49
EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS YANG TERBEBANI SUKROSA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Ghozi Dafa Sadit NIM : 178114013 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

(Arachis hypogaea L.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS YANG

TERBEBANI SUKROSA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Ghozi Dafa Sadit

NIM : 178114013

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

ii

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

(Arachis hypogaea L.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS YANG

TERBEBANI SUKROSA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Ghozi Dafa Sadit

NIM : 178114013

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

vi

ABSTRAK

Hiperglikemik adalah suatu kondisi peningkatan kadar glukosa darah

melebihi batas normal yang mengindikasikan penyakit diabetes melitus (DM).

Dewasa ini masyarakat beralih menggunakan obat herbal dari tanaman. Salah satu

tanaman yang memiliki efek antihiperglikemik adalah kacang tanah (Arachis

hypogaea L.). Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antihiperglikemik dan

mengetahui dosis efektif dari pemberian infusa kulit Arachis hypogaea L. pada

mencit yang terbebani sukrosa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

murni rancangan acak lengkap pola searah. Sebanyak 30 ekor mencit terbagi

dalam 6 kelompok secara acak. Kelompok kontrol positif (akarbosa dosis 80

mg/KgBB), kelompok kontrol negatif (aquadest), kelompok gula (sukrosa) dan

kelompok perlakuan dengan dosis infusa kulit Arachis hypogaea L. bertingkat,

yaitu 833,3; 1666,7; 3333,3 mg/KgBB. Sukrosa diberikan 30 menit setelah

perlakuan secara peroral dan dilanjutkan dengan pencuplikan darah di ekor mencit

pada waktu ke-0, 15, 30, 60, 90, dan 120 menit setelah dibebankan sukrosa. Data

kadar gula darah terukur dianalisis secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa infusa kulit kacang tanah dosis 833,3; 1666,7; 3333,3 mg/KgBB memiliki

efek antihiperglikemik dengan persentase penurunan kadar gula darah secara

berturut-turut sebesar 48,69; 51,38; dan 59,39%. Tidak ditemukan dosis efektif

yang mampu memberikan efek antihiperglikemik dari infusa kulit kacang tanah

pada mencit yang terbebani sukrosa.

Kata kunci: antihiperglikemik, infusa, kacang tanah, sukrosa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

vii

ABSTRACT

Hyperglycemic is a condition involves elevation of blood glucose exceeds

the normal limits which indicates Diabetes Melitus (DM) disease. Nowadays,

society uses herbal drug from plants. One of the plant which has the

antihyperglycemic effect is groundnut (Arachis hypogaea L.). This aim of this

study is to examine the antihyperglycemic effect and find out the effective dose

from Arachis hypogaea L. peel infusion in sucrose-induced mice. This study is a

true experimental research with a one way-complete-randomized design. This

study used 30 mice that divided into 6 groups randomly. The positive control

group (acarbose at a dose of 80 mg/KgBW), the negative control group

(aquadest), the sucrose group, and the treatment group was given the 3 different

doses of Arachis hypogaea L. peel infusion, 833,3; 1666,7; 3333,3 mg/KgBW.

After 30 minutes, every groups given the sucrose orally and the blood was drawn

from the mice’s tail vein at 0, 15, 30, 60, 90, and 120 minutes after the

administration of sucrose. The results shows that Arachis hypogaea L. peel

infusion at dose 833,3; 1666,7; 3333,3 mg/KgBW have the % of blood glucose

decrease consecutive at 48,69%; 51,38%; and 59,39%. There is no effective dose

found in this study.

Keywords: antihyperglycemic, infusion, groundnut, sucrose.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................. i

HALAMAN JUDUL ..................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... iv

LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......... v

ABSTRAK. ................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xi

PENDAHULUAN ........................................................................ 1

METODE PENELITIAN .............................................................. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 10

KESIMPULAN ............................................................................. 21

SARAN ......................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 22

LAMPIRAN .................................................................................. 27

BIOGRAFI PENULIS .................................................................. 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

ix

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil skrining fitokimia uji tabung flavonoid,

saponin, dan tanin pada infusa kulit kacang tanah

(Arachis hypogaea L.) ............................................. 11

Tabel II. Hasil Uji KLT Flavonoid Infusa Kulit Kacang

Tanah dengan Fase Gerak Metanol : Air

(13,5 : 10) ................................................................. 12

Tabel III. Hasil Uji KLT Saponin Infusa Kulit Kacang

Tanah dengan Fase Gerak Kloroform : Metanol

(9 : 1) ........................................................................ 12

Tabel IV. Hasil Uji KLT Tanin Infusa Kulit Kacang

Tanah dengan Fase Gerak Metanol : Air

(32,3 : 1) ................................................................... 12

Tabel V. Data Rerata Nilai AUC0-120 dari Masing-Masing

Kelompok ................................................................. 15

Tabel VI. Hasil Uji Post-Hoc Bonferroni AUC0-120 Kadar

Gula Darah Mencit ................................................... 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bercak pengujian KLT (a) flavonoid, (b) saponin,

dan (c) tanin ............................................................. 14

Gambar 2. Kurva Hubungan antara Waktu dengan Rata-Rata

Kadar Gula Darah .................................................... 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance dari Medical and Health

Research Ethnics Comittee (MHREC) Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada ................... 27

Lampiran 2. Surat Pengesahan Determinasi .............................. 28

Lampiran 3. Surat Legalitas Analisis Data oleh Pusat Kajian

CE&BU Fakultas Kedokteran UGM ..................... 30

Lampiran 4. Hasil Pengukuran % Kadar Air Serbuk Kulit

Kacang Tanah ........................................................ 31

Lampiran 5. Kacang Tanah Segar .............................................. 32

Lampiran 6. Serbuk dan Larutan Infusa Kulit Kacang Tanah ... 32

Lampiran 7. Hasil Uji Tabung Fitokimia ................................... 33

Lampiran 8. Hasil Uji KLT ........................................................ 35

Lampiran 9. Perhitungan Dosis Infusa Kulit Arachis hypogaea

L. ............................................................................ 37

Lampiran 10. Pengukuran Kadar Gula Darah Mencit ................. 38

Lampiran 11. Hasil Analisis dengan Uji Shapiro-Wilk, Uji

Levene, Uji One-Way ANOVA dan Uji Post-Hoc

Bonferroni AUC0-120 Kontrol Normal, Kontrol

Sukrosa, Kontrol Akarbosa, dan 3 Kelompok

Perlakuan ............................................................... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

1

PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM) suatu kondisi kronis yang terjadi akibat terjadinya

kenaikan kadar gula dalam darah karena tubuh tidak mampu memproduksi cukup

hormon insulin atau menggunakan hormon insulin dengan efektif. Prevalensi

global dari diabetes pradiabetes pada orang dewasa telah meningkat selama

beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2019, didapatkan jumlah penderita DM di

dunia sebanyak 463 juta jiwa, di mana pada daerah Asia Tenggara didapatkan 88

juta jiwa pengidap penyakit DM. Kasus kematian global yang disebabkan oleh

penyakit DM hingga tahun 2019 diperkirakan telah mencapai 4 juta jiwa dengan

rentang usia 20 hingga 79 tahun. Jumlah penderita DM akan terus meningkat

dengan estimasi mencapai 578 juta jiwa pada tahun 2030 dan 700 juta jiwa pada

tahun 2045 (Williams et al., 2019). Peningkatan prevalensi diabetes disebabkan

karena terjadinya urbanisasi yang begitu cepat dan gaya hidup sedentari (Cho et

al., 2018).

Hiperglikemik adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan

terjadinya peningkatan kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal

(PERKENI, 2015). Hiperglikemik yang tidak terkontrol dapat menyebabkan

kerusakan yang cukup serius pada berbagai organ di dalam tubuh. Komplikasi

dari kondisi ini meliputi penyakit kardiovaskuler, neuropati, nefropati, penyakit

mata yang dapat mengarah pada retinopati dan kebutaan. Komplikasi ini jika tidak

segera diberi penanganan yang tepat dapat meningkatkan risiko kematian yang

(Williams et al., 2019).

Tujuan dari pengobatan diabetes melitus untuk menghindari atau

mencegah terjadinya komplikasi dari diabetes melitus itu sendiri. Penanganan

diabetes melitus tipe 2 dapat dilakukan dengan modifikasi gaya hidup, seperti

diet, berolahraga, dan menjaga berat badan agar tetap ideal. Jika kadar gula darah

pada penderita diabetes melitus tipe 2 tetap tidak terkontrol setelah melakukan

modifikasi gaya hidup, maka diperlukan obat hipoglikemia oral untuk mengontrol

kadar gula darah penderita diabetes melitus (Piero et al., 2012).

Banyak jenis obat hipoglikemia oral yang sering digunakan dalam terapi

diabetes mellitus, antara lain sulfonilurea, glinid, metformin, tiazolidindion,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

2

penghambat alfa-glukosidase, penghambat Dipeptidyl Peptidase-IV (DPP-IV),

dan penghambat Sodium Glucose Co-transporter 2 (SGLT-2). Jenis-jenis obat

hipoglikemia oral tersebut memiliki mekanisme yang berbeda-beda dalam

mengontrol kadar glukosa darah. Dewasa ini masyarakat Indonesia cenderung

kembali menggunakan obat-obatan alami dari tanaman. Pengobatan tradisional

banyak dipilih karena mudah diakses, terjangkau, dan diterima secara budaya oleh

masyarakat luas (Ningsih, 2015). Hal ini menjadi tantangan bagi para ahli untuk

terus mengembangkan agen antidiabetes herbal yang memiliki efek yang sama

dengan agen antidiabetes sintetis (Piero et al., 2012).

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman yang

dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah. Bagian dari tanaman ini

memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah bagian kulit. Penelitian yang telah

dilakukan oleh Sari and Maimunah (2005) mendapati bahwa infusa kulit kacang

tanah mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus yang dibebani glukosa

berkisar 10 sampai 16% dibandingkan dengan kontrol negatif berupa natrium

karboksi metil selulosa (Na CMC). Pada penelitian tersebut, hewan uji berupa

tikus jantan galur Wistar dibebankan glukosa secara oral. Satu jam kemudian,

tikus diberikan sediaan uji berupa infusa kulit kacang tanah dengan dosis

bertingkat. Dilakukan pengambilan darah tikus pada menit ke-0, 30, 60, 120, 180,

240, dan 300 setelah perlakuan. Kadar glukosa dalam darah tikus dianalisis secara

enzimatis dengan metode GOD-PAP dan dilakukan penetapan kadar glukosa

darah tikus secara spektrofotometri untuk mendapatkan data luas daerah di bawah

kurva (LDDK). Kulit kacang tanah mengandung saponin, flavonoid, dan tanin

(Junior et al., 2015; Yadav et al., 2014; Velu et al., 2015). Diketahui saponin,

flavonoid, dan tanin mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah melalui

mekanisme penghambatan enzim α-amilase dan α-glukosidase, sehingga hidrolisis

disakarida dan oligosakarida menjadi monosakarida di dalam usus halus

terganggu. Hal ini yang menyebabkan senyawa-senyawa tersebut berpotensi

menjadi kandidat dalam manajemen hiperglikemia, khususnya hiperglikemia post-

prandial (Barky et al., 2017; Hussain and Marouf, 2013; Kumari and Jain, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

3

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai kulit

kacang tanah, maka peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut terkait efek

antihiperglikemik yang dimiliki oleh kulit Arachis hypogaea L. Penelitian ini

menggunakan metode Uji Toleransi Gula Oral (UTGO) yang dilakukan secara in

vivo pada hewan uji yaitu mencit yang diinduksi sukrosa. Uji toleransi merupakan

uji untuk melihat bagaimana toleransi dari penurunan kadar gula darah pada

pemberian obat uji tertentu (Susilawati et al., 2016). Sukrosa adalah suatu

disakarida yang dihidrolisis oleh enzim sukrase menjadi glukosa dan fruktosa.

Enzim sukrase merupakan enzim yang menyerupai α-glukosidase. Glukosa hasil

hidrolisis akan diabsorbsi oleh usus halus dan diedarkan ke seluruh tubuh

(Anderson, 2003). Sukrosa adalah jenis gula yang sering dikonsumsi sehari-hari

yang ditemukan pada gula putih atau gula tebu dan minuman kemasan (Sandra

and Budiman, 2011). Kulit kacang tanah yang diuji dibuat dalam bentuk sediaan

infusa. Infusa merupakan sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi

simplisia nabati dengan air pada suhu 90ºC selama 15 menit (Direktorat Obat Asli

Indonesia, 2010). Sediaan infusa dipilih karena kandungan senyawa flavonoid,

saponin, dan tanin dapat larut dalam air, sehingga diharapkan senyawa-senyawa

tersebut dalam tersari dalam sediaan infusa (Agustina et al., 2017; Arifin and

Ibrahim, 2018; Sulastri, 2009). Penelitian ini termasuk dalam penelitian efek

antihiperglikemik sediaan infusa dan dekokta kulit Arachis hypogaea L.

Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya, di

mana dalam penelitian ini digunakan sukrosa sebagai agen penginduksi naiknya

kadar gula darah pada hewan uji berupa mencit dengan interval waktu

pengambilan cuplikan darah 15-30 menit selama 2 jam. Digunakan hewan uji

berupa mencit karena mencit mudah didapatkan dan mudah ditangani, murah, dan

banyak penelitian sebelumnya yang berhasil menggunakan hewan uji mencit

(Indrawati et al., 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

4

METODE PENELITIAN

Bahan

Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan galur Swiss dalam

kondisi sehat dengan umur 2-3 bulan, dan berat badan 20-30 gram diperoleh dari

Abadi Jaya, Yogyakarta. Bahan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah

kulit Arachis hypogaea L. yang didapatkan dari satu penjual yang sama di Pasar

Rejowinangun, Magelang. Kacang tanah yang digunakan dipilih berdasarkan

bentuk dan ukuran yang seragam (memiliki 2 biji kacang di dalamnya), sukrosa

sebagai agen penginduksi naiknya gula darah, tablet akarbosa sebagai kontrol

positif, aquadest sebagai pelarut dan kontrol negatif, strip pengukur kadar gula

darah, HCl, serbuk magnesium, FeCl3, metanol, kloroform, baku rutin, baku

saponin, baku asam tanat, amonia, dan Liebermann-Burchard.

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain oven, mesin

penyerbuk, ayakan nomor mesh 40 dan 50, moisture balance, timbangan analitik,

panci enamel, termometer, penangas air, kain flanel, stopwatch, gelas beker, gelas

ukur, labu ukur, erlenmeyer, batang pengaduk, pipet tetes, tabung reaksi, pipet

ukur, glasfirm, spuit, syringe, lanset, corong, glukometer (Accu Check Active),

pisau, talenan, alat silika gel G60 F254, seperangkat alat KLT, dan lampu UV.

Tata Cara Penelitian

Pengumpulan kulit Arachis hypogaea L.

Bahan uji yang digunakan adalah kulit Arachis hypogaea L. dalam

keadaan segar, memiliki bentuk dan ukuran seragam (memiliki 2 biji kacang di

dalamnya), tidak busuk serta sudah terpisah dari bagian kulit ari dan bijinya, yang

akan diperoleh dari satu penjual yang sama di Pasar Rejowinangun, Magelang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

5

Determinasi kulit Arachis hypogaea L.

Determinasi kulit Arachis hypogaea L. dilakukan di Laboratorium Kebun

Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan

menggunakan polong Arachis hypogaea L. utuh lalu dicocokkan dengan ciri-ciri

yang sesuai dengan tanaman Arachis hypogaea L. untuk menyatakan bahwa

spesimen tumbuhan tersebut adalah benar-benar tanaman Arachis hypogaea L.

(Diniatik, 2015).

Pembuatan simplisia dan serbuk kulit Arachis hypogaea L.

Kulit Arachis hypogaea L. yang masih segar dicuci dengan air mengalir

hingga bersih. Kulit akan dipotong terlebih dahulu, kemudian disebarkan pada

tampah bambu di oven dengan suhu 45-50ºC selama 24 jam atau hingga benar-

benar kering dan dapat diserbuk dengan mesin penyerbuk. Serbuk simplisia yang

didapatkan kemudian diayak menggunakan ayakan nomor 40 dan 50 mesh,

Penetapan kadar air pada serbuk kering kulit Arachis hypogaea L.

Penetapan kadar air dari serbuk bertujuan untuk mengetahui serbuk yang

digunakan telah memenuhi persyaratan serbuk. Penetapan kadar air dilakukan

dengan menimbang serbuk kering kulit Arachis hypogaea L. yang sudah diayak,

dimasukkan ke dalam alat moisture balance kemudian diratakan. Dilakukan

pemanasan kemudian secara otomatis % kadar air akan muncul pada alat. Persen

kadar air yang baik untuk simplisia adalah kurang dari atau sama dengan 10%.

Penggunaan moisture balance memiliki beberapa kelebihan, antara lain waktu

pengujian yang cepat (dalam waktu 3-15 menit), cara pengoperasian yang mudah,

serta mengurangi human error saat pengukuran (Kumalasari, 2012).

Pembuatan infusa kulit Arachis hypogaea L

Sediaan infusa dibuat dari serbuk kulit Arachis hypogaea L. dengan

merebus sebanyak 10 gram serbuk kulit Arachis hypogaea L. menggunakan 20

mL aquadest dalam panci infusa sebagai pembasah kemudian ditambahkan

aquadest hingga 100 mL. Dipanaskan pada suhu 90ºC selama 15 menit sambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

6

diaduk sesekali setiap 5 menit lalu diserkai dengan kain flanel selagi panas dan

ditambahkan air secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume sediaan

infusa kulit Arachis hypogaea L. yang dikehendaki, yaitu 100 mL.

Uji kualitatif fitokimia

a. Uji tabung

Uji flavonoid. Sampel infusa sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam

tabung reaksi, ditambahkan dengan serbuk magnesium sebanyak 1 gram

kemudian ditambahkan dengan larutan HCl pekat. Terbentuknya warna kuning

atau merah menunjukkan adanya kandungan flavonoid (Ensamory et al., 2017).

Uji saponin. Sampel infusa sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam

tabung reaksi, ditambahkan 2 mL air panas dan digojok kuat hingga homogen.

Terbentuknya buih yang stabil (buih setinggi 1-10 cm yang bertahan selama 10

menit) dan jika setelah 10 menit dengan penambahan 1 tetes HCl 2 N buih

tidak hilang maka menunjukkan adanya kandungan saponin (Ensamory et al.,

2017).

Uji tanin. Sampel infusa sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung

reaksi, lalu ditambahkan beberapa tetes FeCl3 10%. Bila terbentuk warna biru

tua menunjukkan adanya kandungan tanin (Ensamory et al., 2017).

b. Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Fase diam yang digunakan adalah lempeng silika gel G60 F254 dengan

panjang 10 cm dan lebar 3 cm. Penotolan sampel dilakukan pada lempeng,

dengan jarak 0,5 cm dari sisi bawah lempeng. Sampel yang akan dianalisis

ditotolkan sebanyak 1-3 tetes, lalu dibiarkan mengering. Ketika sudah

mengering, lempeng dimasukkan ke dalam bejana yang sudah berisi fase gerak.

Dalam beberapa menit, larutan fase gerak akan terlihat naik pada lempeng.

Ketika fase gerak berjalan naik hingga tanda batas atas, yaitu 2 cm dari sisi atas

lempeng, lempeng dikeluarkan dari bejana dan dikeringkan. Setelah itu,

diamati secara visibel (kasat mata) dan di bawah sinar UV sebelum dan

sesudah diberi larutan pendeteksi. Jarak bercak dari penotolan sampel diukur

dan dicatat sehingga dihasilkan harga Rf bercak. Penentuan harga Rf nantinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

7

akan dibandingkan dengan Rf standar atau teoretis (Rohmah et al., 2019;

Setiawan et al., 2015).

Uji flavonoid. Fase gerak yang digunakan yaitu metanol : air (13,5 :

10) dengan penampak noda larutan amonia. Reaksi positif ditunjukkan dengan

terbentuknya noda berwarna kuning cokelat setelah diberi larutan penampak

amonia menegakkan adanya kandungan flavonoid (Yuda et al., 2017).

Uji saponin. Fase gerak yang digunakan yaitu kloroform : metanol (9 :

1), dengan penampak noda pereaksi Lieberman Burchard. Reaksi positif

ditunjukkan dengan adanya noda berwarna hijau biru (Yuda et al., 2017).

Uji tanin. Fase gerak yang digunakan yaitu metanol : air (32,3 : 1)

dengan penampak noda FeCl3. Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya noda

berwarna hitam (Setiawan et al., 2015).

Selain itu, dilakukan juga perhitungan parameter karakteristik

kromatografi lapis tipis yaitu faktor retensi (Rf), dengan formula sebagai

berikut:

(Setiawan et al., 2015).

Penetapan dosis infusa kulit Arachis hypogaea L.

Penetapan peringkat dosis infusa kulit Arachis hypogaea L. didasarkan

pada:

a. Bobot tertinggi mencit yaitu 30 gram

b. Volume maksimal pemberian infusa kulit Arachis hypogaea L. secara oral

pada mencit, yaitu 1 mL

c. Konsentrasi infusa kulit Arachis hypogaea L. yang dibuat, yaitu 10%

Dua peringkat dosis di bawah dosis tertinggi didapatkan dengan cara

membagi 2 dari dosis tertinggi yang sudah ditentukan dan didapatkan dosis

tertinggi sebesar 3333,3 mg/KgBB. Melalui perhitungan, didapatkan 3 peringkat

dosis yaitu 833,3; 1666,7; dan 3333,3 mg/KgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

8

Pembuatan larutan sukrosa 12% b/v

Konsentrasi larutan sukrosa ditentukan dengan menggunakan rumus D x

BB = C x V dimana dosis yang digunakan yaitu sebesar 4 g/KgBB, BB

menggunakan rata-rata berat badan normal pada mencit tertinggi yaitu 30 gram,

dan volume maksimal peroral yang dapat diberikan pada mencit yaitu 1 mL. Dari

hasil perhitungan didapatkan konsentrasi sukrosa yang diberikan pada mencit

yaitu 12 gram/100 mL atau 12% b/v.

Pembuatan larutan akarbosa dalam aquadest

Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah akarbosa,

sehingga akarbosa harus mampu memberikan efek antihiperglikemik pada mencit

yang terbebani sukrosa 12%. Larutan akarbosa dibuat dengan dosis 80 mg/KgBB.

Sebanyak 5 tablet akarbosa dengan dosis 50 mg digerus menjadi serbuk, lalu

diambil serbuk sebanyak 240 mg untuk dilarutkan menggunakan sedikit aquadest

di dalam gelas beaker. Serbuk akarbosa yang sudah larut dimasukkan ke dalam

labu ukur 100 mL kemudian ditambahkan aquadest hingga tanda batas dan

digojog hingga homogen.

Penentuan kontrol negatif

Kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades yang

merupakan pelarut dalam pembuatan infusa kulit Arachis hypogaea L. Kontrol

negatif merupakan zat yang tidak memberikan efek antihiperglikemik sehingga

dapat digunakan sebagai pembanding terhadap zat yang diuji.

Penyiapan hewan uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan

dengan galur Swiss sebanyak 30 ekor. Mencit yang digunakan dalam kondisi

sehat, umur 2-3 bulan, dan dengan berat badan 20-30 gram. Hewan uji terlebih

dahulu dipuasakan selama 18 jam tetapi tetap diberikan air minum. Hewan uji

kemudian diadaptasikan di lingkungan tempat penelitian selama 18-24 jam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

9

Perlakuan hewan uji

Pengelompokan hewan uji dilakukan dengan cara membagi 30 mencit ke

dalam 6 kelompok yang terdiri dari 5 hewan uji secara acak setiap kelompoknya,

Kelompok I diberikan akarbosa dengan dosis 80 mg/KgBB sebagai kontrol

positif. Kelompok II diberikan aquades sebagai kontrol negatif. Kelompok III

diberikan larutan sukrosa sebagai kontrol gula. Kelompok IV, V, dan VI diberikan

infusa kulit Arachis hypogaea L. sebagai perlakuan dengan menggunakan 3

peringkat dosis yang berbeda, yaitu 833,3; 1666,7; dan 3333,3 mg/KgBB.

Perlakuan setiap kelompok dilakukan secara peroral pada mencit. Kelompok III,

IV, V, dan VI diberikan larutan sukrosa dengan konsentrasi 12% secara peroral 30

menit setelah perlakuan. Kadar gula darah mencit diukur pada menit ke-0 sebelum

pemberian sukrosa dan pada menit ke-15, 30, 60, 90, dan 120 setelah pemberian

sukrosa. Ayala et al. (2010) menyatakan bahwa protokol metode Uji Toleransi

Glukosa Oral (UTGO) dilakukan dengan pembebanan glukosa pada hewan uji

setelah dipuasakan dengan kadar glukosa darah yang diambil selama rentang 2

jam dengan interval waktu 15 sampai 30 menit. Darah mencit diambil dari ekor

mencit (vena lateralis), dan hasilnya dicek dengan menggunakan alat pengukur

gula darah. Setelah kadar gula darah diperoleh, dibuat grafik nilai kadar gula

darah vs kurva menit ke-0 hingga menit ke-120 menggunakan metode trapesium

(AUC t0-tn) dengan formula sebagai berikut:

𝐴𝑈𝐶 0− =

𝑥 (𝐶0+𝐶1) +

𝑥 (𝐶1+𝐶2) +

𝑥 (𝐶 −1+𝐶 )

Catatan :

t : waktu (menit)

C : kadar gula darah (mg/dL)

𝐴𝑈𝐶 0− = luas daerah di bawah kurva dari waktu ke-0 hingga ke-n

Selain itu, dilakukan perhitungan % Penurunan Kadar Gula Darah

(%PKGD), yang ditentukan dengan formula sebagai berikut:

[ (𝐴𝑈𝐶 𝐴𝑈𝐶

𝐴𝑈𝐶 𝐴𝑈𝐶 )] 𝑥

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

10

Analisis Statistik

Hasil data gula darah dari formula AUC t0-tn dianalisis secara statistik

dengan uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas data. Apabila data

terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Levene Test untuk melihat

varian data. Apabila data memiliki varian yang sama, maka analisis statistik

dilanjutkan dengan uji One-Way ANOVA untuk melihat perbedaan antar

kelompok yang kemudian dilanjutkan dengan uji Post-Hoc Bonferroni. Apabila

data memiliki varian yang berbeda, maka dilanjutkan dengan uji Post-Hoc

Tamhane’s. Jika hasil akhir didapatkan nilai p<0,05, maka terdapat perbedaan

rerata yang bermakna antara 2 kelompok data, dan jika hasil akhir didapatkan nilai

p>0,05, maka terdapat perbedaan rerata yang tidak bermakna antara 2 kelompok

data (Dahlan, 2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek

antihiperglikemik yang dihasilkan dari pemberian sediaan infusa kulit kacang

tanah. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik, Fakultas

Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dengan nomor referensi

KE/FK/0838/EC/2020.

Telah dilakukan determinasi pada kulit kacang tanah segar yang telah

dikumpulkan. Determinasi dilakukan di Laboratorium Kebun Tanaman Obat

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil determinasi

dengan nomor referensi 622/LKTO/Far-USD/XII/2020 menyatakan bahwa

spesimen tumbuhan yang digunakan pada penelitian adalah benar-benar kulit

kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

Kulit kacang tanah yang telah kering kemudian diserbuk, diayak, dan

diukur % kadar airnya menggunakan instrumen Moisture Balance. Tujuan dari

penetapan kadar air adalah untuk mengetahui besarnya kandungan air di dalam

simplisia, hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya kontaminasi dalam

simplisia tersebut. Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air ≤ 10%,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

11

sehingga dapat memperpanjang daya tahan simplisia dalam proses penyimpanan

(Handayani, Wirasutisna, and Insanu, 2017). Moisture Balance dipilih karena

memiliki beberapa kelebihan, antara lain waktu pengujian yang cepat (dalam

waktu 3-15 menit), cara pengoperasian yang mudah, serta mengurangi human

error saat pengukuran (Kumalasari, 2012). Serbuk kulit kacang tanah yang telah

dibuat memiliki % kadar air sebesar 9,293%. Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan bahwa serbuk kulit kacang tanah yang dibuat sudah sesuai dengan

persyaratan kadar air yang baik, yaitu ≤ 10% (Direktorat Obat Asli Indonesia,

2010).

Skrining fitokimia yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain uji

tabung dan uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Tujuan dilakukan skrining

fitokimia adalah untuk mengetahui keberadaan kandungan metabolit sekunder

yang terdapat di dalam sediaan infusa kulit kacang tanah. Uji Kromatografi Lapis

Tipis (KLT) merupakan uji yang dilakukan untuk menegaskan hasil uji tabung

(Kumalasari and Sulistyani, 2011). Skrining fitokimia yang dilakukan pada

penelitian ini meliputi senyawa flavonoid, saponin, dan tanin. Hasil skrining

fitokimia yang didapatkan dari uji tabung yang telah dilakukan adalah sebagai

berikut:

Tabel I. Hasil skrining fitokimia uji tabung flavonoid, saponin, dan tanin

pada infusa kulit kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

Metabolit

Sekunder

Pengujian Hasil Kesimpulan

Flavonoid 1 mL sediaan + 1

gram serbuk

magnesium +

beberapa tetes

larutan HCl pekat

Perubahan warna menjadi

kemerahan

(+)

Saponin 1 mL sediaan + 2

mL air panas dan

digojog kuat

Terbentuknya busa stabil

setinggi 3 cm selama

beberapa menit dan busa

tidak hilang setelah diberi

HCl 2 N

(+)

Tanin 1 mL sediaan +

beberapa tetes FeCl3

10%

Perubahan warna menjadi

biru tua

(+)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

12

Berdasarkan hasil uji tabung pada Tabel I, dapat disimpulkan bahwa

sediaan infusa kulit kacang tanah yang dibuat memiliki kandungan metabolit

sekunder flavonoid, saponin, dan tanin.

Tabel II. Hasil Uji KLT Flavonoid Infusa Kulit Kacang Tanah dengan Fase

Gerak Metanol : Air (13,5 : 10)

Bercak Deteksi sebelum diuap

amonia

Deteksi setelah diuap

amonia

Rf Hasil

Visibel UV254 Visibel UV254

Rutin Kuning Kuning Cokelat Cokelat 0,95 (+)

Infusa

Kulit

Kacang

Tanah

Cokelat Cokelat Cokelat Cokelat 0,71 (+)

Tabel III. Hasil Uji KLT Saponin Infusa Kulit Kacang Tanah dengan Fase

Gerak Kloroform : Metanol (9 : 1)

Bercak Deteksi sebelum

disemprot Lieberman

Burchard

Deteksi setelah

disemprot Lieberman

Burchard

Rf Hasil

Visibel UV254 Visibel UV254

Saponin Tidak

tampak

Tidak

tampak

Tidak

tampak

Tidak

tampak

- -

Infusa

Kulit

Kacang

Tanah

Cokelat Cokelat Biru Biru 0,16 -

Tabel IV. Hasil Uji KLT Tanin Infusa Kulit Kacang Tanah dengan Fase

Gerak Metanol : Air (32,3 : 1)

Bercak Deteksi sebelum

disemprot FeCl3

Deteksi setelah

disemprot FeCl3

Rf Hasil

Visibel UV254 Visibel UV254

Asam

tanat

Jingga Tidak

tampak

Cokelat Cokelat - -

Infusa

Kulit

Kacang

Tanah

Cokelat Cokelat Cokelat Cokelat 0,16 -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

13

Skrining fitokimia dilanjutkan dengan pengujian Kromatografi Lapis

Tipis (KLT) dengan menggunakan baku pembanding dan deteksi di bawah lampu

UV 254 nm. Pada pengujian Kromatografi Lapis Tipis (KLT) senyawa flavonoid,

digunakan rutin sebagai baku pembanding. Rutin merupakan glikosida kuersetin

dengan disakarida yang terdiri dari glukosa dan rhamnosa. Larutan standar rutin

digunakan sebagai pembanding karena rutin merupakan flavonoid yang paling

sering ditemukan dalam tanaman dalam bentuk glikosida seperti kuersetin-3-

rutinosida (Azizah et al., 2020). Hasil yang didapatkan berupa nilai Rf, dimana

nilai Rf rutin adalah 0,95 cm, sedangkan nilai Rf infusa kulit kacang tanah adalah

0,71 cm. Pada pengujian tabung flavonoid, didapatkan hasil (+) karena terjadi

perubahan warna dari coklat tua menjadi kemerahan. Dari kedua pengujian

tersebut, belum dapat dipastikan bahwa infusa kulit kacang tanah mengandung

senyawa flavonoid. Perlu dilakukan kembali pengujian flavonoid menggunakan

komposisi pelarut lain dan baku senyawa flavonoid lain untuk dapat menegaskan

kandungan flavonoid yang terkandung di dalam infusa kulit kacang tanah.

Skrining fitokimia KLT yang dilakukan pada senyawa saponin

menggunakan baku saponin sebagai pembanding. Nilai Rf yang didapatkan dari

infusa kulit kacang tanah adalah 0,16, tetapi tidak ditemukan bercak pada baku

saponin yang digunakan. Pada pengujian tabung saponin, didapatkan hasil (+)

yang ditandai dengan adanya busa stabil setinggi 3 cm dan busa tidak hilang

setelah diberikan HCl 2 N. Berdasarkan hasil tersebut, belum dapat dipastikan

bahwa di dalam infusa kulit kacang tanah terkandung saponin. Oleh karena itu

perlu dilakukan kembali optimasi terkait penggunaan fase gerak yang sesuai untuk

dapat mengelusi senyawa saponin.

Pada pengujian KLT senyawa tanin, digunakan baku asam tanat sebagai

pembanding. Nilai Rf yang didapatkan dari infusa kulit kacang tanah adalah 0,8

dan nilai Rf yang didapatkan dari baku pembanding asam tanat adalah 0,87.

Peninjauan dari hasil Rf infusa kulit kacang tanah mendekati hasil Rf dari baku

pembanding tanin, yang menandakan bahwa infusa kulit kacang tanah diduga

memiliki kandungan tanin. Hal ini juga diperkuat dengan hasil uji tabung tanin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

14

infusa kulit kacang tanah, dimana dengan adanya penambahan beberapa tetes

FeCl3 10% terjadi perubahan warna menjadi biru tua.

Gambar 1. Bercak pengujian KLT (a) flavonoid, (b) saponin, dan (c) tanin.

Penelitian ini menggunakan metode Uji Toleransi Gula Oral (UTGO).

Prinsip dari metode UTGO adalah dengan memuasakan hewan uji semalaman

(±18 jam) namun tetap diberi minum agar gula darah stabil dan tidak terdapat

perubahan kadar gula darah karena asupan makanan (Nugrahani, 2012), kemudian

hewan uji akan dibebankan gula 30 menit setelah pemberian substansi

antidiabetes. Gula yang digunakan pada penelitian ini adalah sukrosa. Sukrosa

merupakan suatu disakarida yang dihidrolisis oleh enzim sukrase menjadi glukosa

dan fruktosa. Enzim sukrase merupakan enzim yang menyerupai enzim α-

glukosidase. Glukosa hasil hidrolisis akan diabsorbsi oleh usus halus dan

diedarkan ke seluruh tubuh, dimana dalam waktu 30 menit setelah pemberian,

sukrosa dapat meningkatkan kadar gula darah (Anderson, 2003; Srujana et al.,

2019). Dosis sukrosa yang digunakan untuk menginduksi kenaikan gula darah

hewan uji mengacu pada penelitian Gunawan-Puteri et al. (2018), yaitu 4

g/KgBB.

(a) (b) (c)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

15

Gambar 2. Kurva Hubungan antara Waktu dengan Rata-Rata Kadar Gula

Darah

Gambar 2. menunjukkan profil kenaikan kadar gula darah pada masing-

masing kelompok sebelum dan sesudah perlakuan. Kelompok kontrol sukrosa

mengalami kenaikan kadar gula darah 2 kali lipat pada 15 menit pertama, yang

kemudian berangsur-angsur menurun pada menit selanjutnya. Kadar gula darah

yang terukur pada masing-masing kelompok dilakukan perhitungan nilai Area

Under Curve (AUC) dari menit ke-0 sampai menit ke-120 dengan metode

trapezoid.

Tabel V. Data Rerata Nilai AUC0-120 dari Masing-Masing Kelompok

Kelompok Perlakuan Rerata AUC

(mg.menit/dL) ± SD

%PKGD

Kontrol Negatif 9637,5 ± 1276,81 -

Kontrol Sukrosa 22173 ± 1114,6 -

Kontrol Akarbosa + sukrosa 11781 ± 610,81 82,9

IKKT 833,3 mg/KgBB + sukrosa 16069,5 ± 1608,96 48,69

IKKT 1666,7 mg/KgBB + sukrosa 15732 ± 1305,02 51,38

IKKT 3333,3 mg/KgBB + sukrosa 14728,5 ± 1657,964 59,39

Keterangan:

SD : Standar deviasi

%PKGD : % Penurunan kadar gula darah

IKKT : Infusa kulit kacang tanah

0

50

100

150

200

250

0 15 30 60 90 120

Rat

a-ra

ta k

adar

gula

dar

ah (

mg/d

L)

Waktu (menit)

Waktu vs Rata-Rata Kadar Gula Darah

Kontrol Negatif

Kontrol Sukrosa

Kontrol Akarbosa +sukrosa

IKKT 833,34 mg/kgBB +sukrosa

IKKT 1666,67 mg/kgBB +sukrosa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

16

Tabel VI. Hasil Uji Post-Hoc Bonferroni AUC0-120 Kadar Gula Darah Mencit

Kontrol

Negatif

Kontrol

Sukrosa

Kontrol

Akarbosa

+ sukrosa

IKKT

833,3

mg/KgBB

+ sukrosa

IKKT

1666,7

mg/KgBB

+ sukrosa

IKKT

3333,3

mg/KgBB

+ sukrosa

Kontrol

Negatif

BB BTB BB BB BB

Kontrol

Sukrosa

BB BB BB BB BB

Kontrol

Akarbosa

+ sukrosa

BTB BB BB BB BB

IKKT

833,3

mg/KgBB

+ sukrosa

BB BB BB BTB BTB

IKKT

1666,7

mg/KgBB

+ sukrosa

BB BB BB BTB BTB

IKKT

3333,3

mg/KgBB

+ sukrosa

BB BB BB BTB BTB

Keterangan:

BB : Berbeda bermakna (p<0,05)

BTB : Berbeda tidak bermakna (p>0,05)

IKKT : Infusa kulit kacang tanah

Kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aquadest.

Aquadest digunakan sebagai pelarut dari perlakuan yang digunakan pada

penelitian ini, antara lain pelarut sukrosa, akarbosa, dan sediaan infusa.

Berdasarkan pada Tabel V. rerata AUC0-120 kelompok kontrol negatif (aquadest)

didapatkan AUC sebesar 9637,5 mg.menit/dL ± 1276,81. Pada Gambar 2. juga

dapat dilihat bahwa kadar gula darah mencit kelompok kontrol negatif relatif

konstan dari menit ke-0 hingga menit ke-120. Hasil ini menunjukkan bahwa

penggunaan aquadest tidak mempengaruhi hasil pengukuran kadar gula darah

hewan uji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

17

Sukrosa digunakan sebagai agen penginduksi kenaikan kadar gula darah

hewan uji. Berdasarkan pada Tabel V. rerata AUC0-120 kelompok kontrol sukrosa

didapatkan AUC sebesar 22173 mg.menit/dL dengan SD ± 1114,6. Hasil analisis

statistik dari AUC0-120 pada Tabel VI. menunjukkan bahwa kelompok kontrol

sukrosa berbeda bermakna terhadap kontrol negatif (aquadest). Hasil tersebut

menunjukkan bahwa sukrosa dapat meningkatkan kadar gula darah hewan uji

yang terlihat pada menit ke-15, dimana kelompok kontrol sukrosa mengalami

kenaikan kadar gula darah yang signifikan jika dibandingkan dengan kontrol

negatif yang kemudian pada menit ke-30 hingga menit ke-120 berangsur-angsur

mengalami penurunan.

Akarbosa digunakan dalam penelitian ini sebagai kontrol positif karena

terbukti mampu menurunkan kadar gula darah. Berdasarkan pada Tabel V. rerata

AUC0-120 kelompok kontrol akarbosa didapatkan AUC sebesar 11781

mg.menit/dL dengan SD ± 610,81. Secara statistik, jika kelompok kontrol

akarbosa dibandingkan dengan kontrol sukrosa didapatkan hasil berbeda

bermakna dan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif menunjukkan

hasil berbeda tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa akarbosa dapat

menurunkan kadar gula darah serta dapat menurunkan kadar gula darah setara

dengan keadaan normal pada hewan uji.

Perlakuan infusa kulit kacang tanah dilakukan dengan

mengadministrasikan sediaan yang terbagi menjadi 3 peringkat dosis secara

berturut-turut, yaitu dosis tinggi (3333,3 mg/KgBB), dosis sedang (1666,7

mg/KgBB), dan dosis rendah (833,3 mg/KgBB). Tujuan dari dilakukannya

kelompok perlakuan ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan efek

antihiperglikemik dari sediaan yang dibuat.

Berdasarkan pada Tabel V. rerata AUC0-120 serta %PKGD dari infusa

kulit kacang tanah dosis rendah (833,3 mg/KgBB) didapatkan hasil AUC sebesar

16069,5 mg.menit/dL ± 1608,96 dengan %PKGD sebesar 48,69%. Jika hasil

tersebut dibandingkan secara statistik terhadap kelompok kontrol sukrosa,

didapatkan nilai p=0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

bermakna antara kelompok perlakuan infusa kulit kacang tanah dosis rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

18

terhadap kelompok kontrol sukrosa. Apabila hasil dibandingkan secara statistik

dengan kelompok kontrol negatif, didapatkan nilai p=0,000 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan infusa kulit

kacang tanah dosis rendah terhadap kelompok kontrol negatif. Dari hasil tersebut,

dapat disimpulkan bahwa infusa kulit kacang tanah dosis rendah dapat

memberikan efek antihiperglikemik pada hewan uji yang terbebani sukrosa, tetapi

belum mampu memberikan efek antihiperglikemik yang setara dengan kondisi

normal. Apabila rerata AUC0-120 tersebut dibandingkan secara statistik dengan

kelompok kontrol akarbosa, didapatkan nilai p=0,000, menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan infusa kulit kacang

tanah dosis rendah terhadap kelompok kontrol akarbosa. Ini berarti kemampuan

penurunan kadar gula darah dari infusa kulit kacang tanah dosis rendah belum

setara dengan akarbosa.

Pada kelompok infusa kulit kacang tanah dosis sedang (1666,7

mg/KgBB) didapatkan rerata AUC0-120 serta %PKGD berturut-turut sebesar 15732

mg.menit/dL ± 1305,02 dengan %PKGD sebesar 51,38%. Secara statistik,

kelompok infusa kulit kacang tanah dosis sedang menunjukkan perbedaan yang

bermakna terhadap kelompok kontrol sukrosa dan kelompok kontrol negatif,

dengan nilai p masing-masing 0,000. Jika ditarik kesimpulan, infusa kulit kacang

tanah dosis sedang dapat memberikan efek antihiperglikemik pada hewan uji yang

terbebani sukrosa, tetapi belum mampu memberikan efek antihiperglikemik yang

setara dengan kondisi normal. Apabila rerata AUC0-120 kelompok ini

dibandingkan dengan kelompok kontrol akarbosa, didapatkan nilai p=0,001,

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok ini

dengan kelompok kontrol akarbosa, yang menandakan bahwa efek penurunan

kadar gula darah yang dihasilkan dari infusa kulit kacang tanah dosis sedang

belum setara dengan efek yang dihasilkan dari akarbosa dalam menurunkan kadar

gula darah.

Nilai rerata AUC0-120 dari infusa kulit kacang tanah dosis tinggi (3333,3

mg/KgBB) didapatkan hasil AUC sebesar 14728,5 mg.menit/dL ± 1657,64

dengan %PKGD sebesar 59,39%. Secara statistik, kelompok ini jika dibandingkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

19

terhadap kelompok kontrol sukrosa dan kelompok kontrol negatif, didapatkan

nilai p=0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara

kelompok perlakuan infusa kulit kacang tanah dosis tinggi terhadap kelompok

kontrol sukrosa dan kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa infusa

kulit kacang tanah dosis tinggi dapat memberikan efek antihiperglikemik pada

hewan uji yang terbebani sukrosa, tetapi belum mampu memberikan efek

antihiperglikemik yang setara dengan kondisi normal. Jika hasil rerata AUC0-120

kelompok ini dibandingkan secara statistik dengan kelompok kontrol akarbosa,

didapatkan nilai p=0,024, yang mana memberikan perbedaan tidak bermakna,

oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa infusa kulit kacang tanah dosis tinggi

memiliki efek antihiperglikemik lebih rendah dibandingkan dengan efek

antihiperglikemik yang dihasilkan oleh akarbosa.

Perlakuan 3 peringkat dosis yang berbeda akan dibandingkan satu sama

lain untuk mengetahui apakah ada perbedaan efek antihiperglikemik dari ke-3

dosis infusa kulit kacang tanah. Berdasarkan pada analisis statistik, jika infusa

kulit kacang tanah dosis rendah dibandingkan dengan infusa kulit kacang tanah

dosis sedang didapatkan nilai p=1,000 dan jika dibandingkan dengan infusa kulit

kacang tanah dosis tinggi didapatkan nilai p=1,000. Dari hasil analisis statistik

tersebut, infusa kulit kacang tanah dosis rendah memberikan perbedaan yang tidak

bermakna secara statistik jika dibandingkan dengan infusa kulit kacang tanah

dosis sedang dan dosis tinggi. Hasil rerata AUC0-120 yang didapatkan dari infusa

kulit kacang tanah dosis sedang apabila dibandingkan secara statistik dengan

infusa kulit kacang tanah dosis tinggi didapatkan nilai p=1,000, yang menandakan

bahwa infusa kulit kacang tanah dosis sedang memberikan perbedaan yang tidak

bermakna secara statistik jika dibandingkan dengan infusa kulit kacang tanah

dosis tinggi. Hasil penelitian Sari and Maimunah (2005) menunjukkan bahwa ke-

3 peringkat dosis infusa kulit kacang tanah (1,5 g/KgBB, 3 g/KgBB, dan 6

g/KgBB) memberikan perbedaan tidak bermakna secara statistik satu sama lain.

Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara peningkatan

dosis terhadap efek antihiperglikemik yang ditimbulkan dari pemberian infusa

kulit kacang tanah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

20

Dosis efektif adalah dosis perlakuan yang memberikan penurunan kadar

glukosa darah yang memberikan perbedaan bermakna terhadap kontrol gula dan

perbedaan tidak bermakna terhadap kontrol normal. Secara statistik, ke-3

peringkat dosis infusa kulit kacang tanah menunjukkan perbedaan bermakna

terhadap kontrol negatif (aquadest). Jika dibandingkan dengan penelitian Sari and

Maimunah (2005), ke-3 peringkat dosis infusa kulit kacang tanah (1,5 g/KgBB, 3

g/KgBB, dan 6 g/KgBB) juga memberikan perbedaan bermakna terhadap kontrol

negatif. Dari hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ke-3 peringkat dosis

infusa kulit kacang tanah mampu memberikan efek antihiperglikemik akan tetapi

efek yang dihasilkan belum setara dengan keadaan normal, sehingga tidak

ditemukan dosis efektif dalam penelitian ini.

Penapisan fitokimia yang telah dilakukan pada penelitian ini

menunjukkan bahwa infusa kulit kacang tanah kemungkinan mengandung

senyawa flavonoid, saponin, dan tanin. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Velu et al. (2015) dan AL-Azawi and Salih (2019) menunjukkan

bahwa ekstrak air dari kulit kacang tanah mengandung senyawa flavonoid,

saponin dan tanin. Flavonoid, saponin, dan tanin memiliki mekanisme dalam

menurunkan kadar gula darah dengan penghambatan enzim α-amilase dan α-

glukosidase, sehingga hidrolisis disakarida dan oligosakarida menjadi

monosakarida di dalam usus halus terganggu, oleh karena itu senyawa-senyawa

ini berpotensi menjadi kandidat dalam manajemen hiperglikemia, khususnya

hiperglikemia post-prandial (Barky et al., 2017; Hussain and Marouf, 2013;

Kumari and Jain, 2012). Flavonoid, saponin, dan tanin dalam sediaan infusa kulit

kacang tanah diduga memiliki aktivitas antihiperglikemik. Pada penelitian ini

belum dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai senyawa flavonoid, saponin,

dan tanin spesifik serta kadar senyawa aktif di dalam sediaan infusa kulit kacang

tanah, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait kadar senyawa aktif

dan senyawa spesifik yang terkandung di dalam kulit kacang tanah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

21

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infusa kulit kacang tanah

memiliki aktivitas antihiperglikemik pada mencit jantan galur Swiss yang

terbebani sukrosa, dengan persentase penurunan kadar gula darah dosis rendah

(833,3 mg/KgBB), dosis sedang (1666,7 mg/KgBB), dan dosis tinggi (3333,3

mg/KgBB) secara berturut-turut 48,69; 51,38; dan 59,39. Dalam penelitian ini,

tidak ditemukan dosis efektif yang mampu memberikan efek antihiperglikemik

berbeda tidak bermakna terhadap keadaan normal.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar dan

kandungan senyawa spesifik di dalam kulit kacang tanah yang bertanggung jawab

dalam memberikan efek antihiperglikemik serta metode ekstraksi lain untuk

mengetahui keefektifan antihiperglikemik dari kulit kacang tanah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

22

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, W., Nurhamidah, and Handayani, D., 2017. Skrining Fitokimia dan

Aktivitas Antioksidan Beberapa Fraksi Dari Kulit Batang Jarak

(Ricinus communis L.). ALOTROP Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia.

1(2), 117-122.

AL-Azawi, A. H., and Salih, H. H., 2019. Pancreatic Protective and Therapeutic

Effect of Arachis hypogaea Skin Extracts Against Carbon Tetrachloride

(CCl4) in Mice. International Research Journal of Pharmacy. 10(4).

36-42.

Anderson, G. H., 2003. Encyclopedia of Food Sciences and Nutrition. Academic

Press, USA, pp. 5461-5465.

Arifin, B., and Ibrahim, S., 2018. Struktur, Bioaktivitas, dan Antioksidan

Flavonoid. Jurnal Zarah. 6(1), 21-29.

Atmojo, R. D., Arifian, H., Ibrahim, A., and Rusli, R., 2016. Aktivitas Penurunan

Gula Darah Kombinasi Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosipon

aristatus) dan Ekstrak Daun Insulin (Tithonia diversivolia) Terhadap

Mencit (Mus musculus). Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian. 4,

275-279.

Ayala, J. E., et al., 2010. Standard operating procedures for describing and

performing metabolic tests of glucose homeostasis in mice. Dis Model

Mech. 3(9-10). 525-534.

Azizah, Z., et al., 2020. Penetapan Kadar Flavonoid Rutin pada Daun Ubi Kayu

(Manihot Esculenta Crantz) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak.

Jurnal Farmasi Higea. 12(1). 90-98.

Balakhrisna, T., Vidyadhara, S., Sasidhar, R. L. C., Ruchitha, B., and Prathyusha,

E. V., 2016. A Review On Extraction Techniques. Indo American

Journal of Pharmaceutical Sciences. 3(8). 880-891.

Baynest, H. W., 2015. Classification, Pathophysiology, Diagnosis, and

Management of Diabetes Mellitus. J Diabetes Metab. 6(5), 1-9.

Barky, A. R. E., et al., 2017. Saponins and their potential role in diabetes mellitus.

Diabetes Management. 7(1). 148-158.

CABI, 2020. Arachis hypogaea (groundnut).

https://www.cabi.org/isc/datasheet/6932#toPictures, diakses pada

tanggal 8 Januari 2020.

Cho, N. H., Shaw, J. E., Karuranga, S., Huang, Y., da Rocha Fernandes, J. D.,

Ohlrogge, A. W., and Malanda, B., 2018. IDF Diabetes Atlas: Global

estimates of diabetes prevalence for 2017 and projections for 2045.

Diabetes Research and Clinical Practice. 138(2018), 272.

Chukwumah, Y., Walker, L. T., and Verghese, M., 2009. Peanut Skin Color: A

Biomarker for Total Polyphenolic Content and Antioxidative Capacities

of Peanut Cultivars. International Journal of Molecular Sciences.

10(11), 4941-4952.

Dahlan, M. S., 2014. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemda

Medika, Jakarta, pp. 53-54.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

23

Diniatik, 2015. Penentuan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanolik Daun Kepel

(Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook f. & Th.) Dengan Metode

Spektrofotometri. Kartika-Jurnal Ilmiah Farmasi. 3(1). 1-5.

Direktorat Obat Asli Indonesia, 2010. Acuan Sediaan Herbal Volume 5. Badan

Pengawas Obat dan Makanan RI, Jakarta, pp. 3.

Elsorady, M. E. I., and Ali, S. E., 2018. Antioxidant activity of roasted and

unroasted peanut skin extracts. International Food Research Journal.

25(1), 43-50.

Ensamory, M. L., Rahmawati, and Rousdy D. W., 2017. Aktivitas Antijamur

Infusa Kulit Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis) Terhadap Aspergillus

niger EMP1 U2. Jurnal Labora Medika. 1(2), 6-13.

GBIF, 2006. Arachis hypogaea L., https://www.gbif.org/occurrence/1290985500.

Diakses pada tanggal 8 Januari 2020.

Gregory, J. M., Moore, D. J., and Simmons, J. H., 2013. Type 1 Diabetes

Mellitus. Pediatrics in Review. 34(5), 203-214.

Gunawan-Puteri, M. D. P. T., Rustandi, F., and Hendra, P., 2018. Aktivitas In

Vitro dan In Vivo Anti Hiperglikemia Dari Ekstrak Air Serai

(Cymbopogon citratus) yang Dikeringkan Dengan Metode Spray-

Drying. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas. 15(2). 55-61.

Handayani, S., Wirasutisna, K. R., and Insanu, M., 2017. Penapisan Fitokimia dan

Karakterisasi Simplisia Daun Jambu Mawar (Syzygium jambos Alston).

JF FIK UINAM. 5(3). 174-183.

Hanuraga, R. A., Agustina, N., Utan, A. N. S., and Hidayati, N., 2013. Kajian

Aktivitas Infusa Daun Mimba (Azadirachta indica JUSS.) Sebagai Obat

Herbal Pereda Osteoarthritis. Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi

Indonesia. 2(1), 6-11.

Hartanti, D., Djalil, A. D., Yulianingsih, N., and Hamad, A., 2019. The Effect of

Infusion of Syzygium polyanthun (Wight) Walp. Leaves as Natural

Preservatives Chicken Meats. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 9(1). 19-

27.

Haryoto, Yuliati, K. S., and Wahyuningtyas, N., 2010. Efek Antiinflamasi Ekstrak

Etanol Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Tikus Putih

Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Karagenin. PHARMACON. 11(1),

7-12.

Husain, S. A, and Marouf, B. H., 2013. Flavonoids as alternatives in treatment of

type 2 diabetes mellitus. Academia Journal of Medicinal Plants. 1(2).

31-36.

Hussein, A., Shedeed, N., Kalek, H. A., and Din, M. S. E., 2011. Antioxidative,

Antibacterial and Antifungal Activities of Tea Infusions from Berry

Leaves, Carob and Doum. Polish Journal of Food and Nutrition

Sciences. 61(3), 201-209.

Indrawati, S., Yuliet, and Ihwan, 2015. Efek Antidiabetes Ekstrak Air Kulit Buah

Pisang Ambon (Musa paradisiaca L.) Terhadap Mencit (Mus musculus)

Model Hiperglikemia. GALENIKA Journal of Pharmacy. 2(1). 133-140.

Jensen, T. L., Kiersgaard, M. K., Sorensen, D. B., and Mikkelsen, L. F., 2013.

Fasting of mice: a review. Laboratory Animals. 47(4), 225-240.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

24

Junior, I. K. P., Swastini, D. A., and Leliqia, N. P. E., 2014. Pengaruh Pemberian

Ekstrak Etanol Kulit Kacang Tanah Dengan Metode Maserasi Terhadap

Profil Lipid Pada Tikus Sprague Dawley Diet Lemak Tinggi. Jurnal

Farmasi Udayana. 3(2), 19.

Kim, H. H., Kang, Y. R., Lee, J. Y., Chang, H. B., Lee, K. W., Apostolidis, E.,

and Kwon, Y. I., 2018. The Postprandial Anti-Hyperglycemic Effect of

Pyridoxine and Its Derivative Using In Vitro and In Vivo Animal

Models. Nutrients. 10(285), 1-11.

Kumalawati, E., and Sulistyani, N., 2011. Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol

Batang Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) Terhadap

Candida albicans Serta Skrining Fitokimia. Jurnal Ilmiah Kefarmasian.

1(2). 51-62.

Kuldeep, S., Rao, C. V., Zeashan, H., and Ritu, P., 2014. Evaluation of in-vivo

antioxidant and oral glucose tolerance test of ethanolic extract of

Calotropis gigantea Linn. against streptozocin-induced diabetic rats.

Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. 2(5), 59-65.

Kumalasari, H., 2012. Validasi Metode Pengukuran Kadar Air Bubuk Perisa

Menggunakan Moisture Analyzer Halogen HB43-s sebagai Alternatif

Metode Oven dan Karl Fischer. IPB Press, Bogor.

Kumalasari, E., and Sulistiyani, N., 2012. Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol

Batang Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) Terhadap

Candida albicans Serta Skrining Fitokimia. Jurnal Ilmiah Kefarmasian.

1(2). 51-62.

Kumari, M., and Jain, S., 2012. Tannin: An Antinutrient with Positive Effect to

Manage Diabetes. Research Journal of Recent Sciences. 1(12). 1-8.

Kuo, S. C., Li, Y., and Cheng, J. T., 2018. Glucose Tolerance Test Applied in

Screening of Anti-Diabetic Agents (S). Current Research in Diabetes &

Obesity Journal. 7(4), 1-3.

Ningsih, I. Y., 2015. Peran Studi Etnofarmasi dalam Pencarian Tumbuhan Obat

yang Berpotensi Dikembangkan Sebagai Antidiabetes. Pharmacy.

12(1), 41.

Nugrahani, S. S., 2012. Ekstrak Akar, Batang, dan Daun Herba Meniran Dalam

Menurunkan Kadar Glukosa Darah. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

8(1). 51-59.

Maffetone, A., Rinaldi, M., and Fontanella, A., 2018. Postprandial hyperglicemia:

a new frontier in diabetes management?. Italian Journal of Medicine.

12(961), 108-115.

Malik, M. I., Nasrul, E., dan Asterina, 2015. Hubungan Hiperglikemia dengan

Prothrombin Time pada Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi

Aloksan. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(1), 183.

PERKENI, 2015. Konsensus: Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe

2 di Indonesia, PB Perkeni, Jakarta, pp. 1.

Piero, N. M., Murugi, N. J., Mwiti, K. C., and Mwenda, M. P., 2012.

Pharmacological Management of Diabetes Mellitus. Asian Journal of

Biochemical and Pharmaceutical Research. 2(2), 375.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

25

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014. InfoDATIN: Situasi

dan Analisa Diabetes. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Putri, T. A., Ruyani, A., and Nugraheni, E., 2017. Uji Efek Pemberian Ekstrak

Metanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) terhadap Kadar Glukosa

dan Trigliserida Darah Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Sukrosa.

Jurnal Kedokteran Raflesia. 3(1). 94-107.

Rohmah, J., Rini, C. S., and Wulandari, F. E., 2019. Uji Aktivitas Sitotoksik

Ekstrak Selada Merah (Lactuca sativa var. Crispa) Pada Berbagai

Pelarut Ekstraksi Dengan Metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test).

Jurnal Kimia Riset. 4(1). 18-32.

Sandra, M. C. F., and Budiman, I., 2011. Efek Fruktosa dan Glukosa terhadap

Kadar Trigliserida Plasma. JKM. 11(1), 39-47.

Sari, I. P., and Maimunah, U., 2005. Efek Hipoglikemik Infus Kulit Kacang

Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Tikus Putih Jantan (Wistar) yang

Dibebani Glukosa. Gerbang Inovasi. 20, 15-18.

Setiawan, A. A., Noviyanto, F., and Ningsih, D. S., 2015. Uji Metabolit Sekunder

Air Perasan Kulit Buah Naga Daging Putih (Hylocereus undantus)

Serta Profil Kromatogramnya. Farmagazine. 2(1). 30-34.

Sihombing, M., and Raflizar. 2010. Status Gizi dan Fungsi Hati Mencit (Galur

CBS-Swiss) dan Tikus Putih (Galur Wistar) di Laboratorium Hewan

Percobaan Puslitbang Biomedis dan Farmasi. Media Litbang

Kesehatan. 20(1), 33-40.

Srujana, M . S., Thota, R. S. P., Anand, A., Anusha, K., Zehra, A., Prasad, K.,

Babu, K. S., and Tiwari, A. K., 2019. Raphanus sativus (Linn.) fresh

juice priming moderates sucrose-induced postprandial glycemia as well

as postprandial glycemic excursion in rats. Indian Journal of

Traditional Knowledge. 18(2), 339-345.

Sulastri, T., 2009. Analisis Kadar Tanin Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol pada Biji

Pinang Sirih (Areca catechu. L). Jurnal Chemica. 10(1), 59-63.

Susilawati, E., Adnyana, I. K., and Fisheri, N., 2016. Kajian Aktivitas

Antidiabetes dari Ekstrak Etanol dan Fraksinya dari Daun Singalawang

(Petiveria alliacea L.). Pharmacy. 182-191.

Sutrisna, E. M., Wahyuni, A. S., and Setiani, L. A., 2010. Efek Infusa Daging

Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Sceff.) Boerl.) Terhadap

Penurunan Kadar Asam Urat Darah Mencit Putih Jantan yang Diinduksi

Dengan Potassium Oxonate. PHARMACON. 11(1), 19-24.

Trustinah, 2015. Morfologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah. Monograf Balitkabi

No. 13, Malang, pp. 40-47.

Velu, K., Elumalai, D., Hemalatha, P., Babu, M., Janaki, A., and Kaleena, P. K.,

2015. Phytochemical screening and larvicidal activity of peel extracts

of Arachis hypogaea againts chikungunya and malarial vectors.

International Journal of Mosquito Research. 2(1), 3.

Williams, R., et al., 2019. IDF Diabetes Atlas Ninth Edition 2019. IDF Diabetes

Atlas, Belgium, pp. 4-5.

Yadav, D. N., Yogesh, K., and Aswani, A., 2014. Antioxidant activity of Peanut

(Arachis hypogaea L.) Skin Extract: Application in Soybean and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

26

Mustard Oil. International Journal of Food Processing Technology.

1(2), 26.

Yuda, P. E. S. K., et al., 2017. Skrining Fitokimia Dan Analisis Kromatografi

Lapis Tipis Ekstrak Tanaman Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.).

Medicamento. 3(2). 61-70.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

27

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance dari Medical and Health Research

Ethnics Comittee (MHREC) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

28

Lampiran 2. Surat Pengesahan Determinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

30

Lampiran 3. Surat Legalitas Analisis Data oleh Pusat Kajian CE&BU

Fakultas Kedokteran UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

31

Lampiran 4. Hasil Pengukuran % Kadar Air Serbuk Kulit Kacang Tanah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

32

Lampiran 5. Kacang Tanah Segar

Lampiran 6. Serbuk dan Larutan Infusa Kulit Kacang Tanah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

33

Lampiran 7. Hasil Uji Tabung Fitokimia

Kontrol uji tabung (infusa kulit kacang tanah)

Uji flavonoid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

34

A. Uji saponin, B. Kontrol

A B

Uji tanin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

35

Lampiran 8. Hasil Uji KLT

A B

A

C

A

Uji KLT Flavonoid

Keterangan:

A. Baku rutin,

B. Infusa kulit kacang tanah,

C. Dekokta kulit kacang tanah

Uji KLT Saponin

Keterangan:

A. Baku saponin,

B. Infusa kulit kacang tanah,

C. Dekokta kulit kacang tanah

A B

A

C

A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

36

A B

A C

A

Uji KLT Tanin

Keterangan:

A. Baku tanin,

B. Infusa kulit kacang tanah,

C. Dekokta kulit kacang tanah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

37

Lampiran 9. Perhitungan Dosis Infusa Kulit Arachis hypogaea L.

Penetapan peringkat dosis infusa kulit Arachis hypogaea L. didasarkan pada:

c. Bobot tertinggi mencit yaitu 30 gram

d. Volume maksimal pemberian infusa kulit Arachis hypogaea L. secara oral

pada mencit, yaitu 1 mL

e. Konsentrasi infusa kulit Arachis hypogaea L. yang dibuat, yaitu 10%

Penetapan dosis tertinggi infusa kulit Arachis hypogaea L. yaitu:

D x BB = C x V

D x 30 g = 10 g/100 mL x 1 mL

D x 30 g = 10 mg/mL x 1 mL

D = 0,3333 mg/gBB

D = 3333,3 mg/KgBB

Keterangan:

D : Dosis (mg/KgBB)

BB : Bobot badan mencit (gram)

C : Konsentrasi (mg/mL)

V : Volume (mL)

Dua peringkat dosis di bawah dosis tertinggi didapatkan dengan cara

membagi 2 dari dosis tertinggi yang sudah ditentukan, yaitu 3333,3 mg/KgBB.

Melalui perhitungan, didapatkan 3 peringkat dosis yaitu 833,3; 1666,7; dan

3333,3 mg/KgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

38

Lampiran 10. Pengukuran Kadar Gula Darah Mencit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

39

Lampiran 11. Hasil Analisis dengan Uji Shapiro-Wilk, Uji Levene, Uji One-

Way ANOVA dan Uji Post-Hoc Bonferroni AUC0-120 Kontrol Normal, Kontrol

Sukrosa, Kontrol Akarbosa, dan 3 Kelompok Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA KULIT KACANG TANAH

41

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Efek Antihiperglikemik Infusa

Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) pada Mencit

Jantan Galur Swiss yang Terbebani Sukrosa” memiliki

nama lengkap Ghozi Dafa Sadit, merupakan anak kedua

dari tiga bersaudara. Penulis lahir di Magelang, tanggal

15 Juli 1999 dari pasangan Hary Kristiyanto dan Ari

Susanti. Pendidikan formal yang telah ditempuh yaitu

TK Pius X Magelang (2003 – 2005), SD Tarakanita

Magelang (2005 – 2011), SMP Tarakanita Magelang

(2011 – 2014), SMA Tarakanita Magelang (2014 –

2017). Pada tahun 2017, penulis melanjutkan pendidikan

sarjana di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta. Semasa menempuh kuliah, penulis aktif

berpartisipasi dalam kegiatan kepanitiaan antara lain anggota sie Table dan

Dekorasi Pharmacy Performance (2017 dan 2018), anggota sie Pendamping

Kelompok TITRASI (2018), dan anggota sie Pendaftaran FACTION#4 (2019).

Selain itu, penulis juga aktif sebagai asisten praktikum yaitu praktikum Biologi

Sel dan Molekuler (2018, 2019, dan 2020), Anatomi dan Fisiologi Manusia

(2019), dan Farmakologi Toksikologi (2019).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI