11
EMPIEMA A. Pengertian Adalah kondisi dimana terdapatnya udara dan nanah dalam rongga pleura dengan yang dapati timbul sebagai akibat traumatik maupun proses penyakit lainnya B. Etiologi 1. Berasal dari Paru Pneumonia Abses Paru Adanya Fistel pada paru Bronchiektasis TB Infeksi fungidal paru 2. Infeksi Diluar Paru Trauma dari tumor Pembedahan otak Thorakocentesis Subdfrenic abces Abses hati karena amuba 3. Bakteriologi Staphilococcus Pyogenes,. Terjadi pada semua umur, sering pada anak Streptococcus Pyogenes Bakteri gram negatif Bakteri anaerob C. Patofisiologi Akibat invasi kuman progekin ke pleura timbul keradangan

EMPIEMA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KESEHATAN

Citation preview

Page 1: EMPIEMA

EMPIEMA

A. Pengertian

Adalah kondisi dimana terdapatnya udara dan nanah dalam rongga pleura dengan yang

dapati timbul sebagai akibat traumatik maupun proses penyakit lainnya

B. Etiologi

1. Berasal dari Paru

Pneumonia

Abses Paru

Adanya Fistel pada paru

Bronchiektasis

TB

Infeksi fungidal paru

2. Infeksi Diluar Paru

Trauma dari tumor

Pembedahan otak

Thorakocentesis

Subdfrenic abces

Abses hati karena amuba

3. Bakteriologi

Staphilococcus Pyogenes,. Terjadi pada semua umur, sering pada anak

Streptococcus Pyogenes

Bakteri gram negatif

Bakteri anaerob

C. Patofisiologi

Akibat invasi kuman progekin ke pleura timbul keradangan akut yang diikuti dengan

pembentukan eksudat serous. Dengan makin banyaknya sel-sel PMN baik yang hidup

atau yang mati serta peningkatan kadar cairan menjadi keruh dan kental serta adanya

endapan fibrin akan membentuk kantong-kantong yang melokalisir nanah tersebut.

D. Gejala Klinis

Dibagi menjadi dua stadium yaitu :

1. Empiema akut

Page 2: EMPIEMA

Gejala mirip dengan pneumonia yaitu panas tinggi, nyeri pleuritik, apabila stadium

ini dibiarkan dalam beberapa minggu akan timbul toksemia, anemia, pada jaringan

tubuh. Jika nanah tidak segera dikeluarkan akan timbul fistel bronchopleura dan

empiema neccesitasis.

2. Empiema kronik

Batasan yang tegas antara akut dan kronis sukar ditentukan disebut kronis apabila

terjadi lebih dari 3 bulan. Penderita mengelub badannya lemah, kesehatan penderita

tampak mundur, pucat pada jari tubuh.

E. Diagnosis

Pemeriksaan Fisik

Adanya tanda cairan disertai pergerakan hemithoraks yang sakit berkurang. Terdengar

suara redup pada perkusi. Pada auskultasi suara nafas menurun sampai menghilang

disisi hemithorak yang sakit.

Foto Dada

Foto thoraks PA dan lateral didapatkan gambaran opacity yang menunjukkan adanya

cairan dengan atau tanpa kelainan paru. Bila terjadi fibrothoraks, trakea di mediastinum

tertarik ke sisi yang sakit dan juga tampak adanya penebalan.

Diagnosa pasti

Aspirasi pleura akan menunjukkan adanya nanah didalam rongga dada (pleura). Nanah

dipakai sebagi bahan pemeriksaan : Citologi, Bakteriologi, Jamur, Amoeba dan

dilakukan pembiakan terhadap kepekaan antibiotik.

Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan pada empiema :

a. Pengosongan ronga pleura dari nanah

Aspirasi Sederhana

Dilakukan berulangkali dengan memakai jarum lubang besar. Cara ini cukup

baik untuk mengeluarkan sebagian besar pus dari empiema akut atau cairan

masih encer. Kerugian teknik seperti ini sering menimbulkan “pocketed”

empiema. USG dapat dipakai untuk menentukan lokasi dari pocket empiema.

Drainase Tertutup

Pemasangan “Tube Thoracostomy” = Closed Drainage (WSD)

Indikasi pemasangan darin ini apabila nanah sangat kental, nanh berbentuk

sudah dua minggu dan telah terjadi pyopneumathoraks. Pemasangan selang

jangan terlalu rendah, biasanya diafagma terangkat karena empiema. Pilihlah

Page 3: EMPIEMA

selang yang cukup besar. Apabila tiga sampai 4 mingu tidak ada kemajuan

harus ditempuh dengan cara lain seperti pada empiema kronis.

Drainase Terbuka (open drainage)

Tindakan ini dikerjakan pada empiema kronis dengan memotong sepenggal iga

untuk membuat “jendela”. Cara ini dipilih bila dekortikasi tidak dimungnkinkan

dan harus dikerjakan dalam kondisi betul-betul steril.

b. Pemberian antibiotika

Mengingat sebab kematian umumnya karena sepsis, maka pemberian antibiotik

memegang peranan yang penting. Antibiotik harus segera diberikan begitu diagnosa

diegakkan dan dosisnya harus adekuat. Pilihan antibiotik didasarkan pada hasil

pengecatan gram dari hapusan nanah. Pengobatan selanjutnya tergantung pada hasil

kultur dan tes kepekaan obat. Bila kuman penyebab belum jelas dapat dipakai

Benzil Penicillin dosis tinggi.

c. Penutupan rongga pleura

Empiema kronis gagal menunjukkan respon terhadap drainase selang, maka

dilakukan dekortikasi atau thorakoplasti. Jika tidak ditangani dengan baik akan

menambah lama rawat inap.

d. Pengobatan kausal

Tergantung penyebabnya misalnya amobiasis, TB, aktinomeicosis, diobati dengan

memberikan obat spesifik untuk masing-masing penyakit.

e. Pengobatan tambahan dan Fisioterapi

Dilakukan untuk memperbaiki keadaan umum

Komplikasi

Yang sering timbul adalah vistula Bronchopleura dan komplikasi lainnya. Yang

mungkin timbul misalnya syock, sepsis, kegagalan jantung, kongestif, dan otitis media.

Page 4: EMPIEMA

F. Penatalaksanaan Keperawatan

1. Pengkajian Data Dasar

Riwayat/adanya faktor-faktor penunjang

Merokok, terpapar polusi udara yang berat, riwayat alergi pada keluarga

Riwayat yang dapat mencetuskan

Eksaserbasi seperti : Alergen (debu, serbuk kulit, serbuk sari, jamur)

Stress emosional, aktivitas fisik berlebihan

Infeksi saluran nafas

Drop out pengobatan

Pemeriksaan Fisik

Manifestasi klasik dari PPOM

Peningkatan dispnea

Retraksi otot-ot\ot abdominal, menganngkat bahu saat inspirasi, pernafasan

cuping hidung (penggunaan otot aksesories pernafasan)

Penurunan bunyi nafas

Tachipnea, orthopnea

Gejala-gejala menetap pada proses penyakit dasar

ASMA

Batuk (produktif/non produktif)

Dada terasa seperti terikat

Mengi saat inspirasi dan ekspirasi (terdengar tanpa stetoskop)

Pernafasan cuping hidumng

Ketakutan dan diaphoresis

BRONCHITIS

Batuk produktif dan sputum warna putih, terjadi pada pagi hari (disebut

batuk perokok)

Makanan/Cairan

- Mual, muntah, anorkesia, penurunan BB menetap (empisema)

- Peningkatan BB menetap (oedema) pada bronchitis

- Turgor menurun

- Penurunan massa otot/lemak sub kutan (emfisema)

- Hepatomegali (bronchitis)

Higiene

Penurunan kemampuan ADL

Page 5: EMPIEMA

Pernafasan

- Nafas pendek (disepnea sebagai keluhan menonjol pada emphisema)

- Episode sukar bernafas (asma)

- Rasa dada tertekan

- Batuk menetap dan produksi sputum daat banun tidur tiap hari, minimum

selama tiga bulan berturut-turut sedikitnya selama dua tahun

- Sputum banyak sekali (pada bronchitis kronis)

- Riwayat pneumonia berulang, terpajan polusi pernafasan/zat kimia (rokok,

debu/asap, asbes, kain katun, serbuk gergaji)

- Defisiensi alfa – antitripsin (emphisema)

- Penggunaan otot bantu pernafasan

- Buny naffas : redup denga ekspirasi mengi (emfisema)

- Perkusi : Hipersonan (jebakan udara pada emfisema)

Bunyi pekak (konsolidasi, cairan)

- Kesulitan bicara kalimat / lebih dari 4 – 5 kata

- Pink buffer (warna kulit normal kalau frekuensi nafas cepat)

Seksualitas

Penuruan Libido

2. Diagnosa Keperawatan

A. Tidak efektif Bersihan Jalan nafas b.d bronchospasme, sekret kental

Tujuan : Bersihan Jalan nafas efektif

Secara verbal menyatakan kesulitan bernafas

Penggunaan otot bantu penafasan

Mengi, ronchi, cracles

Batuk (menetap) dengan/tanpa produksi sputum

Kriteria Hasil

- Bunyi nafas bersih

- Batuk efektif

- Mengi (-), Ronchii (-) Cracles (-)

INTERVENSI RASIONAL

Auskultasi bunyi nafas Derajad spasme broncus (dengan / tanpa

obstruksi saluran nafas) : ekspirasi

Page 6: EMPIEMA

mengi, tidak ada bunyi nafas, bunyi

nafas redup

Kaji frekuensi pernafasan Prose infeksi akut (tachipnea)

Catat : Keluhan Dispnea,

keluhan lapar udara : Gelisah,

distres nafas, penggunaan otot

bantu pernafasan

Klien denga distres berat akan mencari

posisi yang paling mudah untuk

bernafas

Pertahankan lingkungan bebas

polusi

Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan

yang dapat mentriger episode akut

B. Gangguan Pertukaran Gas b.d Obstruksi Jalan Nafas sekunder terhadap

penumpukan sekret, Bronchospasme

Tujuan :

Pertukaran gas dapat dipertahankan

Data :

Dispnea, gelisah, ketidakmampuan mengeluarkan sekret, GDA (hipoksia),

Perubahan tanda vital, penurunan toleransi aktivitas

Kriteria Hasil :

- Perbaikan sirkulasi dan oksigenasi

- GDA dalam batas normal

- Tanda distress pernafasan tidak ada

INTERVENSI RASIONAL

Kaji frekuensi dan kedalaman

pernafasan, catat penggunaan

otot bantu pernafasan dan

ketidakmampuan bicara karena

sesak

Evaluasi derajad distress nafas dan

kronis atau tidaknya proses penyakit.

Bantu klien untuk mencari

posisi yang nenudahkan

bernafas, dengan kepala lebih

tinggi

Suplai O2 dapat diperbarui dalam

latihan nafas agar paru tidak kolaps.

Bantu klien untuk batuk efektif Batuk efektif membantu mengeluarkan

sputum sebagai sumber utama gangguan

pertukaran gas.

Page 7: EMPIEMA

Auskultasi suara nafas Suara nafas redup oleh karena adanya

penurunan penurunan aliran udara/

konsolidasi. Mengni menunjukkan

adanya bronkospasme dan kracles

menunjukkan adanya cairan

C. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Sesak nafas,anoreksia,

mual, muntah, efek obat, kelemahan.

Tujuan : Status nutrisi dapat dipertahankan

Data : Penurunan B, Intke makanan dan minuman menurun,

mengatakan tidak nafsu makan

Kriteria :

- BB tidak mengalami penurunan

- Intake makanan dan cairan adekuat

- Nafsu makan meningkat/baik

INTERVENSI RASIONAL

Obserasi intake dan output/8 jam. Jumlah

makanan dikonsumsi tiap hari dan

timbang BB tiap hari

Mengidentifikasi adanya

kemajuan/ penyimpanan dari

tujuan yang diharapkan

Ciptakan suasana yang menyenangkan,

lingkungan yang bebas dari bau selama

waktu makan :

- Lakukan perawatan mulut

sebelum dan setelah makan

- Bersihkan lingkungan

tempat penyajian makanan

- Hindari pengunaan

pengharum berbau menyengat

- Lakukan chest fisioterapi

dan nebulizer selambat-lambatnya satu

jam sebelum makan

- Sediakan tempat yang

tepat untuk membuang tissue/sekret

batuk

Bau-bauan dan pemandangan

yang tidak menyenangkan

selama waktu makan dapat

menyebabkan anoreksia.

Obat-obatan yang dberikan

segera seelah makan dapat

mencetuskan mual dan

muntah.