40
EVALUASI DAN DESAIN PENINGKATAN KAPASITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM DI PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI RIZKA AMALIA DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

EVALUASI DAN DESAIN PENINGKATAN KAPASITAS … · Evaluasi yang dilakukan terhadap bangunan intake dilakukan dengan mengukuran dimensi bar screen dan kapasitas pompa yang digunakan,

  • Upload
    ngonhu

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

EVALUASI DAN DESAIN PENINGKATAN KAPASITAS

INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

DI PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI

RIZKA AMALIA

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi dan Desain

Peningkatan Kapasitas Instalasi Pengolahan Air Minum di PT. Krakatau Tirta

Industri adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2013

Rizka Amalia

NIM F44090027

ABSTRAK

RIZKA AMALIA. Evaluasi dan Desain Peningkatan Kapasitas Instalasi

Pengolahan Air Minum di PT. Krakatau Tirta Industri. Dibimbing oleh ARIEF

SABDO YUWONO dan ALLEN KUNIAWAN.

PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI) memiliki fungsi sebagai pemasok

kebutuhan air Kota Cilegon. Mengingat permintaan akan pasokan air terus

bertambah, PT. KTI berencana melakukan peningkatan kapasitas menjadi 2500

liter/detik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi terkini instalasi

pengolahan air PT. KTI, serta mengkaji peningkatan kapasitas pengolahan

instalasi berdasarkan aspek proses dan desain. Penelitian dilakukan dengan dua

tahap, yaitu pengambilan data primer dan sekunder, serta analisis kalkulasi proses

dan desain. Unit pengolahan air di PT. KTI adalah bar screen, sand trap,

koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. Unit bar screen didesain

dengan jumlah bar 40 buah dan lebar 6 mm. Pada unit sand trap, ketinggian bak

minimum menjadi 4.30 m. Ketiga pompa yang digunakan harus memenuhi

efisiensi sebesar 90%, bila efisiensi pompa tidak mencapai nilai tersebut,

penambahan minimal satu unit pompa dibutuhkan. Desain unit koagulasi

dilakukan dengan pengadukan hydraulic jump dan mekanik. Desain unit flokulasi

dilakukan dengan mengubah putaran impeller menjadi 32 rpm. Pada unit

sedimentasi, plate settler didesain sebanyak 891 buah dengan jarak antar-plate

sebesar 0.05 m dan tinggi 1 m. Kesimpulan penelitian ini adalah hampir semua

unit memiliki parameter yang belum memenuhi kriteria desain, dan desain

dibutuhkan pada unit bar screen, dan accelator.

Kata kunci: desain, evaluasi, kriteria desain, unit pengolahan air.

ABSTRACT

RIZKA AMALIA. Evaluation and Design of Increasing Drinking Water

Treatment Installation Capacity at PT. Krakatau Tirta Industri. Supervised by

ARIEF SABDO YUWONO and ALLEN KUNIAWAN.

PT. Krakatau Tirta Industri (PT KTI) has a rule as supplier of Cilegon

Municipality’s water needs. Considering the demand for water supply continues

to grow, PT. KTI intends to increase its capacity up to 2500 liters/sec. This study

aims to evaluate current condition of water treatment plant of PT. KTI, and to

review the increasing of installation capacity by process and design aspects. The

study is conducted in two stages, namely collecting primary and secondary data

and analyzing process and design calculations. Water treatment plant at PT. KTI

are bar screen, sand trap, coagulation, flocculation, sedimentation, filtration, and

disinfection. Bar screen unit was designed with 40 pieces bar and width of 6 mm.

Sand trap unit has minimum height of 4.30 m. Three pumps must have an

efficiency of 90%. If the efficiency doesn’t reach that value, then the addition of

at least one pump unit is needed. Coagulation unit design is carried out by

hydraulic jump and mechanical mixing. Flocculation unit design is done by

changing the impeller rotation to 32 rpm. On sedimentation units, plate settlers as

much as 891 pieces is designed with inter-plate distance of 0.05 m and height of 1

m. Conclusions of this study are almost all units have parameters that don’t meet

the design criteria, and design takes on the unit bar screen, and accelator.

Keywords: design, design criteria, evaluation, water treatment plant

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

EVALUASI DESAIN PENINGKATAN KAPASITAS

INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

DI PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI

RIZKA AMALIA

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Judul Skripsi : Evaluasi dan Desain Peningkatan Kapasitas Instalasi Pengolahan

Air Minum di PT. Krakatau Tirta Industri

Nama : Rizka Amalia

NIM : F44090027

Disetujui oleh

Dr. Ir. Arief Sabdo Yuwono, M.Sc.

Pembimbing I

Allen Kurniawan, S.T., M.T.

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Yudi Chadirin, S.T.P., M.Agr.

Plh. Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah

pengolahan air, dengan judul Evaluasi dan Desain Peningkatan Kapasitas Instalasi

Pengolahan Air Minum di PT. Krakatau Tirta Industri.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Arief Sabdo Yuwono,

M.Sc. dan Bapak Allen Kurniawan, S.T., M.T. selaku pembimbing, serta Bapak

M. Budi Saputra, S.T, M.Eng. yang telah memberikan saran dan bantuan selama

penulis berada di lapangan.. Di samping itu, penulis menyampaikan penghargaan

kepada pihak-pihak yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan

terima kasih juga disampaikan kepada orang tua, seluruh keluarga, dan teman-

teman atas segala doa dan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan khasanah

pengetahuan di bidang pengolahan air minum. Saran dan masukan sangat

diharapkan guna memperbaiki kualitas dari karya ilmiah ini.

Bogor, Juni 2013

Rizka Amalia

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

Ruang Lingkup Penelitian 1

METODOLOGI PENELITIAN 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan Penelitian 2

Tahapan Penelitian 2

Kualitas Air 3

Evaluasi dan Desain Unit Pengolahan Air Bersih 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Gambaran Umum Proses Pengolahan Air Baku 4

Kualitas Air 4

Evaluasi dan Desain Unit Pengolahan Air Bersih 7

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 18

RIWAYAT HIDUP 30

DAFTAR TABEL

1 Alat dan bahan penelitian 3 2 Kriteria desain unit pengolahan air di PT. KTI 8 3 Hasil perhitungan evaluasi desain unit pengolahan air 9

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir penelitian 2 2 Proses pengolahan air di PT. Krakatau Tirta Industri 4 3 Perbandingan kualitas air baku, air bersih, dan baku mutu tahun 2012 7

DAFTAR LAMPIRAN

1 Metode pengukuran Jar Test dan debit unit koagulasi (Distribution

Chamber) 18 2 Diagram alir perhitungan unit bar screen 19 3 Diagram alir perhitungan unit sand trap 20 4 Diagram alir perhitungan unit koagulasi dengan hydraulic jump 21 5 Diagram alir perhitungan unit koagulasi dengan pengadukan mekanik 22 6 Diagram alir perhitungan unit flokulasi 23 7 Diagram alir perhitungan unit sedimentasi 24 8 Diagram alir perhitungan unit filtrasi 25 9 Gambar desain unit bar screen 26 10 Gambar desain unit distribution chamber 26

11 Gambar desain unit accelator 26 12 Potongan A-A unit accelator 26

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI) memiliki fungsi sebagai pemasok

kebutuhan air untuk kawasan industri dan PDAM Kota Cilegon. Perusahaan ini

sebelumnya merupakan unit penunjang kegiatan operasional PT. Krakatau Steel

(Persero) dalam bidang penyediaan air bersih. Kapasitas yang terpasang di unit

pengolahan air saat ini sebesar 2.000 liter/detik dengan penggunaan mencapai

60%.

Mengingat proyeksi kebutuhan air pada tahun 2017 mencapai 2300

liter/detik, PT. KTI berencana melakukan peningkatan kapasitas menjadi 2500

liter/detik. Penambahan debit tersebut diikuti oleh perubahan unit pengolahan

yang sesuai dengan debit air yang akan diolah. Atas dasar kondisi tersebut,

evaluasi kinerja instalasi diperlukan untuk mengetahui kondisi fisik instalasi.

Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah tersebut di atas maka penulis membuat rumusan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah unit instalasi pengolahan air di PT. KTI dengan debit air saat ini

sudah memenuhi kriteria desain yang ditentukan?

2. Apakah unit instalasi pengolahan air tersebut mampu mengolah air apabila

debit air sesuai dengan kapasitas awal sebesar 2000 liter/detik dan saat debit

air baku ditingkatkan menjadi 2500 liter/detik?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini:

1. Mengevaluasi kondisi terkini unit Instalasi Pengolahan Air Minum PT. KTI.

2. Mengkaji desain peningkatan kapasitas pengolahan instalasi berdasarkan

aspek proses dan desain.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:

1. Sebagai dasar untuk melakukan perbaikan kinerja instalasi pengolahan air.

2. Memberikan rekomendasi teknis kepada PT. KTI dalam usaha peningkatan

debit air baku untuk pengolahan air bersih.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini difokuskan pada perbandingan kualitas air

berdasarkan baku mutu, perhitungan evaluasi dan desain unit instalasi pengolahan

air bersih. Perhitungan desain diharapkan tidak mengubah desain awal unit

instalasi pengolahan air bersih.

2

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. KTI. Pelaksanaan penelitian dilakukan dua

tahap, yaitu tahap pertama pengambilan data primer dan sekunder selama bulan

Februari-April 2013, serta tahap kedua berupa analisis proses desain selama bulan

Maret-Mei 2013.

Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, seperti yang tertera

pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram alir penelitian

3

Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain:

Tabel 1 Alat dan bahan penelitian

Alat Bahan

Current Meter Bahan-bahan kimia

Kalkulator dan alat tulis Data sekunder berupa:

Seperangkat komputer Kualitas air baku dan produksi

Software Microsoft Office, Auto Cad 2007 Jumlah penduduk terlayani

Turbidity Meter Debit air baku dan air produksi

pH Meter Dimensi tiap unit

Spectrofotometer Denah IPAM

Coductivity Meter

Flocculator

Peralatan gelas

Kualitas Air

Data kualitas air baku dan air bersih berupa data sekunder yang diambil dari

laboraturium PT. KTI. Data tersebut dibuat menjadi grafik perbandingan antara

kualitas air baku, air bersih, dan baku mutu. Grafik tersebut dapat menunjukan

kesesuaian kualitas air baku dan air bersih terhadap baku mutu kualitas air bersih

yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Evaluasi dan Desain Unit Pengolahan Air Bersih

Evaluasi yang dilakukan terhadap bangunan intake dilakukan dengan

mengukuran dimensi bar screen dan kapasitas pompa yang digunakan, serta

terhadap desain, headloss, dan head di atas weir pada unit sand trap. Pada unit

koagulasi, evaluasi dan desain dilakukan pada proses pencampuran menggunakan

metode terjunan (hydraulic jump) dan pengadukan mekanik. Nilai gradien

kecepatan (G) dapat diperkirakan berdasarkan ketinggian terjunan dan waktu

detensi (td).

Proses flokulasi dan sedimentasi berada dalam satu bangunan berbentuk

sirkular yang disebut Accelator Clarifier. Evaluasi dapat dilakukan dengan

menghitung nilai gradien hidrolik (G) dan nilai bilangan Reynolds (NRe) (Qasim,

2000). Menurut Reynolds (1996), bilangan Reynolds (NRe), dan surface loading

(SL) perlu dievaluasi pada unit sedimentasi. Selain itu, Reynolds (1996)

menyatakan bahwa dalam evaluasi unit filtrasi perlu dilakukan perhitungan

headloss (hL) air yang melewati saringan (filter) menggunakan persamaan Rose.

Perhitungan hL membutuhkan data bilangan Reynolds (NRe) dan Drag Coefficient

(CD). Evaluasi dosis klorin (Cl2) pada unit desinfeksi dilakukan setelah evaluasi

unit filtrasi.

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Proses Pengolahan Air Baku

PT. KTI melakukan pengolahan air baku menjadi air bersih dengan air baku

yang dialirkan Sungai Cidanau dan Waduk Krenceng. Proses pengolahan dapat

dilihat pada Gambar 2. Pertama, unit distribution chamber berfungsi sebagai

sarana dalam proses pembubuhan koagulan aluminium sulfat (Al2(SO4)3) yang

akan mengalami turbulensi antara air baku dan koagulan. Jenis koagulan

aluminium sulfat atau besi sulfat umum digunakan untuk mengentalkan padatan

tersuspensi dalam air. Koagulan tersebut murah dan aman, serta lumpur yang

dihasilkan mudah ditangani (Ismail, et al. 2012). Kedua, unit accelator sebagai

perpaduan unit flokulasi dan sedimentasi. Di dalam unit ini, flok yang terbentuk

dari proses koagulasi akan bergabung membentuk ukuran yang lebih besar,

sehingga flok lebih mudah diendapkan pada zona sedimentasi. Ketiga, unit

penyaring (filter) berfungsi sebagai sarana untuk penyaringan partikel halus yang

terbawa dari accelator, serta menghilangkan warna, turbiditas, dan kekeruhan.

Keempat, unit netralisasi dan desinfeksi dilakukan pembubuhan kapur dan klorin

secara simultan. Dan kelima, reservoir berfungsi sebagai media bak penampung

air bersih yang akan didistribusikan ke konsumen.

Gambar 2 Proses pengolahan air di PT. Krakatau Tirta Industri

Kualitas Air

PT. KTI melakukan pengujian kualitas air secara rutin setiap minggu.

Parameter yang diuji sesuai dengan baku mutu dalam Keputusan Menteri

5

Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan

Kualitas Air. Suspended solid (SS) tidak terdapat di dalam baku mutu, namun

parameter tersebut tetap dimasukkan karena penting untuk diketahui. Pada

Gambar 3, grafik perbandingan kualitas air baku dari parameter SS, warna, pH,

besi, sulfat, nitrat, dan nitrit dibuat dalam waktu pengukuran tiap minggu pada

tahun 2012.

(a) Parameter SS

(b) Parameter warna

0

50

100

150

200

250

300

0 10 20 30 40 50 60

Ko

nse

ntr

asi S

S (m

g/l)

Minggu ke-

Air Baku Air Bersih

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

0 10 20 30 40 50 60

War

na

(TC

U)

Minggu ke-

Kep Menkes 416/90 Air Bersih Air Baku

6

(c) Parameter pH

(d) Parameter besi Kepmenkes

(e) Parameter sulfat Kepmenkes

6.0

6.5

7.0

7.5

8.0

8.5

9.0

9.5

0 10 20 30 40 50 60

pH

Minggu ke-

Air Baku Air Bersih Kep Menkes 416/90-max Kep Menkes 416/90-min

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

0 10 20 30 40 50 60

Ko

nse

ntr

asi B

esi

(m

g/l)

Minggu ke-

Kep Menkes 416/90 Air Bersih Air Baku

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

0 10 20 30 40 50 60

Ko

nse

ntr

asi S

ulf

at (

mg/

l)

Minggu ke-

Kep Menkes 416/90 Air Bersih

7

(f) Parameter nitrat Kepmenkes

(g) Parameter nitrit Kepmenkes

Gambar 3 Perbandingan kualitas air baku, air bersih, dan baku mutu tahun 2012

Evaluasi dan Desain Unit Pengolahan Air Bersih

Evaluasi unit pengolahan air bersih di PT. KTI dilakukan pada debit yang

telah diukur langsung, kecuali pada unit bar screen, sand trap, dan filtrasi

menggunakan debit sebesar 2 m3/detik. Desain pengolahan air setiap unit

menggunakan debit 2 m3/detik dan 2.5 m

3/detik. Diagram alir unit pengolahan

dari sand trap hingga filtrasi disajikan pada Lampiran 2-8. Kriteria desain dari

setiap unit dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil perhitungan evaluasi dan desain dari

setiap unit dapat dilihat pada Tabel 3.

-2

0

2

4

6

8

10

12

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55

Ko

nse

ntr

asi N

itra

t (m

g/l)

Minggu ke-

Kep Menkes 416/90 Air Bersih

-0.20

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Ko

nse

ntr

asi N

itri

t (m

g/l)

Minggu ke-

Kep Menkes 416/90 Air Bersih

8

Tabel 2. Kriteria desain unit pengolahan air di PT. KTI

a. Unit bar screen

Sumber Faktor Desain Nilai

Qasim, et al.

(1998)

Kecepatan melalui bar 0.30-0.60 m/detik

Lebar bar 4-8 mm

Kedalaman bar 25-50 mm

Kemiringan bar dari sudut

horizontal 45-60º

Headloss diizinkan saat clogging 150 mm

Headloss maksimum saat clogging 800 mm

b. Unit sand trap

Sumber Faktor Desain Nilai

Qasim, et al.

(1998)

Kedalaman (d) 2-5 m

Panjang (p) 7.50-20 m

Lebar (l) 2.5-7

Rasio lebar/kedalaman 1:1-5:1

Rasio panjang/lebar 2.5:1-5:1

c. Unit koagulasi

Faktor Desain

Nilai

Qasim, et al.

(2000)

Darmasetiawan

(2001)

Delphos, et al.

(2004)

Gradien kecepatan (G) 950 (1/dt) 200-1000 (1/dt) 150-300 (1/dt)

Kondisi aliran - NRe > 10000 -

Waktu detensi (td) 20-30 detik <1 menit 30 detik

Dosis Koagulan 20 ppm 25-40 ppm -

d. Unit flokulasi

Faktor Desain

Nilai

Qasim, et al.

(2000)

Darmasetiawan

(2001)

Delphos, et al.

(2004)

Gradien kecepatan (G) 30 (1/dt) 10-100 (1/dt) 50 (1/dt)

Kondisi aliran - NRe > 10000 -

Waktu detensi (td) 30 menit 8-12 menit 18 menit

e. Unit sedimentasi

Faktor Desain

Nilai

Qasim, et al.

(2000)

Darmasetiawan

(2001)

Willis, et al.

(2004)

Surface loading (SL) 1.46 m/jam 0.50-1 m/jam 1.20-3.70 m/jam

Waktu detensi (td) 4 jam 1-2 jam -

Kedalaman bak >5 m 2-5 m <6 m

9

f. Unit filtrasi

Faktor Desain

Nilai

Qasim, et al.

(2000)

Darmasetiawan

(2001)

Castro, et al.

(2004)

Surface loading (SL) 9.60-15 m/jam 7-12 m/jam 5-7.5 m/jam

SL Pencucian air 36-42 m/jam 15-25 m/jam 37-56 m/jam

Lama pencucian air >600 detik 180-300 detik 60-300 detik

Ekspansi pencucian - 20-50% 20-50%

Maksimum headloss (hL) 2.5 m - -

g. Unit desinfeksi

Sumber Faktor Desain Nilai

Qasim, et al. (2000) Dosis Optimum 0.2-4 mg/l

Tabel 3 Hasil perhitungan evaluasi desain unit pengolahan air

Faktor Desain Pers.

Debit

Awal 2 m3/detik 2.5 m

3/detik

Bar Screen

Kemiringan dari

sumbu horizontal, ⁰

- - 75 60

Jarak antar bar, mm

- - 20 50

Jumlah bar

- - 75 40

Lebar bar, mm

1 - 10 6

Kedalaman sebelum

bar (d1), m

2 - 2.03 2.03

Kecepatan sebelum

bar (v1), m/detik

2 - 0.6 0.55

Kedalaman saat

melewati bar (d2), m

3 - 2.04 2.04

Kecepatan saat

melewati bar (v2),

m/detik

3 - 0.43 0.54

Headloss(hL), mm

- - 16.71 4.8

Kedalaman setelah

melewati bar (d3), m

4 - 2.02 2.04

Kecepatan saat 4 - 0.44 0.54

10

melewati bar (v3),

m/detik

Kedalaman saat

clogging 50% (d2'), m

5 - 2.37 2.19

Kecepatan saat

clogging 505 (v2'),

m/detik

5 - 0.37 0.5

Headloss saat clogging

50% (hL), mm

6 - 108 82.86

Sand Trap

Kedalaman aliran (d),

m

- - 2.7 2.7

Panjang saluran (p), m

- - 13.5 13.5

Lebar saluran (l), m

- - 6.44 6.44

Luas permukaan

saluram (A), m2

7 - 86.94 86.94

Volume saluran (V),

m3

8 - 234.74 234.74

Kecepatan aliran (v),

m/detik

9 - 0.12 0.14

Waktu detensi (td),

detik

10 - 119.37 93.9

Headloss influent (hL),

m

11 - 0.01 0.01

Head di atas weir (H),

m

12 - 0.43 0.5

Koagulasi

Luas melintang bak

(A), m2

13 2.8 2.8 2.8

Volume bak, m3

14 7.42 7.42 7.42

Waktu detensi (td),

detik

15 16.62-25.57 11.67 8.90

Gradien kecepatan

(G), detik-1

16 261-324 700 700

Jari-jari hidrolik (R),

m

- 0.36 0.36 0.36

11

Kondisi aliran (NRe)

17 4.80x104-7.59x10

4 1.02x10

5 1.27x10

5

Headloss (hL), m 16 0.15 0.47 0.37

Flokulasi

Volume bak, m3

25 476.93 476.93 476.93

Putaran impeller (n),

rpm

28 1.5 32 32

Tenaga (P), Watt

28 6.03x10-4

951.47 951.47

Waktu detensi (td),

menit

26 17.80-27.40 11.92 9.53

Gradien kecepatan

(G), detik-1

27 0.04 50 50

Kondisi aliran (NRe) 29 1.05 106 1.32 10

9 1.32 10

9

Sedimentasi

% Removal

30 92.97-98.23 98 98

Desain SL,

m3/m

2.hari

30 23.29-46.78 69.32 86.65

Surface Loading

(SL), m3/m

2.jam

32 0.99-2.10 2.95 3.68

Waktu detensi (td),

jam

33 3.97-7.98 2.68 2.14

Bilangan Reynolds

(NRe)

34 1075.51-2282.48 3208.42 4010.53

Bilangan Froude

(NFr)

35 2.44 10-9

-1.10 10-8

2.17 10-8

3.40 10-8

Lebar plate (B), m

- - Disesuaikan Disesuaikan

Tinggi plate (H),

m

- - 1 1

Jarak antar plate (w),

m

- - 0.05 0.05

Jumlah plate

- - 891 891

Jari-jari hidrolik (R),

m

- - 0.025 0.025

12

Kecepatan horizontal

(vh), m/detik

36 - 4.61 10-3

5.77 10-3

Bilangan Reynolds

(NRe)

- - 25.54 31.92

Bilangan Froude

(NFr)

- - 8.68 10-5

1.36 10-4

Jumlah pelimpah

- 1488 1488 1488

Kecepatan aliran di

outlet, m/detik

37 0.14-0.28 0.42 0.52

Filtrasi

Hydraulic rate,

m/jam

- - 6 6.25

Headloss pasir (hLP

),

m

40 - 8.05 10 8.42 10

Headloss kerikil

(hLK

), m

40 - 1.01 10 2.13 10

Headloss Total (hLT

),

m

40 - 8.15 10 8.63 10

Pencucian:

Porositas akhir

filtrasi (Po'), m

41 - 0.25 0.25

Porositas ekspansi

(Pe), m

42 - 0.42 0.42

Tinggi ekspansi (Le),

m

43 - 0.78 0.78

% Ekspansi

43 - 30.09 30.09

Headloss pencucian

(hLb

), m

44 - 0.74 0.74

13

Debit pencucian

(Qb), m

3/detik

45 - 0.67 0.67

Waktu detensi

pencucian (td), detik

- - 900 900

Volume air

pencucian (Vb), m

3

45 - 600 600

Desinfeksi

Dosis desinfektan,

mg/l

- - 1.16 0.93

Tujuan utama dari penggunaan bar screen adalah untuk memisahkan objek

yang besar, seperti kertas, plastik, logam, dan semacamnya (Qasim, 1998). Unit

bar screen di PT. KTI dilengkapi sistem pembersihan secara manual dengan

kemiringan dari sumbu horizontal () sebesar 75o. Desain awal bar screen dengan

debit 2 m3/detik memiliki parameter yang belum memenuhi kriteria desain (Tabel

2), seperti kemiringan bar dari sudut horizontal, jarak antar bar, dan lebar bar.

Sand trap pada PT. KTI berfungsi sebagai bak pengendap pasir dan lumpur

yang ukurannya besar. Unit ini didirikan untuk mengurangi beban kekeruhan yang

diolah oleh unit selanjutnya. Hasil perhitungan waktu detensi (td) untuk debit 2

m3/detik dan 2.5 m

3/detik belum memenuhi kriteria desain sebesar 120-300 detik.

Agar memenuhi kriteria desain, ketinggian air untuk debit 2 m3/detik perlu

ditingkatkan minimum menjadi 2.80 m, sedangkan ketinggian air untuk debit 2.5

m3/detik ditingkatkan minimum menjadi 3.50 m. Dengan demikian, ketinggian

bak minimum adalah 4.30 m (ditambah tinggi jagaan sebesar 0.80 m).

Empat buah pompa Centrifugal Horizontal (tiga pompa bekerja secara

paralel dan satu pompa sebagai cadangan) terletak pada Pump Station I Cidanau

berfungsi untuk mengambil air dari sungai Cidanau untuk diolah menjadi air

bersih. Kapasitas pompa 1000-3500 m3/jam dengan daya listrik 420-1000 kW.

Apabila ketiga pompa digunakan, air akan terhisap sebesar 0.83-2.92 m3/detik.

Untuk peningkatan debit mencapai 2.50 m3/detik, pompa tersebut sedikitnya harus

memiliki efisiensi sebesar 90%. Bila efisiensi pompa tidak mencapai 90%, maka

penambahan satu unit pompa sangat diperlukan, sehingga efisiensi pompa

minimal mencapai 65%. Performansi pompa dapat dievaluasi dari informasi yang

tertera pada kurva karakteristik oleh pabrik pembuat (Qasim, 2000).

Pada PT. KTI, unit koagulasi berada pada distribution chamber melalui

pencampuran menggunakan terjunan dengan ketinggian sebesar 3.50 m. Debit

yang masuk ke dalam tiap bak ditentukan, yaitu pada bak kesatu, kedua, dan

ketiga berturut-turut sebesar 0.29 m3/detik; 0.45 m

3/detik; dan 0.37 m

3/detik.

Distribusi aliran yang merata pada setiap bak dapat menyeragamkan nilai G dan td

pada unit koagulasi. Yan, et al. (2009) menyatakan bahwa peningkatan intensitas

pengadukan (berhubungan dengan gradien hidrolik) hingga batas maksimum akan

meningkatkan penurunan nilai turbiditas (turbidity removal). Perhitungan untuk

peningkatan kapasitas air bersih dilakukan dengan tidak mengubah dimensi.

Perhitungan dengan impeller dilakukan sebagai alternatif proses pencampuran

14

untuk peningkatan kapasitas air bersih. Pengaduk yang digunakan berjenis radial

flow-straight blade turbine-4 blade (w/d = 0.20) dengan nilai tenaga (Np) sebesar

3.30 dan diameter sebesar 0.70 m. Nilai G dan td yang digunakan sama seperti

proses hydraulic jump karena dimensi bak tidak berubah. Tenaga pengaduk untuk

kedua debit bernilai sama, yaitu sebesar 186.49 kW, sehingga putaran pengaduk

untuk kedua debit sebesar 14369 rpm. Menurut Sincero (2003), pengaduk kecil

memiliki putaran berkisar antara 1150-1750 rpm dan pengaduk besar sebesar 400-

800 rpm. Putaran impeller dari perhitungan ini belum memenuhi kriteria desain

menurut Sincero (2003), sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan. Kondisi

ini disebabkan oleh saluran yang sempit, sehingga diameter pengaduk juga relatif

kecil.

Uji Jar (Jar Test) dilakukan setiap delapan jam untuk mengetahui dosis

optimum koagulan pada proses koagulasi. Setiap dosis yang digunakan akan

mempengaruhi pH dan turbiditas air. Dosis paling optimum berada pada kisaran

50-60 ppm untuk tahun 2011, dan 60-70 ppm untuk tahun 2012. Penetapan dosis

optimum dapat diketahui dari turbiditas yang relatif rendah dengan pH mendekati

netral. Selain itu, pemberian dosis yang semakin tinggi akan menyebabkan pH air

akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian Mirwan (2012) yang

menyebutkan bahwa penambahan koagulan aluminium sulfat akan menaikkan pH

pada dosis rendah dan akan menurunkan pH setelah pemberian dosis di atas 25

ppm. Dosis optimum yang digunakan PT. KTI berada pada rentang 50-70 ppm

belum memenuhi dosis berdasarkan penelitian Baghvand, et al. (2010), Zemmouri,

et al. (2012), dan Haydar, et al. (2010).

Unit flokulasi pada PT. KTI berada pada bangunan accelator bersama

dengan unit sedimentasi. Proses pengadukan pada unit flokulasi dilakukan secara

mekanik dengan impeller. Unit flokulasi berbentuk kerucut terpotong dengan

tinggi kerucut besar (t1) sebesar 7.95 m dan kerucut kecil (t2) 4.04 m. Jari-jari

kerucut besar (r1) sebesar 7.83 m dan kerucut kecil (r2) sebesar 5.25 m. Pada

bagian atas kerucut terdapat tambahan volume berbentuk tabung dengan tinggi (t)

0.96 m. Berdasarkan hasil perhitungan (Tabel 3), nilai G yang dihasilkan belum

memenuhi kriteria desain (Tabel 2) dan penelitian Cheng, et al. (2011).

Peningkatan putaran impeller dapat menaikkan nilai G hingga memenuhi kriteria

desain yang berlaku. Perhitungan peningkatan kapasitas air bersih dilakukan

dengan tidak mengubah desain yang telah ada. Perubahan yang dilakukan hanya

pada putaran impeller (n).

Air yang telah mengalami proses flokulasi akan diendapkan dalam proses

sedimentasi. Unit sedimentasi berbentuk sirkular dengan diameter atas sebesar 45

m dan diameter bawah sebesar 36.10 m, serta kedalaman sebesar 5.50 m. Debit

pada masing-masing accelator berturut-turut sebesar 806.40 m3/jam, 948.67

m3/jam; dan 1619.71 m

3/jam. Nilai NRe dan NFr belum memenuhi kriteria desain

(Tabel 2), sehingga penempatan plate settler pada unit sedimentasi sangat

dibutuhkan.

Proses filtrasi pada PT. KTI berada pada Unit Green Leaf Filter. Penurunan

debit pencucian hingga batas kriteria desain sebesar 300 detik akan membuat

volume air pencucian menjadi 201 m3. Hydraulic loading rate pada unit filtrasi

disesuaikan oleh debit yang masuk sebesar 6 m/jam untuk debit 2 m3/detik dan

6.25 m/jam untuk 2.5 m3/detik, sehingga termasuk dalam saringan pasir cepat

(rapid sand filtration) (Castro, et al., 2004). Headloss yang dihasilkan dari

15

perhitungan lebih kecil dari penelitian Cakmakci, et al. (2008). Headloss yang

didapatkan langsung dari pengukuran dilapangan sebesar 0.50 m berbeda dengan

hasil perhitungan. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh media yang telah jenuh.

PT. KTI menggunakan klorin (Cl2) sebagai desinfektan. Unit desinfeksi

tidak memiliki bangunan khusus, sehingga evaluasi yang dilakukan hanya pada

pemberian dosis desinfektan. Selain itu, klorin dapat juga berfungsi sebagai

pengontrol rasa, bau, dan bau, pengkondisi media penyaring, penghilang besi,

mangan, hydrogen sulfide, dan warna (Qasim, et al., 2000). Klorin diberikan

dalam dua tahap. Tahap pertama diberikan secara terus menerus (continue

chlorine) untuk desinfeksi pada pipa setelah bak filtrasi dengan dosis sebesar 8,33

kg/jam. Tahap kedua berupa shock chlorine yang diberikan pada unit bak

distribusi, kanal setelah accelator, dan pipa setelah bak filtrasi. Dosis yang

diberikan sebesar 16,67 kg/jam selama satu jam. Betancourt (2004) menyatakan

bahwa dibutuhkan waktu dan dosis klorin yang lebih tinggi untuk membunuh

kista.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. PT. KTI memiliki unit pengolahan air mulai dari bar screen, sand trap,

koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. Hasil evaluasi unit

bar screen menun jukkan bahwa kemiringan bar, jarak antar bar, serta lebar

bar masih belum memenuhi kriteria desain. Headloss saat terjadi clogging

sebesar 108 mm masih memenuhi kriteria desain sebesar 150 mm. Pada unit

sand trap, seluruh hasil perhitungan telah sesuai dengan kriteria desain,

kecuali td sebesar 900 detik yang masih di atas kriteria desain sebesar 300

detik. Tiga buah unit pompa digunakan untuk menghasilkan debit sebesar

0.83-2.92 m3/detik. Debit tersebut telah sesuai untuk peningkatan kapasitas

hingga 2.5 m3/detik. Pada unit koagulasi, nilai G sebesar 241.97-406.20 detik

-1

telah memenuhi kriteria desain sebesar 150-1000 detik-1

. Dosis optimum yang

digunakan sebesar 50-70 ppm. Pada unit flokulasi, nilai G yang dihasilkan

sebesar 0.04 detik-1

jauh berada di bawah kriteria desain sebesar 10-100 detik-1

.

Pada unit sedimentasi, semua parameter telah memenuhi kriteria desain,

kecuali nilai td yang lebih besar dari kriteria desain. Pada unit filtrasi, semua

parameter telah memenuhi kriteria desain, kecuali nilai td pencucian yang

lebih besar dari kriteria desain. Unit desinfeksi tidak memiliki bangunan

khusus, sehingga evaluasi yang dilakukan hanya pada pemberian dosis

desinfektan. Dosis yang diberikan sebesar 1.16 mg/l masih memenuhi kriteria

desain.

2. Pada unit bar screen, sand trap, filtrasi, dan desinfeksi, desain untuk debit 2.5

m3/detik, sedangkan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi dilakukan pada

debit 2 m3/detik dan 2.5 m

3/detik. Headloss pada bar screen saat terjadi

clogging sebesar 82.86 mm. Pada unit sand trap tinggi aliran minimum dibuat

menjadi 3.50 agar td sesuai dengan kriteria desain, sehingga ketinggian bak

minimum sebesar 4.30 m. Ketiga pompa yang digunakan pada unit pompa

harus memenuhi efisiensi sebesar 90% agar dapat memenuhi kebutuhan air

16

hingga 2.5 m3/detik. Apabila efisiensi pompa tidak mencapai nilai tersebut,

maka penambahan minimal satu unit pompa dibutuhkan. Pada unit koagulasi

digunakan pengadukan hydraulic jump dan mekanik. Gradien hidrolik yang

digunakan sebesar 700 detik-1

. Pada pengadukan mekanik, impeller yang

digunakan berjenis radial flow-straight blade turbine-4 blade (w/d = 0.20)

dengan nilai tenaga (Np) sebesar 3.30 dan diameter sebesar 0.70 meter.

Tenaga pengaduk yang dihasilkan sebesar 186.49 kW, sehingga putaran

pengaduk sebesar 14369 rpm. Desain unit flokulasi dilakukan dengan

mengubah putaran impeller menjadi 32 rpm, sehingga nilai G menjadi 50

detik-1

.Desain unit sedimentasi dilakukan dengan mengasumsikan

nilai %removal sebesar 98%. Nilai NRe dan NFr lebih besar dari kriteria desain,

sehingga pemasangan plate settler perlu dilakukan. Plate settler yang

digunakan sebanyak 891 buah dengan jarak antar-plate sebesat 0.05 m, tinggi

1 meter, dan lebar yang dapat disesuaikan dengan lebar bak. Pada unit filtrasi

dilakukan perhitungan untuk debit 2.5 m3/detik tanpa mengubah desain dan

susunan filter. Dosis yang diberikan pada unit desinfeksi sebesar 0.93 mg/l.

Saran

Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengkaji penambahan plate settler

pada unit accelator. Penelitian ini berupa pembuatan reaktor sedimentasi dengan

dan tanpa plate settler untuk membandingkan % removal total padatan hasil

proses pengendapan dan mengetahui nilai surface loading. Reaktor tersebut dapat

dibuat dengan diameter sebesar 20 cm dan ketinggian sebesar 2 m.

DAFTAR PUSTAKA

Baghvand, A., Zand, A.B., Mehrdadi, N., Karbassi, A. 2010. Optimizing

Coagulation Process for Low to High Turbidity Waters Using Aluminum

and Iron Salts. American Journal of Environmental Sciences 6 (5): 442-

448, ISSN 1553-345X

Betacourt, W. Q., Rose, J. B. 2004. Drinking Water Treatment Processes for

Removal of Cryptosporidium and Giardia. Veterinary Parasitology 126

(219-234), doi:10.1016/j.vetper.09.002

Cakmakci, M., Kayuncu, I., Kinaci, C. 2008. Effects of Concentration, Filter

Hydraulic Loading Rates, and Porosities on Iron Removal by Rapid Sand

Filtration. Environmental Engineering Science 25 (5), doi:

10.1089/ees.0060

Castro, K, Logsdon, G, Martin, SR. 2004. High-Rate Granular Media Filtration.

Di dalam: American Water Works Association/American Society of Civil

Engineers. Water Treatment Plant Design fourth edition. Amerika Serikat:

McGraw-Hill. hlm. Chapter 8.

Cheng, WP., Chang JN., Chen, PH., Yu, RF., Huang, YW. 2011. Turbidity

Fluctuation as a Measure of Floc Size in a Coagulation Pilot Study.

Desalination and Water Treatment. 30 (98-104), doi: 10.5004/dwt.1878

17

Darmasetiawan, Martin. 2001. Teori dan Perencanaan Instalasi Pengolahan Air.

Bandung: Yayasan Suryono.

Delphos, P.J., Wesner, G.M. 2004. Mixing, Coagulation, and Flocculation. Di

dalam: American Water Works Association/American Society of Civil

Engineers. Water Treatment Plant Design fourth edition. New York:

McGraw-Hill. Chapter 6.

Haydar, S., Ahmad, H., Aziz, J.A. 2010. Optimization of Coagulation-

Flocculation in The Treatment of Canal Water. Environmental

Engineering and Management Journal 9 ( 11), 1563-1570.

Qasim, S.R. 1998. Wastewater Treatment Plants: Planning, Design, and

Operation. Boca Raton-Florida: CRC Press.

Qasim, S.R., Motley, E.M., Zhu, G. 2000. Water Works Engineering Planning,

Design, & Operation. Dallas-Texas: Prentice-Hall.

Reynolds, T.D., Rizhards, P.A. 1996. Unit Operation and Processes in

Environmental Engineering. Boston : PWS Publishing Company.

Sincero, Arcadio P., Sincero, Gregoria A. 2003. Physical-chemical Treatment of

Water and Wastewater. Boca Raton-Florida : IWA Publishing.

Willis, Jhon F. 2004. Clarification. Di dalam: American Water Works

Association/American Society of Civil Engineers. Water Treatment Plant

Design fourth edition. New York: McGraw-Hill. Chapter 7.

Yan, Mungquan, Liu, Hailong, Wang, Dongsheng, Ni, Jinren, Qu, Jiuhui. 2009.

Natural Organic Matter Removal by Coagulantion: Effect of Kinetics and

Hydraulic Power. Water Science & Technology: Water Supply-WSTWS

9.1.

Zemmouri, H., Drouiche, M., Sayeh, A., Lounici, H., Mameri, N. 2012.

Coagulation Flocculation Test of Keddara’s Water Dam Using Chitosan

and Sulfate Alumunium. Procedia Engineering, 33 (254-260),

doi:10.1016/j.proeng.01.1202.

18

Lampiran 1 Metode pengukuran Jar Test dan debit unit koagulasi (Distribution

Chamber)

a. Diagram pengujian Jar Test

b. Diagram pengukuran debit

19

Lampiran 2 Diagram alir perhitungan unit bar screen

20

Lampiran 3 Diagram alir perhitungan unit sand trap

21

Lampiran 4 Diagram alir perhitungan unit koagulasi dengan hydraulic jump

22

Lampiran 5 Diagram alir perhitungan unit koagulasi dengan pengadukan mekanik

23

Lampiran 6 Diagram alir perhitungan unit flokulasi

24

Lampiran 7 Diagram alir perhitungan unit sedimentasi

25

Lampiran 8 Diagram alir perhitungan unit filtrasi

26

Lampiran 9 Gambar desain unit bar screen

27

Lampiran 10 Gambar desain unit distribution chamber

28

Lampiran 11 Gambar desain unit accelator

29

Lampiran 12 Potongan A-A unit accelator

30

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan dengan nama Rizka Amalia pada 13 Februari 1992 di

Kota Jakarta. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dengan ayah

bernama Abdul Rachman dan ibu Sumiati. Penulis merupakan lulusan dari

Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Jakarta dan Sekolah Menengah Atas Negeri

26 Jakarta. Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian

Bogor dengan jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan.