25
EVALUASI EKOKARDIOGRAFI ANAK BABI (Sus scrofa) SELAMA MANUVER REKRUTMEN PADA MODEL CEDERA PARU AKUT PEDIATRI SITI KHAEROTUN NUFUS FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI EKOKARDIOGRAFI ANAK BABI (Sus scrofa … · Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 ... baik pada anak maupun dewasa (Rubenfeld dan Herridge ... TB) dan kelompok kedua dilakukan

Embed Size (px)

Citation preview

EVALUASI EKOKARDIOGRAFI ANAK BABI (Sus scrofa)

SELAMA MANUVER REKRUTMEN PADA MODEL

CEDERA PARU AKUT PEDIATRI

SITI KHAEROTUN NUFUS

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi

Ekokardiografi Anak Babi (Sus scrofa) Selama Manuver Rekrutmen pada Model

Cedera Paru Akut Pediatri adalah benar karya saya dengan arahan dari Komisi

Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2014

Siti Khaerotun Nufus

NIM B04100149

ABSTRAK

SITI KHAEROTUN NUFUS. Evaluasi Ekokardiografi Anak Babi (Sus scrofa)

Selama Manuver Rekrutmen pada Model Cedera Paru Akut Pediatri. Dibimbing

oleh GUNANTI dan RIKI SISWANDI.

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi ekokardiografi anak babi (Sus

scrofa) yang mengalami cedera paru akut (CPA) pediatri setelah dilakukannya

manuver rekrutmen. Delapan ekor anak babi berumur 1-3 bulan dengan berat

badan 5-8 kg, terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama tanpa pembebatan

(BTB) dan kelompok kedua diberi pembebatan rongga dada (BB). Manuver

rekrutmen dilakukan setelah induksi CPA oleh Saline 0.9% hangat pada parenkim

paru dengan metode kumbah paru (lung lavage). Pembebatan dinding dada

dilakukan sebagai model diafragma yang belum berkembang sempurna pada bayi.

Pemeriksaan ekokardiografi dilakukan dengan pengukuran citra M-mode dengan

posisi right parasternal short axis view pada level papillary muscle. Sampel

diambil pada tahap awal (screening) yang dijadikan sebagai nilai normal dan pada

tahap pascarekrutmen. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan

preload pada ventrikel kiri setelah dilakukannya manuver rekrutmen. Hasil

evaluasi ekokardiografi lebih buruk pada kelompok dengan pembebatan (BB)

ditandai dengan penurunan nilai heart rate (HR) dan cardiac output (CO) yang

signifikan (p<0.05). Berdasarkan hasil tersebut manuver rekrutmen akan

berdampak lebih buruk pada pasien CPA pediatri dengan diafragma yang belum

berkembang sempurna.

Kata kunci: anak babi (Sus scrofa), cedera paru akut, ekokardiografi, manuver

rekrutmen paru

ABSTRACT

SITI KHAEROTUN NUFUS. Echocardiography Evaluation in Piglet (Sus scrofa)

during Recruitment Maneuver on Pediatric Acute Lung Injury Model. Supervised

by GUNANTI and RIKI SISWANDI.

The aim of this study was to evaluate echocardiography in piglet (Sus

scrofa) after induced acute lung injury (ALI). Eight piglets 1-3 months in age with

body weight 5-8 kgs were divided into two groups. The first group received

recruitment maneuver without chest bandaging (BTB) and the second group with

chest bandaging (BB). Recruitment maneuver was performed after induced ALI by

lavaging warm Saline 0.9% into lung parenchymal. Chest bandaging is a model of

unfully developed diaphragm in infants. Echocardiography was performed by

measuring the M-mode image on the right parasternal short axis view on papillary

muscle level. Samples were taken at an early stage (screening) were used as the

normal value and at post-recruitment. The results of this study showed preload

decreased in left ventricular after recruitment maneuver. The evaluation results of

echocardiography had worse at BB group. BB group was significantly decreased

(p<0.05) in heart rate (HR) and cardiac output (CO). Hence, recruitment

maneuver had worse effect to the ALI pediatrics with unfully developed

diaphragm.

Keywords: acute lung injury (ALI), echocardiography, lung recruitment

maneuver, piglet (Sus scrofa)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi

SITI KHAEROTUN NUFUS

EVALUASI EKOKARDIOGRAFI ANAK BABI (Sus scrofa)

SELAMA MANUVER REKRUTMEN PADA MODEL

CEDERA PARU AKUT PEDIATRI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Judul Skripsi : Evaluasi Ekokardiografi Anak Babi (Sus scrofa) Selama Manuver

Rekrutmen pada Model Cedera Paru Akut Pediatri

Nama : Siti Khaerotun Nufus

NIM : B04100149

Disetujui oleh

Dr Drh Gunanti, MS

Pembimbing I

Drh Riki Siswandi, MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Drh Agus Setiyono, MS, PhD, APVet

Wakil Dekan

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang berjudul

“Evaluasi Ekokardiografi Anak Babi (Sus scrofa) Selama Manuver Rekrutmen

pada Model Cedera Paru Akut Pediatri” ini dilaksanakan pada bulan Januari

sampai dengan bulan Februari 2013.

Terima kasih penulis ucapkan kepada ayah M Sadeli Suhaemi, ibu Siti

Rukmini (almh.), ibu Maryam, dan tujuh kakak yang luar biasa hebat atas kasih

sayang dan dukungan yang berlimpah kepada penulis. Terima kasih kepada Dr

Drh Gunanti, MS dan Drh Riki Siswandi, MSi sebagai dosen pembimbing yang

telah sabar dan bersedia meluangkan waktu atas selesainya penelitian dan

penulisan skripsi ini. Terima kasih kepada Dr Ririe Fachrina Malisie MSpA (K)

yang telah membantu selama penelitian berlangsung. Terima kasih kepada teman-

teman satu tim penelitian atas semangat dan kekompakan dalam tim dan terima

kasih kepada staf divisi Bedah dan Radiologi FKH-IPB yang telah membantu

dalam penelitian. Terima kasih kepada Shuffur, Hafiizha, Hanif, Keke, Agits,

Jodi, Taufik, Tita, Yufi, dan Dayu yang telah memberikan dukungan dan

semangat. Terima kasih juga kepada keluarga ACROMION 47 yang telah

memberi warna dalam kehidupan perkuliahan di FKH-IPB.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga

penulis terbuka untuk saran yang diberikan. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat.

Bogor, Oktober 2014

Siti Khaerotun Nufus

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Model Hewan 3

Tahap Perlakuan 3

Pengambilan Data 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Nilai Interventricular Septum (IVS) 5

Nilai Interventricular Septum Fractional Thickening (IVSFT) 5

Nilai Left Ventricle Diameter (LVD) 5

Nilai Left Ventricle Diameter Fractional Shortening (LVDFS) 6

Nilai Left Ventricle Posterior Wall (LVPW) 6

Nilai Left Ventricle Posterior Wall Fractional Thickening (LVPWFT) 7

Nilai Left Ventricular End-Diastolic Volume (LVEDV) dan Left Ventricular

End-Systolic Volume (LVESV) 7

Nilai Ejection Fraction (EF) 7

Nilai Heart Rate (HR) 8

Nilai Stroke Volume (SV) 8

Nilai Cardiac Output (CO) 8

Pembahasan 9

SIMPULAN DAN SARAN 11

Simpulan 11

Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 11

RIWAYAT HIDUP 13

DAFTAR TABEL

1 Rata-rata nilai IVSs dan IVSd (cm) 5 2 Rata-rata nilai IVSFT (%) 5 3 Rata-rata nilai LVDs dan LVDd (cm) 6 4 Rata-rata nilai LVDFS (%) 6 5 Rata-rata nilai LVPWs dan LVPWd (cm) 6 6 Rata-rata nilai LVPWFT (%) 7 7 Rata-rata nilai ESV dan EDV(ml) 7 8 Rata-rata nilai EF (%) 8 9 Rata-rata nilai HR (bpm) 8

10 Rata-rata nilai SV (ml) 8 11 Rata-rata nilai CO (ml/min) 9

DAFTAR GAMBAR

1 Alat ekokardiografi (Sonosite®, M-Turbo) 2

2 Model hewan anak babi (Sus scrofa) 3

3 Alur penelitian dan pengambilan sampel ekokardiografi

pada anak babi 4

4 Pencitraan M-mode dengan posisi right parasternal

short axis view pada level papillary muscle 4

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cedera paru akut (CPA) merupakan sindrom klinis inflamasi paru akut yang

ditandai dengan rusaknya integritas kapiler-alveoli dengan manifestasi berupa

peningkatan permeabilitas kapiler, edema paru non-hidrostatik, alveoli kolaps dan

tergenang cairan, penurunan komplians paru, ketidaksesuaian ventilasi dan perfusi

sebagai penyebab utama hipoksemia (Johnson dan Michael 2010). Zimmerman et

al. (2009) dalam penelitiannya melaporkan bahwa dari 39 anak yang memenuhi

kriteria untuk CPA dengan data berbasis CPA pediatri telah terjadi 12.8 kasus per

100 000 orang setiap tahunnya dan tingkat kematian di rumah sakit adalah 18%.

Kejadian CPA meningkat sejalan pertambahan umur. Mortalitas pada usia remaja

menjadi 306 per 100 000 anak per tahun. Peningkatan ini dikaitkan dengan masih

tingginya resiko sepsis, syok septik, dan disfungsi multiorgan yang berkaitan erat

dengan kejadian CPA, baik pada anak maupun dewasa (Rubenfeld dan Herridge

2007). Sepsis berat (pneumonia sebagai fokus infeksi) adalah faktor risiko yang

paling umum (Zimmerman et al. 2009)

Pertolongan pada kasus CPA biasanya menggunakan ventilasi mekanik

sebagai upaya pemenuhan pasokan oksigen ke berbagai organ agar dapat

menurunkan mortalitas CPA (Esteban et al. 2000). Penggunaan ventilasi mekanik

yang tidak tepat dan iatrogenik dapat memperburuk cedera unit paru yang sudah

terjadi. Penggunaan ventilasi mekanik yang tidak tepat dapat diatasi dengan

manuver rekrutmen. Manuver rekrutmen dapat berguna untuk mencegah alveoli

kolaps, dilakukan dengan meningkatkan tekanan transpulmoner dengan konsep

meningkatkan sebesar mungkin alveoli yang terbuka dan mempertahankannya

sehingga difusi gas pada permukaan alveoli berlangsung efektif (Amato et al.

1995). Pada tahap manuver rekrutmen salah satu kelompok diberikan pembebatan

sebagai model diafragma bayi yang belum berkembang sempurna.

Efektivitas penggunaan ventilasi mekanik dipengaruhi oleh cardiac output

(CO) ventrikel kiri jantung karena pasokan oksigen untuk memenuhi kebutuhan

organ tubuh dibawa oleh darah (Ronny et al. 2008). Berdasarkan hal tersebut

maka perlu dilakukan pemeriksaan ekokardiografi. Ekokardiografi atau

ultrasonografi (USG) jantung merupakan alat pemeriksaan jantung dengan

menggunakan ultrasound 3.5-7.5 MHz.

Penelitian ini menggunakan model hewan anak babi (Sus scrofa) karena

babi merupakan mamalia yang memiliki kemiripan struktur anatomi rongga dada

dengan manusia. Penelitian terhadap babi juga sering dilakukan dan merupakan

hewan ternak yang umum dijumpai sehingga pemeliharaan serta pelaksanaan

suatu tindakan dapat dengan mudah dilakukan oleh seorang dokter hewan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi gambaran ekokardiografi pada anak

babi (Sus scrofa) yang mengalami CPA pediatri selama manuver rekrutmen

dengan dan tanpa pembebatan.

2

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan data performa jantung

dengan evaluasi ekokardiografi pada anak babi (Sus scrofa) yang mengalami CPA

pediatri selama manuver rekrutmen.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2013. Pemeliharaan

babi dilakukan di kandang Unit Pengelolaan Hewan Laboratorium Fakultas

Kedokteran Hewan (UPHL-FKH), Institut Pertanian Bogor (IPB). Perlakuan

induksi CPA, manuver rekrutmen, dan pengambilan data ekokardiografi

dilakukan di Laboratorium Bedah Eksperimental, Divisi Bedah dan Radiologi,

Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi (KRP), FKH IPB.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian adalah Oxfendazole,

suplemen zat besi, pakan, air minum, Atropin Sulfat (Aludonna®, PT Armoxindo

Farma), Ketamin (Ilium Ketamil®, Troy Laboratories), Xylazine (Xylazil®, Troy

Laboratories), Vecuronium Bromida (Ecron®, PT Pharoz), intravenous catheter,

dan three way stop cock. Satu set pompa syringe (B BRAUN Medical Inc.) yang

berisi Propofol (Lipuro®, B BRAUN Medical Inc), Midazolam (Hipnoz®, PT

Pharoz), dan Fentanyl (Fentanyl® Injection, Johnson & Johnson). Saline 0.9% (PT

Widatra Bhakti) hangat, manset dari kain dengan lebar 50 cm untuk pembebatan

dinding dada yang tersambung dengan spigmomanometer. Intubasi dilakukan

dengan pipa endotrakeal (Endotracheal tube/ ETT), laringoskop lurus, dan

ventilator AVEA® bicore (Carefusion, Yorba Linda-Amerika).

Pengambilan gambaran ekokardiografi menggunakan USG dua dimensi tipe

portable (Sonosite®, M-Turbo) dengan transduser tipe mikrokonveks frekuensi

3.5–7.5 MHz. Meja penyangga hewan dan acoustic coupling gel sebagai

penghantar gelombang ultrasound.

Gambar 1 Alat ekokardiografi (Sonosite®, M-Turbo)

3

Model Hewan

Model hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 ekor babi (Sus

scrofa) yang berumur 1-3 bulan dengan berat badan 5-8 kg. Model hewan dibagi

ke dalam dua kelompok perlakuan, setiap kelompok terdiri dari 4 ekor babi.

Kelompok pertama tidak dilakukan pembebatan pada dinding dada (BTB) dan

kelompok kedua dilakukan pembebatan pada dinding dada (BB).

Gambar 2 Model hewan anak babi (Sus scrofa)

Tahap Perlakuan

Perlakuan atas model hewan ini sudah mendapatkan persetujuan etik dari

Komite Etik IPB nomor 03-2013 IPB. Selama adaptasi babi diberikan

Oxfendazole sebagai antihelmintik secara peroral dan suplemen zat besi. Babi

diberikan pakan pada pagi dan sore hari, air minum diberikan secara ad libitum,

dan kebersihan kandang dijaga setiap hari.

Kedua kelompok hewan menjalani perlakuan dasar yang sama yaitu

anestesi, induksi CPA, pemasangan ventilasi mekanik, dan manuver rekrutmen.

Pemberian induksi anestesi dengan kombinasi Ilium Ketamil® dan Xylazil® secara

intramuscular (IM) pada m. semimembranosus/semitendinosus. Selanjutnya

diberikan premedikasi dengan Aludonna® secara intravena (IV). Setelah

terinduksi, rumatan anestesi dilakukan dengan metode neuroleptanalgesia dengan

kombinasi Lipuro®, Hipnoz®, dan Fentanyl® Injection melalui akses vena perifer.

Injeksi Ecron® secara IV dilakukan secara periodik setiap 30 menit.

Induksi CPA dilakukan dengan kumbah bronkus pada parenkim paru

menggunakan Saline 0.9% hangat. Pembebatan dinding dada menggunakan

manset yang tersambung dengan spigmomanometer dan hanya dilakukan pada

kelompok BB. Setelah anak babi terinduksi CPA, pipa endotrakeal dihubungkan

dengan ventilator AVEA® bicore, dengan modus pengaturan pressure control.

Paru yang kolaps kemudian dikembangkan kembali secara manuver rekrutmen

dengan strategi proteksi paru menggunakan metode inkremental dan dekremental

positive end expiratory pressure (PEEP).

Pengambilan Data

Pengambilan data ekokardiografi pada kelompok BB dan BTB dilakukan

pada tahap screening dan pascarekrutmen. Data ekokardiografi diambil dengan

menggunakan transduser tipe mikrokonveks yang telah dioleskan dengan acoustic

4

2 jam

Manuver

Rekrutment

Sampel Ekokardiografi 0

(Screening) Sampel Ekokardiografi 1

(Pascarekrutmen)

1 jam 1 jam 1 jam

Anestesi

Intubasi

Kumbah

Bronkus Ventilasi

Mekanik

Pembebatan dinding dada

(hanya pada kelompok BB)

(hanya pada

kelompok BR)

Euthanasia

coupling gel sebagai penghantar gelombang ultrasound dan diamati berdasarkan

pengukuran citra M-mode dengan posisi right parasternal short axis view pada

level papillary muscle (Gambar 4). Data pada tahap screening digunakan sebagai

nilai normal.

Gambar 3 Alur penelitian dan pengambilan sampel ekokardiografi pada anak babi

Analisis Data

Data yang diperoleh dinyatakan dalam rataan dan simpangan baku. Data

diolah menggunakan Microsoft Excel 2013 dan SPSS 21. Data variabel dianalisis

secara statistik menggunakan One-way Analyze of Variant (ANOVA) kemudian

dilanjutkan dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%.

Gambar 4 Pencitraan M-mode dengan posisi right parasternal short axis view

pada level papillary muscle (Penninck dan d’Anjaou 2008) A: Akhir diastole; B: Akhir sistole; RV: Right ventricle; IVS:

Interventricular septum; LV: Left ventricle; LVW: Left ventricle wall

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Interventricular Septum (IVS)

Interventricular septum (IVS) adalah miokardium pembatas antara ventrikel

kiri dan kanan jantung. Nilai IVS diukur dari batas terdalam ventrikel kanan

sampai batas terdalam ventrikel kiri. Pada tahap pascarekrutmen terjadi

peningkatan IVSs yang tidak signifikan (p>0.05) pada kelompok BB dan

peningkatan IVSd yang tidak signifikan (p>0.05) pada kedua kelompok babi

(Tabel 1).

Tabel 1 Rata-rata nilai interventricular septum systole (IVSs) dan interventricular

septum diastole (IVSd) (cm)

Pemeriksaan

Kelompok Babi

IVSs IVSd

BTB BB BTB BB

Screening 0.65 ± 0.11 ax 0.60 ± 0. 02 ax 0.44 ± 0.05 ax 0.41± 0.01 ax

Pascarekrutmen 0.65 ± 0.11 ax 0.64 ± 0.03 ax 0.48 ± 0.06 ax 0.44 ± 0.04 ax

Keterangan: Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antartahap pengambilan data. Huruf superscript

(a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan signifikan

(p<0.05) antarkelompok perlakuan.

Nilai Interventricular Septum Fractional Thickening (IVSFT)

Interventricular septum fractional thickening (IVSFT) merupakan ketebalan

relative dari IVS. Nilai IVSFT dipengaruhi oleh nilai IVSs dan IVSd ((IVSs-

IVSd)/IVSd) (Penninck dan d’Anjou 2008). Pada tahap pascarekrutmen terjadi

penurunan yang tidak signifikan (p>0.05) pada kedua kelompok babi (Tabel 2).

Tabel 2 Rata-rata nilai interventricular septum fractional thickening (IVSFT) (%)

Pemeriksaan Kelompok babi

BTB BB

Screening 46.50 ± 11.88 ax 44.25 ± 3.50 ax

Pascarekrutmen 42.48 ± 8.05 ax 43.85 ± 6.84 ax

Keterangan: Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antartahap pengambilan data. Huruf superscript

(a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang

signifikan (p<0.05) antarkelompok perlakuan.

Nilai Left Ventricle Diameter (LVD)

Left ventricle diameter (LVD) adalah lebar lumen ventrikel kiri jantung

yang dihitung dari batas luar IVS sampai batas dalam left ventricle posterior wall

(LVPW). Pengukuran dilakukan saat diastole dan sistole. Pada tahap

pascarekrutmen terjadi penurunan yang tidak signifikan (p>0.05) pada kedua

kelompok babi (Tabel 3).

6

Tabel 3 Rata-rata nilai left ventricle systolic diameter (LVDs) dan left ventricle

diastolic diameter (LVDd) (cm)

Pemeriksaan

Kelompok Babi

LVDs LVDd

BTB BB BTB BB

Screening 2.01 ± 0.15 ax 2.03 ± 0.08 ax 2.75 ± 0.03 ax 2.75± 0.09 ax

Pascarekrutmen 1.96 ± 0.14 ax 1.98 ± 0.07 ax 2.67 ± 0.08 ax 2.67 ± 0.07 ax

Keterangan: Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antartahap pengambilan data. Huruf superscript

(a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang

signifikan (p<0.05) antarkelompok perlakuan.

Nilai Left Ventricle Diameter Fractional Shortening (LVDFS)

Left ventricle diameter fractional shortening (LVDFS) adalah parameter

ekokardiografi yang umum digunakan untuk memperkirakan kemampuan

ventrikel kiri. Nilai LVDFS merupakan presentasi perubahan dari dimensi

ventrikel kiri saat diastole ke sistole (Ware 2007). Pada tahap pascarekrutmen

terjadi penurunan yang tidak signifikan (p>0.05) pada kedua kelompok babi

(Tabel 4).

Tabel 4 Rata-rata nilai left ventricle diameter fractional shortening (LVDFS) (%)

Pemeriksaan Kelompok babi

BTB BB

Screening 27.13 ± 4.55 ax 26.38 ± 0.59ax

Pascarekrutmen 26.93 ± 3.90 ax 25.90 ± 0.89 ax

Keterangan: Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antartahap pengambilan data. Huruf superscript

(a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang

signifikan (p<0.05) antarkelompok perlakuan.

Nilai Left Ventricle Posterior Wall (LVPW)

Left ventricle posterior wall (LVPW) merupakan ketebalan dinding

ventrikel kiri yang diukur pada saat diastole dan sistole. Pada tahap

pascarekrutmen LVPWs terjadi peningkatan yang tidak signifikan (p>0.05) pada

kedua kelompok babi. Nilai LVPWd juga terjadi peningkatan yang tidak

signifikan (p>0.05) pada kelompok BTB (Tabel 5).

Tabel 5 Rata-rata nilai left ventricle posterior wall systolic (LVPWs) dan left

ventricle posterior wall diastolic (LVPWd) (cm)

Pemeriksaan

Kelompok Babi

LVPWs LVPWd

BTB BB BTB BB

Screening 0.43 ± 0.01 ax 0.44 ± 0.01 ax 0.26± 0.01 ax 0.27± 0.01 ax

Pascarekrutmen 0.45 ± 0.00 ax 0.45 ± 0.02 ax 0.27± 0.01 ax 0.27± 0.01 ax

Keterangan: Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antartahap pengambilan data. Huruf superscript

(a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang

signifikan (p<0.05) antarkelompok perlakuan.

7

Nilai Left Ventricle Posterior Wall Fractional Thickening (LVPWFT)

Left ventricle posterior wall fractional shortening (LVPWFT) merupakan

ketebalan relative dari dinding posterior ventrikel kiri. Nilai LVPWFT

dipengaruhi oleh nilai LVPWs dan LVPWd ((LVPWs-LVPWd)/LVPWd)

(Penninck dan d’Anjou 2008). Pada tahap pascarekrutmen terjadi peningkatan

yang tidak signifikan (p>0.05) pada kedua kelompok babi (Tabel 6).

Tabel 6 Rata-rata nilai left ventricle posterior wall fractional thickening

(LVPWFT) (%)

Pemeriksaan Kelompok babi

BTB BB

Screening 64.80 ± 1.20 ax 64.23 ± 4.16 ax

Pascarekrutmen 66.80 ± 5.06 ax 67.90 ± 1.79 ax

Keterangan: Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antartahap pengambilan data. Huruf superscript

(a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang

signifikan (p<0.05) antarkelompok perlakuan.

Nilai Left Ventricular End-Systolic Volume (LVESV) dan Left Ventricular

End-Diastolic Volume (LVEDV)

Volume darah yang terdapat dalam ventrikel pada akhir diastole disebut isi

akhir diastole (end diastolic volume/ EDV). Nilai EDV merupakan jumlah

maksimum darah yang dapat ditampung oleh ventrikel. Darah ini akan

dikeluarkan dari ventrikel pada saat sistole tetapi pada akhir tidak seluruh darah di

ventrikel dapat dipompa keluar. Darah yang tersisa ini disebut volume akhir

sistolik (end systolic volume/ ESV) (Ronny et al 2008). Pada tahap

pascarekrutmen nilai LVEDV dan LVESV terjadi penurunan yang tidak

signifikan (p>0.05) pada kedua kelompok babi (Tabel 7).

Tabel 7 Rata-rata nilai left ventricular end-diastolic volume (LVEDV) left

ventricular end-systolic volume (LVESV) (ml)

Pemeriksaan

Kelompok Babi

LVESV LVEDV

BTB BB BTB BB

Screening 12.90 ± 2.25ax 13.15 ± 1.29 ax 28.28± 0.71 ax 27.70± 3.19 ax

Pascarekrutmen 12.10 ± 2.16 ax 12.38 ± 1.08 ax 26.35± 2.02 ax 26.25± 1.66 ax

Keterangan: Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antartahap pengambilan data. Huruf superscript

(a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang

signifikan (p<0.05) antarkelompok perlakuan.

Nilai Ejection Fraction (EF)

Ejection Fraction (EF) merupakan persentase dari selisih EDV dengan ESV

yang dibagi dengan EDV. Nilai EF digunakan untuk menilai fungsi sistol dari

ventrikel kiri (Lee et al.2007). Hasil pengukuran pada tahap pascarekrutmen

terjadi penurunan yang tidak signifikan (p>0.05) pada kedua kelompok babi

(Tabel 8).

8

Tabel 8 Rata-rata nilai ejection fraction (EF) (%)

Pemeriksaan Kelompok Babi

BTB BB

Screening 54.75 ± 6.90 ax 53.88 ± 4.01ax

Pascarekrutmen 54.25 ± 6.00 ax 53.00 ± 1.41 ax

Keterangan: Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antartahap pengambilan data. Huruf superscript

(a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang

signifikan (p<0.05) antarkelompok perlakuan.

Nilai Heart Rate (HR)

Frekuensi jantung atau Heart rate (HR) merupakan jumlah frekuensi

jantung per menit (Leksana 2011). Pada tahap pascarekrutmen menunjukkan

terjadi penurunan pada kedua kelompok babi. Namun pada kelompok BB terjadi

penurunan HR yang signifikan (p<0.05) (Tabel 9).

Tabel 9 Rata-rata nilai heart rate (HR) (bpm)

Pemeriksaan Kelompok Babi

BTB BB

Screening 115.50 ± 19.55ax 134.25± 17.01ax

Pascarekrutmen 102.25 ± 28.22ax 83.50 ± 18.93ay

Keterangan: Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antartahap pengambilan data. Huruf superscript

(a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang

signifikan (p<0.05) antarkelompok perlakuan.

Nilai Stroke Volume (SV)

Stroke volume (SV) adalah volume darah yang dikeluarkan satu kali

kontraksi. Stroke volume dipengaruhi oleh: preload, afterload, dan kontraktilitas

(Leksana 2011). Pada tahap pascarekrutmen menunjukkan terjadi penurunan yang

tidak signifikan (p>0.05) pada kedua kelompok babi (Tabel 10).

Tabel 10 Rata-rata nilai stroke volume (SV) (ml)

Pemeriksaan Kelompok Babi

BTB BB

Screening 15.38 ± 1.56 ax 14.86 ± 2.36 ax

Pascarekrutmen 14.25 ± 1.22 ax 13.88 ± 0.74 ax

Keterangan: Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antartahap pengambilan data. Huruf superscript

(a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang

signifikan (p<0.05) antarkelompok perlakuan.

Nilai Cardiac Output (CO)

Curah jantung atau Cardiac Output (CO) adalah volume darah yang

dipompa oleh tiap ventrikel per menit. Cardiac output merupakan variabel

hemodinamik yang penting dan paling sering dinilai pada pasien intensive care

unit (ICU). Nilai CO dipengaruhi oleh frekuensi jantung (heart rate/ HR) dan

volume sekuncup (stroke volume/ SV) (Lee et al. 2007). Pada tahap

9

pascarekrutmen terjadi penurunan pada kedua kelompok babi. Namun terjadi

penurunan yang signifikan (p<0.05) pada kelompok BB (Tabel 11).

Tabel 11 Rata-rata nilai cardiac output (CO) (ml/min)

Pemeriksaan Kelompok Babi

BTB BB

Screening 1783.53 ± 401.08 ax 1970.21 ± 197.01ax

Pascarekrutmen 1453.20 ± 383.02 ax 1154.38 ± 235.08ay

Keterangan: Huruf superscript (x,y) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0.05) antartahap pengambilan data. Huruf superscript

(a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang

signifikan (p<0.05) antarkelompok perlakuan.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengukuran ekokardiografi selama manuver rekrutmen

pada CPA pediatri didapatkan nilai LVEDV dan LVESV yang menurun. Hal ini

mengindikasikan adanya penurunan preload. Preload merupakan regangan awal

miosit sebelum berkontraksi (Terai et al. 1985). Menurut Ronny et al. (2008) nilai

LVEDV dapat dipengaruhi oleh waktu pengisian, tekanan darah vena, dan

preload. Lain halnya dengan nilai LVESV yang dipengaruhi oleh tekanan darah

arteri, tekanan kontraksi ventrikel, dan afterload. Afterload adalah tekanan

dinding ventrikel kiri yang dibutuhkan untuk melawan tahanan terhadap ejeksi

darah dari ventrikel pada saat sistolik (Leksana 2011). Penurunan nilai LVEDV

dan LVESV menyebabkan penurunan nilai EF karena EF merupakan persentase

dari selisih LVEDV dengan LVESV yang dibagi dengan EDV (Penninck dan

d'Anjou 2008).

Penurunan LVEDV juga akan diikuti oleh penurunan LVD dikarenakan

volume darah yang mengisi jantung berkurang menyebabkan tekanan pada

dinding ventrikel juga berkurang sehingga diameter pada ventrikel akan mengecil.

Oleh karena itu, LVDd juga dapat dijadikan penunjuk adanya perubahan pada

preload (Terai et al. 1985). Penurunan nilai LVD akan diikuti oleh penurunan

nilai LVDFS karena nilai LVDFS dipengaruhi oleh nilai LVDs dan LVDd

((LVDd-LVDs)/LVDd) (Penninck dan d’Anjou 2008). Sementara itu, menurut

Cornell et al. (2004) LVDFS banyak digunakan sebagai indikator fungsi sistolik

ventrikel kiri, nilai LVDFS dibawah 25% biasanya berhubungan dengan penyakit

jantung seperti hipovolemia. Nilai LVDFS juga merupakan parameter penting

untuk membedakan antara hipertrofi dan dilatasi kardiomiopati (Borgarelli et al

2007).

Penurunan preload menyebabkan keadaan yang berbeda pada nilai IVS dan

LVPW. Nilai IVS dan LVPW meningkat karena volume darah yang mengisi

ventrikel berkurang sehingga tekanan pada dinding jantung akan berkurang dan

nilai ketebalan miokardium akan lebih besar. Pengukuran ketebalan miokardium

pada saat sistole akan memiliki nilai yang lebih besar daripada saat diastole. Hal

ini dikarenakan pada akhir diastole ventrikel kiri terisi dengan darah yang

menyebabkan dinding jantung meregang dan ketebalan miokardium akan

berkurang (Fox 2004). Peningkatan nilai IVSd menyebabkan nilai IVSFT

menurun karena nilai IVSd berbanding terbalik dengan IVSFT atau dapat

dirumuskan dengan (IVSs-IVSd)/IVSd (Penninck dan d’Anjou 2008).

10

Peningkatan nilai LVPWd yang tinggi dapat mengindikasikan adanya

hipertropi (Ware 2007). Namun hasil pengukuran tidak memperlihatkan

peningkatan yang tinggi pada LVPWd. Peningkatan nilai LVPWd yang lebih

kecil dari peningkatan LVPWs menyebabkan peningkat nilai LVPWFT karena

nilai LVPWFT didapatkan dari rumus (LVPWs-LVPWd)/LVPWd (Penninck dan

d’Anjou 2008).

Penurunan preload juga akan memengaruhi penurunan nilai SV karena SV

dipengaruhi oleh preload, afterload, dan kontraktilitas. Secara normal saat

bernafas SV bertambah saat inspirasi. Hal ini terjadi karena peningkatan preload

ventrikel kiri, sedangkan afterload ventrikel kiri menurun (Michard 2005).

Hukum Starling juga menyatakan bahwa jantung akan menghasilkan SV besar

jika jantung diisi dengan volume yang lebih besar pada akhir diastole (Ronny et

al. 2008).

Tahap kumbah bronkus dan pemberian ventilasi mekanik menyebabkan

alveoli kolaps yang berakibat pada ketidaksesuaian ventilasi dan perfusi.

Perlakuan pembebatan dapat memperburuk ketidaksesuaian ventilasi dan perfusi

karena tekanan intratoraks akan meningkat sehingga rongga dada tidak dapat

mengembang sempurna saat inspirasi. Ketidaksesuaian ventilasi dan perfusi lebih

buruk pada kelompok dengan pembebatan dinding dada. Hal ini sesuai dengan

hasil Rosdianto (2014), penurunan nilai pH dan tekanan oksigen (PaO2), serta

peningkatan nilai tekanan karbondioksida (PaCO2) darah arteri lebih buruk pada

kelompok dengan pembebatan. Penurunan nilai pH, tekanan oksigen (PaO2), dan

peningkatan nilai tekanan karbondioksida (PaCO2) darah arteri akan merangsang

kemoreseptor yang ada di aorta dan sinus karotis. Kemudian jantung akan

merespons dengan menurunkan HR atau bradikardi. Bradikardi merupakan refleks

primer dari jantung akibat terangsangnya kemoreseptor. Selanjutnya, tubuh akan

melakukan kompensasi dengan refleks sekunder yang akan menyampaikan

impulsnya ke pusat vasomotor untuk meningkatkan kerja pernapasan dan secara

bersamaan meningkatkan HR (Muttaqin 2009). Namun, refleks sekunder ini akan

dihambat oleh kerja anestesi yang menekan syaraf simpatis sehingga tubuh tidak

dapat melakukan kompensasi. Anestesi yang digunakan adalah propofol dan

fentanyl, kedua anestesi ini dapat menyebabkan bradikardi (BSAVA 2007). Oleh

karena itu, penurunan nilai HR yang signifikan (p<0.05) terjadi pada kelompok

BB.

Penurunan nilai HR dan SV merupakan efek dari aktivitas bernafas yang

akhirnya akan memengaruhi nilai CO. Penurunan CO yang signifikan (p<0.05)

dipengaruhi oleh nilai HR yang menurun secara signifikan (p<0.05) dan SV yang

menurun karena CO didapatkan dari perkalian dua variabel tersebut. Saat inspirasi

secara normal, diafragma akan berkontraksi dan rongga dada akan mengembang,

tekanan intratoraks akan menurun kemudian ditransmisikan ke dinding-dinding

vena besar yang akan memengaruhi aliran balik vena dari perifer ke jantung.

Keadaan ini akan menurunkan Central venous pressure (CVP) sehingga volume

central venous akan meningkat, jantung akan terisi dan SV meningkat diikuti

dengan meningkatnya CO (Mohrman dan Jane 2006). Pada CPA, inspirasi dengan

tekanan positif dari ventilasi mekanik yang digunakan menyebabkan peningkatan

tekanan intratorakal dan tekanan atrium kanan. Hal ini akan menurunkan tekanan

aliran balik vena dan berdampak pada penurunan preload. Penurunan preload

akan diikuti oleh SV yang menurun dan berdampak pada penurunan nilai CO.

11

Secara normal, berkurangnya aliran balik vena yang drastis dapat dicegah dengan

peningkatan tekanan intraabdominal karena desakan diafragma dan kontraksi otot-

otot pernafasan (Fessler et al. 1992). Namun, perlakuan pembebatan mengurangi

kemampuan diafragma dan otot-otot pernafasan mengembang secara optimal saat

melakukan inspirasi sehingga berkurangnya aliran balik vena tidak dapat dicegah.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Evaluasi ekokardiografi selama manuver rekrutmen pada CPA pediatri

menggambarkan penurunan preload, ditandai dengan peningkatan nilai IVS dan

LVPW, penurunan nilai LVD, EDV, SV, dan CO. Hasil evaluasi ekokardiografi

lebih buruk pada kelompok dengan pembebatan (BB), ditandai dengan penurunan

nilai HR dan CO yang signifikan (p<0.05). Berdasarkan hasil tersebut manuver

rekrutmen akan berdampak lebih buruk pada pasien CPA pediatri dengan

diafragma yang belum berkembang sempurna.

Saran

Penelitian lanjutan disarankan dilakukan dengan jumlah model hewan yang

lebih banyak, memperhatikan jenis kelamin, bobot badan yang seragam, model

hewan jenis lain selain babi, dan mengukur nilai CVP. Saran aplikatif pada

manusia adalah memberikan terapi obat inotropik positif untuk mengatasi

gangguan hemodinamik dan memberikan terapi surfaktan untuk memperbaiki

fungsi respirasi dan perfusi.

DAFTAR PUSTAKA

Amato MBP, Barbas CSV, Medeiros DM, Schettino GDPP, Filho GL, Kairalla

RA, Deheinzelin D, Morais C, Fernandes EDO, Takagaki TY et al. 1995.

Beneficial effect of the “open lung approach” low distending pressure in

acute respiratory distress syndrome. A prospective randomsized study on

mechanical ventilation. Am J Respir Crit Care Med. 152:1835-46.

Borgarelli M, Tarducci A, Zanatta R, Haggstrom J. 2007. Decreased systolic

function and inadequate hypertrophy in large and small breed dogs with

chronic mitral valve insufficiency. J Vet Intern Med. 21:61-67.

doi:10.1111/j.1939-1676.2007.tb02929.

[BSAVA] British Small Animal Veterinary Association. 2007. BSAVA Manual of

Canine and Feline Anaeshesia and Analgesia 2nd Edition. Seymour C dan

Tanya DN, editor. Waterwells (GB): BSAVA. Hlm 208.

Cornell CC, Kittleson MD, Della Torre P, Haggstrom J, Lombard CW, Pedersen

HD, Vollmar A, Wey A. 2004. Allometricscalling of m-mode variables in

12

normal adult dogs. J Vet Intern Med. 18:311-321. doi:10.1111/j.1939-

1676.2004.tb02551.

Esteban A, Anzueto A, Alia I. 2000. How is mechanical ventilation employed in

the intensive care unit? An international utilization review. Am J Respir Crit

Med. 161(1):8-14.

Fessler HE, Brower RG, Wise RA, Permutt S. 1992. Effects of positive end-

expiratory pressure on the canine venous return curve. Am Rev Respir Dis.

146(1): 4-10.

Fox SI. 2004. Human Physiology 8th edition. USA: MCGraw-Hill. Hlm 353-384.

Johnson ER, Michael A. 2010. Acute Lung Injury: Epidemiology, Pathogenesis,

and Treatment. Med J Aerosol Med Pulmo Drug Delivery Mary Ann

Liebert. 23(4): 243–252. doi: 10.1089/jamp.2009.0775

Lee MY, Lee SH, Lee SG, Park SH, Lee CY, Kim KH, Hwang SH, Lim SY, Ahn

YK, Han HJ. 2007. Comparative analysis of heart fuctions in micropig and

conventional pigs using echocardiography and radiography. J Vet Sci. 8

(1):7-14.

Leksana E. 2011. Pengelolaan hemodinamik. CDK. 188(38):7.

Michard F. 2005. Changes in arterial pressure during mechanical ventilation. J

Anesth. 103(2):419-28

Mohrman D, Jane H. 2006. Cardiovascular Physiology. 6th ed. USA: McGraw-

Hill com. Hlm 185-203.

Muttaqin A. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Kardiovaskular. Jakarta (ID): Salemba Medika. Hlm 9-10.

Penninck D, d’Anjaou MA. 2008. Atlas of Small Ultrasonography. 1st Edition.

Lowa (US): Blackwell Publishing. Hlm 172.

Ronny, Setiawan, Fatimah S. 2008. Fisiologi Kardiovaskular. Jakarta (ID): EGC.

Hlm 28-29.

Rosdianto HS. 2014. Analisis gas darah anak babi (Sus scrofa) selama manuver

rekrutmen pada model cedera paru akut pediatri [skripsi]. Bogor (ID):

Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Rubenfeld GD, Herridge MS. 2007. Epidemiology and outcomes of acute lung

injury. Chest. 131(1):554-62.

Terai C, Masaaki U, Hisashi S, Takeshi S, Toshiharu Y, Tsuyosi S. 1985.

Transesophageal echocardiographic dimensional analysis of four cardiac

chamber during positif end-expiratory pressure. J Anesth. 63:640-646.

Ware WA. 2007. Cardiovascular Disease in Small Animal Medicine. London

(UK): Manson Publishing Ltd.

Zimmerman JJ, Akhtar SR, Caldwell E, Rubenfeld GD. 2009. Incidence and and

outcomes of pediatric acute lung injury. Pediatric. 124 (1):87-95.

13

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada 29 Juli 1990 di Tangerang. Penulis merupakan anak

terakhir dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak M. Sadeli Suhaemi dan Ibu

Siti Rukmini (almh.). Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun

2003 di SDN 12 Tangerang. Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada

tahun 2006 di SMPN 2 Tangerang dan pendidikan menengah atas diselesaikan

pada tahun 2009 di SMAN 1 Tangerang. Penulis melanjutkan pendidikan di

Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010 melalui

jalur Ujian Talenta Mandiri IPB (UTMI).

Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis aktif sebagai anggota Himpunan

Minat dan Profesi (HIMPRO) Ruminansia. Penulis pernah menjadi sekretaris

dalam kegiatan Mahasiswa Abdi Nusantara VII pada tahun 2013, asisten

praktikum mata kuliah Embriologi. Penulis juga pernah mengikuti beberapa

kegiatan magang yang diadakan oleh HIMPRO.