Upload
truongthuan
View
253
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017
SK-91
EVALUASI POSISI JARAK BUKAAN BALOK KASTELA
TERHADAP DAKTILITAS
Nini Hasriyani Aswad
1, Herman Parung
2, Rita Irmawaty
3 dan A. Arwin Amiruddin
4
1Mahasiswa program doktor teknik sipil, Universitas Hasanudin Jl,Poros malino km.6 Kampus Teknik Gowa,
Sulawesi Selatan
Email [email protected] 2Dosen jurusan teknik sipil, Universitas Hasanudin Jl,Poros malino km.6. Kampus Teknik Gowa, Sulawesi Selatan
Email parungherman@ yahoo.co,id 3Dosen jurusan teknik sipil, Universitas Hasanudin Jl,Poros malino km.6. Kampus Teknik Gowa, Sulawesi Selatan
Email [email protected],id 4Dosen jurusan teknik sipil, Universitas Hasanudin Jl,Poros malino km.6 . Kampus Teknik Gowa, Sulawesi Selatan
Email a.arwinamiruddin@ yahoo.co,id
ABSTRAK
Tulisan ini menjelaskan tentang elemen struktur balok kastella dengan posisi jarak bukaan kastella
adalah 15 cm dari muka kolom dengan diberi beban siklik. Ekperimen yang dilakukan ini, bertujuan
untuk mengevaluasi letak bukaan balok kastella dari muka kolom. Jarak bukaan ini akan
menjelaskan pengaruh terhadap sambungan balok kolom sehingga penempatan bukaan apakah dapat
memperkuat koneksi pada sambungan. Metodologi pengujian adalah sambungan ekterior balok
kastella – kolom yang dibebani dengan beban siklik secara bertahap sampai kolaps. Hasil studi
ekperimental yang diperoleh balok uji kastella dengan jarak bukaan 15 cm dari muka kolom dapat
menahan beban sebesar 12,5 kN dengan besar lendutan 100 mm dan mengalami deformasi dengan
nilai daktilitas struktur 4,1 dan kekakuan struktur nilainya 0,18 kN/mm. Prilaku ini menunjukkan
bahwa balok kastela dengan bukaan 15 cm dari muka kolom cukup mampu berdeformasi menahan
beban siklik.
Kata kunci : Jarak bukaan, balok kastela, siklik.
1. PENDAHULUAN
Desain gempa menjadi sangat penting untuk ketahanan momen baja, struktur-struktur untuk tetap elastis selama
terjadi gempa skala kecil hingga menengah. Beberapa gempa bumi yang telah terjadi, pada gempa Northridge
tahun 1994 retakan-retakan yang telah ditemukan pada koneksi-koneksi rangka tergoncang selama terjadi gempa
bumi, beberapa retakan seringkali dimulai pada flens las bawah dan tersebar ke flens kolom dan jaring balok. Miller
melaporkan bahwa satu jenis retak diamati pada gempa Northridge dimulai pada titik bagian antar sesi antara las
pada lubang dan balok dibawah flens. Beberapa eksperimen dan analitis telah dilakukan untuk menggambarkan
kinerja koneksi.
Kebanyakan struktur bangunan dengan material baja memakai profil baja solid. Era sekarang penggunaan balok baja
kastella semakin banyak digunakan, sehingga diperlunya kajian struktur meningkatkan kekuatan suatu elemen baja
tanpa peningkatan berat sendiri baja sehingga diperoleh beberapa metode baru yaitu balok kastela dengan bukaan
badan badan dengan jarak tertentu dari muka kolom. Selanjutnya, akan di kaji dibandingkan dengan balok baja
solid, balok baja kastela dapat meningkatkan kapasitas geser, kekakuan lentur vertikal dan kapasitas struktur
sehingga lebih menguntungkan dibanding dengan profil baja solid. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Jap Tji
Beng dan Amelia K.N tahun 1998 yang melakukan perbandingan kekuatan balok IWF solid dengan IWF kastella
untuk struktur rangka gable.
Profil baja solid yang dapat diubah menjadi profil baja kastella adalah profil baja I, H, atau U dengan lubang
berbentuk segi enam (hexagonal), segi delapan (octogonal), dan lingkaran (circular) (Johann Grűnbauer, 2001).
Balok baja kastella dianalogikan sebagai Vierendeel truss yang dihasilkan dengan cara menambah tinggi balok (H)
menjadi lebih tinggi (Hc). (Jihad Dokali Megharief, 1997).
Profil baja kastella mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah (Jihad Dokali Megharief, 1997 dan Johann
Grűnbauer, 2001 ) : mempunyai momen inersia dan modulus penampang yang lebih besar sehingga lebih kuat dan
kaku, bahannya ringan dan cocok untuk bentangan panjang. Di samping kelebihan, profil baja kastella juga
mempunyai beberapa kelemahan (Johann Grűnbauer, 2001) yaitu tidak tahan api dan tidak kuat menerima gaya
lateral.
SK-92
Herman Parung, 2013 telah melakukan penelitian dengan variasi sudut dan panjang bukaan dengan tinggi bukaan
0,6 H yang diberi pembebanan monotonik. Profil baja solid yang dipabrikasi menjadi balok kastella adalah IWF 200
100 5.5 8. Hasil penelitiannya menunjukkan sudut bukaan 600 dan panjang bukaan e = 3b = 9 cm memberikan hasil
yang terbaik dari sudut dan panjang bukaan untuk bukaan segi enam (hexagonal).
Hasil-hasil penelitian di atas hampir semuanya terfokus pada bentuk bukaan, yang berdasar pengalaman di lapangan
pada umumnya terjadi konsentrasi tegangan pada bagian sudut sehingga sering menimbulkan crack di daerah
tersebut. Pengaturan jarak bukaan badan diharapkan dapat menghindarkan kerusakan atau crack tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wakchaure M. R., Sagade A. V., Auti V. (2012) pada balok baja
kastela dengan variasi kedalaman dari bukaan badan yaitu 0,4 H, 0,5 H dan 0,6 H dengan pembebanan monotonik.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan, bahwa ketiga balok uji mempunyai kemampuan yang lebih kecil
dibanding balok solidnya, tetapi balok baja kastela berperilaku baik untuk beban layan sampai dengan kedalaman
bukaan atau penambahan tinggi balok maksimum sebesar 0,6 H. Dan inilah tinggi bukaan yang memberikan tinggi
maksimum dari balok kastella yang boleh dipabrikasi.
Tulisan ini akan menganalisis jarak bukaan balok kastela dari muka kolom yang bertujuan untuk mendapatkan
prilaku balok kastela terhadap konektor di kolom.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penelitian ini adalah dapat mengetahui kekuatan dan deformasi struktur dengan jarak bukaan 15 cm pada
balok kastella dari muka kolom. Dengan metode penelitian sambungan eksterior kolom-balok kastella dan akan diuji
dengan beban siklik.
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh analisa dan prilaku balok kastella dengan
jarak bukaan dari muka kolom, serta menyelidiki kinerja balok kastella apakah pengaruh bukaan dapat
memberikan perkuatan pada kolom, dan menganalisis hasil eksperimen tentang beban dan lendutan, kekuatan dan
daktilitas struktur yang dapat mengkonfirmasi kekuatan balok kastella - kolom.
3. RUANG LINGKUP KAJIAN DAN BATASAN MASALAH
Kajian ini adalah dengan menggunakan balok kastela dengan model sambungan eksterior. Studi eksperimen akan
menghasilkan data struktur dari hasil uji eksperimental struktur tiang (kolom) di jepit dengan balok dianggap kaku
di pertemuan, menciptakan prilaku kolom kuat balok lemah. Desain balok kastela yang digunakan secara detail
menggukanan standar yang sudah dipabrikasi seperti pada Gambar 1. Jarak bukaan pada balok kastella Gambar 2.
Analisa ini dilakukan studi eksperimen dan menghasilkan analisis terhadap lendutan, beberapa gaya akibat beban
siklik yang diberikan.
Prinsip dasar metode pengujian adalah dengan beban siklik dan dibatasi perletakan sendi-sendi dengan nilai momen
sama dengan nol, seperti pada Gambar 5.
Beberapa kajian pada tulisan ini adalah sebagai berikut : hanya dibatasi oleh kajian balok tidak sampai pada kolom.
Parameter yang akan diidentifikasi adalah lendutan, beban serta jenis kerusakan pada balok hanya pada sambungan
eksterior serta meneliti kondisi balok kastela.
4. MATERIAL PENGUJIAN
Material propertis yang digunakan pada uji perilaku siklik adalah pada Table .1 adalah kolom tipe H 25 x 25 dan
balok tipe IWF solid 150 x75 dan diubah menjadi balok kastela 225 x75. Dan balok baja kastela yang dipakai adalah
standar Gambar 1. Material kolom dan balok yang digunakan dengan asumsi kompak yang berarti sangat mampu
berdeformasi sampai pada batas plastisnya. Balok diuji dengan ukuran bukaan balok kastella adalah 15 cm
SK-93
Tabel. 1. Propertis balok uji
Model
Member
Size
Grade (Indonesian standard)
Tegangan Baja
Yield Stress
(N/mm2)
Ultimate Stress
(N/mm2)
WRBSC Castellated
Column
W225 75 5 7
H250x250
BJ 37 SNI 03-1729-2002
BJ 41 SNI 03-1729-2002
BJ 41 SNI 03-1729-2002
A572 Gr 50
366.17
410.11
433.76
487.36
Gambar 1. Standar balok kastela
Detail dimensi yang digunakan pada balok uji perilaku siklik adalah pada Gambar 2 adalah tipe balok tipe IWF
solid 150 x75 mm dan diubah menjadi balok kastela 225 x75 mm dengan jarak 15 cm dari muka kolom. Dan balok
baja kastela yang dipakai adalah standar pada Gambar 1. Material balok yang digunakan dengan asumsi kompak
yang berarti sangat mampu berdeformasi sampai pada batas plastisnya. Balok diuji dengan ukuran bukaan balok
kastella adalah 15 cm dari muka kolom dan tersaji pada Gambar 2.
Gambar 2. Letak jarak bukaan balok uji (kastella) dari muka kolom
Daktilitas
Kemampuan suatu struktur atau komponen struktur untuk tidak mengalami keruntuhan secara tiba-tiba (getas) tapi
masih mampu mengalami deformasi yang cukup besar pada saat beban maksimum tercapai sebelum struktur
tersebut mengalami keruntuhan (Park dan Paulay, 1975). Faktor daktilitas struktur adalah rasio antara
simpangan/regangan maksimum struktur akibat pengaruh gempa rencana pada saat mencapai kondisi ambang
keruntuhan (u) dan simpangan/regangan pada saat terjadi leleh pertama (y).
SK-94
y
u
........................................................................................ (4)
dengan:
µ : Daktilitas struktur
u : Perpindahan saat beban maksimum (mm)
y : Perpindahan saat leleh pertama kali (mm)
Kekakuan
Kekakuan adalah gaya yang diperlukan untuk memperoleh satu unit displacement. Nilai kekakuan dihasilkan dari
sudut kemiringan dari hubungan beban dan lendutan. Makin kaku suatu struktur makin besar nilai kekakuannya.
Kekakuan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
P
k ........................................................................................ (5)
dengan :
k : Kekakuan (kN/mm)
P : beban (kN)
: lendutan (mm)
Gambar 3. Hubungan beban dan lendutan selama pembebanan
Untuk elemen atau struktur yang menerima beban siklik, menaksir karakteristik kekakuannya dengan menghitung
peak-to-peak stiffness. Kekakuan tersebut ditetapkan sebagai kemiringan garis yang menghubungkan puncak-
puncak beban maksimum (positif dan negatif) dari kurva beban-defleksi seperti pada Gambar 3. Yakni hubungan
antara beban dan lendutan selama proses pembebanan, dengan persamaan berikut :
21
21
PPk ......................................................................... (6)
5. METODOLOGI PENGUJIAN
Desain eksprimental
Penelitian dilakukan untuk mengetahui prilaku balok kastela dengan jarak bukaan yakni pada 15 cm dari muka
kolom. Sambungan terhubung dengan baut extended dan prosedur pengelasan dilakukan dengan sistem yang
dianggap semi kaku pada panel join. Untuk memudahkan percobaan di laboratorium maka dengan asumsi bahwa
gaya lateral sangat dominan bekerja dibandingkan dengan beban grafitasi untuk itu metode pengujian dapat tersaji
dalam Gambar 4.
SK-95
S
S
S
S
S
S
S
S
Pen
del
P-
∆+
∆+
S
Gambar 4. Instrumen pengujian balok kastela – kolom
Gambar 5. Prinsip pengujian balok - kolom eksterior
Setup alat uji siklik
Sebuah kajian untuk mendapatkan data rekaman dari suatu struktur yang mengalami getaran akibat beban siklik
sampai mencapai leleh atau batas plastis, pendungkung yang dibutuhkan untuk memasang kerangka dan balok uji
serta peralatan lainnya yang diperlukan dalam pengujian sebagai berikut :
1 Crane untuk mengangkat dan memasang kerangka pengujian serta balok uji.
2 Strain gauge dipasang pada beberapa tempat pada flan atas dan flans bawah balok.
3 Alat pengukur lendutan LVDT (Linear Variable Displacement Transducer) dengan ketelitian 0,01 .
4 Alat uji pembebanan adalah terdiri dari : Actuator (horizontal jack), untuk memberi beban, Load cell, untuk
mengetahui besar beban yang diberikan olah hyraulic ram. Hydraulic ram, berfungsi sebagai jack pemberi
LVD
T
Beban (P)
Balok uji
P+ S
∆- ∆-
Ko
lom
Balok uji
Strain
gauge
SK-96
beban, Spherical Bearing, untuk menjadikan beban yang diberikan hydraulic ram menjadi terpusat pada satu
titik. Dan data logger dan swithing box, untuk merekam secara serempak dan otomatis data yang diukur oleh
strain gauge, LVDT, dan load cell.
5 Beban siklik diberikan dalam bentuk displacement-controlled pada ujung balok bagian atas, di mana
besarnya deformasi yang diberikan serta jumlah cycle disesuaikan dengan hasil pretest analysis untuk
menentukan yield displacement.
6 Pengambilan data selama pengujian selain data yang terekam pada data logger dan swithing box,
pengambilan data juga dilakukan pengamatan secara visual seperti kerusakan las, penekukan flens,
penekukan badan dan keruntuhan.
7 Dari hasil pengamatan secara visual selama pengujian kita dapat mengetahui jenis kegagalan yang
merupakan penentu kegagalan elemen struktur.
8 Dari data LVDT dapat diketahui riwayat besarnya defleksi yang terjadi selama pengujian.
9 Dari data logger dan swithing box kita dapat mengetahui beban yang diterima oleh balok sebelum runtuh.
Demikian juga diperoleh data regangan yang akan menunjukkan apakah struktur gagal dalam kondisi
elastis atau dalam kondisi plastis.
10 Dari analisis data beban, regangan dan defleksi kita dapat membuat beberapa grafik antara lain : hubungan
beban (gaya) terhadap displesmen.
6. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dari hasil uji kerja balok kastela dengan jarak 15 cm dari muka kolom memperoleh hasil yakni pada benda uji
WRBSC adalah 12,5 kN pada displasmen sebesar 100 mm dan sampai pada displasmen sebesar 136,5 mm
memperoleh beban 10,9 kN dan berdeformasi mengalami penurunan kekuatan dan menghasilkan ketahanan
daktilitas struktur rangka baja sebesar 4,1. Ini menunjukkan bahwa prilaku balok dapat menahan beban dengan
daktilitas penuh, strukturnya mampu berdeformasi pasca elastic pada ambang keruntuhan yang terbesar adalah
dengan nilai kekakuannya sebesar 0,18 kN/mm.
Gambar 6. Kurva Histeresis hubungan beban lateral dan displasmen
SK-97
Gambar 7. Kurva Penentuan titik leleh dan lendutan maksimum pada daerah tekan
Gambar 8. Kurva Penentuan titik leleh dan lendutan maksimum pada daerah tarik
Tabel.2 Hasil nilai eksperimen
Nama Benda uji ∆y (mm) Py ∆u (mm) Pu (kN) µ K
WRBSC - 24,63
7,23
-100
12,5
4,1 0,18
Signifikan pada kurva histeresis Gambar 6 menunjukkan struktur dapat menyerap energi gempa, menunjukkan
bahwa struktur dapat pula berdeformasi selama terjadi pembebanan sampai mencapai batas ultimet. Ditunjukkan
pula lebih lanjut pada gambar 5 pola prilaku balok baja pada lendutan 100 mm dibeban puncak dan terus dibebani
sampai pada batas plastisnya, hal ini tergambar memiliki daktilitas 4,1 dan sampai pada daktilitas dengan
mengalami penurunan kekuatan menjadi 10,9 kN dan lendutan bertambah menjadi 136,5 mm.
SK-98
Kegagalan struktur
Pada eksperimen ini menunjukkan bahwa kegagalan terjadi pada flans bagian bawah yang mengalami gaya tarik,
Sedangkan pada flans atas saat mengalami gaya tekan, mengalami beban bolak balik, hal ini ditujukkan pada
Gambar 9, tidak nampak kerusakan di bagian sambungan balok kolom atau pada tempat yang lain, kerusakan hanya
pada daerah balok.
Gambar 9. Kerusakan balok uji akibat beban siklik
Kerusakan benda uji ditunjukkan dengan gambar 9, memperlihatkan bahwa kerusakan terjadi pada balok, dibalok
mengalami lentur murni balok dan flans bagian bawah mengalami lendutan tetap akibat adanya beban siklik (gaya
lateral) yang bekerja.
7. KESIMPULAN
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kerusakan terjadi berada di muka kolom akibat lentur murni balok, dan tidak
menunjukkan kegagalan pada sambungan balok dan kolom.
Hal ini bahwa prilaku yang ditunjukkan oleh balok kastela dengan jarak bukaan 15 cm dari muka kolom cukup kuat
dan dapat berdeformasi sampai pada lendutan 100 mm dan dapat menahan beban sebesar 12,5 kN.
Terus dibebani dan mengalami penurunan kekuatan sebesar 12,8 %, dengan nilai lendutan mencapai 136,5 mm
dengan beban sebesar 10,9 kN diperoleh. Daktilitas pada struktur mencapai 4,1 struktur balok kastella ini
mempunyai kemampuan diberi beban siklik.
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of steel construction. (2010). Specification for steel building (Aisc 360-10). AISC,Inc
chicago,IL.
American Society of Civil Enggineers. (2010). Minimum desain load for buildings and others Structures (ASCE
7-10). Reston VA.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2012). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung. SNI 03-1726-2012.
Chung, K.F., Liu, T.C.H. and Ko, A. C. H. (2000). “Investigation on Vierendeel Mechanism in Steel Beams
with Circular Web Opening”. Department of Civil and Structural Engineering, The Hong Kong
Polytechnic University, Hong Kong, Journal of Construction Steel Research, Vol. 57, pp. 467-490.
Herman Parung, dkk. (2013). “Experimental Study on Kastellated Steel Beam Under Monotonic Loading”.
Konferensi Nasional Pasca Sarjana teknik Sipil, ITB, November.
Kohnehpooshi, O. and Showkati, H. (2009). “Numerical Modeling and Structural Behavior of Elastic
Kastellated Section”. Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, European Journal of
Scientific Research, Vol.31, No. 2, pp.306-318.
M.R. Soltani, A. Bouchaïr (2012). “Nonlinear FE analysis of the ultimate behavior of steel kastellated
beams”. Journal of Constructional Steel Research 70, pp. 101–114.
Showkati, H. (2002). “Theoretical and numerical buckling study of CPE kastellated beams”. Final report
of NRCI1437, Iran.
Showkati, H. (2012). “ Analysis and design of kastellated beams using AISC-LRFD”. Fifth International
Conference on Civil Engineering, University of Ferdowsi, Iran.
SK-99
SONCK D., VANLAERE W., and VAN IMPE R. (2010). “Buckling of Cellular Members loaded by an Axial
Force”. Proc. Int. Symp. Of the International Association for Shell and Spatial Structures (IASS), pp.
1464-1471.
SONCK D., VANLAERE W., and VAN IMPE R. (2010). “Elastic Lateral-torsional Buckling of Cellular
Beams”. Proc. Int. Symp. ‘Steel Structures: Culture & Sustainability’, Istanbul, pp. 573-582.
SONCK D., VANLAERE W., and VAN IMPE R. (2011). “Influence of Plasticity on the Lateral-torsional
Buckling Behaviour of Cellular Beams”. Materials Research Innovations, Vol. 16 S1, pp. 158-161.
SWEEDAN A.M.I., EL-SAWY K.M., and MARTINI M.I. (2009). “Identification of the Buckling Capacity of
Axially Loaded Cellular Columns”. Thin-Walled Structures, vol. 47,issue 4, pp. 442-454.
Tadeh Zirakian, Hossein Showkati. (2006). “ Distortional Buckling of Kastellated Beams”. Journal of
Constructional Steel Research 62, pp 863–871.
Zirakian, T. & Showkati, H. (2006). “Distortional buckling of kastellated beams”. J. Construct. Steel Research,
Vol. 62, No. 9, pp. 863-871.
Tonapa, Sandy and Parung H, (2015). “Behavior of castellated beam –columns subjected to monotonik and cyclic
loadings”. pp 147-152.