Upload
sliverred
View
233
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah cybercrime etika profesi
Citation preview
MAKALAH
ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI
CYBER CRYME DAN CYBER LAW
Dosen :
Ir. Erfan Achmad Dahlan, M.T.
Disusun Oleh :
Rozali Syahputra (125150101111003)
JURUSAN INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya saya
telah dapat menyelesaikanpenyusunan Makalah Etika Profesi Teknologi Informasi Cyber Crime & Cyber
Law ini. Saya mengucapkan terimakasih pada kawan kawan blogger maupun beberapa sumber dan juga
dosen yang mendukung dan membantu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat bertujuan untuk
dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan mutunya, dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk teman-teman yang membacanya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat saya
harapkan. Sebagai bahan penulisan diambil dari beberapa situs internet dan sumber terpercaya di internet
lainnya yang mendukung dan layak untuk disajikan dalam makalah ini.
Penulis berharap agarmakalah ini bermanfaat bagi pihak yang sewaktu waktu membutuhkan,
meskipun masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dan dikaji ulang.
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Metode Penulisan.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................2
2.1 Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)....................................................2
2.2 Pengertian Cyber Crime...........................................................................................................2
2.3 Jenis Jenis Cyber Crime...........................................................................................................3
2.4 Perkembangan Cyber Crime di Indonesia................................................................................4
2.5 Contoh Kasus Cyber Crime.....................................................................................................4
2.6 Cyber Law...............................................................................................................................7
2.7 Cyber Law di Indonesia...........................................................................................................7
2.8 Contoh Kasus Cyber Law........................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi Informasi (TI) atau dalam Bahasa inggris dikenal dengan istilah Information
technologi (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam
membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI
menyatukankomputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Hal ini
memberi banyak dampak positif bagi kalangan masyarakat manapun, tak terkecuali mereka yang
juga menyalahgunakannya, yang mana sering disebut Cyber Crime. Hal ini tentu saja berlawanan
dengan Etika Teknologi informasi.
Cyber Crime merupakan sebuah istilah aktifitas kejahatan dengan computer atau jaringan
computer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Istilah ini juga digunakan untuk
kegiatan kejahatan tradisional dimana computer atau jaringan computer digunakan untuk
mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu terjadi.
1.2 Metode Penulisan
Penyusunan makalah ini menitik beratkan pada kegiatan melanggar hokum di dunia maya
yang disebut dengan Cyber Crime dan Cyber Law. Makalah ini merupakan hasil pengumpulan
data dan informasi melalui media internet yang didalmnya terdapat banyak artikel dan informasi
yang menjelaskan tentang hal ini.
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun agar pemahaman tentang tindak kejahatan melalui media internet ini
menjadi lebih mudah dimengerti bagi setiap orang yang membacanya. Khususnya untuk para
pengguna media online, makalah ini merupakan informasi yang harus diterapkan dalam
penggunaan media internet sehari hari.
Makalah ini secara khusus ingin mengaplikasikan teori mata kuliah Etika Profesi
Teknologi Informasi dengan mencari refrensi dan menyebearkan informasinya melalui makalah
ini, untuk lebih memahami tentang apa itu Cyber crime dan Cyber Law berikut karakteristik,
rincian, dan disediakan juga beberapa contoh kasus mengenai Cyber Crime dan/atau Cyber Law
ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah Ketentuan yang berlaku
untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-undang
ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia,
yang memiliki akibat hukum di wilayah Indonesia dan /atau di luar wilayah hukum Indonesia dan
merugikan kepentingan indonesia.
UU ITE mengatur berbagai perlindungan hukum atas kegiatan yang memnafaatkan
internet sebagai medianya, baik transaksi maupun pemanfaatan informasinya. Pada UUITE juga
diatur berbagai ancaman hukuman bagi kejahatn melalui internet. UUITE mengakomodir
kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat pada umumnya guna mendapatkan
kepastian hukum, dengan diakuinya bukti elektronik dan tanda tangan digital sebagi bukti yang
sah di pengadilan
2.2 Pengertian Cyber Crime
Kejahatan dunia maya (Inggris: cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada
aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat
terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan
lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit/carding, confidence fraud, penipuan
identitas, pornografi anak, dll. Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya
mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer sebagai unsur
utamanya, istilah ini juga digunakan untuk kegiatan kejahatan tradisional di mana komputer atau
jaringan komputer digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu terjadi.
Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai alat adalah spamming dan
kejahatan terhadap hak cipta dan kekayaan intelektual. Contoh kejahatan dunia maya di mana
komputer sebagai sasarannya adalah akses ilegal (mengelabui kontrol akses), malware dan
serangan DoS. Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai tempatnya adalah
penipuan identitas. Sedangkan contoh kejahatan tradisional dengan komputer sebagai alatnya
adalah pornografi anak dan judi online. Beberapa situs-situs penipuan berkedok judi online
termasuk dalam sebuah situs yang merupakan situs kejahatan di dunia maya yang sedang
2
dipantau oleh pihak kepolisian dengan pelanggaran pasal 303 KUHP tentang perjudian dan pasal
378 KUHP tentang penipuan berkedok permainan online dengan cara memaksa pemilik website
tersebut untuk menutup website melalui metode DDOS website yang bersangkutan, begitupun
penipuan identitas di game online hanya mengisi alamat identitas palsu game online tersebut
bingung dengan alamat identitas palsu karena mereka sadar akan berjalannya cybercrime jika hal
tersebut terus terus terjadi maka game online tersebut akan rugi/bangkrut.
2.3 Jenis Jenis Cyber Crime
1. CARDING adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain, yang
diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di internet. Sebutan pelakunya adalah
“carder”. Sebutan lain untuk kejahatan jenis ini adalah cyber froud alias penipuan di dunia maya.
2. HACKING adalah menerobos program komputer milik orang/pihak lain. Hacker adalah orang
yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan membaca program tertentu dan
terobsesi mengamati keamanan securitynya.
3. CRACKING adalah hacking untuk tujuan jahat. Sebutan untuk “cracker” adalah “hacker” bertopi
hitam (black hat hacker). Berbeda dengan “carder” yang hanya mengintip kartu kredit, “cracker”
mengintip simpanan para nasabah di berbagai bank atau pusat data sensitif lainnya untuk
keuntungan diri sendiri. Meski sama-sama menerobos keamanan komputer orang lain, “hacker”
lebih fokus pada prosesnya. Sedangkan “cracker” lebih fokus untuk menikmati hasilnya.
4. DEFACING adalah kegiatan mengubah halaman situs/website pihak lain, seperti yang terjadi
pada situs Menkominfo dan Partai Golkar, BI baru-baru ini dan situs KPU saat pemilu 2004 lalu.
Tindakan deface ada yang sematamata iseng, unjuk kebolehan, pamer kemampuan membuat
program, tapi ada juga yang jahat, untuk mencuri data dan dijual kepada pihak lain.
5. PHISING adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user) agar mau memberikan
informasi data diri pemakai (username) dan kata sandinya (password) pada suatu website yang
sudah dideface. Phising biasanya diarahkan kepada pengguna online banking. Isian data pemakai
dan password yang vital.
6. SPAMMING adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (e-mail) yang tak
dikehendaki. Spam sering disebut juga sebagai bulk email atau junk e-mail alias “sampah”.
7. MALWARE adalah program komputer yang mencari kelemahan dari suatu software. Umumnya
malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atauoperating system.
Malware terdiri dari berbagai macam, yaitu: virus, worm, trojanhorse, adware, browser hijacker,
dll.
3
2.4 Perkembangan Cyber Crime di Indonesia
Di Indonesia sendiri perkembangan cyber crime patut diacungi jempol. Walau di dunia
nyata kita dianggap sebagai salah satu negara terbelakang dalam segala hal, namun prestasi yang
sangat berhasil ditorehkan oleh para hacker, cracker dan carder lokal.
Virus komputer yang dulunya banyak diproduksi di US dan Eropa sepertinya juga
mengalami “outsourcing” dan globalisasi. Di tahun 1986 – 2003, epicenter virus computer
dideteksi kebanyakan berasal dari Eropa dan Amerika dan beberapa negara lainnya seperti
Jepang, Australia, dan India. Namun hasil penelitian mengatakan di beberapa tahun mendatang
Mexico, India dan Africa yang akan menjadi epicenter virus terbesar di dunia, dan juga
bayangkan, Indonesia juga termasuk dalam 10 besar.
Dalam 5 tahun belakangan ini China , Eropa, dan Brazil yang meneruskan perkembangan
virus2 yang saat ini mengancam komputer kita semua dan tidak akan lama lagi Indonesia akan
terkenal namun dengan nama yang kurang bagus mengapa? mungkin pemerintah kurang ketat
dalam pengontrolan dalam dunia cyber, terus terang para hacker di Amerika tidak akan berani
untuk bergerak karna pengaturan yang ketat dan system kontrol yang lebih high-tech lagi yang
dipunyai pemerintah Amerika Serikat.
2.5 Contoh Kasus Cyber Crime
Seiring dengan kemudahan akses teknologi di era globalisasi ini memnuculkan berbagai dampak
positif dan negative. Beberapa contoh kasus kejahatan Cyber yaitu :
1. Penyusupan Malware dan Pencurian Data
Hasil penelitian terbaru Federal Bureau of Investigation (FBI) menyimpulkan bahwa para
penjahat online --khususnya di bidang penipuan-- kerap menyasar orang-orang yang
kesepian, terutama dari kalangan wanita.
Dijelaskan lebih lanjut, para pelaku kejahatan online umumnya mengidentifikasi wanita
kesepian di dunia maya dengan cara memantau status media sosial ataupun menjelajah di
layanan-layanan kencan online.
Laporan FBI yang dimuat dalam Internet Crime Complaint Center (IC3) menemukan
mayoritas korban penipuan online adalah wanita yang memiliki akun di situs layanan kencan
online. Bila dipersentasikan, 70% korban penipuan online adalah wanita.
4
Hasil survei mengatakan rata-rata korban penipuan online dari kalangan wanita menderita
kerugian finansial mencapai US$ 14 ribu atau lebih dari Rp 180 jutaan.
"Kriminal berkeliaran di website perjodohan, chatting, dan media sosial menggunakan
skenario yang sudah dilatih berulang-ulang. Biasanya para korban yakin mereka sedang
berpacaran dengan seseorang yang jujur dan bisa dipercaya, meski tidak bertemu langsung,"
tulis FBI dalam laporannya.
Canggihnya lagi, terkadang pencurian materi korban berlangsung secara tidak disadari.
Biasanya para pelaku memiliki bekal kemampuan komputasi yang cukup ahli, alias seorang
hacker. Jadi, mereka biasanya hanya perlu mengajak korban untuk mengunjungi atau meng-
klik tautan (URL) tertentu yang telah disisipkan malware.
Nah, malware tersebut dimanfaatkan untuk mencuri berbagai data pribadi korban, termasuk
akun dan password media sosial hingga perbankan.
2. Pornografi
Di era modern seperti sekarang ini, internet semakin mudah diakses oleh berbagai kalangan
masyarakat di Indonesia. Kemudahan akses internet itu ternyata memberikan dampak positif
dan negatif bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda.
Kehadiran internet memudahkan generasi muda dalam mengakses informasi dari dunia luar.
Bersosialisasi dan mengetahui kondisi di luar negeri tentu lebih mungkin dilakukan dengan
memanfaatkan intenet.
Sayangnya, angka kejahatan online alias cybercrime pada anak disebutkan telah menjadi tren
baru di banyak negara, termasuk Indonesia. Penggunaan internet yang nyaris tanpa kendali
menyebabkan anak-anak rentan menjadi korban dari berbagai tindak kejahatan di dunia
maya.
Kejahatan seksual, pornografi, trafficking, bullying dan bentuk kejahatan lain yang dilakukan
secara online menjadi ancaman yang semakin besar mengintai generasi penerus bangsa.
"Internet mendorong angka kejahatan online terhadap anak semakin tinggi, pertumbuhannya
semakin cepat sejak tahun 2011," ungkap Maria Advianti, Komisioner Komisi Perlindungan
5
Anak Indonesia (KPAI) di acara peringatan Hari Internet Aman Sedunia di kantor KPAI,
Selasa (10/2/2015).
Menurut data yang dipublikasikan KPAI, sejak tahun 2011 hingga 2014, jumlah anak korban
pornografi dan kejahatan online di Indonesia telah mencapai jumlah 1.022 anak. Secara rinci
dipaparkan, anak-anak yang menjadi korban pornografi online sebesar 28%, pornografi anak
online 21%, prostitusi anak online 20%, objek cd porno 15% serta anak korban kekerasan
seksual online 11%.
Jumlah itu diprediksi akan terus meningkat bila tidak ditanggulangi secara optimal.
Pertumbuhan angka anak korban kejahatan online itu bertumbuh pesat seiring meningkatnya
jumlah pengguna internet di Tanah Air.
3. Hacking
Faslitas WiFi gratis di tempat umum adalah sebuah berkah bagi banyak orang. Namun
berhati-hatilah, pasalnya menurut hasil penyelidikan ahli kemanan komputasi, Jason W
Clarke, saat ini fasilitas WiFi gratis bagi publik menjadi tergat utama aksi kejahatan cyber
para hacker.
Dilansir laman Business Insider, Senin (30/3/2015), dalam laporannya Clarke
mengungkapkan bahwa fasilias WiFi gratis di kamar-kamar hotel adalah salah satu yang
paling rentan terhadap serangan hacker. Secara teknis, ia selalu menemukan celah keamanan
yang begitu besar di banyak fasilitas WiFi gratis hotel.
"Kenyataannya, tak ada cara yang benar-benar sempurna dalam mengakses internet. Namun
begitu, secara pribadi saya akan berpikir dua kali sebelum memeriksa rekening perbankan
menggunakan fasilitas WiFi hotel ataupun kafe," papar Clarke.
Clarke menyarankan agar lebih berhati-hari saat menggunakan jaringan internet publik.
Usahakan jangan mengakses sesuatu yang begitu penting menggunakan fasilitas WiFi gratis,
semisal transaksi perbankan, membuka data-data penting perusahaan, atau bahkan meng-
upload foto ataupun video pribadi.
Gunakan fasilitas jaringan WiFi gratis untuk keperluan standar saja, seperti browsing atau
mengakses media sosial. Meskipun hal itu tetap berisiko terjadi pencurian data pripadi,
6
seperti username dan password. Namun begitu, umumnya hacker akan lebih menyasar
kegiatan online yang menguntungkan secara finansial.
Selain itu, Clarke juga menyarankan agar pengguna memanfaatkan jaringan Virtual Private
Networks (VPN) saat menggunakan fasilitas WiFI gratis. Penggunaan VPN akan
memberikan perlindungan berupa enkripsi jalur jaringan internet yang Anda gunakan.
2.6 Cyber Law
Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya), yang umumnya
diasosiasikan dengan Internet. Cyberlaw dibutuhkan karena dasar atau fondasi dari hukum di
banyak negara adalah "ruang dan waktu". Sementara itu, Internet dan jaringan komputer
mendobrak batas ruang dan waktu ini.
Secara yuridis, cyber law tidak sama lagi dengan ukuran dan kualifikasi hukum
tradisional. Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan dan
perbuatan hukum yang nyata. Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat
nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian subjek pelakunya harus
dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata.
2.7 Cyber Law di Indonesia
Perkembangan internet di Indonesia mengalami percepatan yang sangat tinggi serta
memiliki jumlah pelanggan atau pihak pengguna jaringan internet yang terus meningkat sejak
paruh tahun 90′an. Salah satu indikator untuk melihat bagaimana aplikasi hukum tentang internet
diperlukan di Indonesia adalah dengan melihat banyaknya perusahaan yang menjadi provider
untuk pengguna jasa internet di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang memberikan jasa
provider di Indonesia sadar atau tidak merupakan pihak yang berperanan sangat penting dalam
memajukan perkembangan cyber law di Indonesia dimana fungsi-fungsi yang mereka lakukan.
Ada beberapa lingkup cyberlaw yang memerlukan perhatian khusus di Indonesia saat ini
yakni :
1. Kriminalisasi cybercrime atau kejahatan didunia maya Dampak negative dari kejahatan
didunia maya ini telah banyak terjadi Indonesia, namun perangkat aturan yang ada pada
saat ini belum cukup kuat menjerat pelaku dengan sanksi tegas, kejahatan ini semakin
berkembang seiring perkembangan teknologi informasi. Kejahatan sebenanya tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat, tidak ada kejahatan tanpa masyaraat.
7
2. Aspek Pembuktian Saat ini sistem pembuktian hukum di Indonesia (khususnya dalam
pasal 184 KUHP) belum mengenal istilah bukti elektronik/digital sebagai bukti yang sah
menurut undang-undang. Masih banyak perdebatan khususnya antarra akademisi dan
praktisi mengenai hal ini. Untuk aspek perdata, pada dasarnya hakim dapat bahkan
dituntun untuk melakukan rechstivinding (penemuan hukum). Tapi untuk pidana tidak
demikian, asas legalitas menetapkan bahwa tidak ada suatu 28 perbuatan dapat dipidana
jika tidak ada aturan hukum yang mengaturnya (nullum delictum nulla poena sine previe
lege poenali). Untuk itulah dibutuhkan adanya dalil yang cukup kuat sehingga perdebatan
akademisi dan praktisi mengenai hal ini tidak perlu terjadi lagi.
3. Aspek Hak Atas Kekayaan Intelektual Termasuk didalamnya Hak Cipta dan Hak Milik
Industrial yang cukup paten, merk, desain industry, rahasia dagang, sirkuit terpadu dan
lain-lain.
4. Standarisasi di Bidang Telamatika Penetapan standarisasi bidang telematika akan
membantu masyarakat untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan dalam
menggunakan teknologi informasi.
5. Aturan-aturan di Bidang E-Bussiness Termasuk didalamnya perlindungan konsumen dan
pelaku bisnis.
6. Aturan-aturan di Bidang E-Government Apabila E-Government di Indonesia telah
terintegrasi dengan baik maka efeknya adalah pelayanan kepada masyrakat menjadi lebuh
baik.
7. Aturan Tentanng Jaminan Keamanan dan Kerahasiaan Informasi Dalam menggunakan
teknologi informasi.
8. Yuridikasi Hukum Cyberlaw tidak akan berhasil jika aspek ini diabaikan. Karena
pemetaan yang mengatur cyberspace menyangkut juga hubungan antar kawasan, antar
wilayah dan antar Negara. Sehingga penetapan yuridikasi yang jelas mutlak diperlukan.
2.8 Contoh Kasus Cyber Law
1. Virus
Virus adalah salah satu program komputer berbahaya yang menakutkan bagi para pengguna
komputer. Pasalnya ia dapat menyerang sistem komputer, bahkan dapat menghapus data-data
penting di komputer.
Beberapa virus ada yang sampai menyebabkan kerusakan serius pada sistem komputer. Para
pakar keamanan dibuat sibuk untuk menangani virus ini dan membuat software untuk
membasminya.
8
Virus bertindak seperti penyakit, ia merusak sistem komputer dengan berbagai cara. Nah apa saja
virus komputer yang paling berbahaya di dunia? Berikut kami rangkumkan untuk Anda.
Nimda
Virus ini muncul pertama kali pada pertengan September 2001, tepatnya seminggu
setelah serangan 9 September. Nama virus ini diambil dari kata "Admin", hanya saja
diejanya secara terbalik.
Nimda menyebar lewat media internet seperti lewat email, web, file sharing, atau
memanfaatkan celah keamanan yang ada pada server Web Microsoft Internet Information
Services (IIS).
Worm ini dengan cepat berhasil menginfeksi dan melumpuhkan ribuan komputer di
seluruh dunia dan kabarnya sampai saat ini masih menyebar, namun lebih lambat.
Storm Worm
Storm Worm adalah virus jenis trojan yang mematikan dan sangat merusak. Perangkat
lunak berbahaya ini pertama kali muncul pada 2006 dan menyebar lewat pesan elektronik
alias email yang di dalamnya disertakan sebuah link.
Saat itu banyak sekali para pengguna komputer yang mengeluh bahwa mereka menerima
email spam dengan pesan "230 dead as storm batters Eropa". Jika link tersebut diklik,
maka virus akan menginfeksi komputer dan memungkinkan komputer dikendalikan dari
jarak jauh untuk menyebarkan email spam di internet.
Conficker
Conflicker masuk dalam kategori virus yang sangat berbahaya karena penyebarannya
sangat cepat, ditemukan pada Oktober 2008. Virus ini juga dikenal dengan nama
Downup, Domnadup dan virus Kido.
Conflicker menyebar melalui sistem operasi Microsoft Windows, paling banyak
menyerang Windows XP. Laman The Guardian memprediksi Conficker telah
menginfeksi 3,5 juta PC pada 2009. Angka infeksi ini bertambah menjadi hampir 9 juta
PC selang sehari kemudian.
Code Red
Code Red berkeliaran mulai bulan Juni 2001. Worm ini dapat merusak berbagai server
jaringan dengan memanfaatkan celah yang ada pada Microsoft Internet Information
Server. Virus ini akan membuat buffer komputer penuh sehingga akan menguras memori.
Worm ini menyebar hanya dengan memanfaatkan koneksi internet, lalu men-deface
halaman web yang sedang dibuka. Jadi tidak melalui metode jebakan membuka email
attachment atau mengklik sebuah URL.
9
Code Red telah berhasil membuat lebih dari 400.000 server down seketika, dan
menimbulkan kerugian US$ 2,6 miliar.
Melissa
Melissa adalah salah satu virus komputer paling berbahaya yang pernah ada. Pada
tanggal 26 Maret 1999, virus ini menjadi headline berita di seluruh dunia. Virus ini telah
berhasil menginfeksi 20% komputer di dunia dalam waktu singkat.
Virus ini mengkontaminasi sistem lewat email attachment bertajuk “Here is that
document you asked for, don’t show it to anybody else”. Jika attachment tersebut diklik,
maka virus akan mereplikasi dirinya dan secara otomatis mengirimkan dirinya ke 50
alamat email lain yang terdapat pada address book email korban.
Antivirus telah dibuat untuk menonaktifkan virus ini tetapi tidak dapat menghapus virus
ini sepenuhnya.
6. CIH
CIH masuk dalam kategori virus berbahaya karena virus ini sulit terdeteksi. Ia akan
menginfeksi setiap aplikasi yang ada di komputer. Kerugian yang timbul akibat virus ini
mencapai lebih dari US$ 100 juta.
CIH pertama kali terdeteksi di Taiwan pada bulan Juni 1998. CIH dinobatkan sebagai
salah satu virus komputer paling berbahaya yang pernah dibuat. Virus ini juga mampu
mengutak-atik BIOS komputer agar tidak bisa melakukan booting.
Ia menginfeksi sistem operasi Windows 95, 98, hingga Windows ME.
ILOVEYOU
Tidak diragukan lagi, virus ILOVEYOU merupakan salah satu malware yang paling
berbahaya di dunia dan paling sulit dibasmi. Ia dapat mereplikasi dirinya sendiri.
Virus ini pertama kali ditemukan di sistem komputer dari Filipina pada 4 Mei 2000. Yang
menarik adalah metode penyebarannya. Virus ini memanfaatkan rasa penasaran publik
dengan cara mengirimkan surat cinta lewat email dengan subjek "ILOVEYOU". Karena
itu virus ini juga dikenal dengan sebutan virus Love Letter.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanDi dunia ini banyak hal yang memiliki dualisme yang kedua sisinya saling berlawanan. Seperti
teknologi informasi dan komunikasi, hal ini diyakini sebagai hasil karya cipta peradaban manusia tertinggi pada zaman ini. Namun karena keberadaannya yang bagai memiliki dua mata pisau yang saling berlawanan, satu mata pisau dapat menjadi manfaat bagi banyak orang, sedangkan mata pisau lainnya dapat menjadi sumber kerugian bagi yang lain, banyak pihak yang memilih untuk tidak berinteraksi dengan teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai manusia yang beradab, dalam menyikapi dan menggunakan teknologi ini, mestinya kita dapat memilah mana yang baik, benar dan bermanfaat bagi sesama, kemudian mengambilnya sebagai penyambung mata rantai kebaikan terhadap sesama, kita juga mesti pandai melihat mana yang buruk dan merugikan bagi orang lain untuk selanjutnya kita menghindari atau memberantasnya jika hal itu ada di hadapan kita.
3.2 SaranCybercrime adalah bentuk kejahatan yang mestinya kita hindari atau kita berantas
keberadaannya. Cyberlaw adalah salah satu perangkat yang dipakai oleh suatu negara untuk melawan dan mengendalikan kejahatan dunia maya (cybercrime) khususnya dalam hal kasus cybercrime yang sedang tumbuh di wilayah negara tersebut. Seperti layaknya pelanggar hukum dan penegak hukum.
Demikian makalah ini saya susun dengan usaha yang maksimal, saya mengharapkan yang terbaik bagi saya dalam penyusunan makalah ini maupun bagi para pembaca semoga dapat mengambil manfaat dengan bertambahnya wawasan dan pengetahuan baru setelah membaca tulisan yang ada pada makalah ini. Namun demikian, sebagai manusia biasa saya menyadari keterbatasan saya dalam segala hal termasuk dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik atau saran yang membangun demi terciptanya penyusunan makalah yang lebih sempurna di masa yang akan datang. Atas segala perhatiannya saya haturkan terimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://epit-ka6f-2014.heck.in/files/makalah-etika-cyber-law.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Kejahatan_dunia_maya
https://www.scribd.com/doc/188795541/Makalah-Etika-Profesi-Teknologi-Informasi-Dan-Komunikasi-Cybercrime-Cyberlaw#scribd
http://tekno.liputan6.com/read/2222723/7-virus-komputer-paling-berbahaya-di-dunia
http://tekno.liputan6.com/read/2236762/waspadalah-penjahat-online-incar-wanita-kesepian
http://tekno.liputan6.com/read/2229503/dengan-software-ini-semua-orang-bisa-jadi-hacker
http://tekno.liputan6.com/read/2198950/fasilitas-wifi-gratis-di-hotel-jadi-target-utama-hacker
http://tekno.liputan6.com/read/2173844/kpai-ribuan-anak-indonesia-jadi-korban-pornografi-internet
12