Upload
alim-sumarno
View
506
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : APRILI EFIDAYANTI, AUTAR ABDILLAH, http://ejournal.unesa.ac.id
Citation preview
DRAMA ANAK-ANAK
(KAJIAN MAKE UP KOSTUM FANTASI DAN KARAKTER)
Oleh: Aprili Efidayanti
Pembimbing. 1. Autar Abdillah S.Sn, M.Si
Abstrak
Make up dan kostum merupakan bagian dari sebuah pertunjukan teater. Make up adalah merancang sesuatu pada wajah untuk memperjelas atau menambahkan karakter seorang pemain di atas pentas. Kostum adalah pakaian atau busana yang indah dan istimewa, sehingga make up dan kostum sangatlah penting untuk membangun keperluan sang pemain dan menghidupkan sebuah permainan di atas pentas dengan karakter yang dimainkan.
Make up fantasi dikenal dengan make up karakter khusus, disebut karakter khusus karena manampilkan wujud rekaan atau khayalan seperti binatang, tumbuhan, bidadari dan horor. Sedangkan make up karakter adalah make up yang mengubah penampilan wajah sesuai ciri-ciri tokoh.
Teknik penciptaan make up fantasi dan karakter, yakni 1. Mengenali wajah sang aktor; 2. Mengenali bahan dan alat make up yang digunakan; 3. Pemilihan alat dan bahan yaitu body paintin, tissue, kapas, pensil alis, lem bulu mata, bulu mata fantasi, eye shadow, blush on, kuas make up; 4. Membuat desain; 5. Proses diawali dengan terlebih dahulu menggunakan foundation, melukis dengan body painting dan eye shadow sesuai desain, menggunakan bedak tabur dan kuas finishing; 6. Membutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk make up karakter, yakni 1. Mengenali wajah sang aktor; 2. Mengenali bahan dan alat yang digunakan; 3. Pemilihan alat dan bahan; 4. Membuat desain; 5 proses diawali dengan menggunakan foundation, pembuatan garis pada alis, penggunaan blush on dan eye shadow; 6. Membutuhkan waktu yang lebih singkat dari make up fantasi.
Teknik penciptaan kostum pada naskah pada naskah drama anak-anak”reketek-reketek” karya Rudolf Puspa adalah 1. Pemilihan jenis kain; 2. Penyesuaian warna dengan kulit aktor; 3. Mengenali tubuh aktor; 4. Membuat pola atau desain; 5. Proses pembuatan kostum; 6. Penyesuaian kostum terhadap kenyamanan aktor.
Kata kunci: Teknik Penciptaan, Make up, kostum, drama anak-anak
I. Latar Belakang
Wajah seorang tokoh yang memiliki kekurangan dan karakter yang berbeda dapat
disempurnakan dengan mengaplikasikan make up. Sedangkan kostum atau tata busana
merupakan seni pakaian yang beragam bentuk dengan segala perlengkapan yang
menyertai untuk menggambarkan seorang tokoh. Kostum dalam pementasan drama
berfungsi untuk menggambarkan karakter tokoh, efek dramatik dan memberikan
ruang gerak kepada pemain dalam mengekspresikan karakternya.
Drama anak-anak adalah proses laku anak sebagai tokoh, dalam berperan, mencontoh
atau meniru gerak pembicaraan seseorang, menggunakan atau memanfaatkan
pengalaman, imajinasi dan pengetahuan tentang karakter dan situasi dalam suatu
pertunjukan.
Drama anak-anak dengan menggunakan make up kostum fantasi dan karakter, dapat
memberi ruang serta waktu kepada anak agar perlahan lebih mengenal dirinya dan
lingkungan dalam mengasah rasa kepekaan dan rasa keindahan melalui seni, sehingga
pertumbuhan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosionalnya lebih seimbang.
Selain itu anak tidak kehilangan dunia bermainnya sehingga kelak siap menjadi
manusia yang dapat membangun diri serta cinta terhadap lingkungannya.
Selanjutnya dari segi make up dan kostum menjadi pertaruhan penulis bahwa pada
umumnya belum pernah ada kajian yang detail. Khususnya make up kostum fantasi
dan karakter pada pertunjukan drama anak-anak. Selama ini yang terjadi khususnya
pada make up teater fantasi, hanya sebagai make up pantomime. Selain itu dalam
pengaplikasiannya terhadap anak-anak sangat sulit, karena harus menyesuaikan
kondisi fisikologis dan psikologis dari anak-anak itu sendiri. Maka penulis menjadi
sangat tertarik mengambil kajian ini.
Berdasarkan pandangan penulis, bahwa sebuah pertunjukan drama anak-anak
dibutuhkan semacam perenungan yang berarti dalam penggarapan make up kostum
fantasi dan karakter untuk membangun suatu peristiwa yang terjadi di atas panggung,
yaitu bukan semata-mata hanya sebagai kelengkapan dalam sebuah pertunjukan,
tetapi make up kostum juga perlu disadari sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan
dari pertunjukan.
Kata "penciptaan” berarti proses, cara, membuat sesuatu yang baru. Sedangkan Make
berarti membuat dan Up berarti muncul. Make up adalah membuat sesuatu pada
wajah untuk memunculkan karakter tokoh. Kostum adalah busana atau pakaian yang
istimewa. Istimewa disini, karena kostum dikenakan pada saat tertentu saja dan
mempengaruhi identitas (sosial dan kultur).
Make up kostum fantasi yaitu bentuk make up kostum yang digunakan untuk karakter
khusus, disebut karakter khusus karena manampilkan wujud rekaan, khayalan atau
mengubah wajah tubuh menjadi tidak realistik seperti binatang, tumbuhan, bidadari
dan horor. Kedua, Make up kostumk arakter yaitu make up kostum yang mengubah
penampilan wajah sesuai ciri-ciri tokoh seperti halnya umur, sosial, dan watak.
Karena secara garis besar tokoh-tokohnya adalah anak-anak, dengan demikian dalam
penciptaan make up kostum disesuaikan dengan kenyamanan aktornya dalam
menggunakan, agar tidak mengganggu jalannya cerita dalam pementasan.
II. Sumber Dongeng (Fabel)
Pada penciptaan make up dan kostum penulis melakukan pendekatan pada kajian
buku-buku tentang drama, drama anak-anak, make up, kostum, psikologi anak,
observasi, imajinasi, pencarian jenis make up dan kostum pada cerita dongeng (fabel).
Berdasarkan kajian tersebut kemudian dilakukan tahap pembelajaran dan eksplorasi
terhadap make up dan kostum pada tokoh yang akan dijadikan peran. Dengan
demikian, tokoh tidak menjadi terkejut dan mulai terbiasa dengan make up dan
kostum yang akan digunakan di atas pentas.
III. Metode Kajian
Berawal dari pengalaman penulis atas apresiasi dalam kegiatan teater, demikian teater
pada umumnya hanya terdapat pementasan dengan lakon orang dewasa dan remaja
yang tentunya dari segi make up dan kostum belum berposisi sebagai makna yang
komplit. Artinya make up maupun kostum yang digunakan banyak dianggap sebagai
pelengkap saja, oleh karenanya make up dan kostum yang saat ini sudah mengalami
perkembangan yang sangat pesat perlu adanya semacam pengaplikasian atas hal itu,
karena duduk soal make up dan kostum, kehadirannya diatas panggung bukan seperti
mengada-ngada atau sangat situasional. Melainkan make up dan kostum perlu disadari
sebagai bagian dari tata artistik yang tidak dapat dipisahkan dengan pementasan
teater.
Misalnya pada naskah yang mengangkat kisah tentang pencemaran lingkungan. Yang
menjadi perhatian kemudian adalah sungai. Karena memang pencemaran disungai-
sungai kita sudah sedemikian hebat sehingga berakibat terjadinya banjir. Sungai
menjadi tidak sehat dan tidak bermanfaat bagi manusia. Ini sangat bertentangan
dengan zaman nenek moyang yang sangat memelihara kebersihan sungai.
Berangkat dari persoalan diatas, penulis sebagai penata make up dan kostum berniat
menciptakan make up dan kostum pada kehidupan tokoh disekitar sungai, yang terdiri
atas Sungai, Kodok, Ikan, Bunga, kupu-kupu, Pak Pancing dan Manusia Petualang.
Proses yang pertama kali dilakukan tentunya yaitu diskusi bersama sutradara dengan
konsep anak-anak sehingga make up maupun kostum yang digunakan adalah
berwarna warni sebagai wujud atau contoh lingkungan. Lebih khusus pada wilayah
penataan make up dan kostum penulis ingin menampilkan sebuah make up fantasi dan
karakter serta kostum yang terdiri atas make up dan kostum fantasi kodok, ikan,
bunga, sungai, kupu-kupu, make up karakter dan kostum yang terdiri atas pak pancing
dan manusia petualang dengan kedetailan yang terdapat tubuh aktor.
Skema kerangka berfikir
Make up Penyesuaian jenis make up
dengan kulit aktor.
Penyesuaian warna make up
dengan warna kostum.
Penyesuaian warna make up
dengan warna kulit actor.
Penyesuaian bentuk make up
dengan bentuk wajah actor.
Perpaduan warna make up
Penyesuaian make up
dengan karakter tokoh dalam
naskah.
Kostum Pemilihan jenis kain.
Pemilihan warna dan model kostum sesuai
karakter.
Perpaduan warna kain dengan warna kain
lainnya.
Penyesuaian model kostum dengan gerak
actor.
Penyesuaian warna kostum dengan
pencahayaan (lighting).
Penyesuaian jenis kostum dengan
kenyamanan aktor.
Penyesuaian ukuran kostum dengan tubuh
actor.
Skenario Karya
Persiapan Perencanaan Diskusi dengan Sutradara
Pemain
Tim Artistik
Persiapan Tempat Cermin untuk menangkap
tubuh dan wajah
Penerangan yang cukup
Skenario Make up
Perlengkapan Ruangan
(Kipas angin, kursi dll)
Persiapan Bahan dan Peralatan
Bahan-bahan dan peralatan
Tempat bahan dan peralatan
List bahan dan peralatan
Persiapan Pemain Waktu
Persiapan makeup
Desain Mempersiapkan Desain
Komunikasi
Merias Estimasi Waktu
Persiapan Pentas
Menganalisa Naskah Memahami Naskah
Diskusi Dengan Sutradara
Tim Artistik
Mengenal Tubuh Pemain Karakteristik Tubuh Pemain
Mempertimbangkan
Skenario Pembuatan Kostum
Mengukur
Persiapan Pengadaan Waktu
Biaya
Tenaga
Desain Gambar dasar
Komunikasi dengan Tim
Desain Produksi Persiapan Bahan
Persiapan Alat
Mengerjakan Kostum Desain
Crew kostum
Pengelonpokan kostum
IV. Pendekatan Teknik
Pendekatan Tata Rias (Make Up)
a. Menganalisa tokoh
b. Mengenal wajah pemain
c. Membuat desain
d. Merias step by step
Pendekatan Teknik Memulai Make Up
1. Perencanaan
Perencanaan awal yaitu dengan sutradara, pemain, sertatim artistik yang lain.
Kemudian diteruskan diskusi dengan sutradara. Catatan dari sutradara merupakan
masukan bagi penata make up untuk membuat desain atau rancangan awal.
2. Persiapan tempat
Tempat make up idealnya, memiliki cermin yang dilengkapi dengan penerangan yang
cukup. Cermin yang dibutuhkan relatif besar sehingga mampu menangkap bagian
tubuh dan wajah pemain secara utuh. Perlengkapan lain yang harus dikontrol oleh
penata make up adalah ketersediaan tata cahaya yang memadai. Selain itu tempat
make up yang luas juga membantu pemain dan penata make up untuk lebih leluasa
dan tidak pengap.
3. Persiapan bahan dan peralatan
Penata make up harus mempersiapkan bahan dan peralatan make up juga harus
menentukan tempatnya agar tidak disibukkan mencari bahan dan peralatannya.
4. Persiapan pemain
Penata make up harus mampu mengukur berapa waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan make upnya dan menghitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk
beberapa pemain yang akan di make up untuk siap pentas.
5. Desain
Desain merupakan gambar atau rancangan berupa sketsa sebagai dasar penciptaan.
Penata make up memerlukan desain sebelum bahan-bahan kosmetik diaplikasikan
pada wajah pemain.
6. Merias
Desain pada akhirnya akan diaplikasikan pada pemeran. Penata make up bisa
menyerahkan sebagian pekerjaannya pada seorang asisten yang sudah paham dengan
desain yang dibuat penata rias.
Pendekatan Teknik Tata Kostum
a. Menganalisis naskah
Seorang penata kostum harus memahami naskah secara utuh untuk mengetahui
jenis busana, model, warna, tekstur, dan motif yang dibutuhkan. Memahami
naskah dimulai dari memahami tokoh baik dimensi fisiknya, psikologinya dan
sosiologinya. Penata kostum juga perlu mengetahui aktivitas tokoh yang
menyangkut karakteristik akting. Dengan mempelajari naskah dengan baik,
seorang penata kostum memperoleh gambaran utuh tentang rancangan busana
yang dibutuhkan.
b. Diskusi dengan sutradara dan tim artistik
Penata kostum harus mendiskusikan menyangkut model busana, bentuk, warna,
motif, garis, serta kemungkinan-kemungkinan akting yang membawa
konsekuensi pada rancangan kostum.
c. Mengenal tubuh pemain
Penata busana harus mengetahui postur pemain. Tokoh dalam naskah memiliki
karakteristik tubuh yang tidak sesuai dengan bentuk tubuh pemain. Sehingga
menjadi bahan pertimbangan bagi penata kostum untuk menyesuaikan antara
postur tokoh dengan pemain.
d. Persiapan pengadaan dan produksi
Pengadaan dan produksi akan terkait dengan waktu, biaya, serta tenaga. Sehingga
perenungan yang cukup lama sangat dibutuhkan, agar seorang penata kostum
juga tidak terlalu terburu-buru serta perlu mempertimbangkan agar kostum dapat
disediakan tepat waktu.
e. Persiapan pementasan
Pengelolaan kostum yang sudah ada pada persiapan pementasan dapat dilakukan
dengan cara pengelompokan kostum berdasarkan tokoh kemudian menjadi satu
bagian dan diberi nama masing-masing tokoh.
f. Desain
Kostum merupakan rancangan bentuk dan model kostum yang berfungsi sebagai
alat mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain untuk dapat diwujudkan
dalam bentuk kostum yang sebenarnya.
g. Mengerjakan kostum
Kostum mungkin tidak perlu dibuat, karena dapat memanfaatkan kostum yang
ada untuk ditata sedemikian rupa sesuai dengan rancangan. Akan tetapi desain
kostum hanya bisa diwujudkan dengan memproduksi, mulai dari menyiapkan
bahan sampai proses penjahitan. (Eko Santoso, 2008:322)
Tata Make up
Proses eksplorasi dari segi make up dilakukan dengan membiasakan para aktor untuk
menggunakan make up sesuai dengan tokoh, misalnya: pada tokoh kupu-kupu yang
dibiasakan untuk di lukis menggunakan make up body painting dan make up karakter pada
tokoh bolang dalam tahap imajinasi dan ekplorasi make up berdasarkan teori dan
pengetahuan adalah sebagai berikut:
Contoh proses Make Up Fantasi
Pada tokoh kupu-kupu
a. Alat dan bahan yang digunakan.
Gambar 1. Alat dan bahan yang digunakan pada make up fantasi kupu-kupu(Dok. Penulis, 2013)
Gambar 2. Make up fantasi kupu-kupu sebelum, sketsa dan sesudah.(Dok. Penulis, 2013)
b. Membersihkan wajah dengan kapas dan pembersih.
c. Menggunakan foundation secara merata pada seluruh wajah.
d. Dilukis menggunakan kuas dan body painting.
e. Menaburkan gliter sesuai warna pada lukisan body painting.
f. Merekatkan bulu mata fantasi menggunakan lem bulu mata pada kelopak mata
bagian atas.
Contoh proses Make Up karakter
Pada tokoh bolang
a. Menentukan Alat dan bahan yang digunakan
Gambar 3. Contoh Make up karakter sebelum, sket, dan sesudah. (Dok. Penulis, 2013)
b. Membersihkan wajah dengan kapas dan pembersih.
c. Memoleskan foundation secara merata pada seluruh wajah.
d. Membentuk alis menggunakan pensil alis yang diteruskan sampai hidung.
e. Menggunakan blush on pink dibawah tulang pipi.
f. Meratakan bedak dengan menggunakan kuas finishing.
Tata kostum
Proses eksplorasi pada kostum dilakukan dengan membiasakan aktor untuk
menggunakan kostum yang digunakan pada pementasan. Misalnya pada tokoh kupu-kupu
dan si bolang adalah sebagai berikut:
Pada tokoh fantasi kupu-kupu
a. Menentukan Alat dan bahan yang digunakan
Gambar 4. Contoh Kostum sket, dan sesudah
(Dok. Penulis, 2013)
b. Mempersiapkan desain atau sket baju yang sudah jadi.
c. Alat pengukur untuk mengukur tinggi, panjang lengan, lingkar dada, panjang
celana, bahu.
d. Menyiapkan kain satin, kaos dan gliter.
e. Membentuk pola.
f. Menjahit sesuai pola.
g. Membuat sayap dari sponati dengan menggunakan gunting atau cutter.
h. Pada tengah-tengah sayap ditempelkan kawat menggunakan lem agar sayap lebih
kuat.
i. Proses pengecatan dengan warna ungu.
j. Membuat antena dengan kawat yang di ikat pada bandana.
k. Melilitkan kertas kerlip pada antena agar kawat tidak kelihatan.
Kostum karakter pada tokoh si Bolang
Gambar 5. Kostum Si Bolang Desain dan sesudah(Dok. Penulis, 2013)
a. Menggunakan topi merah
b. Menggunakan kaos oblong merah.
c. Menggunakan slayer merah.
d. Celana ¾ warna abu-abu kombinasi hitam
e. Menggunakan Sepatu gunun
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas teknik penciptaan make up fantasi dan karakter untuk
drama anak-anak yakni:
1. Mengenali wajah sang aktor;
2. Mengenali bahan dan alat make up yang digunakan.
3. Pemilihan alat dan bahan yaitu body painting, tissue, kapas, pensil alis, lem bulu
mata, bulu mata fantasi, eye shadow, blush on, kuas make up.
4. Membuat desain.
5. Proses diawali dengan terlebih dahulu menggunakan foundation, melukis dengan
body painting, gliter dan eye shadow sesuai desain, menggunakan bedak tabur dan
kuas finishing.
6. Membutuhkan waktu yang sangat lama.
Untuk make up karakter, yakni
1. Mengenali wajah sang aktor.
2. Mengenali bahan dan alat yang digunakan.
3. Pemilihan alat dan bahan.
4. Membuat desain.
5. Proses diawali dengan menggunakan foundation, pembuatan garis pada alis,
penggunaan blush on dan eye shadow, bedak tabur.
6. Membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada make up fantasi.
Teknik penciptaan kostum adalah:
1. Pemilihan jenis kain.
2. Penyesuaian warna dengan kulit aktor.
3. Mengenali tubuh aktor.
4. Membuat pola atau desain.
5. Proses pembuatan kostum.
6. Penyesuaian kostum terhadap kenyamanan aktor
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Adjib.a. 1985.Pengantar Bermain Drama.CV Rosda Bandung.Bandung
Harimawan, RMA. 1988.Dramatugi.Bandung : PT Remaja Rosdakarya
J. Waluyo Herman, 2001. Prof, Dr; Drama (Teori dan Pengajarannya).PT. Manindita Graha
Widya.Yogyakarta.
Kartono, Kartini.2002.Psikologi Anak(Perkembangan Anak).Bandung:CV Mandar Maju
Koasih, E.2008.Apresiasi Sastra Indonesia.Jakarta:Nobel Edumedia
Nini Thowok, Didik.2012.Stage Makeup (untuk teater, tari dan film).Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama
Santoso, Eko. 2008.Seni Teater Untuk SMK.Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
Soerjopranoto, D.M dan Titi Poerwosoenoe.1984.Tata Rias Wajah Siang, Sore, Malam,
Panggung dan Fantasi.Jakarta:Karya Utama
Yudiaryani. 2002.Panggung Teater Dunia (Perkembangan dan Perubahan Konvensi).
Jogjakarta : Pustaka Gondho Suli