10
E-Monitoring Production Planning with Integrated Architectural Model 1 MUHAMAD MUSLIH 1) , 2 NOPIAN RIZKI, 3 ELSA MAULA UTAMI, 4 MUHAMAD NURDIN, 5 SHOLAHUDIN AL-AYYUBI DEPARTEMEN INFORMATICS SYSTEM UNIVERSITAS NUSA PUTRA, SUKABUMI, INDONESIA, E-mail : 1) [email protected], 2) [email protected], 3) [email protected], 4) [email protected], 5) sholahudin @nusaputra.ac.id ABSTRAK Monitoring merupakan faktor penting untuk meningkatkan aktifitas kerja perusahaan. Penerapan teknologi pada sistem pelaporan (elektronik) dikenal dengan istilah E-Monitoring. E- Monitoring merupakan pemantauan dan pelaporan dengan penyampaian data secara elektronik (online) serta dapat dipantau secara terus menerus untuk penilaian terhadap kualitas dan efektivitas sistem pengendalian untuk meyakinkan bahwa prosedur berjalan sebagaimana mestinya. Sebagai salah satu arsitektur web service, Metode SOA dapat digunakan untuk menerapkan teknologi monitoring perencanaan produksi bagi perusahaan yang terintegrasi secara baik. Adanya Manejemen Monitoring Perencanaan Produksi yang terintegrasi memudahkan informasi tersampaikan secara cepat dan akurat sehingga dalam melakukan perencanaan akan kebutuhan barang dapat terkontrol dengan optimal, dan minimasir biaya manajemen sehingga kemajuan perusahaan khususnya pengendalian dalam bidang produksi dapat diimbangi dengan pengawasan dan kemudahan layanan informasi. Kata kunciManajemen E-Monitoring, SOA, Web Service. I. PENDAHULUAN Cara kerja yang dilakukan oleh manusia pada berbagai sektor dalam kegiatannya tidak terlepas dari penggunaan teknologi informasi. Teknologi informasi telah membawa perubahan yang sangat fundamental bagi organisasi baik swasta maupun publik. Hal ini terjadi karena teknologi informasi mampu berkolaborasi dengan banyak bidang ilmu lainnya, termasuk di bidang perencanaan produksi. Seiring meningkatnya permintaan pasar akan produk-produk berkualitas yang dihasilkan oleh perusahaan, tentunya persaingan menjadikan hal yang sangat wajar terjadi. Sehingga pertumbuhan perusahaan cukup signifikan. Oleh karena itu, maka perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas hasil produksi guna mempertahankan kepercayaan pasar. Komitmen untuk menghasilkan produk berkualitas terbaik, tentunya diperlukan perencanaan produksi yang matang dan berimbang. Salah satu faktor yang mendukung kelancaran pemenuhan kebutuhan permintaan pasar yaitu tersedianya barang dalam jumlah waktu yang tepat serta memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu untuk menunjang kelancaran produksi dan distribusi, perlu dilakukan pemantauan dan pelaporan dengan penyampaian data yang cepat, tepat dan akurat. Pengolahan data secara elektronik (online) yang terintergrasi merupakan salah satu solusi yang harus diimplementasikan pada berbagai perusahan sejenis. Pada umumnya perusahan memiliki beberapa bagian untuk menjalankan proses kelancaran bisnis perusahaan. Salah satunya perusahaan harus memiliki sistem informasi untuk mendukung setiap proses bisnisnya yaitu sistem informasi yang dapat memonitoring perencanaan yang terintegrasi dengan berbagai bagiannya. Permasalahan yang biasa mengemukan diantaranya ketidak pastian rencana kedatangan bahan baku, rencana pengiriman barang dan rencana jadwal produksi yang yang tidak tepat, sehingga mempengaruhi efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar secara optimal, penentuan target dan jadwal produksi yang dilakukan secara konvensional, sehingga pada saat ada perubahan rencana target dan jadwal produksi berbagai elemen terkait akan mengalami kesulitan informasi rencana produksi secara real time. Oleh sebab itu perencanaan produksi yang terintegrasi perlu dilakukan untuk dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat serta mudah di mengerti oleh manajaman perusahaan secara umum untuk melakukan pengambilan keputusan. II. BAHAN KAJIAN Bahan kajian penelitian yang menjadi referensi untuk menjadi kajian evaluasi pemecahan masalah yang sedang dihadapi perusahaan. Neni Sahara Noerdin (Universitas Malikussaleh Lhokseumawe) dalam jurnalnya tentang Penerapan Sistem Informasi dan Masalah Sosio-Teknis yang ditimbulkannya” Menjelaskan Perubahan sistem informasi menghadirkan cara baru untuk berbisnis secara elektronik, yang akhirnya melahirkan perusahaan berbasis elektronik atau digital. Sistem informasi yang menghubungkan pembeli dan penjual untuk bertukar informasi, produk, layanan dan sistem pembayaran. Melalui jaringan dan komputer, sistem ini berfungsi seperti perantara elektronik, dengan biaya rendah bagi transaksi pasar khusus, misalnya mempertemukan pembeli dengan penjual, menetapkan harga, memesan barang daftar pembayaran menurut (Bakos, J. Y, 1998). Aidil Afriansyah (Universitas Bina Darma) jurnal “E- Monitoring Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)” mengutip menjelaskan E-Monitoring merupakan pemantauan dan pelaporan dengan penyampaian data secara elektronik (online) serta dapat dipantau secara terus menerus untuk penilaian terhadap kualitas dan efektivitas sistem dan pengendalian untuk meyakinkan bahwa pengendalian telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan diperbaiki sesuai dengan kebutuhan. Nurmawati (Universitas 45 Surabaya) pada jurnal “Perencanaan Produksi pada pembuatan Tire Fond di PT. X” mengutip perencanaan proses produksi berkenaan dengan perencanaan dan implementasi sistem kerja yang akan

E-Monitoring Production Planning with Integrated ... · rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana untuk memastikan

  • Upload
    lehanh

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: E-Monitoring Production Planning with Integrated ... · rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana untuk memastikan

E-Monitoring Production Planning with Integrated Architectural Model

1MUHAMAD MUSLIH1), 2NOPIAN RIZKI, 3ELSA MAULA UTAMI, 4MUHAMAD NURDIN, 5SHOLAHUDIN AL-AYYUBI

DEPARTEMEN INFORMATICS SYSTEM UNIVERSITAS NUSA PUTRA, SUKABUMI,

INDONESIA, E-mail : 1)[email protected], 2)[email protected], 3)[email protected], 4)[email protected], 5)sholahudin @nusaputra.ac.id

ABSTRAK Monitoring merupakan faktor penting untuk meningkatkan

aktifitas kerja perusahaan. Penerapan teknologi pada sistem

pelaporan (elektronik) dikenal dengan istilah E-Monitoring. E-

Monitoring merupakan pemantauan dan pelaporan dengan

penyampaian data secara elektronik (online) serta dapat dipantau

secara terus menerus untuk penilaian terhadap kualitas dan

efektivitas sistem pengendalian untuk meyakinkan bahwa prosedur

berjalan sebagaimana mestinya.

Sebagai salah satu arsitektur web service, Metode SOA dapat

digunakan untuk menerapkan teknologi monitoring perencanaan

produksi bagi perusahaan yang terintegrasi secara baik. Adanya

Manejemen Monitoring Perencanaan Produksi yang terintegrasi

memudahkan informasi tersampaikan secara cepat dan akurat

sehingga dalam melakukan perencanaan akan kebutuhan barang

dapat terkontrol dengan optimal, dan minimasir biaya manajemen

sehingga kemajuan perusahaan khususnya pengendalian dalam

bidang produksi dapat diimbangi dengan pengawasan dan

kemudahan layanan informasi.

Kata kunci—Manajemen E-Monitoring, SOA, Web Service.

I. PENDAHULUAN

Cara kerja yang dilakukan oleh manusia pada berbagai sektor

dalam kegiatannya tidak terlepas dari penggunaan teknologi

informasi. Teknologi informasi telah membawa perubahan yang

sangat fundamental bagi organisasi baik swasta maupun publik.

Hal ini terjadi karena teknologi informasi mampu berkolaborasi

dengan banyak bidang ilmu lainnya, termasuk di bidang

perencanaan produksi. Seiring meningkatnya permintaan pasar akan produk-produk

berkualitas yang dihasilkan oleh perusahaan, tentunya persaingan menjadikan hal yang sangat wajar terjadi. Sehingga pertumbuhan perusahaan cukup signifikan. Oleh karena itu, maka perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas hasil produksi guna mempertahankan kepercayaan pasar. Komitmen untuk menghasilkan produk berkualitas terbaik, tentunya diperlukan perencanaan produksi yang matang dan berimbang.

Salah satu faktor yang mendukung kelancaran pemenuhan kebutuhan permintaan pasar yaitu tersedianya barang dalam jumlah waktu yang tepat serta memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu untuk menunjang kelancaran produksi dan distribusi, perlu dilakukan pemantauan dan pelaporan dengan penyampaian data yang cepat, tepat dan akurat. Pengolahan data secara elektronik (online) yang terintergrasi merupakan salah satu solusi yang harus diimplementasikan pada berbagai perusahan sejenis.

Pada umumnya perusahan memiliki beberapa bagian untuk menjalankan proses kelancaran bisnis perusahaan. Salah satunya perusahaan harus memiliki sistem informasi untuk mendukung

setiap proses bisnisnya yaitu sistem informasi yang dapat memonitoring perencanaan yang terintegrasi dengan berbagai bagiannya. Permasalahan yang biasa mengemukan diantaranya ketidak pastian rencana kedatangan bahan baku, rencana pengiriman barang dan rencana jadwal produksi yang yang tidak tepat, sehingga mempengaruhi efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar secara optimal, penentuan target dan jadwal produksi yang dilakukan secara konvensional, sehingga pada saat ada perubahan rencana target dan jadwal produksi berbagai elemen terkait akan mengalami kesulitan informasi rencana produksi secara real time. Oleh sebab itu perencanaan produksi yang terintegrasi perlu dilakukan untuk dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat serta mudah di mengerti oleh manajaman perusahaan secara umum untuk melakukan pengambilan keputusan.

II. BAHAN KAJIAN

Bahan kajian penelitian yang menjadi referensi untuk

menjadi kajian evaluasi pemecahan masalah yang sedang

dihadapi perusahaan. Neni Sahara Noerdin (Universitas

Malikussaleh Lhokseumawe) dalam jurnalnya tentang

“Penerapan Sistem Informasi dan Masalah Sosio-Teknis yang

ditimbulkannya” Menjelaskan Perubahan sistem informasi

menghadirkan cara baru untuk berbisnis secara elektronik, yang

akhirnya melahirkan perusahaan berbasis elektronik atau digital.

Sistem informasi yang menghubungkan pembeli dan penjual

untuk bertukar informasi, produk, layanan dan sistem

pembayaran. Melalui jaringan dan komputer, sistem ini

berfungsi seperti perantara elektronik, dengan biaya rendah bagi

transaksi pasar khusus, misalnya mempertemukan pembeli

dengan penjual, menetapkan harga, memesan barang daftar

pembayaran menurut (Bakos, J. Y, 1998).

Aidil Afriansyah (Universitas Bina Darma) jurnal “E-

Monitoring Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

(PPIP)” mengutip menjelaskan E-Monitoring merupakan

pemantauan dan pelaporan dengan penyampaian data secara

elektronik (online) serta dapat dipantau secara terus menerus

untuk penilaian terhadap kualitas dan efektivitas sistem dan

pengendalian untuk meyakinkan bahwa pengendalian telah

berjalan sebagaimana yang diharapkan dan diperbaiki sesuai

dengan kebutuhan.

Nurmawati (Universitas 45 Surabaya) pada jurnal

“Perencanaan Produksi pada pembuatan Tire Fond di PT. X”

mengutip perencanaan proses produksi berkenaan dengan

perencanaan dan implementasi sistem kerja yang akan

Page 2: E-Monitoring Production Planning with Integrated ... · rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana untuk memastikan

memproduksi produk yang diinginkan dalam kuantitas yang

diperlukan.

Keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan

proses produksi dapat mempengaruhi keputusan dalam operasi

yang lain seperti scheduling produksi, tingkat persediaan, desain

pekerjaan dan metode pengawasan kualitas yang digunakan.

Masalah yang timbul selama proses produksi berlangsung

meliputi perencanaan permintaan prasarana jumlah produksi,

pengendalian material, scheduling, pengendalian kualitas dan

sebagainya. Prosedur perencanaan menurut Pangestu (2000 :

113) ada dua bagian antara lain perencanaan produksi

berdasarkan permintaan pasar dan perencanaan produksi

berdasarkan permintaan.

Adapun Perencanaan produksi dapat digambarkan dengan

siklus pada gambar 1berikut ini.

Gambar 2.1 Siklus Perencanaan Produksi (Yaqin, 2014)

Ahmad Rifai dalam penelitiannya yang diambil tentang

jurnal “Rancang Bangun Sistem Persediaan (Inventory) Dengan

Model Software As A Service Menggunakan Service Oriented

Architecture” menjelaskan SOA (Service Oriented Architecture)

adalah suatu model arsitektural untuk membangun solusi

enterprise berdasarkan service. Secara lebih spesifik, SOA

berhubungan dengan pembangunan independen dari layanan

bisnis yang dapat dikombinasikan menjadi proses bisnis pada

level tinggi dan solusi dalam konteks enterprise. Sedangkan

menurut Eric Christopher Sandjaja Universitas Kristen Petra

mengutip service oriented merupakan sebuah pendekatan dalam

penyelesaian masalah besar dengan membaginya menjadi

sekumpulan layanan (service) kecil yang menyelesaikan

permasalahan spesifik. Untuk itu ada beberapa permasalahan

yang harus dimiliki oleh service, yaitu bagaimana service

berhubungan, bagaimana service berkomunikasi, bagaimana

service didesain, dan bagaimana pesan antar service

didefinisikan. Adapun gambaran umum SOA dapat digambarkan

pada Enkapsulasi fungsi logik proses bisnis dibawah ini.

Gambar 2.2 Enkapsulasi fungsi logik proses bisnis oleh service

([FA 2011],235)

1. Gambaran Umum Web Service

Gambar 2.3 Lingkungan kerja web service ([PRAS 2011],4)

Lingkungan kerja Web Service yang menjadi layanan khusus

pendukung SOA, diimplementasikan pada lingkungan internal

(Internet) untuk kebutuhan integrasi antar sistem aplikasi

ataupun pada lingkungan eksternal (Internet) untuk mendukung

aplikasi B2B dan B2C (e-business). layanan yang disediakan

melalui jaringan berbasis web dengan standar dan platform

yang berbeda [SUY 2007] .

M. Sidi Mustaqbal (Universitas Widyatama) jurnal penelitian

“Pengujian Aplikasi menggunakan Black Box” menjelaskan

menggunakan pengujian dengan Black Box Testing berfokus

pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak Tester dapat

mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan

pengetesan pada spesifikasi fungsional program. Black Box

Testing berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.

Pengujian Black Box bukan alternative dari teknik White Box,

tetapi merupakan pendekatan komplemeter yang kemungkinan

besar mampu mengungkap kelas kesalahan dari pada Metode

White Box, dari beberapa penjelasan jurnal penelitian mengenai

pengujian perangkat lunak menggunakan metode blackbox

testing menjelaskan bukanlah solusi alternatif dari White Box

Testing melainkan pelengkap pada metode White Box .

Rencana pengujian perangkat lunak menggunakan metode

Black Box Testing memfokuskan pada keperluan fungsional dari

software. Karna itu ujicoba blackbox memungkinkan

pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input

yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu

program. Berikut penjelasan ujicoba Black Box Testing

berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori,

diantaranya :

a) Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

b) Kesalahan interface

c) Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

d) Kesalahan performa

e) kesalahan inisialisasi dan terminasi

III. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan secara kuanlitatif dimana data yang

dihasilkan berbentuk angka yang diperoleh dari Quesioner,

pengamatan dan studi dokumentasi. Beberapa perusahaan yang

ada di Sukabumi dijadikan objek penelitan ini. Penelitian lebih

terfokus pada sasaran dan tujuan penelitian, maka variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, variabel bebas (Variabel

independen) sebagai variabel X model arsitektur SOA (Service

Oriented Architecture) menggunakan web service dan variabel

tidak bebas (Variabel dependen) sebagai variabel Y Sistem

Monitoring Perencanaan Produksi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara

mengedarkan kuesioner yang harus diisi oleh 14 bagian pada

berbagai perusahaan yang menjadi pendukung dalam kelancaran

Page 3: E-Monitoring Production Planning with Integrated ... · rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana untuk memastikan

perencanaan produksi, hal ini sebagai responden yang akan

dijadikan sampel dari populasi.

Adapun perhitungan skor masing-masing responden

menggunakan skala likert yaitu jawaban diberi skor dari 1 (satu)

sama dengan sangat tidak setuju sampai dengan angka 5 (lima)

artinya sangat setuju. Setelah data ini diolah maka selanjutnya

akan dilakukan kajian tentang tingkat kepuasan user sebelum

dan sesudah dibangunnya sistem e-monitoring manajemen

service perencanaan produksi dengan metode SOA

menggunakan Web Service.

Arsitektur Sistem Desain

Gambar 3.2 Arsitektur Sistem E-monitoring Manajemen Service

Perencanaan Produksi di PT. X ([TPM 2013), 21)

Pada gambar 3.2 diatas, masing-masing aplikasi ini saling

terhubung pada database tersendiri. Ketiga aplikasi server

tersebut terintegrasi melalui media web service yang berjalan

dalam koneksi jaringan internet.

Hasil analisa prosedur sistem yang berjalan berisi prosedur-

prosedur sistem, dimana prosedur ini dibuatkan menjadi

beberapa kelompok prosedur yang akan mewakili perencanaan

produksi. Adapun penjelasan prosedur yang berjalan saat ini

hanya beberapa alur saja diantaranya prosedur pesanan barang,

prosedur request barang, prosedur hitung kebutuhan

perencanaan, prosedur rencana kedatangan bahan baku, prosedur

rencana jadwal produksi, dan prosedur rencana pengiriman

barang. Masing-masing prosedur ini diceritakan alurnya.

1) Prosedur Pesanan Barang dan Request Pesanan Barang

Gambar 3.3 Prosedur Proses Pesanan Barang dan Request

Pesanan Barang

Gambar tersebut menggambarkan proses bisnis pesanan

barang dan request pesanan barang pada sistem perencanaan

produksi saat ini, berikut merupakan penjelasan dari gambar

tersebut :

a. Distributor melakukan pesanan barang kebagian marketing.

b. Bagian marketing kelola informasi pesanan barang dari

distributor, kemudian marketing membuat request pesanan

barang yang akan disampaikan, berupa informasi jenis

produk dan jumlah barang yang dipesan oleh distributor

untuk bagian Kepala Departemen Produksi untuk dilakukan

perthitungan kebutuhan untuk perencanaan produksi dengan

waktu yang akan ditentukan.

2) Prosedur Hitung Kebutuhan Untuk Perencanaan

Produksi

Gambar 3.4 Prosedur Hitung Kebutuhan Untuk Perencanaan

Produksi

Gambar tersebut menggambarkan proses bisnis untuk

perhitung kebutuhan untuk pesanan barang distributor serta

pemantauan pada sistem perencanaan produksi, berikut

merupakan penjelasan dari gambar tersebut :

a. Bagian Kepala Departemen Produksi menerima informasi

request pesanan barang dari bagian marketing, kemudian

bagian Kepala Departemen Produksi lihat stock bahan baku,

lihat stock barang jadi dan pallet, kemudian hitung untuk

jumlah kebutuhan bahan baku yang harus diorder, jumlah

target produksi yang harus diproduksi dan jumlah barang

yang harus dikirim ke distributor, data sebagai informasi

yang akan disampaikan untuk Supervisor Gudang Bahan

Baku, mengenai jumlah kebutuhan bahan baku, Supervisor

Produksi, mengenai jumlah target produksi yang harus

diproduksi dan Supervisor Gudang Barang Jadi mengenai

jumlah barang yang harus dikirim, untuk melakukan rencana

kegiatan yang akan ditentukan.

b. Bagian Kepala Departemen Poduksi juga dapat melakukan

pemantauan proses perencanaan produksi, mulai rencana

kedatangan bahan baku, rencana jadwal produksi dan

rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang

telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana

untuk memastikan proses dapat berjalan dengan lancar .

Marketing

Ka Dept Produksi

Produksi GBB

Posting pemesanan pelanggan

Buat rencana jadwal produksi

Buat rencana kedatangan bahan baku

Buat rencana pengiriman barang

Posting pengiriman barang

GBJ DO

Page 4: E-Monitoring Production Planning with Integrated ... · rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana untuk memastikan

3) Prosedur Rencana Kedatangan Bahan Baku

Gambar 3.5 Prosedur Rencana Kedatangan Bahan Baku

Gambar tersebut menggambarkan proses rencana kedatangan

bahan kaku pada sistem perencanaan produksi, berikut

merupakan penjelasan dari gambar tersebut :

a. Supervisor Gudang Bahan Baku lihat informasi data jumlah

kebutuhan bahan baku yang harus diorder, setelah

mengetahui jenis bahan baku dan jumlah bahan baku yang

harus diorder, kemudian Supervisor Gudang Bahan Baku

lihat stock bahan baku dan rencana jadwal produksi harian

dahulu untuk melakukan perkiraan bahan baku jenis apa

yang harus didahuluin untuk diorder, kemudian melakukan

order bahan baku kebagian purchasing, setelah pengorderan

selesai dan dapat disetujui, buat rencana kedatangan bahan

baku yang akan ditentukan, rencana tersebut berupa

informasi yang akan disampaikan untuk Formen Gudang

Bahan Baku.

b. Supervisor Gudang Bahan Baku juga dapat melakukan

pemantauan kedatangan bahan baku dengan melihat

sampling kedatangan bahan baku yang dibuat oleh Formen

Gudang Bahan Baku sebagai bukti bahan baku sudah

diterima dengan spesifikasi yang ditentukan.

4) Prosedur Rencana Jadwal Produksi Harian

Gambar 3.6 Prosedur Rencana Jadwal Produksi Harian

Gambar tersebut menggambarkan alur proses rencana jadwal

produksi harian pada sistem perencanaan produksi, berikut

merupakan penjelasan dari gambar tersebut :

a. Supervisor Produksi lihat informasi jumlah target produksi

yang harus diproduksi, setelah mengetahui target produksi

apa yang dibutuhkan, kemudian Supervisor Produksi buat

rencana jadwal produksi harian dengan target yang akan

ditentukan, jadwal tersebut berupa informasi yang akan

disampaikan untuk semua divisi, adapun informasi yang

akan disampaikan kepada formen produksi untuk melakukan

kegiatan produksi berlangsung.

b. Supervisor Produksi juga dapat melakukan pemantauan

proses produksi dengan melihat hasil produksi yang dibuat

oleh formen produksi sebagai bukti proses produksi berjalan

dengan lancar.

5) Prosedur Rencana Pengiriman Barang

Gambar 3.7 Prosedur Rencana Pengiriman Barang

Gambar tersebut menggambarkan alur rencana pengiriman

barang pada sistem perencanaan produksi, berikut merupakan

penjelasan dari gambar tersebut :

a. Supervisor Gudang Barang Jadi lihat informasi jumlah

barang yang harus dikirim, setelah mengetahui jumlah

barang yang harus dikirim, kemudian Supervisor Gudang

Barang Jadi lihat stock barang jadi, pallet dan rencana jadwal

produksi harian, untuk melakukan perkiraan barang yang

akan dikirm sudah terpenuhi atau sedang proses pengerjaan

produksi, setelah itu Supervisor Gudang Barang Jadi buat

rencana pengiriman barang yang akan ditentukan, rencana

tersebut berupa informasi yang akan disampaikan untuk

formen Gudang Barang Jadi.

b. Supervisor Gudang Barang Jadi juga dapat melakukan

pemantauan pengiriman barang dengan melihat bukti barang

sudah dimuat sampai surat jalan pengiriman barang telat

selesai dibuat.

Stategi analisa model SOA pada sistem E-Monitoring

Manajemen Service Perencanaan Produksi dilakukan dengan

pendekatan entity-centric. Entitas yang terlibat diturunkan dari

alur E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi.

Kemudian, dilakukan identifikasi uses-cases setiap entitas dan

data yang terlibat di tiap aktivitas tersebut. Pemetaan ini

menghasilkan kandidat service. Adapun rincian untuk

menjelaskan service layer dapat di gambarkan pada gambar

berikut:

Page 5: E-Monitoring Production Planning with Integrated ... · rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana untuk memastikan

1) Orchestration Layer

Gambar 3.8 Orchestration Layer

2) Bussines service Layer

Gambar 3.9 Bussenis Service Layer

3) Application Service Layer

Gambar 3.10 Application Service Layer

IV. IMPLEMENTASI SISTEM

1. Grafik Hasil Pengolahan Data Quesioner Jawaban User

Pengguna

Gambar 4.1 Rekapan Jawaban User pengguna pada variabel X

model arsitektur SOA (Service Oriented Architecture)

menggunakan web service

Gambar 4.2 Rekapan Jawaban User pengguna pada variabel Y

Sistem E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi

Hasil rekapan pengolahan data questioner jawaban user

pengguna untuk Variabel X dan Y pada gambar 4.1 dan 4.2

menujukan frekuensi angka 50% yang berarti perusahaan perlu

melakukan pengembangan Sistem kedalam E-Monitoring yang

terintergasi.

0% 0%

5%

53%

42%

sangat tidak setuju (1) tidak setuju (2) Ragu-ragu (3)

setuju (4) sangat setuju (5)

0%0%

10%

56%

34%

sangat tidak puas (1) tidak puas (2) Ragu-ragu (3)

puas(4) sangat puas(5)

Page 6: E-Monitoring Production Planning with Integrated ... · rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana untuk memastikan

2. Pola Pengembangan Sistem

a. Usecase Diagram

Gambar 4.3 Uses Case Diagram Login pengguna ke Sistem E-

Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi

b. Activity Diagram Login User Pengguna pada Sistem E-

Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi

Gambar 4.4 Activity Diagram Login User Pengguna pada

Sistem E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi

c. Sequence Diagram

Gambar 4.5 Sequence Diagram Login User Pengguna pada

Sistem E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi

3. E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi

1) Halaman Grafik Request Pesanan Barang

Gambar 4.6 Halaman Grafik Request Pesanan Barang

2) Halaman Grafik Kebutuhan Bahan Baku

Gambar 4.9 Halaman Grafik Kebutuhan Bahan Baku

3) Halaman Grafik Target Produksi

Gambar 4.10 Halaman Grafik Target Produksi

4) Halaman Grafik Pengiriman Barang

Gambar 4.11 Halaman Grafik Pengiriman Barang

4. Pengujian Sistem menggunakan Black Box Testing pada

Aplikasi

Klasifikasi pengujian yang akan digunakan pada Sistem E-

Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi, hal itu

dikarenakan hanya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan

fungsional, spesifikasi pengujian yang digunakan sebagai

berikut:

a. Pengujian Tegangan (stress testing)

b. Pengujian Fungsional (functional testing)

c. Pengujian Usabilitas (usability testing)

d. Pengujian Penerimaan Pengguna (user acceptance)

Page 7: E-Monitoring Production Planning with Integrated ... · rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana untuk memastikan

1) Pengujian Tegangan (Stress Testing)

Pengujian tegangan berkaitan dengan kualitas aplikasi di

dalam lingkungan. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah

lingkungan yang lebih menuntut aplikasi, tidak seperti aplikasi

dijalankan pada beban kerja normal atau pada spesifikasi

hardware serendah mungkin. Untuk pengujian tegangan, peneliti

mencoba mengakses aplikasi pada Oppo F1f Smartphone

dengan spesifikasi sebagai berikut :

a. Processor QualcommMSM8939EIGHT core

b. Versi Android 5.1.1

c. Versi ColorOs V2.1.0i

d. RAM 3,0 GB

e. ROM 16 GB

Tabel IV-1 Tabel Pengujian Stress Testing (Tegangan)

Fungsi

Data

Masuka

n

Hasil yang

Diharapkan

Pengamatan

/Hasil

Pengujian

Keterang

an

Menajalankan

Aplikasi

pada Spesifikasi

Hardware

terendah

Melakukan Login

ke

Sistem sebagai

User

pengguna

Aplikasi dapat diakses

oleh

pengguna smartphone

Pengaksesan Aplikasi dengan

menggunakan

Smartphone dapat dilakukan

dengan mudah,

walau hanya tampilan yang

sederhana, tetapi

secara fungsional informasi yang

didapat dapat

terpenuhi

Hasil pengujian

bisa

dilihat pada

gambar

4.12, 4.13, 4.14, 4.15,

4.16, 4.17

Gambar 4.12 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring

Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone

Halaman Login

Gambar 4.13 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring

Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone

Halaman Administrator

Gambar 4.14 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring

Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone

Halaman Grafik Request Pesanan Barang

Gambar 4.15 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring

Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone

Halaman Grafik Kebutuhan Bahan Baku

Gambar 4.16 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring

Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone

Halaman Grafik Target Produksi

Page 8: E-Monitoring Production Planning with Integrated ... · rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana untuk memastikan

Gambar 4.17 Test Case Akses Aplikasi Sistem E-Monitoring

Manajemen Service Perencanaan Produksi pada Smartphone

Halaman Grafik Pengiriman Barang

2) Pengujian Fungsional (functional testing)

Penulis menggunakan indikator Pengujian fungsional

mengacu pada indikator fungsional yang dibutuhkan oleh

pengguna sistem E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan

Produksi, indikator Fungsional yaitu :

a. Suitability yaitu kemampuan perangkat lunak untuk

menyediakan serangkaian fungsi yang sesuai untuk tugas-

tugas tertentu dan tujuan dari pengguna. Untuk indikator ini

aplikasi di uji dengan menguji serangkaian fungsi pada

aplikasi Sistem E-Monitoring Manajemen Service

Perencanaan Produksi dengan membuat rencana jadwal

produksi, untuk pengujian ini peneliti menggunakan test case

pada ketersediaan aplikasi untuk memenuhi fungsional dari

Sistem E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan

Produksi yang dijabarkan pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Tabel Pengujian Fungsional Indikator Suitability

(Rencana jadwal produksi secara On-Line)

Gambar 4.18 Hasil Pengujian Fungsionalitas Proses Pembuat

Jadwal Produksi Pada Sistem E-Monitoring Manajemen Service

Perencanaan Produksi

Tabel 4.3 Tabel Pengujian Fungsional Indikator Suitability

(Respon dari sistem)

Gambar 4.19 Hasil Pengujian Fungsionalitas Proses Rencana

Jadwal Produksi Yang Sudah Tersimpan Pada Sistem E-

Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi

Tabel 4.4 Tabel Pengujian Fungsional Indikator Suitability

(Rekapan Laporan)

Gambar 4.20 Hasil Rekapan Pelaporan Dari Sistem Mengenai

Rekapitulasi Rencana Jadwal Produksi Pada Sistem E-

Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi

1) Accuracy yaitu Kemampuan perangkat lunak dalam

memberikan hasil yang presisi dan benar sesuai dengan

kebutuhan. Hasil pengujian dijabarkan pada tabel-tabel

berikut ini :

Page 9: E-Monitoring Production Planning with Integrated ... · rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana untuk memastikan

Tabel 4.5 Tabel Pengujian Fungsional Indikator Accuracy

(Validasi Informasi Rencana Kedatangan Bahan Baku Pada

Sistem)

Untuk pengujian accuracy pada aplikasi, peneliti

melakukan proses input pada form rencana kedatanagan bahan

baku, akan tetapi data yang di isi tidak lengkap hal itu untuk

melihat respon dari aplikasi bahwa jika inputnya tidak lengkap

atau sembarang, maka aplikasi tidak dapat memproses membuat

rencana kedatangan bahan baku tersebut dan memberikan

respon, hal itu membuktikan bahwa aplikasi sudah melakukan

prosedur pembuatan rencana kedatanagan bahan baku pada

database dengan benar, sehingga tidak memproses data yang

belum lengkap. Untuk lebih jelasnya terlihat pada gambar 4.21

dengan lingkaranan merah berikut ini.

Gambar 4.21 Hasil Informasi Dari Aplikasi Mengenai

Respon Informasi Rencana Kedatanagan Bahan Baku Yang

Tidak Lengkap

2) Security yaitu kemampuan perangkat lunak untuk mencegah

akses yang tidak diinginkan, menghadapi penyusup (hacker)

maupun otorisasi dalam modifikasi data. Untuk pengujian

ini dijabarkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Tabel Pengujian Fungsional Indikator Security

Gambar 4.22 Test Case pada Form Login Aplikasi dengan

user yang tidak memiliki otoritas

b. Hasil Pengujian Usabilitas (Usability Testing)

Tabel 4.8 Tabel Hasil Pengujian Usabilitas (Usability

Testing)

Tabel IV-2 diatas menunjukan nilai terbesar yaitu 63,5%

user menyatakan mudah, 5,8% user menyatakan sangat mudah

terhadap pernyataan bahwa Aplikasi Sistem E-Monitoring

Manajemen Service Perencanaan Produksi yang digunakan

bisa dipahami dan dimengerti oleh user, sehingga user mudah

dalam mengunakannya. Sedangkan sebagian besar user

menjawab biasa sebesar 30,8% artinya user bisa memahami

fungsi layanan aplikasi sehingga tidak menganggapnya sulit

ataupun mudah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa

kesimpulan diantaranya.

1. Perancangan dan penerapan suatu sistem informasi bagi

organisasi yang bisnis prosesnya terus berubah dan

berkembang mengikuti kebutuhan sangat tepat

menggunakan analisa dan perancangan berbasis Service

Oriented Architecture dengan menggunakan Web

Service.

Freque

ncy Percent

Valid

Percent

Cumulativ

e Percent

Val

id

Biasa 16 30.8 30.8 30.8

Mudah 33 63.5 63.5 94.2

Sangat

Mudah 3 5.8 5.8 100.0

Total 52 100.0 100.0

Page 10: E-Monitoring Production Planning with Integrated ... · rencana pengiriman barang sampai pengiriman barang yang telah dibuat oleh bagian divisi masing-masing, sebagai mana untuk memastikan

2. Kelebihan penggunaan SOA dan Web Service dari

metodologi dan teknologi lain yaitu mempermudah

pertukaran data atau informasi.

3. Dengan penggunaan SOA dan Web Service pada sistem

E-Monitoring Manajemen Service Perencanaan Produksi

dapat mengintegrasikan dengan semua bagian yang telah

terhubung dengan sistem dan mempermudah pertukaran

data seperti pesanan barang hingga sampai perencanaan

produksi.

b. Saran

Saran penulis antara lain :

1. Dalam melakukan analisa dan perancangan menggunakan

prinsip-prinsip Service Oriented Architecture agar benar-

benar memperhatikan proses bisnis yang ada supaya

dihasilkan service yang dapat benar-benar independent.

2. Service yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat

dikembangkan dengan perancangan SOA tahap lanjut

untuk menghasilkan enkapsulasi service yang

memungkinkan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. Sidi Mustaqbal,Pengujian Aplikasi Menggunakan

Black Box Testing Boundary Value Analysis.

[2] Ahmad Rifai,Rancang Bangun Sitem Persediaan

(inventory) Dengan Model Software As A Service

Menggunakan Service Oriented Architecture.

[3] Dyah Ika Rinawati, Penerapan Strategi Marketing

Menggunakan Analisa SWOT dan Perancangan

Website (Studi Kasus: UD. Wayang).

[4] Devi Indra Kusumawardani, Perancangan Stategi

Pemasan Berdaya Saing Dengan Metode Analisis

SWOT dan AHP (STUDI KASUS PT.XY Malang).

[5] Nurmawati, Perancangan Produksi Pada Pembuatan

TIRE FOND DI PT. X.

[6] Neni Sahara Noerdin, Penerapan Sistem Informasi dan

Masalah Sosis-Teknis yang ditimbulkan.

[7] Prasetyo, J Hendro. Implementasi Service Oriented

Archtecture (SOA) menggunakan Teknologi Web

Services.

[8] S.A. Andika, “Penerapan Service Oriented Architecture

(SOA) dalam Proses Integrasi Sistem Informasi

Inventaris Laboratorium dan Sistem Informasi Laporan

Kerusakan Komputer pada Laboratorium STMIK

AMIKOM,” Jurnal Teknologi Informasi. ISSN: 1907-

2430. Vol X. No 30. November 2015.

[9] Muslih Muhamad, “Pengembangan E-Marketing

Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Dengan

Menggunakan Metode Service Oriented Architecture

(SOA),” Tesis, Jakarta : Universitas Budi Luhur, 2015.

[10] R. Mita, “Membangun Sistem Informasi Monitoring

Data Inventory Di Vio Hotel Indonesia,” Jurnal Ilmiah

Komputer dan Informatika (KOMPUTA). ISSN : 2089-

9033. Vol 1. Edisi 1. Bandung, Februari 2014.

[11] S.W. Henry, A. Riska, M.F. Andi, A. Kurnia, “Sistem

Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerima

Beasiswa Bank Bri Menggunakan Fmadm,” SNATI

2009. ISSN: 1907-5022. Yogyakarta, 20 Juni 2009.

[12] W.I. Nelly, dan S. Rani, “Kajian Sistem Monitoring

Dokumen Akreditasi Teknik Informatika Unikom,”

Majalah Ilmiah UNIKOM. Vol 12. No 2. Program

Studi Teknik Informatika. Universitas Komputer

Indonesia.

[13] Few, Stephen, “Information Dashboard Design,”

O’Reily. ISBN: 0-596-10016-7. 2006.

[14] N. Ashok, et al. “SOA Practitioners’ Guide, Part 1:

Why Services-Oriented Architecture?,” Calgary: 2006.

[15] L. Anastasia, “Peran Sistem Informasi Manajemen

(SIM) Dalam Pengambilan Keputusan,” Jurnal STIE

Semarang. ISSN : 2252-7826. Vol 5. No 1. Februari

2013.

[16] Aradea, S.N. Rahmi, K.B. Beni, “Penerapan Service

Oriented Architecture Untuk Pembangunan Web Based

Learning,” Jurnal Penelitian Sitrotika. ISSN: 1693-

9670. Vol 9. No 2. Tasikmalaya: 2013.

[17] S. Dwi, S. Riyanarto, H. Victor, K. Yusuf,

“Perancangan Dan Pembangunan Perangkat Lunak

Berorientasi Arsitektur Servis (SOA) Dengan

Pendekatan Workflow Pada Domain Cash Bank Dan

General Ledger Erp,” Seminar Nasional Sistem

Informasi Indonesia. Surabaya, Desember 2013.

[18] W. Setyawan, “Enterprise Resource Planning (ERP)

Solusi Sistem Informasi Terintegrasi,” Jurnal

Teknologi Informasi DINAMIK. ISSN : 0854-9524. Vol

X. No 3. Universitas Stikubank Semarang, September

2005.

[19] T.S.Y. Inna, Soedjatmiko, dan H. Rudy, “Perancangan

Basis Data dan Layanan Akses Berbasis Service

Oriented Architecture (SOA) Untuk Dinas Kesehatan

Kabupaten Sleman,” Jurnal Buana Informatika. Vol 1.

No 1. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta, Januari

2010.

[20] D. Hartati, “Penerapan XML Web service Pada Sistem

Distribusi Barang,” Jurnal Generic. ISSN: 1907-4093.

Vol 6. No 2. pp. 61-70. Palembang: Juli 2011.

[21] Anonim.(2014). Wikipedia:Beasiswa,

http://id.wikipedia.org/wiki/Beasiswa (Diakses tanggal

10 Juli 2014).

[22] U.A. Algrina, “Bauran Pemasaran Pengaruhnya

Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Pada

PT. Astra Internasional Manado,” Jurnal EMBA. ISSN

2303-1174. Vol 1. No 4. Manado: Desember 2013.

[23] Nurhayati, “Studi Perbandingan Metode Sampling

Antara Simple Random Dengan Stratified Random,”

Jurnal Basis Data. ICT Research Center UNAS. ISSN

1978-9483. Vol 3. No 1. Jakarta: Mei 2008.