55
EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) AGIL SIHAB HAFIT 1602406026 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020

EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

i

i

EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA

DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG

(Vigna sinensis L.)

AGIL SIHAB HAFIT

1602406026

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 2: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

ii

ii

EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA DOSIS

YANGBERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG

(Vigna sinensis L.)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Cokroaminoto Palopo

AGIL SIHAB HAFIT

1602406026

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 3: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

iii

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Efektivitas Pemberian MOL Rebung Bambu Pada Dosis Yang

Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Nama : Agil Sihab Hafit

NIM : 1602406026

Program Studi : Agroteknologi

Tanggal Ujian : 26-Agustus-2020

Menyetujui,

Pembimbing II, Pembimbing I,

Mutmainnah, S.P., M.Si. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si.

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Agroteknologi, Dekan Fakultas Pertanian,

I Nyoman Arnama, S.P., M.Si. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si.

Tanggal: Tanggal:

Page 4: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

iv

iv

Page 5: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

v

v

Page 6: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

vi

vi

ABSTRAK

Agil Sihab Hafit. 2020. Efektivitas Pemberian MOL Rebung Bambu Pada Dosis

Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang

(Vigna sinensis L.) (dibimbing oleh Rahman Hairuddin dan Mutmainnah).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas

pemanfaatan MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

kacang panjang dan mengetahui berapa konsentrasi MOL rebung bambu yang

efektif memberikan pengaruh terbaik bagi pertumbuhan tanaman kacang panjang.

Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Kampus II

Universitas Cokroaminoto Palopo, dijalan Lamaranginang, Kota Palopo, pada

bulan Desember sampai Maret 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan sehingga

terdapat 24 unit percobaan. Taraf perlakuan yang digunakan yaitu MOL rebung

bambu P0 (kontrol), P1 = 50 ml/l air, P2 = 100 ml/l air, P3 = 150 ml/l air, P4 =

200 ml/l air dan P5 = 250 ml/l air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan MOL rebung bambu perlakuan P5= 250 ml/l menghasilkan jumlah

bunga bobot buah, jumlah buah, dan panjang buah terbaik dengan rata-rat jumlah

bunga yaitu P5: 44,63 hari, bobot buah yaitu P5: 223,38 gram, jumlah buah P5:

11,88 buah dan panjang buah yaitu P5: 190,00 cm. Hasil penelitian efektivitas

pemanfaatan MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan dan hasil kacang

panjang tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah

bunga,umur berbunga, jumlah buah, berat buah dan panjang buah. Hal ini diduga

karena kurangnya konsentrasi MOL rebung bambu sehingga tidak mampu

meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang panjang.

Kata Kunci : MOL rebung bambu,tanaman kacang panjang.

Page 7: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

vii

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas berkat dan

Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul”

Efektivitas Pemberian MOL Rebung Bambu Pada Dosis Yang Berbeda Terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)”.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menemui hambatan dan

kesulitan. Namun, berkat ketekunan dan kerja keras yang disertai dengan

dukungan doa dari kedua orang tua segenap keluarga, sehingga semua hambatan

dan kesulitan dapat penulis atasi dengan baik. Selain itu, skripsi ini dapat

terselesaikan berkat kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang

telah memotivasi dan membimbing penulis, baik tenaga maupun ide atau

pemikiran. Semoga amal bakti yang telah diberikan mendapat ganjaran pahala

disisi Tuhan yang Maha Esa selalu memberikan berkah bagi kita. Untuk itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Drs. Hanafie Mahtika., M.S., selaku Rektor Universitas Cokroaminoto

Palopo.

2. Rahman Hairuddin., S.P., M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Cokroaminoto Palopo sekaligus sebagai dosen pembimbing I.

3. I Nyoman Arnama, S.P., M.Si., selaku Ketua Program Studi Agroteknologi.

4. Mutmainnah, S.P., M.Si., selaku dosen pembimbing II

5. Seluruh Dosen Program Studi Agroteknologi serta segenap civitas akademik

Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo yang tak kenal lelah

memberi nasihat, bimbingan, dan bantuan lainnya yang sifatnya membangun.

6. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

yang telah memberikan bantuan dan kerja sama serta semangat yang tidak

sempat penulis sebutkan satu persatu.

Walaupun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi segala

kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan skripsi ini, namun sebagai manusia

biasa tidak luput dari kekeliruan dan kesalahan. Dan penulis menyadari bahwa

dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

Page 8: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

viii

viii

dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran yang konstruktif dari

pembaca demi menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata penulis sampaikan bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,

oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun

dari semua pihak demi kelancaran perbaikan proposal ini. Penulis berharap

semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada kita semua, rahmat dan berkat

dari Tuhan yang Maha Esa.

Palopo, Maret 2020

Agil Sihab Hafit

Page 9: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

ix

ix

RIWAYAT HIDUP

AGIL SIHAB HAFIT. Lahir di Desa Lanipa pada tangggal 09

Februari 1999. Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten

LUWU. Sebagai anak pertama dari sembilan bersaudara lahir

dari pasangan Hamka dan Fita Eni Zuhria. Pendidikan formal

yang dilalui adalah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 555

Minangatallu pada tahun 2004 sampai dengan 2010.

Kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2

Mario dan lulus pada tahun 2013, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 15 LUWU, lulus pada tahun 2016. Dari

SMA kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di kota Palopo dan

diterima sebagai Mahasiswa pada Program Studi Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Cokroamintoto Palopo pada tahun 2016. Penulis

Menyelesaikan Skripsi yang Berjudul “Efektivitas Pemberian MOL Rebung

Bambu Pada Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)”

Page 10: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

x

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

KETERANGAN HASIL SIMILARITY CHECK SKRIPSI ............................ iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI ........................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori................................................................................ 4

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 10

2.3 Kerangka Pikir ........................................................................... 10

2.4 Hipotesis ..................................................................................... 12

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu ..................................................................... 13

3.2 Bahan dan Alat .......................................................................... 13

3.3 Metode Percobaan ..................................................................... 13

3.4 Metode Pelaksanaan .................................................................. 14

3.5 Parameter Pengamatan ............................................................... 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 16

4.2 Pembahasan ................................................................................ 23

Page 11: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

xi

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 26

5.2 Saran .......................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 27

LAMPIRAN 1 .................................................................................................. 30

LAMPIRAN 2 ................................................................................................. 31

LAMPIRAN 3 .................................................................................................. 39

Page 12: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

xii

xii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Tanaman kacang panjang ............................................................................ 5

3. Skema Kerangka Pikir Penelitian................................................................ 12

4. Diagram Rata-rata Tinggi Tanaman pada Pemberian Mol Rebung Bambu

Tanaman Kacang Panjang ........................................................................... 16

5. Diagram Rata-rata Jumlah Daun pada Pemberian Mol Rebung Bambu

Tanaman Kacang Panjang ........................................................................... 17

6. Diagram Rata-rata Umur Berbunga Pemberian Mol Rebung Bambu

Tanaman Kacang Panjang ........................................................................... 18

7. Diagram Rata-rata Jumlah Bunga pada Pemberian Mol Rebung Bambu

Tanaman Kacang Panjang ........................................................................... 19

8. Diagram Rata-rata Berat Buah pada Pemberian Mol Rebung Bambu

Tanaman Kacang Panjang ........................................................................... 20

9. Diagram Rata-rata Jumlah Buah pada Pemberian Mol Rebung Bambu

Tanaman Kacang Panjang ........................................................................... 21

10. Diagram Rata-rata Panjang Buah pada Pemberian Mol Rebung Bambu

Tanaman Kacang Panjang .......................................................................... 22

Page 13: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Denah Penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK) ............................... 30

2. Data Primer yang Telah Diolah ................................................................... 31

3. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 39

Page 14: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tanaman holtikultura yang dikenal luas oleh bangsa indonesia

adalah kacang panjang, masuk kedalam Family Fabaceae kelompok sayuran.

Kacang panjang memiliki utilitas sebagai bahan pangan, misalnya dibuat sebagai

lalapan ataupun sebagai sayur matang. Tidak hanya itu, kacang panjang juga

memiliki banyak manfaat bagi tubuh, seperti mengatur metabilosm tubuh,

meeningkatkan intelektual, meningkatkan stamina, serta melancarkan percernaan

sebab mengandung banyak serat (Zaevie et al., 2014).

Kandungan zat gizi yang terdapat pada kacang panjang cukup lengkap,

yakni mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan mineral pada polongnya

sedangkan bijinya mengandung protein, lemak, dan karbohidrat (Kurdianinggsih

et al., 2015). Namun demikian banyaknya manfaat dari kacang panjang tidak

seiring dengan jumlah produksi yang ada, yang justru mengalami penurunan

produksi. Beralaskan data statistik holtikultura tahun 2014, produksi kacang

panjang di Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2010

kacang panjang diproduksi sebanyak 489.449, di tahun 2011 produksinya

menurun menjadi 458.307, kemudian pada tahun 2012 produksinya sebesar

455.562, pada tahun 2013 tingkat produksinya 450.859, sampai pada tahun 2014

produksinya masih menurun hingga mencapai 450.709 (BPS, 2014).

Penurunan produksi tanaman kacang panjang disebabkan karena tanah

yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang dan

teknik budidaya. Pemakain pupuk kimia dan unsur hara merupakan penyebab

utama penurunan produksi kacang panjang. Untuk faktor unsur hara yang

mempunyai fungsi signifikan bagi perkembangan tanaman, sebab jika tanaman

hanya memiliki sedikit unsur hara maka menyebabkan perkembangan tanaman

akan lambat. Faktor lainnya yakni pemakaian pupuk kimia, hal ini disebabkan

karena pemakaian pupuk kimia yang sangat banyak dan berkepanjangan akan

berdampak pada turunnya kesuburan tanah, dan meningkatkan pencemaran

lingkungan, sehingga berdampak pula terhadap kesehatan masyarakat. Oleh

karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dapat menggunakan

Page 15: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

2

2

pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia, sehingga produktivitas akan

meningkat (Arniana, A. 2012).

Menurut setiyono (2015) menyatakan bahwa penggunaan pupuk organik

biasanya dimaksudkan untuk meningkatkan sifat fisik dan biologis tanah.

Meskipun kandungan nutrisi dalam pupuk organik relatif lebih kecil daripada

pupuk anorganik, jika sifat fisik menjadi baik, sifat kimia tanah akan berubah.

Pupuk organik dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan

meningkatkan sifat fisik dan biologis tanah.

Pertumbuhan tanaman dapat dirangsang dengan menggunakan larutan mol

rebung bambu, sebab memiliki kandungan C organik serta giberalin (Maspari,

2012). Pemberian estrak rebung bambu memiliki utilitas bagi perkembangan dan

pertumbuhan tanaman, misalnya pada pertambahan diameter bibit sengon dengan

pemberian esktrak rebung bambu sebanyak 20 ml/bibit. Selanjutnya pada

pertumbuhan tinggi dan berat basah pucuk bibit sengon dengan pemberian ekstrak

rebung bambu sebanyak 50 ml/bibit. Manfaat ekstrak rebung bambu pada

tanaman lain, seperti pertumbuhan tanaman kailan dengan pemberian ekstrak

rebung bambu sebanyak 10 ml/liter (Zulfita, et al., 2013). Bukan hanya itu, MOL

rebung bambu ternyata memiliki kandungan mikroorgnisme yang bermanfaat bagi

pertumbuhan tanaman Azotobacter dan Azospirillum. Dari kandungan yang ada

tersebut, maka MOL rebung bambu mempunyai peran penting dalam merangsang

pertumbuhan pada vase vegetatif. Oleh karena itu, dalam pengaplikasiannya MOL

rebung bambu mempunyai dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan kacang

panjang. Sehingga pada penelitian ini, peneliti berupaya untuk melihat efektivitas

pemberian MOL rebung bambu pada dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman kacang panjang (Vigna sinensil L).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana efektivitas pemberian MOL rebung bambu pada dosis yang

berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang?

2. Berapa dosis MOL rebung bambu yang efektif terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman kacang panjang?

Page 16: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

3

3

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efektivitas pemberian MOL rebung bambu pada dosis yang

berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang?

2. Untuk mengetahui berapa dosis MOL rebung bambu yang efektif terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai bahan informasi bagi para mahasiswa

dan masyarakat tentang bagaimana efektivitas pemberian MOL rebung bambu

pada dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang

panjang. Selain itu sebagai bahan referensi dan bahan pembanding dengan

penelitian selanjutnya.

Page 17: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Kacang Panjang (Vignasinensis L.)

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tanah yang sangat subur

sehingga tidak mengherankan bahwa di Indonesia menanam tanaman hortikultura

seperti sayuran telah memberikan kontribusi besar, sayuran ini diperlukan setiap

hari untuk meningkatkan nutrisi manusia. Seiring bertambahnya populasi dan

kesadaran akan nutrisi, permintaan akan sayuran juga meningkat. Salah satu

sayuran yang dipilih orang adalah kacang panjang. Kacang panjang adalah salah

satu jenis sayuran yang termasuk dalam kategori kacang-kacangan (Bastianus et

al., 2014).

Kacang panjang adalah tanaman sayuran tahunan yang banyak digunakan

oleh orang-orang di Indonesia dan merupakan salah satu jenis sayuran yang dijual

setiap hari. Pemanfaatan kacang panjang sangat beragam, yang disajikan untuk

berbagai hidangan mulai dari bentuk mentah hingga masakan. Bagian tanaman

kacang panjang yang bisa dikonsumsi adalah daun dan polong (Yusnita, R. 2014).

Tanaman ini mudah tumbuh dengan baik di berbagai jenis tanah, baik

tanah sawah, lahan kering, bahkan lahan pekaranagn rumah. Kacang panjang

merupakan tanaman tahunan dalam bentuk semak, memanjat dengan belitan.

Daunnya terdiri dari tiga helai, sedangkan bunga kacang panjang seperti kupu-

kupu berwarna biru mudah, polong berwarna hijau dengan panjang sekitar 10-80

cm. Kacang panjang mempunyai dua tujuan, artinya dapat dijadikan bahan

sayuran dan sebagai pupuk bagi tanah. Tanaman sebagai pupuk tanah karena

pada akarnya terdapat bakteri Rhizobium. Bakteri ini berfungsi untuk mengikat

nitrogen bebas dari udara. Oleh karena itu, kacang panjang ditanam oleh petani

baik dalam monokultur maupun sebagai lahan sawah. (Anto A. 2013).

Kacang panjang terdiri dari 2 kelompok yaitu: tanaman merambat dan

bukan tanaman merambat. Jenis kacang panjang yang banyak dibudidayakan

adalah jenis kacang panjang yang merambat, karakteristiknya adalah tanaman

bengkok pada turus dan memiliki buah dengan panjang ± 40-70 cm, hijau atau

putih kehijauan (Zaevie et al, 2014).

Page 18: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

5

5

a. Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang

Menurut Haryanto (2013) klasifikasi tanaman kacang panjang sebagai

berikut:

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Sub kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Famili : Papilionaceae

Genus : Vigna

Spesies : Vigna sinensis (L.)

Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) bukan tanaman asli

Indonesia. Menurut berbagai sumber pustaka, tanaman ini berasal dari India dan

Afrika Tengah. Kemudian tanaman kacang panjang ini menyebar di daerah Asia

Tropika.

Gambar 1. Tanaman Kacang Panjang

a. Morfologi Tanaman Kacang Panjang

Menurut Hakim, I., (2013). Adapun morfologi tanaman kacang panjang

sebagai berikut.

a) Akar

Akar tanaman kacang panjang terdiri dari akar tunggang, akar cabang, dan

serat akar. Akar tanaman kacang panjang bisa mencapai kedalaman 60 cm. Akar

tanaman kacang panjang bisa bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. Yang

Page 19: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

6

6

memiliki peran mengikat nitrogen dari udara. Karakteristik adanya simbiosis

adalah terdapat bintil-bintil akar di sekitar pangkalan batang (Hakim, I., 2013).

b) Batang

Batang tanaman kacang panjang memeiliki ciri seperti batang berbuku-

buku, liat, berbulu, dan berwarna hijau. Batang tumbuh keatas dengan membelit

kerah kanan pada lurus atau tegakan yang di dekatnya. Batang membentuk cabang

sejak dari bagian bawah batang (Hakim,I., 2013).

c) Daun

Daun tanaman kacang panjang berupa daun majemuk melekat pada

tangkai, lonjong, berseling, panjangnya 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal

membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang

lebih 4 cm, dan berwarna hijau (Hakim,I., 2013).

d) Bunga

Bunga tanaman kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangkai bunga

keluar dari ketiak daun. Setiap ibu tangkai mempunyai 3-5 bunga. Warna

bunganya ada yang putih, biru atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk

sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi

kemampuan 10% (Chuzaimah, 2013).

e) Buah

Buah tanaman kacang panjang berbentuk polong, bulat panjang dan

ramping. Panjang polong sekitar 10-80 cm. Warna polong hijau mudah sampai

hijau keputihan. Setelah tua warna polong putih kekuningan. Polong yang mudah

sifatnya renyah dan mudah patah. Setelah tua polong menjadi liat. Pada satu

polong dapat berisi 8-20 biji kacang panjang (Chuzaimah, 2013).

f) Biji

Bentuk biji kacang panjang yaitu bulat panjang dan agak pipih, tetapi

kadang-kadang juga terdapat sedikit melengkung. Biji yang telah tua memiliki

warna yang beragam, yaitu kuning, cokelat, kuning kemerah-merahan, putih,

hitam, bercak merah (merah putih), bergantung pada jenis varietasnya. Biji

memiliki ukuran besar, (panjang × lebar), yaitu 8-9 mm × 5-6 mm (Chuzaimah,

2013).

Page 20: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

7

7

b. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang

Syarat tumbuh bagi tanaman harus dipenuhi agar pertanaman dapat

tumbuh dan berproduksi secara optimal. Faktor iklim yang mempengaruhi

keberhasilan budidaya tanaman kacang panjang meliputi ketinggian tempat, curah

hujan, cahaya, dan kelembaban udara.

a) Tanah (pH)

Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, namun

yang paling baik adalah tanah subur, gembur, dan banyak mengandung bahan

organik dan drainasenya baik. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang yang baik,

maka (pH) tanah berkisar antara 5,5-6,5. Bila (pH) terlalu kemasaman dapat

menyebabkan tanaman tumbuh kurang maksimal karena teracuni garam

aluminium (Al) yang larut dalam tanah. Bila (pH) terlalu basah (diatas pH 6,5)

menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar (Kamil, 2013).

b) Iklim

Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman

antara lain ketinggian tempat, tanaman tumbuh baik pada tanah latosol/lempung

berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya

baik, sinar matahari, dan curah hujan (Kamil, 2013).

c) Ketinggian Tempat

Kacang panjang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran

rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian 0-1000 mdpl, tetapi yang paling baik

didataran rendah pada ketinggian kurang dari 800 mdpl. Penananaman didataran

tinggi, umur panen relatif lama, tingkat produksi maupun produktivitasnya lebih

rendah bila dibanding dengan dataran rendah. Ketinggian tempat berkaitan erat

dengan suhu, yang merupakan faktor penting bagi tanaman. Tanaman kacang

panjang memerlukan kondisi lingkungan tumbuh yang optimal pula, Tanaman

kacang panjang sangat peka terhadap perubahan faktor lingkungan tumbuh,

khususnya tanah dan iklim. Kebutuhan air sangat tergantung pada pola curah

hujan yang turun selama pertumbuhan, pengelolaan tanaman, serta umur varietas

yang ditanam (Kamil, 2013).

Page 21: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

8

8

d) Suhu

Suhu antara 20-30ºC, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500

mm/tahun. Sedangkan suhu maksimum untuk budidaya tanaman kacang panajang

adalah 35ºC dan suhu minimum 10ºC. Budidaya kacang panjang bisa dilakukan

sepanjang musim kemarau, namun kebiasaan petani menanamnya di awal musim

hujan, terkecuali untuk tanah sawah, petani biasanya menananam di musim

kemarau. Kacang panjang menyukai tanah gembur yang terkena langsung sinar

matahari dengan drainase yang baik (Kamil, 2013).

e) Curah hujan

Kacang panjang dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah

hujan 1,500-2,500 mm per tahun. Tanamaan ini paling baik di tanam pada akhir

musim kemarau (menjelang musim kemarau) atau akhir musim hujan (menjelang

musim kemarau). Pada saat peralihan, air hujan tidak begitu banyak sehingga

sangat cocok untuk fase pertumbuhan awal kacang panjang, fase pengisian dan

pemasakan polong. Pada fase tersebut dikhawatirkan terjadi serangan penyakit

bercak bila curah hujan terlalu tinggi (Kamil, 2013).

c. Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang

Beberapa hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman kacang

panjang (Hidajati, W. 2013):

Hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman kacang panjang antar

lain: Ulat grayak (Prodenis sp.), lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon), Ulat

penggerek polong (Maruca testulalis), Kutu daun (Aphis cracivora Koch),

Penyakit bercak daun (cercospora sp) dan penyakit layu fusarium (fusarium

oxyparium). Pengendalian dapat dilakukan dengan cara tanaman tanam awal dan

serempak, sanitasi lingkungan, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan kacang-

kacangan, penggunaan mulsa jerami, penggunaan musuh alami baik parasitoid,

predator, maupun entomopatogen dan pengendalian kimiawi dengan

menggunakan insektisida untuk hama dan fungisida untuk penyakit (Hidajati, W.

2013).

Page 22: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

9

9

2. MOL Rebung Bambu

Rebung bambu merupakan tunas muda yang berasal dari tanaman bambu.

Tunas muda ini biasanya tumbuh diantara batang-batang bambu yang sudah

dewasa dengan warna kulit yang hitam pekat dan memiliki bulu-bulu halus yang

gatal. Masyarakat pada umumnya menggunakan rebung bambu sebagai sayuran

karena rasanya yang enak dan ekonomis karena mudah didapat dan mudah

tumbuh dimana saja. Tetapi rebung bambu ternyata dapat dijadikan sebagai bahan

dasar dalam pembuatan larutan mikroorganisme local (MOL). (Kencana dkk.,

2012).

Rebung adalah salah satu jenis tanaman yang berpotensi diekstraksi menjadi

MOL karena mengandung zat pengatur tumbuh. Mikroorganisme lokal

mengandung zat yang dapat membantu pertumbuhan tanaman dan zat yang

mendorong pertumbuhan tanaman seperti giberilin, sitokinin, auksin, dan

inhibitor. Rebung mengandung hormon Gibberilin sehingga ekstraknya dapat

digunakan untuk merangsang pertumbuhan bibit (Maspary, 2012). Rebung MOL

mengandung Fosfor 59 mg, Kalsium 13 mg, Besi 0,50 mg, Kalium 20,15 mg

(Nugroho, 2013).

Larutan MOL adalah larutan fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai

sumberdaya yang tersedia. Larutan MOL mengandung bakteri yang berpotensi

sebagai perombak bahan organic dan perangsang pertumbuhan pada tanaman.

Sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai dekomposer, pupuk hayati dan

pertisida organik terutama sebagai fungisida (Lindung, 2015).

Selain itu MOL rebung bambu juga mengandung mikroorganisme yang

sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman, yaitu Azotobacter dan

Azospirillum. Menurut Maspary (2012), solusi MOL rebung memiliki cadangan C

dan giberalin organik yang tinggi sehingga dapat mendukung pertumbuhan

tanaman. Jika dilihat dari kandungan, rebung bambu MOL dapat digunakan

sebagai stimulator pertumbuhan pada fase vegetatif. Rebung MOL memiliki

pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang panjang.

Page 23: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

10

10

2.2 Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Yunus Radiarta dkk, (2019), tentang respon pemberian

MOL (mikro organisme lokal) rebung bambu terhadap pertumbuhan cabai rawit

(Capsicum frutescens L.) di media gambut. Hasil menunjukkan bahwa pemberian

mikroorganisme lokal rebung bambu 1 liter memberikan respon yang baik

terhadap diameter batang tanaman cabai rawit dengan pencapaian rataan selisih

tertinggi 2.80 mm. dan pemberian mikroorganisme lokal rebung bambu 2 liter

memberikan respon yang baik terhadap jumlah daun tanaman cabai rawit dengan

pencapaian jumlah selisih tertinggi 13 helai.

Hasil penelitin Achmad Fatoni dkk, (2016), tentang Pengaruh MOL Rebung

Bambu(Dendrocalamusasper) dan Waktu Pengomposan terhadap Kualitas Pupuk

dari Sampah Daun. Hasil penelitian di duga bahwa dosis MOL 100 ml rebung dan

14 hari waktu permentasi adalah perlakuan terbaik dalam mempengaruhi kualitas

pupuk dari serasah daun.

Hasil penelitian Abdullah Samosir dan Gusniwati (2014), tentang

Pemberian MOL rebung di pembibitan kelapa sawit (Elaisguineensis Jacq) secara

signifikan mempengaruhi pertumbuhan tinggi bibit, diameter bibit, jumlah daun,

luas daun, penurunan berat kering dan berat kering. Pemberian MOL rebung 50

ml memberikan pertumbuhan terbaik biji kelapa, tinggi daun, berat kering akar,

dan penurunan berat kering pada PreNursery.

2.3 Kerangka Pikir

Tanaman kacang panjang merupakan salah satu komoditas sayuran yang

sangat potensial untuk dikembangkan, karena kacang panjang mempunyai nilai

ekonomi yang cukup tinggi. Kacang panjang juga yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat sebagai sayuran. Dalam upaya peningkatan gizi masyarakat, kacang

panjang penting sebagai sumber vitamin dan mineral. Meskipun memiliki

kandungan nutrisi yang cukup lengkap dan banyak digunakan oleh masyarakat,

produksi kacang panjang terus menurun. Dalam beberapa tahun terakhir, tanaman

kacang panjang mengalami penurunan karena degradasi lahan atau lahan karena

petani menggunakan terlalu banyak bahan kimia untuk mencapai banyak hasil,

tetapi di belakang penggunaan pupuk kimia yang akan merusak tanah dan

menyebabkan penurunan produksi tanaman kacang panjang.

Page 24: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

11

11

Jadi salah satu alternatif yang baik untuk mengatasi masalah di atas adalah

dengan menggunakan pupuk organik, salah satunya dilakukan dengan

menggunakan MOL rebung bambu, karena tingginya kandungan zat pengatur

tumbuh. Larutan MOL mengandung nutrisi mikro dan makro dan juga

mengandung bakteri yang memiliki potensi untuk merombak bahan organik dan

merangsang tanaman, sehingga larutan MOL dapat digunakan baik sebagai

pengurai dan dengan menggunakan rebung MOL dapat memperbaiki struktur

tanah karena berlebihan penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan produksi

tanaman kacang panjang.

Page 25: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

12

12

Gambar 2. Skema Kerangka Pikir Penelitian

2.4 Hipotesis

1. Diduga bahwa pemanfaatan MOL rebung bambu dapat meningkatkan

pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang panjang.

2. Pemberian dosis terbaik MOL rebung bambu mampu meningkatkan

pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang panjang.

P0

Kontrol

P1 = MOL

rebung

bambu

sebanyak

50

ml/liter air

P2 =MOL

rebung

bambu

sebanyak

100

ml/liter

air

P3 =MOL

rebung

bambu

sebanyak

150

ml/liter

air

P4 = MOL

rebung

bambu

sebanyak

200

ml/liter

air

P5 = MOL

rebung

bambu

sebanyak

250

ml/liter

air

Memperbaiki Sruktur Tanah

dan Meningkatkan

Pertumbuhan serta Produksi

Tanaman Kacang Panjang

Penggunaan MOL Rebung

Bambu dengan Perlakuan yang

Berbeda

Penggunaan Pupuk

Kimia Sangat

Berlebihan

Perombak Bahan Organik,

Perangsang Pertumbuhan,

Kesuburan Tanah

Rendah

Sebagai Dekompuser,Pupuk

Hayati

Hasil Kacang Panjang

Menurun

Kacang Panjang

Page 26: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

13

13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan II Kampus II Fakultas

Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo Jalan Lamaranginang Kelurahan

Batupasi Kecamatan Wara Utara Kota Palopo. Waktu pelaksanaan penelitian pada

bulan Desember 2019 sampai Maret 2020.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih kacang panjang

(varietas Kanton Tavi), air, rebung bambu, air kelapa, gula merah, bambu, plastik

label dan tali.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul, ember plastik,

papan Penelitian, selang, botol, gelas ukur, kalkulator, isolasi, parang, meteran,

timbangan, buku, pulpen, gunting, label perlakuan dan kamera.

3.3 Metode Percobaan

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)

dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga terdapat 24 unit percobaan. Adapun

perlakuan yang diberikan sebagai berikut:

P0 = Kontrol

P1 = MOL rebung bambu dengan dosis 50 ml/liter air

P2 = MOL rebung bambu dengan dosis 100 ml/liter air

P3 = MOL rebung bambu dengan dosis 150 ml/liter air

P4 = MOL rebung bambu dengan dosis 200 ml/liter air

P5 = MOL rebung bambu dengan dosis 250 ml/liter air

Data pengamatan kemudian dianalisis secara statistik menggunakan

analisis sidik ragam (uji F). Apabila analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh

nyata maka dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 0.05 (data

pengamatan kemudian dianalisis menggunakan sidik ragam, selanjutnya data diuji

dengan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%)

Page 27: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

14

14

3.4 Metode Pelaksanaan

1. Persiapan Lahan

Pengolahan dialakukan sebelum penanaman, pertama yang dilakukan yaitu

membersihkan dari rumput-rumput liar, kemudia tanah dicangkul sedalam 30 cm

hingga tanah menjadi gembur, lalu dibuat bedengan dengan ukuran lebar 60-80

cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi bedengan 30 cm, panjang bedengan 60

cm. Pembuatan parit disekeliling bedeng juga sangat di perlukan untuk

mengurangi genangan air pada musing hujan.

2. Persiapan benih

Persiapan benih dilakukan dengan cara diseleksi terlebih dahulu dengan

memilih benih yang berasal dari varietas yang unggul dan memisahkan benih

yang rusak. Benih tidak disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam

pada lubang tanam yang telah disiapkan.

3. Penanaman

Penanaman benih dilakukan dengan cara dibuatkan lubang tanam. Pada

setiap bedeng terdapat 2 lubang dengan jarak lubang tanam antar bedeng adalah

50 cm. Penanaman dilakukan dengan cara benih dimasukkan ke dalam lubang

tanam sebanyak 2 biji, kemudian tutup dengan tanah. Setelah penanaman harus

dilakukan pemeliharaan, penyulaman dan pemupukan agar pertumbuhan tanaman

menjadi baik.

4. Pembuatan MOL rebung bambu

Sebelum memulai pembuatan MOL rebung bambuh terlebih dahulu

siapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan MOL rebung bambu

yaitu rebung bambu kurang lebih 3 kg, air kelapa sebanyak 3,5 liter, gula merah

sebanyak 2,5 ons, ember plastik, selang, botol dan isolasi. Rebung bambu di

tumbuk halus atau diiris-iris dan dimasukkan pada ember atau tong plastik,

campurkan dengan gula merah yang sudah dihaluskan dan aduk sampai rata,

rendam dengan air kelapa sebanyak 3,5 liter, tutup rapat ember dengan plastik,

dan berikan selang plastik yang disambungkan dengan air yang berada pada botol.

Dilakukan fermentasi selama 15 hari sampai tercium aroma hasil fermentasi

Setelah itu larutan MOL rebung bambu siap untuk digunakan.

Page 28: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

15

15

5. Pemberian perlakuan/aplikasi

Pengaplikasian MOL rebung bambu dilakukan sebanyak 3 kali. Aplikasi

pertama dilakukan pada saat awal penanaman, aplikasi kedua dilakukan pada saat

tanaman berumur 2 MST dan aplikasi ketiga dilakukan pada saat tanaman

berumur 4 MST. Pengaplikasian MOL rebung bambu dilakukan dengan cara

menyiram MOL rebung bambu disekitar perakaran tanaman menggunakan gelas

ukur dengan jarak 5 cm dari batang tanaman sesuai dengan dosis perlakuan yang

telah ditentukan dalam rancangan penelitian.

6. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur dua minggu setalah

tanam. Kemudian pengamatan dilakukan 2 minggu sekali untuk parameter tinggi

tanaman, jumlah daun, umur berbungah dan jumlah bungah. Sedangkan

pengamatan untuk parameter jumlah buah, panjang buah dam berat buah

dilakukan setelah panen.

3.5 Parameter Pengamatan

1. Tinggi tanaman (cm)

2. Jumlah daun ( helai)

3. Umur berbunga (helai)

4. Jumlah bunga

5. Jumlah buah

6. Panjang buah (cm)

7. Berat buah (kg)

Page 29: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian dengan pengaplikasian MOL

rebung bambu ini adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Tanaman (cm)

Rata-rata tinggi tanaman kacang panjang pada minggu kedua setelah tanam

sampai minggu keempat setelah tanam dapat dilihat pada Tabel Lampiran 3a

sedangkan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 3b.

Gambar 3. Diagram Tinggi tanaman pada Pemanfaatan Pemberian MOL Rebung

Bambu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang

Panjang.

Hasil rata-rata tinggi tanaman kacang panjang tidak berpengaruh nyata

pada pemanfaatan MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman kacang panjang. Diagram diatas menunjukkan rata-rata tinggi tanaman

kacang panjang terbaik ditujukkan pada perlakuan P4 dengan nilai rata-rata

108,70 cm, terbaik kedua ditunjukkan pada P1 dengan rata-rata 105,56cm, terbaik

85.75

105.56

65.63

93.23

108.70

65.50

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

1 2 3 4 5 6P0 P4

P5

Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P5

Tin

ggi

Tan

am

an

(C

m)

Page 30: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

17

ketiga P3 dengan rata-rata 93,23 cm, terbaik keempat P0 dengan rata-rata 85,75

cm, kemudian terbaik kelima terdapat pada P2 dengan rata-rata 65,63cm

sedangkan untuk hasil terendah pemanfaatan MOL rebung bambu ditunjukkan

pada perlakuan P5 dengan rata-rata 65,50 cm.

2. Jumlah Daun (helai)

Rata-rata jumlah daun tanaman kacang panjang pada minggu kedua sampai

minggu keempat dapat dilihat pada Tabel Lampiran 6a sedangkan analisis sidik

ragamnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 6b.

Gambar 4. Diagram Rata-rata Jumlah Daun pada Pemanfaatan Pemberian MOL

Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kacang Panjang.

Hasil rata-rata untuk parameter jumlah daun kacang panjang tidak

berpengaruh nyata pada pemanfaatan MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman kacang panjang. Dapat dilihat pada diagram diatas

perlakuan P3 dengan nilai rata-rata sebesar 28,38 untuk hasil terbaik dengan

pemanfaatan MOL rebung bambu. Terbaik kedua P4 dengan nilai rata-rata 26,75,

terbaik ketiga terlihat pada P0 dengan nilai rata-raat 26,25, terbaik keempat P1

dengan nilai rata-rata 23,75, terbaik kelima P5 dengan nilai rata-rata 21,88

sedangkan perlakuan dengan rata-rata terendah dengan pemanfaatan MOL rebung

26.25

23.75

21.50

28.38 26.75

21.88

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

1 2 3 4 5 6P0 P1 P2 P3 P4 P5

Perlakuan Perlakuan

Ju

mla

h D

au

n (

Hela

i)

P0 P1 P2 P3 P4 P5

Page 31: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

18

bambu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang, terdapat

pada P2 dengan nilai rata-rata 21,50.

3. Umur Berbunga (hari)

Hasil pengamatan umur berbunga tanaman kacang panjang dari minggu

pertama sampai minggu keempat dapat dilihat pada Tabel Lampiran 7a sedangkan

analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Tabel Liagram 7b.

Gambar 5. Diagram Rata-rata Umur Berbunga pada Pemanfaatan Pemberian

MOL Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kacang Panjang.

Berdasarkan rata-rata umur berbunga tanaman kacang panjang berbeda

nyata, pada perlakuan P5 memperlihatkan kemuncul bunga yang paling cepat

sedangkan kelambatan untuk kemuncul bunga dapat dilihat pada perlakuan P0

pemanfaatan MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

kacang panjang. Diagram diatas menunjukkan P0 (kontrol) nilai rata-rata umur

berbunga tanaman kacang panjang yaitu 28,50 hari untuk hasil terbaik, terbaik

kedua terdapat pada P2 yang menunjukkan rata-rata umur berbunga 28,38 hari,

terbaik ketiga P3 dengan nlai rata-rata 27,00 hari, selanjutnya terbaik keempat P4

dengan rata-rata 25,13 hari, kemudian diikuti terbaik kelima P5 dengan nilai rata-

rata 23,13 hari dan P2 merupakan hasil terendah dengan nilai rata-rata 24,88 hari

28,50 b 28,38 b

24,88 ab

27,00 ab

25,13 ab

23,13 a

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

1 2 3 4 5 6P0 P2 P3 P4 P5

Perlakuan

P0

Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan

P1

Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan

Um

ur B

erb

un

ga (

Hari)

Page 32: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

19

dengan pemanfaatan MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman kacang panjang.

4. Jumlah Bunga (hari)

Rata-rata jumlah bunga tanaman kacang panjang pada minggu pertama

sampai minggu kedelapan lima hari atau sama dengan hari terakhir hitung jumlah

bunga untuk data penelitian dapat dilihat pada Tabel Lampiran 9a dan analisis

sidik ragamnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 9b.

Gambar 6. Diagram Rata-rata Jumlah Bunga pada Pemanfaatan Pemberian MOL

Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kacang Panjang.

Hasil rata-rata untuk parameter jumlah bunga kacang panjang tidak

berpengaruh nyata pada pemanfaatan MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman kacang panjang. Dapat dilihat pada diagram diatas

perlakuan P5 dengan nilai rata-rata sebesar 44,63 untuk hasil terbaik dengan

pemanfaatan MOL rebung bambu. Terbaik kedua P4 dengan nilai rata-rata 33,38,

terbaik ketiga terlihat pada P3 dengan nilai rata-raat 31,38, terbaik keempat P1

dengan nilai rata-rata 28,13, terbaik kelima P0 dengan nilai rata-rata 25,88

sedangkan perlakuan dengan rata-rata terendah dengan pemanfaatan MOL rebung

25.88 28.13

25.63

31.38 33.38

44.63

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

50.00

1 2 3 4 5 6P0 P2 P3 P4 P5

Perlakuan Perlakuan

Ju

mla

h B

un

ga (

Hari)

P0 P1 P2 P3 P4 P5

Page 33: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

20

bambu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang, terdapat

pada P2 dengan nilai rata-rata 25,63.

5. Berat Buah (gram)

Rata-rata berat buah tanaman kacang panjang pada minggu pertama

sampai minggu kesembilan lima hari atau sama dengan hari terakhir panen kacang

panjang untuk data penelitian dapat dilihat pada Tabel Lampiran 10a sedangkan

analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 10b.

Gambar 7. Diagram Rata-rata berat Buah pada Pemanfaatan Pemberian MOL

Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kacang Panjang.

Hasil diagram di atas rata-rata berat buah tanaman kacang panjang tidak

berpengaruh nyata pada pemanfaatan MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman kacang panjang. Diagram diatas menunjukkan bahwa P5

merupakan perlakuan yang memiliki hasil terbaik dengan nilai rata-rata 223,38

gram dengan pemanfaatan MOL rebung bambu. Terbaik kedua P3 dengan nilai

rata-rata 212,00 gram, terbaik ketiga P0 (kontrol) dengan nilai rata-rata 208,00

gram, terbaik keempat P4 dengan rata-rata 203,38 gram, kemudian terbaik kelima

pada P1 dengan nilai rata-rata 200,00 gram, selanjutnya diikuti rata-rata berat

buah terendah dengan pemanfaatan MOL rebung bambu terdapat pada P2 dengan

nilai rata-rata 164,43 gram.

208.00 200.00

164.63

212.00 203.38

223.38

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

1 2 3 4 5 6P0 P1 P2 P3 P4 P5

Perlakuan Perlakuan

Berat

Bu

ah

(gram

)

Page 34: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

21

6. Jumlah Buah (Buah)

Rata-rata jumlah buah tanaman kacang panjang pada minggu pertama

sampai minggu kesembilan lima hari atau sama dengan hari terakhir panen kacang

panjang untuk data penelitian dapat dilihat pada Tabel Lampiran 11a sedangkan

analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 11b.

Gambar 8. Diagram Rata-rata Jumlah Buah pada Pemanfaatan Pemberian MOL

Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kacang Panjang.

Hasil rata-rata untuk parameter jumlah buah kacang panjang tidak

berpengaruh nyata pada pemanfaatan MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman kacang panjang. Dapat dilihat pada diagram diatas

perlakuan P5 dengan nilai rata-rata sebesar 11,88 untuk hasil terbaik dengan

pemanfaatan MOL rebung bambu. Terbaik kedua P0 dengan nilai rata-rata 10,88,

terbaik ketiga terlihat pada P3 dengan nilai rata-raat 10,50, terbaik keempat P2

dengan nilai rata-rata 9,75, terbaik kelima P1 dengan nilai rata-rata 9,50

sedangkan perlakuan dengan rata-rata terendah dengan pemanfaatan MOL rebung

bambu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang, terdapat

pada P4 dengan nilai rata-rata 6,88.

10.88

9.50 9.75 10.50

6.88

11.88

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

1 2 3 4 5 6P0 P1 P2 P3 P4 P5

Perlakuan Perlakuan

Ju

mla

h B

uah

(B

uah

)

P0 P1 P2 P3 P4 P5

Page 35: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

22

7. Panjang Buah (cm)

Rata-rata panjang buah tanaman kacang panjang pada minggu pertama

sampai minggu kesembilan lima hari atau sama dengan hari terakhir panen kacang

panjang untuk data penelitian dapat dilihat pada Tabel Lampiran 12a sedangkan

analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 12b.

Gambar 9. Diagram Rata-rata Panjang Buah pada Pemanfaatan Pemberian MOL

Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kacang Panjang.

Hasil diagram di atas rata-rata panjang buah kacang panjang tidak

berpengaruh nyata pada pemberian MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan

dan hasil tanaman kacang panjang. Diagram diatas menunjukkan bahwa P5

merupakan hasil terbaik dengan nilai rata-rata 190,00 cm, dengan pemberian

MOL rebung bambu. Terbaik kedua P4 dengan nilai rata-rata 182,00 cm, terbaik

ketiga P3 dengan nilai rata-rata 170,25 cm, terbaik keempat P0 (kontrol) dengan

rata-rata 170,13 cm, kemudian terbaik kelima pada P2 dengan rata-rata 155,38

cm, selanjutnya diikuti rata-rata panjang buah terendah dengan pemberian MOL

rebung bambu, terdapat pada P1 dengan rata-rata 144,50 cm.

170.13

144.50 155.38

170.25

182.00 190.00

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

200.00

1 2 3 4 5 6P0 P1 P2 P3 P4 P5

Perlakuan Perlakuan

Pan

jan

g B

uah

(cm

)

P0 P1 P2 P3 P4 P5

Page 36: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

23

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemanfaatan MOL rebung bambu

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang memberikan hasil

yang tidak berpengaruh nyata terhadap hampir kesemua parameter pengamatan

yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah, panjang buah, dan

berat buah dan hanya terdapat satu parameter umur berbunga yang memberikan

hasil nyata pada pemanfaatan MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman kacang panjang dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan

larutan MOL rebung bambu mempunyai kandungan C organik dan giberalin yang

tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman. Selain itu MOL

rebung bambu juga mengandung mikroorganisme yang sangat penting untuk

membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillum. Sehingga

dalam pemanfaatan bagi tanaman diharapkan bahwa MOL rebung bambu dapat

meningkatkan pertumbuhan tanaman kacang panjang.

Analisis sidik ragam parameter pengamatan pada tinggi tanaman yang

terbaik ditunjukkan pada perlakuan P4 (108,70 cm) dengan pemberiam MOL

rebung bambu 200 ml/ l air dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal

disebabkan karena MOL rebung bambu mampu memperbaiki kondisi tanah dalam

hal tersedianya unsur hara yang diperlukan dalam pertumbuhan, sehingga

mendukung pertumbuhan tanaman. Sejalan dengan pendapat Rismunandar (2006)

bahwa Mikroba dalam tanah merupakan proses dekomposisi media sehingga

membantu penyediaan hara dari bahan organik yang tersedia ditanah yang

akhirnya dapat meningkatkan penyerapan hara oleh tanaman, sehingga laju

pertumbuhan tanaman berkembang secara optimal.

Analisis sidik ragam menunjukkan jumlah daun tertinggi terbaik dengan

rata-rata 28,38 helai dengan dosis MOL rebung bambu yang tertinggi dalam

penelitian ini yaitu pada perlakuan P3 (150 ml/l air) dengan dibandingkan dengan

perlakuan lainnya. Oleh karena itu suplay unsur hara yang cukup dapat

merangsang dan mempercepat pertumbuhan organ tanaman sehingga tanaman

memberikan hasil akhir yang lebih besar terhadap produksi tanaman kacang

panjang. Menurut Lingga dan Marsono (2001) bahwa suatu tanaman akan tumbuh

dan mencapai tingkat produksi tinggi bila unsur hara yang di butuhkan tanaman

Page 37: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

24

berada dalam keadaan cukup tersedia dan berimbang didalam tanah dan unsur N,

P, K merupakan tiga (3) dari 6 unsur hara makro yang mutlak diperlukan

tanaman. Apabila salah satu unsur makro kurang atau tidak tersedia dalam tanah

dapat mempengaruhi penyerpan nutrisi pada pertumbuhan tanaman

Analisis sidik ragam parameter pengamatan pada umur berbunga

menunjukkan perlakuan paling cepat berbunga terdapat pada perlakuan P5 (MOL

Rebung Bambu 250 ml/l air) yang memperlihatkan kemunculan bunga dengan

nilai rata-rata 23,13 HST, sedangkan yang paling lambat pada P0 (kontrol) dengan

nilai rata-rata 28,50 HST. Kemunculan bunga yang lebih cepat pada perlakuan P5

membuktikan jika unsur hara P yang ada pada MOL rebung bambu telah terserap

dengan baik pada tanaman kacang panjang dikarenakan unsur hara P yang

memiliki peran dalam mempercepat kemunculan bunga pada tanaman. Hal ini

seperti yang dinyatakan oleh Setianingsih (2009) bahwa MOL rebung bambu

memiliki peranan dalam masa pertumbuhan vegetatif dan tanaman toleran

terhadap penyakit, kadar asam fenolat yang tinggi membantu pengikatan ion-ion

Al, Fe dan Ca sehingga membantu ketersediaan fosfor (P) tanah yang berguna

pada proses pembungaan dan pembentukan buah. Hal ini sejalan dengan Sutejo

dan Kartasapoetra (2003) yang menyatakan bahwa unsur hara P dapat

mempercepat pembungaan dan pemasakan buah/biji.

Analisis sidik ragam parameter pengamatan pada jumlah bunga

menunjukkan hasil terbaik pada perlakuan P5 (MOL Rebung Bambu 250 ml/l air)

dengan rata-rata 44,63 buah, sedangkan yang paling terendah pada P2 dengan

rata-rata 25,63 buah. Hal ini senada dengan pernyataan Wahid et al., (2002) jika

unsur N diberikan dalam jumlah yang berlebihan justru dapat mengakibatkan

produksi tanaman menurun, hal ini dikarenakan pemberian unsur N dalam jumlah

yang banyak atau melebihi kebutuhan tanaman dapat mengakibatkan fase

vegetatif tanaman lebih panjang, mudah rebah, dan respon terhadap serangan

hama sehingga pembentukan organ generatif menjadi tidak maksimal. Sedangkan

Sutejo dan Kartasapoetra (2003) menyatakan bahwa unsur hara P dapat

mempercepat pembungaan dan pemasakan buah/biji.

Analisis sidik ragam parameter pengamatan pada jumlah buah

menunjukkan hasil terbaik pada perlakuan P5 (MOL Rebung Bambu 250 ml/l air)

Page 38: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

25

dengan rata-rata 11,88 buah, sedangkan yang paling terendah pada P4 dengan

rata-rata 6,88 buah. Hal ini menunjukkan bahawa jumlah buah yang terbentuk

lebih banyak dengan ada perlakuan yang diberikan pada tanaman kacang panjang

yaitu dengan pemberian MOL rebung bambu. Hal ini disebabkan karena adanya

unsur fospor (P) yang terdapat dalam MOL rebung bambu dimana fospor (P)

sangat berperan penting dalam pembentukan buah seperti yang dinyatakan oleh

Setianingsih (2009) bahwa fospor merangsang pembentukan bunga, buah dan biji

bahkan mampu mempercepat pemasakan buah.

Analisis sidik ragam parameter pengamatan berat buah tanaman kacang

panjang meningkatkan berat buah pada perlakuan P5 (MOL Rebung Bambu 250

ml/l air) dengan nilai rata-rata 223,38 gram. Sedangkan P2 merupakan perlakuan

terendah pada parameter pengamatan ini dengan nilai rata-rata 164,43 gram.

Perlakuan P5 merupakan dosis yang cukup untuk pertumbuhan tanaman kacang

panjang dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan dalam MOL rebung bambu

terdapa tunsur hara fospor yang cukup untuk pertumbuhan berat buah. Hal ini

sejalan dengan Syamsudin, dkk (2010) menjelaskan bahwa unsur fospor berfungsi

untuk mengubah karbohidrat seperti dalam perubahan tepung menjadi gula. Hasil

perubahan karbohidrat tersebut akan berperan dalam pembentukan buah baik

ukuran buah maupun beratnya, jika ketersediaan unsur fosfor dalam tanah tersedia

bagi tanaman maka akan menambah ukuran dan berat buah hasil panen.

Analisis sidik ragam parameter pengamatan panjang buah buah tanaman

tekacang panjang menunjukkan hasil terbaik pada perlakuan P5 (MOL Rebung

Bambu 250 ml/l air) dengan nilai rata-rata 190,00cm, dan diikuti pada perlakuan

P4, P0, P3, P2 sebagai rata-rata tertinggi berikutnya sedangkan P1 dengan nilai

rata-rata diameter buah terendah yaitu 144,50cm. Perlakuan P5 merupakan dosis

yang cukup untuk pertumbuhan panjang buah. Hal ini disebabkan karena tanaman

kacan panjang memiliki ukuran panjangr buah yang relatif seragam yang sangat

dominan ditentukan oleh faktor dalam tanaman kacang panjan itu sendiri. Seperti

dinyatakan oleh Lakitan (2011) bahwa ukuran buah/biji agaknya lebih

dikendalikan oleh faktor genetik (faktor dalam) dibandingkan faktor lingkungan.

Page 39: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

26

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa

pemberian MOL rebung bamboo tidak berpengaruh nyata terhadap semua

parameter pengamatan hal ini disebabkan dosis yang di aplikasikan pada

penelitian ini belum mencukupi untuk meningkatkan produksi dan hasil tanaman

kacang panjang. Penggunaan MOL rebung bambu pada perlakuan P5= 250ml/L

air mampu meningkatkan jumlah bunga dengan rata-rata 44,63 hari, bobot buah

dengan rata-rata 223,38 gram, jumlah buah dengan rata-rata 11,88 buah dan

panjang buah dengan rata-rata 190,00. Hal ini diduga karena pemanfaatan MOL

rebung bambu kurang efektif sehingga belum mampu meningkatkan pertumbuhan

dan hasil tanaman kacang panjang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan pada penelitian

selanjutnya agar meningkatkan dosis MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan

dan hasil tanaman kacang panjang untuk meningkatkan produksi secara maksimal.

Page 40: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

27

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fatoni dkk, (2016). Pengaruh Mol Rebung Bambu

(dendrocalamusasper) dan Waktu Pengomposan terhadap Kualitas

Pupuk dari Sampah Daun. Malang Direktorat Jenderal Hortikultura, (2017), Statistik Produksi Hortikultura2015, Departemen Pertanian, Jakarta.

Anto A. 2013 Teknologi Budidaya Kacang Panjang. Penyuluhan Pertanian BPTP.

Kalimantan Tengah.

Arniana, A. 2012. Pemanfaatan Residu Bahan Organik dan Fofat untuk Budidaya

Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensi L.) berkala Penelitian

Agronomi Vol 1:8-15.

Badan Pusat Statistik, 2014. Statistik Produksi Hortikultura. Jakarta. Diakses 22

Februari 2018.

Bastianus Zaevie. Mrisi Napituplu, Puji Astuti. 2014. Respon Tanaman Kacang

Panjang (Vigna sinensis L) TerhadapPertumbuhan Pupuk Npk Pelangi

dan Pupuk Organik Nasa. Journal Agrifor. Vol 13. 32 halaman.

Chuzaimah, 2013. Analisis Ekonomi Komoditi Kacang Panjang di Kabupaten

Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal Ilmiah Agriba Nomor 2 Edisi

September Tahun 2013.

Hakim,I., (2013). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang (Vigna

sinensis L) Varietas Kanton Melalui Pemberian Pupuk Petrobio Gr.

Skeripsi, Universitas Negeri Gorontalo

Haryanto, E., 2013 Budidaya Kacang Panjang, penebar swadaya. Jakarta

Hidajati, W. 2013. Hama dan Penyakit Utama Kacang Panjang serts Penanganan

Panen dan Pasca Panen. Pusat Penyuluhan dan Pengembangan SDM

Pertanian Kementrian Pertanian.

Kamil, D, S., 2013 Analisis Faktor- Faktor yangg Mempengaruhi Produksi dan

Pendapatan Usaha tani Kacang Panjang., Skripsi, Fakultas Ekonomi

dan Manejemen, IPB, Bogor.

Kencana, P.K.D.,W. Widi, danN.S. Antara 2012. Praktik Baik Budidaya Bambu

Rebung Tabah (Gigantochloa nigrociliata). Denpasar Team UNUD-

USAID-TPC Project.

Kurdianinggsih, S., A. Rahayu, dan Setyono 2015. Kacang Panjang. Teknik

budidaya dan Analisis Usaha Tani.Yayasan Pustaka Nusantara,

Yogyakart.

Lakitan, B. 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. RajaGrafindo Persada,

Jakarta.

Lindung. 2015. Teknologi Mikroorganisme Em4 dan MOL, Kementrian Pertanian

Balai Pelatihan Pertanian Jambi

Page 41: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

28

Maretza, D.T. 2009. Pengaruh Dosis Ekstrak Rebung Bambu Betung terhadap

Pertumbuhan Semai Sengon (Paraserianthes falcataria(L.). Laporan

Penelitian Institut Petanian Bogor.

Maspary. 2012. Membuat MOL Rebung Bambu.Diaksesdari http://www.gerbang

pertanian.com/2012/05/membuat-mol-rebung bambu.html. Diunduh

tanggal 30 Oktober 2019 pukul 20:43.

Nugroho.A. 2013. Meraup untung budidaya rebung. Pustaka Baru Press.

Yogyakarta. 178 hal.

Setiyono, A, E, (2015). Pengaruh Umur dan Dosis Pupuk Kandang Limosin

terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman KacangPanjang ( Vigna

sinensis L. ), Agrotech, 2 (1), ISSN 2355-195.

Sutejo, M.M. dan A.G. Kartasapoetra. 2003. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka

Cipta, Jakarta.

Yunus Radiartadkk, (2019).Respon Pemberian MOL ( Mikroorganisme Lokal)

Rebung Bambu terhadap Petumbuhan Cabai Rawit (Capsicumfrutescens

L.) di Media Gambut.Sekolah Tinggi Ilmu PertanianLabuhabatu Jl.SM.

Raja No. 126A Rantauprapat, Sumatera Utara.

Yusnita, R. 2014. Budidaya Kacang Panjang (Vigna sinensis). Balai Penyuluhan

Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K).

Zaevie, B., Marisi, N., Puji, A. 2014. Respon Tanaman Kacang Panjang (Vigna

sinensis L.) Terhadap Pemberian pupuk NPK Pelangi Dan Pupuk

Organik Cair Nasa.

Zulfita.F.S. 2013. Pengaruh konsentrasi mikroorganismelokal (MOL) rebung

bambuterhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan pada tanah

gambut. Jurnal Lembaga Penelitian Universitas Tanjung Pura

Pontianak.

Page 42: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

29

LAMPIRAN

Page 43: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

30

Lampiran 1. Denah Penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Gambar 3. Dena penelitian

P0 = Kontrol

P1 = MOL rebung bambu dengan dosis 50 ml/liter air

P2 = MOL rebung bambu dengan dosis 100 ml/liter air

P3 = MOL rebung bambu dengan dosis 150 ml/liter air

P4 = MOL rebung bambu dengan dosis 200 ml/liter air

P5 = MOL rebung bambu dengan dosis 250 ml/liter air

POU1

P1U1

P4U1

P3U1

P5U1

P2U1

P3U2

POU2

P5U2

P2U2

P4U2

P1U2

P5U3

P1U3

P2U3

P4U3

POU3

P3U3

P5U4

P2U4

P1U4

P3U4

POU1

P4U4

Page 44: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

31

Lampiran 2. Data Primer yang Telah Diolah

Tabel 1a. Rata- rata Tinggi Tanaman Kacang Panjang (cm) 1 MST pada

Pemberian MOL Rebung Bambu.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 10,50 12,00 17,00 14,00 53,50 13,38

P1 15,20 13,65 15,25 11,75 55,85 13,96

P2 12,00 14,10 25,00 13,25 64,35 16,09

P3 13,10 12,50 13,75 13,50 52,85 13,21

P4 13,75 16,00 10,75 10,15 50,65 12,66

P5 13,80 12,80 13,25 7,50 47,35 11,84

Total 78,35 81,05 95 70,15 324,55 81,1

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 1b. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Kacang Panjang (cm) 1 MST Pemberian

MOL Rebung Bambu.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 53,45 17,82 1,97tn

3,29 5,42

Perlakuan 5 41,88 8,38 0,93tn

2,90 4,56

Acak 15 135,3 9,02

Total 23 230,7

Keterangan : KK = 7,12%,

tn = tidak berbeda nyata

Tabel 2a. Rata- rata Tinggi Tanaman Kacang Panjang (cm) 2 MST pada

Pemberian MOL Rebung Bambu.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 22,50 17,50 19,00 22,50 81,50 20,38

P1 23,00 15,00 22,00 16,50 76,50 19,13

P2 19,00 20,50 7,50 18,00 65,00 16,25

P3 16,50 17,50 26,00 18,50 78,50 19,63

P4 20,50 24,50 17,50 18,50 81,00 20,25

P5 19,00 19,50 21,00 12,00 71,50 17,88

Total 120,5 114,5 113 106 454,00 113,5

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 2b. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Kacang Panjang (cm) 2 MST Pemberian

MOL Rebung Bambu.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 17,75 5,92 0,31tn

3,29 5,42

Perlakuan 5 50,58 10,12 0,53tn

2,90 4,56

Acak 15 287,0 19,13

Total 23 355,3

Keterangan : KK = 3,84%,

tn = tidak berbeda nyata

Page 45: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

32

Tabel 3a. Rata- rata Tinggi Tanaman Kacang Panjang (cm) 3 MST pada

Pemberian MOL Rebung Bambu.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 63,50 60,25 82,25 137,00 343,00 85,75

P1 184,75 100,75 91,75 45,00 422,25 105,56

P2 69,25 97,75 22,50 73,00 262,50 65,63

P3 82,25 61,90 108,25 120,50 372,90 93,23

P4 98,25 137,25 108,00 91,30 434,80 108,70

P5 113,00 62,50 58,50 28,00 262,00 65,50

Total 611 520,4 471,25 494,8 2097,45 524,4

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 3b. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Kacang Panjang (cm) 3 MST Pemberian

MOL Rebung Bambu.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 1869,44 623,15 0,42tn

3,29 5,42

Perlakuan 5 7095,92 1419,18 0,97tn

2,90 4,56

Acak 15 22045,9 1469,72

Total 23 31011,2

Keterangan : KK = 1,12%,

tn = tidak berbeda nyata

Tabel 4a. Rata- rata Jumlah Baun Kacang Panjang (helai) 1 MST pada Pemberian

MOL Rebung Bambu.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 4,0 2,0 1,5 2,0 9,50 2,38

P1 2,0 2,0 2,0 2,0 8,00 2,00

P2 2,0 2,0 2,0 2,0 8,00 2,00

P3 3,0 2,0 2,0 2,0 9,00 2,25

P4 2,0 2,0 2,0 2,0 8,00 2,00

P5 2,0 2,0 2,0 2,0 8,00 2,00

Total 15 12 11,5 12 50,50 12,6

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 4b. Sidik Ragam Jumlah Daun Kacang Panjang (helai) 1 MST Pemberian

MOL Rebung Bambu.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 1,28 0,43 2,03tn

3,29 5,42

Perlakuan 5 0,55 0,11 0,52tn

2,90 4,56

Acak 15 3,2 0,21

Total 23 5,0

Keterangan : KK = 34,42%,

tn= tidak berbeda nyata

Page 46: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

33

Tabel 5a. Rata- rata Jumlah Daun Kacang Panjang (helai) 2 MST pada Pemberian

MOL Rebung Bambu.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 13,0 12,5 19,0 12,5 57,0 14,25

P1 14,0 11,0 16,0 10,5 51,5 12,88

P2 8,5 12,5 10,5 14,0 45,5 11,38

P3 12,5 13,0 12,5 11,0 49,0 12,25

P4 12,0 14,0 14,0 11,5 51,5 12,88

P5 12,0 13,0 8,0 5,5 38,5 9,63

Total 72 76 80 65 293,0 73,3

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 5b. Sidik Ragam Jumlah Daun Kacang Panjang (helai) 2 MST Pemberian

MOL Rebung Bambu.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 20,46 6,82 1,05tn

3,29 5,42

Perlakuan 5 49,71 9,94 2,25tn

2,90 4,56

Acak 15 91,3 6,09

Total 23 161,5

Keterangan : KK = 12,28%,

tn = tidak berbeda nyata

Tabel 6a. Rata-rata Jumlah Daun Kacang Panjang (helai) 3 MST pada Pemberian

MOL Rebung Bambu

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 25,0 25,0 25,5 29,5 105,00 26,25

P1 27,5 26, 20,0 21,5 95,00 23,75

P2 14,5 24,5 22,0 25,0 86,00 21,50

P3 34,0 25,5 26,5 27,5 113,50 28,38

P4 28,0 26,0 28,0 25,0 107,00 26,75

P5 33,5 20,0 17,0 17,0 87,50 21,88

Total 162,5 147 139 145,5 594,00 148,5

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 6b. Sidik Ragam Jumlah Daun Kacang Panjang (helai) 3 MST Pemberian

MOL Rebung Bambu.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 49,58 16,53 0,80tn

3,29 5,42

Perlakuan 5 156,88 31,38 1,52tn

2,90 4,56

Acak 15 310,5 20,70

Total 23 517,0

Keterangan : KK = 4,97%,

tn = tidak berbeda nyata

Page 47: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

34

Tabel 7a. Rata- rata Umur Berbunga Kacang Panjang (hari) 3 MST pada

Pemberian MOL Rebung Bambu

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 29,5 25,5 28,5 30,5 114,00 28,50

P1 30,5 30,0 27,5 25,5 113,50 28,38

P2 24,5 26,5 26,0 22,5 99,50 24,88

P3 28,5 26,0 25,0 28,5 108,00 27,00

P4 25,0 24,0 24,0 27,5 100,50 25,13

P5 21,5 22,5 26,0 22,5 92,50 23,13

Total 159,5 154,5 157 157 628,00 157,0

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 7b. Sidik Ragam Umur Berbunga Kacang Panjang (hari) 3MST Pemberian

MOL Rebung Bambu.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 2,08 0,69 0,16tn

3,29 5,42

Perlakuan 5 92,08 18,42 4,11* 2,90 4,56

Acak 15 67,2 4,48

Total 23 161,3

Keterangan : KK = 7,75%, BNJ= 4,83,

tn = tidak berbeda nyata, *= berbeda nyata

Tabel 8. Notasi rata-rata umur berbunga tanaman kacang panjang pada pengaruh

pemanfaat MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman kacang panjang.

Perlakuan Pengamatan

P0 28,50 b

P1 28,38 b

P2 24,88 ab

P3 27,00 ab

P4 25,13 ab

P5 23,13 a

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 9a. Rata- rata Jumlah Bunga Kacang Panjang (Vignasinensis L.) (helai) 4

MST pada Pemberian MOL Rebung Bambu

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 20,50 21,50 27,00 34,50 103,50 25,88

P1 36,50 30,00 20,00 26,00 112,50 28,13

P2 27,00 29,50 19,00 27,00 102,50 25,63

P3 32,50 26,00 35,50 31,50 125,50 31,38

P4 47,50 39,50 28,00 18,50 133,50 33,38

P5 48,00 44,50 62,00 24,00 178,50 44,63

Total 212 191 191,5 161,5 756,00 189,0

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Page 48: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

35

Tabel 9b. Sidik Ragam Jumlah Bunga Kacang Panjang (Vignasinensis L.) (helai)

4 MST Pemberian MOL Rebung Bambu.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 215,92 71,97 0,78tn

3,29 5,42

Perlakuan 5 1013,38 202,68 2,19tn

2,90 4,56

Acak 15 1387,7 92,51

Total 23 2617,0

Keterangan : KK = 4,69%,

tn= tidak berbeda nyata

Tabel 10a. Rata- rata Berat Buah Kacang Panjang (Vignasinensis L.) (gram) 8

MST pada Pemberian MOL Rebung Bambu

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 169,00 300,50 168,00 194,50 832,00 208,00

P1 383,00 116,50 112,00 188,50 800,00 200,00

P2 151,00 146,00 53,00 308,50 658,50 164,63

P3 237,50 199,50 214,50 196,50 848,00 212,00

P4 266,00 312,00 161,50 74,00 813,50 203,38

P5 366,00 258,00 62,00 207,50 893,50 223,38

Total 1572,5 1332,5 771 1169,5 4845,50 1211,4

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 10b. Sidik Ragam Berat Buah Kacang Panjang (Vignasinensis L.) (gram)

8 MST Pemberian MOL Rebung Bambu.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 56794,36 18931,45 2,36tn

3,29 5,42

Perlakuan 5 7982,43 1596,49 0,20tn

2,90 4,56

Acak 15 120195,7 8013,05

Total 23 184972,5

Keterangan : KK = 0,22%,

tn= tidak berbeda nyata

Tabel 11a. Rata- rata Jumlah Buah Kacang Panjang (Vignasinensis L.) (hari) 8

MST pada Pemberian MOL Rebung Bambu.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 8,00 13,50 12,50 9,50 43,50 10,88

P1 16,50 6,50 5,50 9,50 38,00 9,50

P2 6,50 10,50 5,00 17,00 39,00 9,75

P3 9,00 9,50 17,00 6,50 42,00 10,50

P4 7,50 8,50 9,00 2,50 27,50 6,88

P5 14,00 9,00 10,50 14,00 47,50 11,88

Total 61,5 57,5 59,5 59 237,50 59,4

Sumber : Data Primer Setelah Diolah

Page 49: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

36

Tabel 11b. Sidik Ragam Jumlah Buah Kacang Panjang (Vignasinensis L.) (hari) 8

MST Pemberian MOL Rebung Bambu.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 1,36 0,45 0,02tn

3,29 5,42

Perlakuan 5 58,18 11,64 0,61tn

2,90 4,56

Acak 15 285,9 19,06

Total 23 345,5

Keterangan : KK = 7,89%,

tn = tidak berbeda nyata

Tabel 12a. Rata- rata Panjang Buah Kacang Panjang (Vignasinensis L.) (cm) 8

MST pada Pemberian MOL Rebung Bambu.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 222,00 154,50 148,00 156,00 680,50 170,13

P1 256,50 80,50 103,00 138,00 578,00 144,50

P2 118,50 171,00 85,50 246,50 621,50 155,38

P3 146,50 119,50 276,00 139,00 681,00 170,25

P4 172,50 252,00 196,00 107,50 728,00 182,00

P5 185,50 263,00 145,00 166,50 760,00 190,00

Total 1101,5 1040,5 953,5 953,5 4049,00 1012,3

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 12b. Sidik Ragam Panjang Buah Kacang Panjang (Vignasinensis L.) (cm)

8 MST Pemberian MOL Rebung Bambu.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 2611,13 870,38 0,19tn

3,29 5,42

Perlakuan 5 5592,83 1118,57 0,25tn

2,90 4,56

Acak 15 68170,0 4544,67

Total 23 76374,0

Keterangan : KK= 0,29%,

tn= tidak berbeda nyata

Page 50: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

37

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 : Proses Pengambilan Rebung Bambu

Gambar 2 : Proses Pembuatan MOL rebung bambu

Page 51: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

38

Gambar 3 : Proses Pengolahan Lahan Penelitian

(d).

Gambar 4: Persiapan Bedengan Penelitian Tanaman Kacng Panjang

Gambar 5: Proses Aplikasi k-1 Sebelum Penanaman.

Page 52: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

39

Gambar 6: Proses Penanaman Benih Kacang Panjang.

Gambar 7: Tanaman Kacang Panjang

Gambar 8 : Proses pengambilan data.

Page 53: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

40

Gambar 9 : Pengaplikasian MOL rebung bambu ke-2

Gambar 10 : Proses Penancapan Ajir

Gambar 11 : Pengaplikasian MOL rebung bambu ke-3

Page 54: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

41

Gambar 12 : Tanaman Kacang Panjang setiap Perlakuan

Gambar 13 : Panen Kacang Panjang

\

Gambar 14 : Pengamatan data panjang buah kacang panjang

Page 55: EFEKTIVITAS PEMBERIAN MOL REBUNG BAMBU PADA …

42

Gambar 15: Pengambilan data Berat Kacang Panjang dan Hasil Panen Kacang

Panjang

Gambar 16 : Hasil Panen Kacang Panjang Setiap Perlakuan