3
Ensefalopati hepatika sebagian besar timbul akibat penimbunan toksin di dalam darah, yangterjadi apabila hati gagal mengubah atau mendetoksifikasi toksin – toksin tersebut secaraadekuat. Hati yang sakit tidak hanya gagal mendetoksifikasi darah karena gangguan fungsihepatosit tetapi juga hanya mendapatkan sedikit darah untuk mendetoksifikasi dari jumlah biasanya karena sebagian besar aliran darah porta di alirkan oleh tingginya resistensi danhipertensi porta . Tekanan osmotik meningkat karena penumpukan toksin dan produk sisametabolik, sehingga terjadi pembengkakan otak dan edema serebral .Salah satu toksin yang menumpuk dan yang diduga merupakan penyebab dari banyak gejalaensefalopati hepatika adalah amonia. Amonia adalah produk sampingan metabolisme proteindan kerja bakteri usus. Salah satu fungsi penting hati adalah mengubah amonia menjadi urea.Tidak seperti amonia, urea mudah diekskresikan oleh ginjal.Apabila amonia tidak di ubah menjadi urea, maka kadarnya di dalam darah meningkat danamonia tersebut akan mencapai otak. Pada penyakit hati stadium lanjut, zat – zat lainmisalnya hormon, obat, berperan menyebabkan ensefalopati hepatika. Ensefalopati hepatik biasanya dipercepat oleh keadaan seperti : perdarahan saluran cerna, asupan protein berlebihan, obat diuretik, parasentesis, hipokalemia, infeksi akut, pembedahan , azotemia,dan pemberian morfin, sedati, tau obat mengandung NH _3. Azotemia adalah retensi zatnitrogenosa ( misal urea ) dalam darah yang normal nya difiltrasi oleh ginjal. Efek berbahayadari zat – zat ini dapat ditelusuri pada mekanisme yang mengakibatkan pembentukan amoniadalam jumlah besar dalam usus . Enselofati yang menyertai kekurangan kalium atau parasentesis dapat dihubungkan dengan pembentukan NH _3 yang berlebihan oleh ginjaldan perubahan keseimbangan asam / basa.Sirkulasi ammonia normal dan abnormal (NH).Normal, Ammonia protein yang termakan

Ensefalopati Hepatika Sebagian Besar Timbul Akibat Penimbunan Toksin Di Dalam Darah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

encelopati

Citation preview

Ensefalopati hepatika sebagian besar timbul akibat penimbunan toksin di dalam darah, yangterjadi apabila hati gagal mengubah atau mendetoksifikasi toksin toksin tersebut secaraadekuat. Hati yang sakit tidak hanya gagal mendetoksifikasi darah karena gangguan fungsihepatosit tetapi juga hanya mendapatkan sedikit darah untuk mendetoksifikasi dari jumlahbiasanya karena sebagian besar aliran darah porta di alirkan oleh tingginya resistensi danhipertensi porta . Tekanan osmotik meningkat karena penumpukan toksin dan produk sisametabolik, sehingga terjadi pembengkakan otak dan edema serebral .Salah satu toksin yangmenumpuk dan yang diduga merupakan penyebab dari banyak gejalaensefalopati hepatika adalah amonia. Amonia adalah produk sampingan metabolisme proteindan kerja bakteri usus. Salah satu fungsi penting hati adalah mengubah amonia menjadi urea.Tidak seperti amonia, urea mudah diekskresikan oleh ginjal.Apabila amonia tidak di ubah menjadi urea, maka kadarnya di dalam darah meningkat danamonia tersebut akan mencapai otak. Pada penyakit hati stadium lanjut, zat zat lainmisalnya hormon, obat, berperan menyebabkan ensefalopati hepatika. Ensefalopati hepatikbiasanya dipercepat oleh keadaan seperti : perdarahan saluran cerna, asupan proteinberlebihan, obat diuretik, parasentesis, hipokalemia, infeksi akut, pembedahan , azotemia,dan pemberian morfin, sedati, tau obat mengandungNH_3. Azotemia adalah retensi zatnitrogenosa ( misal urea ) dalam darah yang normal nya difiltrasi oleh ginjal. Efek berbahayadari zat zat ini dapat ditelusuri pada mekanisme yang mengakibatkan pembentukan amoniadalam jumlah besar dalam usus . Enselofati yang menyertai kekurangan kalium atauparasentesis dapat dihubungkan dengan pembentukanNH_3 yang berlebihan oleh ginjaldan perubahan keseimbangan asam / basa.Sirkulasi ammonianormal danabnormal (NH).Normal, Ammoniaprotein yang termakandi ubah menjadiNHdan amine oleh bakteridi usus, di absorpsi ke dalam sistem venaporta, dan mengalami detoksifikasi melalui konversi menjadi urea oleh hepatosit. Ureasebagian besar diekskresi oleh ginjal (75%), tetapi 25% di ekskresi di usus. Ginjal jugamemproduksi NHdalamjumlahyangbervariasi, sebagian besarolehdeaminasi glutamine.Normalnya hanya sedikit NHyang memasuki sirkulasi sistemik. Tidak normal, duamekanismeutama penyebab hiperamonia pada sirosis hati: (1) kegagalan hati untukmembentuk urea akibat kerusakan hepatoselular, dan (2) pirau portosistemik (pemintasanhati) melalui aliran kolateral portosistemik ketika terjadi hipertensi porta. Operasi pirauportakaval seperti yang terlihat dalam diagram dapat memiliki efek yang sama.

Klasifikasi EH yang banyak dianut adalah :1. Menurut cara terjadinyaa. EH tipe akut :Timbul tiba-tiba dengan perjalanan penyakit yang pendek, sangat cepat memburuk jatuh dalam koma, sering kurang dari 24 jam. Tipe ini antara lain hepatitis virus fulminan, hepatitis karena obat dan racun, sindroma reye atau dapat pula pada sirosis hati.b. EH tipe kronik :Terjadi dalam periode yang lama, berbulan-bulan sampai dengan bertahun-tahun. Suatu contoh klasik adalah EH yang terjadi pada sirosis hepar dengan kolateral sistem porta yang ekstensif, dengan tanda-tanda gangguan mental, emosional atau kelainan nueurologik yang berangsur-angsur makin berat.2. Menurut faktor etiologinyaa. EH primer / EndogenTerjadi tanpa adanya faktor pencetus, merupakan tahap akhir dari kerusakan sel-sel hati yang difus nekrosis sel hati yang meluas. Pada hepatitis fulminan terjadi kerusakan sel hati yang difus dan cepat, sehingga kesadaran terganggu, gelisah, timbul disorientasi, berteriak-teriak, kemudian dengan cepat jatuh dalam keadaan koma, sedangkan pada siridis hepar disebabkan fibrosi sel hati yang meluas dan biasanya sudah ada sistem kolateral, ascites. Disini gangguan disebabkan adanya zat racun yang tidak dapat dimetabolisir oleh hati. Melalui sistem portal / kolateral mempengaruhi susunan saraf pusat.b. EH Sekunder / EksogenTerjadi karena adanya faktor-faktor pencetus pada pederita yang telah mempunyai kelainan hati. Faktor-faktor antara lain adalah:Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis riwayat penyakit pemeriksaan fisik dan laboratorium (Gitlin., 1996).1. Anamnesis Riwayat penyakit hati Riwayat kemungkinan adanya faktor-faktor pencetus. Adakah kelainan neuropsikiatri : perubahan tingkah laku, kepribadian, kecerdasan, kemampuan bicara dan sebagainya.2. Pemeriksaan fisik Tentukan tingkat kesadaran / tingkat ensefalopati. Stigmata penyakit hati (tanda-tanda kegagalan faal hati dan hipertensi portal). Adanya kelainan neuroogik : inkoordinasi tremor, refleks patologi, kekakuan. Kejang, disatria. Gejala infeksi berat / septicemia. Tanda-tanda dehidrasi. Ada pendarahan gastrointestinal.3. Pemeriksaan laboratoriuma. Hematologi Hemoglobin, hematokrit, hitung lekosit-eritrosit-trombosit, hitung jenis lekosit. Jika diperlukan : faal pembekuan darah.b. Biokimia darah Uji faal hati : trasaminase, billirubin, elektroforesis protein, kolestrol, fosfatase alkali. Uji faal ginjal : Urea nitrogen (BNU), kreatinin serum. Kadar amonia darah. Atas indikasi : HbsAg, anti-HCV,AFP, elektrolit, analisis gas darah.c. Urin dan tinja rutin