68
EFEK SINERGETIK ION Zn 2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH Macaranga gigantea UNTUK INHIBISI KOROSI BAJA LUNAK DALAM ASAM SULFAT S K R I P S I HIMPIRA ELA DEWITNI F1C117030 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2021

EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR

GETAH Macaranga gigantea UNTUK INHIBISI

KOROSI BAJA LUNAK DALAM ASAM SULFAT

S K R I P S I

HIMPIRA ELA DEWITNI

F1C117030

PROGRAM STUDI KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2021

Page 2: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …
Page 3: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

ii

RINGKASAN

Inhibisi korosi baja lunak menggunakan ekstrak air getah Macaranga

gigantea dan ion Zn2+ dalam medium asam sulfat dilakukan menggunakan

metode kehilangan berat dengan variasi konsentrasi dan suhu. Untuk

memperkuat hasil penelitian, karakterisasi Fourier Transform Infra Red (FTIR)

untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang terdapat dalam ekstrak air getah

Macaranga gigantea dan ion Zn2+. Karakterisasi Scanning Electron Microscopy

(SEM) untuk mengetahui morfologi permukaan baja lunak sebelum dan setelah

perlakuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju korosi baja lunak menurun

dengan penambahan konsentrasi dari ion Zn2+. Hal itu diperkuat dengan hasil

analisa FTIR dan SEM yang menunjukkan interaksi antara baja lunak dengan

ekstrak air getah Macaranga gigantea dan ion Zn2+. Berdasarkan nilai entalpi

dan energi bebas gibbs, mekanisme inhibisi adalah adsorpsi campuran berupa

fisiosorpsi dan kemisorpsi. Inhibisi diketahui meningkat dengan peningkatan

konsentrasi dari ion Zn2+, serta menurun dengan peningkatan suhu. Efisiensi

inhibisi tertinggi yaitu 74,125% diperoleh pada penambahan ion Zn2+ 0,05 mM

pada suhu 303 K.

Page 4: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

iii

SUMMARY

Corrosion inhibition of mild steel using aqueous extract of Macaranga

gigantean sap and Zn2+ ion solution in sulfuric acid medium was carried out

using the weight loss method with variations in concentration and temperature.

To strengthen the research results, the characterization of Fourier Transform

Infra Red (FTIR) to identify the functional groups contained in the aqueous

extract of Macaranga gigantea sap and Zn2+ ion solution. Scanning Electron

Microscopy (SEM) characterization to determine the surface morphology of mild

steel before and after treatment.

The results showed that the corrosion rate of mild steel decreased with

the addition of the concentration of the Zn2+ ion solution. This was confirmed by

the results of FTIR and SEM analysis which showed the interaction between

mild steel with water extract of Macaranga gigantea sap and Zn2+ ion solution.

Based on the value of enthalpy and Gibbs free energy, the mechanism of

inhibition is adsorption of a mixture in the form of physiosorption and

chemisorption. Inhibition is known to increase with increasing concentration of

the Zn2+ ion solution, and decrease with increasing temperature. The highest

inhibition efficiency of 74.125% was obtained by adding 0.05 mM Zn2+ ion

solution at a temperature of 303 K.

Page 5: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR

GETAH Macaranga gigantea UNTUK INHIBISI

KOROSI BAJA LUNAK DALAM ASAM SULFAT

S K R I P S I

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam melakukan penelitian dalam rangka

penulisan Skripsi pada Program Studi Kimia

HIMPIRA ELA DEWITNI

F1C117030

PROGRAM STUDI KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2021

Page 6: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …
Page 7: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Himpira Ela Dewitni, lahir di Siulak

Tenang pada tanggal 16 Maret 1999. Penulis merupakan

anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan ayah

yang bernama Suarman dan Ibu Timah Rami. Pendidikan

formal yang pernah ditempuh oleh penulis yaitu:

1. Sekolah Dasar Negeri 94/III Siulak Deras, tahun 2005-2011.

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Kerinci, tahun 2011-2014.

3. Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Sungai Penuh, tahun 2014-2017.

4. Pada tahun 2017, penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri Universitas

Jambi, Program Strata 1 (S1) dan tercatat sebagai mahasiswa Program Studi

Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.

Selama menempuh pendidikan di jenjang S1 penulis aktif mengikuti

kegiatan di Universitas, baik akademik maupun non-akademik. Penulis

mengaplikasikan materi yang diperoleh dengan menjadi asisten laboratorium

Kimia Dasar 1 untuk Program Studi Teknik Geologi dan Kimia, Biokimia untuk

Program Studi Kimia. Selain itu, penulis aktif mengikuti organisasi Himpunan

Mahasiswa Kimia Fakultas Sains dan Teknologi. Dari organisasi penulis

mengikuti Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL) tingkat Universitas yang di adakan

IKAHIMKI Wilayah 1 di Bengkulu.

Dalam bidang akademik penulis juga mengikuti kegiatan Program

Kreativitas Mahasiswa KEMENRISTEKDIKTI dan berhasil lolos pada tahap

pendanaan 2019 dan juga 2020. Di akhir masa pendidikan penulis

melaksanakan Magang di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi.

Penulis menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Efek Sinergetik Ion Zn2+

dan Ekstrak Air Getah Macaranga gigantea Untuk Inhibisi Korosi Baja

Lunak Dalam Asam Sulfat”. Dibawah bimbingan Dr. Diah Riski Gusti, S.Si.,

M.Si dan Dr. Intan Lestari, S.Si., M.Si

Page 8: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

vi

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Skripsi dengan judul “Efek Sinergetik Ion Zn2+ dan Ekstrak Air Getah

Macaranga gigantea Untuk Inhibisi Korosi Baja Lunak Dalam Asam Sulfat”.

Skripsi ini penulis buat sebagai syarat dalam menyelesaikan studi di Program

Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.

Selama menyelesaikan tulisan ini, penulis mendapatkan banyak

bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Drs. Damris M, M.Sc., Ph.D selaku dekan Fakultas Sains dan

Teknologi yang telah memberikan fasilitas dalam menyelesaikan tugas

akhir.

2. Dr. Tedjo Sukmono, S.Si., M.Si selaku Wakil Dekan bagian akademik

kerjasama dan sistem informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Jambi yang telah memberikan izin dalam melakukan

penelitian tugas akhir.

3. Heriyanti, S.T., M.Sc., M.Eng selaku Ketua Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi yang telah memberikan

izin dalam penelitian tugas akhir.

4. Dr. Diah Riski Gusti, S.Si., M.Si. selaku pembimbing utama dan Dr.

Intan Lestari, S.Si., M.Si. selaku pembimbing pendamping yang selalu

memberikan waktu, saran, arahan dan bantuan dalam membimbing

penulis selama penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

5. Tim penguji skripsi, Dr. Drs. Ngatijo, M. Si, Heriyanti, S.T., M.Sc., M.Eng

dan Nindita Claurisa Amaris Susanto, S.Si., M.Sc. yang telah

memberikan saran dan masukan untuk penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Sains dan Teknologi yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.

7. Segenap staf Laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Jambi yang telah membantu penulis selama perkuliahan dan penelitian.

8. Teristimewa kepada kedua Orang tua Suaraman dan Timah Rami serta

tidak lupa kakak Nazar Efendi dan Doni Mat Sapuan yang selalu

memberikan doa, dukungan materi dan moril yang tak terhingga serta

ketulusannya dalam mendampingi penulis untuk menempuh jenjang

pendidikan hingga terselesainya penulisan skripsi ini.

Page 9: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …
Page 10: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

viii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ i

RINGKASAN ..................................................................................................... ii

SUMMARY ...................................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v

PRAKATA ........................................................................................................ vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ......................................................... 3

1.3 Tujuan ................................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 4

2.1 Baja........................................................................................................ 4

2.2 Korosi ..................................................................................................... 5

2.3 Inhibitor Korosi ....................................................................................... 6

2.4 Macaranga gigantea ................................................................................ 7

2.5 Tanin ...................................................................................................... 9

2.6 Green Inhibitor ....................................................................................... 9

2.7 ion Zn2+ ............................................................................................... 10

2.8 Isoterm Adsorpsi ................................................................................... 11

2.9 Metode Pengukuran .............................................................................. 12

2.10 Spektrofotometri Fourier Transform-Infra Red (FT-IR) ........................... 13

2.11 Scanning Electron Microscope (SEM) ..................................................... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 16

Page 11: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

ix

3.1 Tempat dan Waktu ............................................................................... 16

3.2 Bahan dan Peralatan ............................................................................ 16

3.3 Metode Penelitian.................................................................................. 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 18

4.1 Analisis Spektrofotometri Fourier Transform Infrared (FTIR) .................. 18

4.2 Analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) ........................................ 21

4.3 Metode Kehilangan Berat ...................................................................... 22

4.3 Analisis Isoterm Adsorpsi ...................................................................... 26

V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 31

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 31

5.2 Saran ................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 32

LAMPIRAN ..................................................................................................... 37

Page 12: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

x

DAFTAR TABEL

Gambar Halaman

1. Interpretasi Spektra FTIR ........................................................................... 20

2. Efek Sinergetik Korosi Baja Lunak dalam Perendaman ion Zn2+ + 1 g/L

ekstrak air getah Macaranga gigantea ........................................................ 26

3. Koefisien Korelasi yang diperoleh dari berbagai isoterm adsorpsi ................. 27

4. Parameter Adsorpsi dari Adsorpsi Isoterm Freundlich ................................. 28

5. Nilai Entalpi Adsorpsi Standar dan Entropi Adsorpsi Standar ..................... 29

Page 13: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Baja (Arifin, 2017) ........................................................................................ 4

2. Korosi (Ispandriatno, 2016) .......................................................................... 5

3. Interaksi Senyawa Organik dengan Baja (Stiadi et al., 2019) ......................... 6

4. Tanaman Macaranga gigantea dan bagian-bagian Macaranga gigantea ......... 7

5. Struktur Tanin (Mihra et al., 2018). .............................................................. 9

6. Spektrofotometri Fourier Transform-Infra Red (FT-IR) (Sulistyani, 2018) ...... 14

7. Skema Alat FT-IR (Maryam et al., 2019) ..................................................... 14

8. Scanning Electron Microscope (SEM) (Pambudi et al., 2017) ........................ 15

9. Mekanisme Kerja SEM (Sujatno et al., 2015) ............................................... 15

10. Spektrum FTIR: ekstrak air getah Macaranga gigantea .............................. 18

11. Spektrum FTIR: ekstrak air getah Macaranga gigantea dengan ion Zn2+ ... 19

12. Hasil SEM Baja Lunak: a) Blangko, b) H2SO4 0.75 M selama 24 Jam, c)

ekstrak air getah Macaranga gigantea 1 g/L selama 24 Jam, d) ion Zn2+

0,05 mM selama 24 Jam, e) ekstrak air getah Macaranga gigantea 1 g/L +

ion Zn2+ 0,05 mM selama 24 Jam. ............................................................ 21

13. Pengaruh campuran konsentrasi ion Zn2+ + 1 g/L ekstrak air getah

Macaranga gigantea terhadap laju korosi dengan variasi suhu……………...23

14. Pengaruh campuran konsentrasi ion Zn2+ + 1 g/L ekstrak air getah

Macaranga gigantea terhadap efisiensi dengan variasi suhu…………………24

15. Isoterm adsorpsi freundlich untuk korosi baja dalam medium asam sulfat

0,75 m dengan waktu perendaman 3 jam…………………………………………28

16. Hubungan 1/t terhadap ∆G°ads.................................................................. 29

Page 14: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alur Penelitian ........................................................................................... 37

2. Diagram Alir Penelitian............................................................................... 38

3. Perhitungan ............................................................................................... 41

4. Adsorpsi isoterm ekstrak air getah Macaranga gigantea dan ion Zn2+ pada

suhu 303 K ............................................................................................... 46

5. Perhitungan Kads dan ∆G°ads ...................................................................... 48

6. Perhitungan Entalpi Adsorbsi Standar dan Entropi Standar ........................ 49

7. Karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM) ....................................... 50

8. Karakterisasi Spektrofotometri Fourier Transform Infrared (FTIR) .................. 52

9. Dokumentasi ............................................................................................. 53

Page 15: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Baja adalah suatu paduan yang berasal dari besi, dimana besi sebagai

bahan dasarnya dan karbon adalah campurannya. Kandungan karbon dalam

baja 0,2% sampai 2,1%. Baja karbon lunak mempunyai kadar karbon 0,05% -

0,30% sehingga mudah ditempa dan mudah dibentuk. Manfaat kandungan

karbon pada baja adalah dapat mengeraskan setiap kisi atom besi pada baja

(Zhang et al., 2015). Baja lunak merupakan jenis logam yang paling banyak

digunakan karena harganya yang relatif murah dan ketersediaan yang tinggi.

Sebagai contoh industri perminyakan, baterai kimia dan pembuatan kapal

reaktif menggunakan baja lunak (Stiadi et al., 2019). Baja lunak memiliki

kecenderungan mengalami korosi, terutama pada lingkungan asam (Erna et al.,

2016).

Korosi adalah degradasi atau kemunduran logam akibat reaksi kimia

antara logam dengan lingkungan sekitarnya (Afandi et al., 2015). Ada beberapa

cara untuk mengurangi laju korosi yaitu: pelapisan pada permukaan logam,

perlindungan katodik atau anodik dan penambahan inhibitor (Gapsari, 2017).

Menambahkan inhibitor adalah cara efektif untuk memperlambat laju korosi

(Putra dan Kasuma, 2018). Banyak senyawa sintetis dan alami telah dipelajari,

yang merupakan inhibitor korosi yang baik untuk logam. Walaupun senyawa

sintetis menunjukkan efek penghambatan korosi yang tinggi, sifat toksiknya

dapat merusak lingkungan dan biaya sintesis menjadi salah satu masalah

untuk keperluan industri (Yanuar et al., 2017).

Penggunaan senyawa inhibitor alami akhir-akhir ini telah dipelajari

secara teliti karena efisiensi inhibitornya yang sangat baik, inhibitor alami juga

tidak beracun, dapat terurai secara alami, ramah lingkungan, dan biayanya

tidak terlalu mahal dibandingkan dengan senyawa sintetis (Jalaluddin et al.,

2015). Beberapa penelitian yang telah memanfaatkan ekstrak tumbuhan

sebagai inhibitor alami. Seperti Yufita dan Fitriana, (2018) ekstrak etanol daun

salam yang mengandung tanin dan flavonoid dapat menghambat korosi baja

pada NaCl dengan efisiensi penghambatan sebesar 99,80%. Kayadoe et al.,

(2015) Menggunakan ekstrak daun pandan yang mengandung flavonoid, steroid,

alkaloid, antrakuinon dan tanin sebagai penghambat korosi baja lunak, efisiensi

penghambatannya adalah 89,06%. Oktafiani, (2019) melaporkan bahwa ekstrak

air getah Macaranga gigantea dapat digunakan sebagai inhibitor korosi baja

lunak, efisiensi inhibisi sebesar 66,937%.

Page 16: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

2

Inhibitor yang digunakan untuk menghilangkan korosi dalam penelitian ini

adalah tumbuhan Macaranga gigantea tumbuhan ini belum banyak dimanfaatkan

terlebih getahnya. Menurut penelitian sebelumnya Hanura, (2018) kandungan dari

ekstrak air getah Macaranga gigantea yaitu senyawa metabolit sekunder seperti

tanin, flavonoid dan terpene. Senyawa yang paling dominan adalah tanin. Gugus

fungsi OH pada tanin memungkinkan tanin untuk membentuk kompleks dengan

logam. Atas dasar tersebut ekstrak getah Macaranga gigantea berpotensi untuk

menghambat korosi pada baja lunak (Pramudita et al., 2018).

Penggunaan ion Zn2+ sebagai inhibitor korosi telah dilaporkan oleh Altwaiq

et al., (2015) menggunakan Sodium lignosulfonate (SL) sebagai penghambat korosi

yang ramah lingkungan dengan ion Zn2+ terhadap media HCl. Bahwa efisiensi

penghambatannya 87%. Umoren dan Solomon, (2017) telah melaporkan bahwa

konsentrasi yang terdiri dari 300 ppm phenyl phosphonic acid (PPA) dan 50 ppm

ion Zn2+ meningkatkan efisiensi penghambatan PPA dari 58% menjadi 95%.

Menurut penelitian Ramezanzadeh et al., (2019) ion Zn2+ dapat digunakan sebagai

inhibitor dengan kadar ion Zn2+ yang rendah dalam melakukan pelapisan selain itu

ion Zn2+ memiliki potensial reduksi lebih rendah dari baja, sehingga lapisan oksida

yang terbentuk dapat melindungi baja.

Pemanfaatan efek sinergetik untuk mencegah korosi juga telah dilaporkan

oleh Ramdhah, (2019) yaitu surfaktan NDS yang ditambah dengan EDS mampu

memberikan efek sinergetik yang baik, dengan membentuk lapisan tipis pada

permukaan baja lunak dan melindungi baja lunak dari korosi. Menurut penelitian

El-Katori et al., (2019) dengan menggunakan ekstrak air valerian dan ion Zn2+

sebagai penghambat korosi dalam media 1,0 HCl menunjukkan efek sinergetik

yang tidak hanya memperlambat pelarutan logam dan proses katodik, tetapi juga

membentuk lapisan penghalang pada permukaan baja lunak. Bahwa efisiensi

penghambatan yang dihasilkan yaitu 97,7%.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, belum adanya dilakukan penelitian

mengenai efek sinergetik dari ekstrak air getah Macaranga gigantea ditambah

dengan ion Zn2+ terhadap inhibisi korosi pada baja lunak dalam asam sulfat 0,75

M. Diharapkan dengan penambahan elektrolit bisa meningkatkan efisiensi

penghambatan korosi. Metode penelitian inhibisi korosi yang digunakan yaitu

metode kehilangan berat.

Page 17: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

3

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Korosi merupakan peristiwa alamiah yang tidak dapat dihindari. Satu dari

beberapa cara untuk memperlambat laju korosi dengan menambahkan ekstrak air

getah Macaranga gigantea yang mengandung senyawa metabolit sekunder yang

dapat berinteraksi dengan Fe pada permukaan baja. Agar peningkatan efisiensi

inhibisi korosi lebih meningkat dengan menambahkan ion Zn2+. Adapun rumusan

masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pengaruh campuran ekstrak air getah Macaranga gigantea dengan

ion Zn2+ terhadap efisiensi inhibisi korosi?

2. Bagaimana karakteristik permukaan baja lunak dalam H2SO4 oleh campuran

ekstrak air getah Macaranga gigantea dengan ion Zn2+ ?

3. Bagaimana parameter termodinamika campuran ekstrak air getah Macaranga

gigantea dengan ion Zn2+ ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Menganalisis efek sinergetik ion Zn2+ pada ekstrak air getah Macaranga gigantea

terhadap efisiensi inhibisi korosi baja lunak

2. Mengetahui karakteristik permukaan baja lunak dalam H2SO4 oleh campuran

ekstrak air getah Macaranga gigantea dengan ion Zn2+

3. Menganalisis parameter termodinamika dari campuran ekstrak air getah

Macaranga gigantea dengan ion Zn2+

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu : Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi tentang pengaruh campuran ekstrak air getah Macaranga

gigantea dengan ion Zn2+ sebagai inhibitor korosi terhadap baja lunak untuk

memperlambat laju korosi dalam medium asam sulfat sehingga dapat mengurangi

kerugian akibat korosi. Selain itu juga meningkatkan nilai guna dari getah

Macaranga gigantea.

Page 18: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Baja

Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon

sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar

antara 0,2% hingga 2,1% berat sesuai tingkatannya. Fungsi karbon dalam baja

adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi

kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan

selain karbon adalah mangan (manganese), krom, vanadium, dan tungsten

(Arifin, 2017). Baja digambarkan pada gambar 1

Gambar 1. Baja (Arifin, 2017)

Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsur karbon sangat

menentukan sifatnya, sedangkan unsur-unsur paduan lainnya yang biasa

terkandung di dalamnya terjadi karena proses pembuatannya. Sifat baja karbon

biasa ditentukan oleh persentase karbon dan mikrostruktur. Menurut Nasution,

(2018) baja karbon dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah kandungan

karbonnya, yaitu baja karbon rendah disebut baja ringan (mild stell) atau baja

perkakas, kandungan karbonnya rendah kurang dari 0,3%. Baja karbon sedang

mengandung karbon 0,3-0,6%. Baja karbon tinggi mengandung karbon 0,6-

1,5%.

Baja lunak adalah jenis yang paling umum dari baja, karena harga yang

relatif rendah sekaligus juga memiliki sifat materi yang dapat digunakan untuk

banyak aplikasi. Menurut (Arham, 2016). Baja lunak banyak digunakan karena

mempunyai sifat mampu dilas, mudah dibentuk. Kandungan yang terdapat

pada baja lunak terdiri dari besi (Fe), karbon (C), Mn, dan Si.

Pemanfaatan baja menurut Sudarsana et al., (2015) adalah sebagai

material. Namun baja memiliki kelemahan yaitu mudah terkorosi, sehingga

dapat mengakibatkan kegagalan produksi pada komponen industri. Konstruksi

(struktur) pada bangunan-bangunan seperti pada jembatan, tower, rangka

gedung dan lain-lain. Baja pada dasarnya adalah bentuk perpaduan suatu

logam yaitu besi (Fe) dengan karbon (C). Kandungan karbon dalam baja

mempengaruhi sifat-sifat mekanik baja (Ramadhan et al., 2019).

Page 19: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

5

2.2 Korosi

Korosi merupakan kerusakan material akibat reaksi antara logam atau

logam paduan dengan lingkungan atau korosi adalah suatu proses elektrokimia

yang melibatkan adanya transfer elektron dari anoda menuju katoda. Salah

satu contoh korosi seperti yang terjadi pada besi, atau biasa disebut karat

(Ispandriatno, 2016). Korosi digambarkan pada gambar 4.

Gambar 2. Korosi (Ispandriatno, 2016)

Menurut Subiyanto dan Ngatin, (2015). Korosi secara elektrokimia dapat

diilustrasikan dengan reaksi antara ion logam dan molekul air, terjadi hidrolisis

yang menyebabkan keasaman meningkat. Hal ini dapat diterangkan dengan

persamaan (1)

M++ H2O MOH + H (1)

Persamaan ini menggambarkan reaksi hidrolisis secara umum, dimana

pada ion yang sebenarnya akan terdapat peran klorida yang penting tetapi

akan menjadi rumit untuk diuraikan.

Jika reaksi diatas adalah ion besi dan molekul air maka persamaannya

disajikan pada persamaan (2)

Fe++ H2O Fe(OH)+ + H+

Besi (II) Besi (II)

(2)

Kemudian reaksi ini dapat berlanjut dengan terjadinya reaksi oksidasi

Persamaan reaksi tersebut dapat diuraikan persamaan (3)

Fe(OH)++ ½ O2+ 2H+2 Fe(OH)2++ H2O

Besi (II) Besi (III

(3)

Reaksi selanjutnya yang menyebabkan semakin asam :

Fe(OH)2+ + H2O 2Fe(OH)2+ + H+ (4)

Untuk selanjutnya dapat diuraikan reaksi dari unsur-unsur ionik

komplek sehingga terbentuk hasil korosi utama yaitu magnetit dan karat,

Persamaan reaksi-reaksi persamaan (5)

Fe(OH)2+ + Fe2+ + 2H2O Fe3O4

+ 6H

Fe(OH)2+ + OH-FeO(OH) + H2O

(5)

Page 20: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

6

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu bahan dan lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,

struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur yang ada dalam bahan, teknik

pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat

pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat kimia bersifat korosif

dan sebagainya (Ispandriatno, 2016).

2.3 Inhibitor Korosi

Penghambat atau inhibitor korosi banyak digunakan di industri untuk

menghalangi korosi logam, karena inhibitor mampu memperlambat dan bahkan

hampir menghilangkan proses korosif yang terjadi dalam transportasi, produksi

dan penyimpanan minyak dan turunannya. Inhibitor yang digunakan di

industri dalam korosi asam adalah senyawa organik yang mengandung atom

nitrogen, oksigen dan sulfur. Inhibitor yang mempunyai dua atau lebih ikatan

rangkap juga mengambil bagian penting dalam memfasilitasi adsorpsi senyawa

ini ke permukaan logam, karena ikatan dapat terbentuk antara pasangan

elektron atau awan elektron atom donor dan permukaan logam sehingga

mengurangi serangan zat korosif pada media asam. Dengan demikian inhibitor

digunakan untuk menurunkan laju korosi logam dalam asam. Jadi inhibitor

tersebut adalah zat yang digunakan untuk menghentikan atau memperlambat

proses korosi (Stiadi et al., 2019).

OH

HO

HO

O

O

O

OH

O

O

OH

OH

O

O

OH

OH

OH

OH

O

O

HO

HO

HO

Permukaan baja Fe2+Fe2+Fe2+

Gambar 3. Interaksi Senyawa Organik dengan Baja (Stiadi et al., 2019)

Berdasarkan bahan dasarnya inhibitor dibagi menjadi dua, yaitu

inhibitor organik dan inhibitor anorganik. Inhibitor organik merupakan inhibitor

yang terbuat dari bahan organik yang menghambat korosi dengan cara

teradsorpsi secara kimiawi pada permukaan logam. Contohnya adalah gugus

amina, tio, fosfo, dan eter. Senyawa bahan alam yang dapat dijadikan inhibitor

harus mengandung atom N, O, P, S, dan atom-atom yang memiliki pasangan

elektron bebas. Sedangkan inhibitor anorganik merupakan inhibitor yang

terbuat dari bahan anorganik (Gusti et al., 2015).

Page 21: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

7

2.4 Macaranga gigantea

Macaranga gigantea adalah tumbuhan pionir yang mudah tumbuh pada

hutan hujan tropis sekunder dan lahan terbuka. Dikenal dengan nama

Macaranga gigantea, Tutup Gede, Kayu Kecubung, Simbar Kubang,

Sangkubang, Serkubung, Mawenang, Mahawenang, Kagurangen, Same dan

Tula-tula. Berdasarkan sistem taksonomi, Macaranga gigantea diklasifikasikan

sebagai berikut (Roanisca dan Syah, 2016)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Macaranga

Spesies : Macaranga gigantea

(a) Pohon Macaranga gigantea (b) Daun Macaranga gigantea

(c) Buah Macaranga gigantea (d) Getah Macaranga gigantea

Gambar 4. Tanaman Macaranga gigantea dan bagian-bagian Macaranga

gigantea

Page 22: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

8

Gambar 4 menunjukkan tanaman Macaranga gigantea serta bagian

bagiannya (a) pohon Macaranga gigantea memiliki tinggi yang mencapai 30

meter (b) daun Macaranga gigantea berlekuk menjari memiliki ukuran cukup

besar dan bagian tepi daun berigi-rigi (c) buah Macaranga gigantea berbentuk

kapsul, halus, berduri panjang dan dilapisi sejenis lilin menguning (d) getah

Macaranga gigantea berwarna merah (Hidayat et al., 2019).

Macaranga gigantea merupakan genus yang besar dalam famili

Euphorbiaceae terdiri dari 300 spesies. Genus ini tersebar di daerah tropik

mulai dari Afrika Madagaskar bagian barat, hingga wilayah tropik Asia

termasuk Indonesia. Penyebaran di Indonesia tersebar di Sumatra, Sulawesi,

Kalimantan, Jawa, Halmahera, Bangka, Maluku, dan Papua dikenal dengan

nama lokal Mahangmahangan. Macaranga gigantea banyak dimanfaatkan

untuk keperluan pengobatan tradisional seperti sebagai obat diare, luka,

sariawan dan batuk (Hidayat et al ., 2019).

2.5 Kandungan Senyawa Kimia Tanaman Macaranga gigantea

Kandungan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak daun Macaranga

gigantea dengan fraksi metanol mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin

dan steroid. Pada fraksi etil asetat mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan

steroid. Sedangkan pada fraksi etanol mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,

tanin dan steroid dengan senyawa yang dikandung pada daun Macaranga

gigantea yang dominan yaitu flavonoid dan alkaloid mampu memberikan

aktivitas antimalaria (Amirta et al., 2017). Hasil uji skrining fitokimia pada

ekstrak etanol kulit batang macaranga gigantea mengandung senyawa metabolit

sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin dan fenolik yang

mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. faecalis (Hidayat et al., 2019).

Berdasarkan penelitian Oktafiani (2019), hasil uji fitokimia ekstrak air getah

Macaranga gigantea dapat di lihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Getah Macaranga gigantea

Metabolit Sekunder Pereaksi Hasil

Alkaloid Mayer/Dragendorff -/-

Fenolik FeCl3 1% +

Flavonoid Mg, HCl, dan Etanol +

Kuinon NaOH 1 N +

Saponin Akuades +

Steroid Burchard -

Tanin FeCl3 1% +

Terpenoid Burchard +

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak air getah Macaranga

gigantean mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu fenolik, flavonoid,

kuinon, saponin, tanin dan terpenoid.

Page 23: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

9

2.6 Tanin

Tanin merupakan suatu senyawa polifenol yang memiliki berat molekul

besar yang terdiri dari gugus hidroksi dan karboksil. Semua jenis tanin dapat

larut dalam air. Kelarutannya besar dan akan bertambah besar apabila

dilarutkan dalam air panas. Begitu juga tanin akan larut dalam pelarut organik

seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut organik lainnya. Senyawa tanin

terdiri dari dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis (Puspita

Sari et al., 2015)

Tanin merupakan senyawa organik yang tidak beracun, ramah

lingkungan, larut dalam air, alkohol, dan tergolong porifenol yang banyak

ditemukan di alam. Tanin terdapat di dalam seperti pada daun, buah, kulit, dan

kayu tanaman (Pappa et al., 2019). Struktur dari tanin digambarkan pada

Gambar 5.

Gambar 5. Struktur Tanin (Mihra et al., 2018).

2.7 Green Inhibitor

Green inhibitor merupakan inhibitor yang terbuat dari bahan organik

atau tanaman yang diekstraksi. Green inhibitor bersifat tidak toksik dan ramah

lingkungan. Senyawa ekstrak bahan alam yang dijadikan inhibitor harus

mengandung atom N, O, P, S dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron

bebas yang dapat berfungsi sebagai ligan yang akan membentuk senyawa

kompleks dengan logam. Dengan demikian, upaya telah diarahkan pada

pengembangan green inhibitor yang ramah lingkungan dan murah (Batah et al.,

2020). Pada penelitian sebelumnya, telah banyak memanfaatkan ekstrak

tumbuhan sebagai green inhibitor seperti ekstrak daun singkong (Manihot

esculenta) (Gusti et al., 2017), ekstrak daun teh (Pakpahan, 2015), ekstrak kulit

buah jeruk dan kulit buah mangga (Noor et al., 2015) dan ekstrak Acacia tortilis

(Suleiman et al., 2016). Senyawa metabolit sekunder seperti tanin, saponin,

flavonoid berkontribusi dapat menghambat korosi pada baja (Saputra dan

Ngatin, 2019).

Page 24: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

10

2.8 Ion Zn2+

Larutan elektrolit adalah senyawa heteropolar, yang dibentuk oleh

atom-atom bermuatan atau radikal yang disebut ion-ion di dalam larutan bebas

bergerak hingga terjadi kesetimbangan dengan gaya elektrostatik karena adanya

gaya gesek (Ena, 2016)

Ion Zn2+ sebagai media ion dan juga sekaligus sebagai sumber logam

zink yang akan melapisi baja lunak. Dalam larutan, molekul ZnSo4 terurai

menjadi ion Zn2+ dan ion So42- menurut reaksi ionisasi persamaan (6)

ZnSo4→ Zn2+ + SO42- (6)

Ion-ion Zn2+ akan bergerak menuju katoda, sementara itu ion-ion So42-

bergerak menuju anoda

Seng (Zn) merupakan logam yang banyak digunakan untuk melapisi

permukaan logam lainnya, seperti baja ringan. Logam Zn akan membentuk

lapisan oksida tahan korosi pada permukaan logam untuk melindungi logam di

dalamnya. Bahkan dalam bentuk paduan, seng dapat digunakan sebagai

elektroda korban, yang berarti elektroda tersebut akan terkorosi secara

istimewa, sehingga melindungi baja dari korosi (Altwaiq et al., 2015).

Adanya lapisan Zn pada permukaan pipa akan mengurangi laju korosi

pipa, sehingga membuat umur pipa lebih lama. Menurut Hasil penelitian yang

dilakukan Ahangar et al., (2020) menunjukkan adanya proteksi pada baja yang

dilapisi logam Zn dan fenomena proteksi pada pelapisan oleh Zn terjadi setelah

lapisan Zn, baja tidak segera terkorosi dibandingkan baja tanpa dilapisi Zn.

Lapisan seng dikenal sebagai pelapis yang memiliki karakteristik

ketahanan yang sangat baik terhadap adanya korosi, tetapi bukan untuk

keperluan dekoratif (Setiawan, 2018). Hal ini dikarenakan logam seng memiliki

nilai potensial sel yang lebih negatif dibanding dengan logam lainya seperti

chrom, tembaga, nikel, dan yang lainnya.

Lapisan logam seng yang digunakan sebagai pelapis ini sering dikenal

sebagai lapisan deposit seng, dimana lapisan deposit sangat penting sebagai

lapisan pasif (passive layer) yang betindak sebagai pelindung dari lingkungan

yang berupa air dan udara. Reaksi dari logam seng serta pembentukan lapisan

pasif dari logam seng dengan kondisi lingkungan (Setiawan, 2018).

a. Reaksi biasa

Zn → Zn2+ + 2e (7)

b. Pembentukan seng hidroksida yng tak dapat larut

Zn + 2H2O → Zn (OH)2 + 2H+ + 2e (8)

Page 25: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

11

c. Pembentukan ion zin yang larut dalam air

Zn + 2H2O → ZnO22- + 4H+ + 2e

Zn (OH)2 + 2H+→ Zn2+ + 2H2O

(9)

d. Pembentukan ion zin dari seng hidroksida

Zn (OH)2→ ZnO22- + 2H+ (10)

Pada umumnya sulit untuk mengevaluasi laju korosi permukaan yang

dilapisi oleh logam seng yang terkena atmosfer dan temperatur yang berbeda.

Bahkan hal ini lebih sulit untuk dipelajari secara langsung daya tahan lapisan

logam seng. Akan tetapi lapisan seng mempunyai tingkat ketahanan yang baik

didandingkan dengan logam lainya.

2.9 Isoterm Adsorpsi

Penjelasan mengenai proses interaksi antara inhibitor dan permukaan

baja dapat dipelajari dengan isoterm adsorpsi menggunakan persamaan

Langmuir, Freundlich. Menurut Untari et al., (2020) persamaan isoterm

adsorpsi Langmuir, Freundlich seperti pada persamaan (11) dan (12)

Langmuir :

=

+ C

(11)

Freundlich : log ϴ = log Kads +

log C (12)

Dimana θ adalah derajat penutupan permukaan, Kads adalah konstanta

proses adsorpsi, C adalah konsentrasi inhibitor.

Inhibisi korosi disebabkan oleh lapisan inhibitor yang menutupi

permukaan logam. Derajat penutupan permukaan (ϴ) dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan (13) (Shaju et al., 2012)

θ=

(13)

Dimana CR (blank) dan CR (Inh) merupakan laju korosi tanpa dan adanya

inhibitor dalam korosif

Nilai energi bebas adsorpsi standar (∆Gads°) dapat dihitung dari hubungan

Kads dengan suhu, menggunakan persamaan (14)

∆Gads°= -RT ln (55.5 Kads) (14)

Dimana 55,5 adalah konsentrasi molar air, dimana R adalah konstanta

gas, T adalah suhu mutlak dan ∆Gads° adalah energi bebas adsorpsi standar (kJ/

mol). Nilai negatif dari ∆G°ads menunjukkan spontanitas dan stabilitas lapisan

adsorpsi inhibitor terhadap permukaan baja (Pramudita et al., 2019).

Page 26: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

12

Ada dua jenis komponen yang terlibat dalam adsorpsi yaitu zat yang

terserap (adsorbat) dan zat penyerap (adsorben). Molekul-molekul yang

teradsorpsi pada permukaan adsorben melalui dua cara yaitu secara fisik

(fisisorpsi) dan secara kimia (kemisorpsi). Menurut Emriadi et al., (2014)

Fisisorpsi adalah proses adsorpsi yang terjadi melalui gaya Van der Waals atau

interaksi elektrostatik antara logam dengan inhibitor dengan nilai ∆G°ads sekitar

lebih kecil dari -20 kJ/mol. Kemisorpsi adalah proses adsorpsi yang terjadi

secara ikatan kimia dengan terjadinya transfer atau berbagi muatan dengan

nilai ∆G°ads lebih besar dari -40 kJ/mol

d ln Kads

=

∆Ho

dT RT2

(15)

ln Kads =

+ D (16)

Dimana R adalah konstanta 8,314 Jmol-1 K-1, T adalah suhu dalam K,

sedangkan Kads adalah konstanta kesetimbangan adsorpsi. Nilai ∆H diperoleh

dari slope (-∆H/R) dengan persamaan garis lurus 1/T dengan ln Kads.

Adsorpsi endoterm dengan ∆H>0 menunjukkan adsorpsi kimia, sedangkan

adsorpsi eksoterm dengan ∆H<0 melibatkan proses fisisorpsi atau

kemisorpsi atau campuran keduanya (Zakaria et al., 2016).

Nilai parameter ∆G°ads dan ∆H°

ads diperoleh maka entropi adsorpsi

standar ∆Sads° dapat ditentukan dengan persamaan termodinamika (17)

∆Sads° = ∆Hads

° -∆Gads°

T

(17)

∆Sads° menunjukkan derajat ketidakteraturan, semakin negatif nilai entropi

standar adsorpsi maka molekul-molekul semakin teratur diadsorpsi di

permukaan baja (Li et al., 2012).

2.10 Metode Pengukuran

Kehilangan Berat

Tingkat korosi dalam berbagai laporan ditentukan menggunakan metode

pengukuran kehilangan berat sebagai prosedur standar. Metode ini menghitung

perbedaan antara berat baja yang hilang selama perendaman dalam medium

korosif dan dalam medium korosif yang mengandung ekstrak ataupun senyawa

kimia tertentu (Stiadi et al., 2019).

Prinsip dasar pengukuran ini adalah menghitung penurunan berat

sampel baja yang ditimbang dan direndam dalam media korosif selama jangka

waktu tertentu. Setelah perendaman, sampel baja dibersihkan dan ditimbang

kembali, dan data berat baja diperoleh setelah perendaman. Metode penurunan

berat baja didasarkan pada perbedaan antara berat awal sebelum perendaman

Page 27: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

13

dan berat akhir setelah perendaman. Berdasarkan perbedaan penurunan berat

logam, laju korosi, efisiensi inhibisi (Yuningsih, 2016) dan efek sinergetik (Mobin

et al., 2017) dengan persamaan sebagai berikut:

Penurunan laju pada korosi baja didapatkan dengan menggunakan

persamaan (18) (Hassan et al., 2016):

(18)

Cr = laju korosi (mg/cm2.jam)

W1 = massa sebelum perendaman (mg)

W2 = massa setelah perendaman (mg)

A = luas permukaan (cm2)

t = waktu perendaman (jam)

Persentase efisiensi inhibisi pada korosi baja didapatkan dengan

menggunakan persamaan (19) (Hassan et al., 2016):

(19)

EI = efisiensi inhibisi (%)

Cr1 = laju korosi blangko (mg/cm2.jam)

Cr2 = laju korosi inhibitor (mg/cm2.jam)

Parameter sinergetik pada korosi baja didapatkan dengan menggunakan

persamaan (20) (Hassan et al., 2016):

(20)

S1 = parameter sinergetik

I1 = efisiensi inhibisi Macaranga gigantea (%)

I2 = efisiensi inhibisi Zn2+ (%)

I’1+2 = efisiensi inhibisi Zn2+ +Macaranga gigantea (%)

2.11 Spektrofotometri Fourier Transform-Infra Red (FT-IR)

Penentuan gugus fungsi, perubahan setelah proses korosi dan inhibisi

berlangsung dapat dilakukan dengan Fourier Transform-Infra Red (FT-IR).

Spektroskopi inframerah (IR) didasarkan pada getaran molekul. Spektroskopi

inframerah adalah metode pengamatan interaksi antara molekul dan radiasi

elektromagnetik pada rentang panjang gelombang 0,75-1000 µm atau pada

bilangan gelombang 13,000-10 cm-1. Spektrofotometri Fourier Transform-Infra

Red (FT-IR) ditunjukkan pada Gambar 6

Page 28: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

14

Gambar 6. Spektrofotometri Fourier Transform-Infra Red (FT-IR) (Sulistyani,

2018) Penyerapan radiasi infra merah pada beberapa bahan terkait dengan

fenomena molekul atau atom yang bergetar. Metode spektroskopi infra merah

ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa yang belum diketahui,

karena spektrum yang dihasilkan khusus untuk senyawa tersebut. Metode ini

banyak digunakan karena cepat dan relatif murah, serta dapat digunakan

untuk mengidentifikasi gugus fungsi dalam molekul (Sulistyani, 2018)

Prinsip kerja spektrofotometer infra merah yaitu interaksi antara energi

dan materi. Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik

pada rentang frekuensi 400 – 4000 cm-1 panjang gelombang, yang merupakan

ukuran unit untuk frekuensi Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi

yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel.

Kemudian, frekuensi yang diserap akan muncul saat sinyal yang terdeteksi

turun. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum radiasi persentase transmisi

relatif terhadap bilangan gelombang. Spektroskopi inframerah sangat berguna

untuk analisis kualitatif (identifikasi) dari senyawa organik karena spektrum

yang unik yang dihasilkan. Spektroskopi inframerah digunakan untuk

mengidentifikasi gugus fungsi, mengidentifikasi senyawa, menentukan struktur

molekul, menentukan kemurnian, dan mempelajari reaksi yang sedang

berlangsung. Hampir semua senyawa dapat menyerap radiasi infra merah

(Maryam et al., 2019). Diagram skematik perangkat FT-IR ditunjukkan pada

Gambar 7.

Gambar 7. Skema Alat FT-IR (Maryam et al., 2019)

Page 29: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

15

2.12 Scanning Electron Microscope (SEM)

SEM merupakan salah satu jenis mikroskop elektron yang memakai

berkas elektron untuk menggambarkan keadaan permukaan material yang

dianalisis. Scanning Electron Microscope (SEM) adalah mikroskop elektron yang

dirancang untuk mempelajari permukaan benda padat secara langsung.

Perbesaran SEM 10-3000000x, kedalaman bidang 4-0,4 mm, dan resolusi 1-10

nm. Perbesaran yang tinggi, kedalaman bidang yang besar, resolusi yang baik,

serta kemampuan untuk memahami komposisi dan informasi kristalografi

menjadikan SEM banyak digunakan dalam penelitian dan aplikasi industri

(Pambudi, et al., 2017). Scanning Electron Microscope (SEM) ditunjukkan pada

Gambar 8.

Gambar 8. Scanning Electron Microscope (SEM) (Pambudi et al., 2017)

Prinsip dari SEM adalah dengan menggambarkan permukaan benda

atau material dengan berkas elektron yang dipantulkan dengan energi tinggi.

Permukaan material yang disinari atau terkena berkas elektron akan

memantulkan kembali berkas elektron yang dikenal sebagai berkas elektron

sekunder ke segala arah. Ketika elektron mengenai sampel, maka akan terjadi

hamburan elektron, baik Secondary Electron (SE) atau Back Scattered Electron

(BSE) dari permukaan sampel dan akan dideteksi oleh detektor dan

dimunculkan dalam bentuk gambar pada monitor CRT (Sujatno et al., 2015).

Mekanisme kerja SEM digambarkan pada Gambar 9.

Gambar 9. Mekanisme Kerja SEM (Sujatno et al., 2015)

Page 30: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

16

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Tugas Akhir Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Jambi yang dilaksanakan pada Januari hingga Mei 2021.

3.2 Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan getah Macaranga gigantea yang diperoleh dari

kawasan hutan Universitas Jambi, baja lunak (Fe=98,5%, C=0,19%, Si=0,22%

dan Mn=0,654%), H2SO4 p.a 18 M, Asam boraks (H3BO3), ZnSO4.5H2O, aseton

teknis, akuades.

Peralatan yang digunakan yaitu Amplas besi grade 120, jangka sorong,

pinset, grinder, benang nilon, tusuk gigi, tissue, bor listrik, peralatan gelas

beaker, neraca analitik, gunting, termometer, batang pengaduk, pipet tetes,

pipet volumetrik,sudip, aluminium foil, labu ukur, hot plate, corong, desikator,

water bath, SEM dan FTIR.

3.3 Metode Penelitian

Pembuatan Larutan encer Asam Sulfat menjadi 0,75 M

Asam sulfat 18 M diambil 41,6 ml kemudian diencerkan dalam labu

ukur 1000 mL menggunakan akuades sampai tanda batas sehimgga diperoleh

asam sulfat 0,75 M (Gusti et al., 2017).

Pembuatan Larutan Medium Korosif dengan Adanya Penambahan Ekstrak

Air Getah Macaranga gigantea

Ditimbang sebanyak 1,25 g ekstrak pekat dari getah Macaranga gigantea

menggunakan neraca analitik. Ekstrak kemudian diencerkan dalam labu ukur

500 mL menggunakan H2SO4 0,75 M sehingga diperoleh inhibitor dengan

konsentrasi 2,5 g/L. Kemudian inhibitor 2,5 g/L diencerkan kembali sehingga

diperoleh konsentrasi 1 g/L.

Pembuatan Ion Zn2+

Ditimbang sebanyak 2,5 g ZnSO4. 5H2O dan 3 g H3BO3 menggunakan

neraca analitik. Kemudian diencerkan dalam labu ukur 200 mL menggunakan

H2SO4 0,75 M sehingga diperoleh ion konsentrasi 0,05 M diencerkan kembali

sehingga diperoleh konsentrasi 0,05 mM, 0,04 mM, 0,03 mM, 002 mM, 001 mM.

Pembuatan Persiapan Spesimen Baja

Baja lunak berukuran ±2×1 cm dilubangi menggunakan bor dengan

diameter 3 mm. Permukaan baja dihaluskan menggunakan amplas besi grade

120. Diukur panjang dan lebarnya menggunakan jangka sorong lalu ditimbang

massanya menggunakan neraca analitik dan hasilnya dinyatakan sebagai

massa awal (W1).

Page 31: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

17

Perendaman Baja Lunak dalam Inhibitor Korosi Ekstrak Air Getah

Macaranga gigantea dan ion Zn2+

Baja yang telah disiapkan kemudian diikatkan dengan tali dan

digantung dalam gelas beaker ukuran 50 ml yang berisi ion Zn2+ konsentrasi

0,05 mM, 0,04 mM, 0,03 mM, 0,02 mM dan 0,01 mM dan inhibitor korosi

ekstrak air getah Macaranga gigantea dengan konsentrasi 1 g/L selama 3 jam.

Dilakukan variasi suhu perendaman pada 30°C, 40°C, 50°C dan 60°C

menggunakan water bath. Setelah perendaman selesai, baja diangkat, dicuci

dengan aquades dan aseton, lalu dikeringkan. Setelah kering baja ditimbang

dan diukur tebal baja dengan jangka sorong dan hasil penimbangan dinyatakan

sebagai berat akhir (w2). Data yang diperoleh dapat digunakan untuk

menentukan laju korosi dan efisiensi inhibisi korosi pada baja.

Analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR)

Analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR) dilakukan di Universitas

Diponegoro (UNDIP). Baja direndam dalam asam sulfat 0,75 M, pada suhu

kamar selama 24 jam. Selanjutnya dicuci dengan menggunkan aquades dan

aseton kemudian dikeringkan didalam desikator. Setelah kering digerus

permukaan plat baja hingga menjadi serbuk. Dianalisis dengan FTIR.

Analisis Scanning Electron Microscopy (SEM)

Analisis Spectroscopy Electron Microscopy (SEM) dilakukan di Institut

Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Baja direndam dalam asam sulfat 0,75 M,

pada suhu kamar selama 24 jam. Selanjutnya dicuci dengan aquades dan

aseton, dikeringkan didalam desikator. Dianalisis SEM perbesaran 1000 kali.

3.4 Analisis Data

Metode Kehilangan Berat

Metode ini didasarkan pada selisih awal dan massa akhir dari baja lunak

setelah perlakuan dalam inhibitor ekstrak air getah Macaranga gigantea dan

inhibitor ion Zn2+. Penentuan laju korosi dan efisiensi inhibisi korosi baja lunak

menggunakan persamaan 18 dan persamaan 19.

Analisis Efek Sinergetik

Sistem sinergetik didasarkan pada inhibitor organik dan kation logam

dapat memberikan perlindungan yang cukup untuk logam terhadap korosi

dalam lingkungan asam. Penentuan efek sinergetik baja lunak menggunakan

persamaan 20.

Analisis Termodinamika

Proses interaksi antara inhibitor dan permukaan baja dapat dipelajari

dengan isoterm adsorpsi menggunakan persamaan Langmuir, Freundlich pada

persamaan (11) dan (12).

Page 32: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Spektrofotometri Fourier Transform Infrared (FTIR)

Analisis FTIR pada penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi

gugus fungsi tertentu pada senyawa metabolit sekunder dari ekstrak air getah

Macaranga gigantea dan ion Zn2+ yang berperan sebagai inhibitor korosi.

Senyawa yang dapat digunakan sebagai inhibitor korosi memiliki gugus fungsi

hidroksil (-OH), karboksil (-COOH), karbonil (=CO), -CO-, C-H, -C=C-, -C≡C, -C-

Cl, amina (-C=N), atau gugus fungsi lain yang memiliki pasangan elektron

bebas, sehingga dapat teradsorpsi ke permukaan logam (Sirait, 2018). Ekstrak

air getah Macaranga gigantea mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu

fenolik, flavonoid, kuinon, saponin, tanin dan terpenoid (Oktafiani, 2019).

Menurut Gusti et al., (2017) senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa

heteroatom serta memiliki ikatan rangkap dan pasangan elektron bebas yang

dapat digunakan sebagai inhibitor korosi. Bilangan gelombang inframerah yang

digunakan pada peneltiian ini berkisar antara 4000 sampai 450 cm-1. Spektrum

FTIR ekstrak air getah Macaranga gigantea dapat dilihat pada Gambar 10 dan

data perbandingan spektrum FTIR pada Tabel 2.

Gambar 10. Spektrum FTIR: ekstrak air getah Macaranga gigantea

Gambar 10 menjelaskan bahwa di dalam ekstrak air getah Macaranga

gigantea mengandung gugus fungsi seperti –OH pada angka gelombang 3213.16

cm-1, Bilangan gelombang 3000 cm-1 sampai dengan 3600 cm-1 menunjukkan

adanya gugus O-H (Pranoto et al., 2018). Bilangan gelombang 1626.27 cm-1

menunjukkan adanya serapan gugus C=C, hal ini didukung oleh Maryam et al.,

(2019) dari daerah 1500 cm-1 sampai dengan 1675 cm-1 merupakan ikatan C=C.

Bilangan gelombang 1100.72 cm-1 menunjukkan adanya serapan gugus C-O,

hal ini didukung oleh Pranoto et al., (2018) dari daerah 1080 cm-1 sampai

dengan 1300 cm-1 merupakan ikatan C-O. Bilangan gelombang 884.67 cm-1

Page 33: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

19

menunjukkan adanya serapan gugus C-H (alkena), hal ini didukung oleh

Pranoto et al., (2018) dari daerah 675 cm-1 sampai dengan 995 cm-1 merupakan

ikatan C-H (alkena). Bilangan gelombang 788.91 cm-1 menunjukkan adanya

serapan gugus C-H (aromatik), hal ini didukung oleh Pranoto et al., (2018)dari

daerah 600 cm-1 sampai dengan 900 cm-1 merupakan ikatan C-H (aromatik).

Bilangan gelombang 562.50 cm-1 menunjukkan adanya Vibrasi bending Si-O

dan atau Al-O, hal ini didukung oleh Pranoto et al., (2018) dari daerah 457cm-1

sampai dengan 562 cm-1 merupakan Vibrasi bending Si-O dan atau Al-O.

Spektra FTIR ekstrak air getah Macaranga gigantea dengan ion Zn2+ dapat

dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Spektrum FTIR: Lapisan Permukaan baja dalam ekstrak air

getah Macaranga gigantea dengan ion Zn2+

Gambar 11 menjelaskan bahwa di dalam ekstrak air getah Macaranga

gigantea mengandung gugus fungsi seperti –OH pada angka gelombang

3232.39 cm-1, Bilangan gelombang 3000 cm-1 sampai dengan 3600 cm-1

menunjukkan adanya gugus O-H (Pranoto et al., 2018). Bilangan gelombang

1626.17 cm-1 menunjukkan adanya serapan gugus C=C, hal ini didukung oleh

Pranoto et al., (2018) dari daerah 1500 cm-1 sampai dengan 1675 cm-1

merupakan ikatan C=C. Bilangan gelombang 1091.10 cm-1 menunjukkan

adanya serapan gugus C-O, hal ini didukung oleh Pranoto et al., (2018) dari

daerah 1080 cm-1 sampai dengan 1300 cm-1 merupakan ikatan C-O. Bilangan

gelombang 884.28 cm-1 menunjukkan adanya serapan gugus C-H (alkena), hal

ini didukung oleh Pranoto et al., (2018) dari daerah 675 cm-1 sampai dengan

995 cm-1 merupakan ikatan C-H (alkena). Bilangan gelombang 784.01 cm-1

menunjukkan adanya serapan gugus C-H (aromatik), hal ini didukung oleh

Pranoto et al., (2018) dari daerah 600 cm-1 sampai dengan 900 cm-1 merupakan

Page 34: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

20

ikatan C-H (aromatik). Bilangan gelombang 553.42 cm-1 menunjukkan adanya

Vibrasi bending Si-O dan atau Al-O, hal ini didukung oleh Pranoto et al., (2018)

dari daerah 457cm-1 sampai dengan 562 cm-1 merupakan Vibrasi bending Si-O

dan atau Al-O. Dari kedua spektra yang telah disajikan hasilnya berbeda,

gugus fungsi yang terkandung dalam ekstrak air getah Macaranga gigantea

bergeser. Pergeseran pada beberapa puncak serapan menandakan adanya

interaksi antara senyawa metabolit sekunder dari ekstrak air getah Macaranga

gigantea ditambah ion Zn2+ dengan baja lunak.

Dari hasil spektra tersebut diperoleh bilangan gelombang yang

menunjukkan adanya gugus fungsi yang terdeteksi dalam ekstrak air getah

Macaranga gigantea dan perendaman baja lunak dalam ekstrak air getah

Macaranga gigantea ditambah dengan ion Zn2+. Terjadinya pengurangan %T

pada bilangan gelombang ekstrak air getah Macaranga gigantea dan ekstrak air

getah Macaranga gigantea ditambah dengan ion Zn2+ yang menandakan proses

sorpsi (serapan) telah terjadi (Nurkaromah dan Sukandar, 2017). Pada tabel 2

menunjukkan hasil interpretasi spektra FTIR.

Tabel 2. Interpretasi Spektra FTIR

Literatur (cm-1)(*)

Gugus Fungsi

Ekstrak Air

Getah

Macaranga

gigantea

Lapisan Permukaan

Baja dalam Ekstrak

Air Getah (Macaranga

gigantea + ion Zn2+)

(cm-1) % T (cm-1) % T

3000 – 3600 O-H 3213.16 75.93 3232.39 59.98

1500 – 1675 C=C 1626.27 82.96 1626.17 71.52

1080 – 1300 C-O 1100.72 87.38 1091.10 73.76

675 – 995 C-H (alkena) 884.17 87.76 884.28 80.73

600 – 990 C-H

(aromatik) 788.91 87.68 784.01 79.85

457 – 562

Vibrasi

bending Si-O

dan atau Al-O

562.50 86.46 553.42 77.30

Keterangan (*) Pranoto et al., (2018)

Page 35: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

21

4.2 Analisis Scanning Electron Microscopy (SEM)

Analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) memberikan informasi

mengenai morfologi permukaan baja. Gambar 12 memperlihatkan morfologi

permukaan baja lunak sebelum perlakuan (blanko), Setelah Perendaman dalam

medium korosif H2SO4 0,75 M selama 24 Jam, baja (ion Zn2+ 0,05 mM) setelah

perendaman dalam medium korosif H2SO4 0,75 M selama 24 jam, baja (ekstrak

air getah Macaranga gigantea 1 g/L) setelah perendaman dalam Medium

Korosif H2SO4 0,75 M selama 24 Jam, baja (ekstrak air getah Macaranga

gigantea 1 g/L + ion Zn2+ 0,05 mM) setelah perendaman dalam Medium Korosif

H2SO4 0,75 M selama 24 Jam dengan perbesaran 1000 kali.

Gambar 12. Hasil SEM Baja Lunak: a) Blangko, b) H2SO4 0.75 M selama

24 Jam, c) ekstrak air getah Macaranga gigantea 1 g/L selama 24 Jam,

d) ion Zn2+ 0,05 mM selama 24 Jam, e) ekstrak air getah Macaranga

gigantea 1 g/L + ion Zn2+ 0,05 mM selama 24 Jam.

Gambar 12a memperlihatkan permukaan baja lunak yang masih bersih,

halus, dan belum terdapat lubang-lubang akibat efek korosi. Garis-garis yang

terlihat merupakan akibat dari perlakuan penghalusan baja lunak

menggunakan amplas. Gambar 12b memperlihatkan permukaan baja lunak

yang tidak rata, kasar, dan terdapat lubang-lubang besar akibat efek korosi dari

H2SO4. Korosi merupakan suatu kerusakan yang dihasilkan dari reaksi kimia

antara sebuah logam atau logam paduan di dalam suatu lingkungan

(Ispandriatno, 2016). Gambar 12c menunjukkan permukaan yang lebih terlihat

tertutupi dibandingkan dengan gambar 12b, walaupun masih ada gumpalan

dan lubang-lubang kecil yang kurang merata. Hal ini disebabkan karena adanya

b

d

e

a

c

Page 36: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

22

senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak air getah Macaranga gigantea yang

teradsorpsi pada permukaan baja membentuk lapisan tipis (Gusti et al., 2017).

Gambar 12d menunjukkan bahwa permukaan baja lebih rata seperti berserat

dan lubang lebih sedikit dibandingkan dengan gambar 12c. Hal ini karena pori-

pori dari baja sudah terisi oleh partikel Zn2+. Gambar 12e adanya penambahan

inhibitor dan ion Zn2+ campuran kedua inhibitor tersebut memperlihatkan

permukaan baja yang kurang merata dan menggumpal dibandingkan dengan

gambar 12d. Hal ini karena permukaan baja sudah terlapisi dengan Zn2+ dan

senyawa metabolit sekunder dari ekstrak air getah Macaranga gigantea (Gusti et

al., 2017).Menurut penelitian Ramezanzadeh et al., (2019) seharusnya

campuran kedua inhibitor membuktikan adanya aksi penghalang yang baik dari

film dan pada permukaan sampel yang menegaskan adsorpsi molekul organik

dan kation seng.

4.3 Metode Kehilangan Berat

Metode kehilangan berat dilakukan untuk menentukan laju korosi,

efisiensi inhibisi korosi, efek sinergetik dan isoterm adsorpsi baja lunak dalam

medium asam sulfat dengan konsentrasi 0,75 M serta ekstrak air getah

Macaranga gigantea dengan konsentrasi 1 g/L, dan ion Zn2+ dengan konsentrasi

0,01 mM; 0,02 mM; 0,03 mM; 0,04 mM dan 0,05 mM selama 3 jam. Dengan

variasi suhu perendaman yaitu 30ºC, 40ºC, 50ºC dan 60ºC terhadap laju korosi

dan persentase efisiensi inhibisi korosi baja lunak. Penentuan laju korosi dan

efisiensi inhibisi di hitung menggunakan persamaan 18 dan 19. Sedangkan efek

sinergetik korosi pada baja lunak di hitung dengan persamaan 20. Hasil

Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 3.

Pengaruh Konsentrasi ion Zn2+ dengan Ekstrak Air Getah Macaranga

gigantea terhadap Laju Korosi Baja Lunak

Pengaruh konsentrasi ion Zn2+ ditambah dengan 1 g/L ekstrak getah

Macaranga gigantea terhadap laju korosi baja lunak selama perendaman 3 jam

dengan variasi konsentrasi ionyang digunakan yaitu 0,01 mM; 0,02 mM; 0,03

mM; 0,04 mM dan 0,05 mM dan juga dilakukan variasi suhu perendaman yaitu

30ºC, 40ºC, 50ºC dan 60ºC dapat dilihat pada gambar 13.

Page 37: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

23

Gambar 13. Pengaruh campuran konsentrasi ion Zn2+ + 1 g/L

ekstrak air getah Macaranga gigantea terhadap laju korosi

dengan variasi suhu.

Gambar 13 memperlihatkan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi

ion Zn2+ maka semakin menurun persentase laju korosi baja. Hal ini disebabkan

dengan adanya kation seng yang terdapat dalam campuran ion Zn2+ dengan

ekstrak air getah Macaranga gigantea memberikan daya hambat yang tinggi.

Kation seng mempercepat ekstrak mengadsorpsi molekul organik pada

permukaan baja. Berdasarkan penelitian Ramezanzadeh et al., (2019) terbukti

bahwa kation logam seperti seng merupakan agen kompleks yang kuat karena

orbitalnya kosong.

Berdasarkan variasi suhu, hal ini menunjukkan bahwa suhu meningkat

dan laju korosi meningkat. Hal ini terjadi karena suhu naik dan energi kinetik

permukaan logam meningkat, yang menyebabkan proses adsorpsi lebih lemah

dan mendorong proses desorpsi (Fajrianti et al., 2016). Peningkatan laju korosi

pada kenaikan suhu diakibatkan oleh melemahnya interaksi antara senyawa-

senyawa metabolit sekunder dari ekstrak air getah Macaranga gigantea pada

permukaan baja lunak. Semakin lemah interaksi pada permukaan baja lunak

dengan kenaikan suhu merupakan gejala fisiosorpsi yang melibatkan gaya van

der waals (Sangeetha et al., 2016).

Gambar 13 menunjukkan nilai laju korosi baja paling besar adalah pada

perendaman di dalam asam sulfat 0,75 M tanpa penambahan ekstrak. Hal itu

diakibatkan pada kondisi asam, banyaknya ion H+ memicu terjadinya reaksi

reduksi yang berlangsung sehingga pembentukan hidrogen semakin besar yang

menyebabkan lebih banyak logam besi yang teroksidasi dan menghasilkan

karat.

0,01,02,03,04,05,06,07,08,09,0

0,01 0,02 0,03 0,04 0,05

(mg/cm

^3.j

am

)

C mM

30◦C

40◦C

50◦C

60◦C

Page 38: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

24

Pengaruh Konsentrasi ion Zn2+ dengan Ekstrak Air Getah Macaranga

gigantea terhadap Efisiensi Korosi Baja Lunak

Pengaruh konsentrasi ion Zn2+ ditambah dengan 1 g/L ekstrak air getah

Macaranga gigantea terhadap efisiensi inhibisi korosi baja lunak. Efisiensi

inhibisi adalah persentase nilai yang menunjukkan seberapa besar kemampuan

ion Zn2+ dengan ekstrak air getah Macaranga gigantea menghambat korosi pada

baja. selama perendaman 3 jam dengan variasi konsentrasi ion Zn2+ yang

digunakan yaitu0 ,01 mM; 0,02 mM; 0,03 mM; 0,04 mM dan 0,05 mM dengan

dilakukan variasi suhu perendaman yaitu 30ºC, 40ºC, 50ºC dan 60ºC dapat

dilihat pada gambar 14.

Gambar 14. Pengaruh campuran konsentrasi ion Zn2+ + 1 g/L

ekstrak air getah Macaranga gigantea terhadap efisiensi

dengan variasi suhu.

Gambar 14 memperlihatkan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi

ion Zn2+ maka semakin besar pula persen efisiensi inhibisi korosi baja. Hal

tersebut disebabkan bahwa konsentrasi Zn2+ dalam larutan memiliki pengaruh

besar pada efek yang diberikan oleh Zn2+ pada efisiensi inhibitor (Altwaiq et al.,

2015). Zn2+-Kompleks inhibitor berdifusi dari sebagian besar ke permukaan

logam. Kompleks inhibitor diubah menjadi kompleks inhibitor-logam yang lebih

stabil. Akibatnya laju korosi semakin menurun dan persen efisiensi meningkat.

Efisiensi inhibisi tertinggi diperoleh pada konsentrasi ion Zn2+ 0,05 mM sebesar

74,125%. Merujuk pada penelitian Ahangar et al., (2020) diprediksi bahwa

senyawa kompleks antara campuran inhibitor ion Zn2+ dan ekstrak air getah

Macaranga gigantea yang terbentuk seperti persamaan reaksi di bawah ini:

Zn2+(aq) + Eks(aq) Zn2+-Eks (Kompleks)

Zn2+-Eks (Kompleks) + Fe2+ Fe2+-Eks (Kompleks) + Zn2+(aq)

Zn2+(aq) + 2OH-

(aq) Zn(OH)2 (deposit)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0,01 0,02 0,03 0,04 0,05

Efi

sie

nsi

%

C mM

30◦C

40◦C

50◦C

60◦C

Page 39: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

25

Tahap pertama yang terjadi adalah reaksi antara Zn2+ dengan ekstrak

didalam ion Zn2+ membentuk kompleks Zn2+-Eks, setelah mengalami difusi

kompleks Zn2+-Eks ke permukaan baja, tahap kedua kompleks Zn2+-Eks diubah

menjadi kompleks Fe2+-Eks karena lebih banyak afinitas besi untuk membentuk

- Zn2+. Tahap ketiga kompleks

Fe2+-Eks membentuk film dipermukaan baja disitus anodik dan memblokir

daerah permukaan aktif logam. Selanjutnya kation Zn2+ berinteraksi dengan

anion OH- yang diproduksi di daerah katodik untuk membentuk seng

hidroksida pada permukaan baja.

Gambar 14 menunjukkan kenaikan suhu terhadap efisiensi inhibisi.

Kenaikan suhu menyebabkan tingkat energi molekul pada permukaan logam

mengalami persaingan antara gaya adsorpsi dan desorpsi logam (Nurdila et al.,

2015). Saat suhu meningkat, efisiensi inhibisi yang ditunjukkan menurun.

Penurunan efisiensi inhibisi menunjukkan bahwa efisiensi inhibisi ekstrak air

getah Macaranga gigantea di bawah suhu tinggi akan relatif berkurang. Karena

molekul inhibitor bersaing dengan difusi zat korosif pada permukaan baja.

Banyaknya molekul yang terkandung dalam ekstrak air getah Macaranga

gigantea menyebabkan difusi lambat, sehingga pada suhu tinggi permukaan

logam terlebih dahulu terkorosi oleh zat korosif. Pada suhu tinggi, kekuatan

adsorpsi molekul inhibitor juga akan menurun.

Pengaruh Konsentrasi ion Zn2+ dan Ekstrak Air Getah Macaranga gigantea

terhadap Efek Sinergetik Korosi Baja Lunak

Pengaruh konsentrasi ionditambah dengan 1 g/L ekstrak getah

Macaranga gigantea terhadap efek sinergetik korosi baja lunak selama

perendaman 3 jam dapat dilihat pada tabel 3. Variasi konsentrasi ionyaitu 0,01

mM; 0,02 mM; 0,03 mM; 0,04 mM dan 0,05 mM juga dilakukan variasi suhu

perendaman yaitu 30ºC, 40ºC, 50ºC dan 60ºC dapat dilihat pada tabel 3.

Page 40: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

26

Tabel 3. Efek Sinergetik Korosi Baja Lunak dalam Perendaman ion Zn2+

+ 1 g/L ekstrak air getah Macaranga gigantea

Konsentrasi

ion Zn2+

(mM)

Ekstrak air getah

Macaranga gigantea

1 g/L

ion Zn2+

Ekstrak

+ ion

Zn2+

S1

0,01 0,60073 0,71813 0,26878 -0,44

0,02 0,60073 0,57215 0,30188 -0,25

0,03 0,60073 0,30520 0,47287 0,18

0,04 0,60073 0,24330 0,68030 0,49

0,05 0,60073 0,12920 0,74130 1,04

Secara umum, adanya ion Zn2+ dalam media asam secara sinergetik

meningkatkan efisiensi penghambatan beberapa senyawa organik. Anion dapat

meningkatkan adsorpsi kation organik dalam larutan dengan membentuk

jembatan antara permukaan logam dan ujung positif dari inhibitor organik. Jika

S=1 artinya bahwa inhibitor dan ion Zn2+ tidak memiliki efek satu sama lain,

selain itu jika S>1 menunjukkan bahwa efek sinergetik terjadi, sedangkan S<1

berarti efek antagonis (Pramudita et al., 2019). Hasil perhitungan efek sinergetik

dapat dilihat pada Tabel 3. Pada konsentrasi 0,01, 0,02, 0,03 dan 0,04 terjadi

efek antagonis karena S<1, sedangkan nilai S lebih dari 1, pada konsentrasi

0,05 mM menunjukkan bahwa efek sinergetik terjadi karena S>1, Sehingga

semakin besar konsentrasi ion Zn2+ pada inhibitor memiliki efek sinergetik dan

efisiensi inhibisi yang dihasilkan meningkat (Untari et al., 2020).

Peningkatan efek sinergetik ion Zn2+ dan ekstrak air getah Macaranga

gigantea diduga proses kemisorpsi Zn2+ yang stabil pada permukaan logam

bertanggung jawab atas efek sinergetik Zn2+ dalam kombinasi dengan inhibitor.

Stabilitas ion seng teradsorpsi bergerak ke cakupan permukaan yang lebih

besar dan kemudian efisiensi penghambatan yang lebih besar (El-Katori et al.,

2019).

4.3 Analisis Isoterm Adsorpsi

Analisis isoterm adsorpsi dapat memberikan informasi tentang interaksi

inhibitor pada permukaan baja. Menurut Emriadi et al., (2016) adsorpsi ekstrak

bahan alam dapat memberikan efek proteksi terhadap baja karena adsopsi

ekstrak membentuk lapisan tipis yang dapat memberikan perlindungan pada

permukaan baja sehingga dapat menghambat korosi. Hasil metode kehilangan

berat dapat digunakan untuk menghitung parameter-parameter adsorpsi.

Parameter adsorpsi yang sering digunakan adalah persamaan isoterm

Langmuir dan Freundlich. Nilai koefisien korelasi ekstrak air getah Macaranga

Page 41: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

27

gigantea dan ion Zn2+ dari isoterm Langmuir dan Freundlich dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Koefisien Korelasi yang diperoleh dari berbagai isoterm adsorpsi

Suhu Isoterm Adsorpsi

Langmuir

Isoterm Adsorpsi

Freundlich

303 K 0,4552 0,8983

313 K 0,3929 0,9464

323 K 0,2276 0,9567 333 K 0,0053 0,9707

Tabel 3 menunjukkan hubungan linier pada isoterm adsorpsi Langmuir

dan Freundlich terhadap adsorpsi pada permukaan baja lunak dengan kisaran

0,0053 sampai 0,9707 untuk setiap variasi suhu. Isoterm Langmuir

menjelaskan penyerapan yang akan berlangsung secara terus menerus hingga

mencapai lapisan tunggal dan akan terus melakukan adsorpsi sampai tercapai

lapisan monolayer, sedangakan isoterm Freundlich menjelaskan bahwa pada

permukaan logam terbentuk lapisan multilayer dari molekul inhibitor dan

bersifat heterogen yaitu setiap gugus aktif di permukaan logam memiliki

kemampuan mengadsorpsi yang berbeda-beda. Nilai R semakin mendekati 1

maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh dan keterkaitan semakin

kuat. Pada penelitian ini terlihat bahwa nilai R isoterm adsorpsi Freundlich

lebih besar maka adsorpsi yang terjadi cenderung mengikuti persamaan

adsorpsi Freundlich yang berarti penyerapan logam Fe yang terjadi adalah

secara fisika. Molekul inhibitor yang diadsorpsi secara fisik tidakterikat secara

kuat sehingga menghasilkan interaksi yang lemah antara inhibitor dengan

permukaan logam. Interaksi yang terjadi menyebabkan permukaan logam

dapat ditutupi atau dilapisi oleh molekul inhibitor (Apriyanti et al., 2018).

Analisis Konstanta Kesetimbangan Adsorpsi (Kads), Energi Bebas Adsorpsi

(∆G°ads), Entalpi Adsorpsi (∆H°ads), dan Entropi Adsorpsi (∆S°ads)

Adsorpsi isoterm Freundlich juga dapat menentukan nilai konstanta

adsorpsi (Kads) ekstrak getah Macaranga gigantea dan ion Zn2+ pada permukaan

baja dan nilai energi Gibbs (∆G°ads) yang ditunjukkan pada Tabel 5.

Page 42: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

28

Gambar 15. Isoterm adsorpsi freundlich untuk korosi baja dalam

medium asam sulfat 0,75 m dengan waktu perendaman 3 jam.

Gambar 15 memperlihatkan hubungan log C terhadap log C/θ dari

isotherm freundlich. Log C/θ meningkat dengan meningkatnya suhu, yang

menunjukkan bahwa derajat penutupan permukaan (θ) baja lunak akan

menurun dan proses desorpsi akan meningkat.

Tabel 5. Parameter Adsorpsi dari Adsorpsi Isoterm Freundlich

Suhu (K) Kads ∆G°ads

(kJ/mol)

303 5,55 -4,32

313 6,30 -4,79

323 7,06 -5,25

333 9,18 -6,14

Perhitungan Kads mengikuti isoterm freundlich pada persamaan 12.

Tabel 4 memperlihatkan bahwa semakin tinggi suhu maka nilai Kads semakin

kuat. Menurut Zakaria et al., (2016). Kads yang tinggi menunjukkan kestabilan

dan interaksi senyawa-senyawa metabolit sekunder pada ekstrak air getah

Macaranga gigantea dengan Fe²⁺ pada permukaan baja lunak semakin kuat

dengan meningkatnya suhu.

Energi bebas adsorpsi dapat dihitung menggunakan persamaan 14.

Energi bebas Gibbs pada variasi suhu ditunjukkan oleh Tabel 4. Nilai hasil

perhitungan terdapat pada lampiran 5. Nilai ∆G°ads negatif mengindikasikan

reaksi adsorpsi berjalan secara spontan dan lapisan ekstrak yang teradsorpsi

stabil pada permukaan baja (Nathiya dan Raj, 2017). Menurut Mohammadi dan

Rahsepar, (2019) nilai ∆Gads kurang dari -20 kJ/mol terkait dengan adsorpsi

fisika. jika lebih dari -40 kJ/mol atau lebih negatif diketahui berhubungan

dengan adsorpsi kimia dan nilai diantara keduanya menunjukkan kombinasi

antara adsorpsi fisika dan kimia. Nilai ∆G°ads ekstrak air getah Macaranga

gigantea dengan ion Zn2+ berada dibawah -20 kJ sehingga dapat disimpulkan

0,0

0,0

0,0

0,1

0,1

0,1

0,1

-2,0 -1,7 -1,5 -1,4 -1,3

log C

log C

303 K

313 K

323 K

333 K

Page 43: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

29

bahwa ekstrak air getah Macaranga gigantea dengan ion Zn2+ adalah adsorpsi

fisika.

Gambar 16. Hubungan 1/t terhadap ln Kads

Gambar 16 menunjukkan hubungan 1/T terhadap ln Kads slope pada

grafik menunjukkan harga dari -∆H°ads/R sehingga diperoleh nilai ∆H°

ads.

Menurut Zakaria et al., (2016) nilai ∆H bernilai positif menunjukkan adsorpsi

berlangsung secara endoterm melibatkan adsorpsi kimia, sedangkan nilai ∆H

bernilai negatif menunjukan adsorpsi eksoterm melibatkan proses fisisorpsi

atau kemisorpsi atau campuran keduanya.

Tabel 6. Nilai Entalpi Adsorpsi Standar dan Entropi Adsorpsi Standar

Suhu ∆G°ads

∆S°ads

(K)

(kJ/mol.K) (kJ/mol.K)

303 -13,51 -30,36

313 -13,51 -27,88

323 -13,51 -25,59

333 -13,51 -22,15

Tabel 6 menunjukkan nilai ∆H°ads negatif untuk ekstrak getah

Macaranga gigantea dengan ion Zn2+ yang menunjukkan bahwa proses adsorpsi

ekstrak pada permukaan baja bersifat eksoterm atau melepaskan energi.

Ekstrak juga menunjukkan bahwa adsorpsi yang terjadi diduga adsorpsi fisika

atau kimia atau campuran keduanya karena nilai ∆H°ads<0 (Zakaria et al.,

2016).

Nilai ∆G°ads dan ∆H°

ads diketahui maka nilai ∆S°ads dapat dihitung dengan

persamaan 14. Tanda negatif dari entropi menunjukkan keteraturan dan tanda

positif menunjukkan ketidakteraturan (Zakaria et al., 2016). Nilai ∆S°ads negatif

menunjukkan adanya keteraturan dalam proses adsorpsi ekstrak air getah

Macaranga gigantea dengan ion Zn2+ pada permukaan baja dan tidak adanya

gangguan terhadap sistem.

y = 1,6254x - 3,1891 R² = 0,9568

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

2,95 3 3,05 3,1 3,15 3,2 3,25 3,3 3,35

ln K

ads

1/T (10-3 )

Page 44: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

30

Tanda negatif ∆S°ads dari inhibitor dapat juga dikaitkan dengan proses

substitusi adsorpsi molekul inhibitor organik dan molekul air pada permukaan

baja lunak. Menurut Zakaria et al., (2016) entropi adsorpsi positif disebabkan

karena banyaknya molekul air yang didesorpsi dari permukaan baja lunak oleh

satu molekul inhibitor. Sebaliknya entropi adsorpsi bernilai negatif

menunjukkan inhibitor disertai dengan sedikitnya desorpsi molekul air dari

permukaan baja lunak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa nilai entropi

diperoleh bernilai negatif yang mengindikasi proses keteraturan adsoprsi dari

ekstrak sebagai inhibitor pada permukaan baja.

Page 45: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

31

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Semakin besar konsentrasi ion Zn2+ ke dalam ekstrak memiliki efek

sinergetik meningkatkan efisiensi inhibisi korosi.

2. Analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan permukaan baja

lunak setelah perendaman dalam ekstrak air getah Macaranga gigantea

yang ditambah dengan ion Zn2+ menunjukkan permukaan yang kurang

merata dan menggumpal, dibandingkan dengan perendaman dengan H2SO4

menunjukkan permukaan yang tidak rata, kasar, dan terdapat lubang-

lubang.

3. Berdasarkan parameter termodinamika, proses adsorpsi ekstrak air getah

Macaranga gigantea yang ditambah dengan ion Zn2+ pada permukaan baja

lunak dalam asam sulfat 0,75 M berlangsung spontan, eksoterm dan

derajat keteraturan pada proses adsorpsi.

5.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan medium lain

seperti air gambut sebagai media korosif.

Page 46: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

32

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Y. K., Arief, I. S., dan Amiadji. 2015. Analisa Laju Korosi pada Pelat Baja Karbon dengan Variasi Ketebalan Coating. Jurnal Teknik Its, 4(1), 1–5.

Ahangar, M., Izadi, M., Shahrabi, T., dan Mohammadi, I. 2020. The synergistic

effect of zinc acetate on the protective behavior of sodium lignosulfonate

for corrosion prevention of mild steel in 3.5 wt% NaCl electrolyte: Surface and electrochemical studies. Journal of Molecular Liquids, 314, 113617.

Altwaiq, A., Abdel-Rahem, R., AlShamaileh, E., Al-luaibi, S., dan Khouri, S. 2015. Sodium lignosulfonate as a friendly-environment corrosion inhibitor for zinc metal in acidic media. Eurasian Journal of Analytical

Chemistry, 10(1), 10–18.

Amirta, R., Angi, E. M., Ramadhan, R., Kusuma, I. W., Wiati, C. B., dan Haqiqi, M. T. 2017. C . B ., dan Haqiqi , M . T . 2017 . Potensi Pemanfaatan Macaranga . Mulawarman University Press . Samarinda.

Apriyanti, H., Candra, I. N., dan Elvinawati. 2018. Karakteristik Isoterm

Adsorpsi dari Ion Logam Besi (Fe) Pada Tanah di Kota Bengkulu. ALOTROP Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 2(1), 14–19.

Arham, Y. 2016. Pengaruh Jenis kampuh V dan X Terhadap Struktur Mikro dan Kekuatan Impak pada Pengelasan Baja Karbon. Pengaruh Jenis Kampuh V Dan X Terhadap Struktur Mikro Dan Kekuatan Impak Pada Pengelasan Baja Karbon, 2(2).

Arifin, J. 2017. Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan

karbon sebagai unsur paduan utamanya . Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0 , 2 % hingga karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi. Momentum, 13(1), 27–31.

Batah, A., Anejjar, A., Bammou, L., Belkhaouda, M., dan Salghi, R. 2020. Effect

of apricot almond oil as green inhibitor for steel corrosion in hydrochloric media. Portugaliae Electrochimica Acta, 38(4), 201–214.

El-Katori, E. E., Fouda, A. S., dan Mohamed, R. R. 2019. The Synergistic Impact of the Aqueous Valerian Extract and Zinc Ions for the Corrosion Protection of Mild Steel in Acidic Environment. Zeitschrift fur Physikalische Chemie, 1–27.

Emriadi, Santoni, A., & Stiadi, Y. 2016. Adsorptive and thermodynamic

properties of methanol extract of Toona sinensis leaves for the corrosion of mild steel in HCl medium. Der Pharma Chemica, 8(18), 266–273.

Ena, M. 2016. Pengaruh Variasi IonTerhadap Produksi Brown’s Gas. Jurnal Teknik Mesin Universitas Islam Malang, 17(2), 10.

Erna, M., Emriadi, E., Alif, A., dan Arief, S. 2016. Thermodynamic Properties

and Characterizations of Chitosan Nano-Particles Corrosion Inhibition on the Surface of Mild Steelin Peat Water Media. ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia, 12(1), 27.

Fajrianti, H., Oktiawan, W., Dan Wardhana, I. W. (2016). Pengaruh Waktu

Perendaman Dalam Aktivator Naoh Dan Debit Aliran Terhadap Penurunan Krom Total (Cr) Dan Seng (Zn) Pada Limbah Cair Industri

Elektroplating Dengan Menggunakan Arang Aktif Dari Kulit Pisang. Jurnal Teknik Lingkungan, 5(1), 1–9.

Gapsari, G. 2017. Pengantar Korosi. Malang: UB press.

Page 47: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

33

Gusti, D. R., Alif, A., dan Efdi, M. 2015. Research Article Water extracts of cassava leaf as corrosion inhibitor for mild steel in sulfuric acid solution.

7(12), 398–405.

Gusti, D.R., Emriadi, A. Alif dan M. Efdi. 2017. “Corrosion Inhibition of Ethanol

Extract of Cassava (Manihot esculenta) Leaves on Mild Steel in Sulfuric Acid”. International Journal of ChemTech Research. Vol 10(2):163-171.

Hanura, I. Y. 2018. Isolasi Senyawa Kimia Dari Ekstrak Eatanol Getah Macaranga gigantea (Macaranga gigantean Muell. Arg) Sebagai Anti

Oksidan. Skripsi. Universitas Jambi.

Haidir, A., Sari, A., Putri, D., dan Nurlaily, E. 2017. Analisis Laju Korosi Paduan Alumunium Feronikel pada pH Basa dengan Potensiostat. Jurnal

Pengelolaan Instalasi Nuklir, 18, 11–22.

Hassan, K. H., B, A. A. K., & Noor H. Kurshed. 2016. Citrus aurantium leaves

extracts as a sustainable corrosion inhibitor of mild steel in sulfuric acid. South African Journal of Chemical Engineering, 22, 1–5.

Hidayat, B., Yusro, F., dan Mariani, Y. 2019. Kemampuan Ekstrak Kulit Kayu Dua Spesies Macaranga Enterococcus Faecalis the Ability of Two Species of Macaranga Wood Bark Extracts To Inhibit the Growth of Bacteria. 5(2),

95–109.

Ispandriatno, A. S. 2016. Ketahanan Korosi Baja Ringan di Lingkungan Air Laut. Jurnal Material Dan Teknologi Proses, 1(1), 1–7.

Jalaluddin, Ishak, dan Rosmayuni. 2015. Efektifitas Inhibitor Ekstrak Tanin

Kulit Kayu Akasia (Acacia Mangium) Terhadap Laju Korosi Baja Lunak (St.37) Dalam Media Asam Klorida. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 4(1),

89–99.

Kayadoe, V., M. Fadli, R. Hasim, and M. Tomasoa. 2015. Ekstrak Daun Pandan

(Pandanus amaryllifous Roxb) Sebagai Inhibitor Korosi Baja SS-304 Dalam H2SO4. Molekul. 10 (2): 88-96.

Maryam, S., Effendi, N., dan Kasmah, K. 2019. Produksi dan Karakterisasi

Gelatin dari Limbah Tulang Ayam dengan Menggunakan Spektrofotometer Ftir (Fourier Transform Infra Red). Majalah Farmaseutik, 15(2), 96.

Mihra, M., Jura, M. R., dan Ningsih, P. 2018. Analisis Kadar Tanin dalam

Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica a. Juss) dengan Pelarut Air dan Etanol. Jurnal Akademika Kimia, 7(4), 179.

Mobin, M., Parveen, M., dan Rafiquee, M. Z. A. 2017. Synergistic effect of

sodium dodecyl sulfate and cetyltrimethyl ammonium bromide on the corrosion inhibition behavior of L-methionine on mild steel in acidic medium. Arabian Journal of Chemistry, 10, S1364–S1372.

Mohammadi, Z., & Rahsepar, M. 2019. The use of green Bistorta Officinalis

extract for effective inhibition of corrosion and scale formation problems in cooling water system. Journal of Alloys and Compounds, 770, 669–678.

Nasution, M. 2018. Karakteristik Baja Karbon Terkorosi. Buletin Utama Teknik,

14(1).

Nathiya, R. S., dan Raj, V. 2017. Evaluation of Dryopteris cochleata leaf extracts as green inhibitor for corrosion of aluminium in 1 M H2SO4. Egyptian Journal of Petroleum, 26(2), 313–323.

Noor, T., W, S. K., Purniawan, A., Agung, B., Sulistijono, K., Arif, J., Hakim, R., dan Surabaya, S. 2015. Jeruk Dan Kulit Buah Mangga Sebagai Inhibitor Korosi Pada Baja Karbon Dalam Media Nacl 3 , 5 %. 29–33.

Page 48: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

34

Nurdila, F. A., Asri, N. S., dan Suharyadi, D. E. 2015. Femila Amor Nurdila / Adsorpsi Logam Tembaga (Cu), Besi (Fe) dan Nikel (Ni) dalam Artificial Limbah Cair Menggunakan Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe2O4) Adsorpsi Logam Tembaga (Cu), Besi (Fe), dan Nikel (Ni) dalam Limbah Cair Buatan Menggunakan Nanopart. XIX(55), 23–27.

Nurkaromah, A., dan Sukandar. 2017. ( Acacia Mangium Wild ) Dengan Cara Polimerisasi Sebagai Biosorben Untuk Logam Pb ( Ii ) Di Indonesia Terdapat Banyak Sekali Lokasi Dan Waktu Penelitian. 2(2), 79–91.

Oktafiani, R. 2019. “Termodinamika Dan Kinetika Adsorpsi Baja Lunak Pada Inhibitor Ekstrak Getah Macaranga gigantea (Macaranga gigantea Muell.

Arg) Dalam Medium Asam Sulfat ”. Skripsi. Jambi: Universitas Jambi.

Pakpahan. 2015. Inhibisi Korosi Baja Karbon Rendah C-Mn Steel oleh Ekstrak Daun teh (Camelia Sinensis) dalam Medium Korosif. Jurnal Teori Dan Aplikasi Fisika, 3(2), 195–201.

Pambudi, A., Farid, M., dan Nurdiansah, H. 2017. Analisa Morfologi dan

Spektroskopi Infra Merah Serat Bambu Betung (Dendrocalamus Asper) Hasil Proses Alkalisasi Sebagai Penguat Komposit Absorbsi Suara. Jurnal Teknik ITS, 6(2), 441–444.

Pappa, S., Jamaluddin, A. W., dan Ris, A. 2019. Kadar Tanin Pada Kulit Buah

Kakao ( Theobroma cacao L .) Kabupaten Poliwalimandar dan Toraja Utara. Cakra Kimia, 7(2), 92–101.

Pramudita, M., Sukirno, dan Nasikin, M. 2018. “Influence of tannin content in

Terminalia catappa leaves extracts resulted from maceration extraction on decreasing corrosion rate for mild steel in 1M H2SO4”. IOP Conf. Series: Material Science and Engineering. Vol 345.

Pramudita, M., Sukirno, S., dan Nasikin, M. 2019. Synergistic corrosion

inhibition effect of rice husk extract and KI for Mild steel in H2SO4 Solution. Bulletin of Chemical Reaction Engineering &amp;amp; Catalysis,

14(3), 697–704.

Pranoto, P., Martini, T., dan Rachmawati, D. A. 2018. Karakterisasi dan Uji

Efektivitas Allophane-Like untuk Adsorpsi Ion Logam Tembaga (Cu). ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia, 14(2), 202.

Puspita Sari, P., Susanah Rita, W., dan Puspawati, N. 2015. Identifikasi Dan Uji

Aktivitas Senyawa Tanin Dari Ekstrak Daun Trembesi (Samanea Saman (Jacq.) Merr) Sebagai Antibakteri Escherichia Coli (E. Coli). Jurnal Kimia,

9(1), 27–34.

Putra, I. E., dan Kasuma, N. S. 2018. Pengaruh Inhibitor Daun Gambir Terhadap Laju Korosi Baja Karbon Rendah Dalam HCl 1 %. Jurnal Momentum, 20(1), 25–30.

Ramadhan, H. I., Adjiantoro, B., Herbirowo, S., Mesin, J. T., Teknik, F., Sultan,

U., Tirtayasa, A., Universitas, K., Ageng, S., Cilegon, T., Ilmu, L., dan Indonesia, P. 2019. Karakterisasi Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Pada Baja Laterit Dengan Proses Cold Rolling Characteristics of Mechanical Properties and. 33–38.

Ramdhah, N. 2019.” Inhibisi Korosi Baja Lunak Dalam Asam Sulfat Oleh Campuran Ekstrak Daun Senduduk (Melastoma Malabathricum L.) Dan

Natrium Dodesil Sulfat (Nds)”. Skripsi. Jambi: Universitas Jambi. Ramezanzadeh, M., Bahlakeh, G.,dan Ramezanzadeh, B. 2019. Study of the

synergistic effect of Mangifera indica leaves extract and zinc ions on the

Page 49: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

35

mild steel corrosion inhibition in simulated seawater: Computational and electrochemical studies. Journal of Molecular Liquids, 292.

Roanisca, O., dan Syah, Y. M. 2016. Isolasi Dan Karakterisasi Metabolit

Sekunder Dari Ekstrak Aseton Daun Macaranga Pruinosa Bangka Belitung. Jurnal Riset Kimia, 9(2), 29.

Saputra, T. R., dan Ngatin, A. 2019. Ekstraksi Daun Cocor Bebek Menggunakan

Berbagai Pelarut Organik Sebagai Inhibitor Korosi Pada Lingkungan Asam Klorida. Fullerene Journal of Chemistry, 4(1), 21.

Sangeetha, Y., Meenakshi, S., dan Sundaram, C. S. 2016. Interactions at the mild steel acid solution interface in the presence of O-fumaryl-chitosan: Electrochemical and surface studies. Carbohydrate Polymers, 136, 38–45.

Setiawan, A. 2018. Sintesis Dan Karakterisasi Zno Sebagai Coating Antikorosi Zno/Al(Oh)3 Pada Material Baja Karbon. Teknik, 39(1), 55.

Sirait, R.O. 2019. “Ekstrak Air Getah Macaranga gigantea (Macaranga gigantea

Muell. Arg sebagai Anti Korosi terhadap Baja Lunak dalam Asam Sulfat)”. SKRIPSI. Jambi: Universitas Jambi.

Stiadi, Y., Arief, S., Aziz, H., Efdi, M., dan Emriadi, E. 2019. Inhibisi Korosi Baja

Ringan Menggunakan Bahan Alami Dalam Medium Asam Klorida: Review. Jurnal Riset Kimia, 10(1), 51.

Subiyanto, G., dan Ngatin, A. 2015. Carbon Steel Corrosion In The Atmosphere, Cooling Water Systems, And Hot Water. Fluida, 11(1), 7–14.

Sudarsana, K. I., P. deskara dan Putra. S. I M. 2015. Perbandingan Perubahan

Kinerja Struktur Rangka Struktur Beton Bertulang Dan Baja Dengan Dinding Pengisi. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 19(2), 156–164.

Sujatno, A., Salam, R., Dimyati, A., dan Bandriyana. 2015. Studi Scanning

Electron Microscopy(SEM) untuk Karakterisasi Proses Oxidasi Paduan Zirkonium. Jurnal Forum Nuklir (JFN), 9(November), 44–50.

Suleiman, I. Y., Abdulwahab, M., dan Awe, F. E. 2016. A study of the green corrosion inhibition of Acacia tortilis extract on mild steel-sulphuric acid environment. 2(1), 50–55.

Sulistyani, M. 2018. Spektroskopi Fourier Transform Infra Red Metode

Reflektansi (Atr-Ftir) Pada Optimasi Pengukuran Spektrum Vibrasi Vitamin C. Jurnal TEMAPELA, 1(2), 39–43.

Tiwari, P., B. Kumar, M. Kaur, G. Kaur dan H. Kaur. 2011. “Phytochemical Screening and Extraction: A Review”. International Pharmaceutica Scienca.

Vol 1(1): 98-106.

Umoren, S. A., dan Solomon, M. M. 2017. Synergistic corrosion inhibition effect of metal cations and mixtures of organic compounds: A Review. Journal of Environmental Chemical Engineering, 5(1).

Untari, P., Emriadi, Efdi, M., dan Azuxetullatif. 2020. Efek Sinergetik Ekstrak

Daun Jambu Bol (Syzygium malaccense) dan Iodida terhadap Korosi Baja dalam Asam. Chempublish Journal, 5(2), 179–193.

Wilaksono, A. 2018. “Karakterisasi Senyawa Kimia dari Kulit Batang Macaranga gigantea (Macaranga gigantea) sebagai Antioksidan”. Skripsi. Jambi:

Universitas Jambi.

Yanuar, A. P., Pratikno, H., dan Titah, H. S. 2017. Pengaruh Penambahan

Inhibitor Alami terhadap Laju Korosi pada Material Pipa dalam Air Laut Buatan. Jurnal Teknik ITS, 5(2), 8–13.

Page 50: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

36

Yufita, E., dan Fitriana, D. 2018. Pengendalian Laju Korosi Pada Baja Plat

Hitam a36 Dalam Medium Korosif Menggunakan Inhibitor Ekstrak Daun Salam Control of Corrosion Rate on a36 Black Plate Steel in Corrosive Medium Using Salam Leaf. Journal of Aceh Physics Society, 7(2), 67–71

Yuningsih, M. 2016. Ekstrak Daun Ekor Naga (Rhaphidophora pinnata Schott.) Sebagai Inhibitor Korosi Baja Dalam Media Asam. Skripsi. Padang:

Universitas Andalas.

Zakaria, K., Hamdy, A., Abbas, M. A., dan Abo-elenien, O. M. 2016. New organic compounds based on siloxane moiety as corrosion inhibitors for carbon steel in HCl solution : Weight loss , electrochemical and surface studies.

Journal of the Taiwan Institute of Chemical Engineers, 1–14.

Zhang, B., He, C., Chen, X., Tian, Z., dan Li, F. 2015. The synergistic effect of

polyamidoamine dendrimers and sodium silicate on the corrosion of carbon steel in soft water. Corrosion Science, 90, 585–596.

Page 51: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

37

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian

Persiapan spesimen baja

Pembuatan Medium korosif H2SO4 0,75 M

Pembuatan inhibitor ekstrak air getah

Macaranga gigantea

Perendaman baja lunak dalam

inhibitor dan elektrolit

Pengukuran Kehilangan Berat

Pembuatan ion Zn2+

Karakterisasi SEM Karakterisasi FTIR

Page 52: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

38

Lampiran 2. Diagram Alir Penelitian

Pembuatan Medium Korosif H2SO4

Pembuatan Medium Korosif dengan Adanya Penambahan Ekstrak Air Getah

Macaranga gigantea

Pembuatan ion Zn2+

Ekstrak pekat

Ditimbang 1,25 g

Diencerkan dalam labu ukur 500 mL menggunakan H2SO4

0,75 M

inhibitor konsentrasi 2,5 g/L

Diencerkan kembali sehingga diperoleh konsentrasi 1 g/L

inhibitor 1 g/L

H2SO4 pa 18 M

Diencerkan menjadi 0,75 M

H2SO4 0,75 M

ZnSO4. 5H2O

Diencerkan dalam labu ukur 250 mL menggunakan

H2SO4 0,75 M

ion Zn2+. 5H2O 0,05 M

Diencerkan kembali sehingga diperoleh konsentrasi 0,05; 0,04 mM; 0,03 mM; 0,02 mM dan 0,01 mM

ion Zn2+. 0,05 mM; 0,04

mM; 0,03 mM; 0,02 mM

dan 0,01 mM

Ditimbang 2,5 g ZnSO4. 5H2O dan 3 g H3BO3

Page 53: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

39

Pembuatan Persiapan Spesimen Baja

Perendaman Baja Lunak dalam Inhibitor Korosi Ekstrak Air Getah

Macaranga gigantea dan ion Zn2+

Baja lunak berukuran

± 2×1 cm

Dihaluskan permukaan baja menggunakan amplas besi grade 120

Diukur panjang dan lebarnya menggunakan jangka sorong

Ditimbang massanya menggunakan neraca analitik

Dinyatakan hasilnya sebagai massa awal (W1)

Berat awal baja

Baja

Direndam dalam ion Zn2+ konsentrasi 0,05 mM, 0,04 mM,

0,03 mM, 0,02 mM dan 0,01 mM dan ekstrak air getah

Macaranga gigantea dengan konsentrasi 1 g/L

Dilakukan variasi suhu yaitu 30°C, 40°C, 50° dan 60°C selama 3 jam menggunakan waterbath

Diangkat baja setelah perendaman selesai,

Dicuci dengan aquades dan aseton

Dikeringkan

Ditimbang baja setelah kering

Dinyatakan hasil penimbangan sebagai berat akhir (W2)

Berat akhir baja

Page 54: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

40

Analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR)

Analisis Spectroscopy Electron Microscopy (SEM)

Direndam dalam asam sulfat selama 24 jam

Dicuci dengan aseton dan aquades

Dikeringkan dalam desikator

Digerus permukaan plat baja hingga menjadi serbuk

Dianalisis dengan FTIR

Direndam dalam asam sulfat selama 24 jam

Dicuci dengan aseton dan aquades

Dikeringkan dalam desikator

Dianalisis dengan SEM pada perbesaran 1000

Page 55: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

41

Lampiran 3. Perhitungan

3.1 Pembuatan Induk Asam Sulfat 0,75 M

Diketahui : ρ = 1,84 kg

Mr = 98,08 g/mol

Kemurnian = 96 %

Ditanya : Konsentrasi H2SO4 = …..M ?

Jawab : M =

=

= 18 M

3.2 Pembuatan encer Asam Sulfat menjadi 0,75 M

Diketahui : M1 = 18 M

M2 = 0,75 M

V2 = 1000 mL

Ditanya : V1 = …..mL ?

Jawab : M1.V1 = M2.V2

18 M. V1 = 0,75 M. 1000 mL

V1 =

= 41,6 mL

3.3 Pembuatan Inhibitor Ekstrak Air Getah Macaranga gigantea

Pembuatan induk ekstrak air getah Macaranga gigantea 2,5 g/L

=

X=

X= 1,25 gram

Pembuatan Ekstrak Air Getah Macaranga gigantea 1 g/L

M1.V1 = M2.V2

2,5 g/L.V1 = 1 g/L. 100 mL

V1 = 40 mL

3.4 Pembuatan Ion Zn2+

Pembuatan induk ion Zn2+ 0,05 M

=

X=

X= 12,5 gram

Variasi Konsentrasi ion Zn2+

- Konsentrasi 0,05 mM

M1.V1 = M2.V2

50 mM.V1 = 0,05 mM. 500 mL

V1 = 0,5 mL

Page 56: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

42

- Konsentrasi 0,04 mM

M1.V1 = M2.V2

50 mM.V1 = 0,04 mM. 500 mL

V1 = 0,4 mL

- Konsentrasi 0,03 mM

M1.V1 = M2.V2

50 mM.V1= 0,03 mM. 500 mL

V1 = 0,3 mL

- Konsentrasi 0,02 mM

M1.V1 = M2.V2

50 mM.V1 = 0,02 mM. 500 mL

V1 = 0,2 mL

- Konsentrasi 0,01 mM

M1.V1 = M2.V2

50 mM.V1 = 0,01 mM. 500 mL

V1 = 0,1 mL

3.5 Penentuan Laju Korosi

Suhu 30°C

Konsentrasi m1 (mg) m2 (mg) A (cm2) t (jam) CR (mg/cm2.jam)

0 mM 4130 4100 5,899 3 7,346

0,01 mM 4090 3990 6,206 3 5,372

0,02 mM 4600 4500 6,500 3 5,128

0,03 mM 4030 3958 6,198 3 3,872 0,04 mM 4170 4124 6,529 3 2,349

0,05 mM 4290 4255 6,138 3 1,901

Konsentrasi 0 mM (blanko)

Diketahui : m1 = 4130 mg

m2 = 4100 mg

A = 5,899 cm2

t = 3 jam

Ditanya : CR = . . . mg/cm2.jam

CR = m1 -m2

A t

4130 -4100

5,899 3 = 7,346 mg/cm2.jam

Suhu 40°C

Konsentrasi m1 (mg) m2 (mg) A (cm2) t (jam) CR (mg/cm2.jam)

0 mM 4490 4320 6,447 3 8,708

0,01 mM 4320 4190 6,280 3 6,901

0,02 mM 4340 4220 6,268 3 6,382

0,03 mM 4590 4480 7,036 3 5,211

0,04 mM 4040 3969 6,187 3 3,826 0,05 mM 4490 4435 6,795 3 2,698

Page 57: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

43

Konsentrasi 0,01 mM

Diketahui : m1 = 4320 mg

m2 = 4190 mg

A = 6,280 cm2

t = 3 jam

Ditanya : CR = . . . mg/cm2.jam

CR = m1 - m2

A t

4320 - 4190

6,280 3 = 6,901 mg/cm2.jam

Suhu 50°C

Konsentrasi m1 (mg) m2 (mg) A (cm2) t (jam) CR (mg/cm2.jam)

0 mM 4330 4140 6,636 3 8,790

0,01 mM 4510 4370 6,371 3 7,325

0,02 mM 4180 4058 5,971 3 6,810

0,03 mM 4220 4112 6,349 3 5,671 0,04 mM 3960 3876 6,437 3 4,350

0,05 mM 4180 4110 6,856 3 3,403

Konsentrasi 0,02 mM

Diketahui : m1 = 4180 mg

m2 = 4370 mg

A = 5,971cm2

t = 3 jam

Ditanya : CR = . . . mg/cm2.jam

CR = m1 -m2

A t

4180 - 4370

5,971 3 = 6,810 mg/cm2.jam

Suhu 60°C

Konsentrasi m1 (mg) m2 (mg) A (cm2) t (jam) CR (mg/cm2.jam)

0 mM 3910 3754 5,971 3 9,543

0,01 mM 4080 3921 6,352 3 8,344

0,02 mM 4240 4093 6,381 3 7,679

0,03 mM 4470 4341 6,412 3 6,707

0,04 mM 4580 4480 6,633 3 5,025 0,05 mM 4060 3980 6,216 3 4,290

Konsentrasi 0,03 mM

Diketahui : m1 = 4470 mg

m2 = 4341 mg

A = 6,412 cm2

t = 3 jam

Ditanya : CR = . . . mg/cm2.jam

CR = m1 -m2

A t

4470 - 4341

6,41 3 = 6,707 mg/cm2.jam

Page 58: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

44

3.6 Penentuan Efisiensi Inhibisi (Metode Kehilangan Berat)

Suhu 30°C

Konsentrasi

(mM)

CR1

(mg/cm2.jam)

CR2

(mg/cm2.jam) EI (%)

0,01 mM 7,346 5,372 26,878

0,02 mM 7,346 5,128 30,188

0,03 mM 7,346 3,872 47,287

0,04 mM 7,346 2,349 68,028

0,05 mM 7,346 1,901 74,125

Konsentrasi 0,01 mM

Diketahui : CR1 = 7,346 mg/cm2.jam

CR2 = 5,372 mg/cm2.jam

Ditanya : EI = . . . %

EI = CR1 - CR2

CR1 100 =

7,346 - 5,372

7,346 X 100% = 26,878%

Suhu 40°C

Konsentrasi

(gr/L)

CR1

(mg/cm2.jam)

CR2

(mg/cm2.jam) EI (%)

0,01 mM 8,708 6,901 20,76

0,02 mM 8,708 6,382 26,71

0,03 mM 8,708 5,211 40,16 0,04 mM 8,708 3,826 56,07

0,05 mM 8,708 2,698 69,02

Konsentrasi 0,02 mM

Diketahui : CR1 = 8,708 mg/cm2.jam

CR2 = 6,382 mg/cm2.jam

Ditanya : EI = . . . %

EI = CR1 - CR2

CR1 100 =

8,708 - 6,382

8,708 X 100% = 26,71%

Suhu 50°C

Konsentrasi

(mM)

CR1

(mg/cm2.jam)

CR2

(mg/cm2.jam) EI (%)

0,01 mM 8,790 7,325 16,66

0,02 mM 8,790 6,810 22,52 0,03 mM 8,790 5,671 35,49

0,04 mM 8,790 4,350 50,52

0,05 mM 8,790 3,403 61,28

Konsentrasi 0,03 mM

Diketahui : CR1 = 8,790 mg/cm2.jam

CR2 = 5,371 mg/cm2.jam

Ditanya : EI = . . . %

EI = CR1 - CR2

CR1 100 =

8,790 - 5,371

8,790 X 100% = 35,49 %

Page 59: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

45

Suhu 60°C

Konsentrasi (mM)

CR1

(mg/cm2.jam) CR2

(mg/cm2.jam) EI (%)

0,01 mM 9,543 8,344 12,56

0,02 mM 9,543 7,679 19,54

0,03 mM 9,543 6,707 29,72

0,04 mM 9,543 5,025 47,34

0,05 mM 9,543 4,290 55,05

Konsentrasi 0,04 mM

Diketahui : CR1 = 9,543 mg/cm2.jam

CR2 = 5,025 mg/cm2.jam

Ditanya : EI = . . . %

EI = CR1 - CR2

CR1 100

9,543 - 5,025

9,543 X 100% = 47,34%

Page 60: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

46

Lampiran 4. Adsorpsi isoterm ekstrak air getah Macaranga gigantea dan

ion Zn2+ pada suhu 303 K

Adsorpsi Isoterm Langmuir

Konsentrasi C C/Ѳ

0,01 mM 0,269 0,037

0,02 mM 0,302 0,066

0,03 mM 0,473 0,063

0,04 mM 0,680 0,059

0,05 mM 0,741 0,067

Grafik Adsopsi Isoterm Langmuir

Adsorpsi Isoterm Freundlich

Konsentrasi Log C Log Ѳ

0,01 mM -2,000 -0,571

0,02 mM -1,699 -0,520

0,03 mM -1,523 -0,325

0,04 mM -1,398 -0,167

0,05 mM -1,301 -0,130

y = 0,5304x + 0,0427 R² = 0,4552

0,0

0,0

0,0

0,1

0,1

0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06

C/Ѳ

C

303 K

Page 61: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

47

Grafik Adsopsi Isoterm Freundlich

y = 0,6862x + 0,7444 R² = 0,8983

-0,800

-0,600

-0,400

-0,200

0,000

-2,500 -2,000 -1,500 -1,000 -0,500 0,000

Log Ѳ

Log C

303 K

Page 62: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

48

Lampiran 5. Perhitungan Kads dan ∆G°ads

Konsentrasi Log C Log Ѳ

0,01 mM -2,000 -0,571

0,02 mM -1,699 -0,520

0,03 mM -1,523 -0,325

0,04 mM -1,398 -0,167

0,05 mM -1,301 -0,130

log C⁄θ = log K + 1⁄n log C

Nilai persamaan garis lurus dari tabel :

y = 0,6862x + 0,7444

log K = 0,7444

Kads= 5,55

K=

exp (- ∆G0

ads / RT)

ΔGads = -R T ln(0,0055 x Kads)

= - 8,314 J/ mol K x 303 K x ln (0,0055 x 5,55)

= -4,332 J/ mol

= -4,332 kJ/mol

Page 63: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

49

Lampiran 6. Perhitungan Entalpi Adsorbsi Standar dan Entropi Standar

Suhu (K) Kads 1/T (K-3) Ln Kads

303 5,55 0,0033 1,71

313 6,30 0,003195 1,84

323 7,06 0,003096 1,95

333 9,18 0,003003 2,22

y = 1,6254x - 3,1891

Slope = -∆H/R = 1,6254

∆Hads = -1,6254 x 8,314 = -13,51 kJ/mol

∆Gads = ∆Hads - T∆Sads

∆Sads =(∆Hads - ∆Gads)/T

= ((-13,51kJ.mol-1-(-4,32))kJ.mol-1 /303 K

= 0,0304 J/mol.K

= 30,36 kJ/mol.K

y = 1,6254x - 3,1891 R² = 0,9568

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

2,95 3 3,05 3,1 3,15 3,2 3,25 3,3 3,35

ln K

ads

1/T (10-3 )

Page 64: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

50

Lampiran 7. Karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM)

Baja Sebelum Perlakuan

Baja Setelah Perendaman dalam Medium Korosif H2SO4 0,75 M selama 24 Jam

Baja (ekstrak air getah Macaranga gigantea 1 g/L) setelah perendaman

dalam Medium Korosif H2SO4 0,75 M selama 24 Jam

Page 65: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

51

Baja (ion Zn2+ 0,05 mM) setelah perendaman dalam Medium Korosif H2SO4

0,75 M selama 24 Jam

Baja (ekstrak air getah Macaranga gigantea 1 g/L + ion Zn2+ 0,05 mM)

setelah perendaman dalam Medium Korosif H2SO4 0,75 M selama 24 Jam

Page 66: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

52

Lampiran 8. Karakterisasi Spektrofotometri Fourier Transform Infrared (FTIR)

Spektrum FTIR: ekstrak air getah Macaranga gigantea

Spektrum FTIR: Lapisan permukaan baja dalam ekstrak air getah

Macaranga gigantea dengan ion Zn2+

Page 67: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

53

Lampiran 9. Dokumentasi

H2SO4 0,75 M

Ion Zn2+

Penimbangan ZnSO4.5H2O

dan H3BO3

Penimbangan Ekstrak Air Getah Macaranga gigantea

Ekstrak Air Getah

Macaranga gigantea

Baja sebelum dan sesudah di amplas

Page 68: EFEK SINERGETIK ION Zn2+ DAN EKSTRAK AIR GETAH …

54

Persiapan baja yang akan

direndam dalam Ion Zn2+ +

ekstrak air getah Macaranga gigantea

Perendaman baja dalam Ion Zn2+

+ ekstrak air getah Macaranga gigantea dengan

variasi suhu

Pencucian baja di dalam aquades dan aseton

Baja setelah di cuci

Sampel baja yang digerus untuk analisis FTIR