6
Perancangan Tinggi Kerja Sesuai Antropometri Karena meja rata yang dirancang akan digunakan oleh manusia maka perlu pertimbangan antropometri sebagai perancangan agar memenuhi semua karakteristik yang diperlukan untuk menciptakan rancangan yang efektif, efisien dan memenuhi aspek kenyamanan pada saat digunakan. Untuk dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat-sifat, keterbatasan, serta kemampuan yang dimiliki manusia. Dalam sistem kerja, manusia berperan sentral yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana, dan pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar diperoleh hasil kerja yang baik atau memuaskan. Ilmu yang mempelajari manusia beserta perilakunya didalam sistem kerja disebut ergonomi (Sutalaksana, 1979). Ergonomi ialah ilmu yang sistematis dalam memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja. Dengan Ergonomi diharapkan penggunaan proyek fisik dan fasilitas dapat lebih efektif serta memberikan kepuasan kerja (Sutalaksana 1979). Antropometri merupakan salah satu tool ilmu yang digunakan untuk menciptakan kondisi kerja yang ergonomis. Ergonomi merupakan ilmu perancangan berbasis manusia (Human Centered Design). Dengan diterapkannya ergonomi, sistem kerja menjadi lebih produktif dan efisien. Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusia dan “metron (measure)yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing. Rancangan yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya kesalahan kerja akibat adanya kesalahan design.

Ergo Nomi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vvugug

Citation preview

Page 1: Ergo Nomi

Perancangan Tinggi Kerja Sesuai Antropometri

Karena meja rata yang dirancang akan digunakan oleh manusia maka perlu

pertimbangan antropometri sebagai perancangan agar memenuhi semua

karakteristik yang diperlukan untuk menciptakan rancangan yang efektif, efisien

dan memenuhi aspek kenyamanan pada saat digunakan.

Untuk dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal

sifat-sifat, keterbatasan, serta kemampuan yang dimiliki manusia. Dalam sistem

kerja, manusia berperan sentral yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana,

dan pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar diperoleh

hasil kerja yang baik atau memuaskan. Ilmu yang mempelajari manusia beserta

perilakunya didalam sistem kerja disebut ergonomi (Sutalaksana, 1979).

Ergonomi ialah ilmu yang sistematis dalam memanfaatkan informasi

mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem

kerja. Dengan Ergonomi diharapkan penggunaan proyek fisik dan fasilitas dapat

lebih efektif serta memberikan kepuasan kerja (Sutalaksana 1979).

Antropometri merupakan salah satu tool ilmu yang digunakan untuk

menciptakan kondisi kerja yang ergonomis. Ergonomi merupakan ilmu

perancangan berbasis manusia (Human Centered Design). Dengan diterapkannya

ergonomi, sistem kerja menjadi lebih produktif dan efisien. Istilah anthropometry

berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusia dan “metron (measure)”

yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif antropometri dapat

dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh

manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis

dalam suatu perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan

interaksi manusia. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian

ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu

tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri,

pusing. Rancangan yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang

memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya

kesalahan kerja akibat adanya kesalahan design.

Page 2: Ergo Nomi

Aspek-aspek Ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas

marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa

produksi. Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang

sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Selain itu,

harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh manusia. Pengukuran

tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data

perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi

tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu tubuh

dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmen-nya.

Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam

hal berikut :

1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll).

2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll).

3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll).

4. Perancangan lingkungan kerja fisik. (posisi kerja duduk dan berdiri)

Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia,

diantaranya:

a) Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira

berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia

akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun.

b) Jenis Kelamin

Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada

dan pinggul.

c) Suku Bangsa (Etnis)

Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis.

d) Pekerjaan

Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh

manusia.

Berikut ini adalah data Antropometri orang Indonesia untuk stasiun kerja berdiri :

Page 3: Ergo Nomi

Tabel Data antropometri untuk pria[6]

Tabel Data antropometri untuk wanita[6]

Page 4: Ergo Nomi

Ada beberapa jenis kondisi kerja untuk stasiun kerja berdiri, seperti yang dapat

dilihat pada gambar dibawah.

1. Kontrol visual dan ketelitian (Tinggi)

2. Kontrol visual dan ketelitian (Medium)

3. Kontrol visual dan ketelitian (Rendah)

Berdasarkan pada langkah dan proses pengukuran yang dilakukan pada praktikum

pengukuran kedataran, maka kondisi kerja yang c

datar ini adalah No.2 yaitu kontrol visual dan ketelitian medium. Karena dalam

prakteknya nanti tidak memerlukan ketelitian yang terlalu tinggi atau rendah.

Syarat : Untuk syarat praktikum maka digunakan meja kerja berdiri

Parameter : a. Jenis kelamin

b. Tinggi benda kerja (

c. Jenis pekerjaan

d. Tinggi meja kerja

1

Gambar

Ada beberapa jenis kondisi kerja untuk stasiun kerja berdiri, seperti yang dapat

dibawah.

Kontrol visual dan ketelitian (Tinggi)

Kontrol visual dan ketelitian (Medium)

Kontrol visual dan ketelitian (Rendah)

Berdasarkan pada langkah dan proses pengukuran yang dilakukan pada praktikum

pengukuran kedataran, maka kondisi kerja yang cocok untuk perancangan meja

ini adalah No.2 yaitu kontrol visual dan ketelitian medium. Karena dalam

prakteknya nanti tidak memerlukan ketelitian yang terlalu tinggi atau rendah.

Syarat : Untuk syarat praktikum maka digunakan meja kerja berdiri

Parameter : a. Jenis kelamin (Pria dengan 5, 50, 90 persentil)

b. Tinggi benda kerja (Square level)

c. Jenis pekerjaan

d. Tinggi meja kerja

23

Gambar Skema jenis kerja berdasarkan ketelitian

Pria (50%)

Ada beberapa jenis kondisi kerja untuk stasiun kerja berdiri, seperti yang dapat

Berdasarkan pada langkah dan proses pengukuran yang dilakukan pada praktikum

ocok untuk perancangan meja

ini adalah No.2 yaitu kontrol visual dan ketelitian medium. Karena dalam

prakteknya nanti tidak memerlukan ketelitian yang terlalu tinggi atau rendah.

Syarat : Untuk syarat praktikum maka digunakan meja kerja berdiri

Page 5: Ergo Nomi

Karena mayoritas mahasiswa dijurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

adalah pria maka dipilih rancangan kerja untuk pria. Dan dipilih persentil 50%

untuk mendapatkan ketinggian siku rata-rata yaitu 102.4 cm didapatkan dari table

data antropometri pria stasiun kerja berdiri diatas. Sketsa rancangan tinggi kerja

dapat dilihat pada gambar berikut.

50%

6 cm

Gambar. Sketsa rancangan kerja (pria)

Berdasarkan data diatas maka didapatkan ketinggian kerja :

H = Tinggi siku berdiri

C = Tinggi square level

Ketinggian min. kerja = H50% - C

= 102.4 cm – 6 cm

= 96.4 cm

164

cm

102.

4cm

96.4

cm

Page 6: Ergo Nomi

Skema rancangan meja rata dengan ketinggian yang telah sesuai data antropometri

dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar. Skema rancangan meja datar