Upload
kurnia-nia-nastiti
View
87
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Tugas Mata Kuliah MBP EropaOleh: Kurnia Sari Nastiti070810531
Uni Eropa: Sejarah dan Perkembangannya
Berkaitan dengan sejarahnya, Uni Eropa telah melalui tahapan-tahapan yang kompleks
dalam pendiriannya sebagai sebuah organisasi supranasional di kawasan Eropa. Pendirian Uni
Eropa tidak serta merta terjadi begitu saja melainkan diawali oleh pembentukan tiga institusi
pendahulunya yakni: Komunitas Baja dan Batu Bara Eropa (the Europen Coal and Steel
Community) yang dibentuk oleh Traktat Paris pada tahun 1951; serta Komunitas Ekonomi Eropa
(the European Economic Community) dan Komunitas Atom Eropa (European Atomic Community)
yang dibentuk berdasarkan Traktat Roma tahun 1957. Seiring dengan meningkatnya
interdependensi, semakin bertambahnya jumlah anggota dalam ketiga institusi tersebut, dan
adanya peningkatan kepentingan bersama di bidang selain ekonomi maka mulai muncul ide
tentang masyarakat Eropa dan identitas Eropa yang selanjutnya menjadi ide dasar bagi
pembentukan Uni Eropa. Ide tentang masyarakat Eropa ini kemudian diimplementasikan dalam
pendirian Uni Eropa di tahun 1993 berdasarkan Traktar Maastricht. Dengan demikian, komunitas
Eropa yang awalnya hanyalah sebuah badan perdagangan di ranah ekonomi kini telah berkembang
menjadi sebuah kerjasama di bidang politik, pertahanan, dan berbagai bidang lainnya.
Uni Eropa secara garis besar merupakan sebuah organisasi supranasional yang
beranggotakan negara-negara di kawasan Eropa dimana di dalamnya terdapat sejumlah kerjasama
baik politik maupun ekonomi antar-anggotanya. Setiap anggota yang ingin masuk ke dalam Uni
Eropa setidaknya harus memenuhi sejumlah kriteria seperti yang tercantum dalam Kriteria
Kopenhagen yakni meliputi: (1) political factor, calon negara anggota haruslah melaksanakan
prinsip-prinsip demokrasi, mengakui hak-hak manusia, patuh pada hukum yang berlaku, dan
menjamin hak-hak minoritas; (2) economic factor, calon negara anggota harus memiliki
perekonomian yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Uni Eropa dan bersedia
bekerjasama mengatasi tekanan-tekanan ekonomi yang muncul; dan (3) community acquis, calon
negara anggota haruslah bersedia menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan memiliki visi
politik dan ekonomi yang sama.1 Seiring dengan adanya keterbukaan dari Uni Eropa untuk
menerima anggota-anggota baru, maka pada perkembangannya anggota Uni Eropa yang semula
hanya terdiri dari 6 negara yakni Perancis, Jerman, Belanda, Belgia, Italia, dan Luksemburg kini
berkembang menjadi 27 anggota dengan masuknya Austria, Belgia, Bulgaria, Siprus, Republik
Checznya, Denmark, Estonia, Finlandia, Yunani, Hungaria, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia,
Portugal, Republik Irlandia, Romania, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Inggris. Dengan
1 Krok-Paszkowska dan Zielonka. European Union Enlargement (New York: Oxford University Press Inc., 2007), hlm.372.
| 1
Tugas Mata Kuliah MBP EropaOleh: Kurnia Sari Nastiti070810531semakin banyaknya jumlah anggota dan masih tingginya kemungkinan untuk pertambahan
anggota lagi di kemudian hari, masalah yang kemudian muncul adalah permasalahan integrasi
(deepening) di tengah isu perluasan aggota (widening). Untuk itu, demi menjamin terciptanya
integrasi di kalangan anggota Uni Eropa maka salah satu instrumen yang diterapkan adalah dengan
menerapakan mata uang yang sama (unified currency) dan hal ini telah diterapkan oleh sejumlah
negara anggota Uni Eropa.
Seiring dengan jumlah anggota yang terus bertambah, jumlah institusi yang menjadi pilar
penopang kinerja Uni Eropa juga semakin meningkat. Sejumlah institusi utama dalam Uni Eropa
awalnya hanyalah terdiri dari Dewan Eropa (the European Council) yang berfungsi memberikan
sejumlah orientasi tindakan pada Uni Eropa, Komisi Eropa (the European Commission) yang
berfungsi memeriksa dan mengusulkan undang-undang Eropa, Parlemen Eropa (the European
Parliament) yang berfungsi memberikan saran dan memutuskan undang-undang, dan Dewan Uni
Eropa (the Council of the European Union) yang berfungsi memutuskan tindakan apa yang akan
dilakukan oleh Uni Eropa. Namun, kini terdapat pula institusi-isntitusi lain yang tak kalah penting
seperti Mahkamah Eropa (the European Court of Justice) yang berfungsi menjamin terlaksananya
hukum yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa, Mahkamah Audit (the Court of Auditors) yang
berfungsi membuat laporan tahunan pada Dewan Uni Eropa dan Parlemen Eropa dan memastikan
bahwa semua transaksi keuangan dilakukan sesuai dengan anggaran Uni Eropa dan undang-
undang, Bank Sentral Eropa (European Central Bank) berfungsi mengatur jumlah mata uang Euro
yang beredar dan membuat kebijakan moneter, Komite Ekonomi dan Sosial (the Economic and
Social Committee) berfungsi sebagai badan penasehat atas hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi
dan sosial , dan Komite Wilayah (Committee of the Regions) yang merupakan forum perwakilan
pemerintah lokal dan regional untuk memberikan nasehat pada Komisi Eropa dan Dewan Eropa
serta memperkuat nilai-nilai demokrasi di lingkungan Uni Eropa.
Dengan jumlah anggota yang cukup banyak dan didukung oleh adanya institusi-institusi
yang memadai, Uni Eropa telah melakukan sejumlah tindakan yang berguna bagi negara
anggotanya maupun wilayah Eropa secara keseluruhan. Setiap tindakan Uni Eropa telah terstruktur
dalam rancangan kerja dari masing-masing agensi dalam Uni Eropa sesuai dengan bidang kegiatan
tersebut. Agensi yang bernama EMCDDA(The European Monitoring Centre for Drugs and Drug
Addiction) misalnya khusus berperan dalam menyediakan informasi mengenai data narkoba dan
obat-obat yang beredar di Eropa sehingga dapat menyediakan bukti dan gambaran tingkat obat-
obatan di wilayah Eropa. Selain peduli dalam hal kemanusiaan, Uni Eropa juga melakukan
kegiatan untuk melindungi kekayaan budaya Eropa misalnya dengan memberikan bantuan modal
| 2
Tugas Mata Kuliah MBP EropaOleh: Kurnia Sari Nastiti070810531dalam perbaikan teater bersejarah “Teatro del Liceu di Barcelona” dan “Fenice” di Venezia yang
rusak karena kebakaran pada tahun 1994 dan 1996. Sementara itu dalam kaitannya dengan
pengembangan ilmu pengetahuan, Uni Eropa juga membentuk sebuah agensi bernama European
Research Area (ERA) yang bertujuan untuk memperluas pasar Eropa dalam hal penelitian dan
teknologi serta menciptakan ruang bebas dari batas-batas negara, di mana diskusi terbuka dan
penelitian dapat bermanfaat bagi negara anggota dan masyarakat Eropa secara keseluruhan.
Kesimpulan dan Opini :
Menurut pandangan penulis, kemampuan negara-negara Eropa melampaui sejumlah tahapan
pendirian Uni Eropa mulai dari Komunitas Baja dan Batu Bara Eropa (ECSC), Komunitas
Ekonomi Eropa (EEC), dan Komunitas Atom Eropa (EAC) hingga akhirnya menjadi Uni Eropa di
tahun 1993 secara tidak langsung telah membuktikan keberhasilan dan kekuatan kerjasama yang
terjalin di antara negara-negara anggotanya. Namun demikian, menurut penulis, masih terdapat
pula sejumlah benturan kepentingan antar-negara anggota yang belum berhasil dijembatani oleh
Uni Eropa dengan baik. Dalam hal perekonomian misalnya, tidak semua negara anggota Uni
Eropa menggunakan Euro sehingga kebijakan fiskal dan moneter antar-negara anggota tidaklah
sama mekanismenya dan hal ini sempat menjadi permasalahan ketika terjadi krisis Yunani pada
awal 2010 lalu. Pada saat itu, negara anggota Uni Eropa yang tidak menggunakan Euro seperti
misalnya Inggris sempat merasa keberatan dengan kebijakan Uni Eropa untuk memberikan
bantuan keuangan pada Yunani agar dampak krisis tidak menyebar ke wilayah Eropa lainnya. Dari
sini masih terlihat sisi egoisme dari negara anggota Uni Eropa untuk lebih mementingkan
kepentingan perekonomian negaranya dibanding kepentingan ekonomi regional Eropa secara
keseluruhan. Krisis solidaritas dan kepercayaan antar anggota Uni Eropa semacam inilah yang
menurut penulis akan dapat menjadi batu ganjalan bagi integrasi Uni Eropa di masa yang akan
datang.
Referensi:
Kassim, Hussein, Ben. 2007. “The Institutions of the Europen Union”, dalam Hay,Colin dan Menond, Anand. European Politics. New York: Oxford University Press Inc.
Krok-Paszkowska dan Zielonka. 2007. European Union Enlargement. New York: Oxford University Press Inc.
| 3