68
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GALLERY WALK DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016) (Skripsi) Oleh: TITIS AIYUDIYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

  • Upload
    dodan

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE GALLERY WALK DITINJAU DARI PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016)

(Skripsi)

Oleh:

TITIS AIYUDIYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE GALLERY WALK DITINJAU DARI PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016)

Oleh:

TITIS AIYUDIYA

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas

pembelajaran kooperatif tipe gallery walk ditinjau dari pemahaman konsep

matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP

Negeri 19 Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016 yang terdistribusi dalam

12 kelas. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII-A dan VII-K yang ditentukan

dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan desain post-test

only control group design. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif tipe gallery walk tidak efektif ditinjau dari pemahaman konsep

matematis siswa.

Kata kunci: efektivitas, model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk,

pemahaman konsep matematis

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE GALLERY WALK DITINJAU DARI PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016)

Oleh:

TITIS AIYUDIYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung
Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung
Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung
Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Batin, pada tanggal 15 Juni 1993. Penulis

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Ari Sudarto dan Ibu

Siti Muslikah, memiliki dua orang kakak bernama Titik Lestari Ningsih, S.Pd dan

Tutut Yuniarsih, S.Pi.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Satya Dharma

Sudjana PT.GMP, Lampung Tengah pada tahun 1999, pendidikan dasar di SD

Negeri 04 Gunung Madu Plantation, Lampung Tengah pada tahun 2005,

pendidikan menengah pertama di SMP Satya Dharma Sudjana PT.GMP,

Lampung Tengah pada tahun 2008, dan pendidikan menengah atas di SMA YP

UNILA Bandar Lampung pada tahun 2011.

Melalui jalur Ujian Tertulis pada tahun 2011, penulis diterima di Universitas

Lampung sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Kemudian pada tahun 2012, melalui jalur

Ujian Mandiri penulis diterima kembali di Universitas Lampung sebagai

mahasiswa Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Balai Kencana, Kecamatan

Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2015. Selain itu, penulis

Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MTs Bina Islami,

Kabupaten Pesisir Barat yang terintegrasi dengan program KKN tersebut. Selama

menjadi mahasiswa, penulis juga aktif dalam organisasi yaitu HIMASAKTA pada

periode 2012-2014.

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

MOTTO

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu

dustakan?

(Qs. 55:13)

Berhentilah menyesali, mulailah untuk mensyukuri;

Berhentilah meragukan, dan mulailah untuk

melakukan

(Titis Aiyudiya)

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

ii

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil‟aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery

Walk Ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas

VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran

2015/2016)”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih yang tulus dan ikhlas kepada:

1. Kedua orang tuaku Bapak Ari Sudarto dan Ibu Siti Muslikah, kedua kakakku

(Titik Lestari Ningsih, S.Pd dan Tutut Yuniarsih, S.Pi) dan seluruh keluarga

besarku yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, dukungan serta

semangat kepadaku.

2. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan pengarahan,

perhatian, motivasi, semangat, serta kritik dan saran yang membangun kepada

penulis selama penyusunan skripsi, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

3. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen

Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

iii

membimbing, memberikan pengarahan, perhatian, motivasi, semangat, serta

kritik dan saran yang membangun kepada penulis selama penulis menempuh

pendidikan di perguruan tinggi dan dalam penyusunan skripsi, sehingga

skripsi ini menjadi lebih baik.

4. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan

kritik dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA beserta

staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Hanindha Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Tiryono Ruby, M.Sc, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Matematika

FMIPA UNILA yang telah memberikan ilmu pengetahuan, nasehat, motivasi

serta pengarahan sehingga penulis bisa mencapai keinginannya untuk

mengemban ilmu menjadi seorang pendidik.

9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan serta nasehat

kepada penulis.

10. Ibu Astriningsih, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu

dalam penelitian.

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

iv

11. Ibu Kepala SMP Negeri 19 Bandar Lampung beserta guru-guru, staf, dan

karyawan yang telah memberikan kemudahan selama penelitian.

12. Seluruh siswa-siswi kelas VII-A, VII-K, dan VIII-J Tahun Pelajaran

2015/2016, terima kasih atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin

selama penelitian berlangsung.

13. Keluarga Tanjung Senang, Ibu Siti Wasilah, Mbak Yusita Wardani dan Dika

Akut Yunanta yang selalu memberikan doa serta dukungan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Sahabat-sahabatku tercinta: Arum Dahlia Mufidah, Aulia Eka Alzianina,

Devi Putri Permatasari, Dian Sastri Utami, Ela Ulfiana, Erma Widihastuti,

Maya Andani, Meliza Nopia, Tika Rahayu, Yuli Syartika, dan Zulfitriani

yang selama ini memberikan semangat serta selalu menemani saat suka

maupun duka.

15. Teman satu tim skripsi, Nadya Mahanani dan Septi Nurlaili yang selalu

memberikan semangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini hingga

terselesaikan dengan baik.

16. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Matematika (A dan B) 2012.

17. Teman-teman seperjuangan FMIPA UNILA (Matematika 2011, Ilmu

Komputer 2011, dan Manajemen Informatika 2011).

18. Kakak-kakakku angkatan 2009, 2010, 2011 serta adik-adikku angkatan 2013,

2014, 2015 terima kasih atas kebersamaanya.

19. Sahabat-sahabat KKN di Pekon Balai Kencana dan PPL di MTs Bina Islami,

Kecamatan Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat: Agus Mastrianto, Choirul

Ma‟arif, Desi Rahayu, Devi Andrayani, Diah Ekawati Napsiah Putri, Diana

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

v

Anjarsari, Fitri Khoirunisa, Imelda, dan Sunarni terima kasih atas

kebersamaan selama kurang lebih dua bulan yang penuh makna dan

kenangan.

20. Pak Yaman (bapak fotokopian gedung G), Pak Mariman dan Pak Liyanto

(penjaga gedung G), terima kasih atas bantuan serta perhatiannya selama ini.

21. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan kepada

penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini

bermanfaat. Aamiin ya Robbal „Aalamiin.

Bandar Lampung, Desember 2016

Penulis

Titis Aiyudiya

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

vi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ...................................................................................... 9

1. Efektivitas Pembelajaran ............................................................ 9

2. Pemahaman Konsep Matematis ................................................. 12

3. Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 14

4. Model Pembelajaran Gallery Walk ............................................ 16

5. Pembelajaran Konvensional ..................................................... 20

B. Kerangka Pikir .................................................................................. 23

C. Anggapan Dasar ................................................................................ 27

D. Hipotesis ........................................................................................... 28

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel ......................................................................... 29

B. Desain Penelitian .............................................................................. 30

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

vii

C. Prosedur Penelitian ........................................................................... 31

D. Data Penelitian .................................................................................. 32

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 32

F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 32

1. Validitas Instrumen .................................................................... 34

2. Reliabilitas ................................................................................. 35

3. Daya Pembeda ........................................................................... 36

4. Tingkat Kesukaran ...................................................................... 37

G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 38

1. Uji Normalitas ........................................................................... 39

2. Uji Homogenitas ........................................................................ 40

3. Uji Hipotesis .............................................................................. 42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 45

B. Pembahasan ...................................................................................... 49

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 56

B. Saran ................................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rata-Rata Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) ........................

29

Tabel 3.2 Desain Penelitian ........................................................................ 30

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Pemahaman Konsep Matematis ................. 33

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas .................................................................... 35

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda ......................................................... 36

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran ................................................... 37

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba ....................................................... 38

Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Normalitas ....................................................... 40

Tabel 3.9 Rekapitulasi Uji Homogenitas .................................................... 42

Tabel 4.1 Data Pemahaman Konsep Matematis Siswa ...............................

45

Tabel 4.2 Rekapitulasi Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep

Matematis Siswa .......................................................................

46

Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ........................................................................

48

Tabel 4.4 Hasil Uji Proporsi Data Pemahaman Konsep Matematis Siswa

.....................................................................................................

48

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1 Silabus Pembelajaran ....................................................................... 64

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kooperatif

Tipe Gallery Walk .......................................................................... 68

A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional ............. 100

A.4 Lembar Kerja Kelompok (LKK) .................................................... 131

B. PERANGKAT TES

B.1 Kisi-kisi Soal Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa ............... 178

B.2 Post-test ........................................................................................... 180

B.3 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa

………………… ............................................................................... 182

B.4 Kunci Jawaban Soal Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa

………………………. ...................................................................... 183

B.5 Form Penilaian Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa

…………………………. .................................................................. 187

C. ANALISIS DATA

C.1 Analisis Uji Coba Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa

........................................................................................................... 190

C.2 Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba ................................................... 191

C.3 Daya Pembeda Tes Uji Coba .......................................................... 192

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

x

C.4 Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep Matematis Siswa yang

Mengikuti Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery Walk ................ 193

C.5 Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep Matematis Siswa yang

Mengikuti Pembelajaran Konvensional ........................................... 194

C.6 Uji Normalitas Data Pemahaman Konsep Matematis Siswa yang

Mengikuti Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery Walk .................. 195

C.7 Uji Normalitas Data Pemahaman Konsep Matematis Siswa yang

Mengikuti Pembelajaran Konvensional ........................................... 199

C.8 Uji Homogen Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa ...... 203

C.9 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ......................................................... 205

C.10 Uji Proporsi .................................................................................... 208

C.11 Pencapaian Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

........................................................................................................... 210

D. LAIN-LAIN

D.1 Daftar Hadir Seminar Proposal........................................................ 216

D.2 Surat Izin Penelitian ........................................................................ 218

D.3 Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 219

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sumber daya manusia yang sepatutnya mendapat perhatian

terus menerus dalam upaya peningkatan kualitas mutu pendidikan. Hal ini

disebabkan karena pendidikan dapat menciptakan manusia yang berkualitas dan

berpotensi untuk melangsungkan kehidupannya seperti yang tersirat dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab II tentang

Dasar, Fungsi dan Tujuan, pasal 2 ayat 3, yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”.

Oleh karena itu, pendidikan harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Pendidikan dapat terselenggara dalam suatu proses pembelajaran,

karena hal tersebut merupakan bagian yang terpenting untuk menentukan titik

awal keberhasilan pembelajaran tersebut.

Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling

berkaitan satu sama lain. Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja, kapan

saja, dan oleh siapa saja. Pada satuan pendidikan proses pembelajaran terjadi di

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

2

sekolah, dimana pelaku utamanya adalah pendidik dan peserta didik. Interaksi

antara pendidik dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar memegang

peran penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Pada proses pembelajaran,

kegiatan pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi

proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Proses

pembelajaran dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan

pembelajaran tersebut. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan

materi, serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan

materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan

pembelajaran tersebut.

Untuk menunjang ketercapaian keberhasilan suatu proses pembelajaran

dibutuhkan mata pelajaran yang ada dalam jenjang pendidikan, salah satunya

adalah matematika. Adapun tujuan pembelajaran matematika yaitu memahami

konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan

konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan

masalah. Dengan kata lain, pembelajaran matematika hendaknya dapat memun-

culkan pemahaman konsep siswa sehingga siswa dapat mengembangkan

kemampuan pemahaman konsep serta dapat mengembangkan pemahamannya

sendiri. Menurut NCTM (National Council of Teacher of Mathematics) tahun

2000 disebutkan bahwa pemahaman dalam pembelajaran matematika merupakan

aspek yang sangat penting, dimana pembelajaran harus diarahkan pada bagaimana

cara memahami ide-ide matematis (Kesumawati, 2008: 234).

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

3

Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam

pembelajaran matematika. Kemampuan tersebut memberikan pengertian bahwa

materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan,

melainkan lebih kepada pemahaman. Melalui pemahaman tersebut diharapkan

siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Menurut

Driver (Hasanah, 2004: 20) bahwa pemahaman merupakan kemampuan untuk

menjelaskan suatu situasi atau suatu tindakan, sedangkan konsep adalah suatu ide

abstrak yang memungkinkan seseorang untuk menggolongkan suatu objek atau

kejadian. Jadi, pemahaman konsep merupakan suatu pengertian yang benar akan

rancangan atau ide abstrak. Dalam proses pembelajaran setiap materi yang

disampaikan oleh guru merupakan tujuan dari pemahaman matematis, sebab guru

menjadi pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Siswa yang

memiliki pemahaman konsep yang baik akan mengembangkan kemampuannya

dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Pada kenyataannya, pemahaman konsep matematis siswa dalam mata pelajaran

matematika belum sesuai dengan yang diharapkan. Tingkat pemahaman konsep

matematis siswa di Negara Indonesia pada satuan pendidikan SMP masih rendah.

Hal ini sesuai dengan hasil studi The Trends International Mathematics and

Science Study (TIMSS) tahun 2011 yang menunjukkan bahwa penguasaan

matematika siswa Indonesia berada diperingkat 38 dari 45 negara dengan skor

386. Adapun domain pada survei TIMMS yaitu knowing (pengetahuan), applying

(mengaplikasikan), dan reasoning (penalaran), dimana rata-rata persentase

jawaban benar siswa Indonesia yaitu 31% untuk knowing, 23% untuk applying,

dan 17% untuk reasoning. Sedangkan rata-rata tersebut jauh di bawah rata-rata

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

4

persentase jawaban benar Internasional dengan 49% untuk knowing, 39% untuk

applying, dan 30% untuk reasoning. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman

konsep matematis siswa di Indonesia masih rendah dengan adanya hasil

persentase pada domain knowing (pengetahuan) dan applying (mengaplikasikan).

Rendahnya pemahaman konsep matematis siswa juga dialami siswa di SMP

Negeri 19 Bandar Lampung yang mempunyai karakteristik yang sama dengan

sebagian besar SMP di Indonesia. Berdasarkan observasi di SMP Negeri 19

Bandar Lampung, masih sebagian besar siswa mengalami kesulitan saat

mengerjakan soal-soal pemahaman konsep yang diberikan. Selain itu, guru belum

menerapkan model pembelajaran di kelas untuk meningkatkan pemahaman

konsep matematis siswa. Salah satu faktor penyebabnya adalah guru masih

menggunakan pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran konvensional ini

guru menjelaskan materi menggunakan metode ceramah, memberikan contoh soal

dan memberikan tugas sebagai latihan. Sedangkan siswa hanya mendengarkan

dan mencatat hal-hal penting dari penjelasan yang dikemukakan oleh guru. Dalam

mengerjakan tugas, siswa kurang bisa menggunakan, memanfaatkan, dan memilih

prosedur atau operasi tertentu sehingga siswa sulit memahami dan menyelesaikan

soal tersebut. Hal ini berkaitan dengan salah satu indikator pemahaman konsep

matematis.

Salah satu model pembelajaran yang relevan untuk digunakan yaitu model

pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model

pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan untuk membantu siswa dalam

memahami konsep dengan baik. Pembelajaran kooperatif dicirikan dengan

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

5

terbentuknya suatu kelompok kecil yang bekerja sama dalam tim untuk

menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau untuk menger-

jakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama. Slavin (2008: 36) menyatakan

bahwa “interaksi berkaitan dengan tugas-tugas untuk meningkatkan pengusaan

konsep”. Oleh sebab itu, siswa akan saling belajar dalam diskusi kelompok

mengenai suatu materi, dimana konflik kognitif akan muncul sehingga

pemahaman konsep dengan kualitas tinggi akan berkembang dengan baik.

Pembelajaran kooperatif tipe gallery walk diduga dapat mengembangkan

pemahaman konsep matematis siswa. Silberman (2006: 274) menyatakan bahwa

gallery walk atau galeri belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan

mengingat apa yang telah dipelajari siswa selama berlangsungnya pembelajaran.

Model ini baik digunakan untuk membangun kerja sama kelompok (cooperative

learning) serta pembelajaran aktif (active learning), dimana siswa saling memberi

apresiasi dan koreksi dalam pembelajaran. Selain itu, gallery walk juga

merupakan suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan

pengusaan materi siswa untuk menemukan pengetahuan baru. Pada proses

pembelajaran ini, peran siswa lebih dominan dibanding dengan peranan guru yang

hanya sebagai fasilitator. Siswa dituntut untuk dapat memahami konsep dari suatu

materi yang diberikan. Hal ini akan melatih siswa untuk mengembangkan

pemahaman konsep matematis. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan

penelitian tentang efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk

untuk mengetahui apakah efektif bila ditinjau dari pemahaman konsep matematis

siswa.

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah

yaitu “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk efektif ditinjau

dari pemahaman konsep matematis siswa?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui efektivitas model pembelajaran tipe gallery walk ditinjau dari

pemahaman konsep matematis siswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi

dalam pendidikan matematika yang berkaitan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe gallery walk dan pembelajaran konvensional serta hubungan-

nya dengan pemahaman konsep matematis siswa.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam memilih model

pembelajaran yang efektif diterapkan untuk meningkatkan pemahaman

konsep matematis siswa serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih

lanjut tentang model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk dan menjadi

sarana mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan

matematika.

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini antara lain:

1. Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dalam pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam penelitian ini,

pembelajaran dikatakan efektif apabila (1) kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe gallery walk lebih tinggi daripada kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, dan (2)

proporsi siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis

terkategori baik pada siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe

gallery walk mencapai lebih dari 60% jumlah siswa.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk merupakan pembelajaran

yang menggunakan sistem kerjasama kelompok dimana setiap kelompok

terdiri dari 5-6 orang yang menuntut siswa untuk dapat meningkatkan

keaktifan dalam pembelajaran dengan cara menentukan peran dalam

kelompok, berdiskusi, memajang hasil kerja kelompok, mengelilingi stan dan

memberikan komentar dari hasil yang dibuat oleh kelompok lain, setelah itu

presentasi. Kemudian guru mengklarifikasi ketika terdapat kesalahan serta

guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Materi yang akan dipelajari dengan menggunakan model

pembelajaran ini yaitu materi segiempat.

3. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa digunakan

oleh guru pada setiap pembelajaran. Dalam hal ini, pembelajaran yang

dimaksud yaitu guru memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

8

pemberian tugas. Pembelajaran ini dapat dikatakan pembelajaran yang

berpusat kepada guru (teacher center).

4. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam menterjemahkan,

menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep berdasarkan pembentukan

pengetahuannya sendiri, bukan hanya menghafal tetapi siswa dapat

menemukan dan menjelaskan kembali keterkaitan suatu konsep dengan

konsep lainnya. Pemahaman konsep matematis dalam penelitian ini, ditandai

dengan kemampuan siswa untuk (1) menyatakan ulang suatu konsep, (2)

mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan

konsepnya, (3) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk repre-sentasi, (4)

menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi

tertentu, (5) mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pe-mecahan

masalah.

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Efektivitas Pembelajaran

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional (2004: 7) pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Siddiq (Rahayuningtyas, 2010: 7) pembelajaran adalah suatu upaya yang

dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk memberikan ilmu kepada

siswa yang diajarkan. Oleh karena itu, terjadinya pembelajaran apabila terdapat

proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Sumber belajar dalam

pembelajaran juga diperlukan untuk acuan pendidik dalam memberikan ilmu

pendidikan.

Menurut Hamalik (2002: 57) pembelajaran adalah suatu keterkaitan yang tersusun

antara unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur

dan alat belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling

mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan pengertian

pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu

proses interaksi antara guru dengan siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

10

yang terjadi di suatu lingkungan belajar dengan bantuan media untuk menunjang

tercapainya tujuan yang diinginkan.

Komponen terpenting agar terjadinya suatu proses pembelajaran yaitu harus

adanya seorang peserta didik yang akan menerima ilmu dan pendidik yang

berperan sebagai perancang, penilai proses serta hasil pembelajaran. Agar

menghasilkan hasil pembelajaran yang optimal, maka perlu pembelajaran yang

efektif untuk diterapkan dalam kelas sesuai karakter siswa dan kondisi kelas.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 584) mendefinisikan “efektif adalah ada

efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)” dan efektivitas diartikan “keadaan

berpengaruh”. Menurut Komariah (2005: 34) efektivitas adalah ukuran yang

menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) yang

telah dicapai. Sedangkan Sutikno (2005: 88) mengemukakan bahwa efektivitas

pembelajaran adalah kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran yang telah

direncanakan serta memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah dan

dapat mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan. Dari pernyataan di atas

menjelaskan bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran yang

diberikan berpengaruh kepada siswa dan adanya hasil yang diperoleh siswa

merupakan suatu gambaran secara umum seberapa jauh tercapainya suatu tujuan

yang telah ditentukan.

Hal ini didukung oleh pendapat dari Wortruba dan Wright (Uno, 2011: 174-190),

bahwa terdapat 7 indikator yang dapat menunjukkan pembelajaran yang efektif,

yaitu (1) pengorganisasian materi yang baik, (2) komunikasi yang efektif, (3)

penguasaan dan antuisiasme terhadap materi pelajaran, (4) sikap positif terhadap

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

11

siswa, (5) pemberian nilai yang adil, (6) keluwesan dalam pendekatan

pembelajaran, dan (7) hasil belajar siswa yang baik. Menurut Uno (2011: 29) pada

dasarnya efektivitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tujuan

pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Slameto (2010: 74) mengemukakan

bahwa belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin

dicapai.

Selain itu, Wicaksono (2011: 1) menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan

efektif apabila mengacu pada ketuntasan belajar yaitu apabila lebih dari atau sama

dengan 60% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ketuntasan minimal 65

dalam peningkatan hasil belajar dan strategi pembelajaran. Dalam pelak-

sanaannya, penggunaan kriteria ketuntasan ini bergantung dari ketetapan setiap

sekolah. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap sekolah berbeda karena

potensi atau kemampuan hasil belajar setiap siswa berbeda di masing-masing

sekolah.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan

ketepatan antara proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan dan hasil akhir

pembelajaran yang diharapkan serta ukuran keberhasilan dalam pembelajaran

dimana berpengaruh atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Siswa yang dapat

mencapai tujuan pembelajaran maka ia akan memiliki hasil belajar yang baik.

Dengan demikian pembelajaran dikatakan efektif apabila hasil belajar siswa baik.

Kriteria efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek, yaitu

apabila kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

12

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk lebih tinggi

daripada kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional dan proporsi siswa yang memiliki kemampuan

pemahaman konsep matematis terkategori baik pada siswa yang mengikuti

pembelajaran kooperatif tipe gallery walk mencapai lebih dari 60% jumlah siswa.

2. Pemahaman Konsep Matematis

Tahap pemahaman merupakan salah satu tahapan dari proses pembelajaran. Pada

tahapan ini sifatnya lebih kompleks daripada tahap pengetahuan. Untuk dapat

mencapai tahap pemahaman terhadap suatu konsep matematika, siswa harus

mempunyai pengetahuan terhadap konsep tersebut. Pemahaman konsep

merupakan salah satu aspek dari tiga aspek penilaian matematika.

Menurut Wardhani (2006: 3-5), konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan

atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokan, menggolongkan suatu

objek atau kejadian. Sejalan dengan itu, Winkel (Ernayulian, 1991: 57)

menyatakan bahwa konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang

memiliki ciri-ciri yang sama. Belajar konsep merupakan salah satu cara belajar

dengan pemahaman dan sering dikenal dengan ”concept formation”. Suherman

(1993: 38-39) menjelaskan bahwa suatu konsep dapat terbentuk dari komponen

konsep dan komponen ini merupakan fakta yang sepesifik. Dengan demikian

suatu konsep dapat dipandang sebagai kumpulan fakta sepesifik yang saling

terkait secara fungsional.

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

13

Sardiman (2007: 42) mengungkapkan, pemahaman dapat diartikan menguasai

sesuatu dengan pikiran, belajar untuk mengerti secara mental makna dan

filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menye-

babkan siswa memahami suatu situasi.

Dijelaskan pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No.506/C/PP/2004 bahwa

pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa untuk

memahami konsep dan melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat. Pemahaman konsep matematika ialah kompetensi yang harus

dimiliki siswa dalam memahami suatu konsep matematika sehingga dapat

menguraikan konsep tersebut dengan kata-katanya sendiri (Shadiq, 2009).

Berdasarkan teori-teori yang sudah dijelaskan di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa pemahaman konsep matematis adalah pengetahuan atau pemikiran yang

telah dimiliki oleh seseorang dalam mengemukakan ide atau gambaran yang

berkaitan dengan matematika sehingga dapat menghubungkan pengetahuan awal

yang dimiliki dengan pengetahuan yang akan ditemukan dalam proses

pembelajaran.

Menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No.506/PP/2004 Wardani (Erna-

yulian, 2006: 29), adapun indikator-indikator pemahaman konsep metematis

sebagai berikut:

a. Kemampuan meyatakan ulang sebuah konsep.

b. Kemampuan mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai

dengan konsepnya.

c. Kemampuan memberi contoh dan bukan contoh.

d. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi

matematis.

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

14

e. Kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu

konsep.

f. Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu.

g. Kemampuan mengaplikasikan konsep.

Berdasarkan uraian di atas, salah satu indikator menyebutkan bahwa pemahaman

konsep matematis merupakan kemampuan siswa untuk menyatakan ulang suatu

konsep yang diperoleh dalam berbagai bentuk sehingga siswa tidak hanya

mengerti untuk dirinya sendiri tetapi juga dapat menjelaskan kepada orang lain.

Indikator kemampuan pemahaman konsep matematis dalam penelitian ini adalah:

1. Menyatakan ulang suatu konsep.

2. Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan

konsepnya.

3. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

4. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.

5. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.

3. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Lie (2010: 28) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang

memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa yang

lainnya dalam tugas-tugas yang berstruktur. Isjoni (2009: 14) menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja

sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Sejalan dengan itu,

Slavin (1995: 284) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan pem-

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

15

belajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu dalam

memahami materi pelajaran, menyelesaikan tugas atau kegiatan lain agar semua

siswa dalam kelompok mencapai hasil belajar yang tinggi.

Rusman (2010: 202), pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok

bersifat heterogen. Sedangkan, Suyatno (2009: 51) menjelaskan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok

untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan

persoalan, atau inkuiri. Agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota

kelompok terdiri atas 4-6 orang, siswa heterogen, sehingga dapat bertanggung

jawab atas hasil kelompoknya yang berupa laporan atau presentasi.

Ibrahim (2000: 7) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki ciri-

ciri, yaitu (1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya, (2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan

yang tinggi, sedang, dan rendah, (3) anggota kelompok berasal dari ras, budaya,

suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda, (4) penghargaan lebih berorientasi

kelompok daripada individu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan pembelajaran yang berbentuk kerjasama antar individual

dalam kelompok untuk saling bertukar pemahaman dan pengetahuan, dimana guru

hanyalah sebagai fasilitator yang membimbing, mengarahkan, mengkoordinir, dan

memantau aktivitas masing-masing kelompok sehingga dapat tercapai tujuan

pembelajaran di dalam kelompok itu sendiri.

Page 34: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

16

4. Model Pembelajaran Gallery Walk

Ismail (Gufron: 2011) menguraikan tentang gallery walk sebagai berikut: Secara

etimologi gallery walk terdiri dari dua kata, yaitu gallery dan walk. Gallery

adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk,

karya atau gagasan kepada khalayak ramai. Misalnya pameran buku, tulisan,

lukisan dan sebagainya. Sedangkan walk berarti berjalan atau melangkah. Gallery

Walk, menurut Silberman (2007: 264) yang menyebutnya dengan istilah galeri

belajar, merupakan suatu cara untuk menilai dan merayakan apa yang telah

peserta didik pelajari setelah rangkaian pelajaran studi. Kemudian hal serupa pula

dikemukakan oleh Machmudah (Marni, 2008: 152) yang menyebut gallery walk

dengan sebutan galeri belajar, yaitu suatu cara untuk menilai dan mengingat apa

yang telah siswa pelajari.

Menurut Mark Francek dalam Journal of College Science Teaching (2006: 27):

“A Gallery walk is a discussion technique that gets students out of their

chairs and actively involved in synthesizing important science concepts,

writing, and public speaking the technique also cultivates listening and team

building skills”.

Gallery Walk adalah sebuah teknik diskusi dimana siswa beranjak dari kursi

mereka dan secara aktif terlibat dalam memahami konsep-konsep pokok materi,

menulis, dan mempresentasikan. Teknik ini juga melatih keterampilan

mendengarkan dan kerja sama kelompok.

Dalam jurnalnya, Francek (2006) disebutkan langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif tipe gallery walk, yaitu:

Page 35: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

17

1. Guru Membuat dan mem-posting pertanyaan

Guru menulis beberapa pertanyaan atau permasalahan berkaitan dengan

konsep materi yang menjadi topik pembelajaran. Kemudian tempatkan

(posting) pertanyaan tersebut di dinding atau meja di dalam kelas yang diberi

jarak satu sama lainnya.

2. Membentuk grup, menentukan peran dan kerjasama kelompok

Bentuklah siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-6 siswa.

Masing-masing kelompok kemudian menetapkan recorder yang bertugas

menulis komentar kelompok mereka. Peran recorder harus bergantian pada

setiap stan diskusi yang dikunjungi.

3. Menetapkan stan dan mulai berdiskusi

Setiap kelompok kemudian menuju ke stan diskusi mereka masing-masing.

Di stan diskusi mereka melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang

disediakan oleh guru.

4. Berputar

Setelah 3-5 menit, katakan “Berputar!”. Masing-masing kelompok kemudian

bergerak searah jarum jam dari stan diskusi mereka ke stan diskusi kelompok

lain disebelahnya. Di sini, siswa mengamati hasil kerja kelompok lain dan

memberikan komentar atau pertanyaan pada hasil kerja tersebut. Guru

berperan sebagai fasilitator, mengawasi siswa, memperjelas pertanyaan, dan

mengukur pemahaman siswa serta mencatat setiap kesalahpahaman atau

penyimpangan untuk didiskusikan kemudian selama presentasi kelompok.

Page 36: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

18

Gambar 2.1 Skema perputaran gallery walk

5. Presentasi

Setelah mengunjungi setiap stan diskusi, siswa kembali ke stan diskusi awal

mereka. Kemudian merangkum semua komentar dan menjawab pertanyaan

yang diterima dalam waktu 5-10 menit. Reporter yang dipilih diawal,

kemudian mempersentasikan hasil kerja kelompok dan menuliskannya di

papan tulis atau overhead projector dalam waktu tidak lebih dari 5 menit.

Selama presentasi, guru memperkuat konsep-konsep materi, mengkoreksi

kesalahan serta mengklarifikasi jika terdapat miskonsepsi yang terjadi pada

siswa. Kemudian dalam penarikan kesimpulannya siswa dibantu guru agar

tidak terjadi kesalahan.

Adapun langkah-langkah penerapan model gallery walk oleh Rodgres (Ghufron,

2011: 14), sebagai berikut:

1. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok.

2. Kelompok diberi kertas plano atau flip chart.

3. Tentukan topik atau tema pelajaran.

4. Hasil kerja kelompok ditempel di dinding.

5. Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain

6. Salah satu wakil kelompok menjawab setiap apa yang ditanyakan oleh

kelompok lain.

7. Koreksi bersama-sama.

8. Klarifikasi dan penyimpulan.

Stan 1 Stan 2

Stan 4 Stan 3

Page 37: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

19

Ada beberapa komponen dalam pemakaian model pembelajaran kooperatif tipe

gallery walk (Ghufron, 2011: 13). Komponen-komponen tersebut antara lain:

1. Guru

Guru pengajar harus paham betul tentang model gallery walk.

2. Peserta didik

Dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik mempunyai latar belakang

yang berbeda-beda, hal ini perlu dipertimbangkan dalam pemakaian model

gallery walk.

3. Alat atau bahan

Bahan yang disiapkan adalah kertas plano atau flip cart dan spidol.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk oleh Ismail (Ghufron,

2011: 14), yaitu:

1. Siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam

belajar.

2. Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran.

3. Membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar

kawannya.

4. Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar.

5. Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik.

6. Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat membantu

menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi

dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

Pembelajaran kooperatif tipe gallery walk tidak hanya memiliki banyak kelebihan,

tetapi juga terdapat beberapa kekurangan. Berhasil atau tidaknya suatu

pembelajaran bergantung pada kerjasama antara guru dengan siswa. Kelebihan

dari model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk diharapkan dapat memberi

hasil positif terhadap penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan kekurangannya

nanti dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk diperbaiki dalam penelitian. Oleh

Page 38: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

20

karena itu, perlu adanya pemahaman yang mendalam mengenai model

pembelajaran kooperatif tipe gallery walk ini, supaya dalam penerapannya dapat

terlaksana dengan efektif.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe gallery walk merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang

bercirikan adanya recorder dan reporter yang memiliki tugas tertentu serta dalam

langkah-langkah setiap pembelajarannya yang berbeda dengan tipe yang lain

sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan

kelompoknya, bertukar pemahaman dan pengetahuan, mengkoreksi pekerjaan

temannya serta berdiskusi dengan semua siswa dalam kelas untuk menghasilkan

suatu kesimpulan pembelajaran, dimana guru hanyalah sebagai fasilitator yang

mengklarifikasi apabila terjadi suatu miskonsepsi di dalam pembelajaran.

5. Pembelajaran Kovensional

Pembelajaran konvensional memiliki arti “pembelajaran tradisional”. Hal ini

sesuai dengan kamus besar Bahasa Indonesia (1995: 523) yang menyatakan

bahwa tradisional sebagai “sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu

berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun”.

Pembelajaran konvensional dapat juga disebut sebagai pembelajaran tradisional.

Dari pengertian di atas pembelajaran konvensional adalah suatu pembelajaran

yang manadalam pada proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara yang

lama, dimana dalam penyampaian pelajaran guru masih mengandalkan ceramah.

Page 39: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

21

Dalam pembelajaran konvensional, guru memegang peranan utama dalam

menentukan isi dan urutan langkah pembelajaran untuk menyampaikan materi

tersebut kepada peserta didik. Sementara peserta didik hanya mendengarkan

secara teliti serta mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh guru,

sehingga pada pembelajaran kegiatan proses belajar mengajar didominasi oleh

guru. Hal ini mengakibatkan peserta bersifat pasif, karena peserta didik hanya

menerima apa yang disampaikan oleh guru. Akibatnya peserta didik mudah jenuh,

kurang inisiatif, dan bergantung pada guru.

Pembelajaran konvensional menjadikan guru sebagai tulang punggung dalam

kegiatan instruksional. Kegiatan instruksional berlangsung dengan guru selalu

bertindak sebagai penyaji isi pelajaran. Menurut Subaryana (2005: 9) bahwa

pembelajaran dengan pendekatan konvensional menempatkan guru sebagai

sumber tunggal disetiap proses pembelajarannya. Dalam pembelajaran ini,

beberapa transparansi dan formulir isian dipergunakan sebagai latihan selama

proses pembelajaran. Peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut

dengan cara mendengarkan ceramah dari guru, mencatat, dan mengerjakan tugas-

tugas yang diberikan oleh guru.

Pada pembelajaran konvensional tanggung jawab guru dalam membelajarkan

peserta didiknya cukup besar, serta peranan guru dalam merencanakan kegiatan

pembelajaran juga sangat besar. Menurut Subaryana (2005: 9) bahwa

pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan efisien

tetapi hasilnya belum memuaskan. Adapun kelebihan dan kekurangan pada

model pembelajaran konvensional ini adalah sebagai berikut:

Page 40: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

22

1. Kelebihan

a. Efisien.

b. Tidak mahal karena hanya menggunakan sedikit bahan ajar.

c. Mudah disesuaikan dengan keadaan peserta didik.

2. Kekurangan

a. Kurang memperhatikan bakat dan minat peserta didik.

b. Bersifat pengajar centris.

c. Sulit digunakan dalam kelompok yang heterogen.

d. Gaya mengajar yang sering berubah-ubah atau perbedaan gaya

mengajardari pengajar yang satu dengan yang lain dapat membuat

kegiataninstruksional tidak konsisten.

Menurut Purwoto (2003: 67) kelebihan pembelajaran konvensional dapat

dicirikan dengan guru memberikan tekanan terhadap hal-hal yang penting

sehingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin. Kemudian bahan

pengajaran yang akan diberikan dapat lebih terurut. Oleh karena itu, isi silabus

dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena pengajar tidak harus

menyesuaikan dengan kecepatan belajar peserta didik. Kekurangan buku dan alat

bantu pelajaran tidak akan menghambat pengajaran dengan pembelajaran ini.

Adapun kekurangan pembelajaran ini lebih ditekankan kepada proses

pembelajaran yang berjalan membosankan dan peserta didik menjadi pasif karena

tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan, sehingga

kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat peserta didik tidak

mampu menguasai bahan yang diajarkan. Oleh sebab itu, pengetahuan yang

diperoleh lebih cepat terlupakan dan menyebabkan peserta didik belajar

menghafal yang mengakibatkan timbulnya ketidak mengertian akan sebuah

materi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional

merupakan pembelajaran yang hanya berpusat pada guru dalam proses

Page 41: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

23

pembelajarannya, sehingga siswa selalu mengandalkan guru tanpa siswa bergerak

dan berinteraksi secara aktif sendiri dalam mengembangkan pengetahuannya.

Guru bukan bertindak sebagai fasilitator melainkan guru aktif menjelaskan materi

dan siswa hanya mencatat, mendengarkan, serta mengerjakan soal.

B. Kerangka Pikir

Penelitian tentang efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk

ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa terdiri dari dua variabel, yaitu

satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah pembelajaran kooperatif tipe gallery walk, sedangkan variabel terikatnya

adalah pemahaman konsep matematis siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk merupakan model pembelajaran

secara berkelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa,

membahas materi yang akan dipelajarkan. Dalam hal ini guru hanya berperan

sebagai fasilitator dan pemandu jalannya diskusi agar siswa dapat menemukan

konsep secara mandiri. Pembelajaran ini menekankan agar siswa berperan aktif

dalam proses pembelajaran karena siswa terlibat langsung dari awal hingga akhir

pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan model kooperatif tipe gallery walk pada

penelitian ini terdiri dari lima langkah, yaitu (1) membuat dan mem-posting

pertanyaan, (2) membentuk grup, menentukan peran, dan kerjasama kelompok,

(3) menetapkan stan dan mulai berdiskusi, (4) berputar, dan (5) presentasi.

Pada langkah pertama pembelajaran gallery walk yaitu guru membuat dan mem-

posting pertanyaan. Di awal proses pembelajaran guru mengarahkan siswa agar

Page 42: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

24

siswa ingin tau dan tertarik dengan pembelajaran yang akan diberikan.

Sebelumnya guru membuat LKK berupa uraian soal dan pertanyaan. Hal ini

menuntut siswa untuk memahami pengetahuan awal yang mereka miliki mengenai

materi yang akan dipelajari. Melalui kegiatan tersebut, siswa diberikan peluang

untuk mengembangkan pemahaman konsep matematis yaitu menyatakan ulang

suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi

tertentu serta mengaplikasi konsep dalam algoritma pemecahan masalah.

Pada langkah kedua adalah membentuk grup, menentukan peran dan kerjasama

kelompok. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan anggota yang

terdiri dari 5-6 siswa yang heterogen. Setelah itu, siswa menentukan peran

masing-masing. Setiap kelompok menentukan recorder yang bertanggung jawab

untuk menulis komentar dari kelompok mereka. Peran recorder harus berganti

pada setiap stan diskusi yang dikunjungi. Komentar yang ditulis berupa

pertanyaan atau tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain. Kemudian

menetapkan reporter. Reporter bertugas mempersentasikan hasil kerja

kelompoknya. Peran yang diperoleh membuat siswa bertanggung jawab dengan

peran tersebut dan siswa akan bersungguh-sungguh dalam memahami materi

pembelajaran serta meningkatkan kerjasama dalam kelompok.

Selanjutnya langkah ketiga adalah menetapkan stan dan mulai untuk berdiskusi.

Guru menetapkan setiap kelompok mendapatkan satu stan. Pada tahap ini siswa

berdiskusi untuk menjawab LKK yang diberikan. Siswa diberi kesempatan untuk

mencari literatur, mengemukakan gagasan masing-masing dan saling bertukar

informasi dalam kelompok. Pembelajaran dikelompok yang heterogen dengan

Page 43: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

25

kemampuan setiap siswa yang berbeda-beda akan terjadi interaksi antar siswa.

Siswa dapat bekerjasama dengan teman-temannya yang terdiri dari siswa yang

memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang berkemampuan

rendah dan sedang akan meningkatkan pengetahuannya dan siswa yang

berkemampuan tinggi menjadikan sumber bagi pengetahuannya sehingga konsep

yang diajarkan dapat dipahami oleh teman kelompoknya. Dengan interaksi siswa

dalam memahami konsep matematis, hasil belajar siswa pun diharapkan

meningkat. Selain itu, akan merubah paradigma guru dalam pembelajaran dimana

dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat

pada siswa. Melalui kegiatan tersebut, siswa diberikan peluang untuk

mengembangkan pemahaman konsep matematis yaitu menyatakan ulang suatu

konsep, mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu, menyajikan konsep

dalam berbagai bentuk representasi matematis, kemudian menggunakan,

memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu serta mengaplikasi

konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.

Pada langkah keempat adalah berputar. Kelompok mulai mengunjungi stan

kelompok lain berdasarkan instruksi guru. Guru memberi aba-aba, “berputar”.

Masing-masing kelompok berkunjung ke stan kelompok lain, mengomentari hasil

kerja kelompok lain berupa pertanyaan atau tanggapan. Komentar ditulis pada

secarik kertas yang disediakan guru kemudian ditempelkan di papan gabus atau

karton stan kelompok yang dikunjungi. Recorder yang bertugas menulis komentar

kelompok harus bergantian pada setiap stan diskusi yang dikunjungi. Pemahaman

konsep yang sudah dibangun pada saat diskusi kelompok akan terlihat sejauh

mana konsep tersebut diperoleh selama pembelajaran berlangsung. Recorder akan

Page 44: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

26

membandingkan pemahaman konsep yang dimiliki dengan pemahaman konsep

kelompok lain yang diamatinya. Kegiatan ini akan memberikan informasi baru

apabila jawaban dari kelompok lain berbeda, siswa dilatih untuk berfikir manakah

jawaban yang benar dengan pemahaman konsep yang dimilikinya. Oleh karena

itu, recorder harus bersungguh-sungguh dalam memahami materi. Melalui

kegiatan tersebut, siswa diberikan peluang untuk meningkatkan pemahaman

konsep matematis yaitu menyatakan ulang suatu konsep menyatakan ulang suatu

konsep, mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu, menyajikan konsep

dalam berbagai bentuk representasi matematis, kemudian menggunakan,

memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu serta mengaplikasi

konsep pada algoritma pemecahan masalah. Dengan kata lain, pada tahap ini

siswa dapat mengembangkan pemahaman konsep matematis.

Setelah mengunjungi stan kelompok lain setiap kelompok kemudian kembali ke

stan masing-masing. Setiap kelompok berdiskusi menjawab pertanyaan yang

diberikan dari kelompok lain yang berkunjung. Langkah terakhir yaitu presentasi.

Reporter yang dipilih diawal, kemudian mempersentasikan hasil kerja kelom-

poknya dan menjawab pertanyaan yang diberikan dari kelompok lain yang

berkunjung pada langkah sebelumnya. Selama presentasi, guru memperkuat

konsep-konsep materi yang diperoleh dan mengoreksi apabila terdapat kesalahan

dalam memahami konsep. Melalui kegiatan tersebut, siswa diberikan peluang

untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis yaitu menyatakan ulang suatu

konsep dan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

Page 45: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

27

Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe gallery walk siswa berpeluang untuk mengembang-

kan pemahaman konsep matematisnya. Peluang tersebut diperoleh siswa melalui

langkah-langkah yang ada pada model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk.

Langkah-lagkah pada pembelajaran tersebut jarang dijumpai pada pembelajaran

konvensional, karena siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran konvensional, guru masih menggunakan metode ceramah

sebagai cara penyampaian materi. Melalui metode ceramah, guru manjelaskan

pokok-pokok materi pembelajaran, sehingga dalam waktu singkat materi dapat

selesai diajarkan. Situasi ini tentu saja membuat siswa tidak memiliki kesempatan

untuk berpendapat yang pada akhirnya mengakibatkan kurang optimalnya

pemahaman konsep matematis siswa. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa

pada pembelajaran gallery walk akan memiliki pemahaman konsep matematis

yang lebih baik daripada siswa pada pembelajaran konvensional.

C. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:

1. Semua siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

tahun pelajaran 2015-2016 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

2. Faktor lain yang mempengaruhi pemahaman konsep matematis selain model

pembelajaran kooperatif tipe gallery walk dikendalikan sehingga memberikan

pengaruh yang sangat kecil dan dapat diabaikan.

Page 46: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

28

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pertanyaan dalam rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya,

maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Umum

Model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk efektif ditinjau dari

pemahaman konsep matematis siswa.

2. Hipotesis Khusus

a. Pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe gallery walk lebih tinggi daripada

pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

b. Proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep matematis terkategori

baik pada siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe gallery

walk mencapai lebih dari 60% banyak siswa.

Page 47: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

29

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang beralamat di

Jl. Turi Raya No.1, Kec. Tanjung Senang, Bandar Lampung. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 19

Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016 yang terdistribusi ke dalam 12 kelas,

yaitu kelas VIIA-VIIL. Dari keduabelas kelas tersebut, dipilihlah dua kelas

sebagai sampel penelitian yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

sampling, yaitu dengan memilih dua kelas yang berasal dari kelas yang diajar oleh

guru yang sama. Selain itu, kemampuan siswa disetiap kelas yang diambil sebagai

sampel penelitian adalah kelas-kelas dengan siswa yang kemampuannya relatif

sama. Berdasarkan penelitian pendahuluan, disajikan hasil rata-rata nilai Ujian

Tengan Semester Genap kelas VIIA, VIIC, VIID, VIIK, dan VIIL SMP Negeri 19

Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016.

Tabel 3.1 Rata-Rata Nilai Ujian Tengah Semester (UTS)

No Kelas Banyak Siswa Rata-rata

1 VIIA 30 60,33

2 VIIC 31 70,82

3 VIID 30 61,66

4 VIIK 28 60,50

5 VIIL 29 65,22

Page 48: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

30

Berdasarkan teknik pengambilan sampel, maka terpilih kelas VIIK sebagai kelas

eksperimen yang terdiri dari 28 siswa dan kelas VIIA sebagai kelas kontrol yang

terdiri dari 30 siswa.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian semu (quasi eksperiment) yang terdiri dari

variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk dan variabel

terikat yaitu pemahaman konsep matematis. Desain yang digunakan adalah post-

test only control group design. Desain ini digunakan karena kedua kelas memiliki

kemampuan awal yang relatif sama ditinjau dari nilai matematika pada Ujian

Tengah Semester Genap tahun pelajaran 2015/2016, sehingga cukup dengan akhir

pertemuan kedua kelas diberikan post-test untuk mengukur pemahamn konsep

matematis siswa. Pelaksanaan penelitian ini sesuai dengan desain penelitian

menurut Furchan (1982: 353), yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

E X O

P C O

Keterangan:

E = kelas eksperimen

P = kelas kontrol

X = pembelajaran gallery walk

C = pembelajaran konvensional

O = nilai post-test pada kelas eksperimen dan control

Page 49: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

31

C. Prosedur Penelitian

Terdapat tiga tahap dalam penelitian ini, diantaranya tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap analisis data. Penjelasan dari tahap-tahap tersebut sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi untuk melihat karakteristik populasi yang ada;

b. Menentukan sampel penelitian;

c. Menetapkan materi yang akan digunakan dalam penelitian;

d. Menyusun proposal penelitian;

e. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen tes yang akan digunakan

dalam penelitian;

f. Melakukan uji coba instrument penelitian yang dilaksanakan pada kelas

VIIIJ.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran

kooperatif tipe gallery walk pada kelas eksperimen dan pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol;

b. Mengadakan post-test pada kelas eksperimen dan kontrol setelah

perlakuan.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Mengumpulkan dan memeriksa data hasil tes kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa dari masing-masing kelas eksperimen maupun

kelas kontrol;

Page 50: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

32

b. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh untuk menjawab rumusan

masalah;

c. Menyusun laporan penelitian dan membuat kesimpulan berdasarkan

hipotesis.

D. Data Penelitian

Data penelitian ini adalah data pemahaman konsep matematis siswa yang berupa

data kuantitatif. Data pemahaman konsep matematis siswa diperoleh melalui tes

pemahaman konsep matematis siswa yang dilakukan setelah pembelajaran (post-

test) pada kelas eksperimen dan kontrol setelah mendapatkan perlakuan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik tes. Tes digunakan untuk

mengukur pemahaman konsep matematis siswa setelah pembelajaran. Tes

berbentuk uraian yang diberikan kepada siswa baik untuk kelas eksperimen

maupun kelas kontrol diakhir pertemuan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian, terdiri dari 4

soal tentang pemahaman konsep matematis. Soal uraian digunakan dengan tujuan

agar indikator pemahaman konsep matematis siswa dapat diidentifikasi secara

jelas melalui langkah-langkah penyelesaian masalah yang diberikan. Dengan

demikian, akan mepermudah dalam memperoleh data yang dibutuhkan. Instrumen

tes diberikan setelah perlakuan, yaitu untuk mengukur kemampuan akhir (post-

Page 51: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

33

test). Soal tes dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah disesuaikan antara materi

dan indikator pemahaman konsep matematis. Pedoman penskoran yang digunakan

untuk mengukur pemahaman konsep matematis yang dikutip Sasmita (2010: 30),

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Pemahama Konsep Matematis

No.

Indikator

Pemahaman

Konsep

Ketentuan Skor

1.

Menyatakan

ulang suatu

konsep

Tidak menjawab 0

Hanya sedikit dari menyatakan ulang suatu konsep yang

benar

1

Menyatakan ulang suatu konsep dengan benar, tetapi salah

dalam mendapatkan solusi

2

Menyatakan ulang suatu konsep dengan proses benar dan

mendapat solusi dengan benar

3

2.

Mengklasifikasi

objek menurut

sifat tertentu

sesuai dengan

konsepnya

Tidak menjawab 0

Hanya sedikit mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu

dan tidak sesuai dengan konsepnya

1

Mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu tetapi tidak

sesuai dengan konsepnya

2

Mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu sesuai

dengan konsepnya

3

3.

Menyajikan

konsep dalam

berbagai bentuk

representasi

Tidak menjawab 0

Hanya sedikit dari menyajikan konsep dalam berbagai

bentuk representasi matematika dengan benar

1

Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi

matematika dengan benar, tetapi salah dalam mendapatkan

solusi

2

Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi

matematika dengan benar dan mendapat solusi dengan benar

3

4.

Menggunakan,

memanfaatkan,

dan memilih

prosedur atau

operasi tertentu

Tidak menjawab 0

Hanya sedikit dari menggunakan, memanfaatkan, dan

memilih prosedur yang benar

1

Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur, tetapi

salah dalam mendapatkan solusi

2

Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur

dengan benar dan mendapatkan solusi dengan benar

3

5.

Mengaplikasi

konsep pada

pemecahan

masalah

Tidak menjawab 0

Hanya sedikit mengaplikasikan konsep pada pemecahan

masalah yang benar

1

Mengaplikasikan konsep pada pemecahan masalah tetapi

tidak tepat

2

Mengaplikasikan konsep atau pemecahan masalah dengan

tepat

3

Page 52: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

34

Untuk memperoleh data yang akurat, maka diperlukan instrument yang memenuhi

kriteria tes yang baik. Instrumen dikatakan baik apabila memenuhi kriteria

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

1. Validitas Instrumen

Validitas dalam penelitian ini didasarkan pada validitas isi dari instrumen tes

pemahaman konsep matematis yang diketahui dengan cara membandingkan isi

yang terkandung dalam tes pemahaman konsep matematis siswa dengan indikator

pemahaman konsep matematis yang telah ditentukan. Instrumen tes dikategorikan

valid jika setiap butir soal tes sesuai dengan kompetensi dasar, indikator

pencapaian kompetensi, dan bahasa yang dapat dipahami siswa.

Dalam penelitian ini, validitas isi dilakukan melalui penilaian guru mitra dengan

asumsi bahwa guru matematika SMP Negeri 19 Bandar Lampung mengetahui

dengan benar kurikulum SMP. Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan kisi-

kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan

kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar cek (check list)

oleh guru mitra. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bahwa tes yang

digunakan untuk mengambil data telah memenuhi validitas isi. Penilaian guru

mitra selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.5.

Selanjutnya dilakukan uji coba soal yang dilakukan di luar sampel penelitian yaitu

kelas VIIIJ. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian diolah dengan

menggunakan bantuan software Microsoft Excel untuk mengetahui reliabilitas,

daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal.

Page 53: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

35

2. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2011: 109) untuk mencari koefisien reliabilitas ( ) soal tipe

uraian mengggunakan rumus Alpha yang dirumuskam sebagai berikut :

(

)(

)

Keterangan:

= Koefisien reliabilitas

= Banyak butir soal

𝑖2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item soal

𝑡2 = Varians skor total

Dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas diinterpretasikan berdasarkan pendapat

Arikunto (2011: 75) seperti yang terlihat dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas

Koefisien relibilitas ( ) Kriteria

0,00 ≤ r11 ≤ 0,20 Sangat rendah

0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah

0,40 < r11≤ 0,60 Sedang

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi

Instrumen uji yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang memilliki

kriteria reliabilitas minimal cukup. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba

instrumen tes, diperoleh koefisien reliabilitas tes adalah 0,77. Hal ini

menunjukkan bahwa instrumen tes memiliki reliabilitas yang tinggi dan sesuai

dengan kriteria yang digunakan sehingga instrumen tes dapat digunakan dalam

penelitian. Hasil perhitungan reliabilitas tes uji coba soal selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran C.1.

Page 54: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

36

3. Daya Pembeda

Daya pembeda dari sebuah soal menyatakan seberapa jauh kemampuan soal untuk

membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa

yang mempunyai kemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih

dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai ke siswa

yang memperoleh nilai terendah. Setelah itu, diambil 50% siswa yang

memperoleh nilai tertinggi (kelompok atas) dan 50% siswa yang memperoleh

nilai terendah (kelompok bawah).

Menurut Sudijono (2011: 386), daya pembeda dihitung menggunakan rumus:

DP =

Keterangan :

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

= Rata-rata kelompok atas pada butir soal yang diolah

= Rata-rata kelompok bawah pada butir soal yang diolah

= Skor maksimum butir soal yang diolah

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi menurut

Sudijono (2011: 389) yang ditunjukkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

Negatif ≤ DP <0,10 Sangat Jelek

0,10 ≤ DP < 0,20 Jelek

0,20 ≤ DP < 0,30 Cukup

0,30 ≤ DP < 0,50 Baik

DP ≥0,50 Sangat baik

Page 55: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

37

Instrumen uji yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang memilliki

interpretasi nilai daya pembeda minimal cukup. Daya pembeda butir soal berada

diantara interval 0,27 sampai dengan 0,68 sehingga sesuai dengan kriteria yang

digunakan. Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada Lampiran C.2.

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran dilakukan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir

soal. Menurut Sudijono (2011: 372) rumus yang digunakan untuk menghitung

tingkat kesukaran suatu butir soal adalah sebagai berikut:

Keterangan :

TK = Tingkat kesukaran suatu butir soal

= Jumlah skor yang diperoleh siswa pada suatu butir soal yang diperoleh

= Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria

indeks kesukaran menurut Sudijono (2011: 372) yang tertera dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi

Sangat Sukar

Sukar

Sedang

Mudah

Sangat Mudah

Instrumen uji yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang memilliki

interpretasi nilai tingkat kesukaran dengan kategori mudah, sedang, dan sukar.

Page 56: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

38

Setelah dilakukan perhitungan didapatkan tingkat kesukaran butir soal sukar,

sedang dan mudah sehingga sesuai dengan kriteria yang digunakan. Hasil

perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Lampiran C.3.

Setelah dilakukan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembeda soal tes pemahaman konsep matematis diperoleh rekapitulasi hasil tes

uji coba dan kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba

No

Soal Validitas Reliabilitas

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda Kesimpulan

1

Valid

0,77

(Reliabilitas

Tinggi)

0,80

(Mudah)

0,38

(Baik) Dipakai

2 0,27

(Sukar)

0,27

(Cukup) Dipakai

3 0,67

(Sedang)

0,68

(Sangat

Baik)

Dipakai

4A 0,56

(Sedang)

0,27

(Cukup) Dipakai

4B 0.48

(Sedang)

0,50

(Sangat

Baik)

Dipakai

Setelah soal memenuhi validitas isi, memenuhi kriteria reliabilitas, daya pembeda

dan tingkat kesukaran yang sudah ditentukan maka soal tes pemahaman konsep

layak digunakan untuk mengumpulkan data.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis. Dalam

penelitian ini, data yang diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah

Page 57: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

39

data pemahaman konsep matematis siswa yang dicerminkan oleh skor post-test.

Data ini berupa data kuantitatif.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat

yakni uji normalitas dan homogenitas terhadap data pemahaman konsep

matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah data sampel berasal dari data populasi yang berdistribusi

normal dan memiliki varians yang homogen.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data pemahaman konsep

matematis berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas yang digunakan menurut Sudjana (2005: 273), yakni menggunakan uji

chi-kuadrat.

a. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

Ho : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

b. Taraf signifikan: α = 0,05

c. Statistik uji

Keterangan:

= harga Chi-Kuadrat

= frekuensi pengamatan

= frekuensi yang diharapkan

= banyaknya pengamatan

Page 58: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

40

d. Keputusan Uji

Statistik di atas berdistribusi chi-kuadrat dengan dk = (k – 3). Kriteria pengujian

adalah terima H0 jika

dengan

dan taraf

nyata α = 0,05. Hasil perhitungan uji normalitas disajikan pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Normalitas

Sumber Data Pembelajaran

Kesimpulan

Pemahaman Konsep

Matematis Siswa

Gallery Walk 4,75 7,81 Terima H0

Konvensional 7,74 7,81 Terima H0

Berdasarkan Tabel 3.8 di atas, ternyata untuk kelas yang mengikuti

pembelajaran gallery walk dan kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional

kurang dari Ini berarti pada taraf nyata 5%, H0 untuk setiap kelas diterima.

Dengan demikian, data pada kelas yang mengikuti pembelajaran gallery walk dan

kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.6

dan C.7. Langkah selanjutnya yaitu uji homogenitas pada data pemahaman konsep

matematis siswa.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

data yaitu data pemahaman konsep matematis siswa pada kelas yang diberikan

pembelajaran gallery walk dan kelas yang diberikan pembelajaran konvensional

memiliki variansi yang homogen atau tidak homogen. Menurut Sudjana (2005:

249-250), untuk menguji homogenitas data digunakan ketentuan berikut:

Page 59: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

41

a. Rumusan hipotesis

H0 : =

(kedua kelompok populasi memiliki varians yang homogen)

H1:

(kedua kelompok populasi memiliki varians yang tidak

homogen)

b. Taraf Signifikan: α = 0,05

c. Statistik Uji

Jika sampel dari populasi pertama berukuran n1 dengan varians s12 dan sampel

dari populasi kedua berukuran n2 dengan varians s22 maka untuk menguji

hipotesis digunakan rumus:

F =

Keterangan:

= varians terbesar

= varians terkecil

d. Keputusan Uji

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika

dalam hal

lainnya tolak H0.

didapat dari daftar distribusi F dengan taraf

signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan masing-masing sesuai dk pembilang dan

penyebut.

Hasil perhitungan uji homogenitas terhadap data pemahaman konsep matematis

siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 60: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

42

Tabel 3.9 Rekapitulasi Uji Homogenitas

Sumber Data Pembelajaran Varians Kesimpulan

Pemahaman Konsep

Matematis Siswa

Gallery Walk 228,32

1,01 1,88 Terima H0

Konvensional 224,02

Berdasarkan hasil uji homogenitas di atas, dapat diketahui bahwa data

pemahaman konsep matematis siswa pada kelas dengan pembelajaran gallery

walk dan data pemahaman konsep matematis siswa pada kelas dengan

pembelajaran konvensional memiliki varians yang homogen karena

. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.8.

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat yakni uji normalitas dan uji homogenitas, langkah

selanjutnya yaitu melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan yakni uji

kesamaan dua rata-rata untuk hipotesis 1 dan uji proporsi untuk hipotesis 2.

Adapun penjelasan dari masing-masing uji hipotesis sebagai berikut:

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh bahwa kedua sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal dan berdasarkan uji homogenitas diperoleh

bahwa kedua kelompok populasi memiliki varians yang homogen, sehingga

pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji-t (Sudjana, 2005: 243). Uji yang

digunakan adalah uji pihak kanan, dengan hipotesis uji sebagai berikut :

Page 61: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

43

H0: , artinya nilai pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran kooperatif tipe gallery walk sama dengan nilai

pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

H1: , artinya nilai pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran kooperatif tipe gallery walk lebih tinggi dari nilai

pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

Statistik yang digunakan dalam Sudjana (2005: 243) adalah:

𝑡

Keterangan:

= rata-rata nilai siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe gallery

walk

= rata-rata nilai siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

n1 = banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe gallery

walk

n2 = banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

= varians pada pembelajaran kooperatif tipe gallery walk

= varians pada pembelajaran konvensional

= varians gabung

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika 𝑡 𝑡 , dengan

dimana 𝑡 didapat dari distribusi t dengan dk = (n1 + n2 - 2)

dan peluang . Untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak.

Page 62: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

44

b. Uji Proporsi

Untuk mengetahui besarnya proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep

matematis terkategori baik pada siswa yang mengikuti pembelajaran gallery walk,

dilakukan uji proporsi satu pihak dengan rumusan hipotesis uji sebagai berikut:

H0 : = 0,60 (proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep matematis

terkategori baik sama dengan 60%)

H1 : > 0,60 (proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep matematis

terkategori baik lebih dari 60%)

Statistik yang digunakan dalam uji ini menggunakan statistik z menurut Sudjana

(2005: 235) yakni sebagai berikut:

Keterangan:

x = banyaknya siswa tuntas belajar

n = jumlah sampel

Kriteria pengujian adalah: tolak H0 jika zhitung > z0,5- . Harga z0,5- diperoleh dari

daftar normal baku dengan peluang (0,5–α). Untuk hitungz 5,0z hipotesis H0

diterima.

Page 63: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

56

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe gallery walk tidak efektif ditinjau dari pemahaman

konsep matematis siswa, pada kelas VII di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Hal

ini dikarenakan persentase siswa tuntas belajar tidak lebih dari 60% banyak siswa.

Akan tetapi, siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe gallery walk

menghasilkan pemahaman konsep matematis yang lebih tinggi daripada siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan pada penelitian ini, saran-saran yang dapat

dikemukakan yaitu:

1. Kepada guru yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

gallery walk pada pembelajaran matematika, sebaiknya perlu diperhatikan

penguasaan materi yang dimiliki siswa sehingga dapat membantu siswa

dalam mengembangkan pemahaman konsep matematisnya. Kemudian

penyesuaian materi dan karakter siswa agar mencapai hasil yang optimal dan

suasana kelas yang kondusif.

Page 64: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

57

2. Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan tentang

efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk, sebaiknya agar

melakukan pengkajian lebih mendalam dari hal pengelolaan waktu sebaik

mungkin dan pengelolaan kelas. Selain itu, diharapkan untuk menambahkan

referensi tentang model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk.

Page 65: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan(Edisi Revisi).

Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis

Kompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, S.B. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ernayulian. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok

Bahasan Kubus Dan Balok Dengan Model Pembelajaran Missouri

Mathematics..http://Digilib.Ump.Ac.Id/Files/Disk1/11/Jhptump-A-Erna-

yulian-504-2-Babii.pdf. Diakses pada tanggal 28 Januari 2016.

Gufron, Moch. 2011. “Implementasi Metode Gallery Walk dan Small

Groupanalytical Exposition dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Kelas VIII E di SMP Negeri 1 Banyuanyar

Probolinggo”. Skripsi Sarjana. Malang: Fakultas Tarbiyah Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Hamalik, Oemar. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hasanah. 2004. Pengembangan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran

Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran

Berbasis Masalah Yang Menekankan Pada Representase Matematika.

[online]. http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-878-0711888-

30024%20bab%20II.pdf. Diakses pada tanggal 27 Januari 2016.

Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Jihad, Asep., dan Haris, Abdul. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta. Multi

Pressindo.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kesumawati. 2008. “Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran

Matematika”. Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika. 2-299.

Page 66: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

59

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2005. Visionary Leadership Menuju Sekolah

Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Lie, A. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Marini. 2012. Efektifitas Penggunaan Metode “Gallery Walk” Dalam

Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Pembelajaran Bahasa Arab di

Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah Tarakan. [online]. https://www.unhas-

.ac.id/arab/data_fl/JURNAL_Marini.docx. Diakses pada tanggal 28 Januari

2016.

Francek Mark. 2006. Promoting Discussion In The Sciene Classroom Using

Gallery Walk. Jurnal Of Collage Science Teaching, National Science

Teachers Assosiation. [online]. Tersedia: www.nsta.org/publication/news-

/story.aspx?id=52391 diakses pada tanggal 27 Januari 2016.

Nur Mohamad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan

Matematika Sekolah UNESA.

National Council of Teachers of Mathematics (2000). Principles and Standars for

School Mathematics. Reston, VA: NCTM.

Oktarina, Wartini. 2013. Perbandingan model pembelajaran Two Stay Two Stray

(TSTS)dengan Model Gallery Walk (GW) Terhadap Penguasaan Konsep

oleh Siswa pada Materi Pokok Sistem Ekskresi. Universitas Lampung:

Bandarlampung.

Purwoto. 2003. Pembelajaran Konvensional. Www.Academia.Edu/6942550-

/PembelajaranKonvensional. Diakses pada tanggal 28 Januari 2016.

. 2003. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta:

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Priasih, Deki. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Gallery Walk

Terhadap Aktivitas Belajar Siswa dan Penguasaan Materi Pokok Sistem

Pencernaan. (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Rahayuningtyas, Dwi. 2010. Peningkatan prestasi belajar siswa tentang konsep

gaya pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode penemuan

terbimbing di kelas v SD Negeri Somongari Purworejo tahun pelajaran

2009 / 2010. (Tesis). [online]. Tersedia: di

http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn-=showview&id=13168. Diakses

pada tanggal 28 Januari 2016.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Bandung: Mulia dan Mandiri Press.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grasindo Persada.

Page 67: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

60

Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice.

United States of America: Allyn & Bacon.

Subaryana. 2005. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: IKIP PGRI Wates.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suherman, Eman. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi

Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Sutikno, M. Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif. NTP Pres: Mataram.

Sutikno, Sobry dan Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar

Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika

Aditama.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif. Sidoarjo: Masmedia Buana

Pusaka.

TIMSS. 2011 . “International Results in Mathematics”. [online]. Tersedia di http:-

//timssandpirls.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_Mathematics_FullBoo

k.pdf. Diakses pada tanggal 27 Januari 2016.

Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan

PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,

Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Utami, W.N, Waluya, St. B, Mashuri. 2014. Keefektifan Model Pembelajaran

Problem Solving Berbasis Gallery Walk Terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah. Unnes Journal of Mathematics Education. [online]. Tersedia:

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/viewFile/4466/4121

diakses pada tanggal 27 Januari 2016.

Wardhani, Sri dkk. 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP:

Belajar dari PISA dan TIMSS. Yogyakarta: Badan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. [online].

http://p4tkmatematika.org/file/Bermutu%202011/SMP/4.INSTRUMEN%20

PENILAIAN%20HASIL%20BELAJAR%20MATEMATIKA%20.pdf pada

tanggal 27 Januari 2016.

Page 68: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/24827/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung

61

Wicaksono. 2011. Efektivitas Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://agung.sm-

kn1pml.sch.id. Diakses pada tanggal 21 Januari 2016.

Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.