10
eJournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (2): 94-103 ISSN 0000-0000 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2013 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT Trustco Insan Mandiri Samarinda) Sapardianto [[email protected]] Abstrak Bagi perusahaan betapa pentingnya memelihara aset keuangan maupun non keuangan dengan melakukan evaluasi kinerja. Konsep untuk melakukan evaluasi pengukuran kinerja tersebut dinamakan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Balanced Scorecard merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang modern dengan mempertimbangkan empat perspektif (yang saling berhubungan) yang merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan. Konsep ini kemudian digunakan untuk mengukur kinerja PT Trustco Insan Mandiri. PT Trustco Insan Mandiri merupakan perusahaan jasa yang memiliki fungsi mendidik manusia menjadi profesional di bidangnya dengan maksud meningkatkan kualitas kerja sumber daya manusia tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui kinerja PT Trustco Insan Mandiri jika diukur menggunakan konsep Balanced Scorecard. Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan metode pengumpulan data primer dan data sekunder dari perusahaan. Hasil penelitian pada periode 2008-2009 terdapat alat ukur dalam kriteria tidak baik yaitu ROI, DAR, akuisisi pelanggan, inovasi produk dan proses operasi. Pada periode 2009-2010 kriteria tidak baik terdapat pada CR, DAR, retensi pelanggan, inovasi produk, proses operasi dan retensi karyawan. Pada periode 2010-2011 kriteria tidak baik terdapat pada CR, akuisisi pelanggan dan proses operasi. Kata Kunci : Balanced Scorecard dan Kinerja Pendahuluan Adanya pergeseran tingkat persaingan bisnis dari industrial competition ke information competition, sehingga mengubah alat ukur atau acuan yang dipakai oleh perusahaan untuk mengukur kinerjanya. Perubahan teknologi sejalan dengan persaingan yang semakin ketat di dunia bisinis. Hal ini mendorong kebutuhan akan informasi begitu sangat mendesak untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan analisa tersebut maka diketahui

ejournal Sapardianto, S.AB (05-02-13-09-04-24)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem pengendalian manajemen

Citation preview

Page 1: ejournal Sapardianto, S.AB (05-02-13-09-04-24)

eJournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (2): 94-103 ISSN 0000-0000 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2013

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN

DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT Trustco Insan Mandiri Samarinda)

Sapardianto

[[email protected]]

Abstrak

Bagi perusahaan betapa pentingnya memelihara aset keuangan maupun

non keuangan dengan melakukan evaluasi kinerja. Konsep untuk melakukan

evaluasi pengukuran kinerja tersebut dinamakan Balanced Scorecard.

Balanced Scorecard dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P.

Norton. Balanced Scorecard merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang

modern dengan mempertimbangkan empat perspektif (yang saling berhubungan)

yang merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu

perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara

berkelanjutan. Konsep ini kemudian digunakan untuk mengukur kinerja PT

Trustco Insan Mandiri.

PT Trustco Insan Mandiri merupakan perusahaan jasa yang memiliki

fungsi mendidik manusia menjadi profesional di bidangnya dengan maksud

meningkatkan kualitas kerja sumber daya manusia tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui kinerja PT

Trustco Insan Mandiri jika diukur menggunakan konsep Balanced Scorecard.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan metode

pengumpulan data primer dan data sekunder dari perusahaan.

Hasil penelitian pada periode 2008-2009 terdapat alat ukur dalam

kriteria tidak baik yaitu ROI, DAR, akuisisi pelanggan, inovasi produk dan proses

operasi. Pada periode 2009-2010 kriteria tidak baik terdapat pada CR, DAR,

retensi pelanggan, inovasi produk, proses operasi dan retensi karyawan. Pada

periode 2010-2011 kriteria tidak baik terdapat pada CR, akuisisi pelanggan dan

proses operasi.

Kata Kunci : Balanced Scorecard dan Kinerja

Pendahuluan

Adanya pergeseran tingkat persaingan bisnis dari industrial competition

ke information competition, sehingga mengubah alat ukur atau acuan yang

dipakai oleh perusahaan untuk mengukur kinerjanya. Perubahan teknologi sejalan

dengan persaingan yang semakin ketat di dunia bisinis. Hal ini mendorong

kebutuhan akan informasi begitu sangat mendesak untuk membantu manajemen

dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan analisa tersebut maka diketahui

Page 2: ejournal Sapardianto, S.AB (05-02-13-09-04-24)

Analisis kinerja Balanced Scorecard PT Trustco Insan Mandiri – Sapardianto

95

betapa pentingnya memelihara seluruh aset, tidak hanya aset keuangan saja.

Mengkaji lebih dalam tentang ini ada sebuah konsep yang disebut Balanced

Scorecard yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton.

Konsep Balanced Scorecard mengkaji empat perspektif dalam mengukur kinerja

perusahaan yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis

internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

Salah satu yang perlu menerapkan konsep ini adalah perusahaan jasa,

yaitu PT Trustco Insan Mandiri. Perusahaan tersebut memiliki fungsi mendidik

manusia menjadi profesional di bidangnya dengan maksud meningkatkan kualitas

SDM tersebut sehingga membuat pelanggan (lembaga) menjadi lebih produkktif,

penulis tertarik untuk meneliti kinerja PT Trustco Insan Mandiri itu sendiri.

Apalagi mengingat perusahaan tersebut hanya memiliki karyawan yang tidak

lebih dari delapan orang dan tidak melakukan iklan sama sekali di media cetak

dan media elektronik seperti televisi. Ibaratnya jika kita ingin membuat orang lain

mahir berbahasa inggris, tentu terlebih dulu diri kita harus mahir bahasa inggris.

Jika seorang guru ingin anak didiknya pandai membaca, tentu terlebih dahulu

guru tersebut harus pandai membaca.

Tujuan penelitian ini untuk mengaetahui kinerja dari PT Trustco Insan

Mandiri jika diukur dengan konsep Balanced Scorecard. Penelitian ini diharapkan

dapat menjadi rujukan perusahaan dalam mengahapi persaingan bisnis. Secaara

teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan refrensi perbendaharaan

materi Balanced Scorecard.

Kerangka Dasar Teori

Pengukuran Kinerja

Pengertian pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2007: 419) adalah

sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian

organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Perusahaan

Pengertian perusahaan menurut UU No.8 Tahun 1997 Pasal 1 adalah

setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus

dengan memperoleh keuntungan dan atau laba bersih, baik yang diselenggarakan

oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau

bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah negara

Republik Indonesia.

Balanced Scorecard

Menurut Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard merupakan pengukuran

kinerja perusahaan yang modern dengan mempertimbangkan empat perspektif

(yang saling berhubungan) yang merupakan penerjemahan strategi dan tujuan

yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian

diukur dan dimonitor secara berkelanjutan (Yuwono, 2007:7). Terdapat empat

Page 3: ejournal Sapardianto, S.AB (05-02-13-09-04-24)

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 94-103

96

perspektif dalam Balanced Scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif

pelanggan, perspektif proses internal bisnis serta perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan.

Metode Penelitian

Jenis penilitian ini merupakan penelitian studi kasus menggunakan

sumber data primer dan data sekunder yang pengumpulan datanya melalui

wawancara dan studi kepustakaan. Pada konsep Balanced Scorecard diukur

masing-masing indikator yang ada pada setiap perspektif.

1. Perspektif Keuangan

Pada perspektif keuangan untuk menilai kinerja keuangan digunakan analisis

rasio keuangan profitabilitas (ROI), likuiditas (current ratio), dan solvabilitas

(debt to asset ratio).

2. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan terdapat dua indikator yang digunakan yaitu akuisisi

pelanggan dan retensi pelanggan. Akuisisi pelanggan dihitung dari jumlah

pelanggan baru dibandingkan dengan total keseluruhan pelanggan pada

periode tertentu. Retensi pelanggan dapat dihitung dari perbandingan jumlah

pelanggan yang tetap setia pada periode tertentu dan total jumlah pelanggan

pada periode sebelumnya.

3. Perspektif Proses Internal Bisnis

Pada perspektif ini terdapat tiga indikator yaitu inovasi produk, proses operasi

dan layanan purna jual. Inovasi produk diperoleh dengan cara menghitung

persentase pendapatan yang berasal dari setiap produk baru (revenue of new

products) untuk suatu periode tertentu dibandingkan dengan total pendapatan

dalam periode tersebut. Proses operasi dilihat dari waktu mengurus agar jasa

yang dijual bisa sampai kepada pelanggan. Mulai dari yang sifatnya

administrasi di awal sampai dengan pelaksanaan. Layanan purna jual

merupakan perbandingan antara keluhan pelanggan yang berhasil ditangani

oleh perusahaan dengan total keluhan yang masuk.

4. Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan

Pada perspektif ini terdapat dua indikator yaitu produktivitas karyawan dan

retensi karyawan. Produktivitas karyawan dihitung dengan membandingkan

keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang

dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Retensi karyawan

Kemampuan perusahaan mempertahankan karyawan.

Tabel 3.1. Kriteria Kinerja Perspektif Keuangan

Alat Ukur Perspektif Keuangan Kriteria Baik

ROI Rasio profitabilitas Rasio meningkat

CR Rasio likuiditas Rasio optimal 200%

DAR Rasio solvabilitas Rasio menurun

Sumber : Kasmir, 2008 : 202

Page 4: ejournal Sapardianto, S.AB (05-02-13-09-04-24)

Analisis kinerja Balanced Scorecard PT Trustco Insan Mandiri – Sapardianto

97

Tabel 3.2. Kriteria Kinerja Perspektif Pelanggan

Alat Ukur Perspektif Pelanggan Kriteria Baik

Akuisisi Pelanggan Rasio pelanggan baru

terhadap total pelanggan Rasio meningkat

Retensi Pelanggan

Rasio pelanggan lama

terhadap total pelanggan

pada periode sebelumnya

Rasio meningkat

Sumber : Yuwono, 2007 : 165

Tabel 3.3. Kriteria Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis

Alat Ukur Perspektif Proses Internal

Bisnis Kriteria Baik

Inovasi Produk Kontribusi produk baru

terhadap laba Rasio meningkat

Proses Operasi Waktu pelayanan administrasi Waktu semakin

sedikit

Layanan Purna Jual Rasio keluhan yang berhasil

ditangani Rasio meningkat

Sumber : Yuwono, 2007 : 166

Tabel 3.4. Kriteria Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Alat Ukur Perspektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan Kriteria Baik

Produktivitas

Karyawan

Rasio laba perusahaan

terhadap total karyawan

Nilainya

meningkat

Retensi Karyawan Rasio karyawan yang keluar

terhadap total karyawan Rasio menurun

Sumber : Norton dan Kaplan, 2000 : 113

Hasil Penelitian dan Pembahasan

PT Trustco Insan Mandiri merupakan perusahaan jasa yang memiliki

fungsi mendidik manusia menjadi profesional di bidangnya dengan maksud

meningkatkan kualitas kerja sumber daya manusi. Tersebar di 16 kota besar di

Indonesia. Untuk di Samarinda beralamat di Jln. Juanda 8 Komplek Perkantoran

Juanda Plaza Blok A-10.

Dari perspektif keuangan, kinerja PT Trustco Insan Mandiri dapat dilihat

pada tabel berikut :

Page 5: ejournal Sapardianto, S.AB (05-02-13-09-04-24)

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 94-103

98

Tabel 4.1. Rasio Keuangan PT Trustco Insan Mandiri

Rasio 2008 2009 2010 2011

Return On Investmen 8,75 % 6,67 % 18,75 % 33,33 %

Current Ratio 700% 189% 484% 909%

Debt to Asset Ratio 0,63 % 1,77 % 1,94 % 1,83 %

Sumber : PT Trustco Insan Mandiri, 2013

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa periode 2008-2009 kondisi

ROI tidak baik karena mengalami penurunan 23,77%. Walaupun begitu

perusahaan masih dalam kondisi profit yang baik karena nilai ROI positif. Untuk

periode 2009-2010 dan 2010-2011 kondisi ROI baik, masing-masing mengalami

peningkatan yaitu 181,11% dan 77,77%. Periode 2008-2009 kondisi Current

Ratio masuk kategori baik karena mendekati 200%. Pada periode 2009-2010

kondisi Current Ratio tidak baik, jauh melebihi 200%. Demikian pula di periode

2010-2011 kondisi jauh lebih tidak baik, karena angka terlalu tinggi yaitu 909%.

Walupun demikian, pada setiap periode perusahaan masih dalam kondisi likuid.

kondisi DAR pada periode 2008-2009 masuk kriteria tidak baik karena terjadi

kenaikan 180,95%. Di periode 2009-2010 kondisi DAR kembali pada kriteria

yang tidak baik, mengalami kenaaikan 9,60%. Walaupun demikian kondisi

perusahaan masih dalam keadaan solvable. Pada periode 2010-2011, kondisi

DAR mengalami penurunan 5,67% sehingga masuk kategori baik.

Pada perspektif pelanggan, diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel

berikut :

Tabel 4.2. Data Jumlah Pelanggan PT Trustco Insan Mandiri

Kategori Pelanggan 2008 2009 2010 2011

Pelanggan Baru

(lembaga) 80 98 114 122

Pelanggan Lama

(lembaga) 12 17 11 28

Total Pelanggan

(lembaga) 92 115 125 150

Sumber : PT Trustco Insan Mandiri, 2013

Hasil pengukuran pada perspektif pelanggan dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 4.9. Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan

Alat Ukur 2008 2009 2010 2011

Akuisisi Pelanggan 86,96 % 85,22 % 91,20 % 81,33 %

Retensi Pelanggan 13,04 % 18,48 % 9,57 % 22,40 %

Sumber : Data diolah peneliti

Berdasarkan analisis data yang terlihat pada Tabel 4.9 Kondisi akuisisi

pelanggan pada periode 2008-2009 tidak baik karena mengalami penurunan 2%.

Page 6: ejournal Sapardianto, S.AB (05-02-13-09-04-24)

Analisis kinerja Balanced Scorecard PT Trustco Insan Mandiri – Sapardianto

99

Sedangkan periode 2009-2010 masuk kriteria baik dengan mengalami

peningkatan 7,01%. Pada periode berikutnya, yakni 2010-2011 mengalami

penurunan 10,82% dengan kriteria tidak baik. Retensi pelanggan menggambarkan

bahwa periode 2008-2009 masuk dalam kriteria baik karena mengalami

peningkatan 41,72%. Pada periode berikutnya dalam kondisi tidak baik karena

mengalami penurunan hingga 48,21%. Pada perode 2010-2011 masuk kategori

baik.

Pada perspektif proses internal bisnis, diperoleh data sebagaimana tertera

pada tabel berikut :

Tabel 4.3. Data Indikator Perspektif Proses Internal Bisnis

Keterangan 2008 2009 2010 2011

Produk Baru Tidak ada Tidak ada Tidak ada Anak Jenius

Indonesia

(AJI)

Proses operasi 1 – 4 pekan 1 – 4 pekan 1 – 4 pekan 1 – 4 pekan

Keluhan

Pelanggan

2 komplain 3 komplain 3 komplain 3 komplain

Keluhan yang

selesai ditangani

2 komplain 3 komplain 3 komplain 3 komplain

Sumber : PT Trustco Insan Mandiri, 2013

Hasil pengukuran pada perspektif proses internal bisnis dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 4.13. Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis

Alat Ukur 2008 2009 2010 2011

Inovasi Produk 0 % 0 % 0 % 2,50 %

Proses Operasi 1 – 4 Pekan 1 – 4 Pekan 1 – 4 Pekan 1 – 4 Pekan

Lay. Purna Jual 100 % 100 % 100 % 100 %

Sumber : Data diolah

Pada Tabel 4.13 terlihat bahwa kondisi inovasi produk periode 2008-2009

dan 2009-2010 dalam kriteria tidak baik, karena tidak ada peningkatan sama

sekali. Berbeda pada periode 2010-2011, terjadi inovasi produk yang memberikan

kontribusi 2,5% laba bersih. Kondisi proses operasi dalam kriteria tidak baik.

Karena sama sekali tidak ada perubahan persentase. Kondisi layanan purna jual

masuk kriteria baik pada setiap periode. Hal ini menggambarkan perusahaan

mampu menyelesaaikan permasalah atau komplain dari para pelanggan.

Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, diperoleh data

sebagaimana tertera pada tabel berikut :

Page 7: ejournal Sapardianto, S.AB (05-02-13-09-04-24)

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 94-103

100

Tabel 4.4. Data Indikator Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Keterangan 2008 2009 2010 2011

Jumlah Karyawan

(orang)

5

5

7

7

Laba Bersih

(Rp. 000,-)

70.000,-

100.000,-

300.000,-

600.000,-

Resign / PHK

(orang)

0

0

2

0

Sumber : PT Trustco Insan Mandiri, 2013

Hasil pengukuran pada perspektif proses dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 4.18. Pengukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Alat Ukur 2008 2009 2010 2011

Produktivitas

Karyawan Rp.14.000.000 Rp.20.000.000 Rp.42.857.143 Rp.85.714.286

Retensi

Karyawan 0 % 0 % 28,57 % 0 %

Sumber : Data diolah

Berdasarkan Tabel 4.18 kondisi produktivitas karyawan selalu mengalami

peningkatan pada setiap periode. Ini menggambarkan bahwa produktivitas

karyawan masuk dalam kriteria baik pada setiap periode. Kondisi retensi

karyawan pada periode 2008-2009 dalam kriteria baik. Berbeda pada periode

2009-2010, kondisi retensi karyawan masuk dalam kriteria tidak baik. Sedangkan

pada periode 2010-2011 retensi karyawan kembali membaik.

Berdasarkan analisis dari masing-masing perspektif dalam konsep

Balanced Scorecard maka dapat dilihat hasil pengukuran kinerja PT Trustco

Insan Mandiri Samarinda pada tabel berikut :

Page 8: ejournal Sapardianto, S.AB (05-02-13-09-04-24)

Analisis kinerja Balanced Scorecard PT Trustco Insan Mandiri – Sapardianto

101

Tabel 4.22. Kinerja PT Trustco Insan Mandiri Samarinda yang Diukur

dengan Konsep Balanced Scorecard

PERSPEKTIF KEUANGAN 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011

- ROI Tidak Baik Baik Baik

- CR Baik Tidak Baik Tidak Baik

- DAR Tidak Baik Tidak Baik Baik

PERSPEKTIF

PELANGGAN

2008 – 2009 2009 - 2010 2010 - 2011

- Akuisisi Pelanggan Tidak Baik Baik Tidak Baik

- Retensi Pelanggan Baik Tidak Baik Baik

PERSPEKTIF PROSES

INTERNAL BISNIS

2008 – 2009 2009 - 2010 2010 - 2011

- Inovasi Produk Tidak Baik Tidak Baik Baik

- Proses Operasi Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik

- Layanan Purna Jual Baik Baik Baik

PERSPEKTIF

PEMBELAJARAN DAN

PERTUMBUHAN

2008 – 2009

2009 - 2010

2010 - 2011

- Produktivitas Karyawan Baik Baik Baik

- Retensi Karyawan Baik Tidak Baik Baik

Sumber : Data diolah

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Pada periode 2008-2009, ROI dalam kondisi tidak baik karena kenaikan

laba tidak berbanding lurus dengan kenaikan aset perusahaan, persentase kenaikan

aset 87,5% sedangkan persentase kenaikan laba 42,86%. Faktor penyebab

perbedaan kenaikan persentase ini karena perusahaan kurang mampu menekan

pengeluaran (biaya) dan mungkin juga disebabkan menurunnya pendapatan.

Demikian pula dengan Debt to Asset Ratio (DAR).

Pada periode 2008-2009 kondisi DAR yang tidak baik disebabkan oleh

lemahnya kontrol terhadap utang perusahaan. Ini dilihat dari persentase kenaikan

utang yaitu 430%. Tidak sebanding dengan kenaikan aktiva yang hanya 87,5%.

Kondisi DAR yang tidak baik juga terjadi pada periode 2009-2010.

Pada periode 2009-2010 kondisi Current Ratio (CR) tidak baik

disebabkan nilai aktiva lancar begitu tinggi dibandingkan dengan utang lancar. hal

ini manggambarkan perusahaan belum mampu mengelola kas dan unsur-unsur

aktiva lancar lainnya dengan baik. Kondisi CAR yang tidak baik juga terjadi pada

periode 2010-2011.

Periode 2008-2009, akuisisi pelanggan tidak baik disebabkan minimnya

jumlah karyawan sehinga lebih banyak terfokus pada pelanggan lama serta dari

para calon pelanggan sendiri yang lebih memilih melakukan training indoor di

Page 9: ejournal Sapardianto, S.AB (05-02-13-09-04-24)

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 94-103

102

Pulau Jawa. Akuisisi Pelanggan juga dalam kriteria tidak baik pada periode 2010-

2011.

Pada periode 2009-2010, retensi pelanggan tidak baik. Faktor penyebab

turunnya persentase tersebut dikarenakan tidak semua pelanggan melakukan

agenda training setiap tahun. Sedangkan penyebab internal adalah minimnya

jumlah karyawan

Pada periode 2008-2009 dan 2009-2010 inovasi produk masuk kriteria

tidak baik karena memang perusahaan tidak ada meluncurkaan produk baru.

Pada setiap periode yang diteliti, proses operasi masuk kriteria tidak baik

dikarenakan perusahaan tidak melakukan deadline pengurangan waktu proses

administrasi.

Periode 2009-2010 kriteria retensi karyawan dalam keadaan tidak baik.

Pada periode ini terjadi pengunduran diri karyawan sebanyak 2 orang. Perusahaan

belum mampu membuat karyawan merasa nyaman sehingga karyawan

mengundurkan diri dan beralih bekerja ke perusahaan lain.

Saran

Perlu adanya pemanfaatan aktiva lancar (terutama kas) untuk

menormalkan nilai current ratio. Salah satu pemanfaat tersebut bisa dilakukan

dengan menciptakan suatu produk baru atau dengan melakukan inovasi-inovasi

produk yang lainnya dengan pertimbangan yang matang agar tidak mengganggu

kewajiban jangka pendek.

Perlu adanya penambahan karyawan agar lebih fokus pembagian kerjanya.

Kemudian bisa juga dengan membuat departemen khusus untuk melakukan

ekspansi mencari pelanggan baru dan membuat departemen khusus pula bagian

pelayanan pelanggan lama.

Untuk proses operasi disarankan perusahaan menetapkan waktu yang

lebih singkat dalam proses pengurusan administrasi dan hal-hal lainnya yang

menunjang proses penyaluran produk jasa perusahaan. Yang semula maksimal 4

pekan, bisa dipersingkat misal dengan 2 pekan dengan catatan tetap dalam koridor

standar operasional. Ini bertujuan agar pelanggan merasa lebih nyaman karena

proses administrasi tidak terlalu lama.

Untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan konsep Balanced

Scorecard disarankan agar menambah lebih banyak lagi indikator yang

digunakan.

Daftar Pustaka

Anthony, Robert N dan Robert H. Hermanson. 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi

Pertama. Jakarta : Salemba Empat

Aurora, Novella. 2010. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur

Pengukuran Kinerja. Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro

Hermawan, Asep. 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta : PT

Grasindo

Page 10: ejournal Sapardianto, S.AB (05-02-13-09-04-24)

Analisis kinerja Balanced Scorecard PT Trustco Insan Mandiri – Sapardianto

103

Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. 2000. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi

Balanced Scorecard. Jakarta : Erlangga

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Mulyadi. 2005. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard.

Yogyakarta : UPP AMP YKPN

. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta :

Salemba Empat

Putri, Dhika Pratiwi. 2008. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan

Konsep Balanced Scorecard. Skripsi. Surakarta : Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Sawir, Agnes. 2001. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, Cetakan Kedua. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Yuwono, Sony, dkk. 2007. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Pengertian dan Definisi Perusahaan. 2013.

http://carapedia.com/pengertian_definisi_perusahaan_info2035.html

(diakses 02 April 2013)