Ermi Yanti-Revitalisasi Kapabilitas dan Akuntabilitas Aparatur Negara dalam Ruang Lingkup Kelurahan.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • REVITALISASI KAPABILITAS DAN AKUNTABILITAS APARATUR

    NEGARA DALAM RUANG LINGKUP KELURAHAN

    Lomba Karya Tulis Mahasiswa Internal

    Piala Bergilir Pasca Diklat KSP Principium 2014

    Disusun Oleh :

    Ermi Yanti E0013156

    Dodi Roikardi E0013143

    Ratna Anna Mufidha E0014329

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2014

  • LEMBAR PENGESAHAN

    ANALISIS PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

    DALAM ASPEK KAPABILITAS DAN AKUNTABILITAS

    Ketua Tim

    a. Nama Lengkap : Ermi Yanti

    b. NIM : E0013156

    Anggota 1

    a. Nama Lengkap : Dodi Roikardi

    b. NIM : E0013143

    Anggota 2

    a. Nama Lengkap : Ratna Anna Mufidha

    b. NIM : E0014329

    Pembimbing

    a. Nama Lengkap : Fiqi Fatichadiasty

    b. NIM : E0013183

    Surakarta, 31 Oktober 2014

    Pembimbing Ketua Tim

    Fiqi Fatichadiasty Ermi Yanti

    Mengetahui,

    Ketua Divisi Pengembangan Potensi Anggota (PPA)

    KSP Principium

    Bima Yudha Wibawa Manopo

    NIM E0011057

  • SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

    Ketua Tim

    a. Nama Lengkap : Ermi Yanti

    b. NIM : E0013156

    Anggota 1

    a. Nama Lengkap : Dodi Roikardi

    b. NIM : E0013143

    Anggota 2

    a. Nama Lengkap : Ratna Anna Mufidha

    b. NIM : E0014329

    Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis dengan judul PENINGKATAN

    KINERJA APARATUR KELURAHAN DALAM ASPEK KAPABILITAS DAN

    AKUNTABILITAS adalah benar merupakan karya kami (bukan jiplakan/asli) dan

    Karya Tulis tersebut belum pernah dan tidak sedang diikutsertakan dalam lomba lain

    dan/atau dipublikasikan, kecuali Lomba Karya Tulis Mahasiswa Internal Piala

    Bergilir Pasca Diklat KSP Principium 2014.

    Apabila di kemudian hari terbukti sebaliknya, maka kami bersedia mendapat

    sanksi dan didiskualifikasi dari Pasca Diklat berdasarkan keputusan Panitia.

    Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadat dan tanpa ada unsur paksaan

    dari siapapun.

    Surakarta, 31 Oktober 2014

    Yang membuat pernyataan,

    KETUA TIM

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya

    penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk diperlombakan dalam Kompetisi

    Internal KSP Principium Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

    Karya tulis ini mengangkat permasalahan dengan tema: Reformasi Birokrasi

    Dalam Bingkai Pancasila Melalui Karya Dan Inovasi Generasi Muda Untuk

    Indonesia Yang Lebih Baik

    Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terwujud berkat bantuan dari

    berbagai pihak yang selalu memberikan bimbingan, dukungan, semangat, dan

    berbagai pengetahuan. Dengan selesainya karya tulis ini, penulis ingin

    menyampaikan rasa terima kasih kepada:

    1. Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan dan selalu memberikan anugerah yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini

    2. Keluarga, terimakasih untuk semangat dan dorongannya3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan karya tulis

    ini

    Penulis sangat berbesar hati untuk menerima saran dan kritik dari berbagai pihak

    demi kesempurnaan makalah ini maupun pada penyusunan karya selanjutnya.

    Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Surakarta, 1 November 2014

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman Judul.............................................................................................................. i

    Lembar Pengesahan .................................................................................................... ii

    Surat Pernyataan Orisinalitas .....................................................................................iii

    Kata Pengantar ........................................................................................................... iv

    Daftar Isi...................................................................................................................... v

    Ringkasan ..................................................................................................................vi

    BAB 1 Pendahuluan

    A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

    C. Tujuan Penelitian.................................................................................................... 2

    D. Manfaat Penelitian.................................................................................................. 2

    BAB II Tinjauan Pustaka

    A. Revitalisasi ............................................................................................................ 3

    B. Definisi Kapabilitas dan Akuntabilitas ................................................................. 3

    C. Kinerja Aparatur Negara ....................................................................................... 3

    D. Pengertian Kelurahan, Pembentukan, Serta Struktur Organisasi Kelurahan ........ 5

    E. Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik .......................................................... 6

    BAB III Metode Penelitian

    A. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 10

    B.Sistematika Penulisan............................................................................................ 10

    C.Jenis Data Meliputi Sumber Data dan Bahan Hukum........................................... 10

    D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................... 11

    E. Analisis Data......................................................................................................... 11

    F. Kerangka Berpikir................................................................................................. 12

    BAB IV Pembahasan

    A. Permasalahan Kinerja Aparatur Kelurahan Ditinjau dari Aspek Kapabillitas

    dan Akuntabilitas ...................................................................................................... 13

  • B.Upaya-Upaya yang Harus Dilakukan Oleh Pemerintah Dalam Meningkatkan

    Kinerja Aparatur Kelurahan............................................................................................ 18

    BAB V Penutup

    A. Simpulan ............................................................................................................. 26

    B. Saran..................................................................................................................... 26

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    RINGKASAN

  • Pelayanan publik memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan

    bernegara. Hal ini disebabkan salah satu tugas pemerintah terhadap rakyatnya adalah

    memberikan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

    masyarakat. Rendahnya mutu pelayanan publik ini menjadi penyebab timbulnya

    kasus-kasus yang dapat dikategorikan sebagai mal-administrasi.

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,

    mengatakan bahwa lebih dari sebagian pegawai negeri sipil melanggar peraturan

    disiplin (seperti membolos saat jam kerja, tidak mengerjakan pekerjaannya) dan

    hanya sebagian kecil yang menaati aturan disiplin pemerintah dalam pekerjaannya.

    Begitu juga dengan aparat kelurahan sebagai salah satu aparatr negara.

    Rendahnya kinerja birokrasi aparat kelurahan tentu akan mengakibatkan

    rendahnya kualitas pelayanan publik yang menyebabkan kurangnya atau bahkan tidak

    kompetennya sebagian pejabat struktural di lingkungan pemerintah. Dapat

    dibayangkan kalau seandainya aparatur negara tersebut tidak memiliki kompetensi,

    akan berakibat atau berpengaruh terhadap pelayanan kepada masyarakat.

    Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui

    metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu buku-buku, jurnal-jurnal

    ilmiah, media massa, dan situs internet. Data yang diperoleh biasa disebut data

    sekunder, kemudian data tersebut diolah dengan teknik content analysis untuk

    menghasilkan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

    Usaha yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan kinerja PNS

    yang berada di kelurahan berdasarkan Pasal 2 PP No. 30 Tahun 1980 tentang

    Peraturan Disiplin PNS :

    1. Memperketat pola rekruitmen.

    2. Pola Seleksi

  • 3. Didirikannya lembaga pengawas PNS internal dalam Dinas Kelurahan

    4. Mengadakan Pembinaan Aparat Kelurahan Secara Intensif

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pelayanan publik memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan

    bernegara. Hal ini disebabkan salah satu tugas pemerintah terhadap rakyatnya adalah

    memberikan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

    masyarakat1.Rendahnya mutu pelayanan publik ini menjadi penyebab timbulnya

    kasus-kasus yang dapat dikategorikan sebagai mal-administrasi2.

    Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan unsur pertama yang menentukan

    keberhasilan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. Namun kenyataannya,

    PNS kita sering sekali masuk dalam pemberitaan negatif di media. Mulai dari PNS

    yang sering mangkir kerja dan terlihat sedang berada di pusat perbelanjaan, atau

    mengenai masalah kedisiplinan yang seperti kita ketahui bersama bahwa PNS sering

    datang telat atau malah bolos dan pulang sebelum jam pulangnya. Permasalahan

    permasalahan tersebut, kerap kali dilakukan oleh PNS, baik dalam pemerintahan

    pusat, pemerintahan daerah propinsi, hingga ke pemerintahan Kelurahan.

    Kelurahan Tarorane merupakan salah satu Kelurahan yang belum memiliki

    kapabilitas dan akuntabilitas yang baik, banyak sekali permasalahan yang terjadi di

    Kelurahan tersebut, seperti Dokumen Dokumen penting kelurahan tidak dirawat

    dan disimpan dengan baik oleh para aparatur kelurahan, serta kinerja dari para

    aparatur kelurahan yang masih kurang dalam pelayanan terhadap masyarakat.

    Berbanding terbalik dengan Kelurahan Pegambiran Ampalu Nan XX di Kota

    Padang, yang tercatat sebagai Kelurahan Terbaik Tingkat Nasional pada tahun 2011, 1 Sutopo dan Suryanto Adi.2009.Pelayanan Prima..Jakarta. Lembaga Administrasi Negara

    2Riyadi Soeprapto. 2005 . Pengembangan Model Citizens Charter dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di Indonesia. Hlm. 29 dalam Jurnal Unbraw Law Fair

  • 2karena program yang dibuat oleh para aparatur kelurahan mendapat respon dari

    masyarakat dan berjalan dengan baik.

    Untuk itu pemerintah hendaknya aktif untuk membenahi perilaku para PNS,

    dengan memberikan pembinaan dan pengawasan dalam instansi, serta memperbaiki

    pola rekrutmen dan proses seleksi PNS.

    Begitu banyak persoalan tentang PNS yang menarik untuk dibahas. Dari latar

    belakang itu kami mengangkat sebuah judul yaitu ANALISIS PENINGKATAN

    KINERJA APARATUR KELURAHAN DALAM ASPEK KAPABILITAS DAN

    AKUNTABILITAS. Dalam Karya Tulis ini kami lebih berfokus pada Aparatur

    Kelurahan.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana permasalahan kinerja aparat kelurahan selama ini ditinjau dari aspek

    kapabilitas dan akuntabilitas?

    2. Bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam

    meningkatkan kinerja aparatur

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk menjelaskan permasalahan kinerja aparat kelurahan selama ini ditinjau dari

    aspek kapabilitas dan akuntabilitas

    2. Untuk mengetahui cara meningkatkan kinerja aparat kelurahan agar menjadi

    optimal

    D. Manfaat Penelitian

    1. Sebagai bahan pembelajaran dari permasalahan kinerja aparat kelurahan yang

    ditinjau dari aspek kapabilitas dan akuntabilitas.

    2. Sebagai peluang pembelajaran untuk meningkatkan kinerja aparat kelurahan

  • 3BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Revitalisasi

    Menurut KBBI, revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk

    menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi

    berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital

    mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan

    sebagainya.

    B. Definisi Kapabilitas dan Akuntabilitas

    Kapabilitas memiliki pengertian yang sama dengan kompetensi, yaitu

    kemampuan. Dalam KBBI, pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki

    keterampilan (skill) saja namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail

    sehingga benar-benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara

    mengatasinya.

    Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi publik

    pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen dan

    lembaga yudikatif Kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini

    sering digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat

    dipertanggungjawabkan (responsibility).3

    C. Kinerja Aparatur Negara

    Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan

    pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah4.

    Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan

    3 http://repository.usu.ac.id/ diakses pada 3 November pukul 10.17 WIB4 Undang Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

  • 4perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas

    dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji

    berdasarkan peraturan perundang-undangan.

    Hak dan kewajiban

    PNS berhak memperoleh :

    1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas;

    2. Cuti;

    3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

    4. Perlindungan;

    5. Pengembangan kompetensi.

    Kewajiban ASN :

    1. Setia dan taat kepada Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan pemerintah

    yang sah;

    2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

    3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang

    berwenang;

    4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

    5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,

    kesadaran, dan tanggung jawab;

    6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan

    tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

    7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan

    sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; dan

    8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.

  • 5D. Pengertian Kelurahan, Pembentukan, serta Strukrur Organisasi Kelurahan

    Pengertian Kelurahan

    Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah

    Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan sesuai dengan PP No. 73 tahun

    2005 tentang Kelurahan.

    Pembentukan Kelurahan, menurut Pasal 22 PP No. 73 tahun 2005 tentang

    Kelurahan:

    (1) Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan.

    (2) Pembentukan kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa

    penggabungan beberapa kelurahan atau bagian kelurahan yang bersandingan,

    atau pemekaran dari satu kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih.

    (3) Pembentukan kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sekurang-

    kurangnya memenuhi syarat :

    a. jumlah penduduk;

    b. luas wilayah;

    c. bagian wilayah kerja;

    d. sarana dan prasarana pemerintahan.

    (4) Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi

    persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dihapus atau

    digabung.

    (5) Pemekaran dari satu kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan setelah mencapai paling sedikit 5

    (lima) tahun penyelenggaraan pemerintahan kelurahan.

    (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, penghapusan dan

    penggabungan kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat

    (3), ayat (4) dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

    dengan berpedoman pada Peraturan Menteri.

    Susunan Organisasi

    Pasal 6

    (1) Kelurahan terdiri dari Lurah dan perangkat kelurahan

  • 6(2) Perangkat kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari

    Sekretaris Kelurahan dan Seksi sebanyak-banyaknya 4 (empat) Seksi

    serta jabatan fungsional.

    (3) Dalam melaksanakan tugasnya, Perangkat Kelurahan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) bertanggungjawab kepada Lurah.

    (4) Perangkat Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diisi dari

    Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

    atas usul Camat.

    (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur organisasi dan tata kerja

    kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

    Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

    E. Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik

    1. Asas Kepastian Hukum

    Asas ini menghendaki dihormatinya hak yang telah diproses seseorang

    berdasarkan suatu keputusan pemerintah, meskipun keputusan itu salah. Asas

    ini berkaitan dengan prinsip dalam hukum administrasi negara, yaitu asas het

    vermoeden van rechtmatigheid atau presumtio justea causa, yang berarti setiap

    keputusan badan atau pejabat tata usaha negara yang dikeluarkan dianggap

    nemar menurut hukum, selama belum dibuktikan sebaliknya.

    2. Asas Keseimbangan

    Asas ini menghendaki adanya keseimbangan antara hukuman jabatan dan

    kelalaian atau kealpaan seorang pegawai. Asas ini menghendaki pula adanya

    criteria yang jelas mengenai jenis-jenis atau kualifikasi pelanggaran atau

    kealpaan yang dilakukan seseorang sehingga memudahkan penerapannya dalam

    setiap kasus dan seiring dengan persamaan perlakuan serta sejalan dengan

    kepastian hukum.

    1. Hukuman disiplin ringan berupa:

    a. Teguran lisan

  • 7b. Teguran tertulis

    c. Pernyataan tidak puas secara tertulis

    2. Hukuman disiplin sedang berupa:

    a. penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu tahun

    b. penurunan gaji yang besarnya satu kali kenaikan gaji berkala untuk

    paling lama satu tahun

    c. penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama satu tahun

    3. Hukuman disiplin berat berupa:

    a. Penurunan pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama

    satu tahun

    b. Pembebasan dari jabatan

    c. Pemberhentian dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil

    3. Asas Kesamaan dalam Mengambil Keputusan

    Asas ini menghendaki badan pemerintahan mengambil tindakan yang sama

    (dalam arti tidak bertentangan) atas kasus-kasus yang faktanya sama. Menurut

    Philipus M. Hadjon5, asas ini memaksa pemerintah untuk menjalankan

    kebijaksanaan.

    4. Asas Bertindak Cermat atau Asas Kecermatan

    Asas ini menghendaki agar pemerintah atau administrasi bertindak cermat

    dalam melakukan berbagai aktivitas penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan

    sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi warga negara.

    5. Asas Motivasi untuk Setiap Keputusan

    Asas ini menghendaki setiap keputusan badan-badan pemerintahan harus

    mempunyai motivasi atau alasan yang cukupp sebagai dasar dalam menerbitkan

    keputusan dan sedapat mungkin alasan atau motivasi itu tercantum dalam

    keputusan.

    6. Asas Tidak Mencampuradukkan Kewenangan

    Setiap pejabat pemerintah memiliki wewenang yang diberikan oleh peraturan

    perundang-undangan yang berlaku atau berdasarkan pada asas legalitas. 5 Philipus M. Hadjon, et.al., op. cit., hlm. 271

  • 87. Asas Permainan yang Layak (Fair Play)

    Asas ini menghendaki agar warga negara diberi kesempatan yang seluas-

    luasnya untuk mencari kebenaran dan keadilan serta diberi kesempatan untuk

    membela diri dengan memeberikan argumentasi-argumentasi sebelum

    dijatuhkannya putusan administrasi.

    8. Asas Keadilan dan Kewajaran

    Asas ini menghendakin agar setiap tindakan badan atau pejabat administrasi

    negara selalu memerhatikan aspek keadilan dan kewajaran. Asas keadilan

    menuntut tindakan secara proporsional, sesuai, seimbang, dan selaras dengan

    hak setiap orang. Sementara itu, asas kewajaran menekankan agar setiap

    aktivitas pemerintahan atau administrasi negara memerhatikan nilai-nilai yang

    berlaku di tengah masyarakat.

    9. Asas Kepercayaan dan Menanggapi Pengharapan yang Wajar

    Asas ini menghendaki agar setiap tindakan yang dilakukan oleh pemerintahan

    harus menimbulkan harapan-harapan bagi warga negara. Oleh karena itu, aparat

    pemerintahan harus memerhatikan asas ini sehingga jika suatu harapan sudah

    terlanjur diberikan kepada warga negara tidak boleh ditarik kembali meskipun

    tidak menguntungkan bagi pemerintah. Menurut Indroharto6, asas ini muncul

    karena dua sebab, pertama harapan dapat terjadi dengan perundang-undangan,

    kedua syarat disposisi, atas dasar kepercayaan yang ditimbulkan itu seseorang

    telah berbuat sesuatu yang kalau kepercayaan itu tidak ditimbulkan pada

    dirinya, ia tidak akan berbuat demikian.

    10. Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan yang Batal

    Asas ini berkaitan dengan pegawai, yang dipecat dari pekerjaannya dengan

    suatu ketetapan.

    11. Asas Perlindungan atas Pandangan atau Cara Hidup Pribadi

    6 Indroharto, Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, vide Paulus E. Lotulung, op. cit., hlm

    161-162

  • 9Asas ini menghendaki pemerintah melindungi hak atas kehidupan pribadi setiap

    pegawai negeri dan juga tentunya hak kehidupan pribadi setiap warga negara,

    sebagai konsekuensi negara demokratis.

    12. Asas Kebijaksanaan

    Asas ini menghendaki pemerintah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya

    diberi kebebasan dan keleluasaan untuk menerapkan kebiaksanaan tanpa harus

    terpaku pada peraturan perundang-undangan formal.

    13. Penyelenggaraan Kepentingan Umum

    Asas ini menghendaki agar pemerintah mengutamakan kepentingan

    umum,yang mencakup semua aspek kehidupan orang banyak

  • 10

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui

    metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu buku-buku, jurnal-jurnal

    ilmiah, media massa, dan situs internet. Data yang diperoleh biasa disebut data

    sekunder, kemudian data tersebut diolah dengan teknik content analysis untuk

    menghasilkan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

    B. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan karya ilmiah ini disusun sebagai berikut:

    Bab 1 : pendahuluan, yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan

    masalah, serta tujuan dan kegunaan penulisan.

    Bab 2 : tinjauan pustaka, yang meliputi tujuan yuridis yaitu Undang-Undang

    Bab 3 : Metode Penulisan, disajikan dengan menggunakan teknik

    pengumpulan data, sistematika penulisan, dan analisis data

    Bab 4 : Pembahasan, berisi analisis permasalahan berdasarkan data dan

    telaah pustaka yang diuraikan secara runtut

    Bab 5 : Penutup, berisi kesimpulan dan saran atau rekomendasi yang

    diselaraskan dengan kerangka pemikiran sebelumnya.

    C. Jenis Data Meliputi Sumber Data dan Bahan Hukum

    Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini diperoleh dari data sekunder. Data

    sekunder yang dipergunakan dalam karya tulis ini berupa:

  • 11

    1. Bahan hukum primer yang mencakup peraturan perundang-undangan,

    meliputi PP No. 73 tahun 2005 tentang kelurahan, PP No. 6 tahun 1976

    tentang pengadaan pegawai negeri sipil

    2. UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

    3. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan

    tambahan penjelasan mengenai bahan-bahan hukum primer, seperti buku-

    buku, penelitian hukum, jurnal, artikel ilmiah, majalah, dan karya-karya

    ilmiah lainnya.

    4. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan

    mengenai bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder,

    seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka yang dilakukan

    dengan beberapa cara, yaitu:

    1. Bahan hukum primer yang berupa peraturan perundang-undangan

    diperoleh dengan memilih peraturan perundang-undangan yang relevan

    dengan objek penelitian.

    2. Bahan hukum sekunder, diperoleh dengan mencari hasil-hasil penelitian

    E. Analisis Data

    Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam menganalisis data

    dengan maksud menjelaskan perlunya peningkatan kinerja pegawai negeri sipil.

    Penggunaan teknik kualitatif bukan berarti sekedar bertujuan untuk menguraikan

    kebenaran-kebenaran belaka, akan tetapi untuk memahami kebenaran tersebut,

  • 12

    dilakukan analisa hal-hal yang melatarbelakangi munculnya itu semua.7metode

    kualitatif adalah tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif-analitis.8

    F. Kerangka Berpikir

    7Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986),

    hal 2508 ibid

    Pemerintahan

    Kelurahan

    PP No. 73/2005

    Aparatur Negara

    UU No. 5/2014

    PNS

    Permasalahan Kapabilitas dan

    Akuntabilitas

    Upaya dalam meningkatkan

    kinerja dalam aspek kapabilitas dan

    akuntabilitaas

    PPPK

  • 13

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    A. Permasalahan Kinerja Aparatur Kelurahan Ditinjau dari Aspek

    Kapabilitas dan Akuntabilitas

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,

    mengatakan bahwa dari 4,7 juta Pegawai Negeri Sipil (PNS), sebanyak 95% PNS

    banyak yang melanggar peraturan disiplin (seperti membolos saat jam kerja, tidak

    mengerjakan pekerjaannya) dan hanya 5% yang menaati aturan disiplin

    pemerintah dalam pekerjaannya.9 Pernyataan Menteri Pendayagunaan Aparatur

    Negara dan Reformasi Birokrasi ini merupakan salah satu bahan introspeksi diri

    untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi bagi kalangan PNS, karena

    PNS berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk

    memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan

    merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan.

    Rendahnya kinerja birokrasi aparat kelurahan tentu akan mengakibatkan

    rendahnya kualitas pelayanan publik. Gambaran buruknya birokrasi disebabkan

    kurangnya atau bahkan tidak kompetennya sebagian pejabat struktural di

    lingkungan pemerintah. Dapat dibayangkan kalau seandainya ini tidak memiliki

    kompetensi, akan berakibat atau berpengaruh terhadap pelayanan kepada

    masyarakat, misalnya pelayanan menjadi lambat, bekerja asal-asalan, tidak

    maksimal, tidak efisien dan hasilnya tidak sesuai dengan standar operasional

    prosedur (SOP) yang telah ditentukan.

    9 Hafidz Muftisany, http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/03/01/m06ke8-

    wah95-persen-pns-indonesia-tak-kompeten diakses pada 3 November 2014 pukul 18.00 WIB

  • 14

    Permasalahan yang sering dilakukan oleh Aparatur Kelurahan dapat ditinjau

    dari 2 aspek, yaitu :10

    Permasalahan ditinjau dari aspek kapabilitas, antara lain:

    Kelembagaan yang tidak terstruktur, Sumber daya manusia aparatur dan tata laksana dengan ukuran yang

    tidak pas sesuai dengan tujuan, kepentingan, dan sebagainya

    Kurangnya kapasitas dan kapabilitas para aparatur kelurahan dalam perumusan kebijakan. Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya

    tingkat pendidikan formal, kurangnya pengalaman (tour of duty), serta

    ketidaksesuaian antara bidang kerja dengan disiplin ilmu yang mereka

    miliki

    Permasalahan ditinjau dari aspek Akuntabilitas, antara lain:

    Akuntabilitas mensyaratkan bahwa pengambil keputusan berprilaku

    sesuai dengan mandat yang diterimanya. Untuk ini, perumusan kebijakan

    bersama-sama dengan cara dan hasil kebijakan tersebut harus dapat diakses

    dan dikomunikasikan secara vertikal maupun horizontal secara baik.

    Berdasarkan analis data Badan Kepegawaian Daerah, jenis

    pelanggaran disiplin yang sering dilakukan meliputi:

    Terlambat masuk kantor tanpa alasan yang jelas dan masuk akal Pulang kantor lebih awal tanpa alasan yang jelas dan masuk akal,

    tanpa izin atasan

    Selama jam kantor tidak melaksanakan pekerjaan (keluar kantor untuk tujuan di luar kedinasan/urusan pribadi)

    Mangkir/ tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas dan masuk akal Menyalahgunakan wewenang Melakukan hubungan intim/perselingkuhan

    10 Herkolanus, Syamsuni Arman, Sugito. 2013. Proses Pengangkatan PNS dalam jabatan

    structural. Vol 3. No 1. 2 Desember 2013

  • 15

    Penyebab terjadinya permasalahan yang sering dilakukan oleh seluruh

    PNS, baik dalam lingkup pemerintah pusat hingga sampai lingkup kelurahan,

    antara lain :11

    1. Budaya Kerja

    Lemahnya budaya kerja didasarkan oleh kepentingan masing-masing

    individu yang mempunyai motivasi yang berbeda dalam setiap kegiatan.

    Hubungannya dengan kinerja, budaya kerja yang kurang kondusif dipengaruhi

    oleh lingkungan kerja yang dirasakan bersikap toleran terhadap pelanggaran-

    pelanggaran disiplin aparat kelurahan. Para PNS ini juga kurang memahami

    dan mengamalkan Asas Asas Umum Pemerintahan yang Baik (Good

    Governance). Good Governance sendiri berfungsi sebagai pedoman bagi para

    administrasi negara (PNS termasuk di dalamnya) dalam melakukan penafsiran

    dan penerapan terhadap ketentuan ketentuan perundang undangan yang

    sifatnya samar.12 Selain itu pada hakikatnya PNS merupakan alat dari

    Pemerintahan untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang baik untuk

    mensejahterakan rakyat dengan berlandaskan Asas Asas Umum

    Pemerintahan yang Baik, seperti asas akuntabilitas yang menuntut para

    aparatur untuk bertanggung jawab atas tugas dan kewenangan yang dimiliki

    oleh para aparatur kelurahan.

    2. Sistem pengawasan

    Bentuk pengawasan kita yang masih terdapat keragu-raguan dalam penegakan

    hukumnya. Belum dapat dilaksanakannya suatu sistem yang dapat memonitor

    pelaksanaan kerja secara komprehensif.

    3. Kemampuan SDM yang masih kurang

    Kemampuan SDM PNS di Indonesia masihlah kurang, walaupun sudah

    banyak sekali PNS yang berijazahkan S1, tetap saja masih banyak terjadi

    permasalahan, permasalahan dalam pekerjaan mereka ini disebabkan oleh

    11 Sri Hartini, dkk.2008. Hukum Kepegawaian di Indonesia., Jakarta, Sinar Grafika. hlm.136-13812 Ridwan H.R, Hukum Administrasi Negara Edisi Revisi, hlm. 239.

  • 16

    kurang relevannya bidang kerja mereka dengan disiplin ilmu yang mereka

    miliki.

    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas

    pemerintahan Kelurahan Tarorane, Tarorane merupakan salah satu desa yang berada

    di kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, provinsi

    Sulawesi Utara, Indonesia dalam pencatatan atau pengisian bukti. Berdasarkan hasil

    penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas pemerintahan Kelurahan Tarorane

    dalam pencatatan atau pengisian buku-buku register tersebut, dapat dinilai "kurang

    efektif", bahkan cenderung "tidak efektif. Hal tersebut terlihat dari sembilan buku

    register yang harus diisi oleh aparat kelurahan, ternyata yang terisi hanya 5 buku,

    yaitu : Buku Agenda, Buku Aparat, Buku Keputusan Dalam, Buku Induk Penduduk

    dan Buku Kas Pembantu13. Tidak ditemukannya arsip dan atau register-register yang

    tidak dipaparkan sebelumnya pada kantor dalam. Akan tetapi daftar register dimaksud

    tersimpan dan atau berserakan di rumah Lurah.

    Tidak akuratnya data dan atau informasi yang diuraikan dan tidak

    terealisasinya seluruh tugas dan fungsi yang diharuskan. Bahkan data-data dan atau

    informasi yang dipaparkan tidak "up to date lagi, karena data/informasi yang

    berlangsung adalah data/informasi yang belangsung beberapa tahun sebelumnya yaitu

    data antara tahun 2011 hingga tahun 2012.

    Aparat atau pegawai kelurahan kurang efektif dalam melaksanakan tugas

    sehari -hari, bahkan cenderung tidak efektif ditinjau dari aspek disiplin waktu. Hal ini

    terlihat dari kehadiran aparat pada setiap hari kerja sangat terbatas, bahkan sering

    terjadi seorang aparat tidak masuk kantor selama beberapa hari. Bahkan kadang kala

    pada hari-hari tertentu kantor tidak terbuka karena aparat tidak ada yang hadir.

    Akibatnya sering terjadi pelayanan pada masyarakat dilakukan di rumah aparat,

    terutama dirumah Lurah atau Sekretaris Kelurahan. Tingkat kedisiplinan yang

    13 Novita Mandalika. Kemampuan Aparat Kelurahan dalam melaksanakan TugasAdministrasi Pemerintahan Kelurahan Tararone, Kec. Siau Timur, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara. Jurnal Universitas Sumatera Utara

  • 17

    pegawai kelurahan Tarorane masih rendah, pegawai terkadang datang terlambat

    bahkan tidak masuk dengan berbagai alasan, hal ini menyebabkan kurang efektifnya

    pelayanan yang ada. Namun hal tersebut sedang diupayakan agar pegawai dapat

    mematuhi aturan yang ada. Keadaan tersebut, sebagai salah satu penggambaran

    masalah dalam Kelurahan yang terjadi di Sulawesi Utara.

    Berbeda dengan Kelurahan Tararone, Kelurahan Pegambiran Ampalu Nan

    XX di Kota Padang merupakan salah satu kelurahan terbaik yang ada di Indonesia,

    karena kelurahan tersebut meraih gelar sebagai kelurahan terbaik di tingkat nasional

    di tahun 2011, karena kelurahan yang berpunghuni sekitar 5.000 jiwa tersebut,

    mampu melaksanakan berbagai program dan kebijakan pemerintah kota dengan

    baik.14

    Kelurahan Pegambiran Ampalu Nan XX ini berhasil dalam menerapkan

    program program yang dibuat oleh mereka, antara lain program ketertiban,

    kebersihan dan keindahan (K3), pengadaan/ mengelola Bank Sampah, KJKS,

    kekompakan seluruh RW dan RT, keberhasilan melaksanakan/ mengembangkan

    program PNPN Perkotaan, kegiatan manunggal setiap tahun, siskamling yang cukup

    mantap, kekompakan warganya dari berbagai etnis.

    Selain itu pembinaan kemasyarakatan dan pemerintahan berjalan dengan baik

    dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Warga disini saling bahu membahu

    membangun kelurahannya secara gotong royong, dengan menanamkan prisip

    kebersamaan.

    Berbagai program Pemko Padang, seperti memaksimalkan

    penghimpunan potensi zakat umat, program beras genggam, penanaman nilai agama

    sejak dini kepada generasi muda, didikan subuh, wirid remaja, pesantren ramadhan,

    majelis taklim sangat aktif, gerakan PKK yang sangat berhasil. Program PAUD

    14http://www.sumbaronline.com/berita-10021-pemprov-anugerahi-kelurahan-pegambiran-

    ampalu-nan-xx.html diakses pada 2 November 2014 pukul 19.00 WIB

  • 18

    (Pendidikan usia Dini) yang mendapat respon positif dari masyarakat yang

    berdomisili dalam kelurahan tersebut.

    Selain program kerjanya yang berjalan lancar dan baik, para Aparat Kelurahan

    Pegambiran Ampalu Nan XX telah bekerja sesuai dengan apa yang telah menjadi

    kewajiban mereka dan telah memiliki tingkat kedisiplinan yang baik. Artinya aparat

    kelurahan Pegambiran Ampalu Nan XX telah menjalankan aspek akuntabilitas dalam

    melaksanakan tugas dan kewenangannya. Selain itu kapabilitas mereka dalam bekerja

    juga sangatlah bagus, hal ini ditandai dengan program kerja yang mereka buat, juga

    terlaksanakan dengan baik, bukan hanya sekedar wacana. Mereka juga berhasil

    menarik perhatian masyarakat terhadap program yang telah mereka buat

    B. Upaya-Upaya yang Harus Dilakukan Oleh Pemerintah Dalam Meningkatkan

    Kinerja Aparatur Kelurahan

    Menurut kelompok kami, usaha yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk

    mewujudkan kinerja PNS yang berada di kelurahan berdasarkan Pasal 2 PP No. 30

    tahun 1980 tentang peraturan disiplin PNS

    A. Pola Rekrutmen

    Pada saat melakukan Rekrutmen terbuka, syarat syarat yang ditetapkan

    lebih diperketat lagi, karena ini akan menyangkut tentang kapabilitas mereka

    sebagai PNS di Kelurahan.

    Seperti yang kita ketahui bahwa syarat syarat yang harus dipenuhi oleh

    setiap pelamar PNS, terdiri dari :15

    i. Lamaran yang ditulis dengan tulisan tangan sendiri

    ii. Daftar riwayat hidup

    iii. Salinan ijazah atau Surat tanda tamat belajar yang diperlukan

    15 Burhannudin A. Tayibnapis. 1995.Administrasi Kepegawaian Suatu Tinjauan Analitik.Jakarta: PT

    Pradnya Paramita. hlm. 129.

  • 19

    iv. Surat Keterangan berkelakuan baik

    v. Surat Keterangan kesehatan dari dokter

    vi. Surat pernyataan pelamar, bahwa ia tak pernah melakukan tidakan

    kriminal apapun

    vii. Surat pernyataan pelamar, bahwa ia tidak pernah mengikuti

    gerakan yang menentang Pancasila dan UUD Negara RI 1945

    viii. Surat pernyataan bahwa ia tidak berkedudukan sebagai PNS atau

    CPNS

    ix. Surat pernyataan bahwa ia bersedia ditempatkan di seluruh

    wilayah Indonesia

    x. Pas foto menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan

    xi. Surat tentang pengalaman bekerja

    xii. Surat keterangan lain yang diminta dalam pengumuman.

    Dalam Poin ke XII, surat keterangan lain yang diminta dalam

    pengumuman dapat menimbulkan multitafsir, bisa saja surat keterangan yang

    tidak berhubungan langsung dengan pola rekruitmen yang dilakukan untuk

    menjadi seorang PNS khususnya di Tingkat Kelurahan .

    Hendaknya dalam persyaratan tersebut ada penjelasan tentang ijazah

    yang diperlukan, misalnya untuk para pelamar yang akan ditempatkan pada

    bidang tertentu, harus sesuai dengan latar belakang pendidikan yang ia miliki.

    Dalam pengumuman lamaran itu perlu disebutkan persyaratan dari masing

    masing bidang yang akan para pelamar pilih. Misalnya jika adanya lowongan

    PNS untuk kelurahan di bidang seksi pelayanan umum, maka para pelamar

    yang ingin mengikuti rekrutmen PNS di bidang seksi pelayanan umum di

    kelurahan, harus ada persyaratan bahwa pelamar harus berijazah S1 program

    studi public relation atau ilmu komunikasi. Tujuan adanya kesesuaian disiplin

    ilmu yang dimiliki oleh pelamar dengan bidang yang ia pilih dalam

    rekrutmen, agar nantinya para pelamar yang kelak menjadi PNS di Kelurahan

    ini dapat bekerja sesuai dengan bidang yang ia punya, sehingga kinerja yang

  • 20

    ia lakukan akan bagus dan tentunya akan meningkatkan mutu dari dinas

    kelurahan dan secara langsung akan memberikan pelayanan terbaik kepada

    masyarakat dan kesehjateraan masyarakat di daerah kelurahan tersebut

    meningkat. Apabila pelamar tidak memiliki disiplin ilmu yang sesuai dengan

    lowongan bidang yang dibutuhkan, maka pelamar tersebut akan dikenai

    kebijakan sesuai dengan ketentuan Peraturan lainnya.

    B. Pola Seleksi

    Ada empat tahapan seleksi yang biasanya dilakukan oleh pemerintah

    dalam seleksi PNS. Keempat tahapan ini merupakan prinsip prinsip yang

    diarahkan oleh PP No. 6 tahun 1976, antara lain 16:

    1. Test Intelegensi

    2. Test Kecakapan

    3. Test Untuk menjajagi mina seseorang bekerja

    4. Test Kepribadian seseorang

    Dalam test intelegensi, kami membuat konsep bahwa yang diujikan

    kepada para pelamar, antara lain :

    1. Mengenai pengetahuan umum yang harus mereka kuasai, misalkan

    tentang struktur kenegaraan, Pancasila, UUD Negara RI 1945, serta

    pengetahuan umum yang berkaitan dengan PNS, seperti kewenangan,

    tugas dari PNS itu sendiri serta kewajiban yang ia miliki sebagai

    aparat negara.

    2. Mengenai pengetahuan sesuai dengan relevansi riwayat pendidikan

    dengan bidang kerja yang ia minati. Misalnya seorang pelamar berlatar

    belakang pendidikan ekonomi dan dia pada saat pengisian formulir ia

    berminat dengan bidang seksi perekonomian di dalam kelurahan.

    16 Dr. Burhannudin A. Tayibnapis. Administrasi Kepegawaian Suatu Tinjauan

    Analitik. 1995. Jakarta: Pradnya Paramita. hlm. 131.

  • 21

    Maka materi yang harus diuji kepada pelamar tersebut antara lain;

    Mengenai pengetahuan di bidang ekonomi, mengenai tugas dan

    wewenang bidang seksi perekonomian yang ia pilih dalam seleksi.

    3. Mengenai kemampuan berbahasa dari para pelamar. Mengingat

    tuntutan era globalisasi maka dari itu peranan seluruh aparat negara,

    harus ditingkatkan dari segi bahasa asing, begitu pula dengan PNS

    yang berada di kelurahan hendaknya menguasai minimal 2 bahasa,

    yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Tujuannya adalah untuk

    meningkatkan kapabilitas dan memenuhi kebutuhan zaman di masa

    yang akan datang.

    Dalam prosees Psikotest, para pelemar diuji tentang kepribadian dan

    kemampuan IQ yang mereka miliki. Hal ini tidaklah kalah penting dengan test

    akademik yang sudah dilakukan di tahap awal. Karena selain kemampuan

    akademik, kepribadian para pelamar juga nantinya akan memperngaruhi kinerja

    kerja yang akan ia lakukan kelak setelah ia diterima sebagai PNS.

    Terakhir adalah test Interview, dalam test ini para penguji akan melakukan

    interview terhadap para pelamar, dalam test ini penguji diharuskan menanyakan

    seputar data personalitas dari masing masing pelamar, seperti seputar biodata,

    riwayat pendidikan, riwayat organisasi, riwayat pekerjaan, juga tentang bakat

    yang mereka punya. Dalam test ini para penguji juga diwajibkan untuk menguji

    kemampuan berbahasa asing dari para pelamar, misalnya penguji test Interview

    yang dipilih oleh dinas kelurahan menguji kemampuan bahasa inggris para

    pelamar PNS dengan melakukan interview menggunakan bahasa Inggris.

    C. Didirikannya lembaga pengawas PNS internal dalam Dinas Kelurahan

    Lembaga ini bertugas untuk mengawasi secara internal kinerja kerja para

    PNS yang berada di dalam Kelurahan. Selain itu lembaga ini mempunyai

    kewenangan antara lain:

  • 22

    1. Memberikan penilaian terhadap kinerja kerja PNS yang berada di dalam

    kelurahaan

    2. Menjalin kerja sama dengan lembaga lain yang mengawasi kinerja PNS

    secara umum untuk memantau kemampuan dan perkembangan kinerja

    PNS

    3. Memberikan sanksi kepada PNS yang tidak bertindak berdasarkan

    ketentuan disiplin PNS yang diatur dalam UU

    4. Memberikan penghargaan kepada para PNS di kelurahan yang telah

    bekerja dengan sangat baik dalam tiap bulan sekali. Dengan memberikan

    penghargaan terhadap para PNS yang telah bekerja dengan baik, dapat

    diharapkan para PNS lain yang berada di dinas kelurahan itu akan

    termotivasi untuk bekerja dengan baik agar mereka mempunyai sifat

    achievement orientation.

    D. Mengadakan Pembinaan Aparat Kelurahan Secara Intensif

    Dslam Pasal 23 PP RI No. 73 tahun 2005 tentang kelurahan dijelaskan

    bahwa pembinaan umum penyelenggaraan pemerintahan kelurahan dan lembaga

    kemasyarakatan dilakukan oleh Pemerintah dilakukan oleh Pemerintah dan

    Pemerintah Propinsi, sedangka diayat (2) dijelaskan bahwa pembinaan teknis dan

    pengawasan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan dan lembaga

    kemasyarakatan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota dan Camat.

    1. Pembinaan Pemerintah

    Dalam Pasal 24 dijelaskan juga tentang Pembinaan Pemerintah

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) meliputi, memberikan

    pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan

    kelurahan;memberikan pedoman umum administrasi, tata naskah dinas dan

    pelaporan, memberikan pedoman tentang bantuan pembiayaan dari

    pemerintah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota kepada kelurahan,

  • 23

    memberikan pedoman dan standar tanda Jabatan, pakaian dinas dan atribut

    bagi Lurah dan perangkat kelurahan, memberikan pedoman pendidikan dan

    pelatihan, memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan

    pemerintahan kelurahan dan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan,

    memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam

    penyelenggaraan pemerintahan kelurahan, melakukan pendidikan dan

    pelatihan tertentu kepada aparatur pemerintah daerah yang bertugas membina

    Pemerintahan kelurahan; memberikan sanksi atas penyimpangan yang

    dilakukan oleh lurah dan perangkat kelurahan sebagaimana diatur dalam

    peraturan perundangundangan, melakukan upaya-upaya percepatan atau

    akselerasi pembangunan kelurahan;

    Dalam ketentuan pasal tersebut tidak disebutkan tentang intensitas

    waktu yang harusnya dilakukan oleh Pemerintah untuk melakukan pembinaan

    umum kepada para aparat kelurahan. Kelompok kami menyarankan agar

    pembinaan umum yang dilakukan oleh Pemerintah kepada para aparat

    kelurahan hendaknya dilakukan minimal 1 x dalam sebulan. Kami juga

    mempunyai usul terhadap ketentuan poin e) dan h) bahwa pendidikan dan

    pelatihan yang diberikan pada saat pembinaan lebih berhubungan dengan

    bidang kerja masing masing aparatur kelurahan itu sendiri, agar ilmu yang

    mereka peroleh selama pendidikan tersebut dapat menjadi bekal mereka

    dalam melakukan pekerjaan di bidangnya masing masing.

    2. Pembinaan oleh Pemprop

    Pasal 25 Pembinaan Pemerintah Provinsi sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 23 ayat (1) meliputi, melakukan pengawasan peraturan daerah

    kabupaten/kota, memfasilitasi pelaksanaan pedoman administrasi, tata naskah

    dinas dan pelaporan kelurahan, melaksanakan pendidikan dan pelatihan

    tertentu skala provinsi (dimana pendidikan dan pelatihan ini bertujuan untuk

    menjadikan para aparatur kelurahan ini lebih disiplin dan lebih memiliki

    kinerja yang baik), serta memberikan penghargaan atas prestasi

  • 24

    penyelenggaraan pemerintahan kelurahan tingkat provinsi, misalnya dengan

    membuat suatu kompetisi Kelurahan Terbaik di Tingkat Propinsi yang bisa

    diadakan 1 tahun sekali dengan tujuan agar tiap kelurahan semakin aktif untuk

    meningkatkan kualitas kinerja dan kedisiplinan.

    Dalam peraturan ini juga masih belum jelas waktu pelaksanaan

    pembinaannya, hendaknya dimuat ketentuan waktu pelaksanaannya misalkan

    minimal 1 kali dalam sebulan, karena mengingat tugas dari para aparatur

    administrasi di pemerintah propinsi sangatlah banyak.

    3. Pembinaan oleh Pemkot ataupun Pemerintah Kabupaten

    Pasal 26 Pembinaan teknis dan pengawasan Pemerintah Kabupaten/Kota

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) meliputi, memberikan

    pedoman administrasi, tata naskah dinas dan pelaporan pada lurah beserta

    para perangkat kelurahan tujuannya agar para aparatur kelurahan dalam

    membuat suatu program sesuai dengan pedoman dan tata naskah dinas.

    Pemkot ataupun Pemerintah Kabupaten wajib mengawasi pengelolaan

    keuangan kelurahan dan pendayagunaan asetdaerah yang dikelola oleh

    kelurahan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi lurah, perangkat

    kelurahan dan lembaga kemasyarakatan dengan tujuan agar para aparatur

    kelurahan dapat lebih meningkatkan kualitas kinerjanya melalui program yang

    dibuat oleh kelurahan tersebut. Menetapkan pakaian dan atribut lainnya bagi

    lurah, dan Perangkat Kelurahan, serta memberikan sanksi pada para aparatur

    kelurahan yang melanggarnya. Hendaknya Pembinaan oleh Pemerintah Kota

    atau Kabupaten dapat dilakukan minimal 1 kali dalam 2 minggu.

    4. Pembinaan Teknis dan Pengawasan Camat

    Pasal 27 tentang Pembinaan teknis dan pengawasan Camat sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) meliputi, pembinaan teknis tentang fasilitas

    administrasi tata pemerintahan kelurahan, pembinaan teknis tentang fasilitas

    pengelolaan keuangan kelurahan dan pendayagunaan aset daerah yang

  • 25

    dikelola oleh kelurahan, memberikan pembinaan dan pengawasan

    pelaksanaan tugas lurah dan perangkat kelurahan, memberikan pembinaan

    mengenai upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

    Pembinaan yang dilakukan oleh Camat dilakukan minimal 1 kali dalam

    seminggu dengan durasi 1 jam, karena Camat merupakan pejabat negara yang

    paling dekat dengan wilayah kelurahan dan kelurahan termasuk bagian dari

    kecamatan yang dipegang oleh Camat. Sehingga Camat pun harus turut aktif

    dalam melakukan pembinaan guna untuk meningkatkan kapabilitas dan

    akuntabilitas para aparat kelurahan.

    5. Pembinaan oleh Badan Pengawas dan Pembinaan Internal di setiap

    Kelurahan

    Walaupun belum ada yang mengatur tentang pembinaan yang

    dilakukan oleh suatu Badan Pengawas dan Pembinaan Internal di setiap

    Kelurahan, kelompok kami merancang suatu Pembinaan untuk para aparat

    kelurahan berdasarkan teori bahwa pemerintah itu harus aktif dalam

    mensejahterakan rakyat serta penerapan prinsip good governance. Untuk

    itu, kami berpendapat bahwa untuk meningkatkan pembinaan terhadap

    para aparat kelurahan hendaknya dilakukan juga pembinaan oleh Badan

    Pengawas dan Pembinaan Internal, tujuannya agar kinerja kerja dari para

    aparat kelurahan bisa sesuai dengan prinsip good governance yang

    menjadi patokan untuk terciptanya pemerintahan yang baik guna

    meningkatkan kesehjateraan rakyat, khususnya masyarakat di sekitar

    kelurahan.

    Mengenai waktu pelaksanaan pembinaan oleh Badan Pengawas dan

    Pembinaan Internal di Tingkat Kelurahan, pelaksanaan pembinaan ini

    dilakukan setiap hari kerja selama 1 jam dalam apel pagi yang dilakukan

    oleh para aparatur kelurahan.

  • 26

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1. Permasalahan yang sering dilakukan oleh PNS dalam pemerintah baik dari

    pusat sampai ke tingkat kelurahan, dapat ditinjau dari segi kapabilitas dan

    akuntabilitas. Dari segi kapabilitas, permasalahan terjadi karena

    kemampuan dalam diri PNS itu belum cukup berkompeten, sedangkan

    dari segi akuntabilitas, permasalahan terjadi, karena kurangnya rasa

    tanggungjawab terhadap pekerjaan yang dilakukan, dan kurangnya

    kedisiplinan para PNS.

    2. Sudah ada tindakan dari pemerintah untuk meningkatkan kinerja para

    aparatur kelurahan seperti yang tertuang dalam PP RI No. 73 tahun 2005

    tentang Kelurahan. Perlu ada pembenahan yang dilakukan oleh

    pemerintah, seperti pembenahan dalam pola rekrutmen, pola seleksi, serta

    dibuat Badan Pengawas dan Pembinaan Internal di Kelurahan.

    B. Saran

    1. Memperketat prosedur perekrutmenan bagi CPNS

    2. Adanya fit and proper test bagi CPNS

    3. Adanya lembaga pengawasan internal yang mengawasi aparatur

    kelurahan

  • DAFTAR PUSTAKA

    Buku

    Burhannudin A. Tayibnapis. 1995.Administrasi Kepegawaian Suatu Tinjauan

    Analitik.Jakarta: PT Pradnya Paramita

    Herkolanus, Syamsuni Arman, Sugito. 2013. Proses Pengangkatan PNS dalam

    jabatan structural.

    Ridwan HR. 2006. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

    Riyadi Soeprapto. 2005. Pengembangan Model Citizens Charter dalam

    Meningkatkan Pelayanan Publik di Indonesia.

    Sri Hartini, dkk.2008. Hukum Kepegawaian di Indonesia.. Jakarta: Sinar Grafika.

    Sutopo dan Suryanto Adi. 2009. Pelayanan Prima.. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

    Peraturan Perundang-Undangan

    Undang Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

    Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan

    Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1976 tentang pengadaan pegawai negeri sipil

    Artikel, Media Massa dan sumber lainnya

    http://wazni.staff.unri.ac.id/pemerintahan-daerah-dilihat-dari-beberapa-aspek/

    http://repository.usu.ac.id/ diakses pada 3 November pukul 10.17 WIB

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Ermi Yanti

    NIM : E0013156

    Tempat dan Tanggal Lahir: Jakarta, 22 November 1994

    Alamat : Jl. Kp. Pulo Rt 4 / Rw 5 No. 38 Jakarta Timur

    Telepon : 082323075720

    Email : [email protected]

    Fakultas/Jurusan : Hukum/ ilmu hukum

    Semester/Angkatan : tiga/ 2013

    Universitas : Universitas Sebelas Maret

    Karya Tulis yang Pernah Dibuat :

    1. PKM Kewirausahaan tentang Catering Sehat dan Murah Untuk Mahasiswa

    Sekitar UNS

    2.

    Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    Surakarta, 1 November 2014

    Yang membuat

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Dodi Roikardi

    NIM : E0013143

    Tempat dan Tanggal Lahir: Cirebon, 25 Oktober 1995

    Alamat : Jl. Kesambi Gg. Tampomas No. 149 RT.04 RW.02

    Telepon : 089687908740

    Email : [email protected]

    Fakultas/Jurusan : Hukum/ ilmu hukum

    Semester/Angkatan : tiga/ 2013

    Universitas : Universitas Sebelas Maret

    Karya Tulis yang Pernah Dibuat :

    1. PKM-Kewirausahaan tentang Pemanfaatan Wortel Menjadi Produk Cemilan Berupa Kerupuk Wortel Ebi (Carotabi) Sebagai Peluang Usaha Di Daerah Surakarta

    2.

    Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    Surakarta, 1 November 2014

    Yang membuat

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Ratna Anna Mufidha

    NIM : E0014329

    Tempat dan Tanggal Lahir: Wonogiri, 21 Maret 1996

    Alamat : Wonorejo RT 2/RW 14, Gedong Wonogiri

    Telepon : 085647113793

    Email : [email protected]

    Fakultas/Jurusan : Hukum/ ilmu hukum

    Semester/Angkatan : satu/ 2014

    Universitas : Universitas Sebelas Maret

    Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    Surakarta, 1 November 2014

    Yang membuat

  • COVER.docxBAB I lktm FIXED.docxDAFTAR PUSTAKA lkti.docxIMG_0028.jpg