Upload
sinistrdominant
View
129
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
evprog
Citation preview
EVALUASI PROGRAM KELUARGA
BERENCANA METODE JANGKA PANJANG
PUSKESMAS BALARAJA TAHUN 2012
Oleh :
Airo Dhanaris (07120080010)
Bernard Harry Santoso (07120080066)
Luvita Peilouw (07120080086)
Praisila Glory Florencia Jonathan (07120080090)
Pembimbing :
dr. Shirley I. Moningkey, M.Kes
dr. Hj. Murdiyati
dr. Siti Jamilah
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYRAKAT
PERIODE 27 MEI – 20 JULI 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena oleh berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“EVALUASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA METODE JANGKA
PANJANG PUSKESMAS BALARAJA TAHUN 2012” dengan baik dan tepat waktu.
Adapun laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan
kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Studi Profesi Dokter.
Tujuan dari pembuatan laporan evaluasi program ini adalah agar dapat berguna untuk
kemajuan program puskesmas terutama bagi program Keluarga Berencana.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang sudah
diberikan oleh berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materiil, serta kerjasama
dalam pembuatan laporan ini. Penulis ingin sekali mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Shirley I. Moningkey, M.Kes.
2. dr. Hj. Murdiyati
3. dr. Siti Jamilah
4. Ibu Hj. Muida, AM.Keb.
Akhir kata, kami berharap penyusunan laporan evaluasi program ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Penulis sadar bahwa dalam membuat laporan ini masih
banyak sekali kekurangan yang masih perlu perbaikan dan masukan. Oleh sebab itu,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam
penyusunan laporan evaluasi program ini, juga selama menjalankan Kepaniteraan
klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Balaraja.
Balaraja, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap program yang dijalankan harus melalui suatu proses monitoring
dan evaluasi secara berkala untuk menilai keberhasilan program, serta untuk
mengkaji masalah ataupun penyebab masalah yang terjadi dalam pelaksanaan
program tersebut. Masalah ataupun penyebab masalah yang ditemukan kemudian
dapat dibahas untuk kemudian berikan alternatif solusi. Proses monitoring serta
evaluasi biasanya dilakukan setiap 6 bulan hingga 1 tahun sekali, yang hasilnya
dapat digunakan untuk menjadi salah satu acuan dalam perencanaan program
puskesmas pada masa yang akan datang.
Selama kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Balaraja, penulis bermaksud untuk melakukan evaluasi terhadap salah satu
program kesehatan yang dijalankan oleh Puskesmas. Proses evaluasi diawali
dengan melakukan identifikasi masalah pada buku ‘Kinerja Puskesmas Balaraja
tahun 2012’. Dari buku tersebut, ditemukan program – program yang dijalankan
oleh Puskesmas Balaraja, baik program wajib maupun program pilihan. Salah
satu program yang menarik untuk dievaluasi adalah program KB. Hal ini
disebabkan oleh tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia yang
masih merupakan salah satu sumber permasalahan di bidang kesehatan,
pendidikan maupun ekonomi masyarakat. Dari sana juga didapatkan adanya
pencapaian yang kurang pada program KIA terutama dalam program pelayanan
keluarga berencana.
Penulis menemukan bahwa salah satu indikator keberhasilan pelayanan
program keluarga berencana, yaitu berdasarkan cakupan penggunaan KB baik
metode jangka pendek maupun metode jangka panjang. Dimana pada data
tersebut ditemukan adanya kesenjangan antara target yang ditentukan dengan
jumlah pencapaian pada metode jangka panjang. Adapun target akseptor KB
metode jangka panjang adalah sebesar 122 dari seluruh jumlah pasangan usia
subur di Puskesmas Balaraja, dengan jumlah pencapaian 109. Pada metode
jangka panjang tersebut dipersempit lagi bahwa KB metode jangka panjang yang
belum mencapai target khususnya metode IUD dengan pencapaian 73 dari target
89, MOP dan MOW dengan pencapaian 0 dari target masing-masing 6 dan 7,
sedangkan untuk metode implan sudah tercapai 36 dari target yaitu 20.
1.2 Perumusan Masalah
Pernyataan Masalah
Penduduk di suatu negara merupakan modal dasar dalam pembangunan,
tetapi di sisi lain, juga bisa menjadi beban negara untuk memacu pertumbuhan
ekonomi. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar
ke empat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk
Indonesia telah mencapai 220 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk
sebesar 1,175 persen per tahun.
Dilihat pada pertumbuhan deret ukur, penduduk Indonesia akan
menghadapi banyak masalah besar, yakni menyangkut tantangan bagi penyediaan
berbagai kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan, termasuk di
dalamnya pendidikan dan kesehatan yang baik dan penyediaan lapangan
pekerjaan. Oleh karena itu, sejalan dengan dinamika kependudukan tersebut,
maka program Keluarga Berencana (KB) harus diterapkan kembali secara ketat,
sebagaimana yang pernah terjadi pada dua hingga tiga dekade lalu.
Program Kependudukan dan KB saat ini sedang menghadapi tantangan
yang berat karena perkembangan program selama sepuluh tahun terakhir
mengalami stagnan. Angka fertilitas total (TFR) bergerak disekitar 2,6 anak per
wanita usia subur. Selain itu, prevalensi peserta KB (CPR) bergerak disekitar
angka 57 persen. Bahkan untuk angka kelahiran kelompok usia 15-19 angkanya
naik dari sekitar 35 di Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007
menjadi 48 tahun di SDKI 2012. Kondisi ini akan membawa implikasi terhadap
beratnya tantangan pencapaian program di masa mendatang.
Pada data yang diperoleh dari Puskesmas Balaraja, ditemukan adanya
kesenjangan antara target yang ditentukan dengan jumlah pencapaian pada
metode jangka panjang. Adapun target akseptor KB baru metode jangka panjang
adalah sebesar 122 dari seluruh jumlah pasangan usia subur di Puskesmas
Balaraja, dengan jumlah pencapaian hanya 109. Dengan demikian masalah yang
dievaluasi adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kurangnya
pencapaian KB metode jangka panjang pada Puskesmas Balaraja.
Pertanyaan Masalah
1. Berapa jumlah pengguna baru KB Metode Jangka Panjang di wilayah kerja
Puskesmas Balaraja periode Januari – Desember 2012?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan tidak tercapainya target pengguna baru
KB Metode Jangka Panjang di wilayah kerja Puskesmas Balaraja periode
Januari – Desember 2012?
3. Apa solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah diatas sehingga
pengguna baru KB Metode Jangka Panjang di wilayah kerja Puskesmas
Balaraja periode Januari – Desember 2013 dapat mencapai target yang
diharapkan?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Tercapainya target jumlah pengguna baru KB Metode Jangka Panjang di wilayah
kerja Puskesmas Balaraja pada tahun 2013.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah pengguna baru KB Metrode Jangka Panjang di wilayah
kerja Puskesmas Balaraja periode Januari – Desember 2012
2. Mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target
pengguna baru KB Metode Jangka Panjang di wilayah kerja Puskesmas
Balaraja periode Januari – Desember 2012
3. Menemukan solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah diatas
sehingga pengguna baru KB Metode Jangka Panjang di wilayah kerja
Puskesmas Balaraja periode Januari – Desember 2013 dapat mencapai target
yang diharapkan.
1.4 Manfaat
Bagi Mahasiswa
1. Penerapan Ilmu Kesehatan Masyarakat yang sudah diperoleh saat kuliah
2. Memberikan kesempatan dan pengalaman untuk melakukan evaluasi terhadap
suatu program kerja
3. Melatih dan mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu program kerja
4. Mampu mangaplikasikan pengetahuan mengenai pelayanan keluarga
berencana dan metode-metode yang digunakan dalam KB dalam
melaksanakan evaluasi program keluarga berencana di puskesmas Balaraja.
5. Mampu menerapkan ilmu kedokteran yang diperoleh untuk memberikan
saran dalam pencapaian target penggunaan KB metode jangka panjang di
wilayah kerja puskesmas Balaraja periode Januari-Desember 2012.
Bagi Perguruan Tinggi
1. Memperkenalkan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan kepada
masyarakat luas.
2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya pada
bidang kesehatan masyarakat.
3. Memberikan pengabdian bagi masyarakat luas.
Bagi Puskesmas
1) Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tidak tercapainya target
pengguna baru KB metode jangka panjang di wilayah kerja puskesmas
Balaraja periode Januari-Desember 2012 sehingga bisa mendapatkan solusi
yang tepat.
2) Mendapatkan masukan mengenai peningkatan kualitas terhadap program
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Balaraja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Keluarga Berencana (KB)
a. Pengetian
Keluarga berencana menurut UU No.10 tahun 1992 merupakan upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta pendewasaan usia perkawinan
(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil,bahagia dan sejahtera.
Keluarga berencana adalah merupakan bagian yang terpadu,dalam
program pembangunan nasional untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi,
spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai
keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional (depkes
1999).
b. Tujuan
Umum
Membangun kembali dan melestraikan pondasi yang kokoh bagi
pelaksana program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga
yang berkualitas.
Khusus
o Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia serta sejahtera.
o Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumberdaya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
c. Manfaat
Untuk Ibu
o Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang
berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
o Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh
adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan
menikmati waktu luang, serta melalukukan kegiatan lainnya.
Untuk Anak yang Dilahirkan
o Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya
dalam keadaan sehat.
o Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan
yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan
direncanakan
Untuk Anak yang Lain
o Memberi kesempatan pada anak agar perkembangan fisiknya lebih
baik karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari
sumber yang tersedia dalam keluarga.
o Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena
pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang diberikan
oleh ibu untuk setiap anak.
o Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-
sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahakan
kehidupan semata-mata.
Untuk Ayah
o Memperbaiki kesehatan fisiknya.
o Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan
berkurang serta lebih banyak waktu terluang untuk keluarganya
Untuk Seluruh Anggota Keluarga
o Kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga tergantung
dari kesehatan seluruh keluarga.
o Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak
untuk memperoleh pendidikan.
d. Sasaran
Langsung:
Pasangan usia subur (pus) yang bertujuan untuk menurunkan
tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan
Tidak Langsung:
Pelaksana dan pengelolah KB dengan tujuan menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu
dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas dan sejahtera.
2.2 Macam-Macam Keluarga Berencana (KB)
2.2.1 Metode Sederhana
1) Tanpa Alat
a. KB Alamiah:
- Metode Kalender (Ogino-Knaus)
Metode kalender adalah metode yang digunakan
berdasarkan masa subur dimana harus menghindari
hubungan seksual tanap perlindungan kontrasepsi pada hari
ke 8-19 siklus menstruasinya.
Dasar: menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat
selama 6-12 bulan terakhir.
Tahun 1930 Kyusaku Ogino di Jepang dan Herman
Knaus di Austria, yang bekerja sendiri-sendiri, menemukan
bahwa:
Ogino : ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-15 sebelum
haid berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16 hari
sebelum haid yang akan datang.
Knaus : ovulasi selalu terjadi pada hari ke 15 sebelum haid
yang akan datang.
Teknik Metode Kalender:
Seorang wanita menentukan masa suburnya dengan:
Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk
menentukan awal dari masa suburnya.
Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk
menentukan akhir dari masa suburnya.
- Metode Suhu Badan Basal (Termal)
Suatu metode kontrasepsi yang digunakan dengan
mengukur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal,
untuk menentukan masa ovulasi.
Dasar :
Peninggian suhu badan basal 0,2-0,5 0C pada waktu
ovulasi
Peninggian suhu badan basal mulai 1-2 hari setelah
ovulasi,dan disebabkan oleh peninggian kadar hormone
progesterone.
Teknik Metode Suhu Badan Basal:
Umumnya digunakan thermometer khusus dengan
kalibrasi yang diperbesar (basal thermometer), meskipun
thermometer biasa dapat juga dipakai.
Waktu pengukuran harus pada saat yang sama setiap
pagi dan setelah tidur nyenyak sedikitnya 3-5 jam serta
masih dalam keadaan istirahat mutlak.
Pengukuran dilakukan secara:
o Oral (3 menit)
o Rectal (1 menit), ini cara terbaik
o Vagina
Efektifitas Metode Suhu Badan Basal:
Angka kegagalan : 0,3-6,6 kehamilan pada 100 wanita per
tahun. Kerugian utama metode suhu badan basal ialah bahwa
abstinens sudah harus dilakukan pada masa pra-ovulasi.
- Metode Lendir Serviks (Billings)
Metode kontrasepsi yang menghubungkan
pengawasan tergadap perubahan lendir serviks wanita yang
dapat dideteksi di vulva.
Dasar : perubahan siklus dari lendir serviks yang terjadi
karena perubahan kadar estrogen. Pola yang diidentifikasi
menunjukan bahwa individu wanita memperkirakan masa
ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus memperhatikan
perubahab suhu basal tubuh. Perubahan pola tersebut antara
lain:
Hari-hari kering
Setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu mempunyai 1
beberapa hari tidakterlihat adanya lendir dan daerah
vagina terasa kering.
Hari-hari subur
Ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu
dianggap subur ketika terlihat adanya lendir, walaupun
jenis lendir yang kental dan lengket. Lendir subur yang
basah dan licin mungkin sudah ada di serviks.
Hari puncak
Hari puncak merupakan hari terakhir adanya lendir licin,
mulur dan ada perasaan basah.
Teknik Metode Lendir Serviks:
Catatlah setiap kali pengamatan dilakukan dengan suatu
rangkaian kode misalnya stiker atau tinta berwarna
ataupun tulisan . contoh kode yang dipakai untuk
mencatat kesuburan:
o Pakai tanda * atau merah untuk menandakan
perdarahan (haid)
o Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan
perasaan kering.
o Gambar suatu tanda@& atau biarkan ksong untuk
memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih
licin dan mulur.
o Pakai huruf L atau warna kuning untuk
memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih
keruh dan lengket.
Periksa lendir lendir setiap kali kebelakang dan sebelum
tidur, kecuali ada perasaan sangat basah waktu siang.
Setiap malam sebelum tidur, tentukan tingkat yang
paling subur dan beri tanda pada catatan untuk kode
yang sesuai. Lendir mungkin akan berubah pada hari
yang sama.
Abstinen/ pantang hubungan paling sedikit satu siklus
sehingga klien akan mengenali hari-hari lendir,
mengenali pola kesuburan dan pola ketidak suburban
dengan bimbingan pelatih.
Hindari hubungan seksual pada waktu haid.
Pada hari kering setelah haid , aman untu hubungan
seksual selang satu malam(selang seling)
Hindari hubungan seksual segera setelah ada lendir jenis
apa juga atau perasaan basah muncul.
Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan
mulur dengan tanda X.
Setelah hari puncak hindari untu hubungan seksual 3
hari beikut siang dan malam. Mulai dari pagi hari ke
empat setelah kering, ini adalah hari-hari aman untuk
hubungan seksual sampai hari haid berikutnya.
Efektifitas Metode Lendir Serviks
Angka kegagalan 0,4-39,7 kehamilan pada 100 wanita
pertahun.
- Metode Simpto-Termal
Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan
mengamati perubahan lendir dan perubahan suhu badan
tubuh
Dasar : kombinasi antara bermacam metode KB
Alamiah untuk menentukan masa subur/ovulasi
Efektivitas : angka kegagalan 4,9-34,4 kehamilan pada 100
wanita pertahun
Teknik pengunaan metode sympto therma:
Klien dapat menentukan masa subur dengan mengamati
suhu tubuh dan lendir serviks.
Setelah darah haid berhenti, ibu dapat hubungan seksual
pada malam hari pada hari kering dengan berselang
sehari selama masa tak subur(aturan selang hari
kering/aturan awal)
Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau munlai
muncul lendir
Pantangan hubungan seksual sampai hari puncak dan
aturan perubahan suhu telah terjadi.
Apabila aturan ini tidak mengidentifikasi hari yang
paling konservatif, yaitu aturan yang mengidentifikasi
masa subur yang paling panjang.
b. Coitus Interruptus
Coitus interruptus adalah suatu metode kontrasepsi
dimana sanggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra-vagina.
Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna wanita.
Keuntungan:
Tidak memerlukan alat/murah
Tidak menggunakan zat-zat kimiawi
Selalu tersedia setiap saat
Tidak mempunyai efek samping
Kerugian:
Angka kegagalan cukup tinggi:
o 16-23 kehamilan per 100 wanita per tahun
o Faktor-faktor yang menyebabkan angka kegagalan yang
tinggi ini adalah:
Adanya cairan pra-ejakulasi (yang sebelumnya
sudah tersimpan dalam kelenjar prostat, uretra,
kelenjar cowper), yang dapat keluar setiap saat, dan
setiap tetes sudah dapat mengandung berjuta-juta
spermatozoa.
Kurangnya control diri pria , yang pada metode ini
justru sangat penting.
Kenikmatan seksual berkurang bagi suami-istri, sehingga
dapat mempengaruhi kehidupan perkawinan.
c. Metode Amenorhea Laktasi
Metode amenorrhea laktasi adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya
diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan atau
minuman tambahan.
Efektifitas: efektifitas metode amenorchea laktasi tinggi
(keberhasilan 98%pada 6 bulan 1 pasca persalinan)
Teknik penggunaan:
Bayi disusui secara on demand. Biarkan bayoi
menyelesaikan hisapan dari satu payudara sebelum
memberikan ke payudara lainnya, supaya bayi mendapat
cukup banyak susu akhir. Bayi hanya membutuhkan sedikit
ASI dari payudara berikut atau sama sekali tidak
memerlukan lagi. Ibu dapat memulai dengan memberikan
payudara lain pada waktu menyusui berikutnya sehingga
kedua payudara memproduksi banyak susu.
Waktu antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari 4
jam.
Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan
hisapannya.
Susui juga bayi pada waktu malam hari, karena menyusui
pada malam hari membantu mempertahankan kecukupan
persediaan ASI.
Bayi terus disusukan walaupun ibu/bayi sakit.
Apabila ibu menghentikan ASI dengan minuman atau
makanan lain, bayi akan menghisap kurang sering dan
akibatnya tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi.
2) Dengan alat
a. Mekanis (Barrier)
Dasar :
mengahalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus
genetalia interna wanita
kondon tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga
mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
efektif bila dipakai dengan baik dan benar
dapat dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS
Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang terbuat
dari berbagai bahan di antaranya latex(karet), plastik (vinil) atau
bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada saat
berhubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintesis yang
tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang
bila digunakan berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti
putting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom
baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan
spermisida), maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual.
Modifikasi tersebut dilakukan dalam hal: bentuk, warna,
pelumas, ketebalan, bahan.
Cara kerja:
kondom menghalangi terjadinya pertemuan terjadinya
pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas
sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis
sehingga cara sperma tersebut tidak tercurah ke dalam
saluran reproduksi perempuan
mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV
dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang
lain (khusus kondom yang terbuat dari bahan lateks dan
vinil.
Efektivitas: kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada
setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa
pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena
tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah
didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom
yaitu 2-12 kehamilan perempuan pertahun.
Manfaat:
kontrasepsi:
o efektif bila dilakukan dengan benar
o tidak mengganggu produksi ASI
o tidak mengganggu kesehatan klien
o Tidak mempunyai pengaruh sistemik
o Murah dan dapat dibeli secara umum
o Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan
khusus
o Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi
lainnya harus ditunda.
Nonkontrasepsi
o Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber KB
o Dapat mencegah penularan IMS
o Mencegah ejakulasi dini
o Membantu mencegah terjadinya kanker serviks
(mengurangi iritsi bahan karsinogenik eksogen pada
serviks)
o Saling berinteraksi sesame pasangan
o Mencegah imuno infertilitas
b. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-
9)digunakan untuk menon-aktifkan atau membunuh sperma.
Dikemas dalam bentuk: aerosol (busa);tablet vagina, suppositoria
atau dissolvable film; krim.
Cara Kerja :
Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat
pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel
telur.
Manfaat:
Kontrasepsi
o Efektif seketika(busa dank rim)
o Tidak mengganggu produksi ASI
o Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
o Tidak menggangu kesehatan klien
o Tidak mempunyai pengaruh sistemik
o Mudah digunakan
o Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
o Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan
khusus
Nonkontrasepsi
o Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS
termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Keterbatasan:
Efektivitas kurang (3-21 kehamilan per 100 wanita per tahun
pertama)
Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
mengikuti cara penggunaan.
Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan
dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual.
Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi
sebelim melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina,
suppositoria dan film).
Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
c. Difragma
Difragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari
lateks yang dimsukkan ke dalam vagina sebelum melakukan
hubungan seksual dan menutupi serviks.
Efektifitas: efektifitas sedang(bila digunakan dengan spermisida
angka kegagalan 6-18 kehamilan per 100 wanita per tahun
pertama pengunaan).
Cara kerja:
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran
alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai
alat tempat spermisida.
d. Kap Serviks
Kap serviks yaitu suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi
serviks saja
Efektifitas : cukup baik, 8-20 per 100 wanita per tahun
Cara kerja:
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai
saluran alat reproduksi bagian atas(uterus dan tuba falopii)
dengan cara menutup serviks.
2.2.2 Metode Modern
1) Kontrasepsi Hormonal:
a. Pil kombinasi:
Pil kombinasi adalah merupakan pil kontrasepsi yang berisi
hormone sintetis estrogen dan progesterone.
Dasar:
Efektif dan reversible
Harus diminum setiap hari
Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan
perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan
hilang
Efek samping serius jarang terjadi
Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang
sudah mempunyai anak maupun yang belum
Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak
hamil
Tidak dianjurkan pada ibu yang sedang menyusui
Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
Jenis:
Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dalam
dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormone aktif
Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/progestin(E/P) dengan
dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
Trifasik: pil yang tersedia dlam kemasan 21 tablet yang
mengandung hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dengan
tiga dosis yang bebeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
Efektifitas: efektifitas tinggi 1 kehamilan/100 perempuan dalm
tahun pertama penggunaan.
Cara kerja:
Menekan ovulasi
Mencegah implantasi
Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur
dengan sendirinya akan terganggu pula.
b. Pil Progestin
Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormone
sintesis progesterone.
Jenis:
Kemasan dengan isi 35 pil: 300 ig levonorgestrel atau 350 ig
noretindron
Kemasan isi 28 pil :75 ig norgestrel
Cara kerja:
Menghambat ovulasi
Mencegah implantasi
Memperlambat transport gamet/ovum
Luteolysis
Mengentalkan lendir serviks yang kental
Efektifitas: sangat efektif 98,5%pengguna jangan sampai lupa 1
atau 2 pil, jangan sampai muntah, diare karena memungkinkan
terjadi kehamilan sangat besar.
c. Injeksi/Suntikan kombinasi
Suntik kombinasi merupakan kontrasepsi yang berisi
hormone sintesis estrogen dan progeteron. Jenis suntikan
kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5
mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali
(Cyclofem), dan 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol
valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali.
Cara kerja:
Menekan ovulasi
Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi
sperma terganggu
Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi
terganggu
Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Efektifitas:
Sangat efektif (0,1-0,4 kehammilan per 100 wanita) selama
tahun pertama penggunaan.
d. Sub-kutis: Implant
Salah satu jenis alat kontrasepsi berupa susuk yang terbuat dari
sejenis karet silastik yang berisi hormone, dipasang lengan atas.
Dikenal dua macam impalant:
Non Biodegradable impalant
Non Biodegradable impalant dibedakan menjadi 2 yaitu:
o Norplant
Dipakai sejak tahun 1987 yang terdiri dari 6 kapsul
kosong silatic yang diisi dengan hormone
Levonorgestrel dan ujung-ujung kapsul ditutup dengan
silacstic adhesive. Tiap kapsul mempunyai panjang 43
tahun.mm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg
Levonorgestrel, serta mempunyai ciri sangat efektif
dalam mencegah kehamilan untuk lima tahun. Saat ini
norplant yang paling banyak dipakai.
o Norplant 2
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 2 batang silastic
yang padat, dengan panjang tiap batang 44 mm. Dengan
masing-masing batang diisi dengan 70 mg
Levonorgestrel di dalam matriks batangnya kehamilan
Sedangkan untuk ciri-ciri Non Biodegradable impalant yaitu:
o Norplant (6 kapsul), berisi hormone Levonorgestrel,
daya kerja 5 tahun.
o Norplant-2 (2 batang), idem, daya kerja 3 tahun.
o Satu batang, berisi hormone ST-1435, daya kerja 2
tahun. Rencana siap pakai: tahun 2000
o Satu batang, berisi hormone 3-keto desogestrel, daya
kerja 2,5-4 tahun. Rencana siap pakai:awal dasawarsa
1990. Saat ini di Indonesia sedang di uji caba implanon,
implant 1 batang dengan panjang 4 cm, diameter luar
2mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl
Acetat) berisi 60mg 3-kerja 2-3 tahun.
Biodegradable impalant
Yang sedang di uji coba saat ini:
o Capronor
Suatu kapsul polymer berisi hormone Levonorgestrel
dengan daya kerja 18 bulan. Rencana siap-pakai:
pertengahan dasawarsa 1990.
o Pellets
Berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol, daya
kerja 1 tahun. Rencana siap pakai: pertengahan
dasawarsa 1990
Cara kerja:
Menghambat ovulasi
Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit
Menghambat perkembangan siklis dari endometrium.
Efektifitas: sangat efektif (0,2-1 kehamilan per 100 wanita)
2) Intra Uterine Devices (IUD, AKDR)
AKDR atau IUD adalah suatu alat atau benda yang dapat dimasukkan
ke dalam rahim yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang,
dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif.
Jenis:
AKDR Non-hormonal
o Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2:
Bentuk terbuka: misalnya: LippesLoop, CUT,CuT-
7.Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
Bentuk tertutup: misalnya: Ota-Ring,Atigon, dan Graten
Berg Ring
o Menurut tambahan atau metal\
Medicates IUD
Misalnya Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya
kerja 3 tahun), Cu T 300(daya kerja 3 tahun, Cu T 380
A(daya kerja 8 tahun), Cu-7,, Nova T( daya kerja 5
tahun) ML-Cu 375(daya kerja 3 tahun).
Un Medicates IUD
Misalnya: LippesLoop, Marguiles,Saf-T Coil, Antigon.
IUD yang mengandung hormonal
o Progestasert-T=Alza T
Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang
ekor warna hitam
Mengandung 38md progesterone dan barium sulfat,
melepaskan 65mcg progesterone per hari
Tabung insersinya berbentuk langkung
Daya kerja 18 bulan
Teknil insersi: plunging (modified withdrawal)
o LNG-20
Mengandung 46-60mg Lenorgestrel, dengan
pelepasan 2-mcg per hari
Sedang diteliti di Finlandia
Angka kegagalan/kehamilan angka terendah:<0,5 per
100 wanita per tahun
Penghentian pemakaian oleh karen persoalan-
persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi
dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami
amenore atau perdarahan haid yang sangat sedikit
Cara Kerja:
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi wanita dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
Efektifitas:
Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontuinitas yaitu
berpa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa:ekspulsi spontan,
terjadinya kehamilan dan pengangkatan/ pengeluaran karena
alasan-alasan medis atau pribadi
Efektifitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada:
o IUD-nya: ukuran, bentuk dan mengandung Cu atau
progesterone.
o Akseptor:
Umur: makin uasia tua, makin rendah angka kehamilan,
ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD
Paritas: makinmuda usia, terutama pada nulligravid
makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan
/pengeluaran IUD.
Frekuensi hubungan seksual.
o Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-
0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama(1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan)
3) Kontrasepsi Mantap
a. Metode Kontrasepsi Pada Wanita (Metode Operasi Wanita)
Kontrasepsi mantap pada wanita adalah setiap tindakan pada
kedua saluran telur yang mengakibatkan orang atau pasangan
yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi.
Kontrasepsi ini untik jangka panjang dan sering disebut
tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk
menghentikan ferlititas (kesuburan)seorang wanita secara
permanen.
Mekanisme Kerja:
Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum.
Macam-macam kontap:
Penyinaran
Operatif: laparatomi, mini laparatomi,laparoskopi
Vaginal: kalpotomi,kuldoskopi.
Transcervikal:histeroskopi, tanpa melihat langsung,
penyumbatan tuba secara mekanis, penyumbatan tuba
kimiawi.
b. Metode Kontrasepsi Pada Pria (Metode Operasi Pria)
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan
kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa
deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum)tidak terjadi.
Vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi opertif
minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif,
memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan
anestesi umum.
Angka keberhasilan amat tinggi (99%) angka kegagalan
0-2,2% umumnya <1%.
c. Rekanalisasi
Operasi rekanalisasi dengan teknik bedah mikro sudah
banyak dikembangkan. Teknik ini tidak saja menyambung
kembali tuba falopii dengan baik, tetapi juga menjamin
kembalinya fungsi tuba. Hal ini disebabkan oleh teknik bedah
mikro yang secara akurat menyambung kembali tuba dengan
trauma yang minimal, mengurangi perlekatan pascaoperasi,
mempertahankan sisiologi tuba, serta menjamin fimbriae tuba
tetap bebas sehingga fungsi penangkapan ovum masih tetap baik.
BAB III
Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja
VISI, MISI & KEBIJAKAN MUTU
Visi Puskesmas Balaraja adalah
Memberikan pelayanan kesehatan Profesional pada tahun 2015
Misi Puskesmas Balaraja adalah
Untuk mewujudkan Visi diatas, ditetapkan beberapa Misi sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan tingkat pertama yang bermutu
2. Meningkatkan kerja sama lintas Program dan lintas sektoral
3. Meningkatkan sumberdaya untuk menunjang mutu pelayanan
Kesehatan
Kebijakan Mutu
Puskesmas Balaraja berkomitmen untuk mencapai visi & misi dengan
menerapkan sistem manajemen ISO 9001:2008 dengan tindakan sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan tingkat pertama dengan cepat & tepat
2. Bersikap ramah dan sabar
3. Profesional dalam menjalankan tugas
4. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia secara
berkesinambungan
5. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor
6. Meningkatkan efektivitas Sistem Manajemen Mutu secara
berkesinambungan
Kebijakan Mutu kami tersebut terangkum dalam pernyataan sebagai berikut :
”Kami bertekad memberikan pelayanan dengan cepat,tepat,ramah dan sabar
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan”.
Data Geografi
Puskesmas Balaraja terletak di Jalan Raya serang KM. 24, yang berjarak +
24 Km dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan dengan Ibukota
kabupaten berjarak + 8 KM, dengan luas wilayah kerja 1672 Ha.
Puskesmas Balaraja dibangun pada tahun 1954. Wilayah kerja Puskesmas
Balaraja terdiri dari 1 Kelurahan dan 4 Desa, 16.237 KK
Batas Wilayah
Utara : Kecamatan Kronjo dan Kemeri
Barat : Kecamatan Sukamulya
Timur : Kecamatan Cikupa
Selatan : Kecamatan Cisoka
Desa / Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja
No Desa/Kelurahan Keterangan
1 Balaraja Kelurahan
2 Talagasari Desa
3 Saga Desa
4 Sentul Desa
5 Sentul Jaya Desa
PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BALARAJA
TAHUN 2012
U
Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja Tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Desa Saga mempunyai jumlah
penduduk paling besar, karena di Desa Saga terdapat 3 ( tiga ) perumahan. Sedangkan
jumlah penduduk paling sedikit adalah Desa Sentul Jaya.
Klasifikasi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Desa/Kelurahan Jumlah
1 Balaraja 2.549
2 Talagasari 2.799
3 Saga 6.457
4 Sentul 2.467
5 Sentul Jaya 1.963
Jumlah 16.237
No Pendidikan Jumlah %
1. Perguruan Tinggi 1.243 11.7
2. SMU 3.411 32.0
3. SLTP 2.025 19.0
4. SD/MI 1.888 17.7
5. Tidak tamat SD 1.303 12.2
6. Buta huruf 785 7.4
Jumlah 10.655 100
Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa sebagian besar penduduk
Kecamatan Balaraja tingkat pendidikannya sebagian besar tamat SMU yaitu 32.0%
dan masih terdapatnya penduduk yang buta huruf di wilayah Kecamatan Balaraja
sebesar 7.4%.
Sarana Pendidikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa di wilayah Puskesmas Balaraja sudah ada
sarana pendidikan sampai SMU, dan ada 1 ( satu ) SLB ( Sekolah Luar Biasa ) untuk
para penderita cacat.
Klasifikasi Penduduk Menurut Agama
No Sarana Jumlah
1. TK 25
2 SD 24
3. SLTP 10
4. SMU 14
5 SLB 1
Jumlah 74
No Agama Jumlah %
1 Islam 65.860 97.3
2 Kristen 1.530 2.26
3 Hindu 13 0.01
4 Budha 295 0.43
Jumlah 67.698 100
Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa semua agama ada di wilayah Balaraja,
mayoritas penduduk beragama Islam yaitu sebesar 97.3%.
Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
No Umur Jumlah Penduduk
Laki - laki Perempuan Jumlah
1 0 – 4 3.659 3.438 7.097
2 5 - 9 3.336 3.295 6.631
3 10 - 14 2.935 2.711 5.646
4 15 - 19 2.750 2.623 5.373
5 20 – 24 3.553 3.506 7.059
6 25 - 29 4.106 4.049 8.155
7 30 - 34 4.000 4.068 8.068
8 35 - 39 3.661 3.385 7.046
9 40 - 44 2.757 2.179 4.936
10 45 - 49 1.563 1.140 2.703
11 50 - 54 989 792 1.781
12 55 - 59 630 532 1.162
13 60 - 64 365 403 768
14 65 - 69 275 288 563
15 70 - 74 173 217 390
16 75 + 137 183 320
Jumlah 34.889 32.809 67.698
Klasifikasi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata Pencaharian Jumlah %
Petani 1.581 4.20
Petani Penggarap 11.109 29.52
Buruh Tani 215 0.57
Pedagang 5.850 15.54
Industri Rakyat 607 1.61
Buruh Industri 10.126 26.90
Pertukangan 298 0.79
PNS 1.399 3.71
Pensiunan PNS 642 1.70
ABRI 347 0.92
Purnawirawan ABRI 232 0.61
Perangkat Desa 271 0.72
Pengangguran Tidak Kentara 2.795 7.42
Pengangguran 2.159 5.73
Jumlah 37.631 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa di wilayah Balaraja banyak sekali jenis
mata pencaharian, yang paling besar adalah sebagai petani penggarap ( 29,52% ), dan
sebagai buruh industri sebesar ( 26.90% ). Angka pengangguran juga masih cukup
tinggi, yaitu sebesar (5.73%).
DATA SUMBER DAYA KESEHATAN
Sumber Daya
Satu Unit Gedung Rawat Jalan
Satu Unit Gedung Rawat Inap
Gedung rawat inap yang baru selesai dibangun pada awal tahun 2009
ini mempunyai 4 kamar utama dengan kapasitas total 22 tempat tidur yang
terdiri atas:
2 buah tempat tidur untuk nifas
4 buah tempat tidur anak
7 buah tempat tidur untuk laki-laki dewasa
5 buah tempat tidur untuk wanita dewasa
2 buah tempat tidur untuk persalinan
Ketenagaan
Jumlah Tenaga berdasarkan Jenis Ketenagaan dan Status Kepegawaian
No. Kategori Tenaga
Status
JumlahPNS/CPNS PTT/
TKK
Lain-Lain
1 DOKTER UMUM 3 2 5
2 DOKTERGIGI 1 2
3 SKM 1 3 4
4 Perawat 8 7 15
5 Bidan 13 5 2 19
6 Pekarya 1 1
7 Perawat Gigi 1 1
8 Gizi 1 1
9 Sanitasi 1 1
10 Farmasi
(asisten + apoteker)
1 1
11 Analis lab 1 1 1
11 SMA (kasir + loket) 1 1
12 Kebersihan 3 3
13 Petugas Dapur 1 1
14 Supir 1 1
15 Satpam 2 2
16 Medical Record
JUMLAH 31 7 21 59
Sarana Kesehatan
No Jenis Sarana Kesehatan 2009
Jumlah (Buah)
1. a. Puskesmas 1
b. Puskesmas Pembantu 0
c. Puskesmas Keliling 0
2. Rumah Sakit Pemerintah 0
3. Rumah Sakit Swasta 0
4. Rumah Bersalin Swasta 5
5. Balai Pengobatan Swasta 25
6. Praktek Dokter Umum Swasta 14
7. Praktek Bidan Swasta 37
8. Dokter Gigi praktek swasta 2
9. Laboratorium Klinik Swasta 4
10. Apotik 5
11. Optikal 3
12. Gudang Farmasi 0
13. Posyandu 46
14. Toko Obat 3
15. Pos UKK 1
16 Polindes 1
Sarana Kesehatan
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
Enam program Kesehatan Pokok
1. Promosi Kesehatan
a. PHBS (Perilaku Hidup Besih dan Sehat)
b. Posyandu
c. Saka Bakti Husada (SBH)
d. Dana Sehat
2. Program Perbaikan Gizi
a. K/S
b. D/S
c. N/S
Keterangan :
S : jumlah balita yang ada di wilayah posyandu
K : jumlah balita yang terdaftar dan mempunyai KMS
bulan ini
D : jumlah balita yang ditimbang bulan ini
N : jumlah balita yang naik berat badannya atau berat
badan
dalam pita warna yang sama atau berat badan anak
pindah ke pita warna yang lebih tua dalam KMS.
d. Vitamin A
e. Distribusi Zat Besi (Fe)
f. Bulan Penimbangan Balita (BPB)
g. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
h. Kegiatan Klinik Gizi
3. Program Kesehatan Lingkungan
4. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
a. ISPA dan Diare
b. Kusta
c. TB Paru
d. DBD (Demam Berdarah Dengue)
e. Filariasis dan Malaria
f. Surveilans Epidemiologi
g. Program Imunisasi
5. Program Kesehatan Ibu dan Anak dan KB
a. KIA
6. Program Pengobatan
a. Balai Pengobatan (Rawat Jalan)
b. Rawat Inap
3.8.2. Tiga Program Pengembangan Wajib
1. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Program Kesehatan Lanjut Usia
3. Program Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya)
3.8.3. Program Pengembangan Pilihan
1. Kesehatan Mata
Pada Puskesmas Balaraja teradapat sistem rujukan yang dilakukan secara
vertikal dan horizontal misalnya dari Puskesmas Balaraja ke Rumah Sakit Umum
Tangerang. Secara horizontal rujukan dilakukan antar Puskesmas Kecamatan.
BAB IV
EVALUASI PROGRAM
4.1 Pengertian Evaluasi Program
Secara umum, istilah evaluasi sapat disamakan dengan penaksiran (appraisal),
pemberian angka (ratting) dan penilaian (assessment) kata-kata yang menyatakan
usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang
lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau
manfaat hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan pada kenyataan mempunyai nilai, hal
ini karena hasil tersebut memberi sumbangan pada tujuan atau sasaran, dalam hal ini
dikatakan bahwa kebijakan atau program telah mencapai tingkat kinerja yang
bermakna, yang berarti bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat jelas atau diatasi
(Dunn, 1999). Anderson (Arikunto, 2004) memandang evaluasi sebagai sebuah proses
menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan Stufflebeam (Arikunto, 2004),
mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan
pemberian informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan
alternatif keputusan. Menurut The American Public Health Association, evaluasi
program dalam bidang administrasi mempunyai sasaran penting karena dapat
menentukan apakah program yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan, dan apakah program yang telah dilaksanakan telah
sesuai dengan harapan.
Evaluasi merupakan cara untuk membuktikan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan dari suatu program, oleh karena itu pengertian evaluasi sering digunakan
untuk menunjukan tahapan siklus pengelolahan program yang mencakup :
a. Evaluasi pada tahap perencanaan (EX-ANTE/ formative evaluation). Pada tahap
perencanaan, evaluasi sering digunakan untuk memilih dan menentukan prioritas dari
berbagai alternatif dan kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya.
b. Evaluasi pada tahap pelaksanaan (ON-GOING/ promotive evaluation). Pada tahap
pelaksanaan, evaluasi digunakan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan
program dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Evaluasi pada tahap Pasca Pelaksanaan (EX-POST/ summative evaluation) pada
tahap pasca pelaksanaan evaluasi ini diarahkan untuk melihat apakah pencapaian
(keluaran/hasil/dampak) program mampu mengatasi masalah pembangunan yang
ingin dipecahkan. Evaluasi ini dilakukan setelah program berakhir untuk menilai
relevansi (dampak dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dibandingkan keluaran),
manfaat (dampak dibandingkan hasil), dan kontinuitas (dampak dibandingkan dengan
hasil dan keluaran) dari suatu program.
Fungsi utama evaluasi, pertama memberi informasi yang valid dan dapat
dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan publik. Kedua, evaluasi memberi
sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan
tujuan dan target, nilai diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan
dan target. Nilai juga dikritik dengan menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan
dan target dalam hubungan dengan masalah yang dituju yang dapat menganalisis
alternatif sumber nilai (misalnya kepentingan kelompok) maupun landasan mereka
dalam berbagai bentuk rasionalitas (misalnya teknis, ekonomis, legal, sosial,
substantif).
Secara umum, langkah-langkah membuat evaluasi program meliputi (1)
penetapan indikator dari unsur keluaran, (2) penetapan tolak ukur dari tiap indikator
keluaran, (3) perbandingan pencapaian masing-masing indikator keluaran program
dengan tolak ukurnya, (4) penetapan prioritas masalah, (5) pembuatan kerangka
konsep dari masalah yang diprioritaskan, (6) pengidentifikasian penyebab masalah,
(7) pembuatan alternatif pemecahan masalah, (8) penentuan prioritas cara pemecahan
masalah yang dirangkum dalam kesimpulan dan saran.
4.2 Pengertian Program
Program dapat diartikan menjadi dua istilah yaitu program dalam arti khusus
dan program dalam arti umum. Pengertian secara umum dapat diartikan bahwa
program adalah sebuah bentuk rencana yang akan dilakukan. Apabila “program”
dikaitkan langsung dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai unit
atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari kebijakan,
berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi
yang melibatkan sekelompok orang.
Dengan demikian yang perlu ditekankan bahwa program terdapat tiga unsur
penting yaitu :
a. Program adalah realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan.
b. Terjadi dalam kurun waktu yang lama dan bukan kegiatan tunggal tetapi
jamak berkesinambungan.
c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan dalam
waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena
melaksanakan suatu kebijakan. Oleh karena itu, sebuah program dapat berlangsung
dalam kurun waktu relatif lama. Pelaksanaan program selalu terjadi dalam sebuah
organisasi yang artinya harus melibatkan sekelompok orang.
4.3 Pendekatan Sistem
Evaluasi terhadap program keluarga berencana metode jangka panjang ini
menggunakan pendekatan sistem, yaitu merupakan suatu penerapan dari cara berpikir
yang sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu
masalah atau keadaan yang dihadapi.
Sistem dapat memiliki beberapa makna.
1. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan (Ryans)
2. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran
yang diinginkan secara efektif dan efisien (John McManama)
3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk
satu kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara
bebas dan terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang
majemuk pula
4. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Jika diperhatikan dalam keempat pengertian sistem ini, tertihat bahwa
pengertian sistem secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni sebagai
suatu wujud dan sebagai suatu metoda.
1. Sistem sebagai suatu wujud
Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud, apabila bagian-bagian atau elemen-
elemen yang terhimpun dalam sistem tersebut memberikan suatu wujud yang ciri-
cirinya dapat dideskripsikan dengan jelas.
2. Sistem sebagai suatu metoda
Suatu sistem disebut sebagai suatu metoda, apabila bagian atau elemen-elemen
yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai
sebagai alat dalam melakukan pekerjaan administrasi. Pemahaman sistem sebagai
suatu metoda berperanan besar dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi oleh suatu sistem. Populer dengan sebutan pendekatan sistem (system
approach) yang pada akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan pada pekerjaan
administrasi.
Dalam hal ini program atau organisasi yang penulis evaluasi dipandang
menjadi suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sistem yang terdiri dari:
input, process, output, feedback, impact, environment .
1) Input
Yang dimaksud dengan masukan (input) adalah kumpulan
bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Input
merupakan bagian awal dari sistem yang menyediakan kebutuhan
operasi bagi sistem. Input ini akan berbeda-beda sesuai dengan
sasaran operasi dari suatu sistem, misalnya bahan baku untuk
digunakan dalam proses produksi, bahan kuliah untuk digunakan
dalam pembelajaran. Namun demikian, adakalanya untuk
operasional dari sistem dibutuhkan berbagai input yang berbeda satu
sama lainnya. Input dalam manajemen mempunyai beberapa
element seperti man, money, machine, method, material, market,
technologi, time, information.
2) Process
Yang dimaksud dengan proses (process) adalah kumpulan
bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi
untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
Proses merupakan cara atau metode untuk merubah input menjadi
suatu output. Misalnya yang dilakukan mesin, tugas yang dilakukan
oleh anggota dari organisasi, dan lainnya. Dalam situasi tertentu,
proses tidak dapat diketahui secara detail karena transformasi yang
dilakukan terlalu kompleks. Kombinasi input yang berbeda, atau
urutan pemakaiannya yang berbeda mungkin akan menghasilkan
output yang berbeda. Misalnya, banyak pimpinan organisasi tidak
dapat menentukan hubungan antara berbagai komponen dari sistem
sehingga faktor mana yang dominan dalam mencapai sasaran
perusahaan tidak dapat di ketahui.
3) Output
Yang dimaksud dengan keluaran (output) adalah kumpulan
bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses
dalam sistem. Output mungkin dapat berbentuk fisik maupun non
fisik. Misalnya produk, informasi, dan lainnya. Output adalah hasil
suatu proses, sasaran dimana sistem berada. Namun perlu
ditambahkan bahwa kadang output ini akan menjadi input bagi
sistem yang lain, misalnya informasi output yang dihasilkan dari
proses data yang selanjutnya dapat digunakan oleh pengambil
keputusan atau orang sebagai input untuk melakukan sesuatu.
4) Feed back
Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen
yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan
bagi sistem tersebut.
5) Dampak (Impact)
Adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
6) Lingkungan
Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang
tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap
sistem.
Keenam unsur tersebut saling mempengaruhi dan berhubungan
Tabel 1.1 Enam unsur dalam sistem
4.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan :
Masukan Dampak
Umpan Balik
KeluaranProses
Lingkungan
1) Data sekunder
Data sekunder dikumpulkan dengan mempelajari dokumentasi Puskesmas yaitu
buku profil kesehatan Puskesmas Balaraja tahun 2012, Laporan Pencapaian
program keluarga berencana metode jangka panjang tahun 2012
Adapun rujukan tolak ukur penilaian yang digunakan adalah :
1. Buku Rencana aksi kegiatan UPT BKBPP kecamatan Balaraja Kabupaten
Tangerang Banten 2012.
4.5 Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan data merupakan suatu upaya menyusun data yang telah
dikumpulkan sedemikian rupa. Data yang dikumpulkan berasal dari data
sekunder. Data sekunder tersebut diolah dengan metode pendekatan sistem dan
dimasukkan ke dalam unsur - unsur sistem, kemudian dibuat variabel yang
dibandingkan dengan tolok ukur dan hasil yang ada. Tolok ukur tersebut terdiri
dari unsur masukan (input), proses, keluaran (output), lingkungan, umpan balik,
dan dampak yang didapat dari program kerja KB MJP Puskesmas Balaraja tahun
2012.
Apabila didapat kesenjangan antara hasil dan tolok ukur pada keluaran
(output), maka hal ini akan menjadi masalah sesungguhnya. Sedangkan
kesenjangan pada unsur-unsur lain selain keluaran (output), akan menjadi masalah
penyebab.
Untuk memudahkan memahami laporan ini, maka penulis menyajikan data
dalam bentuk yang mudah dipahami. Cara penyajian data yang lazim digunakan
adalah bentuk penyajian data secara :
Tekstular : penyajian data dalam bentuk uraian kata-kata
Tabular : penyajian data dalam bentuk tabel-tabel
Grafikal : penyajian data dalam bentuk grafik-grafik
BAB V
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN
5.1 Data Sekunder KB MJP Puskesmas Balaraja Tahun 2012
Tabel 1.2 Pencapaian Peserta KB baru MJP Puskesmas Balaraja Tahun 2012
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja Januari 2012
no Desa PUSMJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 2 0 0 0 2
2 Talaga Sari 2010 0 0 0 0 0
3 Saga 5478 0 0 0 1 1
4 Sentul 2015 0 0 0 0 0
5 Sentul Jaya 1812 0 0 0 0 0
Jumlah 13,273 2 0 0 0 3
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja Februari 2012
no Desa PUSMJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 1 0 0 0 1
2 Talaga Sari 2010 0 0 0 0 0
3 Saga 5478 0 0 0 0 0
4 Sentul 2015 2 0 0 0 2
5 Sentul Jaya 1812 0 0 0 0 0
Jumlah 13,273 3 0 0 0 3
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja Maret 2012
no Desa PUSMJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 2 0 0 0 2
2 Talaga Sari 2010 0 0 0 0 0
3 Saga 5478 0 0 0 1 1
4 Sentul 2015 0 0 0 0 0
5 Sentul Jaya 1812 0 0 0 0 0
Jumlah 13,273 2 0 0 1 3
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja April 2012
no Desa PUSMJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 0 0 0 1 1
2 Talaga Sari 2010 0 0 0 0 0
3 Saga 5478 1 0 0 0 1
4 Sentul 2015 0 0 0 0 0
5 Sentul Jaya 1812 1 0 0 0 1
Jumlah 13,273 2 0 0 1 3
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja Mei 2012
no Desa PUSMJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 3 0 0 0 3
2 Talaga Sari 2010 1 0 0 1 2
3 Saga 5478 2 0 0 2 4
4 Sentul 2015 0 0 0 0 0
5 Sentul Jaya 1812 1 0 0 0 1
Jumlah 13,273 7 0 0 3 10
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja Juni 2012
no Desa PUSMJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 0 0 0 1 1
2 Talaga Sari 2010 1 0 0 0 1
3 Saga 5478 1 0 0 0 1
4 Sentul 2015 1 0 0 1 2
5 Sentul Jaya 1812 2 0 0 0 2
Jumlah 13,273 5 0 0 2 7
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja Juli 2012
no Desa PUSMJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 0 0 0 4 4
2 Talaga Sari 2010 0 0 0 0 0
3 Saga 5478 2 0 0 1 3
4 Sentul 2015 0 0 0 1 1
5 Sentul Jaya 1812 0 0 0 0 0
Jumlah 13,273 2 0 0 6 8
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja Agustus 2012
no Desa PUSMJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 0 0 0 0 0
2 Talaga Sari 2010 0 0 0 1 1
3 Saga 5478 0 0 0 0 0
4 Sentul 2015 0 0 0 0 0
5 Sentul Jaya 1812 0 0 0 0 0
Jumlah 13,273 0 0 0 1 1
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja September 2012
no Desa PUS MJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 3 0 0 0 3
2 Talaga Sari 2010 2 0 0 0 2
3 Saga 5478 0 0 0 0 0
4 Sentul 2015 0 0 0 3 3
5 Sentul Jaya 1812 0 0 0 0 0
Jumlah 13,273 5 0 0 3 8
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja Oktober 2012
no Desa PUSMJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 0 0 0 0 0
2 Talaga Sari 2010 2 0 0 0 2
3 Saga 5478 0 0 0 0 0
4 Sentul 2015 0 0 0 0 0
5 Sentul Jaya 1812 0 0 0 1 1
Jumlah 13,273 2 0 0 1 3
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja November 2012
no Desa PUSMJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 0 0 0 0 0
2 Talaga Sari 2010 3 0 0 0 3
3 Saga 5478 0 0 0 0 0
4 Sentul 2015 0 0 0 0 0
5 Sentul Jaya 1812 0 0 0 0 0
Jumlah 13,273 3 0 0 0 3
Pencapaian Peserta KB Baru Puskesmas Balaraja Desember 2012
no Desa PUSMJP
IUD MOP MOW IMPLANT JUMLAH
1 Balaraja 1958 11 0 0 6 17
2 Talaga Sari 2010 9 0 0 2 11
3 Saga 5478 8 0 0 4 12
4 Sentul 2015 4 0 0 5 9
5 Sentul Jaya 1812 6 0 0 1 7
Jumlah 13,273 38 0 0 18 56
no Desa IUD MOP MOW IMP
1 Balaraja 19 1 2 4
2 Talaga Sari 15 1 1 4
3 Saga 20 2 2 3
4 Sentul 17 1 1 4
5 Sentul Jaya 18 1 1 5
Jumlah 89 6 7 20
Tabel 1.3 Target KB Metode Jangka Panjang Tahun 2012
Diagram 1.1 Target KB Metode Jangka Panjang Tahun 2012
Tabel 1.4 Pencapaian KB Metode Jangka Panjang Tahun 2012
IUD MOP MOW IMP
Total 73 0 0 36
Persentase 82% 0% 0% 180%
Diagram 1.2 Pencapaian KB Metode Jangka Panjang Tahun 2012
Diagram 1.3 Perbandingan Pencapaian dan Target KB Metode Jangka Panjang
Tahun 2012
Diagram 1.4 Persentase Pencapaian Terhadap Target KB Metode Jangka
Panjang Tahun 2012
5.2 Matrix Hasil Evaluasi
A. INPUT
No Variable Tolak Ukur
Keadaan
KeteranganMemadai
Tidak
Memadai
1. Tenaga 1.Dokter Spesialis
2.Dokter Umum
3.Perawat Kesehatan
4.Bidan koordinator
5.Bidan Desa
6.Kader
7.Tenaga administrasi
8.Penanggung Jawab Program
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
2
7
8
23
7
234
4
1
2. Dana 1.Dana operasional program
2.Dana transportasi petugas
✔
✔
APBD
APBN
3.Dana penyuluhan ✔
3. Material I.Tidak Habis Pakai.
Ruang Tunggu
Ruangan Konseling
Lemari Penyimpanan
Tempat/ ruang khusus
pemeriksaan dan
pelayanan KB (tempat
tidur, bangku, emergency
set kit)
Ruang Operasi (keperluan
MOW dan MOP)
Kamar kecil/WC
Laboratorium sederhana
Alat pencatatan
Alat peraga
Air bersih, sabun dan
handuk bersih dan kering
Sarung tangan bersih
Stetoskop
Thermometer
Tensimeter
Senter
Sterilisator
Meja ginekologik
Buku KIA
II. Habis Pakai
Obat – obatan jumlah
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
1
1
1
Ruang 1
Tmpat tidur 1
Emergency set
kit
-
1
1
1
1
memadai
3 box/bulan
2
1
3
2
1
1
1
cukup dan kondisi baik
Spuit/ disposable syringe:
jumlah cukup dan kondisi
baik
Bahan – bahan habis pakai
lainnya: kapas, kasa,
alkohol, dll
Kondom
Obat vaginal
Pil KB
Suntik KB
IUD
Implant
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
memadai
Tergantung
permintaan ke
dinkes
Memadai
(pembelian
dengan anggaran
sendiri)
60 gross/tahun
-
3600 pil/tahun
3600 ampul/tahun
50 unit/tahun
30 unit /tahun
4. Metode 1. Pusat KB statis (Lengkap<
sempurna, paripurna)
2. KB dinamis (Tim KB
keliling, Puskesmas Keliling
atau tim mobil kontap)
3. Posyandu, Pos KB-Kes
4. Rujukan pasien dari tingkat
wilayah terrendah hingga
tertinggi
5. Konseling sebelum
menentukan KB
5. Peserta 1. Pasangan usia subur
6. Teknologi 1. Penggunaan teknologi
kontrasepsi terbaru, efektif
dan terjangkau
7. Waktu 1. Ketepatan perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan dan
evaluasi program KB
8. Informasi 1. Pedoman Penyelenggaraan
KB
B. PROSES
No Variable Tolak Ukur
Keadaan
KeteranganMemadai Tidak
Memadai
1. Perencanaa
n
1.Melakukan
Kunjungan
ke PUS
2.Pencatatan
dan
pelaporan
jumlah PUS,
pertumbuha
n penduduk,
komplikasi
KB
3.Monitoring
dan evaluasi
cakupan
program KB
MJP per
bulan, dan
permasalaha
n KB MJP
di
masyarakat
4.Pelatihan
bidan desa
dan tim
✔
✔
✔
✔
pencatatan dilakukan setiap hari, pelaporan dilakukan 1x/bulan
monitoring dan evaluasi program MJP setiap bulan
Direncanakan untuk mengadakan pelatihan MJP berkala kepada
puskesmas
untuk KB
MJP berkala
bidan desa,1x/ bulan
2. Pengorgani
sasian
1.Struktur
organisasi
jelas dsn
tertulis
2.Koordinasi
antara
penanggung
jawab
program,
bidan desa
dan kader
3.Koordinasi
antara bidan
desa,
pemerintah
sekitar, dan
masyarakat
✔
✔
✔
Organisasi terstruktur dan jelas.
Koordinasi baik
Koordinasi baik
3. Pelaksanaa
n
1.Melakukan
Kunjungan
ke PUS
2.Pencatatan
dan
pelaporan
jumlah PUS,
pertumbuha
n penduduk,
komplikasi
KB
3.Monitoring
dan evaluasi
cakupan
program KB
MJP per
✔
✔
✔
Belum tercapai karena
Sudah dilakukan, pencatatan
dilakukan setiap hari, pelaporan
1x/bulan. Data tahun 2012 jumlah
PUS =13.273, komplikasi KB
rata-rata tahun 2012 di 5 desa
<0.4%
Terlaksana (Tabel 1.2)
bulan, dan
permasalaha
n KB MJP
di
masyarakat
4.Pelatihan
bidan desa
dan tim
puskesmas
untuk KB
MJP berkala
✔
Terlaksana (1x/bulan)
4. Pelaporan 1.Pelaporan
jelas,
terstruktur,
berkala dan
termonitor
Pelaporan berkala ke Dinas
Kesehatan, dilakukan 1x/bulan
5. Pemantaua
n/
monitoring
1.Supervisi
dari Dinkes
tangerang
ke kepala
puskesmas
2.Supervisi
dari kepala
puskesmas
ke
pemegang
program
3.Supervisi
dari
pemegang
program ke
bidan desa
dan
masyarakat
✔
✔
✔
1x/tahun
1x/tahun
1x/tahun
(Supervisi dan montoring
dilakukan berkala 1x pertahun,
tergantung adanya masalah)
C. OUTPUT
No Variable Tolak Ukur
Keadaan
KeteranganMemadai Tidak
Memadai
1. Terlaksa
nanya
KB MJP
Adanya
pelaksanaan
KB MJP
terhadap PUS
dan pasien
tercatat
✔ Terlaksana
2. Tercapai
nya
cakupan
program
✔ Belum memenuhi target
(table 1.3 dan 1.4)
D. ENVIRONMENT (Lingkungan)
No VariableTolak
Ukur
Keadaan
KeteranganMemadai Tidak
Memadai
Fisik
1. Lokasi Mudah
dicapai
dan
kondisi
jalan
baik
✔ Lokasi strategis, dekat
dengan jalan raya, mudah
dicapai.
2. Transportasi Mudah
diakses,
murah,
mudah
dicapai
dengan
jalan
kaki/ken
daraan
umum
✔ Transportasi mudah untuk
diakses, dapat dicapai
dengan kendaraan umum
3. Fasilitas
Kesehatan
Ada dan
kerjasam
a yang
baik
✔ Kerjasama dengan dinas
kesehatan
Non fisik
1. Pengetahuan
masyarakat
mengenai KB
MJP
Baik ✔ Sudah dilakukan upaya
penyuluhan 1x/bulan
2. Kebiasaan
masyarakat
terhadap
kelahiran dan
adanya KB
Baik ✔ Tergantung mitos, dan factor
lingkungan.
3. Kendala
ekonomi
Tidak
ada
✔ -
E. IMPACT (Dampak)
F. FEEDBACK (Umpan balik)
No Variable Tolak Ukur
Keadaan
KeteranganMemadai Tidak
Memadai
1. Rapat
kerja
Dilakukan
berkala (bulan,
tahun)
✔ Dilakukan/3 bulan
5.3 Penyebab Masalah
Untuk mengetahui penyebab dari masalah yang menjadi prioritas, pencarian harus
dimulai dari variabel-variabel yang tercakup dalam ruang sistim yang dapat
menyebabkan masalah, yaitu input (masukan), proses, environment (lingkungan), dan
Feedback (umpan balik).
Dari analisis sistem ditemukan ada beberapa faktor yang mencetuskan terjadinya
masalah, yakni :
Faktor lingkungan :
- Mitos yang beredar pada warga, serta larangan dari tokoh masyarakat maupun
tokoh agama mengenai penggunaan KB
- Kurangnya pendidikan dan pengetahuan PUS mengenai metode-metode KB
- Komplikasi yang terekspos dari media-media informasi
- Biaya yang relatif lebih mahal
- Lebih bersifat invasif dan berisiko
5.4 Alternatif Jalan Keluar
Setelah mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah, alternatif jalan
keluar dapat diberikan sesuai dengan faktor-faktor penyebab tersebut, antara lain :
- Mengadakan diskusi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat
untuk membicarakan perihal penggunaan KB
- Memberikan sosialisasi pada PUS mengenai tujuan diadakannya program KB
dan metode-metode KB yang ada, serta mengikutsertakan tiap-tiap PUS untuk
memilih metode KB yang paling sesuai, setelah mengetahui keuntungan dan
kerugiannya
- Melakukan pelatihan kepada tenaga-tenaga kesehatan yang terkait mengenai
metode pelaksanaan KB, hingga cara menangani komplikasi yang mungkin
ditimbulkan
- Melakukan kerjasama dengan instansi-instansi tertentu seperti misalnya
asuransi, untuk memberikan kemudahan dalam pembiayaan KB
5.5 Diskusi
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Setelah melakukan evaluasi program KB Metode Jangka Panjang di
Puskesmas Balaraja Tahun 2012 dengan pendekatan sistem maka dapat disimpulkan,
yakni :
6.2Saran