Upload
ana-raudhatul-jannah
View
1.037
Download
75
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kode Etik
Citation preview
KODE ETIK PROFESI GIZI
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Gizi
Disusun oleh :
Kelompok 3
Ana Raudhatul Jannah P2.06.31.1.13.002
Arini Rachmawati P2.06.31.1.13.003
Desi Puspitasari P2.06.31.1.13.007
Ela Nurlaela P2.06.31.1.13.010
Eris Risnawaty P2.06.31.1.13.011
Hendra Yuliana Efendi P2.06.31.1.13.014
Kurnia Edyawati P2.06.31.1.13.020
Nadia Kartika Putri P2.06.31.1.13.023
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI TASIKMALAYA
JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami telah mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Lingkup Etika, Etika Pergaulan dan Pengembangan Kepribadian”.Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi.
Etika merupakan sebuah cabang filsafsat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Dalam
pergaulanpun perlu adanya etika pergaulan, karena manusia hidup
bermasyarakat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas mengenai
“Lingkup Etika, Etika Pergaulan dan Pengembangan Kepribadian”.
Kami menyadarai bahwa selama penulisan makalah ini kami banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. H. Agus Bachtiar, S.P, M.Kes., selaku dosen mata kuliah Etika Profesi
yang telah membantu penulis selama menyusun makalah ini;
2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki
banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran, dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kami, dan bagi pembaca.
Tasikmalaya, September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Makalah...............................................................................................3
D. Kegunaan Makalah..........................................................................................3
E. Prosedur Makalah............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka..............................................................................................4
1. Pengertian Kode Etik..................................................................................4
2. Tujuan Kode Etik........................................................................................4
3. Kegunaan Kode Etik...................................................................................4
B. Pembahasan.....................................................................................................6
1. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Bangsa dan Negara...............................6
2. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Klien.....................................................6
3. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Masyarakat..........................................14
4. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Profesi..................................................16
5. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Diri Sendiri..........................................16
6. Penetapan Pelanggaran..............................................................................16
7. Kekuatan Kode Etik...................................................................................16
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan..........................................................................................................24
B. Saran................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada
berbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
tinggi agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi
merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap
kualitas SDM di suatu negara. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi
yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya
perbaikan gizi dalam keluarga maupun pelayanan gizi pada individu.
Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan diri dalam
upaya memelihara dan memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan
dan kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan gizi, pendidikan
gizi, pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli
Gizi dalam menjalankan profesinya harus senantiasa bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi
oleh falsafah dan nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesia
serta etik profesinya.
Kode etik adalah aturan tertulis yang harus dipatuhi oleh profesi yang
terkait. Sedangkan ahli gizi adalah seseorang yang memiliki kehalian khusus
dalam bidang makanan yang dikaitkan dengan kesehatan. Oleh karena itu
kode etik ahli gizi adalah peraturan yang harus dilakukan ahli gizi dalam
berinteraksi dengan orang lain baik itu klien maupun teman seprofesi.
Disetiap negara mempunyai kode etik ahli gizi yang berbeda-beda. Hal
tersebut mengacu pada keadaan negara tersebut dan tujuan dari ahli gizi
negara tersebut dalam menyelesaikan masalah gizinya.
Oleh karena itu, kode etik profesi penting untuk diketahui dan
dilaksanakan oleh para ahli gizi sesuai dengan bidang profesinya masing-
masing dimanapun berada.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kode etik ?
2. Apa tujuan kode etik ?
3. Apa kegunanaan kode etik?
4. Apa tanggung jawab profesi gizi terhadap bangsa dan negara?
5. Apa tanggung jawab profesi gizi terhadap masyarakat?
6. Apa tanggung jawab profesi gizi terhadap profesi?
7. Apa tanggung jawab profesi gizi terhadap diri sendiri?
8. Bagaimana penetapan pelanggaran kode etik profesi gizi?
9. Bagaimana kekuatan kode etik profesi gizi?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian kode etik
2. Mengetahui tujuan kode etik
3. Mengetahui kegunanaan kode etik
4. Mengetahui tanggung jawab profesi gizi terhadap bangsa dan negara
5. Mengetahui tanggung jawab profesi gizi terhadap masyarakat
6. Mengetahui tanggung jawab profesi gizi terhadap profesi
7. Mengetahui tanggung jawab profesi gizi terhadap diri sendiri
8. Mengetahui penetapan pelanggaran kode etik profesi gizi
9. Mengetahui kekuatan kode etik profesi gizi
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan pengetahuan dan
media informasi baik bagi kami selaku penulis maupun bagi pembaca.
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan metode deskriptif. Melaui metode ini
penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan
komprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik studi pustaka , artinya penulis mengambil data melalui
kegiatan membaca yang relevan dengan tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Kode Etik
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan
sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan.
Kode etik adalah suatu sistem norma, nilai, dan aturan profesional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa
yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan
perbuatan apa saja yang benar/salah, perbuatan apa yang harus dilakukan
dan perbuatan apa yang harus dihindari. Atau secara singkatnya definisi
kode etik yaitu suatu pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis ketika
melakukan suatu kegiatan/suatu pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan/tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Pengertian kode etik yang lainnya yaitu, merupakan suatu bentuk
aturan yang tertulis, yang secara sistematik dengan sengaja dibuat
berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada & ketika dibutuhkan dapat
difungsikan sebagai alat untuk menghakimi berbagai macam tindakan
yang secara umum dinilai menyimpang dari kode etik tersebut (Putri,
2011).
2. Tujuan Kode Etik
Prinsip-prinsip umum yang di rumuskan dalam suatu profesi
berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan adat
kebiasaan, kebudayaan, dan peranan tenaganahli profesi yang
didefinisikan dalam suatu negara
Pada dasarnya, tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik
suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan
organisasi. Secara umum, tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai
berikut:
a. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi. Dalam hal ini
yang dijaga adalah image organisasi dan mencegah orang luar
memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap
kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk kelakuan
anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia
luar. Dari segi ini, kode etik juga disebut kode kehormatan.
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
Maksudnya adalah kesejahteraan material dan spiritual atau mental.
Dalam hal kesejahteraan material anggota profesi, kode etik
umumnya menerapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk
melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi
dalam interaksinya dengan sesama anggota profesi.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Dalam hal ini
kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu sehingga
para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu, kode etik
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para
anggota profesi dalam melakukan tugasnya.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi. Kode etik juga memuat tentang
norma-norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu profesi, sesuai dengan bidang pengabdiannya.
Selain itu, kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan
meningkatkan mutu organisasi profesi (Putri, 2011).
3. Kegunaan Kode Etik
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai
perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Menurut Biggs dan
Blocher, mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu :
a. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.
Dengan adanya kode etik yang jelas, terlebih khusus dalam rangka
mengatur hubungan antara anggota profesi dengan pihak eksternal
(pemerintah) akan memberikan kejelasan tentang apa yang harus
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Hal ini menjadi sangat
penting, karena menjalin hubungan dengan pihak pemerintah sebagai
suatu bagian yang berkuasa dalam suatu daerah, tentunya akan sangat
berpengaruh besar terhadap jalannya suatu perusahaan, sehingga
dengan adanya kode etik ini, pemerintah tidak akan “semena-mena”
melakukan yang tidak baik terhadap anggota profesi.
b. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi.
Dengan adanya kode etik, hal ini akan memberikan kejelasan tentang
cara menjalin hubungan yang baik dengan rekan sejawat, yang
tentunya akan sangat mempengaruhi peforma dari masing-masing
anggota profesi untuk bekerja dengan maksimal dan dengan motavasi
yang benar, tanpa ada perasaan iri atau ketidaksukaan dalam bekerja.
c. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
Hal ini berkaitan dengan hasil kerja oleh para praktisi dalam suatu
profesi. Dengan kode etik, tentunya para anggota profesi yang
bijaksana tidak akan memberikan kemudahan dalam penyelewengan
tindakan bekerja, yang nantinya hanya akan merugikan bagi dirinya
sendiri dan perusahaan. Selain itu, hal tersebut juga akan memberikan
penggambaran lebih baik kepada setiap anggota profesi untuk tidak
melakukan kesalahan-kesalahan sekecil apapun itu dalam bekerja.
Adapun secara umum fungsi dari kode etik profesi adalah :
a. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Setiap anggota profesi harus
menjalankan tugasnya sesuai dengan kode etik/ aturan yang berlaku di
dalam suatu organisasi.
b. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksud dari fungsi ini adalah bahwa setiap anggota
profesi juga diawasi oleh masyarakat dalam melakukan pekerjaannya.
c. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Maksud dari fungsi ini
adalah untuk mencegah intervensi dari pihak lain/ pihak luar yang
tidak berkepentingan untuk masuk ke dalam organisasi, karena
dikhawatirkan merusak tatanan yang sudah ada (Dwiristanto, 2015).
B. Pembahasan
1. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Bangsa dan Negara
a. Ahli Gizi berperan meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta
berperan dalam meningkatkan. kecerdasan dan kesejahteraan rakyat
b. Ahli Gizi berkewajiban menjunjung tinggi nama baik profesi gizi
dengan menunjukkan sikap, perilaku, dan budi luhur serta tidak
mementingkan diri sendiri
c. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya menurut
standar profesi yang telah ditetapkan.
d. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya bersikap
jujur, tulus dan adil.
e. Ahli Gizi berkewajiban menjalankan profesinya berdasarkan prinsip
keilmuan, informasi terkini, dan dalam menginterpretasikan
informasi hendaknya objektif tanpa membedakan individu dan dapat
menunjukkan sumber rujukan yang benar.
f. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa mengenal dan memahami
keterbatasannya sehingga dapat bekerjasama dengan fihak lain atau
membuat rujukan bila diperlukan.
g. Ahli Gizi dalam melakukan profesinya mengutamakan kepentingan
masyarakat dan berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik
dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.
h. Ahli Gizi dalam berkerjasama dengan para profesional lain di bidang
kesehatan maupun lainnya berkewajiban senantiasa memelihara
pengertian yang sebaik-baiknya.
i. Membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
upaya perbaikan gizi harus senantiasa pada berpedoman pada
kebijakan-kebijakan yang telah digariskan. Gizi merupakan salah
satu unsur kesehatan artinya orang yang kekurangan atau kelebihan
gizi akan mengganggu kesehatan yang merupakan salah satu ukuran
dari kesejahteraan.
j. Senantiasa berperan serta menyumbangkan pikiran dalam upaya
peningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan
dan pembinaan kesehatan masyarakat khususnya dibidang gizi
(Bakri, 2010).
2. Kewajiban Jawab Profesi Gizi Terhadap Klien
a. Ahli Gizi berkewajiban sepanjang waktu senantiasa berusaha
memelihara dan meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup
institusi pelayanan gizi atau di masyarakat umum.
b. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau
masyarakat yang dilayaninya baik pada saat klien masih atau sudah
tidak dalam pelayanannya, bahkan juga setelah klien meninggal
dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan kesaksian hukum.
c. Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya senantiasa menghormati
dan menghargai kebutuhan unik setiap klien yang dilayani dan peka
terhadap perbedaan budaya, dan tidak melakukan diskriminasi dalam
hal suku, agama, ras, status sosial, jenis kelamin, usia dan tidak
menunjukkan pelecehan seksual.
d. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan gizi
prima, cepat, dan akurat.
e. Ahli Gizi berkewajiban memberikan informasi kepada klien dengan
tepat dan jelas, sehingga memungkinkan klien mengerti dan mau
memutuskan sendiri berdasarkan informasi tersebut.
f. Ahli Gizi dalam melakukan tugasnya, apabila mengalami keraguan
dalam memberikan pelayanan berkewajiban senantiasa berkonsultasi
dan merujuk kepada ahli gizi lain yang mempunyai keahlian.
g. Menjaga kerahasiaan. Seorang ahli gizi baru diambil sumpah untuk
tidak mengungkap rahasia klien, baik kepada teman maupun
keluarga pasien. Hal-hal yang sangat penting dapat diungkapkan
langsung kepada klien.
h. Mengakui adanya keterbatasan kita sendiri Meskipun kita adalah
tenaga profesi, namun harus diakui pula keterbatasan kita. Kalau
memang tidak tahu, maka sebaiknya kita mengakui keterbatasan itu.
i. Mencari konsultasi. Konsultasi adalah bersifat sangat pribadi,
senantiasa tingkatkan pengetahuan dan keterampilan melakukan
konsultasi.
j. Melayani klien sebagaimana anda ingin dilayani. Setiap orang
berhak dilayani dengan penuh respek, keramahan, dan kesejajaran.
k. Memperhatikan perbedaan individual dan kebudayan. Misalnya
suatu diet tidak begitu saja dapat diberlakukan umum semata-mata
karena diagnosanya sama. Untuk itu seorang ahli gizi perlu
mempelajari budaya klien dan kebiasaan yang selama ini dianut oleh
klien (Bakri, 2010).
3. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Masyarakat
a. Ahli Gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum khususnya
tentang penyalahgunaan pelayanan, informasi yang salah dan
praktek yang tidak etis berkaitan dengan gizi, pangan termasuk
makanan dan terapi gizi/diet. ahli gizi hendaknya senantiasa
memberikan pelayanannya sesuai dengan informasi faktual, akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Ahli Gizi senantiasa melakukan kegiatan pengawasan pangan dan
gizi sehingga dapat mencegah masalah gizi di masyarakat.
b. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa peka terhadap status gizi
masyarakat untuk mencegah terjadinya masalah gizi dan
meningkatkan status gizi masyarakat.
c. Ahli Gizi berkewajiban memberi contoh hidup sehat dengan pola
makan dan aktifitas fisik yang seimbang sesuai dengan nilai paktek
gizi individu yang baik. Dalam bekerja sama dengan profesional lain
di masyarakat.
d. Ahli Gizi berkewajiban hendaknya senantiasa berusaha memberikan
dorongan, dukungan, inisiatif, dan bantuan lain dengan sungguh-
sungguh demi tercapainya status gizi dan kesehatan optimal di
masyarakat.
e. Ahli Gizi dalam mempromosikan atau mengesahkan produk
makanan tertentu berkewajiban senantiasa tidak dengan cara yang
salah atau, menyebabkan salah interpretasi atau menyesatkan
masyarakat
f. Dalam masyarakat ahli gizi berkewajiban untuk memberikan
bimbingan terhadap masyarakat dalam upaya-upaya mengatasi
masalah gizi dan kesehatan (Bakri, 2010).
4. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Profesi
a. Ahli Gizi dalam bekerja melakukan promosi gizi, memelihara dan
meningkatkan status gizi masyarakat secara optimal, berkewajiban
senantiasa bekerjasama dan menghargai berbagai disiplin ilmu
sebagai mitra kerja di masyarakat.
b. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memelihara hubungan
persahabatan yang harmonis dengan semua organisasi atau disiplin
ilmu/profesional yang terkait dalam upaya meningkatkan status gizi,
kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.
c. Ahli Gizi berkewajiban selalu menyebarluaskan ilmu pengetahuan
dan keterampilan terbaru kepada sesama profesi dan mitra kerja
(Bakri, 2010).
5. Kewajiban Profesi Gizi Terhadap Diri Sendiri
a. Ahli Gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi
ketentuan yang dicanangkan oleh profesi.
b. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memajukan dan memperkaya
pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dalam menjalankan
profesinya sesuai perkembangan ilmu dan teknologi terkini serta
peka terhadap perubahan lingkungan.
c. Ahli Gizi harus menunjukan sikap percaya diri, berpengetahuan luas,
dan berani mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukan
kerendahan hati dan mau menerima pendapat orang lain yang benar.
d. Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban untuk tidak
boleh dipengaruhi oleh kepentingan pribadi termasuk menerima
uang selain imbalan yang layak sesuai dengan jasanya, meskipun
dengan pengetahuan klien/masyarakat (tempat dimana ahli gizi
diperkerjakan).
e. Ahli Gizi berkewajiban tidak melakukan perbuatan yang melawan
hukum, dan memaksa orang lain untuk melawan hukum.
f. Ahli Gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan gizinya
agar dapat bekerja dengan baik.
g. Ahli Gizi berkewajiban melayani masyarakat umum tanpa
memandang keuntungan perseorangan atau kebesaran seseorang.
h. Ahli Gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi dan
mengharumkan organisasi profesi (Bakri, 2010).
6. Penetapan Pelanggaran
a. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya, berkewajiban untuk
menunjukkan secara akurat kualifikasi dan kepercayaan
profesionalismenya, dengan mengacu bahwa sertifikasi praktik
pelayanan gizi tersebut asli dan masih berlaku serta didapat melalui
komisi registrasi yang ditunjuk oleh organisasi profesi. Bila ahli gizi
tidak bisa menunjukkan seperti yang dimaksud di atas, ahli gizi
tersebut tidak diperbolehkan melakukan praktik profesinya dan
dicabut sertifikasinya.
b. Ahli gizi dalam melakukan praktik profesi gizi dapat dicabut
sertifikasinya jika:
1) Terlibat dalam semua pelanggaran yang berdampak pada
kegiatan praktiknya.
2) Diputuskan oleh pengadilan terlibat dalam tindak pidana, atau
secara mental dinyatakan sudah tidak mampu.
3) Mendapat gangguan emosi dan mental yang mempengaruhi
praktik pelayanannya, yang dapat membahayakan klien atau
orang lain.
c. Ahli gizi dalam menjalankan praktik profesinya harus mengikuti dan
melengkapi semua persyaratan hukum dan peraturan yang berkaitan
dengan profesionalismenya, dan menunjukkan sikap disiplin dalam
kondisi sebagia berikut:
1) Tidak terlibat tindakan kriminal menurut undang-undang yang
berlaku.
2) Mematuhi semua disiplin dan peraturan yang berlaku.
3) Patuh pada semua aturan organisasi, hukum dan pemerintah.
d. Ahli gizi berkewajiban untuk mendukung dan menunjukkan standar
kualitas yang tinggi dalam menjalankan praktik profesinya, dan tidak
diperbolehkan melecehkan tanggung jawabnya dalam melindungi
klien, masyarakat dan profesinya dalam menerapkan kode etik, serta
selalu melaporkan jika menemui hal-hal yang bertentangan dengan
kode etik melalui organisasi profesi (Bakri, 2010).
7. Kekuatan Kode Etik
a. Kode etik ahli gizi ini dibuat atas dasar prinsip bahwa organisasi
profesi bertanggung jawab terhadap kiprah anggotanya dalam
menjalankan praktik profesinya.
b. Kode etik ini berlaku setelah disahkannya kode etik ini oleh sidang
tertinggi profesi sesuai dengan ketentuan yang tetuang dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga profesi gizi (Bakri,
2010).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kode etik adalah suatu sistem norma, nilai, dan aturan profesional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan
apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
2. Pada dasarnya, tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu
profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.
3. Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai
perlindungan dan pengembangan bagi profesi.
4. Kewajiban profesi gizi terhadap bangsa dan negara :
a. Untuk membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat
melalui upaya perbaikan gizi.
b. Senantiasa berperan serta menyumbangkan pikiran dalam upaya
peningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan
dan pembinaan kesehatan masyarakat khususnya dibidang gizi.
5. Kewajiban profesi gizi terhadap klien
a. Memelihara dan meningkatkan status gizi klien, baik dalam
lingkup institusi pelayanan gizi maupun dalam masyarakat umum.
b. Menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat.
c. Menghormati, menghargai, tidak mendiskriminasikan.
d. Memberikan pelayanan gizi yang prima.
e. Memberikan informasi yang tepat, jelas dan apabila tidak mampu
senantiasa berkonsultasi.
6. Kewajiban profesi gizi terhadap masyarakat
a. Melindungi masyarakat dari informasi yang keliru, dan
mengarahkan kepada kebenaran.
b. Melakukan pengawasan pangan dan gizi.
7. Kewajiban profesi gizi terhadap profesi
a. Bekerjasama dengan berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja.
b. Memelihara hubungan persahabatan yang harmonis.
c. Loyal dan taat asas.
8. Kewajiban profesi gizi terhadap diri sendiri
a. Melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan profesi.
b. Mengikuti perkembangan IPTEK terkini.
c. Percaya diri, menerima pendapat orang lain yang memang benar.
d. Mengetahui keterbatasan diri sendiri.
e. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
f. Tidak memuji diri sendiri.
g. Memelihara kesehatan dan gizinya.
h. Bekerja untuk masyarakat umum.
i. Benar-benar melaksanakan tugas pelayanan gizi.
B. Saran
Berdasarkan penjelasan diatas sebagai ahli gizi sebaiknya
menerapkan kode etik sesuai dengan bidang profesinya masing-masing
dan tidak melakukan pelanggaran terhadap kode etik yang telah
ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, Bachyar dan Annasari Mustafa. 2010. Etika dan Profesi Gizi. Yogyakarta:
CV. Graha Ilmu.
Dwiristanto, Bayu. 2015. Etika dan Kode Etik, Fungsi Kode Etik.
http://bayudwiristanto.blogspot.co.id/2015/03/etika-dan-kode-etik-fungsi-
kode-etik.html. Diakses pada tanggal 10 Nopember 2015.
Putri, Triloka H dan Achmad Fanani. 2011. Etika Profesi Keperawatan.
Yogyakarta: CV. Citra Pustaka.