Upload
api-234745048
View
146
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
Pertemuan IV
Modul V Pendelegasian dan Pemberdayaan
Rengganis Banitya Rachmat
EKMA4116 Manajemen
PENDELEGASIAN
Apa itu pendelegasian?
Memercayakan tugas kepada orang lain namun tanggung jawab masih di tangan pendelegasi. Heller (2004)
Pemberian wewenang oleh atasan yang lebih atas kepada atasan yang lebih rendah untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan otoritas secara eksplisit dari atasan pemberi wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanankan. Mulyadi & Setiawan (2001)
Manfaat Pendelegasian
Kemampuan membebaskan diri demi tugas-tugas
lainnya
Pemanfaatan keterampilan khusus karyawan
Pemberian pelatihan dan pengalaman
Terampil memecahkan masalah
Awal tepat mempersiapkan pengganti sementara
dsb… (Modul 5 hal 5.5-5.9)
Cara Efektif Pendelagasian Tugas
Delegasikan pekerjaan yang disukai
Delegasikan tugas secara bertanggung jawab
Jangan selalu mendelegasikan tugas kepada
karyawan yang paling mampu
Percayalah kepada karyawan
Tekankan pada sasaran bukan prosedur
Alasan Atasan Tidak Melakukan
Pendelegasian (1)
Sisi Atasan:
• Belum ada waktu untuk melatih
• Kebijakan perusahaan harus dikerjaan atasan
• Kebiasaan menyelesaikan pekerjaan tanpa bantuan
orang lain
• Meragukan Kemampuan Karyawan
• Kekhawatiran jika pekerjaan didelegasikan maka sama
tidak punya pekerjaan
• dsb…. (modul 5 hal 5.11-5.14 )
Alasan Atasan Tidak Melakukan
Pendelegasian (2)
Sisi Karyawan:
Karyawan takut memikul tanggung jawab
memutuskan sesuatu
Karyawan takut dikritik jika membuat kesalahan
Ketidaktersedian waktu
Kurangnya motivasi
Kurang percaya diri
Langkah-Langkah Sebelum dilakukan
pendelegasian
Menentukan terlebih dahulu tugas/masalah yang
akan didelegasikan
Menentukan karyawan yang akan menerima
delegasi
Mempersiapkan & memberi motivasi kepada
karyawan yang menerima delegasi
Membuat persetujauan dan mendelegasikan
Memantau pekerjaan yang didelegasikan
Langkah-Langkah Mendelegasikan
Tugas dan Wewenang
Adanya persetujuan antara kedua belah pihak tentang
hasil penyelesaian tugas
Pengawasan tetap dilakukan oleh atasan
Kepercayaan pimpinan untuk mendelegasikan harus
ditunjang oleh tingkat kemampuan karyawan
dibandingkan dengan tingkat kesulitan persoalan dalam
tugas
Kapan atasan harus mendelegasikan
sebagian pekerjaannya?
• Ketika waktunya banyak digunakan untuk
menyelesaikan masalah jangka panjang
• Tidak cukup waktu kepada bagian-bagian penting
dari pekerjaan
• Waktunya banyak digunakan untuk hal-hal
mendesak dan sering kali muncul
• Menghadapi krisis, panik dalam memenuhi target
• Persolaan sepele menghambatnya untuk
memecahkan masalah besar
Proses Pelaksanaan Delegasi
1. Identifikasi semua pekerjaan dan mengukur
durasi setiap pekerjaa tersebut
2. Mengidentifikasi kemampuan karyawan
3. Pembinaan dan pelatihan
4. Monitoring dan evaluasi
Peranan Pendelegasiaan (1)
1. Pendukung Karier Atasan
Kesuksesan dalam pendelegasian akan membantu seorang middle manajer untuk naik ke posisi selanjutnya. Sukses karena mampu memberikan kesempatan dan kesuksesan pada karyawan dan sebaliknya.
Lima Peranan Karyawan
(Menerapkan strategi; memimpin dirinya sendiri dan kelompoknya; sumber informasi; memberi umpan balik; mitra kerja atasan)
Peranan Pendelegasiaan (2)
2. Sebagai metode Pelatihan yang Efektif
Pendelegasian adalah ujian yang terbaik yang mampu
mengukur tingkat kemampuan seseorang.
- Pelatihan yang unik
- Memperluas keterampilan karyawan
- Kekuatan pendorong partisipasi
- Pencetus tumbuhnya inisiatif
- Meningkatan kepuasan kerja
- Mengidentifikasikan berbagai kebutuhan pelatihan
- Sebagai Reward
Profil Karakteristik Pendelegasi (1)
Otoriter
Wewenang karyawan dibatasi hanya pada pengambilan keputusan dan penugasan yang rutin. Biasanya cenderung sewenang-wenang dan keras pendiriannya; menutupi kelemahan dirinya dengan tidak memberikan wewenang kepada karyawan
Tipe Penguji
Biasanya menggunakan kalimat tanya untuk menjalankan pendelegasian dan pengembangan karyawannya.
Profil Karakteristik Pendelegasi (2)
Bebas
Memberikan kebebasan yang besar kepada karyawan
untuk melaksanakan tugas yang didelegasikannya,
biasanya disertai wewenang dan tanggung jawab penuh.
Kelebihannya karyawan cepat dalam menyelesaikan
masalah dalam pekerjaan, kelemahannya Karyawan sulit
menerima umpan balik untuk perbaikan kinerja
Pedoman Efektif Melakukan
Pendelegasian
Menjelaskan delegasi tugas secara jelas dan
lengkap
Berikan batasan tanggung jawab dan wewenang
karyawan
Monitoring pekerjaan yang dilakukan karyawan
dst… (modul 5 hal 5.24-5.25)
Pemberdayaan
Definisi
Memaksimalkan pemberian wewenang kepada
karyawan untuk merencanakan, mengendalikan,
dan membuat keputursan tentang pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya tanpa hrus secara
eksplisit dari manajer di atasnya. (Hansen dan
Mowen, 1997)
Dasar-dasar Pemberdayaan Karyawan
Prinsip Subsidarity: tidak diperbolehkannya
badan/unit yang lebih tinggi mengambil
tanggung jawab badan/unit yang lebih rendah
Karyawan pada hakikatnya baik. Suatu
keyakinan bahwa setiap orang pada dasarnya
baik walaupun kadang melakukan kesalahan.
Trust-based relationship. Menekankan aspek
kepercayaan manajemen kepada karyawan
Manfaat Pemberdayaan terhadap Karyawan
Karyawan yang “berdaya” adalah mereka yang berbagai kebutuhan
dasarnya telah terpenuhi sehingga memiliki komitmen dan
motivasi yang tinggi.
Nilai tambah:
Memiliki tingkat kebebasan dalam pengambilan keputusan
Memiliki Kompetensi berdasarkan berbagai keterampilan yang
dibekali untuk melaksanakan tugas
Memperoleh perlakuan sebagai mitra kerja pimpinan dan
manajemen
Kiat mewujudkan Pemberdayaan
Pemberdayaan karyawan adalah hasil dari
pengembangan kompetensi dari dalam diri
karyawan itu sendiri
Kompetensi karyawan akan menghasilkan
produk dan jasa berkualitas di dalam lingkungan
kerya yang berkualitas.
Pada akhirnya berfungsi untuk mendapatkan
kepercayaan dan manajemen.
Bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif?
Kiat mewujudkan Pemberdayaan (2)
Lingkungan kerja yang kondusif:
Timbal balik kepercayaan antara manajemen dan karyawan
Terdapat komitmen karyawan terhadap visi, core belief, dan core
value suatu perusahaan
Kesediaan manajemen puncak untuk memberikan wewenang
kepada karyawan untuk mengambil keputusan atas pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab karyawan tsb
Kesediaan manajemen puncak memberikan wewenang kepada
karyawan untuk akses ke pusat informasi
Sistem penghargaan harus berbasis kinerja (performance-based
reward)
Dampak Positif Pemberdayaan terhadap
Struktur organisasi
Organisasi lebih datar
Arus informasi bergerak dari arah vertikal ke arah
horizontal
Tingkat kecepatan pemgambiln keputusan
Meminimalisasi distorsi Informasi
Meningkatnya komitment karyawan untuk
melakukan perbaikan kinerja
dsb.. (modul 5 hal 5.33-5.34)
Proses Pemberdayaan
Menetapkan kompetensi dan kesiapan mental karyawan untuk sama-sama maju dan berkembang
Mengidentifikasi kompetensi bawahan
Jika ada kompetensi yang belum dikuasai karyawan, manajer perlu mengidentifikasi kelemahannya, memberikan pelatihan
Pastikan motivasi karyawan tetap terjaga
Peningkatan pemberdayaan
Faktor untuk meningkatkan pemberdayaan:
- Penghormatan
- Mengakui keberadaan karyawan
- Penghargaan
Pedoman untuk Melakukan Pemberdayaan
Para Karyawan hendaknya diberi tahu cara untuk
mencapai kinerja yang terbaik
Dengarkanlah mereka
Ubah tindakan mereka, bukan orangnya
Tunjukan keteladanan kepada Karyawan
Perlakukan setiap orang berbeda
dsb.. (Modul 5 hal 4.39-5.41)
Pertemuan IV
Modul VI Pengawasan
Rengganis Banitya Rachmat
EKMA4116 Manajemen
PENGAWASAN
Definisi
Suatu upaya yang dilakukan oleh para manajer untuk menjaga agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh karyawan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh organisasi. Handoko (1996)
Proses pemantauan aktivitas organisasi untuk memastikan apakah aktivitas tersebut sudah sesuai dengan yang direncanakan dan sebagai proses mengkoreksi setiap penyimpangan. Robbins & Coulter (2005)
PENGAWASAN
Suatu tindakan manajemen dalam memonitor aktifitas
karyawan untuk menjamin bahwa organisasi/perusahaan
dapat mencapai tujuan dan membuat koreksi/perbaikan yang
diperlukan. Daft (2006)
Usaha sistematis untuk menetapkan standar kinerja tertentu
dengan tujuan merencanakan, mendesain sistem umpan balik
informasi untuk membandingkan kinerja yang sesungguhnya
dengan standar yang ditentukan, mengidentifikasi &
mengukur penyimpangan, melakukan perbaikan untuk
memastikan sumber daya perusahaan digunakan secara
efektif dan effisien untuk mencapai tujuan organisasi.
(Mockler)
Key Point:
- Adanya standar kinerja
- Perbandingan hasil yang diperoleh dengan rencana
- Menentukan terjadi penyimpangan/ tidak
- Melakukan perbaikan
Manfaat Pengawasan
Memperlancar tercapainya sasaran secara efisien, dan
karyawan dapat diarahkan untuk dimotivasi
Mengapa Pengawasan penting?
Perubahan
Kompleksitas
Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan
wewenang
Kesalahan
Jenis dan Tipe Pengawasan (1)
1. Pengawasan Pendahuluan (Feedforward control)
didesain untuk mendeteksi penyimpangan dari standar
tertentu dan memungkinkan perbaikan dilakukan sebelum
seluruh tahapan kegiatan tertentu diselesaikan
Cukup agresif; memerlukan informasi yang akurat &
tepat waktu mengenai perubahan dalam lingkungan.
Jenis dan Tipe Pengawasan (2)
2. Pengawasan Concurrent (Yes/No)
dimana suatu kegiatan akan terus dilanjutkan atau tidak
apabila ada persetujuan atau ada kondisi tertentu yang harus
dipenuhi
3. Pengawasan Umpan Balik
mengevaluasi hasil-hasil yang telah terjadi setelah suatu
kegiatan selesai dilakukan
memerlukan standar yang telah ditetapkan berkaitan
dengan kualitas dan kuantitas
Jenis dan Tipe Pengawasan (3)
4. Pengawasan Multiple
Manajer melakukan pengawasan terhadap semua titik
strategi pengawasan.
dirancang untuk mengantisipasi masalah2 yang muncul
pada pengawasan pendahuluan, pengawasan concurrent, dan
pengawasan umpan balik.
Proses Pengawasan
Menetapkan standard prestasi
& Metode pengukuran prestasi
Mengukur Prestasi
Apakah prestasi
sesuai dengan standar
Tidak ada Perubahan
Melakukan perbaikan-
perbaikan atau
mengevaluasi kembali
standard prestasi dan
pengukurannya
TIDAK
YA
Sumber: Hanafi, Mamduh (2003). Manajemen
Fokus Pengawasan FOKUS PENGAWASAN DESKRIPSI CONTOH
1. Kuantitas (Quantity) Jumlah produk yang
dihasilkan
Memproduksi lima belas
unit dalam satu hari kerja
2. Kualitas (Quality) Jumlah produk yang
dapat diterima oleh
konsumen atau lolos uji
kualitas
Menghasilkan 99.5%
produk yang memenuhi
standard
3. Ketepatan waktu
(Timeliness)
Kecepatan atau ketepatan
dalam memberikan
layanan atau jasa
Semua sales
representatives (tenaga
penjualan) menyerahkan
laporan penjualan tepat
waktu
4. Anggaran (Budget) Jumlah deviasi atau
penyimpangan anggaran
Menggunakan anggaran
tidak melebihi jumlah
yang ditetapkan
Faktor yang mempengaruhi efektivitas
pengawasan
Faktor Kondisi Rekomendasi Pengawasan
Lingkungan
Organisasi
Kecil Informal, Pribadi, Manajer keliling untuk mengawasi
Besar Formal, impersonal, sistem pengendalian berdasarkan
laporan dan peraturan
Posisi dan
Tingkat
Tinggi Banyak Kriteria
Rendah Sedikit Kriteria
Tingkat
Desentralisasi
Tinggi Peningkatan jumlah dan luas Kendali
Rendah Pengurangan jumlah kendali
Budaya
Organisasi
Terbuka dan
mendukung
Informal, pengendalian mandiri
Mengancam Pengendalian formal yang dipaksakan
Pentingnya
suatu kegiatan
Tinggi Pengendalian dengan kerjasama yang luas
Rendah Pengendalian yang longgar dan informal
Standar
Definisi
Unit pengukuran yang dapat dijadikan sebagai titik acuan untuk
menilai hasil yang dicapai.
1. Standar yang bersifat nyata (tangible standard)
cth. Kualitas kerja, kualitas produk, ukuran, dll
2. Standar yang bersifat tidak nyata (intangible standard)
cth. Sikap, Moral, Etika
Merancang Sistem Pengawasan
1. Prestasi bidang kunci (key performance area)
aspek-aspek penting yang harus berfungsi efektif agar
unit kerja/keseluruhan organisasi dapat mencapai sukses
seperti yang diharapkan.
2. Mengidentifikasi Titik-titik pengawasan Strategik
manajemen harus memperhatikan titik-titik penting
dalam suatu operasi tertentu.
Jenis dan Metode Pengawasan
Metode Pengawasan Non-Kuantitatif
Bersifat menyeluruh terhadap semua aspek penting dalam organisasi, dan sebagian besar berkaitan dengna kegiatan mengawasi aktivitas dan kinerja karyawan
- Melakukan observasi, mengadakan inspeksi secara langsung dan rutin, mengkaji laporan, baik secara lisan/tertulis, melakukan brainstorming dengan bawahan secara berkala, melakukan evaluasi
Metode Pengawasan Non-Kuantitaif
1. Management by Objective (MBO)
Penetapan tujuan secara bersama2 antara manajer dan bawahan, perumusan secara jelas tanggung jawab utama setiap individu dalam bentuk sasaran-sasaran yang harus dicapai, dan pengunaan ukuran-ukuran tersebut sebagai pedoman pengoperasian unit kerja ataupun individu-individu.
Mengevaluasi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
Metode Pengawasan Non-Kuantitaif
2. Management by Exception (MBE)
fokus pada bidang pengawasan yang paling kritis dan strategis, dan menyerahkan urusan-urusan rutin dan tidak strategis pada karyawan atau manajer yang lebih rendah
3. Management Information System (MIS)
sistem perancangan dalam pengadaan, pemrosesan, penyimpanan, dan penyebaran informasi untuk mendukung keputusan manajemen yang efektif
Metode Pengawasan Non-Kuantitaif
Audit Kualitas (Audit Mutu)
Audit: Kegiatan mengumpulkan berbagai informasi faktual dan
relevan melalui interaksi secara sistematis, objektif, dan
terdokumentasi pada asas manfaat
Kualitas: Kesesuaian terhadap persyaratan
Audit Kualitas/Mutu
Contoh Audit Kualitas/Mutu;
Manajemen Kualitas secara Total (TQM)
Productivity, Quality, Cost, Delivery, Safty, dan Morale
10 Prinsip untuk menerapkan manajemen mutu yang berhasil
(modul 6 hal 6.24-6.25)
Metode Pengawasan Kuantitaif
Metode ini memerlukan data-data khusus dan menggunakan
metode kuantitatif untuk mengolah data tersebut sehingga
dapat digunakan sebagai alat bantu pengawasan
Anggaran, Audit Keuangan, Analisa Break Even, Analisa Rasio
Metode Pengawasan Kuantitaif
Anggaran:
Informasi atau laporan kuantitaif resmi tentang sumber daya yang disahkan untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan selama jangka waktu tertentu
Audit Keuangan:
- Eksternal: Auditor independen dari luar organisasi
verifikasi bahwa dalam menyusun laporan keuangan sudah mengikuti prinsip2 akuntansi
- Internal: anggota organisasi itu sendiri
menjamin aset perusahanan telah dikelola dengan baik
Metode Pengawasan Kuantitaif
Analisa Break-Even:
Menggambarkan kondisi di mana perusahaan dalam keadaan tidak rugi dan juga tidak laba (Impas)
Memberikan pengukuran yang objektif untuk mengevaluasi kinerja organisasi
Analisa Rasio Keuangan
Rasio likuiditas, Leverage, Akitivitas, dan Profitabilitas
Metode Pengawasan Kuantitaif
Balance Scorecard
Selain mempertimbangkan kinerja keruangan, BSC juga
memasukan kinerja2 non-keuangan.
No DIMENSI UKURAN KINERJA
1 KEUANGAN -Tingkatan Pengembalian Investasi (ROI); Revenue
Mix (Bauran Pendapatan); Asset Turnover
(pemanfaatan Aktiva); dll
2 Pelanggan - Pangsa Pasar; Tingkat perolehan Pelanggan Baru;
Tingkat Kepuasan Pelanggan; dll
3 Proses Bisnis Intern - Inovasi; Efektivitas dan efisiensi operasi; Layanan
Purna Jual; dll
4 Pembelajaran dan
Pertumbuhan
- Kompetensi SDM; Kualitas Lingkungan Kerja;
Motivasi; pemberdayaan pegawai; dll
Modul 6 Hal 6.28
Karakteristik Pengawasan yang Efektif
1. Akurat
2. Tepat waktu
3. Ekonomis
4. Fleksibel
5. Objektif dan bisa dipahami
6. Kriteria yang masuk akal
7. Penempatan yang Strategis
8. Disesuaikan dengna rencana dan struktur organisasi
9. Disesuaikan dengan Manajer
10. Tindakan perbaikan
Referensi
Modul Manajemen Universitas Terbuka
Slide Tutorial Manajemen
Widita Rarasati
Fadia Dewanda