36
EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN PENGURUS POKTAN DAN GAPOKTAN PESERTA PELATIHAN TEKNIS MANAJEMEN ANGKATAN II TAHUN 2014 SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN PESERTA PELATIHAN ANGKATAN II (KECAMATAN . TANRALILI, MARUSU , DAN TOMPOBULU ) OLEH Ir. Pangerang, MP NIP. 19630727 199303 1 011 PENYULUH PERTANIAN MADYA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MAROS 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

  • Upload
    lamliem

  • View
    284

  • Download
    14

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN

EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN PENGURUS POKTAN DAN GAPOKTAN PESERTA PELATIHAN TEKNIS MANAJEMEN

ANGKATAN II TAHUN 2014 SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN

PESERTA PELATIHAN ANGKATAN II (KECAMATAN . TANRALILI, MARUSU , DAN TOMPOBULU )

OLEH

Ir. Pangerang, MP

NIP. 19630727 199303 1 011 PENYULUH PERTANIAN MADYA

BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN MAROS

2014

Page 2: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

ii

PENGESAHAN

EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN

EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN PENGURUS POKTAN DAN GAPOKTAN

PESERTA PELATIHAN TEKNIS MANAJEMEN ANGKATAN II TAHUN 2014 SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ir. H. Suardi Halik, MM

NIP : 19601101 198903 1 009

Pangkat/Gol.Ruang : Pembina Tingkat I (IV/b)

Jabatan : Plh.Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan Kabupaten Maros

Mengesahkan kegiatan Evaluasi dan Pelaporan yaitu Evalusi Pelaksanaan Penyuluhan

yang dilaksanakan oleh pejabat fungsional :

Nama : Ir. Pangerang, MP

NIP : 19630727 199303 1 011

Pangkat/Gol.Ruang : Pembina Tingkat I (IV/b)

Jabatan : Penyuluh Pertanian Madya

Unit Kerja : Badan Pelaksana Penyuluah dan

Ketahanan Pangan Kabupaten Maros

Berupa Penyusunan Evaluasi Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan Peserta

Pelatihan Teknis Manajemen Angkatan II Tahun 2014 Sebelum dan Sesudah Diberikan

Penyuluhan dari Kec. Tanralili, Kec. Marusu , Kec.Tompobulu dan kepada yang

bersangkutan dapat dinilai angka kreditnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian lembar pengesahan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya

Maros, Juli 2014 Plh. Kepala Badan

Ir. H. Suardi Halik, MM Pangkat : Pembina Tk.I NIP.19601101 198903 1 009

Page 3: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

iii

KATA PENGANTAR

Penulis pertama-tama memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

Menyusun Laporan Evaluasi Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan

Peserta Pelatihan Teknis Manajemen Angkatan II Tahun 2014 (Pengurus

Poktan/Gapoktan dari Kec. Tanralili, Kec. Marusu , Kec.Tompobulu) sebelum dan

sesudah diberikan penyuluhan

Dalam menyelesaikan laporan evaluasi ini, penulis tidak lepas dari berbagai

hambatan dan tantangan, namun berkat kesabaran dan bantuan dari berbagai

pihak baik berupa saran, bimbingan, petunjuk dan dorongan moril baik secara

langsung maupun tidak langsung yang semua ini sangat berarti dan besar

manfaatnya dalam membantu kelancaran penyusunan evaluasi.

Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Pahala kepada mereka. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membatu penulis :

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis harapkan semoga laporan evaluasi ini dapat bermanfaat .

Amin.

Maros, Juli 2014

Penulis

Ir. Pangerang, MP NIP. 19630727 199303 1 011

Page 4: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

iv

Page 5: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Evaluasi 8

D. Kegunaan Evaluasi

II. LANDASAN TEORI DAN KONSEP EVALUASI

A. Landasan Teori

B. Konsep Evaluasi

III. RANCANGAN EVALUASI

A. Lokasi dan Waktu

B. Populasi dan Sampel

C. Teknik Pengumpulan Data

D. Indikator /Instrunen Evaluasi

E. Analisis Data

IV. HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Pengetahuan Poktan/Gapoktan

B. Efektifitas Penyuluhan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran/Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAAN-LAMPIRAN

i

ii

iii

iv

1

2

3

4

4

5

5

10

12

12

12

12

13

13

17

17

22

24

24

24

25

26

Page 6: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar

anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha

tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi

tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut

agar dapat berkembang secara optimal.

Salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya

kegiatan petani yang tergabung dalam kelompok tani. Mengembangkan

kelompok tani adalah berarti membangun kemauan, dan kepercayaan pada

diri sendiri agar dapat terlibat secara aktif dalam pembangunan. Disamping

itu agar mereka dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan

teroganisir. Suatu gerakan kelompok tani yang tidak teroganisir dan tidak

mengikuti kerjasama menurut pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan

problem-problem yang dihadapi petani.

Dalam upaya untuk mewujudkan pelaku utama yang berkualitas,

maka petani diarahkan untuk mengembangkan kemampuannya melalui

pendekatan kelompoktani. Kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya

sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, unit produksi, unit penyedia

sarana dan prasarana produksi, unit pengolahan dan pemasaran, serta unit

jasa penunjang sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para

anggotanya dalam mengembangkan usahatani yang berbasis agribisnis,

yang selanjutnya dapat menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri.

Jumlah Kelembagaan petani dan Kelembagaan Penyuluh yang ada di

Kabupaten Maros berdasarakan data bass tahun 2014 Badan Penyuluhan

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros yaitu :1) BPP

Kecamatan 14 unit, KTNA Kecamatan 14 kelompok, Kelompok Tani 813

kelompok yang terdiri : dari Kelas Pemula 393 kelompok, kelas lanjut 330

kelompok, kelas madya 86 kelompok, dan kelas utama 4 kelompok;

Page 7: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

2

Gapoktan 102 kelompok, Poslutan 61 kelompok, Kelompok Wanita Tani 77

kelompok, dan Taruna Tani 2 kelompok (BPP-KP Kab. Maros, 2014)

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa para kelompok tani di

Kabupaten Maros belum melaksanakan fungsinya secara optimal yaitu

sebagai:1) kelompok Kelas belajar; 2) Kelompok Tani sebagai Wahana

Kerjasama; dan 3) Kelompok tani sebagai Unit Produksi . Begitu juga pada

gabungan Kelompok tani di Kabupaten Maros belum melaksanakan secara

optimal fungsinya sebagai Gapoktan yaitu sebagai ;1) unit usaha tani,, 2)

Unit usaha pengolahan; 3) unit usaha sarana dan prasarana produksi, 4)Unit

usaha pemasaran; dan 5) Unit usaha keuangan mikro. Kurang berfungsinya

kelompok tani dan Gapoktan dalam melaksanakan fungsinya disebabkan

karena kurannya pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. dalam

memenejemen kelompoktaninya masing-masing.

Untuk itu Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahan Pangan

Kabupaten Maros sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian

Nomor : 273/Kpts/ Ot.160/4/2007 adalah penanggung jawab operasional

pengembangan kelompoktani di tingkat kabupaten telah melaksanakan

pembinaan kelompok tani melalui pelatihan manajemen bagi pengurus

kelompok tani dan Gabungan Kelompok tani di Kabupaten Maros.

Pelaksanaan Pembinaan Kelompok tani ini dilaksanakan dalam empat

angkatan dengan waktu dan peserta yang berbeda dengan melibatkan

penyuluh pertanian sebagai pemateri atau narasumber pada kegiatan

tersebut. Angkatan II dengan peserta dari kelompok/gapoktan dari

Kecamatan Tanralilii, Kecamatan Marusu, Kecamatan Tompobulu

Tabe 1.1 Data Kelembagaan Petani dari Kecamatan Tompobulu, Marusu dan Tanalili

No.

KECAMATAN Gapoktan Poktan Kelas Kelompok Tani

KWT TARUNA TANI

Polsluhtan P L M U

1 Tompobulu 7 80 51 29 0 0 6 0 4

2 Marusu 7 48 36 12 0 0 3 0 3

3 Tanralili 8 69 51 17 0 1 12 1 5

Jumlah 22 197 138 58 0 1 21 1 12

Sumber data : Data Sekunder BPP-KP Kab. Maros, 20141

Page 8: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

3

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah kelembagaan petani di 3

kecataman yaitu Kecamatan Tompobulu, Kecamatan Marusu, dan

Kecamatan Tanralili, terdapat 22 Gapoktan, 197 kelompok tani yang teridiri

dari 138 kelompok tani pemula, 58 kelompok tani lanjut, belum ada

kelompok tani madya, 1 kelompok tani utama. Disamping itu terdapat juga

21 kelompok wanita tani, 1 kelompok tauna tani dan 12 posluthan. Ditinjau

dari kemapuan kelas kelompok sebagaimana tabel tersebut diatas sangat

berbeda-beda dari setiap kecamatan hal in juga dapat menimbulkan bahwa

tingkat pengetahuan dari masing-masing pengurus gapoktan maupun

pengurus kelompok tani juga berbeda-beda, untuk itu pembinaan kelompok

tani perlu dilakukan

Keberhasilan dalam pelaksanaan penyuluhan tidak terlepas dari apa

yang namanya evaluasi. Oleh karena itu setiap penyuluhan wajib melakukan

kegiatan evaluasi manakala setiap kegiatan penyuluhan selesai

dilaksanakan. Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting, namun

sering dikesampingkan dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari

kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan

pertanian. Sebenarnya evaluasi harus dilihat dari segi manfaatnya sebagai

upaya memperbaiki dan penyempurnaan program/kegiatan penyuluhan

pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk

memperbaiki perencanaan kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja

penyuluhan, mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilaksanakan,

membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah

ditetapkan

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat pengetahuan pengurus kelompok tani /gapoktan

Angkatan II Tahun 2014 sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan

2. Bagaimana tingkat efektifitas penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh

kepada pengurus kelompok tani /gapoktan Angkatan II Tahun 2014

Page 9: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

4

C. Tujuan Evaluasi Tujuan yang ingin dicapai dalam evaluasi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pengurus kelompok tani

/gapoktan Angkatan II sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan

2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penyuluhan yang diberikan oleh

penyuluh kepada pengurus kelompok tani /gapoktan Angkatan II

D. Kegunaan Evaluasi Kegunanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian yaitu:

1. Untuk mengetahui, sampai sejauh mana tujuan dari program pembinaan

kepada Pengurus Kelompok Tani/gapoktan yang dapat dicapai.

2. Untuk mencari bukti, apakah perubahan-perubahan yang terjadi sesuai

dengan sasaran yang diinginkan.

3. Untuk mengukur keefektifan dan efisiensi metode atau sistem kerja

penyuluhan pertanian yang dijalankan.

4. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Pemerintah Kabupaten

Maros khusunya Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahan

Pangan Kabupaten Maros ;

5. Bagi penulis sebagai penyuluh pertanian adalah sebagai bentuk tanggung

jawab dalam melakukan setiap penyuluhan harus dilakukan evaluasi.

Page 10: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

5

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KONSEP EVALUASI

A. Landasan Teori

1. Manajemen dan Kelembagaan Petani.

Pengurus dan anggota kelompok tani atau gapoktan jika dapat

memahami apa arti pentingnya berkelompok, bagaimana mengelola

kelompok dengan manajemen yang baik, maka kelompok tersebut dapat

menjadi kelompok maju, tumbuh dan terus berkembang mencapai

tujuan bersama, yaitu dapat meningkatnya pendapatan dan

kesejahteraan bagi petani. serta dapat menumbuhkan sikap

kewirausahaan sosial, sehingga menumbuhkan etos kerja sama,

tanggung jawab serta semangat melakukan usaha lebih baik dan terus

menerus melakukan perbaikan kinerja individu maupun kinerja kelompok

Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta

keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian,

wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di

dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani,

agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang (UU RI No. 16 Tahun

2006)

Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau

petani yang terdiri atas petani dewasa (pria atau wanita) maupun petani

taruna (pemuda atau pemudi), yang terikat secara informal dalam suatu

wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta

berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani

(Deptan, dalam Mardikanto, 1996)

Kelompok tani terdiri dari sekumpulan petani yang mempunyai

kepentingan bersama dalam usaha tani. Organisasinya bersifat

nonformal, namun demikian dapat dikatakan kuat karena dilandasi

kesadaran bersama dan asas kekeluargaan. Kelompok ini menghendaki

terwujudnya pertanian yang baik, usaha tani yang optimal dan keluarga

tani yang sejahtera dalam perkembangan hidupnya (Kartasapoetra,

1996).

Page 11: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

6

Mardikanto (1993) menyatakan bahwa dalam perkembangannya

menunjukkan bahwa kelompok tani tidak lagi merupakan kelompok tani

yang terikat secara informal, karena pembentukkannya diatur oleh surat

edaran Menteri Pertanian no. 130/Mentan/II/1979, sehingga lebih tepat

jika kelompok tani dinyatakan sebagai kelompok formal.

Beberapa keuntungan dari pembentukkan kelompok tani itu, antara

lain diungkapkan oleh Torres (Mardikanto, 1996) sebagai berikut :

a. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya

kepemimpinan kelompok.

b. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa

kerjasama antar petani

c. Semakin cepatnya proses perembesan (difusi) penerapan inovasi

(teknologi) baru.

d. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang

(pinjaman) petani.

e. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan

masukan (input) maupun produk yang dihasilkan.

f. Semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta

pengawasan oleh petani.

Samsudin (1993) mengemukakan kelompok tani merupakan

kumpulan petani yang bersifat non formal dan berada dalam lingkungan

pengaruh kontak tani, memiliki pandangan dan kepentingan yang sama

untuk mencapai tujuan bersama, dimana hubungan antara satu sama

lain sesama anggota kelompok tani bersifat luwes, wajar dan

kekeluargaan. Kelompok tani pada dasarnya merupakan sistem sosial

yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat

oleh kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai

tujuan bersama. Dalam kelompok ini akan terjadi suatu situasi kelompok

dimana setiap petani anggota telah melakukan interaksi untuk mencapai

tujuan bersama dan mengenal satu sama lain.

Page 12: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

7

2. Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Tani

Pembinaan kelompoktani diarahkan pada peningkatan kemampuan

kelompoktani dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai, (1)

kelas belajar setiap anggota untuk berinteraksi guna meningkatkan

Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan, (2) sebagai wahana kerjasama,

dan (3) Unit penyedia sarana dan prasarana prosuksi, unit produksi, unit

pengolahan dan pemasaran serta unit jasa penunjang.

Pembinaan juga diarahkan pada peningkatan kemampuan anggota

dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompoktani menjadi

organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan antara lain :

a. Adanya pertemuan anggota/pengurus yang diselenggarakan secara

berkala dan berkesinambungan,

b. Mempunyai rencana kerja kelompok yang disusun secara bersama

berdasarkan kesepakatan,

c. Memiliki aturan yang disepakati dan ditaati bersama,

d. Mempunyai pencatatan atau adiministrasi,

e. Sebagai sumber informasi teknologi bagi para anggotanya,

f. Adanya jalinan kerjasama antar anggota dan antar kelompok dan

kerjasama dengan pihak lain,

g. Adanya pemupukan modal usaha dari iuran anggota atau penyisihan

hasil usaha kelompok.

Sedangkan pengembangan kelompok tani ditumbuh kembangkan

kearah penggabungan kelompok ke dalam Gapoktan, agar

kelompoktani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, dalam

penyediaan sarana produksi, permodalan, peningkatan dan

perluasan usahatani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerjasama

dalam peningkatan posisi tawar.

Gapoktan dapat melakukan fungsinya sebagai berikut ;

a. Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan

pasar (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan harga);

b. Penyediaan saprotan serta menyalurkan kepada para petani melalui

kelompoktaninya,

Page 13: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

8

c. Penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara kredit/pinjaman

kepada para petani yang memerlukan,

d. Melakukan proses pengolahan produk para anggota yang dapat

meningkatkan nilai tambah,

e. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan/menjual produk petani

kepada pedagang/industri hilir.

Penyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi

Pertanian, Perikanan dan Kehutaan belum merata sampai kepada

masyarakat tani pada umumnya. Hal ini bisa dilihat dari lambannya para

pelaku utama di dalam menerapkan teknologi hasil lembaga penelitian

yang telah dikaji kesesuaiannya di setiap daerah.

Banyak kendala yang menyebabkan lambatnya informasi sampai ke

pelaku utama, di antaranya adalah lemahnya kelembagaan petani yaitu

kelompoktani sebagai wadah belajar anggota dan media penyebaran

informasi. Oleh karena itu dalam rangka revitalisasi penyuluhan

pertanian, perikanan dan kehutanan diperlukan kelembagaan pelaku

utama yang dinamis, tangguh dan mandiri.

3. Penyuluhan.

Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan

komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya

memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.

Van den Ban and Hawkins (l999) mengatakan bahwa penyuluhan

dapat didefinisikan secara sitematis sebagai proses yang : 1) Membantu

petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan

perkiraan ke depan dan menyadarkan petani terhadap kemungkinan

timbulnya masalah dari analisis tersebut, 2)Meningkatkan pengetahuan

dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, 3) Membantu

petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara

pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya

sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan, 4) Membantu

petani memutuskan pilihan yang tepat yang menurut pendapat mereka

sudah optimal dan meningkatkan motivasi petani untuk dapat

menerapkan pilihannya, 5) Membantu petani untuk mengevaluasi dan

Page 14: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

9

meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk pendapat dan

mengambil keputusan.

Berdasarkan undang-undang nomor 16 Tahunn 2006 dijelaskan

Fungsi sistem penyuluhan meliputi;

a. Memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha;

b. Mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha

ke sumber informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya agar

mereka dapat mengembangkan usahanya;

c. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan

kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha;

d. Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuh

kembangk anorganisasinya menjadi organisasi ekonomi yang

berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola berusaha

yang baik, dan berkelanjutan;

e. Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon

peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku

usaha dalam mengelola usaha;

f. Menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap

kelestarian fungsi lingkungan; dan

g. melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan pertanian, perikanan,

dan kehutanan yang maju dan modern bagi pelaku utama secara

berkelanjutan

Kegiatan penyuluhan banyak melibatkan pertimbangan nilai dan tidak

jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberikan informasi

tidak saja untuk kepentingan petani tetapi juga untuk kepentingan

masyarakat umum. Agar penyuluhan menjadi efektif dalam membantu

petani, maka penyuluh dituntut memiliki kemampuan, wawasan yang

luas tentang dunia sekelilingnya serta memiliki latar belakang

pengetahuan yang sesuai bidang tugasnya untuk dapat mendorong

petani belajar sekaligus melakukan perubahan perilaku petani tanpa

mengabaikan etika, moral atas tidakan – tindakannya.

Harun (1995) dalam Akhsan (1996) menyatakan bahwa agar

penyuluh mudah masuk dan mudah diterima dalam lingkup petani maka

Page 15: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

10

penyuluh harus bermitra / kawan dekat dengan petani serta harus

memiliki karakteristik seperti; (1) memiliki keyakinan bahwa petani dan

keluarganya mempunyai kemampuan yang potensial, (2) bertindak

sebagai fasilitator bukan guru atau pendidik, (3) bergaya hidup sesuai

dengan lingkungan petani ; sederhana, jujur, berdedikasi, sabar, (4)

mengenal masyarakat yang dilayani srta keadaan dan masalah sosial

ekonominya, (5) menguasai metode analisis, sintesis, dan pemecahan

masalah, (6) mampu merubah peran dari fasilitator menjadi konsultan

usaha/agribisnis bagi petani, (7) bertanggung jawab atas profesinya

sebagai fungsional penyuluh pertanian dan (8) pengembangan

pofesional diri secara berkelanjutan.

Dengan demikian kegiatan penyuluhan pertanian adalah kegiatan

pendidikan non-formal yang berfungsi dalam membantu masyarakat tani

untuk memecahkan persoalan melalui penerapan teknologi dan

pengetahuan ilmiah yang dapat meningkatkan produksi dan pendapatan.

Proses pendidikan terjadi karena adanya komunikasi yang berjalan

dua arah yaitu antara penyuluh sebagai sumber dengan petani beserta

keluarganya sebagai sasaran . Sebagai sasaran diharapkan agar para

petani beserta keluarganya bisa dan membiasakan diri menggunakan

teknologi baru ( Suriatna, 1987 ).

B. Konsep Evaluasi

Evaluasi adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan

proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi

dan efek serta konsentrasinya ditentukan sesistematis dan seobjektif

mungkin (Van den Ban dan Hawkins, 1999).

Menurut Mardikanto (1993), terdapat beberapa pokok pikiran yang

terkandung dalam pengertian “evaluasi” yang merupakan kegiatan

terencana dan sistematis yang meliputi: 1) Pengamatan untuk pengumpulan

data dan fakta, 2) Penggunaan pedoman yang telah ditetapkan, 3)

Pengukuran atau membandingkan hasil pengamatan dengan pedoman-

Page 16: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

11

pedoman yang sudah ditetapkan terlebih dahulu, 4) Pengambil keputusan

atau penilaian.

Untuk membatasi runang lingkup maka diberikan beberapa konsep

evaluasi yaitu :

1. Evaluasi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah evaluasi pelaksanaan

penyuluhan yang dilaksanakan pada saat pelatihan manajemen bagi

pengurus kelompok tani dangapoktan.

2. Peserta Pelatihan anggatan II Tahun 2014 adalah para pengurus

kelompok/gapoktan dari Kecamatan Tanralilii, Kecamatan Marusu,

Kecamatan Tompobulu

3. Kuisioner adalah merupakan test evalusi yang berisi sejumlah

pertanyaan yang telah disediakan untuk dijawab para peseta pelatihan

manajemen yang dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan

(menyampaikan materi)

4. Pre Test adalah merupakan evalusi awal yang dilakukan kepada

peserta sebelum diberikan penyuluhan.

5. Post Test adalah merupakan evalusi akhir yang dilakukan kepada

peserta sesudah diberikan penyuluhan.

Page 17: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

12

BAB IV

RANCANGAN EVALUASI

A. Lokasi dan Waktu

Evaluasi dilaksanakan di Kabupaten Maros mulai dari bulan juni 2014

sampai dengan Juni 2014 sampai dengan Juli 2014 dengan sasaran

mengacu pada pelaksanaan Pelatihan Teknis manajemen bagi Pengurus

Kelompok tani dan Gapoktan Angkatan II Kabupaten Maros yang

merupakan program Kegiatan BPP-KP Kabupaten Maros Tahun Anggaran

2014

B. Populasi dan Sampel

Peserta pelatihan manajemen yang dijadikan sebagai Populasi

sekaligus menjadi sampel dari evaluasi ini yaitu sebanyak 30 orang yang

merupakan adalah peserta pelatihan Teknis Manajemen bagi Pengurus

Kelompok Tani/gapoktan Angkatan II tahun 2014 yang berasal dari 3

kecamatan masing-masing dari Kecamatan Tanralili, Kecamatan Marusu,

Kecamatan Tompobulu

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengedarkan

kuesioner dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disediakan

dan diberikan kepada peserta pelatihan Teknis Manajemen bagi Pengurus

Kelompok Tani/gapoktan Angkatan II. untuk dijawab dengan waktu yang

telah ditentukan dengan cara yaitu:

1. Evaluasi Awal (Pre Test)

Evaluasi awal dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan

pengurus kelompok tani/gapoktan sebelum proses penyuluhan diberikan.

Artinya bahwa sebelum pelaksanaan penyuluhan, penyuluh diharapkan

mempunyai data awal tentang keadaan pengurus kelompok

tani/gapoktan berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki tentang

manajemen kelompok. Evaluasi awal ini dilaksanakan dengan

menggunakan metode evaluasi test tulis dengan menggunakan

kuesioner test berupa pertanyaan tertulis yang telah disediakan.

Page 18: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

13

2. Evaluasi Akhir (Post Test)

Setelah kegiatan penyuluhan selesai, selanjutnya dilaksanakan kegiatan

evaluasi akhir dengan cara dan metode yang sama dengan evaluasi

awal yaitu menggunakan kuesioner kembali seperti pada evaluasi awal

berupa pertanyaan tertulis yang telah disediakan.

D. Indikator/Instrumen Evaluasi

Untuk mengukur tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan

digunakan kuisioner yang berisi sebanyak 10 pertanyaan atau intrumen

terlampir.

Setiap pertanyaan yang jawabanya benar dinilai dengan angka 10

sedangkan jawaban yang salah dinilai dengan angka 0. Nilai maksimun

yang dapat diperoleh adalah 100 jika semua jawaban benar, dan nilai

terendah adalah 0 jika semua jawaban dianggap salah.

1. Nilai PreTest adalah nilai yang diperoleh sebelum penyuluhan

dilaksanakan

2. Nilai Post Test adalah nilai yang diperoleh setelah penyuluhan

dilaksanakan

E. Analisa Data

Metode analisis data yang digunakan dalam evalusi ini adalah:

1. Analisis Deskriptif : Analisis Deskriptif adalah analisis yang

berhubungan dengan pengumpulan data dan peringkasan data yang

dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik sebagai dasar

pengambilan keputusan (Santoso Singgih, 2014). Analisis secara

diskriptif ini nantinya menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap

variabel, dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan diagram.

Menurut Sugiyono (2003) bahwa menghitung persentase tingkat

pengetahuan diantaranyandapat digunakan rumus sebagai berikut ;:

𝑃 =𝑋

𝑁 𝑥 100 %

Keterangan:

P = Persentase X = Jumlah jawaban yang benar N = Jawaban seluruh item pertanyaan

Page 19: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

14

Selanjutnya hasil perhitungan dikategorikan kedalam empat kategori

untuk ditarik menjadi kesimpulan yaitu:

o Baik : jika 76%-100% jawaban benar.

o Cukup Baik : jika 56%-75% jawaban benar.

o Kurang Baik : jika 40%-55% jawaban benar.

o Tidak Baik : jika < 40% jawaban benar.

Analisis Deskriptif yang dimaksudkan untuk menjelaskan atau

menginterpretasikan data yang ada dalam bentuk tabel atau mengkaji

secara mendalam, sehingga dapat digambarkan mengenai tingkat

Pengetahuan

2. Analisis “ Paired Sample t Test (Uji Nilai t Berpasangan)

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pengurus poktan/gapoktan

sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan maka digunakan Analisis

“Paired Sample t Test dengan bantuan Program SPSS 16. Menurut

Singgih Santoso( 2014) bahwa Uji Paired Sample t Test adalah Uji yang

dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan yaitu sebuah sampel

dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau

pengukuran yang berbeda. Hal ini sejalan yang dikemukaan oleh Kahar

Mustari,(2012 ) bahwa untuk menganalisa dua nilai tengah Statistik

Paramentrik maka digunakan uji Nilai Tengah Bepasangan dengan

rumus sebagi berikut.

𝒕 𝒉𝒊𝒕 =𝐁

𝐒𝐁

𝐧

Keterangan

t hit = t hitung

B = Rata-rata hitung beda

SB = Standar Deviasi Beda

n = Jumlah sample

Page 20: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

15

Untuk rata-rata hitung beda dengan menggunakan rumor

𝐁 = 𝑩

𝒏

Keterangan

B = rata-rata hitung beda

B = jumlah beda

n = Jumlah sample

Sedangkan untuk menghitung Standar Deviasi Beda (SB) digunakan

Rumus

𝑺𝑩 = 𝐧 𝐁

𝟐− 𝐁 𝐁

𝐧 − 𝟏

Keterangan

SB = Standar Deviasi Beda

B² = Jumlah Beda Kuadrat

B = Jumlah Beda

n = Jumlah sample

Kesimpulan

1. Apabila t hit ≥ t. tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pebedaan pengetahuan yang dimiliki oleh pengurus poktan/gopoktan

sebelum dan sesudah penyuluhan artinya penyuluhan yang diberikan

tidak dapat menambah pengetahuan pengurus poktan/gapoktan

2. Apabila t hit < t. tabel === maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh pengurus

poktan/gopoktan sebelum dan sesudah penyuluhan artinya

penyuluhan yang diberikan dapat menambah pengetahuan pengurus

poktan/gapoktan.

Page 21: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

16

3. Uji Dua Sisi

Menurut Singgih Santoso( 2014) bahwa tingkat efektifitas penyuluhan

yang diberikan kepada pengurus poktan/gapoktan sebelum dan

sesudah menyuluhan dapat dilakukan dengan Uji Dua Sisi dengan

membandingkan t hitung dan t tabel dengan gambar diagram apakah

beada pada daerah penerimaan atau daerah penolakan

Berdasarkan probabilitas :

o Jika Probabilitas > 0,05, Maka HO : Diterima atau penyuluhan yang

diberikan tidak efektif dalam meningkatkan pengetahuan diterima (t

hitung berada pada daerah H0 diterima)

o Jika Probabilitas < 0,05, Maka HO :Titolak atau Penyuluhan yang

diberikan sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan (t hitung

berada pada daerah HO ditolak)

Gambar.5.1 Uji Dua Sisi

Kesimpulan

1. Apabila t.hit berada pada daerah penerimaan maka dapat

disimpulkan bahwa bahwa penyuluhan tersebut tidak efektif dalam

meningkatan pengetahuan pengurus poktan/gapoktan

2. Apabila t.hit berada pada daerah penolakan maka dapat

disimpulkan bahwa bahwa penyuluhan tersebut sangat efektif dalam

meningkatan pengetahuan pengurus poktan/gapoktan

Ho : ditolaK Ho : ditolaK

Ho :diterima

-t. tabel 0.025:db +t. tabel 0.025:db

Page 22: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

17

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Pemgetahuan Pemgurus Poktan/Gapoktan Angkatan II

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2007).

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah mengingat

kembali(recall) rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini

merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.(Notoatmodjo, 2003).

Menurut Van den Ban & Hawkins (1999) bahwa petani yang tidak

memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas terhadap teknologi tidak akan

mampu memecahkan masalahnya sendiri, tetapi petani yang cukup

memiliki pengetahuan atau sikap telah berubah akan mampu memecahkan

masalah dan tujuan yang ingin dicapai.

Data hasil evaluasi terhadap peserta pelatihan manajemen angkatan

II dari Kecamatan Tanralili, Kecamatan Marusu, Kecamatan tompobulu

diperoleh data hasil evaluasi awal (Pre Test) Tingkat Pengetahuan

Pengurus Poktan/Gapoktan Angkatan II Tahun 2014 sebelum diberikan

penyuluhan disajikan pada Tabel Lampian I, sedangkan Data Hasil Evaluasi

Akhir (Post Test ) Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan

Angkatan II Tahun 2014 sesudah diiberikan penyuluhan disajikan pada

Tabel Lampian II.

Page 23: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

18

Tabel 5.1. Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan Angkatan II Sebelum di Berikan Penyuluhan

NO TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI PROSENTASE

(%)

1 BAIK 1 3.33

2 CUKUP BAIK 6 20.00

3 KURANG BAIK 12 40.00

4 TIDAK BAIK 11 36.67

5 TOTAl 30 100.00

Sumber Data : Data Primer setelah diolah, Tahun 2014

Hasil analisis data padaa tabel 5.1 menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan poktan/gapoktan sebelum diberikan penyuluhan, terdapat 12

orang (40 %) termasuk Kurang Baik (KB), 11 orang(36,67 %) Tidak

Baik(TB), 6 orang(20%) Cukup Baik (CB) dan hanya 1 orang (3,3 %) masuk

kategori Baik (B).

Dari 30 orang rata-rata hasil pre test sebagaimana pada lampiran 1

diperoleh 43,00 atau jia diprosentasekan tingkat kebenaran jawaban maka

nilainya menjadi 43,00 % dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat

pengetahuan pengurus poktan/gapoktan Angkatan II sebelum diberikan

penyuluhan termasuk kategoi KURANG BAIK (KB).

Hasil analisis data padaa tabel 5.2 menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan poktan/gapoktan sesudah diberikan penyuluhan, terdapat 19

orang (63,33%) termasuk Baik, 7 orang(23,33 %) Cukup Baik, 4

orang(13,33%) Kurang Baik

Tabel 5.2. Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan Angkatan II

Sesudah di Berikan Penyuluhan

NO TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI PROSENTASE

(%)

1 BAIK 19 63.33

2 CUKUP BAIK 7 23.33

3 KURANG BAIK 4 13.33

4 TIDAK BAIK - -

5 TOTAl 30 100.00

Sumber Data : Data Primer setelah diolah, Tahun 2014

Page 24: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

19

Dari 30 orang rata-rata hasil post test sebagaimana pada lampiran 2

diperoleh rata-rata 76,333 atau jia diprosentasekan tingkat kebenaran

jawaban maka nilainya menjadi 76,333 % dan dapat disimpulkan bahwa

rata-rata tingkat pengetahuan pengurus poktan/gapoktan Angkatan II

sesudah diberikan penyuluhan termasuk kategoi BAIK (B)

Analisis “ Paired Sample t Test (Uji Nilai t Berpasangan)

Uji Paired Sample t Test adalah Uji perbedaan rata-rata dua sampel

berpasangan atau uji paired sample t test digunakan untuk menguji ada

tidaknya perbedaan mean untuk dua sampel bebas (independen) yang

berpasangan. Adapun yang dimaksud berpasangan adalah data pada

sampel kedua merupakan perubahan atau perbedaan dari data sampel

pertama atau dengan kata lain sebuah sampel dengan subjek sama

mengalami dua perlakuan.

Uji t hanya dapat dilakuklan apabila memenuhi persyaratan yaitu

adalah 1). Data Rasio/Interval, 2) Sample tidak lebih dari 30. dan 3) Data

harus normal. Untuk proses perhitungan ini digunakan Programa SPSS 16.

Uji Kenormalan Data

Uji Kenomalan digunkan rumus yaitu:

𝑅𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑺𝒌𝒆𝒘𝒏𝒆𝒔𝒔 =𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑺𝒌𝒆𝒘𝒏𝒆𝒔𝒔

𝑺𝒕𝒅. 𝑬𝒓𝒓𝒐𝒓 𝒐𝒇 𝑺𝒌𝒆𝒘𝒏𝒆𝒆

𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑲𝒖𝒓𝒕𝒐𝒔𝒊𝒔 =𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑲𝒖𝒓𝒕𝒐𝒔𝒊𝒔

𝑺𝒕𝒅. 𝑬𝒓𝒓𝒐𝒓 𝒐𝒇 𝑲𝒖𝒓𝒕𝒐𝒔𝒊𝒔

Kesimpulan :

Jika nilai Rasio Skewness dan Nilai Rasio Kurosis berada dalam selang

antara - 2 dan + 2 maka data berdistribusi Normal.

Jika menggunakan Histogram maka kurva terlihat seperti lonceng terbalik

(data Normal).

Page 25: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

20

Tabel 5.3 . Analisis Deskriptip Data

Statistics

SEBELUM SESUDAH

N Valid 30 30

Missing 0 0

Mean 43.0000 76.3333

Std. Error of Mean 3.07567 3.23356

Std. Deviation 16.84616 17.71096

Skewness .372 -.555

Std. Error of Skewness .427 .427

Kurtosis -.332 -.618

Std. Error of Kurtosis .833 .833

Minimum 10.00 40.00

Maximum 80.00 100.00

Sum 1290.00 2290.00

Gambar 5.1 Histogram Kenormalan Data

Kesimpulan

Data hasil perhitungan diperoleh bahwa Rasio Skewness = 0,87 dan

Kurtosis = -0,40 yaitu berpada pada selang antara -2 dan +2 serta data

histogram m menunjukkan data nilai Pre Test Berdistribusi Normal

Data hasil perhitungan diperoleh bahwa Rasio Skewness = -1,30 dan

Kurtosis = -0,74 yaitu berpada pada selang antara -2 dan +2 serta data

histogram , hal ini menunjukkan data nilai Post Test Berdistribusi Normal

Kesimpulan bahwa data sudah memenuhi syarat untuk diolah dengan

analisis statistic parametric dengan menggunakan Uji t berpasangan

Tabel 5.5. Paired Samples Statistiics

Page 26: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

21

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 SEBELUM 43.0000 30 16.84616 3.07567

SESUDAH 76.3333 30 17.71096 3.23356

Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Dengan SPSS.16, Tahun 2014

Hasil uji statistik pada tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa Rata-rata

nilai tengah tingkat pengetahuan pengurus poktan/gapoktan peserta

pelatihan Angkatan II sebelum diberikan penyuluhan (Pre Test) sebesar

43.000 lebih besar dibanding dengan rata-rata nilai tengah tingkat

pengetahuan Angkatan II setelah diberi penyuluhan yaitui 76,333 dengan

demikian bahwa terdapat penambahan rata-rata tingkat pengetahuan

sebesar 33,333 seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.3 dibawah ini

Tabel. 5.3. Paired Samples Test

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 SEBELUM -

SESUDAH -33.333 9.942 1.815 -37.0459 -29.621 -18.363 29 .000

Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Dengan SPSS.16, Tahun 2014

Hasil uji t pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa t hitung = 18,363 bila

dibandingkan dengan t tabel (0.025:29) = 1,697, maka t hit 18,363 ≥ t tabel

1,697. Ini menunjukkan bahwa kedua rata-rata nilai tengah populasi

populasi/sample tidak sama dan tanda negative menunjukkan bahwa nilai

rata-rata sebelum diberi penyuluhan lebih kecil dibanding dengan sesudah

diberi penyuluhan atau 43,000 < 76,333.

Kesimpulannya bahwa Rata-rata nilai tingkat pengetahuan pengurus

poktan/gapoktan Angkat II Tahun 2014 sebelum diberikan penyuluhan dan

sesudah diberi penyuluhan adalah berbeda sangat nyata

Page 27: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

22

B. Efektifitas Penyuluhan

Penyuluhan pertanian adalah merupakan kegiatan pendidikan yang

berusaha untuk menimbulkan perubahan perilaku sasaran. Belajar bagi

petani mengandung tekanan rangkap yaitu pencapaian perkembangan

individu dan peningkatan partisipasi sosial dari pada individu. Menurut Van

den Ban & Hawkins, (1999) bahwa proses belajar adalah pekerjaan

mengumpulkan atau memperbaiki kemapuan untuk membentuk suatu pola

perilaku yang diperoleh melalui pengalaman dan praktek.

Tabel 5.4. Paired Sample Correlations

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 SEBELUM & SESUDAH 30 .836 .000

Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Dengan SPSS.16, Tahun 2014

Hasil uji korelasi pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil korelasi antara

kedua variabel yang menghasilkan angka 0,836 dengan nilai pobabilitas

0,05 (tabel signifan output yang 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa

korelasi antara tingkat pengetahuan pengurus poktan/gopktan sebelum dan

sesudah diberi penyuluhan adalah sangat erat dan benar-benar

berhubungan secara nyata.

Gambar 5.2. Hasil Uji Dua Sisi

Uji Dua Sisi. menunjukkan bahwa nilai t hitung= 18,363 dengan

probabilitas 0,000/2, karena 0,000/2 < 0,025 maka ini menunjukkan bahwa t

hitung berada didaerah penolakan H0 sepeti pada gambar 5.1

Ho : ditolaK Ho : ditolaK

Ho :diterima

- 1,697 +1,697 18,363

Page 28: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

23

Hal ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan yang dibeikan dapat

meningkatkan pengetahuan bagi pengurus poktan/gapoktan angkatan II dan

sangat efektif. Tingkat keefektifan penyuluhan ditunjukkan dengan nilai

korelasi r = 0.836 maka r² = 0,6989 hal ini menunjukkan bahwa 69,89 %

keefektifan penyuluhan yang diberikan dalam meningkatkan pengetahuan

pengurus poktan/gapoktan Angkatan II dan sisanya disebabkan oleh adanya

faktor lain

Suriatna (1987) mengatakan akan bahwa walaupun petani sudah

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan mau merubah sikapnya yang

tertutup tetapi tidak tersedia sarana yang mendukung untuk mewujudkan

hal yang baru dalam praktek kehidupan sehari-hari, maka perubahan

perilaku juga belum memungkinkan. Perubahan perilaku dapat terjadi

secara utuh, jika proses belajar petani digalakkan melalui usaha perubahan

sikap, harus diusahakan melalui pemberian pengetahuan baru, harus

dijelaskan melalui latihan kerampilan baru dan harus diadakan penyediaan

sarana baru.

Page 29: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

24

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata pengetahuan pengurus poktan/gapoktan Angakatan II

sebelum diberikan penyuluhan 43,000 dengan persentase menjadi

43,00 % sehingga termasuk dalam kategori Tingkat Pengetahuan

Kurang Baik (KB)

2. Nilai rata-rata pengetahuan pengurus poktan/gapoktan Angakatan II

sesudah diberikan penyuluhan 76,333 dengan persentase menjadi

76,33% sehingga termasuk dalam kategori Tingkat Pengetahuan

Baik (B)

3. Nilai Rata-rata tingkat pemgetahunan pengurus poktan/Gopktan sebelum

dan sesudah diberikan penyuluhan memperlihatkan perbedaan yang

sangat nyata atau 43,000 < 76,333

4. Efektifitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan pengurus

poktan/gapoktan angkatan II sebesar 69,89 %.

B. Saran/Rekomendasi

1. Drekomendasikan kepada pada pengurus kelompok tani/gapoktan yang

telah mendapatkan tambahan pengetahuan dalam mengikuti pendidikan

dan pelatihan teknis manajemen kelompok agar dapat diaplikasikan

dalam menjalankan serta memberdayakan kelompoknya masing-masing

agar tujuan dan fungsi-fungsi kelompok dapat berjalan sesuai yang

diharapkan.

2. Para pengurus kelompok tani maupun pengurus gapoktan diharapkan

menjadi kelompok tani dan gubungan kelompok tani yang mandiri dengan

etos kerjasama, tanggung jawab serta semangat melakukan usaha yang

lebih baik

Page 30: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

25

DAFTAR PUSTAKA

Akhsan. 1996. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Adopsi Diffusi

Inovasi Permberian Makanan Tambahan pada Bayi. Bogor. Thesis Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian.

Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahana Pangan, 2014. Data Bass . BPP-KP

Kab. Maros. Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta:

Sebelas Maret University Press. Mosher, A.T. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV.

Yasaguna, Jakarta Notoadmodjo, S. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono. (2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Samsudin, 1982, Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian,

Angkasa Offset, Bandung

Soekartawi, 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudaryono. 1997. Masalah Hara dan Pemupukan Kacang Tanah di Lahan

Sawah dan Lahan Lahan Tegal. Balitkabi, Malang. Santoso.Singgih., 2014. SPSS 22 From Esensial to Expert Skiil. PT. Gramedia.

Jakarta.\ Singarimbun, Masri dan Effendi. 1987. Metode Penelitian Survei. PT. Pustaka

LP3ES. Indonesia. Jakarta. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito, Bandung.

Suriatna S. 1987. Metode Penyuluhan Pertanian. PT Mediyatama Sarana

Perkasa, Jakarta. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan. Menteri Hukum Dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Van Den Ban. A.W & Hawkins, H.S. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius

(Anggota IKAPI ), Yokyakarta

Page 31: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

26

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 32: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

27

Tabel Lampiran 1. Data Hasil Evaluasi Awal (Pre Test) Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan Angkatan II Tahun 2014 Sebelum Diberikan Penyuluhan

NO Nama Pengurus

Poktan/Gapoktan

Jumlah Jawaban

Benar

Prosentase (%)

Kategori NILAI

Pre Test

1 Baktir Tinri 6 60 CB 60

2 Juni Esa 6 60 CB 60

3 H.Ahmad Dg. Sarrang 7 70 CB 70

4 Ikbal 3 30 KB 30

5 Halim 5 50 KB 50

6 H. Sikki 5 50 KB 50

7 H. Usman 4 40 KB 40

8 Hasnawati 2 20 KB 20

9 H. Sakka 8 80 B 80

10 Batollah Juma 2 20 KB 20

11 Baharuddin 3 30 KB 30

12 H. Ahmad 3 30 KB 30

13 H. Syarifuddin 7 70 CB 70

14 Abd. Gani 3 30 KB 30

15 Muh. Askbar 6 60 CB 60

16 Ismail 4 40 KB 40

17 Dg. Latte 5 50 KB 50

18 Muh. Basri 4 40 KB 40

19 H. Sakka 1 10 KB 10

20 Muh. Tang 4 40 KB 40

21 Ramli 4 40 KB 40

22 M. Amir 3 30 KB 30

23 M. Anshar 5 50 KB 50

24 Abd. Jihad 7 70 CB 70

25 Syukur 3 30 KB 30

26 Syamsuddin 3 30 KB 30

27 Udin 3 30 KB 30

28 Arsyad 4 40 KB 40

29 M. Akbar 4 40 KB 40

30 Sahabuddin 5 50 KB 50

TOTAL 129 43.00 KB 1,290

RATA-RATA 4.30 1.43 43.00

Keterangan

B = Jika 76 - 100 % Jawaban Benar

CB = Jika 56 - 75 % Jawaban Benar

KB = Jika 40 - 55 % Jawaban Benar

TB = Jika < 40 % Jawaban Benar

Page 33: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

28

Tabel Lampiran 2. Data Hasil Evaluasi Akhir (Post Test) Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan Angkatan II Tahun 2014 Sesudah Diberikan Penyuluhan

NO Nama Pengurus

Poktan/Gapoktan

Jumlah Jawaban

Benar

Prosentase (%)

Kategori Nilai

Post Test

1 Baktir Tinri 9 90 B 90

2 Juni Esa 9 90 B 90

3 H.Ahmad Dg. Sarrang 10 100 B 100

4 Ikbal 6 60 CB 60

5 Halim 8 80 B 80

6 H. Sikki 9 90 B 90

7 H. Usman 8 80 B 80

8 Hasnawati 4 40 KB 40

9 H. Sakka 10 100 B 100

10 Batollah Juma 5 50 KB 50

11 Baharuddin 6 60 CB 60

12 H. Ahmad 6 60 CB 60

13 H. Syarifuddin 10 100 B 100

14 Abd. Gani 5 50 KB 50

15 Muh. Askbar 9 90 B 90

16 Ismail 8 80 B 80

17 Dg. Latte 9 90 B 90

18 Muh. Basri 9 90 B 90

19 H. Sakka 6 60 CB 60

20 Muh. Tang 7 70 CB 70

21 Ramli 9 90 B 90

22 M. Amir 4 40 KB 40

23 M. Anshar 8 80 B 80

24 Abd. Jihad 10 100 B 100

25 Syukur 6 60 CB 60

26 Syamsuddin 8 80 B 80

27 Udin 8 80 B 80

28 Arsyad 7 70 CB 70

29 M. Akbar 8 80 B 80

30 Sahabuddin 8 80 B 80

TOTAL 229 76.33 BAIK 2,290

RATA-RATA 7.63 76.33

Keterangan

B = Jika 76 - 100 % Jawaban Benar CB = Jika 56 - 75 % Jawaban Benar KB = Jika 40 - 55 % Jawaban Benar TB = Jika < 40 % Jawaban Benar

Page 34: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

29

Lampian III. Kuisioner

SOAL PRE TEST /POST TEST

Waktu 10 Menit

Berilah tanda silang(X) pada lembaran jabawan yang telah disediakan dan

dinggap paling benar

1. Kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas

dasar:

A. kesamaan kepentingan,

B. kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya)

C. keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota

D. Jawaban A dan B benar

E. Jawaban A, B dan C benar

2. Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) adalah

A. Kumpulan beberapa kelompoktani yang bekerjasama

B. Kumpulan beberapa kelompoktani yang bekerjasama untuk meningkatkan

skala ekonomi

C. Kumpulan beberapa kelompoktani yang bekerjasama untuk meningkatkan

skala ekonomi dan efisiensi usahatani

D. Jawaban A dan B benar

E. Jawaban A, B dan C benar

3. Fungsi Kelompok tani adalah sebagai :

A. Sebagai kelas belajar

B. Sebagai wahana kerja sama

C. Sebagai unit poduksi

D. Jawaban A dan B Benar

E. Jawaban A, B dan C benar

4. Ciri-Ciri Kelompok yang efektif :

A. Bersifat Informal dimana terbentuk atas dasar keinginan dan pemufakatan para

anggota, memilki aturan, waktu tidak tertulis, adanya pembagian kerja dan

tanggung jawab bukan pengurus, hubungan antar anggota luwes, solider dan

percaya

B. Para aggota kelompok tani memiliki tujuan yang sama, UT yang sejenis

C. Para anggota memilki kegemaran sejenis, tradisi, bahasa, domisili, lokasi UT,

status ekonomi, pendidikan dan usia

D. Jawaban A dan B benar

E. Jawaban A, B dan C benar

Page 35: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

30

5. Untuk meningkatkan dinamika kelompok tani harus dikembangkan sepuluh

jenis kemampuan kelompok tani yang disebut dengan sepuluh jurus antara

lain:

A. menyusun rencana kerja kelompok tani

B. kerjasama intern kelompok tani

C. pembinaan kader pimpinan kelompok.

D. Jawaban A dan B benar

E. Jawaban A, B dan C benar

6. Peningkatan kemampuan Gapoktan dimaksudkan agar dapat berfungsi

sebagai :

A. Unit usahatani, Unit usaha pengolahan, Unit usaha sarana dan prasarana

produksi,

B. Unit usaha pemasaran

C. Unit usaha keuangan mikro

D. Jawaban A dan B benar

E. Jawaban A, B dan C bena

7. Sebagai unit usaha tani, hendaknya Gapoktan memiliki kemampuan sebagai

berikut :

A. Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi usahatani

yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang

teknologi, sosial, permodalan, sarana produksi dan sumber daya alam lainnya;

B. Menyusun rencana definitif Gapoktan dan melaksanakan kegiatan atas dasar

pertimbangan efisiensi;

C. Mengembangkan kemampuan anggota Gapoktan dalam pengolahan produk-

produk hasil pertanian

D. Jawaban A dan B benar

E. Jawaban A, B dan C benar

8. Sebagai unit usaha pengolahan, hendaknya Gapoktan memiliki kemampuan

sebagai berikut :

A. Menyusun perencanaan kebutuhan peralatan pengolahan hasil usahatani

petani dan kelompoktani;

B. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pengusaha pengolahan hasil-hasil

pertanian

C. Mengembangkan kemampuan anggota Gapoktan dalam pengolahan produk-

produk hasil pertanian

D. Jawaban A dan B benar

E. Jawaban A, B dan C benar

9. Sebagai unit usaha sarana dan prasarana, hendaknya Gapoktan memiliki

kemampuan sebagai berikut :

A. Menyusun perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana setiap anggotanya;

B. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana dan

prasarana produksi pertanian (Pabrik dan kios saprotan);

C. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pemasok pemasok kebutuhan

pasar;

D. Jawaban A dan B benar

Page 36: EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN - Cyber …cybex.pertanian.go.id/files/EVALUASI PENYULUHAN ANGKATAN II.pdf · Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh

31

E. Jawaban A, B dan C benar

10. Sebagai unit usaha pemasaran, hendaknya Gapoktan memiliki kemampuan

sebagai berikut :

A. Mengidentifikasi, menganalisis potensi dan peluang pasar berdasarkan sumber

daya yang dimiliki untuk mengembangkan komoditi yang dikembangkan/

diusahakan guna memberikan keuntungan usaha yang lebih besar;

B. Merencanakan kebutuhan pasar berdasarkan sumber daya yang dimiliki

dengan memperhatikan segmentasi pasar;

C. Mengorganisasikan kegiatan penyediaan sarana dan prasarana produksi

pertanian dengan dinas terkait dan lembaga-lembaga usaha sarana produksi

pertanian

D. Jawaban A dan B benar

E. Jawaban A, B dan C benar