37
EVALUASI PROGRAM CAKUPAN PENGAWASAN JAMBAN DI PUSKESMAS BATUJAYA ANI KUSUMADEWI AKBAR 11-2013-234

Evaluasi Program Cakupan Pengawasan Jamban

Embed Size (px)

DESCRIPTION

evrog

Citation preview

EVALUASI PROGRAM CAKUPAN PENGAWASAN JAMBAN

DI PUSKESMAS BATUJAYA

ANI KUSUMADEWI AKBAR11-2013-234

RUMUSAN MASALAH

• Studi Water and Sanitation Program - East Asia and Pasific Region 2007: > 94 juta penduduk Indonesia tidak memiliki jamban sehat dan hanya 2% memiliki akses pada saluran air limbah perkotaan

• BPS dan Survei Sosial Ekonomi Nasional 2011 : Proporsi sanitasi dasar layak di perkotaan 72,54% ( target 76,82%) dan di pedesaan 38,97% ( target 55,55%).

RUMUSAN MASALAH• Riskesdas 2013 : Provinsi Jawa barat termasuk dari 7 daerah yang

memiliki Insiden dan Prevalensi diare tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 4,3% dan 8,6%

• Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Karawang 2014 – 2018 : 38,77% masyarakat belum memiliki akses terhadap jamban dan masih melakukan buang air besar sembarangan.

• Di Puskesmas Batujaya : diare merupakan salah satu dari 5 kunjungan penyakit terbanyak tahun 2014 yang datang ke Puskesmas dengan persentase sebesar 18,4%.

• Belum diketahuinya tingkat keberhasilan program pengawasan jamban di Puskesmas Batujaya.

TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui permasalahan program pengawasan sarana jamban di wilayah kerja UPTD Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.

Tujuan Khusus

1. Diketahuinya jumlah sarana jamban yang ada,

jenis jamban, jumlah penduduk yang menggunakan jamban, dan jumlah jamban yang memenuhi syarat kesehatan di Puskesmas Batujaya periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.

2. Diketahuinya penyuluhan/pemicuan tentang sarana jambandi Puskesmas Batujaya

3. Diketahuinya cakupan hasil inspeksi program pengawasan jamban di Puskesmas Batujaya periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.

4. Diketahuinya presentase akses penduduk terhadap fasilitas jamban yang memenuhi syarat kesehatan di PuskesmasBatujaya periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.

Sasaran

• Masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015

KERANGKA TEORI

Sumber data

• Laporan pembangunan kesehatan UPTD Puskesmas Batujaya Kecamatan Batujaya

• Profil kesehatan UPTD Puskesmas Batujaya

• Data Demografi dari Puskesmas Batujaya tahun 2014.

• Data Geografi dari Puskesmas Batujaya tahun 2014.

• Laporan Bulanan Data Dasar Penyehatan Lingkungan, UPTD Puskesmas Batujaya, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.

Masukan

Data khusus (masukan)

Tenaga

• BOK : ada dan cukup

• APBD : tersedia

Dana Sarana

• 1. Sarana medis:• Sanitarian kit : Tidak ada

• 2. Sarana non medis: • Infocus : Ada, 1 buah • Layar : Ada, 1 buah • Leaflet : Tidak ada• Lembar balik : Tidak ada • Poster : Ada, tetapi bukan mengenai

BABS atau sarana jamban.• Formulir wawancara/formulir pengawasan

sarana jamban : Ada• Buku pedoman Kesling : Ada• Alat tulis : Cukup• Sarana transportasi : Cukup

Petugas Kesehatan lingkungan : 1 orang sebagai koordinator program dan pelaksana program

DATA KHUSUS ( METODE)

1. Pendataan setiap awal tahun sampai akhir tahun berupa jumlah jamban yang ada, jumlah penduduk yang memakai sarana jamban, jenis jamban yang digunakan dan jumlah akses fasilitas yang memadai.

2. Penyuluhan/pemicuan mengenai saran jamban yang memenuhi syarat kesehatan yang berdasarkan program STBM. Penyuluhan dilakukan di dalam dan di luar gedung.

DATA KHUSUS ( METODE)

3. Pemetaan jamban yang sudah memenuhi syarat.• Pemetaan dilakukan setahun sekali di balai desa setelah pertengahan

tahun atau di akhir tahun yang bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan program yang sudah dijalankan.

4. Pengawasan/inspeksi sarana jamban.• Inspeksi dilakukan secara berkala 4 kali dalam sebulan (1 minggu 1 kali)

oleh petugas kesehatan lingkungan terlatih bersama dengan kader/perangkat desa/bidan dengan mengunjungi satu persatu rumah

METODE 5. Pencatatan dan pelaporan

a. Pencatatan :- Petugas lapangan mencatat kegiatan-kegiatan yang dikerjakan, dalam format pencatatan pengawasan sarana jamban - Membuat penyajian/visualisasi data dalam bentuk grafik atau tabel yang diperbaharui secara periodik (bulanan dan tahunan).

b. Pelaporan :Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format yang telah ada dan diberikan secara periodik (bulanan dan tahunan).

Perencanaan (proses)

Perencanaan kegiatan di buat 1 bulan sebelumnya.

Pelaksanaan kegiatan pendataan dan inspeksi sarana jamban sebanyak 8 kali dalam sebulan (oleh petugas kesehatan lingkungan terlatih pada hari kerja

Pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat(1 tahun sekali).

Perencanaan (proses)Kegiatan penyuluhan 12 kali ( 1 bulan 1 kali ) dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan dan sosialisi program STBM.

Pencatatan dilakukan setiap kegiatan dilaksanakan (pada hari kerja pada pukul 09.00-12.00 WIB).

Pelaporan dilakukan setiap awal bulan

Pelaksanaan (proses)• Pengumpulan data dilakukan 1 kali selama 1 tahun di tiap-tiap desa di

wilayah kerja Puskesmas Batujaya.

• Kegiatan penyuluhan hanya dilakukan 2 kali selama 1 tahun yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan melalui lintas program dan lintas sektor, tetapi data tertulis tidak lengkap.

• Pengawasan jamban 4x/sebulan dengan pengawasan yang tidak terjadwal.

• Dilakukan pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat tetapi tidak lengkap jenis jamban yang ada di tiap-tiap desa.

• Pencatatan dan pelaporan

Pengawasan ( proses)• Adanya pencatatan setiap bulan dan tahunan dan pelaporan secara

berkala tentang kegiatan pengawasan jamban ke tingkat Kabupaten minimal 1 bulan sekali.

• Adanya rapat bulanan di Puskesmas Batujaya tentang hasil pencapaian program pengawasan jamban.

Pengorganisasian

Ka. Puskesmas H. Eko Susanto, MMKes

Lintas Program : Dokter, Bidan.Lintas Sektoral : Ketua Rw.

Kord. Kesling Ahmad Taufik AMK

Pembahasan (keluaran)• Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban:

• Cakupan : 2421** / 3983* = 0,607 x 100% = 60,07%Target dari bulan Juni 2014 sampai dengan Mei 2015= 75 %Kesimpulan : Cakupan belum mencapai target sebesar 75 % jadi besarnya masalah adalah 75 % - 60,04 % = 14,93%/75 = 0,1990 x 100% = 19,90%

Cakupan Pengawasan Jamban =

Jumlah jamban diperiksa di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu

tahun

x 100%Jumlah sarana jamban yang ada di

wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Keluaran

• Cakupan penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak / jumlah penduduk :

• Cakupan : 2421** / 3983* = 0,607 x 100% = 60,07%Target dari bulan Juni 2014 sampai dengan Mei 2015= 75 %Kesimpulan : Cakupan belum mencapai target sebesar 75 % jadi besarnya masalah adalah 75 % - 60,04 % = 14,93%/75 = 0,1990 x 100% = 19,90%

Lingkungan fisik a. Lokasi Semua lokasi sarana jamban dapat dijangkau dengan sarana transportasi yang ada (sepeda motor) karena terdapat akses jalan yang bisa dilalui sepeda motor, namun ada beberapa tempat yang jaraknya dari puskesmas cukup jauh sekitar 7.5 km dengan waktu tempuh 30 menit. Sebagian jalan masih berlubang-lubang dan masih cukup banyak jalan yang belum diaspal sehingga mempengaruhi kinerja programmer.

Lingkungan fisik

b. Iklim :Pada musim hujan akses ke beberapa desa di wilayah kerja Puskesmas Batujaya terputus karena banjir atau jalanan yang becek. c. Kondisi Geografis :Kondisi geografi tidak mempengaruhi program pengawasan jamban.

Pembahasan masalah

Masalah Menurut Variabel Keluaran

No Variabel Tolok Ukur (%) Pencapaia

n(%)

Masalah(

%)

1. Cakupan hasil

pengawasan/

inspeksi

jamban

75 60,07 19,90

2. Presentase

penduduk

yang

menggunakan

akses jamban.

75 22 70,66

Masalah Menurut Variabel Masukan

No Variabel Tolok Ukur (%) Pencapaian (%) Masalah

1. Tenaga

Tersedianya petugas

sebagai koordinator dan

pelaksana program

pengawasan jamban

yang terampil di

bidangnya

Ada 1 orang tenaga

yang merangkap

sebagai koordinator dan

pelaksana program

pengawasan jamban

namun tidak mencukupi

karena wilayah kerja

yang luas.

(+)

 

 

 

2. Sarana Sanitarian Kit Tidak ada (+)

Masalah Menurut Variabel MasukanNo Variabel Tolok Ukur (%) Pencapaian (%) Masalah

3. Metode Pendataan

 

 

 

Penyuluhan tentang sarana

jamban ( 1 kali 1 bulan )

yang memenuhi syarat

kesehatan di dalam dan di

luar gedung.

Pengawasan/inspeksi sarana

jamban minimal 8 kali ( 1

minggu 1kali ) dalam sebulan

Pemetaan sarana jamban

Pendataan dilakukan tetapi

terbatas dan tidak ada

pendataan mengenai jenis

jamban.

Penyuluhan dilakukan di

dalam gedung hanya 2 kali

dalam setahun.

 

Pengawasan hanya dilakukan

4 kali dalam sebulan.

 

Jarang dilakukan pemetaan

jamban.

(+)

 

  

(+)

 

 

   

(+)

 

 

(+)

Masalah Menurut Variabel ProsesNO. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Perencanaan Dibuatnya

perencanaan jadwal

pengawasan/inspeksi

jamban maupun

jumlah akses ke

fasilitas sanitasi

jamban 1 bulan

sebelumnya.

Perencanaan jadwal

pengawasanjamban

sehat dan jumlah akses

ke fasilitas sanitasi

jamban telah

direncanakan dalam

rapat bulanan

sebelumnya tidak

dilakukan sesuai Jadwal.

 

(+)

2. Pengorganisasian Dibentuk struktur

organisasi, kepala

puskesmas sebagai

penanggungjawab

program,

melimpahkan

kekuasaan kepada

koordinator program

(programmer),

kemudian melakukan

koordinasi dengan

pelaksana program.

Struktur organisasi sudah

jelas namun koordinasi di

lintas program dan lintas

sektoral antar petugas

pelaksana program

pengawasan jamban

belum optimal.

(+)

Masalah Menurut Variabel Proses

NO. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

3. Pelaksanaan Penyuluhan/pemicuan

dilakukan 12 kali (1

kali 1 bulan) yang

dilaksanakan oleh

petugas kesehatan

lingkungan melalui

lintas program dan

lintas sektor.

Penyuluhan/

pemicuan dilakukan

di dalam dan di luar

gedung dengan

sarana dan

prasarana yang

sudah cukup

memadai tetapi

tidak memenuhi

standar yaitu

jumlah penyuluhan

dari Juni 2014-Mei

2015 hanya 2 kali

(+)

 

 

 

 

 

 

 

 

Masalah menurut lingkunganNo Variabel Tolok ukur pencapaian masalah

1 -Fisik Iklim Pada saat musim hujan beberapa tempat sulit dijangkau karena jalanan yang becek dan beberapa tempat terkadang banjir.

(+)

2 Non Fisik - Keadaan sosial ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan program

Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan sekitar 52.178 termasuk penduduk miskin. Hal tersebut akan mempengaruhi penduduk untuk memiliki sarana jamban yang memadai.

(+)

Perilaku masyarakat terhadap penggunaan sarana jamban dapat mempengaruhi keberhasilan program

Perilaku masyarakat yang masih BAB sembarangan seperti di kali, saluran irigasi, sungai, sawah, dan pinggir pantai mempengaruhi keberhasilan program

(+)

Penyelesaian masalah

1. Kurangnya cakupan pengawasan sarana jamban

Penyebab:• Tenaga. Ada 1 orang tenaga yang merangkap sebagai

koordinator dan pelaksana program pengawasan jamban namun tidak mencukupi karena wilayah kerja yang luas dan 1 orang tenaga ini juga merangkap sebagai perawat di balai pengobatan umum.

• Metode. Pendataan terhadap jenis jamban tidak dilakukan, pengawasan/inspeksi sarana jamban hanya dilakukan 4 kali dalam sebulan, dan jarang dilakukan pemetaan jamban.

• Pengorganisasian. Kurangnya koordinasi dengan lintas program dan lintas sektoral antar penanggung jawab dan pelaksana program pengawasan jamban.

Penyelesaian masalah antara lain :•Menambah jumlah orang tenaga

•Sebaiknya pendataan terhadap jenis jamban dilakukan, meningkatkan jumlah frekuensi pengawasan/inspeksi minimal 8 kali dalam sebulan, Mengumpulkan dan melatih kader-kader dari tiap-tiap desa yang ada untuk dapat melakukan pengawasan/inspeksi dan pemetaan sarana jamban secara berkala.

•Meningkatkan koordinasi antara penanggung jawab dengan koordinator program, salah satunya melalui lokakarya bulanan.

Kurangnya cakupan penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat

Penyebab antara lain :• Metode. Pengawasan/inspeksi sarana jamban yang masih

kurang dan pemetaan jamban kurang dilakukan.

• Pengorganisasian. Belum optimal koordinasi di lintas program dan lintas sektoral antar petugas pelaksana program tentang jumlah akses penduduk ke fasilitas sanitasi jamban.

• Pelaksanaan. Penyuluhan/pemicuan dilakukan di dalam dan di luar gedung namun frekuensi penyuluhan masih kurang karena penyuluhan hanya dilakukan 2 kali hingga bulan Mei 2015.

Penyelesaian antara lain :

• Meningkatkan kegiatan pengawasan/inspeksi sarana jamban, serta pendataan terhadap jenis jamban dan pemetaan dilakukan

• Meningkatkan koordinasi antara penanggung jawab dengan koordinator program, dan melakukan kerjasama dengan pemerintah setempat (dinas Pekerjaan Umum) dalam pengadaan sarana MCK di daerah yang akses jambannya sedikit

• Melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang ada di lingkungan tempat tinggalnya minimal selama 1 kali tiap bulannya .

Kesimpulan▫Jumlah sarana jamban yang ada sebanyak 3.983, jumlah jamban

yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 3.572, serta jumlah penduduk dengan akses sanitasi jamban sehat sebanyak 19.915 jiwa.

▫Tidak terdapat data tertulis tentang penyuluhan sarana jamban sehat.

▫Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban masih kurang dari target yang telah ditentukan yaitu 60,07%

▫Cakupan presentase penduduk yang menggunakan jamban masih kurang dari target yang telah ditentukan yaitu 22%

Saran • Meningkatkan koordinasi antara penanggung jawab dengan koordinator

program, koordinator melalui rapat bulanan di puskesmas Batujaya.

• Melakukan setiap kegiatan sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan sejak awal kegiatan.

• Melakukan pendataan meliputi jenis jamban untuk melihat wilayah kerja yang belum memiliki akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat.

• Mengumpulkan dan melatih kader-kader dari tiap-tiap desa yang ada untuk dapat melakukan pengawasan/inspeksi dan pemetaan sarana jamban secara berkala di daerah tempat tinggalnya.

• Melakukan penyuluhan/pemicuan kepada masyarakat yang ada di lingkungan tempat tinggalnya sehingga penyuluhan yang intensif dapat tercapai.

TERIMAKASIH