90
EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH (PEMILUKADA) SERENTAK (Studi Kasus Kota Depok Tahun 2015) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dah Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Oleh : FARID MUHAJIR NIM : 1112048000042 KONSENTRASI HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

  • Upload
    dothien

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) DALAM

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH (PEMILUKADA) SERENTAK

(Studi Kasus Kota Depok Tahun 2015)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dah Hukum Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH)

Oleh :

FARID MUHAJIR

NIM : 1112048000042

KONSENTRASI HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (pANWASLU) DALAMPEMILIHAN lJMUM KEPALA DAERAH (PEMILUKADA) SERENTAK

(Studi Kasus Kola Depok Tahun 2015)

Skripsi

Diajukao Kepada FakultasSyariah dab Hokum Untuk Memenubi

Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Satjana Hokum (SH)

Oleh:

FARID MUHAJIR

NIM: 111 2048000042

Pembimbing 1

Drs. Abu Tamrin, SH., M.Hum.

NIP. 19650908 199503 I 001

Pembimbing II

Dwi Putri Cahyawati, SH., MH.

-.

KONSENTRASI HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA

PROGRAM STUD! ILI\IU IIUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN IIUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF IIIDAYATULLA II

JAKARTA

14381112017 M

Page 3: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul s EKSISTENSI PANITIA PE NGAW AS PEl\flLU(PANWASLU) DALAM PEl\flLfllAN UMUM KEPALA DAERAH(PEMILUKADA) SERENTAK (Stud! Kasus Kota Depok Tabun 2015) telahdiajukan dalam siding munaqasyab Fakultas Syariab dan Hukum Program Studi IImuHukum Universitas Islam Negeri Syari f Hidayatullab Jakarta pada tanggal 14 September2017. Skripsi ini telahditerima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaProgram Strata Satu (S I) pada Program Stud i IImu Hukum.

Jakarta, 14 September 20 17

Mengesahkan

Dekan,

Dr. Ase e udi Jahar MA.NIP. 19691216 199603 1 001

PANITIA UJIAN M UNAQASYAH

-,

1. Ketua : Dr . As"J> Syarifuddin Hidayat. SH.. MH.NIP. 19691121 199403 I 00 1

2. Sekretaris : Drs. Abu Tamrin, SH.. M.Hum.NIP. 19650908 199503 1 00 1

3, Pembimb ing I : Drs. Abu Tamrin, SH.. M.Hum.NIP, 19650908 199503 1 00 1

4. Pembimbing II : Dwi Putri Cabyawati, SH.• MH.NIP.

5, Penguj i I : Dr . H. Supriyadi Ahmad. MA,NIP. 19581 128 199403 I 001

6, Penguji II : Drs. Sukadarto, SH., MM., MH .NIP. 195411 25 197602 I 00 1

II

( . ".~

(",,~,,)

(",,<:WtSf.)~e

( ..~

(,0 ..?:-bOI7.

S \(""" """ ." .j

Page 4: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

-,

LEMBARPERNYATAAN••

Dengan ini sayamenyatakan bahwa:

I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (SI )

di Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Semua Sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan merupakan hasil

karya saya atau merupakan tiruan hasil karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 September 20 17

iii

Page 5: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

iv

ABSTRAK

Farid Muhajir. NIM 1112048000042. EKSISTENSI PANITIA

PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) DALAM PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH (PEMILUKADA) SERENTAK (studi kasus Kota Depok

Tahun 2015). Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Hukum Kelembagaan

Negara, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1438 H/2017 M. x+70 halaman.

Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan metode penelitian

hukum empiris, dengan wawancara narasumber terkait yaitu ketua Panwaslu Kota

Depok. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui, memahami dan menganalisa

mekanisme penyelesaian sengketa pemilukada serentak oleh Panitia Pengawas

Pemilu Kota Depok pada pelaksanaan Pemilukada serentak tahun 2015. Peneliti

ingin mengetahui eksistensi Panitia Pengawas Pemilu dalam menjalankan tugas

dan fungsinya sebagai Lembaga Pengawas Pemilu di tingkat Kabupaten/Kota.

Kenyataan yang ada dari hasil penelitian ini bahwa Panwaslu Kota Depok

belum memahami sepenuhnya tentang makanisme penyelesaian sengketa, kurang

adanya pembinaan dari tingkatan pengawas di atasnya, dan terbatasnya

kewenangan terhadap pelaksanaan pengawasan.

Kata Kunci : Eksistensi, Panwaslu, Sengketa Pemilukada, Kota Depok

Pembimbing : Drs. Abu Tamrin, SH., M.Hum.

Dwi Putri Cahyawati, SH., MH.

Daftar Pustaka : Tahun 1986 s.d. 2016

Page 6: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

v

بسم هللا الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang hanya dengan hidayah

dan nikmat dari-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Eksistensi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dalam Pemilihan Umum Kepala

Daerah (Pemilukada) Serentak (Studi Kasus Kota Depok tahun 2015)” dapat

terselesaikan dengan baik. Ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Hukum pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan umatnya dari zaman

terdahulu hingga zaman sekarang ini.

Tidak mudah bagi peneliti untuk membuat karya seperti ini dikarenakan

berbagai keterbatasan yang dimiliki, namun hal ini peneliti jadikan sebagai

motivasi rangkaian pengalaman hidup yang berharga. Selesainya penelitian ini

tidak terlepas dari elaborasi keilmuan yang peneliti dapatkan dan kontribusi

banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti sampaikan setulus

hati ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

beserta jajaran Dekanat Fakultas Syariah dan Hukum.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu

Hukum dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekretaris Program Studi

Page 7: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

vi

Ilmu Hukum yang senantiasa memberikan luang waktu, bimbingan, saran

dan masukan terhadap kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. dosen pembimbing I dan Dwi Putri

Cahyawati, S.H., M.H. dosen pembimbing II yang dengan sabar

memberikan arahan dan masukan serta bimbingan terhadap proses

penyusunan skripsi ini.

4. Orang tua yang sangat dicintai ayahanda Alm. H.Suherdi, S.Ag. dan

ibunda Hj. Robiah, S.Pd.I. beserta kakek dan nenek Alm. HM. Toyib,

Alm. H. Hasanudin, Hj. Ma’rifat, Alm. Eem Suhaemi, Umi Anis, yang

selalu mendoakan dan memberikan dukungan penuh sekaligus menjadi

inspirasi dalam kehidupan peneliti, juga untuk adik dan kakak penulis M.

Zaki Mubarok, Saidatul Awaliah, Salwa Syifa’u Rahmah, Lubna Kasyifani

Maulida, dan keluarga besar Alm. H. Hasanuddin dan Alm. HM.Toyib

yang telah menjadikan peneliti lebih mengerti arti persaudaraan.

5. Teman terbaik, Henny Mulyani yang selalu menemani dan memberikan

semangat penuh dalam penyusunan skripsi ini. Dan untuk teman rasa

keluarga, Ichwan Muttaqien, Eva Lathifah, Galih Yusuf, Syaiful Fahmi,

Arif Maulana, Dhenis Imam, Farhan Arif, Fajar Dwi, Faisal Majid,

Zulqohry Rizal, Syaiful Anwar, Farah Nidya, Difla Nabila yang tiada henti

memberikan motivasi dan menemani peneliti selama ini.

6. Teman-teman seperjuangan Ilmu Hukum angkatan 2012, Said Agung,

Ansyori, Farhan Nazhiri, M. Yusuf, Agasti Prior, Dimas Anggri, Aghie

Zaki, Ade Kurniawan, Murtadlo, Khairul Atma, Sigit Ganda, Renaldi

Page 8: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

vii

Hendryan, Ramawijaya, Muchtar Ramadhan, Baghdadi, M.Raziv Barokah,

Maulana Malik, Irvan Zidniy, Abdulatief, yang telah sama-sama berjuang,

saling membantu dan memotivasi untuk menyelesaikan studi demi meraih

cita-cita. Dan untuk teman-teman angkatan ke-5 Daar el-Qolam, KKN

RUN 2015, dan juga teman-teman My Trip Lillahita’ala, Murtadlo, Dzikri

Gousul, Adi, dan Fajar, yang selalu ada untuk menyelurkan hobi bersama.

Asatidz dan teman-teman Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an Ciputat dan

Pondok Pesantren Kaligrafi Zainun Lil Khottottiin Bogor, yang selalu

memberikan motivasi peneliti untuk bersama meraih cita-cita.

7. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesikan skripsi

ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu, semoga

Allah SWT memberikan berkah dan karunia-Nya serta membalas semua

kebaikan mereka.

Akhirul Kalam, semoga skripsi ini bisa bermanfaat untuk orang banyak khususnya

adik-adik kelas dan untuk setiap pembaca.

Jakarta, 14 September 2017

Peneliti,

FARID MUHAJIR

Page 9: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................... 8

1. Pembatasan Masalah ................................................................ 8

2. Rumusan Masalah .................................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 9

1. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9

2. Manfaat Penelitian ................................................................... 9

D. Metode Penelitian........................................................................... 10

1. Jenis Penelitian ......................................................................... 10

2. Sumber Data ............................................................................. 11

3. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 12

4. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................... 13

Page 10: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

ix

5. Metode Penulisan ..................................................................... 14

E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu............................................. 14

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 17

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG DEMOKRASI, LEMBAGA

NEGARA, PEMILUKADA, DAN PENGAWASAN

A. Konsep Negara Demokrasi ............................................................ 19

B. Pengertian Lembaga Negara .......................................................... 24

C. Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak dan Landasan Yuridis

Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ................................... 27

D. Teori Pengawasan .......................................................................... 32

1. Pengertian Pengawasan ............................................................ 32

2. Jenis-Jenis Pengawasan ............................................................ 34

BAB III TINJAUAN UMUM PANITIA PENGAWAS PEMILU

(PANWASLU)

A. Latar Belakang Terbentuknya ........................................................ 37

B. Visi dan Misi .................................................................................. 41

C. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban ................................................ 42

D. Landasan Yuridis .......................................................................... 45

E. Hubungannya dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah .............. 47

BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN UMUM KEPALA

DAERAH (PEMILUKADA) SERENTAK KOTA DEPOK TAHUN 2015

Page 11: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

x

A. Penyelesaian sengketa Pemilihan umum kepala daerah Serentak Kota

Depok tahun 2015 oleh Panwaslu .................................................. 50

B. Kinerja Panwaslu Kota Depok dalam mengatasi sengketa Pemilukada

serentak tahun 2015........................................................................ 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 63

B. Saran ............................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65

Page 12: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilu adalah wujud nyata dari demokrasi, meskipun demokrasi

tidak sama dengan pemilu, namun pemilu merupakan salah satu aspek

demokrasi yang sangat penting dan juga harus diselenggarakan secara

demokratis. Secara etimologi, asal kata demokrasi berasal dari bahasa

latin, yakni demos, yang artinya rakyat dan kratos, yang artinya

pemerintahan. Dapat diartikan bahwa demokrasi artinya pemerintahan

rakyat.1 Yang dimaksud adalah, suatu pemerintahan haruslah mandapatkan

pengakuan dari rakyat yang dilakukan melalui mekanisme pemilihan

umum. Suatu pemerintahan juga harus mengedepankan kepentingan rakyat

dan menyampingkan kepentingan pribadi. Jadi amanat yang didapatkan

oleh pemerintah harus digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan

kesejahteraan rakyat. Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat

yang menggunakan, sebab dengan demokrasi hak rakyat untuk

menentukan sendiri jalannya pemerintahan dapat terjamin.2 Proses

demokrasi terwujud melalui prosedur pemilihan umum untuk memilih

wakil rakyat dan pejabat publik lainnya.3

1 Abdy Yuhana, Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Perubahan UUD

1945, (Bandung; Fokusmedia, 2013), h. 34.

2 Moh. Mahfud MD, Demokrasi Konstitusi di Indonesia, (Yogyakarta: Liberty,

1993), h. 95.

3 Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara & Pilar-Pilar Demokrasi, (Jakarta;

Sinar Grafika, 2012), h. 200.

Page 13: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

2

Oleh karena itu, lazimnya di negara-negara yang menamakan diri

sebagai negara demokrasi mentradisikan pemilu untuk memilih pejabat-

pejabat publik di bidang eksekutif maupun legislatif, baik di tingkat pusat

maupun daerah. Karena dengan pemilu, kekuasaan politik rakyat

dipercayakan kepada pemerintah, dan pemerintah bertanggung jawab

besar kepada rakyat atas segala tindakan yang dilaksanakan. Secara ideal,

pemilu atau general election bertujuan agar terselenggara perubahan

kekuasaan pemerintah secara teratur dan damai sesuai dengan mekanisme

yang dijamin oleh konstisusi.4 Pemilu dalam sistem modern seperti

sekarang ini sesungguhnya adalah bagian dari perwujudan kedaulatan

rakyat karena rakyat diberikan kesempatan politik untuk memilih wakil-

wakilnya.5 Arbi sanit menyimpulkan bahwa pemilu pada dasarnya

memiliki empat fungsi utama yakni: 1) pembentukan legitimasi penguasa

dan pemerintah; 2) pembentukan perwakilan politik rakyat; 3) sirkulasi

elite penguasa; dan 4) pendidikan politik.6

Pemilu tidak hanya dikaitkan sebagai ajang perlombaan dalam

meraih kekuasaan saja, tetapi juga merupakan suatu sarana pembelajaran

bagi masyarakat untuk mengaplikasikan nilai-nilai demokrasi. Adapun

4 Dede Mariana, Caroline Paskarina, Demokrasi & Politik Desentralisasi

(Yogyakarta; Graha Ilmu, 2008), h. 5

5 Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara dalam

prespektif fikih siyasah (Jakarta; Sinar Grafika, 2012), h. 156

6 Sodikin, Hukum Pemilu (pemilu sebagai praktek ketatanegaraan), (Bekasi:

Gramata Publishing, 2014), h. 7-8.

Page 14: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

3

peran masyarakat ialah ikut berpartisipasi dalam memilih para pemimpin

dan wakil-wakil rakyat, ikut mengawasi jalannya pemilu, dari mulai

tahapan awal sampai akhir dan juga memberikan laporan tentang dugaan-

dugaan pelanggaran pemilu sampai dengan keluarnya putusan penetapan

calon yang sah yang ditetapkan sebagai pemenang pemilu. Selain itu,

masyarakat juga berhak untuk memberikan aspirasi ataupun masukan

kepada pemerintah apabila terdapat suatu keputusan para wakil rakyat

yang dianggap melanggar hak-hak konstitusional rakyat.

Kenyataan pada pelaksanaannya, pemilu bukan lagi

memperjuangkan nasib atau kepentingan rakyat pada umumnya, karena

dalam penyelenggaraan pemilu banyak sekali kepentingan yang terlibat,

apalagi secara jujur harus diakui, bahwa tingkat kesadaran berdemokrasi

masyarakat masih relatif rendah.7 Ini bukan saja terjadi di tingkat pusat

akan tetapi pada tingkat daerah seperti dalam pelaksanaan Pemilukada.

Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah serentak

baik pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati,

maupun walikota dan wakil walikota merupakan perwujudan

pengembalian hak-hak rakyat dalam memilih pemimpin di daerah. Dengan

Pemilukada serentak tersebut, rakyat memiliki kesempatan dan kedaulatan

7Rozali Abdullah, Mewujudkan Pemilu yang lebih Berkualitas, (Jakarta;

RajaGrafindo Persada, 2009), h. 265.

Page 15: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

4

untuk menentukan pemimpin secara langsung, bebas, rahasia, dan

otonom.8

Kebijakan desentralisasi yang kemudian diwujudkan dalam bentuk

pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) adalah proses politik yang

sangat baik dalam penentuan pemimpin di tingkat lokal. Pemilukada

serentak juga merupakan instrumen politik yang sangat strategis untuk

mendapatkan legitimasi politik dari rakyat dalam kerangka kepemimpinan

kepala daerah. Pada saat inilah rakyat di tiap-tiap kabupaten/kota dan

provinsi memilih para calon pemimpin.9Landasan konstitusional pemilihan

umum kepala daerah termaktub pada Pasal 18 Ayat (4) UUD NRI Tahun

1945 menyatakan bahwa Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing

sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih

secara demokratis. Pemilukada langsung merupakan metode yang dipilih

oleh sebagian besar masyarakat Indonesia untuk memaknai frasa “dipilih

secara demokratis”.

Pemilukada secara langsung ini merupakan proses pemilihan

pemimpin suatu daerah yang melibatkan publik atau rakyat secara

berkedaulatan. Pillkada juga merupakan suatu aktivitas dari proses

demokrasi yang memiliki output yakni pejabat politik (elected official)

8 A. Ubaedillan & Abdul Rozak, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat

Madani (Jakarta; ICCE UIN Jakarta, 2003), h. 191.

9 Firman Subagyo, Menata Partai Politik (Dalam Arus Demokratisasi

Indonesia), cet. Pertama, (Jakarta: RMBOOKS, 2009), h. 128

Page 16: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

5

bukan memilih pejabat administratif (appointed official).10

Pemilukada

merupakan sarana bagi masyarakat untuk ikut menentukan figur dan arah

kepemimpinan daerah dalam periode tertentu. Ketika demokrasi mendapat

perhatian yang luas dari masyarakat maka penyelenggaraan Pemilukada

yang demokratis menjadi syarat penting dalam pembentukan

kepemimpinan sebuah daerah. Pemilukada memiliki fungsi utama untuk

menghasilkan pemimpin yang benar-benar mendekati kehendak rakyat.11

Pemilukada sebagai salah satu bentuk nyata perwujudan demokrasi

dalam pemerintahan di daerah, seyogyanya juga semakin mencerminkan

proses kematangan demokrasi. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan gubernur, bupati, dan

walikota menjadi Undang-Undang, maka dimulailah aturan Pemilukada

baru yakni Pemilukada serentak. Aturan ini diharapkan menjadi angin

segar dalam sejarah pemilihan umum kepala daerah di Indonesia dan

tentunya menjadi harapan baru agar lahir para pemimpin yang lebih baik.

Dalam mewujudkan pemilu yang demokratis dan sesuai dengan

apa yang dicita-citakan, tentu perlu adanya pengawasan terhadap setiap

tahapannya. Hal ini dikarenakan dalam setiap pelaksanaan pemilu tidak

10

Ari Pradhanawati, Pemilukada Langsung Tradisi Baru Demokrasi Lokal

(Surakarta: Pustaka Rumpun Ilalang, 2005), h. 144.

11

Achmadudin Rajab, Tinjauan Hukum Eksistensi dari Undang-Undang Nomor

8 tahun 2015 setelah 25 kali Pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi pada

tahun 2015. Jurnal Hukum & Pembangunan tahun ke-47 no.3 Juli-September 2016.

Page 17: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

6

dapat dipungkiri bahwa masih sering tejadi kecurangan-kecurangan baik

yang dilakukan oknum peyelenggara pemilu ataupun peserta pemilu.

Kecurangan-kecurangan yang terjadi baik ditingkat pusat dan daerah lebih

didominasi oleh politik uang (money politic), penggelembungan suara,

pemilih siluman dan oknum penyelenggara pemilu yang berpihak kepada

salah satu peserta. Untuk itu, maka fungsi pengawasan dalam pelaksanaan

pemilu harus ditingkatkan. pengawasan berarti suatu kegiatan yang

ditujukan untuk menjamin terlaksananya penyelenggaraan negara oleh

lembaga-lembaga kenegaraan sesuai dengan hukum yang berlaku.12

Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang

Penyelenggara Pemilu, fungsi pengawasan pemilu dilaksanakan oleh

badan pengawas pemilu (Bawaslu). Bawaslu pusat yang berkedudukan di

ibu kota, dan bawaslu provinsi yang berkedudukan di ibu kota provinsi

bersifat tetap. Adapun untuk pengawasan di tingkat daerah kabupaten/kota

sampai tingkat paling bawah, dilaksanakan oleh panitia pengawas pemilu

yang bersifat ad hoc atau sementara, karena panwaslu dibentuk pada

beberapa saat sebelum pelaksanaan pemilukada dimulai dan akan

dibubarkan setelah selesai semua rangkaian kegiatan penyelenggaraan

pemilukada.

Sifat ad hoc yang melekat pada panwaslu menjadi suatu tantangan

yang dihadapi karena pengawasan dilakukan bukan hanya secara

12 Sri Soemantri, dkk, Ketatanegaraan Indonesia dalam Kehidupan Politik

Indonesia: 30 tahun kembali ke Undang-Undang Dasar 1945, cet. I (Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1993), h. 285

Page 18: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

7

accidental atau ketika ada pelanggaran saja, tapi pengawasan harus

dilakukan secara berkala dan juga harus dicegah sebelum terjadinya

pelanggaran. Hal ini yang membedakan dengan mitra kerja panwaslu yaitu

KPUD, yang mana KPUD bersifat tetap. Tentunya ini menjadi tantangan

tersendiri bagi panwaslu beserta jajarannya untuk lebih teliti dalam

mengidentifikasi adanya peluang peluang pelanggaran yang akan terjadi

selama proses penyelenggaraan pemilukada berlangsung.

Pengawasan merupakan suatu fungsi dasar dari sebab dibentuknya

panwaslu. Pengawasan juga diharapkan menjadi faktor terselenggaranya

pemilu yang jujur dan adil. Walaupun bersifat ad hoc, namun panwaslu

memiliki perananan penting sebagai jalan masuk perkara baik yang

dilakukan oleh pasangan calon, tim sukses, maupun penyelenggara pemilu

itu sendiri.

Kehadiran panitia pengawas pemilu dimaksudkan untuk

meningkatkan kualitas pemilihan umum di tingkat daerah kabupaten/kota

sampai ke bawah, dan juga untuk menekan angka kecurangan yang terjadi

selama pemilu berlangsung. Namun jika berkaca kepada pelaksanaan

pemilu yang selalu menemukan permasalahan dan selalu merubah sistem

yang ada, maka dapat dikatakan bahwa pemilu di Indonesia belum

mencapai kepada proses yang dicita-citakan. Peranan lembaga

penyelenggara pemilu, khususnya lembaga yang mengawasi berjalannya

pemilu pun mulai dipertanyakan oleh berbagai pihak.

Page 19: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

8

Mengingat Pemilukada menjadi salah satu proses penting dalam

menciptakan demokrasi yang baik, maka berdasarkan pembahasan di atas,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian hukum dengan judul:

“EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU)

DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

(PEMILUKADA) SERENTAK (STUDI KASUS KOTA DEPOK

TAHUN 2015)”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti kemukakan di

atas, maka peneliti membatasi ruang lingkup dan pokok permasalahan

dalam penulisan skripsi ini hanya pada masalah yang menyangkut

kinerja panwaslu dan mekanisme penyelesaian sengketa pemilukada

serentak oleh panwaslu Kota Depok yang terjadi antara bulan juni

sampai dengan desember tahun 2015.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana mekanisme penyelesaian sengketa pemilihan umum

kepala daerah serentak kota Depok tahun 2015 oleh Panwaslu?

b. Bagaimana kinerja panwaslu kota Depok dalam penyelenggaraan

pemilihan umum kepala daerah serentak tahun 2015?

Page 20: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam latar belakang

permasalahan tersebut di atas, maka dalam penulisan skripsi ini

peneliti mempunyai tujuan antara lain :

a. Untuk menjelaskan mekanisme penyelesaian sengketa pemilihan

umum kepala daerah serentak Kota Depok tahun 2015 oleh

Panwaslu.

b. Untuk mengidentifikasi kinerja panwaslu Kota Depok dalam

penyelenggaraan pemilihan umum kepala daerah serentak tahun

2015.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat

secara teoritis maupun secara praktis.

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemikiran mengenai peran dan fungsi serta kedudukan panwalu

Kota Depok, agar dapat dipahami menurut sistem ketatanegaraan

Republik Indonesia sesuai dengan hierarki peraturan tertinggi yaitu

UUD 1945.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

pengetahuan bagi para penyelenggara pemilu khususnya dan bagi

Page 21: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

10

praktisi lain yang ingin mendalami materi hukum pemilu dalam

bidang lembaga penyelenggara pemilu.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan

ilmu pengetahuan maupun teknologi. Yang mana penelitian bertujuan

untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan

konsisten.13

Selain itu penelitian merupakan suatu sarana untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun

praktis, dan dipergunakan untuk memperkuat, membina, serta

mengembangkan ilmu pengetahuan.14

Penelitian hukum menurut Soerjono Soekanto merupakan suatu

kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan

pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau

beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Untuk

kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-

permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.

Menurut Peter Mahmud Marzuki penelitian hukum adalah suatu proses

13 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu

Tinjauan Singkat), Cet I, (Jakarta; CV. Rajawali, 1985) h. 1.

14

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cet III, (Jakarta: UI-Press,

1986) h. 3.

Page 22: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

11

menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-

doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.15

Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun penelitian ini

adalah penelitian hukum empiris yaitu penelitian yang berpusat pada

telaah data primer berupa data langsung dari objek penelitian yang

mana mencari jawaban terhadap fenomena hukum yang terjadi antara

yang seharusnya dengan yang senyatanya. Metode penelitian hukum

ini digunakan juga untuk mencari keefektivitasan hukum. Penelitian

hukum tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan penelitian

deskripsi, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap faktor-

faktor tertentu. Melalui jenis penelitian dalam penulisan ini akan

didapat pengetahuan yang jelas akan eksistensi dan kinerja panwaslu

dalam penyelesaian sengketa pemilukada.

2. Sumber Data

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu bahan pustaka yang merupakan

bahan hukum utama yang belum pernah diolah oleh orang lain.

1) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

pasca amandemen.

15 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cet IV, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2005) h. 35.

Page 23: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

12

2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

Penyelenggara Pemilihan Umum.

3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2014 tentang Pemilihan gubernur, bupati, dan walikota

menjadi Undang-Undang.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder berupa semua duplikasi tentang

hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi.

Publikasi hukum meliputi buku-buku hukum, jurnal hukum,

skripsi, dan pendapat-pendapat para ahli dan pakar hukum tata

negara serta hasil wawancara yang dilakukan di lapangan.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang memberikan

informasi lebih lanjut terhadap bahan-bahan primer dan sekunder

antara lain; Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus

hukum, majalah, koran, blog, dan lain sebagainya.

3. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun bahan hukum baik bahan primer, bahan hukum sekunder,

dan bahan hukum tersier diuraikan dan dihubungkan sedemikian rupa,

sehingga dapat ditampilkan dalam penulisan yang lebih sistematis

untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan secara deduksi

Page 24: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

13

yakni menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat

umum ke suatu permasalahan yang bersifat khusus atau yang lebih

konkrit.16

4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Adapun bahan hukum, baik bahan hukum primer maupun bahan

hukum sekunder, serta bahan hukum tersier diuraikan dan

dihubungkan sedemikian rupa, sehingga ditampilkan dalam penulisan

yang lebih sistematis untuk menjawab permasalahan yang telah

dirumuskan. Cara pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif

yakni menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat

umum terhadap permasalahan konkret yang dihadapi. Selanjutnya

setelah bahan hukum diolah, dilakukan analisis terhadap bahan hukum

dengan melakukan analisis secara kritis dan mendalam mengenai

Pelaksanaan Pemilukada serentak Kota Depok tahun 2015.

Didalamnya akan dibahas mengenai gambaran umum Pemilukada

serentak tahun 2015, panwaslu Kota Depok, landasan yuridis

Pemilukada serentak, landasan yuridis panwaslu, pelaksanaan tugas

dan wewenang Pemilukada serentak Kota Depok tahun 2015, dan

hambatan-hambatan yang dialami panwaslu untuk mengoptimalkan

pelaksanaan Pemilukada serentak Kota Depok tahun 2015.

16

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,Cet VII, (Jakarta; Kencana, 2011), h. 42.

Page 25: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

14

5. Metode Penulisan

Metode Penyusunan dalam skripsi ini berdasarkan pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi” yang dikeluarkan oleh Fakultas Syariah

dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2012.

E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Review atau kajian terdahulu ini akan memaparkan beberapa

penelitian yang sudah dilakukan, baik yang berupa skripsi ataupun

penelitian lainnya yang pernah membahas mengenai Lembaga Pengawas

Pemilu.

1. Skripsi dengan judul “Ambiguitas Kewenangan Panitia

Pengawas Pemilu” (studi Kasus Sengketa Pemilukada

Tangerang Selatan) oleh Rhino Sofana P. Konsentrasi Hukum

Kelembagaan Negara Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2013. Peneliti

membahas tentang peran dan fungsi panwaslu dalam pemilukada

tangerang selatan, melihat bentuk ambiguitas kewenangan

panwaslu yang meliputi sejauh mana pemahaman para pihak

terkait wewenang panwaslu, tindakan panwaslu dalam mengatasi

pelanggaran dan sengketa yang diakibatkan oleh aparatur negara.

Adapun perbandingan dengan penelitian ini adalah, peneliti

membahas tentang peran dan fungsi panwaslu dalam

Page 26: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

15

menyelesaikan sengketa Pemilukada serentak Kota Depok tahun

2015.

2. Skripsi dengan judul “Pengawasan dalam Penciptaan Pemilu

yang Langsung Umum Bebas Rahasia Jujur dan Adil” oleh

Ade Nugroho Wicaksono, Konsentrasi Hukum Tata Negara,

Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, tahun 2009. Peneliti dalam

skripsinya membahas tentang perbandingan Lembaga Pengawas

Pemilu ditinjau dari Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003

tentang Pemilu Legislatif pada umumnya dengan Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu. Penelitian

ini menunjukan bahwa pada umumnya Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2007 telah lebih baik dalam mengatur mengenai Lembaga

Pengawas Pemilu dibandingkan Undang-Undang yang ada

sebelumnya walaupun memiliki beberapa kekurangan, lebih baik

karena Lembaga Pengawas Pemilu sekarang lebih independen

dalam melaksanakan tugasnya karena sejajar kedudukannya

dengan KPU serta tidak bergantung dengan KPU, dan memiliki

wewenang untuk mengatur anggota KPU. Adapun perbandingan

dengan penelitian ini adalah dalam segi aturan yang digunakan,

peneliti membahas eksistensi Panwaslu Kota Depok dalam

naungan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2015.

3. Buku dengan judul “Politik Hukum Pemilukada Serentak” oleh

Tjahjo Kumolo (Menteri Dalam Negri). Dalam buku tersebut

Page 27: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

16

menuliskan harapan sekaligus kecemasan. Harapan akan tuntasnya

berbagai masalah yang selama ini mengganjal dalam pembengunan

daerah, mulai dari persoalan regenerasi kepemimpinan lokal,

pemerataan sumber daya, politik, dinasti, dan revitalisasi

pemerintahan daerah. Namun, terdapat pula kecemasan akan

ketidakmampuannya menjamin hasil yang akan memuaskan semua

pihak, spekulasi masalah keamanan, potensi munculnya

kecurangan, dan gugatan pihak-pihak yang tidak puas dengan

hasilnya. Dalam penelitian ini dibahas contoh sengketa yang terjadi

selama proses berjalannya Pemilukada Serentak Kota Depok tahun

2015 dan peran panwaslu dalam mengatasi sengketa tersebut.

4. Jurnal dengan judul “Evaluasi Pemilukada Serentak 2015” oleh

Titi Anggraini, Yayasan Perludem. Dalam jurnal tersebut

menjelaskan tentang evaluasi pada Pemilukada serentak 2015 yang

lebih menitik beratkan kepada evaluasi anggaran yang menurut

yayasan perludem dinilai membengkak dikarenakan adanya honor

penyelenggara yang harus dibayarkan pada waktu berbeda untuk

dua kali penyelenggaraan pemilu. Selain itu, dalam jurnal tersebut

menjelaskan adanya putusan mahkamah konstitusi tentang calon

tunggal dalam Pemilukada serentak 2015 dan juga maraknya

pelanggaran money politik yang terjadi sebelum

diselenggarakannya proses pemungutan suara. Perbandingan

dengan penelitian ini adalah hanya membahas mengenai eksistensi

Page 28: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

17

panwaslu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai

lembaga pengawas pemilu Kota Depok.

Pada dasarnya penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama

mengkaji tentang pengawasan Pemilukada dan sengketa Pemilukada.

Namun hal yang menjadi pembanding antara penelitian di atas dengan

penelitian yang diteliti ini adalah bahwa penelitian di atas tidak secara

khusus dan detail menyinggung tentang tugas dan fungsi panwaslu dalam

penyelesaian sengketa di daerah Depok. Atas dasar inilah peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai Panwaslu Kota Depok, dalam hal

yang secara khusus membahas eksistensi Panwaslu Kota Depok, sebagai

Lembaga Pengawas Pemilu dalam Pemilukada serentak tahun 2015.

F. Sistematika Penulisan

Untuk dapat menuangkan hasil penelitian ke dalam bentuk

penulisan yang benar, tersistematis, dan teratur, maka skripsi ini disusun

dengan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab sebagai berikut :

BAB I : Bab satu menjelaskan tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kajian (Review) terdahulu, metode penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II : Bab dua menjelaskan tentang landasan teori mengenai

konsep negara demokrasi, pengertian lembaga negara,

pemilihan umum kepala daerah serentak dan landasan

Page 29: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

18

yuridis pemilihan umum kepala daerah serentak, dan teori

pengawasan.

BAB III : Bab tiga menjelaskan lebih dalam mengenai tinjauan umum

Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) meliputi; latar

belakang terbentuknya Panwaslu, visi dan misi, susunan

organisasi, tugas, wewenang, dan kewajiban, serta

hubungan tata kerja Bawaslu, Panwaslu, dan KPU.

BAB IV : Bab empat menjelaskan tentang analisis eksistensi

panwaslu kota Depok sebagai lembaga pengawas pemilu

dalam Pemilukada serentak kota Depok tahun 2015 yang

meliputi; mekanisme penyelesaian sengketa

penyelenggaraan Pemilukada serentak, dan kinerja

panwaslu dalam penyelenggaraan Pemilukada serentak.

BAB V : Bab lima menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

berdasarkan bab-bab sebelumnya.

Page 30: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

19

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG DEMOKRASI, LEMBAGA NEGARA,

PEMILUKADA, DAN PENGAWASAN

A. Konsep Negara Demokrasi

Secara etimologi, demokrasi berasal dari dua kata demos artinya

rakyat dan cratos/cratein berarti pemerintahan. Artinya adalah

pemerintahan yang dilakukan oleh rakyat.1 Yang dimaksud adalah, suatu

pemerintahan haruslah mandapatkan pengakuan dari rakyat yang

dilakukan melalui mekanisme pemilihan umum. Suatu pemerintahan juga

harus mengedepankan kepentingan rakyat dan menyampingkan

kepentingan pribadi. Jadi amanat yang didapatkan oleh pemerintah harus

digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakan,

sebab dengan demokrasi hak rakyat untuk menentukan sendiri jalannya

pemerintahan dapat terjamin.2

Demokrasi merupakan suatu landasan dan mekanisme penerapan

kekuasaan berdasarkan prinsip persamaan dan kesederajatan manusia.

Demokrasi menempatkan manusia sebagai pemilik kedaulatan yang

kemudian dikenal dengan prinsip kedaulatan rakyat. Berdasarkan pada

1 Abu Tamrin dan Nurhabibi Ihya, Hukum Tata Negara, (Ciputat: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 70.

2 Moh. Mahfud MD, Demokrasi Konstitusi di Indonesia, (Yogyakarta: Liberty,

1993), h. 95.

Page 31: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

20

teori kontrak sosial, untuk memenuhi hak-hak tiap manusia tidak dapat

dicapai oleh masing-masing orang secara individual, tetapi harus bersama-

sama.3

Demokrasi diwujudkan dengan adanya pemerintahan yang

bersendikan perwakilan rakyat, yang kekuasaan juga wewenangnya

berasal dari rakyat dan dilaksanakan melalui wakil-wakil rakyat serta

bertanggung jawab penuh kepada rakyat. Oleh karena itu demokrasi

mensyaratkan adanya pemilihan umum untuk memilih wakil-wakil rakyat

yang harus diselenggarakan secara berkala dengan langsung, umum,

bebas, rahasia, jujur dan adil.

Secara terminologi pengertian demokrasi sebagai berikut:

1. Menurut Josefh A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan

institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individu-

individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan dengan cara

perjuangan kompetitif atas suara rakyat;

2. Menurut Sidney Hook, demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana

keputusan-keputusan didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang

diberikan secara bebas dari rakyat dewasa;

3. Menurut Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl, demokrasi

merupakan suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai

tanggung jawab atas tindakan-tindakan meraka di wilayah publik oleh

3 Jimly Asshiddiqie, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, artikel diakses pada 05

Agustus 2013 dari http://jimly.com/makalah/namafile/2/DEMOKRASI_DAN

_HAK_ASASI_MANUSIA.doc., h. 2.

Page 32: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

21

warga, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi

kerjasama dengan para wakil mereka yang telah terpilih.

Faham demokrasi tersebut sudah lahir sejak berpuluh-puluh tahun

sebelum Masehi hingga sekarang abad ke 21 dan selalu dipikirkan serta

dibicarakan orang, maka wajarlah melalui perjalanan waktu yang semakin

lama itu, demokrasi mengalami perkembangan pemikiran. Ternyata

setelah diuji dari zaman ke zaman, bahkan acapkali mengalami

peperangan-peperangan besar, faham demokrasi itu dapat diterima oleh

sebagian besar umat manusia.4

Dari pendapat para ahli di atas terdapat benang merah atau titik

singgung tentang pengertian demokrasi yaitu rakyat sebagai pemegang

kekuasaan, pembuat dan penentu keputusan dan kebijakan tertinggi dalam

penyelenggaraan negara dan pemerintahan serta pengontrol terhadap

pelaksanaan kebijakannya baik yang dilakukan secara langsung oleh

rakyat atau mewakilinya melaui lembaga perwakilan. Karena itu negara

yang menganut sistem demokrasi diselenggarakan berdasarkan kehendak

dan kemauan rakyat mayoritas dan tidak mengesampingkan kaum

minoritas. Kekuasaan pemerintah berada di tangan rakyat menurut Moh.

Mahfud MD. Mengandung pengertian tiga hal penting. Pertama,

pemerintahan dari rakyat (government of the people), Kedua pemerintahan

4 Mukhtie Fadjar, Tipe Negara Hukum, cet.II, (Malang: Bayu Media Publishing,

2005), h. 78.

Page 33: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

22

oleh rakyat (government by people), Ketiga pemerintahan untuk rakyat

(government for people).5

Selanjutnya Wikipedia free encyclopedia menyebutkan bahwa

demokrasi modern setidaknya mempunyai delapan karakteritik pokok,

yaitu (1) ada konstitusi yang membatasi kekuasaan dan mengontrol

aktifitas pemerintah; (2) pemilihan untuk para pejabat publik yang

dilakukan secara bebas; (3) hak untuk memilih dan mencalonkan diri

dalam pemilihan; (4) kebebasan berekspresi; (5) kebebasan pers dan

adanya akses untuk sumber-sumber informasi alternatif; (6) kebebasan

berasosiasi; (7) adanya kesetaraan dalam hukum; (8) warga negara yang

terdidik yang terinformasi mengenai hak dan kewajibannya sebagai warga

negara.6

Mengingat sangat pentingnya demokrasi, maka perlu diketahui

faktor-faktor untuk menegakkan demokrasi itu sendiri, diantaranya :

1. Negara hukum (rechtsstaat dan rule of law)

Konsep rechsstaat adalah adanya perlindungan terhadap Hak Asasi

Manusia (HAM), adanya pemisahan dan pembagaian kekuasaan pada

lembaga negara, pemerintahan berdasarkan peraturan, dan adanya

peradilan administratif. Konsep rule of law yaitu adanya supremasi

aturan-aturan hukum, adanya kedudukan yang sama di muka hukum

5 Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah, Demokrasi, HAM &

Masyarakat Madani, cet.III, (Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000), h. 162.

6 Budi Winarno, Globalisasi dan Krisis Demokrasi, (Yogyakarta: Medpress,

2007), h. 39.

Page 34: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

23

(equality before the law), serta adanya jaminan perlindungan HAM.

Berdasarkan dua pandangan di atas, maka dapat ditarik suatu konsep

pokok dari negara hukum yaitu adanya jaminan perlindungan terhadap

HAM, adanya supremasi hukum dalam penyelenggaraan

pemerintahan, adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan negara,

dan adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri.

2. Masyarakat Madani

Masyarakat madani dapat diartikan sebagai masyarakat yang beradab

dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.

Masayarakat madani dicirikan dengan masyarakat yang terbuka yang

bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan negara, masyarakat yang

kritis dan berpartisipasi aktif, serta masyarakat yang egeliter.

Demokrasi yang terbentuk kemudian dapat dianggap sebagai hasil

dinamika masyarakat yang menghendaki adanya pertisipasi. Selain itu,

demokrasi merupakan pandangan mengenai masyarakat dalam kaitan

dengan pengungkapan kehendak, adanya perbedaan pandangan,

adanya keragaman dan consensus.

3. Infrastuktur

Infrastuktur politik yang dimaksud terdiri dari partai politik (parpol),

kelompok gerakan, dan kelompok kepentingan atau kelompok

penekan. Partai politik merupakan suatu wadah struktur kelembagaan

politik yang anggota-anggotanya mempunyai orientasim nilai, dan

cita-cita yang sama yaitu memperoleh kekuasaan politik serta merebut

Page 35: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

24

kedudukan politik dalam mewujudkan kebijakan-kebijakannya.

Kelompok gerakan lebih dikenal dengan organisasi masyarakat, yang

merupakan sekelompok orang yang berhimpun dalam suatu wadah

organisasi yang berorientasi pada pemberdayaan warganya. Kelompok

kepentingan atau penekan adalah sekumpulan orang dalam suatu

wadah organisasi yang didasarkan pada kriteria profesionalitas dan

keilmuan tertentu. Dikaitkan dengan demokrasi, menurut Miriam

Budiarjo, parpol memiliki empat fungsi yaitu sebagai sarana

komunikasi politik, sebagai sarana sosialisasi politik, sebagai

rekrutmen kader dan anggota politik, serta sebagai sarana pengatur

konflik. Keempat fungsi tersebut merupakan dasar dari nilai-nilai

demokrasi, yaitu adanya partisipasi serta kontrol rakyat melalui parpol.

Kelompok gerakan dan kelompok kepentingan merupakan perwujudan

adanya kebebasan berorganisasi, kebebasan menyampaikan pendapat,

dan melakukan oposisi terhadap negara dan pemerintah.

B. Pengertian Lembaga Negara

Negara merupakan gejala kehidupan umat manusia disepanjang

sejarah umat manusia. Konsep negara berkembang mulai dari bentuknya

yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks di zaman

sekarang. Sebagai bentuk organisasi kehidupan bersama dalam

Page 36: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

25

masyarakat, negara selalu menjadi pusat perhatian dan objek kajian

bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan umat manusia.7

Miriam Budiardjo mengartikan negara sebagai organisasi dalam

suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh

rakyatnya. Negara mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-

hubungan manusia dalam masyarakat, menertibkan gejala-gejala

kekuasaan di dalam masyarakat, memaksakan kekuasaannya terhadap

semua golongan kekuasaan lainnya, dan menetapkan tujuan dari

kehidupan bersama.8

Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, ia adalah

organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara adalah agency (alat) dari

masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-

hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala

kekuasaan dalam masyarakat. Negara adalah organisasi yang dalam suatu

wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua

golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan

dari kehidupan bersama itu.9

Sejak ribuan tahun yang lalu para filosof yunani telah menyadari

bahwa institusi yang satu dengan yang lainnya saling berinteraksi. Abad

7 Jimly Asshidiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, cet.V, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2009), h. 9.

8 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik-Edisi Revisi, cet.IV, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 48 & 49.

9 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, cet.VI, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2005), h. 38.

Page 37: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

26

19-an Max Weber mencoba mengkaji birokrasi dan institusi secara

sitematis. Weber melihat bahwa politik sebagai hal yang berkaitan dengan

penyelenggaraan negara. Dalam hal in, Max Weber merumuskan negara

sebagai komunitas manusia yang secara sukses memonopoli penggunaan

paksaan fisik yang sah dalam hal tertentu.

Dengan demikian negara dapat mengintegrasikan dan membimbing

kegiatan-kegiatan sosial dari penduduknya ke arah tujuan bersama. Dalam

rangka ini boleh dikatakan bahwa negara mempunya dua tugas:

1. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial,

yakni yang bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi

antogonisme yang membahayakan;

2. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan manusia dan

golongan-golongan kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat

seluruhnya. Negara menentukan bagaimana kegiatan asosiasi-asosiasi

kemasyarakatan disesuaikan satu sama lain dan diarahkan kepada

tujuan nasional.

Dari segi kelembagaan, prinsip kedaulatan rakyat itu biasanya

diorganisasikan melauli dua pilihan cara, yaitu sistem pemisahan

kekuasaan (separation of power) atau pembagian kekuasaan (distribution

of power). Pemisahan kekuasaan bersifat horizontal dalam arti kekuasaan

dipisah-pisahkan ke dalam fungsi-fungsi yang tercermin dalam lembaga-

lembaga negara yang sederajat dan saling mengimbangi (check and

Page 38: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

27

balances). Pembagian kekuasaan bersifat vertical ke bawah kepada

lembaga-lembaga tinggi negara dibawah lembaga pemegang kedaulatan

rakyat.10

C. Pemilihan umum kepala daerah Serentak dan Landasan Yuridis

Pemilihan umum kepala daerah Serentak

1. Pemilihan umum kepala daerah Serentak

Pemilu hakikatnya merupakan sistem penjaringan pejabat publik

yang banyak digunakan oleh negara-negara di dunia dengan sistem

pemerintahan demokrasi. Bagi sejumlah negara yang menerapkan atau

mengklaim diri sebagai negara demokrasi (berkedaulatan rakyat),

pemilu memang dianggap sebagai lambang sekaligus tolok ukur utama

dan pertama dari demokrasi. Artinya pelaksanaan dan hasil pemilu

merupakan refleksi dari suasana keterbukaan dan aplikasi dari nilai

dasar demokrasi, disamping perlu adanya kebebasan berpendapat dan

berserikat yang dianggap cerminan pendapat warga negara. Alasannya,

pemilu memang dianggap akan melahirkan suatu refresentatif aspirasi

rakyat yang tentu saja berhubungan erat dengan ligitimasi bagi

pemerintah.11

Melalui pemilu, demokrasi sebagai sistem yang menjamin

kebebasan warga negara terwujud melalui penyerapan suara sebagai

bentuk partisipasi publik secara luas. Dengan kata lain bahwa pemilu

10

Jimly Ashiddiqie, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan

dalam UUD 1945, cet.II, (Yogyakarta : FH UII Press, 2005), h. 35.

11

Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Amandemen UUD 1945, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 329-330.

Page 39: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

28

merupakan simbol dari pada kedaulatan rakyat. Kedaulatan yang

dianut dalam UUD 1945 adalah kedaulatan rakyat sekaligus

kedaulatan hukum.12

Kedaulatan rakyat berarti rakyatlah yang

mempunyai kekuasaan yang tertinggi, rakyatlah yang menetukan corak

dan cara pemerintahan, dan rakyatlah yang menentukan tujuan apa

yang hendak dicapai.

Dalam perjalanan ketatanegaraan Indonesia, hadirlah sejarah baru

dalam mekanisme pelaksanaan pemilu kepala daerah yaitu dengan

mengadakan pemilihan umum kepala daerah serentak yang pertama

pada tahun 2015. Secara umum, Pemilukada serentak hadir sebagai

sarana menguatkan konsolidasi demokrasi lokal di Indonesia. Jauh dari

pada itu paling tidak terdapat tiga hal yang hendak dijawab dari

hadirnya Pemilukada serentak: pertama, untuk menciptakan

penyelenggaraan pemilu yang efisien dan efektif. Kedua, untuk

memperkuat derajat keterwakilan antara masyarakat dengan kepala

daerahnya. Ketiga, menciptakan pemerintahan daerah yang efektif

serta efisien dalam rangka menegaskan sistem pemerintahan

presidensialisme. Selain itu, hadirnya Pemilukada serentak sebagai

sarana kepemimpinan daerah yang mulai berkembang dengan kreatif

dan memperlihatkan adanya peningkatan kinerja pembangunan daerah.

Dan juga tokoh-tokoh politisi muda dari daerah pun mulai

12

Janedri M. Gaffar, Demokrasi Konstitusional Praktik Ketatanegaraan

Indonesia Setelah Perubahan UUD 1945, (Jakarta; Konstitusi Press, 2012), h.7.

Page 40: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

29

bermunculan dan berkompetisi dalam Pemilukada langsung untuk

memimpin daerahnya.

Namun dalam perjalanan hadirnya Pemilukada serentak 2015

melalui berbagai dinamika politik yang terjadi. Hal ini dimulai dari

adanya inisiatif perubahan dari pemerintahan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono. Pada tahun 2012, melalui Kementrian Dalam Negeri,

pemerintah mengusulkan inisiatif perubahan berupa draft naskah

akademik dan Rancangan Undang-Undang Pemilihan umum kepala

daerah (RUU Pemilukada) menjadi undang-undang sendiri yang

terpisah dari undang-undang induknya yaitu UU No. 32/2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Satu hal yang sangat mengejutkan dari draft

RUU Pemilukada versi pemerintah tersebut adalah perubahan

pemilihan umum kepala daerah yang kembali dipilih oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sesuai tingkatannya. Hal ini

memustahilkan pemilu kepala daerah langsung seperti yang telah

diselenggarakan selama 10 tahun terakhir.13

Setelah melalui berbagai macam proses, maka lahirlah UU Nomor

22 Tahun 2014 tentang pemilihan umum kepala daerah. Undang-

Undang ini menandai kemunduran demokrasi di Indonesia dengan

mereduksi partisiapi politik masyarakat di daerah untuk memilih

langsung kepala daerahnya. Gerakan untuk mengembalikan

Pemilukada secara langsung dalam waktu yang singkat pun mencuat.

13

Yayasan Perludem, Evaluasi Pilkada Serentak 2015 Jurnal Pemilu & Demokrasi, (Jakarta: Yayasan Perludem, 2016), h. 3.

Page 41: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

30

Alhasil, gerakan tersebut berbuah manis dengan dikeluarkannya

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang

membalikan pemilihan umum kepala daerah dari DPRD ke

Pemilukada langsung oleh rakyat dengan prinsip one man one vote.

Perppu Nomor 1 Tahun 2014 ini dikeluarkan dan disahkan oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membatalkan UU Nomor

22 Tahun 2014 tentang pemilihan umum kepala daerah dan mengubah

sistem pemilihan umum kepala daerah yang semula diatur dalam UU

tersebut dipilih oleh DPRD menjadi tetap dipilih langsung oleh rakyat.

Setelah adanya pergeseran tampuk kepemimpinan DPR terpilih hasil

Pemilu 2014, mulai adanya perubahan sikap yang terjadi dan

dipengaruhi oleh koalisi partai politik, sehingga pada Rapat Paripurna

20 Januari 2015, akhirnya DPR secara resmi memberikan persetujuan

atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun

2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota untuk

disahkan menjadi Undang-Undang. Pengesahan tersebut menegaskan

berlakunya kembali pemilihan umum kepala daerah secara langsung

oleh rakyat dan peluang untuk melakukan perbaikan dalam

penyelenggaraan Pemilukada langsung kembali terbuka. Namun, ada

sejumlah hal baru yang diatur dalam Undang-Undang tersebut.

Misalnya pengenalan bakal calon secara publik, mengatur konflik

kepentingan calon dengan petahana, kampanye dialogis, politih uang

Page 42: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

31

dalam pencalonan oleh partai politik, dan penyelenggaraan Pemilukada

secara serentak.

Dengan adanya Pemilukada secara serentak, diharapkan adanya

hubungan timbal balik antara pemerintah dan rakyatnya. Pemerintah

dalam hal ini menghadirkan pemimpin baru yang memiliki

koempetensi, agar pemimpin yang baru lebih memperhatikan

kebutuhan masyarakat di daerah yang dipimpinnya, dan agar

masyarakat pun lebih mengenal kepala daerahnya. Hal ini dikarnakan

salah satu tujuan dari demokrasi adalah suatu pemerintahan dari, oleh,

dan untuk rakyat.

2. Landasan Yuridis Pemilihan umum kepala daerah Serentak

Aturan mengenai Pemilihan umum kepala daerah Serentak terdapat

pada :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pasal 18

(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala

Pemerintahan Daerah Provinsi, kabupaten dan Kota dipilih secara

demokratis.

2. Undang-Undang Nomor 8 tahun 2015 Tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2015 Tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun

2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi

Undang-Undang.

Pasal 3

(1) Pemilihan dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali secara

serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Pasal 5

Page 43: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

32

(1) Pemilihan diselenggarakan melalui 2 (dua) tahapan yaitu

tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan.

(2) Tahapan persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. Perencanaan program dan anggaran;

b. Penyusunan peraturan penyelenggaraan Pemilihan;

c. Perencanaan penyelenggaraan yang meliputi penetapan

tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan Pemilihan;

d. Pembentukan PPK, PPS, dan KPPS;

e. Pembentukan Panwas Kabupaten/Kota, Panwas

Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS;

f. Pemeberitahuan dan pendaftaran pemantau Pemilihan;

g. Penyerahan daftar penduduk potensial Pemilih; dan

h. Pemutakhiran dan penyusunan daftar Pemilih.

(3) Tahapan penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. Dihapus

b. Dihapus

c. Pengumuman pendaftaran pasangan Calon Gubernur

dan Calon Wakil gubernur, pasangan Calon Bupati dan

Calon Wakil, Bupati, serta pasangan Calon Walikota

dan Calon Wakil Walikota;

d. Pendaftaran pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil

gubernur, pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil,

Bupati, serta pasangan Calon Walikota dan Calon

Wakil Walikota;

e. Penelitian persyaratan Calon Gubernur dan Calon

Wakil gubernur, pasangan Calon Bupati dan Calon

Wakil, Bupati, serta pasangan Calon Walikota dan

Calon Wakil Walikota;

f. Penetapan pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil

gubernur, pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil,

Bupati, serta pasangan Calon Walikota dan Calon

Wakil Walikota;

g. Pelaksanaan Kampanye;

h. Pelaksanaan pemungutan suara;

i. Penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan

suara;

j. Penetapan calon terpilih;

k. Penyelesaian pelanggaran dan sengketa hasil pemilihan;

dan

l. Pengusulan pengesahan pengangkatan calon terpilih.

D. Teori Pengawasan

Page 44: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

33

1. Pengertian Pengawasan

Menurut George R. Terry, yang mengatakan bahwa: “Dalam

rangka pencapaian tujuan suatu organisasi, negara sebagai organisasi

kekuasaan terbesar seyogyanya menjalankan fungsi-fungsi manajemen

yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian (organizing),

memberi dorongan (actuating), dan pengawasan (controlloing).”14

Pengawasan termasuk salah satu fungsi manajemen yang sangat

berkaitan erat dengan pencapaian tujuan organisasi, sehingga

pengawasan dalam organisasi apapun dari yang terkecil sampai yang

terbesar termasuk negara menjadi mutlak dilakukan.

Menurut Diana Halim koencoro15

, menyebutkan pengawasan

dalam perspektif hukum administrasi negara adalah mencegah

timbulnya segala bentuk penyimpangan tugas pemerintahan dari apa

yang telah digariskan (preventif) dan menindak atau memperbaiki

penyimpangan yang terjadi (represif).

Pengawasan dalam arti lain merupakan suatu perbuatan/tindakan

pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah guna menghilangkan hal-

hal yang tidak diinginkan dan juga guna tercapainya tujuan yang

dicita-citakan. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksana pemilu,

peserta pemilu, dan semua elemen masyarakat benar-benar telah sesuai

14 George R. Terry,Penerjemah Winardi, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta :

Bumi Aksara, 1991) h. 15.

15

S.F.Marbun, Dimensi-Dimensi Hukum Administrasi Negara, (Yogjakarta: UII

Press ,2004) h. 267.

Page 45: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

34

dengan aturan yang berlaku, dan juga sesuai dengan kebutuhan serta

kemanfaatan, sehingga dapat mengurangi kecurangan-kecurangan dan

penyelahgunaan wewenang dalam pelaksanaan pemilu.

Guna menghindari adanya penyelewengan atau penyalahgunaan

wewenang, pengawasan merupakan suatu yang mutlak harus ada,

dalam setiap penyelenggaran organisasi apapun terutama yang bersifat

publik seperti penyelenggaraan negara. Dalam hal pengawasan

Pemilihan umum kepala daerah yang ada di Indonesia, maka Panwaslu

yang berwenang menjalankan fungsi pengawasan dalam

penyelenggaraan Pemilihan umum kepala daerah. Hal ini dimaksudkan

agar proses pelaksanaan Pemilukada dapat berjalan dengan baik sesuai

tujuannya, dan juga sebagai tindakan preventif atas kecurangan-

kecurangan yang sering terjadi selama proses pelaksanaan Pemilukada

tersebut.

2. Jenis-jenis Pengawasan

Jenis-jenis pengawasan dapat dikategorikan beberapa jenis sesuai

dengan sudut pandang masing-masing. Ada jenis-jenis pengawasan

dari segi objek, sifat, waktu, dan ruang lingkupnya.

Jenis pengawasan jika dilihat dari objek dibagi menjadi 2 jenis16

yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung.

Pengawasan langsung didefinisikan sebagai Pengawasan yang

dilakukan oleh aparat pengawasan/pimpinan dalam suatu organisasi

16 Sujamto, Aspek-aspek Pengawasan di Indonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia,

1996), h. 14.

Page 46: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

35

terhadap bawahannya secara langsung dalam melaksanakan pekerjaan

di tempat berlangsungnya pekerjaan tersebut (on the spot) seperti

Inspeksi mendadak. Sistem ini disebut pula sebagai built of control.

Pengawasan tidak langsung didefinisikan Sujamto sebagai Pengawasan

yang dilakukan oleh aparat/pimpinan organisasi tanpa mendatangi

objek yang diawasai/diperiksa. Lazimnya, aparat/pimpinan yang

melakukan pengawasan ini berdasarkan laporan yang diberikan

kepadanya dengan mempelajari dan menganalisa laporan atau

dokumen yang berhubungan dengan obyek yang diawasi.

Apabila dilihat berdasarkan sifat atau waktu, pengawasan

dibedakan menjadi pengawasan preventif dan pengawasan represif.17

Pengawasan preventif dilakukan sebelum terjadinya pelaksanaan

kegiatan. Pengawasan represif adalah pengawasan yang dilakukan

setelah pelaksanaan dan ditemukan adanya kesalahan.

Menurut Handayaningrat, jenis pengawasan menurut ruang

lingkupnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: “pengawasan dari

dalam (internal control) dan pengawasan dari luar (eksternal control).”

Menurutnya yang dimaksud pengawasan dari dalam berarti

pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan yang

terbentuk di dalam organisasi itu sendiri. Pengawasn dari luar adalah

17 M. Soebagin, Hukum Keuangan Negara, Cet II (Jakarta; Rajawali Press,

1991), h. 94.

Page 47: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

36

pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan dari luar

organisasi.18

18 Soewarno Handayaningrat, Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen

(Jakarta; CV. Hj Masagung, 1986 ), h. 144.

Page 48: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

37

Page 49: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

37

BAB III

TINJAUAN UMUM PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU)

A. Latar belakang terbentuknya Panitia Pengawas Pemilu

Dalam penyelenggaraan Pemilu, sangat sulit dihindari terjadinya

pelanggaran dan sengketa, karena dalam penyelenggaraan pemilu banyak

sekali kepentingan yang terlibat, baik secara politis maupun secara

individual apalagi secara jujur harus kita akui bahwa tingkat kesadaran

berdemokrasi masyarakat kita masih relatif rendah.1 Maka dari itu,

pengawasan pemilu sangat diperlukan dalam pelaksanaan pemilu.

Pengawas pemilu, adalah lembaga ad hoc yang dibentuk sebelum tahapan

pertama pemilu (pendaftaran pemilih) dimulai dan dibubarkan setelah

calon yang terpilih dalam pemilu dilantik. Lembaga pengawas pemilu

adalah khas Indonesia.2

Keberadaan pengawas pemilu merupakan jawaban dari sebuah

kekhawatiran akan terjadinya kecurangan maupun pola electoral

malpractice lainnya dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Ini

dikarenakan dari beberapa kali pemilu khususnya pada masa Orde Baru,

pelaksanaan pemilu dianggap tidak independen dan tidak lepas dari

berbagai tindakan pelanggaran dan penyelewengan. Pelanggaran dan

penyelewengan ini tidak saja dilakukan oleh peserta pemilu akan tetapi

juga oleh penyelenggara pemilu itu sendiri. Bahkan dalam konteks lebih

1 Rozali Abdullah, Mewujudkan Pemilu yang lebih Berkualitas, (Jakarta;

RajaGrafindo Persada, 2009), h. 265.

2 www. Bawaslu-jabarprov.go.id/hal-sejarah-pengawasan-pemilu.html

Page 50: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

38

jauh, pelanggaran dan penyelewengan justru dilakukan oleh pihak-pihak

yang ketika itu sedang berkuasa.

Panwaslu dituntut untuk dapat menjadi suatu lembaga yang bisa

mewujudkan pemilu yang jujur dan berkeadilan. Pemilu merupakan suatu

proses untuk meligitimasi kekuasaan. Kekuatan-kekuatan politik yang ada

berkompetisi dalam ajang pemilu dalam rangka meraih dukungan

terbanyak., dengan modal dukungan masyarakat inilah kekuatan-kekuatan

politik pemenang pemilu ini menjalankan kekuasaannya. Oleh karena itu,

penting untuk mewujudkan suatu kontestasi antar kekuatan politik yang

jujur dan berkeadilan. Agar pemenang dalam kontestasi politik ini adalah

mereka yang benar-benar mendapatkan mandat dukungan dari rakyat.

Kehadiran pengawas pemilu bukanlah menjadi suatu hal baru

dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, secara historis sudah ada suatu

badan pengawas pemilu pada pemilu-pemilu sebelumnya, hanya saja

bukan menggunakan nama badan pengawas pemilu (Bawaslu) tetapi

menggunakan nama panwaslak pemilu pada era pemilu 1982-an dan juga

menggunakan nama panwaslu pada era pemilu 1999-an. Kehadiran suatu

panitia pengawas pemilu di masa itu (panwaslak pemilu) dinilai hanya

untuk mengesankan bahwa pemilu berlangsung secara demokratis, namun

pada kenyataannya sering berat sebelah. Eksistensi panwaslak pemilu

berlanjut di era pemilu 1999 yang berganti nama menjadi panwaslu.

Panwaslu pada pemilu 1999 telah cukup banyak menyelesaikan berbagai

kasus pemilu, memberi teguran pada berbagai penyimpangan, dan telah

Page 51: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

39

meneruskan banyak laporan ke berbagai instansi. Laporan yang

mengandung unsur pidana pemilu, misalnya telah diteruskan ke kepolisian

lebih dari 200 kasus. Sayangnya hanya 5 kasus tindak pidana pemilu saja

yang kemudian disidangkan.3

Kehadiran panwaslu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas

pemilihan umum, namun jika berkaca kepada pelaksanaan pemilu yang

selalu menemukan permasalahan dan selalu merubah sistem yang ada,

maka dapat dikatakan bahwa pemilu di Indonesia belum mencapai kepada

proses yang dicita-citakan. Peranan lembaga penyelenggara pemilu

khususnya lembaga yang mengawasi berjalannnya pemilu pun mulai

dipertanyakan oleh berbagai pihak.

Panwaslu memiliki tugas mengawasi penyelenggaraan pemilu

dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran pemilu untuk

mewujudkan pemilu yang demokratis. Mengenai kewenangan, panwaslu

diberikan kewenangan untuk menyelesaikan sengketa pemilu. Terkait hal

hal tersebut, posisi panwaslu menjadi sangat dilematis. Di satu sisi

panwaslu dituntut untuk menjadi instrument dalam menegakkan pemilu

yang jujur dan berkeadilan melalui tugas dan kewenangannya, akan tetapi

di sisi lain jangkauan yang dimiliki oleh panwaslu sangat terbatas. Dengan

keterbatasan kewenangan yang dimilikinya, panwaslu tidak ubahnya

3 Topo Santoso & Didik Supriyanto, Mengawasi Pemilu Mengawal Demokrasi,

(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), h. 65.

Page 52: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

40

sebuah lembaga pos yang mengantarkan perkara kepada lembaga-lembaga

lain.

Seiring perkembangan waktu, pembenahan dan penguatan terhadap

lembaga pengawasan pemilu mulai ditegaskan guna terciptanya pemilu

yang adil, dan merdeka dari segala kecurangan sebagaimana yang selama

ini diharapkan. Perkembangan lembaga ini pun didasari oleh teori check

and balance, dimana setiap lembaga mengendalikan dan mengimbangi

kekuatan lembaga-lembaga yang lain. Dengan adanya perimbangan yang

saling mengendalikan tersebut, diharapkan tidak terjadi penyalahgunaan

kekuasaan di masing-masing organ yang bersifat independen itu.4

Panwaslu kabupaten/kota yang beranggotakan 3 orang diangkat

dengan keputusan Bawaslu Provinsi melalui seleksi ketat dengan tidak

mencampuradukkan unsur politik didalamnya. Hal tersebut demi menjaga

keutuhan atau kemurnian Pemilukada. Dalam Pemilukada, penegakan

kedaulatan hukum dan konstitusi melalui adanya Panwaslu merupakan

suatu langkah konkrit yang tidak sia-sia karena bukan tidak mungkin

keseimbangan dan pengaturan dalam pelaksanaan Pemilukada mengalami

gangguan.5 Kehadiran panwaslu dewasa ini menjadi suatu harapan baru

dalam perkembangan demokrasi di Indonesia, mengingat pemilu

merupakan salah satu mekanisme, sirkulasi, dan regenerasi kekuasaan.

4 Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2010), h. 290.

5 Jimly Asshiddiqie, Green Constitution: Nuansa Hijau Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h. 108-

109.

Page 53: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

41

Pemilu juga merupakan satu-satunya cara untuk menggantikan kekuasaan

lama tanpa melalui kekerasan (chaos) dan kudeta.

B. Visi dan Misi

Masa depan Pemilukada bukan hanya ditentukan oleh aparatur negara

dengan kewajiban maupun haknya tetapi ditentukan bagaimana visi dan

misi aparaturnya maupun lembaga negara yang menaunginya. Hal ini tentu

menentukan akan kemana sebuah lembaga berjalan, untuk itu diperlukan

yang namanya visi dan misi demi terbentuk rasa keadilan dan kejujuran

diantara semua pihak. Terlebih lembaga pengawas seperti Panwaslu yang

mempunyai peran signifikan. Visi dan Misi Panitia Pengawas Pemilu

(Panwaslu) diantaranya:

Visi:

Terwujudnya Pelaksaanaan Pengawasan Pemilihan Umum yang

professional dan modern serta memiliki kemampuan yang tangguh untuk

menegakkan keadilan dan kebenaran demi terwujudnya demokrasi yang

jujur adil dan bersih.

Misi:

a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan pemilu di wilayah

kabupaten/kota;

b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan

peraturan perundang-undangan mengenai pemilu;

Page 54: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

42

c. Menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan

Pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana;

d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU kabupaten/kota

untuk ditindaklanjuti;

e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi

kewenangannya kepada instansi yang berwenang;

f. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk

mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan

adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya

tahapan penyelenggaraan Pemilu oleh penyelenggara Pemilu di

tingkat kabupaten/kota;

g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu

tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU kabupaten/kota

yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan

terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang

berlangsung;

h. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu;

i. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh

undang-undang.

C. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban

Pengawasan merupakan suatu fungsi dasar dari sebab dibentuknya

pengawas Pemilu, terlebih pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan

pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah. Pengawasan juga

Page 55: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

43

diharapkan menjadi faktor pendukung terselenggaranya pemilu yang

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, demokratis, dan berkualitas.

Dalam menjalankan fungsi pengawasannya, Panwaslu Kabupaten/Kota

dilengkapi dengan tugas, wewenang, dan kewajiban yang termuat dalam

Pasal 77 dan 78 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang

Penyelenggara Pemilihan Umum.

Pasal 77

(1) Tugas dan wewenang Panwaslu Kabupaten/Kota adalah:

a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah

kabupaten//kota yang meliputi:

1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan

dan penetap daftar pemilih sementara dan daftar pemliih

tetap;

2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara

pencalonan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten/Kota dan pencalonan bupati/walikota;

3. Proses penetapan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten/Kota dan calon bupati/walikota;

4. Penetapan calon bupati/walikota;

5. Pelaksanaan kampanye;

6. Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;

7. Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara

hasil Pemilu;

8. Mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan

suara;

9. Pergerakan surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;

10. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU

Kabupaten/Kota dari seluruh kecamatan;

11. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang,

Pemilu Lanjutan, dan Pemilu susulan; dan

12. Proses penetapan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilah

Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan pemilihan

bupati/walikota;

b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan

peraturan perundang-undangan mengenai pemilu;

c. Menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan

Pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana;

d. Menyempaikan temuan dan laporan kepada KPU

Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti;

Page 56: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

44

e. Meneruskan temuan danlaporan yang bukan menjadi

kewenangannya kepada instansi yang berwenang;

f. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk

mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan

adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya

tahapan penyelenggaraan Pemilu oleh Penyelenggara Pemilu di

tingkat kabupaten/kota;

g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu

tentang pengenaan sanksi kepada angota KPU Kabupaten/Kota,

sekretaris dan pegawai secretariat KPU kabupaten/kota yang

terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan

terganggunya tahapan penyelanggaraan Pemilu yang sedang

berlangsung;

h. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu;

dan

i. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Panwaslu Kabupaten/Kota dapat:

a. Memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan

sementara dan/atau mengenakan sanksi administrative atas

pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g;

b. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan

dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak

pidana Pemilu.

Pasal 78

Panwaslu Kabupaten/Kota berkewajiban:

a. Bersikap tindak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya;

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas panwaslu pada tingkatan di bawahnya;

c. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan

dugaan adanya pelanggaran terhadapp pelaksanaan peraturan

perundang-undangan mengenai Pemilu;

d. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu

Provinsi sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodic dan/atau

berdasarkan kebutuhan;

e. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu Provinsi

berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan

oleh KPU kabupaten/kota yang mengkibatkan terganggunya

penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat kabupaten/kota;

dan

f. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 57: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

45

D. Landasan Yuridis Panitia Pengawas Pemilu

Indonesia adalah negara hukum. Frasa ini dapat dimaknai bahwa

segala tindakan mengenai penyelenggaraan negara dan warga negara

diatur dengan undang-undang. Menurut Hans Kelsen, hukum adalah tata

aturan (order) sebagai suatu sistem aturan-aturan (rules) tentang perilaku

manusia.6 Tata aturan tersebut bertujuan untuk membuat hidup manusia

menjadi lebih baik, tapi kadang dapat membuat sengsara. Salah satu tata

aturan tersebut terletak pada bagaimana menentukan pemimpin suatu

daerah tertentu.

Dalam penentuannya hukum menerapkan sistem untuk memilih

siapa yang pantas untuk menjadi pemimpin daerah lewat Pemilukada.

Untuk itulah panwaslu hadir sebagai icon penting yang mengawal jalannya

Pemilukada. Panwaslu dituntut untuk dapat menjadi suatu lembaga yang

bisa mewujudkan pemilu yang jujur dan berkeadilan. Pemilu merupakan

suatu proses untuk meligitimasi kekuasaan. Kekuatan-kekuatan politik

yang ada berkompetisi dalam ajang pemilu dalam rangka meraih dukungan

terbanyak. Dengan modal dukungan masyarakat inilah kekuatan-kekuatan

politik pemenang pemilu ini menjalankan kekuasaannya. Oleh karena itu,

penting untuk mewujudkan suatu kontestasi antar kekuasaan politik yang

jujur dan berkeadilan. Agar pemenang dalam kontestasi politik ini adalah

mereka yang benar-benar mendapatkan mandat dukungan dari rakyat.

6 Jimly Asshiddiqie dan M. Ali safa’at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,

(Jakarta: Sekretariat Jendral & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006) h. 13.

Page 58: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

46

Untuk mewujudkan suatu pengawasan pemilu yang baik, maka

dibutuhkanlah aturan-aturan guna menjadikan panwaslu lebih baik.

Aturan-aturan yang mendasari pelaksanaan panwaslu diantaranya:

a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum;

b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah;

c. Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas

Peraturan Bawaslu Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pengawasan

Pemilihan Umum;

d. Peraturan Bawaslu Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Perubahan

ketiga atas Peraturan Bawaslu Nomor 10 Tahun 2012 Tentang

pembentukan, pemberhentian, dan panggantian antar waktu Badan

pengawas pemilu provinsi, panitia pengawas pemilu

kabupaten/kota, panitia pengawas pemilu kecamatan, pengawas

pemilu lapangan, dan pengawas pemilu luar negeri.

e. Peraturan Bawaslu Nomor 7 Tahun 2015 Tentang tata kerja dan

pola hubungan Badan pengawas pemilu, Badan pengawas pemilu

provinsi, dan panita pengawas pemilu kabupaten/kota, panitia

pengawas pemilu kecamatan, pengawas pemilu lapangan,

pengawas pemilu luar negeri, dan pengawas tempat pemungutan

suara.

Page 59: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

47

E. Hubungan Komisi Pemilihan Umum dan Panitia Pengawas Pemilu

Komisi Pemilihan Umum merupakan suatu lembaga negara yang

berwenang menyelenggarakan pemilihan umum. Hal ini dilakukan karena

adanya tuntutan dinamika masyarakat, kehidupan politik, dan tuntutan

demokrasi. Pembentukan lembaga penyelenggara pemilu yang bersifat

nasional, tetap, dan mandiri diharapkan dapat berlaku adil dalam

memfasilitasi pemilihan umum bagi seluruh peserta pemilu.

Penyelenggaraan pemilu yang bersifat mandiri yang tidak diletakkan di

bawah kekuasaan pemerintah, sehingga tidak menjadi kepentingan

pemerintan (kekuasaan) dan kepentingan institusi lainnya serta konflik

kepentingan dalam menyelenggarakan pemilu.

Latar belakang pendirian KPU didasarkan dalam pasal 22E ayat (5)

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi; “Pemilihan

Umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat

nasional, tetap, dan mandiri”. Hal tersebut diatur lebih lanjut dalam

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang penyelenggara pemilu.

KPU merupakan suatu lembaga otonom yang bersifat nasional, tetap, dan

menyelenggarakan pemilu tanpa pengaruh dari pihak manapun dalam hal

pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Secara teoritis pemilu dianggap

merupakan tahap paling awal dari berbagai rangkaian kehidupan

Page 60: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

48

ketatanegaraan yang demokratis, sehingga pemilu merupakan motor

penggerak mekanisme sistem politik demokrasi.7

Komisi pemilihan umum sudah sangat kental sebagai suatu

lembaga penyelenggara pemilu. Yang mana pemilu diharapkan menjadi

suatu alat untuk berdemokrasi dan untuk mencapai cita-cita negara ini,

khususnya pemilu kepala daerah. Hal ini dimaksudkan guna mendukung

dan mengembangkan potensi-potensi yang ada di daerah. Dalam sejarah

ketatanegaraan republik Indonesia, Pemilukada hampir dilaksanakan setiap

tahunnya di berbagai daerah di Indonesia, baik di tingkat provinsi maupun

tingkat kabupaten/kota. Sehingga pada akhir era pemerintahan presiden

Susilo Bambang Yudhoyono disahkan Pemilukada secara langsung dan

serentak.

Dalam perjalanan Pemilukada serentak, tentunya yang menjadi

harapan ialah terciptanya proses pelaksanaan pemilu yang semakin baik.

Namun tentu pelaksanaan ini tidak terlepas dari masalah-masalah yang

selalu ada. Komisi pemilihan umum sebagai penyelenggara pemilu

tentunya memiliki tanggung jawab besar atas terlaksananya pemilu yang

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 22E ayat

(5) terdapat klausul yang menyebutkan ”suatu komisi pemilihan umum”.

Hal ini mempunyai tafsiran luas sesuai dengan Putusan Mahkamah

7 B. Hestu Cipto handoyo, Hukum Tata Negara, Menuju Konsolidasi Sistem

Demokrasi, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2009), h. 228.

Page 61: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

49

Konstitusi No. 11/PUU-VIII/2010 tentang pengujian Undang-Undang

Nomor 22 tahun 2007.

Klausul “suatu komisi pemilihan umum” dalam UUD 1945 tidak

merujuk kepada sebuah nama institusi, akan tetapi menunjuk pada fungsi

penyelenggaraan pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan

mandiri. Dengan demikian, menurut Mahkamah, fungsi penyelenggaraan

pemilihan umum tidak hanya dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum

(KPU), akan tetapi termasuk juga lembaga pengawas pemilihan umum

dalam hal ini Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai satu kesatuan

fungsi penyelenggaraan pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan

mandiri.8

Dari penafsiran di atas, maka KPU dan Bawaslu merupakan satu

kesatuan sebagai lembaga penyelenggara pemilu. KPU memiliki fungsi

pelaksanaan dan Bawaslu memiliki fungsi pengawasan. Bawaslu sebagai

lembaga pengawas pemilu yang pada tingkat daerah disebut panitia

pengawas pemilu (Panwaslu) merupakan lembaga ad hoc yang hadir

sebelum pelaksanaan pemilu dan berakhir setelah selesainya pelaksanaan

pemilu. Panwaslu merupakan mitra dari KPU Kabupaten/kota yang

memiliki peranan pengawasan yang sangat penting dalam membentuk

daerah melalui pengawalan terhadap pelaksanaan Pemilukada karena

daerah kabupaten/kota merupakan sentral kehidupan suatu bangsa.

8 Putusan Mahkamah Konstitusi No. 11/PUU-VIII/2010 tentang pengujian

Undang-Undang Nomo 22 Tahun 2007, h. 111-112.

Page 62: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

50

Page 63: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

50

BAB IV

PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

(PEMILUKADA) SERENTAK KOTA DEPOK TAHUN 2015

A. Penyelesaian sengketa Pemilihan umum kepala daerah Serentak

Kota Depok tahun 2015 oleh Panwaslu

Pemilukada merupakan sarana bagi masyarakat untuk ikut

menentukan figure dan arah kepemimpinan daerah dalam periode tertentu.

Ketika demokrasi mendapat perhatian yang luas dari masyarakat maka

penyelenggaraan Pemilukada yang demokratis menjadi syarat penting

dalam pembentukan kepemimpinan sebuah daerah. Pemilukada memiliki

fungsi utama untuk menghasilkan kepemimpinan yang benar-benar

mendekati kehendak rakyat.1

Dalam mewujudkan pemilu yang baik, tentunya faktor pengawasan

menjadi salah satu hal penting. Pengawasan termasuk salah satu fungsi

manajemen yang sangat berkaitan erat dengan pencapaian tujuan

organisasi, sehingga pengawasan dalam organisasi apapun dari yang

terkecil sampai yang terbesar termasuk negara menjadi mutlak dilakukan.

Panwaslu sebagai lembaga pengawas pemilu hendaknya menjadi lembaga

yang baik dan kuat dalam menjalankan fungsinya agar tercipta pemilu

yang jujur dan adil. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah dalam surat An-

Nisa ayat 58:

1 Hasrul Harahap, Evaluasi Pelaksanaan Pemilukada Serentak Tahun 2015,

(Jurnal Reinaissance, 2016). h. 18.

Page 64: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

51

واالماوات الى اه لها واذاحكمتم بيه الىاس ان تحكمىا بالعدل... )الىسآء: ان هللا يؤمركم أن تؤد

85)

Artinya: “sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan apabila diantara kamu

menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu

menetapkannya dengan adil… (Q.S. An-nisaa: 58).

Pengawasan di daerah dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan

tahapan pemilu, menerima laporan pengaduan, menangani kasus-kasus

pelanggaran administrasi, dan tindak pidana pemilu, serta menyelesaikan

sengketa dalam penyelenggaraan pemilu. Namun karna keterbatasannya

wewenang yang dimiliki, panwaslu dinilai tidak lebih dari sekedar

lembaga stempel. Karena panwaslu hanya berwenang memberikan

rekomendasi kepada KPU dan mengawal hasil rekomendasi tersebut.

Apabila ditemukan pelanggaran lainnya hanya diteruskan kepada lembaga

yang berwenang. Namun dilihat lebih jauh dari itu semua, tentunya

panwaslu sudah bekerja dengan semaksimal mungkin sesuai dengan

wewenang yang dimilikinya.

Panwaslu merupakan suatu lembaga penyelenggara pemilu yang

menjalankan fungsi pengawasan. Menurut Diana Halim koencoro2,

menyebutkan pengawasan dalam perspektif hukum administrasi negara

adalah mencegah timbulnya segala bentuk penyimpangan tugas

pemerintahan dari apa yang telah digariskan (preventif) dan menindak atau

memperbaiki penyimpangan yang terjadi (represif). Pengawasan

2 S.F.Marbun, dkk, Dimensi-Dimensi Hukum Administrasi Negara, (Yogjakarta:

UII Press ,2004) h. 267

Page 65: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

52

merupakan suatu fungsi dasar dari sebab dibentuknya panwaslu.

Pengawasan juga diharapkan menjadi faktor terselenggaranya pemilu yang

jujur dan adil. Walaupun bersifat ad hoc, namun memiliki perananan

penting sebagai jalan masuk perkara baik yang dilakukan oleh pasangan

calon, tim sukses, maupun penyelenggara pemilu itu sendiri.

Dalam pasal 69 ayat (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011

Tentang penyelenggara pemilu disebutkan bahwa “Panwaslu

Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan

Pengawas Pemilu Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bersifat ad hoc.” Pada pasal 71 ayat (3) dalam undang-undang yang sama

disebutkan “Panwaslu Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota

kabupaten/kota.”

Menurut Andriansyah, kedudukan panwaslu Kota Depok sebagai

lembaga pengawas pemilu dalam Pemilukada serentak 2015 adalah

sebagai mitra dari KPUD, hanya saja panwaslu bersifat ad hoc. Sifat ini

memiliki pengertian bahwa Panwaslu Kota Depok akan dibentuk beberapa

waktu sebelum proses Pemilukada dan akan berakhir setelah proses

Pemilukada selesai. Sifat ini tentu berbeda dengan mitra kerja panwaslu

yaitu KPUD. Yang mana KPUD bersifat tetap dan akan dilakukan

pergantian setelah satu periode atau setara lima tahun. Dalam kaitannya

dengan kedudukannya tadi, ada kekosongan pengawasan selama tidak

dilakukannya proses Pemilukada. Padahal dalam waktu kekosongan

tersebut, kpud masih terdaftar sebagai lembaga aktif yang menjalankan

Page 66: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

53

fungsinya. Hal ini memungkinkan adanya ketidakefisienan secara check

and balance, tidak adanya saling kontrol dan saling mengimbangi

dikarenakan salah satu fungsi yaitu fungsi pengawasan hanya berada

beberapa saat saja.3

Sengketa secara umum adalah sesuatu yang dapat menyebabkan

perbedaan pendapat; pertengkaran; perbantahan.4 Pengertian sengketa

dalam pelaksanaan Pemilukada adalah perselisihan antara kedua pihak

atau lebih yang terjadi dalam penyelenggaraan Pemilukada. Pengertian

lainnya dari sengketa Pemilukada adalah benturan kepentingan yang

terjadi antara calon kepala daerah yang satu dengan kepala daerah yang

lain dalam peristiwa hukum (Pemilukada). Benturan kepentingan tersebut

secara khusus dapat berupa benturan antara kepentingan dengan kewajiban

hukum atau antara kewajiban hukum dengan kewajiban hukum lainnya,

seperti antara kepentingan masyarakat dengan penyelenggara seperti

panwaslu atau kpud. Unsur lainnya dalam sengketa yang berkaitan dengan

benturan kepentingan tersebut adalah adanya akibat hukum yang berlaku

bagi para pihak yang bersengketa.

Sengketa pemilihan menurut pasal 142 Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

3 Wawancara dengan Andriansyah, ketua panwaslu kota depok, 18 Mei 2017

4 Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 1315.

Page 67: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

54

(perppu) Nomor 1 Tahun 2014 menjadi Undang-Undang disebutkan

bahwa:

Sengketa pemilihan terdiri atas:

a. Sengketa antar peserta pemilihan; dan

b. Sengketa antara peserta pemilihan dan penyelenggara pemilihan

sebagai akibat dikeluarkannya keputusan kpu provinsi dan kpu

kabupaten/kota.

Dalam Pemilukada serentak Kota Depok 2015 lalu, terdapat satu

laporan sengketa Pemilukada terkait pencalonan salah satu pasangan calon

yang dilaporkan oleh gabungan partai politik pengusung pasangan calon

Rudi H.M. Samin dan Jeanne Noveline terhadap kpud kota depok.

Laporan ini disebabkan pasangan calon yang diusung pelapor tidak

dinyatakan sebagai peserta Pemilukada kota depok tahun 2015

sebagaimana telah diterbitkan surat keputusan kpu No. 53/Kpts/KPU-

Kota-011.329181/2015.

Sebagai tindak lanjut atas laporan di atas, panwaslu menjalankan

wewenangnya yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun

2011 pasal 78 untuk menindaklanjuti dan menyelesaikan laporan tersebut

dengan mengeluarkan surat nomor 55/PanwasluDepok/Set/VIII/2015.

Surat tersebut menyatakan bahwa Permohonan pelapor tidak dapat

diterima dengan alasan kedudukan hukum pelapor tidak terpenuhi. Alasan

ini disebabkan karna pelapor dianggap tidak pernah mendaftarkan

pasangan calonnya kepada kpud kota depok pada masa pendaftaran.

Page 68: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

55

Dari keputusan yang dikeluarkan panwaslu untuk menyelesaikan

sengketa tersebut dan dengan alasan bahwa pelapor (gabungan partai

politik pengusung salah satu pasangan calon) tidak pernah mendaftarkan

pasangan calonnya, itu bertentangan dengan Peraturan Bawaslu Nomor 8

Tahun 2015 Tentang tata cara penyelesaian sengketa pemilihan gubernur

dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil

walikota pasal 4, yang menyebutkan bahwa: permohonan sengketa

terhadap keputusan kpu provinsi atau keputusan kpu kabupaten/kota

mengenai penetapan pasangan calon peserta pemilihan dapat diajukan

oleh; a. pasangan calon yang mendaftarkan diri atau didaftarkan ke kpu

provinsi dan kpu kabupaten/kota; atau b. partai politik atau gabungan

partai politik pengusung pasangan calon.

Adapun akibat hukum dari dikeluarkannya surat keputusan

panwaslu nomor 55/PanwasluDepok/Set/VIII/2015 adalah digugatnya

putusan tersebut ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara. Sebagaimana

diatur dalam pasal 94 dan 95 Peraturan KPU Nomor 9 tahun 2015 yang

menyebutkan bahwa:

Pasal 94

Sengketa tata usaha negara pemilihan merupakan sengketa yang

timbul dalam bidang tata usaha negera antara pasangan calon

dengan KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota

sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU Provinsi/KIP Aceh

dan/atau KPU/KIP Kabupaten/Kota tentang penetapan pasangan

calon peserta pemilihan.

Pasal 95

(1) Penyelesaian sengketa tata usaha negara sebagaimana dimksud

dalam pasal 94 diselesaikan melalui upaya administrasi di

Bawaslu Provinsi atau panwas Kabupaten/Kota.

Page 69: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

56

(2) Dalam hal masih terdapat keberatan atas putusan Bawaslu,

dapat diajukan gugatan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara.

(3) Tata cara penyelesaian sengketa tata usaha negara sebagaimana

dimaksud dalam undang-undang tentang pemilihan.

Upaya hukum yang digugat ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara adalah bukti ketidakpuasan penggugat atas penyelesaian masalah

di tingkat panwaslu kabupaten/kota, namun disisi lain, dengan melihat

kepada alasan yang dikeluarkan panwaslu dalam pertimbangan surat

keputusannya adalah bukti kurang pahamnya panwaslu terhadap

mekanisme penyelesaian sengketa yang menjadi tugas dan wewenangnya.

Salah satu faktornya adalah kurangnya pembinaan terhadap anggota

panwaslu yang memiliki waktu sangat singkat setelah terbentuk, itu

dikarenakan pembentukan panwaslu yang bersifat ad hoc ini hanya

beberapa saat sebelum proses pelaksanaan Pemilukada dimulai.

B. Kinerja Panwaslu Kota Depok dalam mengatasi sengketa Pemilukada

serentak tahun 2015

Pengawasan merupakan suatu perbuatan/tindakan pencegahan yang

dilakukan oleh pemerintah guna menghilangkan hal-hal yang tidak

diinginkan dan juga guna tercapainya tujuan yang dicita-citakan.

Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksana pemilu, peserta pemilu,

dan semua elemen masyarakat benar-benar telah sesuai dengan aturan

yang berlaku, dan juga sesuai dengan kebutuhan serta kemanfaatan,

sehingga dapat mengurangi kecurangan-kecurangan dan penyelahgunaan

Page 70: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

57

wewenang dalam pelaksanaan pemilu. Dan juga dapat mengaplikasikan

nilai-nilai demokrasi yang menjadi salah satu pilar di Indonesia.

Diantara tugas dan wewenang yang miliki oleh panwaslu adalah

memberikan rekomendasi kepada pihak terkait atas temuan maupun

laporan yang diterima tentang sengketa Pemilukada. Dan diantara salah

satu laporan yang diterima oleh panwaslu adalah pelanggaran administrasi

tentang pencalonan pasangan Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaemi

yang tidak dihadiri oleh sekretaris DPC PDIP sebagai salah satu partai

pengusung calon tersebut. Laporan ini dilandaskan atas ketentuan Pasal 38

ayat (5) Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pencalonan

gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil

walikota.

Adapun tindaklanjut dari panwaslu atas laporan tersebut adalah

melakukan penelaahan dan kajian yang dituangkan dalam bentuk

rekomendasi panwaslu Kota Depok nomor: 02/LP/31/Juli/2015. Dan

dalam rekomendasinya menyatakan “Merekomendasikan kepada kpu kota

depok untuk melaksanakan ketentuan pasal 38 ayat (4) peraturan kpu

nomor 12 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan kpu nomor 9 tahun

2015 tentang pencalonan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati

dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota yang menyatakan partai

politik atau gabungan partai politik dan pasangan calon sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) wajib hadir pada saat pendaftaran.

Page 71: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

58

(Halaman 13 Poin ke 2 rekomendasi panwaslu kota depok nomor :

02/LP/31/Juli/2015).

Dalam prosesnya, mekanisme penyelesaian sengketa oleh

panwaslu merujuk kepada peraturan yang ada, namun rekomendasi ini

tidak ditindak lanjuti oleh kpud dengan mengirim surat balasan dengan

nomor : 251/KPU-Kota-011.329181/VIII/2015 yang intinya menolak

menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan panwaslu tersebut. Hal ini

sangat disayangkan oleh panwaslu yang sudah berusaha maksimal

menjalankankan tugas dan fungsinya dalam pengawasan pelaksanaan

Pemilukada serentak Kota Depok 2015, ungkap andiransyah.5

Kemudian mekanisme yang dilakukan oleh panwaslu kota depok

dalam mengatasi sengketa Pemilukada serentak sudah dilakukan sesuai

dengan amanat undang-undang yang berlaku. Namun lagi-lagi, panwaslu

yang hanya berwenang memberikan rekomendasi terhadap laporan atau

temuan yang ditemukan di lapangan tidak bisa melakukan tindakan lain

diluar kewenangan yang diatur dalam undang-undang. Maka tak ayal

panwaslu hanya disebut sebagai lembaga stempel.

Evaluasi menuntut penerapan solusi yang nyata dan tepat guna

dalam mengawal jalannya sebuah pemerintahan. Melalui pilakda serentak

masyarakat menghendaki adanya kebersihan dan kejujuran dalam

pelaksanaan pemilu tersebut. Namun nyatanya selalu tidak sesuai harapan,

ada saja gangguan-gangguan yang menghalangi terbentuknya sistem

5 Wawancara dengan Andriansyah, ketua panwaslu kota depok, 18 Mei 2017

Page 72: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

59

demokrasi yang jujur dan adil melalui ajang aspirasi yang diadakan lima

tahun sekali itu. Melihat hal tersebut, evaluasi panitia pengawas pemilu

sangatlah menentukan Pemilukada serentak 5 tahun kedepan dengan

mengandalkan data-data yang ada saat ini. Karena dengan evaluasi

tersebut panwaslu dituntut untuk memberi jawaban yang nyata dan

berdampak pasti terhadap psikologi masyarakat dalam pemilu. Akibat

suhu politik yang tinggi dalam Pemilukada serentak, kecurigaan-

kecurigaan antar masing-masing kubu calon kandidat diwarnai dengan

ajang saling tuduh, seperti di media-media yang ada. Hal tersebut

merupakan cermin dari kinerja para penyelenggara yang belum maksimal.

Terlebih panwaslu sebagai lembaga pengawas yang tentu tahu akan celah-

celah yang memungkinkan terjadinya pelanggaran.

Kurang maksimalnya kinerja yang dilakukan oleh panwaslu

tersebut juga dipicu oleh masa jabatan anggota panwaslu yang disematkan

hanya sampai Pemilukada serentak berakhir. Kaitannya dengan

kewenangan mengawasi seharusnya tidak dilakukan hanya secara

incidental semata akan tetapi berkala, artinya bahwa panwaslu bukan

hanya mengawasi pada saat berjalannya Pemilukada serentak melainkan

mengawasi juga peta perpolitikan daerah sebelum Pemilukada serentak

berlangsung. Hal ini dilakukan demi memberi jawaban yang pasti terhadap

pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di setiap pelaksanaan Pemilukada

serentak.

Page 73: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

60

Demokrasi merupakan sistem dengan peraturan-peraturan yang

menjamin setiap rakyatnya mendapatkan hak dengan semestinya. Dalam

Pemilukada hak tersebut diberikan oleh negara lewat kebebasan memilih.

Dalam memenuhi hak tersebut panwaslulah yang menjamin tersalurkannya

hak itu secara penuh dan utuh kepada setiap warga negara tanpa terkecuali.

Tantangan yang dihadapi oleh panwaslu dalam penyaluran hak warga

negara dalam Pemilukada sangatlah beragam dan memiliki karakteristik

yang berbeda di setiap pelaksanaannya.

Pemilukada merupakan sarana perpolitikan daerah yang memiliki

andil penting. Dalam perkembangannya peran serta masyarakat harus

ditunjang dengan pelaksanaan kaidah-kaidah hukum sehingga terukir masa

depan yang baik dan maju. Kenyataan yang terjadi di masa depan tidak

jarang menimbulkan kontroversi yang berkaitan dengan hak dan keadilan,

baik dari sistemnya maupun peraturan peraturan yang belum memenuhi

standar atau harapan.6 Hal tersebut juga kadang menimbulkan sikap-sikap

tidak harmonis antara kepentingan individual, kelompok tertentu, dan

masyarakat secara keseluruhan. Dasar dari kepentingan-kepentingan

tersebut adalah kekuasaan lebih dalam mengatur, adu popularitas, dan lain

sebagainya. Hal inilah yang memancing ketidakharmonisan antara para

pihak tersebut dan menyingkirkan kaidah-kaidah hukum yang semula ada.

Ketidakharmonisan ini kadang berujung pada tindakan anarkis dari

golongan tertentu terhadap golongan yang lain atau bahkan terhadap

6 Artidjo Alkostar dan M. Sholeh Amin, Pembangunan Hukum dalam Presfektif

Politik Hukum Nasional, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986), h. X.

Page 74: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

61

lembaga penyelenggara pemilu sekalipun. Dengan dalih atau alasan

bermacam-macam seperti demi menegakkan hak sebagai warga negara

yang wajib mendapat perhatian dan keadilan.

Diungkapkan oleh andriansyah7, tantangan panwaslu ada pada

keterbatasan wewenang yang dimilikinya. Diantaranya kewenangan

sosialisasi yang dimiliki kpud, keterbatasan anggaran yang tidak bisa

ditentukan sendiri oleh panwaslu, sehingga panwaslu hanya menerima

anggaran yang dianggarkan saja. Selain itu tantangan terbesar panwaslu

adalah kedudukan yang bersifat ad hoc. Dapat diamati bersama, panwaslu

kota depok dibentuk ketika kpud sedang membentuk kpu tingkat

kecamatan. Artinya ada beberapa proses pelaksanaan Pemilukada serentak

yang sudah dimulai namun tim pengawasnya sendiri belum dibentuk. Hal

ini mengakibatkan adanya kekosongan pengawasan dalam proses

pelaksanaan Pemilukada serentak.

Dalam menjawab tantangan yang diterima panwaslu dalam

melaksanakan peran dan fungsinya, panwaslu mengajak masyarakat untuk

sama sama peduli akan pengawasan Pemilukada demi terciptanya

Pemilukada yang aman, jujur, dan adil. Seperti dikutip dari

santananews.com bahwa panwaslu kota depok meminta bantuan

masyarakat untuk turut melakukan pengawasan proses pelaksanaan

Pemilihan umum kepala daerah serentak di kota depok. Pasalnya,

panwaslu kota depok memiliki sumber daya manusia yang sangat minim

7 Wawancara dengan Andriansyah, ketua panwaslu kota depok, 18 Mei 2017

Page 75: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

62

untuk memantau seluruh tahapan pelaksanaan Pemilukada 9 Desember

2015. Kata Andriansyah, peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk

mengawasi pelaksanaan Pemilukada agar berjalan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku sangat dinanti. Selain itu, semakin banyak masyarakat yang

melakukan pemantauan pelaksanaan Pemilukada maka pelaksanaan

Pemilukada akan semakin baik. Karena kesempatan pihak tertentu untuk

melakukan kecurangan bisa diminimalisir, bahkan dicegah.

Dalam mewujudukan pelaksanaan pemilu yang aman, panwaslu

depok sudah menjalankan peran dan fungsi dengan sebaik mungkin sesuai

amanat undang-undang. Salah satu tindakan yang ditempuh dalam

mengantisipasi terjadinya sengketa pemilu adalah dengan mengawal

pelaksanaan sosialisasi yang dilakukan kpud. Mengawal dalam arti ikut

serta dalam menjalankan proses sosialisasi, walaupun sebenarnya

kewenangan sosialisasi itu ada pada kpud, namun panwaslu selalu

mencoba ikut serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya

dalam keadaan-keadaan tertentu. Sosialisasi menjadi langkah pemahaman

terhadap masyarakat luas, karena dengan pahamnya masyarakat akan

hadirnya panwaslu dan pemahaman akan tugas pokok dan fungsi

panwaslu, maka masyarakat akan lebih mudah melaporkan kejadian-

kejadian yang tidak sepatutnya terjadi saat pemilu. Selain itu adanya

deteksi dini dari panwaslu yang ditugaskan kepada panwas tps untuk

mengirimkan foto hasil perhitungan di masing-masing tps. Hal ini

Page 76: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

63

dimaksudkan guna menjadi acuan panwaslu apabila terjadi pelanggaran

dalam bentuk penggelembungan suara di kpud, ungkap andriansyah.8

8 Wawancara dengan Andriansyah, ketua panwaslu kota depok, 18 Mei 2017.

Page 77: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasaran uraian bab I sampai bab IV di atas, pada akhirnya peneliti

menyimpulan :

1. Bahwa kekuatan wewenang yang diberikan kepada panwaslu dalam

undang-undang masih relatif lemah karna panwaslu tidak memiliki

wewenang lain ketika rekomendasinya tidak mendapat respon positif

dari KPUD, karena KPUD menolak menindaklanjuti rekomendasi

yang diberikan panwaslu, maka sangat disayangkan bahwa

rekomendasi panwaslu hanya dijadikan hiasan belaka dalam proses

penyelesaian sengketa.

2. Dalam menjalankan fungsi pengawasan mengenai mekanisme

penyelesaian sengketa, panwaslu masih kurang memahami mekanisme

penyelesaiannya. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya surat

panwaslu tentang permohonan tidak dapat diterima. Alasan atau

pertimbangan hukum yang digunakan panwaslu bertentangan dengan

Peraturan Bawaslu Nomor 8 Tahun 2015. Hal ini disebabkan karna

kurang pahamnya panwaslu terhadap tugas dan wewenangnya dalam

proses penyelesaian sengketa. Hal ini mencerminkan bahwa

pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pengawas di atas panwaslu

tingkat kabupaten/kota belum berhasil.

Page 78: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

64

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti ingin memberikan saran

bahwa :

1. Panwaslu sebagai lembaga pengawas pemilu di tingkat kabupaten/kota

seyogyanya memiliki kewenangan yang lebih khususnya dalam hal

penyelesaian sengketa. Mengingat seringnya laporan maupun temuan

yang diterima panwaslu atas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.

Hal ini guna menyaring laporan atau temuan tersebut dan menjadikan

panwaslu lebih mandiri dalam menjalankan fungsi pengawasan.

2. Badan pengawas pemilu tingkat pusat maupun provinsi untuk lebih

mempersiapkan calon-calon anggota panwaslu di tingkat bawahnya

guna memantapkan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya

sebagai lembaga pengawas pemilu. Mengingat waktu yang disediakan

oleh undang-undang yang sedikit, maka hendaknya pembinaan dan

pelatihan dilaksanakan semaksimal mungkin. Panwaslu pada tingkat

kabupaten/kota memiliki mitra kerja yaitu KPU kabupaten/kota yang

mana berbeda dalam sifatnya. Panwaslu bersifat ad hoc sedangkan

KPU bersifat tetap. Hal ini bisa mengakibatkan adanya kekosongan

pengawasan dalam beberapa proses ketika mendekati Pemilukada

maupun pemilu eksekutif dan legislatif. Terlebih kedepannya akan ada

badan peradilan khusus pemilu yang mana ini membutuhkan

pengawasan yang lebih baik lagi.

Page 79: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

65

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku:

Abdullah, Rozali. Mewujudkan Pemilu yang Lebih Berkualitas. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2009.

Alkostar, Artidjo dan M. Sholeh Amin. Pembangunan Hukum dalam Presfektif

Politik Hukum Nasional. Jakarta: Rajawali, 1986.

Asshiddiqie, Jimly. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan

dalam UUD 1945. Yogyakarta: FH UII Press, 2005.

---------- Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2009.

---------- Hukum tata negara & pilar-pilar demokrasi. Jakarta: Sinar Grafika,

2012.

---------- Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. p. 2, 2013.

Bahasa, T. P. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008.

Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik-edisi revisi. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2010.

Fadjar, Mukhtie. Tipe Negara Hukum. Malang: Bayu Media Publishing, 2005.

Fuady, M. Teori Negara Hukum Modern (Rechtstaat). Bandung: Refika Aditama,

2011.

Gaffar, Janedri M. Demokrasi Konstitusional Praktik Ketatanegaraan Indonesia

Setelah Perubahan UUD 1945. Jakarta: Konstitusi Press, 2012.

Handayaningrat, Soewarno. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen.

Jakarta: CV. Hj. Masagung, 1986.

Handoyo, B. Hestu. Hukum Tata Negara, Menuju Konsolidasi Sistem Demokrasi.

Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2009.

Hidayatullah, T. P. Demokrasi, HAM & Mayarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta

Press, 2000.

Jimly Asshiddiqie dan M. Ali Safa'at. Teori Hans Kelsen tentang Hukum. Jakarta:

Sekretariat Jendral & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006.

M.D., M. Mahfud. Demokrasi Konstitusi di Indonesia. Yogyakarta: Liberty, 1993.

Marbun, S.F. Dimensi-Dimensi Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: UII

Press, 2004.

Page 80: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

66

M.Soebagin. Hukum Keuangan Negara. Jakarta: Rajawali Press, 1991.

Mariana, Dede. Demokrasi & politik desentralisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu,

2008.

Marzuki, P. Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2011.

Pradhanawati, Ari. Pemilukada Langsung Tradisi Baru Demokrasi Lokal.

Surakarta: Pustaka Rumpun Ilalang, 2005.

Santoso, Topo & Didik Supriyanto. Mengawasi pemilu mengawal demokrasi.

Jakarta: RajaGrafindo Persada.S.F.Marbun. (2004). Dimensi-Dimensi

Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: UII Press, 2004.

Sodikin. Hukum pemilu (Pemilu sebagai praktek ketatanegaraan). Bekasi:

Gramata Publishing, 2014.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press, 1986.

---------- dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif (Suatu TInjauan Singkat).

Jakarta: Rajawali, 1985.

Subagyo, Firman. Menata Partai Politik (Dalam Arus Demokratisasi Indonesia).

Jakarta: RMBOOKS, 2009.

Sujamto. Aspek-Aspek Pengawasan di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996.

Sukardja, Ahmad. Hukum tata negara & Hukum administrasi negara dalam

prespektif fikih siyasah. Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

Tamrin, Abu dan Nurhabibi Ihya. Hukum Tata Negara. Ciputat: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010.

Terry, George R. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Tutik, T. Triwulan. Kontruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen

UUD 1945. Jakarta: Kencana, 2011.

Ubaedillah, Abdullah & Abdul Rozak. Pancasila, Demokrasi, HAM, dan

Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Jakarta.Winarno, B. (2007).

Globalisasi dan Krisis Demokrasi. Yogyakarta: Medpress, 2003.

yuhana, Abdy. Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Perubahan UUD 1945.

Bandung: Fokusmedia, 2013.

Winarno, Budi. Globalisasi dan Krisis Demokrasi. Yogyakarta: Medpress, 2007.

Page 81: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

67

Jurnal:

Harahap, Hasrul. Evaluasi Pelaksanaan Pemilukada Serentak 2015. Jurnal

Reinaissance, 2015.

Rajab, Achmadudin. Tinjauan Hukum Eksistensi dari Undang-Undang

Nomor 8 tahun 2015 setelah 25 kali Pengujian Undang-Undang di

Mahkamah Konstitusi pada tahun 2015. Jurnal Hukum &

Pembangunan, 2016.

Wulandari, Lia. Evaluasi Pilkada Serentak 2015. Jurnal Pemilu &

Demokrasi. 2015.

Peraturan Perundang-Undangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu

Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang penetapan peraturan pemerintah

pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang pemilihan

gubernur, bupati, dan walikota menjadi Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang penetapan peraturan pemerintah

pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang pemilihan

gubernur, bupati, dan walikota menjadi Undang-Undang

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/PUU-VIII/2010 Tentang

pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007

Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas

Peraturan Bawaslu Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pengawasan Pemilihan

Umum

Peraturan Bawaslu Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Perubahan ketiga atas

Peraturan Bawaslu Nomor 10 Tahun 2012 Tentang pembentukan,

pemberhentian, dan panggantian antar waktu Badan pengawas pemilu

provinsi, panitia pengawas pemilu kabupaten/kota, panitia pengawas

pemilu kecamatan, pengawas pemilu lapangan, dan pengawas pemilu luar

negeri

Peraturan Bawaslu Nomor 7 Tahun 2015 Tentang tata kerja dan pola

hubungan Badan pengawas pemilu, Badan pengawas pemilu provinsi, dan

Page 82: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27

68

panitia pengawas pemilu kabupaten/kota, panitia pengawas pemilu

kecamatan, pengawas pemilu lapangan, pengawas pemilu luar negeri, dan

pengawas tempat pemungutan suara

Peratuan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 Tentang

Pencalonan Pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil

bupati, dan/atau walikota dan wakil walikota.

Page 83: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27
Page 84: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27
Page 85: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27
Page 86: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27
Page 87: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27
Page 88: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27
Page 89: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27
Page 90: EKSISTENSI PANITIA PENGAWAS PEMILU (PANWASLU) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41302/1/FARID MUHAJIR-FSH.pdf · Pemilihan Umum Kepala Daerah Serentak ..... 27