15

Click here to load reader

ekonomi pertanian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi

Citation preview

1. Definisi Pertanian : Agriculture adalah digunakannya kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan tersebut (Van Aarsten). Pertanian adalah hal yang substansial dalam pembangunan, yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, penyedia bahan mentah untuk industri, penyedia lapangan kerja, dan penyumbang devisa Negara (Y.W. Wartaya Winangun) Pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas, yang didasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan merangsang pertumbuhan tanaman dan hewan dalam suatu usaha tani, dimana kegiatan produksi merupakanbisnis, sehinggga pengeluaran dan pendapatan sangat penting artinya (Mosher) Pertanian dalam pandangan modern merupakan kegiatan manusia untuk manusia dan dilaksanakan guna memperoleh hasil yang menguntungkan sehingga hams pula meliputi kegiatanekonomidan pengelolaan di samping biologi (Spedding) Pertanian adalah kegiatan ekonomi utama penduduk Indonesia, sebab lebih dari 80% penduduk bekerja pada sektor pertanian (Indianto Muin) Pertanian adalah jenis usaha yang menenkankan pada pengolahan tanah dan tanaman yang ditanam berupa tanaman pangan (Sri Sulestari) Pertanian merupakan bagian agroekosistem yang tak terpisahkan dengan subsistem kesehatan dan lingkungan alam,manusiadanbudayasaling mengait dalam suatuproses produksiuntuk kelangsungan hidup bersama (Karwan A. Salikin) Pertanian merupakan suatu usaha manusia dalam bercocok tanam dimana objeknya merupakan sebuah lahan kosong (Dwi Haryanti) Pertanian adalah salah satu cabang produksi yang berdasar pada terjadi perubahan antara bahan non organik menjadi bahan organik (Kaslan Tohir) Pertanian adalah pemakaian usaha dan tenaga manusia dalam pengelolaan alam. Atas usaha ini akan didapatkan tujuan di dalam mengarahkan perkembangan dan pertumbuhan dari tumbuhan dan hewan (Minderhoko).

Definisi ekonomi : Ekonomi adalah platform dimana sektor industri melekat diatasnya (Hermawan Kartajaya) Ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat (Paul A. Samuelson) Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan penagihan (Mill J. S) Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien (Abraham Maslow). Ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan Negara (Adam Smith) Pengertian ekonomi adalah suatu ilmu yang memelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran, yaitu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya dari segi pemenuhan barang maupun jasa (M. Manulang) Ekonomi didefinisikan sebagai studi tentang cara-cara alternative manusia dalam memilih untuk menggunakan sumber daya yang langka denganproduktif untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat memenugi keinginan (Ronald A. Wykstra) Ilmu ekonomi adalah disiplin ilmu yang sayang sekali bila tidak diperlakukan secara tidak ilmiah karena para tokoh terkemukanya sibuk mengurusi solusi-solusi untuk menghadapi masalah-masalah mendesak zaman itu (Von Neumann dan Morgenstern). Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari usaha-usaha individu dalam ikatan pekerjaan dalam kehidupannya sehari-hari. Ilmu ekonomi membahas kehidupan manusia yang berhubungan dengan bagaimana ia memperoleh pendapatan dan bagaimana pula ia mempergunakan pendapatan itu (Alfred Marshall). Ilmu ekonomi adalah Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuha manusia yang tidak terbatas (Lipsey).2. Sistem Pertanian :a). AT. Mosher Atas dasar pengalamannya menggeluti masalah pertanian di berbagai Negara berkembang, Mosher menyimpulkan bahwa ada 5 syarat pokok/mutlak (essential) dan 5 syarat tambahan/pelancar (accelerator) untuk membangun atau mengembangkan pertanian.Syarat-syarat mutlak itu menurut Mosher adalah :Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.Pembangunan pertanian akan meningkatkan produksi hasil-hasil usaha tani. Hasil-hasil ini tentunya akan dipasarkan dan dijual dengan harga yang cukup tinggi untuk menutupi biaya-biaya dan tenaga yang telah dikeluarkan para petani sewaktu memproduksinya. Di dalam memasarkan hasil-hasil produk pertanian ini diperlukan adanya permintaan ( demand) akan hasil-hasil pertanian tersebut, sistem pemasaran, dan kepercayaan para petani pada sistem pemasaran tersebut.Teknologi yang senantiasa berkembang.Teknologi pertanian berarti cara-cara bertani. Di dalamnya termasuk cara-cara bagaimana para petani menyebarkan benih, memelihara tanaman, dan memungut hasil serta memelihara ternak. Termasuk pula di dalamnya benih, pupuk, obat-obatan, alat-alat dan sumber-sumber tenaga.Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.Pembangunan pertanian memerlukan kesemua factor di atas dan tersedia di berbagai tempat dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang mungkin mau menggunakannya.Adanya perangsang produksi bagi petani.Faktor perangsang utama yang membuat petani bergairah untuk meningkatkan produksinya adalah yang bersifat ekonomis. Faktor tersebut antara lain adalah harga hasil produksi pertanian yang menguntungkan, pembagian hasil yang wajar, serta tersedianya barang-barang dan jasa yang ingin dibeli oleh para petani untuk keluarganya.Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu.Tanpa pengangkutan yang efisien dan murah, keempat syarat mutlak lainnya tidak dapat berjalan secara efektif, karena produksi pertanian harus tersebar luas. Oleh karena itu diperlukan suatu jaringan pengangkutan yang bercabang luas untuk membawa bahan-bahan perlengkapan produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke konsumen di kota-kota besar dan kecil.Disamping ke lima syarat mutlak itu, menurut Mosher ada lima syarat lagi yang adanya tidak mutlak tetapi kalau ada ( atau dapat diadakan ) benar-benar akan sangat memperlancar pembangunan pertanian.Yang termasuk syarat-syarat atau sarana pelancar adalah :1) Pendidikan Pembangunan.Pendidikan pembangunan di sini dititik beratkan pada pendidikan non formal yaitu beruapa kursus-kursus, latihan-latihan, dan penyuluhan-penyuluhan. Pendidikan pembangunan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produkivitas petani.2) Kredit Produksi.Untuk meningkatkan produksi, petani harus lebih banyak mengeluarkan uang yang digunakan untuk membeli pupuk, bibit unggul, obat-obatan, dan alat-alat lainnya. Pengeluaran ini harus dibiayai oleh tabungan atau dengan meminjam. Oleh karena itu, lembaga-lembaga prekreditan yang memberikan kredit produksi kepada para petani merupakan suatu factor pelancar yang penting bagi pembangunan pertanian.3) Kegiatan gotong royong petani.Kegiatan gotong royong biasanya digunakan secara berkelompok dan bersifat informal4) Perbaikan dan perluasan tanah pertanian.Ada dua cara tambahan untuk mempercepat pembangunan pertanian yaitu : pertama, memperbaiki mutu tanah yang telah menjadi usaha tani, misalnya dengan pupuk, irigasi, dan pengaturan pola tanam. Kedua, mengusahakan tanah baru, misalnya pembukaan petak-petak sawah baru.5) Perencanaan nasional pembangunan pertanian.Perencanan pertanian adalah proses memutuskan apa yang hendak dilakukan Pemerintah mengenai tiap kebijaksanaan dan kegiatan yang mempengaruhi pembangunan pertanian selama jangka waktu tertentu.

b) Max F Milikan & David HapgoodUntuk mengembangkan pertanian dan mengimplementasikan suatu rencana pengembangan pertanian yang efektif, diperlukan 5 syarat sebagai berikut:1. Adanya kemauan membangun/mengembangkan pertanian dalam pikiran pimpinanIni berkaitan dengan prioritas yang ditetapkan untuk sektor tertentu dalam pembangunan perekonomian suatu Negara. Tidak adanya kemauan untuk membangun pertanian dalam pikiran pimpinan nasional berarti sector pertanian tidak akan mendapat prioritas dalam pembangunan nasional. Tanpa mendapatkan prioritas selayaknya, pembiayaan dan fasilitas untuk membangun pertanian tidak akan dialokasikan secara layak. Tanpa adanya kemauan pimpinan nasional maka prioritas pengembangan akan rendah, alokasi pembiayaan dan fasilitas tidak akan besar dan lancer, serta akibat selanjutnya adalah pengembangan tidak dapat diharapkan. 2. Adanya tingkat kemantapan politik dan kontinuitas perencanaan pembangunan/pengembangan pertanianPada akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an, keadaan politik di Indonesia masih sangat rawan dan tidak ada stabilitas politik. Semua rencana pembangunan yang telah dibuat dengan susah payah tidak dapat dilaksanakan. Selanjutnya, ketika stabilitas politik sudah mulai mantap dan rencana-rencana pembangunan pertanian dapat direalisasikan maka hasilnya adalah tercapainya swasembada beras pada tahun 1984 dan swasembada kedelai pada tahun 1986. Dari pengalaman tersebut, dapat disimpulkan bahwa tanpa stabilitas politik yang mantap, setidak-tidaknya sampai pada batas terten 3. Adanya ahli administrasi dan organisasi sebagai pemikir, serta tenaga local terampil sebagai pelaksanaUntuk dapat merencanakan dan melaksanakan pengembangan pertanian, diperlukan keahlian dalam berbagai bidang, misalnya keahlian dalam organisasi pembangunan, administrasi, manajemen, dan lain-lain. Dalam jangka pendek, mungkin saja tenaga-tenaga ahli yang diperlukan itu disewa dari luar negeri, namun dalam jangka panjang hal tersebut akan berakibat buruk karena tenaga-tenaga asing tersebut belum tentu mampu memahami aspirasi bangsa di mana ia ditempatkan. Disamping itu, kehormatan suatu bangsa akan terganggu manakala bangsa tersebut harus terus bergantung sepenuhnya kepada tenaga-tenaga asing. Oleh karena itu, perlu ada tenaga terampil dari dalam negeri untuk melanjutkan pembangunan.4. Adanya pribumi berpendidikan pertanianSebelum rencana pengembangan pertanian diimplementasikan, harus sudah ada pribumi berpendidikan pertanian sehingga tidak seluruh pemikiran dan pelaksanaan ditangani oleh tenaga asing. Ini menjadi penting karena setelah tenaga asing yang disewa kembali ke negaranya maka pelaksanaan rencana tersebut dapat terus dilanjutkan. 5. Adanya pasar yang luas bagi hasil pertanianDi satu sisi, produk yang dihasilkan petani dapat terjual dan petani mendapatkan kembali dana untuk berproduksi pada musim selanjutnya. Di sisi lain, distribusi hasil pertanian tersebut dapat memenuhi kebutuhan seluruh warga Negara.

II.PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP EKONOMIDALAM BIDANG PERTANIAN2.1.Pertimbangan Ekonomis Dalam Produksi PertanianProduksi pertanian diartikan sebagai seperangkat prosedur dan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang petani pada sebidang tanah yang dikuasainya yang digunakan sebagai tempat mengelola input (sarana produksi, modal, tenaga kerja, teknologi, dan lain-lain) dengan segala kemampuan dan pengetahuannya untuk menghasilkan berbagai macam produk pertanian baik berupa produk primer maupun hasil olahannya. Dalam melaksanakan usahataninya, petani berusaha sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak dengan menggunakan biaya yang lebih sedikit agar usahataninya berkembang dan memperoleh keuntungan.Dengan perilaku petani seperti itu, tanpa disadari sesungguhnya petani sudah berhitung-hitung dan sudah menerapkan prinsip ekonomi dalam usahataninya, hanya saja belum melakukan pencatatan atau perhitungan-perhitungan tertulis. Dalam berbagai hal, seperti dalam pemilihan bibit, penggunaan pupuk, obat-obatan, dan penggunaan modal lainnya, penggunaan tenaga kerja, serta penggunaan teknologi, sebenarnya petani secara rasional telah menimbang-nimbang mana yang lebih baik hasilnya dan mana yang lebih murah biayanya. Tujuan akhirnya adalah agar biaya yang dikeluarkan untuk usahataninya serendah mungkin dan memperoleh hasil yang sebanyak mungkin.Biasanya kita mengatakan bahwa usahatani yang ideal seperti yang diharapkan adalah usahatani yang produktif dan efisien, artinya produktivitas usahataninya tinggi. Produktivitas merupakan konsep efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil (output) dari satuan input yang diberikan. Sementara kapasitas tanah adalah menyangkut kemampuan tanah untuk menyerap modal dan tenaga kerja untuk memberikan sejumlah hasil tertentu. Namun demikian, usaha pertanian tersebut harus direncanakan dengan baik dan juga harus mempertimbangkan faktor ekonomisnya. Faktor-faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mengambil suatu keputusan usaha/bisnis di bidang pertanian khususnya dalam subsistem produksi primer (usahatani) adalah masalah pemilihan komoditas, pemilihan lokasi produksi dengan pertimbangan fasilitasnya, serta skala usaha. Kemudian baru dibuat suatu rencana yang spesifik menyangkut kebutuhan input-input serta perlengkapan produksi.Dalam pemilihan komoditas, hendaknya dipilih jenis komoditas yang bernilai ekonomis tinggi menjadi prioritas utama dan perlu juga mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan pemasarannya. Di sini harus dapat dipastikan bahwa jenis komoditas yang dipilih adalah yang paling banyak yang diminta pasar dan biaya produksinya jauh lebih rendah dari harga pasar pada umumnya, dan sekaligus juga diketahui pasar-pasar mana yang memerlukan. Selanjutnya kemampuan berproduksi harus dipertahankan sebaik-baiknya dengan lebih memperhatikan kualitas dan kontinuitasnya. Kondisi topograpi, iklim setempat, dan kesesuaian lahan tidak kalah pentingnya dalam mempertimbangkan jenis komoditas yang akan diusahakan.Untuk usahatani berskala kecil pemilihan lokasi bukan merupakan prioritas yang harus dipertimbangkan, karena umumnya kegiatan produksi dilakukan di daerah domisili petani.Untuk perusahaan pertanian skala menengah ke atas, pemilihan lokasi sangat penting artinya bagi keberhasilan dan keberlanjutan usaha. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi adalah ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan sarana dan prasarana fisik penunjang, lokasi pemasaran, dan ketersediaan insentif wilayah.Ketersediaan tenaga kerjamencakup jumlah, spesifikasi, dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan, serta tingkat upah regional dan peraturan-peraturan daerah mengenai ketenagakerjaan. Jumlah tenaga kerja yang ada di suatu wilayah menjadi pertimbangan akan kecukupan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi, terutama berkaitan dengan tenaga kerja buruh dan tenaga kerja harian. Spesifikasi dan mutu tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi sangat penting untuk menjamin agar penempatan tenaga kerja yang direkrut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam suatu jenis pekerjaan. Tingkat upah regional sangat berpengaruh kepada biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Peraturan-peraturan ketenagakerjaan di daerah tersebut juga berpengaruh kepada kewajiban-kewajiban perusahaan dalam kaitannya dengan pemanfaatan tenaga kerja.Ketersediaan sarana dan prasarana fisik penunjang, seperti transportasi, dan perhubungan, komunikasi, penerangan, serta pengairan atau sumber air sangat penting artinya sebagai dasar pertimbangan dalam keputusan lokasi produksi. Sifat-sifat dan karakteristik produk-produk pertanian, perlengkapan input-input dan sarana produksinya yangvoluminousmenyebabkan ketersediaan sarana dan prasarana fisik menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan. Produk pertanian yang umumnya tidak tahan lamamemerlukan penanganan dan pengangkutan yang cepat menuju ke lokasi konsumen. Begitu juga keberadaan telekomunikasi akan menjadi penting untuk transfer informasi dari lokasi produksi ke lokasi pasar atau sebaliknya.Pertimbangan lainnya adalah lokasi pasar. Sebaiknya lokasi produksi dekat dengan lokasi pemasaran, terutama untuk komoditas-komoditas yang tidak tahan lama seperti produk hortikultura. Letak usahatani dekat pasar atau mempunyai akses transportasi yang lebih baik akan memiliki nilai ekonomis yang lebih baik karena produktivitas ekonominya lebih tinggi.Dengan kemajuan teknologi daya tahan produk, jarak antara lokasi produksi dan lokasi pasar tidak menjadi prioritas. Selain itu, insentif wilayah juga merupakan faktor pertimbangan dalam menetapkan keputusan lokasi produksi. Insentif wilayah sangat terkait dengan kebijakan pemerintah daerah baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebijakan pajak, kebijakan dan peraturan tenaga kerja, kebijakan investasi, budaya pelayanan publik, dan efektivitas pelayanan publik (debirokrasi), dan lain-lain merupakan insentif wilayah yang memiliki daya tarik bagi investor untuk berusaha di daerah tersebut.Skala usaha sangat terkait dengan ketersediaan input dan pasar. Skala usaha hendaknya diperhitungkan dengan matang sehingga produksi yang dihasilkan tidak mengalami kelebihan pasokan atau kelebihan permintaan. Begitu juga ketersediaan input, seperti modal, tenaga, bibit, peralatan, serta fasilitas produksi dan operasi lainnya harus diperhitungkan. Skala usaha yang besar, secara teoritis akan dapat menghasilkaneconomicof scaleyang tinggi. Namun kenyataannya di lapangan seringkali skala besar menjadi tidak ekonomis yang disebabkan oleh karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian yang khas.Oleh karena itu, dalam merencanakan usaha produksi pertanian, keputusan mengenai skala usaha menjadi sangat penting.Karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian juga menyebabkan skala usaha kecil di bidang pertanian kebanyakan dapat mencapai akala ekonomis. Pada umumnya tanaman hortikultura dapat diusahakan dalam skala yang kecil dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi. Akan tetapi, komoditas perkebunan (kelapa sawit, karet, tebu, dan lain-lain) akan sangat tidak efisien jika diusahakan dalam skala usaha yang kecil. Dengan demikian memberdayakan usahatani kecil pada komoditas tersebut, dipandang perlu untuk membentuk pola kemitraan, seperti perkebunan inti rakyat (PIR).2.2.Fungsi ProduksiKonsep dasar di dalam kegiatan ekonomi pada dasarnya adalah fungsi produksi. Melalui fungsi produksi akan dapat dilihat secara nyata bentuk hubungan fungsional antara input (faktor-faktor produksi) dan output (hasil produksi). Dalam hal ini dapat ditunjukkan perbedaan jumlah dari faktor produksi yang digunakan untuk memperoleh sejumlah hasil produksi, sekaligus menunjukkan produktivitas hasil. Jadi fungsi produksi menunjukkan berapa output yang diperoleh dengan menggunakan sejumlah variabel input yang berbeda.Dalam bidang pertanian fungsi produksi digambarkan sebagai berikut :P = f(S, C, R, L, T)Di mana :P=jumlah produksi yang dihasilkan (output)f=fungsi dari inputS=luas lahanC=jumlah modalR=jumlah sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan, dan lain-lain)L=jumlah tenaga kerjaT=tingkat teknologi yang digunakanDari persamaan di atas dapat dikemukakan bahwa tingkat produksi yang dihasilkan tergantung pada luas lahan yang diusahakan, jumlah modal, jumlah sarana produksi, jumlah tenaga kerja, dan tingkat teknologi yang digunakan. Misalnya penerapan dalam bentuk fungsi produk total (total product, P) yang non linier pada umumnya berupa sebuah persamaan kubik yang mempunyai titik belok dan sebuah titik puncak. Produk total merupakan fungsi dari jumlah masukan (input, faktor produksi) yang digunakan.Dalam konsep produksi juga dikenal pengertian rata-rata dan marjinal. Produk rata-rata (average product,AP) ialah jumlah keluaran atau produk yang dihasilkan dari setiap unit masukan yang digunakan, merupakan hasil bagi produk total terhadap jumlah masukan. Produk marjinal (marginal product, MP) ialah produk tambahan yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit masukan (faktor produksi) yang digunakan. Jika dalam suatu kegiatan produksi dianggap hanya terdapat satu masukan variabel, katakanlah X, sementara masukan-masukan lainnya merupakan masukan tetap, maka fungsi produksinya dapat dinyatakan dengan notasiP = f(X).Produk MarjinalSecara matematik fungsi produk marjinal merupakan turunan pertama dari fungsi produk total. Jika fungsi produk total dinyatakan denganP = f(X),maka produk marjinalnya adalah :Karena fungsi produk total yang non-linier pada umumnya berbentuk fungsi kubik, maka fungsi produk marjinalnya akan berbentuk fungsi kuadrat (parabolik). Kurve produk marjinal selalu mencapai nilai ekstrimnya , dalam hal ini nilainya maksimum, yaitu tepat pada saat kurve produk total P berada pada posisi titik beloknya.Kedudukan ini mencerminkan berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (the law of the diminishing return, LDR). Produk total mencapai puncaknya ketika produk marjinalnya nol. Sesudah kedudukan ini, produk total menurun bersamaan dengan produk marjinal menjadi negatif. Area di mana produk marjinal negatif, menunjukkan bahwa penambahan penggunaan input (masukan) yang bersangkutan justru akan mengurangi jumlah produk total, ini mengisyaratkan telah terjadi disefisiensi dalam kegiatan produksi. Dalam area ini, jika produk total hendak ditingkatkan, jumlah masukan yang digunakan harus dikurangi.Misalnya saja, jika fungsi produksi yang dihadapi seorang produsen ditunjukkan olehP = f(X) = 9 X2 X3, bagaimana bentuk persamaan produk rata-ratanya dan hitunglah produk rata-rata dan produk total tersebut jika digunakan masukan sebanyak 6 unit. Berapa produk marjinalnya jika masukan yang digunakan ditambah 1 unit?Jika produksi total :P = f(X) = 9 X2 X3; produk marjinal:MP = P = 18 X -3X2; Pmaksimum padaP = 0,yakni pada saatX = 6,denganPmaksumum= 108.P berada di titik belok dan MP maksimum padaP = (MP) = 0, yakni padaX =3.

Elastisitas ProduksiElastisitas Produksi ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah keluaran (output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan(input) yang digunakan.Jadi merupakan rasio antara persentase perubahan keluaran terhadap persentase perubahan jumlah masukan. Jika P melambangkan jumlah produk yang dihasilkan dan X melambangkan jumlah faktor produksi yang digunakan, dan fungsi produksi dinyatakan dengan P = f(X), maka elastisitas produksinya :Di mana,dP/dXadalah produk marjinal dariX[(Patauf (X)].Jika fungsi produksinya :P = f(X) = 6 X2 X3,hitunglah elastisitas produksinya pada tingkat penggunaan faktor produksi sebanyak 3 unit dan 7 unit.Hubungan Produk Marjinal dengan Produk Rata-rataProduk marjinal sama dengan produk rata-rata pada saat produk rata-rata mencapai posisi ekstrimnya (posisi maksimum). Jika produk total dinyatakan denganP = f(X),makapeoduk marjinal :MP = P = dP/dXdan produk rata-rataAP = P/X.Biaya ProduksiBiaya (cost)adalah bagian daripada harga perolehan atau harga beli barang-barang, kekayaan atau jasa yang ditunda pembebanannya (deferred cost) atau belum dipakai (dimanfaatkan) dalam hubungannya dengan realisasi penghasilan. Pengeluaran (expense) adalah biaya yang telah dibebankan pada penghasilan suatu periode tertentu.Biaya dalam proses produksi pertanian dibedakan antara pengertian biaya tetap dengan biaya variabel, hal ini sangat penting artinya dalam analisis ekonomi. Salah satu tujuan utama dalam agribisnis (perusahaan pertanian) adalah bagaimana mencapai keuntungan semaksimal mungkin (profit oriented). Untuk itu, perlu mengadakan analisis marginal, di mana biaya variabel memegang peranan utama. Oleh karena itu, pengusaha agribisnis harus bisa membedakan yang mana masuk biaya tetap dan yang mana masuk biaya variabel.Biaya tetapadalah biaya di mana nilai, macam, dan susunannya tidak akan berubah dari satu proses produksi ke proses produksi berikutnya walaupun volume produksi atau komposisi barang yang dihasilkan berubah-ubah. Hal ini bisa terjadi karena sebelum proses produksi berlangsung, nilai dan macam biaya tetap sudah ditentukan terlebih dahulu. Termasuk biaya tetap dalam perusahaan pertanian adalah nilai tanah pertanian, pajak kekayaan perusahaan, biaya asuransi, penyusutan berbagai barang produksi seperti bangunan, pembayaran angsuran pembelian tanah pertanian, pembayaran sewa berbagai barang produksi dengan uang tunai, gaji karyawan tetap, dan lain sebagainya.Biaya variabeldapat diubah sesuai dengan keinginan produsen. Biaya variabel adalah biaya yang bila dipandang secara keseluruhan berubah langsung dengan jumlah kesatuan-kesatuan yang dihasilkan. Biaya variabel dalam usaha di bidang pertanian pada mulanya menunjukkan suatu kenaikan yangdegresif(selama kapasitas sebuah perusahaan tidak digunakan sepenuhnya),kemudian meningkat secara proporsional, dan akhirnya mulai pada titik P pada Gambar berikut kenaikan tersebut menjadiprogresif(kapasitas digunakan secara sangat intensif).

Biaya TotalBiaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost, AFC) diperoleh dengan membagi biaya tetap dengan jumlah yang dihasilkan (FC : Q). Biaya variabel rata-rata (Average Variable Cost, AVC) diperoleh dengan membagi biaya variabel dengan jumlah produk yang dihasilkan (VC : Q).Marginal Cost(MC) tambahan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi satu kesatuan produk ekstra.Biaya alternatif (opportunity cost) adalah biaya menggunakan sesuatu hal dalam usaha tertentu, yaitu sebesar hasil yang dikorbankan (benefit forgone or opportunity lost) karena hal tersebut tidak dipergunakan dalam penggunaan alternatifnya yang terbaik.Biaya yang harus diperhitungkan (imputed costs). Dalam kasus faktor-faktor produksi yang tidak dibeli atau tidak disewa oleh perusahaan untuk produksi yang berlangsung, maka biaya-biayanya harus diperhitungkan, tetapi karena tidak dilakukan pembayaran kepada pihak manapun juga di luar perusahaan tersebut, maka biaya-biaya seperti itu menjadi kurang jelas. Biaya-biaya seperti itu disebutimputed costs.Imputed coststimbul karena digunakannya uang pemilik perusahaan, depresiasi alat-alat modal, kebutuhan untuk mengkompensasi dihadapinya resiko, dan sebagainya.Private costsmerupakan nilai penggunaan alternatif terbaik dari sumber-sumber yang tersedia bagi perusahaan yang bersangkutan yang dievaluasi yang dievaluasi oleh perusahaan tersebut.Social costsmerupakan nilai daripada penggunaan alternatif terbaik sumber-sumber yang tersedia bagi seluruh masyarakat yang dievaluasi oleh masyarakat yang bersangkutan. Misalkan sebuah pabrik yang didirikan di pinggir sungai membuang limbahnya ke dalam sungai tersebut. Pencemaran air sungai menyebabkan banyak ikan yang mati dan sejumlah masyarakat kota yang hidup dekat sungai tersebut terpaksa mendirikan pabrik-pabrik penjernihan air karena air sungai tidak dapat diminum begitu saja. Jadiprivate costspabrik tersebut dalam memanfaatkan sungai tersebut adalah nol.Social coststerdiri dari ikan yang mati, biaya untuk membeli alat penjernihan air.

4. VISI KABUPATEN BULUNGANMewujudkan Wilayah Agroindustri Utama yang Berwawasan Lingkungan Menuju Masyarakat Kabupaten Bulungan yang Semakin Berkualitas, Adil dan Sejahtera.