90
EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) SAHABAT DESA BARING KECAMATANSEGERI KABUPATEN PANGKEP Disusun dan Diusulkan Oleh : A DWI GUNA Nomor Induk Mahasiswa: 10564 02184 15 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

SAHABAT DESA BARING KECAMATANSEGERI

KABUPATEN PANGKEP

Disusun dan Diusulkan Oleh :

A DWI GUNA

Nomor Induk Mahasiswa: 10564 02184 15

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

i

EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

SAHABAT DESA BARING KECAMATANSEGERI

KABUPATEN PANGKEP

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun Dan Diusulkan Oleh :

A DWI GUNA

Nomor Induk Mahasiswa: 10564 02184 15

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 3: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

ii

Page 4: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

iii

Page 5: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : A Dwi Guna

Nomor Induk Mahasiswa : 10564 02184 15

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri

tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis / dipublikasikan orang lain atau

melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di

kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 20 Agustus 2021

Yang Menyatakan,

A Dwi Guna

Page 6: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

v

ABSTRAK

A Dwi Guna. 2021. Evaluasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep. (dibimbing oleh

Andi Rosdianti Razak dan Nur Khaerah).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi Pengelolaan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Sahabat.dilaksanakan di Desa Baring Kecamatan

Segeri Kabupaten Pangkep dengan jenis penelitian kualitatif dan tipe penelitian

deskriptif. Teknik pengambilan Informan mengunakan pourposive sampling

dengan jumlah 6 (enam) orang dengan pengumpulan data yang digunakan melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis mengunakan tahap

reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa Evaluasi secara konteks

pengelolaan BUMDes dalam melaksanakan kebijakan terkadang tidak sesuai

dengan aturan dan tujuan BUMDes Sahabat, begitupun dalam mengkoordinir

pelaksanaan kegiatan unit usaha tentang laporan kegiatan, laporan keuangan, dan

pembagian dana BUMDes yang tidak terkoordinir dengan baik sehingga

pengelolaan BUMDes ini tidak sesuai tujuan BUMDes Sahabat secara konteks.

Secara input atau masukan masih ada sebgian kecil masyarakat yang belum

maksimal dalam pengembalian modal yang telah diberikan oleh pengelola

BUMDes. Sehingga diperlukan kerjasama semua pihak yang terlibat agar

BUMDes dapat berkembang dan mensejahterahkan masyarakat.Secara Proses

menunjukkan pelaksanaan program dilaksanakan belum sesuai dengan rencana

pelaksanaan baik dari sisi jadwal maupun pelaksana program belum mampu

menangani kegiatan selama program berlangsung sehingga unit usaha belum

inovatif dan kreatif. Evasluasi produk dari pengelola BUMDes dibuktikan dengan

laporan secara administrasi yang rutin dilaporkan sekali dalam setahun, dengan

pertanggungjawaban usahanya berupa Simpan Pinjam dengan produk Modal

Usaha, Penyewaan dengan produk Alat Musik Cayya-Cayya, Hand Traktor, dan

Perdagangan dengan produk Bumdesmart. Faktor pendukung dari segi komitmen

pemerintah dalam pengelolaan BUMDes sangat tinggi. Ini dibuktikan dengan

suntikan dana BUMDes berasal dari dana desa, APBD Kabupaten, APBD

Provinsi dan kementerian terkait. Sedangkan factor penghambat yaitu anggaran

yang dimiliki desa dalam menjalankan usaha BUMDes ada, namun masih sangat

kecil untuk mengembangkan usaha yang besar.

Kata Kunci :Evaluasi, Context,Input,Process,Product, BUMDes

Page 7: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada terhitung kepada seluruh

makhluknya terutama manusia. Demikian pula salam dan shalawat kepada Nabi

kita Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita di akhir zaman.

Dengan keyakinan ini sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Evaluasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sahabat Desa

Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep”. Skripsi ini merupakan tugas

akhir yang saya ajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu

Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiayah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat Ibu Dr. Hj. Andi Rosdianti Razak, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu

Nur Khaerah, S.IP.,M.IP selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

Secara khusus penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga

kepada kedua orang tua tercinta dan tersayang Ayahanda Amiruddin A. Madjid

dan Ibunda Marlina Hamzah yang sangat berjasa dalam membersarkan, merawat

dan memberikan pendidikan sampai jenjang saat ini, yang tidak pernah bosan

Page 8: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

vii

untuk mendoakan, menyemangati, memotivasi serta memberikan bantuan moril

maupun materil. Dan tak lupa pula kasih sayang yang tak hentinya beliau berikan

kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tidak lupa juga penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti pendidikan pada program S1 Universitas Muhammadiyah

Makassar

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk memberi ilmu kepada penulis selama menempuh

perkuliahan.

5. Pihak Pemerintah Desa Baring dan BUMDes Sahabat yang telah banyak

memberikan informasi dan data yang dibutuhkan selama penelitian

berlangsung.

6. Serta teman seperjuangan Ilmu Pemerintahan angkatan 2015 selaku sahabat

seperjuangan dalam meraih cita-cita yang telah banyak memberikan saran,

dukungan, motivasi dan selalu setia menemani saya dalam membantu dan

mendukung terselesaikannya skripsi ini.

Page 9: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

viii

Dan seluruh rekan serta pihak yang penulis tidak sebutkan namanya satu

persatu, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan

doanya.Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi

ini sangatlah jauh dari kata sempurna.Dan demi kesempurnaan skripsi ini, saran

dan kritik yang sifatnya membangun penulis sangat diharapkan. Semoga karya

skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak

yang membutuhkan.

Makassar, 20 Agustus 2021

Penulis,

A Dwi Guna

Page 10: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah. ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian. .................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian. ................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 7

B. Tinjauan Teori / Konsep ....................................................................... 11

C. Kerangka Pikir ...................................................................................... 22

D. Fokus Penelitian ................................................................................... 24

E. Deskripsi FokusPenelitian. ................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian. .............................................................. 26

B. Jenis Dan Tipe Penelitian. .................................................................... 26

C. Sumber Data. ........................................................................................ 27

D. Informan Penelitian. ............................................................................. 28

E. Teknik Pengumpulan Data. .................................................................. 28

F. Teknik Analisis Data. ........................................................................... 30

G. Keabsahan Data .................................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 34

B. Evaluasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sahabat

Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep ............................. 43

Page 11: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

x

C. Faktor pendukung dan penghambat Evaluasi penegelolaan

BUMDes Sahabat Desa Bariang Kecamatan Segeri Kabupaten

Pangkep. .................................................................................................. 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 71

B. Saran ....................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BUMDes adalah sebuah inovasi terobosan setiap desa sebagai upaya

meningkatkan PADes atau pendapatan asli desa. BUMDes lahir sebagai suatu

pendekatan baru dalam usaha peningkatan ekonomi desa berdasarkan kebutuhan

dan potensi desa. Pengelolaan BUMDes sepenuhnya dilaksanakan oleh

masyarakat desa, yaitu dari desa, oleh desa, dan untuk desa. Upaya meningkatkan

kemakmuran dan kesejahtetraan rakyat diperlukan adanya pembangunan ekonomi

yang adil dan seimbang, guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

rakyat dari tingkat desa sehingga desa tidak hanya bergantung kepada Pemerintah

Pusat, Dengan demikian desa tumbuh menjadi kekuatan yang mampu

mengantarkan masyarakat menuju kemakmuran dan kesejahteraan. Salah satu

inovasi atau terobosan baru dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ialah

pembentukan program BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Bumdes atau badan

usaha milik desa dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010, BUMDes

merupakan usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa dimana

kepemilikan modal dan pengelolaannya dilaksanakan oleh pemerintah desa dan

masyarakat. Tujuan dari dibentuknya BUMDes merupakan upaya pemerintah

untuk meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah desa dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui

berbagai kegiatan usaha ekonomi masyarakat perdesaan. Keberadaan BUMDes ini

Page 13: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

2

juga diperkuat oleh UU Nomor 6 Tahun 2014 yang dibahas dalam BAB X pasal

87-90 antara lain menyebutkan bahwa pendirian BUMDes disepakati melalui

musyawarah desa dan dikelola dengan semangat kekeluargaan dan

kegotongroyongan.

Maka bisa dikatakan bahwa BUMDes memiliki dua fungsi utama yaitu

sebagai lembaga sosial dan lembaga komersial desa.BUMDes sebagai lembaga

sosial memiliki kontribusi sebagai penyedia pelayanan sosial, sementara fungsi

sebagai lembaga komersial memiliki arti bahwa BUMDes bertujuan untuk

mencari keuntungan melalui penawaran sumber daya local (barang dan jasa) ke

pasar (Wijanarko, 2012).

Undang–Undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa mengamanatkan, Badan

Usaha Milik desa (BUMDes) adalah badan usaha yang secara keseluruhan atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui pernyertaan secara lansung

yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa

pelayanan dan usaha lainnya sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat

desa. Cara kerja BUMDes adalah dengan jalan menampung kegiatan-kegiatan

ekonomi masyarakat dalam sebuah bentuk kelembagaan atau badan usaha yang

dikelola secara profesional, namun tetap bersandar pada potensi asli desa. Hal ini

dapat menjadikan usaha masyarakat lebih produktif dan efektif. BUMDes

kedepan akan berfungsi sebagai pilar kemandirian bangsa yang sekaligus menjadi

lembaga yang menampung kegiatan ekonomi masyarakat yang berkembang

menurut ciri khas desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

desa.

Page 14: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

3

Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) terbanyak di Indonesia. BUMDes di Sulawesi Sealatan

terdata sebanyak 1524 unit atau 67,4% dari total desa yang tersebar di Sulawesi

Selatan. Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan bahwa,

BUMDes dalam perkembangannya di Sulawesi Selatan terbukti memperkuat

perekonomian, utamanya sektor pertanian. Berdasatkan fakta ini, BUMDes

didorong terus bersinergi dengan semua pihak yang terkait. Salah satu kabupaten

di Sulawesi Selatan yang perkembangan BUMDes nya sangat baik ialah

Kabupaten Pangkep (NewBisnis.com.Rabu, 19/08/2020).

Kabupaten Pangkep memiliki 65 unit BUMDes dengan rincian status atara

lain 11 unit dengan status pemula, 32 unit dengan status berkembangan dan 22

unit dengan status maju. Dari 65 unit BUMDes di Kabupaten Pangkep, tiga

diantaranya telah terpilih untuk menjalin kemitraan dengan Tokopedia, salah satu

perusahaan dibidang bisnis marketplace di Indonesia tiga BUMDes tersebut ialah

BUMDes Pitue, BUMDes Padalampe, BUMDes Manakku. Kepala Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD) Pangkep, Haris Has

mengatakan bahwa kemitraan antara BUMDes dengan Tokopedia merupakan

yang pertama di Kabupaten Pangkep, bahkan di lingkup Provinsi Sulawesi

Selatan kemitraan ini diharapkan menjadi percontohan untuk kerja sama

mendatang di daerah lain.

Diantara 32 BUMdes berkembang di Kabupaten Pangkep, salah satunya

ialah BUMDes Sahabat yang berada di Desa Baring Kecamatan Segeri BUMDes

Sahabat dibentuk pada musyawarah desa tanggal 18 Desember 2014 dan termuat

Page 15: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

4

dalam Peraturan Desa No. 01 tentang pembentukan BUMDes. BUMDes Sahabat

Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep ini memiliki unit usaha

sebagai berikut: Simpan Pinjam dengan produk Modal Usaha, Penyewaan dengan

produk Alat Musik Cayya-Cayya, Hand Traktor, dan Perdagangan dengan produk

Bumdesmart.

Menurut Pengawas BUMDes Sahabat, Drs. Surya Alam, diantara antara dua

unit usaha dari BUMDes Sahabat ini, adalah unit usaha simpan pinjam yang

kemudia sudah lama berjalan dan berkembang pesat Sedangkan unit usaha

Bumdesmart sudah berjalan namun belum berkembang dan stagnan, sedangkan

menurut Kepala Desa Baring Andi Muhammad Arsyad A.G., bahwa BUMDes

hadir untuk kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pendapatan warga desa dan

desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki desa, serta

implementasinya sudah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten

Pangkep tentang pembentukan dan pengelolaan BUMDes

(NewsMetropol.Selasa,18/08/2020).

Pelembagaan BUMDES untuk pemberdayaan dan penggerakan potensi

ekonomi desa, bertujuan untuk mendukung kebijakan makro pemerintah (Undang-

Undang No.32/2004) dalam upaya pengentasan kemiskinan khususnya di

pedesaan. Pemberdayaan BUMDes secara melembaga ditingkat desa diharapkan

akan mendinamisasikan segala potensi desa untuk kesejahteraan masyarakatnya.

BUMDes diharapkan dapat menyejahterakan masyarakat untuk berpartisipasi

dalam kegiatan membangun dan mensejahterakan desa-desa mereka. Karena

BUMDES dapat menjadi wadah bagi pemerintah desa untuk memberdayakan dan

Page 16: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

5

memanfaatkan sumberdayaan potensi yang ada di desa dengan itu, masyarakat

diharapkan dapat menjadi masyarakat yang mandiri dengan berwirausaha.

Dengan dibentuknya Badan Usaha Milik Desa ini pemerintah desa berharap

dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dan memperkuat ekonomi desa

dengan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD). Namun dalam proses

sosialisasi program kepada masyarakat, pemilihan calon pengurus BUMDes,

perencanaan program, pembentukan sampai pelaksanaan program tersebut tentu

masyarakat dan pemerintah desa akan menemukan hambatan-hambatan.

Oleh karena itu penulis menyarankan kepada pengurus BUMDes Sahabat

beserta Pemerintah Desa untuk kemudian mengevaluasi bagaimana pengelolaan

BUMDes Sahabat. Sebagaimana teori dari Boyle (dalam Suharto, 2005) evaluasi

dilakukan untuk dapat mengetahui dengan pasti pencapaian hasil, kemajuan dan

kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana strategi yang dapat dinilai dan

dipelajari untuk menjadi acuan perbaikan dimasa mendatang. Kemudian Suharto

dalam Apriliani (2016) menjelaskan bahwa evaluasi dapat dilihat melalui

beberapa tahapan, secara umum dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: Evaluasi Tahap

Perencanaan, Evaluasi Tahap Pelaksanaan, Evaluasi Tahap Pasca Pelaksanaan.

Melihat kondisi BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri telah

berjalan 5 Tahun dan telah memiliki beberapa unit usaha, maka penulis tertarik

melakukan pengkajian secara ilmiah mengenai BUMDes Sahabat yang ada di

Desa Baring melalui penelitian dengan judul “Evaluasi Pengelolaan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri

Kabupaten Pangkep”.

Page 17: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan dalam latar belakang tersebut, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana evaluasi pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan

Segeri kabupaten Pangkep?

2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat evaluasi pengelolaan BUMDes

Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi pengelolaan BUMDes Sahabat Desa

Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam evaluasi

pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten

Pangkep.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kegunaan secara

teoritis dan praktis sebagai berikut :

1. Kegunaan secara Teoritis, adalah untuk memperkaya dan menambah

pengetahuan penulis tentang bagaimana evaluasi pengelolaan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) jika di kaitan dengan konsep dan teori Evaluasi.

2. Kegunaan secara Praktis, Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai sumber informasi dan memberikan masukan bagi pemerintah

Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep mengenai BUMDes.

Page 18: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

terkait BUMDes antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ulul Hidayah, Sri Mulatsih, Yeti List

Purnamadewir pada tahun 2019, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor. Penelitian dengan judul “Evaluasi Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes): Studi Kasus BUMDes Harapan Jaya Desa Pagelaran,

Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor”. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembentukan BUMDes

Harapan Jaya Tahun 2015-2016 mengalami kebangkrutan yang disebabkan

oleh tidak adanya komitmen pengurus, Kemudian pada tahun 2017

pelaksanaan BUMDes Harapan Jaya mencanangkan 6 unit usaha dan hingga

akhir 2018 yang dapat terealisasi hanya 4 unit usaha, keempat unit usaha yang

berjalan belum mampu memberdayakan masyarakat dan mengurangi tingkat

pengangguran di Desa Pagelerang, karena total penyerapan tenaga kerja dari

unit-unitr usaha tertsebut hanya 20 orang. Omset BUMDes sudah bagus namun

profit yang diperoleh sangat kecil sehingga belum mampu memberikan

kontribusi terhadap pendapatan (Hidayah, Ulul. Dkk. 2019).

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan ialah pada fokus penelitian evaluasi BUMDes. Sedangkan

Page 19: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

8

perbedaannya pada studi kasus dan teori yang digunakan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Lestari, Mappamiring, dan Abdi tahun

2018, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian dengan

judul “Manajemen Strategik dalam Pengembangan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Desa Sugiwaras Kecamatan Monomulyu Kabupaten Poliwali

Mandar”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Proses perencanaan strategik Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) dikatakan ideal karena sudah dilakukan secara

matang dengan mempertimbangkan berbagai macam faktor baik dari dalam

maupun dari luar BUMDes. Proses pelaksanaan strategik Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) tergolong tidak ideal karena belum representatif. Meskipun

sudah melibatkan elemen-elemen luar pemerintahan juga internal pemerintahan

yang bersangkutan. Masih terdapat beberapa kendala dalam proses

pelaksanaannya, implementor utama adalah pengurus dan pelaku usaha Badan

Usaha Milik Desa Sugihwaras Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali

Mandar (Lestari, Diyan.Dkk. 2018).

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis

lakukan ialah sama-sama meneliti bagaimana pengelolaan BUMDes,

sedangkan perbedaannya terletak pada fokus penelitiannya. Fokus penelitian

ini adalah manajemen strategik pengembangan BUMDes Desa Sugiwaras

Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Poliwali Mandar.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Agung Tri Prabowo pada tahun 2018,

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan judul “Evaluasi

Page 20: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

9

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) (Studi Kasus BUMDes Desa Pojong

Kecamatan Pojong Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2017)”. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian mengetakan bahwa pengelolaan BUMDes Hanyukupi

dievaluasi dalam tiga tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan

tahap pasca pelaksanaan.Penegelolaan BUMDes hanyukupi Desa Pojong sudah

sesuai mulai dari perencanaan sampai pasca pelaksanaan sudah mencapai

tujuan utama yaitu kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Desa Pojong

(Prabowo, A. Tri. 2018).

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis

lakukan ialah pada fokus penelitian evaluasi pengelolalaan BUNDes.

Sedangkan perbedaannya terletak pada teori yang digunakan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Apriliana pada tahun 2016, mahasiswa

Universitas Lampung. Penelitian dengan judul “Evaluasi Program Nasional

Pemberdayaan Perempuan (PNPM) Mandiri Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

dalam Meningkatkan Kesejahteraan dan Perekonomian Masyarakat (Studi

Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu)”. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program simpan pinjam (SPP) ini

dapat membantu rumah tangga miskin yang memiliki usaha produktif untuk

mngembangkan aneka usaha yang ada, Memberi kemudahan akses permodalan

baik kepada masyarakat sebagai pemanfaat kelompok usaha, Menambah

kesempatan kerja.Menumbuh kembangkan usaha produktif dan kelompok

Page 21: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

10

perempuan, Mempertinggi kualitas sumberdaya manusia dan kelompok untuk

mencapai masyarakat yang sejahtera, meningkatkan pertumbuhan masyarakat,

menumbuhkan rasa persaudaraan yang saling membutuhkan satu dengan yang

lainnya (Apriliana. 2016).

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan ialah pada evaluasi program. Sedangkan perbedaannya ialah pada

program yang diteliti dan teori yang digunakan.

5. Penelitian yang dlakukan oleh Subaidah pada tahun 2019, mahasiswa Pasca

Sarjana Universitas Tadulako. Penelitian dengan judul “Evaluasi Pengelolaan

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kabupaten

Sigi (Studi pada Gapoktan Sigampa Desa Kaleke Kecamatan Dolo Barat)”.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengelolaan program PUAP

kelompok tani Gapoktan Sigampa Desa Kaleke kecamatan Dolo Barat

Kabupaten Sigi dari sisi input, yakni tujuan, dan mekanisme penyaluran dana

sudah sesuai dengan yang diharapkan di dalam Pedoman Umum Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PEDUM PUAP) (Subaidah.

2019).

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti ialah pada fokus penelitian evaluasi pengelolaan program.

Sedangkan perbedaannya pada program dan teori yang digunakan dalam

menganalisis. Adapun dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk mengkaji

bagaimana pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring Kabupaten Pangkep.

Page 22: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

11

B. Tinjauan Teori/Konsep

1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) dan pembangunan

masyarakat (community development) dimaksudkan sebagai pemberdayaan

masyarakat yang sengaja dilakukan pemerintah untuk memfasilitasi

masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola

sumberdaya yang dimiliki sehingga pada akhirnya mereka memiliki

kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial secara

berkelanjutan. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya

berkaitan erat dengan sustainable development yang membutuhkan pra-syarat

keberlanjutan kemandirian masyarakat secara ekonomi, ekologi dan sosial

yang selalu dinamis.

Pembangunan masyarakat, menurut Dirjen Bangdes pada hakekatnya

merupakan proses dinamis yang berkelanjutan dari masyarakat untuk

mewujudkan keinginan dan harapan hidup yang lebih sejahtera dengan strategi

menghindari kemungkinan tersudutnya masyarakat desa sebagai penanggung

akses dari pembangunan regional/daerah atau nasional. Menurut Soelaiman

dalam Suyatno (2003), Pengertian tersebut mengandung makna, betapa

pentingnya inisiatif lokal, partisipasi masyarakat sebagai bagian dari model-

model pembangunan yang dapat menyejahterakan masyarakat desa. Program

pembangunan masyarakat ini tidak berpusat pada birokrasi melainkan berpusat

pada masyarakat atau unit dan komunitasnya sendiri, pemberian kekuasaan

pada inisiatif lokal dan pasrtisipasi masyarakat menjadi kata kunci dalam

Page 23: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

12

pembangunan masyarakat.

Berkaitan dengan batasan pengertian di atas ada beberapa unsur dalam

pengertian pembangunan masyarakat, yaitu menitikberatkan pada komunitas

sebagai satu kesatuan, mengutamakan prakarsa dan sumber daya setempat,

sinergi antara sumber daya internal dan eksternal serta terintegrasinya

masyarakat lokal dan nasional, pada dasar tersebut pengembangan komunitas

diarahkan pada peningkatan kapasitas masyarakat dalam identifikasi kebutuhan

mereka, kapasitas mengidentifikasi sumber daya dan peluang dan peningkatan

kapasitas dalam pengelolaan pembangunan. Pendek kata, peningkatan

kapasitas masyarakat diarahkan pada kemampuan individu untuk memproses

keseluruhan pengalaman sosialnya, termasuk pemahamannya terhadap realitas

di sekelilingnya dan merealisasikan gagasan, target atau proyeknya.

Esensi yang terkandung dalam pembangunan masyarakat pada

hakekatnya tidak sekedar membantu masyarakat dalam mengatasi kesulitan-

kesulitan yang mereka hadapi, namun lebih dari itu pembangunan masyarakat

merupakan usaha untuk membentuk kemandirian mereka, sehingga dapat

mengatasi permasalahannya sendiri. Implisit di dalamnya, manusia merupakan

unsur pokok di dalam proses pembangunan. Dengan demikian, selain bertujuan

meningkatkan taraf hidup warga masyarakat, maka secara ideal pembangunan

masyarakat juga mempersyaratkan adanya partisipasi, kreatifitas dan inisiatif

dari masyarakat. Pembangunan akan berhasil guna ketika mampu

menggerakkan partisipasi masyarakat di dalamnya. Oleh karena itu, salah satu

indikator keberhasilan pembangunan masyarakat juga harus diukur dengan ada

Page 24: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

13

atau tidaknya partisipasi masyarakat di dalamnya, peningkatan kapasitas

masyarakat menjadi titik sentral dalam pembangunan masyarakat.

Asumsi yang dibangun dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat ini

adalah melihat komunitas sebagai suatu unit kerja, dan adanya unit-unit usaha

yang dilakukan salah satunya ialah seperti usaha susu kedelai. Kegiatan

didasarkan pada prakarsa lokal, sumber-sumber lokal dan kepemimpinan lokal,

dengan adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) segala aspek di ambil alih

untuk dikelola dalam pengembangan masyarakat, pembangunan masyarakat

berarti menaruh kepercayaan kepada kemampuan yang ada padanya.

Kepercayaan ini dinyatakan dalam bentuk kesempatan yang sama, kebebasan

memilih dan kekuasaan untuk memutuskan (empowerment). Kondisi ini akan

menciptakan daya gerak dalam diri masyarakat, sehingga secara terus menerus

akan bergerak membangun dirinya secara mandiri. Adanya kemandirian dari

masyarakat berarti mengurangi ketergantungan mereka dengan pihak luar.

Pada aras ini, inventaris dari luar harus dilakukan dengan tujuan utama

memberikan stimulant kepada masyarakat untuk lebih berdaya, sehingga

jangan sampai intervensi ini justru menyebabkan ketergantungan dan

mandulnya kreativitas mereka. Kedudukan orang luar hanya sebagai fasilitator

yang tidak menganggap dirinya jauh lebih pandai dari masyarakat, akan tetapi

ia bersedia belajar dari masyarakat.

Suyatno (2003), konsep pembangunan masyarakat pada hakekatnya

memiliki beberapa aspek sebagai berikut :

a. Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dibuat

Page 25: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

14

ditingkat lokal.

b. Fokus utama adalah memperkuat kemampuan masyarakat miskin dalam

mengawasi dan mengerahkan asset-asset untuk memenuhi kebutuhan sesuai

dengan potensi daerah mereka sendiri.

c. Memiliki toleransi terhadap perbedaan dan memgakui arti penting pilihan

nilai individu dan pembuatan keputusan yang telah terdistribusi.

d. Dalam rangka mencapai kebutuhan pembangunan dan pengembangan sosial

dilakukan melalui proses belajar sosial (sosial learning) dimana individu

berinteraksi satu sama lain menembus batas-batas organisatoris dan dituntun

oleh kesadaran kritis individual.

Budaya kelembagaan ditandai dengan adanya organisasi yang mengatur diri

sendiri (adanya unit-unit lokal) yang mengelola dirinya sendiri.

e. Jaringan koalisi dan komunikasi pelaku (aktor) lokal dan unit-unit lokal

yang mengelola diri sendiri, mencakup kelompok penerima manfaat lokal,

organisasi pelayanan daerah, pemerintah daerah, bank-bank pedesaan dan

lain-lain akan menjadikan basis tindakan-tindakan lokal yang diserahkan

untuk memperkuat pengawasan lokal yang mempunyai dasar luas atas

sumber-sumber dan kemampuan lokal untuk mengelola sumber daya

mereka.

Konsep pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya menawarkan suatu

proses perencanaan pembangunan dengan memusatkan pada partisipasi,

kemampuan dan masyarakat lokal. Dalam konteks ini, maka masyarakat perlu

dilibatkan pada setiap tahap pelaksanaan pembangunan dari perencanaan,

Page 26: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

15

pelaksanaan, dan evaluasi program yang mereka lakukan.Hal ini memiliki arti,

menempatkan masyarakat sebagai aktor (subyek) pembangunan dan tidak

sekedar menjadikan mereka sebagai penerima pasif pelayanan jasa.

Pembangunan masayarakat yang berkesinambungan pada hakekatnya

merupakan suatu proses yang disengaja dan terarah, mengutamakan

pendayagunaan kreatifitas-inisiatif serta pasrtisipasi masayarakat. Seperti apa

yang telah diuraikan di atas, pembangunan masyarakat merupakan model

pembangunan alternatif yang merupakan antitesis dari model pembangunan

konvensional. Inti dari model pembangunan alternatif adalah pemberdayaan,

sedangkan model pembangunan konvensional mengutamakan pada

pertumbuhan.

2. Konsep Evaluasi Program

a. Pengertian evaluasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, evaluasi adalah proses untuk

menemukan nilai layanan informasi atau produk sesuai dengan kebutuhan

konsumen atau pengguna. Evaluasi adalah suatu proses penelitian positif

dan negatif atau juga gabungan dari keduanya (Badan Pengembangan

Bahasa dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia: 2016). Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan

terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan

digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan

pelaksanaan program kedepannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih

bersifat melihat kedepan dari pada melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu,

Page 27: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

16

dan ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan demi keberhasilan

program, dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah perbaikan atau

penyempurnaan di masa mendatang atas suatu program.

Menurut Yusuf (2000) evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur

dan sumber nilai secara objektif dari pencapaian hasil-hasil yang

direncanakan sebelumnya, dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan

menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan.

Dalam hal ini Yunus menitikberatkan kajian evaluasi dari segi manajemen,

dimana evaluasi itu merupakan salah satu fungsi atau unsur manajemen,

yang misinya adalah untuk perbaikan fungsi atau sosial manajemen lainnya,

yaitu perencanaan. Selain itu menurut Jones (dalam Suharto: 2005)

mengungkapkan evaluasi adalah suatu aktivitas yang dirancang untuk

menimbang manfaat program dalam spesifikasi kriteria, teknik pengukuran,

metode analisis dan bentuk rekomendasi. Boyle (dalam Suharto, 2005)

evaluasi dilakukan untuk dapat mengetahui dengan pasti pencapaian hasil,

kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana strategi

yang dapat dinilai dan dipelajari untuk menjadi acuan perbaikan dimasa

mendatang. Lebih jauh lagi, evaluasi berusaha mengidentifikasikan

mengenai apa yang sebenarnya yang terjadi pada pelaksanaan atau

penerapan program.

b. Evaluasi Program

Menurut Tyler yang dikutip oleh Arikunto dan CepiSafruddin Abdul

Jabar (2009), evaluasi program adalah proses untukmengetahui apakah

Page 28: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

17

tujuan pendidikan telah terealisasikan. Selanjutnya menurut Cronbach dan

Stufflebeam yang dikutip oleh Suharsimi Arikuntodan Cepi Safruddin

Abdul Jabar (2009), evaluasi program adalah upayamenyediakan informasi

untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat kita katakana bahwa evaluasi

program adalah proses pengumpulan data atau informasi ilmiah yang

hasilnya dapat dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

pengambilan keputusan guna menentukan kebijakan alternative.

c. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Program

Menurut Endang Mulyatiningsih (2011), evaluasi program dilakukan

dengan tujuan untuk:

1) Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan

organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program

yang sama ditempat lain.

2) Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah

program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.

Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu,

makaevaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk

penelitian evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksana

berfikir danmenentukan langkah bagaimana melaksanakan penelitian.

Menurut Wahab (2002) evaluasi memiliki tiga fungsi utama dalam

analisis kebijakan, yaitu: 1) Evaluasi memberi informasi yang salah dan

dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan,

Page 29: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

18

nilai dan kesempatan yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik.

Dalam hal ini evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu

dan target tertentu telah dicapai. 2) Evaluasi memberi sumbangan pada

klarifikasi dan kritik terhadap nilainilai yang mendasari pemilihan tujuan

dan target. Nilai diperjelas denganmendefenisikan dan mengoperasikan

tujuan dantarget. 3) Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-

metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan

rekomendasi. Informasi tentang tidak memadai kinerja kebijakan yang dapat

memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan.

Berdasarkan fungsi-fungsi evaluasi yang telah dikemukakan diatas,

maka dapatlah kita simpulkan tentang nilai evaluasi merupakan suatu proses

yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan

sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak

atau hasil yang dicapai oleh program tersebut.

d. Model Evaluasi Program

Model-model evaluasi yang satu dengan yang lainnya memang

tampak bervariasi, akan tetapi maksud dan tujuannya sama yaitu melakukan

kegiatanpengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek

yang dievaluasi, selanjutnya informasi yang terkumpul dapat diberikan

kepada pengambil keputusan agar dapat dengan tepat menentukan tindak

lanjut tentang programyang sudah dievaluasi.

Menurut Kaufman dan Thomas yang dikutib oleh Suharsimi Arikunto

danCepi Safruddin Abdul Jabar (2009), membedakan model evaluasi

Page 30: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

19

menjadidelapan, yaitu:

a) Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler.

b) Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven.

c) Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael

Scriven.

d) Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.

e) Responsive Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.

f) CSE-UCLA Evaluation Model, menekankan pada “kapan” evaluasi

dilakukan.

g) CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam.

h) Discrepancy Model, dikembangkan oleh Provus.

e. Evaluasi Program CIPP

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pengambilankeputusan yang dikembangkan oleh Stufflebeam yang dikenal

dengan CIPP Evaluation Model. CIPP merupakan singkatan dari Context,

Input, Process and Product. Dalam buku Riset Terapan oleh Endang

Mulyatiningsih (2011), mengemukakan bahwa evaluasi CIPP dikenal

dengan nama evaluasi formatif dengan tujuan untuk mengambil keputusan

dan perbaikan program. Komponen evaluasi CIPP meliputi:

1) Context, orientasi utama dari evaluasi konteks adalah mengidentifikasi

latar belakang perlunya mengadakan perubahan atau munculnya program

dari beberapa subjek yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

2) Input, evaluasi input dilakukan untuk mengidentifikasi dan menilai

Page 31: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

20

kapabilitas sumber daya bahan, alat, manusia dan biaya, untuk

melaksanakan program yang telah dipilih.

3) Proces, evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasi atau

memprediksi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program.

4) Product, tujuan utama evaluasi produk adalah untuk mengukur,

menginterpretasikan dan memutuskan hasil yang telah dicapai oleh

program, yaitu apakah telah dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan atau belum.

3. Konsep BUMDes

Permen Desa No.4 Tahun 2015 menjelaskan bahwa pendirian BUMDes

dalam Pasal 2 menjelaskan bahwa Pendirian BUMDes dimaksudkan sebagai

upaya menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan

umum yang dikelola oleh desa dan/atau kerja sama antar-desa. Pendirian

BUMDes dalam Pasal 3 dijelaskan mengenai tujuan yang lebih mengarah pada:

a. meningkatkan perekonomian desa;

b. mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa;

c. meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa;

d. mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan

pihak ketiga;

e. menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan

layanan umum warga;

f. membuka lapangan kerja;

g. meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan

Page 32: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

21

umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa; dan

h. meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli desa.

Kemudian Pasal 4 dalam Permendesa No.4 Tahun 2015 memaparkan

bahwa:

(1) Desa dapat mendirikan BUMDes berdasarkan peraturan desa tentang

pendirian BUMDes

(2) Desa dapat mendirikan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dengan mempertimbangkan:

a. inisiatif Pemerintah desa dan/atau masyarakat desa;

b. potensi usaha ekonomi desa;

c. sumberdaya alam di desa;

d. sumberdaya manusia yang mampu mengelola BUMDes; dan

e. penyertaan modal dari pemerintah desa dalam bentuk pembiayaan dan

kekayaan Desa yang diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari

usaha BUMDes.

Pelaksanaan operasional diatur pula dalam Pasal 12 bahwa :

1) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

huruf mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUMDes sesuai

dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

2) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berkewajiban:

Page 33: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

22

3) melaksanakan dan mengembangkan BUMDes agar menjadi

lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan

umum masyarakat desa;

4) menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi desa untuk

meningkatkan pendapatan asli desa; dan

5) melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian

Desa lainnya.

Pembentukan dan pengelolaan BUMDes harus sesui dengan tujuannya

sebagaiman pasal 3 Permendes Tahun 2015. Dimana tujuan BUMDes dibentuk

dan dikelola ialah meningkatkan perekonomian desa; mengoptimalkan aset

desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa; meningkatkan usaha

masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa; mengembangkan

rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan pihak ketiga;

menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan

umum warga; membuka lapangan kerja; meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan

ekonomi desa; dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan

asli desa.

C. Kerangka Pikir

Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah semenjak lama

dijalankan oleh pemerintah melalui berbagai program BUMDes lahir sebagai

suatu pendekatan baru dalam usaha peningkatan ekonomi desa berdasarkan

kebutuhan dan potensi desa. untuk itu dibutuhkan Perancanaan dan

Page 34: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

23

pelaksanaan strategik dalam menjalankan BUMDes agar berkembang dan

berhasil. Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep merupakan desa

yang telah memiliki BUMDes dengan nama “SAHABAT”. BUMDes Sahabat

dibentuk pada musyawarah desa tanggal 18 Desember 2014 dan termuat

dalam Peraturan Desa No. 01 tentang pembentukan BUMDes dan telah

dikelola kurang lebih lima tahun.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengkaji bagaimana

pengelolaan BUMDes Sahabat dengan menggunakan pendekatan evaluasi

CIPP (Context, Input, Process dan Product) Evaluation formatif (Endang

Mulyaningsih,2011). Sebagaimana bagan berikut:

Bagan Kerangka Pikir :

Gambar: 2.1 Kerangka Pikir

Evaluasi Pengelolaan

BUMDes Sahabat

Faktor

Pendukung

1. Komitmen

Pemerintah

2. Potensi

Sumber daya

Alam

Pengelolaan BUMDes SAHABAT

Desa Baring yang Baik

Model Evaluasi CIPP:

1. Contest

2. Input

3. Process

4. Product

Faktor

Penghambat

1. Anggaran

2. Sumber daya

Manusia

Page 35: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

24

C. Fokus Penelitian

Berangkat dari kerangka pikir diatas, maka fokus penelitian ini ialah:

1. Evaluasi pengelolaan BUMDes Sahabat di Desa Baring Kecamatan Segeri

Kabupaten Pangkep,

2. Faktor pendukung serta penghambat apa saja yang ada dalam evaluasi

pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten

Pangkep.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi dari fokus penelitian ini antaralain:

1. Evaluasi Pengelolaan BUMDes Sahabat

Evaluasi pengelolaan yang dimaksud adalah usaha mengukur sejauh

mana pengelolaan yang dilakukan dengan tujuan awal yang ditetapkan dalam

suatu program dalam penelitian ini, pengelolaan yang dimaksud adalah

pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring kecamatan Segeri Kabupaten

Pangkep. Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sesuai

dengan Permendes pasal 12 No. 4 tahun 2015. BUMDes Sahabat adalah Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dibentuk oleh oleh Pemerintah Desa dan

Masyarakat Desa Baring dan ditetapkan dengan PERDes No. 01 tahun 2014.

2. Model Evaluasi CIPP

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model CIPP

Evaluation Model. CIPP merupakan singkatan dari Context, Input, Process and

Product. Komponen evaluasi CIPP meliputi:

Page 36: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

25

a. Context, orientasi utama dari evaluasi konteks adalah mengidentifikasi

latarbelakang perlunya mengadakan perubahan atau munculnya program

dari beberapa subjek yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

b. Input, evaluasi input dilakukan untuk mengidentifikasi dan menilai

kapabilitas sumber daya bahan, alat, manusia dan biaya, untuk

melaksanakan program yang telah dipilih.

c. Proces, evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasi atau memprediksi

hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program.

d. Product, tujuan utama evaluasi produk adalah untuk mengukur,

menginterpretasikan dan memutuskan hasil yang telah dicapai oleh

program, yaitu apakah telah dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan atau belum.

3. Faktor Pendukung

Adapum faktor pendukung yang dimaksud dalam bagan kerangka pikir

penelitian ini adalah faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam pengelolaan

BUMDes Sahabat Desa Baring.

4. Faktor Penghambat

Adapun faktor penghambat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

faktor-faktor yang menghambat dalam pengelolaan BUMDes Sahabat Desa

Baring.

5. Desa Baring merupakan salah satu desa di Kecamatan Segeri Kabupaten

Pangkep yang memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan nama

BUMDes Sahabat.

Page 37: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 03 februari 2021 sampai pada

tanggal 28 april 2021. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa

Baring dengan objek penelitian Evaluasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) SAHABAT, karena disinilah kurang lebih 5 (lima) tahun BUMDes

SAHABAT Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan dibentuk dan dikelola.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Dimana jenis penelitian ini menjelaskan mengenai suatu prosedur penelitian

yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata lisan maupun tertulis dari

orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.

2. Tipe penelitian

Adapun tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Deskriptif Kualitatif. Tipe penelitian Kualitatif adalah tipe penelitian yang

mengamati tentang fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia, dimana

penelitia mencoba untuk masuk ke dalam alam konseptual para subjek yang

ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka paham tentang bagaimana suatu

pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dalam

kehidupan sehari-hari kemudian dideskripsikan dalam bentuk tulisan.

Page 38: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

27

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah proses mendapatkan informasi

dari subjek dan objek data, data yang dimaksud digolongkan menjadi dua

bagian yaitu data sekunder dan data primer, penggolongan ini dilakukan demi

menjaga keakuratan dan relevansi serta kekayaan data yang diperoleh di

lapangan sehubungan dengan objek penelitian ini. Sumber data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data primer

Data primer adalah data yang didapatkan atau dikumpulkan dari

pihak pertama atau tangan pertama, tanpa melalui perantara.Data ini

berkaitan langsung dengan informan, data ini diperoleh dari hasil

pengamatan langsung terhadap objek dan subjek yang diteliti sumber

datanya melalui wawancara dan observasi langsung terhadap objek

penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak ke dua, ketiga

dan seterusnya. Misalnya dari sebuah instansi ataupun organisasi yang

bersangkutan, atau perorangan dari pihak yang telah mengumpulkan dan

mengalihnya, seperti data dokumentasi, data wawancara dengan

masyarakat, foto-foto, buku dan lain-lain yang relevan dengan penelitian.

Hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui

informan secara tertulis ataupun gambar-gambar dan tulisan-tulisan yang

berhubungan dengan penelitian ini.

Page 39: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

28

D. Informan Penelitian

Desain penelitian deskriptif kualitatif, jenis informan/responden ada dua

yaitu informan kunci (key informan) dan informan sekunder (secondary

informan). Informan kunci adalah mereka yang dianggap menguasai objek

penelitian.Sedangkan informan sekunder dibutuhkan untuk melengkapi

informasi data/data penelitian guna memperkaya analisis, tetapi tidak mesti

ada. Adapun informan dalam penelitian ini ialah:

Tabel 3.1 Informan

No Nama Inisial Jabatan Ket.

1. H. Syahrul Sipato. SH SS PLT KepalaDesa Baring 1 orang

2. Wahyuddin, S.Sos WU Sekretaris Desa Baring 1 orang

3. Maryani MY Pendamping Desa Baring 1 orang

4. Andi Ayu Masyta AAM Direktur BUMDes Sahabat 1 orang

5. Andi Rachmat AR Masyarakat

2 orang 6 Supardi SP Masyarakat

Total Informan 6 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik ini berupa pengamatan secara langsung terhadap objek

penelitian guna memperoleh keterangan berupa informasi, data dan fakta

Page 40: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

29

akurat yang berhubungan dengan objek penelitian, teknik ini juga digunakan

untuk mengetahui relevansi antara keterangan informan/responden dan data

dengan kenyataan yang ada dengan melakukan pengamatan secara langsung

terhadap objek penelitian dan tetap mengontrol keabsahannya. Observasi

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

gejala atau masalah yang tampak pada objek penelitian.

2. Wawancara (Interview)

Teknik pengumpulan data ini dimaksudkan untuk mendapatkan

gambaran mengenai objek penelitian dengan cara tanya jawab secara

mendalam dan terbuka dengan bertatap muka langsung dengan

informan/responden. Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan

itu.

3. Studi kepustakaan (Dokumen)

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data pendukung (data

sekunder) dari berbagai literatur baik berupa buku, artikel, skripsi, hasil

penelitian yang relevan, koran dan dokumen-dokumen tertulis lain sebagai

referensi yang berkaitan dengan objek penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam mengelola data adalah

dengan cara menggunakan teknik analisis data hasil observasi dan wawancara.

Page 41: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

30

Setelah data dikumpulkan, maka selanjutnya dilakukan analisis data dengan

menyusun dengan menggunakan purposive sampling, artinya dengan memilih

narasumber yang benar-benar mengetahui kondisi internal dan eksternal Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) SAHABAT yang ada di Desa Baring. Sehingga

mereka dapat memberikan informasi mengenai pengelolaan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) SAHABAT.

Analisis data dalam penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti sejak

sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di

lapangan, namun analisis data yang dilakukan oleh peneliti lebih difokuskan

selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam

penelitian ini menggunakan konsep dari Hubberman dan Milles dalam

Sugiyono (2015), yaitu aktifivitas dalam analisis data kualitatif peneliti lakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas sehingga

datanya sudah jenuh. Aktivitas yang dilakukan peneliti dalam analisis data

yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti peneliti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan dan selanjutnya, reduksi data ini

berlanjut terus sesudah penelitian di lapangan sampai pada laporan akhir

lengkap tersusun.

Page 42: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

31

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi oleh peneliti, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data ke dalam bentuk yang lebih sederhana seperti uraian

ringkas, bagan, hubungan antar indikator, tabel informan, gambar kerangka

pikir. Dengan penyajian maka sangat memudahkan peneliti untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami oleh peneliti. Dalam klasifikasi analisi ini, data

disusun sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan dalam penarikan

kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi (Conclusion Drawing)

Setelah data disajikan dan diolah oleh peneliti, maka akan

diperoleh kesimpulan yang tentatif, kabur, kaku, dan meragukan, sehingga

kesimpulan tersebut perlu untuk diverifikasi. Pada tahap ini peneliti tidak

meninggalkan selanjutnya, sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan

tahap yang sebelumnya, kesimpulan yang ditulis oleh peneliti senantiasa

diverifikasi selama penelitian berlangsung, agar kesimpulan yang dihasilkan

tidak diragukan dan dapat dipercaya.

G. Keabsahan Data

Untuk mengabsahkan data diperlukan teknik pemeriksaan dan reduksi

data, teknik keabsahan data di dasarkan pada empat kriteria yaitu kepercayaan,

keteralihan, ketergantungan, dan kepastian, untuk menetapkan keabsahan data

dalam penelitian di lapangan perlu data sebagai berikut:

Page 43: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

32

1. Keikutsertaan peneliti di lapangan peneliti secara langsung ikut serta dalam

proses penelitian di lapangan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan

permasalahan yang dikaji dari respoden sebagai bentuk kepercayaan kepada

subjek bahwasannya data yang diteliti itu valid.

2. Triangulasi data merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

menggunakan orang lain (pakar, ahli, dan kompeten) dalam melakukan

pengecekan untuk perbandingan terhadap data. Triangulasi data yang

digunakan ialah:

a. Triangulasi data dengan sumber data, yaitu membandingkan data

mengecek data dengan baik tingkat kepercayaan dan akurasi data yang

diperoleh dari alat dan waktu yang berbeda.

b. Triangulasi data dengan pakar/ahli/kompeten, untuk keperluan

pengecekan kembali derajat kepercayaan data agar tidak terjadi bias

dalam proses pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti menggunakan

cara sebagai berikut:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara yang

telah dilakukan.

2) Membandingkan pernyataan secara umum dan secara pribadi.

3) Membandingkan pernyataan responden dalam proses penelitian dan

sepanjang waktu.

c. Triangulasi Waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.

Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan

dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau

Page 44: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

33

teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Waktu yang dimaksud

disini ialah adanya batasan yang dilakukan oleh peneliti baik waktu

dalam segi jam dan hari yang dilakukan pada saat penelitian, bila hasil uji

menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga ditemukan kepastian datanya.

Page 45: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Desa Baring

a. Sejarah Singkat Asal Mula Nama Desa Baring

Setiap Desa atau daerah pasti memiliki sejarah dan latar belakang

tersendiri yang merupakan pencerminan dari karakter dan pencirian khas

tertentu suatu daerah. Sejarah Desa atau daerah sering kali tertuang di

dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun temurun dari mulut ke mulut

sehingga sulit di buktikan secara fakta.

Nama Baring berawal/ berasal dari salah satu Kampung atau Wilayah

yang terletak di Desa Baring Bulu Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan daerah tersebut bernama Baringen yang artinya tangga yang

dilalui untuk menyembah sang raja, dimana Rajanya bernama A. Mappangile

Datu I Baringeng, menurut sejarahnya A. Mappangile mempunyai putra yang

bernama A. Mallorosang Raja II Baringeng dan A. Mallorosang mempunyai

lagi putra yang bernama A. Mattoana Petta Duppa Raja III Baringen,beliau

mempunyai putra yang bernama A. Paluseri Petta Pala.

Pada suatu hari A. Paluseri Petta Pala disuruh oleh neneknya yaitu A.

Mallorosang untuk pergi kesuatu tempat yakni di salah satu wilayah Kab.

Pangkajene Kec. Segeri untuk membangun sebuah kampung, dan sesuai

dengan amanah dari neneknya wilayah tersebut diberi nama yang sama dengan

asal beliau yang bernama Baringeng (Desa Baring Bulu Kecamatan Segeri

Page 46: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

35

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan). Dengan berjalannya waktu nama

Baringeng berubah menjadi Baring yang pada Tahun 1963 resmi menjadi

sebuah Desa..

Beberapa aturan administratif lain yang menjadi latar belakang

Pembentukan Desa ini antara lain :

a) Undang-Undang No. 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah-daerah

tingkat II di Sulawesi

b) Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

c) Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005 tentang Desa.

Nama-Nama Kepala Desa

Sebelum Dan Sesudah Berdirinya Desa Baring

No Periode Nama Kepala Desa Keterangan

1 1963 - 1970 H.ANDI GAU Pengangkatan

Pejabat Desa

2 1970 - 2004

H.ANDI MUH AMIN Pengangkatan

Pejabat Desa

3 2005 - 2007 H.ANDI PANANGNGARENG Pengangkatan

Pejabat Sementara

Desa 4 2008 - 2013 H.ANDI PANANGNGARENG PILKADES I

5 2014 - 2019 ANDI MUH ARSYAD.HG PILKADES II

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

b. Batas Desa

Lokasi Desa Baring.berada di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan dengan luas wilayah ± 34.146 Ha. dan luas desa 9.48 Ha

dengan batas-batas wilayah desa sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Parenreng

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tabo-Tabo

Page 47: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

36

3) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kabupaten Barru

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Bontomatene

c. Kondisi Geografis

Kondisi Geografis

No Uraian Keterangan

1 Luas wilayah : 34.146 Hektar

2 Jumlah Dusun : 2 (Dua)

1) Dusun Amputtang

2) Dusun Amung

3 Batas wilayah :

Utara : Desa Parenreng

Selatan : Desa Tabo-Tabo

Barat : Kel. Bonto Matene

Timur : Kab. Barru

4 Topografi

Secara umum Desa Baring adalah daerah

dataran sedang

Ketinggian di atas permukaan laut 37 m

5 Hidrologi :

Tergantung dari Hujan

6 Klimatologi :

Suhu 24 – 27 °C

Curah Hujan 38-93 mm/tahun

Kelembaban udara 24 °C

Kecepatan angina

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

d. Kondisi Sosial Budaya Desa

1) Kependudukan.

Jumlah Penduduk Laki-Laki lebih Sedikit di banding jumlah

penduduk Perempuan.

Page 48: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

37

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

2) Kesejahteraan

Jumlah KK Sedang mendominasi yaitu 35% dari total KK, KK pra

sejahtera 13 %, KK sejahtera 12 % KK Kaya 10 %. dan KK Miskin 30 %.

Dengan banyaknya KK Miskin inilah maka Desa BARING termasuk dalam

Desa Tertinggal

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

3) Tingkat Pendidikan

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9

tahun baru terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP

mendominasi peringkat Pertama.

0500

1.0001.5002.0002.5003.0003.500

3.396

878 1.645 1.751

Series1

13% 12% 10%

35% 30%

Page 49: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

38

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

4) Mata Pencaharian

Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani dan buruh

tani.hal ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak dulu bahwa

masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan

menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak

punya pilihan lain selain menjadi buruh tani dan buruh bangunan.

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

0

263

246

167

30

Tingkat Pendidikan

a)    SD

b)   SLTP

c)    SLTA

d)   Diploma/Sarjana

MataPencarian

a)    Petanib)

Peternakc)

Pedagangd)   PNS

e)    Lain-lain

65%

8% 20%

5% 2%

Page 50: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

39

e. Keadaan Ekonomi

Desa Baring mangandalkan bidang pertanian dan perkebunan sebagai

tulang punggung ekonomi desa, terdiri dari lahan hutan, persawahan, tanah

kering, tanah perkebunan dengan komiditi padi dan hasil Pertanian sebagi

komiditi terbesar, selain itu juga dibudidayakan tanaman pangan seperti

jagung, Labu, ubi kayu dan ubi jalar serta tanaman buah-buahan berupa

mangga dan pisang dll. Tanaman perkebunan selain kakao antara lain kelapa,

dan gula merah, dua komiditi terakhir ini merupakan komiditi khas yang

umumnya potensial dikembangkan dipegunungan.Potensi ekonomi Desa yang

utama adalah Pertanian, Perkebunan Potensi Ekonomi desa yang lain adalah

peternakan, meliputi beragam jenis ternak, antara lain (diurut berdasarkan

jumlah populasinya): Sapi, Ayam (Ayam kampung / ayam Potong ) dan Bebek.

Pengelolaan potensi kehutanan, pertanian, perkebunan serta peternakan

hanya dilakukan dalam skala terbatas atau dalam skala rumah tangga tidak ada

investasi besar dalam pengelolaan tersebut sehingga produktivitasnya juga

terbatas, potensi perkebunan juga sangat bagus dikembangkan sehubungan

tersedianya media budidaya Perkebunan Lahan Perkebunan, dan sumber air

Sungai yang dapat dimanafaatkan.

Mengingat letaknya yang memiliki sungai, yaitu sungai Baring

menjadikan sungai tersebut juga memberikan kekayaan sumberdaya alam

berupa air pengairan persawahan dan pertanian serta bahan galian pasir dan

batu sungai, namun demikian banyak ruas jalan desa maupun jalan dusun yang

mengalami kerusakan, tapi sekarang sudah ada yang diperbaiki sebagaian.

Page 51: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

40

Sejauh ini jalan tani semakin menjadi kebutuhan pula dalam hal pengembangan

jaringan jalan guna semakin memepermudah petani mengangkut hasil

pertanian mereka, kegiatan pertanian sangat bergantung pada curah hujan

mengingat banyaknya kegiatan, Pemerintah Desa perlu mendorong warga

untuk melakukannya secara partisipatif.

f. Kondisi Pemerintahan Desa

Wilayah Pemerintahan Desa Baring terbagi atas 2 dusun, 8 Rukun

Tetangga (RK) dan 16 Rukun Tetangga yaitu: Dusun Amputtang terbagi

Menjadi 4 Wilayah . RK 1 ,Rk 2, RK 3, RK7 Dusun Amung Juga Terbagi

Menjadi 4 Wilayah. RK 4, RK 5, RK 6, DAN RK 8.

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

Page 52: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

41

2. Profil Badan Usaha Milik Desa ( BUMDesa ) “Sahabat”

a. Data Umum Desa

Nama Desa Baring

Nama Kecamatan Segeri

Nama Kepala Desa Andi Muhammad Arsyad, HG

Masa Jabatan Kepala

Desa

Dari Tahun 2014 s.d. 2020

Luas Desa ± 34.146 Ha Km2

Alamat Kantor Desa Jl Amputtang Desa Baring

No Telepon Kantor Desa

Email [email protected]

Batas-Batas Desa Sebelah Timur : Kab Barru

Sebelah Barat : Kel. Bontomate’ne

Sebelah Utara : Desa Parenreng

Sebelah Selatan : Desa Tabo-Tabo

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

b. Data Badan Usaha Milik Desa

Nama Badan Usaha Milik

Desa

Sahabat

Alamat Kantor Jl. Amputtang Desa Baring

No Telepon -

Email [email protected]

Luas Desa ± 34.146 Ha

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

c. Pendirian Badan Usaha Milik Desa

Tanggal Musyawarah Desa

Pembentukan BUMDesa

18 Desember 2014

Peraturan Desa Nomor : 01

Tanggal : 18 Desember 2014

Tentang : Pembentukan

BUMDES

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

Page 53: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

42

d. Susunan Kepengurusan

Keputusan Kepala Desa Nomor : 08

Tanggal : 15 Januari 2018

Tentang : Susunan pengurus BUMDES

Penasehat Andi Muhammad Arsyad

Pelaksana Operational

Kepala Unit Usaha SPP

Kepala Unit Usaha Bumdesmart

Penyewaan Barang

Kepala Unit Usaha

Kepala Unit Usaha

Direktur : Anti Ayu Masyta

Sekretaris : Selpiana

Bendahara : Citra

Ernawati

Sulpikar

diisi dengan SK yang baru

diisi dengan SK yang baru

Pengawas Ketua : Drs Surya Alam

Wakil Ketua :

Sekretaris :

Bendahara :

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

e. Jenis Kegiatan Usaha Permodalan

Penyertaan Modal dari Pemerintah Desa

No Nama Unit Usaha Bentuk Penyertaan Modal Keterangan

1 Simpan Pinjam Uang SebesarRp. 40.000.000

Peraturan Desa

Nomor :

Tanggal :

Tahun :

Tentang :

Belum ada perdes

yang mendukung

penyertaan modal

baru berita acara

penyerahan

modal BUMDES

Barang / Aset Desa Berupa

Jasa pinjaman

(Cantumkan

Jumlah/Satuan

Barang)

2 Penyewaan

Barang

Uang SebesarRp.

100.000.000,-

Peraturan Desa

Nomor :

Page 54: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

43

Tanggal :

Tahun :

Tentang :

Barang / Aset Desa Berupa

Alat Musik cayya-Cayya

Motor Viar

Hand Traktor

1 Paket

1 Unit

I Unit

3 Bumdesmart Uang SebesarRp. 50.000.000

Peraturan Desa

Nomor :

Tanggal :

Tahun :

Tentang :

Barang / Aset Desa Berupa

(Cantumkan

Jumlah/Satuan

Barang)

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

B. Evaluasi Pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Bariang Kecamatan Segeri

Kabupaten Pangkep.

Evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program

yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan,

memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program kedepannya agar

jauh lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat kedepan dari pada melihat

kesalahan-kesalahan dimasa lalu, dan ditujukan pada upaya peningkatan

kesempatan demi keberhasilan program, dengan demikian misi dari evaluasi itu

adalah perbaikan atau penyempurnaan di masa mendatang atas suatu program.

Sejalan dengan agenda prioritas Presiden untuk mewujudkan Nawacita,

khususnya Cita ke-3 yaitu: “Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan

Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan”,

Page 55: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

44

maka Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

yang terbentuk berdasarkan pergeseran tugas dan fungsi dari Direktorat

Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri,

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi yang sesuai dengan Visi, Misi Presiden/Wakil Presiden untuk

menentukan arah kebijakan, strategi, sasaran, outcome, kegiatan dan output

dalam rangka melaksanakan amanah mengawal implementasi Undang-Undang

Desa secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan untuk mewujudkan desa

yang kuat, maju, mandiri dan demokratis sehingga dapat mempercepat

pembangunan.

Diantara 32 BUMdes berkembang di Kabupaten Pangkep, salah satunya

ialah BUMDes Sahabat yang berada di Desa Baring Kecamatan Segeri

BUMDes Sahabat dibentuk pada musyawarah desa tanggal 18 Desember 2014

dan termuat dalam Peraturan Desa No. 01 tentang pembentukan BUMDes.

BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep ini

memiliki unit usaha sebagai berikut: Simpan Pinjam dengan produk Modal

Usaha, Penyewaan dengan produk Alat Musik Cayya-Cayya, Hand Traktor,

dan Perdagangan dengan produk Bumdesmart, maka dengan itu diperlukan

Evaluasi Pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri

Kabupaten Pangkep dengan indikator evaluasi Model CIPP terdiri dari empat

jenis evaluasi, yaitu: Evaluasi Konteks (Context Evaluation), Evaluasi

Masukan (Input Evaluation), Evaluasi Proses (Process Evaluation), dan

Evaluasi Produk (Product Evaluation).

Page 56: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

45

1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)

Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah mengidentifikasi latar

belakang perlunya mengadakan perubahan atau munculnya program dari

beberapa subjek yang terlibat dalam pengambilan keputusan mencakup analisis

masalah yang berkenaan dengan lingkungan program atau kondisi objektif

yang akan dilaksanakan berisi tentang kekuatan dan kelemahan objek tertentu.

Evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan

menilai kebutuhan, suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan

(discrepancy view) kondisi nyata (reality) dengan kondisi yang diharapkan

(ideality).

Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah

kekuatan dan kelemahan dari objek tertentu yang akan atau sedang berjalan.

Evaluasi konteks memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam

perencanaan suatu program yang akan dilaksanakan selain itu, konteks juga

bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program. Analisis ini akan membantu

dalam merencanakan keputusan, menetapkan kebutuhan dan merumuskan

tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi konteks juga

mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak

menimbulkan kerugian panjang.

Badan Usaha Milik Desa pada penelitian ini berada di Desa Baring

merupakan Desa yang mendirikan BUMDesa sebagai instrumen

pendayagunaan ekonomi lokal dengan berbagai ragam jenis potensi

pendayagunaan potensi ini terutama bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan

Page 57: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

46

ekonomi warga desa melalui pengembangan usaha ekonomi mereka. Hasil

wawancara yang dilakukan terhadap Kepala Desa Baring terkait dengan

kegiatan Pelaksanaan BUMDes Sahabat adalah sebagai berikut:

“Baik jadi di desa Baring ini BUMDes Sahabat itu dari tahun 2014 sudah

di resmikan, di kukuhkan oleh bapak Bupati, saat itu kalau tidak salah

ada sekitar 32 desa yang di kukuhkan. hingga akhir ini BUMDes ini telah

melaporkan beberapa unit kegiatannya termasuk Unit Simpan

Pinjamnya”. (Hasil wawancara dengan SS pada tanggal 13 Maret 2021).

Sesuai dengan uraian informan diatas dijelaskan bahwa BUMDes

Sahabat di Desa Baring diresmikan pada tahun 2014 oleh Bupati Pangkep

“Syamsuddin A.Hamid Batara” dan mengukuhkan 32 BUMDes di Kabupaten

Pangkep. Hingga saat ini BUMDes Sahabat telah melaporkan unit kegiatannya

yaitu Unit Usaha Simpan Pinjam. Badan Usaha Milik Desa di Desa Baring ini

didirikan pada tanggal 18 Desember disahkan.Jadi secara legalitas berdasarkan

Peraturan Desa dan AD/ART.

Pembentukan dan pengelolaan BUMDes harus sesui dengan tujuannya

sebagaiman pasal 3 Permendes Tahun 2015. Dimana tujuan BUMDes dibentuk

dan dikelola ialah meningkatkan perekonomian desa; mengoptimalkan aset

desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa; meningkatkan usaha

masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa; mengembangkan

rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan pihak ketiga;

menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan

umum warga; membuka lapangan kerja; meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan

ekonomi desa; dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan

Page 58: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

47

asli desa. Hasil Wawancara terkait dengan Pengawasan Pengelolaan BUMDes

terhadap Kepala Desa/Komisaris BUMDes Desa Baring adalah sebagai

berikut:

“Pengelolaan BUMDes itu setiap bulan ada laporannya, laporan kegiatan

yang terutama unit simpan pinjam yang banyak membantu masyarakat-

masyarakat kecil di BUMDes ini kita lebih prioritaskan pedagang-

pedagang seperti punya usaha toko, penjual ikan, penjual sayur dan

usaha-usaha lain”. (Hasil wawancara dengan WU pada tanggal 13 Maret

2021).

Sesuai dengan pernyataan dari wawancara informan diatas bahwa dalam

pengelolaan BUMDes dilakukan laporan kegiatan setiap bulannya, terutama

unit Simpan Pinjam yang banyak membantu masyarakat-masyarakat kecil

seperti pedagang-pedagang dan usaha-usaha lain yang lebih di proiritaskan di

Desa Baring.

Berdasarkan hasil Observasi peneliti bahwa dalam Pengawasan

Pengelolaan Laporan kegiatan tidak adanya Transparansi antara Pemerintah

Desa ke Badan Pengawas Desa (BPD), sehingga Pengelolaan BUMDes

tersebut tidak Efektif dan tidak berjalan sesuai dengan aturan, begitupun Hasil

wawancara terhadap Direktur BUMDes Sahabat Desa Baring adalah sebagai

berikut :

“Jadi tugas saya itu sebagai direktur BUMDes adalah Melaksanakan dan

Mengkoordnir Pelaksanaan Kegiatan Unit Usaha yang di Kelola oleh

BUMDes itu sendiri (Hasil wawancara dengan AM pada tanggal 15

Maret 2021).

Berdasarkan dengan uraian diatas, dijelaskan bahwa, tugas Ketua atau

direktur BUMDes adalah melaksanakan kebijakan yang telah ada dan

mengkoordinir pelaksanaan kegiatan unit usaha yang di kelola oleh BUMDes

itu sendiri.

Page 59: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

48

Di dalam prasyarat pelaksanaan BUMDes secara eksplisit telah

disebutkan peranan dari BUMDes yaitu sebagai bisnis ekonomi dan bisnis

sosial. Peranan secara ekonomi tentu saja meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa melalui usaha-usaha yang dikelola olehBUMDes serta

kontribusinya terhadap kas desa atau PADes, sedangkan peranan secara sosial

dapat terlihat dari bagaimana nantinya keberadaan BUMDes mampu

memberdayakan masyarakat, meningkatkan interaksi dan solidaritas yang telah

terbina selama ini melalui kegiatan BUMDes yang dikelola secara kolektif.

Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan terhadap Kepala Desa Baring

terkait dengan pernan BUMDes adalah sebagai berikut:

“Peranan BUMDes ini juga tercantum di dalam UU Desa bahwa hasil

dari BUMDes dimanfaatkan selain untuk pengembangan usaha juga

dimanfaatkan untuk pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa,

dan pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan

sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa” (Hasil wawancara dengan SS pada

tanggal 13 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Peranan

BUMDes secara ekonomi tentu saja meningkatkan kesejahteraan masyarakat

desa melalui usaha-usaha yang dikelola oleh BUMDes serta kontribusinya

terhadap kas desa atau PADes. Sedangkan peranan secara sosial dapat tirlihat

dari bagaimana nantinya keberadaan BUMDes mampu memberdayakan

masyarakat, meningkatkan interaksi dan solidaritas yang telah terbina selama

ini melalui kegiatan BUMDes.

Maka bisa dikatakan bahwa BUMDes memiliki dua fungsi utama yaitu

sebagai lembagasosial dan lembaga komersial desa. BUMDes sebagai lembaga

Page 60: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

49

sosial memiliki kontribusi sebagai penyedia pelayanan social, sementara fungsi

sebagai lembaga komersial memiliki artibahwa BUMDes bertujuan untuk

mencari keuntungan melalui penawaran sumber daya local (barang dan jasa) ke

pasar (Wijanarko, 2012).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

bahwa berbeda dengan hasil wawancara di atas, terbukti di lapangan sebagai

direktur BUMDes Sahabat dalam melaksanakan kebijakan terkadang tidak

sesuai dengan aturan dan tujuan BUMDes Sahabat, begitupun dalam

mengkoordinir pelaksanaan kegiatan unit usaha tentang laporan kegiatan,

laporan keuangan, dan pembagian dana BUMDes yang tidak terkoordinir

dengan baik sehingga evaluasi pengelolaan BUMDes ini tidak sesuai tujuan

BUMDes Sahabat secara konteks.

2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)

Evaluasi input dilakukan untuk mengidentifikasi dan menilai kapabilitas

sumber daya bahan, alat, manusia dan biaya, untuk melaksanakan program

yang telah dipilih, evaluasi input untuk mengaitkan tujuan, konteks, input dan

proses dengan hasil program. Evaluasi ini juga menentukan kesesuaian

lingkungan dalam membantu pencapaian tujuan dan objektif program.

Disamping itu, evaluasi ini dibuat untuk memperbaiki program bukan untuk

membuktikan suatu kebenaran. Evaluasi input dilakukan terhadap tersedianya

sumber daya program dalam hal ini anggaran, sumber daya manusia, sarana

dan prasarana yang digunakan. Singkatnya, input merupakan model yang

digunakan untuk menentukan bagaimana cara agar penggunaan sumber daya

Page 61: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

50

yang ada bisa mencapai tujuan serta secara esensial memberikan informasi

tentang apakah perlu mencari bantuan dari pihak lain atau tidak. Hal ini juga

diperkuat oleh pernyataan pendamping Desa Baring sebagai berikut :

“Dalam usaha yang di lakukan BUMDes Sahabat Desa Baring itu untuk

mengembangkan usaha BUMDesnya iyalah salah satunya itu

memberikan modal usaha kepada masyarakat Desa `Baring, dalam hal ini

simpan pinjam. Cuman masyarakat sebagian masih banyak yang merasa

kalau pinjaman yang diberikan kepada mereka itu adalah anggaran dari

dana desa sehingga mereka tidak terlalu memikirkan untuk

mengembalikan modal yang diberikan oleh BUMDes Sahabat sehingga

proses pengembangan usaha dari BUMDes Sahabat tidak lancar (Hasil

wawancara dengan MY pada tanggal 14 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan pendamping desa peneliti

menyimpulkan bahwa dalam usaha yang dilakukan BUMDes Sahabat Desa

Baring itu untuk mengembangkan usaha BUMDesnya iyalah salah satunya itu

memberikan modal usaha kepada masyarakat Desa `Baring, dalam hal ini

simpan pinjam. Cuman masyarakat sebagian masih banyak yang merasa kalau

pinjaman yang diberikan kepada mereka itu adalah anggaran dari dana desa

sehingga mereka tidak terlalu memikirkan untuk mengembalikan modal yang

diberikan oleh BUMDes Sahabat sehingga proses pengembangan usaha dari

BUMDes Sahabat tidak lancar.

Sebelum memberikan simpan-pinjam, masyarakat diberikan dulu

simulasi atau pemahaman terkait program simpan pinjam yang akan dijalankan

selama beberapa waktu, sehingga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,

seperti pembyaran yang tersendat dan masyarakat diminta harus berusaha

professional untuk mengusahakan pembayaran tepat pada waktu yang telah

Page 62: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

51

ditetapkan, sehingga program ini dapat berlangsung lama, dan berkembang

dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian

masyarakat masih belum mengetahui apa itu BUMDes atau kurangnya SDM

mengenai BUMDes, hal ini juga karna terlalu tingginya bunga pinjaman yang

diberikan kepada masyarakat. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Bapak

Kepala Desa Baring sebagai berikut :

“Dalam usaha simpan pinjam yang dilakukan BUMDes Baring ini cukup

memberatkan sebagian masyarakat karna bunga pinjamannya terlalu

tinggi yaitu 2,5% sehingga masyarakat sebagian tidak mengembalikan

bunga dari pinjaman yang mereka ambil dari BUMDes” (Hasil

wawancara dengan SS pada tanggal 13 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan juga bahwa

Dalam usaha simpan pinjam yang dilakukan BUMDes Baring ini cukup

memberatkan sebagian masyarakat karna bunga pinjamannya terlalu tinggi

yaitu 2,5% sehingga harapan masyarakat terhadap pengelola BUMDes dengan

menurunkan bunga dari simpan pinjam hal ini demi kenyamanan

masyarakatnya.

Para pengambil keputusan memakai evaluasi masukan dalam memilih

diantara rencana-rencana yang ada, menyusun proposal pendanaan, alokasi

sumber-sumber, menempatkan staf, menjadwalkan pekerjaan, menilai rencana-

rencana aktivitas, dan penganggaran, jadi orientasi utama dari evaluasi

masukan adalah untk membantu merencanakan sebuah program yang

digunakan untuk membawa perubahan yang dibutuhkan jenis penelitian harus

mengidentifikasi dan menilai pendekatan yang relevan (termasuk) yang sudah

Page 63: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

52

beroperasi dan membantu dalam memberi penjelasan dan menentukan prioritas

yang akan digunakan untuk kelanjutan dari program tersebut. Hal ini sesuai

degan yang diemukakan oleh salah satu masyarakat sebagai berikut :

“Pengelola BUMDes harus disiplin seperti ketika jatuh tempo dalam

pembayaran pengelolaan BUMDes harus menagih kepada nasabah agar

nasabah mengingat waktu pembayaran dan jaga kalau bisa bunganya di

kurangi” (Hasil wawancara dengan AR pada tanggal 20 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan sslah satu masyarakat dapat

disimpulkan bahwa pengelola BUMDes harus disiplin seperti ketika jatuh

tempo dalam pembayaran pengelolaan BUMDes harus menagih kepada

nasabah agar nasabah mengingat waktu pembayarannya,usaha yang dilakukan

BUMDes Sahabat masih memilki hambatan seperti kurangnya sosialisasi

terhadap masyarakat megenai BUMDes dan juga bunga pinjaman simpan

pinjam itu terlalu tinggi.

Esensi yang terkandung dalam pembangunan masyarakat pada

hakekatnya tidak sekedar membantu masyarakat dalam mengatasi kesulitan-

kesulitan yang mereka hadapi, namun lebih dari itu pembangunan masyarakat

merupakan usaha untuk membentuk kemandirian mereka, sehingga dapat

mengatasi permasalahannya sendiri. Implisit di dalamnya, manusia merupakan

unsur pokok di dalam proses pembangunan, dengan demikian, selain bertujuan

meningkatkan taraf hidup warga masyarakat, maka secara ideal pembangunan

masyarakat juga mempersyaratkan adanya partisipasi, kreatifitas dan inisiatif

dari masyarakat. Pembangunan akan berhasil guna ketika mampu

menggerakkan partisipasi masyarakat di dalamnya. Oleh karena itu, salah satu

indikator keberhasilan pembangunan masyarakat juga harus diukur dengan ada

Page 64: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

53

atau tidaknya partisipasi masyarakat di dalamnya.Peningkatan kapasitas

masyarakat menjadi titik sentral dalam pembangunan masyarakat.

Dari hasil pengamatan peneliti terhadap pelaksanaan BUMDes Sahabat

Desa Baring sudah terlihat bentuk kerjasama yang baik antara pengelola

BUMDes dengan pemerintah desa, dalam hal ini berupa pemberian anggaaran

desa untuk program usaha, meskipun anggaran yag didapatkan masih minim.

Adapun indikator dari keberhasilan kerjasama yang telah dilakukan dengan

baik itu berupa usaha simpan pinjam yang dilakukan pada BUMDes dan

mengikuti syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BUMDes, meskipun

masih ada sebgian kecil masyarakat yang belum maksimal dalam

pengembalian modal yang telah diberikan oleh pengelola BUMDes.Sehingga

diperlukan kerjasama semua pihak yang terlibat agar BUMDes dapat

berkembang dan mensejahterahkan masyarakat Desa Baring.

3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)

Evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasi atau memprediksi

hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program. Evaluasi proses diarahkan

pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan sudah terlaksana sesuai dengan

rencana. Evaluasi proses menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan

dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab

program, “kapan” (when) kegiatan yang akan selesai. Evaluasi proses

dilakukan untuk melihat seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam

program sudah terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan program, standar

operasional prosedur, dan mekanisme pelaksanaan kegiatan termasuk jadwal

Page 65: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

54

pelaksanaan. Berikut ini hasil wawancara penulis dengan Kepala Desa Baring

terkait dengan usaha yang dikelola yaitu sebagai berikut:

“Unit usaha yang telah dikelola dan dikembangkan yaitu ada tiga unit

usaha dalam hal ini simpan pinjam memberikan pinjam modal kepada

mmasyarakat, penyewaan barang berupa alat musik cayya-cayya, Motor

Viar dan Hand Traktor dan dibidang perdagangan BumdesMart” (Hasil

wawancara dengan SS pada tanggal 13 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa BUMDes

Sahabat Desa Baring unit usaha yang telah dikelola dan dikembangkan yaitu

ada tiga unit usaha dalam hal ini simpan pinjam memberikan pinjam modal

kepada mmasyarakat, penyewaan barang berupa alat musik Cayya-Cayya,

Motor Viar dan Hand Traktor dan dibidang perdagangan BumdesMart.

Evaluasi memberi informasi yang salah dan dapat dipercaya mengenai

kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang

telah dapat dicapai melalui tindakan public, dalam hal ini evaluasi

mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu dan target tertentu telah

dicapai masyarakat yang bergabung di BUMDes kurang aktif dalam

melaksnakan program-program BUMDes. Dari hasil pengamatan program-

program yang aktif yaitu simpan pinjam, penyewaan barang dan perdagangan.

Berikut merupakan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan

direktur BUMDes Sahabat terkait pengelolaan usaha BUMDes yang dijalankan

yaitu sebagai berikut:

“Dalam pengelolaan BUMDes Sahabat pertama yang kita kelola itu

program simpan pinjam dan penyewaan barang sejak tahun 2017 sampai

saat ini, sedangkan program Bumdesmasrt itu baru berjalan atau

beroprasi pada tahun 2019” (Hasil wawancara dengan MY pada tanggal

15 Maret 2021).

Page 66: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

55

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan direktur BUMDes Sahabat

disimpulkan bahwa pengelolaan BUMDes Sahabat pertama yang dikelola itu

program simpan pinjam dan penyewaan barang sejak tahun 2017 sampai saat

ini, sedangkan program Bumdesmasrt itu baru berjalan atau beroperasi pada

tahun 2019 dan belum memiliki efek yang begitu baik.

Dalam sehari-harinya kegiatan perekonomian masyarakat Desa Baring

ada yang bertani, nelayan, dan berdagang, selain itu juga ada yang berprofesi

sebagai pegawai. Dari pengamatan, banyak mayarakat yang berprofesi sebagai

nelayan, artinya dalam sehari-harinya masyarakat membagi waktu untuk ke

laut dan berdagang. Adapun kendala yang dialami selama pelaksanaan program

BUMDes yang dikemukakan oleh Direktur BUMDes Sahabat seperti berikut:

“Dalam usaha simpan pinjam, terkadang di bagian proses

pengembaliannya yang terkadang tidak tepat waktu karena masyarakat

diberi waktu selama sepuluh bulan. Kemudian dibulan pertama dan

kedua itu masih melakukan pembayaran dengan tepat waktu, tetapi

dibulan-bulan berikutnya itu sudah tersendak dan juga anggaran yang

dikelola itu selama dua tahun cuma 40 juta rupiah dan itu minim sekali

untuk dikelola dalam kurung waktu dua tahun. Pengurus BUMDes

beranggapan apa yang mereka kelola itu adaalah hak milik pribadi dalam

artian SDMnya masih rendah contoh dalam usaha simpan pinjam

bunganya terlalu tinggi dengan bunga 2,5% selain itu juga pemasangan

harga untuk penyewaan barang di luar Desa Baring”. (Hasil wawancara

dengan AAM pada tanggal 15 Maret 2021)..

Hasil yang diamati oleh peneliti diantaranya program-program Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Baring. Kegiatan perekonomian masyarakat

sekitar, pemberdayaan masyarakat setelah gabung di BUMDes, dan proses

dalam pelaksanaan program BUMDes. Dalam usaha simpan pinjam, terkadang

di bagian proses pengembaliannya yang terkadang tidak tepat waktu karena

masyarakat diberi waktu selama sepuluh bulan. Kemudian dibulan pertama dan

Page 67: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

56

kedua itu masih melakukan pembayaran dengan tepat waktu, tetapi dibulan-

bulan berikutnya itu sudah tersendak dan juga anggaran yang dikelola itu

selama dua tahun cuma 40 juta rupiah dan itu minim sekali untuk dikelola

dalam kurung waktu dua tahun. Pengurus BUMDes beranggapan apa yang

mereka kelola itu adaalah hak milik pribadi dalam artian SDMnya masih

rendah contoh dalam usaha simpan pinjam bunganya terlalu tinggi dengan

bunga 2,5% selain itu juga pemasangan harga untuk penyewaan barang di luar

Desa Baring.

Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan

suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk

meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program

kedepannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat kedepan dari

pada melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu, dan ditujukan pada upaya

peningkatan kesempatan demi keberhasilan program, dengan demikian misi

dari evaluasi itu adalah perbaikan atau penyempurnaan di masa mendatang atas

suatu program.

Meningkatkan penghasilan BUMDes yang dijiwai oleh semangat

kebersamaan dan self help dalam upayamemperkuat ekonomi kelembagaannya

akan bergerak seiring dengan peningkatan sumbersumberpendapatan asli desa

dengan tergeraknya kegiatan ekonomi masyarakat di bawahnaungan BUMDes.

Dengan adanya kebersamaan dan mekanisme self help ini akanmengurangi

peran free rider yang seringkali meningkatkan biaya transaksi ekonomi

denganpraktek rente di masyarakat (Prasetyo, 2016).

Page 68: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

57

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan pelaksanaan program

dilaksanakan belum sesuai dengan rencana pelaksanaan baik dari sisi jadwal

maupun pelaksana program belum mampu menangani kegiatan selama

program berlangsung. Potensi desa belum dimanfaatkan secara

maksimal.Omset masih rendah, hanya bisa untuk membayar petugas/karyawan

yang menjaga warung BUMDesa. Tidak ada keuntungan untuk kas BUMDesa

sehingga unit usaha belum inovatif dan kreatif.

4. Evaluasi Produk (Product Evaluation)

Evaluasi produk bertujuan untuk identifikasi hasil yang diharapkan dan

tidak diharapkan, menghubungkan dengan tujuan, kebutuhan, konteks, input,

dan proses informasi, dan menilai penyelesaian dengan menentukan beberapa

faktor seperti kualitas, kesesuaian, keadilan, kesetaraan, biaya, keamanan, dan

siginifikansi. Dan evaluasi produk ini berfungsi untuk memutuskan apakah

meneruskan, memodifikasi, atau memfokuskan kembali program, dan

menyajikan catatan yang jelas mengenai efek dibandingkan dengan kebutuhan,

tujuan, dan biaya.

Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan secara

teknis maupun administrative pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) adalah merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi

produktif desa yang dilakukan secara akuntabel. Oleh karena itu perlu upaya

serius untuk menjadikan pengelolaan badan usaha tersebut dapat berjalan

secara efektif, efisien, professional, mandiri dan bertanggungjawab untuk

mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan

Page 69: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

58

(produktif dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan distribusi barang dan

jasa yang dikelola masyarakat dan Pemdes. Pemenuhan kebutuhan ini

diupayakan tidak memberatkan masyarakat, mengingat BUMDes akan menjadi

usaha desa yang paling dominan dalam menggerakkan ekonomi desa. Lembaga

ini juga dituntut mampu memberikan pelayanan kepada non anggota (di luar

desa) dengan menempatkan harga dan pelayanan yang berlaku standar

pasar.Artinya terdapat mekanisme kelembagaan/tata aturan yang disepakati

bersama, sehingga tidak menimbulkan distorsi ekonomi di pedesaan

disebabkan usaha yang dijalankan oleh BUMDes. Hasil wawancara dengan

Kepala Desa Baring terkait dengan keputusan atau kebijakan yang melibatkan

partisipasi masyarakat yaitu sebagai berikut:

“Sejauh ini saya melihat partisipasi masyarakat masih kurang

kerjasamanya dengan pemerintah desa dan pengurus BUMDes, disisi lain

keikutsertaan masyarakat terhadap program simpan pinjam lebih menarik

minat masyarakat karena banyak masyarakat yang merasa terbantu

dengan program tersebut”. (Hasil wawancara dengan SS pada tanggal 13

Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sejauh ini

partisipasi masyarakat masih kurang kerjasamanya dengan pemerintah desa

dan pengurus BUMDes, disisi lain keikutsertaan masyarakat terhadap program

simpan pinjam lebih menarik minat masyarakat karena banyak masyarakat

yang merasa terbantu dengan program tersebut tetapi belum mampu

memberikan efek bagi pendapatan desa.

Peran pemerintah dalam pembangunan nasional memiliki peranan yang

dominan dalam proses pembangunan. Peran yang disoroti adalah selaku

stabilisator, innovator, modernisator, pelopor, dan pelaksana suatu kegiaatan

Page 70: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

59

pembangunan tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh

Pendamping Desa Bariang terkait dengan keputusan atau kebijakan yang

melibatkan partisipasi masyarakat, yaitu :

“Secara regulasi semuanya dilibatkan setiap melakukan terobosan dan

sebagainya pasti bermusyawarah dengan anggotanya dan juga BPD dan

kepala Desa termasuk juga masyarakat pastinya” (Hasil wawancara

dengan MY pada tanggal 14 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan pendamping desa Baring

peneliti menyimpulkan bahwa Secara regulasi semuanya dilibatkan setiap

melakukan terobosan dan sebagainya pasti bermusyawarah dengan anggotanya

dan juga BPD dan kepala Desa termasuk juga masyarakat pastinya, Hal ini

memiliki arti, menempatkan masyarakat sebagai aktor (subyek) pembangunan

dan tidak sekedar menjadikan mereka sebagai penerima pasif pelayanan jasa.

Pembangunan masayarakat yang berkesinambungan pada hakekatnya

merupakan suatu proses yang disengaja dan terarah, mengutamakan

pendayagunaan kreatifitas-inisiatif serta pasrtisipasi masayarakat.

BUMDes merupakan lembaga usaha desa yang dikelola oleh mayarakat

dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan

dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Sehingga Wawancara diatas

menunjukkan bahwa dalam proses kegiatan usahanya selalu melibatkan pihak

masyarakat dan juga aparat Desa lainnya. Adapun hasil wawancara penulis

dengan salah satu tokoh masyarakat mengenai pengaruh BUMDes terhadap

perekonomiannya yaitu sebagai berikut:

“Alhamdulillah semenjak saya mengikuti BUMDes ini, saya merasa

sangat terbantu. Karena BUMDes memberikan pinjman modal kepada

masyarakaat untuk mengelolah serta mengembangkan usahanya.Karena

Page 71: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

60

awalnya, saya memiliki kendala dipermodalan, sehingga saya terhambat

untuk menambah stok jualan saya” (Hasil wawancara dengan SP pada

tanggal 20 Maret 2021).

Beradasarakan hasil wawancara dengan salah satu masyarakat dapat

disimpulkan bahwa hadirnya BUMDes Sahabat sangat berpengaruh karena

memiliki program atau produk memberikan pinjman modal kepada

masyarakaat untuk mengelolah serta mengembangkan usahanya.

Secara umum kondisi masyarakat di desa Baring masih tergolong

menengah kebawah, sehingga masih banyak masyarakat yang membutuhkan

bantuan dari program ini sehingga dibutuhkan kolaborsi atau kerjasama antara

pemerintah dengan masyarakat untuk mewujudkan kemandirian ekonomi.

Bersama dengan itu pendapat tersebut didukung oleh pernyataan dari

Sekretaris Desa Baring bahwa :

“Proses kerja pengurus BUMDes sudah cukup bagus kalau secara

laporan para aparat pegurus bumdes sudah dilaksanakan sesuai dengan

tugasnya.Jadi secara umum semuanya bagus terkait kinerja” (Hasil

wawancara dengan WU pada tanggal 13 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan degan beberapa

informan, hasil observasi saya di lapangan menunjukkan bahwa kehadiran

BUMDes di tengah-tengah gemelut perekonomian masyarakat, ternyata sangat

membantu perkembangan usahanya, terutama dalam program simpan pinjam,

sehingga untuk kedepannya masyarakat diharapkan dapat bekerjasama dan

bersinergi dengan pemerintah dan pengeola BUMDes dalam mengembangkan

usaha yang dikelolanya untuk mencapai tujuan awal dibentuknya BUMDes,

sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang lebih mandiri.

Page 72: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

61

Adapun kesimpulan yang dapat disampaikan evaluasi produk

ditunjukkan dengan komitmen untuk memberdayakan BUMDes sebagai

lembaga yang mengelola perekonomian ditingkat desa dan peran pemerintah

sebagai pelaksana pembangunan khususnya dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat untuk membantu peningkatan perekonomian masyarakat

yang sepenuhnya diserahkan kepada BUMDes telah berjalan sesuai dengan

perencanaan pemerintah desa. Dari hasil sudut pandang peneliti melihat

evasluasi produk dari pengelola BUMDes ke pemerintah desa dapat dibuktikan

dengan laporan secara administrasi yang rutin dilaporkan sekali dalam setahun,

adapun pertanggungjawaban dalam bentuk lain yaitu penerapan dari bentuk

usahanya berupa Simpan Pinjam dengan produk Modal Usaha, Penyewaan

dengan produk Alat Musik Cayya-Cayya, Hand Traktor, dan Perdagangan

dengan produk Bumdesmart.

C. Faktor pendukung dan penghambat Evaluasi penegelolaan BUMDes

Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.

Berdasarkan teori dan kerangka pikir di atas, adapun faktor pendukung

dan faktor penghambat evaluasi penegelolaan BUMDes Sahabat Desa Bariang

Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep sebagai berikut:

1. Faktor pendukung

Faktor pendukung yaitu hal-hal yang mempengaruhi, memajukan,

menambah, dan menjadi lebih dari sebelumnya, adapun faktor pendukung erat

kaitannya dalam Pengelolaan BUMDes Sahabat dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Page 73: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

62

a. Komitmen Pemerintah

Pengelolaan BUMDes dalam mengembangkan usaha dan

perekonomian masyarakat desa memerlukan penanganan yang

komprehensif, sehingga tumbuhnya ekonomi nasional ditopang kokoh oleh

perekonomian desa yang kokoh dan terarah. Komitmen pemerintah terhadap

keberlansungan BUMDes dibuktikan dengan pemberian dana dalam usaha

mengembangkan BUMDes berdasarkan wawancara mendalam dengan

Kepala Desa Bariang menyebutkan bahwa:

“Peran pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan dan

pemberdayaan desa melalui BUMDes sangat tinggi. Ini dibuktikan

dengan suntikan dana BUMDes berasal dari dana desa, APBD

Kabupaten, APBD Provinsi dan kementerian terkait. Pemerintah

sangat mendukung peningkatan kesejahteraan pada tingkat desa.Selain

program BUMDes pemerintah melaksanakan program-program lain

yang berbasis pada masyarakat desa” (Hasil wawancara dengan SS

pada tanggal 13 Maret 2021).

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa BUMDes ini

merupakan usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa

dimana kepemilikan modal serta pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah

desa dan masyarakat.BUMDes ini diharapkan dapat menstimulasi dan

menggerakkan roda perekonomian di pedesaan, bersama dengan itu

pendapat tersebut didukung oleh pernyataan dari pendamping Desa Baring

menyebutkan bahwa :

“Pemerintah sudah cukup berperan dan berkontribusi kepada

BUMDes dengan memberikan modal kepada BUMDes setiap

tahunnya, agar kiranya BUMDes mampu mengelolah dengan baik apa

yang menjadi programnya (Hasil wawancara dengan MY pada tanggal

14 Maret 2021).”.

Page 74: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

63

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan

sebagai berikut, komitmen pemerintah terhadap BUMDes secara umum

dapat dikatakan sudah maksimal walaupun masih ada beberapa hal masih

perlu ditigkatkan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010

tentang Badan Usaha Milik Desa, menyebutkan bahwa: untuk meningkatkan

kemampuan keuangan pemerintah desa dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai

kegiatan usaha ekonomi masyarakat pedesaan, didirikan badan usaha milik

desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.

b. Tersedianya potensi Sumberdaya Alam

Desa saat ini sudah diberikan kebebasan untuk mengatur wilayah,

ekonomi dan masyarakatnya sendiri. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.Saat ini desa diberikannya kewenangan

untuk mengatur wilayahnya sendiri, desa juga sudah dapat mengembangkan

perekonomiannya sendiri.

Ada banyak cara untuk mengembangkan ekonomi desa, salah satunya

adalah melalui pemanfaatan aset desa sebagai potensi desa. Desa memiliki

asetaset asli desa yang dapat berbentuk tanah, kolam, sumber mata air

ataupun sumber daya alam lainnya. Keberadaan BUMDes sendiri memiliki

tujuan yang diatur berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun

2015 tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan Pembubaran

Badan Usaha Milik Desa.

Page 75: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

64

Keberadaan peraturan ini diperkuat dalam meningkatkan

perekonomian desa, mengoptimalkan penggunaan aset desa dan

meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa.

Tujuan lain yang dapat dicapai oleh kehadiran BUMDes adalah

mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan

pihak ketiga, menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung

kebutuhan layanan umum warga, membuka lapangan kerja, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan

dan pemerataan ekonomi desa, meningkatkan pendapatan masyarakat desa

dan pendapatan asli desa. Adapun potensi yang di miliki desa ada 3 yaitu,:

1. Potensi tambang golongan C seperti : Batu gunung, Pasir,Sirtu, Batu

Bara, Tanah Merah Semua ini merupakan Aset desa yang perlu

dimanfaatkan dan dikelola dengan baik untuk menunjang peningkatan

pendapatan masyarakat. Dan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (

PADes ).

2. Potensi Kelompok Simpan Pinjam.Potensi ini cukup besar berpengaruh

terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat kalau dikelola dan

dimanfaatkan dengan baik.Management pengelolaan kelompok SPP

sangat menentukan arah dan masa depan anggota Kelomok SPP untuk itu

diperlukan pembinaan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas

sumber daya manusia pengelola kelompok SPP.

3. Potensi hasil pertanian dan peternakan, Hasil pertanian dan peternakan

merupakan potensi terbesar di Desa Baring karena sebagian besar sumber

Page 76: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

65

penghasilan masyarakat adalah bertani dan berternak. Masyarakat Desa

Baring yang mayoritas bertani selain menanam tanaman pangan juga

menanam tanaman hortikultura seperti sayuran dan cabe. Tanaman

hortikultura biasanya ditanam pada musim hujan dan kemarau, namun

tidak semua masyarakat melakukan karena faktor air.

Potensi ini diharapkan dapat menjadi tenaga pendorong kemajuan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Baring dimasa yang akan

datang. Berdasarkan wawancara mendalam dengan Direktur BUMDes

Sahabat menyebutkan bahwa :

“BUMDes mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa

dan/atau dengan pihak ketiga, menciptakan peluang dan jaringan pasar

yang mendukung kebutuhan layanan umum warga, membuka

lapangan kerja dengan pemanfaatan aset desa sebagai potensi

desa.Desa memiliki aset-aset asli desa yang dapat berbentuk tanah,

kolam, sumber mata air ataupun sumber daya alam lainnya” (Hasil

wawancara dengan AAM pada tanggal 15 Maret 2021).

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa BUMDes ini

merupakan usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa

dimana kepemilikan modal serta pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah

desa dan masyarakat, dengan adanya sumber daya yang cukup memadai

BUMDes ini diharapkan dapat menstimulasi dan menggerakkan roda

perekonomian di pedesaan. Hal ini diungkapkan juga oleh Kepala Desa

Baring bahwa :

“Desa memiliki banyak potensi sumber daya alam, seperti sumber

daya air yang dapat didayagunakan secara maksimal karena sumber

daya air merupakan potensi yang bisa dikelola untuk menggerakkan

ekonomi desa, memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan

pendapatan desa dan masyarakat” (Hasil wawancara dengan SS pada

tanggal 13 Maret 2021).

Page 77: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

66

Dari hasil wawancara di atas sebagaimana diatur Undang-undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 78 bahwa pemanfaatan sumber

daya alam merupakan salah satu aspek utama dalam mencapai tujuan

pembangunan desa yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan

kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan.

Musyawarah pembentukan BUMDes pada tanggal 18 Desember 2014

denganagenda penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

(AD-ART) BUMDes. Dihadiri oleh para pemangku kepentingan dalam

pembangunan desa, musyawarah tersebut menghasilkan sebuah nama

lembaga BUMDes “SAHABAT”, sebagai ruang harapan masyarakat untuk

mencapai kejayaan ekonomi. BUMDes Sahabat berkedudukan dan berada

pada wilayah kerja Desa Baring, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep.

BUMDes Sahabat memiliki unit usaha Modal Usaha, Penyewaan Barang,

dan Produk Alat Musik Cayya-Cayya, Hand Traktor, dan Perdagangan

dengan produk BUMDesmart. Masyarakat Desa Baring mayoritas mata

pencahariannya adalah Petani dan Buruh tani. Dapat dilihat dari table

dibawah :

No. Mata Pencaharian Jumlah

1. Petani 65%

2. Peternak 8%

3. Pedagang 20%

4. PNS 5%

5. Lain-lain 2%

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

Page 78: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

67

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Desa

Baring sebagian besar bekerja di sektor pertanian.Dalam hal ini masayarakat

yang awalnya bertani secara tradisional di mudahkan setelah berdirinya

BUMDes. Adapun progress BUMDes dari tahun 2014 sampai dengan tahun

2021 yaitu,:

1. Unit Simpan Pinjam, Unit simpan pinjam BUMdes Sahabat adalah

menyalurkan dana kredit ke anggota dan masyarakat dengan bunga

rendah. Dimana dana ini digunakan untuk menjadi modal kegiatan usaha

yang produktif, seperti untuk kegiatan membuka usaha atau memperluas

kegiatan usaha. Dengan mendukung adanya kegiatan yang produktif ini,

di harapkan mampu menciptakan sebuah kegiatan yang menghasilkan

peningkatan pendapatan ekonomi di masyarakat desa. Sehingga pada

akhirnya akan tercapainya kesejahteraan sosial yang merata dan

menurunkan angka kemiskinan di masyarakat desa.

2. Unit Penyewaan Barang, Hasil dari penelitian melihat terdapat perbedaan

pendapatan petani setelah menggunakan hand traktor yakni pendapatan

lebih besar, ada perbedaan nilai tukar petani setelah menggunakan hand

traktor yakni petani lebih sejahtera, serta ada perbedaan dari penggunaan

tenaga kerja setelah penggunaan hand traktor yakni lebih efisien

dibandingkan dengan tenaga kerja sebelum menggunakan hand traktor.

3. Bumdesmart, Unit usaha BUMDesmart adalah unit usaha yang paling

baru, awal mula dibentuk unit usaha ini berfokus pada toko kelontong

yang bertujuan memenuhi kebutuhan pokok warung-warung kecil yang

Page 79: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

68

ada di Desa Baring sebagai mitra usaha. Hal tersebut membuat

masyarakat dapat memperoleh barang kebutuhan pokok dengan harga

yang relatif lebih murah di banding dengan toko swalayan lainnya.

2. Faktor penghambat

Faktor penghambat dari evaluasi penegelolaan BUMDes Sahabat Desa

Bariang Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.

a. Faktor Anggaran

Keberadaan BUMDes dalam meaksanakan program dan usaha tidak

bisa lepas dari anggaran yang dimiliki.Sebagai lembaga usaha keberadaan

modal usaha salah satu nadi untuk hidup dan berkembang. Kesiapan dana

usaha terbatas memiliki tingkat kemampuan pengelola usahapun akan

mengalami kemunduran.Adapun anggaran yang digunakan BUMDes pada

tanggal 15 Januari 2018 dapat dilihat dari table dibawah :

Tabel anggaran :

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

Berdasarkan table diatas disertai wawancara mendalam dengan

Direktur BUMDes Sahabat mengatakan bahwa:

“Keberadaan program BUMDes di desa kami masih terbatas dengan

usaha Simpan Pinjam dengan produk Modal Usaha, Penyewaan

dengan produk Alat Musik Cayya-Cayya, Hand Traktor, dan

Perdagangan dengan produk Bumdesmart, keberadaan anggaran yang

kami olaeh itu masih minim sehingga kami masih kesulitan dalam

mengembangkan usaha lainnya, sehinga usaha yang kami kelola itu

sesuai dengan anggaran yang kami miliki” (Hasil wawancara dengan

AAMpada tanggal 15 Maret 2021).

1

2 1.200.000 100.000.000

3 - 50.000.000

Penyewaan Barang 2016-2017

Bumdesmart 2019

-

-

-

No. Modal Usaha BUMDes Profit BUMDes

Unit Simpan Pinjam 2014 6.240.000 40.000.000

Omzet tahun 2018Tahun UsahaUnit Usaha

Page 80: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

69

Berdasarkan hasil wawanara diatas dapat disimpulkan juga bahwa

keberadaan BUMDes dalam pengangaran yang diberikan oleh pemerintah

Desa masih minim sehingga dalam pengembangan usaha BUMDes itu

masih cecil sesuai dengan modal yang diberikan. Hal senada dari

wawancara mendalam dengan Kepala Desa menyebutkan bahwa :

“Anggaran yang dimiliki desa dalam menjalankan usaha BUMDes

ada, namun masih sangat kecil untuk mengembangkan usaha yang

besar. Oleh karena itu, diperlukan adanya terobosan dari pengelola

BUMDes dalam memilih usaha yang sesuai dengan anggaran yang

dimiliki.(Hasil wawancara dengan SS pada tanggal 13 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

keberadaan BUMDes dalam mengelola program usaha di tengah masyarakat

masih mengalami kendala terutama terbatasnya anggara yang dimiliki.

BUMDes sudah cukup berperan dan berkontrbusi bagi masyarakat hanya

saja belum dapat dikataan maksimal, yakni masih adanya ketimpangan

kesejahteraan antar masyarakat.Hal itu dikarenakan masih banyaknya

kendala yaitu seperti kurangnya modal, pengetahuan masyarakat dan kurang

maksimalnya kinerja serta manajemen BUMDes itu sendiri.

b. Faktor Sumber Daya Manusia Pengelola

Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) dan

pembangunan masyarakat (community development) dimaksudkan sebagai

pemberdayaan masyarakat yang sengaja dilakukan pemerintah untuk

memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan

mengelola sumberdaya yang dimiliki sehingga pada akhirnya mereka

memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial

Page 81: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

70

secara berkelanjutan. Otonomi desa merupakan peluang bagi desa dalam

mengembang desa sesuai dengan potensi yang dimiliki. Keberadaan

BUMDes sebagai instrument dalam meningkatkan kesejahtera dengan

melibatkan masyarakat dalam pengelolaan. Berdasarkan faktor penghambat

di atas berikut wawancara dilakukan dengan Direktur BUMDes sebagai

berikut :

“Keterlibatan masyarakat BUMDes sangat terbuka, akan tetapi masih

ada kendala di masyarakat yaitu masih rendah pada tingkat sumber

daya manusia pengelola. Usaha dilakukan dari kami dengan

melakukan sosialisasi mengenai BUMDes yang mendukung program

BUMDes yang sedang kelola.(Hasil wawancara dengan AAM pada

tanggal 15 Maret 2021).

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sekretaris Desa Baring

sebagai berikut :

“Program Badan Usaha Milik Desa menitik beratkan pada bidang

usaha dari simpan pinjam dan tingkat perkembangan usahanya rendah

karena tigkat sumber daya manusia dan tanggung jawab pihak desa

dalam memanfaaatkan program dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat” (Hasil wawancara dengan WU pada tanggal 13 Maret

2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

keberadaan BUMDes masih membutuhkan dukungan semua pihak dalam

meningkatkan sumberdaya manusia pengelola. Keberadaan BUMDes

Sahabt belum mampu memberikan manfaat dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena minimnya Sumberdaya Manusia

dan tata kelola yang tidak berkelanjutan.Sinergi pengelola Badan Usaha

Milik Desa dan masyarakat dalam partisipasi secara aktif dari dalam

perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi guna memberikan manfaat

keberadaan BUMDes ditengah masyarakat.

Page 82: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

71

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

mengenai evaluasi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sahabat

Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Evaluasi secara konteks pengelolaan BUMDes dalam melaksanakan kebijakan

terkadang tidak sesuai dengan aturan dan tujuan BUMDes begitupun dalam

mengkoordinir pelaksanaan kegiatan unit usaha tentang laporan kegiatan,

laporan keuangan, dan pembagian dana BUMDes yang tidak terkoordinir

dengan baik. Secara input atau masukan diperlukan kerjasama semua pihak

yang terlibat agar BUMDes dapat berkembang dan mensejahterahkan

masyarakat. Secara Proses menunjukkan pelaksanaan program dilaksanakan

belum sesuai dengan rencana pelaksanaan baik dari sisi jadwal maupun

pelaksana program belum mampu menangani kegiatan selama program

berlangsung sehingga unit usaha belum inovatif dan kreatif. Dan evasluasi

produk dari pengelola BUMDes dibuktikan dengan laporan secara administrasi

yang rutin dilaporkan sekali dalam setahun, dengan pertanggungjawaban

usahanya berupa Simpan Pinjam dengan produk Modal Usaha, Penyewaan

dengan produk Alat Musik Cayya-Cayya, Hand Traktor, dan Perdagangan

dengan produk Bumdesmart.

Page 83: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

72

2. Faktor pendukung dari segi komitmen pemerintah dalam pengelolaan BUMDes

sangat tinggi. Ini dibuktikan dengan suntikan dana BUMDes berasal dari dana

desa, APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan kementerian terkait. Sedangkan

factor penghambat yaitu anggaran yang dimiliki desa dalam menjalankan usaha

BUMDes ada, namun masih sangat kecil untuk mengembangkan usaha yang

besar.

B. Saran

Dengan mengacu pada kesimpulan penelitian ini, maka peneliti

mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah desa dan pihak pengelola BUMDes agar lebih efektif dan

inovatif lagi dalam menjalankan unit-unit usaha lain dengan memberi pelatihan

kepada masyarakat agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia

sekaligus dalam mencapai tujuan dari BUMDes itu sendiri untuk

mensejahterahkan masyarakat.

2. Meningkatkan kerjasama antar pemerintah Desa dan pengelola BUMDes

terutama terkait dengan pendanaan, agar pengelolaan BUMDes dapat dikelola

dengan lancar tanpa hambatan dari faktor manapun.

3. Bagi pengelola BUMDes, harus mengevaluasi terkait kepuasan masyarakat

terhadap program yang ada. Misalnya dalam program simpan-pinjam, masih

ada masyarakat yang mengeluh terhadap bunga yang diberikan oleh BUMDes,

sehingga sebagian masyarakat justru terbebani dengan hal ini.

Page 84: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

73

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. (2009).Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa

dan Praktisi Pendidikan.

Apriliana, (2016), Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(Pnpm) Mandiri Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Dan Perekonomian Masyarakat (Studi Kecamatan

Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu). Lampung : Skripsi Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas LampungBandar Lampung.

BPBP Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.2016. Kamus Besar Bahasa

Indonesia.Jakarta; Balai Pustaka.

Hidayah, dkk (2019). “Evaluasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes): Studi

Kasus BUMDes Harapan Jaya Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas,

Kabupaten Bogor”. JSHP VOL. 3 NO. 2.

Jones, Charles. O. Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy). Jakarta; Radja

Grafindo Persada.

Lestari, Dian dkk (2018).“Manajemen Strategik dalam Pengembangan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Sugiwaras Kecamatan Monomulyu

Kabupaten Poliwali Mandar”. Makassar: Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Mulyatiningsih, E. (2011). Analisis Model-Model Pendidikan Karakter Untuk

Usia Anak-Anak, Remaja Dan Dewasa. Yogyakarta: UNY, dari http://staff.

uny. ac. id/sites/default/files/penelitian/Dra-Endang-Mulyatiningsih,-M.

Pd./13B_Analisis-Model-Pendidikan-karakter. pdf, diakses pada, 8.

Prabowo, T. Agung (2001). “Evaluasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) (Studi

Kasus BUMDes Desa Pojong Kecamatan Pojong Kabupaten Gunung

Kidul Tahun 2017)”. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Prasetyo, R. A. (2016). Peranan BUMDES dalam Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pejambon Kecamatan Sumberrejo

Kabupaten Bojonegoro.Jurnal Dialektika, 11(1), 86-100.

Suyatno,(2003). Dasar-Dasar Pengkreditan. Jakarta; Gramedia

Suharto, Edi. (2005).Membangun Masyarakat Memberdaya Rakyat. Bandung:

Rafika Aditama,

Page 85: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

74

Subaedah (2019).“Evaluasi Pengelolaan Program Pengembangan Usaha

Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kabupaten Sigi (Studi pada Gapoktan

Sigampa Desa Kaleke Kecamatan Dolo Barat)”.E-Jurnal Katalogis,

Volume 5 Nomor 2 Februari 2017 hlm 159-178.

Wahab, Solichin Abdul. (2002). Analisis Kebijakan (Dari Reformulasi ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara).Jakarta; Bumi Aksara.

Wijanarko, Agung Septiawan. (2012). Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)

Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Pandan Krajan Kecamatan

Kemlagi Kabupaten Mojokerto (Skripsi). Surabaya: Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”.

Yusuf, Farida. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Renika Cipta

Undang-undang:

Peratura Desa Sigi nomor 01 tahun 2014 tentang pembentukan badan usaha milik

Desa.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan

Dan Pengelolaan,

Dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. Undang-undang No 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintah Daearh Undang-undang No 6 tahun 2014 Tentang

Desa

Website:

NewBisnis.com, “Bumdes Sulsel Diarahkan Dukung Hilirisasi Pertanian”.19

Agustus 2020.

NewsMetropol.com, “Tokopedia Jalin Kemitraan dengan 3 BUMDes di

Pangkep”.18 Agustus 2020.

Page 86: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

75

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 87: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

76

Page 88: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

77

LAMPIRAN

Foto dengan pejabat desa

Foto dengan Pejabat BUMDes Sahabat

Page 89: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

78

Foto Dengan Masyarakat

Page 90: EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES

79

RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Dwi Guna adalah Nama penulis skripsi ini lahir dari

orang tua Bapak Amiruddin A. Madjid dan Ny Ibu

Marlina Hamzah, sebagai anak kedua dari dua bersaudara.

Penulis di lahirkan di Kelurahan Segeri, Kecematan

Segeri Kabupaten Pangkep pada tanggal 12 maret 1996. Penulis

menempuh pendidikan dimulai dari SDN 4 Segeri lulus pada tahun 2008,

melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Segeri lulus pada tahun 2011, dan

SMA Negri 1 Segeri selesai pada tahun 2014, kemudian di tahun di 2015

melanjutkan pendidikan tinggi di Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar lulus pada

tahun 2021.Penulis aktif di beberapa kegiatan intra kampus maupun ekstra

kampus, penulis juga kerap kali aktif di beberapa kegiatan aktivitas geraka

social juga lingkungan hidup.

Berkat petunjuk yang Maha Kuasa serta Doa orang tua tercinta juga

bantuan serta bimbingan para keluarga, saudara, sahabat, dan kerabat,

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Evaluasi

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sahabat Desa Baring

Kecematan Segeri Kabupaten Pangkep”.