24
LE 2,00 Afaq Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 Turki, Negara Melting Pot Oleh: Nurhalimah S ejak mundur dan berakhirnya era Abbasiyah, keadaan politik umat Islam mengalami kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar: Turki Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Dari ketiganya, Turki Usmani ada- lah yang terbesar dan terlama, dikenal juga dengan imperium Islam. Dengan wilayahnya yang luas mem- bentang dari Afrika Utara, Jazirah Arab, Balkan hing- ga Asia Tengah, Turki Usmani menyimpan keberaga- man bangsa, budaya dan agama. Turki usmani mam- pu berkuasa selama kurang lebih 6 abad. Tentunya hal ini membawa kesan tersendiri bahwa kerajaan Turki Usmani mampu membawa masyarakat islam dalam keajayaan selama itu. Turki sangat disegani oleh bangsa Eropa karena pernah menjadi pusat kekuasaan Islam yang tak terkalahkan. Jatuhnya kota Konstantinopel pada ta- hun 1453 H yang kemudian beralih nama menjadi Istanbul adalah saksi sejarah akan kebesaran Dinasti Utsmani tersebut yang sampai kini masih menyisakan luka yang dalam bagi masyarakat Eropa. Di samping menyimpan warisan sejarah yang amat kaya, salah satu keunikan Turki adalah letak geo- grafisnya yang menghubungkan antara Eropa dan Asia, dengan selat dan jembatan Bosporusnya yang sangat terkenal itu. Banyak warga Istanbul yang makan pagi di Asia, makan siang di Eropa, dan makan malam serta tidur di Asia lagi. Itu semua kare- na dekatnya letak kota Istanbul dengan Eropa. Setelah kekaisaran Turki Usmani runtuh karena kalah pada Perang Dunia I, sebagian wilayahnya Selengkapnya hal. 15

edisi khusus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: edisi khusus

LE 2,00

Afaq

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013

Turki, Negara Melting Pot

Oleh: Nurhalimah

S ejak mundur dan berakhirnya era Abbasiyah,

keadaan politik umat Islam mengalami

kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar:

Turki Usmani di Turki, Mughal di India, dan

Safawi di Persia. Dari ketiganya, Turki Usmani ada-

lah yang terbesar dan terlama, dikenal juga dengan

imperium Islam. Dengan wilayahnya yang luas mem-

bentang dari Afrika Utara, Jazirah Arab, Balkan hing-

ga Asia Tengah, Turki Usmani menyimpan keberaga-

man bangsa, budaya dan agama. Turki usmani mam-

pu berkuasa selama kurang lebih 6 abad. Tentunya

hal ini membawa kesan tersendiri bahwa kerajaan

Turki Usmani mampu membawa masyarakat islam

dalam keajayaan selama itu.

Turki sangat disegani oleh bangsa Eropa karena

pernah menjadi pusat kekuasaan Islam yang tak

terkalahkan. Jatuhnya kota Konstantinopel pada ta-

hun 1453 H yang kemudian beralih nama menjadi

Istanbul adalah saksi sejarah akan kebesaran Dinasti

Utsmani tersebut yang sampai kini masih menyisakan

luka yang dalam bagi masyarakat Eropa.

Di samping menyimpan warisan sejarah yang amat

kaya, salah satu keunikan Turki adalah letak geo-

grafisnya yang menghubungkan antara Eropa dan

Asia, dengan selat dan jembatan Bosporusnya yang

sangat terkenal itu. Banyak warga Istanbul yang

makan pagi di Asia, makan siang di Eropa, dan

makan malam serta tidur di Asia lagi. Itu semua kare-

na dekatnya letak kota Istanbul dengan Eropa.

Setelah kekaisaran Turki Usmani runtuh karena kalah

pada Perang Dunia I, sebagian wilayahnya

Selengkapnya hal. 15

Page 2: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 2

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbillamin. Segala puji bagi Allah atas lim-pahan rahmat dan karunia-Nya yang tak bertepi, menun-dukkan alam ini dan isinya hanya untuk manusia. Shalawat dan Salam marilah selalu kita doakan akan tercu-rahkan buat pemimpin umat, Nabi Muhammad Saw. Berkat kegigihan, semangat, dan keteladan yang beliau con-tohkan, kita bisa menikmati indahnya cahaya kehidupan saat ini. Bercermin kepada tingginya minat warga KMM terkhusus Mahasiswa Baru 2012-2013 dalam bidang tulis menulis, Mitra berkeinginan untuk menyediakan wadah kepada mereka menyalurkan potensi dan bakat tulis menulis terse-but. Untuk itu, Mitra mengangkat edisi khusus untuk Maba yang hampir semua rubriknya diisi oleh Mahasiswa Marhalah Gaza tersebut. Di bagian awal terdapat tulisan yang bercerita tentang Negara Dua Benua, Turki. Mulai dari proses masuknya Is-lam sampai keadaan Turki beberapa tahun terakhir. Selain itu, Mitra juga mengangkat resensi buku dengan judul Rambu-rambu Berfikir Maqashid.

Selamat Menikmati!

Iftitah

Daftar Isi

Pelindung: Presiden PPMI

Penanggungjawab: Ketua KMM Mesir

Pengarah: Muhammad Zakaria Darlin

Pemimpin Redaksi: Ahwazy Anhar

Sekretaris: Muhajir Muslim

Dewan Redaksi: Boris Ahmadi Sikumbang, Imam Mursyid, Irham Amir, Muhammad Fadhlil Abrar, Muhammad Fadhli, Muhammad Irsyad, Dirga Indah Muharani, Humairah Bahar, Nisaul Mujahidah, Rahmy Naylu Syaha-dah

Editor: Muhammad Rakhmat Alam, Zihkrul Syukri Zulkifli

Reporter: Abdul Rahman Taufiq, Bunga Shiba

Layouter & Ilustrator: Fakhry Emil Habib Al-Fatih

Sirkulasi: Alfi Hidayat

Pembantu Umum: Keluarga Pers KMM Mesir

Alamat Redaksi: Block 502 Building 8 First Settlement, New Cairo - Helwan, Egypt

Telp./HP: 202-2757821

E-mail: [email protected]

Afaq 1

Iftitah 2

Salam Mitra 3

Risalatukum 3

Kolom 4

Resensi 5

Nahrul Ilmi 6

Syakhsiyah 8

Tsaqafi 10

Wawancara 11

Bundo Kanduang 12

Opini 14

Cerpen 17

HUT KMM 21

Page 3: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 3

Assalamualaikum wr. wb. Apa kabar Sobat Mitra semua? Semoga semuanya sehat selalu ya.

Setelah Mitra berhasil menerbitkan dua edisi sebelumnya, kali ini Mitra

mengangkat sebuah Edisi Khusus yang hampir semua tulisannya dibuat

oleh Mahasiswa Marhalah Gaza, angkatan 2012-2013.

Kita, para Kuli Tinta Mitra yakin bahwa sebenarnya banyak di antara war-

ga KMM yang ingin ‘mengisi diri’ nya dengan keterampilan menulis.

Apalagi setelah melihat menjamurnya status-status Facebook yang luma-

yan bermakna.

Untuk itu, Mitra bergerak cepat dengan menangkap sinyal tersebut dan

Alhamdulillah, Edisi Khusus Maba ini bisa kita sajikan buat pembaca semua.

Tak lupa pula kami sampaikan bahwa prinsip kami adalah ‘Kepuasan Anda adalah Kebahagiaan Kami’. Anda puas

membaca Mitra, berarti Kuli Tinta Mitra akan selalu siap dan bersemangat untuk menghadirkan hal-hal baru ditengah

para pembaca semua. Terakhir, selamat melahap lembaran demi lembaran yang sudah tersajikan.

Salam Mitra

Assalamualaikum wr. wb.

Alhamdulillah, dua terbitan MITRA terakhir terlihat semakin keren. Semoga makin

keren dan menjadi bulletin bergengsi di kalangan Masisir.

MITRA, sebenarnya terbitanmu hampir tiada cacat. Namun kok masih banyak

kesalahan pengetikan ya? Sebenarnya dari segi inti tidak masalah, namun dari segi

seni jurnalistik, bukankah tulisan harus diedit terlebih dahulu sebelum diterbitkan?

Semoga terbitan Mitra untuk ke depannya semakin baik, dengan izin Allah. Ganbatte! :)

By: Afro Palangkin

Alaikumsalam wr. Wb

Pertama kami dari redaksi mengucapkan terimakasih kepada saudara Afro yang selalu melacak keberadaan

Mitra dan senantiasa me-mulazamah Mitra hingga saat ini.

Alhamdulillah Mitra udah terbit sebanyak dua edisi dan kali ini masuk ke terbitan yang ketiga. Kami menya-

dari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada fisik tulisan. Untuk itu, kami akan selalu be-

rusaha untuk terus memperbaiki semua kesalahan tersebut dan terkhusus dalam hal editing.

Terimakasih kami ucapkan kepada Saudara Afro untuk masukannya dan Stay on Mitra, selalu.

By: Redaksi

Risalatukum

Page 4: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 4

Kolom Oleh: Assa Dullah Rouf

S iapapun tentunya pernah mendengar jargon bertajuk ‘Agent of change, agent of so-

cial control’ dan ‘Iron stock’ serta slogan ‘Sukses studi sukses organ-isasi.’ Sebagai mahasiswa al-Azhar, ten-tunya kita juga masuk dalam kategori sebagai orang yang harus ikut

andil dalam merealisasikan jargon tersebut meski ada asumsi bahwa dinamika perkuliah mahasiswa di Mesir berbeda dengan mahasiswa di Indonesia. Dan sebenarnya bukan di situlah letak perma-salahannnya. Yang jadi per-tanyaan bagi kita saat ini, “Apakah sukses studi sekaligus sukses organisasi itu bisa menjadi sebuah ken-yataan atau itu hanya isapan jempol belaka?” Barangkali akan muncul dua jawaban, antara bisa dan tidak.

Yah, apakah sejatinya seorang mahasiswa itu hanya duduk manis di kampus serta mendengarkan penjelasan dosen? Atau adakah dunia lain yang bisa melengkapi kebutuhan mahasiswa? Jawabnya adalah ada, lalu apakah itu? Apabila ada pertanyaan seperti itu mungkin jawaban yang paling tepat adalah organisasi, kenapa? Karena di organisasi akan didapatkan ban-yak pngetahuan serta pengalaman yang sangat berharga yang mampu menunjang kesuksesan dalam dunia perkuliahan, dan bahwasanya pengetahuan dan pengalaman itu hanya bisa dapatkan diorganisasi. Kita pernah mendengar bahwasanya ada hal-hal yang tidak bisa ditemukan dibangku perkuliahan maka bisa didapatkan diorganisasi. Dalam dunia organisasi sejatinya meraka para mahasiswa tidak hanya digodok sesuia dengan bidang ilmu yang ditekuninya saja diperkuliahan, namun dengan berbagai macam bi-dang pengetahuan serta pengem-bangan diri mahasiswa itu sendiri. Sehingga orang yang aktif di organ-

isasi dipastikan lebih memiliki skill daripada orang yang “anti organ-isasi”, karena mereka memiliki pengetahuan yang komprehensif dan pengalaman organisasi yang lebih banyak daripada yang tidak. Namun yang sangat kita sayangkan perjalan-an organisasi mahasiswa lambat laun dan perlahan-lahan bergeser dari khittahnya (arah perjuangan),

jargon agent of change, agent of social con-trol, dan iron stock dan slogan sukses studi sukses studi sudah tid-ak mulai lagi terdengar lagi didunia masisir kini. Karena mereka para mahasiswa sudah sibuk dengan ru-tinitas kuliah ditambah lagi dengan halyang baru pada masa kini, face-book, twitter dll sehigga mereka tidak lagi merasa membutuhkan organ-isasi. Ditambah lagi dengan peker-jaan tambahan yang harus dilakukan demi membiayai kehidupan mereka masing-masing. Sehingga banyak mahasiswa yang mulai dari jalur ide-alisme mahasiswa, padahal maha-siswa sangat diharapkan untuk men-jadi pemimpin masa depan. “Apabila anda beranggapan bahwa organisasi akan mengganggu dan menghambat kuliah, maka segeralah bertobat”. Kurang lebih seperti itulah statemen yang terdapat dalam buku yang berjudul “AKTIVIS KAMPUS”. Jika ada yang pernah beranggapan

seperti hal diatas berarti mereka ada-lah orang yang “anti Organisasi” dan artinya mereka sama sekali tidak pernah merasakan bagaimana “nikmatnya beroganisasi”. Maka dari itu segeralah mereka berfikir ulang kembali dan rasakan betapa nik-matnya berorganisasi, mereka akan menemukan banyak kebahagiaan yang tidak akan mereka dapatkan di

bangku kuliah. Aktivis kampus/organisasi - ini kata-kata yang sangat masyhur di kalangan maha-siswa Indonesia, banyak dan acapkali mereka sebagian mahasiswa beranggapan bahwa aktivis kampus/organisasi adalah orang yang sibuk dengan organisasi dan mendikotomi akademiknya, sehingga banyak mahasiswa yang takut terjun ke dunia oganisasi padahal yang na-manya aktivis kampus sebenarnya adalah orang yang sukses studi dan sukses organisasi, memang tak sedikit mahasiswa yang memahami makna terse-but,namun karena sifat prag-

matis dan apatis yang tengah “membudaya” membuat kebanyakan mahasiswa “ogah” menjalani ke-hidupan sebagai aktivis kampus/ organisasi, mereka hanya peduli dengan kuliah dan mencari nilai yang tinggi agar cepat lulus kuliah, pa-dahal banyak juga aktivis kampus/organisasi yang cepat lulus kuliah. Di Al-Azhar, kita tidak mendapatkan masalah perhatian tentang aktivitas kampus dikarenakan kita sebagai muwaffidin, oleh karena itu akhirnya mahasiswa Indonesia di Mesir mem-bentuk wadah-wadah tersendiri untuk menampung mereka yang ingin aktif dalam dunia organisasi. Sayang pa-da saat ini wadah-wadah itu mulai jarang lagi ditempati masisir ujar sa-lah seorang mahasiswa. Itu semua terjadi pasca revolusi Mesir dan en-tah apa yang penyebab sesungguhnnya.

Selengkapnya hal 5

Urgensi Organisasi bagi Masisir

Page 5: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 5

Sambungan hal 4 Padahal di dalam organisasi kita di-ajarkan bagaimana tatacara kepem-impinan atau dalam bahasa inggrisnya Leadership. Dan juga ditambah organisasi maha-siswa pun juga merasa sebagai bagi-an terpis dunia akademik. Organ-isasi mahasiwa itu mengklaim dirinya sebagai wahana pengembangan po-tensi diri dan ajang aktualisasi diri untuk menimba ilmu dan pengala-man yang tidak bisa didapat-kan dunia akademik. Dengan se-bilangan jargon yang sering-digaung-gaungkan independensi, agent of so-cial control, agent of change, dan iron stock), terkadang itu semua membuatnya tampak terpisah dari dunia akademik. Namun perlu ditegaskan juga betapa memalukan mereka yang hanya

kuliah tetapi prestasi mereka tidak membanggakan, dan lebih me-malukan lagi mereka yang sibuk or-ganisasi namun kuliah mereka beran-takan, akan tetap bagi mereka yang sukses diperkuliahan namun “Anti organisasi” bukanlah hal yang luar biasa, hal yang luar biasa dan yang sangat diharapkan seperti tertulis di atas adalah mereka yang mampu memanajemen sehingga sukses studi dan organisasi atau yang disebut ak-tivis kampus tadi. Melihat fenomena di atas, maka ideal-isme mahasiswa yang sejatinya tak bisa lepas dari dunia organisasi dan akademis, harus direkonstruksi dan diselamatkan serta dikeluarkan dari budaya pragmatis dan apatis terse-but, agar tercipta mahasiswa yang memiliki skill yang konfrehensif, kare-na mahasiswa biasa disebut sebagai Agent of change, dimana untuk mengimplementasikan hal tersebut harus memiliki skill yang tidak hanya sebagai sarjana namun juga sebagai

pemimpin yang notabene hal tersebut dapat didapat melalui organisasi tanpa melupakan dunia akademik.

Intinya adalah harus ada

keseimbangan antara dunia akademik

dengan dunia kemahasiswaan ataau

organisasi mahasiswa, untuk

mewujudkan hal tersebut harus dimu-

lai dari dalam diri mahasiswa itu

sendiri untuk menjalani semuanya

dengan manajemen yang baik, khu-

susnya bagi mahasiswa baru yang

akan menjalani kehidupan kampus,

agar tercipta pemimpin masa depan

yang akan membawa negeri Indone-

sia jaya dan masyarakat Indonesia

yang adil, makmur dan di ridhai Allah

swt.

Judul Buku : Al-Fikr Al Maqa-

shidi Qawa’iduhu wa Fawaiduhu

قواعده و فوائده ( –الفكر المقاصدي (

Penulis : Prof.Dr.Ahmad Raisuni

Penerbit : Darul Kalimah, Cairo

Harga : Le. 7

Tebal : 173 Halaman

D ewasa ini, kajian tentang

Maqashid Syari’ah men-

galami perkembangan yang

sangat signifikan. Terkhu-

sus di kawasan Maghrib (kawasan

Maroko, Tunisia, Al-Jazair dan Mauri-

tania).

Maqashid Syari’ah mendapatkan porsi

perhatian tersendiri. Banyak pakar

Maqashid yang lahir dari rahim pen-

didikan di negara-negara tersebut.

Bahkan, ilmu ini sudah menjadi juru-

san tersendiri di beberapa Universitas

di sana dan terlepas dari Ilmu Ushul

Fiqh yang dianggap sebagai induknya.

Salah satu pakar yang saat ini santer

dalam mengkaji Maqashid Syari’ah

adalah Prof. Dr. Ahmad Raisuni. Ula-

ma kebangsaan Maroko ini dikenal

sangat produktif menulis buku ataupun

makalah ilmiah yang bertemakan

Maqashid Syari’ah. Pengembangan

Maqashid oleh Ahmad Raisuni bukan

lagi terbatas hanya dalam kajian

hukum Islam normatif saja, namun

sudah banyak yang menjangkau wila-

yah lain seperti politik, dakwah, etika

dan lain-lain. Pendek kata, Raisuni

mencoba (dan bisa dibilang telah ber-

hasil) untuk menjadikan Maqashid

sebagai Manhaj at-Tafkir (metodologi

berpikir). Hal ini bisa kita lihat dari

karangan beliau seperti Nazhariyah At-

Targhib wa At-Taqrib, Al-Fikr Al-

Maqashidi, dan karya tulis beliau

lainnya.

Kajian tentang Maqashid sendiri

sebenarnya bukanlah hal yang baru

dalam Islam. Dalam salah satu mu-

hadharah beliau yang dibukukan

dengan judul Muhadharat fi Maqashid

Asy-Syari’ah, Raisuni mengatakan

bahwa ulama Islam klasik telah mem-

bahas masalah ini walaupun belum

terstruktur seperti saat ini. Adalah Ha-

kim At-Turmuzi (320 H) dianggap

sebagai pionir pertama dalam kajian

ini. Kajian ini mencapai klimaksnya

saat Asy-Syathibi menulis Al-

Muwafaqat dan Al-I’tisham dimana

beberapa kaedah Maqashid terkodifi-

kasi secara metodologis disana. Ilmu

Selengkapnya hal 9

Oleh: Zamzami Saleh

Rambu-Rambu Berpikir Maqashid

Resensi

Page 6: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 6

Nahrul Ilmi Oleh : Aida Maulidya

Alam Makrokosmos

A lam nyata dapat dibagi men-

jadi alam makrokosmos dan

alam mikrokosmos. Pada

kesempatan ini, kita akan mengkaji

alam makrokosmos. Apa sajakah yang

termasuk alam makrokosmos dan apa

fungsinya dalam kehidupan kita? Da-

lam buku Mukjizat al-Fatihah yang

dikarang oleh Muhammad Syafi’i El-

Bantanie, beliau menjelaskan bahwa

pusat dari alam makrokosmos adalah

matahari, karena mataharilah pusat

orbit dari planet-planet dan bintang-

bintang dijagat raya ini. Sampai saat

ini, di sekitar Matahari terdapat sembi-

lan planet, 22 satelit dan

miliaran bintang besar dan

kecil, yang semuanya

beredar di sekeliling ma-

tahari dengan jarak yang

berlainan satu sama lain.

Menurut para sarjana as-

tronomi, jumlah bintang

dalam kelompok Bima Sakti

(Milky Way) saja ada sekitar

seratus miliar. Satu dian-

taranya adalah Matahari.

Jadi, kelompok matahari

yaitu matahari dan sembilan

planet yang mengitarinya,

berikut miliaran bintang

yang biasa kita saksikan

setiap malam itu hanya salah

satu dari anggota Bima Sak-

ti. Sementara, diantara ang-

gota galaksi Bima Sakti itu

ada bintang-bintang yang

besarnya 27 juta kali dari besar ma-

tahari. Padahal besar matahari itu

1.250.000 kali besar dari bumi kita ini.

Itu hanya Galaksi Bima Sakti, se-

dangkan di alam jagat raya ini terdapat

miliaran galaksi. Karena itu, tak bisa

diperkirakan berapa banyaknya bin-

tang yang berada di alam ini. Muham-

mad Syafi’i juga mengkaji tiga hal

tentang bumi yang beliau sarikan dari

buku Samudera Al-Fatihah karya Bey

Arifin. Sebagai gambaran betapa

semuanya diciptakan oleh Allah

dengan ketelitian yang sempurna, yai-

tu letaknya, peredaran Bumi

mengelilingi porosnya dan peredaran

Bumi mengelilingi matahari.

LETAK BUMI

Bumi terletak sekitar 93.000.000 mil

dari matahari dalam jarak terdekat dan

93.000.500 mil dalam jarak terjauh.

Jika jarak tersebut ditambah atau diku-

rangi, akan terjadi kerusakan dahsyat

di bumi ini. Bila bumi terletak lebih

dekat ke matahari dari jarak sekarang

ini, sinar matahari akan membakar

seluruh yang ada dipermukaan bumi

dan mematikan seluruh kehidupan

yang ada di dalamnya. Demikian pula

keadaannya jika bumi terletak jauh

dari jarak sekarang, akan terjadi badai

topan yang dahsyat dan gempa bumi

terus-menerus di permukaan bumi

sehingga seluruh permukaan bumi

akan rusak dan hancur. Siapakah yang

menentukan jarak yang tepat itu? Dia-

lah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

“Dan matahari berjalan di tempat

peredarannya. Demikianlah ketetapan

(Allah) Yang Maha Perkasa, Maha

Mengetahui(38). Dan telah Kami

tetapkan tempat peredaran bagi bu-

lan, sehingga (setelah ia sampai ke

tempat peredaran yang terakhir) kem-

balilah ia seperti bentuk tandan yang

tua(39). Tidaklah mungkin bagi Ma-

tahari mengejar Bulan dan malam pun

tidak dapat mendahului siang. Masing

-masing beredar pada proses edarnya

(40) [QS. Yasin (36):38-40].

Nyatalah bagi kita betapa agung dan

kuasanya Allah yang telah mengatur

letak bumi dan miliaran bintang di

alam jagat raya ini.

PERPUTARAN BUMI PADA PO-

ROSNYA

Bumi berputar mengitari porosnya

selama 24 jam sekali putar. Dari per-

putaran ini terjadilah pergantian siang

dan malam. Bayangkan jika bumi tid-

ak berputar pada porosnya, maka tidak

akan ada pergantian siang

dan malam. Jika bumi tidak

berputar, belahan bumi yang

menghadap ke matahari

akan mengalami siang terus-

menerus. Akibatnya, suhu

udara kian bertambah panas

tiap jamnya. Dalam waktu

100 jam saja, suhu udara

akan mencapai 100 derajat

celcius sehingga seluruh air

yang ada dipermukaan bumi

akan mendidih. Apa yang

akan terjadi bila seluruh air

yang ada di kolam, sungai ,

danau dan laut mendidih?

Dalam keadaan demikian,

tidak akan ada makhluk

yang dapat hidup di bumi.

Semuanya akan mati dan

binasa. Bayangkan juga

setelah seratus hari, seratus bulan atau

seratus tahun berikutnya. Bukan hanya

semua benda cair akan mendidih, teta-

pi seluruh benda padat dan udara akan

menjadi bara api yang bergejolak se-

hingga bukan hanya makhluk hidup

saja yang binasa, tetapi seluruh bumi

ini akan terbakar.

Sementara belahan bumi lainnya yang

membelakangi matahari akan men-

galami malam terus-menerus. Apa

yang akan terjadi jika malam terjadi

terus-menerus? Suhu udara kian

mendingin dari waktu ke waktu, se-

hingga dalam seratus jam saja akan

mencapai 0 derajat. Akibatnya, semua

benda cair akan membeku. Bagaimana

Page 7: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 7

jika seratus hari, seratus bulan dan

seratus tahun berikutnya, maka tem-

peratur akan turun sampai ratusan

bahkan ribuan derajat di bawah nol.

Akibatnya, tidak akan ada makhluk

yang bisa hidup di Bumi.

Perhatikanlah firman Allah dalam

surat Al-Qashas ayat 71-73 berikut ini,

“Katakanlah (Muhammad),

“Bagaimana pendapatmu jika Allah

menjadikan untukmu malam itu terus

menerus sampai Hari Kiamat,

siapakah tuhan selain Allah yang

akan mendatangkan sinar terang

kepadamu? Apakah kamu tidak

mendengar?(71). Katakanlah

(Muhammad), “Bagaimana pendapat-

mu jika Allah menjadikan untukmu

siang itu terus menerus sampai Hari

Kiamat, siapakah tuhan selain Allah

yang akan mendatangkan malam

kepadamu sebagai waktu istirahatmu?

Apakah kamu tidak memper-

hatikan?”(72). Dan adalah Karena

rahmat-Nya,Diajadikan untukmu mal-

am dan siang supaya kamu beristira-

hat pada malam hari danmencari dari

sebagian karunia-Nya (pada siang

hari) dan agar kamu bersyukur kepa-

da-Nya.” (QS Al-Qashas [28]:71-73)

PERPUTARAN BUMI MENGITA-

RI MATAHARI

Bumi beredar dan berputar mengitari

matahari dalam satu lingkaran oval

yang amat lebar dan luas. Ingatlah

jarak antara bumi dengan matahari

adalah 93.000.000 mil. Perputaran ini

berlangsung, selama 365 hari 5 jam

49 menit 12 detik dengan kecepatan

18 mil per detik. Selama proses

mengitari matahari, bumi kadang-

kadang miring ke utara dan kadang-

kadang miring ke selatan. Karena

kemiringan ke utara dan ke selatan ini,

matahari tidak tetap berada di garis

khatulistiwa selamanya. Hanya pada

21 Maret dan 23 September matahari

berada tepat di garis khatulistiwa.

Setelah 21 Maret, kian hari matahari

kian condong ke utara dan pada garis

lintang 23,5 derajat kembali mendekat

ke garis khatulistiwa, sehingga pada

23 September matahari kembali be-

rada tepat di garis khatulistiwa.

Setelah tanggal 23 September, kian

hari matahari kian condong ke selatan

dan pada garis lintang 23,5 derajat

kembali mendekat ke garis khatulisti-

wa. Begitulah seterusnya dari tahun ke

tahun.

Bila matahari berada di utara khatu-

listiwa, terjadilah musim panas di

bumi belahan utara dan musim dingin

di bumi belahan selatan. Sebaliknya,

bila matahari berada di selatan khatu-

listiwa, terjadilah musim panas di

bumi belahan selatan dan musim

dingin di bumi belahan utara. Diantara

musim panas dan dingin itu terjadilah

dua musim, yaitu musim gugur (yang

terjadi antara musim panas dan musim

dingin) dan musim semi (yang terjadi

antara musim dingin dan musim

panas).

Di Indonesia, temperatur perubahan

musim tidak begitu terasa karena

negeri kita terletak tepat di garis

khatulistiwa. Temperatur di bumi In-

donesia ketika musim hujan tidak ter-

lalu jauh dengan saat musim kemarau.

Hal ini berbeda dengan negara-negara

Eropa. Di negara Eropa seperti Rusia,

temperatur pada musim panas dan

musim dingin sangat jauh. Saat musim

dingin, temperatur bisa mencapai nol

derjat, bahkan di bawah nol. Karena

itu, kita harus bersyukur terlahir di

bumi Indonesia, sebuah negara kepu-

lauan yang dibelah oleh garis khatu-

listiwa.

Pertanyaan yangkemudianmuncul

adalah apakah yang akan terjadi bila

bumi tidak miring ke utara dan ke

selatan? Bukan saja berakibat tidak

adanya pergiliran musim, tetapi juga

tidak akan ada musim buah-buahan.

Di bumi ini hanya akan ada buah-

buahan yang tidak dipengaruhi

musim, seperti jagung dan kelapa.

Sementara buah-buahan yang ber-

musim , seperti jeruk, apel, durian dan

duku tidak akan ditemukan. Aki-

batnya, manusia akan kekurangan

vitamin C yang sangat bermanfaat

bagi tubuh. Bukan hanya itu, lebih

ekstrim lagi jika bumi tidak miring ke

utara dan selatan, maka kutubnya akan

selalu dalam keadaaan senja. Uap air

samudera akan bergerak ke utara atau

ke selatan dan menjadi benua-benua

yang penuh dengan tumpukan es. Ka-

rena air laut menjadi tumpukan es,

maka samudera akan kering. Turunya

permukaan air samudera mengakibat-

kan timbulnya daratan-daratan luas

yang baru dan mengurangi turunnya

hujan di seluruh bagian bumi dengan

segala akibatnya yang mengerikan.

Alhamdulillah, tidak ada yang cacat

dalam ciptaan Allah. Dia tetapkan

bumi berputar mengitari dan me-

nyondongkannya ke utara dan ke se-

latan selama proses perputaran itu.

Semua ini telah diatur dengan teratur,

tidak sembarangan, melainkan berge-

rak pada garis edarnya masing-masing

dan ini berlangsung dalam waktu

sekian lama.Hal ini memberikan pem-

ahaman bahwa sudah pasti ada

pengaturnya. Tidak mungkin benda-

benda yang bermiliar-miliar itu berge-

rak secara teratur dan seimbang jika

tidak ada yang mengaturnya. Sudah

pasti pula pengaturnya adalah Maha

suci yang tak pernah salah dalam

mengatur alam semesta ini, Maha se-

jahtera yang tak punya kelemahan,

Maha Mengetahui dan Maha teliti.

Demikianlah diantara rahmat Allah

bagi manusia dan makhluk di alam ini.

Masih banyak lagi nikmat Allah

lainnya yang mengandung rahasia-

rahasia besar. Baik dari ilmu kedokter-

an, dari ilmu alam dan dari seluruh

ilmu yang ada. Oleh karena itu, pu-

jilah Allah dan bersyukurlah kepada-

Nya sebanyak-banyaknya. Karena,

dengan bersyukurlah Allah akan

menambah nikmat-Nya kepada kita

dan sebaliknya, dengan mengingkari

nikmat Allah, kita akan mendapat

azab. وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم ألزيد نَكم و لئن كفرتم

إن عذابي لشديد

“Dan (ingatlah) ketika Tuhan mume-

maklumkan, “Sesungguhnya jika

kamu bersyukur, niscaya aku akan

menambah (nikmat) kepadamu, tetapi

jika kamu mengingkari nikmat-Ku,

maka pasti azab-Ku sangat be-

rat.” {Ibrahim:7}

Semoga tulisan kecil ini dapat berguna

bagi kita, dan kita berdoa kepada Al-

lah, agar kita termasuk golongan ham-

ba-Nya yang selalu bersyukur atas

semua nikmat yang telah diberikan-

Nya kepada kita baik zahir maupun

batin dan Allah jauhkan kita dari kufur

nikmat, amin.

*Sumber: Mukjizat Al-Fatihah ka-

rangan Muhammad Syafi’i El-

Bantani

Page 8: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 8

Imam Al-Ghazali, Hujjatul Islam yang Berjalan

K ancah intelektualitas keis-

laman terus berkembang

dari hari ke hari, ia men-

jadi kian pesat dan se-

makin meluas. Namun di tengah

pergerakan yang kencang itu,

keilmuan dan peninggalan para ulama

dan guru besar Islam tetap bersinar

dan masih eksis dipelajari dan dijadi-

kan rujukan oleh para pencari ilmu

yang haus akan indahnya intelektuali-

tas Islam yang menawan.

Diantara kitab ataupun peninggalan

yang masih eksis hingga saat ini ada-

lah kitab Ihya Ulumuddin, sebuah

kitab fenomenal yang sampai-sampai

tercetus sebait kalimat tentang kefe-

nomenalan kitab ini, "Jika di masa

lampau umat Islam kehilangan kitab-

kitab yang sangat banyak (saat ter-

jadinya pembakaran dan penghancu-

ran perpustakaan Islam oleh musuh

Islam) maka Ihya Ulumudin akan

cukup untuk menggantikan seperem-

pat dari yang hilang itu." Ya, itulah

kitab ihya ulumudin yang ditulis oleh

seorang hujjatul Islam, imam Al

Ghazali.

Imam Al Ghazaly, begitulah beliau

dikenal, memiliki nama asli Abu Ha-

mid Muhammad bin Muhammad bin

Muhammad bin Ahmad Al Ghazali.

Beliau dilahirkan di daerah Thabaran

pada tahun 450 H atau sekitar tahun

1058 M. Imam Al Ghazali kecil lahir

di tengah keluarga miskin yang

shaleh. Ayah beliau merupakan

seorang pengrajin kain shuf (terbuat

dari kulit domba) yang menjual hasil

kerajinannya di sebuah pasar di kota

Thusi. Walaupun seorang fakir, tapi

ada sebuah kisah menarik yang datang

dari ayah imam Al Ghazali ini, beliau

menuturkan bahwa ayahnya hanyalah

seorang fakir namun shaleh. Sang

ayah tidak makan kecuali dari hasil

pekerjaannya sendiri. Ayah Imam Al

Ghazali juga berkeliling mengunjungi

ahli fiqih serta ahli nasehat dan ikut

serta dalam majelis mereka. Apabila

beliau mendengar perkataan ahli fiqih

maka beliau pun menangis serta

berdoa memohan kepada Allah agar

diberi anak yang faqih. Ketika

mendengar perkataan ahli nasehat

maka beliau juga menangis dan

memohon kepada Allah agar diberikan

anak yang ahli nasehat, sampai akhirn-

ya permohonan sang ayah tersebut

dikabulkan oleh Allah SWT. Anak-

anaknya lahir dan menjadi ulama-

ulama hebat. Imam Al Ghazali men-

jadi imam besar sekaligus seorang

faqih. Anaknya yang lain (Ahmad)

juga menjadi seorang sufi dan ahli

dalam memberi nasehat.

Menjelang wafat, sang ayah mewasiat-

kan pengasuhan kedua anaknya itu,

(imam Al Ghazali dan Ahmad) kepada

sahabat karibnya yang merupakan

seorang sufi dari kalangan yang baik,

"Sungguh saya menyesal tidak belajar

khat (tulis menulis Arab) dan saya

ingin memperbaiki apa yang telah

saya alami itu kepada kedua anak ini.

Saya mohon engkau mengajarinya

dengan harta yang saya tinggalkan ini.

Harta ini boleh dihabiskan untuk

keduanya." ujar sang ayah kepada

sahabatnya. Setelah wafatnya sang

ayah, imam Ghazali kecil beserta

saudaranya Ahmad berada dalam

asuhan sahabat sang ayah.

Dimulailah pertualangan keilmuan Al

Ghazali kecil, keduanya diajari tulis

menulis dan ilmu agama lainnya sam-

pai harta yang ditinggalkan untuk

mereka habis. Sahabat ayahnya terse-

but tak mampu meneruskan amanat

dan wasiat dari sang ayah karena

keterbatasan ekonomi dan kondisi

hidupnya yang juga serba kekurangan.

"Ketahuilah, saya telah membel-

anjakan seluruh uang kalian untuk

kepentingan kalian berdua dan

sekarang semua telah habis, se-

dangkan saya hanya seorang yang

fakir dan miskin yang tak memiliki

apa-apa. Maka menurut saya yang

terbaik bagi kalian adalah pergi

menuntut ilmu ke madrasah-madrasah

ilmu agar mendapat ilmu serta

mendapatkan makanan yang dapat

membantu kalian berdua." ujar sang

paman. Setelah kejadian tersebut

imam Al Ghazali dan saudaranya pun

melanjutkan pencarian ilmu agama ke

sekolah dan guru-guru besar waktu

itu.

Al Ghazali kecil pun melanjutkan per-

tualangan

keilmuann-

ya. Beliau

belajar fiqih

dari syeikh

Ahmad bin

Ar

Radzakani

di kota

Thusi.

Kemudian

berangkat

ke Jurjan untuk menuntut ilmu dari

imam Abu Nashr Al Isma'ili yang

menulis kitab At Ta'liqat, kemudian

kembali lagi ke Thusi. Setelah itu be-

liau mendatangi kota Naisaburi dan

berguru kepada imam Haramaian Al

Juwaini dengan penuh kesungguhan

hingga beliau berhasil menguasai ma-

zhab Syafii dan fiqih khilaf, ilmu

perdebatan, Ushul Fiqh, Mantiq, ilmu

hikmah dan Filsafat dengan sangat

baik. Beliau juga menyusun sebuah

tulisan yang membuat kagum gurunya,

imam Al Juwaini.

Setelah imam Haramain meninggal,

berangkatklah imam Al Ghazali

menuju perkemahan wazir Nidzamul

Malik karena majelisnya adalah tem-

pat berkumpulnya ahli ilmu, hingga

suatu hari imam Al Ghazali men-

galahkan argumen para ahli ilmu ter-

sebut dalam sebuah perdebatan yang

sengit. Setelah kejadian tersebut Ni-

dzamul Malik mengangkat beliau

menjadi pengajar di sebuah madrasah

kota Baghdad dan meminta beliau

pindah ke kota tersebut. Pada tahun

484 H imam Al Ghazali pindah dan

mengajar di madrasah Nidzamyah di

kota Baghdad, saat itu beliau berusia

sekitar tiga puluh empat tahun. Se-

menjak itulah beliau mulai terkenal

dan mencapai posisi yang cukup tinggi

pada masanya.

Suatu hari terjadi sebuah polemik da-

lam kehidupan sang imam, ketika be-

liau telah mendapat posisi yang cukup

tinngi, kedudukan dan tingginya jab-

atan beliau tersebut membuat jiwanya

berkecamuk hingga membuat beliau

lebih tekun mempelajari ilmu kezuhu-

dan. Akhirnya beliau mengundurkan

diri dan meminta saudaranya (Ahmad)

Syakhsiyah Oleh: Wahyudi Rahman

Page 9: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 9

untuk menggantikan posisi beliau

pada bulan Dzul Qaidah tahun 488 H.

Beliaupun melakukan perjalanan un-

tuk melaksanakan ibadah haji.

Pada tahun 489 H beliau bertolak ke

kota Damaskus dan tinggal beberapa

hari di sana, kemudian beliau men-

ziarahi Baitul Maqdis beberapa hari

dan kembali ke Damaskus. Beliau

beri'tikaf di menara barat masjid Dam-

askus. Beliau sering duduk di tempat

syaikh Nashr Ibrahim Al Maqdisi di

masjid Jami' Umawi (yang sekarang

dinamai Al Ghazalyah). Disitulah

beliau memulai menulis kitab Ihya

Ulumuddin, Al Qisthas dan kitab Ma-

hakun Nadzar, beliau melatih jiwa

serta memakai pakaian para Ahli Iba-

dah. Beliau menetap di Syam sekitar

10 tahun.

Ketika wazir Fakhrul Mulk menjadi

penguasa Khurasan, imam Al Ghazali

dipanggil hadir dan diminta untuk

menetap dan tinggal di Naisabur, sam-

pai akhirnya beliau datang ke Naisa-

bur dan mengajar di madarasah An

Nidzamyah beberapa saat. Setelah

beberapa tahun, beliau kembali pulang

ke kampung halamannya dan meneku-

ni ilmu yang banyak serta menjaga

waktu untuk ibadah. Beliau mendiri-

kan sebuah madrasah dan membangun

sebuah asrama untuk para sufi. Saking

banyaknya buku dan ilmu yang beliau

ajarkan sampai-sampai beliau pun

diberi gelar sebagai Hujjatul Islam,

ada juga yang menyebut beliau

dengan sebutan Hujjah yang berjalan.

Beliau menghabiskan waktunya untuk

ibadah, mengkhatamkan Al Quran,

berkumpul dengan para ahli ibadah

serta mengajar para penuntut ilmu

hingga beliau meninggal dunia. Be-

liau meninggal dunia pada hari senin,

seperti yang dituturkan oleh Abul Fa-

raj ibnul Jauzi dalam kitab Ats Tsabat

indal Mamat dengan menukil cerita

Ahmad saudara imam Al Ghazali,

"Pada shubuh senin, saudaraku Abu

Hamid berwudhu' dan shalat, lalu ber-

kata "Bawa kemari kain kafan saya!"

lalu beliau mengambil dan menci-

umnya serta meletakkannya di kedua

matanya dan berkata, "Saya patuh dan

taat untuk menemui malaikat maut."

kemudian beliau meluruskan kakinya

dan menghadap kiblat. Beliau

meninggal sebelum langit pagi

menguning (menjelang pagi)." Imam

Al Ghazali meninggal di kota Thusi

pada hari senin tanggal 14 Jumadil

Akhir tahun 505 H dan dikuburkan di

pekuburan Atha Thabaran.

Peninggalan keilmuan beliau sangat

banyak dan kebanyakan dari kitab-

kitabnya tetap bertahan didunia

keilmuan sampai saat ini, diantaranya

adalah kitab Ihya Ulumuddin dan

kitab Tahafut Falasifah.

Sambungan hal 5

Maqashid sendiri kemudian dianggap

berdiri secara independen dan terlepas

dari ilmu Ushul Fiqh saat At-Thahir

ibn Asyur menulis kitab Maqashid

Syari’ah Al-Islamiyah.

Walau begitu, kelahiran Maqashid

sebagai sebuah disiplin ilmu bukan

berarti muncul tanpa perdebatan. Posisi

Maqashid dianggap masih tumpang

tindih dalam fungsinya ketika

menetapkan sebuah hukum. Perdebatan

tersebut semakin tajam ketika muncul

anggapan bahwa Ilmu Maqashid diang-

gap terlalu liberal dalam memandang

sebuah hukum. Standarisasi Maqashid

dianggap masih terlalu relatif sehingga

dalam kondisi tertentu dapat me-

makzulkan hukum Islam itu sendiri

jika dianggap berlawanan dengan

Maqashid Syari’ah. Sayangnya, be-

berapa tulisan tentang Maqashid

sendiri masih banyak berkutat tentang

hal-hal normatif seperti Kulliyatul

Khams dan lain-lain.

Pada dasarnya, perdebatan tersebut

kembali kepada polemik otoritas akal

dan nash dalam memandang sebuah

masalah dalam Islam. Sebagian golon-

gan terjebak pada penggunaan Nash

dan fanatik terhadapnya sehingga di-

anggap membuat hukum Islam itu ter-

lalu melangit dan tidak menyesuaikan

diri pada realita dan kemaslahatan

umat . Di sisi lain, sebagian golongan

juga terlalu memuja akal secara ber-

lebihan sehingga tak jarang terkesan

meremehkan nash yang ada. Perde-

batan tersebut kemudian berlanjut pada

masalah, apakah hukum Islam itu

maslahah? apakah setiap hukum Islam

mengandung kemaslahatan? dan

bagaimana jika kemaslahatan manusia

bertentangan dengan hukum Islam

tersebut ?

Hal inilah yang menjadi salah satu latar

belakang Ahmad Raisuni menulis

Kitab Al-Fikr Al-Maqashidi. Disini

beliau mengajak para pembaca untuk

menetapkan standarisasi berpikir ala

Maqashid Syari’ah. Hal ini agar jangan

sampai terjadi perbedaan pemahaman

tentang Maqashid Syari’ah serta agar

jangan sampai pemikiran Maqashid

semena-mena dalam menimbang dan

menetapkan masalah itu sendiri.

Di dalam kitab ini, Raisuni mengutara-

kan setidaknya 4 rambu-rambu berpikir

Maqashid. Hal tersebut beliau utarakan

di bagian kedua isi kitab setelah sebe-

lumnya menyinggung sedikit tentang

Maqashid Syari’ah dan Fikr Al-

Maqashid di bagian pertama kitab.

Kitab yang beliau bagi dalam 3 bagian

ini diakhiri dengan beberapa faedah

singkat berpikir Maqashid serta ap-

likasinya, khususnya bagi para ilmu-

wan Islam yang hidup di zaman ini.

Kitab ini sangat bagus untuk dibaca,

terutama oleh kalangan pelajar dan

ilmuwan yang berkutat dalam kajian

filsafat Hukum Islam (yang terkandung

dalam Ilmu Ushul Fiqh, Qawaid Fiqh,

Dhabith Fiqh, Nazariyah Fiqh dan

tentu saja Maqashid Syari’ah). Dengan

berpikir ala Maqashid, diharapkan

khilafiyah yang terjadi antara sesama

muslim terutama dalam persoalan

hukum Islam dapat diminimalisir kare-

na ada sebuah persatuan dan kesepaka-

tan dalam memahami kemaslahatan

bersama.Tentunya, kemaslahatan terse-

but sesuai dengan rambu-rambu yang

ada tanpa harus mengkorupsi keagun-

gan nash-nash Islam itu sendiri.

Page 10: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 10

Tsaqafi Oleh: Muhammad Alfatih Al-Fadani

H idup merupakan proses yang

cukup panjang untuk

menempuh dan menapaki se-

tiap tujuan yang akan dicapai. Tak

sedikit duri yang akan kita temui, tak

sedikit lubang yang menghadang, tak

sedikit angin yang menyapu harapan,

maka hadapilah semua itu dengan

tekad dan semangat yang kuat. Jad-

ikanlah semua hambatan menjadi hia-

san kehidupan kepada

tujuan dan harapan di masa

depan.

Gagal dan kegagalan seper-

ti sebuah kata yang sekilas

bermakna negatif, tidak

menyenangkan, mengec-

ewakan, dan tidak diharap-

kan. Meskipun demikian,

pada kenyataannya, dalam

hidup manusia, ia tak ter-

lepas dengan fakta ini.

Jalan masih panjang, jangan

sampai terpaku dengan

keberhasilan yang dapat

tercapai, dan jangan pula

sampai berhenti karena

kegagalan yang ditemui,

tapi jadikanlah kegagalan

sebagai batu loncatan untuk

menuju keberhasilan, be-

gitu juga menjadikan keber-

hasilan yang telah sempat

tergores menjadikan kita

senantiasa mau untuk

menggali lebih dalam dari

apa yang pernah kita capai.

Imam Syafi’i mengatakan:

“Orang pandai dan beradab

tak kan diam di kampung

halaman. Tinggalkan

negerimu dan merantaulah

ke negeri orang”. Carilah

berbagai pelajaran dan pengalaman

dari negeri orang, dan kembalilah ke

kampung halaman dengan berbagai

pelajaran dan pengalaman yang telah

didapat guna mengubah negeri tercinta

menuju yang lebih baik.

Jangan pernah puas untuk menelaah

lebih dalam dari ilmu yang pernah

dipelajari, karena ilmu tidak terfokus

pada satu titik saja, ilmu tidak terfokus

pada beberapa titik saja, tapi ilmu itu

luas mencakup ke berbagai aspek, baik

itu ilmu dunia maupun ilmu akhirat.

Jangan pernah kita membeda-bedakan

antara ilmu duniawi dan ilmu ukhrawi.

Sebagaimana yang dikatakan Imam

Syafi’i: “Barangsiapa yang

menginginkan dunia, maka hendaknya

menuntut ilmu & barangsiapa yang

menginginkan akhirat, maka hen-

daknya ia menuntut ilmu”.

Sangatlah jelas bahwa antara ilmu

dunia dan akhirat itu tak bisa

dipisahkan, bagaikan batang pohon

dan akarnya saling melengkapi, batang

pohon tanpa akar tak bisa berdiri

dengan kokoh, dan akar tanpa batang

pohon akan sia-sia. Itulah ibarat ilmu

dunia dan ilmu akhirat yang tak boleh

kita pisahkan.

Dalam perjalanan hidup yang panjang

ini, kita pasti memiliki tujuan dan

harapan yang akan kita capai di dunia

dan di akhirat. Mustahil kita

mendapatkan kebahagiaan dunia tanpa

mempersiapkan bekal untuk di akhirat

nanti. Tidak akan mungkin kita me-

rasakan kebahagiaan akhirat

apabila tidak berbuat apa-

apa untuk hidup di akhirat

ini.

Ingatlah bahwa kita tak akan

kekal hidup di dunia, tapi

akan ada tempat kita hidup

kekal nanti yaitu di akhirat.

Siapkan bekal sebaik-

baiknya, jalan yang akan

ditempuh masih panjang dan

penuh dengan lika-liku ke-

hidupan.

Masih banyak bekal yang

bisa kita persiapkan, masih

panjang tempo waktu kita

untuk mencapai garis finish.

Allah masih membuka pintu

taubatNya bagi hamba-

hambaNya yang berdosa,

Allah masih memberi jatah

umur untuk kita hidup di

dunia ini. Jangan sia-siakan

kesempatan yang telah dise-

diakan, gunakan sebaik

mungkin agar tak ada

penyesalan yang akan

terucap di hari kemudian.

“Penyesalan selalu datang di

akhir”. Jangan sampai suatu

pekerjaan berbuah penyesa-

lan, tapi berusahalah dengan

sebaik-baiknya diiringi do’a kepada

Allah SWT.

Manfaatkan waktu luang sebelum

waktu sempit menghampiri, berbuatlah

dikala hidup sebelum datang kematian.

Hiasi hidup di dunia dengan hal-hal

yang mendatangkan ridho Allah, ber-

buatlah sebaik-baiknya, karena jalan

masih panjang.

JALAN MASIH PANJANG

Page 11: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 11

Oleh : Andiki Fadhilah

Kalau boleh tahu apa sejarah munculnya ide Anda untuk mendirikan Muassasah ini? Ide ini muncul ketika saya melihat pada diri saya pribadi dan realita yang terjadi pada kawan-kawan KMM dan Masisir yang masih di tingkat Mubtadiin, yang butuh pa-da ilmu-ilmu dasar sebagai kunci awal untuk mendalami ilmu yang butuh pemahaman yang lebih ting-gi. Saya melihat di beberapa masjid dan tempat-tempat talaqqi lainnya bahwa talaqqi yang diadakan tidak bertahap, tidak dimulai dari dasar, berlanjut ke tingkat pertengahan, dan seterusnya. Sehingga, bagi yang ingin mengikuti talaqqi, bi-asanya memilih beberapa pelaja-ran yang sesuai dengan ting-katannya, dan tidak sedikit, ada beberapa talaqqi yang yang dibu-

tuhkan, jadwalnya dempet. Oleh karena itulah saya termotiva-si untuk mendirikan muassasah ini untuk ‘Tahqiq ahdaf al-thullab’ mewujudkan tujuan penuntut ilmu yang ingin fokus mendalami ilmu agama dan mempelajarinya secara bertahap yang dimulai dengan tahap yang pertama marhalah mubtadiin, Di samping itu, hal yang menguat-kan saya untuk mendidirikan muassasah ini adalah bahwa mayoritas masisir tidak bisa berba-hasa arab fushah dengan lancar, termasuk saya sendiri. Pergaulan dengan orang mesir yang pada umumnya berbahasa ammiah, sangat tidak mendukung untuk perkembangan bahasa arab fu-shah, ditambah lagi ketidakpedean kita sesama kita yang masih mem-pertahankan bahasa Indonesia

atau bahasa daerah sebagai baha-sa pergaulan sehari-hari sesama kita. Maka dari sini saya berketeta-pan hati untuk mendirikan sebuah muassasah sebagai sarana pemantapan dan praktek berbaha-sa arab fushah Apa tujuan yang segnifikan da-lam mendirikan muassasah ini? Tujuan yang pertama adalah: Mengundang dan bekerja sama dengan syekh-syekh al-Azhar un-tuk bergabung di muasssah ini mengadakan talaqqi dari tahab dasar seperti Nahwu, Sharaf, Adab, Ushul Fiqh, Fiqh, Mushtalah Al-Hadits, Ulum Al-quran, Mantiq, dan ilmu-ilmu dasar lainnya yang dibutuhkan oleh penuntut ilmu syar'i. Selengkapnya hal. 16

Muassasah Abnaa Al-Azhar, Penyokong Akademis Masisir

Wawancara

S etiap putra bangsa

yang hadir ke negri para nabi ini, pasti mempunyai tujuan untuk menuntut ilmu, demi mencapai masa depan yang gemilang, mengabdi untuk keluarga, dan masyarakat. Bahkan ada dari sebagian maha-siswa yang mempunyai tujuan lebih dari itu semua, tidak sekedar berusaha untuk menuntut ilmu saja, tapi juga berusaha bagaimana berbagi antar sesama, baik dari segi ilmu, ide maupun motivasi-motivasi, serta jasa dan karya. Karena jasa dan karya, kita akan selalu dekenang oleh orang lain tatkala kita sudah tiada. Adalah Ustadz YAHDI ILAL HAQ seorang putra Minang kelahiran Kayutanam, 24 Maret 1991 yang belajar di Universitas Al-Azhar yang selalu memberikan kata-kata semangat kepada mahasisiwa baru dan kawan seper-juangan beliau dalam mencapai kesuksesan masa de-

pan cerah yang selalu diimpikan oleh setiap maha-siswa berasal dari Ranah minang khususnya. Ustaz Yahdi Ilal Haq yang kerap dipanggil Sibawaihi di ka-langan warga KMM sekarang ini, mempunyai kiprah yang san-gat luas dalam membantu dan memberikan moti-vasi kepada ma-hasisiwa baru saat ini, baik

berupa memberikan bimbingan belajar Nahwu Sharaf sebagai salah satu ilmu dasar bagi Thalib ilmu syar'i dan sedang berusaha untuk memperbesar ide yang sudah terwujud sekitar satu bulan yang lalu yaitu sebuah lem-baga pendidikan bernama MUASSASAH ABNAA AL-AZHAR Mari simak hasil wawancara dengan sang pendiri MUASSASAH ABNAA AL-AZHAR Ustaz Yahdi ilal Haq...

Page 12: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 12

Bundo Kanduang [Oleh : Durratul Azkiya

B undo Kanduang atau Bunda

Kandung adalah personifi-

kasi suku bangsa

Minangkabau sekaligus

julukan yang diberikan kepada per-

empuan yang memimpin keluarga

dalam tradisi Minangkabau, baik se-

bagai ratu maupun selaku ibu dari raja.

Menurut kabar atau cerita lisan

Minangkabau, Bundo Kanduang ada-

lah nama seorang tokoh wanita yang

menurunkan

raja-raja

Minangkabau,

yang

berkedudukan

di istana Pa-

garuyuang.

Dalam tahap

selanjutnya

Bundo Kan-

duang menjadi

istilah yang

berarti ibu sejati

yang memiliki

sifat keibuan

dan kepemimpi-

nan. Seorang

ibu akan banyak

menentukan

watak anak-

anaknya kelak,

sebagaimana

pepatah

Minang:

Kalau karuah aia di hulu

Sampai ka muaro karuah juo

Kalau kuriak induaknyo, rintiak anak-

nyo

Tuturan atok jatuahan ka palimbahan

Sesuai dengan tugas seorang ibu se-

bagai penghubung keturunan dan

mendidik anak-anak yang dilahirkan,

menurut adat Minangkabau seorang

ibu harus memilki sifat teladan di ling-

kungan keluarganya. Seorang Bundo

kanduang harus mencerminkan sifat-

sifat baik dalam berkata, berbusana,

maupun bertindak. Selain itu seorang

Bundo Kanduang juga harus dapat

membedakan mana yang baik dan

mana yang buruk.

Untuk mengikuti pergaulan di ling-

kungan kampung dan nagarinya, ia

perlu mempunyai pengetahuan

mengenai masalah adat dan situasi

nagari. Hal lain yang juga urgen yang

harus dimiliki oleh seorang Bundo

kanduang adalah rasa malu yang dapat

mencegahnya dari perbuatan atau ting-

kah laku yang tidak sesuai dengan

syariat Islam dan adat istiadat.

Seorang Bundo Kanduang dalam

Minang mempunyai kewajiban untuk

menaati semua aturan seperti menjaga

harta pusaka serta memelihara anak

dan kemenakan.

Manuruik alua nan luruih

Manampuah jalan nan pasa

Mamaliharo harato pusako

Mamaliharo anak jo kamanakan

Adapun peran Bundo kanduang

dihimpun dalam ungkapan sebagai

berikut: Bundo Kanduang, limpapeh

rumah nan gadang, umbun puruak

pagangan kunci, umbun puruak aluan

bunian, pusek jalo kampuan tali,

sumarak di dalam kampuang ,hiasan

dalam nagari, nan gadang basa ba-

tuah, kok iduik tampek banasa, kok

mati tampek baniaik, kaunduang-

unduang ka madinah, kapayuang pan-

ji ka sarugo. Kapai tampek batanyo,

kapulang tampek babarito.

Ungkapan di atas memposisikan per-

empuan atau Bundo kanduang dengan

posisi yang tinggi. Limpapeh rumah

nan gadang, maksudnya Bundo kan-

duang bebas

bergerak kesana

kemari di dalam

rumah gadang

untuk memer-

hatikan anak dan

kamanakan.

Adat mem-

berikan peran

yang sangat be-

sar terhadap

Bundo Kan-

duang untuk

memperhatikan

serta mengayomi

anak dan ke-

menakan. Um-

bun puruak pa-

gangan kunci,

umbun puruak

aluan buni-

an,maksudnya

seorang Bundo

kanduang me-

megang kunci rangkiang atau gudang.

Pusek jalo kampuan tali, maksudnya

Bundo Kanduang sebagai pusat jaring,

dari sana semua tali direntangkan.

Maksudnya perempuan sebagai ibu

yang melahirkan anak-anak dan terus

berkembang. Dari Bundo Kan-

duanglah berkembang anak ke-

menakan, yang kemudian menjadi

masyarakat Minagkabau. Sumarak di

dalam kampuang , hiasan dalam na-

gari, nan gadang basa batuah, mak-

sudnya menjadi penyemarak kampung

dan hiasan dalam nagari, dia anggun

dan beribawa. kok iduik tampek

banasa, kok mati tampek baniat, mak-

sudnya Bundo Kanduang menjadi

tumpuan harapan anak dan ke-

Peran Bundo Kanduang dan Korelasinya dalam Islam

Page 13: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 13

menakan. Kaunduang-unduang ka

madinah, kapayuang panji ka sarugo.

Kapai tampek batanyo, kapulang

tampek babarito, maksudnya Bundo

kanduang menjadi pelindung dan pen-

gayom bagi anak kemenakan dalam

keadaan susah dan senang, sebagai

penasehat dan tempat mengadu bagi

anak dan kemenakan.

Adapun menurut pandangan syariat,

wanita muslimah memiliki kedudukan

yang mulia dalam Islam dan

pengaruh yang besar dalam kehidupan

setiap muslim. Dia akan menjadi mad-

rasah pertama dalam membangun

pemerintahan yang shalih tatkala dia

berada di atas Alquran dan sunnah.

Kesesatan dan penyimpangan tidak

akan terjadi melainkan karena jauhnya

mereka dari petunjuk Allah Swt dan

dari ajaran Rasulullah Saw. Kesesatan

dan penyimpangan umat tidak terjadi

melainkan karena jauhnya para wanita

dari ajaran Islam. Islam memandang

wanita lewat kesadaran terhadap tabi-

atnya, hakekat risalahnya serta pema-

haman terhadap konsekuensi logis

dari spesial kodrat yang dianugrahkan

Allah kepadanya.

Karena itu wanita dalam masyarakat

Islam memiliki peranan yang sangat

penting tetapi dengan bingkai yang

telah digariskan oleh Islam. Dalam

kata lain peranan itu tidak berten-

tangan dengan kodratnya sebagai

wanita yang dalam susunan biologis

dan nilai-nilai kejiwaannya yang ber-

beda dengan laki-laki.

Peranan wanita di dalam keluarga

adalah sebagai seorang istri se-

bagaimana yang dicontohkan oleh

Khadijah dalam mendampingi

Rasulullah saw di awal masa kenabian

beliau. Adapun sebagai ibu, kemuli-

aannya sungguh jelas dalam hadist

Rasulullah saw saat beliau ditanya

oleh seseorang “Wahai Rasulullah,

siapakah orang paling berhak kuper-

lakukan dengan baik?” beliau

bersabda ”Ibumu”. Laki-laki itu kem-

bali bertanya lagi, “Kemudian siapa?"

Rasul menjawab, ”Ibumu”, lalu laki-

laki itu bertanya lagi, “Kemudian

siapa?” Beliau menjawab “Ibumu”,

“kemudian siapa?” tanyanya lagi.

Kemudian Rasul menjawab,

”Ayahmu”.

Selain peranannya dalam keluarga,

seorang wanita juga mempunyai

peranan dalam masyarakat dan nega-

ra. Jika ia adalah seorang ahli ilmu

agama, maka wajib hukumnya untuk

berdakwah pada wanita lain. Begitu

pula jika ia adalah ahli di bidang-

bidang tertentu, maka ia bisa

mengambil andil dalam urusan terse-

but, namun dengan batasan-batasan

yang telah disyariatkan dan tentunya

sesudah kewajibannya sebagai ibu

rumah tangga terpenuhi.

Sungguh telah dijelaskan di dalam

Alquran betapa pentingnya peran

wanita, baik dalam keluarga maupun

masyarakat. Peran wanita dikatakan

penting karena banyak beban-beban

berat yang dihadapinya.

Penghargaan terhadap perempuan

telah memotivasi wanita

Minangkabau untuk berani maju dan

menyuarakan aspirasi. Salah satunya

Rohana Kudus (1884-1972), beliau

mendirikan sekolah untuk para gadis

pada saat mereka menjadi pingitan,

sehingga keluar rumah menjadi hal

yang tercela di kalangan masyarakat.

Ia mengajari para gadis agar dapat

membaca dan mandiri dengan mendi-

rikan tempat pendidikan, yaitu Amat

Setia yang menghimpun perempuan

dan mengajari mereka berbagai ket-

erampilan. Pada tahun 1915 organ-

isasi ini mendapat pengakuan dari

Badan Hukum Hindia Belanda. Ro-

hana Kudus menerbitkan surat kabar

khusus wanita yang pertama di Indo-

nesia.

Tokoh lainnya adalah Rahma El-

Yunusiyyah (1910-1069). Beliau

mendirikan sekolah khusus putri yaitu

Diniyah Putri Padang Panjang pada

tahun 1923, karena ia melihat kaum

perempuan tidak bebas mendapatkan

pelajaran. Sekolah tersebut banyak

didatangi oleh anak-anak perempuan

bukan hanya dari wilayah

Minangkabau tetapi juga dari berbagai

penjuru. Dia juga mempertahankan

kehormatan perempuan-perempuan

minangkabau dari pelecehan-

pelecehan olehtentara Jepang selama

masa pendudukannya di Indonesia

(1943-1945).

Pada tahun 1955, saat Abdurrahman

Taj (syekh Al-Azhar) berkunjung ke

Indonesia, beliau menyempatkan diri

datang ke Diniyyah Puteri. Sebagai

penghargaan beliau mengundang

Rahma ke Universitas Al-Azhar Kairo

Mesir untuk berbagi pengalaman.

Pada tahun 1957, Rahma menunaikan

ibadah haji dan berkunjung ke Uni-

versitas Al-Azhar. Disana beliau dis-

ambut sebagai Syaikhah, gelar ke-

hormatan agama tertinggi yang diberi-

kan kepada perempuan.

Page 14: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 14

M ahasiswa, begitulah

sebutan untuk para

penuntut ilmu tingkat

universitas, sekolah tinggi maupun

institut. Apa itu mahasiswa? Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, maha

memiliki arti sebuah bentuk terikat,

sangat; amat; teramat; besar, se-

dangkan siswa adalah seorang murid.

Maka mahasiswa adalah seorang

murid yang “besar”, besar dalam ber-

tindak, tanggung jawab dan kewajiban

yang diemban sebagai agent of

change. Hal ini menuntut mahasiswa

mampu mencerminkan sikap yang

mandiri, berjiwa sosial dan berbudi

pekerti sebagai dampak beranjaknya

fase kehidupan seseorang dari masa

kanak-kanak menuju dewasa.

Idealnya, mahasiswa adalah seseorang

yang seimbang, tidak terlalu berkutat

dengan buku tebal perkuliahan dan

tidak teramat ekstrim dengan kegiatan

organisasi dan kepanitiaan. Sebab, ia

memiliki kesadaran pentingnya kuliah

dan kegiatan ekstra. Ia berhasil mem-

buat keduanya akur, teratur dan rapi.

Mahasiswa ideal mengetahui kelema-

han yang mesti disembuhkan dan

kelebihan yang seharusnya dipertahan-

kan. Aktivitas mahasiswa secara garis

besar meliputi pembinaan intelektual,

pengembangan studi dalam rangka

membantu proses belajar, kegiatan

sosial, seni dan olahraga, serta pelati-

han keterampilan.

Masisir sebagai mahasiswa yang pada

umumnya menuntut ilmu agama di

Mesir, layaknya memahami bahwa

menjadi ilmuwan agama yang

mumpuni tidak cukup dengan prestasi

akademis saja. Kemampuan bersosial-

isasi dengan masyarakat, kecakapan

dalam berbicara serta kepribadian

yang bersahaja adalah beberapa hal

yang patut dipersiapkan sebelum ter-

jun ke medan juang.

Cermat Penulis, fenomena kehidupan

masisir yang beragam mulai dari

kuliah sebagai kebutuhan primer

dilengkapi talaqqi ilmu-ilmu agama di

masjid-masjid yang tersebar di pen-

juru negeri kinanah, juga bimbingan

belajar yang disediakan oleh organ-

isasi kemahasiswaan maupun lembaga

bimbingan pendidikan seperti Asy-

Syathibi Center serta organisasi

kekeluargaan baik itu daerah maupun

almamater dan organisasi keilmuan

lainnya. Namun, bagi segelintir maha-

siswa menjadi kepuasan tersendiri

apabila mampu membiayai hidup

dengan hasil keringat sendiri di peran-

tauan ini. Banyaknya pilihan penun-

jang kompetensi masisir menantang

setiap individunya mampu menen-

tukan prioritas masing-masing.

Dalam prinsip ini, seumpama ketika

memasak gulai bahan yang digunakan

diantaranya garam, lada, bawang,

asam, dan sebagainya. Setelah di-

masak, gulai tetap terasa asin, lada

tetap terasa pedas, maungnya bawang

dan asamnya asam pun tetap terasa

jika tepat takarannya. Sehingga ter-

dapat keharmonisan dan keseim-

bangan antara bahan-bahan dimana

sifat yang satu dengan yang lain

bertentangan. Kalau tidak lengkap

salah satu diantara bahan-bahan terse-

but, maka kuranglah rasa gulai sebagai

satu kesatuan.

Masisir (baca : Mahasiswa Indonesia

di Mesir) merupakan duta bangsa

yang mengemban amanah sebagai

kelompok yang dituntut untuk

menekuni ilmu agama. Harapan yang

relatif tinggi dari masyarakat membu-

tuhkan transformasi tanpa mengor-

bankan identitas sebagai alim ulama.

Mesir memfasilitasi mahasiswa untuk

bereksperimentasi dengan ide-ide dan

gagasan para pemikir muda

sehingga mampu menghadapi tan-

tangan dari luar. Masisir harus mampu

menggarap konsep-konsep pendidikan

baru untuk mengimbangi segala

perkembangan zaman yang terus men-

jadikan umat Islam tertinggal di garis

terbelakang.

Masisir merupakan kawah lahirnya

agent of social change sejalan dengan

negara yang berkepentingan untuk

melahirkan generasi yang berkualitas

dan mumpuni. Masisir merupakan

subjek dakwah yang harus telaten da-

lam mengonsep dakwah di era mod-

ern. Kecenderungan masisir mener-

jemahkan buku-buku berbahasa arab

dibanding menghasilkan karya tulis

seperti ulama-ulama terdahulu

mengancam ketertinggalan seiring

berkembangnya arus jurnalistik di

Indonesia.

Kuatnya arus perubahan menuntut

masisir cekatan dalam bersikap. De-

rasnya arus globalisasi mulai merubah

kebudayaan Indonesia. Pesatnya

kemajuan teknologi menantang umat

Islam di era modern, sehingga dibu-

tuhkan

tangan

terdidik

secara

pasti yang

dapat

membuat

sketsa

dakwah

menye-

luruh,

tidak me-

nutup diri

terhadap

perkem-

bangan

zaman,

menjadi-

kan

teknologi

dan bu-

daya sebagai jalan dakwah agar mam-

pu beradaptasi dalam lingkungan

masyarakat dan tampil di kancah

terdepan perubahan.

Indonesia membutuhkan orang-orang

yang intelek dan agamis, artinya mam-

pu mengimbangi kemampuan spiritual

dan material. Sebagai pemuda penerus

generasi bangsa sudah saatnya kita

memulai langkah untuk mewujudkan

hal tersebut sebagaimana pernyataan

salah seorang pujangga Mesir, Taufiq

Al-Hakim dalam karyanya Tsaurah

Syabab “Pemuda akan terus beraktivi-

tas selama tulang belakangnya sehat”.

Buktikan kita mampu menciptakan

kejayaan Islam kembali....!!!

Opini [Oleh : Dini Mukhlisati

Masisir, Agent of Change

Page 15: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 15

Sambungan hal. 1

diduduki oleh para sekutu. Mustafa Ke-

mal Attartuk kemudian mengorganisasi-

kan gerakan perlawanan melawan Seku-

tu. Pada tahun 1923, gerakan perlawanan

ini berhasil mendirikan Republik Turki

Modern dengan Attartük (gelar yang

diberikan kepada Mustafa Kemal) men-

jabat sebagai presiden pertamanya.

Ibu kota Turki berada di

Ankara namun kota ter-

penting dan terbesar ada-

lah Istanbul. Disebabkan

oleh lokasinya yang strat-

egis di persilangan dua

benua, budaya Turki

merupakan suatu Negara

yang terdapat di da-

lamnya percampuran

budaya (Melting Pot)

antara Timur dan Barat

yang unik dan sering

diperkenalkan sebagai

jembatan antara dua buah

peradaban. Dengan adan-

ya kawasan yang kuat

dari Adriatik ke Tiongkok dalam jalur

tanah di antara Rusia dan India, Turki

telah memperoleh kepentingan strategis

yang semakin tumbuh.

Turki adalah sebuah republik konsta-

tisional yang demokratis, sekuler dan

bersatu. Turki telah berangsur-angsur

bergabung dengan Barat sementara di

saat yang sama menjalin hubungan

dengan dunia Timur.

Mengintip Masuknya Islam ke Tur-ki

Memasuki tahun pertama Masehi, wilayah Turki yang saat itu bernama Kerajaan Bizantyum dikuasai Romawi selama empat abad. Kekuasaan Romawi dijatuhkan kaum Barbar. Pada masa inilah ibukota kerajaan dipindahkan dari Roma ke Konstan-tinopel (sekarang Istanbul).

Pada abad ke-12 Bizantyum jatuh ke dalam kekuasaan Kerajaan Ottoman yang dipimpin Raja Osman I. Inilah masa keemasan Turki Ottoman. Pada masa inilah pemerintahan Turki Otto-man memperoleh pengaruh Islam yang kuat . Setelah Osman I meninggal, kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah kemudian merambah sampai ke bagian Timur Mediterania dan Balkan. Dan hal ini

menjadi titik awal penyebaran agama Islam di Eropa. Bagaimana dengan perkembangan Islam di Turki? Dilihat dari sisi perkembangan hukum Islam, perkem-bangan Islam di Turki dapat dikelompokkan ke dalam tiga periode besar yaitu: periode awal (650-1250),

periode pertengahan (1250-1800), dan periode modern (1800 sampai sekarang). Pada periode awal, hukum Islam dilaksanakan secara murni sesuai dengan ajaran Alquran dan Sunnah bahkan cenderung tradisional dan konservatif. Masa awal Islam masuk ke Turki pada abad ke 8 dibawa oleh orang Arab. Selain itu, keberhasilan pasukan muslim juga memiliki pengaruh terhadap islamisasi penduduk Turki. Era Utsmaniyah pada tahun 1453 saat kesultanan Us-manjyah mulai berkuasa di Turki, Is-lam makin menjadi agama yang domi-nan. Gereja-gereja di Turki yang meru-pakan peninggalan Bizantyum banyak yang disulap menjadi masjid termasuk Hagia Shopia. Islam menjadi sangat doninan hingga tahun 1929-an. Pada periode pertengahan, sudah ada usaha untuk memasukkan hukum Islam ke dalam perundang-undangan negara. Dan di akhir periode pertenga-han tersebut pemikiran pembaharuan hukum Islam sudah mulai muncul. Pada periode modern, terjadi pem-baruan besar-besaran di Turki terma-suk upaya Turkinisasi Hukum Islam yang dipelopori oleh Mustafa Kemal. Era Modern Turki, Kesultanan Us-

maniyah runtuh dan diteruskan oleh Republik Turki yang diproklamirkan pada 29 oktober 1923. Islam menjadi sedikit mundur karena perubahan Turki dari kesultanan menjadi Negara Sekuler. Atartuk melarang Islam dan memberi keleluasaan pada agama non Islam.

Efek lainnya adalah dim-ulainya penggunaan Kal-ender Masehi seperti di negara-negara barat ketimbang Kalender Hi-jriah, dan penggunaan kata tantric lebih diga-lakkan daripada kata Allah. Selanjutnya Hagia Shopia yang pada awal-nya diubah menjadi mas-jid, diubah lagi menjadi museum. Di samping itu, efek lainnya adalah pelarangan pengajaran Islam dan pembatasan jumlah masjid.

Meski demikian, Turki Ustmani masih dianggap sebagai kekhalifahan Islam yang paling sukses menjaga perdamain dengan Negara-Negara tetangga yang notabenenya adalah Negara non Islam. Sehingga, Dinasti Utsmani mendapatkan tempat tersendiri di hati para tetangganya dan sangat disegani.

Tokoh-tokohnya Dalam masa kurang lebih 6 abad (1294-1924) berkuasa, Turki Utsmani mempunyai raja sebanyak 40 orang yang silih berganti, namun demikian, akan disebutkan beberapa raja yang berpengaruh saja, diantaranya: Sultan Ustman bin Urtoghal (699-726 H/ 1294-1326 M) Sultan Urkhan bin Utsman (726-761 H/ 1326-1359 M) Sultan Murad I bin Urkhan (761-791 H/ 1359-1389 M) Sultan Bayazid I bin Murad ( 791-805 H/ 1389-1403 M) Sultan Muhammad I bin Bayazid (816-824 H/ 1403-1421 M) Sultan Murad II bin Muhammad ( 824-855 H/ 1421-1451 M) Sultan Muhammad Al-Fatih (855-886 H/ 1451-1481 M)

Selengkapnya hal 16

Page 16: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 16

Sambungan hal 15 Mengintip Pengaruh Budaya Barat di Turki

Pengaruh dari kebudayaan barat yang masuk ke Turki Utsmani pada saat itu memberikan dampak yang besar ter-hadap negara tersebut, dari mulai sistem pemerintahan, sistem pendidi-kan hingga keadaan sosial yang ter-

jadi. Ada yang bersifat baik karena membawa perubahan menuju kema-juan seperti dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, ada juga yang memba-wa ke arah yang lebih buruk. Con-tohnya seperti pemikiran barat yang bersifat bebas tanpa ada batasan mor-al dan etika yang jauh dari syariat yang sebelumnya dipegang teguh oleh kerajaan Turki Utsmani tersebut. Pengaruh tersebut berdampak pada

kondisi sosial politik yang terjadi disa-na sehingga mempengaruhi terhadap karya-karya sastra yang di ciptakan. Karya tersebut bisa merespon positif dan bisa pula sebaliknya. Bisa sebagai bentuk protes ataupun bisa juga se-bagai bentuk antusiasme terhadap budaya asing tersebut.

Sambungan hal. 11 Tujuan yang kedua adalah: Mengasah skil berbahasa arab anggota muassasah, baik itu skil membaca, mendengar, menulis, maupun skil untuk menuturkan bahasa arab dengan benar. Dan untuk ke depannya kami ber-encana akan bekerja sama dengan kawan-kawan mahasiswa mesir untuk tinggal bersama ang-gota muassasah, sehingga ang-gota yang tergabung akan lebih leluasa berbicara dengan orang mesir dengan bahasa arab fushah. Jangan sampai mahasisiwa Indo-nesia lebih lancar bahasa ammiah-nya dari pada bahaaa arab fushah, walaupun di satu sisi kita sebenarnya juga perlu mempela-jari bahasa ammiyyah dalam ber-integrasi sesama masyarakat setempat. Tujuan yang ketiga adalah: Membentuk biiah thalib ilmi dan biiah shuhbah al-shaalihiin, karena seseorang itu merupakan hasil dari produk lingkungannya. Seseorang yang sangat rajin, akan bisa men-jadi malas, karena berada di ling-kungan pemalas, dan sebaliknya. Seseorang pemalas akan bisa menjadi rajin, kalau berada di ling-kungan orang-orang yang rajin. Apalagi kalau seandainya dia su-dah rajin, dan hidup bersama orang-orang yang rajin. Maka su-dah tentu pasti, dia akan ber-tambah rajin. Di sini, muassasah akan mem-berikan sarana dan prasarana penunjang untuk pemantapan iman dan taqwa, memberikan buku panduan amalan sehari-hari se-bagai sarana muhasabah diri, sep-

erti shalat berjamaah, zikir pagi petang, membaca Alquran, puasa senin kamis, puasa hari-hari putih, dan amalan-amalan lainnya. Dan yang paling penting adalah dakwah bil haal, kerajinan, ketaa-tan, dan kegigihan anggota tentu akan mempengaruhi anggota lainnya. Sebagaimana yang kita ketahui dalam medirikan sebuah lem-baga pendidikan, yayasan keilmuan tentu butuh biaya demi perwujudan dan kelangsuangan muassasah anda. Jadi sudah sejauh mana perkermbangan finansial muassasah ini? Pertama, saya berdoa kepada Al-lah agar memberikan jalan kemu-dahan bagi saya dan kawan-kawan dalam mewujudkan niat mulia ini. Memang benar, dalam proses pen-didikan sedikit banyaknya butuh kepada biaya, dan alhamdulillah kami sudah mempunya link yang saya kira bisa membantu dan ber-partisispsi dalam niat tulus ini, sep-erti mencari link di Negara Qatar dan kami sudah mempunyai per-wakilan di sana, link ke Jakarta yang masih dalam perencanaa, atau ke Sumatera Barat sendiri. Intinya “Dima ado ikan, di situ jalo dikambangan.” Dalam massasah ini apakah an-da berencana untuk membuat suatu bangunan seperti muas-sasah yang ada di indonesia misalnya? Tentu. Memang untuk ke de-pannya ada rencana untuk menye-wa satu syaqqah kalau dapat membelinya, Allahu a’lam apa

yang akan terjadi untuk bari esok. Kalau dana memungkinkan ka-mipun berencana untuk menyewa syaqqah, kalau berlebih kita ber-niat untuk membeli syaqqah, atau imarah. Ya sesuai dengan rezki yang diberikan Allah Swt. Apa pesan anda kepada warga KMM dan Masisir agar selalu semangat menuntut ilmu di negri para Nabi ini ustadz Yahdi? Rugilah bagi orang yang sudah punya kesempatan untuk pergi ke mesir tapi tidak mengambil kesem-patan besar itu, dan rugilah bagi orang yang sudah di mesir tapi tidak tahu apa yang ia perbuat. Setiap kita, pergi jauh-jauh ke Me-sir meninggalkan negri yang jauh di sana pasti mempunyai tujuan yang sama yaitu menuntut ilmu, pergunakanlah kesempatan itu seluas-luasnya. Kesempatan menuntut ilmu di Mesir tidak cuma di bangku perkuliahan saja, masih banyak tempat lainnya seperti talaqqi bersama syekh-syekh yang sudah memiliki ilmu keagamaan yang tinggi dan ahli di bidangnya, bukan hanya satu syekh saja, tapi masih banyak syekh-syekh atau ulama di negri para nabi ini. Bagi yang ingin fokus kuliah si-lahkan, bagi yang ingin fokus talaqqi silahklan, atau keduaya sekaligus, atau dengan kegiatan lainnya, yang penting belajar. Bagi waktu sebaik-baik mungkin, tegas beliau.

Page 17: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 17

Cerpen Oleh: Mila Pebri Wahyuni

Pelangi diujung Senja

H ijau damai alam se-

mesta, menebar

harum taman syurga,

menyulam manik-

manik kedamain, Langitpun Mem-

beri kecupan manis pada bumi,

memberi pesona indah pada se-

tiap sayap-sayap merpati putih

yang terbang dengan penuh

keoptimisan dan pelangi pun tak

mau kalah merangkai kedamaian

diatas warna warni kehidupan,

seakan dunia tak ingin berakhir.

Sebuah desa terpencil ditengah

hijaunya sawah dan ladang, yang

diayun indah irama ombak pantai

pesisir, melodi alam yang terus

bernyanyi membawa semangat

dari suara samudra, menyam-

paikan salam perjuangan dari ka-

rang-karang lautan.

“Teng...teng...teng.” Suara lon-

ceng SD 01.

“Horee...”, sorak sorai suara

murid kelas enam.

“Ayo anak-anak... sebelum pulang,

siapa yang ingin menceritakan

tentang mimpinya?”

“Saya, Bu”, suara lantang dari

seorang bocah berambut pirang

sedikit ikal dan berkulit putih.

“Ya,,, Silahkan teguh”, sambil

senyum ibu guru mempersilahkan.

Dengan gayanya yang khas, per-

lahan sang bocah itupun mulai

memejamkan mata, sambil berko-

mat kamit tentang mimpinya.

“Saya ingin keliling dunia, Saya

ingin jadi orang besar, Saya ingin

tinggal di Inggris, Saya ingin

menjadi seorang psikolog dan

motifator sekaligus trainer no-

mor satu di dunia.

“Hahaha...uuuu”. Suara ejekan

memenuhi kelas. Sontak Teguh

terhenti dan terhenyak diam.

“Baa pulo ang ka bakililiang dunia, Bukiktinggi se ang dak tau do,

ujian Bahasa Inggris jo Ma-

tematika dapek godok taruih. Haha”.

Ejekan seorang teman. Sambil

berbisik-bisik dengan yang lain.

“Hahaha…”

Suasana kelas semakin heboh

“Tsuut...”, cegat bu guru.

“Waah hebat mimpi kamu teguh,

ibu kagum dengan keberanian

kamu… Luar biasa… Memang

seharusnya begitu, hidup harus

berani untuk bermimpi, tak ada

mimpi yang terlalu tinggi untuk

dapat kita gapai, selama kita

tetap yakin dan optimis terhadap

kemampuan kita”, hibur buk guru

sambil tepuk tangan, namun yang

lain hanya diam mengejek.

Semua murid mulai bubar menuju

rumah masing-masing. seke-

lompok temannya datang meng-

hampiri teguh.

“Woi Teguh....Apo kato Ang tadi?

Page 18: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 18

Nio kama Ang? Ka Inggris? Lai dak salah kami mandanga tuh? Hahha”. Diikuti ejekan yang lain.

“Bialah itu kan cito-cito den, Aden nan ka manjalaninyo, Den yakin bisa.” Dengan penuh keber-

anian Teguh menantang ejekan

teman-temnnya.

“Ba apulo ang ka pai ka inggris tuh, kato ang dak pakai pitih ka situ? Apak ang se karajo di sawah tiok hari,amak ang tukang jua sabuik karambia,hahaha.”

Setelah bersorak puas menghina

Teguh, mereka langsung mening-

galkannya. Sementara, wajah

Teguh, hanya dihiasi tetes-tetes

air mata dan Teguh pun

tenggelam dalam tangisannya.

Sesampai dirumah, Teguh lang-

sung menuju kamar dan me-

nyobek semua bendera-bendera

negara yang terpajang rapi me-

menuhi dinding kamarnya. Semua

tulisan-tulisan motivasi dan ceri-

ta-cerita indah tentang masa

depannya, kini hanya tinggal ser-

pihan-serpihan kertas yang tak

berguna.

Perlahan ibunya mendekat. “Kamu

kenapa, Nak? Ada apa dengan

jagoan ibu?” suara lembut

seorang ibu penuh kasih membuat

hatinya tambah luluh.

“Bu, Aku ini hanya anak petani

miskin Bu, yang tak pantas untuk

bermimpi tinggi, buat makan

sehari-hari saja kita susah, gima-

na nanti Aku akan sekolah dan

kuliah tinggi sampai ke Inggris,”

jawab Teguh dengan putus asa.

“Barang siapa yang betaqwa

kepada Allah maka akan diberi

jalan keluar atas setiap permasa-

lahan hidupnya, dan diberi rezki

dari arah yang tidak diduga-

duga”, saut ayahnya dari balik

tirai pintu kamar.

“Itu Allah sendiri yang menjan-

jikannya, Nak. Kita hanya manu-

sia biasa, bukan tuhan. Berusaha-

lah, berdoa, dan bertawakkal.

Tawakkal itu letaknya di akhir

dari sebuah usaha, bukan di awal.

Jika dia diletakkan di awal, itu

namanya putus asa.”

“Nak,,,sinilah!” panggilan sayang

seorang ayah.

“Iya Ayah.” Teguh berjalan

menuju ayahnya, dan duduk di

atas pangkuannya,

“Ayo cerita sama Ayah, apa yang

terjadi disekolah tadi. Apa kare-

na teman-temanmu mengejekmu

lagi?” tanya ayah sambil mengu-

sap kepala Teguh.

Teguh tetap diam dengan mata

yang berkaca-kaca.

“Ayah ingin bercerita tentang

kisah terjadinya mutiara, coba

kamu simak dengan baik.”

Teguh mengangguk sambil me-

nangis.

“Suatu hari anak karang sedang

sibuk bermain dengan teman-

temannya. Selesai bermain dia

langsung buru-buru menuju ru-

mah karena hari sudah mulai

larut malam. Di tengah perjalan-

an dia terjatuh, dan sebutir pasir

menyelinap masuk ke dalam

tubuhnya yang begitu lunak. Ra-

sa sakit itu sungguh menyiksanya,

sesampai di rumah, anak karang

mengadukan perihalnya pada sang

ibu,

“Bu, Aku sudah tak sanggup lagi,

sebutir pasir telah bersarang di

tubuhku.”

Sebutir pasir tersebut tak bisa

dikeluarkan. Setiap hari anak

karang hanya bisa meraung

kesakitan. Namun apalah daya

sang ibu kerang, tak mampu

melakukan apa-apa, hanya bisa

menangis melihat keadaan anak-

nya dan selalu menguatkan sang

anak.

“Bersabarlah nak, kelak rasa

sakitmu ini akan berakhir dengan

indah, kuatkan hatimu,” kata sang

ibu menguatkan.

Anak kerangpun berusaha men-

gusir rasa sakit itu dengan

menggunakan getah di perutnya

dan membalut pasir tajam yang

melukai tubuhnya hingga ber-

tahun-tahun.

Lambat laun pasir tadi berubah

menjadi sebutir mutiara yang

sangat indah dan berharga.

Semua orang memburunya hingga

ke dasar lautan yang paling da-

lam.

“Begitulah proses terjadinya mu-

tiara. Nak. Berawal dari rasa sa-

kit, tekanan demi tekanan.”

“Seharusnya kamu bisa menjadi-

kan hinaan itu sebagai pijakan

untuk dapat melompat lebih jauh,

ayah yakin kamu pasti bisa, apa-

lagi untuk sampai ke inggris, itu

hal yang kecil, jika kamu tetap

optimis, meskipun kamu hanya

anak seorang petani miskin yang

tak punya apa-apa, kita bisa

menabung dari sekarang.”

Begitulah setiap hari Ayahnya

Page 19: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 19

selalu memberi motivasi dan se-

mangat yang tinggi.

“Tapi Yah, nilai Bahasa Inggris

dan Matematikaku selalu rendah,

dan teman -teman se l a l u

mengejekku, bagaimana Aku bisa

sampai ke Inggris?”

“Nak, Ayah yakin tapi Ayah tidak

tahu kapan, kelak Kamu akan

menjadi orang yang paling hebat

dalam bidang matematika, seha-

rusnya kamu bersyukur dengan

ejekan itu nak, dengan begitu

kamu bisa lebih giat lagi.”

Teguh langsung berlari menuju

kamar dan mengumpulkan kembali

serpihan-serpihan bendera dunia

yang tadi disobek dan disatukan

kembali untuk dipajang. Seman-

gatnya kembali menggejolak.

Semenjak itu, dia menjadi anak

yang semakin gigih dan tak

pernah mengeluh. Terus berusaha

untuk mengejar keterting-

galannya. Setiap pulang sekolah

dia selalu pergi ke hutan

mengumpulkan kayu-kayu bakar

untuk dijual sebagai tabungan

kuliahnya ke Inggris nanti.

Sorenya dia jualan goreng keliling

kampung dan malamnya menyibuk-

kan diri dengan belajar, dia be-

gitu optimis, dan tak pernah

peduli meski setiap hari yang

didapat disekolah hanyalah

cemooh dari teman-teman.

Tujuh tahun berlalu. Saat ini,

Teguh telah menyelesaikan pen-

didikannya di SMA dengan me-

raih penghargaan sebagai murid

terbaik. Selain itu, dia berhasil

meraih juara satu olimpiade Ma-

tematika dan debat Bahasa

Inggris. Tidak hanya itu, dia te-

lah menyelesaikan hafalan

Alqurannya dibawah bimbingan

kedua orang tuanya. Dia tumbuh

menjadi pemuda yang tampan dan

saleh,semua itu terpancar indah

dengan akhlaknya yang mulia.

Sekarang tibalah saatnya untuk

masuk ke perguruan tinggi. Dua

bulan berlalu. Semua temannya

duduk di universitas favorit mas-

ing-masing. Namun Teguh masih

sibuk mengumpulkan recehan dari

hasil keringatnya meski semua itu

masih belum cukup untuk biaya

kuliahnya.

Waktu terus berjalan. Senja itu

dia termenung diam di bawah

pohon cemara yang ada di depan

rumahnya. Dia menatap pana pada

langit yang penuh pesona merah

saga, melukis kedamaian di bawah

tirai malam, bulan dan bintangpun

mulai berbaris menyempurnakan

indahnya malam, namun kegunda-

han mulai muncul di hati teguh.

“Dum…”, suara pintu mobil,Teguh

kaget saat melihat mobil pribadi

mewah berhenti di depan ru-

mahnya. Seorang laki-laki dengan

jas hitam berdasi berjalan

menuju rumahnya. Tiba-tiba

orang itu langsung berpelukan

saat bertemu dengan ayah Teguh,

seperti dua sahabat yang telah

lama terpisah.

Setelah satu jam berbincang-

bincang Teguh diperkenalkan oleh

ayahnya kepada pak Fauzan dan

ternyata pak Fauzan adalah sa-

habat karib ayahnya.

“Nak, sekarang bereskan pakain

dan semua barang-barangmu. Pak

Fauzan datang ke sini untuk men-

jemputmu,” suruh ayah dengan

suara serak.

“Aku akan dibawa kemana, Yah?”

tanya teguh penasaran.

Ayahnya hanya diam meski

berkali-kali ditipali Teguh dengan

pertanyaan yang sama.

Setelah semua barang di-packing

dengan rapi, mata ayahnya mulai

berkaca-kaca, begitupun dengan

ibunya. Teguh semakin tak

mengerti, kenapa semua bersedih

melepas kepergiannya. Malam

s e m a k i n l a r u t . S a a t n y a

berangkat.

Di sepanjang perjalanan Teguh

hanya diam penuh penasaran, hat-

inya bertanya-tanya, mau dibawa

kemana dia malam itu. Sampailah

di sebuah bandara dan saatnya

memasuki pesawat.

Beberapa jam kemudian dia

transit di Bandara Hong kong.

Teguh semakin tak mengerti. Se-

lanjutnya dia sampai di Manches-

ter, Inggris. Di sanalah pak Fau-

zan menjelaskan bahwa sekarang

dia telah berada di negeri im-

piannya dan telah sah menjadi

mahasisiwa baru di Oxford Uni-versity dengan beasiswa penuh.

Teguh langsung tersimpuh jatuh

bersujud dan terisak-isak me-

nangis. Pak Fauzan tak banyak

bicara dan langsung mengantar

teguh ke sebuah apartemen me-

wah. Kedatangannya disambut

hangat oleh Adam, seorang maha-

siswa Indonesia yang sedang

melanjutkan program masternya

di Inggris. Pada tahap selanjut-

nya, Adam yang akan menjadi

pembimbing Teguh selama di

negeri asing itu. Setelah itu, pak

Fauzan pun pergi meninggalkan

Teguh.

Pagi yang cerah. Suara burung

bernyanyi merdu menghiasi alam

yang begitu indah di musim semi,

Page 20: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 20

m e n y e m p u r n a k a n

pesona negeri itu.

Hari pertama dia be-

rada di negeri im-

piannya. Dia sangat

b ah a g i a a p a l ag i

setelah namanya

resmi tercatat se-

bagai salah satu ma-

hasiswa kedokteran di

sana.

“Bro, minggu depan

ada talk show dengan

seorang penulis best seller

terkenal dari Indonesia. Kamu

mau ikut nggak ? ajak Adam.

“Memangnya penulis buku apa?

tanya teguh.

Adam memperlihatkan sebuah

buku berjudul “The power of

dream” dan berkata, “Dia adalah

penulis buku ini, Bro. Bukun ini

telah diterjemahkan ke dalam 12

bahasa. Penulisnya keren abiz.

S1 nya di Universitas al-Azhar

Mesir. S2 nya di Damascus dan

S3 nya Universitas Islamabad.

Dia tidak hanya ahli di bidang

agama tapi juga menguasai sains.

Di samping itu, dia adalah pendiri

sebuah sekolah sains bernama

“Islamic sains boarding school” dan memiliki cabang di berbagai

negara,di antaranya Jepang, Jer-

man, Belanda, dan Inggris. Dan

wah nya lagi, beliau merupakan

satu-satunya dosen muslim yang

mengajar filsafat di kampus kita,

keren nggak?”

“Sempurna,” jawab Teguh sambil

mengangguk-angguk karena ter-

pukau dengan promosi Adam.

Kesokan harinya, Adam dan

Teguh bersiap-siap untuk

berangkat, namun sayang sekali

mereka terlambat, ruangan yang

begitu besar telah penuh dengan

ribuan orang dari berbagai Nega-

ra. Teguh dan Adam mendapat

tempat paling belakang.

Dari kejauhan, Teguh melihat

penulis tersebut duduk di atas

panggung bersama seorang

wanita. Wajah penulis itu tak

terlihat jelas namun ruangan itu

menggema dengan nada-nada

syair yang disampaikannya dalam

berbahasa arab dan inggris,

sungguh indah,

Anehnya, Teguh merasa mengenal

suara tersebut. Dia semakin pen-

asaran dan berusaha menerobos

kerumunan masa untuk maju men-

dekati panggung. Teguh pun ter-

henti dan laget luar biasa. Tern-

yata kedua narasumber itu ada-

lah ayah dan ibunya.

“Ayah...Ibu...” sorak teguh

kegirangan.

Ayah dan ibunya hanya bisa

melempar senyum karena masih

berada di atas panggung.

Setelah acara selesai, Teguh

menghampiri kedua orang tuanya.

“Maafkan ayah, Nak karna telah

membuat mu sengsara. Tiga bulan

yang lalu ayah mengi-

rim semua berkas-

berkasmu ke sini ter-

masuk semua piagam

j u a r a m u u n t u k

mengajukan beasiswa.

Kau hebat, Nak. Kegi-

gihan dan ketekunan-

m u m e m b a w a m u

kesini. Siapa sangka

anak seorang petani

miskin bisa kuliah di

sini. Maafkan jika Kau

tak suka dengan cara

ayah mendidikmu. Dan

satu hal lagi, maafkan ayah jika

setiap awal tahun ayah selalu

menghilang tak di rumah bersa-

mamu. Inilah alasannya. Ayah ha-

rus menjadi dosen terbang di

samping melakoni sosok seorang

petani,” jelas ayah sambil

tersenyum.

Teguh menangis terharu. “Tidak,

Yah. Ayah tak perlu minta maaf

seperti itu. Akulah yang seha-

rusnya berterimakasih.”

Teguh akhirnya menyadari

bagaimana usaha kedua orang

tuanya yag sangat gigih hingga

dia bisa melanjutkan pendidikan

di salah satu universitas ternama

di dunia.

“Ayah...Ibu... Aku bangga memiliki

orang tua seperti kalian. Tanpa

usaha keras kalian, aku pasti

sekarang tidak bisa menikmati

bangku perkuliahan di sini.”

Hingga akhirnya Teguh berhasil

menamatkan kuliahnya di Univer-

sitas Oxford dan mendapat

penghargaan sebagai mahasiswa

terbaik di fakultasnya.

Page 21: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 21

HUT Kmm

Daftar Kontingen Peserta

Gebyar HUT KMM

Page 22: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 22

Page 23: edisi khusus

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 23

Page 24: edisi khusus