutin dilaksanakan baik untuk membahas

    permasalahan yang ada dalam kegitan usaha, memberikan masukan pemecahanmasalah, maupun hanya sekedar membicarakan kemajuan usaha dan bertukarinformasi. Selain itu, YDBA perlu memotivasi seluruh UMKM binaannya untukturut serta dalam usaha pemberdayaan masyarakat sekitar.

    Pada aspek pelaksanaan pelatihan, YDBA diharapkan dapat meningkatkankuota peserta pelatihan. Peningkatan jumlah tersebut diharapkan akan menambah

    pula jumlah anggota UMKM yang mendapatkan tambahan pengetahuan danketerampilan yang nantinya akan berguna bagi pengembangan usahanya

    DAFTAR PUSTAKA

    Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia . Jakarta: PT Alex MediaKomputindo.

    Asari, Avira Amelia. 2009. Evaluasi Program Gerakan Sanitasi Total Sa-Sukabumi (Gesit Sabumi) Dusun Ciseke, Kecamatan Cidahu, KabupatenSukabumi . Skripsi . Institut Pertanian Bogor.

    Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI). 2001. Pola Pembinaan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi Dalam RangkaOtonomiDaerah .http://www.apkasi.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=109 diakses tanggal 28 Desember 2009 pukul 13.15

    Budimanta, Arif et al . 2008. Corporate Sosial Responsibility Alternatif Bagi Pembangunan Indonesia . Jakarta: ICSD.

    http://www.apkasi.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=109http://www.apkasi.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=109http://www.apkasi.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=109http://www.apkasi.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=109http://www.apkasi.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=109
  • 8/12/2019 Evaluasi Program CSR

    18/18

    18

    Fauziah, Nur Rahmah. 2007. Evaluasi Program Pendampingan Kelompok TaniOleh LSM Pada Usaha Tani Sayuran Organik. Skripsi . Institut PertanianBogor.

    Hardinsyah . 2008. Pandangan Tentang Tanggung jawab Sosial Dan Lingkungan Dalam Pasal 74 Undang Undang Perseroan Terbatas 2007.http://hardinsyah.com/?p=15 diakses tanggal 27 Oktober 2009 pukul 10.15

    Iqbal, Norpriandi M. dan Oop Sopyan. 2009. Corporate Social Responsibility .http://operedzone.wordpress.com/2009/01/21/corporate-social-cesponsibility-csr/ diakses tanggal 9 November 2009 pukul 16.45

    Musa, Safuri. 2005. Evalusi Program Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat . Bandung: Y-Pin Indonesia.

    Nasdian, Fredian Tonny. 2006. Pengembangan Masyarakat (Community Development) . Bogor: Bagian Sosiologi pedesaan dan Pengembangan

    Masyarakat Departemen Komunikasi dan Pengembangan MasyarakatInstitut Pertanian Bogor

    Pangkaurian, Nurina. 2008. Evaluasi Tanggung Jawab Sosial PT JamsostekPersero (Kasus Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed Oleh PTJamsostek Cabang Semarang, Jawa Tengah). Skripsi . Institut PertanianBogor.

    Partomo, Tiktik Sartika dan Abd. Rachman Soedjono. 2004. Ekonomi SkalaKecil/Menengah Dan Koperasi:Jakarta

    Saidi, Zaim et al . 2003 . Sumbangan Sosial Perusahaa: Profil dan Pola Distibusinya di Indonesia Survei 226 Perusahaan di 10 Kota . Jakarta:Piramedia.

    Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat . Bandung:Refika Aditama.

    Sukada, Sonny et.al. 2007. CSR for Better Life Indonesian Content, Membumikan Bisnis Berkelanjutan: Memahami Konsep dan Praktik Tanggung JawabSosial Perusahaan . Jakarta: Indonesian Business Link.

    Sulisto, Suryo B. 2005. Peran UKM Sangat Besar dalam SelamatkanPerekonomian Bangsa. http://www.kapanlagi.com/h/0000061409.htmldiakses tanggal 9 November 2009 pukul 17.05

    Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility). Gresik : Fascho Publishing

    http://operedzone.wordpress.com/2009/01/21/corporate-social-cesponsibility-csr/http://operedzone.wordpress.com/2009/01/21/corporate-social-cesponsibility-csr/http://www.kapanlagi.com/h/0000061409.htmlhttp://www.kapanlagi.com/h/0000061409.htmlhttp://operedzone.wordpress.com/2009/01/21/corporate-social-cesponsibility-csr/http://operedzone.wordpress.com/2009/01/21/corporate-social-cesponsibility-csr/