Upload
ngodung
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EVALUASI PENERIMAAN PAJAK RESTORAN
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2008-2010
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh :
Wahyu Aji Saputro
F3408083
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim,
memberi kepada yang kikir terhadapmu, dan memaafkan mereka yang
menyalahimu
(HR Ibnu Majah)
Pengetahuan tidaklah cukup, maka kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah
cukup, maka kita harus melakukannya
(Johann Wolfgang von Goethe)
Awalilah hari ini dengan senyuman, karena dengan senyuman hari ini akan
terasa lebih indah
(Penulis)
Karya ini penulis persembahkan kepada:
§ ALLAH SWT
§ Bapak dan Ibu yang tercinta
§ Kakak-kakakku yang tersayang
§ Seseorang yang selalu ada dihatiku
§ Sahabat-sahabatku yang terbaik
§ Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdullilah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga Tugas Akhir
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas Akhir dengan judul ”EVALUASI PENERIMAAN PAJAK
RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN 2008-2010”, disusun untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam rangka penyelesaian Tugas Akhir ini tentu tidak lepas dari peran serta
berbagai pihak yang sangat membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada
kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. ALLAH SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Diploma
III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Sri Suranta, S.E., M.Si., Ak., BKP. selaku Ketua Program Studi
Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Bapak Arif Lukman Santoso, S.E., MM. MS. Ak. selaku Dosen Pembimbing
Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan, nasehat, serta pengarahan
dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Ibu Christiyaningsih Budiwati, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing
Magang.
7. Ibu Lulus Kurniasih, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
8. Seluruh pegawai dan staf Badan KESBANGPOLINMAS atas ijin penelitian
Tugas Akhir yang telah diberikan.
9. Seluruh pegawai dan staf Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali atas bantuannya dan bimbingannya
dalam penulisan Tugas Akhir ini.
10. Bapak dan Ibu yang tercinta, atas doa, dukungan, dan kasih sayangnya yang
tulus dan tiada henti, serta kakak-kakakku yang tersayang, atas doa dan
dukungannya.
11. Keluarga besarku, atas doa, dukungan, dan kasih sayangnya.
12. Puspa Tantri Estuningsih yang tercinta, yang selalu memberikan kebahagiaan,
doa, dukungan, semangat, cinta serta kasih sayangnya yang tulus dari hati.
13. Sahabat-sahabatku ”MRC” untuk Unang, Ilham, Akdi dan Sasongko yang
telah memberikan persahabatan yang terindah.
14. Teman-teman magang di PT. TASPEN (PERSERO) Cabang Surakarta yaitu
Adit, Yopi, Roby, Eko dan Alyin atas kerjasamanya.
15. Teman-teman seperjuangan, almamater Diploma III Perpajakan angkatan
2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
16. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya Tugas Akhir
ini.
Namun demikian penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan penulis, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Hanya kepada Allah SWT kita memohon dan semoga amal kita semua
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 5 April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL....................... .................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Gambaran Obyek Penelitian .............................................................. 1
B. Latar Belakang Masalah .................................................................... 12
C. Perumusan Masalah ........................................................................... 14
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 14
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 15
F. Metode Penelitian .............................................................................. 16
BAB II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka................................................................................ 18
1. Pengertian Pajak............................................................................ 18
2. Fungsi Pajak .................................................................................. 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
3. Syarat Pemungutan Pajak.............................................................. 19
4. Sistem Pemungutan Pajak ............................................................. 19
5. Pengelompokan Pajak ................................................................... 21
6. Pajak Daerah ................................................................................. 22
7. Pajak Restoran............................................................................... 23
B. Analisis Data dan Pembahasan .......................................................... 26
1. Besarnya Kontribusi yang Diberikan Oleh Pajak Restoran
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali tahun
2008-2010 Dilihat dari Tingkat Pertumbuhan dan Efektifitas
Realisasi Penerimaan Pajak Restoran ........................................... 29
2. Hambatan-Hambatan yang Ditemui DPPKAD Kabupaten
Boyolali dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran ........... 35
3. Upaya-Upaya yang Dilakukan DPPKAD Kabupaten Boyolali
dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Restoran........................ 37
BAB III. TEMUAN
A. Kelebihan ........................................................................................... 39
B. Kelemahan ......................................................................................... 39
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 41
B. Rekomendasi...................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II.1 Target dan Realisasi Pajak Restoran di DPPKAD Kabupaten Boyolali
Tahun 2007-2010.................................................................................... 26
II.2 Jumlah Restoran, Rumah Makan dan Warung Makan di Kabupaten
Boyolali Tahun 2008-2010..................................................................... 27
II.3 Pertumbuhan Realisasi Pajak Restoran di DPPKAD Kabupaten
Boyolali Tahun 2008-2010..................................................................... 30
II.4 Rasio Efektifitas Penerimaan Pajak Restoran di DPPKAD Kabupaten
Boyolali Tahun 2008-2010..................................................................... 33
II.5 Kontribusi Penerimaan Pajak Restoran terhadap Penerimaan Pajak
Daerah di DPPKAD Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2010................. 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1.1 Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali................................. 5
2.2 Grafik Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran di
DPPKAD Kabupaten Boyolali tahun 2008-2010................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
EVALUASI PENERIMAAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2008-2010
WAHYU AJI SAPUTRO
F3408083
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali tahun 2008-2010, hambatan-hambatan yang dihadapi serta upaya-upaya yang akan dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Boyolali dalam meningkatkan penerimaan pajak restoran. Langkah dari penelitian ini yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara di DPPKAD Kabupaten Boyolali, serta studi pustaka yaitu dengan mempelajari buku-buku, referensi dan sumber data lainnya yang bersangkutan dengan judul Tugas Akhir. Hasil dari penelitian ini adalah persentase pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran di DPPKAD Kabupaten Boyolali mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, akan tetapi pelaksanaan pemungutan pajak restorannya masih menemui beberapa hambatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Rata-rata persentase pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran per tahun sebesar 24,24%. Rata-rata efektifitas penerimaan pajak restoran per tahun sebesar 130,86%. Rata-rata kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah selama tahun 2008-2010 sebesar 0,96%. DPPKAD Kabupaten Boyolali terus berupaya memaksimalkan pendapatan daerah khususnya dari pajak restoran serta berupaya mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan rekomendasi yaitu dengan melakukan berbagai upaya untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi seperti melakukan sosialisasi, memberikan sanksi yang tegas terhadap Wajib Pajak yang melanggar peraturan, melakukan pendataan terbaru terhadap Wajib Pajak dan menambah jumlah petugas pelaksana pemungutan pajak restoran sehingga penerimaan pajak di DPPKAD Kabupaten Boyolali dapat meningkat.
Kata Kunci: Pajak Restoran, Kontribusi, Pertumbuhan dan Efektifitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
EVALUASI PENERIMAAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2008-2010
WAHYU AJI SAPUTRO
F3408083
The objective of research is to find out the how much the contribution of restaurant tax is to the Local Original Income of Boyolali Regency in 2008-2010, the obstacles encountered and the attempts taken by the DPPKAD of Boyolali Regency in improving the restaurant tax revenue. The procedure of research included making an observation and interview in DPPKAD of Boyolali Regency, as well as library study namely by studying the books, references, and other data sources relevant to the Final Project. The result of research shows that the percentage of restaurant tax revenue realization growth in DPPKAD of Boyolali Regency increases over years, but the implementation of restaurant tax collection still faces some obstacles. The conclusion of research is that the mean percentage of restaurant tax revenue realization growth is 24.24% per year. The mean effectiveness of restaurant tax revenue is 130.86% per year. The mean contribution of restaurant tax revenue to the local tax in 2008-2010 is 0.96%. DPPKAD of Boyolali Regency attempts to maximize continuously the local income particularly from the restaurant tax as well as to attempt to cope with the obstacles emerging. Considering the result of research, the writer gives the following recommendation: to take a variety of measures to cope with the obstacles emerging such as doing socialization, imposing firm sanction to the Taxpayer breaking the rule, registering the new taxpayer and increasing the number of restaurant tax collecting personnel so that the tax revenue in DPPKAD of Boyolali Regency can increase. Keywords: Restaurant Tax, Contribution, Growth and Effectiveness
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya DPPKAD Kabupaten Boyolali
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Boyolali merupakan perubahan dari Dinas
Pendapatan Daerah (DIPENDA) Kabupaten Boyolali. Sesuai dengan
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. KUPP/ 7/ 12/ 41/ 101 tahun 1978
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemerintah Daerah
Tingkat II Boyolali dengan Peraturan Daerah No. 7 tahun 1979 tanggal 18
September diubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Boyolali.
Wewenang pemerintah daerah dalam rangka mengelola pendapatan
daerah ditetapkan dengan Undang-undang yang mengatur pengadaan
pendapatan daerah:
a. Undang-undang No. 11/ drt/ 1957 tentang Pajak Daerah
b. Undang-undang No. 12/ drt/ 1957 tentang Pajak Daerah
c. Undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pemerintah Daerah
Dengan perkembangan tersebut maka Pemerintah Daerah mendorong
perlunya pemisahan seksi ataupun sub bagian pendapatan daerah di dalam
perekonomian Pemerintah Daerah menjadi suatu dinas yang berdiri
sendiri di daerah Tingkat II Boyolali yang dinamakan Dinas Pendapatan
Daerah (DIPENDA).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Seiring perkembangan jaman yang mengakibatkan kemajuan daerah,
Perda No. 7 tahun 1979 tidak sesuai lagi. Untuk itu dibentuklah Cabang
Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Boyolali dibantu oleh urusan tata
usaha dan beberapa sub seksi dan Pemerintah Daerah yang menerbitkan
Peraturan Daerah No. 9 tahun 1991 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah.
Dengan adanya otonomi daerah, Pemerintah Daerah menetapkan
Perda No. 2 tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Kabupaten Boyolali. Kewenangan pemerintah yang diserahkan
kepada daerah harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan
pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia sesuai
dengan kewenangan yang diserahkan tersebut.
Pada tanggal 31 Januari 2008 menetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Boyolali No. 3 tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok (STOK) Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Boyolali. Dimana pada STOK sebelumnya
pengelolaan pendapatan dikelola pada satu dinas yaitu Dinas Pendapatan
Daerah (DIPENDA) dan pada STOK baru yaitu Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), pengelolaan
pendapatan dikelola pada Bidang Pendapatan Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Boyolali
DPPKAD Kabupaten Boyolali memiliki susunan organisasi sebagai
berikut:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, yang terdiri dari:
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Perencanaan, Penelitian dan Pelaporan
c. Bidang Pendapatan, terdiri dari:
1) Seksi Pendapatan Asli Daerah
2) Seksi Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-lain yang Sah
3) Seksi Pengendalian Operasional Pendapatan
d. Bidang Anggaran, terdiri dari:
1) Seksi Penyusunan APBD
2) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah
3) Seksi Evaluasi Administrasi APBD
e. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan, terdiri dari:
1) Seksi Pembukuan dan Pelaporan
2) Seksi Perbendaharaan
3) Seksi Pengelolaan Kas Daerah
f. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah, terdiri dari:
1) Seksi Pengelolaan Aset Daerah
2) Seksi Pendataan Aset Daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
3) Seksi Utang Piutang dan Investasi
g. Unit Pelaksana Teknis
h. Kelompok Jabatan Fungsional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
GAMBAR 1.1 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN, DAN ASET DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
KEPALA
DINAS
SUB BAG PERENCANAAN
PENELITIAN & PELAPORAN
SUB BAG UMUM &
KEPEGAWAIAN
SEKRETARIAT
SUB BAG
KEUANGAN
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG AKUNTANSI &
PERBENDAHARAAN
SEKSI
PEMBUKUAN & PELAPORAN
SEKSI
PERBENDAHARAAN
SEKSI
PENGELOLAAN KAS DAERAH
BIDANG
ANGGARAN
SEKSI
PENYUSUNAN APBD
SEKSI
PEMBINAAN & PENGELOLAAN
DANA BANTUAN DAERAH
SEKSI
EVALUASI ADMINISTRASI
APBD SEKSI
PENGENDALIAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
SEKSI
DANA PERIMBANGAN &
PENDAPATAN LAIN-LAIN
YANG SAH
SEKSI
PENDAPATAN ASLI DAERAH
BIDANG
PENDAPATAN
SEKSI
UTANG PIUTANG & INVESTASI
SEKSI
PENDATAAN ASET DAERAH
SEKSI
PENGELOLAAN ASET DAERAH
BIDANG PEMBIAYAAN &
PENGELOLAAN ASET DAERAH
UPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Boyolali
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin dan
mengkoordinasi pelaksanaan urusan pemerintah daerah berdasarkan
asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah.
b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas surat-
menyurat, rumah tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, barang,
urusan umum, dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, penelitian,
dan pelaporan.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, sekretariat memiliki
fungsi:
1) Pengelolaan urusan umum dan kepegawaian mempunyai tugas
pokok melaksanakan pengelolaan dan pengolahan administrasi
umum meliputi surat-menyurat, kearsipan, rumah tangga,
hubungan masyarakat, keprotokolan, pelayanan umum dan
administrasi kepegawaian serta pengelolaan barang.
2) Pengelolaan keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan
administrasi penatausahaan keuangan, pengelolaan keuangan dan
pertanggungjawaban administrasi keuangan.
3) Pengelolaan perencanaan, penelitian dan pelaporan mempunyai
fungsi pokok melaksanakan pengumpulan data, penyusunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dokumen satuan kerja dan rencana anggaran, meneliti dan menilai
serta menyusun laporan.
c. Bidang Pendapatan
Bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
pendapatan, penetapan wajib pajak, menyusun target dan menghitung
realisasi, melaksanakan kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi
Pendapatan Daerah serta menyusun dan mempersiapkan naskah
rancangan peraturan perundangan yang berkaitan dengan pendapatan
daerah.
Fungsi bagian pendapatan:
1) Perencanaan, pendapatan, penetapan, pemungutan, penerimaan dan
penagihan yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah serta
pendapatan lain-lain yang sesuai dengan kewenangannya.
2) Perencanaan, pengawasan, penelitian, pengembangan guna
peningkatan kinerja yang berguna daya dan berhasil guna di
bidang pendapatan daerah dan pelayanan masyarakat.
3) Pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Pajak dalam hal pendapatan dan pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan.
4) Pelaksanaan konsultasi, koordinasi, komunikasi dan kerjasama
dengan pihak lain dalam upaya peningkatan Pendapatan Daerah.
5) Pemantauan realisasi sumber pendapatan daerah dari bagi hasil
pajak bumi dan bukan pajak serta pendapatan daerah lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
6) Pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi secara teknis mengenai
pajak daerah, retribusi, PBB dan pendapatan lainnya yang sesuai
dengan kewenangannya.
Penjabaran tugas pokok bagian pendapatan:
1) Seksi Pendapatan Asli Daerah mempunyai tugas pokok
merencanakan, mengawasi dan mengendalikan di bidang
pendapatan asli daerah.
2) Seksi Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-lain yang Sah
mempunyai tugas pokok merencanakan, memantau dan
mengawasi dana perimbangan dan pendapatan lain-lain yang sah.
3) Seksi Pengendalian Operasional Pendapatan mempunyai tugas
pokok merencanakan, mengawasi dan melaksanakan kegiatan
pengendalian operasional pendapatan.
d. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian program atau
kegiatan di bidang anggaran.
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, bidang anggaran
mempunyai fungsi:
1) Perencanaan, pengkoordinasian, penyiapan dan penyusunan
rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.
2) Pengesahan DPA-SKPD/ DPPA-SKPD.
3) Penyusunan APBD, pedoman keputusan APBD, pedoman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pelaksanaan APBD.
4) Pengolahan dana bagi hasil dan bantuan keuangan serta belanja tak
terduga.
Berikut penjabaran tugas pokok bidang anggaran:
1) Seksi Penyusunan APBD mempunyai tugas pokok merencanakan
dan menyiapkan bahan rancangan penyusunan APBD, perubahan
APBD, menyiapkan DPA-SKPD/ DPPA-SKPD, menyiapkan
anggaran kas dan SPD.
2) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah
mempunyai tugas pokok merencanakan, mengelola dana belanja
tidak langsung SKPD, monitoring, pengendalian, pembinaan dan
analisa pelaksanaan dana bantuan daerah.
3) Seksi Evaluasi Administrasi APBD mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyiapan bahan penyusunan, pedoman realisasi
APBD dan petunjuk teknis di bidang evaluasi administrasi APBD.
e. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan
Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan mempunyai tugas pokok
melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian
program/ kegiatan di bidang akuntansi dan perbendaharaan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok di atas, bidang akuntansi
dan perbendaharaan memiliki fungsi:
1) Pelaksanaan sistem akuntansi dan petunjuk teknis pengelolaan kas
daerah dan melakukan fungsi pengelolaan dan perbendaharaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
daerah serta menyiapkan bahan penyusunan pertanggungjawaban
APBD dan pemeriksaan terhadap realisasi anggaran belanja
langsung dan tidak langsung.
2) Pelaksanaan fungsi bendaharawan daerah (BUD), menyiapkan
anggaran kas, SPD dan SP2D belanja langsung dan belanja tidak
langsung, serta menyiapkan seluruh bukti asli kepemilikan
kekayaan daerah.
Berikut penjabaran tugas pokok bidang akuntansi dan
perbendaharaan:
1) Seksi Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas pokok yaitu
melaksanakan pembukuan dan pelaporan secara sistematis dan
kronologis serta menyiapkan bahan penyusunan laporan keuangan
daerah dalam rangka pertanggungjawaban APBD.
2) Seksi Perbendaharaan tugas pokoknya adalah melaksanakan
pengujian kebenaran data urusan kepegawaian dan meneliti data
gaji pegawai, rutin non gaji, membina ketatalaksanaan keuangan,
penyelesaian perbendaharaan khusus gaji pegawai dan belanja
pegawai.
3) Seksi Pengelolaan Kas Daerah tugas pokoknya melaksanakan
pengelolaan, penerimaan dan pencatatan pendapatan secara tunai
maupun surat berharga dan penyimpanan uang daerah di bank
yang ditunjuk pemerintah yang ditentukan dalam bentuk rekening
giro maupun deposito.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
f. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah
Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah mempunyai
tugas pokok melaksanakan pengelolaan kepemilikan kekayaan daerah
dan transaksi utang piutang dan investasi.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok di atas, bidang pembiayaan
dan pengelolaan aset daerah mempunyai fungsi:
1) Perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian program/
kegiatan di bidang pengelolaan kepemilikan kekayaan daerah.
2) Perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian program/
kegiatan di bidang transaksi utang piutang dan investasi.
Berikut penjabaran tugas pokok bidang pembiayaan dan
pengelolaan aset daerah:
1) Seksi Pengelolaan Aset Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan perencanaan kebutuhan dan penatausahaan barang-
barang kekayaan yang menjadi aset daerah.
2) Seksi Pendataan Aset Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengurusan, pengaturan, pencatatan dan pelaporan
barang-barang yang menjadi aset daerah.
3) Seksi Utang Piutang dan Investasi mempunyai tugas pokok
melaksanakan penatausahaan utang piutang dan investasi daerah
serta merealisasi pembayaran atas perjanjian dan akibat yang lain
kepada pihak ketiga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
B. Latar Belakang Masalah
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang menjunjung tinggi hak
dan kewajiban setiap orang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, oleh
karena itu menempatkan pajak sebagai suatu perwujudan kewajiban
kenegaraan dalam gotong royong nasional, hal ini merupakan suatu peran
serta masyarakat dalam Pembiayaan Pembangunan Nasional.
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara disamping
penerimaan dari sektor migas dan ekspor barang–barang non migas. Sebagai
salah satu penerimaan negara pajak dapat digunakan untuk membiayai
kegiatan pemerintah maupun untuk meningkatkan kegiatan masyarakat dan
perekonomian. Pelaksanaan pembangunan disegala bidang berlangsung
secara berkesinambungan dan ditujukan untuk kemakmuran rakyat.
Pajak daerah merupakan salah satu sektor utama dalam penerimaan
daerah yang memegang peranan penting bagi perkembangan daerah dan
pembangunan nasional. Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di
semua Pemerintahan Daerah di Indonesia adalah berasal dari sektor pajak,
sehingga Pemerintah Daerah harus mencari dan menggali sumber-sumber
penerimaan daerah untuk meningkatkan pendapatannya. Pemerintah dan DPR
telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak
daerah dan retribusi daerah yang kemudian disempurnakan dengan Undang-
Undang Nomor 34 Tahun 2000 dan kemudian disempurnakan lagi dengan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran. Restoran atau rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
makan adalah tempat menyantap makanan dan/ atau minuman yang
disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau
katering. Pajak Restoran merupakan salah satu pajak yang memberikan
masukan yang besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sistem pemungutan
Pajak Restoran menggunakan Self Assessment System. Pada kenyataannya
pelaksanaan Self Assessment System belum semua Wajib Pajak menaati
peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, sehingga pihak
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD)
masih mengalami kesulitan dalam menindak lanjuti masalah tersebut.
permasalahan tersebut antara lain belum terbukanya Wajib Pajak dalam
menyelesaikan pembukuan dan banyak yang menutupi besarnya potensi yang
dimiliki oleh Wajib Pajak. Hal tersebut yang menyebabkan penerimaan pajak
belum optimal. Penerimaan pajak dapat dikatakan optimal apabila hasil yang
telah dicapai sesuai dengan potensi yang ada. Aspek kepatuhan Wajib Pajak
dalam membayar pajak sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak,
sehingga dapat mempengaruhi pembangunan daerah dan pembangunan
nasional. Peran fiskus atau aparat pajak dalam melaksanakan pelayanan,
pengawasan, serta pembinaan terhadap Wajib Pajak sangat diperlukan.
Penulis mengambil judul penelitian tentang Pajak Restoran karena
melihat proporsi dari Pajak Restoran yang cukup besar sebagai sumber
pendapatan daerah. Hal ini sangat beralasan karena seiring dengan
perkembangan Kabupaten Boyolali, karena semakin banyak didirikan rumah
makan dan restoran mulai dari tenda atau yang memiliki bangunan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
permanen hingga bangunan permanen di Kabupaten Boyolali. Berdasarkan
uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul ”EVALUASI
PENERIMAAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN
ASLI DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2008-2010”.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis ingin
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Berapakah besarnya kontribusi yang diberikan oleh pajak restoran
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali tahun 2008-2010
dilihat dari tingkat pertumbuhan dan efektifitas realisasi penerimaan pajak
restoran ?
2. Apa saja hambatan yang ditemui oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali dalam
pelaksanaan pemungutan pajak restoran ?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali dalam
meningkatkan penerimaan pajak restoran ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang diambil penulis, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh bukti besarnya kontribusi pajak restoran terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali tahun 2008-2010 yang dilihat
dari tingkat pertumbuhan dan efektifitas realisasi penerimaan pajak
restoran.
2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang ditemui oleh Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan pemungutan pajak restoran.
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan oleh Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Boyolali dalam meningkatkan penerimaan pajak restoran.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Menambah pegetahuan dan wawasan serta mengaplikasikan ilmu bidang
perpajakan yang diperoleh dibangku kuliah ke dalam kenyataan yang
terjadi di lapangan, khususnya mengenai pajak restoran.
2. Bagi DPPKAD Kabupaten Boyolali
Sebagai sumbangan pikiran yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah di sektor
pajak, khususnya pajak restoran.
3. Bagi Pihak Lain
Penulis berharap semoga karya ini dapat digunakan sebagai sumber
informasi dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan desain penelitian
berupa studi kasus yang dilakukan dengan membuat analisis dan deskripsi
yang terbatas pada kasus Penerimaan Pajak Restoran yang ada di
Kabupaten Boyolali.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali. Alasan
dipilihnya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Boyolali sebagai objek penelitian, karena penulis
mengambil judul yang berkaitan dengan data di DPPKAD Kabupaten
Boyolali yaitu tentang Evaluasi Penerimaan Pajak Restoran terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2010.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data Primer yang digunakan adalah data yang diperoleh langsung dari
objek yang teliti mengenai penerimaan pajak restoran di Kabupaten
Boyolali mulai dari tahun 2008-2010.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dengan
mempelajari buku-buku, makalah-makalah, undang-undang perpajakan,
dan buku-buku yang terkait dengan penulisan. Data sekunder bersifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
melengkapi data primer dan digunakan sebagai landasan teori untuk
memecahkan masalah.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.
b. Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara
langsung dengan pegawai di lingkungan kantor atau perusahaan yang
akan diteliti.
c. Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dengan cara membaca buku serta referensi
sumber data lainnya yang berhubungan guna mendukung penulisan
Tugas Akhir ini.
5. Teknik Analisis Data
a. Analisis kuantitatif
Merupakan analisis yang mengunakan data berupa angka atau rumus-
rumus statistik. Analisis ini dapat dipakai untuk mengetahui hal-hal
yang berhubungan dengan kontribusi, efektifitas dan tingkat
pertumbuhan penerimaan Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali.
b. Analisis Kualitatif
Merupakan analisis yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan
gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pajak
a. Prof. Dr. Rochmat Soemitro SH.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2008:1).
b. Dr. Soeparman Soemahamidjaja
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut
oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum (Suandy, 2008:9).
c. Mr. Dr. N. J. Feldman
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang
kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara
umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan
untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Suandy, 2008:9).
2. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak, yaitu (Mardiasmo, 2008:1):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
a. Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
b. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau
perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai
berikut (Mardiasmo, 2008:2):
a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis)
c. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
4. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi 3, yaitu (Mardiasmo,
2008:7):
a. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak.
Ciri-cirinya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus.
2) Wajib Pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
b. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri.
2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang pada pihak
ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
5. Pengelompokan Pajak
Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongannya, sifatnya
dan lembaga pemungutnya (Mardiasmo, 2008:5):
a. Menurut Golongannya:
1) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh
Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada
orang lain.
Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
b. Menurut Sifatnya:
1) Pajak Subyektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subyeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib
Pajak.
Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak Obyektif, yaitu pajak yang berpangkal pada obyeknya,
tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
c. Menurut Lembaga Pemungutnya:
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea
Materai.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
a) Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor.
b) Pajak Kabupaten/ Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Hiburan.
6. Pajak Daerah
a. Pengertian Pajak Daerah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah, yang
selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
b. Jenis Pajak Daerah
Pajak Daerah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1) Pajak Provinsi, terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a) Pajak Kendaraan Bermotor
b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d) Pajak Air Permukaan
e) Pajak Rokok
2) Pajak Kabupaten/ Kota, terdiri dari:
a) Pajak Hotel
b) Pajak Restoran
c) Pajak Hiburan
d) Pajak Reklame
e) Pajak Penerangan Jalan
f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
g) Pajak Parkir
h) Pajak Air Tanah
i) Pajak Sarang Burung Walet
j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
k) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
7. Pajak Restoran
a. Pengertian Pajak Restoran
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh
restoran. Restoran adalah tempat fasilitas penyedia makanan dan/ atau
minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah
makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya. Dasar hukum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pajak restoran diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali
Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pajak Restoran.
b. Obyek, Subyek dan Wajib Pajak
1) Obyek Pajak adalah pelayanan yang disediakan dengan
pembayaran di restoran.
Dikecualikan dari obyek pajak restoran adalah pelayanan boga/
katering.
2) Subyek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran kepada restoran.
3) Wajib Pajak adalah pengusaha restoran.
c. Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak
1) Dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan
kepada Restoran menurut tipenya.
2) Tarif Pajak Restoran ditetapkan berdasarkan tipenya, yaitu sebagai
berikut:
a) Tipe A dengan omset penjualan Rp. 50.000.000,- atau lebih.
Tarifnya ditetapkan sebesar 10%.
b) Tipe B dengan omset penjualan antara Rp. 30.000.000,-
sampai dengan kurang dari Rp. 50.000.000,-. Tarifnya
ditetapkan sebesar 7%.
c) Tipe C dengan omset penjualan antara Rp. 10.000.000,-
sampai dengan kurang dari Rp. 30.000.000,-. Tarifnya
ditetapkan sebesar 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
d) Tipe D dengan omset penjualan kurang dari Rp. 10.000.000,-.
Tarifnya ditetapkan sebesar 0%.
3) Wilayah Pemungutan dan Tata Cara Penghitungan Pajak
a) Pajak yang terhutang dipungut di waliyah daerah
penyelenggaraan usaha Restoran.
b) Besarnya pajak terhutang dihitung dengan cara mengalikan
tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.
4) Masa Pajak, Saat Pajak Terhutang dan Surat Pemberitahuan Pajak
a) Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan
takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan Bupati.
b) Pajak terhutang dalam masa pajak terjadi pada saat diperoleh
pelayanan restoran.
c) Setiap Wajib Pajak mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD). SPTPD harus diisi jelas, benar dan lengkap serta
ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya. SPTPD harus
disampaikan kepada Bupati paling lambat 15 hari setelah
berakhirnya masa pajak.
5) Tata Cara Pengenaan dan Penetapan Pajak
a) Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD),
Bupati menetapkan pajak terhutang dengan menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).
b) Apabila SKPD tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu
paling lama 30 hari sejak SKPD diterima dikenakan sanksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
administrasi berupa bunga sebesar 2% setiap bulan dan ditagih
dengan menerbitkan STPD.
6) Tata Cara Pembayaran
a) Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau Pemegang
Kas Penerima dan atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati
sesuai waktu yang ditentukan dalam SKPD, SKPDKB,
SKPDKBT, dan STPD dengan menggunakan Surat Setoran
Pajak Daerah (SSPD).
b) Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran
dan dicatat dalam buku penerimaan.
B. Analisis Data dan Pembahasan
Pajak Restoran merupakan salah satu sumber pendapatan yang mempunyai
kontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Realisasi pajak restoran di
Kabupaten Boyolali dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan
melampaui target yang telah dianggarkan.
Data target dan realisasi pajak restoran di Kabupaten Boyolali dari tahun
2007-2010 yaitu sebagai berikut:
Tabel II.1 Target dan Realisasi Pajak Restoran di DPPKAD Kabupaten Boyolali
Tahun 2007-2010
Tahun Target (Rp)
Realisasi (Rp)
2007 82.850.000,00 90.003.000,00 2008 85.500.000,00 94.893.500,00 2009 85.500.000,00 109.180.000,00 2010 108.000.000,00 166.197.700,00
Sumber: Data di olah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Realisasi pajak restoran yang selalu meningkat dan melampaui target yang
telah dianggarkan dipengaruhi oleh semakin banyak didirikan restoran, rumah
makan dan warung makan di Kabupaten Boyolali. Target penerimaan pajak
restoran di DPPKAD Kabupaten Boyolali pada tahun 2008 dan 2009
ditetapkan sama karena jumlah Wajib Pajak pada tahun 2009 hanya
mengalami sedikit peningkatan dibandingkan tahun 2008.
Data restoran, rumah makan dan warung makan di Kabupaten Boyolali
dari tahun 2008-2010 yaitu sebagai berikut:
Tabel II.2 Jumlah Restoran, Rumah Makan dan Warung Makan
di Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2010
Tahun Wilayah 2008 2009 2010
Boyolali 35 37 50 Ampel 14 14 7
Andong & Klego 3 3 - Karanggede 1 1 1
Simo 1 1 2 Musuk 1 1 1
Mojosongo 4 3 8 Teras 3 3 3
Banyudono 3 3 7 Ngemplak 1 1 4
Cepogo - - 1 Total 66 67 84
Sumber: Data di olah
Tabel II.2 menunjukkan bahwa jumlah Wajib Pajak dari pajak restoran di
Kabupaten Boyolali dari tahun 2008-2010 mengalami peningkatan. Jumlah
Wajib Pajak berbanding lurus dengan jumlah pendapatan daerah dari pajak
restoran, dengan demikian apabila jumlah Wajib Pajak meningkat maka
jumlah pendapatan dari pajak restoran juga akan bertambah, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
apabila jumlah Wajib Pajak menurun maka pendapatan dari pajak restoran
juga akan berkurang.
Pada tahun 2008 terdapat realisasi pendapatan daerah dari sektor pajak
restoran sebesar Rp 94.893.500,00. Jika dibandingkan dengan jumlah Wajib
Pajak pada tahun 2008 yaitu sejumlah 66, maka didapatkan rata-rata
penerimaan dari tiap Wajib Pajak per tahun sebesar Rp 1.437.780,30.
Peningkatan realisasi pendapatan daerah dari sektor pajak restoran dari tahun
2007 ke tahun 2008 sebesar Rp 4.890.500,00 atau 5,43%. Sedangkan Pada
tahun 2009 terdapat realisasi pendapatan daerah dari sektor pajak restoran
sebesar Rp 109.180.000,00. Jika dibandingkan dengan jumlah Wajib Pajak
pada tahun 2008 yaitu sejumlah 67, maka didapatkan rata-rata penerimaan
dari tiap Wajib Pajak per tahun sebesar Rp 1.629.552,23. Peningkatan
realisasi pendapatan daerah dari sektor pajak restoran dari tahun 2008 ke
tahun 2009 sebesar Rp.14.286.500,00 atau 15.06%. Dan Pada tahun 2009
terdapat realisasi pendapatan daerah dari sektor pajak restoran sebesar Rp
166.197.700,00. Jika dibandingkan dengan jumlah Wajib Pajak pada tahun
2008 yaitu sejumlah 84, maka didapatkan rata-rata penerimaan dari tiap
Wajib Pajak per tahun sebesar Rp 1.978.544,04. Peningkatan realisasi
pendapatan daerah dari sektor pajak restoran dari tahun 2009 ke tahun 2010
sebesar Rp.57.017.700,00 atau 52,22%. Realisasi peningkatan tahun 2008 ke
tahun 2009 tidak terlalu besar jika dibandingkan tahun 2009 ke tahun 2010,
peningkatan ini dipengaruhi oleh semakin banyak didirikan Restoran, Rumah
Makan dan Warung Makan di Kabupaten Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Dari data-data yang telah diperoleh, penulis berupaya untuk mengevaluasi
realisasi penerimaan pajak restoran tahun 2008-2010 di DPPKAD Kabupaten
Boyolali.
1. Besarnya Kontribusi yang Diberikan Oleh Pajak Restoran terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali tahun 2008-2010 Dilihat
dari Tingkat Pertumbuhan dan Efektifitas Realisasi Penerimaan
Pajak Restoran
a. Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Sebagai Salah Satu
Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2008-
2010.
Pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran merupakan
tahapan peningkatan realisasi penerimaan pajak restoran dari tahun ke
tahun yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Hal ini digunakan
untuk menginformasikan berapa banyak sesuatu hal telah berubah atau
bagaimana hal yang satu dibandingkan dengan hal yang lain. Tingkat
pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut (Halim, 2004):
Keterangan:
r = Laju Pertumbuhan
pt = Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Tahun Berikutnya
po = Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Tahun Sebelumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Perhitungan pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran di
DPPKAD Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2010 sebagai berikut:
= 5,43%
= 15,06%
= 52,22%
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan ke dalam table
sebagai berikut:
Tabel II.3 Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran di DPPKAD Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2010
Tahun
Realisasi Tahun Ke-n
pt (Rp)
Realisasi Tahun Sebelumnya
po (Rp)
pt-po (Rp)
r (%)
2008 94.893.500,00 90.003.000,00 4.890.500,00 5,43 2009 109.180.000,00 94.893.500,00 14.286.500,00 15,06 2010 166.197.700,00 109.180.000,00 57.017.700,00 52,22
Tabel II.3 menunjukkan bahwa persentase pertumbuhan realisasi
penerimaan pajak restoran di DPPKAD Kabupaten Boyolali
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Persentase pertumbuhan
tahun 2007-2008 sebesar 5,43%. Persentase pertumbuhan tahun 2008-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2009 sebesar 15,06%. Persentase pertumbuhan tahun 2009-2010
sebesar 52,22%. Rata-rata pertumbuhan realisasi penerimaan pajak
restoran per tahun sebesar 24,24%.
Dari data Tabel II.3 dapat digambarkan ke dalam grafik sebagai
berikut:
Gambar 2.2 Grafik Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran di
DPPKAD Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2010
b. Efektifitas Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Sebagai Salah Satu
Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2008-
2010.
Efektifitas adalah tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu
imbangan antara pendapatan yang sebenarnya terdapat pendapatan
yang potensial dari suatu pajak dengan anggapan bahwa mereka yang
seharusnya membayar dengan jumlah yang seharusnya dibayarkan
benar-benar kewajibannya. Sama seperti pertumbuhan realisasi
penerimaan pajak restoran, efektifitas realisasi penerimaan pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
restoran ini digunakan untuk menginformasikan berapa banyak sesuatu
hal telah berubah atau bagaimana hal yang satu dibandingkan dengan
hal yang lain. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerimaan pajak
restoran dapat diukur dengan membandingkan antara realisasi dengan
target penerimaan yang ditetapkan. Tingkat efektifitas realisasi
penerimaan pajak restoran dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Perhitungan tingkat efektifitas realisasi penerimaan pajak restoran
di DPPKAD Kabupaten Boyolali tahun 2008-2010 sebagai berikut:
= 110,99%
= 127,70%
= 153,89%
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan ke dalam table
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel II.4 Rasio Efektifitas Penerimaan Pajak Restoran di DPPKAD
Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2010
Tahun Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Rasio Efektifitas
(%) 2008 85.500.000,00 94.893.500,00 110,99 2009 85.500.000,00 109.180.000,00 127,70 2010 108.000.000,00 166.197.700,00 153,89
Tabel II.4 menunjukkan bahwa penerimaan pajak restoran di
DPPKAD Kabupaten Boyolali tahun 2008-2010 cukup efektif.
Realisasi penerimaan yang selalu meningkat dan dapat melebihi target
yang telah dianggarkan setiap tahunnya dengan tingkat efektifitas lebih
dari 100%. Efektifitas penerimaaan pajak restoran tahun 2008 sebesar
110,99%. Efektifitas penerimaaan pajak restoran tahun 2009 sebesar
127,70%. Efektifitas penerimaaan pajak restoran tahun 2010 sebesar
153,89%. Rata-rata efektifitas penerimaan pajak restoran per tahun
sebesar 130,86%.
c. Kontribusi Penerimaan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2010.
Pajak restoran merupakan salah satu unsur pendapatan asli daerah
(PAD) dari sektor pajak yakni pajak daerah. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah sumbangan; sedangkan
menurut Kamus Ekonomi, kontribusi adalah sesuatu yang diberikan
bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi disini dapat diartikan
sebagai sumbangan yang diberikan pajak restoran terhadap pajak
daerah.
Kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan pajak
daerah dapat diketahui dengan membandingkan realisasi penerimaan
pajak restoran terhadap realisasi penerimaan pajak daerah.
Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara realisasi
penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah tahun
2008-2010.
Tabel II.5 Kontribusi Penerimaan Pajak Restoran terhadap Penerimaan Pajak Daerah
di DPPKAD Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2010
Tahun Realisasi Penerimaan
Pajak Restoran (Rp)
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
(Rp)
Kontribusi (%)
2008 94.893.500,00 11.155.035.906,00 0.85 2009 109.180.000,00 12.896.540.751,00 0,85 2010 166.197.700,00 14.094.132.345,00 1,17
Rata-rata 0,96
Berdasarkan Tabel II.5, kontribusi penerimaan pajak restoran
terhadap penerimaan pajak daerah dihitung dengan rumus:
Perhitungan kontribusi realisasi penerimaan pajak restoran terhadap
penerimaan pajak daerah di DPPKAD Kabupaten Boyolali tahun
2008-2010 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
= 0.85%
= 0,85%
= 1,17%
Berdasarkan Tabel II.5 dapat diketahui bahwa kontribusi
penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah dari
tahun ke tahun tidak stabil. Pada tahun 2008 kontribusi penerimaan
pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah sebesar 0,85%. Pada
tahun 2009 kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan
pajak daerah sebesar 0,85%. Pada tahun 2010 kontribusi penerimaan
pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah sebesar 1,17%.
Rata-rata kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan
pajak daerah selama tahun 2008-2010 sebesar 0,96%.
2. Hambatan-Hambatan yang Ditemui DPPKAD Kabupaten Boyolali
dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran
a. Di Kabupaten Boyolali masih ada beberapa pengusaha restoran, rumah
makan dan warung makan yang tidak taat membayar pajak. Hal ini
disebabkan karena biasanya para pengusaha tersebut tidak mengetahui
apakah usaha restorannya dikenai pajak atau tidak, masalah ini timbul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
dikarenakan para pengusaha tersebut belum memahami tentang
peraturan-peraturan mengenai pajak restoran.
b. Jumlah petugas atau pelaksana pemungutan pajak restoran sangat
terbatas, hanya 4 orang. Dengan wilayah Kabupaten Boyolali yang
cukup luas sedangkan jumlah petugas pemungutannya terbatas, maka
masih banyak potensi wajib pajak restoran yang belum dipungut pajak
restorannya, oleh karena itu penerimaan pajak restoran di Kabupaten
Boyolali belum bisa optimal.
c. Penerapan tarif pemungutan pajak restoran sesuai dengan Perda No. 11
tahun 2007 tentang Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali belum bisa
diterapkan sacara optimal. Tidak semua pengusaha restoran, rumah
makan dan warung makan membayar pajak restoran sesuai dengan
tarif yang telah ditetapkan karena masih ada beberapa pengusaha
restoran, rumah makan dan warung makan yang membayar pajak
restoran tidak sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan, tetapi
membayar hanya sesuai dengan kemampuannya, hal itu didasarkan
pada kesepakatan yang telah disepakati bersama. Ini dilakukan pihak
DPPKAD Kabupaten Boyolali agar penerimaan daerah dari pajak
restoran masuk dulu ke kas pemerintah daerah serta bagi para
pengusaha restoran, rumah makan dan warung makan agar mau
membayar pajak restoran dan tidak mengingkari kewajibannya.
d. Adanya kecenderungan Wajib Pajak yang menyembunyikan omset
penjualannya. Hal ini dilakukan Wajib Pajak dengan tujuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
memperkecil jumlah pajaknya. Dengan demikian pajak yang
dibayarkan semakin sedikit.
3. Upaya-Upaya yang Dilakukan DPPKAD Kabupaten Boyolali dalam
Meningkatkan Penerimaan Pajak Restoran
a. Melakukan sosialisasi kepada para pengusaha restoran, rumah makan
dan warung makan mengenai pajak restoran. Sosialisasi ini dilakukan
dengan cara mengundang para pengusaha restoran, rumah makan dan
warung makan, kemudian dilakukan penjelasan mengenai peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan pajak restoran. Sehingga para
Wajib Pajak dapat lebih memahami peraturan-peraturan tentang pajak
restoran dan pada akhirnya Wajib Pajak sadar akan kewajibannya
membayar pajak.
b. Menambah jumlah petugas atau pelaksana pemungutan pajak restoran.
Dengan petugas pemungutan pajak restoran yang mencukupi maka
pelaksanaan pemungutan pajak restoran dapat berjalan dengan lancar.
Sehingga pelaksanaan pemungutan pajak restoran dapat dilakukan
merata di seluruh wilayah Kabupaten Boyolali.
c. Mencari obyek baru yang berpotensi menambah penerimaan daerah
dari sektor pajak restoran. Dengan semakin banyaknya didirikan
restoran, rumah makan dan warung makan di Kabupaten Boyolali
maka jumlah Wajib Pajak akan semakin meningkat serta penerimaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
pajak restoran juga akan ikut bertambah, untuk itu perlu dilakukan
pendataan terbaru guna memperoleh Wajib Pajak baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB III
TEMUAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis
tentang Evaluasi Penerimaan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah di
DPPKAD Kabupaten Boyolali, serta berdasarkan wawancara dengan pegawai
yang berwenang di DPPKAD Kabupaten Boyolali maka terdapat beberapa
kelebihan dan kelemahan yang penulis temukan antara lain sebagai berikut:
A. KELEBIHAN
1. Realisasi penerimaan pajak restoran di DPPKAD Kabupaten Boyolali dari
tahun 2008-2010 selalu mengalami peningkatan.
2. Efektifitas realisasi penerimaan pajak restoran di DPPKAD Kabupaten
Boyolali tahun 2008-2010 cukup efektif, karena penerimaannya selalu
dapat melebihi target yang telah dianggarkan setiap tahunnya.
3. Pajak restoran sudah memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Boyolali.
B. KELEMAHAN
1. Pemungutan pajak restoran di DPPKAD Kabupaten Boyolali belum bisa
dilakukan secara optimal, karena masih ada beberapa pengusaha restoran,
rumah makan dan warung makan yang tidak taat membayar pajak, serta
adanya pengusaha yang menyembunyikan omset penjualannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Di DPPKAD Kabupaten Boyolali penerapan tarif pemungutan pajak
restoran sesuai dengan Perda No. 11 tahun 2007 tentang Pajak Restoran
belum bisa diterapkan sacara optimal. Tidak semua pengusaha restoran,
rumah makan dan warung makan membayar pajak restoran sesuai dengan
tarif yang telah ditetapkan karena masih ada beberapa pengusaha
restoran, rumah makan dan warung makan yang membayar pajak restoran
tidak sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan, tetapi membayar hanya
sesuai dengan kemampuannya.
3. Jumlah petugas atau pelaksana pemungutan pajak restoran sangat terbatas,
hanya 4 orang. Dengan wilayah Kabupaten Boyolali yang cukup luas
sadangkan jumlah petugas pemungutannya terbatas, maka masih banyak
potensi wajib pajak restoran yang belum dipungut pajak restorannya.
4. Kurangnya sosialisasi kepada para pengusaha restoran, rumah makan dan
warung makan mengenai pajak restoran. Sehingga para Wajib Pajak
belum memahami tentang peraturan-peraturan mengenai pajak restoran
dan pada akhirnya Wajib Pajak kurang sadar akan kewajibannya
membayar pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
PENUTUP A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari DPPKAD Kabupaten
Boyolali tentang Evaluasi Penerimaan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Boyolali maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran di DPPKAD Kabupaten
Boyolali mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Persentase
pertumbuhan tahun 2007-2008 sebesar 5,43%, tahun 2008-2009 sebesar
15,06%, sedangkan tahun 2009-2010 sebesar 52,22%. Rata-rata
persentase pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran per tahun
sebesar 24,24%. Efektifitas penerimaan pajak restoran di DPPKAD
Kabupaten Boyolali tahun 2008-2010 cukup efektif. Efektifitas
penerimaaan pajak restoran tahun 2008 sebesar 110,99%, tahun 2009
sebesar 127,70%, sedangkan tahun 2010 sebesar 153,89%, Rata-rata
efektifitas penerimaan pajak restoran per tahun sebesar 130,86%.
Kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah
di DPPKAD Kabupaten Boyolali cukup baik. Pada tahun 2008 dan 2009
kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah
sama yaitu sebesar 0,85%, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 1,17%.
Rata-rata kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan pajak
daerah selama tahun 2008-2010 sebesar 0,96%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. Dalam pelaksanaan pemungutan pajak restoran DPPKAD Kabupaten
Boyolali masih menemui beberapa hambatan, yaitu antara lain: masih ada
beberapa pengusaha restoran, rumah makan dan warung makan yang
tidak taat membayar pajak, serta adanya pengusaha yang
menyembunyikan omset penjualannya. Penerapan tarif pemungutan pajak
restoran sesuai dengan Perda No. 11 tahun 2007 tentang Pajak Restoran
belum bisa diterapkan sacara optimal, karena masih ada beberapa
pengusaha restoran, rumah makan dan warung makan yang membayar
tidak sesuai dengan tarif , tetapi hanya sesuai dengan kemampuannya.
Jumlah petugas atau pelaksana pemungutan pajak restoran sangat terbatas
hanya 4 orang, sedangkan wilayah Kabupaten Boyolali cukup luas.
3. Untuk meningkatkan penerimaan pajak restoran DPPKAD Kabupaten
Boyolali melakukan beberapa upaya, yaitu antara lain: melakukan
sosialisasi kepada para pengusaha restoran, rumah makan dan warung
makan mengenai pajak restoran, sehingga para Wajib Pajak dapat lebih
memahami peraturan-peraturan tentang pajak restoran dan pada akhirnya
Wajib Pajak sadar akan kewajibannya membayar pajak. Menambah
jumlah petugas atau pelaksana pemungutan pajak restoran, sehingga
pelaksanaan pemungutan pajak restoran dapat dilakukan merata di seluruh
wilayah Kabupaten Boyolali. Mencari obyek baru yang berpotensi
menambah penerimaan daerah dari sektor pajak restoran. Dengan jumlah
Wajib Pajak yang semakin meningkat, maka penerimaan pajak restoran
juga akan semakin bertambah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
B. REKOMENDASI
Berdasarkan pada kelemahan-kelemahan yang ditemukan oleh penulis
maka penulis ingin memberikan saran dan rekomendasi yang diharapkan
dapat memperbaiki dan meningkatkan penerimaan pajak restoran di
DPPKAD Kabupaten Boyolali, yaitu sebagai berikut:
1. Lebih meningkatkan sosialisasi kepada para pengusaha restoran, rumah
makan dan warung makan tentang peraturan-peraturan pajak restoran.
Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan para
pengusaha itu dalam suatu forum, kemudian dilakukan penjelasan-
penjelasan mengenai peraturan tentang pajak restoran sehingga Wajib
Pajak dapat mengerti dan sadar akan kewajiban perpajakannya.
2. Menerapkan tarif pemungutan pajak sesuai dengan Perda. Apabila ada
Wajib Pajak yang pada saat terhutang pajak restoran tersebut dalam
kondisi yang sedang kurang baik perekonomiannya, sehingga tidak
mampu membayar maka diberi keringanan atau penundaan pembayaran.
3. Memberikan sanksi yang tegas terhadap Wajib Pajak yang melanggar
peraturan.
4. Melakukan pendataan secara rutin Wajib Pajak restoran yang ada di
Kabupaten Boyolali, misalnya sebulan sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo. 2002. Perpajakan Edisi Revisi 2002. Yogyakarta: Andi.
Mardiasmo. 2008. Perpajakan Edisi Revisi 2008. Yogyakarta: Andi.
Pemerintah Kabupaten Boyolali. 2007. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali No. 11 Tahun 2007 Tentang Pajak Restoran.
Prakoso, Bambang Kesit. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: UII
Press. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. Suandi, Erly. 2008. Hukum Pajak Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.