Upload
eja-erzha
View
15
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vvugug
Citation preview
Perancangan Tinggi Kerja Sesuai Antropometri
Karena meja rata yang dirancang akan digunakan oleh manusia maka perlu
pertimbangan antropometri sebagai perancangan agar memenuhi semua
karakteristik yang diperlukan untuk menciptakan rancangan yang efektif, efisien
dan memenuhi aspek kenyamanan pada saat digunakan.
Untuk dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal
sifat-sifat, keterbatasan, serta kemampuan yang dimiliki manusia. Dalam sistem
kerja, manusia berperan sentral yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana,
dan pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar diperoleh
hasil kerja yang baik atau memuaskan. Ilmu yang mempelajari manusia beserta
perilakunya didalam sistem kerja disebut ergonomi (Sutalaksana, 1979).
Ergonomi ialah ilmu yang sistematis dalam memanfaatkan informasi
mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem
kerja. Dengan Ergonomi diharapkan penggunaan proyek fisik dan fasilitas dapat
lebih efektif serta memberikan kepuasan kerja (Sutalaksana 1979).
Antropometri merupakan salah satu tool ilmu yang digunakan untuk
menciptakan kondisi kerja yang ergonomis. Ergonomi merupakan ilmu
perancangan berbasis manusia (Human Centered Design). Dengan diterapkannya
ergonomi, sistem kerja menjadi lebih produktif dan efisien. Istilah anthropometry
berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusia dan “metron (measure)”
yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif antropometri dapat
dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis
dalam suatu perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan
interaksi manusia. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian
ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu
tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri,
pusing. Rancangan yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang
memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya
kesalahan kerja akibat adanya kesalahan design.
Aspek-aspek Ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas
marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa
produksi. Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang
sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Selain itu,
harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh manusia. Pengukuran
tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data
perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi
tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu tubuh
dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmen-nya.
Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam
hal berikut :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll).
2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll).
3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll).
4. Perancangan lingkungan kerja fisik. (posisi kerja duduk dan berdiri)
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia,
diantaranya:
a) Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira
berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia
akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun.
b) Jenis Kelamin
Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada
dan pinggul.
c) Suku Bangsa (Etnis)
Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis.
d) Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh
manusia.
Berikut ini adalah data Antropometri orang Indonesia untuk stasiun kerja berdiri :
Tabel Data antropometri untuk pria[6]
Tabel Data antropometri untuk wanita[6]
Ada beberapa jenis kondisi kerja untuk stasiun kerja berdiri, seperti yang dapat
dilihat pada gambar dibawah.
1. Kontrol visual dan ketelitian (Tinggi)
2. Kontrol visual dan ketelitian (Medium)
3. Kontrol visual dan ketelitian (Rendah)
Berdasarkan pada langkah dan proses pengukuran yang dilakukan pada praktikum
pengukuran kedataran, maka kondisi kerja yang c
datar ini adalah No.2 yaitu kontrol visual dan ketelitian medium. Karena dalam
prakteknya nanti tidak memerlukan ketelitian yang terlalu tinggi atau rendah.
Syarat : Untuk syarat praktikum maka digunakan meja kerja berdiri
Parameter : a. Jenis kelamin
b. Tinggi benda kerja (
c. Jenis pekerjaan
d. Tinggi meja kerja
1
Gambar
Ada beberapa jenis kondisi kerja untuk stasiun kerja berdiri, seperti yang dapat
dibawah.
Kontrol visual dan ketelitian (Tinggi)
Kontrol visual dan ketelitian (Medium)
Kontrol visual dan ketelitian (Rendah)
Berdasarkan pada langkah dan proses pengukuran yang dilakukan pada praktikum
pengukuran kedataran, maka kondisi kerja yang cocok untuk perancangan meja
ini adalah No.2 yaitu kontrol visual dan ketelitian medium. Karena dalam
prakteknya nanti tidak memerlukan ketelitian yang terlalu tinggi atau rendah.
Syarat : Untuk syarat praktikum maka digunakan meja kerja berdiri
Parameter : a. Jenis kelamin (Pria dengan 5, 50, 90 persentil)
b. Tinggi benda kerja (Square level)
c. Jenis pekerjaan
d. Tinggi meja kerja
23
Gambar Skema jenis kerja berdasarkan ketelitian
Pria (50%)
Ada beberapa jenis kondisi kerja untuk stasiun kerja berdiri, seperti yang dapat
Berdasarkan pada langkah dan proses pengukuran yang dilakukan pada praktikum
ocok untuk perancangan meja
ini adalah No.2 yaitu kontrol visual dan ketelitian medium. Karena dalam
prakteknya nanti tidak memerlukan ketelitian yang terlalu tinggi atau rendah.
Syarat : Untuk syarat praktikum maka digunakan meja kerja berdiri
Karena mayoritas mahasiswa dijurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
adalah pria maka dipilih rancangan kerja untuk pria. Dan dipilih persentil 50%
untuk mendapatkan ketinggian siku rata-rata yaitu 102.4 cm didapatkan dari table
data antropometri pria stasiun kerja berdiri diatas. Sketsa rancangan tinggi kerja
dapat dilihat pada gambar berikut.
50%
6 cm
Gambar. Sketsa rancangan kerja (pria)
Berdasarkan data diatas maka didapatkan ketinggian kerja :
H = Tinggi siku berdiri
C = Tinggi square level
Ketinggian min. kerja = H50% - C
= 102.4 cm – 6 cm
= 96.4 cm
164
cm
102.
4cm
96.4
cm
Skema rancangan meja rata dengan ketinggian yang telah sesuai data antropometri
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar. Skema rancangan meja datar