73
EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia) DOSIS 400 mg/KgBB TERHADAP APOPTOSIS SEL JANTUNG PADA TIKUS DIABETES MELITUS DENGAN METODE TUNEL: STUDI AWAL Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : SALSABILA FIRDAUSI NIM: 1113103000083 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M /1437 H

EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

  • Upload
    vandung

  • View
    228

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia)

DOSIS 400 mg/KgBB TERHADAP APOPTOSIS SEL

JANTUNG PADA TIKUS DIABETES MELITUS

DENGAN METODE TUNEL: STUDI AWAL

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

SALSABILA FIRDAUSI

NIM: 1113103000083

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M /1437 H

Page 2: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

一   ●

l

LEMBAR PER}IYATAAN KEASLIAN KARYADengan ini sa5,a menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan i:d telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di LIIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlak; di UIN Syarif Hidayatullah iakarta

18(Dklober 2016

Salsabila Firdausi

´

OD

I_I

Page 3: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

I=EMBAR PERSETIIJUAN PE■ IIBIIⅦBING

EFEK EKSTR=へK KAYUヽ4ANIS(C′ノ7′ 7αノ,7θ 7772′′77 ξαS.Sノ α)DOSIS 400 1113了 KgBBTERHAD=ヽP APOPTOSIS SEIン JANTUNG PADA TIKUS DIABETES

MELITUS DENGAN METODE TUNELiSTUDI AurAL

Laporan Pcnelitian

Dittukall kCpada Proram Smdi Pcndidikan Dokter.Fakultas Kedoktcran dan

1lmu IICesehatan untuk Memenuhi Pcrsyaratan Memperolch Gelar Saゴ anaKedokteran(S.Ked)

Olch

Salsabila Firdausi

NIヽ1:113103000083

dr.Flo五 Ratna S“,Ph.DNIP.197707272006042001

dr.Ha五 Hendarto,Ph.D,Sp.PD― KEl■llDっ

FINASIM. |NIP.196511232003121003

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESIDOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILⅣ IU KESEⅡATAN

UNIVERSITASISLAM NEGERI

SYARIF ⅡIDAYATULLAⅡ

JAKARTA

1437111/2016■ lI ′

l瑯 綱

Page 4: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

l,「ⅥBitR PENGESAHANl,ap()1‐an PQ]eli til■ l bc,■ :゛ じ:[:「 EKi■KSTRAK KAYU MANIS(Cプ メ7″α/770ノ 77ι ι777

εαss,α)DOSIS 400 mg/KgBB TERHADAP APOPTOSIS SEL JANTUNGPADA´FIKヒ

「S DIABETES N[EI,ITUS DENGAN METODE TUNEL:STUDIAヽアAL yang dittukan Olch Salsabila Firdausi(NIM 1113103000083),telah

di司 ikan dalam sidang di Fakultas Kedoktcran dan 1lmu Kcsehatan pada tallggal

18 0ktober 2016. Laporan penelitian ini telah diperbaiki sesuai dengan lllasukan

dall sttan pensji,selta telah ditcHma sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sattana Kedoktcrall(S.Kcd.)pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Ciputat,18 0ktobcr 2016

dr.Flo五 Ratna San,Ph.D

Pemb bing I Pembirnlring II

dr.

NIP.

FloH Sa五,Ph.D dr. Hari Hendarto, Ph.D, Sp.PD-KEMD,197707272006042001 FINASIM.

1ヾ IP.196511232003121003

PenguJl I

PrttiDr.Arif Sumantri,S.K,M.,M.Kcs.

NIP.196508081988031002

dr. LuCky Q[i 1 l'i-arti na, M. Biorned

PIⅣIPINAN FAKULTAS

Kaprodi PSPD

dr.Achlnad zaki,Ⅳ I.Epid,Sp.OT

NIP.19780507200501 1005

lV

DEWAN PENGUJI

Page 5: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat

dan ridha-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam

semoga tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya,

sahabatnya, serta umat beliau hingga di akhir zaman.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, banyak pihak yang memberikan

bantuan, bimbingan, dan dukungan. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. DR. Arif Sumantri S.K.M., M. Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing dan memberikan

kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Program

Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr.Achmad Zaki, M. Epid, Sp. OT selaku Ketua Program Studi

Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, serta seluruh dosen di prodi ini yang selalu membimbing serta

memberikan ilmu kepada saya selama menjalani masa pendidikan di

Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D,

FINASIM. selaku dosen pembimbing penelitian saya, yang selalu

membimbing dan mengarahkan dalam berjalannya penelitian ini.

4. dr.Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggungjawab (PJ) modul riset

PSPD 2013, drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD selaku PJ

laboratorium Riset, Ibu Nurlaely Mida R. S.Si. M.Biomed. DMS

selaku PJ laboratotium Animal house, Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.

Biomed, selaku PJ laboraturium histologi, Dr. Endah Wulandari,

M.Biomed selaku PJ laboratorium Biokimia, dr.Nurul Hiedayati, Ph.D.

selaku PJ Laboratorium Farmakologi yang telah memberikan izin atas

penggunaan lab pada penelitian ini.

Page 6: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

vi

5. Kedua orang tua, Syaifuddin Aziz dan Layyinah yang selalu

memberikan doa, nasihat, dan kasih sayang, serta pengorbanan yang

penuh keikhlasan dan keridhaan yang menjadikan kelancaran dalam

setiap langkah hidup saya. Dan juga kepada adik – adik saya, Danila

Izza Fahira dan M. Husein Alamul Huda serta seluruh keluarga besar

yang menjadi penyemangat untuk menggapai cita – cita.

6. Untuk teman seperjuangan penelitian saya, Haidarrotul Milla, Ahmad

Fahmi Zamzami, Faraz Raihan, Hazrina Julia, dan Fahmi Fahrur Rozi.

7. Untuk teman saya Tiara, Za, Risna, Zahro, Rani, Filzah, Isna, Fina,

Latifah, Nenik, Dina, Ica, Anja, dan Adis yang telah memberikan

semangat dan motivasi.

8. Mbak Ayi selaku laboran Biokimia, Mbak Din selaku laboran

Histologi, Mbak Suryani selaku laboran Biologi, dan Mbak Lilis

selaku laboran Riset yang telah membantu kami dalam penggunaan

laboratorium.

9. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

saya harapkan. Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat

memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada

umumnya.

Ciputat, 18 Oktober 2016

Penulis

Page 7: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

vii

ABSTRAK

Salsabila Firdausi. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Efek

Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum cassia) Dosis 400 mg/KgBB terhadap

Apoptosis Sel Jantung Pada Tikus Diabetes Melitus dengan Metode TUNEL:

Studi Awal. 2016.

Cinnamomum cassia merupakan tanaman yang sudah lama dimanfaatkan

untuk mengobati berbagai kondisi penyakit termasuk diabetes. Senyawa polifenol

merupakan kandungan dari kayu manis yang dapat dapat menghambat

pembentukan radikal bebas seperti ROS. Sehingga dapat mencegah dari proses

apoptosis sel dari organ-organ penderita diabetes. Dalam hal ini peneliti ingin

mengetahui efek dari pemberian ekstrak kayu manis dengan dosis 400 mg/KgBB

selama 28 hari terhadap indeks apoptosis sel jantung tikus diabetes yang diinduksi

streptozotosin. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan pewarnaan

dengan kit TUNEL pada preparat jantung tikus. Hasil dari penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam persentase sel

apoptosis jantung pada kelompok yang diberi terapi dibandingkan kelompok

kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemberian terapi ektrak

kayu manis dengan dosis 400 mg/KgBB dapat mengurangi persentase apoptosis

sel jantung pada tikus yang telah diinduksi streptozotosin.

Kata kunci : Kayu Manis, Cinnamomum cassia, Diabetes, Apoptosis Sel

ABSTRACT

Salsabila Firdausi. Medical Education Study Program and Doctor Profesion.

Effect of Cinnamon Extract (Cinnamomum cassia) Dose 400 mg/KgBW on

Cell Apoptotic of Diabetes Rats’s Cardiac with TUNEL Method :

Premilinary Study. 2016.

Cinnamomum cassia is a plant that has long been used to treat a variety of

disease conditions, including diabetes. Polyphenolic compounds from cinnamon is

the content that may be inhibiting the formation of free radicals such as reactive

oxygen species. So as to prevent apoptosis of cells from the organs of diabetics. In

this case the researchers wanted to determine the effect of cinnamon extract at a

dose of 400 mg / KgBW for 28 days against an index of cardiac cell apoptosis

streptozotocin-induced diabetic rats. The method is to do with TUNEL staining kit

on rat’s heart preparations. The results from studies had shown significant

differences in the percentage of apoptotic cells in the heart of the group given

therapy compared to the control group. The conclusion from this study is that the

cinnamon extract therapy at a dose of 400 mg / KgBW can reduce the percentage

of cardiac cell apoptosis in rat that had been induced by streptozotocin.

Keywords: Cinnamon, Cinnamomum cassia, Diabetes, Cell Apoptotic

Page 8: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2

1.3.1 Umum ............................................................................................... 2

1.3.2 Khusus .............................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

1.4.1 Bagi Peneliti ..................................................................................... 3

1.4.2 Bagi Institusi .................................................................................... 3

1.4.3 Bagi Masyarakat ............................................................................. 3

BAB II .................................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4

2.1 Tinjauan Diabetes Melitus ..................................................................... 4

2.1.1 Definisi Diabetes Melitus (DM) .......................................................... 4

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ................................................................ 4

2.1.3 Fisiologi Pankreas dan Insulin ........................................................... 5

2.1.4 Patogenensis dan Patofisiologi DM ..................................................... 8

2.1.5 Kriteria Diagnosis DM ....................................................................... 10

2.1.6 Tatalaksana DM ................................................................................. 11

2.1.6.1 Edukasi .......................................................................................... 11

2.1.6.2 Terapi Gizi Medis ......................................................................... 11

2.1.6.3 Latihan Jasmani ........................................................................... 12

2.1.6.4 Intervensi Farmakologis .............................................................. 12

2.1.7 Komplikasi DM .................................................................................. 13

2.1.7.1 Komplikasi Mikrovaskular ......................................................... 16

2.1.7.2 Komplikasi Makrovaskular ........................................................ 17

2.1.7.3 Kardiomiopati dan Apoptosis Sel Jantung ............................... 17

Page 9: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

ix

2.1.7.3.1 Patofisiologi Kardiomiopati .................................................. 18

2.2 Tinjauan Tanaman ............................................................................... 19

2.2.1 Kayu Manis (Cinnamomun cassia) ................................................... 19

2.2.2 Kandungan Kimia dalam Kayu manis ............................................. 20

2.3 Streptozotosin (STZ)......................................................................... 21

2.3.1 Pengertian STZ ................................................................................... 21

2.3.2 Mekanisme Kerja STZ ....................................................................... 22

2.3.3 Dosis STZ ............................................................................................. 22

2.4 Pewarnaan Terminal deoxynucleotidyl transferasemediated dUTP

nick end labeling (TUNEL) deteksi apoptosis sel ......................................... 23

2.5 Kerangka konsep ....................................................................................... 24

2.6 Definisi Operasional .................................................................................. 25

BAB III ................................................................................................................. 26

METODE PENELITIAN ................................................................................... 26

3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 26

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 26

3.2.1 Waktu Penelitian................................................................................. 26

3.2.2 Tempat Penelitian ............................................................................... 26

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 26

3.3.1 Kriteria Sampel ............................................................................. 27

3.3.1.1 Kriteria Inklusi ............................................................................ 27

3.3.1.2 Kriteria Eksklusi ....................................................................... 27

3.4 Cara Kerja Penelitian .......................................................................... 28

3.4.1 Alat Penelitian ..................................................................................... 28

3.4.2 Bahan Penelitian ................................................................................ 29

3.4.3 Adaptasi Sampel ................................................................................ 29

3.4.4 Induksi Streptozotosin ....................................................................... 29

3.4.5 Pemberian Ekstrak Kayu Manis ...................................................... 29

3.4.6 Pengukuran Sampel ...................................................................... 29

3.4.6.1 Berat Badan ................................................................................. 29

3.4.6.2 Glukosa Darah ............................................................................. 30

3.4.7 Proses Nekropsi .................................................................................. 30

3.4.8 Blocking .............................................................................................. 30

3.4.9 Pemotongan Jaringan ........................................................................ 30

3.4.10 Tahap Pewarnaan Jaringan ......................................................... 31

Page 10: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

x

3.4.10.1 Deparafinisasi ............................................................................ 31

3.4.10.2 Proses Enzimatik.................................................................... 31

3.4.10.3 Proses inaktivasi endogen peroksidase ................................ 31

3.4.10.4 Proses Labeling ....................................................................... 32

3.4.10.5 Proses reaksi antibodi ............................................................ 32

3.4.10.6 Pewarnaan akhir .................................................................... 32

3.4.10.7 Proses Counterstaining .............................................................. 32

3.4.10.8 Proses dehidrasi preparat ..................................................... 33

3.4.10.9 Fiksasi preparat ..................................................................... 33

3.4.11 Foto Jaringan .................................................................................... 33

3.5 Alur Penelitian .......................................................................................... 34

3.6 Pengolahan data dan Analisa Data ......................................................... 35

BAB IV ................................................................................................................. 36

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 36

4.1 Hasil dan Pembahasan ................................................................................. 36

4.1.1 Apoptosis Sel Jantung ........................................................................ 36

4.2 Gambaran Histologi .................................................................................. 40

4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 42

BAB V ................................................................................................................... 43

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 43

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 43

5.2 Saran .......................................................................................................... 43

BAB VI ................................................................................................................. 44

KERJASAMA RISET ........................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45

LAMPIRAN ......................................................................................................... 49

Page 11: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis Diabetes ............................................................ 10

Tabel 2.2 Obat Hiperglikemik Oral ................................................................ 12

Tabel 4.1 Hasil analisis Uji Oneway Annova ................................................... 37

Tabel 4.2 Hasil analisis Uji Post-hoc LSD ....................................................... 37

Page 12: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pankreas ........................................................................................ 6

Gambar 2.2 Mekanisme Sekresi Insulin ......................................................... 7

Gambar 2.3 Kerja Insulin ................................................................................ 8

Gambar 2.4 Mekanisme Perusakan Jaringan oleh AGEs................................. 14

Gambar 2.5 Mekanisme ROS Menyebabkan Kardiomiopati .......................... 18

Gambar 2.6 Tanaman Kayu Manis .................................................................. 19

Gambar 2.7 Struktur Kimia dari Streptozotosin ............................................. 21

Gambar 2.7 Uptake selektif dari STZ oleh sel beta pankreas .......................... 21

Gambar 4.1 Hasil pewarnaan TUNEL perbesaran 20x ....................................... 38

Gambar 7.1 Hasil Determinasi/ Identifikasi Bahan Uji ................................... 48

Gamber 7.2 Surat Keterangan Tikus Sehat ...................................................... 49

Gambar 7.3 Proses Adaptasi Tikus .................................................................. 50

Gambar 7.4 Proses Pembiusan Menggunakan ether ........................................ 50

Gambar 7.5 Proses Pengukuran Glukosa Darah Sewaktu ............................... 50

Gambar 7.6 Proses Streptozotosin ................................................................... 50

Gambar 7.7 Proses Natrium sitrat .................................................................... 51

Gambar 7.8 Proses Penimbangan streptozotosin ............................................. 51

Gambar 7.9 Proses Pengukuran pH buffer sitrat .............................................. 51

Gambar 7.10 Proses Pencampuran buffer sitrat dengan streptozosin .............. 51

Gambar 7.11 Pemberian ekstrak dengan sonde ............................................... 52

Gambar 7.12 Sukrosa ....................................................................................... 52

Gambar 7.13 Penimbangan berat badan tikus ................................................. 52

Gambar 7.14 Nekropsi ..................................................................................... 52

Gambar 7.15 Pengambilan darah dari vena cava inferior................................ 53

Gambar 7.16 Tip mikropipet ............................................................................ 53

Gambar 7.17 Alat autoclave ............................................................................ 53

Gambar 7.18 Tempat preparat.......................................................................... 53

Gambar 7.19 Pembuatan PBS .......................................................................... 54

Gambar 7.20 Proses Pengeringan Preparat ...................................................... 54

Gambar 7.21 Proses pewarnaan kit TUNEL TAKARA .................................. 54

Gambar 7.22 Pemasangan cover glass pada preparat ..................................... 54

Page 13: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

xiii

DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Rata-rata persentase jumlah apoptosis sel jantung pada masing-

masing kelompok penelittian .......................................................... 36

Page 14: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi/ Identifikasi Bahan Uji. .................................. 48

Lampiran 2. Surat Keterangan Tikus Sehat ..................................................... 49

Lampiran 3. Gambar Proses Penelitian ............................................................ 50

Lampiran 4. Perhitungan Dosis ........................................................................ 55

Lampiran 5. Riwayat Penulis ........................................................................... 57

Page 15: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

xv

DAFTAR SINGKATAN

ADA : American Diabetes Association

AGEs : Advanced Glycation End Products

ATP : Adenosine triphosphate

Cc : Cinnamomum cassia

D : Diabetes

DAG : Diasilgliserol

DCCT : The Diabetes Control and Complications

Depkes : Departemen Kesehatan

DM : Diabetes Melitus

DNA : Deoxybonucleic Acid

EDTA : Ethylen Diamine Tetraacetic Acid

GAD : Glutamic acid decarboxylase

GDM : Gestational Diabetes Mellitus

GDS : Gula Darah Sewaktu

GFAT : Glutamin Fruktosa 6-Fosfat Amidotransferase

GLUT : Glucosa Transporter

IDDM : Insulin-dependent Diabetes Melitus

IDF : Internasional Diabetes Federation

IPB : Institute Pertanian Bogor

IRS : Insulin Reseptor Substrate

KAD : Ketoasidosis Diabetik

Kemenkes : Kementrian Kesehatan

kgBB : kilogram Berat Badan

LDL : Low-density Lipoprotein

MHCP : Methyl Hidroxy Chalcone Polymer

mg/dL : miligram per desiliter

mg/kgBB : miligram per kilogram Berat Badan

mL : mili Liter

N : Normal

NADH : Nikotinamida Adenosin Dinukleotida Hidrogen

NGSP : National Glycohaemoglobin Standarization Program

NIDDM : Noninsulin-dependent Diabetes Melitus

n : Sampel

NO : Nitrit Oxide

O-GlcNAc : O-linked N-acetylglucosamine

OHO : Obat Antihiperglikemik Oral

PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

PKC : Protein Kinase C

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

ROS : Reactive Oxygen Species

SD : Standar Deviasi

Page 16: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

xvi

STZ : Streptozotosin

TG : Trigliserida

TGM : Terapi Gizi Medis

TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral

TUNEL : TdT-mediated dUTP-biotin Nick end Labeling

VEGF : Vascular Endothelial Growth Factor

WHO : World Health Organization

Page 17: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

ditandai dengan hiperglikemi yang disebabkan oleh adanya gangguan pada insulin

baik pada sekresi insulin, kerja insulin, ataupun keduanya. Gejala umum pada

penderita hiperglikemia diantaranya adalah poliuria, polidipsia, polifagia,

terkadang disertai penurunan berat badan dan penglihatan kabur.1 Klasifikasi DM

berdasarkan American Diabetes Association (ADA) dibagi menjadi diabetes tipe

1, diabetes tipe 2, diabetes tipe lain, dan diabetes gestational.2 Data berdasarkan

International Diabetes Federation (IDF) tahun 2014, sekitar 387 juta orang hidup

dengan diabetes, dengan jumlah yang dikhawatirkan akan meningkat menjadi 592

juta orang dalam 20 tahun ini. Prevalensi diabetes terus meningkat di seluruh

dunia dan masih menjadi masalah kesehatan di beberapa negara dikarenakan

selain penyakit diabetes ini menyumbangkan jumlah kematian yang cukup besar,

juga menghabiskan biaya yang cukup besar untuk pengobatan dan perawatannya.3

Diabetes termasuk penyakit kronis tidak menular yang prevalensinya di

Indonesia masih tinggi. Prevalensi DM di daerah perkotaaan di Indonesia sebesar

5,7% dan gangguan toleransi glukosa sebesar 10,2%. Kebanyakan dari penderita

DM adalah masyarakat daerah perkotaan usia produktif yaitu usia 18-55 tahun.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi DM

pada usia produktif di perkotaan Indonesia adalah 4,6%, dengan 1,1% diantaranya

terdiagnosis DM dan 3,5% tidak terdiagnosis DM, dan 9,1% adalah besar

prevalensi orang dengan gangguan toleransi glukosa.4 Sedangkan data Riskesdas

tahun 2013 menunjukkan prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

berdasarkan jawaban pernah didiagnosis dokter adalah sebesar 1,5% sedangkan

prevalensi berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 2,1%.5

Penyakit diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi di banyak anggota

tubuh lainnya dan dapat meningkatkan resiko kematian di usia muda. Komplikasi

yang mungkin terjadi diantaranya adalah serangan jantung, stroke, gagal ginjal,

kardiomiopati, dan buta.6 Komplikasi-komplikasi tersebut terjadi secara progresif

Page 18: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

2

dan disebabkan oleh perjalanan kronik dari paparan glukosa darah yang tinggi

terhadap anggota tubuh.7 Kardiomiopati merupakan salah satu komplikasi yang

sangat umum diderita oleh pasien DM. Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab

primer dalam banyak kasus morbiditas, bukan hanya karena sindrom koroner akut

atau hipertensi, tetapi juga karena kardiomiopati diabetik.8

Tanaman herbal sangat umum digunakan sebagai obat diabetes, diantaranya

penggunaan kayu manis. Kayu manis Cinnamomum cassia merupakan salah satu

rempah-rempah yang paling banyak digunakan dalam makanan dan industri

minuman, dan hampir seluruh dunia mengenal manfaatnya sebagai obat herbal.9

Penelitian Elobeid et al, tahun 2013 menunjukkan bahwa ekstrak kayu manis

Cinnamomum cassia dapat memberikan efek antihiperglikemik. Dosis yang

diberikan selama 6 minggu pada tikus jantan Wistar yang diabetes adalah 200

mg/kgBB dan 400 mg/kgBB. Dari penelitian tersebut membuktikan bahwa

terdapat efek dari kandungan antioksidan pada ekstrak kayu manis yaitu dapat

meregenerasi fungsi sel beta dengan mengurasi stres oksidatif.10

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian

terhadap adanya efek dari pemberian ekstrak kayu manis Cinnamomum cassia

dengan dosis 400 mg/kgBB pada tikus diabetes agar dapat membuktikan efek dari

antioksidan dalam pencegahan apoptosis pada sel jantung yang disebabkan

tingginya radikal bebas. Pemberian ekstrak dilakukan selama 28 hari pada tikus

jantan diabetes melitus.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini :

- Apakah kayu manis Cinnamomum cassia memiliki efek menurunkan apoptosis

sel jantung pada tikus jantan diabetes melitus?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak kayu

manis Cinnamonum cassia terhadap apoptosis sel jantung tikus jantan

diabetes melitus.

Page 19: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

3

1.3.2 Khusus

Mengetahui efek ekstrak kayu manis Cinnamomum cassia dengan dosis

400 mg/KgBB yang diberikan secara oral selama 28 hari terhadap apoptosis

sel jantung tikus jantan diabetes melitus.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

a. Mendapatkan pengalaman melakukan penelitian dengan metode

eksperimen.

b. Mendapatkan pengetahuan mengenai tanaman herbal yang memiliki efek

terhadap apoptosis sel jantung tikus diabetes

c. Sebagai salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Kedokteran dari Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah

1.4.2 Bagi Institusi

Dapat menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Diharapkan efek jangka panjang nantinya ekstrak kayu manis dosis 400

mg/kgBB dapat digunakan masyarakat sekitar sebagai terapi herbal alternatif

untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi terhadap jantung pada

penderita diabetes melitus.

Page 20: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Diabetes Melitus

2.1.1 Definisi Diabetes Melitus (DM)

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

yang ditandai dengan hiperglikemi yang disebabkan oleh adanya gangguan

pada insulin baik pada sekresi insulin, kerja insulin, ataupun keduanya.

Gejala umum pada penderita hiperglikemia diantaranya adalah poliuria,

polidipsia, polifagia, terkadang disertai penurunan berat badan dan

penglihatan kabur.1

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Penyakit diabetes melitus diklasifikasikan oleh WHO dan ADA dan telah

mengalami banyak perubahan. Selain itu, revisi yang dilakukan oleh

PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) juga turut serta dalam

perkembangan klasifikasi diabetes melitus. Berdasarkan etiologi, ADA

mengklasifikasikan diabetes melitus menjadi 4 jenis1, yaitu :

Klasifikasi Diabetes Melitus Berdasarkan Etiologi

I. DM tipe 1 ( destruksi sel β, mengarah pada defisiensi insulin

absolut)

a. Autoimun

b. Idopatik

II. DM tipe 2 ( dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin

relatif hingga dominan defek sekresi disertai resistensi insulin)

III. Tipe lain spesifik

a. Defek genetik fungsi sel β

b. Defek genetik aksi insulin

c. Gangguan eksokrin pankreas

d. Endokrinopati

e. Obat atau zat kimia

Page 21: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

5

f. Infeksi

g. Penyebab imunologi yang tidak umum

h. Sindrom genetik lain yang terkadang berhubungan dengan DM

i. DM gestasional

Penderita DM tipe 1 sangat bergantung pada terapi insulin karena jumlah

sekresi insulin dalam tubuhnya sangat sedikit, sehingga DM tipe ini sering

disebut dengan juga insulin-dependent diabetes melitus (IDDM). Hal tersebut

terjadi karena adanya destruksi sel β (beta) pankreas sehingga tidak ada yang

mensekresi insulin dan menyebabkan defisiensi insulin secara absolut.

Destruksi sel β dapat terjadi karena adanya mekanisme autoimun. Ada

beberapa marker dari destruksi autoimun sel beta, yaitu munculnya

autoantibodi sel islet, autoantibodi terhadap insulin, autoantibodi terhadap

GAD (GAD65), dan autoantibodi terhadap tirosin fosfatase IA-2 dan IA-2b.

Satu diantaranya atau lebih dari autoantibodi tersebut biasanya terdapat pada

80-90 % orang hiperglikemi. Selain mekanisme autoimun, DM tipe 1 juga

dapat terjadi secara idiopatik yang tidak diketahui etiologinya. Beberapa dari

pasien diabetes idiopatik ini mengalami insulinopenia permanen dan

ketoasidosis, tanpa bukti riwayat autoimun.1

DM tipe 2 menyumbang 90-95 % dari jumlah penderita diabetes. DM ini

meliputi individu yang memiliki resistensi insulin yang disertai kekurangan

insulin relatif. Penderita DM tipe ini hampir tidak memerlukan insulin

sebagai pengobatan, sehingga memiliki nama lain non insulin dependent

diabetes melitus (NIDDM).1

GDM didefinisikan sebagai derajat intoleransi glukosa dengan onset

selama masa hamil. Meskipun pada sebagian besar kasus yang dilaporkan,

pasien yang terdiagnosis GDM tidak terkonfirmasi apakah onset intoleransi

glukosa terjadi sebelum atau selama hamil.1

2.1.3 Fisiologi Pankreas dan Insulin

Pankreas adalah organ retroperitoneal yang memiliki dua fungsi yaitu

sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin. Fungsi pankreas sebagai kelenjar

Page 22: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

6

eksokrin adalah untuk sekresi ion, enzim pencernaan, serta air ke duodenum.

Beberapa enzim yang dihasilkan oleh pankreas adalah lipase, amilase, dan

tripsin. Dari jaringan yang membentuk organ pankreas, 85 % adalah jaringan

asinar dan duktus sebagai jaringan eksokrin dan kurang dari 3 % merupakan

jaringan endokrin, sedangkan sisanya adalah jaringan ikat. Fungsi endokrin

dari pankreas adalah menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang

diproduksi oleh jaringan endokrin yang disebut islet of Langerhans (pulau

Langerhans). Ada empat jenis sel utama dalam pulau Langerhans, yaitu sel α

(alfa), sel β (beta), sel δ (delta), dan sel F.11,12

Gambar 2.1 Pankreas Sumber : Openstax 2013

Sel α merupakan bagian 20 % dari pulau Langerhans dan berfungsi

menghasilkan hormon glukagon. Glukagon ini berperan penting dalam

meregulasi glukosa darah dan sekresinya sangat dipengaruhi oleh kadar

glukosa darah yang rendah. Sel β merupakan 75% bagian dari pulau

Langerhans dan berfungsi memproduksi hormon insulin. Sel δ adalah bagian

4 % dari pulau Langerhans dan berfungsi memproduksi hormon somatostatin.

Selain pankreas, somatostatin juga diproduksi oleh hipotalamus, lambung,

dan usus. Hormon somatostatin ini dapat menghambat pelepasan dari

glukagon dan insulin. Sel F adalah 1% dari pulau Langerhans dan berfungsi

Page 23: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

7

mengeluarkan hormon polipeptida pankreas yang berperan dalam pengaturan

nafsu makan dan regulasi fungsi eksokrin dan endokrin pankreas.13

Insulin adalah hormon yang berfungsi memfasilitasi penyerapan glukosa

ke dalam sel-sel tubuh. Hampir semua sel tubuh memerlukan insulin untuk

penyerapan glukosa dari aliran darah kecuali beberapa sel yang tidak

memiliki reseptor insulin pada membran selnya, seperti sel eritrosit, hati,

ginjal, usus halus, dan otak. Makanan yang masuk ke usus memicu pelepasan

hormon saluran cerna seperti glucose-dependent insulinotropic peptide dan

menginduksi produksi hormon insulin oleh sel β pankreas. Setelah nutrisi

dari makanan diserap oleh usus, akan terjadi lonjakan kadar glukosa dalam

darah yang nantinya merangsang sekresi insulin.13 Glukosa adalah komponen

yang paling penting dalam mekanisme sekresi insulin, sehingga proses ini

disebut glucose-stimulated insulin secretion. 14

Gambar 2.2 Mekanisme sekresi insulin

(glucose-stimulated insulin secretion) Sumber : Monroy, 2013

Pada tahap pertama, glukosa masuk ke sel β dengan bantuan transporter

glucose (GLUT 1 pada manusia, GLUT 2 pada hewan pengerat). Kemudian

glukosa difosfolirasi menjadi glukosa-6-fosfat oleh glukokinase. Hasil

fosfolirasi akan memasuki proses glikolisis dan siklus krebs sehingga

Page 24: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

8

menghasilkan ATP. Setelah itu ATP akan merangsang penutupan kanal K

yang sensitif ATP, sehingga membuat Na (Natrium) masuk secara tidak

terkendali. Kedua peristiwa tersebut menghasilkan depolarisasi pada

membran yang menyebabkan terbukanya kanal voltage-dependent Ca dan Na.

Aktivasi ini menyebabkan Ca intraseluler meningkat yang dapat merangsang

sekresi insulin.13

Setelah disekresi ke sirkulasi portal, insulin akan menuju ke jaringan

perifer yang nantinya akan merangsang proses metabolisme jaringan terutama

metabolisme anabolik.13 Insulin memulai kerjanya dengan mengikat reseptor

insulin. Reseptor insulin adalah protein transmembran yang memiliki empat

subunit (2 subunit α dan 2 subunit β) dan diikat oleh ikatan disulfida. Insulin

yang terikat oleh reseptor menstimulasi aktivitas intrinsik tirosin kinase dan

menstimulasi terjadinya autofosforilasi reseptor dan pengerahan molekul-

molekul sinyal intraseluler, seperti insulin receptor substrates (IRS).

Selanjutnya IRS akan memicu terjadinya kaskade kompleks reaksi fosforilasi

dan defosforilasi yang membuat glucose transporter (GLUT 4) menuju ke

membran dan menfasilitasi glukosa untuk masuk ke dalam sel .14,15

Gambar 2.3 Kerja Insulin Pearson Education 2012

2.1.4 Patogenensis dan Patofisiologi DM

Pada DM tipe 1 destruksi autoimun dari sel β pankreas menyebabkan

defisiensi sekresi insulin dan gangguan metabolik. Selain berkurangnya

Page 25: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

9

sekresi insulin akibat destruksi sel β, fungsi dari sel α pankreas menjadi

abnormal dan berlebihan dalam mensekresi glukagon, padahal biasanya

apabila kondisi tubuh sedang hiperglikemi maka akan mengambat sekresi

glukagon. Peningkatan kadar glukagon ini dapat memperburuk kondisi pasien

DM tipe 1 dan dapat mempercepat perjalanan penyakit menuju keadaan

ketoasidosis diabetik.16 Glukagon biasanya diproduksi untuk merespon

kekurangan glukosa darah yang diperoleh dari jaringan otot dan adiposa

sehingga merangsang terjadinya glikogenolisis dan glukoneogenesis. Proses

tersebut menyebabkan kadar glukosa darah naik. Pada organ ginjal, tidak

semua glukosa dapat diserap kembali sehingga lebihnya akan di ekskresikan

ke urin dan karena sifat glukosa yang menarik air, maka jumlah urin yang

akan di ekskresikan menjadi banyak (poliurin). Karena banyak kehilangan

cairan, maka otak akan merespon sebagai sinyal haus (polidipsi) dan sinyal

lapar (polifagia). Jika proses ini berlanjut terus-menerus, simpanan lemak

dimetabolisme dan diubah menjadi asam keto oleh hati. Kemudian PH tubuh

akan menurun dan menyebabkan terjadinya ketoasidosis.17

Selain gangguan pada sekresi insulin dapat menyebabkan hiperglikemia,

ada penyebab lain yang juga membuat seseorang menjadi hiperglikemia yaitu

keadaan resistensi insulin. Hal inilah yang mendasari patofisiologi dari DM

tipe 2, yakni gangguan sekresi insulin dan resistensi insulin. Gangguan

sekresi insulin yang terjadi pada DM tipe 2 ini berarti penurunan respons

glukosa yang diamati sebelum timbulnya gejala klinis. Lebih spesifiknya lagi

yaitu adanya gangguan toleransi glukosa yang disebabkan oleh penurunan

kadar glukosa yang responsif saat fase awal sekresi insulin dan penurunan

sekresi insulin postprandial yang menyebabkan hiperglikemia postprandial.18

Sedangkan yang dimaksud resistensi insulin adalah suatu kondisi dimana

insulin dalam tubuh tidak cukup proporsional perbandingannya antara yang

digunakan oleh tubuh dengan konsentrasi yang ada dalam darah. Penurunan

aksi insulin yang terjadi pada beberapa organ seperti hati dan otot adalah

patofisiologi yang menjadi ciri khas penderita DM tipe 2. Resistensi insulin

akan terus bertambah parah sebelum dimulainya onset penyakit.17 DM tipe 2

memiliki pengaruh genetik yang lebih besar dibandingkan DM tipe 1,

Page 26: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

10

walaupun sampai saat ini detailnya bagaimana pengaruhnya terhadap genetik

belum jelas.19

2.1.5 Kriteria Diagnosis DM

Diabetes dapat didiagnosis berdasarkan kriteria HbA1C atau kriteria gula

darah, baik nilai glukosa darah puasa (GDP) atau nilai glukosa jam ke-2 pada

tes toleransi glukosa oral atau biasa disebut TTGO.

Kriteria Diagnosis Diabetes berdasarkan ADA 2015

HbA1C ≥ 6,5%

Tes sebaiknya dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode

yang tersertifikasi oleh The National Glycated Hemoglobin

Standardization Panel (NGSP) dan terstandar The Diabetes Control and

Complications (DCCT)

Atau

Glukosa darah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl (7.0 mmol/L)

Puasa didefinisikan sebagai tidak adanya asupan kalori setidaknya

selama 8 jam terakhir.

Atau

Glukosa jam ke-2 pada tes toleransi glukosa oral ≥ 200 mg/dl (11,1

mmol/L)

Tes seharusnya dilakukan berdasarkan standar WHO dan menggunakan

beban glukosa 75 gram glukosa anhidrat yang dilarutkan dalam air.

Atau

Pasien dengan gejala klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemik

dengan glukosa darah sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/L)

Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis Diabetes

Tes darah biasanya dilakukan untuk mendiagnosis diabetes dan

prediabetes karena pada awal onset penyakit diabetes tipe 2 jarang

menimbulkan gejala. Peralatan yang digunakan untuk mengambil darah dapat

berupa finger-stick yang nantinya ditusukkan di ujung jari atau dengan cara

Page 27: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

11

pungsi vena. Hasil pemeriksaan dengan menggunakan finger-stick mungkin

kurang akurat, namun dapat digunakan sebagai indikator kadar glukosa yang

cepat dan efisien.21

2.1.6 Tatalaksana DM

Penatalaksanaan DM dimulai dengan pengelolaan pola makan dan latihan

fisik selama beberapa waktu yaitu sekitar 2-4 minggu. Apabila kadar glukosa

darah belum mencapai target, maka selanjutnya akan dilakukan

penatalaksanaan secara farmakologis yaitu dengan pemberian obat baik

berupa injeksi insulin maupun obat hipoglikemik oral (OHO). Pemberian

OHO dapat segera diberikan dalam keadaan tertentu sesuai indikasi. Begitu

juga dengan pemberian insulin yang dapat segera diberikan pada saat keadaan

dekompensasi metabolik berat, seperti ketoasidosis, stres, dan ketonuria.

Pemberian informasi tentang tanda dan gejala hipoglikemia serta cara

mengatasinya sebaiknya dilakukan agar pasien lebih perhatian dengan kondisi

tubuhnya. Sedangkan untuk pemantauan kadar glukosa dapat juga dilakukan

secara mandiri apabila telah mendapat pelatihan.22

2.1.6.1 Edukasi

Penderita DM dianjurkan untuk mulai menerapkan pola hidup yang

sehat. Dalam hal ini sangat diperlukan peran aktif pasien, keluarga, dan

masyarakat. Maka dari itu dibutuhkan edukasi yang komprehensif oleh

tim kesehatan kepada pasien dan keluarganya untuk mencapai

perubahan perilaku dan peningkatan motivasi.22 Tujuan dari edukasi

diabetes adalah untuk mendukung usaha pasien dalam memahami

penyakitnya dan pengelolaanya. Edukasinya dapat berupa pemantauan

kadar glukosa mandiri, perawatan kaki, ketaatan penggunaan obat, dan

berhenti merokok.23

2.1.6.2 Terapi Gizi Medis

Terapi Gizi Medis (TGM) adalah penatalaksanaan DM

yang sangat membutuhkan keterlibatan secara menyeluruh dari anggota

tim yang terdiri dari dokter, ahli gizi, petugas kesehatan, dan pasien.

Komposisi makanan yang dianjurkan diantaranya adalah komposisi

Page 28: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

12

antara karbohidrat, lemak, dan protein yang seimbang. Asupan yang

dianjurkan masing-masing sebesar 45-65% untuk karbohidrat, 20-25%

unutk lemak, dan 10-20% untuk protein. Selain itu konsumsi natrium

yang dapat berasal dari garam dapur dan soda juga dibatasi serta

anjuran untuk mengkonsumsi banyak serat yaitu sekitar 25 gram/1000

kkal/hari.22

2.1.6.3 Latihan Jasmani

Latihan jasmani yang perlu dilakukan oleh penderita DM adalah

latihan yang dilakukan secara rutin yaitu sekitar 3-4 kali seminggu

selama kurang lebih 30 menit. Jenis kegiatan yang dianjurkan adalah

yang bersifak aerobik seperti jogging, berkebun, berjalan kaki ke pasar,

bersepeda, dan berenang.22 Latihan jasmani selain bertujuan untuk

menjaga kebugaran tubuh juga dapat mengurangi resiko komplikasi

akibat obesitas serta meningkatkan sensitifitas insulin.23

2.1.6.4 Intervensi Farmakologis

Terapi farmakologis diberikan kepada pasien seiring dengan

penatalaksanaan berupa edukasi, pengaturan makan, dan latihan

jasmani. Terapi farmakologis ini terdiri dari injeksi insulin dan obat

hiperglikemik oral (OHO).23 OHO yang saat ini tersedia antara lain :

Obat Hiperglikemik Oral (OHO)

Cara Kerja Contoh

Memicu sekresi insulin Sulfonilurea, glinid

Meningkatkan sensitivitas insulin Biguanid,

Tiazolindindion

Menghambat glukoneogenesis Metformin

Menghambat glukosidase alfa Acarbose

Tabel 2.2 Obat Hiperglikemik Oral Ndraha, 2014

Page 29: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

13

Sedangkan, insulin adalah obat yang diberikan pada saat tertentu

seperti keadaan hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis, gagal

terapi dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal, infeksi sistemik,

stroke, hamil dengan DM, gangguan fungsi hati atau ginjal yang berat,

kontraindikasi atau alergi obat OHO. Berdasarkan lama kerjanya,

insulin dibagi menjadi empat jenis yaitu:

Insulin kerja cepat (rapid acting insulin)

Insulin kerja pendek (short acting insulin)

Insulin kerja menengah (intermediete acting insulin)

Insulin kerja panjang (long acting insulin)

Insulin campuran tetap, kerja pendek dan menengah (premixed

insulin).22

2.1.7 Komplikasi DM

Diabetes melitus sering dikaitkan dengan beberapa komplikasi.

Komplikasi diabetes meliputi kondisi akut dan kronik sebagai akibat dari

patofisiologi penyakit tersebut. Komplikasi metabolik akut sangat erat

kaitannya dengan kematian, termasuk di dalamnya yaitu ketoasidosis diabetik

yang merupakan efek dari hiperglikemia dan koma sebagai efek dari

hipoglikemia.24 Dalam perjalanan penyakit yang kronis, kondisi

hiperglikemia pada penderita diabetes menyebabkan kerusakan di berbagai

organ tubuh terutama saraf dan pembuluh darah. Beberapa konsekuensi yang

sering terjadi adalah :

Risiko penyakit jantung dan stroke yang meningkat

Neuropati, yaitu kerusakan saraf yang dapat terjadi di kaki

sehinggga meningkatkan resiko terjadinya ulkus kaki (gangren)

Retinopati diabetik yang merupakan salah satu penyebab kebutaan

dan dapat terjadi sebagai akibat dari kerusakan pembuluh darah

Nefropati (gagal ginjal) juga merupakan penyakit kronis yang

sering terjadi pada penderita DM

Page 30: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

14

Meningkatkan risiko kematian sebanyak 2 kali lipat dibanding

bukan penderita DM.

Pada dasarnya, hampir semua sel akan beradaptasi saat keadaan

hiperglikemia yaitu dengan mengurangi transport glukosa intrasel. Namun,

sel-sel yang tidak dapat melakukan hal tersebut secara efisien akan

mengalami kerusakan akibat hiperglikemia. Proses kerusakan jaringan ini

hanya terjadi pada jaringan tertentu, yaitu sel endotel kapiler di retina, sel

mesangial di glomerolus ginjal, neuron, dan sel schwann di saraf perifer. Ada

beberapa mekanisme yang mendasari proses kerusakan jaringan sebagai

akibat dari keadaan hiperglikemia yang kronik.25 Sebagian besar teori

menerangkan bahwa terdapat empat mekanisme yang menjadi dasar

terjadinya kerusakan jaringan akibat hiperglikemia, yaitu :

a. Peningkatan pembentukan Advanced glycation end products (AGEs)

AGEs terbentuk karena reaksi non-enzimatik glukosa dan senyawa

glikasi lainnya yaitu berasal dari glukosa dan oksidasi asam lemak

yang meningkat dalam sel endotel arteri. Pada orang diabetes, jumlah

AGEs meningkat di intraseluler dan matriks ekstraseluler. Produksi

AGEs nantinya akan merusak fungsi protein intraseluler. Selain itu

AGEs juga mengubah komponen matriks ekstraseluler yang dapat

menginduksi terbentuknya ROS yang menyebabkan aktivasi dari

faktor transkripsi yaitu NF-кB yang menyebabkan terjadinya

perubahan patologis dalam ekspresi gen sel. 26

Gambar 2.4 Mekanisme Perusakan Jaringan oleh AGEs Sumber: Brownlee, 2001

Page 31: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

15

b. Aktivasi jalur poliol

Secara fisiologis, aldosa reduktase adalah enzim yang mengubah

aldehida yang bersifat toksik menjadi alkohol inaktif. Namun,

hiperglikemia menjadikan aldosa reduktase juga mengubah glukosa

menjadi sorbitol. Beberapa teori mengatakan bahwa kerusakan sel

terjadi akibat peningkatan sorbitol intraseluler yang dapat

meningkatkan stres osmotik. Oksidasi sorbitol oleh NAD+ akan

meningkatkan NADH yang dapat meningkatkan methylglyoxal

sebagai prekursor AGEs. Selain itu, pengubahan glukosa menjadi

sorbitol oleh aldose reduktase juga akan mengubah NADPH menjadi

NADP+, Berkurangnya NADPH sebagai antioksidan seluler akan

meningkatkan kerentanan sel terhadap stres oksidatif.27

c. Peningkatan aktivasi protein kinase C

Protein kinase C (PKC) termasuk salah satu dari sebelas isoform yang

tersebar luas dalam jaringan. Aktivitas isoform dipengaruhi oleh ion

Ca+, phosphatidylserine, dan kadar diasilgliserol (DAG).

Peningkatan aktivitas PKC juga dapat dihasilkan oleh meningkatnya

interaksi AGEs dengan reseptornya di permukaan sel. Meningkatnya

aktivasi PKC ini dapat merangsang kaskade sinyal yang menginduksi

mekanisme apoptosis sel. Selain itu, aktivitas PKC juga dapat

menurunkan produksi nitrit oksida (NO) di otot polos, salah satunya

pada otot polos pembuluh darah. Pengaktifan PKC yang disebabkan

oleh keadaan hiperglikemia juga dapat menginduksi ekspresi faktor

VEGF sehingga meningkatkan permeabilitas vaskular. Disamping itu,

PKC juga merangsang akumulasi protein matriks mikrovaskuler

dengan menginduksi ekspresi fibronektin dan kolagen tipe IV pada sel

mesangial dan glomerolus.27

d. Peningkatan aktivitas jalur hexosamine

Dalam jalur ini fruktosa 6-fosfat merupakan substrat dari enzim

glutamin fruktosa 6-fosfat amidotransferase (GFAT) yang nantinya

akan dirubah menjadi UDP-N-Acetylglucosamine. Hiperglikemia pada

akhirnya dapat merusak siklus dari ion Ca2+ pada kardiomiosit

Page 32: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

16

dikarenakan adanya peningkatan O-GIcNAcylation yang dapat

mengurangi Ca2+ retikulum sarkoplasma.27

Pengelolaan penyakit DM sangat mempengaruhi keadaan pasien.

Tatalaksana dan pengendalian metabolisme yang baik dapat mencegah

terjadinya komplikasi dari DM.28 Secara umum, komplikasi diabetes melitus

ini mayoritas menyerang vaskular. Sehingga, pengelompokan komplikasi ini

dapat dibagi menjadi komplikasi mikrovaskular dan makrovaskula yang

keduanya sangat butuh penatalaksanaan secara holistik.29

2.1.7.1 Komplikasi Mikrovaskular

Komplikasi mikrovaskular dari penyakit diabetes melitus adalah

retinopati, nefropati, dan neuropati. Retinopati diabetik dapat

didefinisikan sebagai kerusakan sistem mikrovaskular retina karena

keadaan hiperglikemia yang kronik. Retinopati diabetik ini

diklasifikasikan menjadi retinopati diabetik nonproliferatif dan

retinopati diabetik proliferatif. Komplikasi ini diawali oleh peningkatan

permeabilitas vaskular kemudian menjadi semakin parah karena adanya

sumbatan di pembuluh darah. Gejala yang umum dialami pada

komplikasi ini yaitu berupa penurunan visus yang disebabkan edema

makula. Nefropati diabetik dapat didefinisikan sebagai kerusakan

fungsi ginjal yang ditandai dengan adanya proteinuria >500 mg dalam

24 jam. Komplikasi ini umumnya diawali dengan mikroalbuminuria

yaitu ekskresi albumin >30-299 mg/ 24 jam. Apabila mikroalbuminuria

ini tidak segera diintervensi dengan baik, maka akan berpotensi tinggi

untuk mengarah ke nefropati diabetik. Perubahan patologis pada ginjal

yang terjadi pada komplikasi ini adalah peningkatan ketebalan

membran basement glomerolus, pembentukan mikroeneurisma,

pembentukan nodul mesangeal, dan perubahan lainnya yang dapat

menurunkan fungsi ginjal. Neuropati diabetik dapat didefinisikan

sebagai munculnya tanda atau gejala disfungsi saraf perifer pada

penderita diabetes. Neuropati diabetik dapat bermanifestasi dalam

Page 33: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

17

beberapa bentuk yang berbeda, termasuk sensorik, multifokal, dan

neuropati otonom. Gejala yang dialami dapat berupa rasa kesemutan

dan mati rasa yang ringan. Dari penderita komplikasi neuropati diabetik

ini, lebih dari 80% diantaranya mengalami ulserasi atau cedera yang

biasa disebut ulkus diabetikum.29

2.1.7.2 Komplikasi Makrovaskular

Mekanisme patologis dalam perjalanan penyakit diabetes menuju

komplikasi makrovaskular yaitu penyakit kardiovaskular adalah proses

aterosklerosis, yang menyebabkan penyempitan dari dinding arteri di

seluruh tubuh. Terbentuknya aterosklerosis merupakan akibat dari

inflamasi kronis dan cedera vaskular pada pembuluh darah perifer atau

koroner. Cedera vaskular dan inflamasi menyebabkan lipid teroksidasi

dan terjadi penumpukan LDL pada dinding endotel arteri. Oksidasi

lipid tersebut merangsang infiltrasi monosit yang kemudian berubah

menjadi makrofag. Akumulasi dari makrofag dan lipid tersebut

membuat terbentuknya sel busa. Sel busa ini dapat merangsang

proliferasi makrofag dan menarik limfosit T. Akumulasi limfosit T ini

dapat menginduksi proliferasi otot polos dinding pembuluh arteri dan

akumulasi kolagen. Hasil dari semua peristiwa tersebut adalah

pembentukan aterosklerosis dengan fibrous cap. Pecahnya fibrous cap

inilah yang dapat menyebabkan infark miokard.29

2.1.7.3 Kardiomiopati dan Apoptosis Sel Jantung

Kardiomiopati didefinisikan sebagai kelainan struktural dan

fungsional dari miokardium ventrikel yang disebabkan oleh gangguan

atau kondisi abnormal dari aliran pembuluh koroner jantung. Pada

tahun 1954 konsep tentang diabetes melitus menyebabkan disfungsi

miokard telah dikemukakan oleh Lunbaek. Kemudian sekitar 20 tahun

kemudian Rubler membuktikan bahwa diabetes melitus dapat menjadi

penyebab langsung kardiomiopati.30

Page 34: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

18

2.1.7.3.1 Patofisiologi Kardiomiopati

Ada dua jenis kardiomiopati yaitu kardiomiopati primer,

dimana fungsi jantung diperburuk oleh keadaan cacat dari

jantung itu sendiri dan kardiomiopati sekunder, dimana kinerja

jantung dipengaruhi oleh sindrom. Mekanisme yang paling

umum tentang kardiomiopati adalah terjadinya fibrosis dan

hipertrofi miosit. Beberapa studi menunjukkan bahwa diabetes

menyebabkan gangguan pada transport kalsium seluler yang

menyebabkan gangguan kontraksi miokard, selain itu juga

meningkatkan pembentukan kolagen yang menyebabkan

perubahan anatomi dan fisiologi miokard. Banyak mekanisme

patofisiologis yang terlibat dalam perjalanan penyakit dari

diabetes menuju kardiomiopati. Diabetes tidak hanya

menginduksi gagal jantung melalui proses aterosklerosis pada

arteri koroner, tetapi juga menginduksi melalui aterosklerosis

pada pembuluh darah kecil sehingga meningkatkan beban

sistemik miokard. Kemudian peningkatan resistensi vaskuler ini

akan menyebabkan hipertensi yang menyebabkan peningkatan

afterload sehingga memperburuk keadaan kardiomiopati.8

Teori lain tentang patofisologi dari kardiomiopati pada

orang diabetes mengatakan bahwa keadaan defisiensi insulin

dan resistensi insulin di jaringan menyebabkan tubuh tidak

menggunakan glukosa melainkan asam lemak sebagai sumber

ATP. Penggunaan asam lemak yang eksklusif pada orang

diabetes menyebabkan akumulasi asam lemak pada miokard

yang kemudian berlanjut dengan lipotoksisitas. Selain itu,

akumulasi tersebut juga menginduksi apoptosis sel miokard.

Disisi lain patofisiologi umum pada diabetes seperti AGEs dan

ROS menyebabkan akumulasi kolagen dalam matriks

ekstraseluler. AGEs yang berikatan dengan reseptornya memicu

NADPH oksidase dan menginduksi produksi peroksida dan

Page 35: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

19

ROS yang nantinya akan menyebabkan kerusakan langsung

DNA miosit.8

Gambar 2.5 Mekanisme ROS Menyebabkan Kardiomiopati Sumber : Voigt 2013

2.2 Tinjauan Tanaman

2.2.1 Kayu Manis (Cinnamomun cassia)

Terdata sebanyak 54 jenis tanaman kayu manis di dunia dan 12

diantaranya ada di Indonesia. Jenis kayu manis yang banyak ditanam di

Indonesia adalah Cinnamomum zeylanikum, Cinnamomum burmanii, dan

Cinnamomum cassia. Selain itu banyak juga yang tumbuh sebagai tanaman

liar di hutan-hutan seperti Cinnamomum massoi dan Cinnamomum

culilawan.31

Gambar 2.6 Tanaman kayu manis Cina (Cinnamomum cassia)

Sumber : Daswir 2011

Page 36: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

20

Klasifikasi Ilmiah dari tanaman kayu manis adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Magnoliales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum cassia31

2.2.2 Kandungan Kimia dalam Kayu manis

Kayu manis merupakan tanaman yang banyak diamanfaatkan sebagai

obat. Kandungan kimia dari kayu manis adalah minyak atsiri, safrole,

sinamaldehida, tannin, dammar, kalsium oksalat, flavonoid, triterpenoid dan

saponin. Komposisi aktif yang dapat dimanfaatkan dari kayu manis dapat

diperoleh dengan cara ekstraksi.32 Di seluruh dunia sudah mengakui bahwa

kayu manis memiliki sifat obat. Kulit kering dari tanaman juga sudah lama

dimanfaatkan untuk mengobati berbagai kondisi penyakit termasuk diabetes.

Selain sifat anti-diabetes, kayu manis dikenal dengan sifat anti-inflamasi,

anti-bakteri, dan antioksidan. Sebuah penelitian in vitro menyebutkan bahwa

kayu manis bermanfaat untuk diabetes karena kayu manis dapat

meningkatkan masuknya glukosa ke dalam sel yaitu dengan meningkatkan

fosforilasi reseptor insulin dan translokasi dari GLUT4 ke membran plasma.

Senyawa yang memiliki fungsi tersebut adalah polifenol. Aktivitas

antioksidan dari polifenol ini terbentuk karena kemampuan ion fenoksida

yang dapat memberikan satu elektronnya ke radikal bebas, misalnya ROS.

Sehingga efek buruk dari radikal bebas pada orang diabetes akan berkurang.

Selain itu sebuah studi klinis menunjukkan kemampuan kayu manis yang

memiliki efek menurunkan tingkat glukosa postprandial. Dengan demikian

Page 37: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

21

kayu manis dapat disimpulkan sebagai rempah-rempah anti-diabetes yang

dapat mengurangi resiko perburukan dari penyakit diabetes.9

2.3 Streptozotosin (STZ)

2.3.1 Pengertian STZ

Streptozotosin atau streptozocin (STZ) adalah agen antineoplastik sintetis

yang terklasifikasikan sebagai antibiotik anti-tumor yang juga merupakan

obat penginduksi diabetes permanen. STZ bubuk steril disediakan dan

disiapkan sebagai agen kemoterapi. Streptozotosin bubuk mengandung 1

gram dari bahan aktif dengan nama kimianya adalah 2-deoxy-2-

methylnitrosoamino- karbonilamino-D-glukopiranosa dan 200 miligram

asam nitrat. Streptozotosin biasanya digunakan secara intravena. STZ

memiliki PH basa dan ketika dilarutkan dalam air, PH larutan dalam botol

harus dijadikan 3,5-4,5 yaitu dengan menambahkan asam sitrat. Larutan STZ

ini harus disimpan dalam almari es dengan suhu 2-8° dan dihindarkan dari

cahaya matahari.33

Gambar 2.7 Struktur Kimia dari Streptozotocin Sumber : Goud, 2015

Page 38: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

22

2.3.2 Mekanisme Kerja STZ

STZ merupakan analog glukosa yang bersifat racun yang nantinya akan

berakumulasi di sel beta pankreas yang terfasilitasi oleh rendahnya afinitas

tranporter glukosa GLUT2. Mekanisme STZ sebagai toksik dimulai dengan

penguraian produk dan produksi radikal bebas yang akan merusak sel beta

pankreas dengan proses alkilasi DNA yaitu dengan merusak sistem

mitokondria dan menghambat O-GicNAcase. STZ bersifat diabetogenik

karena menghambat produksi insulin dan secara selektif menghancurkan sel

beta penghasil insulin dengan menginduksi nekrosis.34

Gambar 2.8 Uptake selektif dari STZ oleh sel beta pankreas Sumber : Goud, 2015

2.3.3 Dosis STZ

Penginduksian STZ dapat dilakukan dengan berbagai cara dan paling

sering dengan intravena atau intaperitoneal. Beberapa protokol menyebutkan

bahwa terdapat dua jenis dosis yang digunakan sebagai protokol

Page 39: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

23

penginduksian STZ secara intraperitoneal, yaitu dosis tinggi dan dosis redah.

Dosis tinggi merupakan pemberian dosis tunggal sebesar 100-200 mg/KgBB

sedangkan dosis rendah yaitu dilakukan pemberian selama 5 hari berturut-

turut sebanyak 40 mg/KgBB. Dosis untuk injeksi adalah 65 mg/KgBB

dengan sebelumnya ditambahkan sitrat buffer dengan PH 4,5.34

2.4 Pewarnaan Terminal deoxynucleotidyl transferasemediated dUTP nick

end labeling (TUNEL) deteksi apoptosis sel

Apoptosis merupakan proses program kematian intraseluler yang disebabkan

adanya perubahan karakteristik biokimia dan morfologi sel sehingga

menyebabkan kematian sel. Tanda dari proses akhir apoptosis adalah fregmentasi

DNA secara luas yang menghasilkan banyak DNA patah terurai dan rusak.

Karakteristik inilah yang menjadi dasar metode dari deteksi apoptosis sel dengan

Terminal deoxynucleotidyl transferasemediated dUTP nick end labeling

(TUNEL). Tes TUNEL menggunakan terminal deoxynucleotidyl transferase

(TdT) untuk mengidentifikasi apoptosis sel, yaitu dengan pelabelan deoxyuridine

triphosphate nucleotides (X-dUTPs) pada ujung 3’-OH dari rantai DNA yang

membuat terbentuknya gambaran apoptosis sel pada populasi sel yang dianalisis.35

Metode TUNEL merupakan metode yang efektif untuk mengukur fragmen DNA

yang dihasilkan dari aktivasi apoptosis endonuklease intraseluler. Nukleotida

yang berlabel fluorescence bergabung secara in situ dengan ujung fragmen DNA,

sehingga membuat sel yang mengalami apoptosis dapat terdeteksi. Sel-sel yang

mengalami apoptosis secara khusus terlabel oleh fluorescein-dUTP dengan

sensitivitas yang tinggi, membuat sel yang mengalami apoptosis dapat terdeteksi

oleh mikroskop fluoresensi. Selain penambahan fluoresence, sel apoptosis juga

dapat dideteksi dengan pelabelan peroksidase antibodi anti-fluorescence yang

kemudian dapat dideteksi dengan menggunakan mikroskop cahaya.36

Page 40: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

24

2.5 Kerangka konsep

Streptozotocin

Merusak sistem

mitokondria

Menyerang sel β

pankreas secara

selektif

Proses alkilasi

DNA

Menginduksi

nekrosis sel β

Melalui GLUT 2

menghambat O-

GicNAcase

Membentuk

radikal bebas

Defisiensi insulin

Aktivitas insulin ↓

Produksi ROS ↑

Kadar glukosa

darah ↑

(hiperglikemia)

Sel penghasil

insulin rusak

Kerusakan sel

Produksi AGEs ↑ Aktivasi jalur

poliol

Aktivasi jalur

PKC

Aktivasi jalur

hexosamine

Menginduksi

kerusakan DNA

Miosit jantung Mesangial

glomerolus

Terbentuk

aterosklerosis Proses healing

↑ Apoptosis sel

jantung

Terbentuk fibrosis

↑ kekakuan otot

jantung

Diabetik

Kardiomiopati

Hipertrofi miosit

Komplikasi

mikrovaskular

Pembuluh darah

kecil

Endotel pada

pembuluh darah

Permbuluh arteri/

koroner Infark miokard

Pemberian terapi

C. cassia 400

mg/KgBB

Mengandung

sinamaldehida

Bersifat

antioksidan

↓ pembentukan

ROS

Memberikan

elektron pada

radikal bebas

Mengandung

polifenol

meningkatkan

fosforilasi reseptor

insulin dan

translokasi dari

GLUT4 ke

membran plasma

Meningkatkan masuknya

glukosa ke dalam sel

Page 41: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

25

2.6 Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional Alat Ukur Cara Pengukuran Skala

Pengukuran

1 Apoptosis sel

jantung

Gambaran nukleus sel

jantung yang

mengalami

fragmentasi DNA

sehingga berwarna

coklat saat dilakukan

perwarnaan dengan

TUNEL

Mikroskop

Olympus BX-41

Mengidentifikasi

apoptosis sel jantung

pada pembesaran 20x

dan dihitung secara

manual di seluruh

lapang pandang

Numerik

Gambar 2.9 Sel jantung yang mengalami apoptosis

Page 42: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam percobaan ini peneliti melakukan perlakuan langsung terhadap subjek

penelitian dan diamati hasilnya sehingga desain yang digunakan adalah desain

penelitian eksperimental.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 hingga April 2016

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biologi, laboratorium

Biokimia, laboratorium Farmakologi, laboratorium Histologi, dan

laboratorium Animal House Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jl.

Kertamukti No. 05, Pisangan, Ciptutat, Tangerang Selatan

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini hewan percobaan yang digunakan adalah tikus jantan

strain Sprague dawley berumur 16 minggu, dengan rentang berat badan 192-337

gram yang diperoleh dari Departemen Patologi Institut Pertanian Bogor (IPB).

Dalam penelitian, hewan percobaan dibagi menjadi tiga kelompok data.

Kelompok pertama adalah kelompok N (normal) sebagai kontrol negatif.

Kelompok kedua adalah kelompok D (diabetes) sebagai kontrol positif. Kelompok

ketiga adalah kelompok D+Cc 400 mg yaitu tikus diabetes karena telah diinduksi

steptozotosin yang kemudian diberikan terapi ekstrak kayu manis dengan dosis

400 mg/KgBB selama 28 hari.

Untuk menentukan jumlah sampel pada setiap kelompok penelitian,

digunakan rumus Mead’s Equation Formula yaitu :37

E = N-B-T

Page 43: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

27

E : Error Component (10-20)

N : Jumlah individu percobaan (sampel) dalam semua kelompok (dikurang 1)

B : Blocking Component (dikurang 1) B=0

T : Jumlah kelompok terapi (dikurang 1)

Dari rumus tersebut didapatkan jumlah N adalah antara 13 – 23. Jumlah N

tersebut kemudian dibagi menjadi 3 kelompok dengan jumlah yang sama,

sehingga jumlah masing-masing sampel tiap kelompok adalah antara 4 – 7.

Namun dalam penelitian ini peneliti tidak menerapkan jumlah sampel berdasarkan

rumus tersebut karena keterbatasan jumlah sampel yang dapat digunakan pada

waktu itu. Dari ketersedian jumlah sampel, maka jumlah sampel yang digunakan

oleh peneliti adalah 2 untuk N, 3 untuk D, dan 3 untuk D+Ss 400 mg.

3.3.1 Kriteria Sampel

3.3.1.1 Kriteria Inklusi

1. Kelompok N (kontrol negatif) : tikus jantan strain Sprague dawley

dengan glukosa darah sewaktu < 250 mg/dL

2. Kelompok D (kontrol positif) dan D+Cc 400 mg : tikus jantan strain

Sprague dawley dengan glukosa darah sewaktu > 250 mg/dL.

3.3.1.2 Kriteria Eksklusi

1. Tikus mati sebelum mendapat perlakuan

2. Tikus jantan strain Sprague dawley yang diinduksi streptozotosin

namun tidak mengalami diabetes yaitu glukosa darah sewaktu <250

mg/dl setelah dilakukan pengukuran selama 3 hari.

E = N – B – T

E = N – 0 – T

≥10 = (N-1) – (T-1)

≥10 = (N-1) – (3-1)

≥10 = N – 1 – 3 + 1

≥10 = N – 3

N ≥ 13

E = N – B – T

E = N – 0 – T

≤20 = (N-1) – (T-1)

≤20 = (N-1) – (3-1)

≤20 = N – 1 – 3 + 1

≤20 = N – 3

N ≤ 23

Page 44: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

28

3.4 Cara Kerja Penelitian

3.4.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitan ini adalah :

1. Kandang tikus

2. Tempat makan dan

minum tikus

3. Perlengkapan

kebersihan

4. Timbangan digital

5. Toples

6. Glukometer merk

Easy Touch

7. Glucotest strip

Easy Touch

8. Silet

9. Alkohol

10. Tissue

11. Minor set

12. Spuit 3cc

13. Tabung EDTA

14. Coolbox

15. Tabung effendorf

16. Sentrifugasi

17. Kulkas -80 C

18. Sarung tangan

19. Neraca analitik

20. Vortex

21. Valcon tube

22. Sonde bengkok dan lurus

23. Spektrofotometer

24. PH meter

25. Mikroskop konfokal

26. Microwave

27. Oven

28. Stirer

29. Sentrifuge

30. Mikropipet

31. Object glass

32. Cover glass

33. Mikrotom

34. Rotamax

35. Waterbath

36. Rak preparat

37. Thermometer

Page 45: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

3.4.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Ekstrak kering kayu manis (Cinnamomum cassia)

2. Sukrosa 10%, ethanol

3. Ether

4. Buffer sitrat

5. Streprozotosin

6. Aquadest

7. Formalin 10%

8. Deionized water

9. Kit TUNEL (TdT-mediated dUTP Nick End.Labelling)

3.4.3 Adaptasi Sampel

Sampel diadaptasi di Animal House selama 14 hari.

3.4.4 Induksi Streptozotosin

Pada hari ke 15 tikus dipuasakan selama ± 16 jam, setelah itu diinduksi

streptozotosin dengan dosis 55 mg/KgBB secara intraperitoneal. Kemudian

tikus diberi makan dan setelah 24 jam tikus diberi sukrosa 10 % dengan

menggunakan sonde agar tikus tidak hipoglikemia. Setelah itu hari ke 15-19

menunggu reaksi streptozotosin. Pada hari ke 19 tikus dicek glukosa darah

sewaktu. Kemudian dipilih tikus yang gula darah sewaktu > 250 mg/dL

untuk dimasukkan dalam kategori D (diabetes).

3.4.5 Pemberian Ekstrak Kayu Manis

Ekstrak kayu manis diberikan pada sebagian tikus diabetes dengan dosis

400 mg/KgBB selama 4 minggu (hari ke 19 sampai 46). Pemberian ekstrak

kayu manis dilakukan secara oral dengan menggunakan alat sonde dengan

frekuensi pemberian satu kali sehari.

3.4.6 Pengukuran Sampel

3.4.6.1 Berat Badan

Pengambilan data berat badan awal tikus dilakukan saat tikus

dinyatakan diabetes, yang gula darah sewaktunya >250 gr/dL.

Kemudian secara terus menerus berat badan tikus diukur selama 4

minggu sejak diberikan ekstrak kayu manis.

Page 46: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

30

3.4.6.2 Glukosa Darah

Pengambilan data glukosa darah sewaktu dilakukan pada hari ke

15, yakni sebelum diberikan streptozotosin. Glukosa darah tikus juga

diukur pada hari ke 19 sebelum tikus diberikan ekstrak dan diulang

seminggu sekali yaitu pada hari 25, 32, dan 39. Darah yang digunakan

menjadi sampel adalah darah perifer di area ekor tikus. Sebelum

diambil darahnya, dilakukan pembiusan dahulu pada tikus dengan

menggunakan ether untuk mengurangi rasa sakit pada tikus. Setelah

tikus terlihat lemas dan tidak sadar, darah diambil dengan menyayat

ujung ekor tikus dengan silet. Setelah itu darah diteteskan pada strip

glucotest yang sudah dipasangkan dengan glucometer dan ditunggu

hasilnya. Kemudian dilakukan pembakaran pada ujung ekor tikus

dengan menggunakan korek api untuk menghentikan perdarahan

sekaligus mencegah infeksi.

3.4.7 Proses Nekropsi

Sebelum tikus dibedah untuk diambil jaringannya, tikus dibius terlebih

dahulu hingga lemas dan tidak sadar dengan menggunakan ether. Tunggu

hingga efek anastesi bekerja, yaitu apabila tikus tidak berespon saat

diberikan rangsang nyeri. Proses pembedahan dilakukan pada bagian

abdominothoracal dan dilakukan nekropsi pada organ jantung. Kemudian

jantung tersebut disimpan dalam tabung eppendorf dan diberi formalin-PBS

10 %.

3.4.8 Blocking

Tahapan blocking adalah proses pembuatan blok preparat dengan paraffin.

Proses ini diperlukan agar jaringan dapat dipotong dengan mikrotom.

Hingga tahap ini langkah-langkah penelitian sudah dilakukan oleh Harahap,

dkk pada tahun 2015, sehingga peneliti tidak melakukan langkah-langkah

tersebut.

3.4.9 Pemotongan Jaringan

Pemotongan jaringan dilakukan dengan menggunakan alat bernama

mikrotom. Pada penelitian ini pemotongan jaringan tidak dilakukan oleh

peneliti karena diperlukan keahlian untuk memperoleh potongan jaringan

yang dapat digunakan sebagai sampel jaringan. Pemotongan diselesaikan

Page 47: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

31

oleh jasa pemotongan jaringan Departememen Histologi Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia (UI).

3.4.10 Tahap Pewarnaan Jaringan

Peneliti melakukan langkah-langkah penelitian dimulai dari tahap ini.

3.4.10.1 Deparafinisasi

Setelah preparat disiapkan, kemudian preparat dicelupkan secara

berurutan kedalam toples yang berisi cairan xylene I, xylene II,

xylene III masing-masing selama 5 menit. Setiap pencelupan, toples

diletakkan diatas Rotamax dengan pengaturan kecepatan ± 125 rpm.

Setiap sebelum diputar dengan Rotamax preparat angkat celup

sebanyak 3 kali terlebih dahulu. Kemudian preparat dicelupkan

secara berurutan kedalam toples yang berisi cairan 100 % ethanol,

100% ethanol, 90% ethanol, 70% ethanol masing-masing selama 5

menit. Setiap pencelupan, toples diletakkan diatas Rotamax dengan

pengaturan kecepatan ± 125 rpm. Setiap sebelum diputar dengan

Rotamax preparat diangkat celup sebanyak 3 kali terlebih dahulu.

Selanjutnya, preparat dicelupkan ke dalam toples berisi DW dan

diletakkan diatas Rotamax selama 2 menit. Setelah itu buang DW

dari toples.

3.4.10.2 Proses Enzimatik

Mengeringkan preparat dan diletakkan secara berjajar diatas alas.

Kemudian meneteskan Proteinase K sebanyak 10-20 µg / ml pada

suhu ruangan dan tunggu selama 15 menit. Setelah itu, preparat

dicelupkan ke dalam toples berisi cairan PBS yang kemudian diputar

diatas Rotamax sebanyak 2 kali dengan PBS yang berbeda masing-

masing selama 10 menit.

3.4.10.3 Proses inaktivasi endogen peroksidase

Meneteskan H2O2 3% pada preparat sampai seluruh permukaan

potongan organ tertutup. Kemudian ditunggu selama 5 menit.

Setelah itu preparat dicelupkan ke dalam toples berisi cairan PBS

yang kemudian diputar selama 10 menit, kemudian cairan PBS nya

dibuang dan diganti dengan cairan PBS yang baru. Setelah itu

preparat diputar diatas Rotamax selama 5 menit.

Page 48: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

32

3.4.10.4 Proses Labeling

Meneteskan Labeling reaction mixture 50µl (berisi 5µl TdT

enzyme dicampurkan dengan 45 µl Labeling safe buffer) pada

masing-masing preparat dan kemudian ditutup dengan cover glass.

Preparat dimasukan kedalam wadah humidified chamber dan dioven

dengan suhu 37o selama 70 menit. Kemudian preparat dikeluarkan

dari oven dan dibuka cover glassnya. Setelah itu, preparat dicelupkan

ke dalam toples berisi cairan PBS yang kemudian diputar diatas

Rotamax sebanyak 2 kali dengan PBS yang berbeda masing-masing

selama 5 menit.

3.4.10.5 Proses reaksi antibodi

Meneteskan anti-FITC HRP conjugate sebanyak 70 µl pada

masing-masing preparat dan kemudian ditutup dengan cover glass.

Preparat dimasukan ke dalam oven dengan suhu 37o selama 30

menit. Kemudian preparat dikeluarkan dari oven dan dibuka cover

glassnya. Setelah itu, preparat dicelupkan ke dalam toples berisi

cairan PBS yang kemudian diputar diatas Rotamax sebanyak 2 kali

dengan PBS yang berbeda masing-masing selama 5 menit

3.4.10.6 Pewarnaan akhir

Memasukan preparat dalam toples berisi DAB dan diletakkan

diatas Rotamax selama 12 menit. Kemudian preparat dicelupkan ke

dalam toples berisi Deionized water yang kemudian diputar diatas

Rotamax sebanyak 2 kali dengan Deionized water yang berbeda

masing-masing selama 5 menit.

3.4.10.7 Proses Counterstaining

Meneteskan methyl green 3% pada masing-masing preparat pada

preparat sampai seluruh permukaan potongan organ tertutup.

Kemudian ditunggu sampai 7 menit. Kemudian preparat dicelupkan

ke dalam toples berisi Deionized water yang kemudian diputar diatas

Rotamax selama 5 menit.

Page 49: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

33

3.4.10.8 Proses dehidrasi preparat

Kemudian preparat diangkat-celupkan sebanyak 3 kali secara

berurutan kedalam toples yang berisi cairan 70 % ethanol, 90%

ethanol, 100% ethanol yang berbeda. Kemudian celupkan satu per

satu preparat kedalam xylene dan langsung dikeringkan.

3.4.10.9 Fiksasi preparat

Setelah preparat kering, kemudian teteskan Entelan diatas

potongan organ preparat sebanyak 1 tetes dan ditutup dengan cover

glass sampai tidak terdapat gelembung udara. Preparat didiamkan

minimal 12 jam.

3.4.11 Foto Jaringan

Preparat diamati dan difoto dengan menggunakan mikroskop Olympus

BX41 dan software Olympus DP2-BSW pada semua lapang pandang

dengan perbesaran 20x.

Page 50: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

34

3.5 Alur Penelitian

Hari 15

Tikus normal yang

diinduksi streptozotosin

GDS<250mg/dL

streptozotosin 55mg/kgBB

Hari 15-19

Menunggu reaksi

streptozotosin

Hari 19

Mengukur GDS

Mengukur BB

Hari 19-46

Kelompok D

GDS>250mg/dL

Tanpa terapi

Hari 20-46

Mengukur BB

Hari 19-46

Kelompok D+Cc

GDS>250mg/dL

Pemberian ekstrak kayu

manis 400 mg/KgBB

Hari 25, 32, 39, dan 46

Mengukur GDS

Hari 15

Kelompok N (normal)

GDS<250mg/dL

Hari 19

Mengukur GDS

Mengukur BB

Hari 1-14 Mengukur GDS

Mengukur BB

Hari 1 Mengukur GDS

Mengukur BB

Hari 47 Sacrifice

Pengambilan organ jantung

Pembuatan preparat

Februari 2016

Pemotongan jaringan dengan

mikrotom

Deparafinisasi

Pewarnaan Preparat

Foto preparat

Blocking

Penempelan jaringan

Pewarnaan dengan kit

TUNEL TAKARA

Tahap yang

dilakukan

oleh peneliti

Page 51: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

35

3.6 Pengolahan data dan Analisa Data

Setelah jaringan preparat sudah difoto di semua lapang pandang, dilakukan

penghitungan jumlah sel apoptosis pada tiap lapang pandang. Kemudian data

diolah secara komputerisasi, yaitu dengan mnggunakan SPSS versi 16. Dalam

pengolahan data ini, peneliti menggunakan uji Oneway Annova karena penelitian

ini termasuk analitik kategorik numerik dan data yang diambil lebih dari 2

kelompok uji. Sebelum data dimasukkan, harus dilakukan uji normalitas data dan

homogenitas terlebih dahulu. Jika hasil uji distribusi menunjukkan data yang

normal dan homogen maka data bisa diuji dengan oneway Annova.

Page 52: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Rachmah dkk. 2015, hasil yang

didapatkan adalah berupa data glukosa darah yang merupakan hasil rata-rata dari

glukosa darah dari hari ke-1, hari ke-7, hari ke-21, dan hari ke-28. Dari data

tersebut peneliti dapat mengamati bagaimana kondisi glukosa darah tikus yang

jantungnya dijadikan preparat untuk melihat indeks apoptosis sel jantung.

4.1.1 Apoptosis Sel Jantung

Dari penelitian ini didapatkan data apoptosis sel yang merupakan jumlah sel

jantung yang mengalami apoptosis, yang ditandai dengan bercak bulat berwarna

kehitaman, yang didapatkan dari organ jantung tikus masing-masing kelompok.

Kelompok pertama adalah kelompok N (normal) sebagai kontrol negatif.

Kelompok kedua adalah kelompok D (diabetes) sebagai kontrol positif. Kelompok

ketiga adalah kelompok D+Cc 400 mg yaitu tikus diabetes karena telah

diinduksi steptozotosin yang kemudian diberikan terapi ekstrak kayumanis dengan

dosis 400 mg/KgBB selama 28 hari. Preparat dari organ jantung tikus tersebut

telah dilakukan pewarnaan dengan menggunakan pewarnaan TUNEL dengan

tujuan memperlihatkan gambaran apoptosis sel secara histologi. Sehingga

didapatkan data apoptosis sel sebagai berikut :

Page 53: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

37

Rat

a-ra

ta P

ers

enta

se A

po

pto

sis

Sel J

antu

ng

(%)

70 * #

60

50

40

30

20

10

0

N D D+Cc400

Grafik 4.1 Rata-rata Presentase Jumlah Apoptosis Sel Jantung pada

masing-masing kelompok penelitian, yaitu N = Normal (n=2), D =

Diabetes (n=3), dan D+Cc400 = (n=3). *P<0,05, untuk Normal

Vs Diabetes, #P<0,05 untuk D Vs D+Cc400.

Grafik diatas menunjukkan bahwa rata-rata persentase apoptosis sel jantung

pada preparat kelompok normal memiliki nilai yang rendah (14,5%). Sedangkan

pada kelompok diabetes, nilai rata-rata persentase apoptosis sel jantung cukup

tinggi yaitu 61%. Namun, pada preparat kelompok D+Cc400 yaitu kelompok

diabetes yang sudah diberikan terapi C. Cassia 400 mg/kgBB rata-rata apoptosis

sel jantung menunjukkan nilai yang cukup rendah yaitu 20,67%. Data tersebut

menggambarkan bahwa nilai rata-rata persentase apoptosis sel jantung pada

kelompok diabetes jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok normal. Hal ini sesuai

dengan teori tentang apoptosis sel jantung yang merupakan salah satu komplikasi

dari penyakit diabetes. Sedangkan rata-rata persentase apoptosis sel jantung pada

kelompok D+Cc400 menunjukkan nilai yang cukup rendah dibandingkan

kelompok diabetes. Nilai rata-rata persentase apoptosis sel jantung dari kelompok

D+Cc400 hampir mendekati kelompok normal, yaitu selisih ±6,2 %.

Page 54: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

38

Untuk memperlihatkan perbedaan nilai rata-rata persentase apoptosis sel

jantung tiap kelompok sampel secara statistik, maka dilakukan uji data dengan

Oneway Annova. Peneliti menggunakan analisis data dengan menggunakan uji

Oneway Annova karena penelitian ini termasuk analitik kategorik numerik dan

data yang diambil lebih dari 2 kelompok uji. Sebelum data diolah, dilakukan uji

normalitas data dan homogenitas terlebih dahulu. Apabila hasil uji distribusi

menunjukkan data yang normal dan homogen maka data dapat diuji dengan

Oneway Annova. Dari uji Oneway Annova didapatkan p-value 0,003, yang

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai yang bermakna pada nilai rata-rata

persentase apoptosis sel jantung antar kelompok sampel (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Hasil analisis Uji Oneway Annova

Kelompok Mean±SD P value

N 0,145±0,035

D 0,61±0,055 0,003

D + Cc 400 0,207±0,052

Ket : SD = Standard deviasi, N = Normal (n=2), D = Diabetes (n=3), D+Cc400

=z Diabetes dengan terapi kayu manis 400 mg/kgBB (n=3).

Setelah dilakukan uji Oneway Annova, dilakukan juga uji analisis Post-hoc

LSD untuk mengidentifikasi perbedaan nilai rata-rata antar dua kelompok.

Tabel 4.2 Hasil analisis Uji Post-hoc LSD

Ket: CI = Confidence Interval, N = Normal (n=2), D = Diabetes (n=3),

D+Cc400 = Diabetes dengan terapi kayu manis 400 mg/kgBB (n=3)

Sampel Perbedaan rata-

rata

CI 95% P value

Minimum Maksimum

N vs D -46,50 -66,60 -26,39 0,002

N vs D+Cc400 -6,167 -26,27 13,94 0,466

D vs D+Cc400 40,33 22,35 58,31 0,002

Page 55: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

39

Hasil uji post-hoc menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

pada nilai rata-rata persentase jumlah apoptosis sel jantung pada sampel normal

dengan sampel diabetes (p value = 0,002), sehingga dapat diartikan bahwa terjadi

peningkatan signifikan apoptosis sel jantung pada sampel diabetes jika

dibandingkan sampel normal. Kemudian perbandingan sampel diabetes dengan

perlakuan kayu manis 400 mg/kgBB (p value = 0,002) menunjukkan penurunan

jumlah apoptosis sel jantung yang signifikan pada sampel kayu manis jika

dibandingkan diabetes. Sedangkan, perbedaan rata-rata persentase jumlah

apoptosis sel jantung pada sampel normal dengan sampel kayu manis 400

mg/kgBB (p value = 0,466) tidak jauh berbeda.

Page 56: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

40

4.2 Gambaran Histologi

Gambar 4.1 Hasil pewarnaan TUNEL perbesaran 20x;

(a) N = Normal (n=2), (b) D = Diabetes (n=3), (c) D+Cc

= Perlakuan kayu manis 400 mg/kgBB (n=3), ( ) sel

apoptosis.

a.

b.

c.

Page 57: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

41

Pemberian STZ sebagai agen diabetogenik pada tikus Sprague Dawley,

telah dibuktikan pada penelitian sebelumnya oleh Rachmah dkk tahun 2015 (tabel

4.1) dengan hasil yang signifikan yang menunjukkan terdapat peningkatan kadar

gula darah tikus menjadi >200 mg/kgBB (p value= 0,014).38 Sehingga dapat

dikatakan bahwa tikus telah mengalami diabetes. Kemudian dalam penelitian ini,

menggambarkan bahwa kondisi hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah

apoptosis sel jantung (Gambar 4.1 dan grafik 4.1). Keadaan hiperglikemia yang

disebabkan oleh kondisi defisiensi insulin dan resistensi insulin di jaringan

menyebabkan tubuh tidak menggunakan glukosa melainkan asam lemak sebagai

sumber ATP. Penggunaan asam lemak yang eksklusif pada orang diabetes

menyebabkan akumulasi asam lemak pada miokard yang kemudian berlanjut

dengan lipotoksisitas. Selain itu, akumulasi tersebut juga menginduksi apoptosis

sel miokard. Disisi lain patofisiologi umum pada diabetes seperti AGEs dan ROS

menyebabkan akumulasi kolagen dalam matriks ekstraseluler. AGEs yang

berikatan dengan reseptornya memicu NADPH oksidase dan menginduksi

produksi peroksida dan ROS yang nantinya akan menyebabkan kerusakan

langsung DNA miosit.8

Pada tahun 2014, Abeer et al melakukan penelitian dengan hasil yang

memperlihatkan adanya peningkatan signifikan jumlah apoptosis sel jantung tikus

Wistar Albino yang diinduksi STZ. Selain itu, penelitian tersebut juga

mengidentifikasi hubungan apoptosis sel jantung dengan peningkatan aktivitas

radikal bebas seperti ROS, yang tergambarkan oleh adanya peningkatan

malonaldialdehyde (MDA) dan penurunan signifikan level dari glutathione (GSH-

PX) pada organ jantung (p <0,001).39

Tabel 4.2 dan 4.3 dan gambaran histologi (Gambar 4.1) menunjukkan

terdapat penurunan jumlah rerata apoptosis sel jantung dapat terlihat pada

perlakuan kayu manis 400 mg/kgBB. Pada penelitian sebelumnya dilaporkan

terdapat penurunan gula darah yang signifkan pada sampel diabetes dengan kayu

manis 400 mg/kgBB (p value = 0,014).38 Selain sifat anti-diabetes, kayu manis

dikenal dengan sifat anti-inflamasi, anti-bakteri, dan antioksidan. Sebuah

penelitian in vitro menyebutkan bahwa kayu manis bermanfaat untuk diabetes

karena kau manis dapat meningkatkan masuknya glukosa ke dalam sel yaitu

Page 58: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

42

dengan meningkatkan fosforilasi reseptor insulin dan translokasi dari GLUT 4 ke

membran plasma. Senyawa yang memiliki fungsi tersebut adalah polifenol.

Aktivitas antioksidan dari polifenol ini terbentuk karena kemampuan ion

fenoksida yang dapat memberikan satu elektronnya ke radikal bebas, misalnya

ROS. Sehingga efek buruk dari radikal bebas pada orang diabetes akan berkurang

dan dapat mencegah dari proses apoptosis sel dari organ-organ penderita diabetes.

Selain itu sebuah studi klinis menunjukkan kemampuan kayu manis yang

memiliki efek menurunkan tingat glukosa postprandial. Dengan demikian kayu

manis dapat disimpulkan sebagai rempah-rempah anti-diabetes yang dapat

mengurangi resiko perburukan dari penyakit diabetes.9

4.3 Keterbatasan Penelitian

Cinnamomum cassia yang digunakan hanya satu dosis saja (400

mg/kgBB) dengan lama pemberian 28 hari sehingga data kurang

bervariasi.

Sampel yang diambil untuk dilakukan pewarnaan TUNEL sangat sedikit

dan tidak memenuhi jumlah sampel yang harus dipakai dalam penelitian

dikarenakan pertimbangan harga kit TUNEL yang sangat mahal dan

ketersediaan preparat yang masih dapat digunakan dalam penelitian.

Tidak adanya kelompok normal yang diberikan perlakuan kayu manis.

Page 59: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

43

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka

peneliti dapat menyimpulkan :

Pemberian ekstrak kayu manis Cinnamomum cassia dengan dosis 400

mg/kgbb/hari yang diberikan selama 28 hari memiliki efek penurunan pada

indeks apoptosis sel jantung tikus diabetes melitus yang bermakna jika

dibandingkan dengan kelompok diabetes tanpa terapi (p-value 0.002).

5.2 Saran

Diperlukan penilitian lebih lanjut tentang efek kayu manis Cinnamomum

cassia dengan membandingkan beberapa dosis, agar dapat ditentukan kadar

terbaik.

Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek kayu manis Cinnamomum

cassia dengan sampel yang lebih banyak agar hasil dapat lebih

menggambarkan efek dari kayu manis Cinnamomum cassia terhadap

apoptosis sel jantung.

Page 60: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

44

BAB VI

KERJASAMA RISET

Riset ini merupakan bagian kerjasama riset mahasiswa dan kelompok riset

diabetes dan regenerasi jantung PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah yang di

biayai oleh Kementrian Agama Republik Indonesia di bawah bimbingan dr. Flori

Ratna Sari, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Ph.D, Sp.PD-KEMD, FINASIM.

Page 61: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

45

DAFTAR PUSTAKA

1. American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes

mellitus. Diabetes Care. 2013 Jan; 36 (suppl 1): S67-S74

2. Kharroubi AT, Darwish HM. Diabetes mellitus: The epidemic of the

century. World J Diabetes. 2015 June 25; 6 (6): 850-867

3. International Diabetes Federation. Annual Report 2014.

4. Mihardja L, Soetrisno U, Soegondo S. Prevalence and clinical profile of

diabetes mellitus in productive aged urban Indonesians. J Diabetes Invest.

2014; 5: 507-512

5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013.

6. World Health Organization. Global report on diabetes. WHO Library

Cataloguing-in-Publication Data. 2016.

7. Sayin N, Kara N, Pekel G. Ocular complications of diabetes mellitus.

World J Diabetes. 2015 February 15; 6 (1): 92-108

8. Trachanas K, Sideris S, Aggeli C, Poulidakis E, Gatzoulis K, Dimitrios T,

Ioannis K. Diabetic Cardiomyopathy: From Pathophysiology to Treatment.

Hellenic J Cardiol 2014; 55: 411-421

9. Sahib AS. Anti-diabetic and anti oxidant effect of cinnamon in poorly

controlled type-2 diabetic Iraqi patients: A ramdomized, placebo-

controlled clinical trial. Journal of Intercultural Ethnopharmacology. 2016

February 21; 5 (Issue 2): 108-113

10. Elobeid MA, Virk P, Siddiqui MI, Omer SA, Amin ME, Hassan Z, et al.

Antihyperglycemic Activity and Body weight effect of Extracts of

Emblica officianalis, Tamarix nilotica, and Cinnamon Plant in Diabetic

Male Rats. Wulfenia Journal. 2013 Nov; 20 (11): 18-31

11. Pandol SJ. Normal Pancreatic Function. American Pancreatic Association.

2015 June 13; ver. 1: 1-13

12. Kitabchi AE. Physiology of Endocrine Pancreas and Pathophysiology of

Diabetes Mellitus. Pathophysiology Course – Endocrine Module. 2009

December 4; 6: 1-48

Page 62: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

46

13. Openstax. Anatomy and Phisiology: Chapter 17 The Endocrine System:

Openstax CNX. 2013

14. Monroy BL, Mejia CF. Biochemistry, Genetics and Molecular Biology:

Chapter 9 Oxidative Stress and Chronic Degenerative Disease – A Role

for Antioxidants: Intech. 2013

15. Muoio DM, Newgard CB. Molecular and metabolic mechanisms of insulin

resistance and β-cell failure in type 2 diabetes. Nature Publishing Group.

2008 January 17; 9: 193-205

16. Ozougwu JC, Obimba KC, Belonwu CD, Unakalamba CB. The

pathogenesis and pathophysiology of type 1 and type 2 diabetes mellitus.

Academics Journals. 2013 September; 4 (4): 46-57

17. Thomassian B. Diabetes Mellitus: Pathophysiology and Clinical

Guidelines. ADA CERP. 2015 December; 7(CEs): 1-74

18. Kohei KAKU. Pathophysiology of Type 2 Diabetes and Its Treatment

Policy. JMAJ. 2010 February; 53 (1): 41-46

19. Baynest HW. Classification, Pathophysiology, Diagnosis and Management

of Diabetes Mellitus. J Diabetes Metab. 2015; 6:5

20. American Diabetes Association. Fact Card for Diabetes Statistics

Scavenger Hunt. Schoolwalk for Diabetes.

21. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.

Diagnosis of Diabetes and Prediabetes. NIH Publication. 2014 June; 14

22. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di

Indonesia. 2006

23. Ndraha S. Diabetes Melitus Tipe 2 dan Tatalaksana Terkini. Departemen

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jakarta.

Medicinus. 2014 Agustus; 27 (2): 9-16

24. Forbes JM, Cooper ME. Mechanisms of Diabetic Complications.

American Physiological Society. 2013; Physiol Rev 93: 137-188

25. Brownlee M. The Pathobiology of Diabetic Complications: A Unifying

Mechanism. Diabetes. 2006 June; 54

26. Giacco F, Brownlee M. Oxidative stress and diabetic complications.

Diabetes Research Center. PMC. 2011 October 29; 107(9): 1058-1070

Page 63: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

47

27. Brownlee M. Biochemistry and molecular cell biology of diabetic

complications. Nature. 2001; 414: 813-820

28. Kementrian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis Diabetes. Pusat Data dan

Informasi Kemertrian kesehatan RI. 2014

29. Fowler MJ. Microvascular and Macrovascular Complications of Diabetes.

Diabetes Foundation. Clinical Diabetes. 2008; 26 (2): 77-82

30. Seferovic PM, Paulus WJ. Clinical diabetic cardiomiopathy: a two faced

diseace with restrictive and dilated phenotypes. University Medical Center.

European Heart Journal. 2015 April 2; 1-13

31. Plantamor. Informasi spesies: Kayu Manis Cinnamomum cassia. Diunduh

dari http://www.plantamor.com/index.php?plant=331 diunduh pada

tanggal 30 Juli 2016 pukul 22.00 WIB

32. Nisa LC. Aktivitas antibakteri kulit kayu manis dengan cara ekstraksi yang

berbeda. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi. 2014

33. Akbarzadeh A, Norouzian D, Mehrabi MR, Jamshidi SH, Farhangi A,

Verdi AA, etc. Induction of diabetes by streptozotocin in rats. Department

of Pilot Biotechnology of Pasteor Institut of Iran. Indian Journal of

Clinical Biochemistry. 2007; 22 (2): 60-64

34. Goud BJ, Dwarakanath V, Chikka BK. Streptozotocin- A Diabetogenic

Agent in Animal Models. International Journal of Pharmacy and

Pharmaceutical Research. Human Journals. 2015 April; 3 (1)

35. Jena Bioscience. In cell biology: Apoptosis (TUNEL assay). diunduh dari

http://www.jenabioscience.com/cms/en/1/catalog/2205_apoptosis_tunel_as

say.html pada tanggal 28 Juli 2016 pada pukul 20.00 WIB

36. Takara Bio. In situ Apoptosis Detection Kit. Diunduh dari

http://www.takara.co.kr/file/manual/pdf/mk500_e_0712.pdf pada tanggal

25 Maret 2016 pukul 23.15 WIB

37. Singh AS, Masuku MB. Sampling techniques and determination of sample

size in applied statistic research: an overview. Int. J. ECM. 2014

38. Harahap RU. Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum cassia) Terhadap

Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Trigliserida pada Tikus Jantan

Page 64: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

48

Strain Sparague dawley yang diinduksi streptozotosin (STZ). Jakarta:UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta;2014

39. Abeer A, Noha S, Hussien. Cardiac apoptosis as a possible cause of

diabetic cardiomyopathy and the protective role of alpha lipoic acid and

Losartanin diabeticrats. International Journal of Advanced Research.

2014;2(11): 325-37

Page 65: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

49

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Determinasi/ Identifikasi Bahan Uji

Gambar 7.1 Hasil Determinasi/ Identifikasi Bahan Uji

Page 66: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

50

Lampiran 2

Surat Keterangan Tikus Sehat

Gambar 7.2 Surat Keterangan Tikus Sehat

Page 67: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

51

Lampiran 3

Gambar Proses Penelitian

Gambar 7.3 Adaptasi tikus Gambar 7.4 Pembiusan

menggunakan ether

Gambar 7.5 Pengukuran

glukosa darah sewaktu Gambar 7.6 Streptozotocin

Page 68: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

52

Gambar 7.7 Natrium sitrat

3,13%

Gambar 7.8 Penimbangan

streptozotocin

Gambar 7.9 Pengukuran pH

buffer sitrat

Gambar 7.10 Pencampuran

buffer sitrat dengan

streptozosin

Page 69: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

53

Gambar 7.11 Pemberian

ekstrak dengan sonde

Gambar 7.12 Sukrosa

Gambar 7.13 Penimbangan

berat badan tikus

Gambar 7.14 Nekropsi

Page 70: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

54

Gambar 7.16

Tip mikropipet

Gambar 7.17 Alat

autoclave

Gambar 7.15 Pengambilan

darah dari vena cava

inferior

Gambar 7.18 Tempat preparat

Page 71: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

55

Gambar 7.19

Pembuatan PBS 1X

Gambar 7.20

Proses pengeringan preparat

Gambar 7.21

Proses pewarnaan dengan

menggunakan kit TUNEL TAKARA

Gambar 7.22

Pemasangan cover glass pada

preparat

Page 72: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

56

Lampiran 4

Perhitungan Dosis

1. Induksi Streptozotocin (STZ)

55 𝑚𝑔

1 𝑘𝑔=

55 𝑚𝑔

1000 𝑔=

5,5 𝑚𝑔

100 𝑔

Rata-rata BB adalah 260 gram. Jika BB tikus 260 gram, STZ yang

dibutuhkan sebanyak :

5,5 𝑚𝑔

100 𝑔=

𝑥

260 𝑔

x = 260 𝑔 𝑥 5,5 𝑚𝑔

100 𝑔

= 14,3 mg/tikus dengan BB 260 gram.

Setiap hari tikus yang disuntik adalah 14 ekor, maka

= 14 ekor x 14,3 mg

= 200,2 mg

STZ akan dimasukkan seminimal mungkin dengan kadar 0,1 mL buffer.

Jika yang dibutuhkan 200,2 mg STZ, maka buffer yang dibutuhkan adalah:

5,5 𝑚𝑔

0,1 𝑚𝐿=

200,2 𝑚𝑔

𝑥

x = 200,2𝑚𝑔 𝑥 0,1 𝑚𝐿

5,5 𝑚𝑔

x = 3,64 mL buffer per 14 tikus

2. Pemberian ekstrak kayu manis

Dosis 400mg/kgBB

400 𝑚𝑔

1 𝑘𝑔=

400 𝑚𝑔

1000 𝑔=

40 𝑚𝑔

100 𝑔

Untuk 20 ekor tikus = 20 x 300 gr (BB) x 40 𝑚𝑔

100 𝑔 = 2400 mg

Dilarutkan dalam aquades steril

10 𝑚𝑔

0,1 𝑚𝐿=

2400 𝑚𝑔

𝑥

x = 2400 𝑚𝑔 𝑥 0,1 𝑚𝐿

10 𝑚𝑔

x = 24 mL

Jadi, untuk melarutkan 2400 mg ekstrak kayu manis dibutuhkan

aquades sebanyak 24 mL.

Page 73: EFEK EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum cassia …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34232/1... · dilakukan menunjukkan adanya perbedaan bermakna dalam ... Cell Apoptotic

57

Lampiran 5

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Salsabila Firdausi

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 26 April 1997

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pisangan Raya RT 03 RW 05 Pisangan No 154 Kel.

Cirendeu, Kec. Ciputat Timur, Tangerang Selatan

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2001-2003 : TK Muslimat Ngingas

2003-2009 : MINU Ngingas

2009-2011 : MTs Unggulan Amanatul Ummah Prog. Akselerasi

2011-2013 : MA Unggulan Amanatul Ummah Prog. Akselerasi

2013-sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta