68
UNIVERSITAS INDONESIA EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI SALURAN AKAR MENGGUNAKAN GERAKAN ROTASI KONTINYU DAN RESIPROKAL (EKSPERIMENTAL LABORATORIK) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis dalam Ilmu Konservasi Gigi TRINI SANTI PRAMUDITA 1006785345 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ILMU KONSERVASI GIGI JAKARTA NOVEMBER 2012 Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

UNIVERSITAS INDONESIA

EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI

SALURAN AKAR MENGGUNAKAN GERAKAN

ROTASI KONTINYU DAN RESIPROKAL

(EKSPERIMENTAL LABORATORIK)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis

dalam Ilmu Konservasi Gigi

TRINI SANTI PRAMUDITA

1006785345

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS

ILMU KONSERVASI GIGI

JAKARTA

NOVEMBER 2012

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 2: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 3: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 4: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

iv Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang atas segala limpahan karunia dan kuasa-Nya yang

tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis

ini. Penelitian yang tertuang dalam tesis ini merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan Pendidikan Spesialis Ilmu Konservasi Gigi Universitas Indonesia.

Penelitian dan penulisan tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa

bantuan, bimbingan dan dukungan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

ijinkan saya untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Indonesia yang telah memberi kesempatan kepada saya

untuk menempuh pendidikan spesialis, serta kepada Prof. Bambang

Irawan, drg., PhD dan jajarannya selaku Dekan dan Pimpinan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, yang telah memberikan izin

kepada saya untuk mengikuti program ini.

2. Dr. Ellyza Herda, drg., Msi selaku Manajer Pendidikan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dan Bambang Nursasongko, drg.,

SpKG(K) selaku Kepala Departemen Ilmu Konservasi Gigi Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Indonesia atas kesempatan dan arahan yang

diberikan dalam menjalankan program pendidikan.

3. Dr. Endang Suprastiwi, drg., SpKG(K), selaku Koordinator Pendidikan

Dokter Gigi Spesialis Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Indonesia periode 2011-2012 dan Kamizar, drg. SpKG(K)

selaku Koordinator Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ilmu Konservasi

Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia periode 2010-2011,

atas arahan, dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis selama

menjalani pendidikan.

4. Dr. Ratna Meidyawati, drg., SpKG(K), selaku Koordinator Pendidikan

Pasca Sarjana FKG UI sekaligus pembimbing I, yang senantiasa

menyediakan waktu dan tenaga, mencurahkan pikiran dan dukungan

berharga bagi penulis sampai studi ini dapat terselesaikan.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 5: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

v Universitas Indonesia

5. Gatot Sutrisno, drg., SpKG(K) selaku pembimbing II, yang telah

memberikan bimbingan, masukan dan motivasi selama penelitian dan

penulisan tesis sampai dapat terselesaikan.

6. Prof. Dr. Narlan Sumawinata, drg., SpKG(K), selaku penguji, yang telah

memberikan saran dan arahan berharga dalam penulisan tesis ini.

7. Munyati Usman, drg., SpKG(K), selaku penguji, yang telah memberikan

saran dan arahan berharga dalam penulisan tesis ini.

8. Bambang Nursasongko, drg., SpKG(K) selaku penguji, yang telah

memberikan saran dan arahan berharga dalam penulisan tesis ini.

9. Seluruh staf pengajar Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ilmu Konservasi

Gigi yang telah bersedia untuk berbagi ilmu dan motivasi yang berharga

selama saya menjalani perkuliahan, klinik, dan penulisan tesis ini: Prof.

Dr. Siti Dewi Mardewi Soerono Akbar, drg. SpKG(K), Prof. Dr. Safrida

Faroek Husin, drg. SpKG(K), Nilakesuma Djauharie, drg., MPH,

SpKG(K), Daru Indrawati, drg., Sp(KG), Dr. Anggraini Dewi Margono,

drg., SpKG(K), Dewa Ayu, drg., SpKG(K) dan Dini Asrianti, drg., SpKG.

10. Karyawan FKG UI, khususnya Bagian Administrasi Pendidikan (Bu Dar),

Klinik Konservasi (Pak Yani, Mas Erwin, Pak Rapin) dan staf Bagian

Konservasi Gigi (Mbak Yuli dan Mbak Devi), Bagian Perlengkapan (Pak

Keri) yang telah banyak memberikan bantuan selama masa pendidikan

saya, dan staf perpustakaan FKG UI (Pak Asep, Pak Yanto, Pak Nuh, Pak

Norman) yang dengan sabar memberikan bantuan dan kemudahan selama

mengikuti pendidikan spesialis di FKG UI.

11. Ariadna Djais, drg, Ph.D dan Prof. Dr. Boy M. Bachtiar, drg, Ph.D selaku

konsultan dan Maysyarah, SSi dan Dessy, SSi selaku tenaga laboran di

Laboratorium Biologi Oral FKGUI, yang telah banyak membantu dalam

proses penelitian ini.

12. Rasa sayang dan hormat yang mendalam dihaturkan kepada orangtua

tercinta, Papa Drs. Arie Soelendro, MA dan Mama drg. Susilowati yang

telah membesarkan, mendidik, serta Mba Gita, Mba Nia, Adhika dan Abi

yang telah membantu hingga saya dapat menjalani pendidikan spesialis

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 6: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

vi Universitas Indonesia

ini, terima kasih atas segala dukungan secara moril dan materiil, serta

senantiasa mendoakan dalam setiap langkah dan perbuatan saya.

13. Teman-teman tercinta, PPDGS Konservasi Gigi 2010 dan Adityo

Widaryono yang telah membuat hari-hari menjalani pendidikan spesialis

terasa sangat menyenangkan, memberikan sumbang saran dan dukungan

yang luar biasa dari awal perkuliahan sampai pada penyelesaian penulisan

tesis ini. Wahyuni Suci Dwiandhany, Ike Dwi Maharti, Vastya Ihsani, dan

Aditya Wisnu Putranto sebagai sahabat yang selalu memberikan masukan

yang berguna, penyemangat dan selalu ada dalam keadaan senang maupun

susah, serta Nurina Anggraeni, Andika Kartika Sari, Titty Sulianti, Ratna

Hardhitari, Olivia Sari, Rio Suryantoro, M. Furqan, Itja Risanti, dan Dwi

Artarini, atas segala bantuan dan dukungannya selama saya menempuh

pendidikan dari awal perkuliahan sampai pada penyelesaian penulisan

tesis ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah

membentu dalam menyelesaikan penelitian dan tesis ini.

Semoga Allah swt membalas segala budi baik yang diberikan oleh semua pihak

tersebut di atas selama masa pendidikan, penelitian, dan penyusunan tesis ini.

Penulis juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan yang tidak disadari

selama menjalani masa pendidikan. Penelitian ini mungkin masih jauh dari

sempurna. Meski demikian, semoga tesis ini dapat bermanfaat dan menambah

ilmu pengetahuan terutama di bidang ilmu konservasi gigi.

Jakarta, November 2012

Penulis

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 7: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 8: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

viii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Trini Santi Pramudita

Program Studi : Ilmu Konservasi Gigi

Judul : Ekstrusi Debri ke Periapeks Antara Preparasi Saluran Akar

Menggunakan Gerakan Rotasi Kontinyu dan Resiprokal

Latar Belakang: Preparasi saluran akar menghasilkan ekstrusi debri, memicu

respons inflamasi di periapeks. Tujuan: Mengamati perbedaan jumlah ekstrusi

debri ke periapeks pada saluran akar yang dipreparasi menggunakan gerakan

rotasi kontinyu dan resiprokal. Metode: Tigapuluh dua gigi premolar secara acak

dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 dipreparasi menggunakan gerakan rotasi

kontiyu. Kelompok 2 menggunakan gerakan resiprokal. Penimbangan tabung

penampung debri dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan setelah preparasi.

Perbedaan berat tabung tersebut dianggap sebagai berat debri terekstrusi. Hasil:

Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 2 (p=0,844)

Kesimpulan: Perbedaan gerakan preparasi saluran akar menggunakan rotasi

kontinyu maupun resiprokal tidak memengaruhi jumlah ekstrusi debri ke

periapeks.

Kata Kunci: Ekstrusi debri, preparasi saluran akar, gerakan rotasi kontinyu,

gerakan resiprokal.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 9: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

ix Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Trini Santi Pramudita

Study Program : Conservative Dentistry

Title : Periapically Extruded Debris after Preparation using

Continous Rotation and Reciprocating Motion

Background: Root canal preparation produces debris extrusion, lead to

inflammation in periapical tissue. Objective: Assess the differences of

periapically extruded debris amount after preparation using continous rotation and

reciprocating motion. Method: Thirty two premolars in a receptor tube were

randomly divided into 2 groups. Group 1 was prepared using continuous rotation,

Group 2 using reciprocating motion. Amount of the extruded debris was obtained

by the receptor tube weight differences before and after preparation. Results: The

difference between groups were not statistically significant (p = 0,844).

Conclusion: Continuous rotation and reciprocating motion have no influence in

the amount of periapically extruded debris.

Keywords: Extruded debris, root canal preparation, continuous rotation,

reciprocating.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 10: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

x Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

KATA PENGANTAR................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... vii

ABSTRAK.................................................................................................... viii

ABSTRACT................................................................................................. ix

DAFTAR ISI................................................................................................ x

DAFTAR SINGKATAN............................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang....................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 5

2.1 tujuan Perawatan Saluran Akar............................................... 5

2.2 Ekstrusi Debri pada Preparasi Saluran Akar........................... 7

2.3 Preparasi Saluran Akar Menggunakan Gerakan Rotasi Kontiyu 12

2.4 Preparasi Saluran Akar Menggunakan Gerakan Resiprokal....... 17

2.5 Pengukuran Ekstrusi Debri pada Foramen Apikal................... 21

2.6 Kerangka Teori...................................................................... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS................................. 26

3.1 Kerangka Konsep................................................................... 26

3.2 Hipotesis................................................................................ 26

BAB 4 METODE PENELITIAN............................................................. 27

4.1 Jenis Penelitian....................................................................... 27

4.2 Tempat Penelitian................................................................... 27

4.3 Waktu Penelitian.................................................................... 27

4.4 Variabel Penelitian................................................................. 27

4.5 Definisi Operasional.............................................................. 28

4.6 Sampel Penelitian................................................................... 29

4.7 Bahan dan Alat Penelitian....................................................... 30

4.7.1 Bahan.......................................................................... 30

4.7.2 Alat............................................................................. 30

4.8 Tahapan Kerja........................................................................ 31

4.8.1 Persiapan Sampel........................................................ 31

4.8.2 Pengelompokan Sampel.............................................. 32

4.8.3 Preparasi Saluran Akar................................................ 33

4.8.4 Pengambilan Data........................................................ 33

4.9 Analisis Data......................................................................... 34

4.10 Alur Penelitian...................................................................... 35

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 11: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

xi Universitas Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN.................................................................. 36

BAB 6 PEMBAHASAN........................................................................... 38

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 45

7.1 Kesimpulan......................................................................... 45

7.2 Saran................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 46

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 12: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

xii Universitas Indonesia

DAFTAR SINGKATAN

NiTi : Nickel Titanium

SEM : Scaning Electron Microscope

NaOCl : Natrium Hipoklorit

EDTA : Ethylene Diamine Tetra Acetic acid

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 13: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perubahan yang Terjadi Akibat Ekstrusi ke Periapeks............8

Gambar 2.2 Beberapa Desain Jarum yang Tersedia di Pasaran.................. 11

Gambar 2.3 Sistem Instrumen Mtwo..................................................... 16

Gambar 2.4 Gambaran Penampang Mtwo............................................. 16

Gambar 2.5 Gambaran Penampang Reciproc........................................... 19

Gambar 2.6 Gambaran Tingkat Kecorongan Reciproc............................ 19

Gambar 2.7 Alat-alat yang Digunakan untuk Menampung Debri

dan Irigan Selama Preparasi Saluran Akar................................... 22

Gambar 2.8 Skema Kerangka Teori............................................................ 23

Gambar 3.1 Skema Penelitian Ekstrusi Debri Keluar ke Periapeks........... 25

Gambar 4.1 Persiapan Sampel Sebelum Dilakukan Preparasi Saluran Akar… 31

Gambar 4.2 Beberapa Contoh Sampel yang Telah Siap Dilakukan

Prosedur Preparasi Saluran Akar........................................ 32

Gambar 4.3 Pengukuran Berat Debri yang Terekstrusi ke Periapeks

Dilakukan dengan Timbangan Analitik yang Memiliki

Tingkat Akurasi 10-4

gram................................................ 34

Gambar 4.4 Skema Alur Penelitian.................................................... 35

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 14: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

xiv Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Desain Beberapa Instrumen Niti Rotari........................................ 13

Tabel 4.1 Uraian Variabel Penelitian............................................................ 27

Tabel 5.1 Distribusi Nilai Rerata dan Nilai Kemaknaan Ekstrusi Debri

Setelah Preparasi Saluran Akar Menggunakan Teknik

Instrumentasi dengan Gerakan Rotasi Kontinyu (Mtwo)

dan Resiprokal (Reciproc)............................................................. 37

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 15: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

xv Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat dan Bahan Penelitian....................................................... 51

Lampiran 2 Tabel Hasil Penelitian............................................................ 52

Lampiran 3 Analisa Statistik.................................................................... 53

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 16: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberhasilan perawatan saluran akar bergantung pada prinsip triad endodontics

yang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran akar (cleaning and

shaping) dan pengisian saluran akar (obturation).1

Tujuan utama perawatan saluran

akar adalah untuk mengeliminasi bakteri yang ada di dalam saluran akar dan

mencegah pertumbuhan kembali dari mikroorganisme residu yang kemungkinan ada

di dalam saluran akar. Dalam perawatan ini, salah satu faktor penting terutama adalah

preparasi saluran akar.2

Sejumlah debri dalam bentuk serpihan dentin, fragmen pulpa, jaringan nekrotik,

mikroorganisme dan cairan irigasi intrakanal dapat secara tidak sengaja terdorong

dari saluran akar ke jaringan periapeks selama preparasi kemomekanis.3 Ekstrusi

elemen-elemen tersebut ke jaringan periapeks dari saluran akar melalui foramen

apikal inilah yang kemudian disebut dengan ekstrusi debri. Hal ini patut menjadi

perhatian, karena ekstrusi elemen-elemen tersebut dapat memicu respons inflamasi

akut, flare-up antar kunjungan, nyeri pasca instrumentasi, dan memperlambat

penyembuhan periapeks.4

Pada setiap teknik preparasi saluran akar, telah dilaporkan bahwa semuanya

mengakibatkan ekstrusi debri. Yang membedakan adalah pada beberapa teknik

menyebabkan ekstrusi debri lebih banyak dibandingkan teknik yang lain. Pemilihan

teknik preparasi saluran akar yang akan digunakan sebaiknya menjadi pertimbangan

seberapa besar ekstrusi debri ke periapeks dapat dikontrol.5 Teknik crown down,

manual maupun instrumen yang digerakkan oleh mesin, umumnya lebih sedikit

mengakibatkan ekstrusi debri dibandingkan dengan teknik step back, dan gerakan

linear filing menyebabkan ekstrusi debri lebih banyak dibandingkan instrumen

dengan gerakan rotasi kontinyu.5,6

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 17: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

2

Universitas Indonesia

Reddy & Hicks (1998) adalah yang pertama membandingkan ekstrusi debri ke

periapeks antara instrumentasi manual dengan instrumentasi yang digerakkan oleh

mesin. Saat membandingkan berat rata-rata debri yang terekstrusi ke periapeks,

ditemukan bahwa teknik step back secara signifikan menghasilkan lebih banyak debri

dibandingkan dengan teknik instrumentasi yang digerakkan oleh mesin dan teknik

balanced force.7

Pada teknik step back menggunakan file K tersebut umumnya mengakibatkan

ekstrusi debri ke periapeks lebih banyak dikarenakan pada 1/3 apikal file tersebut

cenderung mendorong debri keluar dari foramen ke jaringan periapeks dan

menyisakan sedikit ruang pada 1/3 apikal untuk mengeluarkan debri ke koronal.18

Sedangkan untuk instrumentasi yang digerakkan oleh mesin dengan teknik crown

down, mengekstrusi debri lebih sedikit dibandingkan instrumentasi manual

dikarenakan early flaring pada bagian koronal preparasi meningkatkan kontrol

instrumentasi selama preparasi 1/3 apikal saluran akar, gerakan rotasi kontinyu juga

cenderung membawa debri ke arah orifis sehingga menghindari kompaksi pada

saluran akar.9

Selain itu Reddy & Hicks (1998) juga mengemukakan bahwa gerakan rotasi

kontinyu selama instrumentasi, cenderung menyimpan debri dentin pada bagian flute

instrumen dan mengarahkannya ke orifis.7 Hal ini menghasilkan hipotesis bahwa

sistem instrumentasi menggunakan gerakan rotasi kontinyu akan memproduksi lebih

sedikit debri.8 Patut dipertimbangkan bahwa walaupun ekstrusi debri dentin terjadi

pada seluruh teknik preparasi dan instrumentasi saluran akar, namun ekstrusi debri

yang lebih kecil berhubungan dengan penggunaan instrumen yang digerakkan oleh

mesin.7

Instrumen rotari yang digerakkan oleh mesin memiliki banyak variasi dalam

desain, tipe blade, penggunaan, serta banyaknya file yang dipakai, maka jumlah debri

yang terekstrusi berbeda-beda diantara masing-masing sistem tersebut.

Instrumen untuk preparasi saluran akar menggunakan file NiTi rotari dengan

gerakan rotasi kontiyu yang saat ini digunakan selalu mengalami proses

perkembangan, berhubungan dengan preparasi saluran akar yang dihasilkan, untuk

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 18: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

3

Universitas Indonesia

mengevaluasi performa sistem NiTi secara berkesinambungan.10

Penelitian Yared

(2008) menciptakan perspektif baru file NiTi dengan file tunggal yang digerakkan

secara resiprokal.11

Keuntungan dari teknik NiTi resiprokal dengan file tunggal

adalah waktu dapat dipersingkat karena tahapan lebih sedikit. Hal ini didukung oleh

De-deus dkk (2010) yang pada penelitiannya menyatakan bahwa, penggunaan teknik

NiTi dengan file tunggal resiprokal mendatangkan banyak keuntungan karena teknik

file tunggal resiprokal mempercepat waktu kerja.10

You dkk (2011) juga menyatakan

bahwa waktu yang dibutuhkan untuk preparasi saluran akar lebih singkat karena

hanya menggunakan satu file, dengan kata lain preparasi berbentuk corong dapat

diperoleh dengan cepat.12

Pada hasil penelitian Franco dkk (2011) menunjukkan bahwa gerakan

resiprokal akan mempreparasi saluran akar lebih merata sebab adanya centering

ability yang baik sehingga terjadi pelebaran saluran yang seimbang antara arah luar

dan dalam. Gerakan resiprokal menghasilkan area kontak yang lebih besar antara

instrumen dengan dinding saluran akar, sehingga kualitas debridemen sama

efektifnya dengan rotasi kontinyu.13

Meskipun teknik NiTi dengan file tunggal resiprokal mempunyai beberapa

keuntungan, namun masih perlu dilakukan beberapa kajian secara klinis dan

laboratorik mengenai efek samping yang terjadi pada pemakaian alat selama

preparasi, dalam hal ini adalah jumlah debri yang terekstrusi ke periapeks.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, setiap preparasi saluran akar menggunakan

instrumen mekanis akan menghasilkan ekstrusi debri. Sejumlah debri dalam bentuk

serpihan dentin, fragmen pulpa, jaringan nekrotik, mikroorganisme dan cairan irigasi

intrakanal dapat secara tidak sengaja terdorong dari saluran akar ke jaringan

periapeks selama preparasi kemomekanis.3 Ekstrusi elemen-elemen tersebut dapat

memicu respons inflamasi akut, flare-up antar kunjungan, nyeri pasca instrumentasi,

dan memperlambat penyembuhan periapeks.4

Yang membedakan adalah pada

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 19: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

4

Universitas Indonesia

beberapa teknik menyebabkan ekstrusi debri lebih banyak dibandingkan teknik yang

lain.

Dengan demikian disusun pertanyaan sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan jumlah ekstrusi debri yang keluar ke periapeks

pada preparasi saluran akar menggunakan gerakan rotasi kontinyu dibandingkan

dengan preparasi saluran akar menggunakan gerakan resiprokal.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar jumlah ekstrusi debri ke periapeks yang

dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontinyu dibandingkan dengan gerakan

resiprokal.

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk memberikan informasi ilmiah mengenai alternatif instrumen preparasi

saluran akar yang menghasilkan ekstrusi debri ke periapeks lebih sedikit pada saat

membersihkan dinding saluran akar. Dengan demikian, diharapkan hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai pertimbangan klinis dalam menentukan atau memilih teknik

preparasi saluran akar yang lebih efektif.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 20: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

5 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tujuan Perawatan Saluran Akar

Tujuan perawatan saluran akar adalah pembersihan, pembentukan dan obturasi

saluran akar secara tiga dimensi, dari orifis hingga konstriksi foramen apikal. Dalam

perawatan ini, salah satu faktor penting terutama adalah preparasi saluran akar.

Prosedur ini juga mengacu pada pembesaran saluran akar yang bertujuan untuk

memfasilitasi cairan irigasi dan menghilangkan dentin terinfeksi. Mikroorganisme

pada kamar pulpa dan saluran akar koronal dapat saja mati oleh cairan irigasi pada

awal prosedur namun bakteri pada daerah saluran akar yang lebih sulit dicapai hanya

dapat diatasi setelah preparasi saluran akar.2

Perawatan endodontik bila dilakukan dengan baik dan benar memiliki tingkat

keberhasilan tinggi mencapai 91-98% pada gigi tanpa periodontitis apikal. Sjogren

dkk (1997) menemukan bahwa gigi yang dipreparasi dengan baik sehingga bebas

bakteri pada saat sebelum obturasi memiliki tingkat kesuksesan 5 tahun mencapai

94% dibandingkan dengan gigi yang masih terkontaminasi hanya mencapai 68%.14

Grossman (1955) mendefinisikan preparasi biomekanik adalah pencapaian

akses bebas ke dalam saluran akar hingga foramen apikal, dengan tujuan:

membersihkan kamar pulpa dan saluran akar; menghilangkan obstruksi; menghindari

cedera jaringan periapeks, melebarkan saluran untuk memudahkan penempatan

medikamen intrakanal yang maksimal; menghaluskan dan mempreparasi saluran akar

untuk fasilitasi obturasi.3

Schilder (1974) memperluas tujuan preparasi biomekanik dengan menekankan

bahwa saluran akar harus dibersihkan dan dibentuk. Schilder mendefinisikan tujuan

umum dari preparasi saluran akar itu adalah “sistem saluran akar itu harus

dibersihkan dan dibentuk: bersih dari sisa-sisa zat organik dan dibentuk sedemikian

rupa sehingga seluruh ruang saluran akarnya dapat diisi dengan hermetis dalam tiga

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 21: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

6

Universitas Indonesia

dimensi”. Secara umum ada 5 sasaran utama perawatan tersebut, yaitu (1)

Membentuk saluran akar mengerucut secara kontinyu pada preparasi saluran akar; (2)

membuat bentuk kanal yang mengecil kearah apikal, diameter paling kecil terletak di

ujung akar; (3) Mempertahankan bentuk kurva saluran akar; (4) Jangan salah dalam

menentukan letak foramen; (5) Mempertahankan bentuk foramen sekecil mungkin.15

Prosedur cleaning dan shaping adalah istilah yang dipakai dalam mencapai

tujuan preparasi saluran akar tersebut. Pada proses cleaning, yang ditekankan adalah

debridemen yaitu menghilangkan iritan maupun yang berpotensi menjadi iritan pada

sistem saluran akar. Iritan dapat berupa kombinasi bakteri, hasil produk bakteri,

jaringan nekrotik, debri organik, jaringan vital, produk saliva, hemorargik dan

kontaminan lainnya. Idealnya prinsip debridemen adalah berkontaknya dan

pengerokkan dinding saluran akar untuk melepaskan debri. Selanjutnya cairan irigasi

secara kimia melarutkan sisa-sisa zat organik dan menghancurkan mikroorganisme

dan membersihkan semua debris dari saluran akar.15

Sedangkan untuk shaping, prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Schilder

adalah “Menciptakan bentuk konus yang kontinyu dari apikal hingga ke koronal.

Preparasi apikal harus berukuran sekecil dan mengikuti bentuk aslinya.” Sebagai

tambahan, juga diharapkan adanya pengambilan selapis dentin pada seluruh dimensi

dan seluruh bagian saluran akar. Pelebaran saluran akar dilakukan sampai dengan

didapatkan dentin yang sehat dan dapat memanipulasi dan mengendalikan instrumen

dan material obturasi dengan baik, tetapi tidak melemahkan gigi serta meningkatkan

peluang terjadinya kesalahan prosedur.15

Pembentukan saluran akar juga berguna untuk memfasilitasi proses obturasi.

Shaping yang kurang baik akan menyebabkan obturasi yang kurang baik, sehingga

meninggalkan ruang terbuka di saluran akar yang dapat dimasuki iritan berbahaya.

Hampir semua kesulitan obturasi yang dihadapi operator disebabkan proses shaping

yang kurang baik. Saluran akar sederhana dapat sangat sulit dilakukan obturasi tanpa

proses shaping yang baik, sedangkan saluran akar kompleks dapat dengan mudah

mencapai obturasi sempurna jika dilakukan shaping secara optimal.15

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 22: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

7

Universitas Indonesia

2.3. Ekstrusi Debri pada Preparasi Saluran Akar

Grossman mengatakan bahwa “pada semua kombinasi preparasi biomekanis

dan kemis, seperti instrumentasi dan irigasi, akan memerlukan debridemen dan

pembersihan saluran akar yang menyeluruh”. Dalam usaha mencapai hal tersebut,

sejumlah debri dalam bentuk serpihan dentin, fragmen pulpa, jaringan nekrotik,

mikroorganisme dan cairan irigasi intrakanal dapat secara tidak sengaja terdorong

dari saluran akar ke jaringan periapeks selama preparasi kemomekanis.3 Hal ini

patut menjadi perhatian, dikarenakan ekstrusi elemen-elemen tersebut dapat memicu

respons inflamasi akut, flare-up antar kunjungan, nyeri pasca instrumentasi, dan

memperlambat penyembuhan periapeks.4

Selain dari efek lokal tersebut, ekstrusi mikroba ke jaringan periapeks selama

perawatan endodontik berpotensi mengakibatkan penyakit sistemik yang serius

seperti endokarditis, abses otak dan septikemia, terutama pada pasien dengan

kompromis medis.16

Ekstrusi debri terinfeksi ke jaringan periapeks kemungkinan merupakan salah

satu penyebab adanya nyeri pasca operatif. Pada lesi kronis asimptomatik yang

berhubungan dengan gigi terinfeksi, terdapat keseimbangan antara agresi mikroba

dengan pertahanan inang pada jaringan periapeks. Selama preparasi kemomekanis,

bila mikroorganisme terekstrusi ke periapeks, maka inang akan menghadapi situasi

bertambahnya iritan dari keadaan sebelumnya. Akibatnya, akan terjadi gangguan

sementara pada keseimbangan antara agresi dan pertahanan tubuh yang

mengakibatkan terjadinya inflamasi akut pada inang untuk mengembalikan

keseimbangan tersebut (gambar 2.1).6

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 23: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

8

Universitas Indonesia

Intensitas dari respons inflamasi akut akibat terdorongnya mikroorganisme

dan produknya ke jaringan periradikular bergantung kepada banyaknya (faktor

kuantitatif) dan/atau virulensi (spesies mikroba, faktor kualitatif) dari

mikroorganisme yang terekstrusi itu sendiri. Bila terdapat spesies bakteri dengan

virulensi tinggi pada saluran akar yang kemudian terdorong ke daerah periapeks saat

instrumentasi, maka jumlah debri terinfeksi yang sedikit saja sudah berpotensi

menyebabkan eksaserbasi inflamasi periapeks.6 Dikatakan bahwa material

intrakanal baik yang terkontaminasi maupun yang tidak terkontaminasi dapat

memicu reaksi inflamasi bila terdorong ke apikal selama preparasi saluran akar.

Seltzer dkk. menemukan bahwa bahkan serpihan dentin yang steril pada

daerah periapeks dapat berhubungan dengan inflamasi yang persisten.2 Proses

penyembuhan apikal dan flare-up pasca instrumentasi diperkirakan berhubungan

dengan jumlah dan jenis debri yang terdorong ke jaringan periapeks.17

Namun

hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti sampai berapa besar kadar material

infeksi yang terekstrusi dan berapa banyak yang dapat ditoleransi oleh jaringan

periapeks.17

Gambar 2.1. Perubahan yang Terjadi Akibat Ekstrusi ke Periapeks.

Ekstrusi mikroorganisme dan/atau produknya selama prosedur kemomekanikal dapat

menginduksi inflamasi periradikular akut untuk mengembalikan keseimbangan antara

agresi mikroba dengan pertahanan tubuh. Respons yang terbentuk bergantung pada

jumlah dan virulensi mikroorganisme yang terekstrusi.

(Sumber: J.F. Siqueira Jr. Microbial causes of endodontic flare-ups. Int Endod J)

(2003;36:453-463)

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 24: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

9

Universitas Indonesia

Beberapa peneliti mencoba mencari beberapa faktor yang memiliki korelasi

terhadap jumlah debri yang terekstrusi. Hasilnya adalah preparasi yang mendekati

apeks, diameter dari patensi apikal, banyaknya cairan irigasi yang digunakan,

pembentukan sumbatan dentin, penggunaan teknik step back dibandingkan dengan

crown down, dan penggunaan instrumen manual dibandingkan dengan instrumen

putar.18

Beeson dkk (1998) melaporkan bahwa bila instrumentasi saluran akar

dilakukan pada foramen apikal, secara signifikan akan mendorong debri ke

periapeks lebih banyak dibandingkan bila instrumentasi dilakukan 1 mm lebih

pendek.9 Martin & Cunningham (1982) menemukan ekstrusi debri yang lebih besar

pada saluran akar yang diinstrumentasi dengan file melewati foramen apikal

dibandingkan dengan 1 mm lebih pendek dari foramen apikal.19

Myers &

Montgomery (1991) menemukan pada perawatan saluran akar dengan panjang kerja

1 mm lebih pendek dari panjang saluran akar secara signifikan menghasilkan

ekstrusi debri lebih sedikit.20

Ekstrusi ke periapeks yang terjadi pada gigi vital dengan gigi yang nekrosis

juga terdapat perbedaan. Pada gigi yang vital, terdapat hambatan pulpa yang

berfungsi sebagai barier ekstrusi debri, sedangkan pada pulpa nekrosis tidak

terdapat resistensi ini. Bagaimanapun, bila terjadi overinstrumentasi pada kasus

pulpektomi yang mengakibatkan adanya ekstrusi, dapat menyebabkan gejala pasca

operatif yang lebih parah dibandingkan dengan pulpa nekrosis. Pada penelitian

Salzgeber dan Briliant secara in vivo, memperlihatkan bahwa jaringan pulpa vital

membantu kontrol penetrasi cairan irigasi ke lateral dan apikal. Pada kasus nekrosis,

larutan akan terdispersi bila mencapai lesi apikal. Selain itu, pada penelitian in vivo

dan in vitro memperlihatkan hasil yang berbeda pada jumlah yang terekstrusi akibat

keberadaan jaringan periapeks yang bermanfaat untuk menahan ekstrusi debri yang

berlebihan.5

Kurvatur dan jumlah saluran akar yang lebih dari satu juga merupakan faktor

yang memengaruhi jumlah akhir yang terekstrusi ke apikal.21

Diameter foramen

apikal juga memengaruhi. Pasien dengan gigi muda cenderung memiliki

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 25: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

10

Universitas Indonesia

kemungkinan flare-up lebih tinggi akibat lebih ekstrusi apikal yang lebih besar

dibandingkan dengan gigi pada pasien yang lebih tua. Namun menurut Al-Omari

dan Dummer, Mc Kendry dan Fairbourn et al. dalam jurnal Luisi et al. tidak

menemukan korelasi yang signifikan antara diameter apikal dengan jumlah debri

yang terekstrusi.5

Vande Visse & Brilliant (1975) adalah yang pertama meneliti mengenai

kuantitas debri yang terekstrusi selama instrumentasi. Dalam penelitian tersebut

ditemukan instrumentasi disertai cairan irigasi menyebabkan ekstrusi, sedangkan

instrumentasi tanpa cairan irigasi tidak menyebabkan ekstrusi debri.22

Selama irigasi

saluran akar, terdapat risiko menyebabkan debri terdorong ke periapeks, oleh karena

itu irigasi harus dilakukan secara pasif.9

Saat melakukan irigasi secara pasif, cairan

irigasi terbukti dapat mencapai 1 mm lebih jauh dari ujung jarum.2

Jenis desain jarum irigasi juga tampaknya memiliki pengaruh. Jarum irigasi

memiliki desain ujung terbuka dan beberapa lainnya memiliki desain ujung tertutup,

dengan side-vented channels yang memungkinkan cairan irigasi keluar ke arah

aspek lateral. Desain jarum tersebut dikembangkan untuk meningkatkan aktivasi

hidrodinamik bahan irigasi dan menurunkan ekstrusi ke periapeks.23,24

Jarum yang

meningkatkan pergantian pergerakan cairan pada bagian apikal saluran akar juga

akan meningkatkan tekanan ke foramen apikal, sehingga meningkatkan risiko

ekstrusi cairan irigasi ke periapeks. Oleh karena itu pada pemakaian jarum irigasi

dengan ujung terbuka, akan menghasilkan pergerakkan cairan di depan ujung jarum

yang lebih banyak dibandingkan jarum ujung tertutup, namun juga mengakibatkan

tekanan apikal yang lebih besar.25

seperti yang terlihat pada gambar 2.2 dibawah ini.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 26: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

11

Universitas Indonesia

Gambar 2.2. Beberapa Desain Jarum yang Tersedia di Pasaran.

(A) Desain ujung jarum terbuka flat dan beveled, (B) Gambaran tiga dimensi desain jarum

terbuka flat dan beveled, (C) kecepatan aliran (kiri) dan arah pergerakan cairan (kanan), (D)

Desain ujung jarum tertutup double side vented, (E) Gambaran tiga dimensi desain jarum

tertutup double side vented, (F) kecepatan aliran (kiri) dan arah pergerakan cairan (kanan)

(Sumber: Boutsioukis et al. Evaluation of Irrigant Flow in the Root Canal Using Different

Needle Types by an Unsteady Computational Fluid Dynamics Model. J Endod

2010;36(5):875-9)

Ketika melakukan irigasi, jarum harus dalam keadaan terbebas di dalam

saluran akar. Hal tersebut memungkinkan bahan irigasi untuk refluks dan

menyebabkan debri berpindah ke arah korona serta mencegah terdorongnya bahan

irigasi ke periapeks. Salah satu keuntungan irigasi menggunakan jarum adalah kontrol

kedalaman penetrasi jarum yang mudah di dalam saluran akar. Diameter jarum yang

kecil juga dapat dipilih untuk mencapai kedalaman hingga apeks saluran akar dan

memungkinkan penetrasi cairan irigasi yang lebih efisien serta debrideman yang

efektif. Pemberian cairan irigasi yang pelan dan kombinasi pergerakan tangan yang

kontinyu (in and out) dapat mengurangi kecelakaan bahan irigasi yang terdorong ke

periapeks.23,24

A B C

D E F

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 27: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

12

Universitas Indonesia

2.4 Preparasi Saluran Akar Menggunakan Gerakan Rotasi Kontinyu

Sejak awal tahun 1990, beberapa sistem alat diproduksi dari NiTi, termasuk

dalam praktek endodontik. Keuntungan utamanya adalah fleksibilitas dan

superelastic behavior (memiliki memori kembali ke bentuk semula setelah melalui

deformasi). Hal ini berguna untuk preparasi saluran akar yang bengkok dan kecil,

sehingga mengurangi adanya ledge dan transportasi. Selain itu juga lebih resisten

terhadap clockwise torsional stress, lebih kuat, tidak mengalami korosi pada

penggunaan natrium hipoklorit dan tidak melemah setelah disterilisasi.

Keefektifannya dalam mengangkat dentin sama dengan stainless steel, dan lebih

tahan terhadap fatik siklik. Sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat di-precurve,

serta berkurangnya stiffness (stiffness dibutuhkan saat kita mencoba mencari saluran

akar yang kecil).15,26

Instrumen NiTi menawarkan perspektif baru dalam preparasi saluran akar yang

berpotensi untuk menghindari kekurangan-kekurangan instrumen tradisional, dan

memberikan hasil perawatan yang lebih baik.27

Beberapa macam sistem instrumen

NiTi yang digerakkan oleh mesin memiliki karakteristik desain spesifik yang

bervariasi, seperti geometri penampang melintang, desain tip, rake angle (arah cutting

edge), desain bilahnya (contoh adanya radial land), pitch (jarak antara cutting edge)

dan tingkat kecorongan (tabel 1)28

. Faktor-faktor ini memengaruhi fleksibilitas,

efisiensi potong, serta safety seperti ketahanan instrumen terhadap fraktur torsional.

Perkembangan karakteristik desain instrumen NiTi ini intinya bertujuan untuk

mempreparasi saluran akar dengan lebih baik.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 28: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

13

Universitas Indonesia

Tabel 2.1 Desain Beberapa Instrumen NiTi Rotari

Sumber: Bergmans L, Cleynenbreugel JV, Wevers M, Lambrechts P. Mechanical Root Canal

Preparation with NiTi Rotary Instruments: Rationale, Performance and Safety. Am J Dent

2001; 14(5):324-33

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 29: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

14

Universitas Indonesia

Instrumen NiTi dengan pisau potong aktif (misalnya ProTaper, FlexMaster,

Race, Mtwo) memperlihatkan saluran akar yang lebih bersih dibandingkan instrumen

dengan radial land (Profile). Perbandingan instrumen dengan dan tanpa radial land

berdasarkan pemeriksaan SEM memperlihatkan radial land menekan serpihan dentin

ke dinding saluran akar, sedangkan instrumen dengan sudut potong positif dapat

memotong dan membersihkan serpihan dentin.29

Namun pada setiap teknik preparasi saluran akar, telah dilaporkan bahwa

semuanya mengakibatkan ekstrusi debri. Yang membedakan adalah pada beberapa

teknik menyebabkan ekstrusi debri lebih banyak dibandingkan teknik yang lain.6

Perbedaan variasi desain pada instrumen yang digerakkan oleh mesin dengan gerakan

rotasi kontinyu akan memengaruhi jumlah debri yang terekstrusi diantara masing-

masing sistem tersebut.10

Penelitian Elmsallati dkk menemukan bahwa instrumentasi menggunakan

gerakan rotasi kontinyu dengan desain short pitch mengekstrusi debri lebih sedikit

dibandingkan pitch medium dan long. File dengan short pitch memiliki ulir lebih

banyak dibandingkan pitch medium dan long, groove lebih banyak diantara cutting

edge, sehingga menampung debri lebih banyak selama preparasi dan oleh karena itu

mengurangi kuantitas debri yang teresktrusi. Selain itu, selama preparasi saluran akar,

radial land dengan short pitch cenderung menampung debri dan mengangkatnya ke

arah koronal secara efisien.30

Hal ini kontras dengan penelitian Diemer dan Calas (2004) yang melaporkan

bahwa pada instrumen dengan desain long pitch membantu mencegah fenomena

screw-in dan meningkatkan kemampuan instrumen dalam memotong.31

Namun,

instrumentasi ini akan menghasilkan saluran akar yang lebih besar dibandingkan

short pitch, dan preparasi apikal yang lebih besar akan meningkatkan risiko ekstrusi

cairan irigasi.32

Penelitian oleh Elmsallati diatas serupa dengan penelitian Tanalp dkk (2006),

yang menemukan bahwa ekstrusi pada instrumentasi Profile yang memiliki desain

short pitch, menghasilkan ekstrusi debri lebih sedikit dibandingkan ProTaper dengan

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 30: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

15

Universitas Indonesia

desain long pitch.21

Dapat diartikan, instrumen dengan desain long pitch lebih efisien

dalam preparasi saluran akar dibandingkan desain short pitch, namun mengekstrusi

debri ke periapeks lebih banyak.30

Teknik instrumentasi dengan gerakan rotasi kontinyu menggunakan Protaper

dan HERO Shaper mengurangi jumlah penggunaan instrumen untuk preparasi

saluran akar, yang pada awalnya dapat dianggap sebagai keuntungan. Namun,

dalam penelitian Tanalp dkk yang membandingkan sistem Protaper dengan teknik

instrumentasi dengan gerakan rotasi kontinyu lainnya ditemukan bahwa ekstrusi

debri secara signifikan lebih besar terjadi pada teknik Protaper. Hal ini dapat

disebabkan karena walaupun Protaper menggunakan instrumen yang lebih sedikit,

namun mengakibatkan pengikisan dentin lebih banyak dalam waktu yang lebih

sedikit karena kapasitas memotong dan tingkat kecorongan yang lebih besar.21

Hasil penelitian Yang dkk. (2011) menunjukkan bahwa sistem Mtwo dapat

mempertahankan kurvatura saluran akar baik pada saluran akar simulasi maupun

saluran akar sesungguhnya, serta memperlihatkan kemampuan potong paling efektif

sebab memiliki sudut potong positif. Mtwo juga memiliki centering ability yang

baik tanpa penggunaan glide path manual sebelum instrumentasi. Mtwo juga

memperlihatkan persentase overinstrumentasi yang rendah. Instrumen Mtwo

memiliki geometri sudut potong ganda sehingga fleksibilitasnya meningkat, dengan

desain potongan melintang berbentuk S, yang memperlihatkan ketahanan torsional

dan resistensi yang lebih tinggi terhadap fraktur.33

Selain desain potongan melintang, kemampuan pengambilan serpihan dentin

juga menentukan efisiensi instrumen putar karena pembersihan serpihan dentin yang

telah dipotong sangat penting untuk mengurangi penumpukan serpihan dentin pada

pisau potong. Mtwo memiliki ujung non-cutting, diameter inti yang kecil, jarak

antara cutting blade yang semakin membesar dari ujung hingga tangkainya, dan

ruangan untuk pengambilan dentin terletak lebih dalam pada bagian belakang blade,

sehingga kapasitas penampungan serpihan dentin lebih besar dan mengurangi risiko

ekstrusi debri ke periapeks.3,34

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 31: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

16

Universitas Indonesia

Instrumen Mtwo basic series terdiri atas 8 instrumen dengan kecorongan

bervariasi antara 4% sampai 7% dan ukuran 10-40.34

Sistem Mtwo digunakan

dengan teknik single-length sepanjang kerja, artinya file yang digunakan selalu pada

panjang yang sama yaitu sepanjang kerja.34

Gambar 2.3. Sistem Instrumen Mtwo. Instrumen Mtwo terdiri atas tiga sekuens, yaitu: sekuens

dasar, sekuens untuk membentuk anatomi saluran akar yang besar, dan sekuens pembentukan untuk

memfasilitasi teknik obturasi hangat. (Sumber: Mtwo, The Efficient NiTi System: User Information.

Available at: http://www.vdw-dental.com. Accesed July 25, 2012.)

Gambar 2.4. Gambaran Penampang Mtwo. (A) Tingkat kecorongan file Mtwo yang konstan; (B)

Desain potongan melintang instrumen Mtwo yang berbentuk S. (Sumber: Mtwo, The Efficient NiTi

System: User Information. Available at: http://www.vdw-dental.com. Accesed July 25, 2012.)

Kontak radial minimal

Flute yang lebar dan dalam

untuk membersihkan

serpihan dentin secara

kontinyu

A B

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 32: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

17

Universitas Indonesia

Penelitian Ghivari dan Kubasad membandingkan ekstrusi debri antara M-two

dan K-3, ditemukan bahwa instrumentasi menggunakan K-3 mengekstrusi debri dan

cairan irigasi lebih banyak dibandingkan sistem M-two. Hal ini mungkin disebabkan

oleh desain file M-two memiliki jarak antara cutting blade yang semakin membesar

dari ujung hingga tangkainya, pitch yang progresif dan tidak adanya radial lands

menghasilkan debri dentin yang lebih sedikit. Ruangan untuk pengambilan dentin

terletak lebih dalam pada bagian belakang blade, sehingga mengurangi risiko

ekstrusi debri ke periapeks. Sedangkan pada sistem K-3 dengan penampang

melintang yang asimetris dan relief diantara dua radial land, serta rake angle positif

menghasilkan debri dentin yang lebih banyak.36

2.4 Preparasi Saluran Akar Menggunakan Gerakan Resiprokal

Kini era instrumentasi saluran akar mengarah ke gerakan resiprokal. Instrumen

NiTi yang digerakkan secara rotasi kontinyu dengan karakteristik desain yang

berbeda-beda sampai saat ini cukup dapat mempreparasi saluran akar dengan baik,

namun kekurangannya adalah terjadinya fraktur instrumen. Pada saat file bergerak

dengan gerakan rotasi kontinyu, file akan mengalami stress torsional bahkan pada

saluran akar yang lurus. Instrumen rotari seringkali mengalami fraktur ketika terkunci

di dalam saluran akar, terutama bagian ujung instrumen. Ketika ujung instrumen

terkunci, motor akan terus berputar sehingga menyebabkan instrumen semakin

terkunci dan mencapai tingkat fatik siklik, kemudian fraktur pada sudut putaran

tertentu. Oleh karena itu, motor endodontik seringkali dilengkapi auto-reversed,

untuk mencegah beban berlebih pada file yang mengakibatkan terjadinya fraktur

fatik.37

Gerakan resiprokal adalah gerakan osilasi atau gyromatrik, yang berputar

bolak-balik. Secara teoritis dan klinis, gerakan searah dan berlawanan jarum jam

mengurangi insidensi fraktur torsional, seperti yang terlihat pada penggunaan file

ProTaper F2 yang digerakkan secara resiprokal ternyata menunjukkan masa pakai

yang lebih panjang dibandingkan pada saat digunakan dengan gerakan kontinyu. File

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 33: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

18

Universitas Indonesia

ProTaper F2 yang digerakkan secara resiprokal dapat digunakan hingga 21 saluran

akar bengkok tanpa terjadi fraktur. Gerakan resiprokal pada penelitian Yared (2008)

ini menggunakan motor ATR vision yang kini sudah tidak diproduksi lagi.11

Pada

penggunaan motor ini, saat bergerak resiprokal instrumen memotong dentin saat

bergerak searah jarum jam (144 derajat), kemudian file dilepaskan saat bergerak

berlawanan arah jarum jam sebelum bahan pembentuk instrumen (logam campur

NiTi) mengalami deformasi martensitik akibat beban sehingga meningkatkan risiko

fraktur.

Selain itu, gerakan berlawanan arah jarum jam setelah searah jarum jam akan

mengurangi kecenderungan wedging dan srewing. Gerakan berlawanan arah jarum

jam yang terbatas (72 derajat) ini mencegah terjadinya ekstrusi debri atau pergerakan

apikal. Gerakan resiprokal berbasis pada teknik balanced force yang gerakan

berlawanan arah jarum jamnya terbatas yaitu tidak lebih dari 270 derajat untuk

mencegah pergerakkan debri ke apikal.11

Hal ini juga selaras dengan penelitian De-

Deus dkk (2010) tentang fatik siklik instrumen F2 ProTaper yang digerakkan oleh

mesin dalam gerakan resiprokal, menyatakan bahwa sistem pergerakan adalah hal

yang paling menentukan dalam ketahanan instrumen NiTi terhadap fraktur dan

gerakan resiprokal meningkatkan ketahanan instrumen NiTi terhadap fatik siklik

dibandingkan dengan gerakan rotasi kontinyu.10

Selain mencegah fraktur, keunggulan preparasi saluran akar menggunakan

gerakan osilasi antara lain centering ability yang cukup baik, mempertahankan bentuk

anatomi saluran akar, mempreparasi seluruh dinding saluran akar pada saluran akar

oval, dan tingkat keamanan penggunaan yang lebih baik.37

Centering ability

merupakan kemampuan untuk mempertahankan instrumen agar tetap berada di

posisinya, terutama di bagian tengah saluran akar sehingga mampu mengurangi

transportasi apikal.

Setelah Motor ATR Vision kini dikembangkan lagi sebuah sistem baru untuk

resiprokal. Sistem ini meliputi tiga instrumen yaitu instrumen Reciproc® (R25, R40

dan R50), motor (VDW. Silver®

Reciproc®), paper point dan kon gutaperca. Hanya

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 34: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

19

Universitas Indonesia

satu instrumen Reciproc® yang digunakan untuk preparasi saluran akar, tergantung

pada ukuran awal saluran akar. Instrumen terbuat dari NiTi M-Wire yang lebih

fleksibel dan lebih resisten terhadap fatik siklik dibandingkan NiTi tradisional.

Instrumen tersebut memiliki potongan melintang berbentuk S dan kecorongan

regressive.37

Gambar 2.5. Gambaran Penampang Reciproc. (A) File Reciproc R25, R40 dan R50 (B) Desain

potongan melintang instrumen Reciproc yang berbentuk S. (Sumber: Yared G. Canal preparation

with only one reciprocating instrument without prior filing: a new concept. Available at:

http://www.vdw-reciproc.de/images/stories/pdf/GY_Artikel_en_WEB.pdf. Accesed July 25, 2012

Gambar 2.6. Gambaran Tingkat Kecorongan Reciproc. Penampang instrumen Reciproc dan

ukuran tingkat kecorongan yang menunjukkan berapa besar kenaikan ukuran diameter per

seperseratus milimeter. (Sumber: Yared G. Canal preparation with only one reciprocating

instrument without prior filing: a new concept. Available at: http://www.vdw-

reciproc.de/images/stories/pdf/GY_Artikel_en_WEB.pdf. Accesed July 25, 2012)

A B

Tingkat kecorongan file Reciproc yang regressive,

dengan bentuk yang lebih ramping pada bagian

akhir file untuk menghindari pengambilan jaringan

gigi yang berlebih pada bagian koronal.

Misalnya: file Reciproc R25 memiliki diameter 0.25

pada D0 dan tingkat kecorongan 8% (0.08mm/mm)

pada 3 mm pertama dari ujung. Pada D16 file ini

akan memiliki diameter 1.05 mm

1.05 mm

16 mm

3 mm

2 mm

1 mm

0 mm

0.49 mm

0.41 mm

0.33 mm

0.25 mm

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 35: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

20

Universitas Indonesia

Paque dkk (2011) melakukan penilaian terhadap hasil preparasi saluran akar

menggunakan file tunggal F2 ProTaper dibandingkan dengan teknik ProTaper full

sequence. Penilaian dilakukan terhadap perubahan volume dentin, persentase dinding

yang terbentuk, derajat transportasi saluran akar, dan waktu kerja yang dibutuhkan F2

untuk mencapai panjang kerja. Saluran akar yang terbentuk diantara kedua teknik

tidak berbeda signifikan, tetapi teknik satu file F2 memiliki waktu kerja yang lebih

singkat.38

Teknik NiTi resiprokal dengan file tunggal juga mempersingkat waktu karena

tahapan lebih sedikit. Hal ini didukung oleh De-deus dkk (2010) yang pada

penelitiannya menyatakan bahwa, penggunaan teknik NiTi dengan file tunggal

resiprokal mendatangkan banyak keuntungan karena teknik file tunggal resiprokal

bekerja dengan lebih cepat.10

You dkk (2011) juga menyatakan bahwa waktu yang

dibutuhkan untuk preparasi saluran akar lebih singkat karena hanya menggunakan

satu file, dengan kata lain preparasi berbentuk corong dapat diperoleh dengan cepat.12

Pada penelitian Dedeus dkk. (2010) mengenai ekstrusi debri yang terjadi pada

instrumentasi dengan gerakan rotasi kontinyu dan resiprokal menemukan bahwa,

tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada ekstrusi debri antara preparasi saluran

akar menggunakan ProTaper dengan gerakan rotasi kontinyu dibandingkan dengan

ProTaper F2 yang digerakkan secara resiprokal. Namun dibandingkan dengan

instrumentasi manual, kedua sistem instrumentasi tersebut menghasilkan debri yang

lebih sedikit secara signifikan.39

Penelitian Luisi dkk. (2010) mengemukakan bahwa instrumentasi dengan

rotasi kontinyu menggunakan ProTaper menghasilkan ekstrusi debri ke periapeks

yang lebih besar dibandingkan sistem M4 dengan gerakan resiprokal. M4 adalah

sistem instrumentasi menggunakan gerakan resiprokal dengan sudut 30° searah dan

berlawanan arah jarum jam. Sekuensnya terdiri dari no #20, #25, #30, #35, #40, dan

#45 yang digunakan single length sepanjang kerja. Hal ini kemungkinan disebabkan

ProTaper memotong dentin lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat

dikarenakan kemampuan potong dan tingkat kecorongan yang lebih besar. Sedangkan

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 36: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

21

Universitas Indonesia

file M4 memiliki kecorongan 2%, sehingga kemampuan potongnya lebih rendah,

mempreparasi lebih lambat dan bertahap sampai mencapai panjang kerja.5

Kontras dengan penelitian Luisi dkk (2010), pada penelitian yang dilakukan

oleh Burklein dkk (2012) membandingkan jumlah ekstrusi debri yang terjadi antara

instrumentasi dengan gerakan rotasi kontinyu dan resiprokal menemukan bahwa dua

macam sistem instrumentasi resiprokal menggunakan Reciproc (VDW, Munich,

Germany) dan WaveOne (Dentsply Maillefer, Ballaigues, Switzerland) menghasilkan

ekstrusi debri lebih banyak dibandingkan sistem instrumentasi rotasi kontinyu

menggunakan Mtwo (VDW, Munich, Germany) dan ProTaper (Dentsply Maillefer,

Ballaigues, Switzerland). Selain itu, instrumentasi dengan Reciproc (VDW, Munich,

Germany) dinilai mengekstrusi debri paling besar, namun dalam waktu

penggunaannya paling cepat dibanding sistem lainnya. Hasil penelitian ini

menyimpulkan, semua sistem instrumentasi menyebabkan ekstrusi debri, dengan

instrumentasi rotasi kontinyu menghasilkan ekstrusi debri ke periapeks lebih sedikit

dibandingkan sistem file tunggal.39

2.5 Pengukuran Ekstrusi Debri Pada Periapeks

Metode pengukuran berat debri yang terekstrusi ke periapeks mengikuti Myers

dan Motgomery (1991). Gigi dimasukkan melewati penanda karet yang telah

dilubangi sebelumnya. Sebelum instrumentasi saluran akar, sebuah tabung debri

ditimbang kemudian dimasukkan kedalam tabung 7 ml. Penanda karet bersama gigi

dimasukkan ke dalam tabung tersebut dan menutup bagian bibir tabung. Tabung

debri adalah tabung yang berfungsi sebagai wadah untuk menampung serpihan debri

dan irigasi yang keluar ke foramen apikal. Tabung 7 ml diberi ventilasi dengan 23-

gauge needle yang ditusukkan ke penanda karet untuk menyamakan tekanan udara

didalam dan diluar tabung.

Segera setelah instrumentasi, tabung debri dilepaskan dari tabung 7 ml.

Kemudian gigi juga dilepaskan dari tabung debri dan debri yang menempel pada

permukaan akar diambil dengan membasuh permukaan apeks dengan 1 ml air

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 37: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

22

Universitas Indonesia

distilasi ke tabung debri. Setelah itu, tabung debri dimasukkan ke oven kering untuk

mengevaporasi kelembaban sebelum dilakukan penimbangan berat debri.

Sebelum dilakukannya setiap prosedur, tabung debri diukur beratnya. Sehingga

perbedaan berat tabung antara awal dengan setelah prosedur, adalah yang dianggap

sebagai berat dari debri yang teresktrusi.

Gambar 2.7.Alat-alat yang digunakan untuk menampung debri dan cairan irigasi selama

preparasi saluran akar: a)gigi; b) penanda karet; c)tabung sentrifugasi; d)tabung 7 ml; e) jarum 23-

gauge (Sumber: Dedeus G, Barino B, Fidel RAS. Assessment of apically extruded debris produced by

the single-file Protaper F2 technique under reciprocating movement. Oral Surg Oral Med Oral Pathol

Oral Radiol Endod 2010;110:390-394

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 38: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

23

Universitas Indonesia

2.6. Kerangka Teori

Berdasarkan uraian diatas disusun kerangka teori sebagai berikut:

Keterangan :

Diteliti

Tidak diteliti

Gambar 2.8 Skema kerangka teori

Preparasi mekanis

Perawatan

Saluran Akar

Irigasi & Medikamen

Ekstrusi Debri

Instrumen endodontik

dengan gerakan rotasi

kontinyu

Instrumen

endodontik dengan

gerakan resiprokal

Pengisian saluran

akar

Cleaning dan shaping Akses

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 39: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

24

Universitas Indonesia

Preparasi saluran akar merupakan tahap yang penting dalam mendukung

keberhasilan perawatan saluran akar. Namun dalam preparasi saluran akar akan

terbentuk sejumlah debri yang dapat secara tidak sengaja terdorong dari saluran akar

ke jaringan periapeks selama preparasi kemomekanis.3 Ekstrusi elemen-elemen

tersebut ke jaringan periapeks dari saluran akar melalui foramen apikal dapat

meningkatkan risiko kegagalan perawatan saluran akar.

Pada setiap teknik preparasi saluran akar, telah dilaporkan bahwa semuanya

mengakibatkan ekstrusi debri. Yang membedakan adalah pada beberapa teknik

menyebabkan ekstrusi debri lebih banyak dibandingkan teknik yang lain. Teknik

crown down, manual maupun digerakkan oleh mesin, umumnya lebih sedikit

mengakibatkan ekstrusi debri dibandingkan dengan teknik step back, dan gerakan

linear filing menyebabkan ekstrusi debri lebih banyak dibandingkan instrumen

dengan gerakan rotasi kontinyu.5,6

Instrumentasi yang digerakkan oleh mesin

menggunakan file NiTi rotari dengan teknik crown down ini mengekstrusi debri lebih

sedikit dibandingkan instrumentasi manual dikarenakan early flaring pada bagian

koronal preparasi meningkatkan kontrol instrumentasi selama preparasi 1/3 apikal

saluran akar. Gerakan rotasi kontinyu juga cenderung membawa debri ke arah orifis

sehingga menghindari kompaksi pada saluran akar.9

Penelitian Yared (2008) menciptakan perspektif baru file NiTi dengan file

tunggal yang digerakkan secara resiprokal.11

Keuntungannya adalah dapat

mempersingkat waktu karena tahapan lebih sedikit, mempreparasi saluran akar lebih

merata karena adanya centering ability yang baik, dan kualitas debridemen sama

efektifnya dengan gerakan rotasi kontinyu. 10-13

Pemilihan teknik preparasi saluran akar yang akan digunakan sebaiknya

menjadi pertimbangan seberapa besar ekstrusi debri ke periapeks dapat dikontrol5,

untuk mengurangi kemungkinan kegagalan perawatan saluran akar. Dalam penelitian

ini akan diselidiki mengenai ekstrusi debri yang terjadi pada preparasi saluran akar

menggunakan dua macam gerakan yang berbeda.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 40: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

26 Universitas Indonesia

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Skema Penelitian Ekstrusi Debri ke Periapeks

Saluran akar dipreparasi menggunakan dua macam gerakan yang berbeda,

yaitu instrumentasi dengan gerakan rotasi kontinyu dan instrumentasi dengan gerakan

resiprokal kemudian diukur banyaknya ekstrusi debri yang keluar ke periapeks.

3.2 Hipotesis

Terdapat perbedaan jumlah ekstrusi debri yang keluar ke periapeks antara

preparasi menggunakan gerakan rotasi kontinyu dibandingkan dengan preparasi

menggunakan gerakan resiprokal.

Ekstrusi debri

ke periapeks

Preparasi saluran akar

menggunakan instrumentasi

dengan gerakan resiprokal

Preparasi saluran akar

menggunakan instrumentasi

dengan gerakan rotasi kontinyu

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 41: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

27 Universitas Indonesia

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Eksperimental laboratorik

4.2 Tempat Penelitian

Klinik Konservasi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

Laboratorium Ilmu Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Indonesia

4.3 Waktu Penelitian

Oktober - November 2012

4.4 Variabel Penelitian

Variabel bebas:

a. Preparasi saluran akar menggunakan instrumen rotari

dengan gerakan rotasi kontinyu

b. Preparasi saluran akar menggunakan instrumen rotari

menggunakan gerakan resiprokal.

Variabel terikat:

Jumlah ekstrusi debri yang keluar ke periapeks.

Variabel confounding:

Teknik irigasi.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 42: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

28

Universitas Indonesia

4.5 Definisi Operasional

Deskripsi dari variabel penelitian (variabel bebas, terikat dan confounding)

dengan deskripsi, skala, nilai dan cara pengukuran akan dijelaskan dalam table

berikut ini:

Tabel 4.1. Uraian Variabel Penelitian.

Variabel Deskripsi Skala Nilai Cara pengukuran

Variabel Bebas

Preparasi saluran

akar

menggunakan

instrumen rotari

dengan gerakan

rotasi kontinyu

Preparasi saluran akar

dengan gerakan rotasi

kontinyu menggunakan

sistem Mtwo. File Mtwo

yang digunakan adalah

sekuens dasar, yaitu file

berukuran 10/.04, 15/.05,

20/.06, sampai 25/.06.

Nominal

Preparasi dianggap

selesai sesuai sekuens

instruksi pabrik dan

syarat preparasi saluran

akar telah tercapai.

Preparasi saluran

akar

menggunakan

instrumen rotari

dengan gerakan

resiprokal

Preparasi saluran akar

dengan gerakan resiprokal

parsial menggunakan

sistem Reciproc. Sistem

Reciproc yang digunakan

adalah file tunggal R25.

Nominal Preparasi dianggap

selesai sesuai sekuens

instruksi pabrik dan

syarat preparasi saluran

akar telah tercapai.

Variabel Terikat

Jumlah ekstrusi

debri yang keluar

ke periapeks

Ekstrusi debri yang keluar

ke periapeks akibat

instrumentasi.

Numerik

Setelah preparasi saluran

akar, debri yang

menempel pada apeks

gigi dibasuh dengan

larutan air distilasi

sebanyak 1 ml,

ditampung ke dalam

tabung debri.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 43: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

29

Universitas Indonesia

Variabel

Confounding

Teknik irigasi

oleh operator

Mengalirkan cairan irigasi

dengan jarum irigasi ke

dalam saluran akar

sepanjang 2 mm lebih

pendek dari panjang kerja

dengan gerakan masuk dan

keluar setelah dilakukan

preparasi saluran akar.

Cairan irigasi yang

digunakan adalah air

distilasi

Nominal

31

gauge,

2 ml

4.6 Sampel Penelitian

Besarnya sampel didapatkan dari rumus, Frederer:

(r-1) (t-1) > 15

Keterangan: r = jumlah sampel; t = jumlah kelompok perlakuan.

Dari dua kelompok perlakuan pada penelitian ini maka jumlah sampel pada tiap

kelompok adalah:

(r-1) (2-1) > 15

r-1 > 15

r > 16

Berdasarkan rumus diatas didapatkan sampel minimal sebanyak 32 untuk

mendapatkan distribusi data dalam nilai normal.

Jenis sampel adalah limbah kedokteran gigi, berupa gigi premolar bawah

manusia yang telah diekstraksi (etika kedokteran dalam penelitian) dengan kriteria

inklusi sebagai berikut:

Gigi premolar bawah dengan panjang rata-rata 20 ± 2mm.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 44: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

30

Universitas Indonesia

Gigi dengan saluran akar tunggal dan lurus yang dikonfirmasi melalui

radiografis.

Ujung apeks gigi telah tertutup sempurna dan tidak ada defek pada

akar gigi.

Sedangkan kriteria eksklusinya:

Gigi dengan akar bengkok.

Gigi dengan akar ganda.

Gigi dengan penutupan apeks yang belum sempurna dan disertai

adanya defek pada permukaan akar.

4.7 Bahan dan Alat

4.7.1 Bahan

Gigi premolar rahang bawah yang telah diekstraksi

Larutan air distilasi

Kapas steril

4.7.2 Alat

Henpis berkecepatan tinggi

Bur intan bulat

Endomotor (Reciproc®, VDW, Ballaigues, Germany)

K-File #08, #10, #15 (Dentsply Maillefer, Ballaigues, Switzerland)

File instrumen NiTi rotari dengan gerakan kontinyu (Mtwo®, VDW,

Ballaigues, Germany)

File instrumen NiTi rotari dengan gerakan resiprokal (Reciproc®,

VDW, Ballaigues, Germany)

Jarum irigasi (NaviTip double sideport 31 gauge, Ultradent Products,

Inc., South Jordan, UT)

Endobloc (Dentsply Maillefer, Ballaigues, Switzerland)

Boks endodontik

Sterilisator autoclave

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 45: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

31

Universitas Indonesia

Oven kering

Timbangan elektrik

4.8 Tahapan Kerja

4.8.1 Persiapan Sampel

Gigi premolar rahang bawah berakar tunggal dengan ujung apeks yang telah

menutup sempurna dan tanpa disertai defek pada permukaan akarnya, kemudian gigi

tersebut dibersihkan dan direndam dalam larutan salin sambil menunggu proses

penelitian dimulai. Pembuatan akses pada masing-masing gigi dilakukan

menggunakan bur intan bulat dan henpis berkecepatan tinggi untuk memfasilitasi

instrumentasi dan irigasi. Lalu gigi diberi nomor secara acak dan dibagi menjadi dua

kelompok.

Patensi foramen apeks distandardisasi dengan memasukkan K-file #15,

sampai ujungnya terlihat. Kemudian panjang kerja masing-masing diukur sampai 1

mm lebih pendek dari panjang kerja K-file #15 pada posisi ini. Setelah itu, tiap

sampel gigi disterilisasikan untuk menghindari kontaminasi sampel dari bakteri.

Gigi dimasukkan melewati penanda karet yang telah dilubangi sebelumnya.

Sebelum instrumentasi saluran akar, sebuah tabung debri ditimbang kemudian

dimasukkan kedalam tabung 7 ml. Penanda karet bersama gigi dimasukkan ke dalam

tabung tersebut dan menutup bagian bibir tabung. Tabung debri berfungsi sebagai

wadah untuk menampung debri apikal dan cairan irigasi yang keluar ke foramen akar.

Tabung 7 ml diberi ventilasi dengan jarum berukuran 23 yang ditusukkan ke penanda

karet untuk menyamakan tekanan udara didalam dan diluar tabung.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 46: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

32

Universitas Indonesia

Gambar 4.1 Persiapan Sampel Sebelum Dilakukan Preparasi Saluran Akar. (A) Gigi yang telah

dimasukkan ke dalam tutup karet botol yang telah dilubangi; (B) Botol penampung debri; (C) Botol

berukuran 7 ml

Gambar 4.2. Beberapa Contoh Sampel yang Telah Siap Dilakukan Prosedur Preparasi Saluran Akar

4.8.2. Pengelompokan Sampel

Pengelompokan sampel secara acak, sampel dibagi menjadi dua kelompok

dengan jumlah sampel yang sama pada setiap kelompok:

Kelompok 1 (n = 16) : Preparasi saluran dengan file M2 sekuens dasar

(10/.04, 15/.05, 20/.06, sampai 25/.06) file dipasang pada henpis

dan dipreparasi sepanjang kerja (file dipasangi stopper) dengan

kecepatan putaran dan torsi sesuai instruksi pabrik disertai irigasi pada

tiap pergantian instrumen.

Kelompok 2 (n = 16) : Preparasi saluran dengan file Reciproc ukuran

R25 file dipasang pada henpis dan dipreparasi hingga mencapai

panjang kerja (file dipasangi stopper) dengan kecepatan putaran dan

A B C

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 47: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

33

Universitas Indonesia

torsi sesuai instruksi pabrik (program otomatis) disertai irigasi tiap 3

kali gerakan pecking.

4.8.3. Preparasi Saluran Akar

Sampel dipreparasi menggunakan alat NiTi rotari dengan jenis Reciproc®

(VDW) yang menerapkan teknik crowndown, menggunakan satu set file M2 NiTi

rotari yang terdiri dari 10/.04, 15/.06, 20/.06 dan 25/.06 dipakai untuk 8 gigi,

sedangkan file R25 NiTi resiprokal hanya sekali pakai untuk 1 saluran akar. Larutan

irigasi digunakan sebanyak 2 ml pada setiap kelompok menggunakan larutan air

distilasi. Untuk menghindari adanya faktor kelelahan operator maka ditetapkan dalam

1 hari maksimal hanya melakukan percobaan sampel sebanyak 8 gigi.

4.8.4. Pengambilan Data

a. Setelah semua sampel dipreparasi, akses ditutup menggunakan tumpatan

sementara

b. Tabung debri dilepaskan dari tabung 7 ml. Kemudian gigi juga dilepaskan dari

tabung debri dan debri yang menempel pada permukaan akar diambil dengan

membasuh permukaan apeks dengan 1 ml air distilasi ke tabung debri.

c. Tabung berisi debri dimasukkan ke oven kering bersuhu 70° C sampai kering

untuk mengevaporasi kelembaban sebelum dilakukan penimbangan berat debri.

d. Penimbangan dilakukan dengan timbangan elektronik, diulang sebanyak tiga

kali dan diambil nilai reratanya.

e. Penimbangan tabung debri dilakukan dua tahap, yaitu sebelum dilakukan

prosedur/berat awal tabung debri (A), dan berat akhir tabung debri setelah

preparasi saluran akar dan melalui proses pengeringan (B). Perbedaan berat

tabung antara awal dengan setelah prosedur, adalah yang dianggap sebagai

berat debri yang terekstrusi (B-A).

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 48: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

34

Universitas Indonesia

Gambar 4.3. Pengukuran berat debri yang terekstrusi ke apikal dilakukan dengan timbangan analitik

yang memiliki tingkat akurasi 10-4

gram

4.9 Analisis Data

Hasil penelitian dianalisa menggunakan uji t tidak berpasangan dengan batas

kemaknaan p<0.05 untuk melihat perbedaan berat ekstrusi debri ke foramen apikal,

apabila didapatkan distribusi data yang normal. Bila data tidak berdistribusi normal,

maka uji yang digunakan adalah uji Mann-Whitney.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 49: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

35

Universitas Indonesia

4.10 Alur Penelitian

Gambar 4.4 Skema alur penelitian

Skema diatas menggambarkan jalannya penelitian mulai dari persiapan sampel,

perlakukan, sampai pengukuran.

Penimbangan berat awal tabung debri

Preparasi saluran akar

Preparasi dengan Gerakan

Resiprokal (n=16 gigi)

Preparasi dengan Gerakan

Rotari Kontinyu (n=16 gigi)

Keringkan dengan paper point dan tutup dengan tumpatan sementara

Tabung debri dimasukkan ke oven kering bersuhu 70° C

hingga debri mengering

Penimbangan berat akhir tabung berisi debri yang sudah kering

Tabung debri dilepaskan dari tabung 7 ml, ekstrusi debri yang menempel

pada permukaan akar dibasuh dengan air distilasi

Analisis data

Pemilihan sampel 32 gigi premolar bawah, akar tunggal

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 50: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

36 Universitas Indonesia

.BAB 5

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah ekstrusi debri pada

foramen apikal yang dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontinyu (Mtwo)

dibandingkan dengan gerakan resiprokal (Reciproc). Hasil penelitian akan diuraikan

secara deskriptif untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-

masing variabel yang diteliti. Kedua kelompok pada penelitian ini masing-masing

terdiri atas 16 sampel, yaitu gigi pasca pencabutan yang telah memenuhi kriteria

sebagai sampel. Debri yang terekstrusi dari foramen apikal pada saat preparasi

saluran akar ditampung dalam wadah berupa tabung yang akan diukur beratnya. Nilai

debri yang terekstrusi diperoleh dengan mengukur perbedaan berat tabung pada saat

awal sebelum dilakukan prosedur, dengan berat tabung setelah dilakukan prosedur.

Pengukuran dilakukan menggunakan timbangan dengan tingkat akurasi 10-4

(gram),

dilakukan sebanyak tiga kali tiap sampel dan dihitung reratanya.

Pada penelitian ini, dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-

Wilk (sampel<50) namun hasilnya tidak memenuhi syarat, dengan nilai kelompok

Mtwo adalah sebesar 0,052 sedangkan nilai kelompok Reciproc adalah sebesar 0,011.

Oleh karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa data tidak

berdistribusi normal. Kemudian dilakukan transformasi data agar data berdistribusi

normal dan dilakukan uji normalitas terhadap variabel hasil transformasi. Hasil dari

transformasi data tersebut memperlihatkan data tidak berdistribusi normal. Maka

dilakukan uji alternatif t tidak berpasangan, yaitu uji Mann-Whitney.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 51: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

37

Universitas Indonesia

Tabel 5.1 Distribusi Nilai Rerata dan Nilai Kemaknaan Ekstrusi Debri Setelah Preparasi Saluran Akar

Menggunakan Gerakan Rotasi Kontinyu (Mtwo) dan Resiprokal (Reciproc)*.

Kelompok n Rerata ± SD (gram) Interval

Kepercayaan 95%

Nilai p

Rotasi Kontinyu

(Mtwo)

16

0.000181 ± 0.0001721

0.000090 - 0.000273

0.844

Resiprokal

(Reciproc)

16 0.000163 ± 0.0001258 0.000095 - 0.000230

*Uji Mann-Whitney

Pada Tabel 5.1 memperlihatkan nilai rerata jumlah ekstrusi debri ke foramen

apikal setelah preparasi saluran akar untuk kelompok Reciproc lebih sedikit

dibandingkan dengan kelompok Mtwo. Pada uji analisa statistik dengan

menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh angka kemaknaan 0,844 (nilai p> 0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara ekstrusi debri

ke foramen apikal setelah preparasi menggunakan teknik rotasi kontinyu maupun

resiprokal, dengan demikian hipotesis ditolak.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 52: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

38 Universitas Indonesia

BAB 6

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya ekstrusi debri ke periapeks yang

terjadi pada kedua teknik preparasi saluran akar, baik menggunakan gerakan rotasi

kontinyu maupun gerakan resiprokal. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian

sebelumnya yang menyatakan bahwa pada setiap teknik preparasi menyebabkan

ekstrusi debri ke periapeks,8-10,20,21,39,40

oleh karena itu sebaiknya ditemukan sistem

yang menghasilkan ekstrusi debri secara minimal. Jumlah debri yang terekstrusi ke

apikal dapat dipengaruhi oleh anatomi saluran akar dan/atau oleh teknik

instrumentasi.39

Sampel gigi yang terstandardisasi penting untuk mengeliminasi faktor-faktor

yang berpengaruh, dan meningkatkan probabilitas bahwa jumlah debri yang

terekstrusi adalah akibat instrumentasi. Tipe gigi termasuk kurvatura dan jumlah

saluran akar yang lebih dari satu merupakan faktor yang mempengaruhi jumlah akhir

debri yang terekstrusi ke apikal.21

Pada penelitian ini digunakan sampel berupa gigi

premolar pertama rahang bawah yang telah dicabut untuk mempermudah pengujian

karena memiliki akar tunggal dan lurus, sehingga memungkinkan keseragaman

sampel. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 32 gigi yang dihitung menurut

rumus Frederer untuk dua perlakuan. Sebelum perlakuan, gigi disimpan dalam larutan

salin untuk mempertahankan kelembaban gigi dan mengkondisikan keadaan biologis

seperti dalam mulut.

Diameter foramen apikal kemungkinan juga mempengaruhi, walaupun menurut

beberapa peneliti tidak menemukan korelasi yang signifikan antara diameter apikal

dengan jumlah debri yang terekstrusi.5 Untuk mencapai keseragaman, kriteria lain

yang digunakan dalam hal ini adalah standardisasi diameter apeks dengan file #15,

ujung apeks gigi telah tertutup sempurna dan tidak ada defek pada akar gigi.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 53: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

39

Universitas Indonesia

Menurut beberapa peneliti melaporkan bahwa bila instrumentasi saluran akar

dilakukan sebatas foramen apikal maupun melewati foramen apikal, secara signifikan

akan mendorong debri ke apikal lebih banyak dibandingkan bila instrumentasi

dilakukan 1 mm lebih pendek.7,9,41,42

Oleh karena itu pada penelitian ini panjang kerja

ditentukan 1 mm dari foramen apikal.

Tipe bahan irigasi yang digunakan memegang peranan penting, yang

berpengaruh pada keakuratan pengukuran berat debri. Natrium hipoklorit (NaOCl)

merupakan cairan irigasi yang digunakan pada beberapa penelitian sebelumnya untuk

mensimulasikan irigasi preparasi saluran akar klinis. Kemampuan yang diharapkan

dari NaOCL sebagai bahan irigasi adalah tidak hanya melarutkan jaringan pulpa dan

jaringan dentin, namun juga berfungsi sebagai antimikroba. Cairan irigasi NaOCl

efektif dalam melawan pathogen baik bakteri gram negatif, bakteri gram positif,

jamur, spora, dan virus.41

Namun ternyata cairan irigasi ini mempengaruhi keakuratan

pengukuran berat debri yang terekstrusi. Hal ini didapat dari beberapa penelitian yang

menggunakan NaOCl sebagai cairan irigasi, ditemukan bahwa pengeringan cairan

irigasi tersebut menghasilkan kristal garam yang tidak dapat dipisahkan dari serpihan

debri, sehingga mempengaruhi pengukuran berat akhir sampel.9,40,42

Selain itu, cairan irigasi NaOCl dapat dikombinasikan dengan EDTA (disodium

ethyenediamine-tetraacetate). EDTA digunakan dalam kedokteran gigi karena efektif

dalam melarutkan dentin, sebagai antiseptik, dapat menghilangkan komponen

inorganik smear layer, dan tidak menyebabkan korosi alat preparasi saluran akar.42

Kombinasi penggunaan larutan NaOCL 5.25% dan EDTA 17% dipercaya dapat

menghilangkan infeksi dan membuang debri baik organik maupun anorganik, bila

dibandingkan larutan tersebut digunakan secara terpisah.43

Beberapa peneliti ekstrusi

debri menggunakan NaOCl sebagai cairan irigasi,9,40,42

namun pada penelitian

Burklein (2012) cairan irigasi yang dipakai adalah air distilasi dikarenakan

penggunaan NaOCl dan EDTA masih meninggalkan tanda tanya apakah akan

menimbulkan dampak positif pada jumlah debri yang terekstrusi.39

Oleh karena itu,

mengacu pada penelitian Burklein (2012) maka pada penelitian ini digunakan air

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 54: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

40

Universitas Indonesia

distilasi yang kemurniannya dipilih untuk mengurangi kemungkinan penambahan

berat oleh materi yang terkandung pada cairan irigasi jenis lain.

Teknik irigasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik irigasi manual

secara pasif menggunakan jarum 31-G (NaviTip ®

,Ultradent Products Inc, South

Jordan, UT) dengan ujung tertutup dan desain double side-vented, digerakkan dengan

arah jarum masuk dan keluar saluran akar. Beberapa jenis jarum irigasi memiliki

desain ujung terbuka dan beberapa lainnya memiliki desain ujung tertutup, dengan

side-vented channels yang memungkinkan cairan irigasi keluar ke arah aspek lateral.

Desain jarum tersebut dikembangkan untuk meningkatkan aktivasi hidrodinamik

bahan irigasi dan menurunkan ekstrusi apeks.23,24

Jarum yang meningkatkan

pergantian pergerakan cairan pada bagian apikal saluran akar juga akan

meningkatkan tekanan ke foramen apikal, sehingga meningkatkan risiko ekstrusi

cairan irigasi ke jaringan periapeks. Oleh karena itu, pada pemakaian jarum irigasi

dengan ujung terbuka, akan menghasilkan pergerakkan cairan di depan ujung jarum

yang lebih banyak dibandingkan jarum ujung tertutup, namun juga mengakibatkan

tekanan apikal yang lebih besar.25

Ketika melakukan irigasi, jarum harus dalam keadaan terbebas di dalam

saluran akar. Hal tersebut memungkinkan bahan irigasi untuk refluks dan

menyebabkan debri berpindah ke arah korona serta mencegah terdorongnya bahan

irigasi ke jaringan periapeks. Salah satu keuntungan irigasi syringe adalah kontrol

kedalaman penetrasi jarum yang mudah di dalam saluran akar. Diameter jarum yang

kecil juga dapat dipilih untuk mencapai kedalaman hingga apeks saluran akar dan

memungkinkan penetrasi cairan irigasi yang lebih efisien serta debrideman yang

efektif. Pemberian cairan irigasi yang pelan dan kombinasi pergerakan tangan yang

kontinyu (in and out) dapat mengurangi kecelakaan cairan irigasi yang terdorong ke

periapeks.23,24

Dalam menerapkan hasil penelitian ini ke situasi klinis, ada beberapa hal yang

patut menjadi perhatian menyangkut tekanan balik dari jaringan periapeks terhadap

ekstrusi debri. Pada penelitian ini, tidak terdapat tekanan balik dari jaringan periapeks

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 55: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

41

Universitas Indonesia

atau dapat dikatakan tekanan baliknya nol, sehingga gravitasi dapat memiliki

pengaruh terhadap keluarnya cairan irigasi keluar dari saluran akar. Hal ini

merupakan sesuatu yang dapat saja terjadi pada penelitian in vitro yang tidak

memiliki resistensi periapeks seperti yang dikemukakan oleh Myers dan

Montgomery. Pada penelitiannya, terjadinya ekstrusi ke apikal termasuk ekstrusi

cairan irigasi kemungkinan dipengaruhi oleh tidak adanya tulang asli/barrier jaringan

lunak dan gravitasi yang membawa cairan irigasi keluar dari foramen apikal. Pada

penelitian in vivo Salzgeber dan Brilliant (cit Myers& montgomery) menemukan bila

cairan irigasi berpenetrasi ke jaringan periapeks, cairan irigasi akan terdistribusi

secara acak ke lesi apikal. Maka secara klinis, jaringan lunak yang mengelilingi apeks

tampaknya berperan sebagai barrier alami, sehingga menimbulkan pertanyaan

seberapa banyak debri yang benar-benar keluar ke jaringan periradikular saat

preparasi saluran akar, dan apakah barrier ini secara efektif dapat menahan debri yang

terdorong keluar ke foramen apikal.20

Untuk mensimulasikan resistensi jaringan

periapeks, terdapat penelitian yang mencoba menggunakan busa bunga. Namun,

ternyata busa tersebut mengabsorbsi cairan irigasi dan debri ketika digunakan sebagai

barrier, dan semenjak itu belum terdapat penelitian yang mencoba mensimulasikan

kembali resistensi periapeks.39

Pembuatan spesimen pada penelitian ini telah didasarkan pada beberapa

penelitian sebelumnya, yaitu metode pengukuran berat debri yang terekstrusi ke

apikal mengikuti Myers dan Motgomery (1991), namun wadah penampung debri

(tabung) sedikit dimodifikasi untuk menjadikan prosedur ini lebih mudah, praktis dan

lebih akurat. Pada metode ini kemungkinan adanya kontaminasi oleh sidik jari

operator juga dapat dieliminasi dikarenakan pada keseluruhan prosedur, tidak

terdapat kontak langsung antara spesimen dengan jari operator. Sebelum dilakukan

prosedur preparasi saluran akar, tabung penampung debri diukur berat awalnya.

Setelah preparasi saluran akar selesai dilakukan, tabung penampung debri

dimasukkan ke dalam oven kering untuk mengeringkan cairan dan mengevaporasi

kelembaban sebelum dilakukan penimbangan berat debri. Maka perbedaan berat

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 56: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

42

Universitas Indonesia

tabung awal dengan tabung setelah prosedur, adalah yang dianggap sebagai berat dari

debri yang teresktrusi. Pengukuran dengan menggunakan timbangan menghasilkan

selisih angka yang menggambarkan jumlah/banyaknya debri terekstrusi yang

dinyatakan dalam berat (gram). Jadi semakin tinggi selisih angka yang dihasilkan

berarti semakin banyak jumlah debri yang terekstrusi dan juga sebaliknya, semakin

kecil selisih angka yang dihasilkan maka semakin sedikit pula debri yang terekstrusi

setelah preparasi.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna

antara ekstrusi debri ke periapeks setelah preparasi menggunakan Mtwo dengan

gerakan rotasi kontinyu dan Reciproc dengan gerakan resiprokal. Perbedaan yang

tidak bermakna antara kedua sampel ini mungkin disebabkan karena desain potongan

melintang dari kedua instrumen yang sama, yaitu berbentuk huruf S yang identik dan

tepi potong yang tajam. Potongan melintang berbentuk S ini memperlihatkan

ketahanan torsional dan resistensi yang lebih tinggi terhadap fraktur.33

Selain desain

potongan melintang, kemampuan pengambilan serpihan dentin juga menentukan

efisiensi instrumen rotari karena pembersihan serpihan dentin yang telah dipotong

sangat penting untuk mengurangi penumpukan serpihan dentin pada pisau potong.

Mtwo memiliki diameter inti yang kecil, jarak antara cutting blade yang semakin

membesar dari ujung hingga tangkainya, dan ruangan untuk pengambilan dentin

terletak lebih dalam pada bagian belakang blade, sehingga kapasitas penampungan

serpihan dentin lebih besar dan mengurangi resiko ekstrusi debri ke periapeks.34,36

Perbedaan potongan melintang kedua instrumen hanya terletak pada arah rake

angle, sebab instrumen Mtwo memotong searah jarum jam, sedangkan instrumen

Reciproc memotong berlawanan arah jarum jam. Dari segi gerakan, untuk kedua

instrumen tersebut terdapat perbedaan yaitu Mtwo berputar secara rotari kontinyu,

sedangkan Reciproc bergerak secara resiprokal dengan perbedaan sudut 120o yang

mencapai satu putaran penuh dalam tiga siklus.11

Perbedaan lainnya terletak pada

jumlah file yang digunakan dalam satu sekuens. Pada Mtwo, jumlah file yang

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 57: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

43

Universitas Indonesia

digunakan untuk satu sekuensnya adalah sebanyak 4 buah, sedangkan pada reciproc

hanya menggunakan satu file saja.

Walaupun berbeda sudut putaran, namun kedua instrumen ini mengusung

konsep yang sama yaitu crown down. Sistem Mtwo digunakan dengan teknik single-

length sepanjang kerja, artinya file yang digunakan selalu pada panjang yang sama

yaitu sepanjang kerja.34

Setelah penegakkan glide path dengan file #10, instrumen

digunakan sepanjang kerja dengan tekanan ringan. Bila dirasakan adanya sensasi

tahanan, maka instrumen ditarik dari saluran akar sebanyak 1-2 mm agar dapat

bekerja secara pasif dalam gerakan brushing untuk menghilangkan tahanan dan

meneruskan instrumen ke apeks.44

Sedangkan pada reciproc, preparasi awal dilakukan hingga duapertiga panjang

kerja berdasarkan panjang kerja radiograf. Instrumen dimasukkan ke dalam saluran

akar dengan gerakan pecking masuk dan keluar tetapi tanpa menarik instrumen

seluruhnya dari saluran akar. Amplitudo gerakan masuk dan keluar tidak melebihi 3-4

mm. Preparasi dilakukan dengan tekanan ringan. Setelah tiga kali gerakan masuk dan

keluar, instrumen dikeluarkan dan bagian flute dibersihkan. Instrumen juga

dikeluarkan dari saluran akar ketika dirasakan terdapat tahanan dalam saluran akar.

Setelah itu, saluran akar diirigasi. Setelah preparasi sepanjang duapertiga panjang

kerja estimasi, file-K no.10 digunakan untuk menentukan panjang kerja, kemudian

instrumen kembali digunakan untuk preparasi sepanjang kerja.37

Preparasi saluran akar menggunakan mesin dengan teknik crown down

memiliki keunggulan, teknik ini terbukti mengekstrusi debri lebih sedikit

dibandingkan instrumentasi manual dikarenakan early flaring pada bagian koronal

preparasi meningkatkan kontrol instrumentasi selama preparasi 1/3 apikal saluran

akar, gerakan memutar cenderung membawa debri ke arah orifis sehingga

menghindari kompaksi pada saluran akar,9 serta cenderung menyimpan debri dentin

pada bagian flute instrumen dan mengarahkannya ke orifis.7

Pada penelitian ini secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara

ekstrusi debri ke foramen apikal setelah preparasi menggunakan teknik rotasi

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 58: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

44

Universitas Indonesia

kontinyu menggunakan Mtwo maupun resiprokal menggunakan Reciproc. Namun

dilihat dari nilai rata-rata ekstrusi debri, pada kelompok preparasi menggunakan

Reciproc memperlihatkan nilai yang lebih kecil yaitu sebesar 0,000163 gram

dibandingkan dengan Mtwo sebesar 0,000181 gram. Nilai yang lebih kecil

mengartikan instrumen Reciproc menghasilkan ekstrusi debri yang lebih sedikit

dibandingkan Mtwo. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan prosedur preparasi

saluran akar. Pada preparasi menggunakan Reciproc, instrumen dimasukkan ke dalam

saluran akar dengan gerakan pecking masuk dan keluar sebanyak tiga kali, kemudian

instrumen dikeluarkan, bagian flute dibersihkan dan saluran akar diirigasi. Dengan

adanya prosedur ini, selalu tersedia ruangan pada flute instrumen untuk menampung

debri baru, dan mencegah penumpukkan debri di saluran akar yang dapat

terkompaksi ke dinding saluran akar maupun terdorong ke apikal. Pemberian irigasi

pada setiap prosedur dapat membantu pembersihan saluran akar yang lebih baik,

sehingga mencegah terdorongnya debri lebih lanjut ke apikal.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 59: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

45 Universitas Indonesia

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini menunjukkan ekstrusi debri ke periapeks tidak berbeda

bermakna setelah saluran akar dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontinyu dan

resiprokal. Maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan gerakan preparasi saluran akar

dengan menggunakan rotasi kontinyu maupun resiprokal tidak mempengaruhi jumlah

ekstrusi debri ke periapeks.

7.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian dengan metode yang sama untuk produk-produk

lain yang beredar di pasaran.

2. Kedua teknik preparasi saluran akar menggunakan gerakan rotasi kontinyu

dan resiprokal menunjukkan hasil yang sama baiknya bila kedua

instrumentasi dilakukan dengan baik dan benar.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 60: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

46 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardewi, Siti SA. Endodontologi Kumpulan Naskah. Jakarta: Hafidz. 2003:

40, 155-63.

2. Peters O, Peters C. Cleaning and Shaping of the Root Canal System. In:

Cohen S BR, editor. Pathways of the Pulp 10th ed. St. Louis: Mosby Inc;

2011. p. 283-348.

3. Grossman, L. Endodontic Practice. 8th ed. 1974. Philadelphia: Lea &

Febiger. Hal 163-164

4. Seltzer S, Naidrof IJ. Flare-ups in Endodontics: Etiological Factors. J

Endodon. 1985;11;472-8

5. Luisi SB, Zottis AC, Piffer CS, Vanzin ACM, Ligabue RA. Apical Extrusion

of Debris after Hand, Engine-driven Reciprocating and Continous

preparation. Rev. Odonto cienc. 2010;25(3):288-291

6. Siqueira Jr, JF. Microbial Causes of Endodontic Flare-ups. Int Endod J

2003;36:453-463

7. Kustarci A, Akpinar KE, Sumer Z, Er K, Bek B. Apical Extrusion of

Intracanal Bacteria Following Use of Various Instrumentation Techniques.

International Endodontic Journal 2008;41:1066-1071

8. Logani A, Shah N. Apically Extruded Debris with Three Contemporary Ni-Ti

Instrumentation Systems: An ex vivo Comparative Study. Indian J Dent Res

2008;19(3):182-185

9. Beeson T, Hartwell G, Thornton J, Gunsolley J. Comparison of Debris

Extruded Apically in Straight Canals: Conventional Filing versus Profile .04

Taper Series 29. J Endodon 1998;24:18-22

10. Dedeus G, Barino B, Fidel RAS. Assessment of Apically Extruded Debris

Produced by The Single-file Protaper F2 Technique under Reciprocating

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 61: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

47

Universitas Indonesia

Movement. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 2010;110:390-

394

11. Yared G. Canal Preparation using Only One Ni-Ti Rotary Instrument:

Preliminary Observations. Int Endod J 2008;41:339-44.

12. You SY, Kim HC, Bae KS, Baek SH, Kum KY, Lee WC. Shaping Ability of

Reciprocating Motion in Curved Root Canals: a Comparative Study with

Micro-computed Tomography. J Endod 2011;37:1296-1300)

13. Franco V, Fabian C, Taschieri S, Malentaca A, Bortolin M, Del Fabbro M.

Investigation on the Shaping Ability of Nickel-titanium Files when used with a

Reciprocating Motion. J Endod 2011;37:1398-1401.

14. Sjogren U, Figdor D, Persson S, Sundqvist G. Influence of Infection at the

Time of Root Filing on the Outcome of Endodontic Treatment of Teeth with

Apical Periodontitis. Int Endod J. 1997;30:297-306.

15. Walton R, Rivera E. Cleaning and Shaping In: Torabinejad M, Walton R,

editors. Principles and Practices of Endodontics 3th edition. Philadelpia: WB

Saunders Co; 2002:207-09.

16. Debelian GJ, Olsen I, Tronstad L. Bacteremia in Conjunction with Endodontic

Therapy. Endodontics and Dental Traumatology. 1994;11:142-9

17. Mohammadi Z, Khademi A. Quantifying the Extruded Bacteria following Use

of Two Rotary Instrumentation Systems. Int Endod J 2007;2(3):77-80

18. Hulsmann. Mechanical Preparation of Root Canals: Shaping Goals,

Techniques and Means. Endodontic Topics 2005; 10:30-76.

19. Martin H, Cunningham WT. The Effect of Endosonic and Hand Manipulation

on the Amount of Root Canal Material Extruded. Oral Surg Oral Med Oral

Pathol 1982;52:611-613

20. Myers GL, Montgomery S. A Comparison of Weight of Debris Extruded

Apically by Conventional Filing and Canal Master Techniques. J Endod

1991;17(6):275-279

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 62: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

48

Universitas Indonesia

21. Tanalp J, Kaptan F, Sert S, Kayahan B, Bayirl G. Quantitative Evaluation of

the Amount of Apically Extruded Using 3 Different Rotary Instrumentation

Systems. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 2006;101:250-7

22. Vande Visse JE, Brilliant JD. Effect of Irrigation on the Production of

Extruded Material at the Root Apex during Instrumentation. J Endodon 1975;

1:243-6

23. Glassman G. Safety and Efficacy Considerations in Endodontic Irrigation.

Dental Economics 2011;101(1):1-15.

24. Gu L-s, Kim JR, Ling J, Choi KK, Pashley DH, Tay FR. Review of

Contemporary Irrigant Agitation Techniques and Devices. J Endod

2009;35(6):791-804.

25. Boutsioukis et al. Evaluation of Irrigant Flow in the Root Canal Using

Different Needle Types by an Unsteady Computational Fluid Dynamics

Model. J Endod 2010;36(5):875-9

26. Akreli KV. Canal Preparation. In: johnson WT (Ed). Color Atlas of

Endodontics. WB Saunders Co: USA; 70-80.

27. Luiten DJ, Morgan LA, Baumgartner JC, Marshall JG. A Comparison of Four

Instrumentation Techniques on Apical Canal Transportation. J Endod

1995;21:26-32.

28. Bergmans L, Cleynenbreugel JV, Wevers M, Lambrechts P. Mechanical Root

Canal Preparation with NiTi Rotary Instruments: Rationale, Performance and

Safety. Am J Dent 2001; 14(5):324-33)

29. Young GR, Parashos P, Messer HH. The Principles of Techniques for

Cleaning Root Canals. Australian Dental Journal 2007;52:S52-S63.

30. Elmsallati EA, Wadachi R, Suda H. Extrusion of Debris after use of Rotary

Nickel-titanium Files with Different Pitch: a Pilot Study. Aust endod J

2009;35:65-69.

31. Diemer F, Calas P. Effect of Pitch Length on the Behavior of Rotary Triple

Helix Root Canal Instruments. J Endod 2004; 30: 716–18

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 63: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

49

Universitas Indonesia

32. Lee SJ, Wu MK, Wesselink PR. The Effectiveness of Syringe Irrigation and

Ultrasonics to Remove Debris from Simulated Irregularities within Prepared

Root Canal Walls. Int Endod J 2004; 37: 672–8

33. Yang G, Yuan G, Yun X, Zhou X, Liu B, Wu H. Effects of two Nickel-

titanium Instrumen Systems, Mtwo versus ProTaper Universal, on Root Canal

Geometry Assessed by Micro-computed Tomography. J Endod 2011;37:1412-

16)

34. Uroz-Torres D, González-Rodriguez MP, Ferrer-Luque CM. Effectiveness of

a Manual Glide Path on the Preparation of Curved Root Canals by Using

Mtwo Rotary Instruments. J Endod 2009;35:699-702.

35. Mtwo, The Efficient NiTi System: User Information. Available at:

http://www.vdw-dental.com. Accesed July 25, 2012.)

36. Givari SB, Kubasad GC. Apical Extrusion of Debris and Irrigant Using Two

Rotary Systems-a Comparative Study. AOSR 2011;1(4):185-189

37. Yared G. Canal Preparation with Only One Reciprocating Instrument without

Prior Hand Filing: a New Concept. Toronto: University of Toronto; 2011.

38. Paqué F, Zehnder M, De-Deus G. Microtomography-based Comparison of

Reciprocating Single-File F2 ProTaper Technique versus Rotary Full

Sequence. J Endod 2011;37(10):1394-97.

39. Burklein S, Schafer E. Apically Extruded Debris with Reciprocating Single-

File and Full-Sequence Rotary Instrumentatiom Systems. J Endod

2012;38:850-852

40. Zarrabi MH, Bidar M, Jafarzadeh H. An in vitro Comparative Study of

Apically Extruded Debris Resulting From Conventional and Three Rotary

(Profile, Race, FlexMaster) Instrumentation Techniques. Journal of Oral

Science 2006;48;2:85-88

41. Kandaswamy D, Venkateshbabu N. Root canal irrigant. Journal of

conservative dentistry. Oct-Dec 2010;13(4)

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 64: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

50

Universitas Indonesia

42. Eldenize AU, Erdemir A, Belli S. Effect of EDTA and Citric Acid Solution On

the Microhardness and the Roughness of Human Root Canal Dentin. J

Endod.2005;31(2):107-108

43. Torabinejad M et al. A New Solution for the Removal of the Smear Layer. J

Endod 2003;29(3):170-5.

44. Malagino VA, Grande NM, Plotino G, Somma F. The Mtwo NiTi Rotary

System for Root Canal Preparation. Roots 2006;3:67-70.

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 65: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

Universitas Indonesia

Lampiran 1

Alat dan Bahan Penelitian

Keterangan:

A. Endomotor, B. Larutan air distilasi untuk irigasi, C. Endoblock,

D. Endostand dan file yang telah dipakai, E. Jarum irigasi Navitip

31 g

Keterangan:

Beberapa sampel gigi yang digunakan dalam penelitian

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 66: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

52

Universitas Indonesia

Lampiran 2

Tabel Hasil Penelitian

Sampel Mtwo

Sampel Reciproc

Botol kontrol berisi air distilasi

Kategori Kontrol

Berat Awal (g) Berat Akhir (g) Selisih Berat

sebelum-sesudah (g)

Mtwo 1,2971 1,2971 0

Reciproc 1,3440 1,3440 0

No.

Sampel

Berat Awal (g) Berat Akhir (g) Selisih Berat sebelum-

sesudah (g)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

1,3380

1,2910

1,3132

1,3276

1,3602

1,3343

1,3000

1,3329

1,3176

1,3375

1,3334

1,3234

1,3330

1,3296

1,3374

1,3790

1,3380

1,2910

1,3135

1,3277

1,3604

1,3343

1,3002

1,3332

1,3182

1,3376

1,3336

1,3238

1,3332

1,3299

1,3374

1,3790

0.0000

0.0000

0.0003

0.0001

0.0002

0.0000

0.0002

0.0003

0.0006

0.0001

0.0002

0.0004

0.0002

0.0003

0.0000

0.0000

No.

Sampel

Berat Awal (g) Berat Akhir (g) Selisih Berat sebelum-

sesudah (g)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

1,3248

1,3659

1,3106

1,3264

1,3235

1,3197

1,3350

1,3121

1,2991

1,3361

1,3231

1,3200

1,2942

1,3385

1,2890

1,3190

1,3248

1,3661

1,3108

1,3264

1,3236

1,3197

1,3354

1,3123

1,2993

1,3363

1,3232

1,3204

1,2944

1,3387

1,2892

1,3190

0.0000

0.0002

0.0002

0.0000

0.0001

0.0000

0.0004

0.0002

0.0002

0.0002

0.0001

0.0004

0.0002

0.0002

0.0002

0.0000

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 67: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

53

Universitas Indonesia

Lampiran 3

Hasil analisa statistik dengan program SPSS 17

Descriptives

Instrumen Preparasi Saluran Akar Statistic

Std.

Error

Ekstrusi

Debri ke

periapeks

Mtwo Mean .000181 .0000430

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound .000090

Upper Bound .000273

5% Trimmed Mean .000168

Median .000200

Variance .000

Std. Deviation .0001721

Minimum .0000

Maximum .0006

Range .0006

Interquartile Range .0003

Skewness .868 .564

Kurtosis .732 1.091

Reciproc Mean .000163 .0000315

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound .000095

Upper Bound .000230

5% Trimmed Mean .000158

Median .000200

Variance .000

Std. Deviation .0001258

Minimum .0000

Maximum .0004

Range .0004

Interquartile Range .0002

Skewness .366 .564

Kurtosis -.053 1.091

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012

Page 68: EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335126-T33031-Trini Santi Pramudita.pdfyang meliputi preparasi akses (endo access), preparasi saluran

54

Universitas Indonesia

Uji Normalitas

Tests of Normality

Instrumen

Preparasi

Saluran

Akar

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Ekstrusi

Debri ke

Periapeks

Mtwo .166 16 .200* .888 16 .052

Reciproc .258 16 .006 .844 16 .011

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji Mann-Whitney

Ranks

Instrumen Preparasi

Saluran Akar N Mean Rank Sum of Ranks

trn_ekstrusi Mtwo 16 17.81 285.00

Reciproc 16 15.19 243.00

Total 32

Test Statisticsb

trn_ekstrusi

Mann-Whitney U 107.000

Wilcoxon W 243.000

Z -.824

Asymp. Sig. (2-tailed) .410

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .445a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Instrumen Preparasi

Saluran Akar

Ekstrusi debri..., Trini Santi Pramudita, FKG UI, 2012