65
EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMPN DI KAWASAN PENYANGGA TNWK DENGAN DI KOTA Skripsi Oleh Dian Handayani FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK HIDUP

DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMPN DI

KAWASAN PENYANGGA TNWK DENGAN DI KOTA

Skripsi

Oleh

Dian Handayani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

ii

ABSTRAK

EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK HIDUP

DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMPN DI

KAWASAN PENYANGGA TNWK DENGAN DI KOTA

Oleh

DIAN HANDAYANI

Penelitian ini bertujuan mengkaji penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan

sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan penyangga TNWK

dengan di kota serta bagaimana hubungannya. Desain penelitaian menggunakan

ex post facto. Teknik pengambilan data menggunakan random sampling. Data

penelitian diperoleh menggunakan tes dan kuesioner. Tes disesuaikan dengan KD

3.7 yaitu menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta

dinamika populasi akibat interaksi tersebut. Kuesioner diukur menggunakan skala

likert dan analisis menggunakan uji independent t test dan regresi linier sederhana.

Page 3: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

iii

Hasil penelitian tentang pengetahuan interaksi makhluk hidup peserta didik di

SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur (sekolah kawasan penyangga

TNWK) termasuk dalam kriteria sangat tinggi sedangkan untuk peserta didik

SMP Negeri 4 Bandar Lampung (sekolah di kota Bandar Lampung) termasuk

dalam kriteria tinggi. Sikap peduli lingkungan peserta didik di SMP Negeri 1

Labuhan Ratu Lampung Timur (sekolah kawasan TNWK) termasuk dalam

kriteria sangat tinggi begitu juga peserta didik SMP Negeri 4 Bandar Lampung

(sekolah di kota Bandar Lampung) termasuk dalam kriteria sangat tinggi.

Berdasarkan uji hipotesis terdapat perbedaan penguasaan konsep interaksi

makhluk hidup dan sikup peduli lingkungan peserta didik SMPN kawasan

penyangga TNWK dengan di kota. Selanjutnya didapatkan hasil terdapat

hubungan yang signifikan antara konsep interaksi makhluk hidup dengan sikap

peduli lingkungan, baik di sekolah kawasan penyangga TNWK maupun di kota.

Kata Kunci : Kawasan penyangga TNWK, Interaksi Makhluk Hidup, Sikap Peduli

Lingkungan

Page 4: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK HIDUP

DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMPN DI

KAWASAN PENYANGGA TNWK DENGAN DI KOTA

Oleh

Dian Handayani

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
Page 6: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
Page 7: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
Page 8: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Adirejo pada tanggal 02 Desember

1995, merupakan anak pertama dari pasangan Bapak

Sukemi dan Ibu Tri Pinuji. Penulis beralamat di Dusun 2

RT/ RW 002/002 Desa Adirejo Kecamatan Jabung

Kabupaten Lampung Timur. Nomer HP penulis

085769754383.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Maarif Nurul Huda Desa Adirejo

Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur (2001-2002), SD Negeri 1 Adirejo

Desa Adirejo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur (2002-2008), SMP

Negeri 1 Jabung Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur (2008-2011),

MAN 2 Metro Kota Metro (2011-2014), pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (jalur tes tertulis).

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum Biologi

Dasar (2016) dan Genetika (2017). Selain itu juga pernah menjadi anggota DPM

FKIP Unila Komisi III (2017), Kepala Dinas Sosial BEM FKIP Unila (2016),

Wakil Sekertaris Umum Formandibula (2016), Anggota Bidang Pendidikan FPPI

FKIP Unila (2015), dan anggota Bidang Pendidikan Himasakta FKIP Unila

Page 9: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

ix

(2015). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP

Negeri 1 Belalau, Kabupaten Lampung Barat dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Pekon Serungkuk, Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat (Tahun 2017).

Page 10: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

x

MOTTO

“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap”

(QS. Al Insyirah: 8)

Aku tidak sebaik yang kau kira, namun juga tidak seburuk yang

terlintas di hatimu

(Ali Bin Abi Thalib)

Page 11: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

xi

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT,

atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan, serta kekuatan, kesehatan, dan

kesabaran untukku dalam mengerjakan skripsi ini

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjunganku Rasulullah Muhammad

SAW.

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada orang-

orang yang selalu berharga dan berarti dalam hidupku:

Ayahku (Sukemi) dan Ibuku (Tri Pinuji)

Kedua orangtuaku, yang telah mendidik dan membesarkanku dengan sepenuh

hati, segala usaha dan doa yang tak terhingga, kesabaran dan limpahan kasih

sayang, selalu menguatkanku untuk menghadapi segala kesulitan, dan mendukung

segala langkahku menuju kesuksesan dan kebahagian.

Adikku (Daffa Choirul Shihab)

Adikku yang telah mendoakanku selama ini. Maaf belum bisa menjadi panutan

seutuhnya.

Para Pendidik

Para guru dan para dosen atas ilmu, nasihat, bimbingan, kesabaran, waktu, dan

arahan yang telah diberikan sehingga aku dapat menjadi lebih manusiawi, serta

berani bermimpi dan berjuang demi meraih cita-citaku.

Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Page 12: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

xii

SANWACANA

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmatNya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih

gelar Sarjana Pendidikan pada Pogram Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “EKSPLORASI

PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DAN SIKAP

PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMPN DI KAWASAN

PENYANGGA TNWK DENGAN DI KOTA (Studi Perbandingan pada Peserta

Didik Kelas VIII Semester Ganjil SMP di kawasan penyangga TNWK dengan di

kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019)”.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan,

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung;

3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi dan pembimbing II yang telah memberikan saran, bimbingan, dan

motivasi hingga skripsi ini dapat terselesaikan;

Page 13: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

xiii

4. (Alm) Drs. Arwin Achmad, M.Si., dan Dr. Dewi Lengkana, M.Sc., selaku

Pembahas yang telah memberikan saran, bimbingan, dan motivasi hingga

skripsi ini dapat terselesaikan;

5. Dr. Arwin Surbakti., M.Si., selaku Pembimbing Akademik, Pembimbing I

dan validator yang telah memberikan saran, bimbingan, dan motivasi hingga

skripsi ini dapat terselesaikan;

6. Seluruh dosen FKIP Pendidikan Biologi yang telah mendidik, memberikan

ilmu, dan nasihat selama penulis menempuh pendidikan;

7. Kepala sekolah, seluruh dewan guru, staf di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu

Lampung Timur dan SMP Negeri 4 Bandar Lampung yang telah memberikan

izin dan bantuan selama penelitian berlangsung;

8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur dan

SMP Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019 yang telah

membantu selama penelitian;

9. Rekan-rekan Pendidikan Biologi angkatan 2014, adik tingkat, kakak tingkat,

dan alumni yang telah mendukung dalam penelitian ini.

10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna

bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 13 Desember 2018

Penulis

Dian Handayani

Page 14: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

xiv

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

E. Ruang Lingkup ............................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Lingkungan Hidup ....................................................... 10

B. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ............................................ 12

C. Kawasan Penyangga TNWK dan Kota .......................................... 14

D. Penguasaan Konsep Makhluk Hidup dan Lingkungan .................. 15

E. Sikap Peduli Lingkungan ............................................................... 19

F. Kerangka Pikir ................................................................................ 21

G. Hipotesis ......................................................................................... 24

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu Penelitian dan Tempat ........................................................... 25

B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 25

C. Desain Penelitian .............................................................................. 26

D. Prosedur Penelitian ........................................................................... 27

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data ........................................ 28

F. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 31

G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 43

B. Pembahasan .................................................................................... 49

Page 15: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

xv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ......................................................................................... 56

B. Saran ............................................................................................... 56

VI. DAFTAR RUSTAKA .......................................................................... 58

LAMPIRAN

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes .............................. 62

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kuesioner ................... 65

3. Tingkat Kesukaran Soal Tes ................................................................ 67

4. Daya Beda Soal Tes ............................................................................. 69

5. Analisis Distraktor Instrumen Tes ....................................................... 71

6. Surat Pernyataan Validator .................................................................. 73

7. Kisi-Kisi Soal Tes Pengetahuan Interaksi Makhluk Hidup ................. 74

8. Pemetaan Soal Tes Pengetahuan Interaksi Makhluk Hidup ................ 76

9. Soal Tes Tes Pengetahuan Interaksi Makhluk Hidup .......................... 86

10. Data Mentah Pengetahuan Interaksi Makhluk Hidup .......................... 90

11. Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Peduli Lingkungan.................................... 99

12. Rubrik Penilaian Kuisioner .................................................................. 100

13. Kuesioner Sikap Peduli Lingkungan .................................................... 103

14. Data Mentah Sikap Peduli Lingkungan ............................................... 106

15. Tabulasi Hasil Pengetahuan Interaksi Makhluk Hidup ........................ 115

16. Tabulasi Hasil Sikap Peduli Lingkungan ............................................. 124

17. Perhitungan dengan SPSS .................................................................... 133

18. Dokumentasi Foto Penelitian ............................................................... 138

19. Surat Bukti Balasan Penelitian ............................................................. 141

Page 16: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Dimensi Proses Kognitif ......................................................................... 16

2. Sebaran Populasi dan Sampel SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung

Timur ...................................................................................................... 26

3. Sebaran Populasi dan Sampel SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung

Timur ...................................................................................................... 26

4. Kriteria Tingkat Penguasaan Konsep Peserta Didik ............................... 30

5. Kisi-kisi Instrumen Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik ................. 30

6. Kriteria Skor Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik ........................... 31

7. Kriteria Validitas Instrumen Tes Pengetahuan ....................................... 32

8. Kriteria Reliabilitas Instrumen Kuesioner .............................................. 33

9. Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ............................................ 33

10. Kriteria Daya Pembeda Instrumen Tes ................................................... 34

11. Kriteria Kualitas Pengecoh Tes Pengetahuan ......................................... 34

12. Kriteria Validitas Instrumen Kuesioner .................................................. 35

13. Kriteria Reliabilitas Instrumen Kuesioner .............................................. 36

14. Interval Koefisien Tingkat Hubungan Penguasaan Konsep Tentang Inte-

raksi Makhluk Hidup dengan Sikap Peduli Lingkungan ........................ 42

15. Hasil penelitian di SMP N 1 Labuhan Ratu dan SMP N 4 Bandar

Lampung. ................................................................................................ 43

Page 17: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

xvii

16. Kompetensi Penguasaan Konsep Interaksi Makhluk Hidup .................. 44

17. Hasil Pengukuran sikap peduli lingkungan peserta didik ...................... 46

18. Hasil Uji Independent t test Penguasaan Konsep Interaksi Makhluk

Hidup peserta didik dan Sikap Peduli Lingkungan ................................ 47

19. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Penguasaan Konsep terhadap Sikap

Peduli Lingkungan ................................................................................. 49

Page 18: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ......................................................................... 23

2. Bagan hubungan antar variabel ............................................................ 24

3. Diagram Batang Klasifikasi Data Pengetahuan Interaksi Makhluk

Hidup .................................................................................................... 52

4. Diagram Batang klasifikasi Hasil Sikap Peduli Lingkungan Peserta

Didik ..................................................................................................... 53

Page 19: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah lingkungan menjadi masalah serius bagi masyarakat di dunia yang

tidak hanya disebabkan oleh kerusakan alam, tetapi juga karena aktivitas

manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan. Untuk itu diperlukan

upaya untuk menumbuhkan pengetahuan dan sikap peduli lingkungan yaitu

melalui pendidikan lingkungan hidup (PLH). Menurut pendapat Setyowati

(2014: 02), PLH merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang

dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat. PLH bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran mayarakat tentang

nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan sehingga berperan aktif

dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan.

Penerapan pendidikan lingkungan hidup di sekolah diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan sikap peduli lingkungan peserta didik.

Surahkusuma (2010: 2) menyatakan bahwa pendidikan lingkungan hidup

diharapkan dapat menjadi proses pembiasaan sehingga dapat terbentuk

pengembangan perilaku, sikap untuk menghargai, mencintai, dan memelihara

Page 20: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

2

lingkungan hidup yang dapat menjadi kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian,

pendidikan lingkungan hidup tidak hanya mencakup pengetahuan lingkungan

saja, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian lingkungan

peserta didik. Sesuai dengan penelitian Kadir (2016: 270) tentang pengaruh

model pembelajaran IPA berbasis lingkungan hidup dan kemampuan awal

terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap peserta didik di MTs kota

Kendari. Hasil dari penelitian ini yaitu pengetahuan lingkungan peserta didik

secara keseluruhan mengalami peningkatan setelah menerapkan pembelajaran

IPA berbasis lingkungan. Begitu juga dengan sikap berwawasan lingkungan

berkategori sikap positif yang cukup baik.

Pendidikan lingkungan hidup dimasukkan ke dalam kurikulum melalui mata

pelajaran IPA. Materi pokok yang terkait dengan lingkungan hidup pada mata

pelajaran IPA salah satunya adalah materi pokok Interaksi Makhluk Hidup.

Adapun kegiatan pembelajaran dalam materi pokok diarahkan pada

pencapaian Kompetensi Dasar (KD), 3.7 yaitu menganalisis interaksi antara

makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi

tersebut. Seperti yang dinyatakan oleh Suraida (2013: 18) menyatakan bahwa

cakupan pokok-pokok bahasan PLH di sekolah diantaranya, yaitu: ekosistem,

sumber daya lingkungan, daya dukung lingkungan, kepedulian, partisipasi,

estetika, kearifan lokal, etika lingkungan, pengambilan keputusan terhadap

lingkungan, isu lingkungan, dan kebencanaan.

Berdasarkan karakteristik materi pokok Interaksi Makhluk Hidup, maka

dibutuhkan sumber belajar yang menunjang kegiatan pembelajaran seperti

Page 21: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

3

lingkungan sekitar. Hamalik (2004: 195-196) menyatakan bahwa lingkungan

sekitar adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan/atau

pengaruh tertentu kepada individu. Menurut Permendikbud Nomor 22 tahun

2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, penggunaan

sumber belajar bagi peserta didik dapat berupa buku, media cetak dan

elektronik, lingkungan sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Penelitian tentang penggunaan lingkungan sekitar telah banyak dilakukan,

diantaranya penelitian Laiteng (2017: 12) tentang pemanfaatan lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar IPA peserta didik kelas VII di SMP Negeri 11

Padang pada materi ekosistem. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar setelah menggunakan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajarnya. Selain itu, penelitian Purnomo (2013: 66) dengan

menggunakan sungai Pepe Surakarta sebagai sumber belajar biologi materi

pokok pencemaran lingkungan di SMP Al Irsyad Surakarta menunjukkan

bahwa pengetahuan lingkungan dan sikap peduli lingkungan dapat ditingkatkan

dengan menggunakan sumber belajar berbasis lingkungan. Selanjutnya,

penelitian Jannah (2012: 57) tentang penggunakan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII SMP N 2

Pringapus Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA pokok bahasan

ekosistem menunjukkan bahwa menunjukkan terdapat peningkatan hasil

belajar (kognitif, afektif, psikomotorik) setelah menggunakan lingkungan

sebagai sumber belajarnya.

Page 22: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

4

Penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar di sekolah perkotaan

mengalami kendala karena lokasinya jauh dari hutan. Menurut Kemendikbud

(2017: 7) sekolah di perkotaan dapat menggunakan sumber belajar berupa

lingkungan sekitar diantaranya: kawasan industri, pabrik, mall, dan lain

sebagainya. Terkecuali hutan karena relatif jauh dari lokasi sekolah. Hal ini

didukung oleh penelitian Insani (2016: 92) bahwa SMP di kota Malang

mengalami kesulitan dalam penggunaan sumber belajar IPA seperti hutan

karena jarak tempuh antara sekolah dan kawasan hutan yang cukup jauh. Oleh

sebab itu, pendidik hanya menggunakan sumber belajar berupa buku paket dan

internet saja.

Berbeda halnya dengan sekolah di kawasan penyangga. Dikarenakan kawasan

penyangga merupakan batas antara kawasan lindung dengan kawasan

budidaya dan dekat dengan kawasan pelestarian, maka pembelajaran materi

pokok Interaksi Makhluk Hidup di sekolah dapat menggunakan sumber belajar

berupa hutan, pohon, dan satwa. Seperti yang dinyatakan oleh Nugraha (2008 :

69) bahwa kawasan penyangga memiliki karakteristik jalur hijau dan zona

interaksi sebagai habitat satwa liar, melindungi populasi di Taman Nasional

agar tidak mengalami migrasi, dapat meningkatkan pemanfaatan secara legal

(wisata buru, wisata alam, penangkaran) yang dapat mencegah pemburuan liar

di kawasan taman nasional, dan menjadi peluang sebagai mata pencaharian

masyarakat lokal sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Hasil

penelitian Dahlia (2018: 193) menunjukkan bahwa penggunaan Hutan Wisata

Baning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Page 23: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

5

Informasi tentang penggunaan alam sekitar sebagai sumber belajar berhasil

diungkap oleh peneliti melalui studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan

April 2018 di SMP Negeri 4 Bandar Lampung dan di SMP Negeri 1 Labuhan

Ratu Kabupaten Lampung Timur. Hasil analisis angket dan wawancara yang

dilakukan terhadap 3 orang pendidik di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu

Kabupaten Lampung Timur menunjukkan bahwa ketiga guru telah

mengimplementasikan PLH. Implementasi PLH diintegrasikan melalui

kurikulum pada mata pelajaran IPA salah satunya materi pokok Interaksi

Makhluk Hidup. Sekolah tersebut merupakan sekolah yang terletak di kawasan

penyangga Taman Nasional Way Kambas (TNWK), sehingga dalam kegiatan

pembelajarannya, semestinya pendidik menggunakan lingkungan sekitar

sekolah sebagai sumber belajarnya. Seperti pada materi pokok Interaksi

Makhluk Hidup pendidik menggunakan tumbuhan di sekitar sekolah. Namun

pendidik yang menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar hanya

sebanyak 33,3%. Keberadaan penggunaan TNWK sebagai sumber belajar

hanya digunakan saat apersepsi saja. Hasil belajar mengalami peningkatan

setelah menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajarnya.

Selain itu, hasil analisis angket dan wawancara yang dilakukan terhadap tiga

orang pendidik di SMP Negeri 4 Bandar Lampung menunjukkan telah

mengimplementasikan PLH. Implementasi PLH diintegrasikan melalui

kurikulum pada mata pelajaran IPA salah satunya materi pokok Interaksi

Makhluk Hidup. Pendidik yang menggunakan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar sebanyak 33,3%. Sumber belajar yang digunakan hanya di

lingkungan sekitar sekolah saja seperti tumbuhan dan hewan. Pendidik tidak

Page 24: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

6

menggunakan hutan, padang rumput, sungai, danau dan lain sebagainya. Hal

ini terjadi karena lokasi sekolah yang berada di pusat kota sehingga jauh dari

letaknya dari hutan. Pendidik memberikan tugas proyek untuk evaluasinya.

Berdasarkan pentingnya penguasaan konsep Interaksi Makhluk Hidup serta

untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber

pembelajaran dan menumbuhkan sikap peduli lingkungan peserta didik di

sekolah kawasan penyangga dan di kota, maka dilaksanakan penelitian yang

berjudul “Eksplorasi Penguasaan Konsep Interaksi Makhluk Hidup dan Sikap

Peduli Lingkungan Peserta Didik SMPN di Kawasan Penyangga TNWK

dengan di Kota”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu:

1. Apakah ada perbedaan penguasaan konsep Interaksi Makhluk Hidup dan

sikap peduli lingkungan antara peserta didik SMPN di kawasan penyangga

TNWK dengan di kota?

2. Apakah terdapat hubungan antara penguasaan interaksi makhluk hidup

terhadap sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan

penyangga TNWK maupun di kota?

Page 25: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

7

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui:

1. Perbedaan penguasaan konsep Interaksi Makhluk Hidup dan sikap peduli

lingkungan antara peserta didik di sekolah kawasan penyangga TNWK

dengan di kota.

2. Hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup terhadap sikap

peduli lingkungan peserta didik di kawasan penyangga TNWK maupun di

kota.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dimanfaatkan bagi:

1. Peneliti, untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan serta

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh untuk diterapkan di lapangan.

2. Peneliti lain, sebagai informasi tambahan atau bahan rujukan untuk tulisan

ilmiah dan penelitian selanjutnya.

3. Pendidik, yaitu memberikan refleksi kepada pendidik mengenai

penguasaan konsep Interaksi Makhluk Hidup dan sikap peduli lingkungan

peserta didik serta menjadi bahan pertimbangan pendidik melakukan

proses perbaikan dalam penggunaan sumber belajar lingkungan sekitar.

4. Peserta didik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan tentang Interaksi

Makhluk Hidup dan sikap peduli peduli lingkungan peserta didik untuk

menjaga lingkungan.

Page 26: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

8

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penguasaan konsep dalam hal ini ialah penguasaan konsep tentang

Interaksi Makhluk Hidup. Penguasaan konsep ini meliputi konsep

lingkungan dan komponennya, pola-pola interaksi makhluk hidup, aliran

energi dalam ekosistem, dan dinamika populasi akibat interaksi tersebut.

2. Penguasaan konsep tentang Interaksi Makhluk Hidup diukur melalui tes

tertulis sesuai dengan ranah kognitif taksonomi Bloom yang direvisi

Anderson. Materi pokok pada soal disesuaikan dengan Kurikulum 2013

Revisi pada KD 3.7 menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan

lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut.

3. Sikap peduli lingkungan adalah salah satu unsur kepribadian manusia

untuk memperlakukan baik lingkungan disekitarnya. Menurut Zubaedi

(2011:76) sikap peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan Peduli

lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya, dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

4. Sikap peduli lingkungan diukur menggunakan kuesioner dengan aspek

yang diukur kognisi, afeksi dan konasi.

5. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri

1 Labuhan Ratu kabupaten Lampung Timur sebagai sekolah yang berada

di kawasan penyangga Taman Nasional Way Kambas dan SMP Negeri 4

Page 27: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

9

Bandar Lampung sebagai sekolah yang berada di Bandar Lampung tahun

pelajaran 2018/2019.

Page 28: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan lingkungan hidup adalah pembangunan kesadaran dan kepedulian

terhadap lingkungan. Setyowati (2014: 02) menyatakan, pendidikan

lingkungan hidup merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang

dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat tentang

nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya

dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian

dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang

akan datang. Pendidikan lingkungan hidup mempelajari permasalahan

lingkungan khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran, kerusakan

lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

Pendidikan lingkungan hidup mempunyai tujuan salah satunya adalah dalam

bidang pendidikan. Menurut Konferensi Tbilisi 1977 merinci tujuan yang ingin

dicapai oleh pendidikan lingkungan hidup yang meliputi aspek: (1)

Pengetahuan, untuk membentuk peserta didik memperoleh pemahaman dasar

tentang lingkungan hidup secara keseluruhan dan masalah-masalah yang

Page 29: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

11

berhubungan dengannya. (2) Sikap, untuk membantu peserta didik memperoleh

seperangkat nilai-nilai dan sikap peduli terhadap lingkungan hidup serta

motivasi untuk berpartisipasi secara aktif dalam memperbaiki dan melindungi

lingkungan hidup. (3) Kepedulian, untuk membantu peserta didik

mengembangkan kepedulian dan sensitivitas terhadap lingkungan hidup secara

keseluruhan dan masalah-masalah didalamnya. (4) Keterampilan, untuk

membantu peserta didik memperoleh keterampilan dalam mengidentifikasi,

menyelidiki, dan memecahkan masalah- masalah lingkungan hidup, dan (5)

Partisipasi, untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik secara aktif

memasuki semua jenjang pekerjaan pada masa datang yang berkenaan dengan

masalah-masalah lingkungan hidup.

Secara formal pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif

untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Menurut

Yustina (2006: 55), pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor

penting dalam keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga

menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia

yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Melalui

pendidikan inilah, diharapkan adanya respons (tanggapan) dari semua pihak

termasuk warga sekolah yang merupakan garda terdepan dalam menyikapi isu

sosial tersebut.

Page 30: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

12

B. Lingkungan sebagai Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dalam

memperoleh ilmu pengetahuan. Rohani (1997: 102) menyatakan bahwa

sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di

luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan)

terjadinya proses belajar. Kita belajar berbagai pengetahuan, keterampilan,

sikap atau norma-norma tertentu dari lingkungan sekitar kita dari guru, dosen,

teman sekelas, buku, laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain. Sumber-

sumber belajar itulah yang memungkinkan kita berubah dari tidak tahu menjadi

tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak terampil menjadi

terampil.

Pembelajaran biologi menekankan pada pengalaman belajar secara langsung

untuk dapat memahami konsep dan proses sains. Menurut Rustaman (2005:

72), pemberian pengalaman secara langsung dilakukan dengan

mengembangkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains dalam

belajar mengajar dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan

pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Semakin aktif siswa secara

intelektual, mental, dan sosial maka pengalaman belajar siswa akan semakin

bermakna.

Lingkungan tempat tinggal dan sekolah merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari aktivitas keseharian peserta didik. Oleh sebab itu, lingkungan

dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan pengatahuan peserta

didik. Baik di sekitar lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah

Page 31: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

13

Sesuai dengan pendapat Dahar (2011: 3) yang menyatakan bahwa belajar

dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan, yang di dalamnya terjadi

hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus dan respons-respons.

Lingkungan sekolah sebagai sumber belajar terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan

di luar pagar sekolah dan lingkungan di dalam pagar sekolah. Menurut

Kemendikbud dalam bukunya tentang Panduan Pemanfaatan Lingkungan

Sekolah Sebagai Sumber Belajar SMP (2017: 7) sumber belajar di luar pagar

sekolah yang terjangkau pada saat jam pelajaran adalah lingkungan yang berada di

luar pagar sekolah yang terdekat sehingga bisa dijangkau pada saat jam pelajaran.

Contoh lingkungan ini tergantung pada lokasi sekolah , jika sekolah berada di

lingkungan perkotaan maka kawasan industri, pabrik, mall dan lain sebagainya.

Sekolah yang berlokasi di daerah perdesaan contoh lingkungan diluar pagar

sekolah misalnya sungai, sawah, kolam, pekarangan, pasar, pertokoan, kawasan

pabrik, industri, kawasan wisata, cagar budaya, dan lainnya. Lingkungan ini

jaraknya relatif agak jauh dari lokasi sekolah, untuk mencapai lokasi lingkungan

tersebut dapat dijangkau melalui kegiatan karya wisata atau kegiatan lain yang

relevan.

Pengetahuan lingkungan peserta didik mengalami peningkatan setelah

menggunakan lingkungan sekitar. Selain itu, ketika pengetahuan meningkat

sikap peduli lingkungan juga meningkat. Sesuai dengan penelitian Kadir (2016:

270) tentang pengaruh model pembelajaran IPA berbasis lingkungan hidup dan

kemampuan awal terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap peserta didik di

MTs kota Kendari. Hasil dari penelitian ini yaitu pengetahuan lingkungan

peserta didik secara keseluruhan mengalami peningkatan setelah menerapkan

Page 32: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

14

pembelajaran IPA berbasis lingkungan. Begitu juga dengan sikap berwawasan

lingkungan berkategori sikap positif yang cukup baik.

C. Kawasan Penyangga Taman Nasional Way Kambas dan Kota

Kawasan penyangga merupakan batas antara kawasan lindung dengan kawasan

budaya untuk menjaga keutuhan kawasan pelesatarian alam. Hal ini sesuai

dengan pendapat Nugraha (2006: 62) yang menyatakan bahwa kawasan

penyangga adalah kawasan yang ditetapkan untuk menopang keberadaan

kawasan lindung sehingga fungsi lindungnya tetap terjaga. Kawasan

penyangga berfungsi untuk menyangga wilayah utama, mencegah terjadinya

kerusakan dan memberikan lapisan perlindungan tambahan. Biasanya

penyangga fisik/ekologi terletak di luar kawasan taman nasional.

Taman Nasional Way Kambas merupakan kawasan pelestarian, dimana

terdapat kawasan penyangga di sekitarnya. Menurut data dan informasi yang

diperoleh dari Tropical Forest Conservation Action (2016) Taman Nasional

Way Kambas berbatasan langsung dengan 37 desa penyangga, yang terbagi

menjadi 10 kecamatan dalam 2 kabupaten. Dari keseluhuran desa tersebut, 24

desa sudah tergabung dalam Forum Rembug Desa Penyangga (FRDP). Desa

Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan Ratu merupakan salah desa penyangga

Taman Nasional Way Kambas.

Daerah perkotaan adalah wilayah yang dijadikan pusat kegiatan utama oleh

masyarakat seperti kegiatan pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan

kegiatan ekonomi. Bandar Lampung merupakan daerah perkotaan di provinsi

Page 33: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

15

Lampung. Menurut undang-undang nomer 26 tahun 2007 daerah perkotaan

adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan

susunan fungsi daerah sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan

distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan

ekonomi.

D. Penguasaan Konsep Interaksi Makhluk Hidup

Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali suatu hal

yang diperoleh dari pengindraan manusia. Hal ini sesuai dengan pernyataan

yang dikemukakan oleh Daryono (2012: 103) bahwa pengetahuan adalah

kemampuan seseorang untuk dapat mengenali adanya konsep, fakta atau

istilah-istilah, atau sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat

menggunakannya. Hal tersebut diperkuat pula oleh pernyataan Soekanto (2003:

8) bahwa pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca indranya dan berbeda dengan kepercayaan (beliefes),

takhayul (supersitition), dan penerangan-penerangan yang keliru

(misinformation).

Penguasaan konsep diukur sesuai dengan dimensi proses kognitif taksonomi

bloom revisi anderson.

Page 34: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

16

Tabel 1. Dimensi proses kognitif

Kategori dan Proses

Kognitif

Nama alternatif Definisi

1. Mengingat-Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang

1.1 Mengenali Mengidentifikasi Menempatkan

pengetahuan dalam

memori jangka panjang

yang sesuai dengan

pengetahuan tersebut

1.2 Mengingat kembali Mengambil Mengambil pengetahuan

yang relevan dari memori

jangka panjang

2. Memahami-Mengkontruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk

apa yang diucapkan, ditulis dan di gambar oleh pendidik

2.1 Menafsirkan Mengklarifikasik

an

Mengubah satu bentuk

gambaran menjadi bentuk

lain Memparafrasekan

Mempresentasi

Menerjemahkan

2.2 Mencontohkan Mengilustrasikan Menemukan contoh atau

ilustrasi tentang konsep

atau prinsip Memberi contoh

2.3 Mengklasifikasikan Mengategorikan Menentukan sesuatu

dalam satu kategori Mengelompokka

n

2.4 Merangkum Mengabstraksi Mengabstraksikan tema

umum atau poin-poin

pokok Menggeneralisasi

2.5 Menyimpulkan Menyarikan Membuat kesimpulan

yang logis dari informasi

yang diterima Mengekstrapolasi

Menginterpolasi

Memprediksi

2.6 Membandingkan Mengontraskan Menentukan hubungan

antara dua ide, dua objek,

dan semacamnya Memetakan

Mencocokkan

2.7 Menjelaskan Membuat model Membuat model sebab-

akibat dalam sebuah

sistem

3. Mengaplikasikan-Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur

dalam keadaan tertentu

3.1 Mengeksekusi Melaksanakan Menerapkan atau

menggunakan suatu

prosedur dalam keadaan

tertentu

3.2 Mengimplementasikan Menggunakan Menerapkan suatu

prosedur pada tugas yang

tidak familier

Page 35: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

17

Kategori dan Proses

Kognitif

Nama alternatif Definisi

4. Menganalisis-Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya

dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan

antara bagian-bagian tersebut dengan keseluruhan struktur atau tujuan

4.1 Membedakan Menyendirikan Membedakan bagian

materi pelajaran yang

relevan dan tidak relevan Memilah

Memfokuskan

Memilih

4.2 Mengorganisasi Menemukan Menentukan bagaimana

elemen-elemen bekerja

atau berfungsi dalam

sebuah struktur

Koherensi

Memadukan

Membuat garis

besar

Mendeskripsikan-

peran

Menstrukturkan

4.3 Mengatribusikan Mendekonstruksi Menentukan sudut

pandang bias, nilai atau

maksud dibalik materi

pelajaran

5. Mengevaluasi-Mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar

5.1 Memeriksa Mengoordinasi Menemukan kesalahan

dalam suatu proses atau

produk, menemukan

efektivitas suatu prosedur

yang sedang di praktikkan

Mendeteksi

Memonitor

Menguji

5.2 Mengkritisi Menilai Menemukan inkonsistensi

antara suatu produk dan

kriteria eksternal,

menentukan apakah suatu

produk memiliki

konsistensi eksternal,

menemukan ketepatan

suatu prosedur untuk

menyelesaikan masalah

6. Mencipta-Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang

baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal

6.1 Merumuskan Membuat

hipotesis

Membuat hipotesis-

hipotesis berdasarkan

kriteria

6.2 Merencanakan Mendesain Merencanakan prosedur

untuk menyelesaikan

suatu tugas

6.3 Memproduksi Mengkonstruksi Menciptakan suatu produk

(Sumber: Anderson, dkk: 2001:67-69).

Page 36: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

18

Lingkungan secara umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu di luar

individu. Segala sesuatu di luar individu merupakan sistem yang kompleks,

sehingga dapat memengaruhi satu sama lain. Kondisi yang saling

memengaruhi ini membuat lingkungan selalu dinamis dan dapat berubah-

ubah sesuai dengan kondisi. Selain itu, komponen lingkungan itu dapat saling

memengaruhi dengan kuat. Ada saatnya kualitas lingkungan berubah menjadi

baik dan tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi buruk.

Perubahan itu dapat disebabkan oleh makhluk hidup dalam satu lingkungan

tersebut. Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen

biotik dan abiotik.

a. Komponen biotik, terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan,

tumbuhan, dan jasad renik.

b. Komponen abiotik, terdiri atas benda-benda tidak hidup di antaranya

air, tanah, udara, dan cahaya.

(Widodo, 2017: 29-30).

Setiap organisme tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada

organisme yang lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan

membentuk suatu pola interaksi. Terjadi interaksi antara komponen biotik

dengan komponen abiotik, dan terjadi interaksi antarsesama komponen biotik.

Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain dapat terjadi

melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan seperti rantai makanan, jaring-

jaring makanan, dan piramida makanan (Widodo, 2017: 30-34).

Page 37: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

19

Simbiosis merupakan bentuk hidup bersama antara dua individu yang berbeda

jenis. Ada tiga (3) macam simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis

komensalisme, dan simbiosis parasitisme. Simbiosis mutualisme merupakan

suatu hubungan dua jenis individu yang saling memberikan keuntungan satu

sama lain. Simbiosis komensalisme adalah hubungan interaksi dua jenis

individu yang memberikan keuntungan kepada salah satu pihak, tetapi pihak

lain tidak mendapatkan kerugian. Simbiosis parasitisme merupakan hubungan

dua jenis individu yang memberikan keuntungan kepada salah satu pihak dan

kerugian pada pihak yang lain. Berdasarkan kemampuan menyusun makanan,

peran organisme dibagi menjadi 2 (dua), yaitu autotrof dan heterotrof.

Organisme heterotrof, berdasarkan jenis makanannya dibagi lagi menjadi 3

(tiga), yaitu herbivora, karnivora dan omnivora (Widodo, 2017: 34-35).

Manusia juga memiliki interaksi dengan lingkungan. Berubahnya tatanan

lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam menyebabkan kualitas

lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu, akibatnya lingkungan menjadi

kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

(Widodo, 2017: 43).

E. Sikap Peduli Lingkungan

Sikap dalam adalah salah satu unsur kepribadian yang dimiliki seseorang

sebagai landasan dalam bertindak. Hal ini diperkuat dengan pendapat Azwar

(2012: 30) yang menyatakan bahwa sikap merupakan salah satu unsur

kepribadian yang harus dimiliki seseorang untuk menentukan tindakannya dan

Page 38: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

20

bertingkah laku terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif dan

negatif.

Komponen dalam sikap ada 3 yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif.

Menurut Azwar (2012: 33) struktur sikap dibedakan atas tiga komponen

yang saling menunjang, yaitu:

a. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype

yan dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamarkan penanganan

(opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang

kontroversal.

b. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam

sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap

seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki

seseorang terhadap sesuatu.

c. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau

kecenderungan untuk bertindak/ bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-

cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis

untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam

bentuk tendensi perilaku.

Kepedulian adalah kemampuan pemahaman kepada orang lain untuk

memperlakukan baik. Hal ini juga ditegaskan oleh Zubaedi (2011: 79) yang

Page 39: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

21

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kepedulian (caring) adalah

kemampuan menunjukkan pemahaman terhadap orang lain dengan

memperlakukannya secara baik, dengan belas kasih, bersikap dermawan, dan

dengan semangat memaafkan. Sedangkan Lingkungan adalah segala sesuatu di

luar inidividu. Diperkuat dengan pendapat dari Mulyanto (2007: 1) yang

menyatakan bahwa Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang mempengaruhi

suatu organisme, faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotic faktor)

atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic factor).

Sikap peduli lingkungan adalah salah satu unsur kepribadian manusia untuk

memperlakukan baik lingkungan disekitarnya. Menurut Zubaedi (2011: 76)

sikap peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan Peduli lingkungan adalah

sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan

alam dan sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi.

F. Kerangka Pikir.

Pendidikan lingkungan hidup merupakan tempat untuk membentuk manusia

yang tidak hanya mengajarkan tentang makhluk hidup dan lingkungan, tetapi

juga untuk membentuk peserta didik yang mempunyai sikap peduli lingkungan

yang baik. Pendidikan lingkungan hidup dimasukkan dalam kurikulum di

sekolah. Pendidikan lingkungan hidup di sekolah di harapkan mampu

membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan tentang makhluk hidup

dan lingkungan dan sikap peduli lingkungan yang baik.

Page 40: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

22

Pendidikan lingkungan hidup dimasukkan ke dalam kurikulum melalui mata

pelajaran IPA. Materi pokok yang terkait salah satunya adalah materi pokok

Interaksi Makhluk Hidup. Kegiatan pembelajarannya diarahkan pada

pencapaian Kompetensi Dasar (KD), 3.7 yaitu menganalisis interaksi antara

makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi

tersebut. Sumber belajar yang menunjang tercapainya Kompetensi Dasar

diantaranya yaitu penggunaan lingkungan sekitar, sehingga peserta didik dapat

memperoleh pengetahuan secara langsung dari alam. Sesuai dengan standar

proses yang tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah

bahwa penggunaan sumber belajar bagi peserta didik salah satunya adalah

penggunaan lingkungan sekitar. Peserta didik di kawasan penyangga sering

berinteraksi dengan lingkungan sekitar karena kawasan penyangga merupakan

kawasan yang menjaga kelestarian alam agar kawasan lindung tidak rusak.

Sedangkan peserta didik di daerah perkotaan sekolahnya berada didaerah yang

fungsi lahannya digeser untuk pemerintahan, pendidikan, kebudayaan, dan

kegiatan ekonomi, sehingga sangat minim interaksi dengan alam sekitar.

Jika penggunaan sumber belajar sesuai standar proses yang diharapkan oleh

peraturan pemerintah, maka peserta didik akan memiliki penguasaan konsep

interaksi makhluk hidup dan sikap peduli lingkungan yang baik. Peserta didik

di sekolah kawasan penyangga Taman Nasional Way Kambas seharusnya lebih

efektif dalam menggunakannya. Sehingga kerangka pikir dalam penelitian ini

digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

Page 41: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

23

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Variabel X1 pada penelitian ini merupakan sekolah di kawasan penyangga

TNWK dan X2 merupakan sekolah di kota. Variabel X1 dan X2 merupakan

variabel bebas karena merupakan variabel penyebab. Sedangkan Y1

merupakan pengetahuan tentang interaksi makhluk hidup peserta didik dan Y2

merupakan sikap peduli lingkungan peserta didik. Variabel Y1 dan Y2

merupakan variabel terikat karena variabel akibat. Hubungan antar variabel

digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

Pendidikan Lingkungan Hidup

Penanaman Pengetahuan dan Sikap Peduli

Lingkungan Peserta Didik

Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar

Sekolah di kawasan penyangga

Taman Nasional Way Kambas

Sekolah di kota

Penguasaan

konsep

interaksi

makhluk

hidup

Penguasaan

konsep

interaksi

makhluk

hidup

Sikap Peduli

Lingkungan Sikap Peduli

Lingkungan

Integrasi ke Dalam Kurikulum

Page 42: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

24

Keterangan :

X1 : Sekolah penyangga TNWK

X2: Sekolah kota

Y1 : Penguasaan konsep interaksi makhluk hidup peserta didik

Y2 : Sikap peduli lingkungan peserta didik

Gambar 2. Bagan hubungan antar variabel

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Tidak terdapat perbedaan penguasaan tentang interaksi makhluk hidup

dan sikap peduli lingkungan antara peserta didik SMPN di kawasan

penyangga TNWK dengan di kota.

H1 = Terdapat perbedaan antara penguasaan konsep interaksi makhluk

hidup dan sikap peduli lingkungan antara peserta didik SMPN di

kawasan penyangga TNWK dengan di kota.

2. H0 = Tidak terdapat hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup

terhadap sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan

penyangga TWNK maupun di kota.

H1 = Terdapat hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan

sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan penyangga

TWNK maupun di kota.

X Y1

Y2 X

G. Hipotesis

Page 43: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

25

III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 13-21 September semester ganjil

tahun pelajaran 2018/2019 di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten

Lampung Timur dan SMP Negeri 4 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan

Ratu tahun pelajaran 2018/2019. Sampel merupakan bagian dari populasi yang

mewakili seluruh karakteristik dari populasi. Untuk menentukan sampel

penelitian, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel

bertujuan atau random sampling (Arikunto, 2006: 139-140) dimana peneliti

sengaja mengambil sampel siswa kelas VIII di sekolah kawasan penyangga dan

di kota secara acak.

Page 44: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

26

Tabel 2. Sebaran Populasi dan Sampel SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten

Lampung Timur.

No Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1 VIII A 32 -

2 VIII B 31 -

3 VIII C 31 31

4 VIII D 32 -

5 VIII E 31 31

6 VIII F 32 32

Jumlah 189 93

Tabel 3. Sebaran Populasi dan Sampel SMP Negeri 4 Bandar Lampung.

No Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1 VIII A 32 -

2 VIII B 32 32

3 VIII C 32 32

4 VIII D 32 -

5 VIII E 32 32

6 VIII F 32 -

7 VIII G 32 -

8 VIII H 32 -

9 VIII I 32 -

10 VIII J 32 -

Jumlah 320 96

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif dan desain penelitian

ex post facto. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif (Hasan,

2009:11) karena peneliti hanya menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam

bidang telah ada dengan menggambarkan karakter suatu variabel.

Menggunakan desain penelitian ex post facto (Arikunto, 2006: 268) karena

peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, tetapi langsung mengambil hasil..

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Sudaryono, 2013: 9-10).

Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan data berupa

angka untuk mengetahui perbandingan antar variabel penelitian, yaitu

Page 45: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

27

perbandingan pengetahuan tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

dan sikap peduli lingkungan peserta didik di sekolah antar kawasan dan di

kota.

Peneliti mendeskripsikan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan

sikap peduli lingkungan peserta didik kelas VIII di sekolah kawasan penyangga

TNWK dan kota, kemudian melihat perbedaan penguasaan konsep interaksi

makhluk hidup dan sikap peduli lingkungan peserta didik menggunakan uji

independent t test. Setelah itu dilakukan uji regresi linier sederhana untuk

melihat hubungan penguasaan interaksi makhluk hidup dengan sikap peduli

lingkungan di sekolah kawasan penyangga TNWK maupun di kota

menggunakan uji regresi linier sederhana.

D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Prapenelitian

a. Menetapkan subjek penelitian, yaitu peserta didik kelas VIII di SMP

Negeri 1 Labuhan Ratu kabupaten Lampung Timur sebagai sekolah

kawasan penyangga TNWK dan SMP Negeri 4 Bandar Lampung sebagai

sekolah di kota.

b. Observasi di sekolah dilakukan untuk melakukan perizinan, mendapatkan

data peserta didik berupa jumlah kelas VIII untuk mendapatkan jumlah

populasi sehingga dapat menentukan jumlah sampel serta melakukan

studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan dalam penelitian.

Page 46: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

28

c. Menentukan KD 3.7 kelas VII kurikulum 2013 Revisi.

d. Membuat soal tes penguasaan konsep interaksi makhluk hidup peserta

didik.

e. Menbuat kuesioner mengenai sikap peduli lingkungan peserta didik.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Melakukan uji validitas, uji realibilitas, uji kesukaran soal, analisis beda

dan uji distraktor pada soal tes pengetahuan interaksi makhluk hidup

untuk mengukur pengetahuan peserta didik.

b. Melakukan uji validitas dan reliabilitas.

c. Membagikan soal tes penguasaan konsep tentang interaksi makhluk

hidup kepada peserta didik yang telah ditentukan sebagai sampel

penelitian untuk melihat pengetahuan peserta didik.

d. Membagikan kuesioner mengenai sikap peduli lingkungan untuk melihat

kepedulian lingkungan peserta didik.

e. Mencermati, menganalisis dan memberikan skor tes pengetahuan dan

kuisioner sikap peduli lingkungan peserta didik.

f. Mengolah data.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data yang diperolah pada penelitian ini yaitu data kuantitatif yang berupa skor

pengetahuan yang diperoleh dari tes tertulis dan skor kuisioner sikap peduli

lingkungan untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan lingkungan sekitar

Page 47: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

29

sebagai sumber belajar peserta didik di sekolah kawasan penyangga TNWK

dan di kota terhadap pengetahuan interaksi makhluk hidup dan sikap peduli

lingkungan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu:

a. Tes

Tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep interaksi makhluk

hidup peserta didik. Tes ini dilaksanakan menggunakan soal tes yang telah

disesuaikan dengan KD 3.7 kelas VII kurikulum 2013 revisi. Pertanyaan

sebanyak 14 soal pilihan jamak dan 8 soal tipe benar salah. Adapun kisi-

kisi soal tes penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dapat dilihat pada

lampiran 7.

Pengumpulan data dari tes ini dilakukan penskoran secara manual dengan

menggunakan kunci jawaban yang telah dibuat oleh peneliti. jika peserta

didik menjawab soal dengan benar makan mendapatkan skor 1 dan jika

peserta didik salah atau tidak menjawab diberi skor 0. Adapun perhitungan

tes pengetahuan menggunakan rumus menurut Purwanto (2013: 112):

S =

X 100

Keterangan :

S = Nilai tes

R= Jumlah skor soal yang dijawab benar

N = Skor maksimum dari tes

Page 48: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

30

Hasil penskoran yang diperoleh kemudian dimasukan kedalam kriterianya.

Adapun kriteria tingkatan kemampuan pengetahuan peserta didik yaitu:

Tabel 4. Kriteria Tingkat Penguasaan Konsep Interaksi Makhluk Hidup

Peserta Didik No Skor Kriteria

1 81-100 Sangat Tinggi

2 61-80 Tinggi

3 41-60 Cukup

4 21-40 Rendah

Sumber : Arikunto (2010: 375)

b. Kuesioner

Kuesioner atau angket digunakan untuk mengukur sikap peduli lingkungan

peserta didik. Angket yang digunakan pada penelitan ini adalah angket

tertutup. Menggunakan skala likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu sangat

setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS)

(Arikunto, 2010: 195).

Setelah angket diisi oleh peserta didik maka dilakukan penskoran angket.

Sebelum dilakukan penskoran dari setiap jawaban peneliti menggunkan

skala untuk setiap jawaban yaitu skala 1-4 sebagai berikut

Tabel 5. Kriteria Skor Kuesioner Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Keterangan Nilai (Skor)

Pernyataan Positif

Nilai (Skor)

Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Sumber : Arikunto (2008: 180).

Page 49: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

31

Setelah dilakukan penskoran sikap peduli lingkungan peserta didik

berdasarkan skor angket tersebut maka dilakukan presentase sikap peduli

lingkungan dengan rumus :

P =

x 100%

Keterangan:

P = angka persentase sikap peduli lingkungan peserta didik

f = jumlah skor sikap peserta didik yang diperoleh

N = skor maksimal sikap peserta didik (Sudijono, 2000: 369)

Setelah didapat presentase sikap peduli lingkungan kemudian menentukan

skor capaian sikap peduli lingkungan yang diperoleh peserta didik

dikelompokan ke dalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 6. Kriteria Skor Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik

No Skor Kriteria

1 81-100% Sangat Tinggi

2 61-80% Tinggi

3 41-60% Cukup

4 21-40% Rendah

5 0-20% Sangat Rendah

Sumber : Herman (2016: 66)

F. Validitas dan Reliabilitas

Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Tes

a. Uji Validitas

Tujuan validitas item tes adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu

soal tersebut membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai

Page 50: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

32

dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu. Validitas soal tes dapat

dilakukan dengan menggunakan metode Pearson product moment,

kemudian membandingkan rhitung dengan rtabel bersignifikansi 5%

(Arikunto, 2006: 170).

Dalam program SPSS digunakan Pearson Korelasi Point Biseral dan

membandingkan hasil uji Pearson Correlation dengan r tabel. Kriteria

diterima atau tidaknya suatu data valid atau tidaknya dalam program SPSS

berdasarkan nilai korelasi:

- Jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan valid

- Jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak vali

Atau dapat menggunakan rumus:

Untuk mengetahui tingkat validitas tes, maka nilai hasil uji validitas dengan

korelasi point biseral dapat dimasukan dalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 7. Kriteria Validitas Instrumen Tes Pengetahuan No Nilai r Tingkat Validitas

1 0,81-1,00 Sangat Tinggi

2 0,61-0,80 Tinggi

3 0,41-0,60 Cukup

4 0,21-0,40 Rendah

5 0,00-0,20 Sangat Rendah

Sumber: Arikunto (2006: 29)

b. Uji Realibilitas

Uji reabilitas digunakan dalam penilaian kelas yang selalu mengandung

kesalahan pengukuran. Secara umum konsep dasar tersebut dinyatakan

dalam persamaan matematis sebagai berikut:

Page 51: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

33

Skor perolehan = Skor sebenarnya + Kesalahan Pengukuran

Reabilitas ditentukan berdasarkan varians antara skor perolehan yang

merupakan penjumlahan dari varians skor sebenarnya dengan varian

kesalahan pengukuran yaitu:

Realibilitas instrumen dapat dianalisis menggunakan program

SPSS Kuder Richardson 20.

Tabel 8. Kriteria Reliabilitas Instrumen Tes Pengetahuan

No Nilai KR Tingkat Reliabilitas

1. 0,8000 - 1,0000 Sangat Tinggi

2. 0,6000 - 0,7999 Tinggi

3. 0,4000 - 0,5999 Cukup

4. 0,2000 - 0,3999 Rendah

5. 0,0000 - 0,1999 Sangat Rendah

Sumber : Sugiyono (2010: 39).

c. Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran merupakan peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk

indeks. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut

indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00-

0,1. Soal dengan index kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu

sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu mudah.

Tabel 9. Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen Tes No Nilai P Tingkat Kesukaran

1. 0,00 - 0,30 Sukar

2. 0,31 - 0,70 Sedang

3. 0,71 - 1,00 Mudah

Sumber : Daryanto (2012: 182).

Page 52: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

34

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dan siswa yang

berkemampuan rendah. Indeks diskrimitatif (daya pembeda) berkisar antara

0,00 sampai 1,00 dan terdapat tanda negatif (-). Tanda negatif digunakan

jika suatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas teste. Yaitu peserta didik

berkemampuan tinggi disebut bodoh dan sebaliknya.

Tabel 10. Kriteria Daya Pembeda Instrumen Tes No Indeks daya beda Daya Beda

1 0.70-1.00 Soal Baik Sekali

2 0.40-0.70 Soal Baik

3 0.20-0.40 Soal cukup

4 0.00-0.20 Soal jelek

5 Bertanda (-) Soal sangat jelek

Sumber : Daryanto (2012: 190).

e. Pengecoh/distraktor

Pada tes pilihan ganda ada beberapa option/alternatif jawaban yang sengaja

dimasukan sebagai distraktor (pengecoh). Butir soal yang baik pengecohnya

akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah.

Sebaliknya butir soal yang buruk, pengecohnya akan dipilih secara tidak

merata. Pengecoh dianggap baik bila jumlah siswa yang memilih pengecoh

itu sama atau mendekati jumlah ideal (Sudijono, 2007: 389).

Tabel 11. Kriteria Kualitas Pengecoh Tes Pengetahuan

No Ipc Kualitas Pengecoh

1. 76% - 125% Sangat baik

2. 51% - 75% atau 126%-150% Baik

3. 26% - 50% atau 151%-175% Kurang baik

4. 0% - 25% atau 176%-200% Buruk

5. > 200% Sangat Buruk

Sumber : Sudijono (2007: 389).

Page 53: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

35

2. Kuesioner

a. Uji Validitas

Tujuan validitas item kuesioner adalah untuk menentukan dapat tidaknya

suatu kuesioner tersebut membedakan kelompok dalam aspek yang diukur

sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu. Validitas kuesioner

adalah indeks deskriminasi dalam membedakan antara peserta didik yang

berkemampuan tinggi dengan peserta yang berkemampuan rendah

(Sudaryono, 2013:111).

Validitas kuesioner dapat dilakukan dengan menggunakan metode Pearson

product moment, kemudian membandingkan rhitung dengan rtabel

bersignifikansi 5% (Arikunto, 2006: 170).

Dalam program SPSS digunakan Pearson Product Moment dan

membandingkan hasil uji Pearson Correlation dengan rtabel. Kriteria

diterima atau tidaknya suatu data valid atau tidaknya dalam program SPSS

berdasarkan nilai korelasi:

- Jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan valid

- Jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak valid

Tabel 12. Kriteria Validitas Instrumen kuesioner

No Nilai r Tingkat Validitas

1 0,81-1,00 Sangat Tinggi

2 0,61-0,80 Tinggi

3 0,41-0,60 Cukup

4 0,21-0,40 Rendah

5 0,00-0,20 Sangat Rendah

Sumber: Arikunto (2006: 29).

Page 54: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

36

b. Uji Realibilitas

Uji realibilitas digunakan dalam penilaian kelas yang selalu mengandung

kesalahan pengukuran. Kesalahan pengukuran merupakan selisih antara

skor amatan (perolehan) dengan skor sebenarnya (Sudaryono, 2013: 121).

Secara umum konsep dasar tersebut dinyatakan dalam persamaan matematis

sebagai berikut:

Skor perolehan = Skor sebenarnya + Kesalahan Pengukuran

Reliabilitas instrumen dianalisis menggunakan program SPSS Alpha

Cronbach.

Tabel 13. Kriteria reliabilitas instrumen kuisioner No Nilai KR Tingkat Reliabilitas

1. 0,8000 - 1,0000 Sangat Tinggi

2. 0,6000 - 0,7999 Tinggi

3. 0,4000 - 0,5999 Cukup

4. 0,2000 - 0,3999 Rendah

5. 0,0000 - 0,1999 Sangat Rendah

Sumber : Sugiyono (2010: 39).

3. Hasil Analisis Kualitas Instrumen

a. Tes

1) Uji Validitas

Tes pilihan jamak dan Benar/Salah di uji cobakan pada 31 peserta didik

pada tanggal 2 Agustus 2018 di SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Dari hasil

uji validitas diperoleh butir soal yang valid dan tidak valid.

Hasil uji validitas tes penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dapat

dilihat pada lampiran 1, dengan taraf siginfikansi 5% didapatkan butir soal

Page 55: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

37

yang valid untuk jenis soal pilihan jamak adalah 12 butir soal dan untuk

jenis soal Benar/Salah adalah 8 butir soal. Sehingga total seluruh soal yang

valid adalah 20 butir soal. Namun terdapat 2 butir soal tambahan yaitu

nomor 3 dan 7 dengan ranah kognitif C6. Berdasarkan hasil uji validitas

nomor soal 3 dan 7 termasuk soal yang tidak valid, tetapi untuk memenuhi

ranah kognitif dari C1-C6 maka nomor butir soal tersebut dapat digunakan.

2) Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas tes pengetahuan interaksi makhluk hidup dapat dilihat

pada lampiran 1 dengan uji KR 20. Reliabiliatas soal pilihan jamak tingkat

reliabilitas 0,70 berkategori tinggi dan soal benar salah tingkat reliabilitas

0,52 berkategori cukup.

3) Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran merupakan peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk

indeks. Hasil tingkat kesukaran tes pengetahuan interaksi makhluk hidup

dapat dilihat pada lampiran 3, diperoleh tingkat kesukaran soal dengan

kriteria mudah, sedang dan sukar sebagai berikut.

4) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan

antara peserta didik yang belajar/peserta didik yang telah menguasai materi

dengan peserta didik yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang

ditanyakan. Hasil daya pembeda dapat dilihat pada lampiran 4.

Page 56: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

38

5) Analisis Pengecoh/Distraktor

Butir soal yang baik pengecohnya akan dipilih secara merata oleh siswa-

siswa yang menjawab salah. Sebaliknya butir soal yang buruk, pengecohnya

akan dipilih secara tidak merata. Hasil analisis pengecoh pada soal tes

pengetahuan interaksi makhluk hidup dapat dilihat pada lampiran 5,

diperoleh hasil 6 soal diterima, 15 soal direvisi dan 4 soal ditolak.

Berdasarkan uji validitas, uji reliabilitas, uji kesukaran, uji daya beda dan uji

distraktor maka soal yang baik dan dapat digunakan untuk mengukur

pengetahuan peserta didik sebanyak 22 soal.

b) Kuisioner

1) Uji Validitas

Hasil uji validitas yang telah dilakukan diperoleh butir soal yang valid dan

tidak valid dapat dilihat pada lampiran 2. Berdasarkan uji validitas dengan

taraf signifikansi 5% diperoleh 26 butir pernyataan yang valid.

2) Uji Reliabilitas

Berdasarkan uji reliabilitas kuisioner sikap peduli lingkungan peserta didik

dengan uji Alpha Cronbach, diperoleh nilai reliabilitas 0,802 dengan tingkat

reliabilitas sangat tinggi. Hasil uji dapat dilihat pada lampiran 2.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian sebagai berikut:

Page 57: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

39

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian kenormalan distribusi data yang bertujuan

untuk mendeteksi suatu data terdistribusi normal atau tidak. Pengujian

normalitas dilakukan dengan uji Kolvmogorv Smirnov.

Memilik ketentuan hipotesis yaitu H0 adalah sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal dan H1 adalah sampel tidak berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Distribusi data dikatakan normal jika memenuhi

kriteria sebagai berikut.

Jika probabilitas (sig) > 0,5 maka H0 diterima

Jika probabilitas (sig) < 0,5 maka H1 ditolak

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kesamaan

antarvarian atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji Levene

statistik.

Dengan kriteria sebagai berikut.

Apabila nilai sig > 0,05 maka data homogen

Apabila nilai sig < 0,05 maka data tidak homogen (Misbahuddin dan

Hasan, 2013: 290-291).

c. Uji Hipotesis

a. Uji independent t test

Tujuan analisis data adalah untuk memberikan makna atau arti yang

digunakan untuk menarik suatu kesimpulan dari masalah yang ada. Teknik

Page 58: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

40

analisis data dan pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik analisis data kuantitatif. Data yang dianalisis merupakan hasil

tes penguasaan interaksi makhluk hidup peserta didik tentang interaksi

makhluk hidup dan hasil kuesioner sikap peduli lingkungan, untuk menguji

hipotesis perbedaan yaitu hipotesis 1 dan 2 serta untuk menguji perbedaan

variabel bebas (sekolah di kawasan penyangga TNWK dan sekolah dikota

bandar lampung) terhadap sekelompok variebel terkait (hasil tes dan

kuesioner) yaitu pengetahuan tentang makhluk hidup dan lingkungan dan

sikap peduli lingkungan peserta didik digunakan uji independent t test dengan

taraf signifikan 5%.

Hipotesis:

H0 = Tidak terdapat perbedaan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup

dan sikap peduli lingkungan antara peserta didik SMPN di kawasan

penyangga TNWK dengan di kota.

H1 = Terdapat perbedaan antara penguasaan konsep interaksi makhluk hidup

dan sikap peduli lingkungan antara peserta didik SMPN di kawasan

penyangga TNWK dengan di kota.

Keputusan Uji

Jika nilai signifikan atau Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1

ditolak.

Jika nilai signifikan atau Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima.

Page 59: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

41

b. Uji Regresi Linear Sederhana

Uji regresi pada penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi

hubungan anatarvariabel, keeratan hubungan antarvariabel, dan kontribusi

variabel X terhadap variabel Y.

a. Signifikansi Hubungan Antarvariabel (Nilai Signifikansi)

Untuk menarik kesimpulan dari hipotesis dan untuk memperkuat di

dalam menganalisis data, peneliti menggunakan uji hipotesis dengan

menggunkan SPSS 20. Data hasil uji hipotesis bersumber pada output

tabel ANOVA, kemudian pengujian dilakukan dengan membandingkan

anatara nilai signifikansi dan 0,05 dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

1. Kriteria pengujian

a. Jika Sig. ≤ 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan

b. Jika Sig. > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan

2. Membuat kesimpulan

Membandingkan antara nilai Sig. dan nilai α dan kesimpulan

dilihat dari kriteria pengujian.

b. Keeratan hubungan antarvariabel (Koefisien Korelasi)

Keeratan hubungan antara variabel X (pengetahuan tenteng ekosistem

dan perubahan lingkungan) dan variabel Y (sikap peduli lingkungan)

dilakukan dengan melihat nilai r pada analisis regresi linear sederhana.

Kemudian, hasilnya disesuikan dengan kriteria sebagai berikut.

Page 60: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

42

Tabel 14. Interval Koefisien Tingkat Hubungan Penguasaan Konsep

Interaksi Makhluk Hidup dengan Sikap Peduli Lingkungan

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2012: 257)

c. Kontribusi Variabel X terhadap Variabel Y (Koefisien Determinasi)

Uji ini dilihat melalui besar kecilnya nilai R Square pada uji regresi

linear sederhana. Presentase nilai R Square dapat diinterpretasikan sebagai

besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y.

1. H0 = Tidak terdapat hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk

hidup dan sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan

penyangga TWNK maupun di kota.

H1 = Terdapat hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan

sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan penyangga

TWNK maupun di kota.

Page 61: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

56

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang didapat pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan sikap

peduli lingkungan peserta didik SMPN kelas VIII di sekolah kawasan

penyangga TWNK dengan sekolah di kota Bandar Lampung.

2. Terdapat hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan sikap

peduli lingkungan peserta didik SMPN dengan sikap peduli lingkungan

peserta didik di sekolah kawasan penyangga TNWK maupun di kota.

B. Saran

Saran dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Pada saat penelitiannya hendaknya memberikan waktu lebih lama untuk

mengerjakan soal tes dan kuesioner agar peserta didik tidak terburu-buru

dalam menjawabnya.

2. Pihak sekolah

a. Bagi sekolah di kawasan penyangga TNWK hendaknya menggunakan

TNWK sebagai sumber belajarnya agar pencapaian kompetensi dasar

dapat lebih maksimal

Page 62: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

57

b. Bagi sekolah di kota Bandar Lampung hendaknya menggunakan

sumber belajar yang relevan agar pencapaian kompetensi dasar dapat

lebih maksimal.

Page 63: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

58

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin. 2001. Taxonomi For Learning, Teaching, and Assessing.

Addison Wesley Longman. New York.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Rineka Cipta. Jakarta.

. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

.2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Jakarta.

Azwar, Saifudin. 1995. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Dahlia, Ibrohim, Mahanal. 2018. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

SMP Menggunakan Perangkat Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing

dengan Sumber Belajar Hutan Wisata Baning. Jurnal Pendidikan. 3 (2):

190-201.

Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga.

Jakarta.

Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Elfazia, Hefi Afizena. 2017. Perbandingan Literasi dan Sikap Peduli Lingkungan

Siswa Sekolah Adiwiyata dengan Non Adiwiyata di Pringsewu [Skripsi].

Lampung (ID). Universitas Lampung

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Herman, Puspita. 2007. Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Sumber Biogas

untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri. Karya Tulis Ilmiah

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Insani, M.D. 2016. Studi Pendahuluaan Identifikasi Kesulitan dalam Pembelajaran

pada Guru IPA SMP Se-kota Malang. Jurnal Pendidikan Biologi. Malang.

7 (2): 81-93.

Page 64: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

59

Jannah, Miftakhul. 2012. Efektivitas Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber

Belajar Materi IPA Pokok Bahasan Ekosistem Pada Kelas VII SMP N 2

Pringapus Kabupaten Semarang Terhadap Hasil Belajar Siswa [Skripsi].

Pringapus (ID). Semarang.

Kadir, Abdul. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran IPA Berbasis Lingkungan dan

Kemampuan Awal Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Peserta

Didik di MTs Kota Kendari [Skripsi]. Makassar (ID): Universiras Negeri

Makassar.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar

Proses Pendidikan Dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud. Kemendikbud. 2017. Panduan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar

SMP. Jakarta: Kemendikbud.

Laiteng. 2017. Hubungan Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber

Belajar dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII di SMP Negeri 11

Padang. Jurnal Pendidikan Biologi. USU.

Mulyanto. 2007. Ilmu lingkungan. Graha ilmu. Yogyakarta.

Nugraha, Sudarwanto, Sutirto, Sulastoro. 2006. Potensi dan Tingkat Kerusakan

Sumberdaya Lahan di Daerah Aliran Sungai Samin Kabupaten

Karanganyar dan Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah. Laporan Penelitian.

Surakarta. LPPM UNS.

Purnomo, Dwito. 2013. Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian

Pencemaran Di Sungai Pepe Surakarta Sebagai Sumber Belajar Biologi

Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa.

Jurnal Pendidikan Biologi. UNS. Semarang.

Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang. Sekretariat Negara. Jakarta.

Rustaman, Ahmad. 2005. Pengembangan Kompetensi (Pengetahuan,

keterampilan, Sikap, dan Nilai) Melalui Kegiatan Praktikum Biologi.

Jurnal Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA. UPI. Bandung.

Setyowati. 2014. Pendidikan Lingkungan Hidup. Universitas Negeri Semarang.

Semarang.

Soekanto. 2003. Sosiologi: Suatu Pengantar. PT Radja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudaryono, Margono dan Rahayu. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian

Pendidikan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Page 65: EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK …digilib.unila.ac.id/54817/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

60

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta.

Sunyoto. 2011. Analisis Regresi Untuk Uji Hipotesis. Caps. Yogyakarta.

Suraida. 2013. Pendidikan Lingkungan dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Edu-

Bio. 4 (2): 15-26.

Surakusumah. 2010. Konsep Pendidikan Lingkungan di Sekolah: Model Uji

Coba Sekolah Berwawasan Lingkungan. Jurnal Ilmiah UPI. Bandung.

Tropical Forest Conservation Action. 2016. Ekuilibrium Konservasi. Perpustakaan

Nasional. Jakarta.

Widodo, Rachmadiarti, Hidayati. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas

VII Semester 2. Kemendikbud. Jakarta.

Yustina. 2006. Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan Persepsi, Sikap

dan Minat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Guru Sekolah

Dasar di Kota Pekanbaru. Jurnal Biogenisis. Vol. 2 No. 2.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta.