Upload
lelien
View
263
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
EVALUASI DAN UJI DAYA HASIL 24 KLON UBI KAYU (Manihot
esculenta Crantz) DI DESA MUARA PUTIH, NATAR, LAMPUNG
SELATAN
(Skripsi)
Oleh
DIAN LATIFATHUL MAR’AH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
Evaluasi dan Uji Daya Hasil 24 Klon Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz)
di Desa Muara Putih Natar Lampung Selatan
Oleh
DIAN LATIFATHUL MAR’AH
Program pemuliaan tanaman ubi kayu bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
produksi melalui penciptaan varietas unggul baru berdaya hasil tinggi. Evaluasi
karakter serta uji daya hasil perlu dilakukan guna mengetahui karakter dari
tanaman yang akan didaftarkan sebagai varietas unggul baru maupun dijadikan
tetua dalam program pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi dan menguji daya hasil 24 klon ubi kayu dengan membandingkan
klon-klon tersebut dengan varietas standar UJ3 dan UJ5 dan membuat deskripsi
24 klon yang diuji. Klon UJ 3 dan UJ5 merupakan klon standar yang umum
ditanami oleh petani di Lampung. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Putih,
Natar, Lampung Selatan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2016.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
kelompok teracak sempurna (RKTS) yang terdiri dari dua ulangan. Karakter
kualitatif yang diperoleh dilakukan perhitungan jumlah klon pada setiap karakter,
kemudian dihitung persentasenya dalam jumlah keseluruhan klon yang ada.
Sedangkan pada karakter kuantitatif dilakukan analisis ragam untuk mengetahui
Dian Latifathul Mar’ah
perbedaan nilai tengah antarperlakuan, menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya keragaman warna.
Warna pucuk daun didominasi oleh warna hijau keunguan, warna tangkai atas
daun didominasi oleh warna hijau kemerahan, warna tangkai bawah daun
didominasi oleh warna merah, warna batang didominasi oleh warna perak, warna
kulit luar ubi didominasi oleh warna coklat terang, warna korteks ubi didominasi
oleh warna kuning dan warna daging ubi didominasi oleh warna putih.
Tingkat keragaman tinggi ditunjukkan oleh variabel tinggi tanaman, diameter
batang, diameter penyebaran ubi, bobot berangkasan, bobot ubi per tanaman,
indeks panen, jumlah lobus dan tingkat percabangan produktif. Klon-klon yang
lebih unggul dari klon UJ 3 dan UJ 5 pada variabel jumlah ubi per tanaman, bobot
ubi per tanaman, indeks panen dan rendemen pati yaitu klon T-190414-
Bercabang, Gayor, Malang 6-101, MU 22, BL 1, CMM 96-1-105, MU 111, UJ 3-
110116-MB-2, UJ 3-Kecil, CMM 25-27 MB1, SL 87, CMM 25-27-281014, SL
221, Sl 36, CMM 25-27-3 dan CMM 25-27-172.
Kata kunci : keragaman, klon unggul, ubi kayu, uji daya hasil.
EVALUASI DAN UJI DAYA HASIL 24 KLON UBI KAYU (Manihot
esculenta Crantz) DI DESA MUARA PUTIH, NATAR, LAMPUNG
SELATAN
Oleh
DIAN LATIFATHUL MAR’AH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
r
,,,[dJil Slripsi
Ilarna Mahasiswa
llornor Pokok Mahasiswa
fim$an
hlsrltas
EVALUASI DAN UJI DAYA IIASIL 24IILON UBI I(AIU (ltlanllrct err;ulentaCrantzl DI DESA UUARA PUTIII, IIAIAB"I,ATITPUNG SDI,ATAN
{Diqtt %tilo{uf !}tu"qfl
t3t4L2L045
Agroteknologi
Pertianian
IIDNYDTUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. lr. Sctyo llnrt Utomo, H.Sc.NrP 1961 1021 1985051002 NrP 195607 L2r982t1 1002
2. Ketua Jurusan AgrotelmologituPlof. Dr. Ir. Srl Yusnalnl, !I.Sl.
NrP 196505081988112@L
IUEN(iDSAIIltAN
i
-r.,i#.":f'.,
I\!l
Plof. IF. Ir. Setyo Ilwl Utomo, !1.
t
Dr. Ir. Drutn Yulladl, ![.Sc"
Akarl Edy, S.P., l[.S1.
I
. lrvan $uH Banuwa,lt[.S|.o201986051002
I
,rlqj
l+I
Pertanian
Tanggal Lulus Ujidn skripi : fl8 Novenler Jotl
SURAT PERFTYATAAI\T
'":. t
$aya yang bertanda tangan di baw.4h ini, meiyatakan bahwa skripsi saya yang
bcddul "EVALUASI DAll UJI DAYA 24 KLON t BI KAYU (Manihotl+'
sutenta.Cyana) III DESA MUARA PIITdI, NATA& LAMPUNG
ffiIl\TAN'merupakan n*if kary. saya sendiri bukan hasil karya orang lain.
Semua hasil yang tertuang dalam slaipdi ini telah mengi*uti kaidah penulisan
fulailmiah Universitas Lamprrng. Apabila kemudiao hari t€6ukti bahwa skripsi
ini merupakan hasil salinan atau dibuat oleh orang lain, maka saya bersedia
m€n€rima Sanksisesuai dengan ketentrran akademik yang berlaku.
Bandar Lampung November 2017
Diah latifathul}{PM t3t412lm
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 29 Juni 1995, sebagai anak ke-4 dari
6 bersaudara dari bapak Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S. dan ibu Ir. Any Kusumastuti,
M.S. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-
kanak(TK) Mutiara Hati Klaten diselesaikan tahun 2001, Sekolah Dasar (SD)
Negeri 1 Gunung Terang diselesaikan tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 8 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2010, dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) Al-Kautsar Bandar Lampung diselesaikan tahun 2013.
Tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur undangan Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Tahun 2016, penulis melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Balam, Kabupten Pesisir Barat, Kecamatan
Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Tahun yang sama pula penulis melaksanakan
Praktik Umum (PU) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Provinsi
Jawa Barat. Tahun 2017, penulis menjadi asisten dosen pada praktikum mata
kuliah Produksi Tanaman Perkebunan serta Produksi Tanaman Ubi-ubian dan
Kacang-kacangan untuk Program Studi Agroteknologi.
Alhamdulillahirobbil’alamin
Dengan tulus dan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini untuk:
Keluarga tercinta papa Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S dan Ibu Ir. Any
Kusumastuti, M.S serta kakak dan adikku sebagai wujud rasa terima kasih dan
baktiku atas doa, pengorbanan, kasih sayang, dan dukungan yang diberikan.
Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., dan
Dr. Ir. Erwin Yuliadi, M.Sc.yang telah memberikan saran, motivasi, dan
bimbingan
serta
Almamater tercinta
Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya”
(QS. Al-Baqarah: 286)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan..”
(Q.S. Al-Insyirah: 5)
“Sukses terdiri dari keberlanjutan kesalahan demi kesalahan tanpa
kehilangan rasa antusias”
- Winston Churchill
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah
Subhanahu wa Ta’ala, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
berbagai kemudahan yang telah diberikan-Nya sehingga penyusunan skripsi ini
dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Evaluasi Dan Uji Daya Hasil 24 Klon
Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) di Desa Muara Putih, Natar, Lampung
Selatan” merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian
Universitas Lampung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan saran, gagasan,
bimbingan, dan ilmu bermanfaat sampai penulisan skripsi ini selesai.
2. Dr. Ir. Erwin Yuliadi, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang
telah menyisihkan waktu dan pikirannya untuk memberikan fasilitas, saran,
dukungan, serta bimbingan yang diberikan selama penelitian hingga
penulisan skripsi selesai.
3. Akari Edy, S.P., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan dan arahan.
4. Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
5. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
6. Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik.
7. Kedua orang tua, bapak Dr.Ir. Rudy Sutrisna, M.S., ibu Ir. Any Kusumastuti,
M.S., serta kakak dan adikku yang tidak pernah lupa berdoa kepada Allah
SWT untuk kelancaran, serta mendukung secara moral dan material.
8. Rekan satu tim yaitu Dea Novia Natasya, Dena Tiara Marishka, Apriyanti,
dan Nur Kholis yang selalu memberikan semangat, kepeduliaan, keceriaan
dalam proses penelitian maupun penulisan.
9. Sahabat terdekat Tri Hendra dan Ine Layna Azka yang tidak pernah lupa
untuk mendukung dan memberi semangat.
10. Sahabat – sahabat di masa perkuliahan Catur Ryan N, Dito Aditya, Agil
Ikhsandi , Ade Yulistiani, Dede Rahayu, Annisa Fitri, Muhammad Saifudin
dan Dimmas Pranata G.
11. Teman-teman KKN yaitu Meyditia Al- Fanni, Nikita Riskila, Yoga Saputra,
Yones Sepriansah, Ardian Ilham dan Bli Nyoman, yang tak pernah lupa
untuk mendukung dan memotivasi.
12. Teman – teman Catur with the girls semasa perkuliahan Annove Kurnia A,
Eka Aprilia, Alifia Rahma A, Dytri Anintyas, Dwi Arianti, Ervina Eka Putri,
dan Ayu Dwi Raminda dan teman kelas AGT A lainnya yang sudah
memberikan dukungan.
13. Teman-teman Wacana Asik yaitu Ayu Widya P, Diah Monica, Arif
Wicaksana, Andri Tri W dan David Irvanto.
14. Seluruh angkatan Agroteknologi 2013 yang telah bersama-sama dari awal
perkuliahan.
15. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang secara
langsung telah membantu baik selama pelaksanaan penelitian maupun dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, dan
Penulis berharap semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas semua kebaikan
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Bandar Lampung, November 2017
Penulis,
Dian Latifathul Mar’ah
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................... i
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah .................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
1.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. 4
1.4 Hipotesis ................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Ubi Kayu .................................................................. 7
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman ......................................................... 8
2.3 Manfaat Tanaman .................................................................... 9
2.4 Pemuliaan Tanaman Ubi Kayu ................................................ 10
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 13
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 13
3.3 Metode Penelitian .................................................................... 14
3.4 Analisis Data ............................................................................ 15
3.4.1 Karakter Kuantitatif .................................................... 16
3.4.2 Karakter Kualitatif ...................................................... 16
3.5 Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 16
3.5.1 Pengolahan Tanah ....................................................... 16
3.5.2 Penanaman .................................................................. 16
3.5.3 Pemeliharaan ............................................................... 18
3.6 Variabel Pengamatan ............................................................... 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 26
4.1.1 Karakter Kualitatif pada klon-klon ubi kayu ............... 26
4.1.2 Karakter Kuantitatif pada klon-klon ubi kayu .............. 31
ii
4.1.3 Deskripsi Klon - Klon Unggul Ubi Kayu ................ 40
4.2 Pembahasan .......................................................................... 51
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .................................................................................. 60
5.2 Saran ......................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62
LAMPIRAN ................................................................................................. 66
Tabel 27- 64 .................................................................................................. 67-104
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Identitas 24 klon ubi kayu .............................................................. 14
2. Deskripsi klon UJ 3 dan UJ 5 ........................................................ 15
3. Tata letak percobaan ...................................................................... 17
4. Warna daun pucuk ......................................................................... 28
5. Warna tangkai atas ........................................................................ 28
6. Warna tangkai bawah .................................................................... 29
7. Warna batang ................................................................................. 30
8. Warna kulit luar ubi ....................................................................... 30
9. Warna korteks ubi .......................................................................... 31
10. Warna daging ubi ........................................................................... 31
11. Rekapitulasi analisis ragam variabel kuantitatif yang diamati ...... 32
12. Pengaruh klon terhadap tinggi tanaman, diameter batang, dan
Tingkat percabangan reproduktif ................................................... 34
13. Pengaruh perlakuan klon terhadap boobt brangkasan dan diameter
penyebaran ubi ............................................................................... 36
14. Pengaruh perlakuan klon terhadap jumlah ubi per tanaman dan
Bobot ubi per tanaman ...................................... ................................ 38
15. Pengaruh perlakuan klon terhadap rendemen pati, indeks panen dan
jumlah lobus .............................................................................................. 40
16. Urutan 5 klon tertinggi berdasarkan variabel jumlah ubi per
tanaman, dan bobot ubi per tanaman ................................................ 41
iv
17. Urutan 5 klon tertinggi berdasarkan variabel indeks panen
dan rendemen pati ................................................................................... ...... 42
18. Rekapitulasi 17 klon tertinggi berdasarkan variabel jumlah
ubi per tanaman, bobot ubi per tanaman, indeks panen, dan
kadar pati ........................................................................................ 43
19. Deskripsi klon Gayor dan T 190414-Bercabang ........................... 44
20. Deskripsi klon Malang 6-101 dan MU 22 ..................................... 45
21. Deskripsi klon BL1 dan CMM-96-1-105 ....................................... 46
22. Deskripsi klon MU III dan UJ 3 110116 MB-2 ............................. 47
23. Deskripsi klon UJ 3-Kecil dan CMM 25-27-MB1 ......................... 48
24. Deskripsi klon SL 87 dan CMM 25-27-281014 ............................ 49
25. Deskripsi klon CMM 25-27-172 dan SL 221 ................................ 50
26. Deskripsi klon Sl 3 dan CMM 25-27-3 ......................................... 51
27. Rekapitulasi analisis ragam variabel kuantitatif ............................. 67
28. Tinggi tanaman klon-klon ubi kayu ............................................... 68
29. Analisis ragaman tinggi tanaman .................................................. 69
30. Diameter batang klon-klon ubi kayu ............................................ 70
31. Analisis ragam diameter batang ................................................... 71
32. Jumlah lobus klon-klon ubi kayu .................................................. 72
33. Analisis ragam jumlah lobus ......................................................... 73
34. Tingkat percabangan reproduktif klon-klon ubi kayu .................. 74
35. Tingkat percabangan reproduktif klon-klon ubi kayu
(transformasi √x+0,5) ..................................................................... 75
36. Analisis ragam tingkat percabanganreproduktif ............................. 76
37. Diameter penyebaran ubi klon-klon ubi kayu ......................................... 77
v
38. Diameter penyebaran ubi klon-klon ubi kayu
(transformasi √x+0,5) ..................................................................... 78
39. Analisis ragam diameter penyebaran ubi........................................ 79
40. Jumlah ubi klon-klon ubi kayu ..................................................... 80
41. Jumlah ubi klon-klon ubi kayu (transformasi √x+0,5) ................... 81
42. Analisis ragam jumlah ubi .............................................................. 82
43. Bobot ubi klon-klon ubi kayu ....................................................... 83
44. Bobot ubi klon-klon ubi kayu (transformasi √x+0,5 ..................... 84
45. Analisis ragam bobot ubi ............................................................... 85
46. Indeks panen klon-klon ubi kayu .................................................. 86
47. Analisis ragam indeks panen ......................................................... 87
48. Bobot brangkasan klon-klon ubi kayu .......................................... 88
49. Bobot brangkasan klon-klon ubi kayu (transformasi √x+0,5). ...... 89
50. Analisis ragam bobot brangkasan ................................................... 90
51. Rendemen pati klon-klon ubi kayu ............................................... 91
52. Analisis ragam rendemen pati ........................................................ 92
53. Deskripsi klon 27 dan Bendo 3 ...................................................... 93
54. Deskripsi klon BL 1 dan CMM 25-27 MB1 .................................. 94
55. Deskripsi klon CMM 25-27-172 dan CMM 25-27-281014 ........... 95
56. Deskripsi klon CMM 25-27-3 dan CMM 96-1-105 ...................... 96
57. Deskripsi klon Klenteng 16 KS dan Malang 6-101 ........................ 97
58. Deskripsi klon MU 104 danmu 22 ................................................. 98
59. Deskripsi klon MU 35 dan MU 111 .............................................. 99
60. Deskripsi klon Mulyo 3 dan SL 221 ............................................ 100
61. Deskripsi klon SL 36 dan SL 87 ................................................... 101
vi
62. Deskripsi klon T 190414-Bercabang dan UJ 3 110116 MB-2 .... 102
63. Deskripsi klon UJ 3-Kecil dan UJ 3 ............................................ 103
64. Deskripsi klon UJ 3-13-Bercabang dan UJ 5 .......................... ........ 104
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Perakitn Varietas Unggul Ubi Kayu ................................... 11
2. Peta Jalan Penelitian (roadmap) Pemuliaan Ubi Kayu di
Universitas Lampung ...................................................................... .......... 12
3. Tata Letak dan Cara Pengambilan Sampel .................................... 17
4. Alternatif warna daun pucuk .......................................................... 19
5. Alternatif warna tangkai daun ........................................................ 20
6. Alternatif warna batang .................................................................. 21
7. Alternatif warna kulit ubi bagian luar ............................................ 22
8. Alternatif warna korteks ................................................................. 22
9. Alternatif warna daging ubi ............................................................ 23
10. Alternatif warna jumlah lobus ........................................................ 23
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sejenis tanaman perdu tahunan
tropika dan subtropika yang ditanam secara komersil di Indonesia dan merupakan
bahan makanan pokok di beberapa wilayah Nusantara. Ubi kayu memiliki
manfaat dan kandungan seperti karbohidrat (34,7 g/ 100g), protein (1,2 g/ 100g)
(Soetanto, 2008) serta pati dan kadar gula bebasnya yang tinggi (Carvalho et al.,
2004). Selain itu ubi kayu dapat dimanfaatkan sebagai olahan makanan rumah
tangga, minyak, tepung tapioka, pakan ternak maupun sebagai bahan papan untuk
pembuatan pagar.
Banyaknya manfaat yang dimiliki oleh tanaman ubi kayu menjadikan tanaman ini
sebagai komoditi unggulan dengan prospek yang cerah apabila ketersediaan
produksi ubi kayu terpenuhi. Menurut Purwono dan Heni (2009) ubi kayu dapat
beradaptasi tinggi terhadap kondisi lingkungan sehingga memungkinkan untuk
memberikan hasil yang tinggi. Hal tersebut didukung oleh data Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2015, bahwa ubi kayu mencapai nilai produksinya
sebesar 21.801.415 ton dengan luas areal panen 949.916 ha atau setara dengan 23
ton/ha yang menjadikan negara Indonesia penghasil ubi terbesar ketiga di dunia.
Provinsi Lampung menduduki peringkat pertama sebagai produsen ubi kayu
2
terbesar dengan kontribusi 7.387.084 ton pada luas areal panen 279.337 ha atau
setara dengan 26 ton/ ha (Badan Pusat Statistik, 2016).
Produksi ubi kayu yang tinggi harus dipertahankan, mengingat kebutuhan bahan
baku yang terus meningkat tiap tahunnya. Namun, budidaya ubi kayu menemui
berbagai macam kendala seperti minimnya ketersediaan lahan akibat
pengkonversian lahan ke bidang industri perumahan dan kemungkinan terjadinya
fluktuasi harga. Fluktuasi harga yang tinggi menyebabkan rendahnya minat petani
dalam menggunakan bahan tanam bervarietas unggul, penggunan pupuk secara
optimal maupun pemberian obat-obatan (pestisida) secara berkala. Jika
lingkungan dan sarana produksi tidak terpenuhi maka dapat menurunkan
produksi. Hal ini berdampak pada tidak stabilnya ketersediaan ubi kayu, sehingga
diperlukan kegiatan yang dapat meningkatkan produksi dan produktivitas ubi
kayu secara optimal.
Pemuliaan tanaman merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengatasi kendala tersebut. Perakitan varietas unggul baru yang berdaya hasil
tinggi serta mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan merupakan salah satu
upayanya. Kegiatan/ aktivitas perakitan varietas unggul ubi kayu yang telah
dilakukan di Universitas Lampung pada tahun 2010-2015 meliputi introduksi dan
eksplorasi dari stek dan benih botani serta hibridisasi alami dan buatan antar klon
atau antar varietas unggul nasional, dari kegiatan tersebut sudah menghasilkan
100- 120 klon unggul yang siap di evaluasi/ diuji daya hasilnya (Utomo et al.,
2015).
3
Penelitian ini merupakan penilitian lanjutan dari kegiatan tersebut, yaitu menguji
daya hasil dan evaluasi agronomi pada 24 klon unggul dari 120 klon yang
dihasilkan, kemudian dibandingkan dengan varietas unggul nasional/standar UJ3
dan UJ5. Setelah dilakukan pengujian diperoleh deskripsi secara agronomi dan
morfologi pada setiap klon. Apabila klon yang diuji memiliki potensi yang lebih
unggul daripada varietas standar maka klon tersebut berpotensi untuk dijadikan
sebagai varietas unggul baru dengan produksi dan produktivitas yang tinggi.
Klon-klon ubi kayu yang siap dilepas sebagai varietas unggul harus memenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut : (1) Terdapat silsilah tanaman dan metode
pemuliaan yang digunakan, (2) Tersedia deskripsi yang lengkap dan jelas untuk
memungkinkan identifikasi dan pengenalan varietas tersebut secara akurat, (3)
Menunjukkan keunggulan terhadap varietas pembanding, (4) Pernyataan dari
pemilik bahwa benih penjenis tersedia baik dalam jumlah maupun mutu yang
cukup untuk perbanyakan lebih lanjut, dan (5) Dilengkapi data hasil pengujian
lapangan seluruh lokasi atau laboratorium (Syukur, 2015). Berdasarkan hal
tersebut pada penelitian kali ini akan dilakukan pengkajian deskripsi serta uji daya
hasil pada setiap klon – klon ubi kayu agar dapat dilepas menjadi ubi kayu
bervarietas unggul.
4
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah diuraikan, maka disusun
perumusan masalah yaitu:
1. Apakah 24 klon ubi kayu memiliki keragaman karakter morfologi dan
agronomi
2. Apakah 24 klon ubi kayu memiliki karakter morfologi dan agronomi yang
lebih unggul dibandingkan dengan varietas standar UJ3 dan UJ5
3. Bagaimanakah karakter klon terbaik yang dibandingkan dengan varietas
standar UJ3 dan UJ5
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi keragaman pada 24 klon ubi kayu (Manihot esculenta
Crantz)
2. Mengevaluasi keunggulan dari 24 klon ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
pada karakter morfologi dan agronomi yang dibandingkan dengan varietas
standar UJ3 dan UJ5
3. Mendapatkan klon terbaik yang dibandingkan dengan varietas standar UJ3
dan UJ5
1.3 Kerangka Pemikiran
Tanaman ubi kayu mengandung banyak gizi seperti vitamin, karbohidrat, protein
serta kandungan pati dan kadar gula bebasnya yang tinggi. Kandungan kadar gula
bebas yang tinggi dapat digunakan sebagai bahan baku industri seperti bioetanol.
5
Selain itu bagian tanaman seperti daun maupun ampas ubi dapat dimanfaatkan
sebagai olahan pangan maupun pakan ternak.
Namun, di antara kelebihan tersebut terdapat permasalahan pada budidayanya
seperti minimnya ketersediaan lahan akibat pengkonversian lahan ke bidang
industri perumahan dan kemungkinan terjadi fluktuasi harga menyebabkan minat
petani yang rendah dalam penggunaan bahan tanam bervarietas unggul,
penggunan pupuk secara optimal, maupun pemberian obat-obatan (pestisida)
secara berkala. Jika lingkungan dan sarana produksi tidak terpenuhi maka dapat
menurunkan produksi. Mengingat kebutuhan bahan baku yang terus meningkat,
hal tersebut akan berdampak pada tidak stabilnya ketersediaan ubi kayu, dengan
demikian untuk mempertahanakan dan meningkatkan produksi serta produktivitas
ubi kayu dilakukan penggunaan ubi kayu bervarietas unggul.
Teknologi yang mungkin digunakan ialah penggunaan klon-klon ubi kayu yang
dirakit menjadi suatu varietas unggul baru. Varietas unggul baru yang dimaksud
ialah varietas yang memiliki ketahanan akan organisme penganggu tanaman dan
kondisi lingkungan yang ada serta mampu berproduksi tinggi. Untuk merakit
varietas unggul baru dilakukan beberapa tahapan yaitu dengan dilakukannya
perluasan keragaman genetik populasi awal, evaluasi karakter agronomi dan
seleksi kecambah dan tanaman yang tumbuh dari biji botani, evaluasi dan seleksi
klon, uji daya hasil pendahuluan, dan uji daya hasil lanjutan (Aldiansyah, 2012)
Perluasan keragaman genetik dilakukan dengan cara introduksi klon-klon ubikayu
dari berbagai daerah maupun lokal, dengan demikian diperoleh keragaman
6
genetik secara mudah. Terdapatnya keragaman pada suatu populasi akan
memudahkan proses seleksi yang efektif. Seleksi yang dilakukan dengan baik
dilanjutkan dengan evaluasi karakter agronomi dengan perolehan deskripsi
keragaman pada klon – klon ubi kayu yang diamati. Deskripsi tersebut nantinya
akan berfungsi sebagai salah satu syarat untuk memenuhi pelepasan klon-klon
ubi kayu bervarietas unggul.
Penelitian ini berada pada posisi evaluasi karakter agronomi dan uji daya hasil
beberapa klon unggul dari bahan tanam stek hasil koleksi, introduksi dan
hibridisasi yang kemudian dibandingkan dengan varietas unggul nasional/standar
UJ3 dan UJ5. Apabila hasil klon yang diperoleh memiliki potensi yang lebih
unggul dibandingkan varietas standar maka klon tersebut berpotensi untuk
dijadikan sebagai varietas unggul baru.
1.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka diperoleh
hipotesis sebagai berikut.
1. Terdapat keragaman pada 24 klon ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
2. Terdapat klon – klon lebih unggul yang dibandingkan dengan varietas
pembanding/standar UJ3 dan UJ5
3. Didapatkan klon terbaik yang dibandingkan dengan varietas
pembanding/standar UJ3 dan UJ5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Ubi kayu
Tanaman ubi kayu dalam sistematika (klasifikasi) tumbuhan, diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta Crantz sin. M. Utilissima Pohl (Rukmana,
1997).
Tanaman ubi kayu terdiri atas beberapa bagian yaitu batang, daun, bunga dan ubi.
Semakin bertambah umur tanaman maka bagian-bagian tersebut akan mengalami
perubahan. Batang pada ubi kayu memiliki warna yang bervariasi. Tanaman yang
masih muda umumnya berwarna hijau, ketika tanaman telah memasuki umur tua
batang berwarna keputihan, kelabu, hijau kelabu atau cokelat kelabu. Struktur
8
batang ubi kayu beruas-ruas, panjang dan berkayu serta empulur pada batang ubi
kayu berwarna putih dan lunak seperti gabus (Alves, 2002).
Daun tanaman ubi kayu memiliki 5 - 9 lobus dengan bentuk daun menjari
(Rukmana, 1997). Jenis bunga yang dimiliki yaitu bunga berumah satu dan
mengalami proses penyerbukan silang. Bunga jantan pada tanaman ubi kayu
memiliki 2 lingkaran dimana masing-masing lingkaran tersebut terdapat 5 benang
sari. Penyerbukan sendiri akan terjadi secara alamiah jika bunga jantan dari
tangkai bunga berbeda (dalam satu tanaman) membuka bersamaan (Jennings dan
Iglesias, 2002).
Akar pada tanaman ubi kayu akan membentuk ubi sebagai akibat dari perubahan akar
tanaman yang kemudian dijadikan sebagai tempat penimbunan pati. Bentuk ubi pada
umumnya bulat memanjang, berwarna putih gelap atau kuning gelap dan pada setiap
tanaman dapat menghasilkan kisaran 5 - 10 ubi.
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman
Ubi kayu (Manihot esculenta Cratntz) adalah perdu tahunan tropika dan
subtropika dari suku Euphorbiaceae. Ubi kayu tumbuh pada kondisi iklim yang
sangat variatif, berkisar antara 30o LS dan 30
o LU,pada ketinggian antara 0-2300
diatas permukaan laut ( Wargiono et al., 2009).
Tanaman ubi kayu merupakan salah satu tanaman yang dapat ditanam di lahan
kering dengan berbagai jenis tanah. Seperti halnya pada tanah ultisol di Provinsi
Lampung, ubi kayu sebagian besar ditanam di lahan tersebut yang mempunyai
sifat-sifat tanah masam dengan kandungan hara miskin dan Al-dd tinggi. Klon UJ
9
5 yang pada umumnya ditanam pada lahan tersebut (Balai Penelitian Tanaman
Kacang dan Ubi-ubian, 2012).
Struktur tanah gembur adalah hal utama dalam penanaman ubi kayu sebab tanah
yang gembur akan berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan ubi.
Disamping itu, untuk mendukung produksi ubi yang tinggi diperlukan pemberian
pupuk secara tepat, terutama pada tanah yang berat diperlukan pemberian pupuk
organik secara berkala (Prihandana et al., 2007).
Tanaman ubi kayu menghendaki curah hujan cukup. Curah hujan yang optimum
untuk ubi kayu berkisar antara 760 nm–1.015 nm per tahun. Apabila curah hujan
terlalu tinggi dan drainase kurang baik, maka bagian daun, batang dan ubi akan
berpotensi terkena serangan jamur dan bakteri (Prihandana et al., 2007).
2.3 Manfaat Tanaman
Ubi kayu mempunyai banyak manfaat dan prospek yang cukup baik seperti untuk
pembuatan bioetanol. Selain itu, ubi kayu memiliki kadar gula bebas (surgary
cassava) tinggi (Carvalho et al., 2004) sehingga dapat mempercepat proses
fermentasi (hidrolisis) pati menjadi etanol (bioetanol).
Ubi kayu digelari sebagai makanan super oleh Center for Science in the Public
Interest, berkat kandungan nutrisinya. Sepotong ubi kayu ukuran sedang
menyediakan lebih dari 200 persen kebutuhan harian akan vitamin A. Vitamin ini
muncul dalam bentuk beta karoten, yang memberikan warna kuning oranye pada
ubi (Widowati dan Damardjati, 2001).
10
Pemanfaatan ubi kayu menjadi Modified Cassava Flour (MOCAF) yaitu tepung
ubi kayu yang dimodifikasi. Prinsip modifikasi pada pembuatan tepung ini terjadi
pada sel ubi kayu dengan cara difermentasi. Mikroba asam laktat pada proses
fermentasi menghasilkan enzim-enzim pektinolitik dan sellulolitik yang dapat
menghancurkan dinding sel ubi kayu, sehingga terjadi liberasi granula pati, selain
itu terjadi hidrolisis pada pati menjadi gula kemudian diubah menjadi asam-asam
organik (asam laktat) dengan bantuan enzim lain yang dihasilkan dari mikroba
tersebut. Hal tersebut menyebabkan karakter tepung lebih mudah terlarut, dan
naiknya viskositas, kemampuan gelasi serta daya dehidrasi (Effendi, 2010).
2.4 Pemuliaan Tanaman Ubi kayu
2.4.1 Tahap-Tahap PerakitanVarietas/KlonUnggul
Umumnya perbanyakan ubi kayu dilakukan secara vegetatif, sehingga karakter
fenotipe pada tanaman yang dihasilkan bersifat homogen. Dalam pelaksanaan
perakitan variestas/ klon unggul ubi kayu dilakukan beberapa tahap meliputi
penciptaan dan perluasan keragaman genetik populasi awal, evaluasi karakter
agronomi dan seleksi kecambah dan tanaman yang tumbuh dari biji botani,
evaluasi dan seleksi klon, uji daya hasil pendahuluan ,dan uji daya hasil lanjutan
(CIAT, 2005).
Pelepasan suatu galur bervarietas unggul dapat dilakukan dengan terpenuhinya
populasi yang beragam pada galur tersebut. Populasi yang beragam dapat
diperoleh melalui introduksi, hibridisasi, mutasi, dan lain-lain. Introduksi tanaman
dapat dilakukan dengan mendatangkan klon-klon ubi kayu dari daerah maupun
11
negara lain. Pada proses perakitan suatu varietas/klon menjadi varietas/ klon yang
unggul, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu : (1) Varietas atau klon
yang dihasilkan harus mempunyai tingkat efisiensi produksi yang baik, artinya
input yang diberikan harus memberikan pertambahan bagi output, (2) Perlu
diperhatikan kebiasaan pola tanam di wilayah yang akan menggunakan varietas
yang akan dihasilkan, (3) Varietas unggul terkait dengan sarana produksi yang
diperlukan, (4) Hasil yang diberikan tidak dapat lepas dari peluang pemasarannya
(Syukur et al., 2012).
Tahap evaluasi dalam rangka seleksi dilakukan setelah diperolehnya populasi
yang beragam. Modifikasi skema tahap-tahap pemuliaan ubi kayu oleh Ceballos
et al (2006) dalam seleksi untuk perakitan varietas unggul ubi kayu tersaji pada
(Gambar 1).
Gambar 1. Skema perakitan varietas unggul ubi kayu (Ceballos et al, 2006).
12
2.4.2 Pemuliaan Tanaman Ubi kayu di Universitas Lampung
Perakitan varietas/ klon unggul nasional dapat dilakukan dengan adanya sumber
genetik dengan keragaman yang luas. Dengan tercapainya suatu varietas unggul
dapat mempengaruhi pada peningkatan produksi ubi kayu sehingga hasil produksi
yang dieroleh dapat digunakan secara efisien sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Pada pemuliaan tanaman ubi kayu di Universitas Lampung perolehan varietas
unggul diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi bioetanol (Utomo et al.,
2015) Kegiatan pemuliaan tanaman sudah dilakukan pada tahun 2010-2015 yang
tersaji pada Gambar 2, meliputi introduksi dan eksplorasi dari stek dan benih
botani, hibridisasi alami dan buatan antarklon atau antar varietas unggul nasional.
Gambar 2. Peta Jalan penelitian (Roadmap) Pemuliaan Ubi kayu di Universitas
Lampung (Utomo et al., 2015)
Hibridisasi
alami &
buatan antar
klon
(2011-2015)
Regenerasi in
vitro &
induksi
keragaman
somaklonal
(2013)
Studi
Genetik
Introduksi /
eksplorasi
klon-klon dari
stek benih
botani (2010-
2011)
Karakterisasi,
evaluasi dan
seleksi klon
(2013-2015)
Uji
Daya
Hasil
Plasma Nutfah dan Klon-Klon Ubi
Kayu
Varietas / kon
unggul
berdaya hasil
dan berkadar
pati/
berendemen
etanol tinggi,
berumur
genjah atau
memiliki
kandungan
nutrisi tinggi
serta tahan
hama dan
penyakit
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Universitas Lampung yang
terletak di Desa Muara Putih, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan
mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2016.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan yaitu alat tulis, golok,cangkul, ember, tali rafia, kain,
loyang, plastik label, kertas label, meteran, jangka sorong, timbangan digital,
oven, kamera digital dan alat parut. Bahan- bahan yang digunakan adalah stek ubi
kayu sebanyak 500 stek dari 24 klon yaitu MU III, CMM 25-27-281014, Gayor,
MU 35, SL 221, MU 22, CMM 25-27-MB1, T 190414-Bercabang, Bendo, SL 36,
UJ 3 110116 MB-2, MU 104, Malang 6-101, SL 87, UJ 3, BL 1, UJ 5, UJ 3-Kecil,
Mulyo 3, Klenteng 16 KS, CMM 25-27-155, UJ 3-13-Bercabang, dan CMM 25-
27-3. Pada tiap baris terdapat 10 tanaman dengan 2 kali ulangan (Tabel 1). Stek
yang ditanam dengan ukuran panjang berkisar 20 – 25 cm dan diameter berkisar
3-5cm.
14
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS)
berdasarkan plot yang terdiri dari 2 ulangan. Setiap ulangan terdapat 24 perlakuan
dengan masing-masing ulangan terdapat 10 tanaman sebagai satuan percobaan
dan 3 tanaman merupakan tanaman sampel. Perlakuan klon-klon yang diamati
tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Identitas 24 Klon Ubi Kayu
No Aksesi Asal
1 MU III F1 half siblings Mentik Urang-
2 CMM 25-27-281014 F1 half siblings CMM 25-27
3 Gayor F1 half siblings Gayor
4 MU 35 F1 half siblings Mentik Urang
5 SL 221 F1 half siblings Sayur Liwa
6 MU 22 F1 half siblings MU-22
7 CMM 25-27-MB1* F1 half siblings CMM 25-27
8 T 190414-bercabang** F1 half siblings Thailand
9 Bendo 3 F1 half siblings Bendo-3
10 SL 36 F1 half siblings Sayur Liwa
11 UJ 3 110116 MB-2 F1 half siblings UJ3
12 MU 104 F1 half siblings Mentik Urang
13 Malang 6-101 F1 half siblings Malang
14 SL 87 F1 half siblings Sayur Liwa
15 UJ 3 F1 half siblings UJ3
16 BL 1 Lokal Lampung
17 UJ 5 F1 half siblings UJ3
18 UJ 3-Kecil F1 half siblings UJ3
19 Mulyo 3 F1 half siblings Klon Mulyo
20 Klenteng 16 KS F1 half siblings Klenteng
21 CMM 25-27-155 F1 half siblings CMM 25-27
22 UJ 3-13-Bercabang** F1 half siblings UJ3
23 CMM 25-27-172 F1 half siblings CMM 25-27
24 CMM 25-27-3 F1 half siblings CMM 25-27
Keterangan:
half siblings : Nama tetua betina
*Bunga : Bahan tanam berasal dari biji
**Cabang : Bahan stek yang diambil di atas percabangan tingkat 1
15
Penelitian ini menggunakan klon UJ-5 dan UJ-3 sebagai varietas pembanding.
Deskripsi klon UJ-5 dan UJ-3 diruraikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Deskripsi Klon Pembanding UJ-5 dan UJ-3
No. Deskripsi UJ 3 UJ 5
1 Dilepas tahun 2000 2000
2 Nama daerah Rayong-6 Kasetsart-50
3 Asal Introduksi dari Thailand Introduksi dari Thailand
4 Potensi hasil 20– 35 t/ha ubi segar 25– 38 t/ha ubi segar
5 Umur panen 8– 10 bulan 9– 10 bulan
6 Tinggi tanaman 2,5– 3,0 m >2,5 m
7 Bentuk daun Menjari Menjari
8 Warna pucuk daun Hijau muda kekuningan Coklat
9 Warna petiole Kuning kemerahan Hijau muda kekuningan
10 Warna kulit batang Hijau merah kekuningan Hijau perak
11 Warna batang dalam Kuning Kuning
12 Warna ubi Putih kekuningan Putih
13 Warna kulit ubi Kuning keputihan Kuning keputihan
14 Ukuran tangkai ubi Pendek Pendek
15 Tipe tajuk >1 m >1 m
16 Bentuk ubi Mencengkeram Mencengkeram
17 Rasa ubi Pahit Pahit
18 Rendemen pati 20,0– 27,0% 19,0– 30,0%
19 Kadar air 60,63% 60,06%
20 Kadar abu 0,13% 0,11%
21 Kadar serat 0,10% 0,07%
22 Ketahanan terhadap
penyakit
Agak tahan CBB (Cassava
Bacterial Blight)
Agak tahan CBB (Cassava
Bacterial Blight)
23 Peneliti/pengusul Palupi Puspitorini, Fauzan,
Muchlizar Murkan,
Syahrin Mardik, Koes
Hartojo
Palupi Puspitorini, Fauzan,
Muchlizar Murkan,
Syahrin Mardik,
Koes Hartojo
Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (2012)
3.4 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamata diuji dengan metode yang dibedakan
berdasarkan karakter kualitatif dan karakter kuantitatifnya.
16
1.4.1 Karakter kualitatif
Karakter kualitatif diuji dengan menghitung persentase sifat yang muncul dari
keseluruhan sifat pada setiap klon atau perlakuan yang diberikan.
1.4.2 Karakter Kuantitatif
Data kuantitatif yang sudah diperoleh kemudian diuji homogenitas ragamnya
dengan menggunakan Uji Barlett. Jika data memenuhi asumsi maka dilanjutkan
dengan analisis ragam untuk mengetahui perbedaan nilai tengah antar perlakuan
menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%, pada variabel
(jumlah lobus dan tingkat percabangan ) tertentu digunakan analisis deskriptif.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan diawali dengan melakukan pembersihan lahan dari gulma,
kemudian dilanjutkan dengan penggemburan tanah secara mekanik menggunakan
cangkul. Lahan yang telah diolah dibuat petakan berukuran 250 m2 sebagai petak
untuk pertanaman.
3.5.2 Penanaman
Penanaman dilakukan pada bulan Januari 2016, menggunakan bahan berupa stek
ubi kayu yang telah dipotong dengan ukuran panjang berkisar 20 –25 cm. Batang
stek dipotong dengan posisi miring dengan tujuan agar memiliki penampang yang
lebih luas, sehingga memungkinkan lebih banyak akar yang tumbuh. Penanaman
17
P1
P2
P1
P3
P1
P1
I
P1
P2
P3
II
P1
x
z
stek ubi kayu dilakukan dengan jarak tanam 100 x 50 cm, stek yang sudah siap
ditanam dengan cara menancapkan stek dengan kedalaman 1/3 dari panjang
batang dengan tunas menghadap ke atas. Petak percobaan tersaji pada Gambar 3
dan Tabel 3 berikut ini.
Gambar 3. Tata Letak Percobaan dan Pengambilan Sampel
Keterangan:
I = Ulangan I
II = Ulangan II
X = Jarak antar tanaman sebagai perlakuan (100 cm)
Z = Jarak antar tanaman sebagai satuan percobaan (50 cm)
P1 = Klon tanaman sebagai perlakuan
= Tanaman Sampel
18
Tabel 3. Tata Letak Percobaan
No Klon Ulangan 1 Klon Ulangan 2
1 MU III Bendo 3
2 CMM 25-27-281014 T 190414
3 Gayor Mulyo 3
4 MU 35 Klenteng 16 KS
5 SL 221 CMM 25-27-3
6 MU 22 MU 104 Bercabang
7 CMM 25-27-MB1 Malang 6-101
8 T 190414-bercabang UJ 3 TBB
9 Bendo 3 CMM 96-1-105
10 SL 36 CMM 25-27-172
11 UJ 3 110116 MB-2 MU 22
12 MU 104 UJ 5 TBB
13 Malang 6-101 MU 35
14 SL 87 27
15 UJ 3 TBB UJ 3-Kecil
16 BL 1 SL 221
17 UJ 5 TBB UJ 3-13-Bercabang
18 UJ 3 Kecil MU 111
19 Mulyo 3 CMM 25-27-155
20 Klenteng 16 KS SL 87
21 CMM 25-27-155 BL 1
22 UJ 3-13-Bercabang CMM 25-27 MB 1 Mudah Berbunga
23 CMM 25-27-172 UJ 3 110116 MB 2
24 CMM 96-1-105 SL 36
25 CMM 25-27-3 CMM 25-27 281014
3.5.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengguludan,
pemupukan dan pengendalian gulma. Penyiraman pada tanaman dilakukan
berdasarkan curah hujan. Pengguludan dilakukan setelah 1-2 BST. Pemupukan
dilakukan menggunakan pupuk NPK Mutiara dengan dosis 300 kg/ha .
Pengendalian gulma dilakukan dengan menyemprot herbisida berbahan aktif
paraquat berdosis 2ml/l selama 2 bulan sekali.
19
3.6 Variabel Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada variabel kualitatif dan kuantitatif. Variabel
kuantitatif meliputi tinggi tanaman, diameter batang tanaman, diameter
penyebaran ubi, jumlah ubi per tanaman, bobot ubi per tanaman, bobot
brangkasan, jumlah lobus, tingkat percabangan, indeks panen dan rendemen pati .
Variabel kualitatif meliputi warna pucuk daun, warna permukaan atas tangkai
daun, warna permukaan bawah tangkai daun, warna kulit luar batang, warna kulit
ubi bagian luar, warna kulit ubi bagian dalam, dan warna daging ubi, Pengamatan
kualitatif berupa warna dilakukan secara visual berdasarkan Deskripsi Morfologi
dan Agronomi untuk Tanaman Singkong (Fukuda et al., 2010).
1. Warna daun pucuk
Pengamatan warna daun pucuk dilakukan pada umur 32 minggu setelah tanam (32
mst). Warna daun pucuk diamati dan disesuaikan dengan pilihan warna pada buku
panduan, adapun skala pengamatannya sebagai berikut (Gambar 4).
a b c d
Gambar 4. Alternatif warna daun pucuk: (a) hijau muda; (b) hijau tua; (c) hijau
keunguan; dan (d) ungu (Fukuda et al., 2010).
20
2. Warna permukaan atas tangkai daun
Pengamatan warna permukaan atas tangkai daun dilakukan pada umur 32 minggu
setelah tanam (32 mst). Warna permukaan atas tangkai daun yang diamati pada
tangkai daun yang ke-5 dari pucuk kemudian warna disesuaikan pada buku
panduan dengan skala pengamatan terdapat pada (Gambar 5).
3. Warna permukaan bawah tangkai daun
Pengamatan warna permukaan bawah tangkai daun dilakukan pada umur 32
minggu setelah tanam (32 mst). Warna permukaan bawah tangkai daun yang
diamati pada tangkai daun yang ke-5 dari pucuk kemudian warna disesuaikan
pada buku panduan dengan skala pengamatan terdapat pada (Gambar 5).
a b c
d e f
Gambar 5. Alternatif warna tangkai daun: (a) hijau kekuningan; (b) hijau; (c)
hijau kemerahan; (d) merah kehijauan; (e) merah dan (f) ungu
(Fukuda et al., 2010).
21
4. Warna batang
Pengamatan warna batang dilakukan pada umur 32 minggu setelah tanam (32
mst) dengan mengamati batang bagian bawah yang terletak 30 cm dari titik
tumbuh stek kemudian warna disesuaikan pada buku panduan dengan skala
pengamatan sebagai berikut (Gambar 6).
a b c d
e f g
Gambar 6. Alternatif warna batang: (a) oranye; (b) hijau kekuningan; (c)
keemasan; (d) coklat terang; (e) perak; (f) abu-abu dan (g) coklat
gelap (Fukuda et al., 2010).
5. Warna kulit ubi bagian luar
Pengamatan warna kulit ubi bagian luar dilakukan pada umur 32 minggu setelah
tanam (32 mst) dengan melihat warna ubi bagian luar dan disesuaikan pada buku
panduan dengan skala pengamatan sebagai berikut (Gambar 7).
22
a b c d
Gambar 7. Alternatif warna kulit ubi: (a) putih; (b) kuning; (c) coklat terang dan
(d) coklat gelap (Fukuda et al., 2010).
6. Warna Korteks Ubi
Pengamatan warna korteks ubi dilakukan pada umur 32 minggu setelah tanam (32
mst), dengan mengelupas kulit bagian luar ubi kemudian warna disesuaikan pada
buku panduan dengan skala pengamatan sebagai berikut (Gambar 8).
a b c d
Gambar 8. Alternatif warna korteks ubi: (a) merah muda; (b) ungu; (c) putih dan
(d) kuning (Fukuda et al., 2010).
7. Warna daging ubi
Pengamatan warna ubi dilakukan pada umur 32 minggu setelah tanam (32 mst),
dengan membelah ubi kemudian warna disesuaikan pada buku panduan dengan
skala pengamatan sebagai berikut (Gambar 9):
23
a b c d
Gambar 9. Alternatif warna daging ubi: (a) putih; (b) putih susu; (c) kuning dan
(d) merah muda (Fukuda et al., 2010).
8. Jumlah lobus
Pengamatan jumlah lobus dilakukan pada umur 32 minggu setelah tanam (32
mst), dengan menghitung daun yang menjari pada satu tangkai daun ke-5 dari
pucuk tanaman.
Gambar 10. Jumlah lobus daun (Fukuda et al., 2010).
9. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada umur 40 minggu setelah tanam (40
mst), dimulai dari titik tumbuh stek sampai pucuk daun pada tanaman.
10. Diameter batang
Pengukuran diameter batang dilakukan pada umur 40 minggu setelah tanam (40
mst), menggunakan alat jangka sorong pada batang bagian bawah, bagian tengah
dan bagian atas.
24
11. Tingkat percabangan tanaman reproduktif
Pengamatan tingkat percabangan tanaman dilakukan pada umur 32 minggu
setelah tanam (32 mst) dengan menghitung banyaknya tingkat cabang yang
terbentuk setelah percabangan tingkat 1.
12. Bobot brangkasan
Penimbangan bobot brangkasan ubi dilakukan pada umur 40 minggu setelah
tanam (40 mst), ubi ditimbang menggunakan timbangan manual dan dinyatakan
dalam gram pada setiap tanaman sampel dari masing-masing klon ubi kayu.
13. Diameter penyebaran ubi
Pengukuran diameter penyebaran ubi dilakukan pada umur 40 minggu setelah
tanam (40 mst), sebaran ubi diukur menggunakan meteran dengan mengukur jarak
terjauh dari ujung-ujung ubi.
14. Jumlah ubi per tanaman (JUPT)
Penghitungan jumlah ubi dilakukan pada umur 40 minggu setelah tanam (40 mst)
dengan menghitung jumlah ubi pada satu tanaman yang berdiameter 1 cm.
15. Bobot ubi per tanaman (BUPT)
Penimbangan ubi dilakukan pada umur 40 minggu setelah tanam (40 mst), ubi
ditimbang menggunakan timbangan digital dan dinyatakan dalam gram pada
setiap contoh tanaman sampel dari masing-masing klon yang sudah dibersihkan
tanahnya.
25
16. Rendemen pati
Menurut Sunyoto (2013) langkah-langkah perhitungan rendemen pati yaitu
disiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan seperti mesin parutan, timbangan
digital, pisau, nampan, dan ubi kayu dari masing-masing klon. Proses selanjutnya
ubi kayu yang telah disipakan, dikupas, dicuci lalu ditimbang (misalnya: X gram).
Bahan baku yang telah ditimbang kemudian diparut menggunakan mesin parutan.
Apabila ada sisa dari ubi yang diparut, maka sisa ini dijadikan sebagai “koreksi”
yaitu bobot kupasan dikurangi bahan tidak terparut (missalnya: Y gram).
Tahap selanjutnya ditambahkan air pada hasil parutan, lalu dibilas/diperas 3 kali,
kemudian wadah nampan ditimbang dan dicatat bobotnya ( missal: A gram). Hasil
perasan ditampung dalam wadah nampan dan diletakkan di tempat teduh selama 2
jam sampai perasan ubi mengendap. Endapan tersebut kemudian dikeringkan
dengan oven (70 C) , setelah kering ditimbang wadah beserta endapannya (missal:
B gram). Hasil pengeringan tersebut dinamakan pati, yang selanjutnya dilakukan
perhitungan rendemen pati menggunakan rumus :
Berat pati (C) = B-A
Rendemen pati =
Keterangan:
A: Berat wadah nampan
B: Berat wadah beserta pati
C: Berat pati
Y: Bobot kupasan bahan yang tidak terparut (faktor “x”).
26
17. Indeks Panen
Perhitungan variabel indeks panen dihitung dengan rumus sebagai berikut :
IP=
x 100 %
Keterangan:
IP: Indeks Panen
BU: Bobot Ubi
BB: Bobot Brangkasan
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Karakter kualitatif pada warna pucuk daun didominasi oleh warna hijau
keunguan, warna tangkai atas daun didominasi oleh warna hijau kemerahan,
warna tangkai bawah daun didominasi oleh warna merah, warna batang
didominasi oleh warna perak, warna kulit luar ubi didominasi oleh warna
coklat terang, warna korteks ubi didominasi oleh warna kuning dan warna
daging ubi didominasi oleh warna putih.
2. Klon CMM 96-1-105, klon MU 111, klon UJ 3 1101166 MB-2, klon T
190414 Bercabang dan klon Malang 6-101 secara kuantitas memiliki bobot
ubi per tanaman lebih besar dibandingkan dengan klon UJ 3 dan UJ 5. Klon T
190414 Bercabang, Malang 6-101, Gayor, MU 22 dan BL 1 memiliki jumlah
ubi per tanaman lebih besar dibandingkan dengan klon UJ 3 dan UJ 5. Klon
UJ 3 Kecil, SL 87, Klon T 190414 Bercabang, CMM 25-27-281014 dan
CMM 25-27 MB-1 memiliki indeks panen lebih besar dibandingkan dengan
klon UJ 3 dan UJ 5. Klon MU 111, SL 221, SL 36, CMM 25-27-3 dan CMM
25-27-172 memiliki rendemen pati lebih besar dibandingkan dengan klon UJ
3 dan UJ 5.
61
3. Klon MU 1111 merupakan klon terbaik dari keseluruhan klon yang diamati
5.2 Saran
Pada penelitian selanjutnya, selain pengamatan karakter kuantitatif dan kualitatif,
diperlukan pengamatan terhadap hama, penyakit dan kondisi lingkungan. Hal lain
yang harus diperhatikan saat menghitung jumlah ubi, ubi yang busuk dijadikan
faktor koreksi.
DAFTAR PUSTAKA
Agbaje G. O and Akinlosotu T.A. 2004. Influence of NPK fertilizier on tuber
yieldof early and planted cassava in a forest alfisol of south western
Nogeria. African Journal of Biotecnology. 3(10): 547-551
Aldiansyah. 2012. Evaluasi Karakter Vegetatif Klon – Klonubikayu (Manihot
Esculenta Crantz) Di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan.
(Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung. 101 Hlm
Alves, A.A.C. 2002. Cassava Botany and Physicology. In Cassava: Biology,
Production and Utilization, eds Hillocks, R.J., Thresh, J.M. and Belloti,
A.C., CAB International, pp. 67—89.
Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Ubi Kayu Menurut Provinsi (ton), 1993-
2015. https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/880. Diakses 10
Maret 2017.
Balai Penelitian Tanaman Kacang dan Umbi-Umbian. 2012. Uji Multilokasi Ubi
Kayu Umur Genjah. Malang. http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/id/hasil-
penelitian-utama/blog/page-2. Diakses 2 Maret 2017.
Carvalho, L. J. C. B., C.R.B. de Souza, J.C.M. Cascardo, C.B. Junior, dan
L.Campos. 2004.Identification and characterization of a novel cassava
(Manihot esculenta Crantz) clone with high free sugar content and novel
starch. Plant Mol Biol 56:643–659
Ceballos, H., Pérez, J. C., Calle, F., Jaramillo, G., Lenis, J. I., Morante, N., &
López, J. 2006. A new evaluation scheme for cassava breeding at CIAT.
In Cassava Research and Development in Asia: Exploring New
Opportunities for an Ancient Crop. Proceedings of the 7th Regional
Cassava Workshop, DOA-CIAT, Bangkok, Thailand (pp. 125-135).
CIAT. 2005. 1. Description of Cassava as a Crop. Report for the 2005 CCER
Project IP3 Output 1-2 : Improving Cassava for the Developing World.
http://www.ciat.cgiar.org/. Diakses 24 Februari 2017.
63
Clarizky, A., E. Yuliadi dan Ardian. 2013. Berbagai Pengaruh Perlakuan Pada
Stek Batang Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz) Terhadap Pertumbuhan
Ubi. Jurnal Kelitbangan. 2(3) : 103
Darkwa, N.A., F.K. Jetuah and D.Sekyere. 2003. Utilization of Cassava Flour for
Production of Adhesive for the Manufacture of Paperboards. Sustainable
industrial markets for cassava project. Final reports on project output 2.2.2
Forestry Research Institute of Ghana. Hlm 16.
Efendi P J., 2010. Kajian Karaktristik Fisik Mocaf (Modified Cassava Flour)
Dari Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz) Varietas Malang-I Dan
Varietas Mentega Dengan Perlakuan Lama Fermentasi. Program Studi
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Skripsi. Hlm.1
Fageria, N.K., Filho, M.P.B., and Dacosta, J.H.C.2009. Potassiuminthe Use of
Nutrients in Crop Plants.CRC Press Taylor & Francis Group, Boca
Raton,London, New York. 131-163
Farhad, I.S.M, Islam, M.N., Hoque, S nd Bhuiyan, M.S.I. 2010. Role of pottasium
and sulphur on the growth, yield and oil contet of soybean ( Glycine
maxL.). Ac.J.Plant Sci. 3(2): 99-103
Fukuda, W. M. G., C. L. Guevara, R. Kawuki, and M. E. Ferguson. 2010.Selected
Morphological and Agronomic Descriptors for TheCharacterization of
Cassava. International Institute of Tropical Agriculture (IITA), Ibadan,
Nigeria. Nigeria
Islami, T. 2015. Ubi kayu tinjauan aspek ekofisiologis serta upaya peningkatan
dan keberlanjutan hasil tanaman. Graha Ilmu. Yogyakarta. 100 Hlm.
Jennings, D.L. and C.A. Iglesias. 2002. Breeding for crop improvement. hlm. 149-
166. In : R.J. Hillocks, J.M. Thresh, and A. C. Belloti (Eds.). Cassava :
Biology, Production, and Utilization. CABI Publ., New York, USA
Minantyorini, N. Zuraida, dan A. Dimyati. 1993.Penampilan sifat-sifat utama pada
seleksi lanjutklon-klon ubikayu. Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan
3:11-15.
Noerwijati, K. 2012. Keragaan Klon-Klon Ubi Kayu Dengan Potensi Hasil Umbi
dan Pati Tinggi Sebagai Bahan Baku Industri. Balai Penelitian Tanaman
Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang. Prosiding Seminar Hasil
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Malang. 9 hlm.
Onwueme, I.C. and Charles, W. B. 1994.Tropical Root and Tuber Crops
Production, Perspectives and Future Prospects.FAO Plant Production and
Protection Paper 126. Roma
64
Prihandana, R., K., Noerwijati, P.G. Adinurani, D. Setyaningsih, S. Setiadi, dan
R. Hendoko. 2007. Bioetanol Ubi Kayu, Bahan Bakar Masa Depan.
Jakarta. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 195 hlm.
Purwono dan H. Purnamawati. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.
Penebar Swadaya. Jakarta. 139 hlm.
Putri, D.I., E. Yuliadi dan S.D. Utomo. 2013. Keragaman Karakter Agronomi
Klon-Klon F1 Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) Keturunan Tetua
Betina UJ-3, CMM 25-27, dan Mentik Urang. Jurnal Agrotek Tropika.
1 (1) : 1 - 7
Rukmana. R. 1997. Ubi Kayu Budi Daya dan Pasca Panen. Peberbit Kanisus.
Yogyakarta.
Setyono A., Soeharmadi dan Sudaryono, 1991. Beberapa Cara Pengolahan dalam
Usaha Memperdayagunakan Ubijalar. Dalam Proseding Hasil penelitian
Pascapanen, 10 Februari 1991. Hal 190-194.
Soetanto, N.E. 2008. Tepung Kasava dan Olahannya. Kanisius. Yogyakarta.81
hlm.
Sukmawan, A. 2017. Evaluasi Karakter Morfologi dan Agronomi 20 Klon Ubi
Kayu ( Manihot esculenta Crantsz) di Natar Lampung Selatan. Program
Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Skripsi.
Hlm 52.
Sundari, T., K. Noerwijati., dan I.M.J.Mejaya. 2010. Hubungan antara komponen
hasil dan hasil umbi klon harapan ubi kayu. Penelitian Pertanian Tanaman
Pangan. 29 (1) : hal 35
Swandari, T. 2015. Deteksi keberadaan dan ekspresi gen terkait biosintesis
antosianin pada persilangan cabai (Capsicum spp.). Program Studi S2
Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Tesis.92
hlm.
Sunyoto. 2013. Panduan Praktikum Perhitungan Kadar Aci. Fakultas Pertanian.
Universitas Lampung. Bandar Lampung. 1 hlm.
Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yunianti. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman.
Penebar Swadaya. Jakarta. 348 hlm
. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman. Penebar Swadaya (Edisi Revisi).
Jakarta. 348 hlm
65
Utomo S D., Erwin Y., Yafizham., dan Edy A. Perakitan . 2015. Varietas Unggul
Ubi Kayu Berdaya Hasil Tinggi Dan Sesuai Untuk Produksi Bioetanol
Melalui Hibridisasi, Seleksi Dan Uji Daya Hasil. Proposal Penelitian
Strategi Nasional. Hlm 12-13
Wargiono, J., A. Hasanuddin, dan Suyamto. 2006. Teknologi Produksi Ubi Kayu
Mendukung Pengembangan Industri Bioethanol. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Bogor. 18 hlm.
Wargiono, J. Solihin, T. Sundari, dan Kartika. 2009. Fisiologi dan sejarah
penyebaran. hlm. 91-97. Dalam J.Wargiono, Hermanto, dan Sunihardi
(Eds.) Ubi kayu. Inovasi Teknologi dan Kebijakan Pengembangan.Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian
Widodo, Y. 1990. KeeratanHubungan antara Sifat Kuantitatif pada Ubi Jalar.
Jurnal Penelitian Tanaman Pangan Malang : 215- 220.
Widowati, S. dan Djoko S. Damardjati. 2001. Menggali Sumberdaya Pangan
Lokal dan Peran Teknologi Pangan Dalam Rangka Ketahanan Pangan
Nasional. Majalah Pangan No. 36/X/Januari 2001. Puslitbang Bulog.
Jakarta. Hal. 3-11.
Wijayanto, T. 2007. Karakteristik Sifat-sifat Agronomi Beberapa Nomor Koleksi
Sumberdaya Genetik Jagung Sulawesi. Jurnal Penelitian dan Informasi
Pertanian Agrin.
Zuraida, N. 2010. Karakterisasi Beberapa Sifat Kualitatif Plasma Nutfah Ubi
Kayu (Manihot esculanta Crantz.). Buletin Plasma Nutfah. 16 (1).