28
KODE ETIK PROFESI GIZI MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Gizi Disusun oleh : Kelompok 3 Ana Raudhatul Jannah P2.06.31.1.13.002 Arini Rachmawati P2.06.31.1.13.003 Desi Puspitasari P2.06.31.1.13.007 Ela Nurlaela P2.06.31.1.13.010 Eris Risnawaty P2.06.31.1.13.011 Hendra Yuliana Efendi P2.06.31.1.13.014 Kurnia Edyawati P2.06.31.1.13.020

Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kode Etik

Citation preview

Page 1: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

KODE ETIK PROFESI GIZI

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Gizi

Disusun oleh :

Kelompok 3

Ana Raudhatul Jannah P2.06.31.1.13.002

Arini Rachmawati P2.06.31.1.13.003

Desi Puspitasari P2.06.31.1.13.007

Ela Nurlaela P2.06.31.1.13.010

Eris Risnawaty P2.06.31.1.13.011

Hendra Yuliana Efendi P2.06.31.1.13.014

Kurnia Edyawati P2.06.31.1.13.020

Nadia Kartika Putri P2.06.31.1.13.023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI TASIKMALAYA

JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2015

Page 2: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya kami telah mampu menyelesaikan makalah yang berjudul

“Lingkup Etika, Etika Pergaulan dan Pengembangan Kepribadian”.Makalah

ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi.

Etika merupakan sebuah cabang filsafsat yang berbicara mengenai nilai

dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Dalam

pergaulanpun perlu adanya etika pergaulan, karena manusia hidup

bermasyarakat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas mengenai

“Lingkup Etika, Etika Pergaulan dan Pengembangan Kepribadian”.

Kami menyadarai bahwa selama penulisan makalah ini kami banyak

mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. H. Agus Bachtiar, S.P, M.Kes., selaku dosen mata kuliah Etika Profesi

yang telah membantu penulis selama menyusun makalah ini;

2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki

banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik

penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran, dan kritik

yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga

makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kami, dan bagi pembaca.

Tasikmalaya, September 2015

Penulis

Page 3: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan Makalah...............................................................................................3

D. Kegunaan Makalah..........................................................................................3

E. Prosedur Makalah............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka..............................................................................................4

1. Pengertian Kode Etik..................................................................................4

2. Tujuan Kode Etik........................................................................................4

3. Kegunaan Kode Etik...................................................................................4

B. Pembahasan.....................................................................................................6

1. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Bangsa dan Negara...............................6

2. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Klien.....................................................6

3. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Masyarakat..........................................14

4. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Profesi..................................................16

5. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Diri Sendiri..........................................16

6. Penetapan Pelanggaran..............................................................................16

7. Kekuatan Kode Etik...................................................................................16

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan..........................................................................................................24

Page 4: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

B. Saran................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25

Page 5: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada

berbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas

tinggi agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi

merupakan faktor penting karena secara langsung  berpengaruh terhadap

kualitas SDM di suatu negara. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi

yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya

perbaikan gizi dalam keluarga maupun pelayanan gizi pada individu.

Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan diri dalam

upaya memelihara dan memperbaiki keadaan  gizi, kesehatan, kecerdasan

dan kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan gizi, pendidikan

gizi, pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli

Gizi dalam menjalankan profesinya harus senantiasa bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi

oleh falsafah dan nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar  1945 serta

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesia

serta etik profesinya. 

Kode etik adalah aturan tertulis yang harus dipatuhi oleh profesi yang

terkait. Sedangkan ahli gizi adalah seseorang yang memiliki kehalian khusus

dalam bidang makanan yang dikaitkan dengan kesehatan. Oleh karena itu

kode etik ahli gizi adalah  peraturan yang harus dilakukan ahli gizi dalam

berinteraksi dengan orang lain baik itu klien maupun teman seprofesi.

Disetiap negara mempunyai kode etik ahli gizi yang berbeda-beda. Hal

tersebut mengacu pada keadaan negara tersebut dan tujuan dari ahli gizi

negara tersebut dalam menyelesaikan masalah gizinya.

Oleh karena itu, kode etik profesi penting untuk diketahui dan

dilaksanakan oleh para ahli gizi sesuai dengan bidang profesinya masing-

masing dimanapun berada.

Page 6: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kode etik ?

2. Apa tujuan kode etik ?

3. Apa kegunanaan kode etik?

4. Apa tanggung jawab profesi gizi terhadap bangsa dan negara?

5. Apa tanggung jawab profesi gizi terhadap masyarakat?

6. Apa tanggung jawab profesi gizi terhadap profesi?

7. Apa tanggung jawab profesi gizi terhadap diri sendiri?

8. Bagaimana penetapan pelanggaran kode etik profesi gizi?

9. Bagaimana kekuatan kode etik profesi gizi?

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui pengertian kode etik

2. Mengetahui tujuan kode etik

3. Mengetahui kegunanaan kode etik

4. Mengetahui tanggung jawab profesi gizi terhadap bangsa dan negara

5. Mengetahui tanggung jawab profesi gizi terhadap masyarakat

6. Mengetahui tanggung jawab profesi gizi terhadap profesi

7. Mengetahui tanggung jawab profesi gizi terhadap diri sendiri

8. Mengetahui penetapan pelanggaran kode etik profesi gizi

9. Mengetahui kekuatan kode etik profesi gizi

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan pengetahuan dan

media informasi baik bagi kami selaku penulis maupun bagi pembaca.

E. Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan metode deskriptif. Melaui metode ini

penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan

komprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan

menggunakan teknik studi pustaka , artinya penulis mengambil data melalui

kegiatan membaca yang relevan dengan tema makalah.

Page 7: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Kode Etik

Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan

sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat

keputusan.

Kode etik adalah suatu sistem norma, nilai, dan aturan profesional

tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa

yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan

perbuatan apa saja yang benar/salah, perbuatan apa yang harus dilakukan

dan perbuatan apa yang harus dihindari. Atau secara singkatnya definisi

kode etik yaitu suatu pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis ketika

melakukan suatu kegiatan/suatu pekerjaan. Kode etik merupakan pola

aturan/tata cara sebagai pedoman berperilaku.

Pengertian kode etik yang lainnya yaitu, merupakan suatu bentuk

aturan yang tertulis, yang secara sistematik dengan sengaja dibuat

berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada & ketika dibutuhkan dapat

difungsikan sebagai alat untuk menghakimi berbagai macam tindakan

yang secara umum dinilai menyimpang dari kode etik tersebut (Putri,

2011).

2. Tujuan Kode Etik

Prinsip-prinsip umum yang di rumuskan dalam suatu profesi

berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan adat

kebiasaan, kebudayaan, dan peranan tenaganahli profesi yang

didefinisikan dalam suatu negara

Pada dasarnya, tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik

suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan

organisasi. Secara umum, tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai

berikut:

Page 8: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

a. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi. Dalam hal ini

yang dijaga adalah image organisasi dan mencegah orang luar

memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap

kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk kelakuan

anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia

luar. Dari segi ini, kode etik juga disebut kode kehormatan.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

Maksudnya adalah kesejahteraan material dan spiritual atau mental.

Dalam hal kesejahteraan material anggota profesi, kode etik

umumnya menerapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk

melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga

menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan

tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi

dalam interaksinya dengan sesama anggota profesi.

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Dalam hal ini

kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu sehingga

para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan

tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu, kode etik

merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para

anggota profesi dalam melakukan tugasnya.

d. Untuk meningkatkan mutu profesi. Kode etik juga memuat tentang

norma-norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha untuk

meningkatkan mutu profesi, sesuai dengan bidang pengabdiannya.

Selain itu, kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan

meningkatkan mutu organisasi profesi (Putri, 2011).

3. Kegunaan Kode Etik

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai

perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Menurut Biggs dan

Blocher, mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu :

a. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.

Page 9: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

Dengan adanya kode etik yang jelas, terlebih khusus dalam rangka

mengatur hubungan antara anggota profesi dengan pihak eksternal

(pemerintah) akan memberikan kejelasan tentang apa yang harus

dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Hal ini menjadi sangat

penting, karena menjalin hubungan dengan pihak pemerintah sebagai

suatu bagian yang berkuasa dalam suatu daerah, tentunya akan sangat

berpengaruh besar terhadap jalannya suatu perusahaan, sehingga

dengan adanya kode etik ini, pemerintah tidak akan “semena-mena”

melakukan yang tidak baik terhadap anggota profesi.

b. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi. 

Dengan adanya kode etik, hal ini akan memberikan kejelasan tentang

cara menjalin hubungan yang baik dengan rekan sejawat, yang

tentunya akan sangat mempengaruhi peforma dari masing-masing

anggota profesi untuk bekerja dengan maksimal dan dengan motavasi

yang benar, tanpa ada perasaan iri atau ketidaksukaan dalam bekerja.

c. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.

Hal ini berkaitan dengan hasil kerja oleh para praktisi dalam suatu

profesi. Dengan kode etik, tentunya para anggota profesi yang

bijaksana tidak akan memberikan kemudahan dalam penyelewengan

tindakan bekerja, yang nantinya hanya akan merugikan bagi dirinya

sendiri dan perusahaan. Selain itu, hal tersebut juga akan memberikan

penggambaran lebih baik kepada setiap anggota profesi untuk tidak

melakukan kesalahan-kesalahan sekecil apapun itu dalam bekerja.

Adapun secara umum fungsi dari kode etik profesi adalah : 

a. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip

profesionalitas yang digariskan. Setiap anggota profesi harus

menjalankan tugasnya sesuai dengan kode etik/ aturan yang berlaku di

dalam suatu organisasi.

b. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang

bersangkutan. Maksud dari fungsi ini adalah bahwa setiap anggota

profesi juga diawasi oleh masyarakat dalam melakukan pekerjaannya.

c. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang

hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Maksud dari fungsi ini

Page 10: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

adalah untuk mencegah intervensi dari pihak lain/ pihak luar yang

tidak berkepentingan untuk masuk ke dalam organisasi, karena

dikhawatirkan merusak tatanan yang sudah ada (Dwiristanto, 2015).

B. Pembahasan

1. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Bangsa dan Negara

a. Ahli Gizi berperan meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta

berperan dalam meningkatkan. kecerdasan dan kesejahteraan rakyat

b. Ahli Gizi berkewajiban menjunjung tinggi nama baik profesi gizi

dengan menunjukkan sikap, perilaku, dan budi luhur serta tidak

mementingkan diri sendiri

c. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya menurut

standar profesi yang telah ditetapkan.

d. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya bersikap

jujur, tulus dan adil.

e. Ahli Gizi berkewajiban menjalankan profesinya berdasarkan prinsip

keilmuan, informasi terkini, dan dalam menginterpretasikan

informasi hendaknya objektif tanpa membedakan individu dan dapat

menunjukkan sumber rujukan yang benar.

f. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa mengenal dan memahami

keterbatasannya sehingga dapat bekerjasama dengan fihak lain atau

membuat rujukan bila diperlukan.

g. Ahli Gizi dalam melakukan profesinya mengutamakan kepentingan

masyarakat dan berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik

dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

h. Ahli Gizi dalam berkerjasama dengan para profesional lain di bidang

kesehatan maupun lainnya berkewajiban senantiasa memelihara

pengertian yang sebaik-baiknya.

i. Membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui

upaya perbaikan gizi harus senantiasa pada berpedoman pada

kebijakan-kebijakan yang telah digariskan. Gizi merupakan salah

satu unsur kesehatan artinya orang yang kekurangan atau kelebihan

Page 11: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

gizi akan mengganggu kesehatan yang merupakan salah satu ukuran

dari kesejahteraan.

j. Senantiasa berperan serta menyumbangkan pikiran dalam upaya

peningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan

dan pembinaan kesehatan masyarakat khususnya dibidang gizi

(Bakri, 2010).

2. Kewajiban Jawab Profesi Gizi Terhadap Klien

a. Ahli Gizi berkewajiban sepanjang waktu senantiasa berusaha

memelihara dan meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup

institusi pelayanan gizi atau di masyarakat umum.

b. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau

masyarakat yang dilayaninya baik pada saat klien masih atau sudah

tidak dalam pelayanannya, bahkan juga setelah klien meninggal

dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan kesaksian hukum.

c. Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya senantiasa menghormati

dan menghargai kebutuhan unik setiap klien yang dilayani dan peka

terhadap perbedaan budaya, dan tidak melakukan diskriminasi dalam

hal suku, agama, ras, status sosial, jenis kelamin, usia dan tidak

menunjukkan pelecehan seksual.

d. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan gizi

prima, cepat, dan akurat.

e. Ahli Gizi berkewajiban memberikan informasi kepada klien dengan

tepat dan jelas, sehingga memungkinkan klien mengerti dan mau

memutuskan sendiri berdasarkan informasi tersebut.

f. Ahli Gizi dalam melakukan tugasnya, apabila mengalami keraguan

dalam memberikan pelayanan berkewajiban senantiasa berkonsultasi

dan merujuk kepada ahli gizi lain yang mempunyai keahlian.

g. Menjaga kerahasiaan. Seorang ahli gizi baru diambil sumpah untuk

tidak mengungkap rahasia klien, baik kepada teman maupun

keluarga pasien. Hal-hal yang sangat penting dapat diungkapkan

langsung kepada klien.

Page 12: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

h. Mengakui adanya keterbatasan kita sendiri Meskipun kita adalah

tenaga profesi, namun harus diakui pula keterbatasan kita. Kalau

memang tidak tahu, maka sebaiknya kita mengakui keterbatasan itu.

i. Mencari konsultasi. Konsultasi adalah bersifat sangat pribadi,

senantiasa tingkatkan pengetahuan dan keterampilan melakukan

konsultasi.

j. Melayani klien sebagaimana anda ingin dilayani. Setiap orang

berhak dilayani dengan penuh respek, keramahan, dan kesejajaran.

k. Memperhatikan perbedaan individual dan kebudayan. Misalnya

suatu diet tidak begitu saja dapat diberlakukan umum semata-mata

karena diagnosanya sama. Untuk itu seorang ahli gizi perlu

mempelajari budaya klien dan kebiasaan yang selama ini dianut oleh

klien (Bakri, 2010).

3. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Masyarakat

a. Ahli Gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum khususnya

tentang penyalahgunaan pelayanan, informasi yang salah dan

praktek yang tidak etis berkaitan dengan gizi, pangan termasuk

makanan dan terapi gizi/diet. ahli gizi hendaknya senantiasa

memberikan pelayanannya sesuai dengan informasi faktual, akurat

dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

b. Ahli Gizi senantiasa melakukan kegiatan pengawasan pangan dan

gizi sehingga dapat mencegah masalah gizi di masyarakat.

b. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa peka terhadap status gizi

masyarakat untuk mencegah terjadinya masalah gizi dan

meningkatkan status gizi masyarakat.

c. Ahli Gizi berkewajiban memberi contoh hidup sehat dengan pola

makan dan aktifitas fisik yang seimbang sesuai dengan nilai paktek

gizi individu yang baik. Dalam bekerja sama dengan profesional lain

di masyarakat.

d. Ahli Gizi berkewajiban hendaknya senantiasa berusaha memberikan

dorongan, dukungan, inisiatif, dan bantuan lain dengan sungguh-

Page 13: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

sungguh demi tercapainya status gizi dan kesehatan optimal di

masyarakat.

e. Ahli Gizi dalam mempromosikan atau mengesahkan produk

makanan tertentu berkewajiban senantiasa tidak dengan cara yang

salah atau, menyebabkan salah interpretasi atau menyesatkan

masyarakat

f. Dalam masyarakat ahli gizi berkewajiban untuk memberikan

bimbingan terhadap masyarakat dalam upaya-upaya mengatasi

masalah gizi dan kesehatan (Bakri, 2010).

4. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Profesi

a. Ahli Gizi dalam bekerja melakukan promosi gizi, memelihara dan

meningkatkan status gizi masyarakat secara optimal, berkewajiban

senantiasa bekerjasama dan menghargai berbagai disiplin ilmu

sebagai mitra kerja di masyarakat.

b. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memelihara hubungan

persahabatan yang harmonis dengan semua organisasi atau disiplin

ilmu/profesional yang terkait dalam upaya meningkatkan status gizi,

kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.

c. Ahli Gizi berkewajiban selalu menyebarluaskan ilmu pengetahuan

dan keterampilan terbaru kepada sesama profesi dan mitra kerja

(Bakri, 2010).

5. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Diri Sendiri

a. Ahli Gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi

ketentuan yang dicanangkan oleh profesi.

b. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memajukan dan memperkaya

pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dalam menjalankan

profesinya sesuai perkembangan ilmu dan teknologi terkini serta

peka terhadap perubahan lingkungan.

c. Ahli Gizi harus menunjukan sikap percaya diri, berpengetahuan luas,

dan berani mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukan

kerendahan hati dan mau menerima pendapat orang lain yang benar.

Page 14: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

d. Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban untuk tidak

boleh dipengaruhi oleh kepentingan pribadi termasuk menerima

uang selain imbalan yang layak sesuai dengan jasanya, meskipun

dengan pengetahuan klien/masyarakat (tempat dimana ahli gizi

diperkerjakan).

e. Ahli Gizi berkewajiban tidak melakukan perbuatan yang melawan

hukum, dan memaksa orang lain untuk melawan hukum.

f. Ahli Gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan gizinya

agar dapat bekerja dengan baik.

g. Ahli Gizi berkewajiban melayani masyarakat umum tanpa

memandang keuntungan perseorangan atau kebesaran seseorang.

h. Ahli Gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi dan

mengharumkan organisasi profesi (Bakri, 2010).

6. Penetapan Pelanggaran

a. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya, berkewajiban untuk

menunjukkan secara akurat kualifikasi dan kepercayaan

profesionalismenya, dengan mengacu bahwa sertifikasi praktik

pelayanan gizi tersebut asli dan masih berlaku serta didapat melalui

komisi registrasi yang ditunjuk oleh organisasi profesi. Bila ahli gizi

tidak bisa menunjukkan seperti yang dimaksud di atas, ahli gizi

tersebut tidak diperbolehkan melakukan praktik profesinya dan

dicabut sertifikasinya.

b. Ahli gizi dalam melakukan praktik profesi gizi dapat dicabut

sertifikasinya jika:

1) Terlibat dalam semua pelanggaran yang berdampak pada

kegiatan praktiknya.

2) Diputuskan oleh pengadilan terlibat dalam tindak pidana, atau

secara mental dinyatakan sudah tidak mampu.

3) Mendapat gangguan emosi dan mental yang mempengaruhi

praktik pelayanannya, yang dapat membahayakan klien atau

orang lain.

Page 15: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

c. Ahli gizi dalam menjalankan praktik profesinya harus mengikuti dan

melengkapi semua persyaratan hukum dan peraturan yang berkaitan

dengan profesionalismenya, dan menunjukkan sikap disiplin dalam

kondisi sebagia berikut:

1) Tidak terlibat tindakan kriminal menurut undang-undang yang

berlaku.

2) Mematuhi semua disiplin dan peraturan yang berlaku.

3) Patuh pada semua aturan organisasi, hukum dan pemerintah.

d. Ahli gizi berkewajiban untuk mendukung dan menunjukkan standar

kualitas yang tinggi dalam menjalankan praktik profesinya, dan tidak

diperbolehkan melecehkan  tanggung jawabnya dalam melindungi

klien, masyarakat dan profesinya dalam menerapkan kode etik, serta

selalu melaporkan jika menemui hal-hal yang bertentangan dengan

kode etik melalui organisasi profesi (Bakri, 2010).

7. Kekuatan Kode Etik

a. Kode etik ahli gizi ini dibuat atas dasar prinsip bahwa organisasi

profesi bertanggung jawab terhadap kiprah anggotanya dalam

menjalankan praktik profesinya.

b. Kode etik ini berlaku setelah disahkannya kode etik ini oleh sidang

tertinggi profesi sesuai dengan ketentuan yang tetuang dalam

anggaran dasar dan anggaran rumah tangga profesi gizi (Bakri,

2010).

Page 16: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Kode etik adalah suatu sistem norma, nilai, dan aturan profesional

tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan

apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.

2. Pada dasarnya, tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu

profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.

3. Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai

perlindungan dan pengembangan bagi profesi. 

4. Kewajiban profesi gizi terhadap bangsa dan negara :

a. Untuk membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat

melalui upaya perbaikan gizi.

b. Senantiasa berperan serta menyumbangkan pikiran dalam upaya

peningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan

dan pembinaan kesehatan masyarakat khususnya dibidang gizi.

5. Kewajiban profesi gizi terhadap klien

a. Memelihara dan meningkatkan status gizi klien, baik dalam

lingkup institusi pelayanan gizi maupun dalam masyarakat umum.

b. Menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat.

c. Menghormati, menghargai, tidak mendiskriminasikan.

d. Memberikan pelayanan gizi yang prima.

e. Memberikan informasi yang tepat, jelas dan apabila tidak mampu

senantiasa berkonsultasi.

6. Kewajiban profesi gizi terhadap masyarakat

a. Melindungi masyarakat dari informasi yang keliru, dan

mengarahkan kepada kebenaran.

b. Melakukan pengawasan pangan dan gizi.

7. Kewajiban profesi gizi terhadap profesi

a. Bekerjasama dengan berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja.

b. Memelihara hubungan persahabatan yang harmonis.

c. Loyal dan taat asas.

Page 17: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

8. Kewajiban profesi gizi terhadap diri sendiri

a. Melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan profesi.

b. Mengikuti perkembangan IPTEK terkini.

c. Percaya diri, menerima pendapat orang lain yang memang benar.

d. Mengetahui keterbatasan diri sendiri.

e. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

f. Tidak memuji diri sendiri.

g. Memelihara kesehatan dan gizinya.

h. Bekerja untuk masyarakat umum.

i. Benar-benar melaksanakan tugas pelayanan gizi.

B. Saran

Berdasarkan penjelasan diatas sebagai ahli gizi sebaiknya

menerapkan kode etik sesuai dengan bidang profesinya masing-masing

dan tidak melakukan pelanggaran terhadap kode etik yang telah

ditentukan.

Page 18: Etika Profesi (Kode Etik) - Kelompok 3

DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Bachyar dan Annasari Mustafa. 2010. Etika dan Profesi Gizi. Yogyakarta:

CV. Graha Ilmu.

Dwiristanto, Bayu. 2015. Etika dan Kode Etik, Fungsi Kode Etik.

http://bayudwiristanto.blogspot.co.id/2015/03/etika-dan-kode-etik-fungsi-

kode-etik.html. Diakses pada tanggal 10 Nopember 2015.

Putri, Triloka H dan Achmad Fanani. 2011. Etika Profesi Keperawatan.

Yogyakarta: CV. Citra Pustaka.