54
DAFTAR PUSTAKA Al-khalili, R.S; Sutherland, J.P.; folkard, G.K, (1997) : Filtration with A Natural Coagulant dalam pickford,J.(ed.), proceeding of the 23 th WEDC Conference in Durgan,south Africa,water and sanitation for all : partner ship and innovations.uk, 143-145. Amdani, K., (2004) : Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa oliefera) Sebagai koagulan dalam Proses Koagulasi Limbah Cair industri karet, Jurnal Penelitian Universitas Sumatra Utara. Amos, M.D., Basic Atomic Absorption Spectroscopy, Varian Techtron Pty Ltd, Springvale, Australia,162-166. Cohen, J.M & Hanna, S.A., (1971) : Coagulation and Flocculation, Water Quality Treatment, 3 th ed, The American water Works Association Inc, USA, 379-387. Darmono, (1995) : Logam Dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup, UI Press, Jakarta, 140 pp. Dian, L., (1980) : Usaha memperbaiki kwalitas air minum di pedesaan dengan menggunakan biji dari moringa oliefera Lam (kelor) Dian Desa bekerja sama dengan OXFAM. Yokjakarta. Donald W., Herbert E, Klei, (1979) : Wastewater Treatment, Enyglewood Cliffs, 57-468. Duke, J.A., (1998) : Hand book of Energy crops, Unpublished, http://www.hort.purdue/new corp/duke energy/moringa oliefera html. di akses tanggal 20 oktober 2007. Efendi, (2003) : Telaah Kualitas Air, Penerbit Karnisius, Yokjakarta, 59, 162, 165. Ezeamuzie, I.C., (1996) : Anti in flammatory Effects of moringa oliefera Root extract, Int. J. Pharm. 34. (3), http://www.swets.nl/sps/journals/IJP 3403.html#anchor 919299,1996, Di akses tanggal 20 Oktober 2007. FG Winarno Senior scientist M-Brio Biotekindo, Biji Kelor Untuk Membersihkan Air Sungai, http:/www.ampl.or.id/detail/detail101.php?tp = Artikel&jns = wawasan & kode = 1574, Di akses tanggal 1 November 2007. Jason J.Evans, (2000) : Turbidimetric Analysis of water and wastewater Using a Spectrofluorimeter, J. Chem Edu, 77. (12).

EFEKTIFITAS BIJI KELOR (Moringa oleifera ) DALAM ...digilib.itb.ac.id/files/disk1/626/jbptitbpp-gdl-novisrawai-31252-7... · Larry D And Joseph, (1982) : Process Chemistry For Water

Embed Size (px)

Citation preview

DAFTAR PUSTAKA

Al-khalili, R.S; Sutherland, J.P.; folkard, G.K, (1997) : Filtration with A Natural

Coagulant dalam pickford,J.(ed.), proceeding of the 23 th WEDC Conference in Durgan,south Africa,water and sanitation for all : partner ship and innovations.uk, 143-145.

Amdani, K., (2004) : Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa oliefera) Sebagai

koagulan dalam Proses Koagulasi Limbah Cair industri karet, Jurnal Penelitian Universitas Sumatra Utara.

Amos, M.D., Basic Atomic Absorption Spectroscopy, Varian Techtron Pty Ltd,

Springvale, Australia,162-166. Cohen, J.M & Hanna, S.A., (1971) : Coagulation and Flocculation, Water

Quality Treatment, 3th ed, The American water Works Association Inc, USA, 379-387.

Darmono, (1995) : Logam Dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup, UI Press,

Jakarta, 140 pp. Dian, L., (1980) : Usaha memperbaiki kwalitas air minum di pedesaan dengan

menggunakan biji dari moringa oliefera Lam (kelor) Dian Desa bekerja sama dengan OXFAM. Yokjakarta.

Donald W., Herbert E, Klei, (1979) : Wastewater Treatment, Enyglewood Cliffs,

57-468. Duke, J.A., (1998) : Hand book of Energy crops, Unpublished,

http://www.hort.purdue/new corp/duke energy/moringa oliefera html. di akses tanggal 20 oktober 2007.

Efendi, (2003) : Telaah Kualitas Air, Penerbit Karnisius, Yokjakarta, 59, 162, 165.

Ezeamuzie, I.C., (1996) : Anti in flammatory Effects of moringa oliefera Root

extract, Int. J. Pharm. 34. (3), http://www.swets.nl/sps/journals/IJP 3403.html#anchor 919299,1996, Di akses tanggal 20 Oktober 2007.

FG Winarno Senior scientist M-Brio Biotekindo, Biji Kelor Untuk Membersihkan

Air Sungai, http:/www.ampl.or.id/detail/detail101.php?tp = Artikel&jns = wawasan & kode = 1574, Di akses tanggal 1 November 2007.

Jason J.Evans, (2000) : Turbidimetric Analysis of water and wastewater Using a Spectrofluorimeter, J. Chem Edu, 77. (12).

41

Kharistya. Teknologi Tepat Guna, http://kharistya.wordpress.com/2006/11/09/ teknologi-tepat-guna-penjernihan-air-dengan-biji-kelor-moringa-oleifera, Di akses tanggal 13 November 2007.

Larry D And Joseph, (1982) : Process Chemistry For Water And Wastewater

Treatment, Enyglewood Cliffs, New Jerse, 143-149.

Marganof, (2003) : Potensi Limbah Udang Sebagai Penyerap Logam Berat (Timbal, Kadmium Dan Tembaga) Di Perairan, Jurnal Penelitian Institut Pertanian Bogor.

Pontius, Frederick W., (1990) : Water Quality And Treatment, A Handbook of

Community Water Supplies, 4thEd, McGraw-Hill Book Company, 689-694.

Price, (1993) : M.L.ECHO Technical Note A-5 The Moringa Tree,

http://www.xc.org/echo/tnmoring.htm, Di akses tanggal 20 Oktober 2007. Pulunga, H., (2007) : Proses Pengolahan limbah cair Tahu Dengan Koagulasi

Alami, Makalah Ilmiah dalam PIT PERMI 2007.

Sajidu, S. M. I, Hendri, E. M. T, (2006) : pH dependence of sorption of Cd2+,Zn2+, Cu2+ and Cr3+ on crude water and sodium choloride extrak of Moringa Stenoprtala and Moringa Oliefera, Afr. J. Biotecnol, 5. (4).

Sugandhi, A.dkk, (1994) : Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Kantor

MENLH & Konsorsium Nasional Untuk Pelestarian Hutan dan alam Indonesia. Jakarta, 39.

Sukmawati, R., (1996) : Memanfaatkan Koagulan Al2SO4, FeSO4, dan FeCl3

sebagai kolektor ion-ion logam Cd2+, Cu2+, Pb2+ Dalam Air, Tesis ITB. Suriawirya, U, Dosen Senior IPB, http://keris .blog.ie./2005/03/15/manfaat-daun-

kelor, Di akses tanggal 3 November 2007. Sutherland, J.P.,moringa olifera Lam.,

http://www.le.ac.uk/engineering/staff/sutherland/moringa/moringa.htm, di akses tanggal 11 November 2007.

Sutherland, J.P., Folkard, G.K., Mtawali, M.A.,Grant,W.D, (1994) : Moringa

Oliefera as a natural Coagulant, proceedingof 20 th WEDC Conference Affordable water supply and sanitiation. pickford, J. (ed) Colombo, Srilanka, 297-299.

Totok Sutrino dkk (2006) : Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta, Hal

30,37,38.

Underwood, 1996 : Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi kelima. Erlangga. Jakarta.

42

Watson, L & Dauwitz, M.J, (1997) : The family of flowering plants moringceae,

http://www.keil.unkans.Edu/delta. Di akses tanggal 18 Oktober 2007.

LAMPIRAN A

HASIL UJI EFEKTIFITAS BIOKOAGULAN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP PENURUNAN KONSENTRASI

KEKERUHAN

A.1 Hasil Uji Pendahuluan A.1.1 Pengukuran Penurunan Kekeruhan dengan Variasi pH tanpa

Penambahan Kelor

y = 0.0048x - 0.0052R2 = 0.991

00.05

0.10.15

0.20.25

0.30.35

0.40.45

0.5

0 20 40 60 80 100 120

Konsentrasi Kekeruhan (NTU)

Abso

rban

si

Gambar A.1. Kurva larutan standar kekeruhan

Tabel A.1 Penurunan kekeruhan dengan variasi pH tanpa penambahan kelor

Konsentrasi sampel (ppm)

pH Absorbansi Kekeruhan % penurunan

100 1 0.3423 70.220 29.780 100 2 0.3942 81.050 18.950 100 3 0.4847 99.900 0.100 100 4 0.4842 99.800 0.200 100 5 0.4828 99.500 0.500 100 6 0.4838 99.700 0.300 100 7 0.4828 99.500 0.500 100 8 0.4770 98.300 1.700 100 9 0.3990 82.050 17.950

44

A.1.2 Pengukuran Efektifitas Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Kekeruhan pada Variasi pH

y = 0.0046x + 0.0094R2 = 0.9928

00.10.20.30.40.50.60.70.80.9

1

0 50 100 150 200 250

Konsentrasi Kekeruhan (NTU)

Abs

orba

nsi

Gambar A.2 Kurva larutan standar kekeruhan

Tabel A.2 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan kekeruhan pada variasi pH

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

pH Absorbansi Kekeruhan % Penurunan

100 500 3 0.3169 66.847 33.153 100 500 4 0.2774 58.260 41.740 100 500 5 0.3188 67.257 32.743 100 500 6 0.3213 67.810 32.190 100 500 7 0.3254 68.707 31.293 100 500 8 0.3149 66.403 33.597

45

A.1.3 Pengukuran Efektifitas Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Kekeruhan pada Konsentrasi Biokoagulan 10-100 ppm

y = 0.0046x + 0.0055R2 = 0.9956

0

0.10.2

0.30.4

0.5

0.60.7

0.80.9

1

0 50 100 150 200 250

Konsentrasi Kekeruhan (NTU)

Abs

orba

nsi

Gambar A.3 Kurva larutan standar kekeruhan

Tabel A.3 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan kekeruhan pada konsentrasi biokoagulan 10-100 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorban Konsentrasi Kekeruhan

(e)

kekeruhan % penurunan

300 10 0.4610 99.022 198.043 33.985 300 20 0.4591 98.609 197.217 34.261 300 30 0.4544 97.587 195.174 34.942 300 40 0.4527 97.217 194.435 35.188 300 50 0.4479 96.174 192.348 35.884 300 60 0.4474 96.065 192.130 35.956 300 70 0.4426 95.022 190.043 36.652 300 80 0.4343 93.218 186.435 37.855 300 90 0.4226 90.674 181.348 39.550 300 100 0.4175 89.565 179.130 40.290

46

A.1.4 Pengukuran Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan

Kekeruhan pada Konsentrasi Biokoagulan 100 -500 ppm

y = 0.0046x + 0.0065R2 = 0.9952

0

0.10.2

0.30.4

0.5

0.60.7

0.80.9

1

0 50 100 150 200 250

Konsentrasi Kekeruhan (NTU)

Abso

rban

si

Gambar A.4 Kurva standar larutan kekeruhan

Tabel A.4 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan kekeruhan pada konsentrasi biokoagulan 100-500 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Kekeruhan(e) kekeruhan % penurunan

300 100 0.4189 89.652 179.304 40.232 300 200 0.3571 76.217 152.435 49.188 300 300 0.3044 64.761 129.522 56.826 300 400 0.2769 58.783 117.565 60.812 300 500 0.2123 44.739 89.478 70.174

47

A.1.5 Pengukuran Efektifitas Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Kekeruhan pada Konsentrasi Biokoagulan 10.000 -50.000 ppm

00.10.20.30.40.50.60.70.80.9

1

0 50 100 150 200 250

KONSENTRASI KEKERUHAN (NTU)

ABS

OR

BAN

SI

y = 0.0047x + 0.0074R2 = 0.9957

Gambar A.5 Kurva larutan standar kekeruhan

Tabel A.5 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan kekeruhan pada konsentrasi biokoagulan 1000-10.000 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Kekeruhan(e) kekeruhan % penurunan

300 1000 0.0821 15.894 31.787 89.404 300 2000 0.055 10.127 20.255 93.248 300 4000 0.1464 29.574 59.149 80.284 300 6000 0.258 53.319 106.638 64.454 300 7000 0.4126 86.213 172.425 42.525 300 8000 0.4888 102.425 204.851 31.716 300 9000 0.5249 110.106 220.213 26.595 300 10000 0.6379 134.149 268.297 10.567

48

A. 2 Parameter Penelitian

A.2.1 Penentuan pH optimum

00.10.20.30.40.50.60.70.80.9

1

0 50 100 150 200 250

Konsentrasi kekeruhan (NTU)

Abso

rban

si

y = 0.0047x + 0.0074R2 = 0.9957

Gambar A.6 Kurva larutan standar kekeruhan

Tabel A.6 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan kekeruhan pada variasi pH

Konsentrasi

sampel (ppm)Konsentrasi kelor (ppm)

pH Absorbansi Kekeruhan % penurunan

300 2000 3 0.1039 20.532 93.156 300 2000 4 0.0956 18.766 93.745 300 2000 5 0.1097 21.766 92.745 300 2000 6 0.1175 23.426 92.191 300 2000 7 0.1301 26.106 91.298

49

A.2.2 Penentuan jumlah koagulan optimum

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

0 50 100 150 200 250

Konsentrasi kekeruhan (NTU)

Abs

orba

nsi

y = 0.0047x + 0.0005R2 = 0.9973

Gambar A.7 Kurva standar larutan kekeruhan

Tabel A.7 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan kekeruhan pada konsentrasi biokoagulan 1000-4000 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi kekeruhan % penurunan

300 1000 0.1498 31.766 89.411 300 1250 0.0131 2.681 99.106 300 1500 0.0203 4.213 98.596 300 1750 0.0496 10.447 96.518 300 2000 0.0955 20.213 93.262 300 2250 0.1342 28.447 90.518 300 2500 0.1431 30.340 89.887 300 2750 0.2365 50.213 83.262 300 3000 0.2377 50.468 83.177 300 3250 0.2418 51.340 82.887 300 3500 0.2518 53.468 82.177 300 3750 0.2727 57.9149 80.695 300 4000 0.2751 58.425 80.525

50

y = 0.0046x + 0.021R2 = 0.9914

0

0.10.2

0.30.4

0.5

0.60.7

0.80.9

1

0 50 100 150 200 250

Konsentrasi Kekeruhan (NTU)

Abs

orba

nsi

Gambar A.8 Kurva standar larutan kekeruhan

Tabel A.8 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan kekeruhan pada konsentrasi biokoagulan 1050-1450 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi kekeruhan % penurunan

300 1050 0.1489 27.804 90.732 300 1100 0.0806 12.956 95.681 300 1150 0.0292 1.783 99.406 300 1200 0.0316 2.304 99.232 300 1250 0.0327 2.543 99.152 300 1300 0.0331 2.630 99.123 300 1350 0.0331 2.630 99.123 300 1400 0.0382 3.739 98.754 300 1450 0.0403 4.196 98.601

51

A.2.3 Perlakuaan variasi konsentrasi sampel

00.10.20.30.40.50.60.70.80.9

1

0 50 100 150 200 250

Konsentrasi kekeruhan (NTU)

Abso

rban

si y = 0.0046x + 0.0055R2 = 0.9956

Gambar A.9 Kurva standar larutan kekeruhan

Tabel A.9 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dengan variasi konsentrasi Sampel 100-1000 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi kekeruhan % penurunan

100 1150 0.0896 18.283 81.717 200 1150 0.0496 9.587 95.207 300 1150 0.0146 1.978 99.341 400 1150 0.0318 5.717 98.571 500 1150 0.3457 73.956 85.209 600 1150 0.4327 92.869 84.522 700 1150 0.5168 111.152 84.121 800 1150 0.7227 155.913 80.511 900 1150 1.0517 227.435 74.729 1000 1150 1.4660 317.500 68.250

52

y = 0.0047x + 0.0099R2 = 0.9957

0

0.10.2

0.30.4

0.5

0.60.7

0.80.9

1

0 50 100 150 200 250

Konsentrasi Kekeruhan (NTU)

Abs

orba

nsi

Gambar A.10 Kurva standar larutan kekeruhan

Tabel A.10 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dengan variasi konsentrasi sampel 200-300 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm) Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi kekeruhan % penurunan

200 1150 0.0559 9.787 95.106 210 1150 0.055 9.596 95.431 220 1150 0.0521 8.979 95.919 230 1150 0.0498 8.489 96.309 240 1150 0.0457 7.617 96.826 250 1150 0.0125 0.553 97.234 260 1150 0.0424 6.915 97.340 270 1150 0.0402 6.447 97.612 280 1150 0.0381 6.000 97.857 290 1150 0.0117 0.383 99.868 300 1150 0.0239 2.979 99.007

53

LAMPIRAN B

HASIL UJI EFEKTIFITAS BIOKOAGULAN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP PENURUNAN KONSENTRASI ION BESI

B. 1 Hasil Uji Pendahuluan

B.1.1 Pengukuran Penurunan Konsentrasi Ion Logam Besi dengan Variasi

pH tanpa Penambahan Kelor

y = 0.0618x - 0.0561R2 = 0.9947

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Fe(ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar B.1 Kurva standar larutan ion besi

Tabel B.1 Penurunan konsentrasi logam ion besi dengan variasi pH tanpa penambahan kelor

Konsentrasi

sampel (ppm)

pH Absorbansi Konsentrasi besi (ppm)

% penurunan

10 1 0.561 9.985 0.146 10 2 0.561 9.985 0.146 10 3 0.556 9.904 0.955 10 4 0.555 9.888 1.116 10 5 0.556 9.904 0.955 10 6 0.540 9.872 1.278 10 7 0.515 9.872 1.278 10 8 0.382 7.089 29.110 10 9 0.273 5.325 46.747 10 10 0.197 4.095 59.045

54

B.1.2 Pengukuran Efektifitas Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Konsentrasi Ion Besi pada Variasi pH

y = 0.0314x - 0.0466R2 = 0.9941

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Fe(ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar B.2 Kurva standar larutan ion besi

Tabel B.2 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion besi pada variasi pH

Konsentrasisampel

(ppm) Konsentrasi kelor (ppm)

pH Absorbansi Konsentrasi besi (ppm)

% penurunan

10 1000 1 0.138 5.879 41.210 10 1000 2 0.127 5.529 44.713 10 1000 3 0.065 3.554 64.459 10 1000 4 0.047 2.981 70.191 10 1000 5 0.019 2.089 79.108

55

B.1.3 Pengukuran Efektifitas Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Konsentrasi Ion Besi pada Konsentrasi Biokoagulan 10-100 ppm

y = 0.0302x - 0.037R2 = 0.9978

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Fe(ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar B.3 Kurva standar larutan ion besi

Tabel B.3 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion besi pada konsentrasi biokoagulan 10-100 ppm

Konsentrasisampel

(ppm) Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi besi (ppm)

% penurunan

10 10 0.22 8.510 14.900 10 30 0.216 8.377 16.225 10 50 0.214 8.311 16.887 10 70 0.212 8.245 17.550 10 90 0.208 8.113 18.874 10 100 0.207 8.079 19.205

56

B.1.4 Pengukuran Efektifitas Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan

Konsentrasi Ion Besi dengan Menggunakan Konsentrasi Biokoagulan 100-500 ppm

y = 0.035x - 0.0592R2 = 0.9964

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Fe(ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar B.4 Kurva standar larutan ion besi

Tabel B.4 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion besi dengan menggunakan konsentrasi biokoagulan 100-500 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi besi (ppm)

% penurunan

10 100 0.223 8.063 19.371 10 200 0.162 6.320 36.800 10 300 0.143 5.777 42.228 10 400 0.061 3.434 65.657 10 500 0.043 2.920 70.800

57

B.1.5 Pengukuran Efektifitas Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Konsentrasi Ion Besi dengan Menggunakan Konsentrasi Biokoagulan 1000-5000 ppm

y = 0.039x - 0.031R2 = 0.9963

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Fe(ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar B.5 Kurva standar larutan ion besi

Tabel B.5 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion besi dengan menggunakan konsentrasi

biokoagulan 1000-5000 ppm

Konsentrasi sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi besi (ppm)

% penurunan

10 1000 0.051 2.102 78.974 10 2000 0.047 2.000 80.000 10 3000 0.093 3.180 68.205 10 4000 0.145 4.513 54.872 10 5000 0.156 4.795 52.051

58

B. 2 Parameter Penelitian B.2.1 Penentuan pH Optimum

y = 0.0314x - 0.0466R2 = 0.9941

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Fe(ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar B.6 Kurva standar larutan ion besi

Tabel B.6 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion besi pada variasi pH

Konsentrasisampel

(ppm) Konsentrasi kelor (ppm)

pH Absorbansi Konsentrasi besi (ppm)

% penurunan

10 1000 1 0.138 5.879 41.210 10 1000 2 0.127 5.529 44.713 10 1000 3 0.065 3.554 64.459 10 1000 4 0.047 2.981 70.191 10 1000 5 0.019 2.089 79.108

59

B.2.2 Penentuan Jumlah Koagulan Optimum

y = 0.1178x - 0.047R2 = 0.9943

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 2 4 6 8 10

Konsentrasi Fe(ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar B.7 Kurva standar larutan ion besi

Tabel B.7 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion besi pada konsentrasi biokoagulan 1000-3000 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm) Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi besi (ppm)

% penurunan

10 1000 0.201 2.105 78.947 10 1250 0.006 0.449 95.500 10 1500 0.061 0.917 90.831 10 1750 0.139 1.579 84.210 10 2000 0.186 1.978 80.221 10 2250 0.234 2.385 76.146 10 2500 0.265 2.648 73.514 10 2750 0.293 2.886 71.137 10 3000 0.327 3.175 68.251

60

y = 0.1186x - 0.0487R2 = 0.9904

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 2 4 6 8 10

Konsentrasi Fe(ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar B.8 Kurva standar larutan ion besi

Tabel B.8 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion besi pada konsentrasi biokoagulan 1000-1500 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi besi (ppm)

% penurunan

10 1000 0.202 2.114 78.862 10 1050 0.079 1.077 89.233 10 1100 0.053 0.858 91.425 10 1150 0.031 0.672 93.280 10 1200 0.022 0.596 94.039 10 1250 0.003 0.436 95.641 10 1300 0.008 0.478 95.219 10 1350 0.015 0.537 94.629 10 1400 0.028 0.647 93.533 10 1450 0.045 0.790 92.099 10 1500 0.06 0.917 90.835

61

B.2.3 Perlakuaan Variasi Konsentrasi Sampel

y = 0.1228x - 0.083R2 = 0.9925

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 2 4 6 8 10

Konsentrasi Fe(ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar B.9 Kurva standar larutan ion besi

Tabel B.9 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion besi dengan variasi konsentrasi sampel 1-10 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi besi (ppm)

% penurunan

1 1250 0.044 0.034 96.580 2 1250 0.047 0.059 97.068 3 1250 0.049 0.075 97.503 4 1250 0.05 0.083 97.923 5 1250 0.049 0.075 98.502 6 1250 0.050 0.083 98.616 7 1250 0.049 0.075 98.930 8 1250 0.049 0.075 99.064 9 1250 0.045 0.042 99.530 10 1250 0.093 0.433 95.668

62

LAMPIRAN C

HASIL UJI EFEKTIFITAS BIOKOAGULAN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP PENURUNAN KONSENTRASI ION MANGAN

C. 1 Hasil Uji Pendahuluan

C.1.1 Pengukuran Penurunan Konsentrasi Ion Mangan dengan Variasi

pH tanpa Penambahan Kelor

y = 0.1114x - 0.1201R2 = 0.9935

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Mn (ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar C.1 Kurva standar larutan ion mangan

Tabel C.1 Penurunan konsentrasi ion mangan dengan variasi pH tanpa penambahan kelor

Konsentrasi

sampel (ppm)

pH Absorbansi Konsentrasi Mangan (ppm)

% penurunan

10 1 0.992 9.983 0.171 10 2 0.991 9.974 0.260 10 3 0.992 9.983 0.171 10 4 0.993 9.992 0.081 10 5 0.993 9.992 0.081 10 6 0.991 9.974 0.260 10 7 0.991 9.974 0.260 10 8 0.981 9.884 1.158 10 9 0.868 8.870 11.301 10 10 0.774 8.026 19.740

63

C.1.2 Pengukuran Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan

Konsentrasi Ion Mangan pada Variasi pH

y = 0.035x - 0.0592R2 = 0.9964

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Mn (ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar C.2 Kurva standar larutan ion mangan

Tabel C.2 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion mangan pada variasi pH

Konsentrasisampel

(ppm) Konsentrasi kelor (ppm)

pH Absorbansi Konsentrasi mangan (ppm)

% penurunan

10 1000 1 0.019 2.234 77.657 10 1000 2 0.019 2.234 77.657 10 1000 3 0.016 2.149 78.514 10 1000 4 0.017 2.177 78.229 10 1000 5 0.017 2.177 78.229 10 1000 6 0.013 2.063 79.371 10 1000 7 0.017 2.177 78.229 10 1000 8 0.016 2.149 78.514

64

C.1.3 Pengukuran Efektifitas Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan

Konsentrasi Ion Mangan pada Konsentrasi Biokoagulan 10-100 ppm

y = 0.1114x - 0.1221R2 = 0.9928

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Mn (ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar C.3 Kurva standar larutan ion mangan

Tabel C.3 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion mangan pada konsentrasi biokoagulan 10-100 ppm

Konsentrasisampel

(ppm) Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi mangan (ppm)

% penurunan

10 20 0.773 8.035 19.650 10 30 0.765 7.963 20.368 10 40 0.763 7.945 20.548 10 50 0.759 7.909 20.907 10 60 0.756 7.882 21.176 10 70 0.751 7.838 21.625 10 80 0.749 7.820 21.804 10 90 0.748 7.811 21.894 10 100 0.744 7.775 22.253

65

C.1.4 Pengukuran Efektifitas Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Konsentrasi Ion Mangan dengan Menggunakan Konsentrasi

Biokoagulan 100-500 ppm

y = 0.1052x - 0.0543R2 = 0.9918

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Mn (ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar C.4 Kurva standar larutan ion mangan

Tabel C.4 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi logam mangan dengan menggunakan konsentrasi biokoagulan

100-500 ppm

Konsentrasi sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi mangan (ppm)

% penurunan

10 100 0.759 7.731 22.690 10 200 0.635 6.552 34.477 10 300 0.507 5.336 46.644 10 400 0.391 4.233 57.671 10 500 0.253 2.921 70.789

66

C.1.5 Pengukuran Efektifitas Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Konsentrasi Ion Mangan dengan Menggunakan Konsentrasi Biokoagulan 1000-5000 ppm

y = 0.1022x - 0.0771R2 = 0.9926

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Mn (ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar C.5 Kurva standar larutan ion

Tabel C.5 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion mangan dengan menggunakan konsentrasi biokoagulan

1000-5000 ppm

Konsentrasi sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi mangan (ppm)

% penurunan

10 1000 0.13 2.026 79.736 10 2000 0.094 1.674 83.258 10 3000 0.157 2.291 77.094 10 4000 0.285 3.543 64.569 10 5000 0.321 3.895 61.047

67

C. 2 Parameter Penelitian

C.2.1 Penentuan pH optimum

y = 0.1071x - 0.0648R2 = 0.991

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi Mn (ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar C.6 Kurva standar larutan ion mangan

Tabel C.6 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion mangan pada variasi pH

Konsentrasisampel

(ppm) Konsentrasi kelor (ppm)

pH Absorbansi Konsentrasi mangan (ppm)

% penurunan

10 2000 1 0.131 1.828 81.718 10 2000 2 0.137 1.884 81.158 10 2000 3 0.141 1.922 80.784 10 2000 4 0.143 1.940 80.598 10 2000 5 0.133 1.847 81.531 10 2000 6 0.116 1.688 83.119 10 2000 7 0.148 1.987 80.130 10 2000 8 0.132 1.838 81.624

68

C.2.2 Penentuan jumlah koagulan optimum

y = 0.1226x + 0.0372R2 = 0.9918

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Konsentrasi Mn (ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar C.7 Kurva standar larutan ion mangan

Tabel C.7 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi logam mangan pada konsentrasi biokoagulan 1000-3000 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi mangan (ppm)

% penurunan

10 1000 0.286 2.029 79.706 10 1250 0.121 0.684 93.165 10 1500 0.234 1.605 83.948 10 1750 0.240 1.654 83.458 10 2000 0.244 1.687 83.132 10 2250 0.260 1.817 81.827 10 2500 0.262 1.834 81.664 10 2750 0.269 1.891 81.093 10 3000 0.314 2.258 77.423

69

y = 0.1228x + 0.0398R2 = 0.9925

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Konsentrasi Mn (ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar C.8 Kurva standar larutan ion mangan

Tabel C.8 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion mangan pada konsentrasi biokoagulan 1000-1500 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi mangan (ppm)

% penurunan

10 1000 0.289 2.029 79.706 10 1050 0.088 0.393 96.075 10 1100 0.087 0.384 96.156 10 1150 0.098 0.474 95.261 10 1200 0.119 0.645 93.550 10 1250 0.121 0.661 93.388 10 1300 0.147 0.873 91.270 10 1350 0.156 0.946 90.537 10 1400 0.18 1.1417 88.583 10 1450 0.21 1.386 86.140 10 1500 0.236 1.598 84.023

70

C.2.3 Perlakuaan variasi konsentrasi sampel

y = 0.1221x + 0.0417R2 = 0.9918

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Konsentrasi Mn (ppm)

Abs

orba

nsi

Gambar C.9 Kurva standar larutan ion mangan

Tabel C.9 Efektifitas kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan konsentrasi ion mangan dengan variasi konsentrasi sampel 1-10 ppm

Konsentrasi

sampel (ppm)

Konsentrasi kelor (ppm)

Absorbansi Konsentrasi mangan (ppm)

% penurunan

1 1100 0.058 0.133 86.650 2 1100 0.073 0.256 87.183 3 1100 0.084 0.346 88.452 4 1100 0.089 0.387 90.315 5 1100 0.089 0.387 92.252 6 1100 0.089 0.387 93.544 7 1100 0.079 0.305 95.636 8 1100 0.048 0.052 99.355 9 1100 0.092 0.412 95.423 10 1100 0.121 0.649 93.505

71

LAMPIRAN D

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA KOLOID

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI IPA / 2

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI :

Menjelaskan sistem koloid dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari.

B. KOMPETENSI DASAR :

Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari.

C. MATERI

Partikel koloid tidak dapat diamati dengan mikroskop biasa, namun beberapa

partikel koloid dapat dideteksi dengan mikroskop elektron.

Suspensi kasar, koloid dan larutan sejati dapat dibedakan dari diameter

partikelnya yaitu,

- Suspensi kasar : diameter partikel lebih besar dari 10-1

- Koloid : partikelnya antara 10-7 dan 10-9.

- Larutan Sejati : diameter molekul atau ion kurang 10-9m.

Sistem koloid cair dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu :

a. Sol liofil, yaitu sol yang stabil dan tidak mengalami koagulasi oleh larutan

garam, contoh : sabun, kanji, gelatin

b. Sol liofob , jika medium pendespersinya air, contoh sol emas besi hidroksida

72

Beberapa Sifat koloid :

1. Sifat Koligatif

Sifat koloid dapat dipelajari dengan tekanan osmotik.

2. Sifat Optik

Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya, peristiwa ini disebut sebagai

efek tindall.

3. Sifat kinetik

a. Gerak Brown

b. Partikel koloid berfusi lambat

c. Sedimentasi

4. Sifat listrik

Permukaan partikel koloid mempunyai muatan disebabkan oleh pengionan

atau penyerapan muatan. Untuk mengimbangi muatan ini terjadi penarikan

muatan berlawanan dari larutan, sehingga suatu partikel koloid mempunyai

lapisan rangkap listrik.

5. Koagulasi

Peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid disebut koagulasi.

Koagulasi dapat terjadi dengan :

a. Mencampurkan dua sol yang berbeda muatan

b. Elektroforesis. Pada elektroforesis muatan sol dinetralkan pada elektroda

dan sol mengendap

c. Pemanasan. Beberapa sol seperti belerang dan perak halida dapat

dikoagulasi dengan pemanasan

d. Penambahan elektrolit.

6. Koloid Pelindung

Sol liofil biasanya lebih stabil terhadap elektrolit. Oleh karena itu suatu

sol liofil seperti gelatin biasanya digunakan untuk mencegah atau

memperlambat pengendapan suatu sol hidrofob jika ditambahkan elektrolit.

Pengaruh in disebut proteksi dan gelatin disebut koloid pelindung.

73

7. Adsorpsi

Oleh karena partikel koloid sangat kecil maka permukaannya luas, sehingga

daya adsorbsinya besar. Adsorbsi adalah proses melekatnya suatu zat pada

permukaan padatan atau cairan.

D. TUJUAN

Dari percobaan yang dilakukan, siswa diharapkan :

1. Mempunyai kemampuan dalam menginterpretasikan sifat-sifat koloid

berdasarkan hasil pengamatan.

2. Mempunyai keterampilan dalam menggunakan alat-alat laboratorium

pada umumnya.

E. ALAT DAN BAHAN

1. Alat : - Neraca Analitis - Beaker Glass 1 liter

- Blender - Pipet ukur

- Gelas ukur - Botol semprot

- Spatula - Jar test

- Gelas Kimia - Buret

- Erlenmeyer - Spektronik-20

- Pipet tetes - Labu ukur

2. Bahan : - Aquades - Air keruh

- Biji kelor - NH4OH

- HCl - Hidrazin Sulfat

- Heksametilentetramin - Fe SO4 7 H2O

- Fenantrolin - KMNO4

- H3PO4 - Na Oksalat

- KIO3

- Air yang mengandung logam besi

- Air yang mengandung logam mangan

74

F. PROSEDUR KERJA

A. Persiapan Koagulan

Di pilih biji kelor (Moringa oleifera) yang digunakan adalah buah

yang telah tua, berwarna coklat tua dan kering.

Bijinya dikeluarkan dan dipilih yang tidak kisut, dikumpulkan dan

disimpan di tempat yang kering.

Biji yang digunakan sebagai bioflokulan dikupas dan dihaluskan

dengan blender kemudian diayak supaya diperoleh ukuran diameter

yang sama

Ditimbang sesuai konsentrasi yang diperlukan

B. Pembuatan larutan Standar Kekeruhan

Larutan standar kekeruhan ini digunakan satuan Nephelometric Turbidity Unit

(NTU) yang dibuat dengan tahap-tahap :

Di buat larutan I-Larutan 1 gr Hidrazin sulfat (NH2)2 HSO4 dalam

aquades, kemudian diencerkan hingga volumenya mencapai 100 ml

didalam labu ukur.

Dibuat larutan II – larutkan 10 gr heksametilentetramin (CH2)6H4

dalam aquades kemudian diencerkan hingga volumenya mencapai 100

ml didalam labu ukur.

Di campurkan 5 ml larutan I dengan 5 ml larutan II biarkan selama 24

jam pada suhu kamar supaya bercampur rata. Larutan ini memiliki

kekeruhan dengan konsentrasi 4000 NTU.

Larutan standar di encerkan menjadi beberapa variasi konsentrasi

kekeruhan.

Analisis absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 450 nm.

Dengan data yang ada di buat grafik standar.

Dibuat persamaan liniernya.

75

C. Proses Koagulasi untuk Menurunkan Kekeruhan dengan Biji Kelor Kedalam gelas piala dimasukan larutan sampel air keruh sebanyak 1

Liter.

Kedalam larutan tersebut di tambahkan NH4OH atau HCl hingga

didapatkan pH optimum (4).

kedalam gelas piala ditambahkan biji kelor kira-kira 1150 gram

dilakukan pengadukan selama 5 menit dengan kecepatan 100 rpm

dilakukan pengadukan selama 10 menit dengan kecepatan 60 rpm

mengunakan alat jar test

diamkan selama 1 jam

Analisis kadar kekeruhan dengan menggunakan spektrofotometer

D. Analisa Kadar Kekeruhan Pipet filtrat hasil koagulasi yang telah didiamkan.

Analisis kadar kekeruhan dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 450 nm.

Catat absorbansinya bandingkan dengan standar yang dilakukan.

E. Pembuatan larutan Standar Besi

Ditimbang dengan teliti 24,89 mg FeSO4.7H2O kemudian dilarutkan

dengan Aqua dm hingga 500 ml, larutan mempunyai konsentrasi Fe 10

ppm.

Larutan standar di encerkan menjadi beberapa variasi konsentrasi

kekeruhan.

Tambahkan 5 ml larutan Hidroksilamonium 10%.

pH disesuaikan menjadi 3-6 dengan menambahkan Natrium asetat.

Tambahkan 4 ml larutan 1,10 Fenantrolina.

Larutan dicampur selama 5-10 menit.

Analisis absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 515 nm.

Dengan data yang ada di buat grafik standar.

Dibuat persamaan liniernya.

76

F. Proses Koagulasi untuk Menurunkan Konsentrasi Logam Besi dengan

Biji Kelor

Kedalam gelas piala dimasukan larutan sampel air yang mengandung

ion besi sebanyak 1 Liter.

Kedalam larutan tersebut ditambahkan NH4OH atau HCl hingga

didapatkan pH optimum (5).

kedalam gelas piala ditambahkann biji kelor jumlah biji kelor 1250

gram.

Dilakukan Pengadukan selama 5 menit dengan kecepatan 100 rpm.

Dilakukan pengadukan selama 10 menit dengan kecepatan 60 rpm

mengunakan alat jar test.

Lalu diamkan selama 1 jam.

Analisis kadar besi dengan menggunakan metode titrimetri atau

spektrofotometer.

G. Analisis kadar Besi 1. Metode Titrimetri :

Titrimetri logam besi dengan oksidator KMnO4 0,1 N.

Pipet larutan sampel sebanyak 25 mL dan masukkan ke dalam labu

Erlenmeyer 250 mL.

Titrasi larutan secara perlahan dengan KMnO4, dan pada saat terbentuk

warna kuning dalam larutan (warna Fe3+) tambahkan 3 mL H3PO4

85%.

Lanjutkan titrasi hingga terbentuk warna merah muda pada larutan

(sekitar 25-30 detik).

Dicatat volume titrant yang diperlukan untuk mencapai titik akhir

titrasi.

Lakukan duplo.

77

2. Metode Spektrofotometri

Pipet 100 filtrat hasil koagulasi yang telah didiamkan.

Tambahkan 5 ml larutan Hidroksilamonium 10%.

pH disesuaikan menjadi 3-6 dengan menambahkan Natrium asetat.

Tambahkan 4 ml larutan 1,10 Fenantrolina.

Larutan dicampur selama 5-10 menit.

Analisis kadar besi dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 515 nm.

Catat absorbansinya bandingkan dengan standar yang dilakukan.

H. Pembuatan larutan Standar Mangan Ditimbang dengan teliti 15,38 mg MnSO4.H2O lalu dilarutkan dengan

Aqua dm hingga 500 ml, larutan mempunyai konsentrasi Mn 10 ppm.

Larutan standar di encerkan menjadi beberapa variasi konsentrasi

kekeruhan.

Tambahkan 20-50 ml larutan asam nitrat 1 : 3.

Larutan di didihkan selama 1-2 menit untuk mengusir oksida-oksida

nitrogen.

Tambahkan 0,5 – 1 gram ammonium presulfat.

Larutan di didihkan10-20 menit untuk mengoksidasi senyawa karbon

dan menguraikan kelebihan persulfat.

Tambahkan 5 -10 ml asam phospat dan 0,5 gram kalium periodat.

Larutan di didihkan selama 1 menit.

Larutan dibiarkan panas 5 – 10 menit.

Larutkan di biarkan dingin dan diencerkan hingga 250 ml.

Analisis absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 545 nm.

Dengan data yang ada di buat grafik standar.

Dibuat persamaan liniernya.

78

I. Proses Koagulasi untuk Menurunkan Konsentrasi Logam Mangan

dengan Biji Kelor

Kedalam gelas piala dimasukan larutan sampel air yang mengandung

logam mangan sebanyak 1 Liter.

Kedalam larutan tersebut ditambahkan NH4OH atau HCl hingga

didapatkan pH optimum (6).

Kemudian kedalam gelas piala ditambahkann biji kelor jumlah biji

kelor 1100 gram.

Dilakukan Pengadukan selama 5 menit dengan kecepatan 100 rpm.

Dilakukan pengadukan selama 10 menit dengan kecepatan 60 rpm

mengunakan alat jar test.

Diamkan selama 1 jam.

Analisis kadar mangan dengan menggunakan metode titrimetri atau

spektrofotometer.

J. Analisis Kadar Mangan

Titrimetri logam Mangan dengan Oksidator KMnO4 0,1 N.

Larutan sampel sebanyak 100 ml dipipet dan dimasukan kedalam labu

Erlenmeyer.

Larutan ditambahkan 50 ml asam Oksalat 0,1 N dan 50 ml asam sulfat

2 M lalu letakkan sebuah corong pendek dalam mulut labu.

Larutan di didihkan berlahan sampai tidak ada lagi partikel-partikel

hitam tertinggal.

Larutan di dinginkan lalu di lakukan titrasi kelebihan oksalat dengan

kalium permanganat 0,1 N standar.

Hitung banyaknya Natrium oksalat yang terpakai habis dalam reaksi.

Dicatat volume titrant yang diperlukan untuk mencapai titik akhir

titrasi.

Lakukan duplo.

79

Metode Spektrofotometri Di pipet 100 ml sampel hasil koagulasi..

Tambahkan 20-50 ml larutan asam nitrat 1 : 3.

Larutan di didihkan selama 1-2 menit untuk mengusir oksida-oksida

nitrogen.

Tambahkan 0,5 – 1 gram ammonium presulfat.

Larutan di didihkan10-20 menit untuk mengoksidasi senyawa karbon dan menguraikan kelebihan persulfat.

Tambahkan 5 -10 ml asam phospat dan 0,5 gram kalium periodat.

Larutan di didihkan selama 1 menit.

Larutan dibiarkan panas 5 – 10 menit.

Larutkan di biarkan dingin dan diencerkan hingga 250 ml.

Analisis absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 545 nm.

Catat absorbansinya bandingkan dengan standar yang dilakukan.

K. PERHITUNGAN

Metode Titrimetri

Jumlah ekivalen Oksidator = Jumlah ekivalen Reduktor

Sehingga :

V1 x M1 x n1 = V2 x M2 x n2 dimana :

V1 = Volume reduktor

M1 = Kemolaran reduktor

n1 = Perubahan bilangan oksidasi reduktor

V2 = Volume oksidator

M2 = Kemolaran oksidator

n2 = Perubahan bilangan oksidasi oksidator

Reaksi : 2MnO2 + H2C2O4 + 2H+ Mn2+ + 2CO2 + 2H2O

5Fe2+ + MnO4- + 8H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O

Metode Spektrofotometri

Kadar kekeruhan ditentukan dengan menggunakan persamaan linier dari standar :

80

Y = a. x + c

2

.xi

yixia ∑=

a = konsentrasi

y = absorbansi

L. HASIL PENGAMATAN

Proses koagulasi untuk menurunkan kekeruhan dengan biji kelor Berat kelor yang digunakan : gram

Volume sampel yang digunakan : ml

Tabel Pengamatan Proses koagulasi untuk menurunkan kekeruhan dengan biji Kelor

Sebelum penambahan kelor Setelah penambahan kelor

Analisis kadar Kekeruhan λ =

Persamaan linier standar :

Absorbansi sampel :

Konsentrasi kekeruhan :

Proses Koagulasi untuk menurunkan Konsentrasi logam besi dengan biji Kelor Berat kelor yang digunakan : gram

81

Volume sampel yang digunakan : ml

Tabel Pengamatan Proses koagulasi untuk menurunkan kekeruhan dengan biji kelor

Sebelum penambahan kelor Setelah penambahan kelor

Analisis kadar Kekeruhan Metode Spektrofotometri λ =

Persamaan linier standar :

Absorbansi sampel :

Konsentrasi kekeruhan :

Tabel Hasil Perhitungan Kadar Ion Fe2+ dengan KMnO4

D a t a Hasil Perhitungan

1. Volume awal KMnO4 (mL) pada buret 2. Volume akhir KMnO4 (mL) pada buret

3. Molaritas KMnO4

4. mmol KMnO4 yang digunakan

5. mmol Fe2+

Proses Koagulasi untuk menurunkan Konsentrasi logam mangan dengan biji kelor

Berat kelor yang digunakan : gram

Volume sampel yang digunakan : ml

82

Tabel Pengamatan Proses koagulasi untuk menurunkan kekeruhan dengan biji

kelor

Sebelum penambahan kelor Setelah penambahan kelor

Analisis kadar Kekeruhan Metode Spektrofotometri λ =

Persamaan linier standar :

Absorbansi sampel :

Konsentrasi kekeruhan :

Tabel Hasil Perhitungan Kadar Ion Mn2+ dengan KMnO4

D a t a Hasil Perhitungan

1. Volume awal KMnO4 (mL) pada buret 2. Volume akhir KMnO4 (mL) pada buret

3. mmol Natrium Oksalat

4. Molaritas KMnO4

5. mmol KMnO4 yang digunakan

6. mmol Na Oksalat sisa

7. mmol Mn2+

83

M. PEMBAHASAN/DISKUSI

N. KESIMPULAN

O. PERTANYAAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan efek tyndall dan gerak brown.

2. Jelaskan sifat saling mengkoagulasi dari koloid.

3. Sebutkan beberapa sistem koloid yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-

hari.

DAFTAR PUSTAKA 1. Achmad Hiskia. 2001. Penuntun Belajar kimia dasar. Edisi Kedua.

Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. 2. Underwood, 1996. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi kelima. Erlangga. Jakarta. 3. Vogel. 1978. Buku teks Analisis kuantitatif Anorganik . Edisi keempat.

Penerbit buku Kedokteran. Jakarta.

84

Lampiran E

Diagram Alir Penelitian

Pada penelitian dilakukan Penentuan pH optimum untuk penurunan kekeruhan

dengan biji kelor seperti yang terlihat pada gambar III.1.

Dihaluskan

Gambar E.1 Penentuan pH optimum penurunan kekeruhan dengan biji kelor

Dalam1 liter aqua dm

• + masing-masing NH4OH sampai pH 3,4,5,6,7,8 • Dilakukan pengadukan cepat 5 menit lalu pengadukan lambat 10 menit • Didiamkan 2 jam,ambil filtrat • Analisis

Data kadar

Koloid 300 NTU

2 gram

Serbuk biji kelor

2 gram 2 gram 2 gram 2 gram 2 gram

Biji kelor

85

Pada penelitian dilakukan Penentuan jumlah koagulan untuk menurunkan kekeruhan dengan biji kelor seperti yang terlihat pada gambar

berikut :

Dihaluskan

Masing-masing

Gambar E.2 Penentuan jumlah koagulan untuk menurunkan kekeruhan dengan biji kelor

Dalam1 L aqua dm

• + masing-masing NH4OH sampai pH optimum (pH 6 ) • Dilakukan pengadukan cepat 5 menit lalu pengadukan lambat 10 menit • Didiamkan 2 jam,ambil filtrat • Analisis

Data kadar

Koloid 300 NTU Serbuk biji kelor

Biji kelor

1.050 gram

1.100 gram

1.150 gram

1.200 gram

1.250 gram

1.300 gram

1.350 gram

1.400 gram

1.450 gram

1.500 gram

86

Pada penelitian dilakukan Penentuan Kapasitas koagulan untuk penurunan kekeruhan dengan biji kelor seperti yang terlihat pada gambar

berikut :

Gambar E.3 Penentuan Kapasitas koagulan untuk penurunan kekeruhan dengan biji kelor

Dalam1L aqua dm

• + masing-masing NH4OH sampai pH optimum (pH 6 ) • Dilakukan pengadukan cepat 5 menit lalu pengadukan lambat 10 menit • Didiamkan 2 jam,ambil filtrat • Analisis

Koloid dengan kekeruhan

Serbuk biji kelor

Biji kelor

2 NTU 3 NTU 4 NTU 5 NTU 6 NTU 7 NTU 8 NTU 9 NTU 10NTU

Data kadar

87

Pada penelitian dilakukan penentuan pH optimum untuk adsorpsi Fe dengan biji

kelor seperti yang terlihat pada gambar berikut :

Dihaluskan

Gambar E.4 Penentuan pH optimum adsorpsi logam Fe dengan biji kelor

Dalam1 liter aqua dm

• + masing-masing NH4OH sampai pH 1,2,3,4,5 • Dilakukan pengadukan cepat 5 menit lalu pengadukan lambat 10

menit • Didiamkan 2 jam, • Diambil filtrat • Analisis

Data kadar

Logam Fe 10 mg

Serbuk biji kelor

Biji kelor

1 gram 1 gram 1 gram 1 gram 1 gram

88

Pada penelitian dilakukan Penentuan jumlah koagulan untuk adsorpsi logam Fe dengan biji kelor seperti yang terlihat pada gambar berikut

:

Dihaluskan

Masing-masing

Gambar E.5 Penentuan jumlah koagulan untuk adsorpsi logam Fe dengan biji kelor

Dalam 1 L aqua dm

• + masing-masing NH4OH sampai pH optimum (pH 5 ) • Dilakukan pengadukan cepat 5 menit lalu pengadukan lambat 10 menit • Didiamkan 2 jam,ambil filtrat • Analisis

Data kadar

Logam Fe 10 mg Serbuk biji kelor

Biji kelor

1.000 gram

1.050 gram

1.100 gram

1.150 gram

1.200 gram

1.250 gram

1.300 gram

1.350 gram

1.400 gram

1.450 gram

89

Pada penelitian dilakukan Penentuan Kapasitas koagulan untuk adsorpsi logam Fe dengan biji kelor seperti yang terlihat pada gambar

berikut :

Gambar E.6 Penentuan Kapasitas koagulan untuk adsorpsi logam Fe dengan biji kelor

Dalam1L aqua dm

• + masing-masing NH4OH sampai pH optimum (pH 5 ) • Dilakukan pengadukan cepat 5 menit lalu pengadukan lambat 10 menit • Didiamkan 2 jam,ambil filtrat • Analisis

Larutan logam Fe

Serbuk biji kelor

9 ppm 10ppm

Data kadar

1 ppm 2 ppm 3 ppm 4 ppm 5 ppm 6 ppm 7 ppm 8 ppm

Biji kelor

90

Pada penelitian dilakukan Penentuan pH optimum untuk adsorpsi Mn dengan biji kelor seperti yang terlihat pada gambar berikut :

Dihaluskan

Gambar E.7 Penentuan pH optimum adsorpsi logam Mn dengan biji kelor

Dalam1L aqua dm

• + masing-masing NH4OH sampai pH 1,2,3,4,5,6,7,8 • Dilakukan pengadukan cepat 5 menit lalu pengadukan lambat 10 menit • Didiamkan 2 jam,ambil filtrat • Analisis

Biji Kelor

Serbuk biji kelor

Data kadar

2 grm 2 grm 2 grm 2 grm 2 grm 2 grm 2 grm 2 grm

Logam Mn 10 mg

91

Pada penelitian dilakukan Penentuan jumlah koagulan untuk adsorpsi logam Fe dengan biji kelor seperti yang terlihat pada gambar berikut

Dihaluskan

Masing-masing

Gambar E.8 Penentuan jumlah koagulan untuk adsorpsi logam Mn dengan biji kelor

Dalam1 L aqua dm

• + masing-masing NH4OH sampai pH optimum (pH 6 ) • Dilakukan pengadukan cepat 5 menit lalu pengadukan lambat 10 menit • Didiamkan 2 jam,ambil filtrat • Analisis

Data kadar

Logam Mn 10 mg Serbuk biji kelor

Biji kelor

1.000 gram

1.050 gram

1.100 gram

1.150 gram

1.200 gram

1.250 gram

1.300 gram

1.350 gram

1.400 gram

1.450 gram

92

Pada penelitian dilakukan Penentuan Kapasitas koagulan untuk adsorpsi logam Fe dengan biji kelor seperti yang terlihat pada gambar

berikut :

Gambar E.9 Penentuan Kapasitas koagulan untuk adsorpsi logam Mn dengan biji kelor

Dalam1L aqua dm

• + masing-masing NH4OH sampai pH optimum (pH 6 ) • Dilakukan pengadukan cepat 5 menit lalu pengadukan lambat 10 menit • Didiamkan 2 jam,ambil filtrat • Analisis

Larutan logam Mn

Serbuk biji kelor

1 ppm 2 ppm 3 ppm 4 ppm 5 ppm 6 ppm 7 ppm 8 ppm 9 ppm 10ppm

Data kadar

Biji kelor